KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN PERAWAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN PERAWAT"

Transkripsi

1 KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN PERAWAT (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Komunikasi Antarpribadi Pasien Rawat Inap dan Perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan) Gita Ellanda ABSTRAK Penelitian ini berjudul: Studi Deskriptif Kualitatif tentang Komunikasi Antarpribadi Pasien Rawat Inap dan Perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien serta alasan mereka memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan dan mengetahui komunikasi antarpribadi pasien tersebut dengan perawat. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi antarpribadi, komunikasi terapeutik, teori pengurangan ketidakpastian, penetrasi sosial dan pengungkapan diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, kepustakaan, observasi dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini adalah 4 pasien Rumah Sakit Setiabudi Medan dan satu informan tambahan yaitu perawat Rumah Sakit Setiabudi Medan. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian yang diperoleh ialah informan sebagai pasien memiliki karakteristik latar belakang keluarga dan suku yang berbeda, setiap pasien memiliki alasan untuk memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan sebagai tempat ia melakukan pengobatan. Kebanyakan dari pasien memiiki alasan bahwa mereka memilih rumah sakit ini dikarenakan saran dari kerabat yang lebih dulu pernah dirawat dan menyatakan rumah sakit ini memiliki pelayanan yang bagus. Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara pasien dengan perawat juga sudah cukup baik. Kata kunci : Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Teori Pengurangan Ketidakpastian, Komunikasi Terapeutik PENDAHULUAN Konteks Masalah Harold D. Lasswell berpendapat bahwa cara yang tepat untuk menjelaskan arti dari komunikasi adalah dengan menjawab beberapa pertanyaan, yang salah satu diantaranya adalah :What In Which Channel? atau dengan saluran apa?saluran yang biasanya disebut media, media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) (Cangara, 2009:19-25) Kegiatan berkomunikasi juga dilakukan antara perawat dan pasien.bentuk komunikasi yang dilakukan disebut komunikasi antarpribadi.dalam ilmu kesehatan,komunikasi antarpribadi ini disebut juga dengan Komunikasi Terapeutik. Komunikasi Terapeutik adalah bentuk khusus dari komunikasi yang digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan untuk mendukung, mendidik, dan secara efektif memberi kekuatan dalam mengatasi masalah sulit yang 1

2 berhubungan dengan kesehatan (Elizabeth, 2007:200) Menurut Nasir (2009: 32) Komunikasi antarpribadi pasien dan perawat dimulai dari pertama bertemu pasien dengan perawat yang disebut tahap pra interaksi, perkenalan, orientasi, tahap kerja dan terminasi. Pada tahap pra interaksiperawat menggali potensi dirinya, menampilkan penampilan yang rapi dan berusaha tidak mencampurkan masalah pribadinya ketika bertemu dengan pasien.pra interaksi ini juga saat-saat dimana pasien merasakan ketakutan dan kecemasan ketika pertama kali bertemu dengan perawat karena merasa bertemu dengan orang asing dan tidak tahu harus berkata dan berbuat apa dan itu sering terjadi kepada kebanyakan pasien. Dalam hal ini penampilan perawat juga mempengaruhi kecemasan yang dihadapi pasien seperti yang diungkapkan Nasir (2009:169) bagaimana penampilan perawat bisa mengurangi kecemasan pasien. Perkenalan juga proses yang penting dimana pasien dan perawat mulai mengembangkan rasa percaya. Rasa percaya pasien kepada perawat sangat tergantung bagaimana perawat memperkenalkan diri dan dengan sikap yang baik dan ramah melakukan pendekatan dengan pasien. Berdasarkan pra penelitian yang peneliti lakukan banyak perawat yang tidak memperkenalkan nama saat pertama bertemu dengan pasien, sehingga pasien tidak mengingat nama perawat tersebut walaupun sudah beberapa hari di rumah sakit. Setelah tahap perkenalan dan mulai tahap orientasi dimana pasien menceritakan keluhan kepada perawat kemudian tahap kerja yang tentunya di tahap ini banyak dilakukan komunikasi antarpribadi dan interaksi pasien kepada perawat hingga tahap terminasi atau keluarnya pasien dari rumah sakit. Yayasan Perlindungan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPPKI) melaporkan selama kurun waktu pihaknya menerima sekitar 700 pengaduan masyarakat soal buruknya pelayanan kesehatan (NHNews.com, 2013).Memang masyarakat dewasa ini lebih kritis untuk memilih pelayanan mana yang akan mereka gunakan di antara rumah sakit yang bertebaran di tanah air kita. Ironisnya, meskipun jumlah rumah sakit menjamur tidak pula menambah mutu sehingga masyarakat akhirnya berobat keluar negeri. Setiap tahun, tak kurang dari 600 ribu pasien Indonesia berobat keluar negeri dengan tujuan Singapura, Malaysia, Tiongkok, India, Australia, Jerman dan Amerika Serikat. Kunci dari permasalahan itu sebenarnya adalah rendahnya moral dan etika tim kesehatan dan buruknya perawat mendapatkan sorotan sebagai pelakunya. Hal ini beralasan karena perawatlah yang paling banyak bersentuhan langsung dengan pasien. ( Tahun 2013, diadakan satu test keperawatan di Surabaya dimana perawat yang lolos test tersebut akan dikirim dan dipekerjakan ke luar negeri, berupa test kecakapan antarpersonal, disamping kemampuan teknis dalam bidang keperawatan, Nyatanya banyak perawat yang tidak lolos hanya karena tidak tahu bagaimana berempati kepada pasiennya. Agen tersebut tidak mau mengirimkan perawat yang tidak bisa tersenyum dan beramah tamah kepada pasiennya apalagi memiliki rasa empati yang rendah ( kompasiana.com) Fokus Masalah Fokus masalah merupakan permasalahan yang sentral yang menjadi perhatian penelitian dan dicari jawabannya dalam penelitian.adapun fokus 2

