TINJAUAN PUSTAKA Televisi
|
|
- Ari Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Televisi Alatas (1997) menyatakan bahwa televisi merupakan media massa paling populer di antara berbagai teknologi komunikasi yang ada. Penemuan televisi merupakan pengembangan dari radio. Bila radio siaran yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetis hanya suara saja, maka televisi siaran yang dipancarkan selain suara juga gambar secara sinkron, karena baik suara maupun gambar diubah menjadi gelombang elektromagnetik, dipancarkan dan selanjutnya diterima oleh sebuah alat penerima yang mampu mengubah gelombang elektromagnetik menjadi suara dan gambar kembali. Menurut Kasali (2007), setidaknya terdapat empat cara transmisi siaran televisi dari stasiun pemancar ke pesawat penerima, yaitu sistem microwave, sistem satelit, sistem kabel, serta gabungan ketiga sistem tersebut. Sistem microwave mempunyai tiga komponen utama, yakni: 1. Stasiun pemancar pusat (TVRI Stasiun Pusat Jakarta atau TVRI Stasiunstasiun daerah). 2. Stasiun-stasiun relai. Stasiun-stasiun relai yang ditempatkan di antara stasiun pemancar dan pesawat penerima dibutuhkan untuk memperluas daya pancar gelombang SHF (Super High Frequency) yang jangkauannya terbatas. Sebelum dipancarkan ke pesawat penerima, gelombang SHF tadi dirubah menjadi gelombang VHF (Very High Frequency) atau UHF (Ultra High Frequency). 3. Pesawat penerima televisi (di rumah para pemirsa). Sistem satelit antara lain digunakan untuk mengatasi daya pancar gelombang SHF yang terbatas dan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun stasiunstasiun relai. Sementara itu, Sistem kabel digunakan untuk menyalurkan siaran televisi dari stasiun pusat atau stasiun relai ke pelanggan lewat kabel serat optik. Sistem gabungan merupakan sistem penyiaran televisi yang menggabungkan berbagai bentuk transmisi seperti yang dilakukan oleh TVRI. Studio TVRI menggabungkan sistem relai dan sistem satelit.
2 Menurut Durianto et al. (2003), kekuatan televisi bila digunakan sebagai media periklanan adalah: 1. Efisiensi Biaya. Televisi mampu menjangkau masyarakat yang sangat luas. Kelebihan ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap orang. Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. 2. Pengaruh yang kuat Kebanyakan pemirsa melewatkan waktunya di depan televisi yang merupakan sarana hiburan, sumber berita, sarana pendidikan dan lain-lain. Sebagaimana kebanyakan pembeli, pemirsa televisi lebih cenderung memilih produk yang diiklankan di televisi daripada produk yang tidak mereka kenal. 3. Dampak yang kuat Iklan di televisi sampai ke pemirsa dalam bentuk audiovisual. Kreatifitas pengiklan lebih dapat dieksploitasi dan dioptimalkan dengan mengkombinasikan gerak, keindahan, kecantikan, suara, warna, musik, drama, humor maupun ketegangan. Adapun kelemahan dari media televisi bila digunakan sebagai media dalam periklanan menurut Durianto et al. (2003) adalah: 1. Kesulitan teknis Jadwal tayang iklan di televisi tidak mudah diubah sehingga seringkali tidak fleksibel. Seringkali pihak pengiklan akan menghadapi kesulitan teknis untuk mengubah jadwal maupun jam tayang, padahal pengiklan memiliki kebutuhan yang mendesak dalam menghadapi event tertentu. 2. Biaya tinggi Biaya iklan untuk menjangkau setiap orang relatif lebih tinggi. 3. Masyarakat yang tidak selektif Pemirsa televisi banyak dan luas sehingga iklan yang ditampilkan di televisi menjangkau pasar yang tidak tepat dan tidak selektif. 6
3 Periklanan Sutisna (1999) menjelaskan definisi standar dari periklanan biasanya mengandung enam elemen. Pertama, periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar, walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat biasanya menggunakan ruang khusus yang gratis atau walaupun harus membayar tapi dengan jumlah yang sedikit. Kedua, selain pesan yang harus disampaikan harus dibayar, dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tetapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan itu, sehingga kita sering mendengar atau melihat iklan yang selain menawarkan produknya tapi juga menyampaikan nama produsennya. Maksud utama pemasang iklan adalah untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen merupakan elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampai pesan. Kelima, periklanan memiliki sifat impersonal. Elemen keenam adalah audiens. Arens (2008) menyatakan bahwa iklan adalah susunan komunikasi nonpersonal yang biasanya dibiayai oleh sponsor dan bersifat persuasif tentang suatu produk melalui berbagai macam media. Iklan yang tidak dibiayai oleh sponsor seperti iklan layanan masyarakat. Klepper (1997) juga sependapat dengan sebuah pendapat lain dari The American Marketing Association (AMA) bahwa iklan merupakan penampilan aktivitas bisnis yang secara langsung dalam mengikuti arus barang, layanan dari produsen kepada konsumen atau para pemakainya. Peranan iklan dalam konteks pemasaran adalah iklan merupakan salah satu teknik komunikasi sebagai unsur pemasaran. Iklan mengandung pesan tentang suatu produk melalui media nonpersonal yang dibiayai oleh pihak sponsor. 7
