MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KABUPATEN/KOTA CCDP-IFAD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KABUPATEN/KOTA CCDP-IFAD"

Transkripsi

1

2 MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KABUPATEN/KOTA CCDP-IFAD BUKU I (Kupang - Lombok Barat - Kubu Raya) PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP) DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Gedung Mina Bahari 3 Lantai 9 Jl. Merdeka Timur No. 16 Direktorat PMPPU Phone : info@ccdp-ifad.org Homepage :

3 Tim Penyusun MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KAB KOTA CCDP-IFAD - BUKU I (Kupang - Lombok Barat - Kubu Raya)

4 Kata Sambutan Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir CCDP - IFAD

5 Kata Sambutan Direktur PMO MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KAB KOTA CCDP-IFAD - BUKU I (Kupang - Lombok Barat - Kubu Raya)

6 Daftar Isi Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir CCDP - IFAD

7 Daftar Tabel MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KAB KOTA CCDP-IFAD - BUKU I (Kupang - Lombok Barat - Kubu Raya)

8 Daftar Gambar Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir CCDP - IFAD

9 Daftar Istilah MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PASAR (SIP) DI 12 KAB KOTA CCDP-IFAD - BUKU I (Kupang - Lombok Barat - Kubu Raya)

10 Kata Pengantar Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir CCDP - IFAD

11

12

13

14 BAB 1 STRATEGI INTERVENSI PASAR KOTA KUPANG Sesuai hasil survey peluang pasar dan kegiatan workshop validasi peluang pasar maka, strategi intervensi pemasaran ini disusun agar dapat dipakai sebagai pedoman (guideline) pengembangan kegiatan pemasaran kedepan. Berdasarkan hasil focus group discussion yang melibatkan semua komponen terkait di wilayah kerja PIU Kota Kupang beberapa waktu lalu maka, telah ditetapkan 3 produk unggulan untuk dikembangkan dan menjadi prioritas pemasaran antara lain: Ikan Baby Tuna(Belang Kuning), Ikan Kuwe(Gargahing), dan Ikan Kembung. Untuk lebih jelas maka, uraian tentang segmentasi 3 produk unggulan diatas dapat di lihat dalam Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Segmentasi Produk Unggulan A, B, C di Kota Kupang NO KOMODITAS UNGGULAN A/B/C 1 Ikan Belang Kuning (A) 2 Ikan Kuwe /Gargahing (B) 3 Ikan Kembung (C) KELOMPOK Semua kelompok kel. pemasaran dan pengolahan di 9 Kelurahan Semua kelompok kel. Pemasaran, penangkapan dan pengolahan di 8 Kelurahan Semua kelompok (penangkapan, pemasaran, dan pengolahan di 9 Kelurahan DIPASARKAN KEMANA 1. Konsumen lokal 2. Warung 3. Papalele 1. Konsumen lokal 2. Restoran 3. Papalele. 1. Konsumen lokal 2. Warung 3. Papalele. SIAPA KONSUMENNYA 1. Ibu rumah Tangga 2. Pemilik warung 1. Ibu rumah Tangga 2. Pengunjung restoran 1. Ibu rumah Tangga 2. Pengunjung warung PRODUKSI PERTAHUN Kel. pemasaran: ± 700 kg /tahun. Kel. pengolahan : ± 300 kg/tahun 1. Kel. Penangkapan: ± 400 kg/tahun 2. Kel. Pemasaran: ± 400 kg/tahun 3. Kel.pengolahan: ± 100 kg/tahun Kel. Penangkapan: 50 kg/tahun 2. Kel. Pemasaran: ± 400 kg/tahun 3. Kel.pengolahan: ± 100 kg/tahun KETERANGAN Semua kelompok penangkapan tidak tangkap ikan belang kuning sebab mesin hanya 1 GT. Kel. Penangkapan kelurahan Lasiana tidak menangkap ikan Kuwe sebab tangkap ikan pakai bagan. Hanya kel.pengolahan di Kelurahan Lasiana berproduksi ikan kering pakai ikan Kembung C C D P - I F A D 1

15 Komoditas Turunan Tabel 2 dibawah ini menguraikan tentang komoditas turunan dari produk unggulan komoditas A yaitu Ikan Belang Kuning. Turunan komoditas ini telah diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok pengolahan yang tergabung dalam program CCD-IFAD di Kota Kupang. Agar lebih jelas dapat di lihat dalam Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Segmen Komoditas Turunan/Pengolahan Bersumber Bahan Baku Komoditas A KOMODITAS TURUNAN A KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TAHUN) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMEN 1. Abon Kel.pengolahan: Kel. Lasiana, Fatubesi, Oesapa Barat, NBS, Airmata, Alak, Namosain. Lama: Alak (2013), Lasiana (2009), Oesapa Barat (2013). Baru: NBS(2014), Fatubesi (2014), Namosain(2014), Airmata(2014). Konsumen rumah tangga, Duta Lia supermarket, Toko Sudi mampir. Masyarakat kota Kupang, dan pendatang PRODUKSI PERBULAN Rata-rata 20 Kg / kelompok 2. Dendeng Kel.pengolahan: Kel.Lasiana, Oesapa Barat, Alak, Nunhila, Namosain Lama: Lasiana(2011), Alak(2013), Oesapa Barat(2011). (Baru: Namosain, Nunhila(2014) Konsumen rumah tangga, dan mitra usaha kelompok Masyarakat kota Kupang dan pendatang Rata-rata 30 Kg 3. Ikan Asap/Sei Ikan Kel. Fatubesi, Alak, Oesapa Barat, Nunhila, Namosain, dan Lasiana Lama: Alak (2013) Baru: Fatubesi, Namosain, Nunhila, Oesapa Barat (2014) Konsumen rumah tangga, dan mitra usaha kelompok Masyarakat kota Kupang dan pendatang Rata-rata 25 Kg 4. Bakso Ikan Namosain, & NBD Baru: 2014 Konsumen rumah tangga, dan mitra usaha kelompok Masyarakat kota Kupang, dan pendatang Rata-rata 40 Kg C C D P - I F A D 2

16 5. Nagget Ikan NBD, Fatubesi, & Lasiana Komoditas Turunan Baru: 2014 Konsumen rumah tangga, dan mitra usaha kelompok Masyarakat kota Kupang, dan pendatang Rata-rata 30 Kg Tabel 3 dibawah ini menguraikan tentang komoditas turunan dari produk unggulan komoditas B yaitu Ikan Kuwe (Gargahing). Turunan komoditas ini telah diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok pengolahan yang tergabung dalam program CCD-IFAD di Kota Kupang. Agar lebih jelas dapat di lihat dalam Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Segmen Komoditas Turunan/Pengolahan Bersumber Bahan Baku Komoditas B KOMODITAS / PRODUK KELOMPOK TURUNAN B Abon Semua kelompok pengolahan di 7 Kelurahan kecuali NBD dan Nunhila Dendeng Kelompok Pengolahan: Oesapa Barat, Alak & Lasiana PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TAHUN) Lama: Lasiana(2009), Oesapa Barat(2012). 5 Kelurahan lainnya baru produksi Lama: 2011 DIPASARKAN KEMANA Konsumen rumah tangga, Felin swalayan, Duta Lia supermarket, Toko Sudi Mampir, Resto/mini market Nelayan, Kupang Mart, teluk Kupang Toko Sudi Mampir, Resto/mini market Nelayan, Kupang Mart, teluk Kupang, Pasar lokal, dan sesuai pesanan. Sei Ikan Oesapa barat Lama: 2011 Toko Sudi Mampir. Resto/mini market Nelayan, Kupang Mart, teluk Kupang, Pasar lokal, dan sesuai pesanan. SIAPA KONSUMENNYA Masyarakat kota Kupang dan pendatang Masyarakat kota Kupang dan pendatang Masyarakat kota Kupang dan pendatang PRODUKSI PERBULAN Rata-rata 10 Kg / kelompok Rata-rata 5-10 Kg Rata-rata 20 Kg C C D P - I F A D 3

17 Komoditas Turunan Tabel 4 dibawah ini menguraikan tentang komoditas turunan dari produk unggulan komoditas C yaitu Ikan Kembung. Turunan komoditas ini telah diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok pengolahan yang tergabung dalam program CCD-IFAD di Kota Kupang. Agar lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Segmen Komoditas Turunan/Pengolahan Bersumber Bahan Baku Komoditas C KOMODITAS / PRODUK TURUNAN C KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA ( SEJAK TAHUN ) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERBULAN Ikan kering Kelompok pengolahan Kelurahan Lasiana Lama: Lasiana (2009) Pasar Oesapa (Kota Kupang), Kabupaten Soe, Kefamenanu, dan Atambau Konsumen rumah tangga, dan pendatang Rata-rata Kg per kelompok Kualitas Produk Keberhasilan suatu proses pemasaran tergantung pula pada kualitas produk. Produk yang berkualitas akan dengan mudah menimbulkan minat dan daya tarik konsumen untuk membelinya. Untuk menciptakan produk yang berkualitas memang tidaklah mudah, dan salah satu indikatornya adalah cita rasa produk. Sedangkan untuk penampilan produk untuk lebih menarik konsumen maka kemasan, merek, lebel, sertifikasi, dll tetap merupakan aspek penting. Tabel 5 dibawah ini menjelaskan beberapa hal menyangkut kualitas produk. C C D P - I F A D 4

