BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yanti Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Menurut Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai The activity of measuring the performance of an activity or the entire value chain. Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan pengendalian. Pengukuran kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang mencakup, baik tindakan yang mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Penilaian kinerja merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui sejauh mana tujuan perusahaan telah tercapai, menilai prestasi bisnis, manajer, divisi dan individu dalam perusahaan, serta untuk memprediksi harapan-harapan perusahaan di masa mendatang.
2 8 1. Manfaat pengukuran kinerja Menurut Lynch dan Cross (1993), manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut : a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari matarantai pelanggan dan pemasok internal c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut. d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi penghargaan atas perilaku yang diharapkan tersebut. 2. Syarat Pengukuran Kinerja Kinerja yang efektif paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut : a. Didasarkan pada masing-masing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan
3 9 b. Evaluasi atas berbagai aktivitas, menggunakan ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated. c. Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif. d. Memberikan umpan balik untuk membantu seluruh anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan. B. Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan. Pemanfaatan Balanced Scorecard dalam pengelolaan menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan perusahaan dalam menciptakan kekayaan. Balanced Scorecard didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat (Suwardi, 2008:16) seperti yang tergambar pada gambar 2.1 Hubungan Balanced scorecard dengan visi dan misi perusahaan. Menurut Mulyadi (2009:3) Balance Scorecard terdiri dari dua kata : 1. Kartu skor (scorecard) artinya kartu skor pekerjaan atau kartu prestasi kerja orang atau organisasi. Kartu prestasi kerja dituangkan dalam angka-
4 10 angka keuangan atau lazim disebut kinerja keuangan dan dapat dijadikan bahan baku untuk membuat rencana kerja masa depan karena merupakan data historis. Selanjutnya rencana kerja itu dibandingkan dengan kartu prestasi kerja nyata, hasilnya adalah penyimpangan. 2. Berimbang (Balanced) yang artinya berimbang menjelaskan bahwa kinerja organisasi harus diukur dari sudut kinerja keuangan dan kinerja non-keuangan yang meliputi pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Finansial (Berapa return pemegang saham) Pelanggan (Kepuasan dan loyalitas) Visi & Strategi Proses Bisnis Internal (Apa bisnis kita yang menguntungkan) Pembelajaran & Pertumbuhan (Produktivitas dan loyalitas SDM) Gambar 2.1 Hubungan Balanced scorecard dengan visi dan misi perusahaan
5 11 Untuk menekankan pentingnya penggunaan informasi strategis, baik informasi keuangan maupun nonkeuangan, laporan akuntansi mengenai kinerja perusahaan sekarang ini didasarkan pada faktor-faktor penentu kesuksesan dalam empat dimensi yang berbeda. Satu dimensi merupakan dimensi keuangan; sementara tiga dimensi lainnya merupakan dimensi nonkeuangan. Menurut Mulyadi (2009:225) ada dua ukuran yang perlu ditentukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategik : 1. Ukuran hasil (outcome measure) adalah keberhasilan pencapaian sasaran strategik. 2. Ukuran pemicu kinerja (performance driver measure) adalah ukuran yang menunjukan penyebab atau pemicu ketercapaian ukuran hasil. Ukuran pemicu ini menunjukan seberapa efektif inisiatif strategik pilihan mampu mewujudkan sasaran strategik. Berikut adalah contoh dari Ukuran Hasil dan Ukuran Pemicu Kinerja untuk Setiap Sasaran Strategik :