4 Unsur-unsur dari iklan menurut Liliweri (1997), dirincinya sebagai berikut: 1. To inform Menerangkan sesuatu hal yang diketahui oleh para pemasang iklan (misalnya suatu produk tertentu) kepada mereka (khalayak) yang dipandang membutuhkannya. 2. Nonpersonal Sifat unsur ini adalah bukan antar pribadi yang menggunakan media sebagai penyalur pesan bukan penjualan dengan transaksi antar personal bertatap muka. Hal inilah yang membedakan dengan sales promotion. 3. Media Massa Karena bersifat nonpersonal maka sudah tentu menggunakan media lain yaitu media massa yaitu media cetak dan media elektronik sesuai dengan penggunaannya memanfaatkan waktu dan ruang. 4. Persuasif Iklan bersifat komunikasi persuasif yang isinya menganjurkan, merangsang, membujuk para pembeli, pemakai untuk membeli atau terus memakai produk yang ditawarkan. 5. Sponsor Pihak yang menanggung pembayaran terhadap ruang dan waktu melalui media massa untuk keperluan produk-produknya tersebut. 6. Tujuan Tujuan iklan bisa bersifat individual melalui surat-menyurat pos, kelompokkelompok atau masal mencapai khalayak luas melalui media massa. Efektivitas iklan Pengukuran efektivitas periklanan merupakan aspek penting dari manajemen periklanan untuk menentukan apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau belum. Menurut Kasali (2007) menyatakan bahwa Defining Advertising Goals for Measured Advertising Results (DAGMAR) merupakan salah satu model yang menjelaskan efek iklan bagi konsumen. Model ini melihat iklan sebagai suatu alat 8
5 komunikasi dan menjabarkan beberapa tujuan iklan berdasarkan konteks model Hierarchy of Effect. Shimp (2000) mengatakan bahwa suatu iklan disebut efektif jika memenuhi pertimbangan berikut: 1. Iklan harus memperpanjang suara strategi periklanan Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi pemasaran yang diarahkan dengan baik dan terintregasi. 2. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut atau lambangnya. Oleh karena itu, iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan konsumen. 3. Periklanan yang efektif harus persuasif Persuasi terjadi ketika produk yang diiklankan dapat memberikan keuntungan bagi konsumen. 4. Iklan harus menemukan cara yang unik untuk menerobos kerumunan iklan 5. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan Intinya adalah menerangkan dengan apa adanya. 6. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dari strategi yang berlebihan Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang-orang hanya ingat pada humornya saja, tetapi melupakan pesannya. Sejalan dengan hal tersebut, Aaker et al. (1996) menyatakan dua syarat keberhasilan suatu iklan, yaitu: (1) Audiens harus terkena terpaan iklan dan memperhatikan iklan tersebut serta (2) Audiens harus mengartikan pesan iklan sama seperti apa yang dimaksud oleh komunikator. Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner Berdasarkan model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner, iklan tidak langsung mempengaruhi perilaku nyata audiens (conative response), tetapi harus melalui beberapa tahap sebelum melangkah ke tahap berikutnya (Aaker et al., 1996). Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. 9
6 Purchase Conative Conviction Preference Afective Liking Knowledge Cognitive Awareness Gambar 1. Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner. Sumber: Aaker et al., 1996 Aaker et al. (1996) menyatakan bahwa tahap pertama dalam model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner adalah tahap pengenalan (awareness), yaitu tahap audiens menyadari adanya suatu produk, jasa, gagasan atau ide yang diiklankan. Tahap ini kemudian diikuti oleh tahap pengetahuan (knowledge), yaitu tahap audiens memperoleh informasi tentang bentuk dan atribut produk, jasa, gagasan atau ide yang diiklankan. Pengetahuan yang diperoleh audiens dapat menimbulkan suatu perasaan atau sikap yang positif terhadap produk, jasa, gagasan atau ide yang diiklankan tersebut. Tahap ini merupakan tahap kesukaan (liking). Kemudian, apabila audiens memiliki kesukaan yang lebih terhadap suatu produk, jasa, gagasan atau ide tertentu dibandingkan dengan produk, jasa, gagasan atau ide lain, maka audiens telah berada pada tahap kecenderungan (preference) (Aaker et al., 1996). Audiens akan berada pada tahap keyakinan (conviction) apabila telah mengakui kelebihan produk, jasa, gagasan atau ide yang diiklankan. Apabila audiens mengubah perasaan dan keyakinannya tersebut menjadi perilaku membeli produk, jasa, gagasan atau ide yang diiklankan, maka audiens telah berada pada tahap pembelian (purchase) (Aaker et al.,1996). 10
