Hubungan Antara Kepribadian Dengan Kemampuan Adaptasi Lintas Budaya Pada Expatriate Leader

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Kepribadian Dengan Kemampuan Adaptasi Lintas Budaya Pada Expatriate Leader"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Kepribadian Dengan Kemampuan Adaptasi Lintas Budaya Pada Expatriate Leader Diah Ayu Rachma Seger Handoyo Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. Expatriate leader is a leader who has the task to lead the organization in other countries outside their home country. They are expected to successfully lead to achieve organizational goals. However, many of those who fail, causing losses to the company and the individual. This failure was due to their inability to adapt to the environment and local cultures where they served. One predictor of the success of cross-cultural adaptation is an aspect of personality. This study aims to determine the relationship of personality with the ability to cross-cultural adaptation of the expatriate leader. This type of research is quantitative. Subject amounted to 35 people, with 21 men and 14 women. Variable cross-cultural adaptability measured using CCAI (Meyers & Kelley, 1992; in Montagliani, 1996), while the personality variables using the five factor model of the 50-item IPIP. Analysis of data using multiple regression. The results showed relationship between the personality of the cross-cultural adaptability, dimension of personality variables have a significant impact with a cross-cultural adaptability in the expatriate leader is Conscientiousness with negative direction, Emotional Stability with positive direction, and Openness with positive direction. For personality of extroversion and agreeableness did not have a significant influence on the cross cultural adaptability of the expatriate leader. The R value of 0.365, which means that the regression model explains the diversity of the adaptability of 36.5%, while 63.5% is explained by other variables not included in the regression modeling. Key Words: Personality, The Five Factor Model, Cross-cultural Adabtability, Expatriate Leader. Abstrak. Expatriate leader merupakan pemimpin yang mendapat tugas untuk memimpin organisasi atau perusahaan yang ada di negara lain di luar negara asalnya. Mereka diharapkan berhasil memimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Namun, banyak diantara mereka yang gagal sehingga menyebabkan kerugian pada perusahaan maupun pada individu. Kegagalan tersebut dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan dan budaya lokal tempat mereka ditugaskan. Salah satu prediktor keberhasilan adaptasi lintas budaya adalah aspek kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepribadian dengan kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Tipe penelitian adalah kuantitatif. Subjek berjumlah 35 orang, yaitu 21 laki-laki dan 14 perempuan. Variabel kemampuan adaptasi lintas budaya diukur menggunakan CCAI (Meyers & Kelley, 1992; dalam Montagliani, 1996), sedangkan variabel kepribadian menggunakan the five factor model 50-item IPIP. Analisis data menggunakan multiple regression. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara kepribadian dengan kemampuan adaptasi lintas budaya, selanjutnya dimensi dari variabel kepribadian yang memberikan pengaruh signifikan dengan kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader adalah Conscientiousness dengan arah negatif, Emotional Stability dengan arah positif, dan Openness dengan arah positif. Sedangkan kepribadian extroversion dan agreeableness tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Nilai R yang dihasilkan adalah sebesar 0,365 yang berarti bahwa model regresi yang terbentuk di atas dapat menjelaskan keragaman dari kemampuan adaptasi sebesar 36,5%, sementara 63,5% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutkan dalam pemodelan regresi. Kata Kunci: Kepribadian, The Five Factor Model, Kemampuan Adaptasi Lintas Budaya, Expatriate Leader.

2 Pendahuluan Pada era globalisasi dan MEA saat ini, perdagangan bebas antar negara pada wilayah regional maupun global sudah menjadi kebutuhan untuk meningkatkan kesejahteraan, ketersediaan produk, dan jasa dalam masyarakat. Perdagangan bebas juga dapat mendorong kerja sama internasional, perjanjian antara mitra dagang juga dapat memperbaiki kualitas sumber daya manusia, seperti mengirim insinyur untuk berlatih dengan orang-orang ahli bidang teknik dari negara lain, atau mengirim ahli pertanian ke daerah pedesaan untuk mengajar orang tentang teknik pertanian baru dan praktek keamanan pangan (Sridianti, 2016). Selain itu, dengan adanya cabang-cabang perusahaan asing, maka akan ada pula pengiriman pemimpin dari negara asing, yang disebut sebagai expatriate leader, yaitu seorang pemimpin dari organisasi atau perusahaan yang mendapat tugas untuk memimpin salah satu cabang organisasi atau perusahaan yang ada di negara tertentu di luar negara asal mereka. Pada artikel berita Pekerja Asing untuk Pekerjaan Langka (2010), tidak hanya karena adanya cabang perusahaan dan penanaman modal asing yang ada di Indonesia, tetapi kebutuhan akan expatriate di Indonesia untuk pekerjaan tertentu memang dibutuhkan. Direktur Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Firdaus Badrun, mengatakan bahwa penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia hanya untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi yang masih langka dan tidak bisa terpenuhi dengan pekerja lokal. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam beberapa bidang memang sengaja mempekerjakan expatriate untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang tidak bisa menyerap tenaga kerja dari Indonesia sendiri. Kesuksesan expatriate leader dalam menjalankan tugas salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi lintas budaya. Lenville (2012) menyatakan bahwa adaptasi lintas budaya dianggap mewakili elemen penting dari kesuksesan expatriate. Mereka akan meninggalkan negaranya dan mulai hidup serta bekerja di negara dengan budaya dan orang-orang baru. Pada situasi tersebut sangat rawan terjadi culture shock, yaitu ketika individu tidak mengenal kebiasaan sosial dari kultur baru atau jika dia mengenalnya maka dia tidak dapat atau tidak mampu menampilkan perilaku yang sesuai aturan itu (Furnham & Bochner, 1970; dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008). Kegagalan expatriate leader dalam menjalankan tugas akan berdampak pada perusahaan dan individu (Lenville, 2012). Perusahaan akan mengalami kerugian secara finansial, yaitu biaya kompensasi, pelatihan, relokasi dan lain sebagainya. Sedangkan bagi individu yang mengalami kegagalan akan