18 Tabel 5. Data Kualitas Produk KUALITAS PRODUK KUALITAS KEMASAN NO KOMODITAS RASA SERTIFIKASI NAMA MERK KEMASAN LABEL KETERANGAN 1 SEI IKAN Manis Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Belum ada sertifikat halal 2 ABON Manis Sudah ada Sudah ada Sudah ada Sudah ada Belum ada sertifikat halal 3 DENDENG Manis Belum ada. Kecuali Kelurahan Oesapa Barat Belum ada Kecuali Kel. Oesapa Barat Belum ada Kecuali Kelurahan Oesapa Barat Belum ada Kecuali Kelurahan Oesapa Barat Belum ada sertifikat halal Kondisi Persaingan dan Distribusi Pesaing (competitor) merupakan salah satu tantangan yang selalu dihadapi oleh pelaku usaha dalam melakukan satu kegiatan usaha. Namun pesaing tidak harus dianggap sebagai satu ancaman, tetapi harus menjadi suatu motivati untuk berkompetisi dengan sehat. Kegiatan pemasaran akan berjalan lancar jika saluran distribusi produk dapat ditata dengan baik. Tabel 6 dibawah ini menjelaskan kondisi persaingan untuk produk 3 produk unggulan yang akan dipasarkan, sementara 4 produk lain masih merupakan produk pendukung yaitu stik tulang ikan, dan ikan kering, nagget ikan dan bakso ikan. Khusus untuk stik tulang ikan, nagget dan bakso ikan merupakan produk baru yang akan diuji coba(market trial), sementara ikan kering sudah cukup dikenal namun saat ini yang fokus dikembangkan adalah ikan kering yang menggunakan ikan kembung. C C D P - I F A D 5

19 Tabel 6. Data Kondisi Persaingan dan Jalur Distribusi NO KOMODITAS JUMLAH UNIT USAHA 1 SEI IKAN Semua kelompok pengolahan di 7 Kelurahan (jumlah 8 kelompok) 2 ABON Semua kelompok pengolahan di 7 Kelurahan (jumlah 12 kelompok) 3 DENDENG Semua kelompok pengolahan di 5 Kelurahan (jumlah 14 kelompok ) TUJUAN PASAR KEMANA Pasar lokal kota Kupang dan Kabupaten Kupang, dan keluar kota Kupang Pasar lokal kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan keluar kota Kupang Pasar lokal kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan keluar kota Kupang PERSAINGAN KUALITAS PRODUK (SILAHKAN DI NILAI) Sangat enak Manis Manis KUALITAS KEMASAN JALUR DISTRIBUSI KE KE PEDAGANG PENGUMPUL/ WARUNG/ PERUSAHAAN TOKO Standar lokal Warung, Toko / Swalayan Standar lokal Warung, Toko / Swalayan Standar lokal Warung, Toko/ Swalayan Tidak ada model ini Tidak ada model ini Tidak ada model ini ALAT ANGKUT Sepeda motor roda 2 dan roda 3 Sepeda motor roda 2 Sepeda motor roda 2 C C D P - I F A D 6

20 Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku merupakan aspek penting dalam kelancaran proses produksi dan pemasaran. Untuk menjaga agar bahan baku tetap dalam kondisi baik untuk proses produksi maupun pemasaran maka harus memiliki tempat penyimpanan yang baik. Kontinuitas proses produkksi dan pemasaran juga sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Jika bahan baku tersedia maka kebutuhan untuk produksi dan pemasaran akan berjalan baik dan lancar. Tabel 7 dibawah ini menguraikan hal-hal tersebut diatas dengan jelas. Tabel 7. Data Kondisi Ketersediaan Bahan Baku N O KOMODITA S UNGGULA N 1 IKAN BELANG KUNING 2 IKAN KUWE JENIS KOMODITA S Abon, Dendeng, Bakso, Naget, Ikan asap/sei Ikan Ikan asap/sei Ikan, Abon, dan Dendeng PASOKAN BAHAN BAKU DARI KELOMPO K Semua Kelompok Penangkapa n dan Pemasaran di 9 Klruhan tidak pasok bahan baku ini Penangkapa n dari 8 Kelurahan kecuali kel. Lasiana PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KELOMPO K TAPI MASIH DI KAB/KOT A Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) & Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) & Pelabuhan PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KAB/KOT A Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Rote Ndao DALAM 1 TAHUN BERAPA LAMA KETERSEDIAA N PASOKAN BAHAN BAKU BAGAIMANA PENYIMPANA N BAHAN BAKU 8 bulan Freezer dan Cold Box Tidak ada 8 bulan Frezzer dan Cold Box KEBUTUHA N BAHAN BAKU 3 ton /bulan ± 2 ton/bulan C C D P - I F A D 7

21 3 IKAN KEMBUNG Ikan Kering Semua kelompok penangkapa n dan pemasaran di 9 kelurahan Perikanan Pantai (PPP) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) & Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tidak ada 10 bulan Freezer dan Cold Box 2-3 ton/bulan Market Share Setiap pelaku usaha berkeinginan agar produknya dapat memenuhi kebutuhan konsumen ketika dipasarkan. Realitas bahwa di pasar mungkin saja telah ada produk yang sama atau produk lain sejenis. Besaran atau prosentase market share menjadi aspek penting sehingga dapat memberikan gambaran bagi pelaku usaha dalam menyusun, menganalisa, dan memproyeksi kemajuan usahanya beberapa waktu kedepan. Tabel 8 akan menjelaskan secara detail hal tersebut diatas. Tabel 8. Analisis Market Share TAHUN MARKET SHARE KABUPATEN/KOTA PENJUALAN PRODUK PENJUALAN KABUPATEN MARKET SHARE (.%) 2014 Ikan segar: Baby tuna(6 ton); Kuwe(4 ton); Kembung(5 ton) Sei Ikan: 1,6 Ton Abon: 1,9 Ton Dendeng: 3,3 Ton 2015 Ikan segar: Baby tuna(8 ton); Kuwe(6ton);Kembung(7,5 ton) Sei Ikan: 1,76 Ton Abon: 2,12 Ton Dendeng: 3,70 Ton Ikan segar: Baby tuna(3 ton); Kuwe(2 ton); Kembung(2 ton) Sei Ikan: 1,68 Ton Abon: 2.02 Ton Dendeng: 3,70 Ton Ikan segar: Baby tuna(5 ton); Kuwe(3 ton); Kembung(4 ton) Sei Ikan: 1,85 Ton Abon: 2,26 Ton Dendeng: 3,89Ton Ikan segar: 4 % Sei Ikan : 5 % Abon : 5 % Dendeng : 5 % Ikan segar: 5 % Sei Ikan : 8 % Abon : 8 % Dendeng : 5 % C C D P - I F A D 8

22 2016 Ikan segar: Baby tuna(10 ton); Kuwe(8 ton);kembung(9 ton) Sei Ikan: 1,94 Ton Abon: 2,33 Ton Dendeng: 4,08 Ton 2017 Ikan segar: Baby tuna(12 ton); Kuwe(9 ton);kembung(11 ton) Sei Ikan: 2,14 Ton Abon: 2,57 Ton Dendeng: 4,51 Ton Segmentasi Pasar Ikan segar: Baby tuna(7 ton); Kuwe(5 ton); Kembung(6 ton) Sei Ikan: 2,04 Ton Abon: 2,45 Ton Dendeng: 4,3 Ton Ikan segar: Baby tuna(10 ton); Kuwe(7 ton);kembung(8 ton) Sei Ikan: 2,25 Ton Abon: 2,7 Ton Dendeng: 4,72 Ton Ikan segar: 8 % Sei Ikan : 10 % Abon : 8 % Dendeng : 7 % Ikan segar: 10,5 % Sei Ikan : 12 % Abon : 10 % Dendeng : 10 % Setiap pelaku usaha perlu melakukan analisa segmentasi pasar terhadap produk yang akan dipasarkan. Dengan analisa segmentasi yang baik maka, siapa kelompok target pasarnya baik dalam konteks lokasi penjualan, identitas konsumen, dan kondisi prilaku konsumen. Dengan mengetahui segmentasi pasar maka, produk yang ditawarkan diharapkan akan menjawab kebutuhan setiap konsumen. Tabel 9 dibawah ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan segmentasi pasar. Tabel 9. Analisis Segmentasi KOMODITAS SEGMENTASI GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSYCHO GRAPHIC L/P D/A P SEI IKAN Lokal Nasional: pendatang/pebisnis Laki & Perempuan: semua umur Dewasa/ Anak: umur 7-60 thn Kelas Ekonomi menengah Pendatang/pebisnis ABON Lokal Nasional:pendatang/pebisnis Laki & Perempuan: semua umur Dewasa/Anak: umur 3-60 thn C C D P - I F A D 9