6 12 SASARAN STRATEGIK Keuangan Sustainable outstanding financial return UKURAN HASIL Economic Value Added (EVA) UKURAN PEMICU KINERJA Pertumbuhan pendapatan serta berkurangnya biaya operasi dan biaya modal Bertumbuhnya pendapatan Tingkat pertumbuhan pendapatan Pangsa pasar Berkurangnya biaya Penurunan biaya Cost effectiveness proses Customer Meningkatnya kualitas barang Meningkatnya kualitas hubungan dgn customer Meningkatnya citra perusahaan Proses Terintegrasinya proses layanan intern Meningkatnya kualitas proses layanan kepada customers Meningkatnya kecepatan proses inovasi Meningkatnya kepedulian kepada masyarakat lingkungan Pembelajaran dan pertumbuhan Keberdayaan Karyawan Terintegrasinya Sistem Informasi Jumlah customer baru Kesetian customer Frekuensi peliputan bagus oleh media Cycle effectiveness (CE) Waktu dan kualitas respons atas permintaan customer Jumlah produk baru Jumlah keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat lingkungan Value added per Employee Keterpaduan antara online transaction processing (OLTP) dan on line analytical processing (OLAP) Tingkat barang reject Persentase customer yang menjadi noncustomer Jumlah inisiatif komunikasi massa yang diciptakan Jumlah non-value added activities yang dikurangi atau dihilangkan ketersediaan customer database waktu untuk memasarkan jasa baru persentase terlaksananya rencana keikutsertaan dalam kegiatan masyarakat lingkungan Strategic job coverage ratio ketersediaan data warehouse dan enterprise resource planning (ERP)
7 13 Organisasi Nirbatas dan berkapabilitas Boundaryless Index Learning Capability Index Capacity to Change Index Accountability Index Jumlah tim lintas fungsional yang dioperasikan Jumlah waktu pendidikan/pelatihan karyawan Jumlah ide karyawan yang diaplikasikan Sistem perencanaan yang diaplikasikan dengan berhasil Gambar 2.2 Ukuran Hasil dan Ukuran Pemicu Kinerja untuk Setiap Sasaran Strategik (Mulyadi, 2009:226) 1. Perspektif balanced scorecard Kaplan dan Norton mengajukan Balanced scorecard sebagai model sistem manajemen strategik yang akan menerjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi berbagai tujuan (objectives) dan ukuran-ukuran dalam empat perspektif, yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 1) Perspektif Keuangan Ukuran keuangan/finansial masih merupakan salah satu unsur penting untuk mengukur pencapaian tujuan perusahaan karena ukuran finansal memberikan gambaran ringkas bagi perusahaan mengenai konsekuensi ekonomi dari berbagai tindakan yang dilakukan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan memberikan gambaran apakah implementasi strategi maupun pencapaian tujuan memberikan kontribusi
8 14 terhadap perbaikan kondisi keuangan perusahaan dibandingkan kondisi keuangan perusahaan sebelumnya (bottom-line/laba). Tujuan-tujuan keuangan bisa dinyatakan dalam bentuk profitabilitas (Kaplan dan Norton, 1996:26) yang diukur misalnya dalam bentuk operating income, return on capital employed-roce, atau yang saat ini banyak digunakan dalam bentuk economic value added-eva. 2) Perspektif Pelanggan Dalam kaitannya dengan pelanggan, manajer yang menjalankan model Balanced scorecard harus melakukan identifikasi terhadap pelanggan maupun segmen-segmen pasar di mana unit bisnis yang mereka jalankan bersaing di dalamnya serta mengukur kinerja unit bisnis tersebut di dalam target segmen pasar yang telah ditetapkan. Beberapa ukuran hasil yang ditetapkan untuk mengukur kinerja unit bisnis yang bersangkutan antara lain adalah : customer satisfaction (kepuasan pelanggan), customer retention (kebertahanan/retensi pelanggan pada produk perusahaan), new customer acquisition (kemampuan meraih pelanggan baru), customer profitability (kemampu-labaan/profitabilitas perusahaan dari setiap pelanggan yang dilayani) serta pangsa pasar untuk setiap segmen sasaran. Perspektif pelanggan harus pula mengukur secara spesifik proposisi nilai yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Dalam hal ini Kaplan dan Norton (1996:74) menggambarkan nilai yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan sebagai gabungan tiga komponen yang mencakup :
9 15 atribut-atribut produk/jasa, hubungan dengan pelanggan serta citra dan reputasi perusahaan. 3) Perspektif Proses Bisnis Internal Pada bagian ini, para eksekutif perusahaan melakukan identifikasi terhadap proses internal perusahaan yang akan memungkinkan perusahaan : Memberikan proposisi nilai yang akan menarik dan mempertahankan pelanggan dari target segmen pasar tertentu. Memuaskan ekspektasi pemegang saham dengan memberikan pengembalian keuangan yang sangat bagus. Pengukuran proses bisnis internal terutama difokuskan pada proses internal perusahaan yang akan memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan pencapaian tujuan keuangan perusahaan. Dalam kaitan ini Kaplan dan Norton (1996:96) memperkenalkan konsep internalprocess value chain. Dimana konsep ini mengintegrasikan inovasi yag akan dilakukan perusahaan terhadap proses internalnya dengan memerhatikan kebutuhan konsumen saat ini dan di masa yang akan datang serta mencari solusi bagi pemenuhan kebutuhan konsumen di masa datang tersebut.
