PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA"

Transkripsi

1 PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA Rudy Cahyadi Hario Pribadi, Nanik Suciati, dan Wahyu Suadi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia ABSTRAK Sebuah citra seringkali terkontaminasi oleh noise pada saat akuisisi atau transmisi. Proses de-noising citra yang bagus adalah sebuah proses untuk menghilangkan noise pada suatu citra, dengan tetap mempertahankan dan tidak mendistorsi kualitas citra yang diproses. Proses rekonstruksi dari transformasi wavelet diskrit bersifat lossless, sehingga dapat digunakan untuk de-noising citra. Waktu komputasi dari transformasi wavelet diskrit baik pada proses dekomposisi maupun proses rekonstruksi pada CPU adalah cukup besar, sehingga kurang bisa memenuhi kebutuhan secara real time. Dengan bertumbuhnya perangkat keras yang mendukung komputasi secara paralel seperti GPU (Graphic Processing Unit), permasalahan waktu komputasi suatu program dapat teratasi. GPU keluaran NVidia, sekarang dilengkapi dengan suatu arsitektur komputasi paralel yang bernama CUDA (Compute Unified Device Architecture). CUDA menyediakan mekanisme pemrosesan data dalam jumlah besar secara paralel. Penelitian ini memparalelkan proses de-noising citra berdasarkan transformasi wavelet diskrit pada arsitektur GPU CUDA. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa paralesisasi proses de-noising pada penelitian ini lebih cepat sekitar 2 kali lipat dibanding dengan hasil penelitian sebelumnya. Kata kunci: De-noising, Transformasi Wavelet Diskrit, GPU, CUDA PENDAHULUAN Sebuah citra seringkali terkontaminasi oleh noise pada saat akuisisi atau transmisi. Proses de-noising yang bagus adalah sebuah proses untuk menghilangkan noise pada suatu citra, sementara tetap mempertahankan dan tidak mendistorsi kualitas citra yang diproses. Teknik pemfilteran noise secara konvensional seperti median fitering, dan homomorphic Wiener filtering sering mengaburkan tepi-tepi citra [1]. Karena itu, representasi signal dengan skala tunggal baik dalam waktu dan frekuensi sering tidak cukup memadai ketika digunakan untuk memisahkan signal dari data noise. Baru-baru ini, metode berdasarkan multiskala dan transformasi wavelet diskrit dalam kaitan dengan keunggulan sifatnya yang lokalisasi, menjadi sangat populer untuk de-noising citra [2]. Akan tetapi, waktu komputasi dari transformasi wavelet diskrit dalam kaitan dengan sifat operasi dekomposisi dan rekonstruksi data yang multilevel, mengurangi performansi dan implementasi untuk aplikasi real-time, terutama ketika berhadapan dengan ukuran citra yang besar []. Kompleksitas waktu dari transformasi wavelet adalah O(N 2 ), N adalah ukuran citra, dan waktu proses komputasi bertambah secara signifikan sesuai dengan ukuran citra [4].