23 DENDENG Lokal Nasional:pendatang/pebisnis Laki & Perempuan: semua umur Dewasa/Anak: umur 7-60 thn Pilihan Target Komoditas hasil produksi yang akan dipasarkan tentu harus dapat menjawab kebutuhan konsumen. Oleh karena itu selain pentingnya segmentasi pasar, pelaku usaha juga perlu menganalisa kemungkinan atau alternatif segmen pasar untuk menjaga kejenuhan pasar oleh karena prilaku konsumen yang selalu berubah-ubah. Tabel 10 dibawah menjelaskan hal tersebut diatas secara detail. Tabel 10. Pilihan Target NO KOMODITAS TARGET PASAR GEOGRAFI DEMOGRAFI PSYCHO GRAPHIC 1 SEI IKAN Konsumen Lokal & Nasional: pendatang: pemerintah & swasta 2 ABON Konsumen Lokal & Nasional: pendatang: pemerintah & swasta 3 DENDENG Konsumen Lokal & Nasional: pendatang: pemerintah & swasta Laki & Perempuan: Dewasa & Anak umur 7-60 tahun Laki & Perempuan: Dewasa & Anak umur 3-60 tahun Laki & Perempuan: Dewasa & Anak umur 7-60 tahun Gaya hidup orang yang berduit Tidak ada Tidak ada ALT 1 ALT 2 Konsumen luar Kota Kupang di wilayah CCD IFAD lainnya Konsumen luar Kota Kupang di wilayah CCD IFAD lainnya Konsumen luar Kota Kupang di wilayah CCD IFAD lainnya Konsumen Timor Leste & orang NTT di Darwin Australia Konsumen Timor Leste & orang NTT di Darwin Australia Konsumen Timor Leste & orang NTT di Darwin Australia C C D P - I F A D 10

24 Penempatan Produk (positioning) Setiap produk yang akan dipasarkan harus diupayakan agar mendapat posisi atau tempat paling depan(terpopuler) dihati konsumen dari produk lain atau disebut the best product. Untuk mencapai hal tersebut maka, aspek atribut, manfaat, penggunaan, kategori produk dan penetapan harga yang tepat akan sangat menentukan posisi produk tersebut. Tabel 11 dibawah ini akan menjelaskan secara detail tentang penempatan produk. Tabel 11. Pilihan Positioning KOMODITA S ATRIBU T SEI IKAN Sei ikan hanya ada di NTT ABON DENDENG Ukuran dibawah 1 Kg Ukuran 500 gram MANFAA T PENG - GUNAA N Sebagai makanan tambahan balita POSITIONING SIAPA KEL KONSUME N Kelas ekonomi menengah; Pendatang Konsumen lokal, Warung, dan pendatang Konsumen lokal, Warung dan pendatang PESAIN G Kemasan dan lebel berbeda dari pesaing Kemasan dan lebel berbeda dari pesaing Tidak ada KATEGOR I PRODUK Banyak dibeli, siap saji dan mudah dibawa Beda rasa, siap saji dan mudah dibawa Banyak diminati HARGA Fluktuati f Fluktuati f Fluktuati f KETERANGA N Produk ini mulai diperkenalkan supaya terkenal seperti daging Sei Harga relatif murah dan terjangkau Harga relatif murah dan terjangkau C C D P - I F A D 11

25 Kualitas Produksi Beberapa aspek lain juga harus diperhatikan dalam kaitan dengan kualitas produk seperti: cita rasa, jenis dan kualitas bahan, masa laku produk, tempat produksi, tehnologi serta keamanan produk tersebut. Jika aspek-aspek ini terakomodir dengan baik dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk maka, produk tersebut kualitasnya tidak diragukan lagi. Untuk itu maka ketika memulai satu proses produksi aspek-apek diatas harus menjadi acuan setiap pelaku usaha. Tabel 12 menjelaskan secara rinci hal tersebut diatas. Tabel 12. Analisis Kualitas Produksi KOMODITAS PENYESUAIAN RASA, BAHAN PERBAIKAN KUALITAS BAHAN BAKU PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PERBAIKAN KEBERSIHAN TEMPAT PRODUKSI/ LINGKUNGAN PRODUK TAHAN LAMA DAN BEBAS DARI BAHAN TERLARANG Bisa di simpan selama 2 bulan dalam freezer, dan bebas bahan terlarang SEI IKAN Sei ikan pedas, Sei ikan manis, dan bahan dan bahan menggunakan menggunakan ikan belang ikan Kuwe kuning ABON Manis Pedas Bisa disimpan 1 bulan ditempat kering/udara terbuka, dan bebas bahan terlarang DENDENG Manis Pedas Bisa di simpan selama 2 bulan dalam freezer dan bebas bahan terlarang Perbaikan rumah produksi dan peningktan hygenitas Perbaikan rumah produksi dan peningkatan hygenitas Perbaikan rumah produksi dan peningkatan hygenitas PERBAIKAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN Peningkatan kualitas Kemasan dan Label Peningkatan kualitas Kemasan dan Label; Penambahan Spiner SERTIFIKASI Perlu sertifikat halal Perlu ada sertifikat Halal Peningkatan Perlu ada kualitas kemasan sertifikat Halal dan label; kualitas parapara penjemuran, Oven pengering, alat fillet ikan KETERANGAN Perlu pelatihan untuk difersifikasi produk Perlu pelatihan khusus untuk difersifikasi produk Perlu pelatihan untuk difersifikasi produk C C D P - I F A D 12

26 Kualitas Kemasan Agar kegiatan pemasaran produk hasil olahan perikanan dapat dilaksanakan dengan baik maka, intervensi terhadap kualitas kemasan produk harus dilakukan. Beberapa aspek yang sangat relevan dengan kualitas kemasan adalah merek, desain, bentuk, lebel dan informasi serta bahan untuk kemasan harus menjadi prioritas dalam mendesain kemasan produk. Dengan kemasan yang memiliki aspek-aspek tersebut maka tidak ada keraguan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Konsumen akan tertarik ketika melihat penampilan kemasan tersebut. Tabel 13. Analisis Kualitas Kemasan KOMODITAS SEI IKAN ABON DENDENG MERK Sudah ada tapi masih standar Sudah ada tapi masih standar Sudah ada tapi masih standar Ketersediaan Bahan Baku DISAIN KEMASAN Sudah ada tapi masih standar Sudah ada tapi masih standar Sudah ada tapi masih standar KUALITAS KEMASAN BENTUK LABEL DAN KEMASAN INFORMASI Persegi empat, Nama produk, lokasi dan hanya satu produksi, jenis ikan, warna komposisi, masa laku, berat bersih Persegi empat, dan hanya satu warna Persegi empat, dan hanya satu warna Nama produk, lokasi produk, jenis ikan, komposisi, masa laku, berat bersih Nama produk, lokasi produk, jenis ikan, komposisi, masa laku, berat bersih BAHAN KEMASAN Alumunium foil dan plastik Alumunium foil dan plastik Plastik mika Kelancaran satu proses produksi sangat tergantung oleh ketersedian bahan baku. Bahan baku harus selalu tersedia setiap produksi akan dilalukan, namun bahan baku yang tersedia harus dijamin tidak terkontaminasi bahan-bahan terlarang seperti borax dn formalin. Dalam konteks ini, sistim pengawasan akan dilakukan secara terpadu dan terstruktur oleh Pokmaswas dan kelompok nelayan pengolahan yang dimulai dari proses penanganan, suplai hingga penyimpan bahan baku untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan berkualitas. Tabel 14 dibawah menguraikan hal tersebut. C C D P - I F A D 13

27 Tabel 14. Analisis Ketersediaan Bahan Baku NO KOMODITAS KETERSEDIAAN DALAM 1 TAHUN (BERAPA BULAN) KUALITAS BAHAN BAKU PENANGANAN SUPLAI BAHAN BAKU AGAR KONTINUE 1 SEI IKAN 8 bulan Telah ada kerjasama antar pokmas berkaitan suplai bahan baku 2 ABON 8 bulan Telah dibuat kerjasama antar pokmas berkaitan dengan suplai ikan 3 DENDENG 8 bulan Telah dibuat kerjasama antar pokmas berkaitan dengan suplai ikan HARGA BAHAN BAKU Rp /500 gram Rp /100 gram Rp /500 gram PENANGANAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU AGAR KONTINUE Frezeer Keranjang ikan/ lemari Keranjang ikan/ lemari Persaingan Produk Realiatas menunjukan bahwa hingga saat ini belum ada pesaing untuk jenis produk yang sama yang akan dipasarkan oleh kelompok nelayan. Namun demikian mutu produk, kuantinuitas produksi, cara pemasaran, dan menentukan segment pasar yang tepat adalah hal mutlak yang harus diprioritaskan. Jika hal tersebut dapat dijaga maka, sekalipun nanti ada pesaing tidak terlalu berpengaruh terhadap produk yang dipasarkan. C C D P - I F A D 14