3 mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri, harga diri dan kurangnya penghargaan serta reputasi di mata rekan-rekan kerjanya (Mendenhall & Oddou, 1986; dalam Lenville, 2012). Kemampuan adaptasi lintas budaya adalah proses yang kompleks di mana individu mampu berfungsi secara efektif dalam budaya lain. Individu yang tidak mampu beradaptasi dalam budaya asing akan berpengaruh terhadap keberadaan individu tersebut (Haslberger, 2005). Para ahli mengungkapkan beberapa prediktor spesifik yang menentukan keberhasilan dalam hubungan antar budaya salah satunya adalah faktor kepribadian (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Dengan demikian, penelitian ini ingin mengungkap hubungan antara kepribadian dengan kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Adaptasi Lintas Budaya Pada umumnya terdapat tiga situasi yang menjadi fokus perhatian di mana perbedaan antar budaya terwujud dalam situasi bisnis, yaitu negosiasi internasional, penugasan ke luar negeri, dan menerima pekerja-pekerja dari negara lain (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Pada situasi tersebut sangat rawan terjadi culture shock, yaitu ketika individu tidak mengenal kebiasaan sosial dari kultur baru atau jika dia mengenalnya maka dia tidak dapat atau tidak mampu menampilkan perilaku yang sesuai aturan itu (Furnham & Bochner, 1970; dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008). Oleh karena itu diperlukan kemampuan adaptasi budaya bagi individu yang tinggal di suatu budaya baru. Adaptasi lintas budaya (cross-cultural adaptability) adalah proses yang kompleks di mana individu mampu berfungsi secara efektif dalam budaya lain. Individu yang tidak mampu beradaptasi dalam budaya asing akan berpengaruh terhadap keberadaan individu tersebut (Haslberger, 2005). Adaptasi lintas budaya didefinisikan sebagai kesiapan seseorang untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari dirinya sendiri atau beradaptasi dengan hidup dalam budaya lain (Kelley & Meyers, 1995; dalam Nguyen, dkk., 2010). Furnham dan Bochner (1986; dalam Meyers, dkk., 2008) mendefinisikan adaptasi lintas budaya sebagai kemampuan untuk bernegosiasi terhadap situasi baru dan merespons secara efektif terhadap intensitas pengalaman emosional. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka adaptasi lintas budaya didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dan bernegosiasi terhadap budaya asing sehingga tetap dapat merespon secara efektif ketika berinteraksi dengan orang asing dan terhadap intensitas pengalaman emosional. Keberhasilan adaptasi lintas budaya menurut Ruben (1976; dalam Meyers, dkk., 2008) dipengaruhi oleh faktor empati dan toleransi untuk ambiguitas. Cui dan Awa setuju bahwa keberhasilan adaptasi budaya melibatkan empati, fleksibilitas, kesabaran, fleksibilitas peran, toleransi untuk ambiguitas dan

4 kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan (Meyers, dkk., 2008). Para ahli lainnya mengungkapkan beberapa prediktor spesifik yang menentukan keberhasilan dalam hubungan antar budaya (Dayakisni & Yuniardi, 2008), yaitu: a) Prediktor cultural, yaitu orang yang terisolasi dalam budaya yang secara eksklusif kolektif akan lebih menderita ketika berada dalam kultur lain daripada mereka yang disosialisasikan pada budaya yang cenderung mengarahkan pada pengembangan diri dan mudah interaksinya. Prediksi lain menyatakan bahwa orang-orang yang melakukan perjalanan ke suatu negara atau bangsa lain yang memiliki perbedaan budaya yang sangat banyak akan lebih banyak mengalami kesulitan. b) Prediktor demografi, yaitu kelompok yang berasal dari status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta status pekerjaan yang lebih tinggi memiliki sikap yang positif terhadap kelompok yang berlainan. Demikian pula, kelompok dari status budaya yang lebih tinggi mempunyai sikap antar budaya yang lebih positif. c) Faktor-faktor kepribadian, yaitu pendekatan melalui pembedaan dua bentuk adaptasi. Yang pertama, yaitu adaptasi psikologis yang menunjukan kemampuan intrapsikis untuk menghadapi lingkungan baru yang dikehendaki. Yang kedua, yaitu adaptasi sosiokultural yang menunjukan kemampuan untuk melakukan negosiasi interaksi dengan anggota-anggota budaya tuan rumah yang baru. Adaptasi psikologis dipengaruhi oleh pusat kendali internal, beberapa perubahan kehidupan, kontak dengan teman sebangsa yang lebih banyak untuk mendapatkan dukungan sosial, dan kesulitan yang lebih rendah dalam mengelola kontak sosial sehari-hari. Sedangkan adaptasi sosiokultural meningkat dengan adanya tingkat perbedaan yang lebih rendah antar budaya tuan rumah dan pendatang, interaksi yang lebih banyak dengan tuan rumah, ekstroversi, dan tingkat gangguan mood yang lebih rendah. d) Ketrampilan (skills), yaitu orang membutuhkan pengetahuan khusus tentang kebiasaan interaksi dengan tuan rumah. Argyle telah mengidentifikasikan tujuh keterampilan sosial (social skills) yang dapat dikembangkan pada orang-orang, mencakup perspective-taking, ekspresi, percakapan, asertiveness, emosionalitas, kontrol kecemasan, dan afiliasi. Banyak area skill ini yang melibatkan aspek perilaku nonverbal, yang sangat penting dalam mengatur interaksi. Meskipun demikian, kita percaya bahwa disposisi kepribadian yang luas akan mempengaruhi kemauan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari skill yang diperlukan selama ia menemui garis lintas budaya sehari-hari. Sifat seperti ramah (agreableness) dan ekstroversi akan memungkinkan seseorang untuk menemukan teman-teman budaya atau mediator-mediator untuk membimbing dan membentuk jaringan dukungan untuk menyokong dia, sementara dia belajar untuk berfungsi secara efektif dalam budaya baru tersebut. Kepribadian Teori kepribadian modern memusatkan perhatiannya pada keunikan dan kehormatan individu. Friedman & Schustack (2008) menjelaskan definisi kepribadian dari Allport, Lewin dan Murray.