3 masalah yang akan diteliti sebagai berikut: Bagaimana Komunikasi Antarpribadi antara Pasien Rawat Inap dan Perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan?. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi yang dilakukan pasien rawat inap dengan perawat Rumah Sakit Setiabudi Medan. 2. Untuk mengetahui komunikasi terapetik perawat dengan pasien Rumah Sakit Setiabudi Medan. 3. Untuk mengetahui alasan pasien rawat inap memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan. Manfaat Penelitian 1. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berguna dalam memperkaya khasanah penelitian Ilmu Komunikasi. 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dan bisa dijadikan sebagai bahanpembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa FISIP USU jurusan Ilmu komunikasi khususnya mengenai Komunikasi Antarpribadi. 3. Secara praktis, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication) Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antarpribadi merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph A Devito (Liliweri, 1991:13) yang mengemukakan suatu komunikasi antar pribadi mengandung ciri-ciri : a. Keterbukaan (Openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi. b. Empati (Empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain. c. Dukungan (Supportiveness), yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. d. Rasa positif (Positiveness), seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. e. Kesetaraan atau kesamaan (Equality), yaitu pengakuan secara diam- diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Komunikasi Terapeutik Komunikasi interpersonal yang disebut juga komunikasi Terapeutik, merupakan komunikasi yang dilakukan secara sadar, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien 3

4 (Wijaya, dkk, 1996:53). Komunikasi terapeutik tidak dapat berlangsung dengan sendirinya, tetapi harus direncanakan, dipertimbangkan dan dilaksanakan secara profesional. Menurut Arwani (2002 : 52) terdapat tiga hal mendasar yang memberi ciriciri komunikasi terapeutik yaitu : a. Keikhlasan (genuinesness) b. Empati (emphaty) c. Kehangatan (warmth) Komunikasi terapeutik dalam pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yang meliputi pra-interaksi, orientasi, kerja dan terminasi (Mahmud, 2009:107). Teori Pengurangan Ketidakpastian ( Uncertainty Reduction Theory) Teori yang pertama kali dikembangkan oleh Berger dan Calabrese pada tahun 1975 ini adalah menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang-orang yang baru saling mengenal yang terlibat dalam percakapan. Teori pengurangan ketidakpastian membahas proses dasar bagaimana kita memperoleh pengetahuan mengenai orang lain melalui interaksi komunikasi (Morissan, 2010). Menurut Berger, orang mengalami periode yang sulit ketika menerima ketidakpastian sehingga orang cenderung membuat perkiraan terhadap perilaku orang lain, dan karenanya ia akan termotivasi untuk mencari informasi mengenai orang lain. Upaya untuk mengurang ketidakpastian merupakan salah satu dimensi penting dalam upaya membangun hubungan (relationship) dengan orang lain. (Morissan 2010:87) Aksioma Teori Pengurangan Ketidakpastian (Richard West, 2009:179) a. Aksioma 1: Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada permulaan fase awal, ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat ketidakpastian dalam suatu hubungan akan menurun. b. Aksioma 2: Ketika ekspresi non verbal meningkat, tingkat ketidakpastian menurun dalam interaksi awal. Selain itu, penurunan tingkat ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan ekspresi non verbal. c. Aksioma3: Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku pencarian informasi dan ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian informasi juga menurun. d. Aksioma 4: Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. e. Aksioma 5: Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas yang rendah pula f. Aksioma 6: Kemiripan diantara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. g. Aksioma 7: Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam kesukaan, penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam kesukaan. h. Aksioma 8: Ketidakpastian berhubungan secara dengan interaksi dalam jaringan sosial. Makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami. 4