10 16 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif ini, para manajer perusahaan harus menidentifikasi berbagai infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan dan perbaikan kinerja secara terus menerus dalam jangka panjang. Perusahaan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen di masa yang akan datang bila hanya mengandalkan teknologi dan kemampuan yang dimiliki perusahaan selama ini. Kemampuan organisasi untuk melakukan pembelajaran dan tumbuh berasal dari tiga sumber, yakni : Kemampuan karyawan Kemampuan sistem informasi Prosedur organisasi yang akan memungkinkan karyawan memiliki motivasi dan inisiatif dalam bekerja. 2. Manfaat Balanced Scorecard Balanced Scorecard membuat perusahaan dapat melacak hasil keuangan sambil memantau, dengan pengukuran non-keuangan, bagaimana mereka membangun kemampuannya dibidang pelanggan, proses, serta karyawan dan sistem untuk mencapai pertumbuhan dan kemampuan menghasilkan laba di masa depan (Atkinson, Kaplan, Matsumura, Young, 2012:105).
11 17 Menurut Mulyadi, balance scorecard menghasilkan manfaat sebagai berikut : a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan berkesinambungan, karena dalam perencanaan, perhatian dan usaha personel difokuskan ke perspektif nonkeuangan, perspektif yang didalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan. b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena Balanced scorecard menghasilkan rencana yang mencakup perspektif luas sehingga rencana yang dihasilkan mampu dengan kompleks merespon perubahan lingkungan. 3. Keunggulan dan Kelebihan Balanced Scorecard Menurut Mulyadi (2009:14) Balanced scorecard memiliki keunggulan di dua aspek : 1) Meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan Balanced scorecard meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan yang bersifat strategik terdiri dari tiga tahap terpisah yang terpadu : a) Sistem perumusan strategi, berfungsi sebagai alat trendwatching, SWOT analysis, envisioning, dan pemilihan strategi.