2 Penelitian sebelumnya [] mengimplementasikan proses de-noising citra berdasarkan wavelet menggunakan GPU ( Graphics Processing Unit) dengan pustaka OpenGL. Transformasi wavelet diskrit 2D diimplementasikan dengan menerapkan Transformasi wavelet diskrit 1D masing-masing sepanjang arah horisontal dan vertikal. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa transformasi wavelet diskrit menggunakan GPU Geforce GTX 9700 dapat mempercepat proses komputasi dengan faktor percepatan 5,9 sampai 9,6 kali terhadap implementasi proses de-noising pada CPU Pentium IV 2,6GHz. Pada [5] didapatkan hasil bahwa kinerja menggunakan arsitektur CUDA lebih baik dari implementasi menggunakan OpenGL. Pada implementasi OpenGL dibutuhkan pengetahuan khusus tentang grafika komputer, sehingga diperlukan lebih banyak waktu implementasi. Selain itu, versi GPU NVIDIA Tesla, yang merupakan perangkat keras khusus komputer berkinerja tinggi tidak mendukung OpenGL. Pada [6] didapatkan hasil bahwa implementasi CUDA lebih cepat dari OpenGL. Penggunaan CUDA memudahkan pemrograman dan tidak membutuhkan pengetahuan khusus tentang grafika komputer. Selain itu, CUDA mengekspos secara detil manajemen thread dan memori pada GPU, sehingga programmer dapat mengontrol memori, thread, intensitas aritmetik secara lebih baik. Pada penelitian ini kami mengusulkan suatu paralelisasi proses de-noising citra berdasarkan transformasi wavelet diskrit pada GPU dengan arsitektur CUDA. Transformasi wavelet diskrit digunakan untuk proses de-noising suatu citra, dan arsitektur CUDA digunakan untuk mempercepat proses de-noising suatu citra pada GPU secara real-time. METODA Lingkungan Percobaan & data uji coba Dalam penelitian ini kami menggunakan Hardware CPU Quad 4GB RAM DDR2 dengan GPU Geforce GTS 450 1GB GDDR AMP! Edition. Software Microsoft Visual Studio 2008 Professional, Matlab R2010a, CUDA toolkit.2, Windows 7 64bit. Data uji coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra berwarna RGB dengan berbagai ukuran piksel. Algoritma De-noising Citra Berdasarkan Transformasi Wavelet Diskrit Algoritma de-noising citra berdasarkan transformasi wavelet diskrit meliputi: 1. Dekomposisi transformasi wavelet diskrit 2D. 2. Soft Global thresholding.. Rekonstruksi transformasi wavelet diskrit 2D. Dekomposisi transformasi wavelet diskrit 2D menggunakan basis wavelet Daubhecies4 dan suatu level dekomposisi untuk menghasilkan koefisien aproksimasi dan koefisien-koefisien detil dari citra yang mengandung noise pada level yang dipilih. Daubechies4 mempunyai 4 koefisien fungsi wavelet / high-pass filter dan 4 koefisien fungsi skala / low-pass filter. C-10-2

3 Koefisien fungsi skalanya adalah : h 0 1+ = = 0,48296; h = = 0,8652; h2 = = 0,22414; h = = -0, Koefisien fungsi waveletnya adalah : g = h ; g = h ; g = h g = h ; 1 0 Dekomposisi transformasi wavelet diskrit 2D dibagi kedalam dua transformasi wavelet diskrit 1D, pemfilteran secara horisontal/baris dan pemfilteran secara vertikal/kolom. Misal D(0,0), D(0,1),..., D(n-1,n-1), n=2 k, k N adalah signal array 2D (citra) yang akan dedekomposisi. Untuk pemfilteran secara horisontal, low-pass values didapatkan dengan melakukan perhitungan konvolusi yang melibatkan 4 data asli citra dan 4 koefisien fungsi skala, seperti pada persamaan ( 1). High-pass values didapatkan dengan melakukan perhitungan konvolusi yang melibatkan 4 data asli citra dan 4 koefisien fungsi wavelet, seperti pada persamaan (2). Demikian juga untuk pemfilteran secara vertikal, cara kerja sama dengan pemfilteran horisontal. Data output dari hasil pemfilteran horisontal dijadikan sebagai data input untuk pemfilteran vertikal. lpv i = h0d2j +h1 D2j+ 1 +h2d2j+ 2 +hd2j+ (1) hpv i g0d2j g1d2j+ 1 + g 2D2j+ 2 + gd2j+ (2) Dimana lpv adalah low-pass values ; hpv adalah high-pass values ; D adalah data input. Setiap iterasi index i ditambah 2. Soft Global thresholding, digunakan untuk menghasilkan sebuah threshold dan menerapkannya melalui soft tresholding pada koefisien-koefisien detil secara global. Rekonstruksi transformasi wavelet diskrit 2D juga menggunakan basis wavelet Daubhecies4. Rekonstruksi transformasi wavelet diskrit 2D juga dibagi kedalam dua transformasi wavelet diskrit 1D, pemfilteran secara horisontal/baris dan pemfilteran secara vertikal/kolom. Cara kerja secara umum adalah merekonstruksi citra yang noisenya sudah di-threshold, dengan melakukan perhitungan konvolusi seperti pada persamaan ( ) dan ( 4), yang melibatkan 4 data hasil dekomposisi yang sudah dithreshold, 2 low-pass values dan 2 high-pass values. D j = h2di + g 2d half +i + h0di+ 1 + g 0d half + 1+i () D h d + g d + h d + g d (4) j+ 1 = i half +i 1 i+ 1 1 half + 1+i Dimana D adalah data piksel citra yang direkonstruksi, d adalah data hasil dekomposisi yang sudah dithreshold, dimana d0 sampai dhalf-1 adalah low-pass value, dan dhalf sampai dn-1 adalah high-pass value. Eksploitasi paralelisme Berdasarkan persamaan (1) dan (2 ) perhitungan setiap low-pass values dan high-pass values adalah tidak saling tergantung ( independent) antara low-pass values dan high-pass values yang lainnya. Sehingga algoritma dekomposisi transformasi wavelet diskrit bisa diimplementasikan secara paralel (data paralelism ). Berdasarkan persamaan () dan (4 ) perhitungan tiap D1,D2 sampai Dn tidak tergantung satu sama lain (independent), Sehingga algoritma rekonstruksi transformasi wavelet diskrit bisa diimplementasikan secara paralel juga (data paralelism ). Untuk soft global thresholding tetap dilakukan secara sekuensial di CPU. C-10-