5 Penetrasi Sosial Asumsi Teori Penetrasi Sosial (West&Turner, 2008 : 197) 1. Hubungan-hubungan mengalami kemajuan dari tidak intim menjadi intim. Hubungan komunikasi antara orang dimulai pada tahapan superficial dan bergerak pada sebuah kontinum menuju tahapan yang lebih intim. Perbincangan awal seseorang yang mungkin terlihat tidak penting, tetapi lama kelamaan sejalan dengan waktu hubungan ini mempunyai kesempatan untuk menjadi lebih intim. 2. Secara umum, perkembangan hubungan sistematis dapat diprediksi. Asumsi kedua dari teori penetrasi sosial, berhubungan dengan prediktabilitas. Secara khusus para teoritikus berpendapat bahwa hubungan-hubungan berkembang secara sistematis dan dapat diprediksi. 3. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi. Asumsi ketiga menyatakan bahwa hubungan dapat menjadi berantakan, atau menarik diri dan kenunduran ini dapat menyebabkan terjadinya disolusi hubungan. 4. Pembukaan diri (self-disclosure) adalah inti dari perkembangan hubungan. Menurut Altman dan Taylor, hubungan yang tidak intim bergerak menuju hubungan yang intim karena adanya keterbukaan diri. Membuka diri dapat membuat hubungan yang tadinya tidak terlalu akrab menjadi akrab. Pengungkapan Diri Sidney Jourard (1971) menandai sehat atau tidaknya komunikasi interpersonal dengan melihat keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi ( Pengungkapan diri menurut Jourard memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi keluasan (breadth), kedalaman (depth) dan target atau sasaran pengungkapan diri. dimensi keluasan mengacu pada cakupan materi yang diungkap dan semua materi tersebut dijabarkan dalam enam kategori informansi tentang diri sendiri, yaitu sikap dan pendapat, rasa dan minat, pekerjaan atau kulia, uang, kepribadian dan tubuh. Dimensi kedalaman pengungkapan diri mengacu pada empat tingkat pengungkapan diri yaitu : tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek dirim berbicara secara umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau salah mengartikan aspek diri sendiri, sehingga yang diberikan kepada orang lain berupa gambaran diri yang salah. Joseph Lufh & Harrington Ingham (Cangara, 2004) memperkenalkan sebuah konsep yang bernama Johari Window sebuah kaca jendela yang terdiri atas empat bagian yaitu Open Area, Blind Area, Hidden Area, dan Unknown Area METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam dalamnya melalui pengumpulan data sedalam dalamnya.penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. 5