12 18 b) Sistem perencanaan strategik, berfungsi sebagai alat penerjemah misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategik yang komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur. c) Sistem penyusunan program, merupakan alat penjabaran inisiatif strategik ke dalam program. 2) Meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel Pengelolaan kinerja personel ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pilihan. Pengelolaan kinerja personel terdiri dari lima tahap terpadu berikut ini : a) Perencanaan kinerja yang hendak dicapai perusahaan b) Penetapan peran dan kompetensi inti personel dalam mewujudkan kinerja perusahaan. c) Pendesainan sistem penghargaan berbasis kinerja d) Pengukuran dan penilaian kinerja personel e) Pendistribusian penghargaan berbasis hasil pengukuran dan penilaian kinerja personel. Melalui lima tahap terpadu tersebut, kualitas pengelolaan kinerja personel ditingkatkan secara signifikan berikut ini : a) Pengelolaan kinerja personel mencakup kinerja karyawan, tidak hanya terbatas pada kinerja manajer yang memegang posisi tertentu dalam jenjang organisasi sehingga mampu mengerahkan dan mengarahkan
13 19 seluruh personel perusahaan dalam memenangkan pilihan customer dan mewujudkan visi perusahaan. b) Pengelolaan kinerja personel dilaksanakan secara bersistem yang dipacu oleh pemenuhan kebutuhan customer sehingga akan menjanjikan peningkatan daya saing perusahaan dalam memenangkan pilihan customer. c) Kinerja personel direncanakan melalui sistem perencanaan strategik berbasis Balanced scorecard. Sebagai hasilnya, kinerja yang dirumuskan berupa kinerja strategik dan mencakup perspektif yang komprehensif. Kinerja strategik menjadikan setiap personel berpikir jangka panjang dan kinerja komprehensif menjadikan personel berfokus ke pemacu sesungguhnya kinerja keuangan. d) Kinerja personel didefiniskan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan dan sasaran strategik perusahaan ini merupakan hasil penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, dan strategi perusahaan. Menurut Suwardi (2007:48) Balanced scorecard memiliki kelebihan : 1) Balanced scorecard dapat berfungsi sebagai alat untuk mengkomunikasikan strategi diantara para stakeholders dari sebuah organisasi, yaitu manajemen, karyawan, para pemegang saham, pelanggan, dan komunitas lingkungan.
14 20 2) Balanced scorecard memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebut, baik yang berbentuk benda fisik (tangible asset) maupun berupa benda non-fisik (intangible asset). 3) Balanced scorecard dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi (performance). Balanced scorecard memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang dibangun dengan proses pelaksanaannya dan proses pelaksanaan itu dapat dipantau tingkat pencapaiannya dengan menggunakan key performance indicators yang biasa disingkat menjadi KPI. 4) Balanced scorecard memiliki konsep sebab-akibat. Dengan demikian para pelaku strategi mendapat gambaran dan menjadi jelas bahwa bila strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses. 5) Balanced scorecard dapat membantu proses penyusunan anggaran. 4. Kelemahan Balanced Scorecard Tidak semua perusahaan berhasil membuat Balance scorecard. Beberapa faktor menimbulkan masalah ketika membuat pengukuran kinerja dan sistem manajemen berdasarkan Balance scorecard. Beberapa perusahaan menggunakan terlalu sedikit ukuran dalam scorecard (hanya satu atau dua ukuran perspektif). Scorecard dengan jumlah ukuran terlalu sedikit tidak
15 21 cukup mampu menjelaskan strategi perusahaan dan tidak mencerminkan keseimbangan antara hasil yang diinginkan dan pemicu kinerja hasil tersebut. Atau sebaliknya, beberapa perusahaan memasukan terlalu banyak ukuran, yang melibatkan lebih dari 100 ukuran, sehingga perhatian manajer menjadi tidak jelas yang membuat mereka tidak memberi cukup perhatian pada sedikit ukuran yang dapat memberikan hasil baik. Beberapa perusahaan tidak menghubungkan pemicu yang tepat di perspektif proses dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan hasil yang diinginkan di perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Sebagai contoh, strategi perusahaan adalah berusaha menciptakan solusi inovatif bagi pelanggannya, namun ukuran di perspektif proses Balance scorecard hanya terpusat pada perbaikan proses. Namun demikian, desain scorecard yang buruk bukanlah ancaman terbesar bagi kesuksesan penerapan Balance scorecard. Ketika terjadi jumlah ukuran terlalu sedikit atau terlalu banyak atau ukuran itu bukan ukuran yang benar, kesalahan desain ini dapat diketahui dan diperbaiki. Ancaman terbesar adalah proses organisasi yang buruk dalam pengembangan dan penerapan scorecard. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menggunakan Balance scorecard hanya sebagai daftar periksa perbaikan operasi atau untuk memperluas sistem kompensasi dengan melibatkan ukuran non-keuangan. Bagi perusahaan seperti ini, komitmen terhadap pembelajaran organisasi juga menghilang, dan kesalahan rancangan menjadi tidak terdeteksi.