5 Kepribadian menurut Allport adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pemikirannya dalam penyesuaian unik dirinya terhadap lingkungan. Hal senada diungkapkan oleh Lewin yang menekankan pada kekuatan yang mempengaruhi seseorang berubah dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. Begitu pula Murray mendefinisikan kepribadian sebagai cabang dari psikologi yang mempelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, serta menyelidiki perbedaan individu. Wade & Tavris (2007) menjelaskan bahwa kepribadian adalah pola perilaku, tata karma, pemikiran, motif, dan emosi yang khas, yang memberikan karakter kepada individu sepanjang waktu dan pada berbagai situasi yang berbeda. Pola ini meliputi banyak trait, yaitu suatu karakteristik seseorang yang menggambarkan perilaku, pemikiran, dan perasaan yang telah menjadi kebiasaan. Konsep trait mengemukakan bahwa kepribadian berakar di dalam individu. Menurut Allport, setiap orang memiliki kualitas dasar yang unik (Friedman & Schustack, 2008). Konsep tersebut didukung pula oleh McCrae dan Costa (1996; dalam Feist & Fiest, 2010) yang menyatakan bahwa manusia memiliki komponen dasar kepribadian, yang disebut sebagai kecenderungan dasar, yang terdiri dari lima sifat personal yang stabil, selain itu kecenderungan dasar ini meliputi juga kemampuan kognitif, bakat artistik, orientasi seksual, dan proses psikologi yang melandasi pembelajaran bahasa. Definisi kepribadian berdasarkan penjelasan di atas adalah karakteristik unik individu dalam berperilaku, berpikir dan merasa sepanjang waktu dan pada berbagai situasi berbeda yang didasari oleh kecenderungan dasar, yaitu trait-trait yang dimiliki individu. The Five Factor Model atau Model Lima Faktor kepribadian adalah organisasi hierarkis dari ciri-ciri kepribadian yang terdiri dari lima dimensi dasar, yaitu Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness to Experience (McCrae & Costa, dalam Cervone & Pervin, 2012). McCrae & Costa (dalam Cervone &Pervin, 2012) berpendapat bahwa trait kepribadian, seperti temperamen, merupakan penentu bawaan yang mengikuti pola-pola intrinsik perkembangan yang secara esensial lepas dari pengaruh lingkungan. Kebanyakan peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan trait terhadap kepribadian dapat dilihat melalui lima dimensi, yang disebut dengan big five (Friedman & Schustack, 2008; Cervone & Pervin, 2012): a) Extroversion (disebut juga surgency): mengukur kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk mendapat stimulasi serta kapasitas untuk berbahagia. b) Agreeableness: mengukur kualitas orientasi interpersonal seseorang sepanjang kontinum yang bergerak dari penuh kasih sayang hingga antagonis dalam pikiran, perasaan, dan perbuatan. c) Conscientiousness (disebut juga dengan Lack of impulsivity): mengukur tingkat organisasi, kekakuan, dan motivasi untuk berperilaku yang mengarah pada tujuan dalam diri individu. Membandingkan antara orang yang dapat diandalkan dan cepat