6 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah hubungan komunikasi antarpribadi pasien Rawat Inap dengan perawat di RS Setiabudi Medan. Subjek Penelitian Metode ataupun cara peneliti dalam memperoleh subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling dalam (Sugiyono, 2012:85) yakni teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu. Purposive sampling memilih informan dengan cara memberi kriteriakriteria tertentu yang menjadikan ukuran seseorang layak menjadi informan dalam penelitian ini.adapun kriteria informan yaitu : a. Pasien rawat inap lebih dari dua hari di RS. Setiabudi Medan. b. Berusia > 17 tahun. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian melalui buku-buku, jurnal, internet dan lainnya yang sesuai dengan masalah yang dibahas. b. Penelitian lapangan Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan. Dalam hal ini peneliti berencana melakukan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian (informan). Teknik Analisis Data 1. Reduksi Data 2. Penyajian Data 3. Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap empat informan. Empat informan pasien Rumah Sakit Setiabudi Medan sedangkan satu informan sebagai informan tambahan yaitu perawat Rumah Sakit Setiabudi Medan. Lokasi penelitian diadakan di Rumah Sakit Setiabudi yang beralamat di jalan mesjid No.3 Tanjung Rejo Medan. Rumah sakit ini berdiri 4 Juli 2010 didirikan atas prakarsa dr.otman Siregar, SpOT dan dr. Chairiandi Siregar, SpOT. Tingginya tingkat kecelakaan menjadi latar belakang didirikannya rumah sakit ini Konsep awal berdirinya rumah sakit ini dikhususkan untuk kasus-kasus spesialis bedah tulang.seiring berjalannya waktu, rumah sakit ini berkembang menjadi rumah sakit khusus bedah dan sampai saat ini selain menangani pasien dengan kasus bedah tulang juga menangani pasien dengan kasus bedah digestive (bedah perut), bedah anak, bedah syaraf, bedah plastik dan kecantikan. PEMBAHASAN Setiap informan yang peneliti amati memiliki karakteristik yang berbeda dan berbeda juga komunikasi antar pribadi yang terjalin kepada perawat. Berdasarkan analisis peneliti setelah wawancara, peneliti membuat bahasan yang 6

7 dikaitkan dengan tujuan penelitian sebagai berikut : Pada Informan pertama pria bernama S.T berusia 31 tahun merupakan seorang karyawan. Pria bersuku Batak ini menjalani operasi pemasangan pen pada kakinya dan sudah menjalani rawat inap selama 4 hari di rumah sakit Setiabudi. Ia belum pernah menjalani rawat inap di rumah sakit lain sebelumnya. Perkenalan ia dengan perawat menurutnya terjadi pada hari pertama ia masuk ke rumah sakit ini. Menurut S.T pada saat ia datang ia bertemu dengan perawat yang telah menunggu di lantai bawah rumah sakit tersebut. Setelah ia dipindahkan ke ruang atas atau ruangan rawat inap, ia bertemu dengan perawat lainnya yang terlihat seperti perawat senior. Beliau juga menuturkan perawat menyambutnya dengan penampilan yang rapi dan ramah. Perawat juga menyebut namanya, mengucapkan salam dan banyak bertanya mengenai keluhan yang dirasakan S.T. Menurut pria lulusan salah satu SLTA di Medan ini, ia sering berbicara dan berbincang dengan perawat, terutama perawat yang lebih senior bernama M. Semua perawat dirasakannya bersikap baik dan tidak membeda-bedakan walaupun ia berada di ruangan rawat inap kelas III. Informan kedua bernama Z berusia 56 tahun. Seorang Ibu Rumah tangga yang menderita kanker payudara. Ibu bersuku Minang yang paling pendiam diantara informan lainnya ini mengaku cukup mengenal perawat-perawat yang sudah 3 hari ini berkomunikasi dengannya.ia bahkan mempunyai perawat favorit bernama perawat A, menurutnya perawat ini sopan, ramah dan lembut, sehingga ia tidak terlalu merasakan sakit jika disuntik oleh perawat A. Awal ia bertemu dengan perawat ia disambut dengan dua orang perawat, satu orang perempuan dan satu laki-laki, informan ini menuturkan perawat mengucapkan salam dan menanyakan keluhan dan rasa sakit yang dirasakan informan Z. Ibu ini juga mengaku hanya sering berbicara kepada dua perawat saja yaitu perawat A yang sering menanyainya diluar masalah kesehatan, karena perawat yang lain hanya menanyakan apa yang dia butuhkan atau seperlunya saja Informan ketiga yang diwawancara ialah Ibu N. Ibu yang suka bercanda ini sangat ramah dan terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti.ia terkena penyakit osteoarthritis yaitu cairan yang menipis pada sendi lututnya sehingga membuat tulang pada lututnya bergesekan sehingga menimbulkan rasa sakit. Ibu berusia 49 tahun yang bertubuh berisi ini kemudian menuruti saran saudaranya untuk melakukan pengobatan di rumah sakit ini.ia menuturkan awal ia datang kerumah sakit ini ia bertemu dengan dua orang perawat perempuan dan mengantarkannya keruang rawat inap, setelah masuk ke ruangan rawat inap perawat mengucapkan salam, memperkenalkan nama dan menanyakan keluhan yang dirasakan informan Z dan menanyakan singkat mengenai penyakit beliau. Selama ia disini Ibu N banyak mengenal perawat yang melayaninya. Ibu N pun menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat selama dirawat disini sebanyak tujuh orang, yaitu M, D, T, A, R, H dan L. Sedangkan yang lain ia tidak begitu ingat namanya. ibu yang sangat ramah dan penuh canda tawa ini sangat bersahabat, Ibu N menuturkan ia sering bertukar pikiran dengan perawat. Perawat juga sering bertanya kepadanya, diluar masalah kesehatannya.begitu juga beliau, sering menanyakan kembali mengenai perawat yang diajaknya berbicara.seperti dengan perawat R yang ternyata rumahnya berdekatan dengan tempat tinggal ibu 7