4 Paralelisasi Dekomposisi Transformasi Wavelet Diskrit 2D menggunakan CUDA Algoritma ini terdiri dari proses: Mentransfer citra dari host memory ke device memory, menerapkan pemfilteran horisontal dekomposisi 1D pada device, menerapkan pemfilteran vertikal dekomposisi 1D pada device, dan mentransfer citra hasil dekomposisi dari device memory ke host memory Berdasarkan ekspolitasi paralelisme pada bab.2, perhitungan setiap low-pass value dan high-pass value dengan CUDA dilakukan oleh satu thread. Sehingga satu thread menghitung dua nilai. Didalam proses dekomposisi dengan basis Daubechies4 menggunakan arsitektur CUDA, terdapat permasalahan batas block. Solusinya adalah melakukan periodic padding yaitu menambahkan beberapa jumlah elemen input data pada suatu block secara periodik. Jumlah padding adalah sama dengan jumlah basis Daubechies4 yaitu 4. Sehingga dalam satu block terdapat 2*(512 - npadding) perhitungan nilai. Untuk pemfilteran horisontal dekomposisi, misal citra NxN membutuhkan grid berdimensi 2 ( n BlockIdx.x, N BlockIdx.y ) dan tiap block mempunyai jumlah thread 512 ( 512 ThreadIdx.x, 1 ThreadIdx.y ). n = 1, Jika N < (2*(512 - npadding)). n = N/(2*(512 - npadding)), jika N%(2*(512-npadding)) = 0. n = N/(2*(512 - npadding)) + 1, jika N%(2*(512 - npadding)) <> 0. Proses pemfilteran vertikal sama dengan pemfilteran horisontal, namun untuk pemfilteran vertikal yang diproses adalah dimensi kolom citra, sedangkan pemfilteran horisontal adalah dimensi baris citra. Sehingga, misal untuk citra berukuran NxN, maka dibutuhkan grid berdimensi 2 ( N BlockIdx.x, n BlockIdx.y ) dan tiap block mempunyai jumlah thread 512 ( 1 ThreadIdx.x, 512 ThreadIdx.y ). Sebelum melakukan perhitungan, data dari global memory dimuat ke shared memory, karena shared memory lebih cepat dari global memory. Setiap thread pada block memuat 2 elemen input data dari global memory ke shared memory. Paralelisasi Rekonstruksi Transformasi Wavelet Diskrit 2D menggunakan CUDA Algoritma ini terdiri dari proses: Mentransfer citra dari host memory ke device memory, menerapkan pemfilteran horisontal rekonstruksi 1D pada device, menerapkan pemfilteran vertikal rekonstruksi 1D pada device, dan mentransfer citra hasil dekomposisi dari device memory ke host memory. Berdasarkan eksploitasi paralelisme pada bab.2, perhitungan setiap data rekonstruksi dengan CUDA dilakukan oleh satu thread. Jadi satu thread menghitung satu data rekonstruksi. Didalam proses rekonstruksi dengan basis Daubechies4 menggunakan arsitektur CUDA, terdapat proses zero padding diantara dua input data. Zero padding yaitu menambahkan beberapa elemen input data yang bernilai 0 diantara dua input data. Didalam satu block terdapat (512-2*npadding) perhitungan nilai data rekonstruksi. Untuk pemfilteran horisontal rekonstruksi, misal untuk citra berukuran NxN, membutuhkan grid berdimensi 2 ( n BlockIdx.x, N BlockIdx.y ) dan tiap block mempunyai jumlah thread 512 ( 512 ThreadIdx.x, 1 ThreadIdx.y ). n = 1, jika Nl<(512-2*npadding). n = Nl/(512-2*npadding), jika Nl%(512-2*npadding) = 0. n = Nl/(512-2*npadding) + 1, jika Nl%(512-2*npadding) <> 0. Nl adalah lebar citra pada suatu level dekomposisi. C-10-4