16 22 Membuat dan memasukan ukuran dan sistem manajemen baru ke organisasi sangatlah rumit dan rentan terhadap sedikitnya empat kelemahan berikut : 1) Manajemen senior tidak berkomitmen 2) Tanggung jawab scorecard tidak mengalir ke bawah. 3) Solusi dirancang berlebihan atau scorecard diperlakukan sebagai peristiwa satu kali. 4) Balance scorecard diperlakukan sebagai sistem atau proyek konsultasi. Menurut Sony Yuwono (126:2002) faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan penerapan Balanced scorecard : 1) Memandang bahwa Balanced scorecard merupakan suatu pendekatan yang berdiri sendiri, yang berbeda dengan pendekatan lain. Jadi, bila sejak awal manajemen atau berbagai pihak dalam organisasi memandang keberadaan Balanced scorecard secara ekslusif maka risiko kegagalan penerapan Balanced scorecard semakin tinggi. 2) Kekeliruan dalam menentukan variabel dan tolok ukur Balanced scorecard yang tidak sejalan dengan ekspektasi stakeholder, terutama non-owner stakeholders (selain pemegang saham, seperti : karyawan, pelanggan, pemasok, masyarakat dan bahkan juga generasi mendatang) 3) Improvements goals (tujuan-tujuan pengembangan manajerial dan bisnis) dalam perusahaan tidak didasarkan pada kebutuhan stakeholders.
17 23 4) Tidak ada sistem yang dapat diandalkan yang dapat merinci sasaransasaran pada tingkat manajemen puncak hingga level di bawahnya secara efektif, yang pada dasarnya merupakan alat aktualisasi strategi dan pengembangan bisnis. 5) Karyawan (employess) kurang mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan. C. Hubungan Balance Scorecard dengan Strategi Perusahaan Sistem manajemen strategik terdiri dari enam tahap utama : perumusan strategi, perencanaan strategi, penyusunan program, penyusunan anggaran, pengimplementasian, dan pemantauan. Diantara keenam tahap tersebut, tahap kedua merupakan tahap crucial di dalam mewujudkan visi perusahaan. Jika sasaran strategik yang dipilih pada tahap perencanaan strategik hanya berfocus sempit ke perspektif keuangan, sebagai akibatnya program hanya akan berisi langkah-langkah strategik yang digunakan untuk mewujudkan sasaran yang sempit tersebut. Namun jika sasaran strategik yang ditetapkan mencakup perspektif yang luas (keuangan, customer, proses bisnis intern, pembelajaran dan pertumbuhan), program akan berisi langkah-langkah strategik yang komprehensif, sehingga memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Balanced scorecard memperluas sasaran strategik yang ditetapkan dalam perencanaan strategik ke empat perspektif : keuangan, pelanggan,
18 24 proses bisnis intern, pembealajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian Balanced scorecard menjadikan tahap perencanaan strategik menghasilkan sasaran strategik dan inisiatif strategik yang komprehensif, sehingga rencana strategik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Rencana strategik yang komprehensif ini kemudian dijabarkan ke berbagai program pada tahap penyusunan program, sehingga program yang dihasilkan juga bersifat komprehensif. Manajemen strategik yang dilaksanakan secara bersistem dan menggunakan Balanced scorecard sebagai rerangka disebut dengan Balanced scorecard based strategic management system. Dalam Balanced scorecard based strategic management system, setiap tahap manajemen strategik dilaksanakan secara bersistem, yang terdiri dari sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategik, sistem penyusunan program, sistem penyusunan anggaran, sistem pengimplementasian, dan sistem pemantauan. Rerangka Balanced scorecard digunakan dalam sistem perencanaan strategik untuk menjadikan sasaran-sasaran strategik yang dihasilkan memiliki atribut : komprehensif, koheren, terukur, dan seimbang. D. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indikator/KPI) KPI merupakan tolok ukur yang mendorong organisasi mencapai tujuannya. KPI lazimnya berupa ukuran umum, seperti kepuasan pelanggan, kualitas, biaya, kepuasan dan moral karyawan, yang tentunya layak