8 N. S merupakan informan keempat yang diwawancara. Informan S berumur 25 tahun ini merupakan pasien terlama yang mendapatkan perawatan rawat inap, karena ini ketiga kalinya ia melakukan operasi di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Pria yang berasal dari Medan dan kerja di Kota Palembang ini mengalami kecelakaan di Palembang beberapa tahun yang lalu sehingga tulang pada pahanya patah.ia kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit di Palembang dan mendapatkan perawatan. Ternyata kakinya bukan membaik, justru terjadi pembengkakan sehingga semakin susah berjalan. Pria berdarah Jawa ini kemudian diberitahu oleh saudaranya bahwa ada rumah sakit ortopedi yang bagus di Medan.Operasi pertama yang ia lakukan di Rumah Sakit Setiabudi Medan ini pada bulan Juni dan operasi keduanya pada bulan September. Sedangkan pada saat ini merupakan operasi ketiganya.sehingga pria ini sangat banyak mengenal perawat di rumah sakit ini. Menurutnya, komunikasi yang dilakukan perawat terhadapnya sangat baik, lebih baik dari rumah sakit lain yang ia pernah rasakan. S mengatakan awal ia datang untuk melakukan operasi ketiganya, ia disambut oleh perawat H dan perawat I yang memang sudah kenal sejak awal ia operasi pertama kali di rumah sakit tersebut. Setelah masuk ke ruangan rawat inap perawat tersebut menanyakan perkembangan kakinya dan menanyakan apakah informan ini rajin melakukan terapi dirumah. S merasa sangat dekat hubungannya dengan perawat karena sering bertemu.ia juga menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat. S menyebutkan lima nama perawat dengan ciri-cirinya. Ia menuturkan sering berbicara dengan perawat, terkadang perawat menanyakan soal kerjaannya, keluarganya, ia pun balik bertanya mengenai diri si perawat sampai terkadang membahas masalah apa saja yang sedang menjadi berita di televisi. Tetapi menurutnya, Ia paling sering berkomunikasi dengan perawat B, mungkin karena sesama laki-laki dan sudah mengenal sejak ia operasi pertama kali di rumah sakit ini. Bahkan sampai diluar rumah sakit ia tetap menjalin baik hubungan itu melalui telepon. Ia juga menuturkan perawat-perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan sangat ramah, bahkan tidak ada yang bersifat buruk atau kasar dalam berkomunikasi dengan pasien. Informan kelima yang peneliti wawancara adalah informan tambahan yaitu perawat senior Rumah Sakit Setiabudi Medan.Peneliti melakukan wawancara di ruang perawat dan perawat yang lain menyambut dengan sangat ramah dan terbuka. Ia bekerja sejak awal berdirinya rumah sakit ini, sehingga ia termasuk perawat senior. Meskipun begitu, ia tidak keberatan untuk selalu berdiskusi dengan perawat lainnya terutama dengan perawat baru untuk memberikan pelayanan yang terbaik.sebelum bekerja di rumah sakit ini, M bekerja di salah satu rumah sakit swasta lain. Sudah lebih 10 tahun ia bekerja menjadi seorang perawat. Menurutnya, menjadi perawat merupakan cita citanya sejak awal, sehingga setelah lulus SMA ia pun melanjutkan ke sekolah khusus keperawatan. Perawat M yang berdarah Batak ini sangat mengerti bahwa komunikasi perawat sangat penting dalam pelayanan di rumah sakit dimulai dari masuknya pasien ke rumah sakit ini dan bertemu dengan perawat.pada awal pertemuan ini perawat mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu membaca status dan riwayat 8