5 Sama seperti pada proses dekomposisi, sebelum melakukan perhitungan, data dari global memory dimuat ke shared memory. Setiap thread pada block memuat 2 elemen input data dekomposisi yaitu low-pass value dan high-pass value dari global memory ke shared memory sendiri-sendiri. Evaluasi kinerja sistem Evaluasi dilakukan dengan membandingkan waktu komputasi dan hasil akurasi[9] dari versi GPU-CUDA dengan versi CPU dengan berbagai ukuran citra berwarna RGB. Evaluasi kinerja sistem diukur menggunakan: Kecepatan = Tcpu / Tgpu (5) Dimana Tcpu adalah waktu komputasi sekuensial CPU, sedangkan Tgpu adalah waktu komputasi paralel GPU mse PSNR = 10 log (6) 10 Dimana mse adalah mean square error antara citra asli x dan citra ter-noise y dengan ukuran MxN: M N 1 2 mse [x(i, j) - y(i, j)] (7) MxN i 1 j 1 HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan tabel 2. Waktu komputasi dekomposisi GPU-CUDA + transfer memori host-device dan sebaliknya mempunyai kecepatan 6 sampai 14 kali dari dekomposisi CPU. Tetapi jika tanpa mengikutsertakan waktu komputasi transfer memori, kecepatannya antara 9 sampai 80 kali. Demikian juga dengan waktu komputasi rekonstruksi GPU-CUDA + transfer memori host-device, mempunyai kecepatan sampai 9 kali dari rekonstruksi CPU. Sedangkan jika tanpa transfer memori host-devie, kecepatannya antara 21 sampai 47 kali. Berdasarkan hasil diatas waktu komputasi transfer memori host-device dan sebaliknya memberikan sumbangan waktu yang signifikan atau bisa dikatakan sebagai bottleneck dari komputasi paralel pada GPU-CUDA. Pada tabel 1. Waktu komputasi proses de-noising citra menggunakan GPU- CUDA mempunyai kecepatan sampai 4 kali lipat dari versi CPU. Pada tabel. Waktu komputasi algoritma de-noising kami lebih cepat sekitar 2 kali lipat dari penelitian sebelumnya (metode YangSu &ZhijieXu). Gambar 1. Citra Asli C-10-5