28 Tabel 15. Analisis Persaingan Produk PESAING SEI IKAN DOMINASI PESAING Tidak ada MUTU PRODUK Beda rasa dan enak KONTINUITAS PRODUK Hanya tersedia ± 8 bulan CARA PENJUALAN Penjualan langsung, Pedagang perantara: mitra usaha kelompok MARKET SHARE LOKASI JUAL PRODUK 80 % Pasar, Mitra usaha, dan jualan keliling ABON Tidak ada Baik dan beda rasa Hanya tersedia ± 8 bulan Penjualan langsung, Pedagang perantara: Mitra usaha kelompok 80% Pasar, Mitra usaha, dan jualan keliling DENDENG Tidak ada Baik dan beda rasa Hanya tersedia ± 8 bulan Penjualan langsung, Pedagang perantara: mitra usaha kelompok 70% Pasar, Mitra dan jualan keliling Distribusi Produk Kelancaran satu aktifitas pemasaran sangat dipengaruhi oleh seberapa baiknya sistim distribusi produk tersebut. Oleh karena itu maka dalam mendisain kegiatan pemasaran maka, sistim distribusi harus dibuat secara sederhana tetapi dapat menjamin bahwa produk akan tiba ditangan konsumen dengan cepat, tepat dan benar. Tabel 16 dibawah ini menjelaskan model saluran distribusi produk saat ini dan yang akan datang. C C D P - I F A D 15

29 Tabel 16. Analisis Distribusi Produk N O KOMODIT AS PRODUSE N KE KONSUME N AKHIR 1 SEI IKAN Produsen - Konsumen akhir 2 ABON Produsen Konsumen akhir 3 DENDENG Produsen Konsumen akhir PRODUSEN KE PEDAGANG BESAR (PERUSAHAA N) KE KONSUMEN AKHIR Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini PRODUSE N KE PENGOLA H Belum ada model distribusi ini Belum ada model distribusi ini Belum ada model distribusi ini PRODUSE N KE PENGECE R KE END USER Produsen Mitra usaha End user Produsen Mitra usaha End user Produsen Mitra usaha End user PRODUSEN KE AGEN (PENGUMPU L) KE PEDAGANG BESAR KE END USER Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini PRODUSEN KE AGEN (PENGUMPU L) KE END USER Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini Tidak ada model distribusi ini Kebutuhan Alat Angkut & Sistim Transportasi Demi kelancaran kegiatan pemasaran maka, motor 3 roda dan mobil cold box sudah merupakan kebutuhan, sebab mengangkut hasil produksi baik ikan segar maupun ikan olahan dengan sepeda motor roda 2 sudah tidak relevan lagi. Kecepatan dan keamanan produk melalui penggunaan alat dan sistim transportasi menjadi aspek sangat penting dalam kegiatan pemasaran saat ini dan kedepan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 17 dibawah ini. C C D P - I F A D 16

30 Tabel 17. Kebutuhan Alat Angkut Produk / Sistim Transportasi NO KOMODITAS PENGANGKUTAN SISTEM KEBUTUHAN KE PEMBELI PENYIMPANAN ALAT ANGKUT 1 SEI IKAN Motor 2 roda Frezeer Motor 3 roda, dan Mobil Cold Box 2 ABON Motor 2 roda Keranjang Ikan/Lemari 3 DENDENG Motor 2 roda Keranjang Ikan/Lemari Motor 3 roda Motor 3 roda KETERANGAN Muatan banyak, cepat dalam mobilisasi produk, dan keamanan produk terjamin Muatan banyak, cepat dalam mobilisasi produk, dan keamanan produk terjamin Muatan banyak, cepat dalam mobilisasi produk, dan keamanan produk terjamin Peningkatan Kualitas Produksi Tabel 18 di bawah ini menjelaskan tentang strategi peningkatan kualitas produksi. Rasa dan mutu produk merupakan 2 hal penting yang relevan dengan soal kualitas produksi. Kedua hal ini akan dapat terwujud jika dilakukan intervensi dengan melatih kelompok pengolahan secara periodik agar proses produksi selalu bervariasi dan dikembangkan supaya menghasilkan produk yang berkualitas. C C D P - I F A D 17

31 Tabel 18. Strategi Peningkatan Kualitas Produksi MATERI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 RASA Manis Pedas Manis dan pedas Tehnik pengolahan MUTU Standar lokal Standar nasional Standar export Tehnik pengolahan Perbaikan tehnologi pengolahan; dan Pembangunan rumah produksi Perbaikan tehnologi pengolahan; Pembangunan rumah produksi Penambahan alat produksi dalam jumlah dan jenis untuk rasa yang berbeda Peningkatan nilai gizi untuk mutu yang berbeda Penambahan sarana pendukung produksi untuk membuat jenis produk lain Penambahan sarana pendukung produksi untuk membuat mutu produk yang berbeda Peningkatan Kualitas Kemasan Kualitas kemasan harus terus dikembangkan atau ditingkatkan dari waktu ke waktu sesuai keinginan dan permintaan konsumen. Merek, Lebel, dan desain kemasan perlu dikembangkan secara bertahap dengan variasi ukuran dan warna yang menarik supaya dapat memenangkan persaingan pasar. Untuk itu maka teknologi (alat) desain, lebel dan merek yang berstandar global perlu disiapkan. Jika kualitas kemasan dapat diupgrade sesuai kondisi pasar maka konsumen lebih tertarik terhadap produk tersebut (lihat penjelasan Tabel 19 dibawah ini. C C D P - I F A D 18

32 Tabel 19. Strategi Peningkatan Kualitas Kemasan MATERI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN DESAIN Rancangan Variasi ukuran Variasi warna Pelatihan desain kemasan MERK Lokal Nasional Kombinasi lokal dan nasional LABEL Lokal Nasional Kombinasi l okal dan nasional DLL Pengadaan alat pendukung pembuat kemasan yang lebih modern Perbaikan Saluran Distribusi Pengembangan kemasan Pengembangan merk dan label Pelatihan desain merk Pelatihan desain label Pelatihan tenaga pengguna peralatan pendukung TAHUN 2015 Pengadaan alat desain Pengadaan alat pencetak merk Pengadaan alat labeling Pengadaan alat cetak masa laku produk TAHUN 2016 Penambahan alat desain Penambahan alat pencetak merk Penambahan alat labeling Variasi model dan ukuran kemasan TAHUN 2017 Mendesign kemasan berstandar global Mendesign merk berstandar global Mendesign label berstandar global Variasi Jenis kemasan yang ramah lingkungan Saluran distribusi produk tidak boleh statis tetapi harus fleksibel untuk dikembangkan sesuai keadaan pasar. Salah satu cara adalah dengan membangun kerjasama dengan pihak lain melalui analisis segmentasi pasar yang jelas. Membuka diri dengan menjaring mitra usaha sebanyak-banyaknya merupakan langkah konkrit yang tepat agar saluran distribusi dapat terus dikembangkan. Bermitra tidak hanya dengan mitra lokal saja tetapi dengan siapa saja yang penting utamakan prinsip mutual benefit. Agar lebih jelas dapat dilihat dalam penjelasan Tabel 20 dibawah ini. C C D P - I F A D 19

33 Tabel 20. Strategi Perbaikan Saluran Distribusi Produk PRODUK PERUBAHAN SEGMEN RENCANA PERBAIKAN DISTRIBUSI RENCANA KEMITRAAN KETERANGAN SEI IKAN Menjejaki segmen pasar di lokasi CCD IFAD yang lain Membangun jaringan dengan pedagang perantara Dengan sesama Pokmas program CCD IFAD di lokasi lain, Mitra usaha di daerah lain, Mitra usaha di Timor Leste Dapat menggunakan model MLM ABON DENDENG Mengembangkan penyalur lokal yang ada Mengembangkan penyalur lokal yang ada Menambah jumlah tenaga penjual keliling Menambah jumlah tenaga penjual keliling Pengusaha lokal dan Mitra usaha di Timor Leste Pengusaha lokal dan Mitra usaha di Timor Leste Dapat menggunakan model MLM Dapat menggunakan model MLM Perbaikan Pengangkutan dan Penyimpanan Seperti dijelaskan dalam Tabel 21 dibawah ini bahwa, sistim transportasi dan penyimpanan bahan baku maupun hasil produksi harus terus dikembangkan secara bertahap dengan model dan cara yang up to date. Dengan memperbaiki sistim ini maka seluruh proses pengakutan dan penyimpanan dari hulu ke hilir akan terlaksana dengan baik dengan dukungan sistim, peralatan atau fasilitas yang relevan. C C D P - I F A D 20

