LAPORAN TAHUNAN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN 2014"

Transkripsi

1

2 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia LAPORAN TAHUNAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT-IFAD LAPORAN TAHUNAN 2014 Oleh : Ir. Ansori Zawawi, Msi, MMA KONSULTAN PEMASARAN PMO KOMPONEN 2 29 DESEMBER 2014

3 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 1. EXECUTIVE SUMMARY (RINGKASAN) Kegiatan pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya kelautan perikanan yang dikembangkan dalam program CCDP-IFAD merupakan bagian dari komponen 2 (dua), kegiatan sampai tahun 2017 telah dicoba disusun suatu usulan road map komponen 2 CCDP-IFAD walaupun secara tentative tapi sudah berdasarkan Project Implementation Manual (PIM) yang dibagi dalam beberapa tahap yaitu; Persiapan pengembangan usaha, Penyusunan Rencana Strategi Pengembangan Usaha, Tahap Pelaksanaan Pengembangan Usaha, Tahap peningkatan kapasitas usaha dan Tahap kemandirian, diharapkan pada tahapan terakhir ini kelompok usaha tidak tergantung lagi dengan proyek. Untuk menuju kepada setiap tahapan ini pada tahun 2014 telah disusun dan 11 kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan pengembangan usaha yang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan komponen 1 dan komponen 3. Pelaksanaan kegiatan ini telah dilaksanakan secara menyeluruh di semua PIU Kabupaten/Kota. Selain itu juga agar kegiatan ini mecapai sasaran yang diharapkan telah disusun seperangkat acuan berupa Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Rantai Nilai komponen 2, serta beberapa panduan antara lain panduan penyusunan workshop rantai nilai, pemilihan komoditas unggulan dan pembangunan infrastruktur, panduan penyusunan proposal, panduan penyusunan bisnis plan dan strategi intervensi pemasaran. Pemilihan komoditas unggulan telah disusun di 12 Kabupaten/Kota dan telah menghasilkan 36 komoditas/produk unggulan, agar komoditas unggulan ini dapat diproduksi dengan standar mutu dan dapat dipasarkan dan dikembangkan, yang kemudian diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan telah disusun Rencana Strategi Intervensi Pemasaran di 12 Kabupaten/Kota. Diharapkan rencana ini pada tahun 2015 dapat diimplementasikan. Penyusunan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran ini adalah rangkaian dari penyusunan rantai nilai, kemudian dilakukan survey pasar untuk mengetahui karakteristik pasar yang kemudian dilakukan validasi peluang pasar. Hasilnya merupakan bahan untuk menyusun Rencana Strategi Intervensi Pemasaran. Materi dari Rencana ini meliputi Rencana pemasaran, Rencana kebutuhan pelatihan dan Rencana usulan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur untuk mendukung berlangsungnya kegiatan perekonomian berbasis seumberdaya kelautan, pada tahun 2014 dibangun telah 39 bangunan dan peralatan, yang mencakup bangunan kedai pesisir tipe A, B dan C, moda transportasi /komoditas, peralatan dari kedai pesisir. Diharapkan pada tahun 2015

4 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia seluruh bangunan dan peralatan ini sudah dimanfaatkan dan dioperasionalkan melalui kemitraan Sampai akhir tahun telah difasilitasi kemitraan antara kelompok, PIU disatu pihak dengan pengusaha dan Perguruan tinggi di pihak lain. Telah terdapat 33 perjanjian kerjasama yang sudah ditandatangani dan 21 dalam persiapan. Lingkup dari kemitraan ini mencakup pemasaran produk dan pelatihan, diharapkan pada tahun 2015 ini kemitraan didalam pemanfaatan dan operasionalisasi infrastruktur sudah terwujud dan dilaksanakan Perkembangan kegiatan usaha dalam kelompok usaha komoditas dan produk unggulan ini cukup menggembirakan, penjualan sudah mulai dan berkembang, dari volume penjualan cukup memberikan kemajuan di beberapa lokasi seperti Maluku Tenggara komoditas rumput laut sudah dibeli oleh mitra dalam jumlah banyak, di Kubu Raya dengan komoditas rajungan sudah bermitra dan merupakan komoditas ekspor, kepiting soka sangat diminati, di Bitung komoditas cumi sera ikan fufu sangat berpotensi untuk dikembangkan, demikian halnya juga ikan fufu di Ternate. Produk-produk olahan juga semakin meningkat penjualannya seperti yang ditunjukkan di Makassar, Bitung, Ternate, Yapen, Merauke, Pare-pare, Lombok Barat dan Gorontalo utara dan sudah bekerjasama dengan pengusaha toko setempat. Produk-produk inovasi yang dikembangkan di Ambon dengan ikan asap cair dan Kupang dengan sei dan dendeng ikan cukup digemari dan punya peluang pasar tinggi. Komoditas unggulan dalam bentuk ikan yang cukup menonjol dan punya potensi yang baik adalah Gorontalo Utara, Bitung, Ternate, Yapen, Merauke dan Maluku Tenggara. Untuk tahun 2015 ini kegiatan komponen 2 akan diarahkan kepada Tahap Pengembangan usaha yang antara lain kegiatannya difokuskankepada peningkatan kualitas produk agar standar, promosi dalam arti pengenalan produk sudah harus jalan, penjualan dalam bentuk langsung atau melalui mitra sudah harus terelisasi dalam jumlah yang sesuai dengan target dari masing-masing PIU. Kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, kegiatan fasilitasi pengembangan dan perluasa pasar sudah diintensifkan. Infrastruktur yang telah dibangun agar segera operasonal dalam menudkung peningkatan kualitas produksi dan volume produk. Kegiatan-kegiatan evaluasitetap berjalan dalam rangka memperbaiki dan menyesuaikan keadaan di pasar. 2. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia dan IFAD telah mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) yang bekerjasama dengan International Fund for Agricultural Development (CCDP-IFAD) atau disebut Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (PMP) merupakan kerjasama

5 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFAD berdasarkan Financing Agreement antara Pemerintah Republik Indonesia Semua lokasi Proyek terletak di kawasan timur Indonesia. Hal ini sesuai dengan Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) dari IFAD untuk memfokuskan proyek pada daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Proyek ini terkonsentrasi pada sejumlah kabupaten/kota tertentu yang memiliki wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki kondisi sosial/budaya beragam, yang merupakan masyarakat miskin namun memiliki potensi sumber daya dan akses pasar yang baik. Tiga belas kabupaten/kota, dalam 10 propinsi, telah terpilih untuk menjadi lokasi proyek ini berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Ada 3 (tiga) kompenen dalam proyek ini meliputi komponen 1 Pemberdayaan masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, komponen 2, Pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dan komponen 3 Manajemen Proyek. Untuk keberhasilan proyek ini lebih lanjut maka pola pemberdayaan diikuti dengan pengembangan pemasaran produk-produk unggulan yang terkait dengan komponen 2. Pendekatan dalam pengembangan pemasaran ini mencakup (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, dan pengetahuan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kedua pendekatan ini kemudian dijabarkan dalam Strategi Intervensi pengembangan pemasaran. Strategi ini akan menyusun langkah-langkah persiapan produksi, proses produksi, penjualan dan promosi. Diharapkan dalam strategi ini dapat diketahui seara jelas produk yang dibutuhkan pasar. Tujuan dari proyek CCDP-IFAD ini adalah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir yang terlibat dalam kegiatan kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sedangkan sasaran dari proyek ini adalah; Terfasilitasinya rumah tangga di 180 desa pesisir dan pulau-pulau kecil di 12 kabupaten/kota. Indikator keberhasilan proyek ini terutama terkait dengan komponen 2 antara lain ; 70% fasilitas, layanan jasa dan prasarana yang didanai proyek, beroperasi dan digunakan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung peningkatan produksi dan pemasaran hasil usaha kelautan dan perikanan; 20 kegiatan yang didanai dari Komponen 2 Proyek PMP, mendorong adanya bisnis-bisnis baru dan memberikan manfaat bagi desa sasaran; Rata-rata 300 rumah tangga di setiap kabupaten/kota secara aktif berpartisipasi dalam rantai pasok (supply chain) produk berpotensi tinggi yang menjadi prioritas, yang diukur dua tahun setelah intervensi Proyek PMP dimulai dan keikutsertaan mereka terus berlanjut;

6 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sekurang-kurangnya empat pembeli (buyers) secara aktif membeli produk di setiap kabupaten/kota dalam sekurangkurangnya dua pertiga rantai pasok yang diprioritaskan; 3. PENCAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPONEN 2 CCDP-IFAD TAHUN Road Map Kegiatan Komponen 2 (dua) Kegiatan komponen 2 berpedoman kepada Pedoman Teknis Proyek Pembangunan asyarakat Pesisir (PMP) dan Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir yang merupakan penjabaran dari Project Implementation Unit (PIM) CCDP-IFAD). Sasaran dari komponen 2 ini untuk membangun kapasitas kabupaten/kota sasaran untuk mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang jadi sasaran melalui (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan dan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai nilai (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. a. Sub-Komponen 2.1 Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota. Dana pembangunan kabupaten/kota untuk perikanan skala kecil, atau fasilitas akan dikelola oleh PIU dan digunakan untuk menyediakan prasarana utama guna mendukung kegiatan yang inovatif, misalnya pabrik es mini untuk mendukung kumpulan nelayan skala kecil. Dukungan juga akan diberikan untuk pengelolaan pengetahuan, pelatihan, kepemimpinan, dan pembuatan kegiatan proyek yang lebih baik. b. Sub-Komponen 2.2 Dukungan Pemasaran tata niaga dan Rantai nilai (supply chain and value added ). Komponen ini akan mengidentifikasi, menyusun dan mendukung pembangunan dari berbagai rantai nilai (value chain), menghubungkan produsen di desa pesisir ke pasar, mengemas produk sesuai dengan klusterisasi, meningkatkan kualitas, standarisasi dan peningkatan nilai tambah produk. 70% fasilitas, layanan jasa dan prasarana yang didanai proyek, beroperasi dan digunakan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dalam mendukung peningkatan produksi dan pemasaran hasil usaha kelautan dan perikanan; Indikator keberhasilan dalam menyelenggarakan komponen 2 ini adalah sebagai berikut 1) 20 kegiatan yang didanai dari Komponen 2 Proyek PMP, mendorong adanya bisnis-bisnis baru dan memberikan manfaat bagi desa sasaran;

7 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 2) Rata-rata 300 rumah tangga di setiap kabupaten/kota secara aktif berpartisipasi dalam rantai nilai (supply chain) produk berpotensi tinggi yang menjadi prioritas, yang diukur dua tahun setelah intervensi Proyek PMP dimulai dan keikutsertaan mereka terus berlanjut; 3) Sekurang-kurangnya empat pembeli (buyers) secara aktif membeli produk di setiap kabupaten/kota dalam sekurangkurangnya dua pertiga rantai pasok yang diprioritaskan; Untuk mencapai hal tersebut maka di setiap PIU akan dilakukan penyusunan perencanaan yang berkaitan dengan Rantai Nilai, Validasi pasar dan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran. Perencanaan ini adalah dalam rangka bagaimana melakukan pemilihan produk-produk unggulan, membangun infrastruktur dan kebutuhan pelatihan. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan kita dapat mengetahui potensi dan permasalahan yang ada pada setiap Kabupaten/Kota, kemudian kita coba memetakan langkah-langkah yangakan dilakukan didalam rangka pengembagan CCDP- IFAD ini sampai 5 (lima) tahun kedepan. Secara umum dapat digambarkan dalam diagram Road map secara diagramatis untuk sebagai berikut; ROAD MAP PENGEMBANGAN USAHA DAN RANTAI NILAI CCDP-IFAD 1. PERSIAPAN PENGEMBANGAN USAHA a. Pembentukan Kel Pengem Usaha b. Penyus Value Chain dan 3 komoditas unggulan c. Identifikasi Peluang pasar d. Pemb Infrastruktur awal PENYUS RENCANA INTERVENSI PENEGEMBANGAN USAHA a. Strategi Pemasaran, Renc Pemb Infra struktur, Renc Pelatihan b. Inisiasi Kemitraan TAHAP PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA a. Pengenalan produk b. Peningkatan kualitas produk c. Perbaikan saluran distribusi d. Penandatangan MOU e. Penjualan Produk f. Pembang Infrastruktur (persiapan, proses, pasca, pengangkutan) produksi g. Pelatihan TAHAP PENINGKATAN KAPASITAS USAHA a. Promosi produk ke lebih luas b. Perbaikan sistem Penjualan produk c. Kualitas produk standar & Kontinue d. Harga bersaing e. Distribusi barang terjamin dengan kualitas yang sama TAHAP KEMANDIRIAN USAHA a. Memperluas Segmen b. Sudah berani menetapkan positioning c. Meningkatkan nilai produksi d. Memperluas Jaringan Pasar/Peluang pasar yg belum terlayani e. Differensiasi produk Dalam road map tersebut akan dapat dilihat langkah-langkah untuk mencapai sasaran sampai kepada bagaimana setelah proyek ini selesai, maka para kelompok masyarakat sudah bisa mandiri; 1. Tahap Persiapan Pengembangan Usaha tahun Penyusunan Perencanaan Pengembangan Usaha, Pembangunan awal dan pelatihan awal, tahun 2014

8 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 3. Tahap Pelaksanaan pengembangan usaha tahun Tahap Peningkatan Kapasitas Usaha tahun Tahap Pengembangan Usaha tahun Kegiatan komponen 2 dan Keterkaitan dengan Komponen 1 dan 3. Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan di 12 lokasi CCDP- IFAD, telah dsusun serangkaian kegiatan di dalam tahun anggaran 2014 yang mencakup 3 (tiga) komponen, yaitu komponen 1 berupa kegiatan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat serta pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, komponen 2 berupa kegiatan Pembangunan Ekonomi berbasis kelautan dan perikanan, dan komponen 3, berupa kegiatan Manajemen Proyek. Kegiatan tersebut mencakup: 1. Market Awareness, yang merupakan kegiatan terkait dengan komponen 1 Kunjungan lapangan dalam rangka penyadaran pasar sebelum terbentuknya kelompok usaha di masyarakat 2. Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Pembinaan kepada kelompok usaha dari pengalaman produsen atau nara sumber kemudian ditindak lanjuti dengan kunjungan lapangan kepada kegiatan yang berhasil mengembangkan lebih dahulu produk perikanan dan kelautan 3. Dukungan infrastruktur dan pengembangan usaha bagi Kab/kota Pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan analisis rantai nilai dan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran 4. Pertemuan dalam rangka Pengembangan Pasar (Market and Vale chain) Pertemuan yang melibatkan produsen, pembeli atau perusahaan serta stakeholder lain terkait market and value chain 5. Validasi peluang pasar Kegiatan validasi peluang pasar termasuk mengidentifikasi peluang pasar yang prioritas bagi pembeli dan produsen untuk adanya intermediasi dan kerjasama dalam startegi pengembangan usaha 6. TOT bagi staf pengelola tentang teknis dan Isu-isu Pemasaran Merupakan kegiatan TOT bagi staf PIU dalam hal teknis dan isu-isu marketing terkait dengan komoditas unggulan / prioritas 7. Pengembangan pasar bagi produsen skala kecil dan perwakilan pokmas Pertemuan sekaligus studi tour bagi perwakilan pokmas dan desa dalam rangka pengembangan pasar 2 x masing-masing kota 8. Pelatihan market oriented bagi produsen skala kecil (level desa) Bimtek yang dilaksanakan dengan tujuan peningkatan produksi, kualitas, teknologi paska panen, bisnis dan pasar bagi pokmas 9. Pengembangan Alternative Income Generating dan jaringan pemasaran

9 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kegiatan untuk memfasilitasi temu usaha dalam rangka pengembangan alternative usaha bagi masyarakat pesisir serta pengembangan jejaring pemasaran 10. Demplot Teknologi produksi dan pasca panen Merupakan penerapan inovasi teknologi yang diharapkan dapat mempercepat proses produksi. 11. Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi (didalam nya juga terdapat kegiat an koordinasi pemantap an value chain) Merupakan kegiatan dari komponen 3 yang merupakan pertemuan antar stakeholders baik dari koponen 1, 2 dan 3. Koordinasi dan untuk komponen dua lebih dititikberatkan kepada Bimbingan Teknis Rantai Nilai dan Pembangunan Infrastruktur Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD dalam komponen 2 Pembangunan ekonomi Berbasis kelautan dan perikanan juga didalamnya terkait dengan kegiatan dalam komponen 1 dan komponen 3, dapat dilihat dalam table dibawah ini. Tabel.1 Daftar Kegiatan Tahun 2014 KOMPONEN 1 KOMPONEN 2 KOMPONEN 3 Market Awareness Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story (kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh PIU) Dukungan Infrastruktur dan Pengem bangan Usaha Bagi Kab./Kota (District Marine Development Fund / Development Of Mariculture) Pertemuan dalam Rangka Pengem bangan Pasar (Market and Value Chain) Validasi Peluang Pasar TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen Sinkronisasi Perencanaan dan Koordinasi (didalamnya terdapat kegiatan koordinasi pemantapan value chain)

10 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 3.3. PENYUSUNAN PETUNJUK TEKNIS, PANDUAN-PANDUAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMASARAN Dalam rangka melaksanakan kegiatan CCDP-IFAD di setiap Kabupaten maka perlu disusun petunjuk teknis, panduan yang merupakan acuan di dalam pelaksanaan, acuan ini mencakup pelaksanaan dari kegiatan yang menjadi acuan PIU serta acuan dari para konsultan untuk memformulasikan kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran dan value chain meliputi; 1. Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Pemasaran, yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulaupulau Kecil, Nomor : 07A/PER-DJKP3K/ Penyusunan Panduan Penyusunan Proposal Infrastruktur Komponen 2, yang tertuang dalam Surat Direktur PMO kepada PIU, yang isinya merupakan acuan didalam menyusun proposal infrastruktur. 3. Panduan Penilaian Usulan Proposal Komponen 2 Pembangunan Infrastruktur CCDP-IFAD 4. Penyusunan konsep aplikasi Value chain dan Pemasaran, yang isinya adalah panduan bagi para PIU,Konsultan Pemasaran didalam menyusun Komoditas unggulan dan menganalisis rantai nilai bagi setiap komoditas 5. Penyusunan Aplikasi rantai nilai yang digunakan saat Bimbingan Teknis dan Workshop Penyusunan Rantai nilai dan Pembangunan Infrastrutur 6. Kerangka Acuan Survey Peluang Pasar 7. Panduan Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran dan Infrastruktur 8. Panduan Penyususunan Usulan Kegiatan komponen 2 Tahun Angaran REVIEW HASIL STUDI PEMASARAN DI 12 LOKASI CCDP-IFAD Pada akhir tahun 2013 telah dilakukan Studi Pemasaran di 12 Kabupaten/Kota lokasi CCDP-IFAD, Sesuai dengan Kerangka Acuan Hasil studi ini melakukan Identifikasi dan menentukan komoditas kelautan dan perikanan yang mempunyai prospek yang baik di desa CCDP IFAD dengan kriteria; memiliki potensi terbesar untuk desa-desa proyek; dapat dilaksanakan oleh individu atau kelompok desa. Berdasarkan hasil studi yang dilaksanakan dan workshop yang dilaksanakan, ada beberapa komoditas serta pemasalahan yang masih perlu peninjaun kembali pelaksanaan di lapangan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan langkah-langkah review hasil studi yang mencakup; 1. Review hasil studi dari konsultan pemasaran PIU 2. Pembahasan pada tingkat Komite Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (DOB) 3. Pembahasan pada tingkat PIU 4. Pembahasan pada Workshop Value chain dan Pembangunan Infrastruktur yang dihadiri oleh PMO, PIU dan stake holders

11 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Dari hasil studi ini yang telah dilakukan beberapa hal yang masih menjadi kendala antara lain adalah di beberapa tempat basis pengembangan tidak dilakukan pada desa CCDP-IFAD, komoditas yang dihasilkan juga beberapa diantaranya juga tidak berbasis kelompok, dalam analisa rantai nilai juga masih bersifat umum tidak dilakukan pertahapan seperti yang dikemukakan dalam proses rantai nilai. OLeh karenanya perlu dilakukan beberapa kali review seperti yang dijelaskan diatas. Hasil dari review ini terutama terkait dengan pemilihan komoditas ungulan seperti dapat dilihat pada table dibawah ini. Tabel. 2 Perbandingan Hasil Studi, Review dan Workshop Pemasaran No. KABUPATEN/ HASIL STUDI RIVIEW KONSULTAN WORKSHOP KOTA 1. KUPANG Cakalang, Tuna, Kakap Kerapu kembung, lajang, nipi, kuwe 1.Tuna,2. Kuwe, 3.Kembung 2. LOMBOK BARAT Tongkol, Rajungan,.Udang Rebon 3. MAKASSAR Udang (Udang Windu, Udang Putih), Tenggiri, Abon, Bandeng, Nila 4. Pare-pare Abon Tuna, Ikan Pelagis, Teri, Rumput Laut. 5. Bitung Kerapu, Cumi-cumi, Kuwe, Kembung 6. Ternate Ikan Cakalang, Ikan Dasar Ikan Asap "Fufu", Abon Ikan "Grampati" 7. Yapen tuna-cakalang, kakap merah, teripang, kerapu, lobster dan rumput laut 8. Merauke Terlalu banyak komoditas dan tidak ada pilihan 9. Ambon Tuna, Cakalang dan Tongkol, Ikan Layang, Kembung ikan asar 10. Maluku Tenggara Rumput laut, Cakalang, Kakap merah, Kuwe, ikan Kerapu. 11. Kubu Raya Kepiting bakau, Rajungan, udang ( Jerbung, Krosok rebon, Windu, Vanname) 12. Gorontalo Utara Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting tongkol, udang, rajungan dan kepiting. Udang, tenggiri, abon ikan lele, ikan bandeng dan Ikan nila Ikan Pelagis, Ikan Asin Teri dan Rumput Laut kerapu, kuwe, kembung dan cumi-cumi IkanTongkol, Kecil, Ikan Cakalang, Ikan Kerapu, Ikan Tuna. Ikan Gastor Kakap, Manyung, Udang, kepting dan Tenggiri. ikan Tuna, Tongkol, Cakalang, Layang dan Kerapu Rumput laut, cakalang, ikan kakap merah, ikan kuwe dan ikan kerapu Kepiting, Rajungan, Udang jerbung, udang rebon, udang vanname KJA Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting Rajungan Ikan Cakalang dan tongkol 1.Rumpt laut, 2.Tongkol, 3.Udang rebon 1. Bandeng, 2. Udang, 3. Tuna 1. Ikan Teri, 2. Tuna 3. Pelagis kecil 1. Tongkol, 2. Cumi 3. Cakalang Ikan Pelagis Cakalang, Tongkol, Pelagis kecil 1. Tongkol, 2. Rumput laut 3. Pelagis kecil 1. Ikan gabus Toraja, 2. dang laut 3. Kakap 1. Cakalang, 2. Tuna3. Layang 1. Rumput Laut, 2. Kakap Merah 3. Kerapu 1. Udang jerbung, 2. Kepting, kepiting soka 3. Rajungan 1. Kuwe, 2. Rumput laut 3. Cakalang/Tuna

12 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 3.5. FASILITASI KEPADA KONSULTAN PIU KABUPATEN/KOTA Pemerian tugas Konsultan Pemasaran Nasional dan Kabupaten/Kota adalah menjembatani, mengkoordinasikan, memastikan bahwa kegiatan pengembangan usaha sebagai yang diamanatkan dalam Project Implementation Manual yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir Dan Pulau- Pulau Kecil Nomor 07a/Per-Djkp3k/2013 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir. Beberapa tujuan dari Pengembangan Usaha dan Value Chain atau yang biasa disebut dengan komponen 2 dalam pembagian kelompok proyek CCDP-IFAD, adalah; 1. Meningkatkan kapasitas dan kelembagaan kabupaten/ kota secara berkelanjutan sehingga dapat mendorong peningkatkan pendapatan rumah tangga dalam masyarakat masyarakat sasaran proyek khususnya dan masyarakat pesisir dan pulau kecil pada umumnya. 2. Menyediakan infrastruktur yang dapat memberikan dukungan kepada pemasaran produk di desa proyek maupun di bagian lain di Kabupaten/kota. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu disusun suatu langkah-langkah kegiatan menyamakan persepsi, pemikiran dan konsep yang sama antara Konsultan Nasioal dan Konsultan Pemasaran PIU Kabupaten/Kota antara lain; a. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan tahun angaran 2014 b. Penyamaan persepsi melalui penyampaian materi dan Teori tentang Sistem Pemasaran dan konsep Value chain, dimaksudkan agar terdapat kesamaan terhadap lingkup pekerjaan, materi pekerjaan c. Bimbingan Teknis Penyusunan Rantai Nilai dan Pemilihan Komoditas Unggulan d. Penyampaian Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir. e. Penyampaian Metode Penyusunan Usulan Proposal Pembangunan Infrastruktur serta mekanime usulan dan persetujuan Proposal f. Bimbingan Teknis Penyusunan Bisnis Plan untuk Pembangunan Infrastruktur g. Bimbingan Teknis dalam rangka Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran h. Koordinasi di dalam menyiapkan perencanaan Pengembangan Usaha tahun 2015 Didalam menjalankan fungsi-fungsi fasilitasi, koordinasi, bimbingan dan yang intinya adalah bagaimana 3.6. PELAKSANAAN VALIDASI PELUANG PASAR Kegiatan validasi peluang pasar bertujuan untuk melakukan penilaian atas kondisi pasar saat ini dan peluang untuk mengembangkan pasar serta kemungkinan membuka kemitraan dalam pengembangan pasar bagi komoditas dan produk unggulan