6 Gambar 2. Citra ter-noise dengan model noise gaussian (gambar kiri σ=0,01,tengah σ=0.05, kanan σ=0.1) Gambar. Citra hasil de-noising (gambar kiri psnr=2,84,tengah psnr=28,04, kanan psnr=24,9) Pada gambar adalah citra hasil de-noising dari citra noise model white noise gaussian dengan σ antara 0,01 sampai 0,1. Hasil PSNR menunjukkan kualitas citra, semakin besar nilai σ maka PSNR semakin kecil. Dengan kata lain semakin besar nilai σ maka semakin menurun kualitas citra. Tabel 1: Perbandingan waktu komputasi de-noising citra pada CPU dan GPU-CUDA Ukuran Citra De-noising versi CPU De-noising versi GPU CUDA Faktor kecepatan (x) 512x512 1,6 140,7 2,2 1024x ,6 425,9,8 2048x , 165,7 4,1 4096x ,1 6199,4 4,4 Tabel 2: Perbandingan waktu komputasi dekomposisi dan rekonstruksi pada CPU dengan GPU-CUDA Dekomposisi CPU Dekomposisi CUDA + transfer memori hostdevice Dekomposisi CUDA - transfer memori hostdevice Rekonstruksi CPU Rekonstruksi CUDA + transfer memori hostdevice Ukuran Citra 512x512 16,7 1,7 4,6 84,0 25,9 1024x ,7 75, 1,6 51,6 7,4 2048x ,1 265,7 51,9 2194, x ,8 977,4 176,5 904, 966,7 Rekonstruksi CUDA - transfer memori hostdevice Faktor kecepatan dekomposisi+ transfer memori host-device (x) Faktor kecepatan dekomposisi - transfer memori host-device (x) Faktor kecepatan rekonstruksi + transfer memori host-device (x) Faktor kecepatan rekonstruksi - transfer memori host-device (x) 4,2 5,2 5,4,2 20,1 14,4 12,2 61,9 6,9 5,7 52,4 1,2 67,4 8,5 41,9 190,8 14,5 80,4 9, 47,4 C-10-6

7 Tabel : Perbandingan waktu komputasi de-noising citra pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya KESIMPULAN Sebuah metode yang memanfaatkan kemampuan pemrosesan secara paralel pada GPU menggunakan arsitektur CUDA untuk proses de-noising suatu citra telah dicoba dan dievaluasi. Metode yang diterapkan sangat efektif bila menghadapi ukuran data citra yang sangat besar.performansi secara kesuluruhan untuk kualitas visual citra dan efisiensi komputasional cukup baik. Pada penelitian ini, metode yang diterapkan berlaku untuk pemrosesan citra dua dimensi 2D. Namun beberapa aplikasi video atau CCTV, sekumpulan citra video diperlakukan sebagai volume D. Sehingga menjadi tantangan yang besar untuk efisiensi komputasi proses de-noising pada video. Komputasi paralel pada GPU menggunakan arsitektur CUDA terbukti dapat mengatasi masalah efisiensi komputasi suatu aplikasi. Namun bottleneck komputasi terbesar terletak pada transfer data antar memori host/cpu-device/gpu dan sebaliknya. Sehingga diperlukan perbaikan metode untuk mengatasi hal ini kedepan. DAFTAR PUSTAKA De-noising GPU CUDA (metode kami) De-noising GPU OPenGL/Cg (metode YangSu &ZhijieXu) Faktor kecepatan (x) Ukuran Citra 512x , ,6 1024x , ,7 2048x ,7 24 2,0 4096x ,4 tidak tersedia [1] Caballero., Mateo, L. (2008), Methodological Approach to Reducing Spekle Noise in Ultrasound Image, International Conference on Biomed. Engie. And Informatics, IEEE Computer Society, /08 [2] Unser, M., Aldroubi, A., Laine, A. (200), Wavelet in Medical Imaging, IEEE Trans. Med. Imaging, hal [] Yang Su, Zhijie Xu. (2010), Parallel implementation of wavelet-based image denoising on programmable PC-grade graphics hardware, Signal Processing volume 90, issue 8, Elsevier, hal [4] Ajdari, J. ( 2010), Parallel Implementation of 2D Haar and Daubechies D4 Transform in Mesh Architecture, IJIIP 1(2), hal [5] Weinlich, A., Keck, B., Scherl, H., Kowarschik, M., Hornegger, J. (2008), Comparison of High-Speed Ray Casting on GPU using CUDA and OpenGL, High Performance and Hardware-Aware Comuting (HipHac), ed R Buchty and J-P Weiss, hal [6] Amorim, R. (2009), Comparing CUDA and OpenGL implementation for a Jacobi iteration, High Performance Computing & Simulation, IEEE, C-10-7