34 Tabel 21. Strategi Perbaikan Pengangkutan Dan Penyimpanan PRODUK PERBAIKAN RANGKAIN TRANSPORTASI DI HULU PERBAIKAN ALAT ANGKUT STRATEGI DAN TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 PERBAIKAN CARA / MODEL PENGANGKUTAN PERBAIKAN PENYIMPANAN PRODUK PERBAIKAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU Pemeliharaan infrastruktur Pembangunan cold strorage Pemeliharaan infrastruktur Pembangunan pabrik es mini Pemeliharaan infrastruktur Promosi Produk Promosi adalah salah satu aspek penting dalam strategi pemasaran atau disebut marketing mix(bauran pemasaran). Jika produk dan kemasan berkualitas, harga relatif terjangkau, tempat usaha strategis, namun jika kurang melakukan promosi maka bisa jadi produk tidak akan dikenal dan bahkan tidak menrik minat beli konsumen. Oleh Karena itu strategi promosi (media, sasaran, lokasi, dan alat pendukung) yang dipakai harus diupayakan agar dapat mencapai tujuan promosi tersebut. C C D P - I F A D 21

35 Tabel 22. Strategi Promosi Produk STRATEGI SASARAN PROMOSI LOKASI PENYIAPAN PERALATAN PROMOSI PENJUALAN Rumah tangga konsumen, Warung, Restoran & Hotel Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Leste Komputer dan jaringan internet PAMERAN IKLAN PEMASARAN LANGSUNG PERTEMUAN KELUARGA Pemerintah dan perusahan swasta Masyarakat dan calon konsumen Pasar Tradisional Keluarga Pengelola program CCD IFAD Kota Kupang, dan luar Kupang Kota Kupang dan Kabupaten Kupang Kota Kupang, Kabupaten Kupang, dan Timor Leste Kota Kupang dan Kabupaten Kupang Brosur, Liflet, dan Sampel Produk Model iklan cetak dan elektronik Motor roda 3, dan mobil cold box Brosur dan Leaflet Rencana Pelatihan Pelatihan baik dalam bentuk on the job atau off the job training sangat diperlukan agar dapat mendukung suatu proses kegiatan pemasaran berjalan dengan efesien dan efektif. Tabel 23 dibawah ini menjelaskan tentang beberapa jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk mendukung strategi intervensi pemasaran. C C D P - I F A D 22

36 Tabel 23. Rencana Pelatihan JENIS PELATIHAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 Desain kemasan, merk, dan label Penggunaan peralatan pendukung kemasan Pelatihan difersifikasi produk/ pengembangan produk baru Bimbingan teknis dan studi banding pemasaran Dokumentasi dan publikasi tentang sukses story Korporatisasi pengembangan usaha kecil (district marine development fund) Fasilitasi pembentukan kelembagaan CCDP dan kemitraan TOT bagi staff pengelola dan TPD Update dan validasi peluang pasar Pelatihan market oriented Temu usaha pengembangan jejaring pemasaran Pengembangan tehnologi tepat guna Rencana Pembangunan Infrastruktur Intervensi dalam pengembangan pemasaran akan berjalan lancar dan mencapai tujuannya jika didukung oleh sarana prasarana yang tepat. Untuk itu maka dalam kaitannya dengan strategi intervensi pemasaran maka sejak tahun telah direncanakan untuk membangun beberapa infrastruktur terkait. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 24 di bawah ini. C C D P - I F A D 23

37 Tabel 24. Rencana Pembangunan Infrastruktur DUKUNGAN INFRASTRUKTUR TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN RENCANA BIAYA unit Jetty 100 meter Rp Pembuatan Jalan Lapen 350 meter Rp Tanggul 175 meter Rp. 241,375,000 Ecotourism Rp. 2,000,000,000 Korporatisasi pengembangan usaha Rp.2,600,000,000 kecil: cold storage dan pabrik es mini Total Biaya Rp. 5,238,375,000 Action Plan Implementasi dari suatu strategi intervensi pemasaran akan dapat terwujud jika disusun dengan satu rencana aksi yang tepat dan benar. Tabel 25 dibawah ini menjelaskan tentang kondisi ril pemasaran saat ini, dan rencana aksi yang akan dilakukan hingga tahun Rencana aksi tersebut mulai dari desain kemasan, lebel, merek, membangun jaringan distribusi, dan promosi hingga pengembangan produk dan strategi pemasaran. Dengan rencana ini diharapkan hingga tahun 2017 strategi intervensi pemasaran yang dilakukan akan mencapai hasil optimal. C C D P - I F A D 24

38 Tabel 25. Action Plan Strategi Intervensi Pemasaran ACTION PLAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 Desain Kemasan Sudah ada Pengembangan Desain Kemasan Desain Merk Sudah ada Pengembangan Desain Merk Desain Label Sudah ada Pengembangan Desain Label Pengembangan distribusi jaringan Pelaksanaan Promosi Design metode promosi Pengembangan Produk Pengembangan Desain Kemasan Pengembangan Desain Merk Pengembangan Desain Label Design jaringan Pengembangan jaringan Pengembangan jaringan Pelatihan difersifikasi produk Pengembangan promosi Pengembangan produk baru Pengembangan promosi Pelatihan difersifikasi produk Pengembangan Kemasan Pengembangan Merk Pengembangan Label Desain Desain Desain Pengembangan jaringan Pengembangan promosi Pengembangan produk baru Pengembangan pemasaran strategi Workshop dan design strategi pemasaran Pengembangan strategi pemasaran Pengembangan strategi pemasaran Pengembangan strategi pemasaran C C D P - I F A D 25

39 Rencana Kerjasama (Kemitraan) Kerjasama (Kemitraan) dengan pihak lain merupakan salah satu kunci keberhasilan pengembangan pemasaran. Expansi pasar dan diversifikasi produk akan akan memberikan nilai tambah bagi produsen jika semakin banyak konsumen menbeli produk yang dihasilkn. Tabel 26 menjelaskan sejauhmana kerjasama yang telah dilakukan hingga saat ini, dan apa rencana kerjasama kedepan dengan berbagai pihak yang relevan demi mendukung pengembangan usaha pemasaran. Tabel 26. Rencana Kerjasama Kemitraan KEGIATAN YANG PERLU KEGIATAN YANG SUDAH RENCANA KEMITRAAN DIKERJASAMAKAN BERMITRA Kerjasama untuk suplai ikan segar Restoran Nelayan dan Hotel Yotowawa Pengusaha Restoran dan warung di Kota Kupang, Pengusaha kecil pada pasar tradisional di Kabupaten Kupang dan Kabupaten TTS Kerjasama untuk suplai ikan olahan Toko Sudi mampir dan Felin Swalayan, Restoran nelayan, Resto dan Galerri oleh2 khas NTT Teluk Kupang, dan Kupang Mart Pengusaha lokal di Republik Timor Leste, Supermarket Rukun Jaya, Supermarket Cemara Indah, Supermarket Duta Lia Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan Kerjasama untuk perijinan Kerjasama untuk keuangan/ permodalan Universitas Kristen Artha Wacana Dinas Kesehatan, dan Balai POM Kota Kupang Universitas Nusa Cendana, dan Laboratorium PPMHP DKP prop. NTT, Balai POM dan DisKes Kota Kupang MUI, dan Akademi Gizi Bank NTT, dan BRI (sudah ada pembicaraan awal) C C D P - I F A D 26

40 BAB 2 STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN LOMBOK BARAT Penetapan Komoditas Unggulan Tiga Komoditas Unggulan. Komoditas didasarkan atas brainstorming dimufakati ada 3 (tiga) komoditas unggulan. Tiga (3) komoditas yang dipilih sebagai unggulan adalah Rumput laut, Tongkol, dan Udang reboon. Rumput Laut. Di desa Buwunmas E. cottoni sejak tahun 2010 perkembangannya dipengaruhi oleh adanya penambangan emas mengurangi semangat berbudidaya rumput laut, sedangkan di Cendimanik yang dibudidaya polykultur dengan Bandeng dipengaruhi oleh adanya pendangkalan tambak saat musim hujan. Polykultur dengan Bandeng sangat menolong petambak rumput laut Gracilaria. Tongkol. Lobar merupakan fishing ground tongkol. Tersediaan sepanjang 8-9 bulan dengan konsentrasi di Desa Batu Putih, Gilki Gede Indah dan sebagian Sekotong Barat. Kegiatan pemindangan ada secara turun temurun, sulit ditinggalkan tetapi perlu perbaikan teknik pemindangan agar lebih hieginis. Udang Rebon. Unggulan ketiga adalah Udang rebon, yang habitatnya menyebar dari kawasan pantai sekitar Lembar, Telaga Lupi, Batukijuk, Buncit, Gili Gede Indah, hingga Pewaringan Batu Putih. Pokmas tangkap rebon CCDP ada satu yaitu Pokmas Teluk Makmur di Labuan Tereng Bagan pengembangan ketiga komoditas berikut memberikan penjelasan konkrit tentang produk turunan dan segmentasi hingga kebutuhan infrastruktur yang harus dibangun untuk menghasilkan rantai nilai dengan nilai tambah yang berkelanjutan. Berikut ini gadan tersebut. C C D P - I F A D 27