6 mengambil tindakan dengan mereka yang lambat dan ceroboh. d) Neuroticism (merupakan kebalikan Emotional stability): mengukur penyesuaian versus stabilitas emosi. Mengidentifikasi kerentanan individu terhadap tekanan psikologis, ide-ide tidak realistis, keinginan atau dorongan yang berlebihan, dan kegagalan untuk memberikan respon-respon yang tepat. e) Openness (disebut juga Culture atau intellect): mengukur pencarian yang proaktif dan penghargaan terhadap setiap pengalaman, toleransi bagi serta eksplorasi terhadap hal-hal yang tidak biasa. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-eksplanatoris. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat yaitu adaptasi lintas budaya dan variabel bebas yaitu kepribadian. Kepribadian dalam penelitian ini menggunakan The Five Factor Model yang terdiri dari lima (5) dimensi kepribadian. Lima dimensi kepribadian tersebut, masing-masing akan dijadikan variabel bebas, yaitu: (X1) Extroversion (Ektraversi); (X2) Agreeableness (Kesepakatan); (X3) Conscientiousness (Kegigihan); (X4) Emotional Stability (emosi yang stabil); (X5): Openness (Keterbukaan). Populasi adalah para expatriate leader dengan karakteristik: a) expatriate leader; b) Memimpin paling tidak satu anak buah. Sampel berjumlah 35 orang, yaitu 21 laki-laki dan 14 perempuan. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Data yang didapatkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala dalam bentuk kuesioner. Variabel kemampuan adaptasi lintas budaya akan diukur menggunakan skala Cross- Cultural Adaptability Inventory (CCAI) dirancang oleh Meyers & Kelley (1992 dalam Montagliani, 1996). Instrumen ini memiliki validitas konstruk dengan menggunakan validasi multitrait-multimethod. Davis & Finney (2006 dalam Nguyen, 2010) melaporkan reliabilitas untuk CCAI yang ditunjukkan oleh nilai Cronbach s alpha pada masing-masing subskala diperoleh 0,81 untuk Emotional Resilience; 0,67 untuk Flexibility/Openness; 0,81 untuk Perceptual Acuity dan 0,63 untuk Personal Autonomy. Variabel kepribadian akan diukur menggunakan skala kepribadian 50-item IPIP yang disusun berdasarkan teori McCrae & Costa ( Instrumen ini menggunakan validasi multitrait-multimethod, yaitu 50-item IPIP dibandingkan dengan NEO-PI-R. Skor korelasi terbagi menjadi lima faktor, yaitu: emotional stability (0,82); extraversion (0,77); openness (0,79); agreeableness (0,70); dan conscientiousness (0,79). Rata-rata skor validitas korelasi dengan NEO-PI-R adalah 0,77. Dengan demikian, validitas skala kepribadian versi 50 aitem dari ipip.ori.org tergolong tinggi, sehingga skala ini dapat dianggap valid. Reliabilitas 50-item IPIP menunjukkan koefisien alfa masing-masing faktor adalah: emotional stability (0,86); extraversion (0,86), openness (0,82); agreeableness (0,77); dan conscientiousness (0,81). Rata-rata nilai koefisien alfa dari skala

7 ini adalah 0,82, sehingga dapat disimpulkan bahwa skala kepribadian ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Analisis data menggunakan multiple regression. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Hasil analisis menggambarkan bahwa ada hubungan antara kepribadian terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader maka H0 ditolak yang berarti H1 diterima. Tabel 1. Nilai korelasi Adaptasi Lintas Budaya Extroversion Agreeableness Conscientiousness Emotional Stability Extroversion 0,054 Agreeableness -0,059 0,167 Conscientiousness -0,076 0,003 0,228** Emotional Stability 0,362* -0,257-0,165 0,063 Opennes/Intellect 0,344* 0,078 0,214 0,495* -0,048 Signifikansi *5% Signifikansi **10% Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hubungan yang terbentuk antara variabel Y (adaptasi lintas budaya) memiliki hubungan terkuat dengan variabel X4 (Emotional Stability) yaitu sebesar 0,407. Sedangkan hubungan yang terlemah adalah hubungan dengan variabel X1 (extroversion) yaitu sebesar 0,054. Koefisien korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan yang terbentuk antar variabel penelitian yang digunakan. Hubungan antar variabel penelitian disebut kuat jika nilai koefisien korelasi lebih dari 0,95. Tanda korelasi positif menunjukkan adanya hubungan positif antar variabel. Jika nilai suatu variabel tinggi maka nilai variabel yang berkorelasi positif juga akan semakin tinggi sedangkan tanda

8 korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan berkebalikan antar variabel penelitian. Artinya, semakin tinggi nilai suatu variabel maka semakin rendah nilai variabel lain yang memiliki korelasi negatif. Pemodelan regresi linier berganda untuk melihat apakah variabel bebas mampu memprediksikan variabel terikat. Uji parameter secara serentak dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya parameter yang berpengaruh signifikan terhadap respon. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = 0 H1: minimal ada satu βi 0, i = 1, 2, 3, 4, 5 Tabel 2 Nilai Statistik ANOVA 5 Variabel X Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 495, ,012 3,585 0,012 Residual 800, ,619 Total 1.296, Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai P-Value uji F adalah sebesar 0,004. Nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% sehingga dapat diputuskan tolak H0 yang berarti bahwa minimal ada satu dimensi kepribadian yang berpengaruh signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi parameter secara individu untuk mengetahui dimensi kepribadian apa yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya seseorang. Hipotesis yang digunakan untuk uji signifikansi parameter secara individu adalah sebagai berikut. H0: βi = 0, i = 1, 2, 3, 4, 5 H1: βi 0, i = 1, 2, 3, 4, 5 Tabel 3 Nilai Estimasi Parameter dan Nilai Signifikansi 5 Variabel X Model Unstandardized Coefficients t P-Value B Std. Error (Constant) 107,209 12,238 8,760 0,000 Extroversion (X1) 0,140 0,161 0,869 0,392 Agreeableness (X2) -0,055 0,200-0,275 0,785 Conscientiousness (X3) -0,502 0,237-2,119 0,043 Emotional Stability (X4) 0,438 0,153 2,852 0,008 Openness (X5) 0,773 0,242 3,196 0,003 R-Sq= 0,382