19 25 diperjuangkan pencapaiannya namun tidak mencerminkan strategi unik perusahaan. E. Keberhasilan Menurut kamus bahasa Indonesia, keberhasilan dengan kata dasar berhasil yang artinya mendatangkan hasil; ada hasilnya; beroleh (mendapat) hasil; berbuah; tercapai maksudnya. Jadi keberhasilan adalah perihal (keadaan) berhasil. Keberhasilan erat kaitannya dengan kecermatan dalam menentukan tujuan. Tujuan adalah sasaran-sasaran yang sudah ditentukan. Sasaran-sasaran ini merupakan hal-hal yang ingin dicapai pada waktu yang akan datang, sehingga menurunkan cara atau strategi dan melahirkan motivasi untuk meraihnya. Tujuan yang tepat, akan melahirkan sejumlah strategi yang tepat pula, disamping itu tujuan yang fleksibel dan terukur akan melahirkan motivasi yang tinggi untuk meraihnya. Keberhasilan membutuhkan faktor-faktor penentu, faktor kunci keberhasilan ini dapat dimulai dengan melakukan identifikasi indikator atau ukuran yang dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran. Menurut Edy Sukarno (2000 : 120) faktor-faktor kunci keberhasilan antara lain berupa potensi, peluang, kekuatan, tantangan, kendala dan kelemahan yang dihadapi termasuk termasuk sumber daya, dana, sarana dan prasarana,
20 26 serta peraturan dan kebijaksanaan yang digunakan perusahaan dalam kegiatan-kegiatannya. Salah satu faktor keberhasilan menurut situs web ekonomi.kompasiana.com adalah faktor operasional, dimana harus diperhatikan : Pelanggan. Harus mengetahui dan menguasai segmen pasar usaha yang akan dimasuki. Sehingga pelanggan yang kita tuju tepat sasaran. Team work. Struktur tim harus jelas agar tidak terjadi kesimpangsiuran tugas dan tanggung jawab, dan tim harus mampu menciptakan iklim kerja yang positif agar tim dapat bekerja dengan kompak untuk mencapai tujuan. Supplier. Pemilihan supplier untuk memasok barang harus benar-benar diperhatikan agar kualitas barang yang dihasilkan pun berkualitas tetapi tentu saja tetap melihat harga yang bersaing. Kompetitor. Perkembangan pesaing pun perlu dimonitor agar dapat diketahui kemajuan ataupun kekurangan dari perusahaan kita. Lingkungan. Harus yang aman dan kondusif agar usaha yang dilakukan dapat berjalan tenang dan lancar. Berikut beberapa kriteria sebuah usaha bisa dikatakan berhasil antara lain : Usaha telah menghasilkan keuntungan.
21 27 Konsumen telah mencari produk kita. Konsumen merasakan manfaat produk dan merekomendasikannya. Usaha mulai mendapat perhatian umum. Usaha semakin berkembang dan menyerap banyak tenaga kerja. F. Efektif Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan). Sedangkan definisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. G. Alat Analisis Analisis Balanced scorecard mengharuskan perusahaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
22 28 1. Seberapa bagus perusahaan secara terus menerus mengalami perbaikan dan menciptakan nilai dalam langkah-langkahnya seperti inovasi, kepemimpinan teknologis, kualitas produk, efisiensi proses operasional, dan semacamnya? 2. Seberapa bagus perusahaan mempertahankan dan bahkan meningkatkan kompetensi inti dan keunggulan kompetitifnya? 3. Seberapa puaskah konsumen perusahaan. Berikut adalah contoh-contoh dari KPI atau ukuran untuk masing-masing perspektif yang ada dalam peta strategi : 1. Persepektif finansial Laba akuntansi (accounting profit). Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal oleh usaha setelah dikurangi semua biaya dari pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi. Jadi : Laba akuntansi = Pendapatan untuk suatu periode biaya untuk periode ROI (Return On Investment) ROI = Laba Akuntansi Investasi dalam usaha Residual income adalah laba akuntansi dikurangi biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba atau
23 29 Residual income = laba akuntansi (nilai aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba x rate of return yang diharapkan dari aktiva tersebut) Nilai pasar (Market value) Nilai pasar merupakan harga dimana saham-saham perusahaan diperdagangkan di pasar terbuka. Untuk perusahaan yang sudah go public nilai pasar dihargai setiap hari atas dasar per saham dan dilaporkan dalam berita keuangan. Total nilai pasar perusahaan atau kapitalisasi pasar dikalkulasi sebagai hasil dari jumlah saham yang beredar dikalikan harga per saham atau Total market value = number of ownership share outstanding x price per share Total pendapatan Cash ratio Profit per employee 2. Perspektif pelanggan Pangsa pasar. Pengukurannya bisa dilakukan berdasarkan besaran pasar secara keseluruhan, menurut produk, menurut region atau menurut target market.