41 BAGAN PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN PROGRAM CCDP IFAD PIU KAB. LOMBOK BARAT CCDP IFAD PIU Lobar RUMPUT LAUT (A) IKAN TONGKOL (B) UDANG REBON (C) KOMODITAS A, B & C,Tortilla / Stik RL Pindang Tongkol Terasi Udang PRODUK UNGGULAN A1, B1 & C1 Kerupuk RL, Kerupuk Cangkang Rajungan RL Tongkol Asap Cair, Abon, Kerupuk Tortilla Eby Peyek Eby PRODUK TURUNAN A2, B2 & C2 Ritail Sup. Market HOREKA End User Pasar Pemerintah Antar Pulau/ Exsport Baby Powder/ PT Ternak PT MITRA Pihak ke-3 Direct selling/konsinyasi/kontrak Agen/Distributor AFALIS Keagenan_Dirsel KOPERASI BINA BAHARI CCDP LOMBOK BARAT Gambar 1. Bagan Pengembangan Komodiri Unggulan Program CCDP-IFAD PIU Kab. Lombok Barat C C D P - I F A D 28

42 ANALISIS SEGMENTASI Data dasar terkait dengan analisis segmentasi untuk komoditi unggulan di Kabupaten Lombok Barat digambarkan pada beberapa data dibawah ini dan diinspirasi oleh struktur bagan komoditas/produk unggulan diatas, termasuk produk-produk turunan yang memungkinkan dari komoditi unggulan tersebut. Segmentasi produk dan komoditi unggulan di Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut. Tabel 27. Segmentasi Produk Unggulan A, B, C di Kabupaten Lombok Barat NO KOMODITAS UNGGULAN A/B/C 1 Rumput Laut (A) KELOMPOK Desa Buwun Mas ada 3 Pokmas (E. cottoni) : Nambung Biru, Pesisir Pantai Nambung, dan Nambung Bersatu Dusun Pengawisan Skobar ada 2 Pokmas : Maju Bersama dan Mina Segara Di Desa Cendi Manik ada 3 pokmas : Bareng Maju; Semoga Sukses; dan Ingin DIPASARKAN KEMANA 1. Konsumen lokal 2. Pengepul 3. Ke Surabaya SIAPA KONSUMENNYA 1. Lokal : UD Rosa 2. Pengepul PRODUKSI PERTAHUN 12,0 ton 16 ton Keterangan Rumput laut di Pengawisan tidak bisa besar kalo umur sudah diatas 25 hari, bahkan malah menyusut Luas lahan tambak potensial budidaya Gracilaria sp di Cendimanik 187 ha C C D P - I F A D 29

43 2 Ikan Tongkol (B) 3 Udang Rebon (C) Maju (Gracilaria sp) Di Desa Gili Gede ada 4 pokmas tangkap : Pade Pacu; Kerapu; Ngiring Periyak dan Melet Bdoe Di Desa Labuan Tereng ada 1 Pokmas Tangkap 1. Konsumen local 2. Pasar Gerung 3. Mataram 4. Praya 1. Konsumen lokal 1. Ibu rumah Tangga 2. Pemilik kios/warung 3. Agen/Pengepul 1. Ibu rumah Tangga 2. Pembuat terasi 55,0 ton Potensi tangkap tongkol di Kab. Lobar lainnya di : Batu putih, Kuranji dalam, Meninting,Senteluk, dan Pewaringan 300 Kg Lokasi potensial penangkapan & pengepul udang rebon ada di Telaga Lupi, Batukijuk, Buncit, Gili Gede Indah, hingga Dusun Pewaringan dan Batu Putih. 1.a. Turunan komoditas unggulan Sebagaimana tertera dalam bagan diatas, sebagai produk turunan pertama dari rumput laut diolah menjadi tortilla dan stik rumput laut. Pada turunan selanjutnya dalam rangka diversifikasi tujuan pasar kedua produk diberikan variasi olahan atau campuran komoditas lain seperti udang rebon agar lebih lebih sedap, bergizi dan memperkaya rasa. Sedangkan ikan tongkol diolah menjadi pindang tongkol dimana pindang tongkol ini merupakan produk yang sudah ada sejak turun temurun dan masih dibutuhkan masyarakat hingga sekarang. Sedangkan komoditas unggulan ketiga yaitu udang rebon diolah menjadi terasi udang rebon dengan ukuran dan bentuk yang relatif bervariasi anatra pokmas satu dengan lainnya. C C D P - I F A D 30

44 Pada Tabel 2 menguraikan tentang produk unggulan turunan komoditas A, B dan C. Sebagian produk unggulan turunan komoditas ini telah diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok pengolahan dan pemasaran yang tergabung dalam program CCD-IFAD., Uraian lebih jelas dapat di lihat dalam Tabel 2 dibawah ini. C C D P - I F A D 31

45 Tabel 28. Segmen Produk Unggulan Turunan A1, B1, C1 di Kabupaten Lombok Barat NO PRODUK UNGGULAN A1/B1/C1 KELOMPOK DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERTAHUN Keterangan 1.1 Tortilla RL (A1) Pokmas Mekarsari & Putri Pesisir Mandiri 1.1 Stik Rumput laut (A1) 2.1 Pindang Tongkol (B1) 3.1 Terasi Udang (C1) Kel. Putri Peisir Mandiri Pantai Cemare; Kelp. Putri Dayung Labuan Tereng Pokmas Bina Keluraga, Mele Maju dan Bina Maju Ds GG Indah Pokmas Mekarsari, Putri Lamsetr; Pokmas Putri Dayung, Setia Rasa; Pokmas Putri Pesisir Mandiri 1. Konsumen local 2. Pengumpul/Agen 1. Konsumen local 2. Warung & toko 1. Pasar Pelangan 2. Gerung 3. Ps Mandalika 4. Pengepul 1. Konsumen local 2. Kota Mataram 3. Jakarta Masyarakat umum & Toko Oleh2 Masyarakat umum & anak sekolah 1, Ibu rumah tangga 2. Konsumen Pasar 3. Agen/Pengepul 1. Agen Pemasar di Batulayar 2. Ibu rumah Tangga 3. Pengepul di Ampenan & Mandalika Masih kecil 275 kg Belum besar bks kranjang pindang bgks, bks,1800 kg gelondong, 1800 terasi balok Sudah ada Kerjasama UKM di Ampenan & Kopwan di Loteng Posisi 3 bulan terkahir 2014 Posisi 5 bulan terakhir dari 3 pokmas Potensi penang kapan udang rebon ada di Telaga Lupi, Buncit, Gili Gede Indah, Batukijuk Desa Skobar hingga Pewaringan Batu Putih blm dioptimalkan C C D P - I F A D 32

46 1.b. Produk Turunan Dalam kegiatan pokmas CCDP IFAD ini produk turunan kedua unggulan rumput laut adalah berupa kerupuk dan divariasi dengan cangkang rajungan. Sedangkan ikan tongkol dengan tongkol pindang sebagai turunan utama perkembangan prefenrensi konsumen juga terus berkembang dan diperlukan variasi olahan yang lebih menarik serta telah didukung oleh teknologi olahan yang sudah berkembang yaitu berupa tongkol asap cair sebagai produk inovatif. Selain itu juga potensial dijadikan abon tongkol dan kerupuk ikan. Sedangkan udang rebon selain turunannya menjadi terasi udang rebon, juga bisa dijadikan tortilla eby dan peyek eby. Selanjutnya pada Tabel 3 dibawah ini menguraikan tentang produk turunan dari produk unggulan A1, B1, dan C1 yaitu produk turunan ke- 2 dari kmasing-masing produk tersebut. Sebagian besar produk turunan komoditas ini telah diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok pengolahan yang tergabung dalam program CCD-IFAD di PIU Lobar. Agar lebih jelas dapat di lihat dalam Tabel 29 berikut dibawah ini. Tabel 29. Segmen Produk Turunan A2, B2, C2 di Kabupaten Lombok Barat NO PRODUK TURUNAN A2/B2/C2 1.3 Kerupuk cangkang rajungan RL (A2) 1.3 Kerupuk rumput laut (A2) 2.2 Tongkol Asap Cair (B2) KELOMPOK Kel. Putri Peisir Mandiri; Pokmas Putri Dayung Putri pesisir mandiri Pokmas Bina Keluarga GG Indah; dan Timbul Baru Ds Batu putih DIPASARKAN KEMANA Warung dan toko lokal terdekat Masyarakat umum Mataram Pasar lokal SIAPA KONSUMENNYA Masyarakat sekitar rumah, kota Mataram dan lokal Gerung. Anak sekolah PRODUKSI PERTAHUN bks (harga 5000), bks (harga 500) Keterangan Segmen Putri Pesisir Mandiri masyarakt umum, Putri Dayung anak sekolah Masyarakat umum bks 9 bulan terakhir produksi Kerupu ikan bks Masih proses ujicoba dan dalam proses pendampingan kajian Produk inovatif unggulan. Proses pembangunan rumah produksi C C D P - I F A D 33