9 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa nilai P-Value uji t yang lebih kecil dari nilai α = 5% yakni P-Value untuk variabel X3, X4, X5 yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing kepribadian Conscientiousness, Emotional Stability dan Openness terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya seseorang pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan jenis kepribadian Extroversion dan Agreeableness tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya seseorang. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan multiple regression untuk mengetahui dimensi-dimensi kepribadian mana yang mampu menjadi prediktor dari adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Hasil analisis statistik ANOVA atau uji t menunjukkan bahwa nilai P-Value adalah sebesar 0,012. Nilai ini lebih kecil dari nilai α = 5% sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini memiliki arti bahwa minimal ada satu dimensi kepribadian yang berpengaruh signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya. Hasil ini memperkuat teori sebelumnya yang menyatakan bahwa prediktor yang menentukan keberhasilan dalam hubungan antar budaya adalah faktor kepribadian (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Selain itu, individu merupakan kumpulan trait, kemampuan, dan kecenderungan yang spesifik hal tersebut membuat seseorang memiliki keinginan dan kemampuan tersendiri (Friedman & Schustack, 2008), termasuk kemampuan adaptasi lintas budaya. Sifat dianggap mempengaruhi cara kita dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga berakibat pada pencarian dan pemilihan individu terhadap lingkungan tertentu yang sesuai dengan disposisi diri (Costa & McCrae, 2003; dalam Feist & Fiest, 2010). Dayakisni & Yuniardi (2008) menyatakan bahwa kelima dimensi kepribadian bersifat prediktif bagi penyesuaian antar budaya, meskipun tingkat pengaruhnya relatif bervariasi terhadap konteks yang berbeda dalam kontak lintas budaya. Pada penelitian ini, dimensi-dimensi kepribadian yang berpengaruh signifikan terhadap adaptasi lintas budaya adalah kepribadian conscientiousness, emotional stability dan openness. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa nilai P-Value yang lebih kecil dari nilai α = 5% yakni P-Value untuk variabel tersebut. Pada pemodelan regresi dengan 5 variabel menunjukan dimensi kepribadian extroversion dan agreeableness tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan adaptasi seseorang. Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa nilai P-Value yang lebih besar dari nilai α = 5% yakni P-Value untuk variabel extroversion dan agreeableness dibandingkan ketiga variabel lainya. Hasil ini menunjukan adanya perbedaan pendapat menurut Argyle (1994 dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008) yang menyatakan bahwa sifat seperti extroversion dan agreeableness akan memungkinkan seseorang untuk menemukan teman-teman budaya atau mediator-mediator untuk membimbing dan membentuk jaringan dukungan untuk menyokong dia, sementara dia belajar untuk berfungsi secara efektif dalam budaya baru tersebut.

10 Namun, penelitian selanjutnya menyatakan dimensi kepribadian extroversion dan agreeableness tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap adaptasi lintas budaya (Evans, 2012). Dalam penelitianya menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan pada dimensi kepribadian extroversion dan agreeableness. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa individu yang ekstrovert yang menunjukkan sifat suka berteman dan apa adanya mungkin tidak mampu menyesuaikan diri dengan budaya yang lebih tertutup dan tradisional (Ward & Chang, 1997; dalam Evans, 2012). Sehingga dimensi kepribadian extroversion dan agreeableness tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena masyarakat Indonesia yang termasuk kedalam negara kolektivistis yang cenderung berkomunikasi bersifat tidak langsung, terperinci, dan kontekstual. Sedangkan Negara individualis cenderung berkomunikasi bersifat langsung, ringkas, dan apa adanya (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Pada kepribadian openness memberikan pengaruh yang signifikan terhadap adaptasi lintas budaya, hal ini sejalan dengan teori yang ada sebelumnya. Openness sering disebut juga culture atau intellect, aspek ini menggambarkan kepribadian yang proaktif dan penghargaan terhadap setiap pengalaman, toleransi bagi serta eksplorasi terhadap hal-hal yang tidak biasa (Friedman & Schustack, 2008; Cervone & Pervin, 2012). Individu yang sangat openness terlihat ingin tahu, memiliki minat yang luas, kreatif, orisinal, imajinatif, tidak tradisional, dan artistik. Sebaliknya, individu yang rendah openness cenderung konvensional, membumi, memiliki minat yang sempit, tidak artistik, tidak analitis, dangkal, membosankan atau sederhana. Pada dimensi kepribadian emotional stability memberikan pengaruh yang signifikan terhadap adaptasi lintas budaya. Kesimpulan ini didasarkan pada nilai P-Value 0,002 yang berarti lebih besar dari 0,05 dengan arah signifikansi positif. Dengan demikian semakin tinggi emotional stability maka semakin tinggi adaptasi lintas budayanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dayakisni & Yuniardi (2008) yang menyatakan bahwa prediktif untuk penyesuaian antar budaya adalah individu yang memiliki emosional stabil. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh pengaruh kepribadian conscientiousness terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya seseorang. Dimensi ini berpengaruh signifikan dengan arah negatif. Artinya, semakin tinggi dimensi kepribadian conscientiousness justru akan membuat rata-rata kemampuan adaptasi seseorang semakin turun. Dengan asumsi semua variabel prediktor konstan, pertambahan kepribadian conscientiousness akan menurunkan kemampuan adaptasi lintas budaya. Dimensi ini menggambarkan tingkat organisasi, kekakuan, dan motivasi untuk berperilaku yang mengarah pada tujuan dalam diri individu (Friedman & Schustack, 2008; Cervone & Pervin, 2012). Membandingkan antara orang yang dapat diandalkan dan cepat mengambil tindakan dengan mereka yang lambat dan ceroboh. Nilai tinggi umumnya terorganisasi, dapat diandalkan, pekerja keras, memiliki disiplin diri, tegas, gigih, rapi, ambisius, kaku,