24 30 Mempertahankan pelanggan. Contoh indikatornya adalah presentase pelanggan yang melakukan pembelian berulang dan presentase pertumbuhan perusahaan dengan pelanggan yang telah dimiliki. Akuisisi pelanggan. Ukuran yang kerap dipakai adalah : jumlah pelanggan baru, hasil penjualan yang diperoleh dari pelanggan baru dan conversion rate. Indeks kepuasan pelanggan. Indeks pengelolaan keluhan pelanggan. Survei mind-share atau citra perusahaan di mata pelanggan/masyarakat. Kemampulabaan pelanggan (customer profitability) 3. Perspektif proses bisnis internal. Proses inovasi/pengembangan produk atau jasa. Ukuran yang digunakan adalah : siklus waktu dari konsep produk (inisiatif) sampai dipasarkan atau diimplementasikan, jangka waktu bagi R&D mencapai titik break even, dan jumlah paten atau desain atau inisiatif baru. Pengelolaan pelanggan. Indikator yang kerap digunakan adalah : jumlah kunjungan, jumlah atau nilai proposal, dan jumlah pertemuan business review atau customer gatherings. Operasi/produksi. Pada tahapan ini, hal-hal yang diukur adalah banyaknya produksi, kualitas, jumlah barang yang gagal produksi, kapasitas mesin
25 31 produksi, siklus waktu (misalnya waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan, troubleshooting dan lainnya), dan angka kecelakaan dalam satu tahun. Proses kepatuhan terhadap regulasi dan lingkungan. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator corporate governance (contohnya pelanggaran) dan peringkat proper organisasi. Hubungan dengan pemasok (supplier relationship). Tolok ukur keunggulan untuk proses desain dan pengembangan untuk produk dan jasa baru khususnya penting. Penghematan biaya yang berasal dari peningkatan efisiensi operasional dan perbaikan proses menciptakan manfaat jangka pendek. Pertumbuhan pendapatan dalam memperkuat hubungan dengan pelanggan bertujuan jangka menengah. Suatu peningkatan inovasi dapat menghasilkan pendapatan dan perbaikan margin jangka panjang. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Indeks tingkat kepuasan karyawan (baik untuk internal organisasi maupun eksternal). Pekerja yang puas merupakan pra kondisi bagi meningkatnya produktivitas, daya tanggap, mutu dan layanan pelanggan. Perusahaan yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memili pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpuaskan oleh perusahaan. Perusahaan biasanya mengukur kepuasan pekerja dengan melakukan survei.