47 2.2 Abon ikan (B2) 2.2 Kerupuk Tongkol (B2) 3.2 Tortilla Eby (C2) 3.2 Peyek Ebi (C2) Pokmas Mekarsari Bangkit B. Putih; Pokmas Abon Ikan GG Indah; dan Pokmas Mitra Usaha Lembar Pokmas Mekarsari Bangkit Ds B. Putih Kel. Mekarsari Kelompok Mitra Usaha 1. Konsumen lokal 2. Mataram 3. Jakarta 1. Konsumen lokal 2. Mataram 1. Masyarakt local 1. Ibu rumah Tangga 2. Pemilik kios/warung 3. Toko Oleh2 Lombok 1. Ibu rumah tangga 2. Anak2 3. Kop. Bina Laut Cendimanik 1. Pasar Lokal Masyarakat setempat dan pelabuhan lembar 1200 bgks Salah satu produk inovatif dari tongkol untuk meningkatkan nilai tambah bgks Memanfaatkan lemak tognkol untuk membuat abon tongkol Masyarakat lokal 100 kg Sudah ada Pengepul UKM di Ampenan. Dalam proses pemasaran langsung Saatini pokmas ini sedang vacum Segmentasi Komoditas Yang Dihasilkan Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan diantara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. C C D P - I F A D 34

48 Tabel 30. Analisis Segmentasi SEGMENTASI KOMODITAS GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSYCHO GRAPHIC L/P D/A P M P Rumput Laut Ikan Tongkol Udang rebon Keterangan. 1 = lokal, 2 = nasional: pendatang/pebisnis, L/P= laki, permpuan dan semua umur, D/A= Dewasa/anak, M= ekonomi menengah-atas, P= pendatang/pebisnis, B= ekonomi rendah/bawah C C D P - I F A D 35

49 Kondisi Produksi dan Kualitas Produk Rumput Laut, Tongkol dan Udang Rebon Tabel 31. Data Kualitas Produksi KUALITAS PRODUK KUALITAS KEMASAN NO KOMODITAS KONDISI NAMA SERTIFIKASI PRODUK MERK KEMASAN LABEL 1 RUMPUT LAUT (A) Belum bersih, % Belum ada Belum ada Belum ada Belum ada KA belum kering simpan, 2 IKAN TONGKOL (B) Segar khas Belum ada Tidak ada Belum ada Belum ada tongkol 3 UDANG REBON (C) Kondisi baik dan segar Sudah ada Belum ada Belum ada Belum ada Kualitas produk secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan serta cara/tempat penyimpanan. Padahal produk/komoditas yang memenuhi kualitas yang diinginkan akan banyak menarik peminat dan pembeli. Oleh karena itu diperlukan cara penmangan produk atau komoditas dengan baik dan memenuhi standar keamanan pangan. Penanganan rumput laut sudah mulai ditangani dengan lebih baik walau masih belum sempurna, kebersihan juga masih kurang dengan tingkat kekeringan kadar airnya masih belum kering simpan (KA 13%). Ikan tongkol di pusat pendaratan di Bangko-bangko kondisi cara penanganan khususnya pemindangan masih belum baik. Pemindangan yang dilakukan juga belum cukup hieginis oleh karena itu pada tahun depan usaha perbaikan sistem/cara pemindangan perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Penghasil utama ikan tongkol di Lobar terpusat di tiga (3) desa yaitu di Batu putih (bangko-bangko), Gili Gede Indah dan Sekiotong Barat. Sedangkan komoditas udang rebon kegiatan penangkapan oleh nelayan belum optimal, hingga tahun 2014 baru ada 1 pokmas penangkap udang rebon yaitu pokmas Teluk Makmur di dusun Teluk Waru. Padahal potensi dan habitat udang rebon tidak hanya ada di teluk Lembar, tetapi menyebar ke Telaga Lupi, C C D P - I F A D 36

50 Batukijuk, Buncit, Gili Gede Indah, hingga Dusun Pewaringan dan Batu Putih. Hasil wawancara dengan tokoh pemuda dan masyarakat diperoleh informasi bahwa potensi udang rebon di Lobar diperhitungkan tidak kurang dari 50 ton per musim. Analisis Ketersediaan Bahan Baku Produk Unggulan Analisis ketersediaan bahan baku produk bertujuan untuk melindungi dari ketidak pastian dalam sistem persediaan, terdapat ketidakpastian dalam pemasokan, permintaan dan tenggang waktu datangnya pesanan. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut maka usaha perlu mengadakan : (a) Sediaan pengaman (Safety Stock), tenggang waktu pengaman (Safety Lead Time) dan kapasiatas pengaman (Safety Capacity); (b) Memungkinkan produksi dan pembelian dilakukan secara ekonomis. Pembelian bahan berkaitan dengan biaya pemesanan, biaya transportasi, sehingga akan lebih ekonomis apabila membeli dalam jumlah besar. Selain itu biaya penyiapan (set Up) mesin-mesin dapat dikurangi; (c) Mengantisipasi apabila terjadi perubahan dalam permintaan dan penawaran dipasar bahan baku. Hal ini terutama apabila harga dan ketersediaan bahan Diperkirakan akan berubah. Perubahan tersebut disebabkan oleh berbagai situasi eksternal yang tidak dapat dikendalikan, serta (d) Sebagai fasilitas transit persediaan dalam perjalanan (Transit Inventories) berhubungan dengan bahan yang berada dalam perjalanannya dari suatu titik ketitik yang lain. Oleh karena itu ketersediaan bahan baku perlu diperhitungkan secara matang dan tersistem agar tidak menggangu proses lanjutan usaha pokmas yaitu proses produksi dan pengolahan hasil. C C D P - I F A D 37

51 Tabel 32. Data Kondisi Ketersediaan Bahan Baku NO KOMODITAS UNGGULAN 1 KOMODITAS A JENIS KOMODITAS Rumput Laut PASOKAN BAHAN BAKU DARI KELOMPOK Di Desa Buwun Mas ada 3 Pokmas (E. cottoni) dan 2 pokmas di Desa Pengawisan. Di Desa Cendi Manik ada 3 pokmas (Gracilaria sp) PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KELOMPOK TAPI MASIH DI KAB/KOTA Tidak ada PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KAB Dari BBL di Stasiun Grupuk DALAM 1 TAHUN BERAPA LAMA KETERSEDIAAN PASOKAN BAHAN BAKU BAGAIMANA PENYIMPANAN BAHAN BAKU 4 siklus panen Digudang, Dikeringkan 3x jamur KEBUTUHAN BAHAN BAKU 300 ton Di Pengawisan ada Pokmas Mina Segare dan Maju Bersama produksi tdk optimal Luas tambak di Cendimanik total 187 Ha 2 KOMODITAS B 3 KOMODITAS C Ikan tongkol 4 Pokmas Nelayan Tangkap Dari nelayan Bangkobangko Dari Lotim dan Loteng dan Sumbawa Udang Rebon Ada. 1 Pokmas Ada dari Lotim dan Loteng 8-9 bulan Disimpan di coolbox. Ada yang langsung dipindang 4-5 Bulan Digudang dalam karung plastic, ton > 50 ton/thn C C D P - I F A D 38

52 Kondisi persaingan dengan produk sejenis Mengidentifikasikan pesaing, Tahap ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan jenis serta kekuatan dan kelemahan dari pesaing. Identifikasi ini meliputi: Jenis produk yang ditawarkan, Melihat besarnya pasar yang dikuasai, Identifikasi peluang dan ancaman, Identifikasi keunggulan dan kelemahan, menentukan sasaran pesaing, berdasarkan produk yang ditawarkan pesaing dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: Pesaing dekat: usaha yang sama atau memiliki produk yang sejenis, Pesaing jauh: usaha yang memiliki produk yang mirip. Untuk mengetahui produktifitas suatu produk diperlukan variabel-variabel yang menunjukkan nilai kepuasaan dari konsumen sasaran sebagai kelompok pelanggan yang memanfaatkan produk yang ditawarkan. Agar diketahui nilai efisiensi input terhadap output produk, maka produsen harus selalu melakukan penelitian secara berkala bagi produk-produk yang dipasarkan. Sedangkan untuk menjaga kualitas produk sangat penting diperhatikan karena dengan tingkat kedisiplinan itu, maka produsen dengan muda akan mengetahui sejauh mana suatu produk dapat memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan maupun harapan pelanggan yang dituju C C D P - I F A D 39

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE BAB I. PENDAHULUAN Pengembangan pamasaran ini dilakukan melalui pendekatan value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran,

Lebih terperinci

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA. : KUPANG. Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan : Dr. James D. Adam, SE.MBA. Kota : KUPANG Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana)