11 berhati-hati, teratur dan bertanggungjawab. Sebaliknya, nilai rendah cenderung tidak memiliki tujuan, tidak dapat diandalkan, pemalas, tidak berhati-hati, ceroboh, pelupa, memiliki keinginan yang lemah, hedonistik, dan berantakan. Kondisi tersebut dapat dijelaskan berdasarkan teori kepemimpinan lintas budaya, konsep rasionalitas dalam bidang manajemen yang diklaim Barat berlaku universal, menurut Sitos (dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008) hal tersebut sebenarnya relatif. Ia menunjukan hal itu dengan membagi dua kategori rasionalitas, yaitu rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Tujuan konsep rasionalitas diantaranya menekankan pada aspek objektivitas, prestasi kerja dan semangat kompetisi. Sedangkan rasionalitas nilai menekankan pentingnya semangat kekeluargaan, senioritas, dan orientasi pada kemanusiaan. Teori-teori dari Barat mengenai kepemimpinan seringkali membedakan gaya kepemimpinan menjadi dua, yaitu yang menekankan fungsi tugas dan yang menekankan fungsi sosioemosional atau fungsi pemeliharaan. Sedangkan studi Misumi (1985; dalam Dayakisni & Yuniardi, 2008) kepemimpinan pada budaya kolektif menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu pemimpin yang paling efektif adalah yang secara simultan memiliki perilaku tugas serta kemampuan berhubungan dengan orang lain. Subyek penelitian ini sebagain besar berasal dari benua Amerika dan Eropa yang mempunyai budaya industrial atau individualis, yang mementingkan conscientiousness tinggi, berbeda dengan budaya di Indonesia, yang termasuk budaya kolektif. Sehingga semakin tinggi conscientiousness maka semakin berbenturan dengan budaya di Indonesia. Nilai R-sq yang dihasilkan adalah sebesar 0,365 yang berarti bahwa model regresi yang terbentuk di atas dapat menjelaskan keragaman dari kemampuan adaptasi sebesar 36,5%, sementara 63,5% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutkan dalam pemodelan regresi di atas. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi adaptasi lintas budaya adalah faktor empati dan toleransi untuk ambiguitas (Ruben, 1976; dalam Meyers, dkk., 2008); kesabaran, fleksibilitas peran, dan kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan (Meyers, Lewak, Stolberg, & Levine, 2008). Selain itu ada faktor kultural, demografi, dan keterampilan yang dapat mempengaruhi adaptasi lintas budaya (Dayakisni & Yuniardi, 2008). Simpulan dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepribadian terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan multiple regression dengan tujuan mengetahui dimensi-dimensi kepribadian mana yang mampu menjadi prediktor dari adaptasi lintas budaya pada expatriate leader. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat minimal satu dimensi kepribadian yang berpengaruh signifikan terhadap adaptasi lintas budaya. Adapun dimensi yang berpengaruh signifikan adalah conscientiousness, emotional stability, dan openness. Sedangkan pada dua

12 dimensi lainya yaitu, extroversion dan agreeableness tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya seseorang. Saran bagi expatriate leader adalah agar lebih memahami kecenderungan dasar kepribadiannya sehingga dapat memperkirakan kemampuan adaptasi lintas budayanya. Bagi expatriate leader yang memiliki kecenderungan dasar kepribadian conscientiousness agar memilih negara yang masyarakatnya memiliki nilai budaya yang mengutamakan kerja individu. Mereka juga diharapkan membekali diri tentang budaya negara tujuan, terutama budaya kerja, budaya kepemimpinan dan relasi sosial. Saran bagi HRD perusahaan atau organisasi, yiatu melakukan penilaian terhadap kecenderungan dasar kepribadian calon expatriate leader dan kemampuan adaptasi lintas budayanya agar tepat dalam memutuskan pemilihan karyawan yang akan menjadi expatriate leader di negara lain. Para HRD juga disarankan untuk memperhatikan dimensi kepribadian conscientiousness, emotional stability, dan openness, karena tiga dimensi tersebut yang menjadi prediktor kuat terhadap kemampuan adaptasi lintas budaya. Perusahaan melalui HRD memberikan pembekalan pada calon expatriate leader secara terstruktur dan sistematis mengenai kebudayaan negara tujuan. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah jumlah subyek penelitian harus dapat terpenuhi minimal 90 orang, penelitian selanjutnya disarankan menggunakan teknik random sampling agar dapat dilakukan generalisasi, kemduian hilangkan pilihan ragu-ragu pada kolom jawaban skala instrumen, sehingga jawaban yang memusat ditengah dapat diminimalisir. Pustaka Acuan Cervone, D. & Pervin, L.A. (2012). Kepribadian: Teori dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika. Dayakisni, T. & Yuniardi, S. (2008). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UPT Penerbitan UMM. Feist, J. & Fiest, G. J. (2010). Teori Kepribadian buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Friedman, H.S. & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Erlangga. Haslberger, A. (2005). Facet and Dimensions of Cross-Cultural Adaptation: refining the tools. Austria: Emerald Group Publishing Limited. [on-line]. Diakses pada tanggal 20 April 2016 Meyers, J., Lewak, R., Stolberg, R., Levine, S. J. (2008). The Relationship of Cultural Adaptability and Emotional Intelligence. California. Montagliani, Amy J. (1996). Impression management and cross-cultural adaptation measures [on-line]. Master's Theses. Paper 739. Diakses pada tanggal 3 Mei 2016 dari