9 kesehatan pasien dan memperhatikan penampilan perawat. PENUTUP Kesimpulan Karakteristik pasien yang melakukan pengobatan di Rumah Sakit Setiabudi berbeda-beda baik dari segi suku, pendidikan, pekerjaan. Suku dari keempat pasien yaitu, dua orang bersuku batak, satu orang bersuku minang dan satu orang bersuku jawa. Dalam hal pekerjaan, dua dari empat orang pasien sebagai ibu rumah tangga dan dua lagi sebagai karyawan. Satu dari empat informan pasien mengaku lebih mengenal perawat karena sering melakukan pengobatan di Rumah Sakit Setiabudi. Peneliti menarik kesimpulan semakin lama pasien melakukan perawatan semakin ia mengenal dan merasa terbuka dengan perawat Komunikasi antarpribadi pasien dan perawat juga sudah cukup baik terjalin di Rumah Sakit Setiabudi terlihat dari pernyataan pasien yang merasa puas akan komunikasi dan pelayanan dari perawat. Keempat pasien yaitu ST, Z, N dan S merasakan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat dimulai dari tahap pra-interaksi, perkenalan, orientasi, tahap kerja sampai terminasi. Perawat melakukan komunikasi dengan pasien sembari melakukan ekspresi non verbal yang membuat pasien nyaman. Hanya saja kekurangan masih dirasakan pasien pada saat perkenalan ketika perawat tidak memperkenalkan namanya. Tiga pasien yaitu ST, N dan S memilih melakukan pengobatan di Rumah Sakit Setiabudi Medan karena saran dari kerabat, sedangkan satu pasien yaitu Z dirawat di rumah sakit ini karena saran dari dokter, yang membuktikan bahwa keempat pasien tidak memilih rumah sakit yang berdekatan dengan tempat tinggalnya. Saran 1. Saran penelitian, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang membutuhkan wawasan yang luas untuk bisa mendapatkan kajian yang mendalam. Untuk itu, disarankan kepada peneliti-peneliti lain agar memperbanyak bahan wacana yang berkaitan dengan objek analisisnya demi tercapainya kedalaman penelitian 2. Saran dalam kegiatan akademis, agar penelitian selanjutnya dengan kajian yang sama dapat menggunakan kerangka analisis yang berbeda, misalnya menggunakan analisis wacana kritis sehingga tercipta keragaman dalam penelitian. 3. Saran dalam kaitan praktis, pelaksanaan komunikasi antarpribadi pasien dengan perawat telah terlaksana hampir sempurna, hanya kurang pada saat pengenalan nama oleh perawat dan masih ada salah satu perawat yang bersikap kurang menyenangkan. Untuk itu, penulis sarankan agar tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas agar komunikasi dapat berjalan semakin baik. 9

10 DAFTAR PUSTAKA Arwani Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Perss Elizabeth C. Arnold, Kathleen Underman Boggs Interpersonal Relationships : Professional Elsevier Inc Liliweri, Alo Komunikasi Antar Pribadi, Yogyakarta : Penerbit Pustaka Belajar Morissan Psikologi Komunikasi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia Nasir, Abdul Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta West, Richard & Lynn H. Turner Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Buku 1.Jakarta : Penerbit Salemba Humanika Wijaya, dkk Komunikasi Terapeutik, Bandung : Akademi Kesehatan Gigi Depkes RI Myopera.com/miftakhul13/blog/2013/03/02perawat-indonesia-letscaring

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan alat dalam berkomunikasi. Terjadinya komunikasi adalah konsekwensi hubungan sosial (social relation).hubungan

Lebih terperinci

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI (Studi Kasus Self Disclosure Pacaran Jarak Jauh Melalui Media Komunikasi Pada Mahasiswa/i di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) NURUL HUDA NASUTION ABSTRAK Skripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Area Penelitian RSUD Kraton merupakan Rumah Sakit Umum milik pemerintah daerah kabupaten Pekalongan yang memiliki dua buah ruang khusus penyakit bedah