13 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada setiap kabupaten. Sasaran kegiatan validasi peluang pasar adalah produsen (termasuk pokmas pengolahan CCDP-IFAD), pembeli atau perusahaan serta stakeholder lain terkait Market and Value Chain pengembangan komoditas dan produk unggulan dan hasil keluaran yang diharapkan dari validasi peluang pasar adalah tersusun suatu hasil evaluasi peluang pasar sebagai masukan bagi penyusunan strategi intervensi pasar, rencana pengembangan komponen 2 serta terjaring kemitraan dengan pelaku usaha sektor perikanan dalam pengembangan pasar proyek CCD-IFAD Lingkup kegiatan validasi peluang pasar meliputi : a. Survey Peluang Pasar dan Produk yang berkembang saat ini Mengamati kondisi peluang pasar saat ini melalui kegiata pengumpulan, pencatatan, dan analisa data yang berhubungan dengan permasalahan tertentu dalam pemasaran produk b. Pelaporan Hasi Survey -1. Hasil survey peluang pasar -2. Rancangan Strategi Intervensi Pengembangan Usaha dan Intervensi pengembangan infrastruktur c. Pelaksanaan kegiatan Workshop Validasi Peluang Pasar, melibatkan pemangku kepentingan antara lai; produsen, pemasar atau pembeli terdiri dari pengusaha atau juga calon mitra Kegiatan validasi peluang pasar ini merupakan kegiatan tahunan, dalam arti setiap tahun dilakukan validasi pasar, hasil validasi ini kemudian dijadikan masukan untuk menyusun Strategi Intervensi Pemasaran. Pelaksanaan kegiatan pada setiap PIU Kabupaten/Kota dapat dilihat dalam table di bawah ini Tabel. 3 Pelaksanaan kegiatan Validasi Peluang Pasar Di 12 PIU Kabupaten/Kota No KABUPATEN/ KOTA WAKTU PELAKSANAAN STAKEHOLDERS 3. AMBON 22 Agustus Pengusaha, Dinas terkait, PT, LSM, Pokmas 4. MALUKU TENGGARA 5. TERNATE 1 Oktober Oktober Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD Pengusaha, Dinas terkait, PT, LSM, Pokmas KESIMPULAN Tingkat konsumsi ikan di Ambon terbesar Indoesia, Permintaan terhadap olahan tinggi, pada saat tertentu suplai bahan bahan baku urang, perbaikan kualitas diperlukan - Komoditas Rumput laut melimpah dan peluang pasar tinggi, kemitraan sudah terbetuk - Peluang pasar tinggi dan suplai bahan baku terjamin - Produk olahan siap saji juga meningkat, - Kualitas produk perlu ditingkatkan Potensi Pasar lokal seperti Hotel, Restoran agar dioptimalkan, disamping kemitraan yang diharapkan dapat menembus pasar keluar Maluku Utara

14 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia MERAUKE 19 DES PT, Pengusaha mitra CCDP-IFAD Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD YAPEN 2 Desember Pengusaha, PT, LSM, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 6. KUPANG 13 Agustus Pengusaha, Mitra, DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 7. LOMBOK 9 Juni Univ Mataram, BARAT Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 8. MAKASSAR 24 September Pengusaha mitra CCDP-IFAD Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 9. PARE-PARE UM Pare2, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan 10. GORONTALO UTARA TPD 30 September Pengusaha, Mitra, DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 11. BITUNG Pengusaha, Mitra, September DOB, Pokmas, PIU, Dinas terkait, DOB, Konsultan dan TPD 12 KUBU RAYA 22 Oktober DOB,Pedagang, Perusahaan, Pokmas, Dinas Instansi, PIU, Konsultan Pasar selalu tersedia bagi produk yang ditawarkan. Produk mulai diterima dipasaran lokal, maupun eksport ketika layak dikonsumsi oleh konsumen secara rutin serta memberikan kesan positif. kepastian pasar terhadap komoditas i unggulan tingkat kabupaten Yapen masih sangat penting. Pasar yang diharapkan bagi pasar produk-produk kelompok, tetap diharapkan tersedia dan dengan suatu kepastian harga komoditas dipasar. Untuk itu Kemitraan dengan pengusaha yang dapat menampung produk sebagai alternative pemasaran Adanya peluang pasar yang pada skala lokal dan regional dan peluang adanya intermediasai dan kemitraan Untuk Produk Olahan, Pasar saat ini masih terbatas dikarenakan persaingan produk yang sejenis cukup bayak, diperlukan peningkatan kualitas produk yang standar, promosi yang efektif dan pemilihan segmen yang tepat, Untuk Rumput laut pasar masih terbuka. Berdasarkan validasi pasar maka akan dilakukan strategi berupa 1. Penetrasi pasar, 2. Pengembangan produk Pasar baru 3. Pengembangan pasar. 4. Diversifikasi Product / Market Expansion Pemanfaatan Rumah produksi, Penyediaan mesin pengering utk ikan, Optimasi PPI sebagai tempat suplai dan distribusi kegiatan perikanan. Permintaan terhadap komoditas perikanan cukup tinggi, tetapi harus ada dukungan cold storage, dan pabrik es. Peluang Pasar komoditas unggulan permitaan pasar pada skala lokal, regional dan nasional cukup tinggi. Pemasaran harus dilakukan secara intensif sesuai dengan segmen yang dibidik Komoditi Kepiting soka dan rajungan berpotensi untu dipasarkan skala regional dan nasional, Produk olahan dengan peningkatan kualitas dapat bersaing di pasar lokal dan regional 3.7. KEGIATAN PERTEMUAN BISNIS DALAM RANGKA PENGEMBAGAN USAHA Kegiatan pertemuan dalam rangka membuka jaringan pengembangan usaha serta untuk memperkenalkan produk-produk dari kelompok CCDP-IFAD kepada dunia usaha, serta unuk membuka jaringan kemitraan, maka telah dilakukan serangkaian kegatan yang mencakup :

15 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 1. Pertemuan dalam Rangka Pengem bangan Pasar (Market and Value Chain). Pertemuan dalam rangka membahas konsep konsep pemasaran, berupa melaukan kajian terhadap komoditas unggulan dan analisis terhadap antai nilai dari masing-masing komoditi serta infrastruktur yang dibutuhkan 2. Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas Pertemuan ini bertujuan untuk mempertemuan berbagai pihak mulai dari produsen, pembeli atau perusahaan serta stakeholder terkait Market and Value Chain, kegiatan ini untuk melakukan komunikasi antara kelompok masyarakat dengan pengusaha yang sudah berhasil. Kegiatan ini juga dilakukan dengan melaksanakan study tour bagi kelompok masyarakat untuk melihat kegatan produksi dari yang sudah berhasil dilakukan oleh pengusaha. Diharapkan dari kegiatan ini dapat membuka wawasan kelompok masyarakat untuk memperbaiki mutu produk dari kelompok 3. Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Kegiatan ini untuk mempertemukan secara intensif antara pengusaha yang bergerak di bidang pemasaran maupun produksi dengan kelompok usaha CCDP-IFAD sebagai produsen. Dalam pertemuan ini diharapkan adanya saling pengertian apa yang dibutuhkan oleh para pengsuha, dalam arti produk apa yang dibutuhkan oleh pengusaha yang layak dipasarkan dan bagaimana spesifikasi dari produk tersebut. Harapan lain adalah adanya rintisan untuk melakukan transaksi perdagangan atau juga sudah dibicarakan kerjasama dalam bidang penjualan produk CCDP-IFAD Peserta dari Pengembangan usaha ini bervariasi, tetapi yang hadir adalah para Pengusaha calon pembeli, yang diharapkan dapat berminat untuk membeli dan sekaligus bermitra, para Kelompok Masyarakat sebagai produsen dan PIU, Konsultan yang membuka akses, sekaligus menjadi fasilitator antara pengusaha dan produsen Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengembangan usaha dapat dilihat pada table dibawah ini

16 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel. 4 Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Pengembangan Usaha Di 12 PIU Kabupaten/Kota No. KABUPATEN/KOTA Pengembangan Pasar (Market and Value Chain) Pengembangan Pasar Produsen Skala Kecil 1 Ambon 14 Maret 3-4 Oktober Oktober 2 Maluku Tenggara 3 Desember Juni dan Oktober Temu Usaha AIG dan Jaringan Pemasaran November November 3 Ternate 5 Juli September Juni 4 Merauke 8 Mei September September 5 Yapen 3 Oktober 9 10 Oktober 7 8 Oktober 6 Kupang 28 Mei Juli dan Juni Agustus 7 Lombok Barat 10 September 26 s/d 28 Juni 3 Oktober 8 Makassar 30 April juni dan Oktober Agustus 9 Pare-pare 5 Juni Juni Juni 2014 dan Juni 10 Gorontalo Utara 20 Agustus September 1 Oktober 11 Bitung oktober dan oktober november 12 Kubu Raya 27 Juni September 21 Agustus 3.8. KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA MANUSIA Dalam kegiatan CCDP-IFAD khususnya berkaitan dengan Pengembangan Usaha, maka peningkatan kapasitas sumberdaya manusia juga menjadi perhatian utama, pembentukan kelompok-kelompok usaha yang terdiri dari usaha-usaha yang baru dibentuk maupun usaha-usaha yang sudah ada dan akan dikembangkan lebih lanjut. Untuk mengembangkan usaha ini maka tentunya dibutuhkan produk yang berkualitas, hyginies, menarik, semua ini harus melalui proses pelatihan. Ada beberapa jenis pelatihan yang dapat dikembangkan antara lain : a. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk b. Pelatihan manajemen pengembangan usaha

17 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia c. Pelatihan didalam merubah cara berfikir yang berorientasi kepada kualitas dan pasar. Dalam tahun 2014 ini pelatihan mencakup 3 (tiga) aspek, yang didalam setiap pelatihan ini ketiga jenis pelatihan tersebut ada dalam masing-masing kegiatan pelatihan yang mencakup : 1. Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Kegiatan bimtek teknis dan knowledge sharing pemasaran ditujukan agar dapat mengetahui teknis dan issues yang berkembang dalam pemasaran, serta adanya sharing dalam pengalaman dari pengusaha kepada kelompok-kelompok produsen. Selain itu juga ada kunjungan ke Lokasi produksi yang sudah berkembang agar juga terjadi penambahan wawasan dan pengetahuan praktis. 2. TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar para pengelola proyek CCD-IFAD memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengembangan usaha. Pelatihan ditujukan untuk Staf PIU, staf PMO, TPD, berkaitan dengan pemanfaatan dan pengunaan value chain, rencana stratetgi pemasaran, secara khusus juga mencakup teknis dan isu-isu pemasaran antara lain Managemen Rumah Kemasan, Managemen Kedai pesisir, Teknik komunikasi, Teknik Negoisasi, hal-hal lain yang perlu dikembangkan 3. Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Upaya peningkatan kapasitas Pokmas dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kemampuan skill memproduksi prodak unggulan yang siap diterima di pasar. Butuh kegiatan bimbingan teknis yang focus pada pengembangan prodak yang siap di pasarkan.kegiatan paltihan market orientes pada lingkup desa dibuat untuk peningkatan produksi, kualitas, teknologi pasca panen, bisnis dan pasar bagi pokmas. Pelatihan teknis seyogranya diberikan dalam hubungan kemitraan dengan para calon pembeli tertarik, terutama pada aspek pasca panen, sehingga kebutuhan calon atau pembeli sebagai mitra dapat diketahui spesifikasinya. Pelatihan ini juga dapat dilakukan oleh mitra dalam rangka meningkatkan kualitas barang yang bisa diterima pembeli. Peserta pada kegiatan ini adalah diutamakan pokmas-pokmas pengolahan yang ada disembilan desa sasaran CCDP-IFAD. Lokasi pelaksanaan kegiatan berpusat di pondok-pondok informasi Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Sumberdaya manusia ini dapat diihat pada table dibawah ini

18 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel.5 Pelaksanaan Pelatihan pada 12 PIU Kabupaten/Kota CCDP-IFAD No. KABUPATEN/KOTA Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran TOT Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) 1 Ambon Maret Maret 7 11 Agustus 2 Maluku Tenggara 2-3 Juni 7 8 Juli 20 Okt - 4 Nov 3 Ternate Juli Maret September 4 Merauke 5-6 September 19 September November 5 Yapen November 3-4 Juni Oktober 6 Kupang April Mei 9-1 Oktober 7 Lombok Barat 21 s/d 23 MEI 13 s/d 15 Mei 14s/d16 Oktober dan 3 Nov di 8 desa 8 Makassar Juni April Oktober 9 Pare-pare 8-10 Mei April Oktober dan Oktober 10 Gorontalo Utara Maret 5-7 Maret 14, dan 26-9 November 11 Bitung 30 Sept-1 Okt oktober 12 Kubu Raya 14 Agustus November Oktober 4. RANTAI NILAI, STRATEGI INERVENSI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA 4.1. KAJIAN RANTAI NILA (VALUE CHAIN), PEMILIHAN KOMODITAS UNGGULAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Hal yang terpenting didalam paska pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah menjaga agar kegiatan ekonomi yang mulai dikembangkan sejak dimulainya pemberdayaan masyarakat agar dapat berlanjut terus, sehingga perkembangan ekonomi di pedasaan terus tumbuh. Konsep-konsep pemberdayaan umumnya yang dikembangkan selama ini kurang menyentuh untuk menjaga agar ekonomi dapat terus tumbuh dan

19 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia berkembang, menyadari permasalahan ini maka dalam pola pemberdayaan masyarakat pesisir CCDP-IFAD dikembangkan suatu pendekatan yang mendorong keberlanjutan kegiatan ekonomi melalui kegiatan pemberdayaan pemasaran berbasis Kelautan dan Perikanan. Sasaran dalam pendekatan ini meliputi (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, keterampilan dan kepemimpinan dan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kegiatan pada komponen ini lebih dititik beratkan kepada pemasaran produk unggulan agar kegiatan ekonomi dapat berkelanjutan. Didalam tujuan secara menyeluruh kegiatan CCDP-IFAD ini tercermin dalam outcomenya yaitu; : (i) rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut, (ii) perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan / kelautan skala kecil, dan (iii) proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat. Untuk memastikan peningkatan dalam pendapatan kelompok masayarakat secara berkelanjutan, diantara banyak kegiatan maka akan dipilih komoditas unggulan yang menguntungkan sesuai dengan identifikasi peluang pasar dilihat dalam skala lokal, regional dan nasional. Identifikasi peluang-peluang pasar ini juga akan melihat beberapa komoditas pada skala lokal telah jenuh tetapi jika diangkat pada skala regional dan nasional akan menguntungkan. Untuk hal tersebut dalam jangka menengah, peluang pasar dengan potensi produk dengan rantai nilai terbesar akan diperkenalkan dalam proyek di kabupaten/kota dan didorong oleh permintaan pasar yang kuat dan dengan keterlibatan aktif dari usaha yang ada sudah aktif Banyak hal yang terkait dengan masalah dalam pemasaran produk dari kelompok masyarakat antara lain; keterbatasan informasi pasar, Kualitas dan kuantitas produk yang belum memenuhi standard dan secara kuantitas apakah suplai dapat dilakukan secara kontinyu. Pembeli dari luar daerah tidak akan mencari sampai ke daerah jika produk tidak memenuhi syarat kualitas dan volume yang memadai serta harga dan waktu yang tepat. Hambatan lain adalah adanya pesaing di tempat lain, yang mengembangkan produk sama, juga input produk seperti bahan baku dan benih yang berkuaitas oleh karenanya diperlukan suatu analisis untuk membangun produk agar dapat dicapai dengan kualitas prima dan harga bersaing. Jadi diperlukan pendekatan ekonomi yang lebih sistimatis yang terkoordinasi untuk menghilangkan atau memperkecil berbagai hambatan, meningkatkan daya saing dalam arti produk yang yang dihasilkan berkualitas baik, harga lebih bersaing dan pasar menerima dalam arti pembeli potensial tersedia. Pendekatan secara menyeluruh ini dalam kegiatan Proyek CCD IFAD dilakukan dengan menganalisis RANTAI NILAI dan pemasaran kemudian menyusun strategi intervensi pada kegiatan ekonomi yang diprioritaskan sebagai komoditas ungulan.

20 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Rantai Nilai adalah pendekatan untuk mengembangkan usaha agar mempunyai keunggulan, Pendekatan ini diciptakan oleh Michael E. Porter yang didalamnya merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang menciptakan, membangun, dan mengembangkan produk sejak awal proses produksi sampai konsumen akhir (end-user). Kegiatan 1. Kegiatan utama Rantai Nilai didalam usaha produk perikanan dan kelautan khususnya didalam proyek CCDP-IFAD mencakup; a. Logistik Masuk (Inbound logistics); terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya, dapat diartikan sebagai, bahan baku seperti benih, pakan dan lainnya b. Proses Operasional; Merupakan kegiatan penciptaan nilai yang mengubah input menjadi produk akhir, contohnya adalah pembesaran ikan di keramba, selama dalam selang waktu tertentu kegiatan membesarkan ikan tersebut adalah kegiatan operasi c. Logistik Keluar (outbond logistics); Adalah kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk menyampaikan produk yang telah selesai kepada konsumen ( distribusi ke tempat penjualan ), termasuk didalamnya seperti, transportasi, pembangunan cold storage, pergudangan, pemenuhan pesanan, dll d. Pemasaran dan Penjualan; Merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mendapatkan pembeli untuk membeli produk atau juga kegiatan yang berhubungan membantu pelanggan untuk dapat membeli produk yang dihasilkan, termasuk pemilihan jalur, branding, kemasan, promosi, penetapan harga, dll. e. Service (Pelayanan); Adalah kegiatan-kegiatan yang menjaga (mempertahankan produk, jika sudah ada nama), memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan dan meningkatkan nilai dari produk, termasuk customer support, servis perbaikan, dll. 2. Kegiatan pendukung (Support Activity) Kegiatan Pendukung (Support Activity) merupakan kegiatan-kegiatan mendukung aktivitas utama dan memungkinkan aktivitas utama berlangsung. Yang termasuk aktivitas-aktivitas pendukung adalah: a. Kegiatan yang berkaitan dengan administrasi, keuangan dan manajemen, dalam CCDP-IFAD telah diinisias pelatihan sederhana kepada kelompok usaha untuk membukukan pendapatan dan pengeluaran dan dikenalkan tabugan-tabungan

21 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia kelompok sebagai cadagan modal usaha. Juga diinisiasi grameen bank dan pendirian koperasi atau bergabung dengan koperasi pesisir yang sudah ada. b. Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia, dalam CCDP-IFAD disediakan serangkaian pelatihan, kebutuhan pelatihan juga dilakukan melalui rantai nilai. Ada beberapa pelatihan yang sudah dilakukan antara lain mencakup pelatihan teknis pengolahan, pelatihan pemasaran, manajemen, bahkan pelatihan teknis untuk meningkatkan kualitas produk akan dilakukan langsung di lapangan serta on the job training. c. Pengembangan Teknologi, dilakukan melalui kegiatan percontohan yang hampi sama dengan demplot, tapi ini atas kebutuhan untuk mendukung proses produksi, di masing-masing kabupaten dikembangkan model in, juga dapat dilakukan kerjasama dengan perguruan tinggi untuk memperbaiki atau mengenalkan inovasi baru, seperti pembuatan ikan asap cair di Ambon. d. Pengadaan adalah kegiatan yang melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan utama. Kegiatan ini dilaksanakan oleh masing-masing PIU didalam pembangunan infrastruktur. 3. Implementasi Rantai Nilai (Value chain) di 12 Kabupaten/Kota Pelaksanaan dari kegiatan Rantai Nilai dan pembangunan Infrastruktur mempunyai tujuan; Menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok usaha dan rumah tangga di desa sasaran. Untuk berinvestasi secara menguntungkan dalam produksi dan pemasaran Mengidentifikasi sejumlah kecil rantai nilai produk berpotensi tinggi di desa-desa sasaran menerapkan strategi intervensi yang fleksibel namun sistematis Menghapus hambatan penting lainnya, dan menerapkan sistematis intervensi pilihan Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan Kajian rantai nilai ini merupakan kelanjutan dari studi yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi di 12 Kabupaten/Kota yang dilakukan secara bottom up, dimulai dari penelahaan oleh DOB atau Komite Masyarakat Pesisir di masing-masing Kabupaten/Kota, yang melakukan list

22 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia terhadap komoditas yang diunggulkan, kemudian dilakukan pembahasan bersama dengan PIU, Konsultan dan TPD untuk menentukan 5 (lima) komoditas ungulan, kemdian dilakukan workshop untuk membahas komoditas unggulan ini menjadi 3 (tiga) komoditas, yang secara berurutan tahapan tersebut meliputi beberapa tahapan mencakup (dapat dilihat dalam skema dibawah: -1. Mengidentifikasi hingga lima komoditas unggulan yang memiliki potensi tinggi dan menjanjikan dari setiap kabupaten/kota, kemudian Mereview, menyeleksi, dan memvalidasi hingga tiga komoditas unggulan yang terpilih berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha meliputi; (i) Identifikasi potensi input dalam proses produksi meliputi jenis, ketersediaan, kualitas dan kuantitas serta hambatan dalam persediaan, (ii) Identifikasi dalam proses produksi yang efisien dan mampu meninngkatan kemampuan produksi dalam mencapai target kualitas dan kuantitas yang memadai, (iii) pengembangan kemampuan dalam mendistribusi dan pemeliharaan produk agar tetap baik. -2. Merekomendasikan dalam jangka pendek dalam memulai kegiatan usaha yang mencakup 3 (tiga) komoditas unggulan dan turunannya, rekomendasi pembangunan infrastruktur awal untuk mempercepat pengembangan usaha, pelatihan yang dibutuhkan -3. Menyiapkan usulan proposal pembangunan infrastruktur untuk mengembagkan kegiatan usaha 3 (tiga) usaha komoditas unggulan KETERKAITAN RANTAI NILAI DAN PEMB INFRASTRUKTUR KOMPONEN I LIST KOMODITAS 5 (LIMA) KOMODITAS ANALISIS PARETO 3 (TIGA) KOMODITAS UNGGULAN 1. PERSIAPAN PRODUKSI 2. PRODUKSI 3. PASCA PRODUKSI /PASCA PANEN 4. PROSESSING (INOVASI PRODUK) 5. INOVASI KEMASAN / LABELLING 6. STRATEGI PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN RANTAI NILAI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KATA KUNCI KARENA KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN USULAN PROPOSAL

23 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Untuk memilih komoditas unggulan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang dipengaruhi antara lain komoditas perikanan terutama penangkapan kegiatannya tidaklah sepanjang tahun bisa dilakukan, komoditas perikanan mudah rusak, para kelompok yang tergabung dalam kelompok usaha CCDP-IFAD adalah masyarakat nelayan dan pesisir yang secara ekonomi, kemampuan dan keahlian yang terbatas, oleh karenanya ditentukan beberapa pertimbangan yang mencakup ; Bahan komoditas yang tersedia ada sepanjang tahun, atau yang terpanjang rentang waktu produksi, sehingga jika akan dijadikan bahan baku produk turunan tidak terlalu menganggu produksi Akses pasar mudah, dalam arti mudah untuk dipasarkan, komoditas perikanan cepat membusuk diperlukan rantai dingin yang cukup, bila di beberapa tempat kurang tersedia maka akan mengganggu kualitas produk Teknologi untuk produksi tidak terlalu sulit untuk kelompok, teknologi mudah diadaptasi oleh para anggota kelompok Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, hal ini disebabkan CCDP-IFAD tidak memberikan bantuan dalam bentuk modal uang, tetapi yang dibantu berupa perlengkapan produksi dan infrastruktur Sumberdaya manusia cukup, Hasil pembahasan dalam 12 kabupaten/kota telah dapat diidentifikasi komoditaskomoditas unggulan, kegiatan usaha yang dapat dikelompokkan ini tidaklah semata-mata berupa komoditas perikanan unggulan semata, tetapi juga dapat dipromosikan produkproduk turunan dari komoditas unggulan antara lain dapat kita lihat dalam table

24 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel : 6 Komoditas Unggulan No. KABUPATEN/KOTA KOMODITAS UNGGULAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS 1. Yapen 1. Tongkol, 2. Rumput laut 3. Pelagis kecil 2. Merauke 1. Ikan gabus Toraja, 2. dang laut 3. Kakap 3. Ambon 1. Cakalang, 2. Tuna3. Layang 1. Pabrik es mini, 2. Rumah produksi 1. Pabrik mini tepung ikan, 2. Rumah produksi, 3. Aat tangkap udang 4. Perahu ketingting 1. Rumah produksi, 2. Kedai Pemasaran dan kemasan 3. Alat angkut 4. Maluku Tenggara 1. Rumput Laut, 2. Kakap Merah 3. Kerapu 1. Rumah Produksi, 2. Peralatan pengeringan RL, 3. Alat Transportasi 6. Kupang 1. Tuna, 2. Kue, 3. Kembung 1. Rumah Produksi, 2. Kedai Pemasaran dan rumah kemasan, 3. Alat Angkut 4. Alat Pemisah tulang 7. Lombok 1. Rumput Laut, 2. Tongkol/Tuna 3. Udang kecil 1. Mini Plant Rumput laut, 2. Kedai Pemsaran dan Rumah Kemasan 3. Rumah Produksi 8. Makassar 1. Bandeng, 2. Udang, 3. Tuna 1. Rumah pendingin, 2. Cold chain 3. Rumah Produksi, 4. Rumah kemasan 9. Pare-pare 1. Ikan Teri, 2. Tuna 3. Pelagis kecil 10. Gorontalo Utara 1. Kuwe, 2. Rumput Laut 3. Cakalang/Tuna 11. Bitung 1. Tongkol, 2. Cumi 3. Cakalang 12. Kubu Raya 1. Udang jerbung, 2. Kepting, kepiting soka 3. Rajungan 1. Pengering ikan teri, 2. Rumah produksi, 3. Rumah kemasan 4. Renovasi pasar tradisional 1. Pabrik es mini, 2. Rumah produksi 3. Fasilitas pengering RL 1. Peralatan penangkap ikan, 2. Rumah produksi 3. Rumah kemasan 4. Alat transportasi 5. Kedai pemasaran 1. Freezer 2. Small Jetties 3. Rumah Produksi 4. Jalan Produksi 5. Outlet di Bandara Lokasi CCDP-IFAD ini sebagian berada di wilayah Indonesia Bagian Timur maka komoditas yang menjadi unggulan adalah komoditas yang pada umumnya ada di wilayah timur, seperti Tuna, cakalang, tongkol, dan ikan pelagis kecil, Rumput Laut dan yang agak berbeda adalah di Makassar yang umumnya nelayan adalah para petambak polykultur seperti bandeng dan udang yang diusahakan secara tradisional. Juga kubu raya satusatunya kabupaten di wilayah Indonesia Bagian Barat, komoditas unggulan bertumpu kepada sumberdaya pesisir seperti udang kecil, kepiting. Produk-produk unggulan ini tidak semua dipasarkan dalam bentuk komoditas yang fresh atau di frozen, tetapi banyak

25 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia diantaranya dilakukan pengolahan sebagai produk turunan, sehingga memberikan nilai tambah bagi kelompok dan dapat memperluas kesempatan kerja. Produk turunan ini sangat bervariasi, untuk ikan tuna pada umumnya dibuat menjadi abon, bakso ikan, nugget ikan, untuk cakalang dibuat produk ikan fufu, udang juga dibuat terasi, kerupuk beberapa diantaranya juga dilakukan inovasi produk seperti ikan asap cair, sei ikan, dendeng ikan, untuk cumi juga diakukan pengolahan cumi tanpa kepala dan tulang, ikan asin gastor. Beberapa diantaranya komoditas unggulan ini merupakan produk premium yang sangat laku idpasar sehingga mudah untuk memasarkan antara lain rumput laut di Maluku Tenggara, Gorontalo Utara, produk rumput laut ini mudah dipasarkan. Produk unggulan di Kubu Raya juga segment nya untuk eksport seperti rajungan, sementara kepiting bakau dan kepiting soka dipasakan ke luar propinsi. Infrastruktur yang dibutuhkan juga adalah masih tahap kebutuan awal agar produksi lebih kearah perbaikan peningkatan produksi seperti rumah produksi dan perbaikan kualitas kemasan. Saat ini produk yang dihasilkan masih terbatas jumlahnya sehingga dengan adanya rumah produksi dapat meningkatkan jumlah produk, kualitas dan keamanan produk serta dibuat kemasan lebih baik. Beberapa kota seperti Ambon, Kupang juga akan membangun kedai pemasaran yang diharapkan semua produk kelompok dan produk UKM dari kabupaten/kota dapat dipasarkan melalui kedai pemasaran ini. Komoditas unggulan ini diharapkan dapat mendorong produk lain di desa-desa tetangga atau diwilayah kabupaten, karena pengembangan komoditas ungulan melalui CCDP-IFAD ini juga dapat dinikmati atau memberikan dampak yang positif bagi pengembangan kegiatan ekonomi Kabupaten. Produk-produk unggulan di Lokasi CDDP- IFAD baik produk berupa komoditas ikan fresh maupun produk turunan masih dikelola secara tradisional, karenanya dalam program pemberdayaan pemasaran ini sentuhansentuhan perbaikan kualitas dan inovasi menjadi perhatian utama, teknologi produksi, teknologi penanganan paska panen, peningkatan dalam metode pemasaran diberikan dalam pelatihan-pelatihan, demikian juga sarana dan prasarana terus ditingkatkan berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. Harapan bahwa perkembangan kegiatan ekonomi di pesisir dapat terus berlanjut dan tidak bergantung kepada kehadiran proyek CCDP-IFAD saja STRATEGI INTERVENSI PEMASRAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Ada 3 (tiga) kompenen dalam proyek ini meliputi komponen 1 Pemberdayaan masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, komponen 2, Pengembangan ekonomi berbasis kelautan yang dan komponen 3 Manajemen Proyek.

26 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Untuk keberhasilan proyek ini lebih lanjut maka pola pemberdayaan diikuti dengan pengembangan pemasaran produk-produk unggulan yang terkait dengan komponen 2. Pendekatan dalam pengembangan pemasaran ini mencakup (i) dukungan dibidang prasarana utama, inovasi, dan pengetahuan (ii) dukungan untuk pembangunan rantai pasok (value chain) berdasarkan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan. Kedua pendekatan ini kemudian dijabarkan dalam Strategi Intervensi pengembangan pemasaran. Strategi ini akan menyusun langkah-langkah persiapan produksi, proses produksi, penjualan dan promosi. Diharapkan dalam strategi ini dapat diketahui seara jelas produk yang dibutuhkan pasar. Pendekatan pemberdayaan pemasaran bagi produk kegiatan pengembangan usaha kelompok masyarakat baru pertama kali dilakukan secara intensif dengan pendampingan, oleh karenanya acuan kepada program lain masih terbatas. Pendekatan dalam CCDP-IFAD ini pengembangan usaha dan kelompok-kelompok akan dipilih 3 (tiga) komoditas pengembangan usaha beserta turunan usaha pengolahannya. Tiga komoditas ini akan dilakukan review, validasi hingga tiga rantai nilai yang berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha. Langkah selanjutnya adalah Mengembangkan strategi intervensi terperinci yang dituju untuk masing-masing rantai nilai produk unggulan. Proses ini harus memiliki keterlibatan erat pembeli yang potensial dan merupakan mitra atau calon mitra, produsen, kelompok perusahaan dan lainnya. Strategi Intervensi ini berisi berupa strategi pemasaran yang dijabarkan kedalam bauran pemasaran, rencana pembangunan infra struktur dan rencana pelatihan yang dijabarkan dalam rencana aksi pertahun sampai tahun Strategi Intervensi pemasaran akan menjadi acuan setiap PIU dalam menyusun rencana kegiatan. Perubahan pasar yang kadangkal terjadi maka Strategi intervensi pemasaran dan hasil rantai nilai akan ditinjau dan diperbarui secara berkala melibatkan para pemangku kepentingan, minimal sekali dalam setahun, untuk menggambarkan peluang dan perubahan yang terjadi di pasar serta keberhasilan dan kegagalan yang dihadapi dalam kegiatan sebelumnya. 1. Langkah langkah penyusunan strategi intervensi Kegiatan penyusunan strategi pemasaran ini dilakukan melalui langkah-langkah; a. Identifikasi Peluang Pasar dan Strategi Intervensi, Kegiatan ini terdiri dari: (i) Validasi Peluang Pasar dan dengan melakukan penilaian peluang pasar kabupaten/kota untuk mengidentifikasi peluang pasar jangka pendek dari produk-produk saat ini dan keunggulan komparatif bagi produsen dan nelayan atau kelompok usaha masyarakat di kabupaten/kota dan desa sasaran; dan, kedua kemudian menyelenggarakan lokakarya peluang pasar dan validasi strategi intervensi dan pertemuan dengan calon pembeli dan produsen/kelompok produsen yang tertarik, (ii) Merekam Pencatatan Industri

27 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Perencanaan Aksi Bersama termasuk: pasar tengah-tahunan dan persiapan dan diseminasi pengarahan rantai nilai; survei pelacakan rantai nilai tahunan untuk setiap rantai nilai kabupaten/kota yang diprioritaskan; b. Analisis dari kondisi komoditas unggulan dan turunannnya meliputi; (i) Identifikasi dalam proses produksi antara lain kualitas dan kuantitas produk, ketersediaan bahan baku, kemasan serta hambatan lain seperti persaiangan, (ii) Identifikasi dalam proses produksi yang efisien dan mampu meninngkatan kemampuan produksi dalam mencapai target kualitas dan kuantitas yang memadai, (iii) Identifikasi terhadap segmen produk ungggulan dan segmen yang diharapkan setelah adanya perbaikan terhadap kualitas dan kuantitas produk serta kemasan (iv) Identifikasi dan pengembangan terhadap jaringan distribusi dan alat angkut yang dapat digunakan agar produk sampai kepada konsumen tetap terjaga kualitas dan efisien. c. Penyusunan Rancangan Strategi Intervensi pemasaran, Identifikasi dari kondisi produk yang dihasilkan merupakan persepsi dari sisi penawaran, dan Identifikasi dari peluang pasar yang merupakan keinginan dari pembeli, konsumen, merupakan masukan atau rekomendasi dari penyusunan rancangan strategi intervensi pemasaran. Rekomendasi ini diformulasikan kedalam Rencana Strategi Pemasaran, Rencana Pembangunan Infrastruktur, Rencana Pelatihan dan Action Plan Kerangka pemkiran dari Penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini RENCANA STRATEGI INTERVENSI PENGEMBAGAN USAHA DATA KONDISI SAAT INI - KOMODITAS UNGGULAN - PRODUK PENGOLAHAN - KUALITAS - PEMASARAN - KELOMPOK ANALISIS 1. ANALISIS PRODUKSI DAN KUALITAS 2. AN PASOKAN BAHAN BAKU 3. AN SEGMENTASI 4. ANALISA PELUANG PASAR 5. ANALISA MARKET SHARE 6. ANALISA DISTRIBUSI 7. ANALISA PERSAINGAN 8. ANALISA TATA NIAGA STRATEGI INTERVENSI SAMPAI TH 2017 STRATEGI PEMASARAN 1. TENTUKAN TUJUAN 2. PILIH TARGET PASAR 3. STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PEMB INFRASTRUKTUR 1. KEBUTUHAN 2. TAHAPAN TATA NIAGA DAN KELEMBAGAAN EVALUASI SSURVEI PELUANG PASAR

28 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sesuai dengan karakteristik komoditas kelompok ifad berupa pengenalan dan pertumbuhan maka analisis akan difokuskan kepada 2. Melakukan Analisis terhadap faktor-faltor yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran yang mencakup Kualitas produk mencakup mutu dan kemasan Segmentasi Peluang pasar Distribusi dan jaringan Pasokan bahan baku Persaingan Tata niaga 3. Penentuan Segmentasi, Targeting, Positioning Segmentation: Adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Targeting: Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Positioning: Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. a. Analisis segmentasi 1) Segmentasi pasar membagi atau mengelompokkan pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam hal minat, daya beli, geografi, perilaku pembelian maupun gaya hidup 2) Mengidentifikasi pasar potensial yang menguntungkan untuk dilayani pasar ke segmen-segmen atau kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan. 3) Segmentasi memungkinkan perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar kelompok b. Menetapkan Targeting Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa segmen yang dituju dengan Kriteria memilih Target

29 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 1) segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi KELOMPOK. Dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang 2) Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen 3) Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. KELOMPOK harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan. Secara diagramatis pemilihan target dapat dilihat dibawah ini ANALISIS SEGMENTASI KEMAMPUAN PERSAINGAN KEMAMPUAN 1. SDM 2. MODAL 3. TEKNOLOGI PILIHAN TARGET PASAR SUPLAI BAHAN BAKU PELUANG PASAR c. Penetapan Pemilihan Potioning 1) Penentuan posisi menurut atribut memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, Misalnya Disneyland sebagai taman hiburan terbesar di dunia. 2) Penentuan posisi menurut manfaat Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamank koboi Old West.

30 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 3) Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat. 4) Penentuan posisi menurut pemakai Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. / KOMUNITAS. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk pencari tantangan. 5) Penentuan posisi menurut pesaing Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park. 6) Penentuan posisi menurut kategori produk Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai taman rekreasi tapi sebagai lembaga pendidikan. 7) Penentuan posisi harga atau kualitas Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah. Secara diagram dapat dilihat dalam gambar dibawah ini menciptakan kesesuaian brand image yang ditangkap oleh konsumen dengan brand identity dari produk yang dibangun atau diciptakan oleh produsen.. PILIHAN SEGMEN. TARGET YANG AKAN DITUJU. PPPOSISI DALAM PERSAINGAN POSITIONING. PELUANG PASAR PENENTUAN POSISITIONIG, Menurut : 1. ATRIBUT 2. MANFAAT 3. PENGGUNAAN/ PENERAPAN 4. SIAPA KEL PEMAKAI 5. PESAING 6. KATEGORI PRODUK 7. HARGA

31 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 4. Rencana Strategi Intervensi Pemasaran Rencana Strategi Intervensi pemasaran yang didalamnya juga mencakup strategi pemasaran produk unggulan kelompok CCDP-IFAD merupakan hal yang terpenting adalah dalam bisnis, walaupun skala usaha merupakan kegiatan usaha kecil. Tanpa. Tujuan dari pemasaran tersebut adalah kita dapat menjual produk kita dengan harga yang menguntungkan, sehingga produk yang kita buat dapat sustain bahkan bisa berkembang lebih besar. Untuk mencapai tujuan ini maka sekecil apapun usahanya diperlukan Strategi Pemasaran, pada era persaingan yang ketat disemua lini rasanya tanpa Stategi Pemasaran yang bagus, bisnis sulit untuk berkembang baik. Sebagus apapun produknya, namun bila tidak dibarengi dengan kemampuan memasarkan secara efektif, bisnis hanya akan jalan di tempat. Strategi pemasaran yang dikembangkan untuk mengembangkan produk unggulan kelompok CCDP-IFAD mencakup : a. Target pasar yang akan dituju, merupakan rencana pengembangan pasar dan segmentasi yang akan dituju, beberapa pertimbangan didalam melakukan perluasan segmen yaitu keunggulan kompetitif dari produk kelompok setelah dilakukan perbaikan kualitas dan pertimbangan persaingan, bagaimana market sharenya. Setelah itu melakukan positioning, tapi untuk poduk UKM tidaklah terlalu penting untuk membuat positioning ini b. Mix marketting ( Bauran pemasaran) Pengertian strategi bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya. Bauran pemasaran merupakan tool atau alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Lebih lanjut menurut Kotler dan Keller ada empat komponen yang tercakup dalam kegiatan bauran pemasaran, yaitu produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place). Pendekatan pemasaran 4P tradisional tersebut berhasil dengan baik untuk pemasaran barang, tetapi 4P. Dalam implementasinya bauran pemasaran ini disusun dengan menggunakan strategi; 1) Strategi produk Membangun produk sekaligus secara bertahap memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk. Produk akan dikembangkan dengan Standar Keamanan Pangan; Sistem standarisasi keamanan pangan dalam proses produksi (infrastuktur dan proses) dan Sertifikasi Produk (Minimal: Depkes dan Halal), Memperhatikan estetika produk: Bentuk dan Kemasan (packaging). Produk yang baru dibangun atau produk yang dikembangkan adalah produk yang dibutuhkan oleh konsumen atau pasar, komoditas atau

32 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia produk yang dihasikan oeh kelompok CCDP-IFAD ini pada umumnya adalah produk makanan. Tentunya produk yang dihasilkan harus mempunyai kualitas dan rasa yang terbaik, dengan demikian pengenalan produk ini pertama harus dilihat lebi dahulu targetnya kearah segmen yang mana, kemudian dibangun dengan cita rasa rasa dan kualitas, keamanan produk. Kemudian atas dasar segmen yang dituju dapat dikembangkan kemasan yang diinginkan 2) Strategi Distribusi membangun jaringan distribusi, memperbaiki jaringan distribusi Distribusi dan saluran Bahan baku dan pemasaran produk unggulan CCDP IFAD mencakup 2 (dua) hal yaitu sistem pengangkutan dan sistem penyimpanan barang-barang bahan baku dan produk yang akan dipasarkan Distribusi Pemasaran, Beberapa alternatif untuk memasarkan produk, antara lain; Menggunakan penyalur yang ada, menggunakan penyalur baru, Penjualan produk dalam jumlah besar ke perusahaan lain, Memasarkan sendiri menetapkan hubungan antar segmen. Ada beberapa cara untuk mendistribusikan produk dalam usaha kecil, yaitu; Menitipkan ke pihak lain ( penjual), Sewa Tempat atau mendirikan Rumah Niaga atau Kedai Pesisir, Menitipkan di Supermarket (pasar swalayan), Membuka Stand di Pameran atau event yang ada di Pemerintah daerah Menjual langsung Strategi lain yang dapat diterapkan adalah menjual langsung atau direct selling, penjualan ini bisa langsung door to door terutama untuk komoditas perikanan Saluran Bahan baku, Saluran bahan baku di beberapa tempat menjadi masalah antaral lain Produk perikanan sangat tergantung musim, maka untuk produk turunan diperlukan juga penyimpanan sebagai stock pada saat ikan susah didapat, Bahan baku juga kadang kala tidak dipakai langsung, karena proses produksi tidak sampai habis mengunakan bahan baku, maka diperlukan juga semacam freezer untuk menyimpan banan baku sementara, Untuk pengangkutan dari Nelayan / TPI diperlukan alat pendingin seperti cool box untuk menjamin bahan baku tetap segar sampai tujuan. c. Strategi Promosi mengenalkan merk yang kita produk, dapat juga dilakukan melalui penyebaran informasi, Promosi dilakukan dengan efisien artinya tidak banyak mengeluarkan dan tetapi lebih efektif, kegiatan promosi yang dikembangkan antara lain berupu door to door, mengikuti kegiatan paa tingkat kabupaten, pameranpameran. Strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kemitraan dalam pemasaran, dengan demikian yang akan melakukan promosi adalah mitra itu sendiri

33 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia d. Penentuan harga, Strategi harga memberikan harga yang bersaing, pertimbangan yang dalam menentukan harga adalah mutu barang yang ditawarkan, seberapa jauh kompetetifnya barang di pasar, harga pesaing dipasar. 5. Implementasi awal dari Strategi Intervensi Pemasaran Pengembangan pasar dari produk CCDP-IFAD ini selama hampir 2 tahun di beberapa tempat telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dapat dilihat dari 1) Peningkatan kualitas, hampir semua PIU Kabupaten/Kota memprogramkan peningkatan kualitas produk yang dilakukan melalui pelatihan, pengadaan peralatan, pembangunan rumah produksi dan kemasan 2) Perubahan segmetasi, dilihat dari pembahasan strategi intervensi pemasaran di beberapa lokasi telah berubah terutama segmen geografis, yang semula lokal menjadi kota, kabupaten, propinsi bahkan nasional di Kota Bitung produk cumi baik frozen maupun olahan berupa cumi tanpa tulang dan kepala segmen diarahkan ke Kota Manado dan nasional, di Ambon ikan asap cair juga sudah menembus pasar di Belanda walaupun pada even terentu saja, Sei Ikan dan dendeng ikan di Kupang yang awalnya untuk lokal akan diarahkan ke lebih luas, pada skala kota, Provinsi bahkan nasional. Ikan Gastor di Merauke sudah dilakukan penjualan ke Surabaya secara rutin, sama halnya juga dengan Ternate Ikan Cakalang Fufu sudah dipasarkan ke Surabaya. Produk-produk premium seperti Rumput Laut kering Maluku Tenggara jenis Euchema cotoni melalui mitra dipasarkan ke Surabaya dan Jakarta, Kepiting soka saat ini jumlah produk belum memenuhi permintaan yang cukup tinggi, jumlah yang dihasikan perkelompok masih terbatas 50 kg sementara permintaan jauh melebihi kapasitas yang ada, Hasil olahan rajungan bahkan untuk konsumsi Ekspor ke Amerika Serikat walapun melalui mitra. 3) Inovasi Produk, beberapa kabupaten telah melakukan inovasi seperti Ambon dengan produk ikan Tuna dan Cakalang asap cair, di Kupang dengan dikembangkannya Sei Ikan dan Dendeng ikan, di Bitung cumi-cumi yang pada awalnya dijual dalam bentuk apa adanya, sekarang diolah menjadi cumi tanpa kepala dan tanpa tulang, rajungan di Kubu Raya yang awalnya dijual dalam bentuk aslinya, sekarang sudah diolah dengan dilakukan perebusan dan diambil dagingnya. Inovasi-inovasi ini dilakukan melalui pendampingan konsultan pemasaran dan Tenaga Pendamping (TPD) dalam usaha untuk meningkatkan nilai tambah produk.

34 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 4) Pemasaran, Usaha terobosan agar pemasaran dilakukan secara kontinu telah dirintis oleh PIU dan konsultan pemasaran, penjajagan bahkan penandatangan MOU untuk pemasaran telah dilakukan, Maluku Tenggara dalam rangka menjamin pembelian produk sudah menandatangan MOU dengan UD. Tjoan Lie sekitar 200 ton permusim rumput laut kering dapat dijual. Kupang, Makassar, Merauke, Pare-pare, Kubu Raya, Bitung, Gorontalo Utara dan Ternate sudah menandatangani MOU untuk pemasaran yang sedang melakukan penjajagan adalah Lombok Barat dan Yapen. Secara rutin saat ini Kubu Raya sudah melakukan penjualan dengan jumlah cukup banyak terutama rajungan mencapai 4 ton daging rajungan, produk-produk olahan dari Kubu Raya sudah menembus 6 (enam)pasar super market yang besar dan modern di Pontianak dan 2 (dua) toko oleh-oleh. 5) Promosi, karena kegiatan promosi ini mahal sedangkan produk ini umumnya baru dikenal, maka promosi dilakukan secara door to door, penjualan langsung, melalui pameran dan memperkenalkan atau menjual pada even-even yang dihadiri banyak orang, juga dilakukan melalui mitra-mitra. Strategi Intervensi pemasaran ini juga akan diikuti dengan rencana pembangunan infrastruktur, pembahasan rantai nilai yang dilakukan mulai dari persiapan produksi sampai kepada pemasaran akan membutuhkan sarana dan prasarana sehingga kualitas produk mempunyai mutu yang cukup tinggi, distribusi pemasaran dan lainnya juga membutuhkan sarana sehingga dapat menekan ongkos produksi, dan dapat bersaing di pasar. Untuk meningkatkan kemampuan pelatihan, intervensi yang dilakukan mulai dari pelatihan teknis, manajemen, sampai on the job training dapat dilakukan. Harapan didalam pengembangan pemasaran pada tahun 2016 produk-produk unggulan dari kelompok ini sudah secara kontinu memasok kebutuhan pasar dan sampai proyek ini selesai dan tidak ada pendampinga lagi kelompok pengembangan usaha sudah mandiri dan bahkan lebih berkembang lagi PERKEMBANGAN KEGIATAN PEMASARAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA Untuk memastikan peningkatan dalam pendapatan rumah tangga kelompok masayarakat yang tergabung dari proyek secara berkelanjutan, maka diantara banyak kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maka akan dipilih komoditas unggulan yang menguntungkan sesuai dengan identifikasi peluang pasar, yang akan dilihat dalam skala lokal, regional dan nasional. Identifikas peluang-peluang pasar ini juga akan melihat beberapa komoditas pada skala lokal telah jenuh tetapi jika diangkat pada skala regional dan nasional akan menguntungkan.

35 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Banyak hal yang terkait dengan masalah dalam pemasaran produk dari kelompok masyarakat antara lain; keterbatasan informasi pasar dari pembeli, Kualitas dan kuantitas produk akan sangat berpengaruh dalam pemasaran, apakah kualitas produk sudah memenuhi standard dari pembeli dan secara kuantitas apakah suplai dapat dilakukan secara kontinyu. Pembeli dari luar daerah tidak akan mencari sampai ke daerah jika produk tidak memenuhi syarat mengenai volume dan kualitas yang memadai serta harga dan waktu yang tepat. Produsen juga tidak akan berinvestasi atau mengembangkan produksi mereka kecuali jika ada pembeli yang potensial terutama untuk produk yang mudah rusak, seperti ikan, dimana musim produksi perikanan segar memiliki waktu produksi yang pendek. Gambara dalam satu (1) tahun perkembangan kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan dapat dilihat dari volume penjualan yang dapat dilakukan pada setiap kabupaten. Keberadaan para konsultan selaku fasilator di masing-masing kabupaten akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pemasaran komoditi dan produk unggulan di masing-masing kabupaten/kota Tabel. 7 Kegiatan Pemasaran Komoditas Unggulan Dan Produk Turunannya Sampai Bulan Oktober-November 2014 NO KABUPATEN/ KOTA KOMODITAS/PRODUK TUJUAN PEMASARAN VOLUME PEMASARAN DALAM 1 BULAN 1. MERAUKE IKAN ASIN GASTOR SURABAYA TON 2. YAPEN 3. RUMPUT LAUT dan MIE RUMPUT LAUT 1. Surabaya dan lokal Setiap 2 bl 500 kg bks 3 TERNATE CAKALANG FUFU Ternate dsk 600 kg 4 AMBON TUNA ASAP CAIR Lokal dan event2 200 bungkus 5 MALUKU TENGGARA RUMPUT LAUT KERING 6 KUPANG - SEI IKAN - DENDENG IKAN 7. LOMBOK BARAT UD. Tjoan Lie (sdh ada Mou) Setiap musim dalam TON 10 mitra di kupang Market trial dan rata 20 bks per mitra TERASI Mataram dan Jkt 100 cup

36 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 8 MAKASSAR 1. BANDENG DAN BANDENG TANPA DURI 2. UDANG 3. UDANG EBI 4. OTAK-OTAK IKAN - Pedagang/pengepul Konsumen - Di Warung - Di Rumah Makan/ Restoran kg Kg/bulan KG/Bulan - 30 kg/bulan 9 PARE-PARE 1. TERI 2. ABON 10 BITUNG 1. CUMI CURAH 2. CUMI TANPA TULANG DAN KEPALA 3. CAKALANG FILET 4. TONGKOL BEKU 5. TONGKOL FUFU 11. GORONTALO UTARA 1. Ikan Kuwe 2. Cakalang/Tuna 3. Rumput laut 12. KUBU RAYA 1. DAGING RAJUNGAN 2. KEPITING SOKA 3. KERUPUK UDANG 4. ABON EBI S. TERASI BUBUK 6. STICK RAJUNGAN - Makassar, sidrap dsk Jakarta dan Manado Kebutuhan lokal 1. PT. BORNEO 2.PONTIANAK supermarket - Toko oleh liter teri kering BKS ton KG KG Kg Kg 1. 4 ton/bl 2. 2 ton/bl 1. 0,5 4 TON KG Kg Kg Kg Kg Kelompok Usaha CCDP-IFAD ini baru terbentuk pada akhir bulan desember 2013, dan kemudian dilakukan analisis serta diminta agar kelompok, DOB dengan fasilitasi konsultan untuk memilih komoditas unggulan pada beberapa desa yang baru membentuk kelompok, karena desa yang sudah kelompok usaha sudah dianggap dapat mencerminkan perkembangan ekonomi kelautan dan perikanan di lokasi CCDP-IFAD. Komoditas unggulan yang terbentuk ini pada awalnya kita dapat mebagi 2 (dua) kategori yaitu; - Usaha-usaha yang sudah dilakukan atai dimulai sebelumnya dan tinggal melanjutkan, kelompok ini juga terbagi atas 2 (dua) bagian juga, yaitu kelompok yang sudah cukup berkembang dan kelompok yang tidak berkembang - Kelompok usaha kedua yaitu yang baru terbentuk, artinya dimulai dari awal, karenanya dibutuhkan pelatihan awal agar kelompok ini dapat memulai usahanya Lebih lanjut juga perkembangan kelompok-kelompok usaha unggulan ini ternyata sangat dipengaruhi oleh pemilihan komoditas unggulan itu sendiri, jika dilihat dari perkembangannya kelompok ini dapat dilihat dalam pengelompokan dibawah ini;

37 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia - Kelompok usaha yang memproduksi komoditas unggulan yang dianggap premium atau punya nilai pemasaran yang tinggi, ini bisa dilihat produk yang bisa dipasarkan dengan jumlah yang cukup tinggi, seperti Maluku Tengara dengan rumput laut, Bitung dengan cumi-cumi dan tongkol beku, Kubu Raya dengan rajungan, kepting soka dan produk olahan lainnya, ikan teri di Pare-pare, udang ebi dan otak-otak ikan di Makassar - Kelompok usaha yang mempunyai potensi untuk berkembang antara lain Ikan Gastor dan Tepung Ikan di Merauke, rumput laut di Lombok Barat, Yapen, dan Gorontalo utara, Pengolahan rumput laut di Lombok Barat dan Maluku Tenggara, Ikan fufu di Ternate,Tuna loin di Gorontalo Utara - Kelompok Usaha yang mempunyai inovasi dan memiliki peluang pasar cukup tinggi Tuna asap cair di Ambon, Sei ikan dan dendeng ikan di Kupang, Mie rumput laut dan di Yapen Tingkat perkembangan pengembangan usaha dengan indikator pemasaran komoditas unggulan ini akan sangat dipengaruhi oleh 1. Pemilihan komoditas dan produk ungulan, hendaknya komoditas dan unggulan yang dipilih dengan potensi pasar yang cukup tinggi, tentunya validasi pasar yang meupakan survey pasar harus mencapai sasaran. 2. Rencana Strategi intervensi pemasaran ini harus dilakukan secermat mungkin, dan usaha-usaha perbaikan harus dilkukan secara bertahap, mulai dari pemilihan segment, peningkatan kualitas produk, 3. Penetrasi pasar harus dilakukan, karena produk adalah baru maka kemitraan untuk melakukan pengembangan usaha harus dilakukan. 5. STATUS KEMAJUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Salah satu permasalahan mendasar dalam pemberdayaan masyarakat pesisir adalah keterbatasan prasarana dan pemasaran. Keterbatasan prasarana menghambat laju produktivitas masyarakat pesisir. Oleh karenanya dalam salah satu Salah satu kegiatan dalam komponen 2 CCDP-IFAD adalah dukungan pembangunan infrastruktur untuk menggerakkan perkemabngan ekonomi masyarakat pesisir yang berbasis kepada pengembangan sumberdaya ekonomi kelautan dan perikanan Tujuan dari kegiatan dari pembangunan infrastruktur prasarana dan pemasaran CCDP IFAD antara lain mencakup ; Membangun dan memperbaiki dan

38 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melakukan revitalisasi prasarana ekonomi yang mendukung kegiatan produksi, dan pemasaran produk kelautan dan perikanan berskala kecil yang dibentuk dalam Kabupaten/Kota lokasi CCDP. Dukungan infrastruktur sarana dan prasarana yang dibangun juga untuk mengakomodir kebutuhan proses produksi dan pemasaran hasil produksi desa-desa sasaran dan desa-desa lain, atau bahkan juga mengakomodir kebutuhan tingkat kabupaten/kota. Ruang lingkup investasi pembangunan infrastruktur ini mencakup tiga hal yaitu: (i) Investasi ini akan diprioritaskan pada pembanguan sarana-prasarana untuk mengembangkan komoditi prioritas/unggulan; (ii) sarana-prasarana yang dapat juga mengakomodir dan melayani kepentingan beberapa desa/kelurahan. Pemilihan kebutuhan infrastruktur yang dibangun dilakukan melalui proses oleh kelompok-kelompok masyarakat sebagai yang paling berkepentingan, pihak PIU dengan dibantu selaku fasilitator oleh Konsultan dan Pemasaran. Jenis-jenis infrastruktur berdasarkan Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur Dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir, kemudian dibicarakan dalam workshop rantai nilai. Ada 4 (empat) proses rantai nilai dalam menganalisis kebutuhan infrastrktur yaitu; tahap persiapan produksi, tahap proses produksi, tahap pasca produksi, inovasi dalam pengolahan, inovasi dalam pemasaran dan inovasi dalam penjualan. Berdasarkan kegiatan workshop dan usulan proposal yang dibangun, dapat dilihat bahwa dalam pembangunan infrastruktur di 12 PIU Kabupaten kota hampir semua melaksanaan pembangunan Rumah Produksi dan Rumah kemasan, ini berarti banyak kabupaten kota membangun infrastruktur tahap proses produksi, sedangkan yang membangun dalam tahap proses persiapan hanya berupa pembangunan pabrik es yaitu di kabupaten Yapen. Sedangkan pembangunan Rumah niaga atau Kedai Pesisir A, di Ambon dan Kupang, tetapi di Kupang tidal jadi dilaksanakan atau gagal lelang. Harusnya pembangunan Rumah Niaga ini dilakukan saat kualitas sudah cukup baik, pasar sudah mengenal produk CCDP-IFAD. Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan adalah pembangunan pabrik es di Gorontalo utara, Pembangunan mini plant rumput laut di Lombok Barat, Pembangunan Rumah Niaga di Kupang, Penyediaan peralatan rumah kemasan di Bitung

39 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel. 8 Pembangunan Infrastruktur di 12 Kabupaten/Kota NO KABUPATEN/ KOTA JENIS INFRASTRUKTUR KEMAJUAN PEKERJAAN 1. MERAUKE 1 Rumah Produksi Selesai 2. Peralatan tepung ikan Selesai 3 Rumah Kemasan Selesai 4 Peralatan Rumah kemasan Selesai 2. YAPEN 5 Rumah produksi distrik teluk Selesai ampimoi 6 Pabrik es mini kel. Serui Selesai 7 Pengadaan peralatan rumah Selesai produksi 3 TERNATE 8 Rumah Kemasan Selesai 9 Pengadaan Sarana Rantai Dingin Selesai 10 Perlengkapan Inventori Sumber Selesai daya berbasis masyarakat 4 AMBON 11 Rumah Produksi Selesai 12 RUN Selesai 13 Mobil Selesai 5 MALUKU TENGGARA 14 Rumah produksi ( Letvuan) Selesai 15 Rumah produksi (Ohoi Ohoira) Selesai 16 Rumah produksi (Ohoi Weer) Selesai 17 Rumah produksi ( Ur Pulau) Selesai 18 Peralatan Rumah produksi Selesai (Ohoi Letvuan) 19 Peralatan Rumah produksi Selesai (Ohoi Ohoira) 20 Peralatan Rumah produksi Selesai (Ohoi Weer) 21 Peralatan Rumah produksi Selesai (Ohoi Ur Pulau) 6 KUPANG 22 Toko ikan/rumah Kemasan Gagal Ulang 23 1 Unit Mobil Box 24 2 Unit Motor 3 Roda 7. LOMBOK BARAT 25 Pembangunan Rumah Selesai Kemasan 26 ALSIN Rumah Kemasan Selesai 27 ALSIN Mini Plant Rumput Laut untuk produksi Chip Gagal Lelang 8 MAKASSAR 28 Pembangunan gedung Rumah Selesai Kemasan 29 Pengadaan Peralatan Rumah Selesai kemasan 30 Pembangunan Gedung Rumah Selesai Produksi di Tanjung Merdeka 31 Pembangunan Gedung Rumah Produksi di Kelurahan Untia Selesai

40 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 32 Pembangunan Rumah Selesai Produksi di Kel Barombong 33 Pembangunan Rumah Selesai Produksi di Barrang Caddi 34 Alat dan Bahan Rumah Selesai Produksi 9 PARE-PARE 35 Rumah Kemasan Selesai 10 BITUNG 36 Penyediaan peralatan Rumah Selesai Usaha dan Niaga 37 Penyediaan peralatan kios Gagal Lelang pemasaran 38 Penyediaan peralatan rumah Selesai produksi 39 Penyediaan peralatan rumah Gagal Lelang kemasan 40 Penyediaan kendaraan Selesai pemasaran 11. GORONTALO UTARA 41 Pabrik ES Gagal Lelang 12. KUBU RAYA 42 Rumah Produksi Kepiting Soka Selesai dan sudah diresmikan 43 Rumah Produksi Rajungan Selesai dan sudah diresmikan 44 Rumah Produksi Kerupuk Udang Selesai dan sudah diresmikan 6. KEMITRAAN USAHA Pengertian Kemitraan adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Kemitraan merupakan kerjasama akan tumbuh karena didasarkan atas dasar yang saling membutuhkan agar masingmasing usaha dapat berkembang, untuk itu akan terdapat saling ketergantungan, sehingga kemitraan juga akan saling mendukung dan saling menguatkan. Dalam kaitan pengembangan usaha CCDP-IFAD ini proses kemitraan juga bisa dilihat dari perspektif karena saling membutuhkan, dapat meningkatkan keuntungan pihak-pihak yang bermitra, dari segi kelompok masyarakat selaku produsen akan dapat memperbaiki kualitas melalui perbaikan proses produksi, kemudian dapat meningkatkan akses dan peluang pasar serta memperkuat jejaring pemasaran Ruang lingkup dalam kemitraan CCDP- IFAD yang dapat dkembangkan adalah mencakup; Operasional infrastruktur, Pelatihan, Pengolahan hasil/pendampingan, Pemasaran, Permodalan. Ruang lingkup ini dapat diperluas menjadi antara lain : Kerjasama keterkaitan antar hulu-hilir Kerjasama keterkaitan antar hilir-hulu

41 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kerjasamadalam bentuk bapak-anak angkat Pola Inti Plasma Pola Sub Kontrak Pola Dagang Umum Pola Kerjasama Operasional Kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata yangbersifat Mutual benefit (sama sama diuntungkan) bagi pihak -pihak yang bermitra Kemitraan sebagaimana dimaksud UU No. 9 Tahun 1995, adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. No KABUPATEN/KOTA ADA MOU DENGAN MITRA TABEL. 9 KEMAJUAN KEMITRAAN DALAM CCDP IFAD MOU DALAM PROSES LINGKUP KEMITRAAN 1. MERAUKE 2 Pemasaran ikan asin gastor 2. YAPEN Pemasaran Rumput laut dan 2 Kerapu 3. AMBON Pemasaran Ikan dan hasil 4 olahan serta pelatihan 4. MALUKU Pemasaran Rumput laut, kerapu TENGGARA 3 dan Ikan asin 5. TERNATE 3 Pemasaran Ikan dan hasil olahan serta Pengelola rumah kemasan 6. KUPANG 5 5 Pemasaran Ikan dan hasil olahan serta pelatihan 7. LOMBOK BARAT 2 Pemasaran dan Pengelola Mini Plant RL 8. MAKASSAR 4 Pemasaran Ikan dan hasil olahan serta pelatihan 9. PARE-PARE 6 Pemasaran hasil olahan dan Pelatihan 10. GORONTALO UTARA 2 Penyimpanan ikan di cold storage dan Pemasaran 11. BITUNG 4 Pengelola Kedai Pemasaran Ikan dan hasil olahan serta pelatihan 12 KUBU RAYA 2 10 Pemasaran Ikan dan hasil olahan serta pelatihan JUMLAH 33 21

42 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kemitraan dalam pengembangan usaha CCDP-IFAD ini telah menunjukan kemajuan, dalam 1 (satu) tahap kedua sudah dilakukan penandatangan kerjasama dengan 33 mitra dan 21 dalam status penjajagan untuk bermitra. Ruang lingkup kerjasama dalam meningkatkan kapasitas sumberdaya manusi melalui pelatihan meliputi 6 (enam) PIU telah melakukan kerjasama. Selanjutnya kerjasama dalam Pemasaran sebesar 27 kerjasama, dan yang sedang dalam proses mempelajari atau persiapan sebanyak 21 rencana kerjasama. Dengan dibangunnya infrastruktur di setiap kabupaten, maka kemitraan ini akan diperluan menjadi kerjasama operasional dapat juga dilakukan kemitraan melalui kontrak kerjasama. 7. PERENCANAAN KEGIATAN CCDP-IFAD KOMPONEN 2 TAHUN 2015 Perencanaan kegiatan tahun 2015 untuk komponen 2 akan mencakup; Peningkatan kapasitas Pokmas, PIU dan fasilitasi peningkatan kemampuan usaha 2015 Rencana implementasi pengembangan usaha tahun 2015 Mendorong berfungsinya kemitraan Fasilitasi pekerjaan di PIUs a. Materi Peningkatan kapasitas Pokmas, PIU dan fasilitasi peningkatan kemampuan usaha 2015 Tahun Anggaran 2015 peningkatan kapasitas kemampuan sumberdaya manusia baik pada tingkat kelompok masyarakat, DOB maupun PIU dapat dibedakan dalam dua tujuan yaitu peningkatan kapasitas yag terkait dengan pelatihan peningkatan ketrampilan maupun fasilitasi pemasaran produk-produk. Agar materi dan sasran mempunyai kesamaan antara satu PIU dengan PIU lain, maka untuk tahun 2015, konsultan pemasaran PMO memberikan acuan sebagai berikut 1) Pelatihan dalam rangka peningkatan kemampuan Pokmas dan PIU a) Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Merupakan kegiatan bimtek atau workshop dan studi banding terkait dengan isu-isu sub-komponen 2.1 Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota Peserta : Staf proyek, TPD, Tokoh masyarakat, Sebaiknya dirubah, pimpinan kelompok yang dapat memotivasi anggota

43 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kunjungan di luar kabupaten patut di pertimbangkan, kunjungan juga untuk mengenalkan teknologi atau inovasi yang berguna bagi kelompok Bimtek akan mencakup materi Penilaian dan dokumentasi praktik terbaik, Pengetahuan manajemen dan pelatihan teknis b) Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Bimtek yang dilaksanakan dengan tujuan peningkatan produksi, kualitas, teknologi pasca panen, bisnis dan pasar bagi pokmas Market - Oriented " Sekolah Lapangan " Jenis Pelatihan - pada teknologi produksi dan pasca panen untuk kelompok produsen juga untuk produk tertentu dan mencakup aspek bisnis dan pemasaran. Pelatihan teknis seyogranya diberikan dalam hubungan kemitraan dengan para calon pembeli tertarik, terutama pada aspek pasca panen, sehingga kebutuhan calon atau pembeli sebagai mitra dapat diketahui spesifikasinya. Pelatihan ini juga dapat dilakukan oleh mitra dalam rangka meningkatkan kualitas barang yang bisa diterima pembeli Nara sumber : Mitra, swasta, PMO/Konsultan Peserta : Kelompok komoditas/pengolahan yang akan dikembangkan c) TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Pelatihan untuk Staf PIU, staf PMO, TPD, berkaitan dengan pemanfaatan dan pengunaan value chain, rencana stratetgi pemasaran, secara khusus juga mencakup teknis dan isu-isu pemasaran antara lain Managemen Rumah Kemasan, Managemen Kedai pesisir, Teknik komunikasi, Teknik Negoisasi, hal-hal lain yang perlu dikembangkan. Nara sumber : Tenaga ahli yang berkompeten di bidang sesuai dengan materi yang dibutuhkan Peserta : PIU, TPD, Konsultan d) Pelatihan On the Job Training pelatihan yang dikhususkan bagi anggota kelompok usaha masyarakat, terutama kelompok komoditas/produk unggulan. Pelatihan ini sangat praktis di tempat kelompok tersebut berada dan langsung kepada usaha peningkatan kualitas produk. Nara sumber pelatihan ini akan diambil dari para ahli atau praktisi yang sangat mengetahui produk tersebut. 2) Fasilitasi pengembangan Usaha pada tahu n 2015 Untuk menggerakkan perekonomian di kelompok masyarakat CCDP-IFAD, beberapa kegiatan akan diarahkan untuk mendorong pengembangan usaha

44 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia antara lain temu usaha, pemperkenalkan produk ke masyarakat luas, melakukan inovasi peluang pasar dan melakukan inovasi pengembangan teknologi a). Pameran Hasil produksi Kelompok Masyarakat disesuaikan dengan kondisi dan potensi masing PIU Promosi Peluang Pasar untuk Rantai Nilai Prioritas ini diharapkan untuk menyertakan dua jenis kegiatan investasi : Study Tours atau kunjungan Peluang Pasar - bagi produsen skala kecil dan perwakilan dari kelompok-kelompok perusahaan di luar kabupaten tempat lain di Indonesia. Kampanye promosi peluang pasar misalnya melalui leaflet, kunjungan pembeli kunjungan singkat ke demonstrasi tetangga dalam kabupaten, pertemuan desa / diskusi b) Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Pertemuan dalam rangka temu usaha dan pengembangan jejaring antara produsen (nelayan, pembudidaya, pengolah, petambak garam) dengan pembeli atau pengolah yang lebih besar. Acara networking perdagangan kabupaten reguler untuk produk tertentu, di mana para pemimpin dari kelompok produsen yang ada bersama-sama bertemu dengan pembeli potensial yang dari kabupaten dan mengundang dari luar serta pemasok input dan penyedia layanan dan produsen lain untuk berbagi rencana mereka, membuat kontak dan mencari peluang untuk kerjasama komersial baru dan perdagangan. Fasilitator : PIU, Konsultan Pemasaran Nara sumber : Kadis perdagangan, mitra dan calon mitra potensial dan yang digiring untuk buat MOU atau perjanjian kerjasama, c) Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Pengembangan Teknologi TTG bagi teknologi produksi dan pasca panen; paket setiap kabupaten/kota. Transfer Teknologi Berorientasi Pasar yang akan melibatkan: iklan berskala kecil/demonstrasi berbasis kelompok untuk produksi dan teknologi pasca panen terkait dengan permintaan dan perjanjian pembeli tertentu, dan pelatihan jenis "sekolah lapangan" berorientasi

45 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pasar tentang teknologi produksi dan pasca panen untuk kelompok produsen dan individu yang ingin memulai produksi b. Rencana implementasi pengembangan usaha tahun 2015 Pelaksanaan kegiatan CCDP-IFAD khususnya komponen Pembangunan ekonomi berbasis kelautan atau biasa disebut komponen 2 (dua) yang meliputi dukungan pembangunan infrastruktur dan ratai nilai. Pada tahun 2015 pelaksanaan kegiatan ini akan berbasis kepada Rencna Stratetegi Intervensi Pemasaran yang didalamnya sudah menyusun scenario atau langkah langkah didalam pengembangan usaha. Rencana Strategi intervensi pemasaran pada tahun 2015 akan difokuskan kepada kegiatan mulai dari pengenalan produk/promosi sampai kepada pelatihan seperti urutan dibawah ini; 1) Pengenalan produk 2) Peningkatan kualitas produk 3) Perbaikan saluran distribusi 4) Penjualan produk 5) Pemanfaatan infrastruktur 6) Penandatangan kerjasama kemitraan untuk pemasaran dan 7) Pembang Infrastruktur (persiapan, proses, pasca, pengangkutan) produksi 8) Pelatihan2 c. Mendorong pemanfaatan kemitraan Sejalan dengan perbaikan kualitas produk, kemudahan dalam aksesibilitas, harga yang bersaing, maka Kemitraan yang sudah mulai dilakukan pada tahun 2014 harus ditindaklanjuti pada tahun 2015 ini. Kemitraan sudah bergerak pada tahap pelaksanaan, artinya kerjasama tidak hanya sekedar MOU, tetapi sudah dilakukan kerjasama yang riel antara kelompok dan mitra. Kerjasama akan dofokuskan juga kepada bidang 1) Pemasaran, artinya kemitraan yang dilakukan sudah ada pembelian antara mitra dengan kelompok, jika sudah pernah dilakukan maka intensitas harus ditingkatkan 2) Peningkatan kemampuan dalam berproduksi, artinya ada kemitraan untuk memperbaiki mutu produk termasuk didalamnya dari segi tata cara produksi, persyaratan produksi, mutu barang dan kemasan.

46 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 3) Pemanfaatan didalam operasionalisasi infrastruktur yang sudah dibangun. Infrastruktur yang sudah dibangun agar segera dimanfaatkan untuk produksi, dukungan produksi. Beberapa jenis mitra yang dapat dikembangkan antara laian Kelompok Masyarakat, artinya kemitraan ini dilakukan dengan kelompok masyarakat, terutama untuk rumah-rumah produksi Koperasi Pesisir atau koperasi yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan Pengusaha, untuk pengusaha maka operasionalisasi dapat dilakukan kepada usaha-usaha yang kemungkinan akan membawa biaya operasional lebih tinggi seperti pabrik es, cold storage, mini plant tepung ikan dan rumput laut, Kedai pesisir dan lannya Perguruan tinggi, kemitraan dapat dilakukan melalui pelatihan, peningkatan inovasi d. Kegiatan mendorong perkembangan kegiatan pada PIU Kabupaten/Kota Kegiatan ini sesuai dengan Kerangka acuan tugas dari konsultan PMO nasional yang mencakup kepada pelaksanaan, koordinasi dan memastikan dapat berjalan sesuai dengan sasarannya antara lain meliputi Penyusunan pedoman, panduan Peningkatan kapasitas Pendampingan atau fasilitasi Memastikan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan sasaran Menangani permasalahan

47 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tabel. 10 Rencana kegiatan Fasilitasi Perkembangan Pemasaran PIU Kabupaten/Kota No. KEGIATAN SUMBER DANA TAHUN Implementasi Rantai Nilai Dan Strategi Intervensi Pemasaran Di Masing-Masing PIU Dalam Action Plan SUMBER DANA TAHUN 2015 RENCANA PERJALANAN DINAS PMO KONSULTAN 8 2. Pendampingan Tim IFAD KONSULTAN KONSULTAN 4 3. Evaluasi Validasi pasar dan Strategi Intervensi Pemasaran 4 Pendampingan kegiatan Peningkatan kapasitas Pokmas, PIU dan fasilitasi peningkatan kemampuan usaha 2015 ( ada 8 kegiatan) termasuk kemitraan KONSULTAN KONSULTAN 12 BELUM ADA KONSULTAN 8 ( masing2 kegiatan diambil 1 sample) 5 Kegiatan koordinasi PMO-PIU KONSULTAN KONSULTAN 5 6 Penanganan masalah di lapangan KONSULTAN KONSULTAN 4

48 Coastal Community Development Project IFAD (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia DAFTAR LAMPIRAN : 1. Peraturan Dirjen KP3K Tentang Pedoman Pembangunan Infrastruktur dan Pemasaran 2. Panduan Penyusunan Rantai Nilai dan Pembangunan Infrastruktur dan Hasil Rantai Nilai di setiap PIU Kabupaten / Kota 3. Panduan Penyusunan Analisis Value Chain dan Pemasaran CCDP-IFAD 4. Laporan Hasil Pembinaan Teknis Value Chain dan Pemasaran di CCDP-IFAD 5. Panduan Penyusunan Rencana Strategi Intervensi Pemasaran 6. Panduan Pertemuan PIU-Konsultan Pemasaran Bali Desember 2014

49 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL NOMOR 07A/PER-DJKP3K/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN PEMASARAN PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Nomor 03/PER-DJKP3K/2013 tentang Pedoman Teknis Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir Tahun 2013, dalam rangka pembangunan prasarana ekonomi dipandang perlu untuk menyusun Pedoman Teknis Pembangunan Prasarana Ekonomi Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir Tahun 2013; b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Jenderal; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanansebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 45 Tahun 2009; 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan;

50 8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2008 tentang Bantuan Langsung Masyarakat Bidang Kelautan dan Perikanan; 12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2009 tentang Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil; 13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.31/MEN/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Program dan Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Bidang Kelautan dan Perikanan; 15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 16. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 38/KEPMEN-KP/2013 tentang Organisasi Pengelola (Project Management Office) Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 58/KEPMEN-KP/2013. Memperhatikan: Financing Agreement Coastal Community Development Project antara Republik Indonesia dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Spanish Food Security Co-financing Facility Trust Fund pada tanggal 23 Oktober 2012;

51 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN PEMASARAN PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR. Pasal 1 Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir dimaksudkan sebagai pedoman bagi pelaksanaan penyaluran bantuan langsung masyarakat Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir. Pasal 2 Ketentuan mengenai Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 3 Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Pemasaran Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir ini dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir tahun Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 1 November Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL, ttd. SUDIRMAN SAAD Disalin sesuai dengan aslinya Kabag Hukum, Organisasi, dan Humas Achmad Satiri

52 Lampiran : 2 KUMPULAN JUKNIS, PANDUAN KOMPONEN 2 I. PETUNJUK RINGKAS PENYUSUNAN PROPOSAL KOMPONEN 2, CCDP-IFAD 1. JUDUL PROPOSAL (Judul ini berupa kegiatan infrastruktur apa yang akan dibangun, contoh proposal rumah kemasan, proposal perlengkapan rumah niaga, proposal tambat labuh, tiap jenis usulan harus dibuatkan proposalnya. 2. PENDAHULUAN a. Latar belakang Latar belakang ini berisi mengapa dibutuhkan infrastruktur ini, apa keuntungan untuk ekonomi minimal pedesaan, kecamatan atau kabupaten, termasuk kontribusinya terhadap kesejahteraan ekonomi dan sosial dari masyarakat lokasi IFAD khususnya dan masyarakat sekitarnya dan Kabupaten pada umumnya b. Tujuan dan sasaran Apa tujuan dibangunnya infrastruktur ini secara jelas dan jangan umum, dan apa sasarannya untuk kelompok ini apa atau untuk masyarakat apa c. Manfaat Secara luas manfaatnya apa bagi kelompok, masyarakat lain *** yang perlu diperhatikan adalah infrastruktur ini dibangun untuk mendukung produksi, pemasaran dan peningkatan pendapatan masyarakat pada akhirnya 3. LOKASI INFRASTRUKTUR a. Lokasi Di desa apa (dusun, jalan), kecamatan apa dengan peta orietasi

53 b. Tanah Kepemilikan, dan rencana kepemilikan (missal tanah ini hibah, maka dihibahkan kepada siapa) luas tanah di lengkapi dengan denah tanah 4. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR a. Jelaskas spesifikasinya Kalau bangunan, luas bangunan, berapa lantai, spesifikasi yang memberikan gambaran infrastrutur apa yang akan dibangun b. Disain Sudah ada gambar disainnya dari bagunan tersebut 5. RENCANA BIAYA PEMBANGUNAN Rencana biaya meliputi a. Biaya perencanaan jika ada b. Biaya pembangunan secara keseluruhan 6. RENCANA BIAYA PASKA PEMBANGUNAN a. Biaya operasional Seperti pabrik es, rumah kemasan dll tentunya butuh biaya operasional antara lain listrik, peralatan bahan baku dll, kecuali seperti tambat labuh agar dikaji apakah butuh biaya operasional b. Biaya perawatan Perhitungan rencana biaya perawatan seperti pabrik es, pabrik tepung 7. RENCANA KERJASAMA DENGAN MITRA a. Nama mitra b. Jenis Usaha c. Lingkup usaha (nasional, regional, local) d. Informasi lain

54 Sudah harus dibuat rencana kerjasama dengan mitra secara umum agar setelah ini selesai bisa digunakan atau segera operasional 8. JADWAL RENCANA KERJA a. Jadwal Rencana pembangunan b. Jadwal Rencana dimulai operasional 9. HAL-HAL LAIN

55 II. PENILAIAN USULAN PROPOSAL KOMPONEN 2 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CCDP - IFAD KABUPATEN : USLAN INVESTASI : BIAYA USULAN : HASIL PENILAIAN : 1. DIBERI REKOMENDASI UNTUK DILANJUTKAN 2. DIBERI REKOMENDASI DENGAN CATATAN 3. MEMPERBAIKI USULAN PROPOSAL CATATAN DIBERIKAN DI HALAMAN TERAKHIR 4. UNTUK MENGGANTI USULAN INVESTASI Pertanyaan dalam kuisioner ini kesesuaian jawaban dengan pemahaman dan pengamatan penilai agar diberikan Nilai dengan Range 5 = Sangat tepat 4 = tepat 3 = cukup tepat 2 = kurang 1 = sangat kurang

56 I. Model investasi atau usulan proposal mempunyai tujuan dan manfaat yang jelas bagi kebutuhan masyarakat/kelompok binis CCD-IFAD 1. Apakah usulan prposal yang disampaikan secara jelas bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kelompok CCD-IFAD (buat uraian singkat dan beri nilai) 2. Menurut pengamatan dan referensi apakah usulan ini merupakan kebutuhan kelompok atau diluar kebutuhan kelompok termasuk keinginan (buat uaraian singkat dan beri nilai) 3 Apakah usulan proposal ini sesuai dengan pembahasan saat bimbingan teknis atau tidak 4 Apakah usulan proposal ini menyentuh kepentingan kelompok a. secara langsung dinyatakan kelompok CCD-IFAD b. c. 5 Apakah usulan proyek yang dilakukan a. berkaitan langsung dengan 3 komoditas unggulan baik untuk komoditas perikanan maupun pengolahan, b. berkaitan tetapi tidak langsung c. Tidak ada kaitan 6 Apakah usulan proposal ini sering atau pernah diminta oleh masyarakat dan kelompok CCD-IFAD Sering diminta masyarakat dan kelompok CCD-IFAD karena dibutuhkan masyarakat, atau tidak terlalu dibutuhkan, atau dibutuhkan tetapi tidak sama sekali dibutuhkan PEMBAHASAN PADA ANGKA I, INI HARUS DILAKUKAN DISKUSI, APAKAH INI PEMBAHASAN / PENILAIAN PROPOSAL INI DILANJUTKAN ATAU DIKEMBALIKAN/ DITOLAK KARENA KURANG SESUAI DENGAN TUJUAN, MANFAAT DAN KEBUTUHAN KELOMPOK II. Kompetensi Teknis Atau Ketajaman Bisnis Dari Para Pendukung Terkait Dengan Peningkatan Kualitas Produksi, Pemasaran Termasuk Sistem Transportsi 1. Menurut pengamatan apakah produk kualitasnya a. baik sekali b. cukup baik c. lumayan d. kurang

57 2. Apakah usulan proposal ini sudah memenuhi kebutuhan pemasaran produk 3 unggulan komoditas ( jika mengusulkan alat transportasi atau rumah produksi, rumah kemasan, rumah niaga dll) a. sangat dibutuhkan kelompok b. cukup moderat c. dibutuhkan tapi tidak sekarang d. tidak dibutuhkan 3. Pemasaran dari produk 3 komoditas unggulan dan pengolahan poduk apakah untuk kebutuhan lokal 1. Desa/ kecamatan, 2. Kabupaten, 3. Propinsi 4. Nasional dan 5. Export) 4. Apakah produk tersebut secara siginfikan akan mengangkat peningkatan kualitas produk dan peningkatan pemasaran 5. Apakah usulan proposal menyentuh langsung kepentingan kelompok? 6. Apakah ada permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan kelompok 7. Jika bangun Rumah Niaga apakah target pasar a. lokal b. lingkup propinsi c. Lingkup Nasional untuk pendatang 8. Letak infrastruktur apakah cukup strategis jika mau bangun RUN apakah dekat konsumen dan mudah dijangkau (lokasi strategis), untuk rumah kemasan lokasi mudah dijangkau oleh kelompok pengguna, untuk Rumah produksi dekat dengan kelompok yang bersangkutan III. Penetapan Biaya Realistis dan Skala Waktu 1. Apakah biaya yang diusulkan sudah mencakup biaya perencanaan, pembangunan/pengawasan dan operasional 2. Apakah sudah mencntumkan jadwal waktu yang realistis IV. Bangunan dan Peralatan 1. Apakah usulan proposal sudah memasukkan gambar disain bangunan 2. Apakah proposal sudah mendapat persetujuan atau sudah dikonsultasikan dengan PU 3. Apakah ada gambar jenis alat transportasi yang diusulkan

58 4. Apakah usulan proposal ini sudah menyiapkan biaya pajak kendaraan (on the road) V. Kerjasama dengan Mitra 1. Apakah sudah ada MOU dengan mitra yang akan mengelola, atau masih dalam penjajagan 2. Apakah ada kontribusi dana dari calon mitra 3. Apakah Pemerintah Daerah sudah ada kesanggupan untuk menjamin keberlangsungan operasional jika tidak bermitra dengan swasta VI. Dukungan Pemerintah Daerah Dan Atau Masyarakat Untuk Mewujudkan Usulan Investasi Ini 1. Pemerintah Daerah atau masyarakat menyediakan tanah untuk membangun infrastruktur 2. Pemerintah Daerah atau masyarakat menyediakan dana kontribusi untuk mewujudkan bangunan ini seperti dana untuk perencanaan, dana lain sebagai kelengkapan bangunan 3. Apakah sudah ada persetujuan pemanfaatan tanah dari Kepala Daerah

59 III. HASIL REVIEW KAJIAN KOMODITAS UNGGULAN CCDP-IFAD No. KAB / KOTA HASIL STUDI RIVIEW KONSULTAN WORKSHOP 1. KUPANG Cakalang, Tuna, Kakap.Kerapu 2. LOMBOK Tongkol, Rajungan, BARAT.Udang Rebon 3. MAKASSAR Udang (Udang Windu, Udang Putih), Tenggiri, Abon, Bandeng, Nila 4. Pare-pare Abon Tuna, Ikan Pelagis, Teri, Rumput Laut. 5. Bitung Kerapu, Cumi-cumi, Kuwe, Kembung 6. Ternate Ikan Cakalang, Ikan Dasar (Kerapu, Kakap, Baronang, Kuwe), Ikan Asap "Fufu", Abon Ikan "Grampati" 7. Yapen tuna-cakalang, kakap merah, teripang, kerapu, lobster dan rumput laut 8. Merauke Terlalu banyak komoditas dan tidak ada pilihan kembung, lajang, nipi, kuwe tongkol, udang, rajungan dan kepiting. Udang, tenggiri, abon ikan lele, ikan bandeng dan Ikan nila Ikan Pelagis, Ikan Asin Teri dan Rumput Laut kerapu, kuwe, kembung dan cumi-cumi IkanTongkol, Ikan Pelagis Kecil, Ikan Cakalang, Ikan Kerapu, Ikan Tuna. Ikan Gastor Kakap, Manyung, Udang, kepting dan Tenggiri. 1.Tuna,2. Kuwe, 3.Kembung 1.Rumput laut, 2.Tongkol, 3.Udang rebon 1. Bandeng, 2. Udang, 3. Tuna 1. Ikan Teri, 2. Tuna 3. Pelagis kecil 1. Tongkol, 2. Cumi 3. Cakalang Cakalang, Tongkol, Pelagis kecil 1. Tongkol, 2. Rumput laut 3. Pelagis kecil 1. Ikan gabus Toraja, 2. dang laut 3. Kakap 9. Ambon Tuna, Cakalang dan Tongkol, Ikan Layang, Kembung. pengolahan ikan asar (ikan asap) 10. Maluku Rumput laut, Cakalang, Tenggara Kakap merah, Kuwe, ikan Kerapu. 11. Kubu Raya Kepiting bakau, Rajungan, udang ( Jerbung, Krosok rebon, Windu, Vanname) 12. Gorontalo Utara Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting ikan Tuna, Tongkol, Cakalang, Layang dan Kerapu Rumput laut, cakalang, ikan kakap merah, ikan kuwe dan ikan kerapu Kepiting, Rajungan, Udang jerbung, udang rebon, udang vanname KJA Ikan Kuwe, Rumput Laut, Ikan Karang, Kepiting Rajungan Ikan Cakalang dan tongkol 1. Cakalang, 2. Tuna3. Layang 1. Rumput Laut, 2. Kakap Merah 3. Kerapu 1. Udang jerbung, 2. Kepting, kepiting soka 3. Rajungan 1. Kuwe, 2. Rumput laut 3. Cakalang/Tuna

60 IV. TOR VALIDASI PELUANG PASAR 1. Latar belakang Pemerintah Indonesia dan IFAD telah mengembangkan proyek pembangunan masyarakat pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP) dan pada saat ini sedang dalam proses perekrutan konsultan pengelola dan tenaga ahli lainnya yang akan terlibat dalam implementasi kegiatan. Proyek dilaksanakan di 12 kabupaten/kota, dengan 1 kabupaen sebagai pusat pembelajaran bagi peserta lainnya, dengan keberagaman sumberdaya lingkungan laut dan sosial budaya masyarakat, yang terdiri dari masyarakat miskin namun memiliki sumberdaya yang potensial dan akses terhadap pasar. Tujuan utama proyek ini adalah pengurangan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi keluarga yang terlibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan di masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan tujuan pembangunan. Untuk mendukung tujuan pembangunan, proyek ini akan memiliki tiga outcome, masing-masing terkait dengan salah satu dari komponen investasi proyek: (i) rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut, (ii) perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan / kelautan skala kecil, dan (iii) proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat. Proyek ini efektif berjalan setelah ditandanganinya Loan Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan IFAD pada tahun 2013, setelah hampir 2 (dua) tahun proyek ini berjalan, kelompok pemberdayaan telah berdiri sebanyak kelompok yang terdiri dari usaha perikanan tangkap perikanan tangkap 341 kelompok, usaha budi daya perikanan berjumlah 104 kelompok, usaha pengolahan berjumlah 114 kelompok, usaha kegiatan pemasaran 68 kelompok dan pelayanan berjumlah 1 kelompok. Dalam proyek CCD-IFAD ini juga

61 dikembangkan kegiatan pemberdayaan pemasaran dengan tujuan produk hasil dari kelompok ini dapat dipasarkan dan agar produk yang dikembangkan di IFAD lebih dijamin keberlanjutannya. Pengembangan pemasaran ini dilakukan melalui pendekatan Value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran, secara konsep ini disusun dalam Strategi intervensi pemasaran dan pembangunan infrastruktur. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat setiap tahun maka dilakukan survey peluang pasar dan hasilnya dilakukan validasi peluang pasar, hasinya merupakan masukan bagi penyusunan Strategi Intervensi Pemasaran 2. Tujuan kegiatan Kegiatan validasi peluang pasar adalah melakukan penilaian atas kondisi pasar saat ini dan peluang untuk mengembangkan pasar serta kemungkinan membuka kemitraan dalam pengembangan pasar bagi komoditas dan produk unggulan pada setiap kabupaten 3. Sasaran Sasaran kegiatan validasi peluang pasar adalah produsen (termasuk pokmas pengolahan CCDP-IFAD), pembeli atau perusahaan serta stakeholder lain terkait Market and Value Chain pengembangan komoditas dan produk unggulan 4. Output Output yang diharapkan dari validasi peluang pasar adalah tersusun suatu hasil evaluasi peluang pasar sebagai masukan bagi penyusunan strategi intervensi pasar, rencana pengembangan komponen 2 serta terjaring kemitraan dengan pelaku usaha sektor perikanan dalam pengembangan pasar proyek CCD-IFAD. 5. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan validasi peluang pasar meliputi : a. Survey Peluang Pasar dan Produk yang berkembang saat ini

62 Mengamati kondisi peluang pasar saat ini melalui kegiata pengumpulan, pencatatan, dan analisa data yang berhubungan dengan permasalahan tertentu dalam pemasaran produk Materi survey yang dilakukan antara lain meliputi : -1. Segment pasar dari produk -2. Kemungkinan perluasan peluang pasar -3. Produksi dan kualitas -4. Pengamatan terhadap persaingan dan market share produk -5. Distribusi produk ke pasar -6. Peluang kemitraan b. Pelaporan Hasi Survey -1. Hasil survey peluang pasar -2. Rancangan Strategi Intervensi Pengembangan Usaha dan Intervensi pengembangan infrastruktur c. Pelaksanaan kegiatan Workshop Validasi Peluang Pasar, melibatkan pemangku kepentingan antara lai; produsen, pemasar atau pembeli terdiri dari pengusaha atau juga calon mitra. Presentasi dalam workshop meliputi -1. Presentasi Hasil Survei Pasar -2. Presentasi draft strategi Intervensi Pemasaran dan Pembangunan Infrastruktur berdasarkan data survey peluang pasar d. Pelaporan Hasil seluruh kegiatan 6. Jadwal Kegiatan Kegiatan validasi peluang pasar dapat dilaksanakan pada mingu ke 3 bulan Agustus sampai akhir bulan September Rencana Anggaran Anggaran kegiatan validasi peluang pasar tahun 2014 sebesar Rp ,- (juta ratus ribu rupiah).

63 V. MATRIK LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN KOMPONEN 2 Lokasi : Kabupaten / Kota 1. KEMAJUAN PEMBANUNAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 NO KEGIATAN INFRASTRUKTUR KEMAJUAN LELANG NAMA PEMENANG PERSENTASE KEMAJUAN FISIK PERSENTASE KEMAJUAN KEUANGAN PLAFOND DALAM DIP HARGA KONTRAK KETERANGAN 2. DATA KEMITRAAN DALAM CCDP IFAD Lokasi : Kabupaten / Kota : No NAMA MITRA TANGGAL MOU LINGKUP TINDAK LANJUT ** KETERANGAN KEMITRAAN * Keterangan : 1. Nomor 2. Nama Mitra : sebutkan nama perusahaan/perguruan tinggi sesuai MOU 3. Lingkup Kemitraan : sebutkan lingkup kemitraan antara lain meliputi

64 a. Mitra operasional Infrastruktur komponen 2 b. Mitra dalam pemasaran Komoditi dan produk olahan c. Mitra dalam pelatihan d. Mitra lainnya 4. Tanggal MOU : Tanggal dilakukannya penandatangan MOU 5. Tindak lanjut MOU : Apa yang sudah ditindak lanjuti setelah MOU, contoh a. Dalam mitra operasional apa sudah ditindak lanjuti dengan perjanjian kerjasama. b. Dalam pemasaran apakah sudah ada produk yang dipasarkan, jika ya, berapa volume produks yang sudah dipasarkan dan apa sudah continue perbulan atau perminggu c. Mitra dalam pelatihan, berapa angkatan dan orang yang sudah dilatih dan jenis pelatihan yang sudah dilaksanakan 6. Keterangan : Hal-hal lain yang perlu dijelaskan lebih lanjut III. KEGIATAN PEMASARAN KOMODITAS UNGGULAN DAN PRODUK TURUNANNYA No. KOMODITAS UNGGULAN / PRODUK TURUNANNYA DIPASARKAN KEMANA FREKWENSI DALAM 1 BULAN BERAPA KALI DPASARKAN VOLUME SETIAP PEMASARAN KETERANGAN

65 KETERANGAN : 1. Nomor urut Komoditas/Produk 2. Jenis Komoditas /Produk yang dipasarkan 3. Dipasarkan kemana a. Ke Pasar tradisional b. Langsung di edarkan ke konsumen c. Ke warung di kelurahan atau kecamatan sebutkan d. Toko sebutkan, e. Pedagang/Pengepul sebutkan dan lokasi dimana f. Mitra pemasaran dalam MOU, sebutkan g. Atau lainnya sebutkan 4. Frekwensi dalam sebulan, apakah pemasaran sudah continue 5. Total volume setiap frekweni yang dipasarkan dan/atau jumlah volume yang sudah dipasarkan 6. Keterangan

66 Lampiran 3 : Panduan Penyusunan Analisis Value Chain (Rantai Nilai) Matriks Persiapan Rantai Nilai Dan usulan Pembangunan Infrastruktur TIM PEMASARAN CCDP-IFAD

67 TUJUAN PEMASARAN DAN RANTAI NILAI Tujuan menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok usaha dan rumah tangga di desa sasaran. untuk berinvestasi secara menguntungkan dalam produksi dan pemasaran mengidentifikasi sejumlah kecil rantai nilai produk berpotensi tinggi di desa-desa sasaran menerapkan strategi intervensi yang fleksibel namun sistematis menghapus hambatan penting lainnya, dan menerapkan sistematis intervensi pilihan

68 LANGKAH-LANGKAH RANTAI NILAI DAN PEMASARAN Mengidentifikasi hingga lima rantai nilai produk yang memiliki potensi tinggi dan menjanjikan dari setiap kabupaten/kota Mereview, menyeleksi, dan memvalidasi hingga tiga rantai nilai berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha Mengembangkan strategi intervensi terperinci yang dituju untuk masing-masing value chain produk berpotensi tinggi yang diprioritaskan

69 KETERKAITAN RANTAI NILAI DAN PEMB INFRASTRUKTUR KOMPONEN I LIST KOMODITAS 5 (LIMA) KOMODITAS ANALISIS PARETO 3 (TIGA) KOMODITAS UNGGULAN 1. PERSIAPAN PRODUKSI 2. PRODUKSI 3. PASCA PRODUKSI /PASCA PANEN 4. PROSESSING (INOVASI PRODUK) 5. INOVASI KEMASAN / LABELLING 6. STRATEGI PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN RANTAI NILAI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KATA KUNCI KARENA KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN USULAN PROPOSAL

70 TENTUKAN KOMODITAS UNGGULAN PELUANG PASAR ANALISIS RANTAI NILAI RENCANA PEMASARAN INTERVENSI PEMBANGUNAN INFRA STRUKTUR DAN PENINGKATAN KAPASITAS PENJUALAN KEMITRAAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT KERANGKA PEMIKIRAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PEMASARAN CCD-IFAD

71 TAHAP I PENENTUAN TIGA KOMODITAS UNGGULAN

72 FAKTOR-FAKTOR DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN Bahan komoditas ada sepanjang tahun, atau yang terpanjang rentang waktu produksi Akses pasar mudah, dalam arti mudah untuk dipasarkan Teknologi untuk produksi tidak terlalu sulit untuk kelompok Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar Sumberdaya manusia cukup

73 PENDEKATAN DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DAN RANTAI NILAI 1. TERPADU, MELIBATKAN KELOMPOK USAHA, DOB, PENGUSAHA, PIU, KONSULTAN, TPD/TENAGA PENYULUH 2. BOTTOM UP, MASUKAN UNTUK MENENTUKAN 5 KOMODITAS UNGGULAN DIDASARKAN ATAS DISKUSI DI DESA-DESA KELOMPOK USAHA, DI PIU YANG MELIBATKAN STAKE HOLDERS 3. TRANSPARAN, PENENTUAN KOMODITAS DILAKUKAN SECARA TRANSPARAN SEMUA ORANG DAPAT MENENTUKAN 4. MASUKAN HASIL STUDI PEMASARAN DARI UNIVERSITAS 5. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DITENTUKAN SAAT BIMBINGAN TEKNIS MELALUI FOCUS GROUP DISKUSI

74 Pareto pembobotan dan Rating untuk menentukan prioritas pilihan komoditas unggulan JENIS KOMODITAS Bobot Bahan Baku Rating : Akses Pasar Rating : Teknologi Rating : Modal Rating : SDM Rating : Persaingan Rating : Total Nilai Pembobotan berdasar tingkat kepentingan faktor utama 2. Peratingan berdasar tingkat keunggulan komoditas 3. Nilai = bobot x rating 4. Setiap pengisian bobot dan rating perlu didiskusikan mendalam

75 TAHAP II ANALISIS RANTAI NILAI

76 ANALISIS VALUE CHAIN IDENTIFIKASI ATAS RANTAI NILAI YANG DIKEMBANGKAN OLEH MICHAEL E. PORTER YANG MENDEFINISIKAN RANTAI NILAI SEBAGAI SELURUH RANGKAIAN KEGIATAN YANG MENCIPTAKAN, MEMBANGUN, DAN MENGEMBANGKAN SEJAK AWAL PROSES PRODUKSI SAMPAI KONSUMEN AKHIR (END-USER) KEGIATAN UTAMANYA : LOGISTIK MASUK (INBOUND LOGISTICS) PROSES OPERASIONAL LOGISTIK KELUAR (OUTBOND LOGISTICS) PEMASARAN DAN PENJUALAN SERVICE (PELAYANAN) INTERVENSI UNTUK MENGHILANGKAN HAMBATAN - USULAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR - KEMITRAAN DENGAN PRIVATE SECTOR

77 PENDEKATAN DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DAN RANTAI NILAI 1. TERPADU, MELIBATKAN KELOMPOK USAHA, DOB, PENGUSAHA, PIU, KONSULTAN, TPD/TENAGA PENYULUH 2. BOTTOM UP, MASUKAN UNTUK MENENTUKAN 5 KOMODITAS UNGGULAN DIDASARKAN ATAS DISKUSI DI DESA-DESA KELOMPOK USAHA, DI PIU YANG MELIBATKAN STAKE HOLDERS 3. TRANSPARAN, PENENTUAN KOMODITAS DILAKUKAN SECARA TRANSPARAN SEMUA ORANG DAPAT MENENTUKAN 4. MASUKAN HASIL STUDI PEMASARAN DARI UNIVERSITAS 5. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DITENTUKAN SAAT BIMBINGAN TEKNIS MELALUI FOCUS GROUP DISKUSI

78 CONTOH MATRIK RANTAI NILAI KOMODITAS UNGGULAN PERSIAPAN PRODUKSI INPUT PERBAIKAN SARANA PRODUKSI PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN INPUT PERBAIKAN PRASARANA PRODUKSI PROSES PRODUKSI PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN PERIKANAN TANGKAP a. NELAYAN TANGKAP - ALAT TANGKAP PERAHU MOTOR 2. BUDIDAYA IKAN a. KERAMBA JARING APUNG -BENIH ALAT KJA - PAKAN b. RUMPUT LAUT BENIH

79 Keterangan Pengisian Kolom : Pengisian kolom; Kolom-kolom ini digunakan setelah dilakukan analisis rantai nilai, jika diperlukan upaya-upaya perbaikan, maka kolom-kolom ini dapat diisi berdasarkan kebutuhan, tetapi apabila dalam analisis rantai nilai kolom-kolom ini tidak diperlukan upaya perbaikan karena upaya perbaikan pada kolom lain, maka kolom ini cukup diisi --- strip saja. Kolom 1 : merupakan komoditas unggulan, dan apakah termasuk dalam kategori perikanan tangkap, Budidaya, dan Pengolahan Kolom 2 : Berdasarkan analisis rantai nilai, apakah saat persiapan diperlukan usulan perbaikan input sarana produksi, seperti alat tangkap. Untuk perikanan tangkap, bibit untuk budidaya, atau alat lain untuk pengolahan Kolom 3 : Apakah dalam persiapan produksi diperlukan pelatihan teknis, seperti pengunaan alat, cara pembibitan dan ainnya Kolom 4 : Saat dimulai produksi, apakah alat produksi memerlukan input perbaikan atau pembangunan alat produksi, seperti restrukturisasi armada perikanan, pembatan KJA yang permanen Kolom 5 : Berdasarkan analisis rantai nilai apakah kegiatan proses produksi diperlukan peningkatan pelatihan untuk meningkatkan Kualitas dan kuantitas produksi

80 KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP PASCA PRODUKSI DAN DELIVERY INPUT PERBAIKAN DAN PEMB BARU SARPRAS PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN INOVASI DALAM PENGOLAHAN INPUT PERBAIKAN DAN PEMB BARU SARPRAS PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN 1 = JETTI, TPI, PABRIK ES, ALAT ANGKUT DAN COOL BOX DLL MINI PLANT, TEKNIK PENGOLAHAN BARU CAKALANG RUMAH ASAP BUDIDAYA IKAN RUMPUT LAUT MINI PLANT

81 Keterangan Pengisian Kolom : Kolom 7 : Setelah produksi, maka hasil produk ini agar cepat di delivery dan tetap berkualitas bagus, maka apakah perlu dilakukan input Perbaikan (jika sudah ada) atau perlu pembangunan infrastruktur baru seperti Jetti, semacam TPI, Pabrik Es, alat angkut dan Cool box dan lainnya Kolom 8 : Apakah diperlukan pelatihan didalam megoperasikan alat yang baru Kolom 9 : Jika dalam rantai nilai diperlukan inovasi untuk mengubah produk yang biasa menjadi produk yang bernilai tambah, atau ada inovasi untuk memperbaiki sistem pengolahan yang sudah untuk dibuat sistem pengolahan yang baru Kolom 10 : Adanya inovasi maka diperlukan suatu pelatihan kepada kelompok yang menjalankan inovasi

82 KOMODITAS UNGGULAN INOVASI DALAM PEMASARAN INPUT INOVASI SARPRAS DAN LAINNYA PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN INOVASI DALAM PENJUALAN INPUT INOVASI SARPRAS DAN LAINNYA PENINGKATAN KAPASITAS/PELATIHAN 1 = 6 = PROMOSI RUMAH USAHA NIAGA (RUN) DEMO PRODUK PELAYANAN DALAM PENJUALAN DISAIN KEMASAN ALAT PENGEMASAN MEREK PERIJINAN

83 Kolom 12 : Merupakan inovasi didalam pemasaran bisa dalam bentuk pameran, dalam bentuk pameran juga perlu sarana pameran, Bisa juga dalam bentuk disain kemasan, sarana/alat kemasan dan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran Kolom 13 : Pelatihan khusus terkait dengan pemasaran, bisa bekerja sama dengan PIU Badung sebagai learning center Kolom 14 : Merupakan inovasi dalam Penjualan, bisa juga membangun Rumah Usaha Niaga, yang merupakan Pusat Penjualan dan Bangunan yang Multi Purpose, bisa juga terkait dengan tata cara penjualan Kolom 15 : Pelatihan teknis cara menjual ini bisa diberikan terkait bagaimana dapat menarik pelanggan

84 TAHAP III KESIMPULAN USULAN RANGKAIAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (SARPRAS)

85 KOMODITAS UNGGULAN KEGIATAN USULAN PEMBANGUNAN SARPRAS (INFRASSTRUKTUR) USULAN PELATIHAN KETERANGAN PERSIAPAN PRODUKSI PROSES PRODUKSI PASCA PRODUKSI DAN DELIVERY INOVASI PENGOLAHAN INOVASI PEMASARAN INOVASI PENJUALAN

86 TERIMA KASIH Ansori Zawawi

87 Lampiran 4. Laporan Hasil Pembinaan Teknis Value chain (Rantai Nilai) Pemasaran di lokasi CCDP=IFAD LAPORAN HASIL PEMBINAAN TEKNIS RANTAI NILAI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI 12 LOKASI CCDP-IFAD April-Mei 2014

88 TUJUAN PEMASARAN DAN RANTAI NILAI Tujuan menciptakan peluang bagi kelompok-kelompok usaha dan rumah tangga di desa sasaran. untuk berinvestasi secara menguntungkan dalam produksi dan pemasaran mengidentifikasi sejumlah kecil rantai nilai produk berpotensi tinggi di desa-desa sasaran menerapkan strategi intervensi yang fleksibel namun sistematis menghapus hambatan penting lainnya, dan menerapkan sistematis intervensi pilihan

89 LANGKAH-LANGKAH RANTAI NILAI DAN PEMASARAN Mengidentifikasi hingga lima rantai nilai produk yang memiliki potensi tinggi dan menjanjikan dari setiap kabupaten/kota Mereview, menyeleksi, dan memvalidasi hingga tiga rantai nilai berpotensi tinggi per kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari pihak pembeli dan kelompok-kelompok usaha Mengembangkan strategi intervensi terperinci yang dituju untuk masing-masing value chain produk berpotensi tinggi yang diprioritaskan

90 KETERKAITAN RANTAI NILAI DAN PEMB INFRASTRUKTUR KOMPONEN I LIST KOMODITAS 5 (LIMA) KOMODITAS ANALISIS PARETO 3 (TIGA) KOMODITAS UNGGULAN 1. PERSIAPAN PRODUKSI 2. PRODUKSI 3. PASCA PRODUKSI /PASCA PANEN 4. PROSESSING (INOVASI PRODUK) 5. INOVASI KEMASAN / LABELLING 6. STRATEGI PEMASARAN DAN BAURAN PEMASARAN RANTAI NILAI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KATA KUNCI KARENA KEBUTUHAN BUKAN KEINGINAN USULAN PROPOSAL

91 TENTUKAN KOMODITAS UNGGULAN PELUANG PASAR ANALISIS RANTAI NILAI RENCANA PEMASARAN INTERVENSI PEMBANGUNAN INFRA STRUKTUR DAN PENINGKATAN KAPASITAS PENJUALAN KEMITRAAN PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT KERANGKA PEMIKIRAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PEMASARAN CCD-IFAD

92 FAKTOR-FAKTOR DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN Bahan komoditas ada sepanjang tahun, atau yang terpanjang rentang waktu produksi Akses pasar mudah, dalam arti mudah untuk dipasarkan Teknologi untuk produksi tidak terlalu sulit untuk kelompok Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar Sumberdaya manusia cukup

93 ANALISIS VALUE CHAIN IDENTIFIKASI ATAS RANTAI NILAI YANG DIKEMBANGKAN OLEH MICHAEL E. PORTER YANG MENDEFINISIKAN RANTAI NILAI SEBAGAI SELURUH RANGKAIAN KEGIATAN YANG MENCIPTAKAN, MEMBANGUN, DAN MENGEMBANGKAN SEJAK AWAL PROSES PRODUKSI SAMPAI KONSUMEN AKHIR (END-USER) KEGIATAN UTAMANYA : LOGISTIK MASUK (INBOUND LOGISTICS) PROSES OPERASIONAL LOGISTIK KELUAR (OUTBOND LOGISTICS) PEMASARAN DAN PENJUALAN SERVICE (PELAYANAN) INTERVENSI UNTUK MENGHILANGKAN HAMBATAN - USULAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR - KEMITRAAN DENGAN PRIVATE SECTOR

94 PENDEKATAN DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DAN RANTAI NILAI 1. TERPADU, MELIBATKAN KELOMPOK USAHA, DOB, PENGUSAHA, PIU, KONSULTAN, TPD/TENAGA PENYULUH 2. BOTTOM UP, MASUKAN UNTUK MENENTUKAN 5 KOMODITAS UNGGULAN DIDASARKAN ATAS DISKUSI DI DESA-DESA KELOMPOK USAHA, DI PIU YANG MELIBATKAN STAKE HOLDERS 3. TRANSPARAN, PENENTUAN KOMODITAS DILAKUKAN SECARA TRANSPARAN SEMUA ORANG DAPAT MENENTUKAN 4. MASUKAN HASIL STUDI PEMASARAN DARI UNIVERSITAS 5. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN DITENTUKAN SAAT BIMBINGAN TEKNIS MELALUI FOCUS GROUP DISKUSI

95 HASIL REVIEW PEMSARAN DAN VALUE CHAIN DI 12 KABUPATEN / KOTA

96 1. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Lombok Barat KOMODITAS UNGGULAN INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. RUMPUT LAUT 1. MINI PLANT RUMPUT LAUT 2. GUDANG KECIL UNTUK RUMPUT LAUT 3. ALAT TANGKAP DAN COOL BOX UTK KEL TANGKAP 4. RUMAH PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN DI DESA 3. UDANG REBBON 5. RUMAH KEMASAN BESERTA PERLENGKAPANNYA 1. PELATIHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 2. TONGKOL 2. PELATIHAN PENGOLAHAN IKAN TONGKOL

97 2. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Makassar KOMODITAS UNGGULAN INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. BANDENG 1. RUMAH PENDINGIN 2. COOL BOX 3. RUMAH PRODUKSI 1. PELATIHAN PANEN BANDENG AGAR TIDAK BAU 2. UDANG PENGOLAHAN IKAN DI DESA 2. PELATIHAN CABUT 4. RUMAH KEMASAN DAN DURI BANDENG RUMAH NIAGA 3. TUNA PERLENGKAPANNYA

98 3. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kota Kupang KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. TUNA 1. PENANGKAPAN 2. BUDIDAYA 3. PENGOLAHAN 4. PEMASAR 2. KUWE 3. KEMBUNG 1.PABRIK ES MINI 2. OVEN PENGASAPAN 3. MESIN PEMISAH TULANG DAN DAGING 4. RUMAH KEMASAN SERTA PERALATAN 5. DISAIN KEMASAN 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN 2. PELATIHAN KEMASAN

99 4. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kota Pare-pare KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. IKAN TERI 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 2. IKAN TUNA 3. PELAGIS KECIL 1. MESIN PENGERING IKAN TERI 2. RUMAH PRODUKSI DI SETIAP PENGOLAHAN 3. RENOVASI PASAR TRADSIONAL 4. RUMAH KEMASAN DAN PERLENGKAPAN 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN IKAN TERI 2. PELATIHAN TEKNIS PEMBUATAN ABON

100 5. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kota Bitung KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. IKAN TONGKOL 2. CUMI-CUMI 3. CAKALANG / TUNA 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 1. PERALATAN PENANGKAPAN 2. PERALATAN BUDIDAYA 3. RUMAH PRODUKSI/ PACKAGING / INOVASI TEKNOLOGI 4. TRANSPORTASI MOBIL PENDINGIN 5. RUMAH NIAGA 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN 2. PELATIHAN TEKNIS RUMAH KEMASAN

101 6. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kota Ternate KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. CAKALANG 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 2. TONGKOL 1. RUMAH PRODUKSI UNTUK PENGASAPAN DAN PEMINDANGAN 2. RUMAH KEMASAN, DISAIN KEMASAN DAN PERALATAN 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN 2. PELATIHAN TEKNIS RUMAH KEMASAN 3 PELAGIS KECIL

102 7. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kota Ambon KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. CAKALANG 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 2. TUNA 1. RUMAH PRODUKSI UNTUK PENGASAPAN DAN PEMINDANGAN 2. RUMAH KEMASAN, DISAIN KEMASAN DAN PERALATAN 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN 2. PELATIHAN TEKNIS RUMAH KEMASAN 3 LAYANG

103 8. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Gorontalo Utara KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. KUWE 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 2. RUMPUT LAUT 1. PABRIK ES MINI 3. TEMPAT PEMASARAN IKAN 4. TEMPAT LABUH 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN CAKALANG / TUNA

104 9. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Maluku Tenggara KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. RUMPUT LAUT 2. KAKAP MERAH 3. IKAN KERAPU 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 1. PABRIK ES MINI 2. TEMPAT PENJEMURAN RUMPUT LAUT 3. GUDANG PENYIMPANAN RUMPUT LAUT 4. RUMAH PRODUKSI PENGOLAHAN 5. MOTOR TIGA RODA 6. RUMAH KEMASAN 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN 2. PELATIHAN PEMASARAN

105 10. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Merauke KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. IKAN GASTOR 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 1. PERALATAN TANGKAP UNTUK IKAN KAKAP (GILNET) 2. PERALATAN TANGKAP UDANG LAUT 3. PERAHU BERMOTOR DI BAWAH 10 PK 4. MINI PLANT TEPUNG IKAN 1. PELATIHAN PENANGKAPAN IKAN KAKAP DAN UDANG 2. UDANG LAUT 2. PELATIHAN PENGOLAH AN IKAN GASTOR 3 KAKAP 3. PELATIHAN PEMBUATAN BAKSO DAN ABON IKAN

106 11. Komoditas Unggulan dan Usulan Pembangunan Infrastruktur Kubu Raya KOMODITAS UNGGULAN KELOMPOK USAHA INTERVENSI INRASTRUKTUR PENINGKATAN KAPASITAS 1. UDANG JERBUNG/REBON 2. KEPITING BAKAU/SOKA 3 RAJUNGAN 1. PENANGKAPAN 2. PENGOLAHAN 3. PEMASARAN 1. BENIH KEPITING 2. FREEZER 3. TEMPAT LABUH DI DESA BATU AMPAR DAN PADANG TIKAR 4. JALAN PRODUKSI DI DESA DABUNG 5. RUMAH PRODUKSI PENGOLAHAN UDANG 6. RUMAH PRODUKSI KEPITING 7. NEON BOX 8. OUTLET DI BANDARA 1. PELATIHAN TEKNIS PENGOLAHAN KEPITING SOKA 2. PELATIHAN TEKNIS HASIL UDANG

107 PRIORITY COMMODITIES, INVESTMENT, MARKET AND VALUE CHAIN AND CAPACITY BUILDING YAPEN PRIORITY COMMODITIES ENTERPRISE GROUP INVESTMENT, MARKET AND VALUE- CHAIN SUPPORT CAPACITY BUILDING 1. TONGKOL 2. KEMBUNG 3. RUMPUT LAUT 1. FISHERMAN 2. SEAWEED FARMERS 1. SMALL VESSEL TRANSPORTATION 2. PRODUCTION HOUSE 3. PABRIK ES BALOK

108 TINDAK LANJUT PROSES PRODUSI KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS UNGGULAN PRODUKSI INOVASI Cakalang 5 IKAN ASAP KEMASAN, RUMAH PRODUKSI Udang lt/ Jerbung/rebbon 4 UDANG BEKU, TERASI CHITOSAN Tuna 4 ABON, DENDENG/SEI KEMASAN, RUMAH PRODUKSI Rumput laut 3 KERING, TEPUNG TEPUNG Tongkol 3 PINDANG, ABON KEMASAN, RUMAH PRODUKSI Kuwe 3 END USER MODE TRANSPORTASI Pelagis kecil 3 END USER MODE TRASPORTASI Ikan Gastor 1 IKAN ASIN TEPUNG IKAN Ikan Teri 1 TAWAR/ASIN KEMASAN, RUMAH PRODUKSI Kepiting 1 END USER DAN OLAHAN BEKU RUMAH PRODUKSI Rajungan 1 OLAHAN BEKU RUMAH PRODUKSI Bandeng 1 TANPA DURI, PINDANG KEMASAN,RUMAH PRODUKSI Kakap 1 BEKU Cumi-cumi 1 BEKU, SURIMI, BAKSO KEMASAN,RUMAH PRODUKSI Layang 1 END USER MODE TRANSPORTASI

109 KABUPATEN KOMODITAS UNGGULAN PEMASARAN KUPANG Tuna, Kuwe, Kembung Lokal, Regional LOMBOK BARAT Rumput laut, Tongkol, udang rebbon Lokal, Regional MAKASSAR Bandeng, Udang, Tuna Lokal, Regional, Nasional PARE-PARE Ikan Teri, Tuna, Pelagis kecil Lokal, Regional GORONTALO UTARA Kuwe, Rumput Laut, Cakalang Lokal, Regional BITUNG Tongkol, Cumi2, Cakalang Lokal, Regional KUBU RAYA Udang Jerbung/rebbon, Kepiting, Rajungan Lokal, Regional, Nasional, Eksport TERNATE Cakalang, Tongkol, Pelagis kecil Lokal, Regional AMBON Cakalang, Tuna, Layang Lokal, Regional, Nasional MALUKU TENGGARA Kuwe, Rumput laut, Cakalang Lokal, Regional MERAUKE Ikan Gastor, Udang Laut, Kakap Lokal, Regional, Nasional, Eksport YAPEN SKALA PEMASARAN KOMODITAS UNGGULAN

110 KEMITRAAN DI LOKASI CCDP - IFAD N0 KABUPATEN PENANDATANGAN MOU K ETERANGAN 1 KUPANG Sudah ada MOU (2) 2 LOMBOK BARAT Perundingan 3 MAKASSAR Sudah ada MOU (3) 4 PARE-PARE Penjajagan/ 5. GORONTALO UTARA Sudah ada MOU (1) 6 BITUNG Sudah ada MOU (2) 7 KUBU RAYA Sudah ada MOU (1) 8 TERNATE Penjajagan 9 AMBON Sudah ada MOU (1) 10 MALUKU TENGGARA Penjajagan 11 MERAUKE Perundingan 12 YAPEN Perundingan

111 THE NEXT ACTIVITIES PREPARE COMPONENT 2 PROPOSAL IMPROVE DEVELOPMENT, MARKETING AND SALES STARTEGIES ENHANCE THE GROUP CAPACITY/ TECHNICAL TRAINING STUDY ON MARKET OPPORTUNITIES COORPORATE WITH PRIVATE SECTORS

112 STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DISIAPKAN UNTUK PERTEMUAN KONSULTAN PEMASARAN TANGGAL JULI DI BADUNG DENPASAR BALI

113 PANDUAN PERTEMUAN KONSULTAN PEMASARAN DI BALI I. TUJUAN PERTEMUAN : MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR II. LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI 1.PERSIAPAN DI MASING-MASING KABUPATEN / KOTA a. PARA KONSULTAN AGAR MEREVIEW KEMBALI TEORI-TEORI PEMASARAN YANG MENYANGKUT SEGALA ASPEK DARI STRATEGI PEMASARAN (SEGMENTASI, PELUANG PASAR, PRODUK (MUTU DAN KEMASAN) MARKET SHARE, BAURAN PEMASARAN DLL, LIHAT DI GOOGLE ADA SEMUA). PERTEMUAN DI BALI TIDAK DIBICARAKAN LAGI TEORI TAPI SUDAH KE APLIKASI DAN DIASSUMSIKAN SEMUA KONSULTAN SUDAH FAHAM AKAN TEORI DIMAKSUD b. REKAN KONSULTAN AGAR MEMBACA PANDUAN INI DAN SUDAH MEMAHAMI MAKNA PERTEMUAN INI, KITA DIWAJIBKAN MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI DALAM KURUN WAKTU 5 TAHUN ATAU SAMPAI TAHUN 2017, YANG BERISI STRATEGI PEMASARAN, STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, SEBAGAIMANA TUGAS DALAM PIM IFAD KOMPONEN 2 DAN TOR PENUGASAN KONSULTAN PEMASARAN

114 2. PENGUMPULAN DATA a. REKAN KOSULTAN PILIH 3 PRODUK DARI KOMODITAS UNGGULAN b. REKAN KONSULTAN DIWAJIBKAN UNTUK MELAKUKAN PENGUMPULAN DATA MELALUI YANG MENYANGKUT 3 PRODUK KOMODITAS UNGGULAN DAN TURUNAN DARI 3 PRODUK KOMODITAS UNGGULAN BERUPA PENGOLAHAN, ADA BEBERAPA VARIASI UNTUK BEBERAPA KAB/KOTA KOMODITAS LANGSUNG KOMODITAS PERIKANAN DAN LANGSUNG DIPERDAGANGKAN SEPERTI KUBU RAYA, ADA JUGA KOMODITAS UNGGULAN BUKAN PRODUK SETEMPAT (KELOMPOK, TAPI MASIH KAB/KOTA, TETAPI KOMODITAS UNGGULAN LEBIH DIFOKUSKAN KE KOMODITAS TURUNAN BERUPA PENGOLAHAN SEPERTI KUPANG. c. PENGUMPULAN DATA DAPAT DIAMBIL DARI STUDI PERGURUAN TINGGI JIKA MASIH RELEVAN ATAU DILAKUKAN PENGAMATAN/ SURVEY ACAK TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN d. DATA YANG DIKUMPULKAN MINIMAL SEPERTI YANG ADA DALAM TABULASI DIBAWAH INI, JIKA REKAN KONSULTAN BERFIKIRAN ADA DATA LAIN YANG LEBIH RELEVAN, SILAHKAN e. APABILA KESULITAN MENDAPATKAN DATA, AGAR SEMENTARA MENJELANG KE BALI DI ISI TERLEBIH DAHULU DATA YANG SIFATNYA PERKIRAAN

115 3. PENYUSUSUNAN ANALISIS AGAR TABEL DALAM ANALISIS DIATAS AGAR DILAKUKAN KAJIAN ATAU DIDISKUSIKAN DENGAN KAWAN2 DI KAB/KOTA, AGAR REKANS KONSULTAN MENGISI TABEL TERSEBUT 4. PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI A. PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN INI DILAKUKAN PER PRODUK, SEPERTI PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN ABON, PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN IKAN CAKALANG, STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN RAJUNGAN B. OUTPUT DARI STRATEGI INTERVENSI BERUPA STRATEGI PEMASARAN DAN KEBUTUHAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PELATIHAN SAMPAI TAHUN 2017 C. STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN INI AKAN MENJADI ACUAN BAGI PENGEMBANGAN PEMASARAN 5. PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI INI AKAN MENJADI DOKUMEN PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMASARAN (KOMPONEN 2), OLEH KARENANYA MATERI DARI STRATEGI INI HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN DARI DOB DAN PIU. 6. KONSULTAN PMO DALAM PENYUSUNAN SAMPAI AKHIR AGUSTUS DAPAT MEMBERIKAN ASISTENSI KEPADA PIU, DOB DAN KONSULTAN KAB/KOTA

116 7. CATATAN PENTING a. APABILA KONSULTAN KESULITAN UNTUK MENDAPATKAN DATA, MAKA BISA DIBUAT DATA PERKIRAAN SAJA TERLEBIH DAHULU, YANG PENTING DATA DAPAT TERISI b. APABILA ADA DATA ATAU METODE YANG LAIN DALAM PENYUSUNAN INI SILAHKAN DAPAT DIGUNAKAN SEPANJANG MEMANG TIDAK MENYIMPANG DARI TUJUAN c. DALAM PENYUSUNAN INI TARGETNYA MEMANG DIHARAPKAN SELESAI, TETAPI JIKA BELUM DAPAT DIESELESAIKAN MAKA MASIH ADA WAKTU SAMPAI AKHIR AGUSTUS UNTUK MENYELESAIKAN d. PRODUK AKHIR JUGA AKAN DITULIS NARASI DALAM LAPORAN STRATEGI INTERVENSI YANG SUDAH DISETUJUI OLEH RAPAT DOB DAN PIU

117 PANDUAN DISKUSI 1. PANDUAN INI SEBAGAI ACUAN KERANGKA BERFIKIR, JIKA ADA MASUKAN PERBAIKAN ATAU TAMBAHAN PENDEKATAN SILAHKAN DISUSUN 2. METODE DISKUSI DALAM PERTEMUAN INI AKAN DILAKUKAN SBB a. PERTEMUAN AKAN DILAKUKAN DALAM 3 HARI, HARI PERTAMA ACARA BERSAMA-SAMA DENGAN KONSULTAN PEMBERDAYAAN DAN MATERI AKAN DISAMPAIKAN OLEH PMO DAN KONSULTAN LAIN YANG PERLU DIKETAHUI OLEH SELURUH KONSULTAN b. HARI KEDUA DAN KETIGA SEPENUHNYA AKAN DIGUNAKAN OLEH KONSULTAN PEMASARAN DENGAN TAHAPAN SBB - DALAM 2 JAM PERTAMA AKAN DISAMPAIKAN PENDEKATAN PENYUSUNAN STRATEGI INTERVENSI - SETELAH ITU REKAN KONSULTAN AKAN DIBAGI DALAM 3 ATAU 4 KELOMPOK UNTUK MENYUSUN STRATEGI INTERVENSI DI MASING2 KAB/KOTA

118 c. REKAN KONSULTAN AKAN MENYUSUN TABULASI YANG DIMAKSUD DALAM PANDUAN INI, DAN JIKA INGIN MEMPERDALAM SILAHKAN UNTUK MEMILIH 2 ATAU 3 KOMODITAS UNGULAN TAPI SAMPAI SELESAI, d. DIMINTA KEPADA REKANS KONSULTAN AGAR MENGISI TABEL-TABEL DATA, ANALISIS DAN STRATEGI SAAT BERADA DI KAB/KOTA AGAR BISA DIDISKUSIKAN DENGAN PIU, KONSULTAN LAIN DAN TPD, DI BALI TINGGAL DILAKUKAN PEMATANGAN ATAU DISKUSI SAJA e. PADA SETIAP KELOMPOK SILAHKAN BERDISKUSI ANTAR REKAN KELOMPOK UNTUK SALING SHARE SATU SAMA LAIN, DAN KONSULTAN PMO AKAN MENDAMPINGI DAN MENJELASKAN SUBSTANSI DIMAKSUD SEBAGAI PENDAMPING f. PEMIKIRAN DARI STRATEGI ITERVENSI INI SANGAT DIMINTA MERUPAKAN STRATEGI ATAS KONDISI DAN MASALAH KAB/KOTA DI MASING-MASING, KONSULTAN PMO TIDAK AKAN MEMBERIKAN IDE ATAU MASUKAN TERKAIT PILIHAN-PILIHAN INTERVENSI, SEPERTI APA KEBUTUHAN DAN MAU DIBUAT SEPERTI APA, SILAHKAN DILAKUKAN OLEH MASING-MASING KONSULTAN KAB/KOTA g. HARI KETIGA ATAU HARI KEDUA SORE AKAN DILAKUKAN PEMAPARAN DARI MASING-MASING KONSULTAN KAB/KOTA, BARU PADA SESI INI KONSULTAN PMO AKAN MEMBERIKAN KOMENTAR TERHADAP SUBSTANSI YANG DIPRESENTASIKAN

119 DASAR PENYUSUNAN 1. Project Implementation Manual IFAD 2. TOR Penugasan Konsultan 3. Juknis Pembangunan Infrastruktur dan Value chain Pemasaran

120 STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN 1. STRATEGI PEMASARAN a. Strategi pengembangan pasar produk yang dilakukan adalah strategi pengembangan pasar produk eksisting dan strategi pengembangan pasar produk diversifikasi b. Strategi Pemasaran, mencakup Pemasaran produk-produk unggulan eksisting dan Pemasaran Produk-produk pengembangan dengan penentuan segment dan target pasar utama 2. TAHAPAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Untuk menunjang pemasaran maka diperlukan Infrastruktur (sarana dan prasarana) pemasaran 3. RENCANA PELATIHAN Pelatihan Pengolahan dan Pelatihan Pemasaran, Pelatihan Manajemen 4. RENCANA KEMITRAAN

121 RENCANA STRATEGI INTERVENSI PENGEMBAGAN USAHA DATA KONDISI SAAT INI - KOMODITAS UNGGULAN - PRODUK PENGOLAHAN - KUALITAS - PEMASARAN - KELOMPOK ANALISIS 1. ANALISIS PRODUKSI DAN KUALITAS 2. AN PASOKAN BAHAN BAKU 3. AN SEGMENTASI 4. ANALISA PELUANG PASAR 5. ANALISA MARKET SHARE 6. ANALISA DISTRIBUSI 7. ANALISA PERSAINGAN 8. ANALISA TATA NIAGA STRATEGI INTERVENSI SAMPAI TH 2017 STRATEGI PEMASARAN 1. TENTUKAN TUJUAN 2. PILIH TARGET PASAR 3. STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PEMB INFRASTRUKTUR 1. KEBUTUHAN 2. TAHAPAN TATA NIAGA DAN KELEMBAGAAN EVALUASI SSURVEI PELUANG PASAR

122 FOKUS ANALISIS SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK KOMODITAS KELOMPOK IFAD BERUPA PENGENALAN DAN PERTUMBUHAN MAKA KAJIAN AKAN DIFOKUSKAN KEPADA 1. SEGMENTASI 2. KUALITAS PRODUK MENCAKUP MUTU DAN KEMASAN 3. PELUANG PASAR 4. DISTRIBUSI DAN JARINGAN 5. PASOKAN BAHAN BAKU 6. PERSAINGAN 7. TATA NIAGA

123 KEBUTUHAN DATA

124 KEBUTUHAN DATA Sumber Data : 1. Survei acak bila memungkinkan atau via telepon 2. Data profile kelompok yang ada pada masing2 konsultan, jika sudah ada 3. Hasil studi perguruan tinggi CARA PENGISIAN TABEL 1. Pengisian tabel disesuaikan saja dengan kondisi masingmasing kabupaten/kota 2. Jika dianggap tabel dan isi kurang sesuai, maka bisa dirubah, yang penting data yang dibutuhkan bisa mencakup untuk analisis dimaksud

125 TABEL 1. SEGMENTASI PRODUK UNGGULAN A, B, C DI KABUPATEN/KOTA :. NO KOMODITAS UNGGULAN A/B/C KELOMPOK DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMENNYA PRODUKSI PERTAHUN CONTOH : IKAN CAKALANG IKAN GASTOR TUNA PRODUK UNGGULAN YANG PURE PERIKANAN SEPERTI CAKALANG, TUNA, GASTOR, UDANG DLL

126 TABEL : 2 SEGMEN KOMODITAS TURUNAN / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS A KOMODITAS TURUNAN A 1 KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TH?) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMEN PRODUKSI PERBULAN CONTOH : IKAN FUFU IKAN PINDANG IKAN ASIN ABON

127 TABEL : 3 SEGMEN KOMODITAS TURUNAN A1 / PENGOLAHAN BERSUMBER BAHAN BAKU KOMODITAS A KOMODITAS / PRODUK TURUNAN A2 KELOMPOK PRODUK BARU ATAU LAMA (SEJAK TH?) DIPASARKAN KEMANA SIAPA KONSUMEN NYA PRODUKSI PERBULAN

128 TABEL 4 DATA KUALITAS PRODUKSI NO KOMODITAS 1 KOMODITAS A1 KUALITAS PRODUK RASA SERTIFIKASI NAMA MERK KUALITAS KEMASAN KEMASAN LABEL 2 KOMODITAS A2 3 KOMODITAS B1 4 KOMODITAS B2 5 KOMODITAS C1 6 KOMODITAS C2 KUALITAS PRODUK RASA : PIRT : KUALITAS KEMASAN NAMA MERK : KEMASAN : LABEL :

129 Produk UMKM umumnya : 1. Tanpa nama merk 2. Kemasan sangat sederhana 3. Tanpa label weni novandarii unsud 2013

130 TABEL. 5 DATA KONDISI PERSAINGAN DAN JALUR DISTRIBUSI PERSAINGAN JALUR DISTRIBUSI NO KOMODITAS JUMLAH UNIT USAHA TUJUAN PASAR KEMANA KUALITAS PRODUK (SILAHKAN DINILAI) KUALITAS KEMASAN KE PEDAGANG WARUNG/ TOKO KE PENGUMPUL/ PERUSAHAAN ALAT ANGKUT KOMODITAS A1 KOMODITAS A2 KOMODITAS B1 KOMODITAS B2 KOMODITAS C1 KOMODITAS C2

131 TABEL 6 DATA KONDISI KETERSEDIAAN BAHAN BAKU NO KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS A1 JENIS KOMODITAS PASOKAN BAHAN BAKU DARI KELOMPOK PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KELOMPOK TAPI MASIH DI KAB/KOTA PASOKAN BAHAN BAKU DARI LUAR KAB/KOTA DALAM 1 TAHUN BERAPA LAMA KETERSEDIA AN PASOKAN BAHAN BAKU BAGAIMANA PENYIMPAN AN BAHAN BAKU KEBUTUH AN BAHAN BAKU KOMODITAS A2 KOMODITAS B1 KOMODITAS B2 KOMODITAS C1 KOMODITAS C2

132 TABEL. 7 ANALISIS MARKET SHARE TAHUN MARKET SHARE KABUPATEN/KOTA PENJUALAN PRODUK PENJUALAN KABUPATEN MARKET SHARE (.%)

133 TAHAPAN ANALISIS

134 SEGMENTASI, TARGET DAN POSTIONING

135 SEGMENTASI, TARGETING, POSITIONING Segmentation: Adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk. Targeting: Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar. Positioning: Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya.

136

137 ANALISIS SEGMENTASI 1. SEGMENTASI PASAR MEMBAGI ATAU MENGELOMPOKKAN PASAR YANG HETEROGEN MENJADI PASAR YANG HOMOGEN ATAU MEMILIKI KESAMAAN DALAM HAL MINAT, DAYA BELI, GEOGRAFI, PERILAKU PEMBELIAN MAUPUN GAYA HIDUP 2. MENGIDENTIFIKASI PASAR POTENSIAL YANG MENGUNTUNGKAN UNTUK DILAYANI PASAR KE SEGMEN- SEGMEN ATAU KELOPOK-KELOMPOK YANG BERMAKNA, RELATIVE SAMA DAN DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN. 3. SEGMENTASI MEMUNGKINKAN PERUSAHAAN MENDAPATKAN GAMBARAN YANG LEBIH JELAS MENGENAI PETA KOMPETISI SERTA MENENTUKAN POSISI PASAR KELOMPOK

138 Tabel ANALISIS SEGMENTASI SEGMENTASI KOMODITAS GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSYCHO GRAPHIC L/P D/A P KOM A1 KOM A2 KOM B1 KOM B2 KOM C1 KOM C3

139 Strategi Pasar Segmentasi Pasar Variabel Segmentasi Pasar Konsumen GEOGRAFIS DEMOGRAFIS PSIKOGRAFIS PERILAKU Wilayah, Ukuran Kota atau Kota Besar, Kepadatan, Ik Usia, Jenis Kelamin, Siklus Hidup Keluarga, Penghasilan, Pekerjaan, Pendidikan, Agama, Ras, Kewaganegaraan Kelas Sosial, Gaya Hidup, Kepribadian Peristiwa, Manfaat, Status Pemakai, Tingkat Pemakaian, Status Kesetiaan, Tahap Kesiapan Membeli, Sikap Terhadap Produk

140 TARGETING 1. Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa segmen yang dituju 2. Kriteria memilih Target a. segmen pasar yang dibidik itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi KELOMPOK. Dapat saja memilih segmen yang kecil pada saat sekarang namun segmen itu mempunyai prospek menguntungkan dimasa datang b. Kedua adalah bahwa strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih sehingga memberikan value bagi konsumen c. Ketiga adalah bahwa segmen pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingannya. KELOMPOK harus mempertimbangkan situasi persaingan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.

141 ANALISIS SEGMENTASI KEMAMPUAN PERSAINGAN KEMAMPUAN 1. SDM 2. MODAL 3. TEKNOLOGI PILIHAN TARGET PASAR SUPLAI BAHAN BAKU PELUANG PASAR

142 Tabel PILiHAN TARGET TARGET PASAR KOMODITAS GEOGRAFI DEMOGRAFI PSYCHO GRAPHIC ALT 1 ALT 2 KOMODITAS A1 KOMODITAS A2 KOMODITAS B1 KOMODITAS B2 KOMODITAS C1 KOMODITAS C2 PENGISIAN DICONTRENG ATAU DIISI KALIMAT

143 menciptakan kesesuaian brand image yang ditangkap oleh konsumen dengan brand identity dari produk yang dibangun atau diciptakan oleh produsen.. PILIHAN SEGMEN. TARGET YANG AKAN DITUJU. PPPOSISI DALAM PERSAINGAN POSITIONING. PELUANG PASAR PENENTUAN POSISITIONIG, Menurut : 1. ATRIBUT 2. MANFAAT 3. PENGGUNAAN/ PENERAPAN 4. SIAPA KEL PEMAKAI 5. PESAING 6. KATEGORI PRODUK 7. HARGA

144 PENETAPAN PILIHAN POSITIONING 1. Penentuan posisi menurut atribut memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran,. Misalnya Disneyland sebagai taman hiburan terbesar di dunia. 2. Penentuan posisi menurut manfaat Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamank koboi Old West. 3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat. 4. Penentuan posisi menurut pemakai Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. / KOMUNITAS. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk pencari tantangan.

145 5. Penentuan posisi menurut pesaing Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park. 6. Penentuan posisi menurut kategori produk Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai taman rekreasi tapi sebagai lembaga pendidikan. 7. Penentuan posisi harga atau kualitas Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah.

146 Tabel Pilihan POSITIONING POSITIONING KOMODITAS KOMODITAS A1 ATRIBUT MANFAAT PEngguna SIAPA KEL KONSUME N PESAING KATEGORI PRODUK HARGA KOMODITAS A2 KOMODITAS B1 KOMODITAS B2 KOMODITAS C1 KOMODITAS C2 POSITIONING YANG DIPILIH AGAR DIBERI ALASAN SECARA TERTULIS

147 ANALISIS KUALITAS PRODUKSI 1. KUALITAS PRODUK a. Keamanan pangan b. Rasa (diterima pelanggan) c. Kebersihan/ Lingkungan d. Teknologi pengolahan e. Pengakuan/Sertifikasi 2. KUALITAS KEMASAN a. Merk b. Bentuk kemasan c. Label

148 SEGMEN YANG DITUJU SEGMEN YANG DITUJU KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN POSITIONING YANG DIPILIH TARGET YANG DITUJU

149 Tabel : ANALISIS KUALITAS PRODUKSI PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KOMODITAS PENYESUAIAN RASA, BAHAN PERBAIKAN KUALITAS BAHAN BAKU PRODUK TAHAN LAMA DAN BEBAS DARI BAHAN TERLARANG PERBAIKAN KEBERSIHAN TEMPAT PRODUKSI/ LINGKUNGAN PERBAIKAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SERTIFIKASI Pengisian Kolom bisa dilakukan dengan v atau dapat diisi dg kalimat

150 Tabel Analisis kualitas kemasan KUALITAS KEMASAN KOMODITAS MERK DISAIN KEMASAN BENTUK KEMASAN LABEL DAN INFORMASI BAHAN KEMASAN

151 Tabel Analisis ketersediaan bahan baku KUALITAS BAHAN BAKU KOMODITAS KETERSEDIAAN DALAM 1 TAHUN (BERAPA BULAN) PENANGANAN SUPLAI BAHAN BAKU AGAR KONTINU HARGA BAHAN BAKU

152 Tabel Analisis persaingan produk DOMINASI PESAING MUTU PRODUK KONTINUITA S PRODUK CARA PENJUALAN MARKET SHARE PESAING A PESAING B PESAING C

153

154

155 Tabel Analisis Distribusi Produk NO KOMODITAS PRODUSEN KE KONSUMEN AKHIR PRODUSEN KE PEDAGANG BESAR (PERUSAHAAN) KE KONSUMEN AKHIR PRODUSEN KE PENGOLAH PRODUSEN KE PENGECER KE END USER PRODUSEN KE AGEN (PENGUMPUL) KE PEDAGANG BESAR KE END USER YANG PALING MUDAH DIGAMBARKAN DALAM SKEMA

156 Tabel Kebutuhan Alat Angkut Produk / Sistim Transportasi NO KOMODITAS PENGANGKUTAN KE PEMBELI SISTEM PENYIMPANAN JIKA TABEL INI KURANG DAPAT MENJAWAB, DAPAT DIBUAT TULISAN KEBUTUHAN TRANSPORTASI UNTUK MENGANGKUT PRODUK KE PASAR

157 STRATEGI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

158 STRATEGI MASUKI PASAR LANGKAH MEMASUKI PASAR 1. MENETAPKAN ATRIBUT UNTUK SEGMEN PASAR YANG BERBEDA 2. MENETAPKAN LUAS DAN NILAI DARI BERBAGAI SEGMEN 3. MENEMPATKAN POSISI MERK PADA PASAR YANG ADA 4. MENCARI PELUANG PASAR YANG BELUM TERLAYANI 5. MENETAPKAN HUBUNGAN ANTAR SEGMEN PILIHAN STRATEGI MEMASUKI PASAR ALIANSI STRATEGI ATAU KEMITRAAN, CARA MEMASUKI SUATU PASAR MENJALIN KERJA SAMA DENGAN PERUSAHAAN LAIN CARA INI MENGUNTUNGKAN KARENA - PENGURANGAN RISIKO KARENA DITANGGUNG BERSAMA-SAMA - MEMPERKUAT DAN SALING MELENGKAPI

159 BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Distribusi Saluran Saluran Cakupan Lokasi Inventaris Transportasi Harga Harga Dasar Potongan Jangka Bayar Syarat Bayar Diskon TARGET PASAR Sumber : Dr. Sri Bawono Produk Jenis Mutu Rancangan Kemasan Ukuran Warna Promosi Promosi Penjualan Iklan / Advertising Humas / Publisitas Direct Marketing Personal Selling

160 STRATEGI INTERVENSI STRATEGI PEMASARAN : 1. Bauran Pemasaran Produk; fokus kepada: i. Standarisasi produk mengacu kepada Standar Keamanan Pangan; Sistem standarisasi keamanan pangan dalam proses produksi (infrastuktur dan proses) dan Sertifikasi Produk (Minimal: Depkes dan Halal), Memperhatikan estetika produk: Bentuk dan Kemasan (packaging ii. Harga, menerapkan efisiensi melalui rantai nilai dicapai harga yang bersaing iii. Saluran, distribusi dan place, menyangkut pola pemasaran, sistem transportasi dan persediaan, serta tempat iv. Rencana Promosi, pameran, kunjungan (demo produk), rumah usaha niaga

161 2. RENCANA DIFERENSIASI PRODUK (jika sudah diperlukan 3. RENCANA PELATIHAN a. Manajemen Pemasaran b. Pengolahan c. On the job training 4. RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KABUPATEN 5. TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

162 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI RASA MATERI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 MUTU LIHAT ANALISIS

163 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS KEMASAN DESAIN MATERI TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 MERK LABEL DLL

164 STRATEGI SALURAN PEMASARAN UNTUK PRODUK BARU ALTERNATIF MEMASARKAN PRODUK 1. MENGGUNAKAN PENYALUR YANG ADA (MAKASAR) 2. MENGGUNAKAN PENYALUR BARU (MERAUKE, KUPANG) 3. PENJUALAN PRODUK DALAM JUMLAH BESAR KE PERUSAHAAN LAIN (DIRECT SELLING) 4. MEMASARKAN SENDIRI 5. MENETAPKAN HUBUNGAN ANTAR SEGMEN MENGELOLA KONFLIK BARGAINING STRATEGY BOUNDARY STRATEGY (DENGAN DIWAKILKAN) MELALUI INTRAKSI FORMAL MELIBATKAN PIHAK KETIGA YANG NETRAL

165 STRATEGI PERBAIKAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK PRODUK PERUBAHAN SEGMEN RENCANA PERBAIKAN DISTRIBUSI RENCANA KEMITRAAN

166 STRATEGI PERBAIKAN PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN PRODUK PERBAIKAN RANGKAIN TRANSPORTASI DI HULU PERBAIKAN ALAT ANGKUT PERBAIKAN CARA / MODEL PENGANGKUTAN PERBAIKAN PENYIMPANAN PRODUK PERBAIKAN PENYIMPANAN BAHAN BAKU STRATEGI DAN TAHAPAN PELATIHAN INTERVENSI DALAM INFRASTRUKTUR TAHAP I TAHAP II TAHAP III JENIS PELATIHAN TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 AGAR DITULIS SECARA LENGKAP TANPA MENGIKUTI TABEL INI SILAHKAN DIBUAT SENDIRI

167 STRATEGI PROMOSI PRODUK STRATEGI PROMOSI PENJUALAN SASARAN PROMOSI LOKASI PENYIAPAN PERALATAN PAMERAN IKLAN PEMASARAN LANGSUNG

168 RENCANA PELATIHAN JENIS PELATIHAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 BERISI ACTION PLAN PERBAIKAN PEMASARAN, PELATIHAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

169 STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK DIFERENSIASI PRODUK ADALAH SEMUA KEGIATAN YANG DILAKUKAN PELAKU PASAR UNTUK MENCIPTAKAN SEBUAH PERBEDAAN YANG BERTUJUAN MEMBERIKAN NILAI LEBIH KEPADA PARA KONSUMEN. DIFERENSIASI BISA DILAKUKAN DENGAN MENCIPTAKAN PRODUK YANG BERBEDA, MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERBEDA, ATAU MENCIPTAKAN IMAGE PRODUK YANG UNIK DAN BERBEDA DARI PESAING LAINNYA. DENGAN BEGITU SEBUAH PRODUK AKAN LEBIH MUDAH DIKENALI DAN MEMBERIKAN DAYA TARIK TERSENDIRI BAGI PARA KONSUMEN. SEHINGGA MEREKA LEBIH MEMILIH PRODUK ANDA, DIBANDINGKAN PRODUK LAINNYA YANG ADA DI PASARAN. STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK 1. PRODUK LEBIH MUDAH DIINGAT PARA KONSUMEN 2. PRODUK LEBIH UNGGUL DIBANDINGKAN DENGAN PRODUK LAINNYA. 3. HARGA JUAL PRODUK LEBIH TINGGI. 4. MENGATASI MASALAH KEJENUHAN PASAR 5. MEMBANTU TERCIPTANYA IMAGE PRODUK ** CATATAN DIRENSIASI PRODUK MUNGKIN BELUM DIPERLUKAN

170 RENCANA PEMBANGUNAN INFRA STRUKTUR DUKUNGAN INFRASTRUKTUR TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 BERISI ACTION PLAN PERBAIKAN PEMASARAN, PELATIHAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

171 RENCANA PEMBANGUNAN INFRA STRUKTUR TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 INFRA STRUKTUR PERKIRAAN DANA INFRA STRUKTUR PERKIRAAN DANA INFRA STRUKTUR PERKIRAAN DANA INFRA STRUKTUR PERKIRAAN DANA

172 ACTION PLAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN ACTION PLAN TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017

173 RENCANA KERJASAMA KEMITRAAN KEGIATAN YANG PERLU DIKERJASAMAKAN KEGIATAN YANG SUDAH BERMITRA RENCANA KEMITRAAN

174 LOKAKARYA NASIONAL BIDANG PEMASARAN CCDP-IFAD Bali, 4-6 Desember 2014

175 Agenda Pertemuan Pemasaran EVALUASI KEGIATAN DAN MATERI SUBSTANSI TAHUN 2014 SINKRONSASI MATERI KEGIATAN TAHUN 2015 PEMBAHASAN PROGAM, KEUANGAN, VALUASI, BISNIS PLAN KELEMBAGAAN DLL PEMBAHASAN STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN RENCANA PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2015

176 ROAD MAP PENGEMBANGAN USAHA DAN RANTAI NILAI CCDP-IFAD 1. PERSIAPAN PENGEMBANGAN USAHA a. Pembentukan Kel Pengem Usaha b. Penyus Value Chain dan 3 komoditas unggulan c. Identifikasi Peluang pasar d. Pemb Infrastruktur awal PENYUS RENCANA INTERVENSI PENEGEMBANGAN USAHA a. Strategi Pemasaran, Renc Pemb Infra struktur, Renc Pelatihan b. Inisiasi Kemitraan TAHAP PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA a. Pengenalan produk b. Peningkatan kualitas produk c. Perbaikan saluran distribusi d. Penandatangan MOU e. Penjualan Produk f. Pembang Infrastruktur (persiapan, proses, pasca, pengangkutan) produksi g. Pelatihan TAHAP PENINGKATAN KAPASITAS USAHA a. Promosi produk ke lebih luas b. Perbaikan sistem Penjualan produk c. Kualitas produk standar & Kontinue d. Harga bersaing e. Distribusi barang terjamin dengan kualitas yang sama TAHAP KEMANDIRIAN USAHA a. Memperluas Segmen b. Sudah berani menetapkan positioning c. Meningkatkan nilai produksi d. Memperluas Jaringan Pasar/Peluang pasar yg belum terlayani e. Differensiasi produk

177 N0 KEGIATAN MATERI PELAKSANAAN, WAKTU (TGL DAN BULAN) 1 Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran 2 Dokumentasi dan Publikasi tentang Success StorY 3 Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar (Market and Value Chain) Training and Workshop Nara sumber siapa : Peserta siapa dan jumlah Kegiatan dokumentasi dan publikasi Studies and Surveys Training and Workshop/ Pertemuan Nara sumber siapa : Peserta siapa 4 Validasi Peluang Pasar Identifikasi peluang pasar Training and Workshop Nara sumber siapa DAN PESERTA 5 TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Training and Workshop Nara sumber Dan Peserta siapa : 6 Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas Training and Workshop dan study tour Nara sumber dan peserta siapia 7 Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) 8 Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran 9 Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen Bimtek Nara sumber dan peserta siapa : rangka temu usaha dan n jejaring antara produsen Nara sumber dan peserta siapa : Jenis demplot yang dilakukan Besaran buat lap singkat dalam table ini

178 SINKRONISASI KEGIATAN TAHUN 2015

179 KEGIATAN Bimtek dan Studi Banding Pemasaran; 2. Dokumentasi dan Publikasi Success Story; 3. Korporatisasi Pengembangan Usaha atau District Marine Development Fund; 4. Fasilitasi Kelembagaan dan Kemitraan; 5. Pameran Hasil Produksi Kelompok Masyarakat; 6. TOT bagi Staf Pengelola dan TPD tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran; 7. Update dan Validasi Peluang Pasar untuk Strategi Pemasaran; 8. Pelatihan Market Oriented Bagi Produsen Skala Kecil; 9. Temu Usaha Pengembangan Jejaring Pemasaran; 10. Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

180 KEGIATAN KOMPONEN 2 TAHUN 2014 DAN 2015 N0 KEGIATAN TAHUN 2014 KEGIATAN TAHUN Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Pemasaran 2 Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story Fasilitasi Kelembagaan dan Kemitraan Pameran Hasil Produksi Kelompok Masyarakat; 3 Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar (Market and Value Chain) Validasi Peluang Pasar Validasi Peluang Pasar 5 TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isuisu Pemasaran 6 Pengembangan Pasar bagi Produsen Skala Kecil dan Perwakilan Pokmas Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) 8 Temu Usaha Pengembangan Alternative Temu Usaha Pengembangan Jejaring Income Generating dan Jaringan Pemasaran Pemasaran; 9 Demplot Teknologi Produksi dan Pasca Panen Pengembangan Teknologi Tepat Guna. 10 District Marine Development Fund; District Marine Development Fund;

181 MATERI KEGIATAN KOMPONEN 2 1. Bimbingan Teknis dan Knowledge Sharing Pemasaran Merupakan kegiatan bimtek atau workshop dan studi banding terkait dengan isu-isu sub-komponen 2.1 Dukungan Pengembangan Usaha Perikanan Skala Kecil di Kabupaten/Kota Peserta : Staf proyek, TPD, Tokoh masyarakat Sebaiknya dirubah, pimpinan kelompok yang dapat memotivasi anggota Kunjungan di luar kabupaten patut di pertimbangkan, kunjungan juga untuk mengenalkan teknologi atau inovasi yang berguna bagi kelompok Bimtek akan mencakup materi - Penilaian dan dokumentasi praktik terbaik - Pengetahuan manajemen dan pelatihan teknis

182 2. Dokumentasi dan Publikasi tentang Success Story Kegiatan fasilitasi PIU berupa dokumentasi dan publikasi bagi kegiatankegiatan pokmas CCDP-IFAD yang dianggap telah berhasil dan mampu memberikan pembelajaran bagi pokmas lain. Materi Kelompok pemerdayaan dan pengembangan usaha Actor utama anggota kelompk Materi : - Kegiatan kelompok yang perlu ditonjolkan - Proses pemberdayaan yang berlangsung - Proses produksi kelompok perlihatkan dari titik nol sampai kepada perjalanan sekarang, dimana terlihat kemajuan tingkat pendapatan, perbaikan lngkungan, kesadaran masyarakat - Pemanfaatan infrastruktur yang dibangun - Proses pengembangan usaha, mulai dari pengemasan, penjualan bila perlu pengangkutan, display di supermarket atau proses lebih lanjut jika akan dikirim ke luar kota atau eksport

183 3. Fasilitasi Kelembagaan dan Kemitraan Kata Kunci Kelembagaan dan Kemitraan, bisa diturunkan lebih lanjut kepada kerjasama, model kerjasama, inisiasi pembentukan model lembaga seperti koperasi, Arahan pembentukan kelembagaan, ke LKM dan Koperasi Arahan kemitraan ke bentuk-bentuk kemitraan Nara Sumber : terkait dengan kelembagaan, koperasi/lkm, swasta/mitra, PMO, Konsultan nasional Peserta : TPD, Ketua-ketua kelompok yang dipilih 4. Pameran Hasil produksi Kelompok Masyarakat disesuaikan dengan kondisi dan potensi masing PIU Promosi Peluang Pasar untuk Rantai Nilai Prioritas ini diharapkan untuk menyertakan dua jenis kegiatan investasi : Study Tours atau kunjungan Peluang Pasar - bagi produsen skala kecil dan perwakilan dari kelompok-kelompok perusahaan di luar kabupaten tempat lain di Indonesia. kampanye promosi peluang pasar misalnya melalui leaflet, kunjungan pembeli, kunjungan singkat ke demonstrasi tetangga dalam kabupaten, pertemuan desa / diskusi

184 5. Validasi Peluang Pasar Validasi Peluang Pasar dan Rancangan Strategi Intervensi pertama dengan penilaian peluang pasar kabupaten yang melibatkan satu penelitian per kabupaten untuk mengidentifikasi produk-produk saat ini dengan peluang kemudian lokakarya peluang pasar dan validasi strategi intervensi dan pertemuan dengan calon pembeli dan produsen/kelompok produsen yang tertarik Kegiatan : survey dengan tanggung jawab dari Konsultan Pemasaran terhadap situasi dan kondisi permintaan dan penawaran pasar, terkait denga produk-produk unggulan Atas dasar kesimpulan dari validasi pasar ini dikaitkan dengan evaluasi strategi inervensi, evaluasi rantai nilai Hasilnya dibuat lokakarya dengan materi Hasil Survey Validasi pasar dan Evaluasi Rencana Strategi pemasaran Peserta : Ketua Kelompok terpilih, TPD, anggota Tim VWG, Pengusaha, Mitra dan Buyers lainya yang potensial, unsure P2HP, Dinas Koperasi dan perdagngan, Fasiltator : PIU, PMO, Konsultan Pemasaran Nasional, Konsultan PIU

185 6. TOT bagi Staf Pengelola tentang Teknis dan Isu-isu Pemasaran Pelatihan untuk Staf PIU, staf PMO, TPD, berkaitan dengan pemanfaatan dan pengunaan value chain, rencana stratetgi pemasaran, secara khusus juga mencakup teknis dan isu-isu pemasaran antara lain Managemen Rumah Kemasan, Managemen Kedai pesisir, Teknik komunikasi, Teknik Negoisasi, hal-hal lain yang perlu dikembangkan. Nara sumber : Tenaga ahli yang berkompeten di bidang sesuai dengan materi yang dibutuhkan Peserta : PIU, TPD, Konsultan

186 7. Pelatihan Market Oriented bagi Produsen Skala Kecil (Level Desa) Bimtek yang dilaksanakan dengan tujuan peningkatan produksi, kualitas, teknologi pasca panen, bisnis dan pasar bagi pokmas Market - Oriented " Sekolah Lapangan " Jenis Pelatihan - pada teknologi produksi dan pasca panen untuk kelompok produsen juga untuk produk tertentu dan mencakup aspek bisnis dan pemasaran. Pelatihan teknis seyogranya diberikan dalam hubungan kemitraan dengan para calon pembeli tertarik, terutama pada aspek pasca panen, sehingga kebutuhan calon atau pembeli sebagai mitra dapat diketahui spesifikasinya. Pelatihan ini juga dapat dilakukan oleh mitra dalam rangka meningkatkan kualitas barang yang bisa diterima pembeli Nara sumber : Mitra, swasta, PMO/Konsultan Peserta : Kelompok komoditas/pengolahan yang akan dikembangkan

187 8. Temu Usaha Pengembangan Alternative Income Generating dan Jaringan Pemasaran Pertemuan dalam rangka temu usaha dan pengembangan jejaring antara produsen (nelayan, pembudidaya, pengolah, petambak garam) dengan pembeli atau pengolah yang lebih besar. Acara networking perdagangan kabupaten reguler untuk produk tertentu, di mana para pemimpin dari kelompok produsen yang ada bersamasama bertemu dengan pembeli potensial yang dari kabupaten dan mengundang dari luar serta pemasok input dan penyedia layanan dan produsen lain untuk berbagi rencana mereka, membuat kontak dan mencari peluang untuk kerjasama komersial baru dan perdagangan. Fasilitator : PIU, Konsultan Pemasaran Nara sumber : Kadis perdagangan, mitra dan calon mitra potensial dan yang digiring untuk buat MOU atau perjanjian kerjasama,

188 9. Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Pengembangan Teknologi TTG bagi teknologi produksi dan pasca panen; paket setiap kabupaten/kota. Transfer Teknologi Berorientasi Pasar yang akan melibatkan: iklan berskala kecil/demonstrasi berbasis kelompok untuk produksi dan teknologi pasca panen terkait dengan permintaan dan perjanjian pembeli tertentu, dan pelatihan jenis "sekolah lapangan" berorientasi pasar tentang teknologi produksi dan pasca panen untuk kelompok produsen dan individu yang ingin memulai produksi

189

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana)

1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) KOMPONEN 2 1. Sistem Pemasaran dan Rantai Nilai 2 Pembangunan infrastruktur (sarana dan Prasarana) Kedua komponen ini saling terkait, Pembangunan Infrastruktur ditujukan untuk meningkatkan pemasaran dan

Lebih terperinci

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013

PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PENYAMPAIAN PROGRESS KEGIATAN PROGRAM CCD-IFAD KOTA TERNATE TAHUN 2013 PIU-CCDP IFAD Kota Ternate Disampaikan Pada Acara : Sinkronisasi Perencanaan dan Review Kegiatan Proyek PMP CCD-IFAD Jakarta, 17 20

Lebih terperinci

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013

REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 REVIEW KEGIATAN PIU CCD IFAD KOTA KUPANG 2013 DAN PERENCANAAN 2014 ROBBY ADAM, S.St.Pi SEKRETARIS PIU Jakarta, 17 November 2013 1 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2 5 PRIORITAS

Lebih terperinci

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN

REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN REALISASI KEGIATAN CCDP-IFAD PIU YAPEN TAHUN 2013 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 OLEH WILLIAM MANOBI SEKERTARIS PIU YAPEN Realisasi Dana PIU YAPEN Sampai Dengan Bulan November sebanyak 68 % (Sisa 32%)

Lebih terperinci

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 COVER Coastal Community Development Project-IFAD Page BIODATA BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA. : KUPANG. Tahun : 0 Coastal Community Development Project-IFAD Page DAFTAR

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG

Bisnis Plan Toko Ikan / Rumah Kemasan PIU Kota KUPANG BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan : Dr. James D. Adam, SE.MBA. Kota : KUPANG Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014

BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014 BISNIS PLAN RUMAH USAHA DAN NIAGA PIU KOTA AMBON 2014 Bisnis Plan Rumah Usaha dan Niaga Infrastruktur Komponen 2 CCDP-IFAD Lembaran Pengesahan Ambon, 5 Agustus 2014 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN

BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN BISNIS PLAN TOKO IKAN/RUMAH KEMASAN PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIOD BIODATA Nama Konsultan Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA. : KUPANG. Tahun : 2014 Coastal Community

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013

LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 LAPORAN SINGKAT IMPLEMENTASI KEGIATAN PROYEK CCD-IFAD KAB. GORONTALO UTARA NOVEMBER 2013 DESKRIPSI UMUM Rangkaian kegiatan CCDP-IFAD pada bulan November 2013 berjalan lancar dengan aktivitas yang padat.

Lebih terperinci

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015

PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 PERENCANAAN DESA TAHUN 2015 CCDP-IFAD KUBU RAYA PERENCANAAN DESA SASARAN CCDP-IFAD TAHUN 2013-2014 KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT Potensi sumberdaya pesisir yang sedemikian besar seharusnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURE DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD OLEH MUKHTAR YAHYA, SE KABUPATEN MERAUKE

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014

RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 RUMAH PRODUKSI PIU KOTA AMBON 2014 Bisnis Plan Rumah Produksi Infrastruktur Komponen 2 CCDP-IFAD Lembaran Pengesahan Ambon, 5 Agustus 2014 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Ir. F. J. Louhenapessy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

KESEPAKA TAN KERJASAMA

KESEPAKA TAN KERJASAMA KESEPAKA TAN KERJASAMA An tar a PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA Dengan KOPERASI PERIKANAN PADU ALAM LAUT Tentang PENGELOLAAN USAHA PABRIKES MINI KAPASITAS 3 TON Nomor:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya kelautan dan perikanan menyebabkan munculnya suatu aktivitas atau usaha di bidang perikanan sesuai dengan kondisi lokasi dan fisiknya. Banyak penduduk

Lebih terperinci

KESEPAKA TAN KERJASAMA

KESEPAKA TAN KERJASAMA KESEPAKA TAN KERJASAMA An tar a PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KABUPATEN GORONTALO UTARA Dengan KOPERASI PERIKANAN PADU ALAM LAUT Tentang PENGELOLAAN USAHA COLD STORAGE MINI 10 TON & MESIN

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

Oleh: Mohammad Nadjikh. CEO dan Owner KML Food

Oleh: Mohammad Nadjikh. CEO dan Owner KML Food Oleh: Mohammad Nadjikh CEO dan Owner KML Food KONDISI UMUM INDUSTRI PERIKANAN SAAT INI Hasil perikanan yang mudah rusak, musiman, dan bervairiasi Hasil tangkapan dan budidaya yang tersebar di daerah terpencil

Lebih terperinci

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG B I S N I S P L A N MOBIL BOX BIODATA PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA : KUPANG Tahun : 2014 Coastal

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN

RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN RENCANA BISNIS INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 2014 2017 Nama Usaha : Rumah Kemasan Ikan Asap dan Bakso Ikan Lokasi Usaha : Kel. Dufa-Dufa Kota Ternate Tanggal Dibuat : 20 Agustus 2014 COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP)

PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP) PEDOMAN TEKNIS PROYEK PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (PMP) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DAN

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

Nama Proyek: Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community Development. Project (CCDP-IFAD)

Nama Proyek: Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community Development. Project (CCDP-IFAD) PROFIL PROYEK Nama Proyek: Pembangunan Masyarakat Pesisir atau Coastal Community Development Project (CCDP-IFAD) TUJUAN PROYEK Tujuan umum CCDP adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD DR. JAMES D. ADAM,SE.MBA KONSULTAN PEMASARAN DAN VALUE CHAIN KOTA KUPANG 5 DESEMBER 2013 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN PEMASARAN

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP

Kata Pengantar. Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP Kata Pengantar Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir ( Coastal Community Development Project, CCDP) didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) di beberapa distrik

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1

Lembar Kerja Konsultan Dan Tenaga Pendamping Desa COVER. Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 COVER Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : MAXI WOWILING. : BITUNG Tahun : 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 2 2.5 Bussines

Lebih terperinci

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016 A. Gambaran Umum Program ICDD Phase 3 telah memfasilitasi penguatan peran Pemerintah Daerah dalam rangka menjalin kemitraan, yang akan mensinergikan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional

Lebih terperinci

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN: KAJIAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN MUNA Marlenny Sirait 1 1 Jurusan Budidaya Perikanan, FPIK Universitas Satya Negara Indonesia Abstrak: Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan

BAB 6 PENUTUP. temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan BAB 6 PENUTUP Bab ini, secara singkat akan menyimpulkan dan juga saran mengenai temuan penelitian tentang bagaimana pengelolaan sektor kelautan dan perikanan di NTT dan apa faktor penghambat pembangunan

Lebih terperinci

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN INFRASTRUKTUR CCDP-IFAD KELURAHAN PESISIR KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat VII. PERANCANGAN PROGRAM 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat Mengacu pada Visi Kabupaten Lampung Barat yaitu Terwujudnya masyarakat Lampung Barat

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN

LAPORAN PERKEMBANGAN LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP-IFAD MATIUS PARADA KONSULTAN PEMASARAN DAN RANTAI PASOK KABUPATEN YAPEN 5 DESEMBER 2013 LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN KONSULTAN Page 1 of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan kawasan Pesisir dan Laut Kabupaten Maluku Tenggara sebagai satu kesatuan wilayah akan memberikan peluang dalam keterpaduan perencanaan serta pengembangan

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi

Lebih terperinci

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR NO PARAMETER URAIAN 1 Kabupaten/Kota Kota Makasaar 2 Kecamatan/Desa Kelurahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI

BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI BUSINESS PLAN PABRIK ES MINI COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) KABUPATEN GORONTALO UTARA LATAR BELAKANG Jenis/Nama Bisnis Pembuatan Es Balok

Lebih terperinci

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE Rancangan Perencanaan Pembangunan Kelurahan Mado Kecamatan Pulau Hiri Selama 3 (tiga) Tahun Berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sentuhan kreatifitas dan inovasi baru sangat dibutuhkan oleh kelompok usaha dan pengolahan produk kelautan

Lebih terperinci

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD

DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DRAFT: LAPORAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI KEGIATAN KONSULTAN PROYEK CCDP- IFAD DESEMBER 2013 M. TAUFIK HIZBUL HAQ. Konsultan Individu Bidang Pemberdayaan CCDP IFAD, PIU Kabupaten Lombok Barat. LAPORAN PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB) RINGKASAN Kinerja input, proses dan output PNPM-PB secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada pertumbuhan tanaman, hewan, dan ikan. Pertanian juga berarti kegiatan pemanfaatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir Arahan Strategi Pengembangan Wilayah Berdasarkan Komoditas Unggulan yang Berdaya saing di Kabupaten Indramayu sebagai kawasan

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 RAPAT KERJA TEKNIS (Rakernis) KELAUTAN DAN PERIKANAN Tahun 2014 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur di Aula Kantor Walikota

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN DI SUSUN OLEH: KONSULTAN PEMASARAN PIU MERAUKE BAB I. PENDAHULUAN Pengembangan pamasaran ini dilakukan melalui pendekatan value chain dan pembangunan infrastruktur pemasaran,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Penelitian perancangan model pengukuran kinerja sebuah sistem klaster agroindustri hasil laut dilakukan dengan berbagai dasar dan harapan dapat dijadikan sebagai perangkat bantuan untuk pengelolaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.7-/217 DS6553-7197-642-6176 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.504 pulau dengan 13.466 pulau bernama, dari total pulau bernama, 1.667 pulau diantaranya berpenduduk dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulyadi, Ekonomi Kelautan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 15

BAB I PENDAHULUAN. Mulyadi, Ekonomi Kelautan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara maritim, indonesia memiliki garis pantai sepanjang kurang lebih 81.000 km. Luas wilayah laut, termasuk di dalamnya Zona ekonomi Eksklusif mencakup

Lebih terperinci

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE

COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM- INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TERNATE Rancangan Perencanaan Pembangunan Kelurahan Moti Kota Kecamatan Moti Selama 3 (tiga) Tahun Berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub-sektor perikanan tangkap merupakan bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk : (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang

1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo. Semarang 1.8.(2) Peremajaan Permukiman Kota Bandarharjo Semarang Tipe kegiatan: Peremajaan kota Inisiatif dalam manajemen perkotaan: Penciptaan pola kemitraan yang mempertemukan pendekatan top-down dan bottom-up

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Industri rumput laut memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja yang terkait dengan pendapatan masyarakat, diantaranya melalui keterlibatan nelayan dalam budi

Lebih terperinci

Costal Community Development Project-International Fund for Agricultural Development (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Costal Community Development Project-International Fund for Agricultural Development (CCDP-IFAD) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia LAPORAN AKHIR KEGIATAN CCDP-IFAD KOTA PAREPARE TAHUN Halaman i Kementerian Kelautan Perikanan Republik Indonesia LAPORAN AKHIR KEGIATAN TAHUN PROYEK PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: ht tp :// w w w.b p s. go.id Katalog BPS: 5402003 PRODUKSI PERIKANAN LAUT YANG DIJUAL DI TEMPAT PELELANGAN IKAN 2008 ISSN. 0216-6178 No. Publikasi / Publication Number : 05220.0902 Katalog BPS / BPS Catalogue

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1

Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Pemantapan Sistem Penyuluhan Perikanan Menunjang lndustrialisasi Kelautan dan Perikanan: Isu dan Permasalahannya serta Saran Pemecahannya 1 Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo, APi, MPS Anggota Komisi Penyuluhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET Oleh : I Wayan Sudana SPi *

ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET Oleh : I Wayan Sudana SPi * ANALISA HARGA IKAN DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL WILAYAH BALI BULAN MARET 2016 Oleh : I Wayan Sudana SPi * Diawali survey pengumpulan data harga ikan dan wawancara dengan pedagang di pasar tradisional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan 81.000 km panjang garis pantai, memiliki potensi beragam sumberdaya pesisir dan laut yang

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fahrur Razi dan Dewi Astuti Sartikasari (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,

Lebih terperinci

PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PENGEMBANGAN SDM DALAM PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK (KONTEKS PEMASARAN) Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo Penyuluh Perikanan Madya Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.126, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN KP. Sistem Logistik. Nasional. Ikan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014 INTEGRASI MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI, DAN BLUE ECONOMY

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN 2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Alamat : Jln. Raya Ratahan Belang Kompleks Perkantoran Blok B Kel. Pasan Kec. Ratahan KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa

Lebih terperinci

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan I-227 Naskah Saran Kebijakan : STRATEGI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KUPANG MELALUI PENERAPAN DAN DIFFUSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT, 2012 1 Ringkasan

Lebih terperinci

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN

STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN COASTAL COMMUNITY DEVELOPMENT PROJECT INTERNATIONAL FUND FOR AGRICULTURAL DEVELOPMENT (CCDP-IFAD) STRATEGI INTERVENSI PEMASARAN PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) CCDP-IFAD KAB. GORONTALO UTARA PENDAHULUAN

Lebih terperinci