13 Nguyen, T.N., Biderman, D.M., McNary, D.L. (2010). A Validation Study of the Cross-Cultural Adaptability Inventory. USA: Blackwell Publishing Ltd. Sridianti (2016, 11 Maret). Pengertian Perdagangan bebas [on-line]. Diakses pada tanggal 5 April 2016 dari Wade, C. & Tavris, C. (2007). Psikologi: Edisi 9. Jakarta: Erlangga.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Difinisi Operasional 1. Identivikasi Variabel. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan variabel big five personality. Dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia 10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tes psikologi adalah suatu pengukuran yang objektif dan terstandar terhadap sampel dari suatu perilaku. Tujuan dari tes psikologi sendiri adalah untuk mengukur perbedaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five 35 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five Personality Terhadap Coping Stress Pada Polisi Reserse Kriminal Poltabes Medan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepribadian. konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepribadian. konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone, 2010). BAB II LANDASAN TEORI A. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku-perilaku (Pervin & Cervone,

Lebih terperinci

4. METODE PENELITIAN

4. METODE PENELITIAN 40 4. METODE PENELITIAN Bab ini terbagi ke dalam empat bagian. Pada bagian pertama, peneliti akan membahas responden penelitian yang meliputi karakteristik responden, teknik pengambilan sampel, jumlah

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari: 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi berguna untuk mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (bebas) adalah big five personality yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO Ahmad Mustakim 10213444 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Seorang pemimpin juga merupakan merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dibahas mengenai gambaran umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan. 11 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Peranan sumber daya manusia bagi perusahaan tidak hanya dapat dilihat dari hasil Sumber daya manusia merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Konstruk penelitian ini adalah termasuk penelitian eksplanatoris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud memberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk mengetahui pengaruh self-efficacy dan openness terhadap readiness

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian. 25 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Konseptual Penelitian. Di dalam menentukan arah dan tujuan kehidupan, manusia kerapkali harus menjalani sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendifinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian perlu dilakukan agar penelitian yang akan diadakan dapat

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, yaitu faktor kepribadian yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau BAB IV PENGUJIAN 4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.3. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

ABSTRACT. xvi. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. xvi. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Proper placement expatriates in a foreign country, is one of the global strategies of multinational companies. The success of these strategies depends on the right people with the right skills,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 85 nasabah, yang akan disajikan gambaran karakteristik dari nasabah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTRAVERSI DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA PEGAWAI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Mia Novitaloka 1, Harlina Nurtjahjanti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Asuransi Astra Buana Garda Oto

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Asuransi Astra Buana Garda Oto Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Asuransi Astra Buana Garda Oto Dwi Ayuda / 12211228 Latar Belakang Adapun PT. Asuransi Astra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana. Sampurna agar lebih mudah dikenal oleh umum terutama para konsumen. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum PT Sampurna Kuningan Juwana PT Sampurna Kuningan Juwana adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang kerajinan kuningan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH POTONGAN HARGA, PENJUALAN PRIBADI, DAN PENATAAN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA GIANT HYPERMARKET MASPION SURABAYA

PENGARUH POTONGAN HARGA, PENJUALAN PRIBADI, DAN PENATAAN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA GIANT HYPERMARKET MASPION SURABAYA PENGARUH POTONGAN HARGA, PENJUALAN PRIBADI, DAN PENATAAN PRODUK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PADA GIANT HYPERMARKET MASPION SURABAYA Novita Amelia, Muslichah Erma Widiana, Indah Noviandari Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu berfungsi sebagai satu kesatuan yang utuh dan unik. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya, karena individu

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Victory International Futures Malang)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Victory International Futures Malang) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Victory International Futures Malang) Wandra Agus Cahyono Djamhur Hamid Gunawan eko Nurtjahjono Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK LP3I MEDAN Neni Triastuti 1* Fahmi Sulaiman 3 1* Program Studi Adminsitrasi Bisnis Politeknik LP3I Medan 2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA Andi Setya Pratama, Nurul Qomari, Indah Noviandari Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi subjek PT. Pusat Bisnis Ponorogo merupakan sebuah perusahaan muda yang berdiri pada tahun 2013. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam sejarah penyelenggaraan pemerintahan daerah, tidak berubah dan selalu dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 79 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan berbagai temuan selama melakukan penelitian yang dianalisis menggunakan metode kuantitatif. Pembahasan ini sebagai jawaban atas permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadikannya sebagai insal kamil, manusia utuh atau kaffah. Hal ini dapat terwujud BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hidayat (2013) pendidikan adalah suatu upaya sadar yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dianugrahkan tuhan kepada manusia dan diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA

PENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA PENGARUH KETERAMPILAN, KOMUNIKASI DAN PELATIHAN TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PADA PT. TIRTA INVESTAMA SURABAYA Sofi Nafuroh, Cholifah, Musriha Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM DI WILAYAH DEPOK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM DI WILAYAH DEPOK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM DI WILAYAH DEPOK Disusun oleh: Suci Siti Nurani (sucinurani39@yahoo.com) ABSTRAK This study aims to determine the factors

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berperan untuk mempelajari proses mental dan perilaku manusia. Untuk mempelajari perilaku manusia, para

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

Influence of Personality and Affective Commitment on Organizational Citizenship Behavior. Abstract

Influence of Personality and Affective Commitment on Organizational Citizenship Behavior. Abstract Influence of Personality and Affective Commitment on Organizational Citizenship Behavior Abstract This study aims to identify situational factors and the disposition of OCB. In this research, personality

Lebih terperinci

Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pa

Variabel Penelitian Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.11 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (1998) pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH USIA, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT LITERASI KEUANGAN (STUDI KASUS KONSUMEN CV.