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA WARGA BINA SOSIAL (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Sesama Warga Bina Sosial di UPT Pelayanan Sosial Tuna Susila Berastagi) Rittar Murdani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah. mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Tidak ada manusia yang sempurna, artinya semua orang pernah mengalami situasi sulit. Ada beberapa orang yang sebenarnya memiliki kemampuan dan pengetahuan standar,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan) Anggie Dahlia Simanjuntak 100904087 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma dalam keperawatan, dari konsep keperawatan individu menjadi keperawatan paripurna serta kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang,

BAB I PENDAHULUAN. benar. Proses yang baik dan benar hampir selalu melalui perjalanan yang panjang, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan tidak hanya dinilai dari hasil akhir, tetapi proses. Banyak orang yang mendapatkan hasil yang baik tanpa menjalani proses yang baik dan benar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam inovasi baru bermunculan dalam dunia kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan semakin mengutamakan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yaitu, makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan karena manusia membutuhkan satu dengan lainnya. Everet M.Rogers dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan karena manusia membutuhkan satu dengan lainnya. Everet M.Rogers dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara INFORMAN 1 Karakteristik pasien 1. Nama : ST 2. Alamat : Dusun Ujung Teran 3. Usia : 31 tahun 4. Jenis kelamin : Laki-laki 5. Suku : Batak 6. Pendidikan : SMA 7. Pendapatan : 2.000.000/bulan 8. Masa perawatan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare, artinya memberitahukan, menyampaikan. Communicatio, artinya hal memberitahukan; pemberitahuan;

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan telah mengumpulkan data-data. Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menganalisis data, memilah-milahnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S 110904020 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri Dalam Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan

Lebih terperinci

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Lampiran 1. BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses yang selalu dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali perawat. Dalam perkembangan dunia kesehatan komunikasi

Lebih terperinci

1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT

1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN UNTUK PERAWAT Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Komunikasi Terapeutik terhadap Perilaku Perawat saat Berkomunikasi dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hubungan dokter dan pasien telah mengalami pergeseran dari zaman ke zaman. Hubungan antara dokter dan pasien yang dulunya menganut pola paternalistik berubah menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN BPJS DALAM HAL KEPUASAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 I. KarakteristikResponden No. Responden : Umur : JenisKelamin

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar, B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar

Lebih terperinci

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien di RS. Khusus Ginjal Ny. R. A. Habibie

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien di RS. Khusus Ginjal Ny. R. A. Habibie Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN: 2460-6510 Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien di RS. Khusus Ginjal Ny. R. A. Habibie 1 Ajeng Tri KaniaHapsari, 2 Teguh Ratmanto 1,2 Bidang Kajian Public Relations,

Lebih terperinci

A W Suranto Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

A W Suranto Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. DAFTAR PUSTAKA A W Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Arni, Muhammad. (2005). Komunikasi Organisasi. Jakarta:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. akar dalam pohon, dimana akar tersebut dijadikan sebagai penopang dasar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan oleh setiap individu untuk dapat mempertahankan hidupnya. Komunikasi mempunyai peran yang besar dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

Komunikasi Risiko. Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta. Amelia / Yudi Perbawaningsih. Program Studi Ilmu Komunikasi

Komunikasi Risiko. Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta. Amelia / Yudi Perbawaningsih. Program Studi Ilmu Komunikasi Komunikasi Risiko Dokter Spesialis di Kota Yogyakarta Amelia / Yudi Perbawaningsih Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus Nama Peneliti : Rina Rahmadani Sidabutar Nomor

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PETUNJUK PRAKTIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUNJUK PRAKTIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL Komunikasi Interpersonal adalah interaksi yang melibatkan dua orang atau lebih dan dilakukan secara tatap muka (face to face communication). Adanya interaksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar-menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA REMAJA DENGAN AYAH YANG BERTUGAS JARAK JAUH