7 Menurut Aaker et al. (1996), Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1. Tahap kognitif adalah tahap perubahan informasi eksternal menjadi satu pola pemikiran untuk membentuk sikap. Oliver (1999) menyebutkan bahwa komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Citra menunjukan keseluruhan informasi tentang dunia yang telah diolah, diorganisasikan dan disimpan individu. Jika sebuah iklan televisi dapat memberi efek pada perubahan pengetahuan, pemahaman dan persepsi khalayaknya tentang produk yang diiklankan, maka televisi telah menimbulkan efek kognitif pada khalayak tersebut (Oliver, 1999). 2. Tahap afektif adalah tahap dimana audiens berminat dan menginginkan produk, jasa, gagasan atau ide yang ditampilkan melalui iklan. Pengaruh tahap ini berhubungan dengan perasaan audiens, mencakup tingkat kesukaan (liking) dan kecenderungan (preference). Menurut Yuwani (1992), respons yang diberikan audiens pada tahap afektif merupakan hasil penilaiannya terhadap apa yang diiklankan. 3. Tahap konatif adalah tahap dimana audiens sudah mengambil keputusan untuk bersikap dan bertingkah laku tertentu terhadap iklan. Respons yang diberikan berhubungan dengan tingkah laku audiens, mencakup tingkat keyakinan (conviction) dan pembelian (purchase). Menurut Yuwani (1992), audiens telah termotivasi oleh iklan pada tahap konatif. Sehingga, audiens yakin terhadap produk, jasa, gagasan atau ide yang ditampilkan melalui iklan dan memutuskan untuk membelinya (Yuwani, 1992). Menurut Wells et al. (1995), respons audiens terhadap pesan iklan dipengaruhi oleh: 1. Faktor sosial, meliputi: kultur, kelas sosial (ditentukan oleh penghasilan, kekayaan, pendidikan, pekerjaan, prestise keluarga, nilai rumah dan lingkungan), kelompok referensi (reference group) dan keluarga. 2. Faktor pribadi, meliputi: usia, jenis kelamin, status keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, ras dan etnik. 11
8 3. Faktor psikologi, meliputi: persepsi, pembelajaran, motivasi (minat pribadi yang mendorong audiens bertindak sesuai dengan yang diinginkannya), sikap (suatu kondisi yang tidak terlepas dari penilaian, kepercayaan ataupun perasaan audiens terhadap suatu obyek) dan kepribadian. Aspek Kognitif Sumartono (2002) menyatakan bahwa fungsi pendidikan sangat penting dalam sebuah iklan karena umumnya audiens akan belajar sesuatu dari iklan yang dibaca, ditonton atau didengarnya. Dengan demikian, iklan dapat meningkatkan pengetahuan audiens mengenai suatu produk, jasa, ide atau gagasan. Pengaruh iklan terhadap aspek pengetahuan terjadi apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui dan dipahami oleh audiens. Hal ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi (Rakhmat, 2001). Menurut Guiltinan (1998), pengetahuan terjadi pada tahap kognitif dimana sebelumnya audiens harus melalui tahap sadar (awareness) terlebih dahulu. Tahap sadar disebabkan oleh adanya perhatian individu terhadap suatu obyek, sedangkan pengetahuan disebabkan oleh adanya pengingatan atau recall terhadap suatu obyek. Yuwani (1992) menyatakan bahwa untuk mengungkap kembali maksud dari pesan iklan dibutuhkan perhatian yang cukup terhadap iklan karena dengan memperhatikan pesan secara berulang-ulang akan membantu ibu rumah tangga mengingat dan menambah pengetahuannya mengenai pesan iklan, walaupun ibu rumah tangga tidak ingin melihat iklan tersebut. Aspek Afektif Aaker et al. (1996) menyatakan bahwa komponen afektif memiliki fungsi evaluatif yang penting dalam membentuk sikap. Bila dari segi afektif audiens berespons positif terhadap suatu stimulus, maka ia akan bersikap positif terhadap stimulus, sedangkan apabila afektifnya negatif maka hal sebaliknya akan terjadi. Aspek Konatif Mar at (1996) menyatakan bahwa iklan televisi dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, perasaan dan tindakan audiens. Keberhasilan suatu iklan diperoleh ketika audiens yang melihat tayangan iklan melakukan tindakan 12
9 nyata sesuai dengan tujuan iklan. Lebih lanjut, Mulkan (2000) mengungkapkan bahwa iklan mampu mengubah pandangan mengenai suatu peristiwa dan mengubah perilaku nyata audiens. Bentuk perilaku nyata responden setelah menyaksikan iklan dalam penelitiannya yaitu tindakan sosial untuk menerima sesamanya tanpa memandang ras dan etnik. Sikap terhadap Produk Sikap adalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar (Rakhmat, 2001). Sikap juga merupakan kesiapan syaraf (neural settings) sebelum memberikan respon (Rakhmat, 2001). Dari berbagai definisi disimpulkan beberapa hal, pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan, kelompok atau situasi. Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap haruslah diikuti oleh kata terhadap atau pada objek sikap. Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, diinginkan dan mengesampingkan apa yang tidak diinginkan (Rakhmat, 2001). Ketiga, sikap relatif menetap. Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga memberikan definisi sederhana attitudes are likes and dislikes. Kelima, sikap timbul dari pengalaman dan tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperkuat atau diubah. Sarwono (1999) menyatakan bahwa sikap adalah sebuah favourable atau unfavourable evaluasi reaksi terhadap sesuatu atau seseorang dan ditunjukkan dalam kepercayaan, perasaan atau kecenderungan perilaku. Sikap adalah sebuah penempatan respon yang favourably atau unfavourably kepada objek, orang, institusi atau kejadian. Ciri khas dari sikap adalah mempunyai objek tertentu (orang, perilaku konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan mengandung 13