ANALISIS PENGARUH USIA, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT LITERASI KEUANGAN (STUDI KASUS KONSUMEN CV. 1 ANALISIS PENGARUH USIA, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT LITERASI KEUANGAN (STUDI KASUS KONSUMEN CV. SEJAHTERA ABADI Erwin 1, Idham Cholid 2, Usniawati Kristin 3 Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 98 responden. Penelitian dilakukan pada pelanggan PT. Optima

Lebih terperinci

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PATCO ELEKTRONIK TEKNOLOGI GOBEL INDUSTRIAL COMPLEX Nama : Zerry Olander Npm : 15209193 Jurusan : Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin dicapai. Penelitian ini dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk ditetapkan, hal ini untuk memperkuat hasil penelitian yang ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 3.2. Jenis Penelitian Menurut Oei (2010:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain

Lebih terperinci

Analisis Kontribusi Soft Skill dan Hard Skill Terhadap Prestasi Kerja Di PT. Guna Kemas Indah

Analisis Kontribusi Soft Skill dan Hard Skill Terhadap Prestasi Kerja Di PT. Guna Kemas Indah Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN Analisis Kontribusi Soft Skill dan Hard Skill Terhadap Prestasi Kerja Di PT. Guna Kemas Indah Peneliti adalah mahasiswa teknik industri (USU) yang melakukan riset di PT.

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK Nama NPM Kelas : Stevanus Immanuel : 1A214460 : 3EA10 Latar Belakang Suatu kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi ganda. Penelitian korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pertikaian sangat sering terjadi di Indonesia, ada yang mengatasnamakan kelompok bahkan personal. Tiga hal utama yang dapat menimbulkan pertikaian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah auditor senior dan auditor junior pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Petunjuk Pengisian Kuesioer 1) Mohon terlebih dahulu partisipan membaca pertanyaan dengan cermat sebelum mengisinya.

LAMPIRAN 1 Petunjuk Pengisian Kuesioer 1) Mohon terlebih dahulu partisipan membaca pertanyaan dengan cermat sebelum mengisinya. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Petunjuk Pengisian Kuesioer 1) Mohon terlebih dahulu partisipan membaca pertanyaan dengan cermat sebelum mengisinya. 2) Beri tanda silang ( X ) yang menjadi jawaban pilihan partisipan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Dari 12 KPP Pratama yang ada di wilayah Jakarta Selatan, hanya 4 KPP yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Data kuesioner yang berhasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, responden yang diambil dalam penelitian ini adalah di Dept. Food And Beverage Service Café

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Responden Analisis karakteristik dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik data responden yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A Pembina Jakarta yang berjumlah 20 orang remaja tuna netra. Berikut data kontrol

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Demografi Responden Dalam Bab ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan analisisnya yang telah dilakukan. Data penelitian ini diolah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B a b I V H a s i l P e n e l i t i a n d a n P e m b a h a s a n 148 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Besarnya pengaruh kualitas pelayanan fiskus dan ketegasan sanksi pajak dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MUTU LABORATORIUM ISO DAN BUDAYA KUALITAS PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH PENERAPAN MUTU LABORATORIUM ISO DAN BUDAYA KUALITAS PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGARUH PENERAPAN MUTU LABORATORIUM ISO 17025 DAN BUDAYA KUALITAS PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN Dadang Kurnia *, Jang di ** *) Dosen Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Pamulang

Lebih terperinci

Mohamed Aslam :integrasi ekonomi asean dan kawasan perdagangan bebas...

Mohamed Aslam :integrasi ekonomi asean dan kawasan perdagangan bebas... Mohamed Aslam :integrasi ekonomi asean dan kawasan perdagangan bebas... PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP DAYA SAING USAHA (Pengusaha Kuliner Skala

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 41 Hasil Uji Statistik 411 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil pengolahan data statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti Langkah

Lebih terperinci

(Studi pada karyawan SKPD kabupaten Sleman) Oleh: Nur Widayati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

(Studi pada karyawan SKPD kabupaten Sleman) Oleh: Nur Widayati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT PENGARUH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, KEPERCAYAAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KEAHLIAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut karena Universitas Mercu Buana Jakarta merupakan salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM)

PENULISAN ILMIAH. Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi 855 AM) Nama : Eric Rahmana NPM : 12212524 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Anisah, SE., MM PENULISAN ILMIAH Pengaruh Peranan Pimpinan dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Katra Yatra (Radio Suara Bekasi

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) Nur Avni Rozalia Hamida Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro Nama : Yelsi Karmayanti NPM : 19213422 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Rina Sugiarti,SE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan dari analisis yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari kualitas website, uji validitas dan reliabilitas,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan penyebaran data kepada auditor di Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta Barat jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 80

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ARINA MULTIKARYA CABANG BANDUNG

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ARINA MULTIKARYA CABANG BANDUNG PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. ARINA MULTIKARYA CABANG BANDUNG David Jackson Saragih. 1), Alini Gilang, S.H,.M.M. 2) Prodi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individual dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI. dipertimbangkan oleh para manajer dengan cermat diantaranya adalah BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan pada PT. MASWANDI Seperti disebutkan sebelumnya, dalam pelaksanaan pelatihan pada PT. MASWANDI perlu diadakannya pertanyaan-pertanyaan yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora Nama : Alfianta Sah Putra NPM : 10212615 Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari karyawan koperasi pondok pesantren Az-Zahra Pedurungan Semarang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil

Lebih terperinci