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) KOMPONEN 2 1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) Kedua komponen ini saling terkait, Pembangunan Infrastruktur ditujukan untuk meningkatkan pemasaran dan

Lebih terperinci

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG B I S N I S P L A N MOBIL BOX BIODATA PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA : KUPANG Tahun : 2014 Coastal

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN OLEH: M. YAHYA KONSULTAN PEMASARAN KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 Strategi Intervensi Pemasaran PIU Kubu Raya Page 1 Pendahuluan Berdasarkan hasil survey peluang pasar dan

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU CCDP IFAD KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 Konsultan Pemasaran PIU CCDP-IFAD Kota Makassar Tahun 2014 Page 1 KATA PENGANTAR Puji syukur hanya

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD DR. JAMES D. ADAM,SE.MBA KONSULTAN PEMASARAN DAN VALUE CHAIN KOTA KUPANG 5 DESEMBER 2013 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 Bisnis Plan Rumah Produksi Infrastruktur Komponen 2 CCDP-IFAD Lembaran Pengesahan Ambon, 5 Agustus 2014 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Ir. F. J. Louhenapessy

Lebih terperinci

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 CCDP-IFAD KUBU RAYA PERENCANAAN DESA SASARAN CCDP-IFAD TAHUN 2013-2014 KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT Potensi sumberdaya pesisir yang sedemikian besar seharusnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014

BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014 BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014 Bisnis Plan Rumah Usaha dan Niaga Infrastruktur Komponen 2 CCDP-IFAD Lembaran Pengesahan Ambon, 5 Agustus 2014 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN 2014 ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 5 PRIORITAS

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KAB. GORONTALO UTARA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia yang secara geografis adalah negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang panjang, serta sebagian besar terdiri dari lautan. Koreksi panjang garis

Lebih terperinci

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 COVER Coastal Community Development Project-IFAD Page BIODATA BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA. : KUPANG. Tahun : 0 Coastal Community Development Project-IFAD Page DAFTAR

Lebih terperinci

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Sistem Rantai Pasok Dalam Mendukung Pengembangan Komoditas Patin Pasopati di Tulung Agung, Jawa Timur SASARAN REKOMENDASI Kebijakan Pasar dan Perdagangan,

Lebih terperinci

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan I-227 Naskah Saran Kebijakan : STRATEGI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KUPANG MELALUI PENERAPAN DAN DIFFUSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT, 2012 1 Ringkasan

Lebih terperinci

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta

Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Manajemen Pemasaran Produk Perikanan (Benih Ikan dan Ikan Konsumsi) oleh TIM PPM Universitas Negeri Yogyakarta Peluang Pemasaran Lele dan Patin Pasar Dalam Negeri Permintaan lele untuk dua pasar di DKI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 2014 2017 Nama Usaha : Rumah Kemasan Ikan Asap dan Bakso Ikan Lokasi Usaha : Kel. Dufa-Dufa Kota Ternate Tanggal Dibuat : 20 Agustus 2014 COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN KABUPATEN MALUKU TENGGARA DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2014 STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PIU KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.126, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Sistem Logistik. Nasional. Ikan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN Realisasi Dana PIU YAPEN Sampai Dengan Bulan November sebanyak 68 % (Sisa 32%)

Lebih terperinci

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DESEMBER 2013 M. TAUFIK HIZBUL HAQ. Konsultan Individu Bidang Pemberdayaan CCDP IFAD, PIU Kabupaten Lombok Barat. LAPORAN PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.50/MEN/2011 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menyebabkan munculnya suatu aktivitas atau usaha di bidang perikanan sesuai dengan kondisi lokasi dan fisiknya. Banyak penduduk

Lebih terperinci

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 COVER Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : MAXI WOWILING. : BITUNG Tahun : 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 2 2.5 Bussines

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN 1.1.1. Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006. Menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dimana sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Keadaan usaha tani penduduk pada umumnya masih

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Salah satu subsektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013, No.44 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan memiliki sumber daya laut yang melimpah. Wilayah perairan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN 2014

LAPORAN TAHUNAN 2014 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia LAPORAN TAHUNAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT-IFAD LAPORAN TAHUNAN 2014 Oleh : Ir. Ansori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Selama sepuluh tahun terakhir, peranan sektor ini terhadap PDB menujukkan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP IFAD) STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) KABUPATEN LOMBOK BARAT PENDAHULUAN LATAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

Tabel. Potensi Areal Budidaya Laut Untuk Komoditas Kerang Mutiara & Abalone, Kerang Darah dan Tiram Serta Teripang Per Kab/kota Se- NTB

Tabel. Potensi Areal Budidaya Laut Untuk Komoditas Kerang Mutiara & Abalone, Kerang Darah dan Tiram Serta Teripang Per Kab/kota Se- NTB DATA STATISTIK PERIKANAN BUDIDAYA 1. Sumberdaya Perikanan Budidaya Laut Potensi sumber daya perikanan budidaya laut diprioritaskan untuk pengembangan komoditas yang memiliki nilai ekonomis, peluang ketersediaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sentuhan kreatifitas dan inovasi baru sangat dibutuhkan oleh kelompok usaha dan pengolahan produk kelautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN Bisnis pembuatan kerupuk kulina (kulit ikan nila) merupakan salah satu bentuk kegiatan menciptakan nilai tambah kulit ikan nila dengan mengidentifikasi peluang bisnis kerupuk tersebut

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian mempunyai fungsi penting dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan pokok. Salah satu bahan tersebut adalah gula pasir.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian pelabuhan perikanan Menurut Ditjen Perikanan Deptan RI, pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera No.166, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SUMBER DAYA ALAM. Pembudidaya. Ikan Kecil. Nelayan Kecil. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5719) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pasar Ciroyom Bermartabat terletak di pusat Kota Bandung dengan alamat Jalan Ciroyom-Rajawali. Pasar Ciroyom

Lebih terperinci

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM PRIORITAS DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT

DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT DAYA DUKUNG PERTANIAN LAHAN KERING TERHADAP KETERSEDIAAN PANGAN DI PROVINSI NTT Disampaikan pada : Lokakarya Pengintegrasian Pengelolaan Lahan Kering Berbasis Pertanian Konservasi dalam Penyunan Teknokratik

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan daerah kepulauan dengan luas wilayah perairan mencapai 4 (empat) kali dari seluruh luas wilayah daratan Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung sumber daya ikan yang sangat banyak dari segi keanekaragaman jenisnya dan sangat tinggi dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN [Type the document subtitle] STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN COASTAL COMMUNITY DEVOLOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVOLOPMENT PIU KOTA AMBON 2014 BAB I. PENDAHULUAN Keunggulan coastal

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN PENGAMANAN PANTAI LASIANA DI KOTA KUPANG I. GAMBARAN UMUM. 1. Latar Belakang. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan terdiri dari 566 pulau dimana 42 pulau berpenghuni

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN

PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Rencana Bisnis Madu KPHP Limau Unit VII Hulu Kabupaten Sarolangun PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN SAROLANGUN, AGUSTUS 2015 RENCANA OPERASIONAL CORE BUSINESS MADU (Apis cerrana dan Apis trigona) DI KAWASAN

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan dalam pembuatan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PENELITIAN. Secara geografis wilayahnya berbatasan dengan wilayah lain, wilayah Utara

KEADAAN UMUM PENELITIAN. Secara geografis wilayahnya berbatasan dengan wilayah lain, wilayah Utara IV. KEADAAN UMUM PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Jetis 1. Letak Geografis Kecamatan Jetis Jetis merupakan satu dari 17 kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul. Secara geografis wilayahnya berbatasan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah laut dewasa ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah dan

I. PENDAHULUAN. Wilayah laut dewasa ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Wilayah laut dewasa ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah dan masyarakat, hal ini karena wilayah laut diyakini memiliki potensi sumberdaya yang dapat memberikan

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA Wiwik Widyo Widjajanti 1, Syamsuri 2, Sulistyowati 3 Jurusan Arsitektur 1, Jurusan Teknik Mesin 2, Jurusan Sistem Informasi 3, ITATS Jalan Arief

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Alamat : Jln. Raya Ratahan Belang Kompleks Perkantoran Blok B Kel. Pasan Kec. Ratahan KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: TATANIAGA RUMPUT LAUT DI KELURAHAN TAKKALALA, KECAMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN MUHAMMAD ARHAN RAJAB Email : arhanuncp@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PENGEMBANGAN SDM DALAM PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK (KONTEKS PEMASARAN) Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo Penyuluh Perikanan Madya Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual

USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG. Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual USAHA KECIL MENENGAH KERIPIK UBI HUMOR DI KABUPATEN SUMEDANG Diajukan untuk Memenuhi Matakuliah Marketing Prodi Desain Komunikasi Visual oleh: Sadam husen 1401100105 Dosen : Gema Arifrahara FAKULTAS INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci