BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Berikut ini dikemukakan beberapa penelitian mutakhir sebelumnya yang mengangkat topik yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut ditinjau lalu dibandingkan dengan penelitian ini sehingga tampak sejauhmana penelitian ini penting bagi dunia pendidikan dan mendesak untuk dilakukan. Hirano dalam makalahnya The Importance of Learning and Teaching Communicative Writing: To End the Primacy Battle between Writing and Speaking (2010) memaparkan bagaimana keterampilan menulis dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Di samping itu, juga menunjukkan betapa pentingnya untuk mentransformasikan aktivitas menulis belaka menjadi aktivitas menulis komunikatif dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hirano mengemukakan bahwa guru dalam mengajarkan bahasa Inggris hanya menekankan terjemahan sebagai aktivitas menulis yang paling utama. Walaupun metode grammar-translation sangat banyak dikritisi, metode tersebut tidak sepenuhnya menghilang atau tidak digunakan lagi. Selain itu, dijelaskan juga bahwa ketika orang Jepang menggunakan bahasa asing, mereka harus mengetahui perbedaan dan persamaan pola gagasan bahasa tersebut dengan bahasa Jepang, yang membuat menulis komunikatif menjadi sulit. Penelitian Hirano tersebut hanyalah penelitian 8

2 deskriptif yang menjelaskan teori-teori ataupun penelitian-penelitian sebelumnya berkenaan dengan keterampilan menulis dan pembelajaran menulis komunikatif. Tentu saja terdapat perbedaan yang cukup besar antara penelitian ini dan penelitian Hirano karena penelitian ini akan menunjukkan bagaimana penerapan WCA dalam RPP pada pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang berbeda dan baru karena lebih memberikan konstribusi nyata pada suatu proses pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirano. Penelitian Zubadiah (2011) berjudul Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas III SDN Pisangcandi 2 Malang. Penelitian Zubadiah merupakan penerapan pendekatan komunikatif dalam pengajaran keterampilan berbicara dari segi keberanian, keaktifan, kelancaran, intonasi, dan keruntutan dalam melakukan percakapan, dan diksi. Apabila dibandingkan dengan penelitian ini, penelitian ini selain memfokuskan pada pengajaran keterampilan berkomunikasi juga menitikberatkan pada keterampilan menulis dan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar dari bahasa Inggris. Artinya, penelitian ini tidak hanya melihat dari segi pengajaran, tetapi juga dari segi kelinguistikan. Dengan kata lain, bila dibandingkan dengan penelitian Zubadiah, penelitian ini tidak hanya bermanfaat dari aspek pengajaran, tetapi juga dari aspek linguistik. Penelitian ini diharapkan akan menjadi inspirasi bagi 9

3 peneliti lain yang tertarik tidak saja pada dunia pendidikan, tetapi juga peneliti yang tertarik pada linguistik. Penilitian Pratiwi (2012) berjudul Peningkatan Ket erampilan Berbicara dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kerha Wisata Denpasar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengunaan metode debat plus dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris berupa peningkatan dari segi pelafalan dan pemilihan kosakata hingga sebesar 25% setelah dilakukan dua tahap siklus penelitian. Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian Pratiwi adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan komunikatif, sedangkan penelitian Pratiwi menggunakan metode debat plus. Di samping itu, penelitian yang dilakukan Pratiwi hanya mencermati peningkatan keterampilan berbicara siswa dari segi pelafalan. Penelitian ini dirasakan dapat memberikan sumbangan yang lebih tepat sasaran dibandingkan dengan penelitian Pratiwi. Dikatakan demikian karena penelitian ini menerapkan pendekatan komunikatif dengan WCA untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan kemampuan tata bahasa Inggris siswa. Penelitian berikutnya oleh Rahayu (2012) dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mulia Denpasar TP 2011/2012. Dalam penelitian itu Rahayu menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan deskriptif dapat meningkatkan 10

4 kompetensi menulis karangan deskriptif siswa yang ditunjukkan dengan tingkat ketuntasan 67,86% pada siklus I dan 100% pada siklus II. Penelitian Rahayu menitikberatkan pada peningkatan kompetensi menulis yang terbatas hanya pada menulis karangan deskriptif. Di pihak lain penelitian ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan kemampuan menulis dalam hal ini penguasaan tata bahasa Inggris, tetapi juga kemampuan siswa dalam memproduksi suatu ujaran yang tepat dari situasi komunikasi yang diberikan. Inilah yang menunjukkan salah satu keunggulan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu. Keunggulan lain penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Rahayu adalah penelitian Rahayu menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan penelitian ini menggunakan WCA. Artinya, tidak hanya terdapat konteks yang tercakup di dalamnya, tetapi juga kompetensi menulis secara umum, yaitu penggunaan tata bahasa Inggris yang tepat menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Terdapat beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Konsep-konsep tersebut akan memberikan batasan terhadap terminologi teknis yang ditemukan dalam penelitian ini. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini seperti berikut. 11

5 2.1.1 Written Communicative Activity Berikut dipaparkan beberapa definisi tentang WCA. 1) Written communicative activity (WCA) adalah aktivitas menulis yang tidak hanya menekankan pada ketepatan suatu tata bahasa, tetapi juga pada penggunaan aktivitas tersebut yang ditujukan pada keberadaan pembaca atau pendengar untuk menggunakan kemampuan performatif guna mencipatakan komunikasi yang bermakna (Widdowson, 1978). 2) Written communicative activity (WCA) adalah aktivitas, ketika pembelajar perlu mengekspresikan diri melalui bahasa yang merupakan kriteria paling penting untuk menyeleksi, menilai, dan mengorganisasikan bahasa yang diajarkan dalam proses belajar mengajar (Abbs dan Freebairn, 1980). 3) Written communicative activity (WCA) adalah aktivitas dalam proses pengajaran bahasa yang dirancang atas pertimbangan untuk menghasilkan siswa yang mampu berkomunikasi (communication output) (Harmer, 1986: 47). Dari beberapa definisi tentang WCA oleh para ahli di atas, penelitian ini menggunakan pendapat Harmer (19 86). Pendapat Harmer dipilih karena paling relevan dengan penelitian ini yang mengintegrasikan antara keterampilan menulis dan keterampilan berbicara siswa, yakni pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris, sehingga mampu menggunakan bahasa Inggris yang tepat sesuai dengan konteks komunikasi yang diberikan. Di samping itu, pandangan Harmer dilengkapi dengan beberapa contoh WCA yang dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa. Hal tersebut dipaparkan lebih terperinci pada landasan teori. 12

6 Berdasarkan definisi-definisi WCA di atas, dapat dikatakan bahwa konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep tentang perancangan WCA. Perancangan WCA adalah perancangan suatu aktivitas menulis komunikatif yang disesuaikan dengan pembaca atau pendengar ( target audience) (Widdowson, 1978) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Setelah suatu silabus disusun, maka dalam suatu proses balajar mengajar dirancang suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikenal dengan RPP. Adapun definisi-definisi tentang RPP adalah sebagai berikut. 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih yang dikembangkan secara terperinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD) (Nasution, 1989). 2) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (PP No. 19, Tahun 2005, pasal 20). 3) RPP adalah rencana operasional kegiatan pembelajaran setiap kompetensi dasar atau beberapa kompetensi dasar (KD) dalam setiap tatap muka di kelas (Sudjana, 1988). 13

7 Dari definisi-definisi tentang RPP di atas, maka batasan terhadap terminologi teknis yang digunakan dan berkaitan dengan penelitian ini adalah definisi RPP oleh Nasution. Definisi tersebut dipilih karena paling relevan dengan penelitian ini. 2.2 Landasan Teori Sejumlah pandangan para ahli digunakan sebagai landasan teori, yaitu landasan berpikir yang bersumber dari beberapa teori yang diperlukan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan seperti yang telah dipaparkan pada rumusan masalah penelitian ini. Adapun teori-teori yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran dan pengajaran bahasa (Brown, 1987). Menurut Brown (1987), pengajaran tidak dapat didefinisikan secara terpisah dengan pembelajaran. Pengajaran memfasilitasi dan memandu pembelajaran sehingga memudahkan pembelajar untuk mempersiapkan kondisi dalam proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teori-teori pengajaran dan pembelajaran bahasa yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971), tata bahasa Inggris (Murphy, 1985), jenis-jenis WCA dalam pengajaran bahasa (Harmer, 1983), dan teori perbaikan dalam WCA (Byrne, 1988) Prosedur Identifikasi Kesalahan Data Produksi Pembelajar Bahasa Asing Prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing adalah suatu prosedur yang dikemukakan oleh Corder yang terdapat pada teori pembelajaran 14

8 dan pengajaran bahasa (Brown, 1987). Prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan permasalahan yang pertama dan ketiga penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris siswa kelas X IPA 3 dan X IPA 4 SMA Negeri 2 Denpasar. Prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing digunakan dalam menganalisis data hasil pengamatan dan prates yang diberikan kepada siswa pada tahap awal penelitian ini. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui sejauh mana tingkat kemampuan penguasaan konteks komunikasi siswa kelas X IPA 3 dan X IPA 4 SMA Negeri 2 Denpasar sebelum penerapan WCA. Dalam penelitian ini hal tersebut termasuk rumusan permasalahan yang pertama. Selain itu, pada tahap akhir penelitian prosedur ini juga digunakan untuk mengetahui kemampuan penguasaan konteks komunikasi siswa kelas X IPA 3 (KE) dan X IPA 4 (KP) SMA Negeri 2 Denpasar setelah penerapan WCA yang merupakan rumusan permasalahan yang ketiga dalam penelitian ini. Prosedur ini merupakan sebuah model yang digunakan untuk mengenali ujaran salah dan janggal dalam sebuah bahasa asing ataupun bahasa kedua. Dalam model ini, dibedakan antara kesalahan terbuka dan kesalahan tertutup. Ujaran-ujaran yang tidak gramatikal digolongkan ke dalam kesalahan terbuka. Ujaran-ujaran yang benar secara gramatikal, tetapi tidak dapat ditafsirkan dalam konteks komunikasi digolongkan ke dalam kesalahan tertutup (Corder, 1971). 15

9 Menurut model Corder, baik dalam kesalahan terbuka maupun tertutup, jika penafsiran yang masuk akal bisa dibuat untuk suatu kalimat, harus dibentuk ulang kalimat dalam bahasa sasaran, kemudian rekonstruksi itu dibandingkan dengan kalimat janggal semula, lalu dijelaskan perbedaan-perbedaannya. Jika bahasa pertama pembelajar diketahui, model itu menunjukkan penggunaan terjemahan sebagai sebuah kemungkinan indikator interferensi bahasa asal sebagai sumber kesalahan. Berikut ditampilkan bagan model prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing. 16

10 Berikut dipaparkan contoh-contoh ujaran janggal pembelajar yang dimasukkan ke prosedur Corder untuk dianalisis kesalahannya. (1) Does John can sing? Langkah pertama dalam menganalisis ujaran ini adalah menjawab pertanyaan A dalam model Corder. Dari ujaran (1) di atas tampak bahwa ujaran tersebut tidak tepat dalam tata bahasa sehingga alur analisis menuju pilihan tidak. Sehubungan dengan itu, kalimat tersebut digolongkan ke dalam kalimat janggal terbuka. Selanjutnya, alur menuju pertanyaan C. Dari pertanyaan itu, ujaran (1) dapat diberikan penafsiran yang masuk akal dalam konteks itu. Selanjutnya, alur analisis beranjak pada tahap D, yakni merekonstruksi ujaran (1), sehingga tersusun baik menjadi Can John sing? Tahap berikutnya sesuai dengan tahap E, ujaran (1) dibandingkan d engan ujaran hasil rekonstruksi sehingga ditemukan bahwa ujaran (1) mengand ung kata bantu do yang bisa diterapkan untuk hampir semua verba, tetapi tidak untuk modal (can). Secara singkat, alur analisis ujaran (1) sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. Does John can sing? A Tidak C Ya D ( Can John sing? ) E (ujaran Does John can sing? dibandingkan dengan Can John sing? ditemukan bahwa ujaran Does John can sing? mengandung kata bantu do yang bisa diterapkan untuk hampir semua verba, tetapi tidak untuk modal can ) KELUARAN 2 17

11 (2) I saw their department Langkah pertama dalam menganalisis ujaran ini adalah menjawab pertanyaan A dalam model Corder. Dari ujaran (2) di atas tampak bahwa ujaran te rsebut tepat dalam tata bahasa sehingga alur analisis menuju pilihan ya. Selanjutnya, alur menuju pertanyaan B. Dari pertanyaan itu ujaran (2) tidak dapat diberikan penafsiran yang normal menurut kaidah bahasa sasaran (bahasa Inggris) dan tidak masuk akal dalam konteks itu, maka alur analisis menuju pilihan tidak sehingga ujaran tersebut digolongkan ke dalam kalimat janggal tertutup. Selanjutnya, alur menuju pertanyaan C. Dari pertanyaan itu ujaran (2) tidak dapat diberikan penafsiran yang masuk akal dalam konteks itu, sehingga alur analisis beranjak pada pilihan tidak kemudian ke pertanyaan F. Dalam hal ini bahasa ibu pembelajar diketahui, yakni bahasa Indonesia. Tahap berikutnya berlanjut ke tahapan G. Ujaran (2) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yakni Saya melihat bagian mereka dan dari terjemahan tersebut, penafsiran yang masuk akal dalam konteks tersebut dimungkinkan. Ujaran dalam bahasa pertama diterjemahkan kembali ke bahasa sasaran untuk menghadirkan kalimat yang dibentuk ulang. Alur selanjutnya ke tahap E sehingga ditemukan perbedaan bahwa (i) dalam bahasa sasaran (bahasa Inggris) dikaji dari struktur urutan kata, possessive adjective (their) muncul sebelum nomina dan atau objek dalam ujaran tersebut (department). Berbeda dengan bahasa pertama, kata bagian (nomina -objek) muncul sebelum kata mereka. (ii) dalam ujaran (2) walaupun tidak ditemukan kata keterangan waktu, konteks ujaran tersebut adalah kejadian pada masa lampau. Hal itu dicermati dari kata saw yang 18

12 merupakan verba bentuk II yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan sesuatu yang telah lampau. Namun, pada bahasa Indonesia, kata melihat tidak dapat memberikan informasi kepada para petutur atau pembaca bahwa kalimat tersebut terjadi pada masa lampau meskipun penafsiran yang masuk akal diperoleh dari konteks ujaran tersebut. Secara singkat, alur analisis ujaran (2) sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. I saw their department A Ya B Tidak (konteksnya adalah sebuah percakapan tentang lingkungan kerja) Kalimat janggal tertutup C Tidak F Ya (bahasa Indonesia) G (Saya melihat bagian mereka) Ya I saw their department E dalam bahasa sasaran (bahasa I nggris) dikaji dari struktur urutan kata, possessive adjective (their) muncul sebelum nomina dan atau objek dalam ujaran tersebut ( depatment). Berbeda dengan bahasa pertama, kata bagian (nomina-objek) muncul sebelum kata mereka. (ii) dalam ujaran (2) walaupun tidak ditemukan kata keterangan waktu, konteks ujaran tersebut adalah kejadian pada masa lampau. Hal itu dicermati dari kata saw yang merupakan verba bentuk II yang digunakan dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan sesuatu yang telah lampau. Namun, dalam bahasa Indonesia kata melihat tidak dapat memberikan informasi kepada para petutur atau pembaca bahwa kalimat tersebut terjadi pada masa lampau meskipun penafsiran yang masuk akal diperoleh dari konteks ujaran tersebut KELUARAN 2. 19

13 Dari pemaparan contoh di atas, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas dan hasil prates yang diberikan siswa dianalisis berlandaskan prosedur oleh Corder (1971) tersebut. Dengan demikian, akan tampak sejauhmana kemampuan penguasaan konteks komunikasi siswa sebelum penerapan WCA dalam RPP yang digunakan, seperti rumusan permasalahan yang pertama pada penelitian ini. Di samping itu, prosedur ini pun digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari KE pada tahap akhir penelitian untuk mengetahui kemampuan penguasaan tata bahasa Inggris dan konteks komunikasi siswa kelas X IPA 3 (KE) dan X IPA 4 SMA Negeri 2 Denpasar (KP) setelah penerapan WCA, seperti rumusan permasalahan yang ketiga. Dari hasil analisis tersebut, akan tampak sejauh mana variabel bebas (penerapan WCA dalam RPP) berpengaruh terhadap hasil pascates pada KE dan KP Tata Bahasa Inggris Seperti telah dipaparkan sebelumnya bahwa WCA merupakan aktivitas yang tidak hanya dapat melatih keterampilan komunikatif siswa, tetapi juga berguna untuk melatih penguasaan tata bahasa yang dipelajari oleh siswa. Sehubungan dengan itu, teori tentang tata bahasa Inggris juga digunakan sebagai landasan teori untuk menjawab permasalahan yang pertama dan ketiga dalam penelitian ini. Tata bahasa Inggris digunakan sebagai landasan teori untuk dapat menganalisis penguasaan siswa terhadap tata bahasa Inggris sebelum dan sesudah diterapkan WCA dalam penelitian ini. 20

14 Adapun tata bahasa Inggris yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini merujuk pada teori tata bahasa Inggris oleh Murphy (1985) seperti berikut ini. 1) Tenses Present (1) Simple Present Tom memilki kebiasaan. Dia makan malam setiap hari. (He eats every day) Dia sudah makan malam setiap hari sejak dia kecil. Dia makan malam setiap hari bulan lalu. Dia makan malam kemarin. Dia akan makan malam besok. Dia mungkin akan makan malam hampir setiap hari hingga akhir hidupnya. = makan malam Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan hal-hal pada umumnya, sesuatu yang terjadi sepanjang waktu atau terus-menerus, menyatakan sesuatu yang benar secara umum, menyatakan seberapa sering suatu kegiatan dilakukan, dan untuk membuat suatu saran. Contoh: Nurses look after patients in hospital. I work in a bank. The earth goes round the sun. Why don t you go to bed early? 21

15 Untuk kalimat tanya dan negasi seperti di bawah ini. Contoh: Do I/we/they/you work? Does she/he/it work? I/we/they/you don t work. (2) Present Continuous Pukul 7:00 malam ini, Tom memulai makan malamnya. Sekarang jam 7:15. Tom sedang dalam percakapan melalui telpon dengan Mary karena Mary menghubunginya. Nanti aku telpon kembali ya. Aku sedang makan malam sekarang.(i m eating dinner right now) Artinya, Tom sedang makan malam ketika Mary menelpon. 7:00 7:15 Mary Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan sesuatu yang terjadi pada saat percakapan berlangsung dan situasi yang sementara. Contoh: He s playing tennis. I m living with some friends until I can find a flat. 22

16 (3) Present Perfect Simple Tom selesai makan malam pukul 7:30. Sekarang pukul 8:00 dan ibunya masuk ke dapur dan berkata, Apa yang kamu ingin makan untuk makan malam? Tom menjawab, Terima kasih,bu tapi saya sudah makan. (Thanks, Mom. But I have already eaten dinner). 7:00-7:30 makan malam 8:00 Ibu Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan hal atau peristiwa yang masih memiliki hubungan dengan masa sekarang dan untuk memberikan informasi baru atau sesuatu yang baru-baru ini terjadi. Contoh: I ve lost my key. (= I haven t got it now) Ow! I ve burnt myself. 23

17 (4) Present Perfect Continuous Tom mulai makan malamnya pukul 7:00. Sekarang pukul 7:15. Tom sudah makan malam selama 15 menit tapi dia belum selesai. (He has been eating dinner for 15 minutes but he hasn t finished yet) Artinya, makan malamnya telah berlangsung selama 15 menit. 7:00 mulai makan 15 menit 7:15 Sekarang Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu tindakan atau kejadian yang dimulai pada waktu lampau dan telah berakhir beberapa saat lalu, untuk menyatakan atau bertanya tentang berapa lama sesuatu telah terjadi pada kasus ini kejadian tersebut dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung atau baru saja selesai, dan untuk menyatakan sesuatu yang terjadi berulang-ulang pada suatu periode waktu. Contoh: You re out of breath. Have you been running? It has been raining for two hours. How long have you been smoking? 24

18 2) Tenses Past (1) Simple Past Tom biasanya makan malam di rumah. Tapi kemarin Dia makan malam di sebuah restauran (He ate dinner at a restaurant) = makan malam Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu hal yang terjadi pada masa lampau. Contoh: Mr. Edward died ten years ago. I was angry because Tom and Ann were late. (2) Past Continuous Minggu lalu Tom pergi ke sebuah restauran. Dia mulai makan jam 7:00. Jam 7:15 Mary datang ke restauran tersebut, melihat lalu menyapa Tom. Makanan Tom masih di depannya. Dia belum selesai makan. Artinya, ketika Mary datang, Tom sedang makan. (when Mary walked into the restaurant, Tom was eating dinner) 7:00 7:15 selesai Mary makan 25

19 Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu kejadian yang telah terjadi sebelumnya, tetapi belum selesai (kemungkinan telah selesai atau belum selesai). Contoh: Tom was cooking the dinner = Dia masih memasak, tetapi tidak (3) Past Perfect diketahui dia sudah selesai atau belum. Tom cooked the dinner = Dia sudah selesai memasak. Kemarin Tom masak sendiri pukul 7:00 dan selesai pukul 7:30. Pukul 8:00 ibunya masuk ke dapur dan berkata, Apa yang kamu ingin makan untuk makan malam? Tom menjawab, Terima kasih,bu tapi saya sudah makan. (Thanks, Mom. But I had already eaten dinner). 7:00-7:30 makan malam 8:00 ibu Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan sesuatu yang terjadi pada masa lampau. Tenses ini merupakan bentuk lampau dari present perfect. Contoh: Present Perfect: Past Perfect: I m not hungry. I ve just had lunch. I wasn t hungry. I d just had lunch. 26

20 (4) Past Perfect Continuous Minggu lalu Tom pergi ke sebuah restauran. Dia mulai makan jam 7:00. Jam 7:15 Mary datang ke restauran tersebut, melihat lalu menyapa Tom. Makanan Tom masih di depannya. Dia belum selesai makan. Artinya, ketika Mary datang, Tom sedang makan. (when Mary walked into the restaurant, Tom had been eating dinner) 7:00 mulai makan 15 menit 7:15 Mary Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu hal yang terjadi sebelum suatu hal lain terjadi. Contoh: They had been playing football for half an hour when there was a terrible storm. 27

21 (3) Tenses Future (1) Will (Simple) Tom makan malam kemarin. Tom makan malam setiap hari. Dia akan makan malam besok (He will eat dinner tomorrow). = makan malam Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan hal-hal berikut. - Suatu hal yang akan dilakukan dan keputusan untuk melakukannya terjadi pada saat pembicaraan terjadi: Oh, I ve left the door open. I ll go and shut it. - Menawarkan sesuatu: That bag looks heavy. I ll help you with it. - Persetujuan atau penolakan terhadap sesuatu: I ve asked John to help me but he won t. = will not. - Janji untuk melakukan sesuatu: I ll pay you back on Friday. - Menanyakan kesediaan seseorang untuk melakukan sesuatu: Will you shut the door, please? (2) Going to Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu hal yang sudah diputuskan sebelumnya untuk dilakukan. Contoh: I m going to repair it tomorrow. 28

22 (3) Future Continuous Tom akan mulai makan malamnya pukul 7:00 nanti malam. Tom memerlukan 30 menit untuk menghabiskan makanannya. Artinya, ketika Mary tiba malam ini, Tom sedang makan. (when Mary arrives tonight, Tom will be eating dinner) 7:00 7:15 Mary Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan suatu hal yang akan terjadi pada saat suatu hal lain sedang terjadi pada masa mendatang. Contoh: You ll recognize her when you see her. She ll be wearing a yellow hat. 29

23 (4) Future Perfect Besok Tom akan mulai makan malamnya pukul 7:00 dan selesai pukul 7:30. Pukul 8:00 ibunya akan masuk ke dapur. Tom akan sudah selesai makan ketika ibunya masuk ke dapur (Tom will already have eaten dinner by the time his mother walks into the kitchen). 7:00-7:30 makan malam 8:00 ibu Tenses jenis ini digunakan untuk membicarakan sesuatu yang telah terjadi pada masa mendatang. Contoh: We re late. I expect the film will already have started by the time we get to the cinema Jenis-jenis Aktivitas Komunikatif Tertulis (Written Communicative Activity) dalam Pengajaran Bahasa Untuk dapat menjawab rumusan permasalahan yang kedua, jenis-jenis WCA penting dijadikan landasan teori dalam penelitian ini. Jenis-jenis WCA diperlukan dalam perancangan RPP yang menggunakan WCA sehubungan dengan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian dalam RPP 30

24 tersebut. Jenis-jenis WCA dalam pengajaran bahasa yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini merujuk pada teori pengajaran dan pembelajaran bahasa oleh Harmer (1983). Adapun jenis-jenis WCA dalam pengajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut: 1) Penyampaian Instruksi (relaying instruction) Tipe ini merupakan aktivitas berkelompok yang dapat dilakukan siswa dalam kelas pada saat proses pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Pada aktivitas ini siswa memiliki informasi yang diperlukan untuk dapat disampaikan kepada siswa lainnya dalam suatu penugasan. Siswa yang memiliki informasi tersebut diharapkan mampu membuat siswa atau kelompok lainnya untuk mempresentasikan penugasan yang sama seperti informasi yang dimiliki dengan cara memberikan atau menyampaikan instruksi tertulis kepada mereka. Contoh: membuat model/percontohan, memberikan petunjuk arah/lokasi, menulis kalimat perintah, dan menulis pesan. 2) Pertukaran Surat (exchanging letters) Dalam tipe ini setiap siswa menulis surat, kemudian akan menerima sebuah surat balasan dari siswa lainnya. Contoh: menulis surat undangan, menulis untuk kolom agoni, surat keluhan pelanggan, dan menulis surat lamaran pekerjaan. 3) Permainan Menulis (writing games) Adapun contoh permainan menulis yang dapat digunakan dalam aktivitas komunikai tertulis ini adalah menjelaskan dan mengidentifikasikan sesuatu. 31

25 4) Kelancaran Menulis (fluency writing) Tujuan aktivitas ini adalah membuat siswa untuk dapat menulis sebanyak mungkin dalam suatu durasi waktu yang diberikan. Dari hasil penelitian, aktivitas ini tidak saja menghasilkan siswa yang mampu menulis dalam kuantitas yang cukup banyak, tetapi juga terdapat peningkatan secara kualitas dari tulisan-tulisan siswa. Contoh dari aktivitas tipe ini adalah cerita bergambar. 5) Pengonstruksian Cerita (story construction) Tujuan aktivitas ini adalah memberikan informasi yang tidak lengkap kepada siswa yang harus dilengkapi dengan siswa lainnya dengan tujuan menyatukan sebuah naratif menjadi satu kesatuan yang utuh. Contoh: menulis suatu kasus dan menulis cerita beruntun. 6) Menulis Laporan dan Iklan (writing reports and advertisement) Contoh aktivitas ini adalah menulis siaran berita, menulis brosur untuk turis, menulis iklan, dan menulis kuesioner tentang merokok Perbaikan dalam WCA Selain jenis-jenis WCA, perbaikan ( correction) dalam WCA (Harmer, 1983) juga digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan permasalahan yang kedua. Hal ini disebabkan oleh penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris memerlukan suatu penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi-kompetensi dasar yang tercantum pada RPP tersebut sehingga diperlukan prosedur-prosedur perbaikan hasil kerja siswa dalam prosesnya. 32

26 Dalam perbaikan hasil WCA yang dilakukan oleh siswa, guru kemungkinan akan membutuhkan waktu berkali-kali dalam menilai keakuratan tulisan siswa, bahkan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi jika menyangkut perbaikan terhadap isi tulisan. Pengoreksian dalam hal ini dapat dilakukan tidak saja oleh guru, tetapi juga oleh siswa. Jika guru mengoreksi, perlu memperhatikan isi tulisan dan menunjukkan kepada siswa bagian mana dari pekerjaan mereka yang berhasil menyampaikan maksud dan bagian mana yang kurang berhasil menyampaikan maksud mereka. Pada perbaikan yang dilakukan oleh siswa, guru dalam hal ini berfungsi sebagai sumber, dalam arti guru dapat membantu siswa yang bertugas mengoreksi jika mereka tidak dapat menemukan kesalahan pada tulisan siswa lain yang diperiksa (Harmer, 1983). Pada tahap pemroduksian tulisan yang akurat, prosedur perbaikan dapat terdiri atas dua tahapan yang mendasar, yaitu seperti berikut. 1) Menunjukkan kesalahan Pada tahap ini guru dapat mengindikasikan kepada siswa bahwa mereka telah membuat suatu kesalahan. Jika siswa mengerti terhadap petunjuk yang diberikan oleh gurunya, mereka akan mampu mengoreksi dirinya sendiri dan pengoreksian tersebut akan berguna bagi mereka sebagai suatu proses pembelajaran. Terdapat beberapa teknik untuk menunjukkan kesalahan atau kekeliruan, antara lain sebagai berikut. (1) Pengulangan Guru dapat meminta siswa untuk mengulangi apa yang telah diujarkannya dengan cara mengatakan again. Namun, terkadang dengan teknik ini, siswa 33

27 tidak mengerti maksud guru yang secara tidak langsung menyatakan bahwa siswa tersebut telah melakukan kekeliruan. Penerapan teknik ini cenderung menimbulkan kesalahpahaman pada siswa yang menganggap bahwa guru tidak mendengarkan apa yang baru saja telah diucapkan. Dengan demikian, akan diperoleh respons yang kurang memuaskan dari siswa dengan pengulangan ujaran yang sama persis dengan apa yang baru saja telah diujarkan. (2) Penggemaan Guru dapat menggemakan apa yang telah diujarkan siswa dengan intonasi kalimat tanya. Ini mengindikasikan bahwa apa yang telah diujarkan keliru secara tata bahasa ataupun isinya. Contohnya: Flight 309 GO to Paris? atau dengan cara Flight 309 go? (3) Penyangkalan Guru dapat secara langsung memberitahukan siswa bahwa respons atau ujaran mereka salah atau keliru dan meminta mereka untuk mengulanginya lagi. Teknik ini mungkin akan membuat siswa menjadi tidak terdorong secara positif jika dibandingkan dengan dua teknik sebelumnya. (4) Mempertanyakan Guru dapat bertanya Is that correct? kepada siswa lainnya saat seorang siswa mengujarkan suatu ujaran yang salah. Ini akan menjadi keuntungan bagi siswa lainnya sehubungan dengan membuat mereka tetap fokus dan memperhatikan saat temannya sedang mengujarkan suatu ujaran. Namun, tentu 34

28 saja dapat membuat siswa yang melakukan kesalahan menjadi pusat perhatian akan kesalahan yang telah dibuatnya di depan teman-temannya. (5) Pengekspresian Beberapa guru mengoreksi ujaran yang tidak tepat dari siswanya dengan ekspresi tertentu atau gerak tubuh tertentu. Ini akan menjadi ketidaknyamanan bagi siswa apabila siswa tersebut menganggap bahwa ekspresi atau gerak tubuh yang diberikan guru merupakan sesuatu yang menunjukkan bentuk penghinaan terhadap siswa. 2) Menggunakan teknik-teknik perbaikan Pada umumnya, menunjukkan kesalahan yang dilakukan siswa dapat diatasi dengan siasat dan pertimbangan. Proses pengoreksian oleh siswa sendiri diharapkan menjadi bagian penting dan berguna dari proses pembelajaran. Menunjukkan kesalahan seharusnya ditunjukan dengan sikap yang positif, bukan sebagai cercaan bagi siswa yang melakukan kesalahan (Harmer, 1983). Terkadang menunjukkan kesalahan saja tidak cukup, maka seharusnya guru menggunakan beberapa teknik pengoreksian seperti yang dipaparkan di bawah ini. Jika siswa tidak mampu memperbaiki sendiri kesalahan yang dilakukannya, maka guru dapat menggunakan satu dari beberapa teknik berikut ini. (1) Siswa memperbaiki siswa Guru dapat meminta siswa lain yang dapat memberikan respons yang tepat. Contohnya: guru dapat bertanya apakah ada yang dapat membantu siswa yang membuat kesalahan. Jika siswa lainnya dapat memberikan respons atau informasi 35