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA REMAJA DENGAN AYAH YANG BERTUGAS JARAK JAUH KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA REMAJA DENGAN AYAH YANG BERTUGAS JARAK JAUH (Studi DeskriptifKualitatif Komunikasi Efektif antara Remaja dengan Ayah yang Bertugas Jarak Jauh di Kota Medan) JURNAL HANI AMIRAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan manusi. Dikatakan mendasar karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. vital dalam kehidupan manusi. Dikatakan mendasar karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusi. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia-baik yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Prioritas Peningkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Kesesuaian terhadap Pelayanan kesehatan oleh dokter di Medan tahun 2014. No. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Tingkat Kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses

Lebih terperinci

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN Eliza Hafni*, Nur Asnah Sitohang** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspons oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Untuk mencapai tujuannya dalam penelitian ini maka desain penelitian yang dipergunakan adalah deskritif korelatif, dengan pendekatan cross sectional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada suatu organisasi atau perusahaan kualitas produk yang dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan menggunakan produk tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih, atau dengan kata lain; pertukaran ide atau pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan digilib.uns.ac.id BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Setelah penelitian ini dilakukan dan disesuaikan dengan teori yang ada, didapati bahwa ada kesimpulan-kesimpulan yang menjadi hasil penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan medis. Keberadaan sebuah rumah sakit harus mampu memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan medis. Keberadaan sebuah rumah sakit harus mampu memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi vital dalam suatu masyarakat sebagai pusat pelayanan medis. Keberadaan sebuah rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik,

Lebih terperinci

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri.

Kata Kunci : Blog, Catatan Harian, Konsep Diri, Keterbukaan Diri. BLOG DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional Tentang Penggunaan Fasilitas Blog Di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi 203 FISIP Universitas Sumatera Utara)

Lebih terperinci

Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Semangat Pasien Anak Untuk Sembuh.

Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Semangat Pasien Anak Untuk Sembuh. INTENSITAS KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN PASIEN ANAK (Studi Kasus tentang Intensitas Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Kaitannya dengan Semangat Pasien Anak untuk Sembuh di RSUP H.Adam Malik Medan)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul.

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah usia tiga puluh tahun, kanker payudara sangat jarang muncul. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara di banyak negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian pada wanita. Di kebanyakan negara urutan pertama ditempati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses sosial karena melalui komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen dalam komunikasi diantaranya

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Arwani dan Monica Ester, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002.

Arwani dan Monica Ester, Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002. DAFTAR PUSTAKA A. Buku dan Barang Cetakan Arwani dan Monica Ester, 2003. Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC Jakarta, 2002. Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal.Yogyakarta,Kanisius,2007.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntut untuk cepat menjadikan seseorang karyawan dapat menampilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tuntut untuk cepat menjadikan seseorang karyawan dapat menampilkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjalani kehidupan yang serba modern ini, yang mana apapun di tuntut untuk cepat menjadikan seseorang karyawan dapat menampilkan kinerja yang optimal serta tidak begitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. semakin puas klien terhadap komunikasi yang dilakukan psikolog. kualitas komunikasi (X) terhadap kepuasan komunikasi (Y).

BAB IV PENUTUP. semakin puas klien terhadap komunikasi yang dilakukan psikolog. kualitas komunikasi (X) terhadap kepuasan komunikasi (Y). BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil empirik dan interpretasi data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas komunikasi interpersonal psikolog (X) terhadap kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Menurut Harlley, (1997); dalam Fahri, (2010), menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu

Lebih terperinci

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk 70 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah di peroleh peneliti dari informan maupun dari lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya, komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat dan pasien jiwa di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johhanes Kupang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan aspek. pencapaian kesembuhan pasien (Siti Fatmawati, 2009:1) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi Terapeutik a. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dari pengirim pesan kepada penerima. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. (Wibisono, 2007: 90). Stakeholder internal adalah stakeholder yang berada di BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya stakeholder. Kasali (dalam Wibisono, 2007: 90) menyatakan bahwa stakeholder adalah suatu

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Masalah

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, terutama dalam kehidupan manusia. Tanpa berkomunikasi orang tidak akan bisa mengerti apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Komunikasi a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan sistem simbolik linguistik, seperti sistem simbol verbal/kata-kata, verbal dan non-verbal digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA (Studi Deskriptif Kualitatif Proses Komunikasi Antarpribadi Ibu Bekerja dengan Suami dan Anak dalam Keluarga Ibu Bekerja pada Subbagian Tata Laksana

Lebih terperinci