10 penilaian (setuju-tidak setuju atau suka-tidak suka). Sikap adalah sesuatu yang dipelajari dan dapat dibentuk, dikembangkan, dipengaruhi dan diubah. Sikap mengandung tiga bagian (domain). Ketiga domain sikap itu adalah kognitif, afektif dan konatif (Sarwono, 1999). Kognitif adalah pengetahuan. Kognisi dapat mempengaruhi afektif sebagai rangsang dari dalam (internal stimulus), sama halnya dengan pengaruh rangsang dari luar (eksternal stimulus). Afektif adalah perasaan (sedih, gembira, cemas, kagum dan sebagainya), dan konatif adalah kecenderungan perilaku yang akan mengarahkan perilaku seseorang, bukan merupakan perilaku nyata tetapi baru akan melakukan sesuatu. Terdapat faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap. Walaupun demikian, sebagian besar dari para pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap terbentuk dari pengalaman melalui proses belajar. Pandangan ini mempunyai dampak terapan, yaitu bahwa berdasarkan pandangan ini dapat disusun berbagai upaya (penerangan, pendidikan, pelatihan, komunikasi dan sebagainya) untuk mengubah sikap seseorang. Dari pandangan seperti inilah dibuatnya segala jenis program iklan pendidikan, pemasaran, kampanye politik dan sebagainya yang maksudnya sama semua, yaitu mengubah sikap seseorang atau masyarakat dari sikap tertentu ke sikap lainnya terhadap suatu objek. Pada gilirannya, perubahan sikap ini akan mengubah pula perilakunya, sehingga terjadilah perilaku-perilaku yang lebih sesuai dengan yang diharapkan (dari tidak membeli jadi membeli, dari tidak memilih jadi memilih dan sebagainya). Berdasarkan penelitian MacKenzie et al. (1999), sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh kognisi (pikiran dan perasaan) yang dimiliki oleh audiens. Sikap terhadap iklan ini akan mempengaruhi sikap terhadap produk. Dengan kata lain, sikap terhadap iklan akan mempengaruhi sikap terhadap produk secara langsung maupun tidak langsung, contohnya: Jika kita menyukai iklan maka kita kurang kritis terhadap apa yang dikatakan iklan mengenai produk yang diiklankan, sehingga sikap terhadap iklan yang positif dapat mengakibatkan pemikiran yang positif pula mengenai produk yang diiklankan. Sumartono (2002) menyatakan bahwa sikap positif terhadap iklan televisi dapat ditumbuhkan ketika audiens mempunyai pengetahuan, pandangan dan 14
11 intensitas perasaan tertentu yang akan mempengaruhi keputusan secara rasional untuk menerima atau menolak iklan. Sikap audiens terhadap iklan tidak terlepas dari penilaiannya terhadap elemen iklan. Menurut Wells et al. (1995), elemen-elemen iklan televisi meliputi: 1. Video, yaitu elemen yang mencakup semua yang terlihat di layar televisi. 2. Audio, Elemen audio dalam iklan televisi sama seperti iklan radio, terdiri dari musik, suara dan sound effect. Penggunaan elemen audio dalam iklan televisi disesuaikan dengan visualisasinya. 3. Talent, yaitu orang-orang yang terlibat dalam suatu iklan, seperti: announcer (berada di dalam atau di luar panggung), pembawa acara, spokepersons, spokethings dan tipe berkarakter (misalnya: orangtua, bayi, polisi dan lainlain). 4. Props, yaitu peralatan yang dipakai dalam suatu iklan televisi 5. Setting, yaitu tempat iklan dilaksanakan, misalnya: di studio atau di lokasi tertentu 6. Lighting, yaitu pencahayaan suatu iklan. 7. Graphics, yaitu kata-kata yang divisualisasikan dalam iklan; dibuat secara sederhana atau dapat pula menggunakan teknik komputer. 8. Pacing, yaitu kecepatan gerakan dalam suatu iklan. Hal ini tergantung dari naskah iklan. Frekuensi Efektif Iklan Televisi Frekuensi efektif iklan televisi adalah jumlah penayangan iklan pada media televisi yang dapat membangkitkan ketertarikan dan kesadaran pemirsa terhadap produk yang diiklankan. Frekuensi efektif berhubungan dengan jangkauan efektif. Jangkauan efektif iklan televisi adalah presentase jumlah pemirsa yang menyaksikan iklan televisi pada setiap frekuensi efektif penayangan iklan. Tidak semua produk menghasilkan efek iklan yang sama pada penayangan iklan dengan frekuensi yang berbeda-beda (Morisan, 2007). Frekuensi efektif penayangan iklan televisi adalah tiga sampai sepuluh kali pada suatu program acara televisi. Tetapi penayangan iklan sebanyak sepuluh kali pada program acara televisi dianggap kurang efisien karena membutuhkan 15