26 32 Turn-over rate (tingkat keluar masuk karyawan); voluntary (karyawan yang keluar dengan inisiatifnya sendiri) dan in-voluntary (karyawan yang diberhentikan). Tingkat produktivitas karyawan adalah suatu ukuran hasil, dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Cara mengukurnya antara lain adalah pendapatan per pekerja. Semakin efektifnya pekerja dalam menjual lebih banyak produk dan jasa dengan nilai tambah yang meningkat, pendapatan per pekerja juga meningkat. dengan contoh perhitungan seperti : besar revenue per karyawan, total peningkatan revenue vs.total peningkatan kompensasi karyawan. Jumlah investasi yang dialokasikan untuk pelatihan, dengan contoh indikator : total nilai investasi, persentase terhadap penjualan, jumlah hari pelatihan per karyawan. Hasil dari pelatihan : sikap, pengetahuan, keterampilan, dampak bisnis. Competency gap ratio (rasio kesenjangan kompetensi). Training coverage (prosentase karyawan yang mendapat pelatihan dalam satu tahun). Indeks budaya organisasi yang berbasis pembelajaran (pada learning organization).
27 33 Indikator-indikator yang berkaitan teknologi informasi seperti : jumlah downtime per bulan, jumlah aplikasi terpasang.
BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat
Lebih terperinciTUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN
TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. internal, dan sasaran pertumbuhan dan pembelajaran. 2. Pada perspektif finansial ditetapkan tiga sasaran strategik, yakni :
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan dibedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan
Lebih terperinciAdapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:
Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD
BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan
16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
Lebih terperinciALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk
ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik
Lebih terperinciBalanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.
Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus
Lebih terperinciBAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD
BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciJurnal Sains & Teknologi
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG
PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran
22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/
Lebih terperinciFinance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards
Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan perusahan yang bergerak di bidang pelayanan jasa angkutan darat khususnya di bidang pelayanan jasa penumpang. Fenomena mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola
Lebih terperinciBidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS
Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu
Lebih terperinciyang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam
BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Tijauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja a. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Mohammad Pabundu ( 2006 ) kinerja sebagai hasil hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15
DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Balanced Scorecard Dalam era industri, penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dilakukan dengan cara diversifikasi produk. Di sini, pada dasarnya, perusahaan sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin
Lebih terperinciANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK
ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Menurut Wibowo (2008), kinerja berasal dari pengertian performance. Adapun pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
Lebih terperinciFarah Esa B
ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBALANCED SCORECARD DAN ACTION PLAN
BALANCED SCORECARD DAN ACTION PLAN Sasaran Strategik Ukuran Hasil Ukuran Pemicu Target Inisiatif Strategik Keuangan : Sustainable outstanding financial return EVA Pertumbuhan pendapatan serta berkurangnya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XIII (Persero) Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik yang dapat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang dilakukan oleh para manajer di mana melibatkan aktivitas-aktivitas
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Robbins dan Coulter (2010:7) menyatakan pengertian manajemen adalah : hal yang dilakukan oleh para manajer di mana melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciPrepared by Yuli Kurniawati
BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan dan pola hidup masyarakat kini yang semakin menginginkan kenyamanan berbelanja, kepastian harga, dan keanekaragaman kebutuhan dalam satu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.
PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. ABC, TBK Andreas Tri Panudju, Andi Hasryningsih Asfar, Fitri Fauziah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai
BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada
Lebih terperinciAnalisis Balanced Scorecard Pada Bank X
Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank
Lebih terperinciManfaat Penggunaan Balanced Scorecard
Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja
BAB II Tinjauan Pustaka A. Penilaian Kinerja 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara
Lebih terperinciPENERAPAN BALANCED SCORECARD
PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRAMAYU ( The Application of Balanced Scorecard as Performance Measurement at District Hospital of Indramayu
Lebih terperinciMANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD
MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernyataan visi dan misi suatu organisasi menurut Imelda (2004) merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kebutuhan akan sistem manajemen strategis yang komprehensif dan integratif di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini digunakan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang
Lebih terperinciYateno, S.E., M.M.
ANALISIS PENILAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN BERBASIS BALANCE SCORE CARD (BSC) (Studi Kasus pada PT. Great Giant Pineapple. Terbanggi Besar Lampung Tengah) ABSTRAK Yateno, S.E., M.M. e-mail : Yatno.apta@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Balanced scorecard 1. Pengertian Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert Kaplan pada awal tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan
43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan
Lebih terperinci