29 yang tepat, maka hal itu akan bagus untuk dirinya karena telah merasa dihargai. Namun, bila teknik ini digunakan secara terus-menerus, siswa yang melakukan kesalahan akan merasa dipermalukan. (2) Guru memperbaiki siswa Ini dilakukan bila guru merasa bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam ujarannya cukup banyak dan mendasar. Dalam hal ini, guru harus menjelaskan ulang bagian tersebut untuk membuat informasi yang diterima siswa menjadi jelas dan dapat dipahami. Pada tahap ini teknik ini berguna untuk penugasan yang memerlukan keakuratan yang berfokus pada ketepatan tata bahasa (Harmer, 1983). Cara seorang guru dalam memberikan masukan untuk keterampilan menulis akan tergantung pada jenis penugasan tertulis yang diberikan kepada siswa dan hasil yang diharapkan oleh guru tersebut. Berikut adalah teknik-teknik dalam memberikan masukan untuk penugasan tertulis (written feedback techniques) (Byrne, 1988). 1) Pemberian respons (responding) Salah satu cara untuk memberikan masukan pada penugasan tertulis adalah memberikan respons kepada siswa terhadap apa yang telah dikerjakannya. Respons yang diberikan dapat berupa apa yang telah mampu dikembangkan siswa dan apa yang mungkin dapat ditingkatkan lagi dari siswa tentang kemampuannya menulis dan unsur-unsur yang tercakup di dalamnya. Teknik ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena dirancang secara khusus untuk situasi yang mengharuskan siswa untuk 36

30 berkonsultasi dengan guru dan mengkaji respons guru sebelum mengulang lagi untuk menulis sebuah versi baru dari tulisan sebelumnya. 2) Pengodean (coding) Pengodean digunakan untuk membuat masukan atau pengoreksian lebih rapi, tidak terlalu mengintimidasi siswa, dan sangat membantu guru dibandingkan dengan pemberian tanda dan komentar acak. Pengodean yang digunakan dalam pemberian masukan pada penelitian ini mengacu pada pengodean yang digunakan Byrne dalam buku Teaching Writing Skills, seperti berikut ini. 37

31 Tabel 2.1 Pengodean Penugasan Tertulis SIMBOL ARTI CONTOH S WO T Pengejaan yang tidak tepat (incorrect spelling) Urutan kata yang tidak tepat (wrong word order) Tata bahasa yang tidak tepat (wrong tense) S S I recieved jour letter. WO Always I am happy here. If he will come, it will be too late. C Ketidaksesuain subjek dengan verba ( concord, subject, and verb do not agree) C Two policemen has come. WF S/P Bentuk yang tidak tepat ( wrong form) Ketidaktepatan bentuk tunggal dan jamak ( singular and plural form wrong) Suatu kata, kata penunjuk, dan sebagainya terlupakan/ditanggalkan (something has been left out) WF That table is our. S We need more informations. They said was wrong. [ ] Suatu kata, kata penunjuk, dan sebagainya tidak diperlukan (something is not necessary)?m Ketidakjelasan arti/maksud (meaning is not clear) [ ] It was too much difficult. The view from here is very?m suggestive. NA Penggunaan yang tidak tepat ( the usage is not appropriate) NA He requested me to sit down. P Ketidaktepatan tanda baca (punctuation wrong) P P Whats your name (Byrne, 1988) 38

32 Byrne (1988) dalam Teaching Writing Skills menyatakan bahwa kekeliruan yang kerap kali dilakukan pembelajar pada penugasan tertulis adalah berkenaan dengan pengejaan ( spelling), urutan kata yang tidak tepat ( wrong word order), tata bahasa yang tidak tepat (wrong tense), suatu kata atau kata penunjuk terlupakan/ditanggalkan (something has been left out), ketidakjelasan arti/maksud (meaning is not clear), dan penggunaan kata yang tidak tepat ( the usage is not appropriate). Makadaripada itu, hasil penelitian ini hanya memaparkan jumlah kekeliruan yang diproduksi siswa hanya untuk enam poin di atas. Pemaparan terperinci tentang kekeliruan tersebut dapat dilihat pada bab selanjutnya pada penelitian ini (bab IV). 2.4 Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran yang merupakan penggabungan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pada setiap fase proses penelitian dengan metode campuran pendekatan kualititatif dan pendekatan kuantitatif digunakan sebagai pedoman mengumpulkan dan menganalisis data (Sanjaya, 2013). Penjelasan lebih terperinci tentang metode campuran dipaparkan pada bab berikutnya (bab III). Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi yang dilakukan peneliti, sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui pemberian prates dan pascates kepada siswa-siswi kelas X SMA Negeri 2 Denpasar. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok subjek penelitian, yakni siswa-siswa kelas X pada dua kelas yang berbeda (kelas X IPA 3 dan X IPA 4). Kelompok atau siswa kelas X IPA 3 disebut 39

33 kelompok eksperimen (KE), sedangkan si swa kelas X IPA 4 disebut kelompok kontrol atau kelompok pembanding (KP). Fungsi kelompok pembanding adalah untuk meyakinkan apakah pengaruh yang didapat dalam variabel-variabel terikat (kemampuan berkomunikasi siswa dan penguasaan tata bahasa) itu benar-benar pengaruh dari variabel bebas (penerapan WCA dalam RPP) atau bukan. Untuk teknik pemilihan dua kelas tersebut sebagai subjek penelitian dipaparkan secara terperinci pada bab III (metode dan teknik pengumpulan data). Sebelum diberikan perlakuan ( treatment) berupa penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris, baik KE maupun KP, diberikan prates sebagai tes awal untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi siswa dan penguasaan tata bahasa Inggris siswa. Data yang didapat dari hasil prates tersebut dianalisis seperti yang telah dipaparkan pada landasan teori pada bagian sebelumnya. Selanjutnya, dihitung rerata (T 1 ) untuk KE dan KP. Tahap berikutnya adalah perlakuan (penerapan WCA dalam RPP) untuk KE saja. Setelah itu pascates diberikan untuk kelompok eksperimen (T 2 e) dan kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding (T 2 p). Tahap berikutnya adalah perhitungan rerata hasil pascates (T 2 ) untuk tiap-tiap kelompok. Kemudian dicari selisih atau perbedaan dua rerata itu (T 2 e - T 1 e) dan (T 2 p T 1 p). Dari hasil perhitungan tersebut, perbedaan-perbedaan yang muncul dibandingkan untuk menentukan apakah perlakuan yang diberikan (penerapan WCA dalam RPP) berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada KE. Prates dan pascates pada penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran. Desain prates dan pascates penelitian ini adalah sebagai berikut. 40

34 Tabel 2.1 Desain Prates dan Pascates Perlakuan (X) KE Prates KE (T 1 e) (X) Pascates KE (T 2 e) KP Prates KP (T 1 p) (X) Pascates KP (T 2 p) (Sanjaya, 2013) Adapun alur model penelitian ini adalah sebagai berikut. Kualitatif Data Kuantitatif Bagan 2.1 Alur Penelitian Hasil observasi Hasil prates Hasil pascates Analisis Deskriptif Berdasarkan desain penelitian dan alur penelitian serta beberapa teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini, dirancang sebuah model penelitian untuk pelaksanaan penelitian ini. Model penelitian merupakan abstraksi antara teori dan permasalahan penelitian yang digambarkan dalam bentuk gambar (bagan) sebag ai berikut ini. 41

35 Penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Tata Bahasa dan Konteks Komunikasi Siswa Kelas X SMA N 2 Denpasar - Tata bahasa - Pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris sebelum penerapan WCA Penerapan WCA dalam RPP - Tata bahasa - Pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris setelah penerapan WCA Teori Pengajaran dan Pengajaran Bahasa (Brown, 1987) Metode Penelitian: Metode Campuran Penggabungan pendekatan kuantitiatif dan pendekatan kualitatif sebagai pedoman untuk mengumpulkan dan menganalisis data (Sanjaya, 2013). Metode dan Teknik Pengumpulan Data: Metode Observasi Nonpartisipasi Teknik Random Sederhana (Sanjaya, 2013) Metode dan Teknik Analisis Data: Metode Campuran Teknik Analisis Deskriptif Kualitatif, Analisis Kuntitatif (Perhitungan Statistik Sederhana) (Sanjaya, 2013) Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data: Formal dan Informal Hasil Penelitian Bagan 2.2 Model Penelitian 42

36 Dari bagan tersebut, dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah penelitian ini berpangkal dari topik penelitian, yaitu penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris bagi siswa kelas X SMA Negeri 2 Denpasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian campuran (Sanjaya, 2013), yaitu gabungan antara pendekatan kuantitiatif dan pendekatan kualitatif dalam setiap fase penelitian sebagai pedoman untuk mengumpulkan dan menganalisis data (Sanjaya, 2013). Pendekatan kualititatif digunakan dalam mengumpulkan data kualitatif yang berupa hasil observasi pada kelas KE dan KP. Di samping itu, juga digunakan untuk menganalisis data secara deskriptif. Di pihak lain, pendekatan kuantitiatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang berupa hasil prates dan hasil pascates pada KE dan KP. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini berpedoman pada penelitian eksperimen yang merupakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hal-hal yang terjadi pada suatu variabel terikat (kemampuan penguasaan tata bahasa dan pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris) manakala diberikan suatu perlakuan (penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris) tertentu. Variabel terikat pada KE dan KP dianalisis sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (penerapan WCA dalam RPP) meskipun perlakuan hanya diberikan pada KE. Dari metode penelitian tersebut, digunakan beberapa teori sebagai landasan untuk menganalisis rumusan permasalahan penelitian ini seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Teori tentang prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa (Corder, 1971) dan tata b ahasa Inggris (Murphy, 1985) digunakan sebagai 43

37 landasan teori untuk menjawab rumusan permasalahan yang pertama dan ketiga penelitian ini. Pada tahap awal penelitian diadakan observasi terhadap proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman konteks komunikasi dan tata bahasa Inggris sebelum penerapan WCA, yaitu dengan pemberian prates kepada siswa. Proses belajar mengajar di kelas yang dijadikan subjek penelitian dicatat dan diobservasi. Hasil observasi tersebut merupakan data kualitatif dalam penelitian ini. Prates diberikan untuk mengetahui rentangan tingkat pemahaman konteks komunikasi dan penguasaan tata bahasa Inggris siswa sebelum penerapan WCA. Setelah data diperoleh dilakukan analisis terhadap data-data tersebut. Setelah itu, penelitian dilanjutkan pada tahapan berikutnya, yakni penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris pada KE. Jenis WCA yang dipilih disesuaikan dengan topik pelajaran yang sedang dipelajari pada setiap kelas dan tingkat penguasaan konteks komunikasi serta tata bahasa Inggris siswa. Rumusan permasalahan yang kedua dirampungkan dengan teori pengajaran bahasa mengenai jenis-jenis WCA dalam pengajaran bahasa (Harmer, 1983) dan teori perbaikan dalam WCA (Harmer, 1983). Teori-teori tersebut digunakan untuk merancang WCA yang tepat yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan penguasaan konteks komunikasi dan tata bahasa Inggris siswa untuk diterapkan pada RPP yang digunakan di kelas X IPA 3 (KE). Tahapan penelitian berikutnya adalah melakukan tes berupa pascates untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman konteks komunikasi dan penguasaan tata bahasa Inggris siswa kelas X IPA 3 (KE) dan X IPA 4 (KP) setelah penerapan WCA. 44

38 Perbedaan ini dikaji untuk menentukan apakah perlakuan yang diberikan (penerapan WCA dalam RPP) kepada KE berkaitan dengan perubahan pada tingkat pemahaman konteks komunikasi dan penguasaan tata bahasa Inggris yang lebih besar pada KE dibandingkan dengan KP. Selain menggunakan landasan-landasan teori tersebut, tahapan-tahapan penelitian juga mengacu pada pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di samping itu, juga metode penelitian yang digunakan sehingga dihasilkan sebuah RPP yang menerapkan WCA pada metode pembelajaran. 45

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan WCA dilakukan terhadap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. komunikasi bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan WCA dilakukan terhadap BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menguasai tata bahasa dan konteks komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan proses pembelajaran bahasa adalah untuk dapat berkomunikasi menggunakan bahasa tersebut. Di negara-negara yang mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing,

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan

Lesson 63: Reported speech. Pelajaran 63: Pidato Laporan Lesson 63: Reported speech Pelajaran 63: Pidato Laporan Reading (Membaca) He told me that he would come. (Dia bilang kepadaku dia akan datang.) She said that she would be fine. (Dia berkata bahwa dia akan

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan

Lesson 31: Interrogative form of Will. Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Lesson 31: Interrogative form of Will Pelajaran 31: Kalimat Tanya untuk Bentuk Akan Reading (Membaca) Will it be sunny tomorrow? ( Apakah akan cerah besok?) Will you lend her the car? (Apakah kamu akan

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

Lesson 67: Tag Questions. Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan

Lesson 67: Tag Questions. Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan Lesson 67: Tag Questions Pelajaran 67: Kalimat Tanya Penegasan Reading (Membaca) You will come with us, won t you? (Kamu akan datang dengan kami, The water is cold, isn t it? (Airnya dingin, bu You really

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

Simple Present Tense

Simple Present Tense Simple Present Tense Penggunaan 1. Untuk menunjukkan fakta permanen Kalimat-kalimat yang menyatakan fakta yang selalu berlaku benar, contoh: Fish lives in water. The sun rises from the east. 2. Untuk menunjukkan

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan

Lesson 70: Questions. Pelajaran 70: Pertanyaan Lesson 70: Questions Pelajaran 70: Pertanyaan Reading (Membaca) Is your job easy? (Apakah pekerjaanmu mudah?) Has he finished eating? (Apakah dia sudah selesai makan?) Will it keep raining? (Akankah ini

Lebih terperinci

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu

Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Lesson 64: Modal verbs Pelajaran 64: Kata Kerja Bantu Reading (Membaca) He can cook almost any dish. (Dia bisa memasak hamper semua masakan.) You must solve your problems. (Kamu harus menyelesaikan masalahmu.)

Lebih terperinci

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung

Lesson 66: Indirect questions. Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Lesson 66: Indirect questions Pelajaran 66: Pertanyaan Tidak Langsung Reading (Membaca) Could you tell me where she went? (Bisakah kamu beritahu aku kemana dia pergi?) Do you know how I can get to the

Lebih terperinci

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah

Lesson 27: Prepositions of Direction. (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Lesson 27: Prepositions of Direction (from, to, into, onto, away from) Pelajaran 27: Kata Depan untuk Arah Bagaimana Menggunakan Kata Depan untuk Arah Reading (Membaca) I come from Austria. ( Saya datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu

Lesson 42: have to, don t have to. Pelajaran 42: harus, tidak perlu Lesson 42: have to, don t have to Pelajaran 42: harus, tidak perlu Reading (Membaca) We have to go to school tomorrow. ( Kita harus pergi ke sekolah besok ) I have to get up at 5 am tomorrow. ( Aku harus

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour

English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour English for Tourism Lesson 16 Discussing a tour Pelajaran 16: Membicarakan Perjalanan Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-16: Membicarakan Perjalanan

Lebih terperinci

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to Lesson 32: Future tense expressed by be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing

Lebih terperinci

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu

Lesson 24: Prepositions of Time. (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Lesson 24: Prepositions of Time (in, on, at, for, during, before, after) Pelajaran 24: Kata Depan untuk Keterangan Waktu Cara menggunakan preposisi waktu Reading (Membaca) I was born in 2000. ( Saya lahir

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Gregy : What time do you go to bed every night? Isna : I usually go to bed at...(09.30) Nine oclock A half past nine A half past ten A half

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Wonosari Mata Pelajaran Kelas/semester : Bahasa Inggris : VII/1 (satu) Materi Pokok : Teks lisan dan tulis menyebutkan dan menanyakan

Lebih terperinci

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan

Lesson 20: Where, When. Pelajaran 20: Dimana, Kapan Lesson 20: Where, When Pelajaran 20: Dimana, Kapan Reading (Membaca) Where is the City Hall? (Dimana City Hall?) Where are you now? (Dimana kamu sekarang?) Where is he working? (Dimana dia bekerja?) Where

Lebih terperinci

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS

ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS ANALISIS TENSE DAN ASPEK DALAM NOVEL OLIVER TWIST KARYA CHARLES DICKENS Drs. Sugija, M.Hum Staf Pengajar Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Surakarta Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple

Lesson 72: Present Perfect Simple. Pelajaran 72: Present Perfect Simple Lesson 72: Present Perfect Simple Pelajaran 72: Present Perfect Simple Reading (Membaca) I have been to that cinema before. (Saya sudah ke bioskop itu sebelumnya.) He has studied English. (Dia sudah belajar

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide

English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide English for Tourism Lesson 13 The Tour Guide Pelajaran 13: Pemandu Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, Seksi Indonesia.

Lebih terperinci

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?"

Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + ? Lesson 07: Verb + Not, Verb +? Pelajaran 07: Kata kerja + Tidak, kata kerja + "?" Reading (Membaca) I do not run. (Saya tidak berlari.) We do not go to the park. (Kami tidak pergi ke taman.) You do not

Lebih terperinci

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa

Lesson 21: Who. Pelajaran 21: Siapa Lesson 21: Who Pelajaran 21: Siapa Reading (Membaca) Who are your friends? (Siapa temanmu?) Who is your new boss? (Siapa bos barumu?) Who is your English teacher? (Siapa guru Bahasa Inggrismu?) Who was

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran I. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. KELAS VII Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Madrasah Kelas Mata Pelajaran Semester Standar : MI IMAMI : V (Lima) : BAHASA INGGRIS : 1 (Satu) : Mendengarkan 1. Memahami instruksi dengan tindakan dalam konteks sekolah Materi

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 STANDARD AMERICAN ENGLISH AND AFRICAN AMERICAN VERNACULAR ENGLISH (AAVE) IN THE HELP (2011) BY

Lebih terperinci

- LISAN -ISIAN RINA: I LEFT MY PEN AT HOME. 2X 40 MENIT SANI: LET ME LEND YOU MINE RINA: OH, THANKS. ETC

- LISAN -ISIAN RINA: I LEFT MY PEN AT HOME. 2X 40 MENIT SANI: LET ME LEND YOU MINE RINA: OH, THANKS. ETC - LISAN -ISIAN RINA: I LEFT MY PEN AT HOME. 2X 40 MENIT SANI: LET ME LEND YOU MINE RINA: OH, THANKS. ETC CONTOH SILABUS Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : VIII/1 Standar

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal apology. regret. sympathy. gratitude. purpose

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal apology. regret. sympathy. gratitude. purpose 1. Reny : You looked so sad. Whats the matter with you? SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.1 Yuyun : Ive lost my wallet somewhere between my house and the school, There

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued)

English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued) English for Tourism Lesson 14 The Tour Guide (continued) Pelajaran 14: Pemandu Wisata (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke- 14. Pemandu Wisata (lanjutan).

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

BAB 6 PAST CONTINOUS

BAB 6 PAST CONTINOUS BAB 6 PAST CONTINOUS They were playing football yesterday when their uncle came from village Langsung saja ya kita akan mempelajari lebih dalam tentang Past Continous Tense. Perhatikan contoh di atas.

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII SILABUS KLS VII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI DASAR,

Lebih terperinci

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future

Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Lesson 33: Interrogative forms of be going to, be + verb~ing for expressing near future Pelajaran 33: Bentuk Kata Tanya "be going to, be verb ~ ing" untuk Mengekspresikan Waktu yang Akan Segera Datang

Lebih terperinci

- Lisan -Isian Rina: I left my pen at home. 2x 40 menit Sani: Let me lend you mine Rina: Oh, thanks. etc

- Lisan -Isian Rina: I left my pen at home. 2x 40 menit Sani: Let me lend you mine Rina: Oh, thanks. etc CONTOH SILABUS Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/Semester : VIII/1 Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan: Memahami makna dalam percakapan transaksional dan interpersonal sangat sederhana

Lebih terperinci

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP

Conditional Sentence. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP Conditional Sentence Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP.19780710 200801 1 012 Pengertian CONDITIONAL SENTENCES adalah: Kalimat pengandaian Atau Kalimat bersyarat Rumus: If (clause 1 ), (clause 2) Type 1 [

Lebih terperinci

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA Ebook Gratis Boleh dibagikan kepada kawan tapi tidak boleh merubah bentuk dan isi Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA klik www.pendidikaninggris.com 1 RINGKASAN TENSES Perubahan Bentuk Waktu Kalimat Present

Lebih terperinci

Lesson 68: Suggestions. Pelajaran 68: Saran

Lesson 68: Suggestions. Pelajaran 68: Saran Lesson 68: Suggestions Pelajaran 68: Saran Reading (Membaca) How about going to a club? (Bagaimana dengan pergi ke klub?) Why not stop smoking? (Kenapa tidak berhenti merokok?) Why don t you try exercising

Lebih terperinci

Lesson 59: Negative yes-no Questions Pelajaran 59: Pertanyaan Negatif ya-tidak

Lesson 59: Negative yes-no Questions Pelajaran 59: Pertanyaan Negatif ya-tidak Lesson 59: Negative yes-no Questions Pelajaran 59: Pertanyaan Negatif ya-tidak Reading (Membaca) Isn t James playing soccer this year? (Bukankah James bermain sepak bola tahun ini?) Aren t they coming

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa tersebut masih menggunakan pengetahuan

Lebih terperinci

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns).

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns). KISI-KISI PTS GASAL BAHASA INGGRIS KELAS 7 1. SIMPLE PRESENT TENSE be Use: am with the personal pronoun II is with the personal pronouns he, she or it (or with the singular form of nouns) are with the

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 9LATIHAN SOAL CHAPTER 9 1. Text for questions 1 and 2 To : Fahmi (The chair student of 8 B) 06/01/2017 Please forward to your classmates. During the long holiday, all

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 25 A job interview

English for Tourism Lesson 25 A job interview English for Tourism Lesson 25 A job interview Pelajaran 25: Wawancara Pekerjaan L1 Juni Tampi: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-25. Wawancara Pekerjaan. Lesson 25. A Job Interview.

Lebih terperinci

Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I. Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak

Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I. Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak Lesson 60 : Too/Either, So do I, Neither do I Pelajaran 60 : Juga/Antara, Saya juga begitu, Saya juga tidak Reading (Membaca) I often watch movies at the movie theater, and my cousin does too. (Saya sering

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

Marilah kita lihat contoh berikut :

Marilah kita lihat contoh berikut : Sekarang kita menginjak ke tahapan penting kedua pelajaran kita. Dalam pelajaran IV ini, kita akan mempelajari pengungkapan kalimat yang TIDAK menggunakan AKAN, SUDAH, SEDANG. Kalimat yang kita buat disini

Lebih terperinci

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap

Lesson 58 : everything, anything. each, every. Pelajaran 58 : semuanya, apapun. Masing-masing/sesuatu, setiap Lesson 58 : everything, anything each, every Pelajaran 58 : semuanya, apapun Masing-masing/sesuatu, setiap Reading (Membaca) Is everything okay? (Apakah semuanya baikbaik?) Don t worry, everything will

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

Lesson 51: before, after, while, since. Pelajaran 51: sebelum, setelah, sementara, sejak

Lesson 51: before, after, while, since. Pelajaran 51: sebelum, setelah, sementara, sejak Lesson 51: before, after, while, since Pelajaran 51: sebelum, setelah, sementara, sejak Reading (Membaca) Before you go to the beach, call your mother. ( sebelum kamu pergi pantai, hubungi ibumu dulu )

Lebih terperinci

Lesson 39: Infinitive and Gerund After Verbs. Pelajaran 39: Infinitif dan Gerund Setelah Kata Kerja

Lesson 39: Infinitive and Gerund After Verbs. Pelajaran 39: Infinitif dan Gerund Setelah Kata Kerja Lesson 39: Infinitive and Gerund After Verbs Pelajaran 39: Infinitif dan Gerund Setelah Kata Kerja Reading (Reading) She wants to go to a movie. ( Dia ingin pergi ke bioskop ) I m planning to work in Canada.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VIII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 A. KELAS VIII Alokasi Waktu:

Lebih terperinci

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI

Bentuk ini juga berlaku untuk BISA DI, HARUS DI, MUNGKIN DI, BOLEH DI Pelajaran VII ini adalah tahapan penting ketiga, yang akan membawa kita bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Jika kita dapat melewatkan pelajaran VII atau tahapan penting ketiga ini dengan betul-betul

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 15 Discussing A Tour

English for Tourism Lesson 15 Discussing A Tour English for Tourism Lesson 15 Discussing A Tour Pelajaran 15: Membicarakan Perjalanana Wisata L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Wonosari Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/semester : VII/1 (satu) Materi Pokok : Teks lisan dan tulis menyebutkan dan menanyakan

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations

English for Tourism Lesson 5 Making recommendations English for Tourism Lesson 5 Making recommendations Pelajaran 5: Mengajukan Saran L1: "Bahasa Inggris Pariwisata Eng: "English for Tourism" L1 Juni Tampi: Hello, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, mengantarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. item jawaban pertanyaan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil jawaban

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. item jawaban pertanyaan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil jawaban BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan kajian teori pada bab II berikut merupakan deskripsi jawaban daripada pertanyaan penelitian yang telah dilakukan penelitian terhadap

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued)

English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued) English for Tourism Lesson 18 Out on the ferry (continued) Pelajaran 18: Di feri (lanjutan) L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-18. Di Feri. Eng: Lesson 18.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Wonosari Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas/semester : VII/1 (satu) Materi Pokok : Teks lisan dan tulis menyebutkan dan menanyakan

Lebih terperinci

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa

Lesson 22: Why. Pelajaran 22: Mengapa Lesson 22: Why Pelajaran 22: Mengapa Reading (Membaca) Why are you tired? (Mengapa kamu lelah?) Why is your boss angry? (Mengapa bosmu marah?) Why was he late? (Kenapa dia terlambat?) Why did she go there?

Lebih terperinci

Mousedeer guarded this banana tree all day and night. Mousedeer was scared that Monkey would steal the bananas again.

Mousedeer guarded this banana tree all day and night. Mousedeer was scared that Monkey would steal the bananas again. Si Kancil dan Monyet Pada suatu waktu, Si Kancil berteman baik dengan Monyet. Si Kancil dan Monyet pergi ke mana-mana berdua. Kalau Si Kancil pergi ke sungai, Monyet pergi ke sungai juga. Kalau Si Kancil

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS KELAS : X ( SEPULUH) SMA NEGERI 1 BUMIAYU TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 -g- 1 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BUMIAYU Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1

Lesson 36: Infinitive 1. Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Lesson 36: Infinitive 1 Lesson 36: Kata Kerja Infinitif 1 Reading (Membaca) My dream is to live in New York. (Impianku adalah tinggal di New York.) I would like to learn more about your country! (Saya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Meminta maaf : 2

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia mempunyai cara berbeda-beda untuk mengungkap masalah kewaktuan. Terdapat bahasa yang mempunyai sistem yang mengungkap masalah kewaktuan secara

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN ANALISIS GRAMMAR

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN ANALISIS GRAMMAR Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 3 Oktober 2014 43 PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN ANALISIS GRAMMAR Rionaldo Putra 1), Indah Fitri Astuti 2), Awang Harsa K 3) 1,2,3) Program Studi Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation

English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation English for Tourism Lesson 21 Dealing with a situation Pelajaran 21: Menangani situasi yang serius L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio

Lebih terperinci

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell

Kata Pengantar. iii. Mohammad Nuh. Bahasa Inggris When English Rings the Bell Kata Pengantar Bahasa Inggris tidak dapat dipungkiri adalah bahasa utama komunikasi antarbangsa dan sangat diperlukan untuk berpartisipasi dalam pergaulan dunia. Makin datarnya dunia dengan perkembangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Transaksional Meminta dan Memberi Informasi Tentang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pra eksperimental yang menggunakan data tulisan siswa dan kuesioner untuk mencari tahu apakah ancangan

Lebih terperinci

Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik?

Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik? Bagaimana Mengembangkan Lembar Kerja/Tugas yang Baik? I Latar Belakang Lembar kerja/tugas merupakan salah satu alat guru mengajar; LK/LT lebih bersifat sebagai pelengkap penjelasan guru tentang suatu konsep

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6Latihan Soal 6.1

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6Latihan Soal 6.1 1. SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6Latihan Soal 6.1 What is the dialog about? Weekly test Greetings Kinds of test Cheating Kunci Jawaban : A Untuk menjawab apa isi dialog diatas, kalian harus membacanya.

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 23 Checking out

English for Tourism Lesson 23 Checking out English for Tourism Lesson 23 Checking out Pelajaran 23: Check out L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Pelajaran ke-23. Check out. Eng: Lesson 23. Checking out. L1: Halo,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Media Pembelajaran Bahasa Inggris START KELAS IV SEMESTER GENAP Oleh: I. G. A. Ratih Nirmala Shanti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. linguistik (Austin & Sallabank, 2011). Melalui bahasa, seseorang dapat. dimaksudkan oleh penyampai pesan kepada orang tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari

Lebih terperinci

Lesson 23: How. Pelajaran 23: Bagaimana

Lesson 23: How. Pelajaran 23: Bagaimana Lesson 23: How Pelajaran 23: Bagaimana Reading (Membaca) How are you? (Bagaimana kabarmu?) How are your parents? (Bagaimana kabar orang tuamu?) How was the interview? (Bagaimana wawancaranya?) How is your

Lebih terperinci

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah

Lesson 19: What. Pelajaran 19: Apakah Lesson 19: What Pelajaran 19: Apakah Reading (Membaca) What is it? (Apakah ini?) What is your name? (Saiapa namamu?) What is the answer? (Apakah jawabannya?) What was that? (Apakah itu tadi?) What do you

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet 1. The correct active voice sentence of you are requested to keep quiet is SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10 Be quite Keep quiet Please keep quite Be quite please Please

Lebih terperinci

COMPLEX TENSES. Oleh: Yoga Guntur Sampurno

COMPLEX TENSES. Oleh: Yoga Guntur Sampurno COMPLEX TENSES Oleh: Yoga Guntur Sampurno yoga_gs@uny.ac.id Definisi Complex Tenses Selain simple tenses, dalam bahasa Inggris terdapat tenses lain. Karena tenses tersebut berupa gabungan DUA VERB atau

Lebih terperinci

3. Surat (Letter) The body of the letter (tubuh surat/susunan surat)

3. Surat (Letter) The body of the letter (tubuh surat/susunan surat) 3. Surat (Letter) Surat merupakan sarana komunikasi tertulis, yang biasanya dikirimkan melalui kantor pos. namun, seiring dengan perkembangan zaman, surat tidak hanya menggunakan media kertas. Sekarang

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 6LATIHAN SOAL CHAPTER 6 1. Sender : Andy Tuesday, 28 th April, 2016 09.45 a.m. Boby, our plan to have a picnic today is postponed by Mrs. Sendy because of the heavy

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE.

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE. MEDIA SMART LOG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT PRESENT TENSE Ndayani SMPN 1 Dukun Magelang bgt_bunda@yahoo.com Abstrak. Best Practices ini didasarkan pada rendahnya kemampuan menulis kalimat

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 17 Out on the ferry

English for Tourism Lesson 17 Out on the ferry English for Tourism Lesson 17 Out on the ferry Pelajaran 17: Di feri L1 Juni Tampi: Eng: Bahasa Inggris Pariwisata English for Tourism L1: Halo, Saya Juni Tampi dari Radio Australia, Seksi Indonesia. Kursus

Lebih terperinci

tagihan: soal percakapan dialog/teks, mendemonstrasikan dialog Jenis Melengkapi dialog Menyusun urutan gambar sesuai dengan cerita Menirukan dialog

tagihan: soal percakapan dialog/teks, mendemonstrasikan dialog Jenis Melengkapi dialog Menyusun urutan gambar sesuai dengan cerita Menirukan dialog Silabus Tema (1) Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar (2) Materi Pokok (3) Indikator (4) Kegiatan Pembelajaran (5) Penilaian (6) Alokasi Waktu (7) Stories 3 x 40 Standar Kompetensi: Teks dialog Tes tertulis:

Lebih terperinci

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS

KETERANGAN WAKTU, KATA DEPAN & KATA PENGUHUBUNG NO KATA BHS INGGRIS 1 akhir pekan ini this weekend 2 akhir-akhir ini lately 3 akhir-akhir ini nowadays 4 asalkan provided (that) 5 bahkan even 6 banyak a lot 7 banyak much 8 banyak many 9 barangkali probably 10 baru saja

Lebih terperinci

Akhmad Arif Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc.

Akhmad Arif Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc. SISTEM TUTOR CERDAS DENGAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN UNTUK MEMPELAJARI KALIMAT MAJEMUK DALAM BAHASA INGGRIS Akhmad Arif 2209105085 Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc. Daftar Isi Latar

Lebih terperinci

English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued)

English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued) English for Tourism Lesson 10 Giving directions (continued) Pelajaran 10: Memberi Petunjuk Jalan (lanjutan) L1: Anda sedang mendengarkan "Kursus Bahasa Inggris Dasar untuk Pariwisata dan Perhotelan" yang

Lebih terperinci

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh

Lesson 41: may, might, might not. Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Lesson 41: may, might, might not Pelajaran 41: boleh, mungkin, tidak boleh Reading (Membaca) You may have a seat. ( Anda boleh duduk ) May I borrow your book? ( Bolehkah saya meminjam bukumu?) The taxi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris di Sekolah Dasar termasuk ke dalam muatan lokal sebagaimana tercantum di dalam kurikulum KTSP 2006. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus

Lebih terperinci