12 anggaran yang sangat besar. Frekuensi penayangan iklan televisi sebanyak tiga kali pada suatu program acara televisi dianggap efektif dan efisien (Morisan, 2007). Penelitian Sebelumnya yang berhubungan dengan Efektivitas Siaran Iklan Berdasarkan hasil penelitiannya, Kurniawan (1992) menyatakan bahwa responden yang tidak mengkonsumsi produk yang diiklankan menganggap iklan sebagai alat untuk memperkenalkan produk, sedangkan responden yang menggunakan produk yang diiklankan menganggap bahwa produk tersebut lebih baik dibandingkan dengan produk lainnya. Mendukung teori tersebut, Sumartono (2002) menyatakan bahwa audiens akan memperhatikan iklan-iklan untuk produk yang digunakannya daripada iklan-iklan untuk produk yang tidak digunakannya. Risakotta (1995) mengungkapkan bahwa iklan lebih efektif bagi wanita daripada pria. Berdasarkan hasil penelitiannya, iklan tidak hanya mampu membangkitkan pengetahuan sadar (awareness) bagi remaja putri, tapi juga mampu menimbulkan rasa tertarik untuk mencoba produk yang diiklankan. Berdasarkan hasil penelitiannya, Darmayanti (2003) menyatakan bahwa penayangan iklan anti rokok dapat berpengaruh dalam meningkatkan respons kognitif, dimana remaja dapat menambah pengetahuan tentang bahaya merokok. Disamping itu, iklan anti rokok juga dapat berpengaruh dalam meningkatkan respons afektif responden terhadap pesan iklan anti rokok. Hal ini menunjukkan bahwa penayangan iklan anti rokok mampu mengubah sikap responden terhadap rokok dan bahayanya. Susu Formula Susu murni adalah susu yang masih asli, seperti pada saat diperah dan belum dicampur dengan bahan-bahan tertentu. Di pasaran pada umumnya susu murni diolah menjadi susu bubuk, susu kental manis, susu kental tidak manis, susu segar cair yang merupakan susu hasil pengolahan dengan metode UHT/Pasteurisasi/Sterilisasi dan susu asam seperti yoghurt (Clickwok, 2000). Susu Bubuk dihasilkan dari proses penguapan susu murni, sehingga kadar airnya dikurangi sampai di bawah lima persen. Proses pengeringannya dapat 16
13 dengan sistem silinder dan semprot, namun umumnya sistem semprot yang digunakan. Dengan cara ini panas yang dihasilkan tidak sepanas sistem silinder, sehingga tepung susu yang dihasilkan akan memiliki nilai gizi lebih tinggi dan rasa susu juga lebih baik dengan daya larut yang tinggi (Nurhayati, 2002). Berdasarkan kandungan lemaknya susu bubuk dibagi menjadi 3 jenis yaitu Whole Milk/Full Cream dengan kadar lemak sekitar 4%, Low Fat Milk dengan kadar lemak 1% hingga 2% dan Skim/Non-Fat Milk dengan kadar lemak 0 hingga 0,5%. Whole Milk/Full Cream dan Skim/Non-Fat Milk umumnya mengandung vitamin A, B1, B2, B6, C, D, E dan Niasin tetapi apabila dibandingkan dengan susu Skim/Non-Fat Milk, susu Whole Milk/Full Cream mengandung protein yang lebih sedikit (Handri, 2008). Susu bubuk dalam proses pembuatannya akan banyak kehilangan sebagian vitamin/mineral, oleh karena itu dalam proses pembuatan susu bubuk seringkali mendapatkan tambahan vitamin maupun mineral. Pada proses pengenceran saat pembuatan susu bubuk dilakukan penambahan vitamin dan mineral (Prasetyo, 2005). Susu bubuk menempati urutan pertama dalam tingkat produksi dibandingkan dengan jenis susu lainnya, seperti susu kental manis atau susu segar cair. Tingginya tingkat produksi susu bubuk disebabkan luasnya jaringan pasar yang dikuasai oleh susu bubuk. Selain itu, jenis susu ini dapat dikonsumsi oleh semua umur dari bayi, orang dewasa dan manula (Gizinet, 2008). Susu formula bayi menurut Dunia bunda (2009) adalah susu bubuk atau cair dengan formula tertentu yang diberikan kepada bayi dan anak-anak sebagai pengganti ASI. Susu formula bayi memiliki peranan yang penting sebagai makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Oleh karena itu, komposisi susu formula yang diperdagangkan harus memenuhi standar yang ketat karena terus dikontrol oleh FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) Umumnya formula bayi terbuat dari susu sapi yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI (PASI). Tetapi tidak ada satupun jenis PASI yang dapat menyamai kandungan gizi ASI (Judarwanto, 2008). 17
14 Judarwanto (2008) memberikan penggolongan susu bubuk formula bayi, terdiri atas : 1. Susu formula awal/starter Formula yaitu susu formula yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak lahir hingga usia enam bulan sebelum bayi tersebut mendapatkan makanan tambahan. 2. Susu formula lanjutan/follow On Formula adalah susu yang diberikan kepada bayi berusia enam hingga 12 bulan setelah bayi mendapatkan makanan tambahan. 3. Susu formula khusus/spesific Formula, yaitu susu formula yang diberikan pada bayi yang mempunyai kelainan atau penyakit tertentu seperti berat badan lahir ringan. 4. Susu formula eceran/growing Up Milk, yaitu susu formula yang diberikan kepada bayi pada usia lebih dari satu tahun. Susu formula bayi yang beredar di pasaran berdasarkan harganya dibagi menjadi 2 kelas yaitu susu formula bayi kelas atas yang terdiri dari kelas premium/super premium dan susu kelas bawah. Susu formula bayi untuk ukuran 400 gram, pada kelas bawah harganya mulai dari Rp ,00 sedangkan pada kelas atas harganya antara Rp ,00 hingga Rp ,00. Beberapa merek susu formula bayi kelas premium yang beredar di pasaran luas saat ini yaitu Bebelac dari Nutricia, S 26 Reguler milik Wyeth, Enfamil Reguler milik Mead and Johnson, Morinaga BMT milik Shang Hyang Perkasa, Vitalac milik Sari Husada dan Pediasure milik Abbott. Pada kelas super premium, Nutricia mempunyai produk unggulan Nutricia Royal, Wyeth memiliki S 26 Gold, Mead and Johnson memiliki Enfamil Plus, Shang Hyang Perkasa memiliki Morinaga Platinum, Abbot memiliki Pediasure Gains and Advance EyQ dan Nestle memiliki Nan. Sedangkan beberapa merek susu di kelas bawah seperti Biokids milik Indomilk, Dancow Batita dan Lactogen milik Nestle, SGM 123, Lactamil, Vitalac 123 dan Vitalac Lactosa Free milik Sari Husada (Sugiyanti, 2009). 18
15 KERANGKA PEMIKIRAN Seiring perkembangan industri dan teknologi, maka produk-produk yang beredar di pasaran semakin banyak dan variatif. Situasi dan kondisi ini menumbuhkan suatu bentuk persaingan diantara produsen dalam memasarkan produknya. Iklan dapat menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan popularitas merek atau mengubah sikap konsumen terhadap produk ke arah yang lebih positif dan pada akhirnya dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan angka penjualan produk sehingga mengungguli merek pesaing. Konsumen cenderung dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada dirinya dalam mengenali suatu masalah atau kebutuhan terhadap produk, seperti: persepsi, merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup, dan kepribadian. Rangsangan dari dalam timbul karena konsumen membutuhkan, sedangkan rangsangan dari luar dipengaruhi oleh suatu keadaan, karena pengaruh teman, keluarga, atau iklan. Pengaruh yang biasa diterima konsumen pangan biasanya berupa rasa tertarik, baik dari efek komunikasi iklan atau pengalaman masa lalunya saat mengkonsumsi. Efek komunikasi iklan merupakan perubahan yang terjadi dalam diri audiens karena menerima pesan komunikasi iklan. Komunikasi iklan dikatakan efektif apabila menghasilkan perubahan, seperti: peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan perilaku nyata atau ketiganya. Perubahan tersebut dapat diketahui dari tanggapan yang diberikan audiens sebagai umpan balik. Efektivitas iklan dikaji berdasarkan Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner. Menurut Aaker et al. (1996), Model Hierarchy of Effect dari Lavidge dan Steiner dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: kognitif, afektif dan konatif. Pada penelitian yang akan dilakukan, Efektivitas iklan yang akan diukur adalah peningkatan pengetahuan/kognitif dan perubahan sikap/afektif terhadap produk, tanpa mengukur aspek konatif/tindakan, karena terdapat faktor lainnya yang mempengaruhi pembelian suatu produk seperti kualitas, harga dan distribusi produk. Iklan susu pertumbuhan Nestle Batita di televisi merupakan suatu bentuk stimulus pemasaran primer bagi para ibu rumah tangga yang memiliki anak
16 berusia satu hingga tiga tahun. Dari stimulus pemasaran yang diterima yaitu berupa iklan susu bubuk Nestle Batita di televisi, maka ibu rumah tangga akan memperoleh pengetahuan dan membentuk sikap terhadap produk tersebut di tiap benaknya masing-masing. Berikut alur kerangka pemikiran penelitian Iklan Televisi Susu Pertumbuhan Nestle Batita 1. Pengetahuan produk susu Nestle Batita 2. Sikap terhadap produk susu Nestle Batita Keterangan : Mempengaruhi Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian. 20
17 DEFINISI OPERASIONAL 1. Iklan televisi susu pertumbuhan Nestle Batita adalah bentuk komunikasi komersil dan nonpersonal tentang produk susu pertumbuhan Batita yang ditransmisikan ke suatu khalayak (dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga di Posyandu Rajawali 8, Perumahan Taman Yasmin, Bogor) melalui media televisi. 2. Pengetahuan produk susu Batita adalah pemahaman ibu rumah tangga di Posyandu Rajawali 8, mengenai informasi-informasi produk susu Batita. 3. Sikap terhadap produk susu Batita adalah kepercayaan, perasaan dan kecenderungan perilaku ibu rumah tangga di Posyandu Rajawali 8, terhadap produk susu Batita. 4. Peningkatan pengetahuan produk susu Batita adalah bertambahnya pemahaman ibu rumah tangga di Posyandu Rajawali 8, mengenai informasiinformasi produk susu Batita. 5. Perubahan sikap terhadap produk susu Batita adalah perkembangan kepercayaan, perasaan dan kecenderungan perilaku ibu rumah tangga di Posyandu Rajawali 8, terhadap produk susu Batita.
18 HIPOTESIS H1. Peningkatan pengetahuan tentang informasi produk susu Batita pada ibu rumah tangga yang menonton iklan susu Batita lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak menonton iklan susu Batita. H2. Perubahan sikap terhadap produk susu Batita pada ibu rumah tangga yang menonton iklan susu Batita lebih positif dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak menonton iklan susu Batita.
EFEKTIVITAS IKLAN SUSU BUBUK PERTUMBUHAN NESTLE
EFEKTIVITAS IKLAN SUSU BUBUK PERTUMBUHAN NESTLE BATITA DALAM MENGUBAH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PRODUK (Kasus Ibu Rumah Tangga di Posyandu Rajawali 8, Perumahan Taman Yasmin, Bogor)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kurang gizi dan gizi buruk merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Data tahun 2007 memperlihatkan
Lebih terperinciKONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.
KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal. 1 PENGERTIAN Menurut American Association of Advertising Agencies, IMC adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat penting. Asupan gizi yang diterima anak pun harus yang terbaik karena akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus informasi yang sangat cepat ditunjang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat produk dan jasa kepada
BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Promosi dan Bauran Promosi Promosi mencakup berbagai teknik yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para konsumen dan calon potensial konsumen. Bauran promosi meliputi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin bertambah ketat. Semakin tingginya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya media cetak dan media elektronik tidak saja memunculkan sikap serius dari pengusaha lokal, tetapi juga memaksa mereka untuk memperbaiki kualitas produk, barang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
Lebih terperinciGiat Riyadi B
ANALISIS PENGARUH PESAN IKLAN YAMAHA MIO DI TELEVISI TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI IKLAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional pada dasarnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani. Dalam membangun manusia Indonesia yang sehat jasmani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Pada Minat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya untuk dapat berkembang dan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu pesat khususnya dalam media yakni, media cetak, media online ataupun media elektronik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Periklanan Kata iklan berasal dari bahasa yunani yang artinya adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini industri otomotif Indonesia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan mengadakan perubahan perubahan yang sangat cepat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menyampaikan pesan pada konsumen, pemasar dapat memilih aktivitas komunikasi tertentu yang sering disebut sebagai elemen, fungsi atau alat (tool) yang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah karena menyusui dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang membuat produsen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Susu merupakan kebutuhan primer seorang bayi. Untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan produk susu merupakan makanan utamanya. Sejatinya kebutuhan susu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan. untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap sebagai makanan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu didefinisikan oleh Purnomo dan Adiono (1987) sebagai cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat di bidang ekonomi, social, budaya. Hal ini dengan sendirinya membawa perubahan pada kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan periklanan di Indonesia akhir-akhir ini semakin pesat dan maju. Setiap saat kita selalu dipenuhi oleh tampilan ratusan iklan baik di televisi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Iklan Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui
Lebih terperinciFungsi dan Peranan Iklan pada televisi
Fungsi dan Peranan Iklan pada televisi Definisi Iklan Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, semakin banyak para produsen susu dari berbagai merek. perusahaan saling bersaing menawarkan berbagai jenis produk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, semakin banyak para produsen susu dari berbagai merek perusahaan saling bersaing menawarkan berbagai jenis produk yang dihasilkannya. Jenis susu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan ekonomi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kesemua lapisan masyarakat. Perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA Setelah mengurai semua data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian, penulis akan menguraikan hasil yang diperoleh penulis dari penelitian kali ini. Dalam analysis kali ini, penulis
Lebih terperinciTri Nugroho Adi -MPK Kuantitatif- Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed Page 1
(CONTOH ) RANCANGAN USUL PENELITIAN DENGAN METODE EKSPERIMEN 1. JUDUL : Studi Eksperimen tentang Respon Kognitif Siswa SMU N 4 Surakarta setelah Mendapat Terpaan Iklan Layanan Masyarakat mengenai Bahaya
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP 5.1 Interpretasi Data Intepretasi Variabel Respons Khalayak pada Iklan Televisi Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP 5.1 Interpretasi Data Melalui berbagai macam pengujian dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya hubungan yang nyata antara respons khalayak pada iklan televisi Pasti Pas! Pertamina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang masuk dalam setiap ruang kehidupan sehari-hari. Iklan itu sendiri sebagai media informasi yang telah berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi
113 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil analisa data variabel variabel penelitian. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan minuman yang sangat bermanfaat karena banyak terkandung nutrisi yang dibutuhkan manusia. Susu mengandung lebih banyak vitamin dan mineral essensial yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba, meningkatkan volume penjualan dan menjaga kesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya dengan kegiatan iklan. Iklan bertujuan untuk mengenalkan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan suatu produk bisa diproduksi secara massal, cepat, dan berkualitas. Konsumen menjadi penting disini karena merekalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan barang/ jasa yang yang ditawarkan kepada konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat pada era teknologi ini benar-benar merasakan bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa adanya interaksi terhadap lingkungan dan media massa. Ada berbagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Periklanan Periklanan merupakan media promosi yang mempunyai daya jangkau yang luas dan iklan mampu untuk mempertahankan produk agar tetap dikenal konsumen. Pesan dalam iklan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha kian gencar seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan harus memperhatikan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA
EFEKTIVITAS PROMOSI TAYANGAN IKLAN DJARUM 76 VERSI PENGEN EKSIS TERHADAP PERSEPSI PEMIRSA Nama : Aldi Antono Purwanto NPM : 10212571 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ir. Titiek Irewati, MM LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi fakta bahwa makanan cepat saji sudah membudaya di masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perkembangan teknologi membuat seseorang cenderung menginginkan hidup serba cepat dan praktis. Sehingga menjadikan seseorang untuk berperilaku konsumtif,
Lebih terperinciBAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN
BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi pada objek penelitian, selanjutnya peneliti akan melakukan analisis untuk mengetahui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PESAN IKLAN NATURADE GOLD TERHADAP RESPON KONSUMEN (MODEL HIRARKI EFEK) DI SOLO GRAND MALL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PESAN IKLAN NATURADE GOLD TERHADAP RESPON KONSUMEN (MODEL HIRARKI EFEK) DI SOLO GRAND MALL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina
PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berperan dalam jalannya roda usaha. Kegiatan pemasaran yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Permasaran 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan perekonomian yang sangat berperan dalam jalannya roda usaha. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA TEORI. sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2002, 10) pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:255-256) teori Stimulus-organismresponses (S-O-R) adalah stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan. Stimulus dalam penelitian
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Sikap..., Ferina Rahmawati, F.PSI UI, 2008
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan produkproduk penopang kehidupan manusia, kehidupan kita hampir tak bisa lepas dari sekumpulan iklan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi Pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi Pemasaran adalah salah satu kegiatan pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran dewasa ini sudah sangat berkembang. Pemasaran sendiri berasal dari kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan keinginan. Pemasaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya iklan yang beredar di televisi nasional membuat konsumen semakin selektif dalam melakukan pemilihan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini banyak perusahaan yang menggunakan iklan di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Arus teknologi dan informasi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu media massa elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh
Lebih terperinci2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran
BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan industri sekarang ini, membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dewasa ini dirasakan semakin ketat seiring dengan bertambahnya perusahaan-perusahaan sejenis yang menawarkan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan anak di Indonesia masih cukup tinggi sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yaitu 373 per 100.000 kelahiran hidup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Patau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan
BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 Pengertian Iklan Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk Patau jasa, untuk
Lebih terperinciBAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN
1 ABSTRAK Perkembangan dunia komunikasi dan media massa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui media massa saat ini, masyarakat dapat memperoleh informasi yang tidak terbatas. Tidaklah heran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan penawaran produk
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, dan hanya bisa ditemukan di Negara-negara maju atau Negara-negara yang tengah mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini tingkat persaingan antar industri mie instant semakin ketat dalam memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang bermunculan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi adalah periklanan. Periklanan merupakan suatu bentuk presentasi non personal dan promosi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi menampilkan gambar yang menarik dan menghibur, gambar televisi terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kehidupan masyarakat modern yang memasuki era globalisasi, komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam sebuah proses
Lebih terperinciSusu Sapi Perbedaan yang penting antara susu sapi dan ASI: - Protein & mineral lebih tinggi - Laktosa lebih rendah - Rasio protein whey dan casein leb
FORMULA BAYI Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM Susu Sapi Perbedaan yang penting antara susu sapi dan ASI: - Protein & mineral lebih tinggi - Laktosa lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat tinggi. Tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf
Lebih terperinci