8 [7] Mallat, S, (1987), "A compact multiresolution representation: the wavelet model," Proceeding Workshop Computer Vision, IEEE. [8] NVIDIA CUDA Toolkit.2. [9] Hostalkova, E., Prochazka, A, (2006) Wavelet Signal and Image Denosing, Konference Technical Computing MATLAB, Prague. C-10-8

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA DOSEN PEMBIMBING: Dr. Nanik Suciati, S.Kom. M.Kom Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Ridwan Rismanto 5109201049 DOSEN PEMBIMBING Dr. Nanik Suciati,

Lebih terperinci

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom

Raden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ANALISIS & IMPLEMENTASI IMAGE DENOISING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NORMALSHRINK SEBAGAI WAVELET THRESHOLDING ANALYSIS & IMPLEMENTATION IMAGE DENOISING USING NORMALSHRINK

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada perkembangan komputer. Adapun salah satu teknologi yang mendukung cepatnya perhitungan

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA HALAMAN JUDUL TESIS SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA LIANITA FEBRIHANI No. Mhs : 125301846/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perpaduan antara perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah banyak dilakukan orang khususnya dalam pengolahan citra. Pengolahan citra merupakan proses

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Citra Digital Citra merupakan gambar yang merepresentasikan sesuatu. Citra dapat berupa gambar dari sebuah atau kumpulan obyek. Citra digital merupakan citra yang dapat diolah

Lebih terperinci

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA)

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Muhammad Ismail Faruqi / 13503045 PROGRAM

Lebih terperinci

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU TESIS SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU ARIEF BUDIMAN No. Mhs. : 105301460/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proses pengolahan citra digital dapat dibagi menjadi beberapa bidang seperti object detection, image analyze, computer vision, dan medical imaging. Medical imaging

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka Pengolahan citra sudah ada sejak dahulu, pengolahan citra dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari suatu citra atau bahkan memodifikasi

Lebih terperinci

Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen

Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen Ridwan Rismanto 1 *, Nanik Suciati 2, Wahyu Suadi 3 Institut

Lebih terperinci

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto

LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT. Tulus Sepdianto LOGO PEMBERIAN TANDA AIR MENGGUNAKAN TEKNIK KUANTISASI RATA-RATA DENGAN DOMAIN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT Tulus Sepdianto 1206100002 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan internet secara global Distribusi

Lebih terperinci

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING Edwin Junius, Reza Alfiansyah, Endra,Universitas Bina Nusantara, mono_unk@yahoo.com, devil.reza12@yahoo.com, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) ABSTRAK Silvester Tena Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto- Penfui

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transformasi wavelet banyak sekali digunakan dan bermanfaat untuk analisis numerik, analisis isyarat, aplikasi kontrol dan aplikasi audio [1]. Dalam analisis

Lebih terperinci

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION Ahmad Saikhu, Nanik Suciati, Widhiantantri S. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) 1 Machudor Yusman, 2 Anie Rose Irawati, 3 Achmad Yusuf Vidyawan 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGOLAHAN DATA BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra

Lebih terperinci

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai peningkatan kecepatan prediksi produksi susu sapi ini menggunakan metode eksperimen dengan metode sebagai berikut: a. Pengumpulan data

Lebih terperinci

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL

WATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL SEMIN HASIL TUGAS AKHIR 1 WATERMKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGUL PADA CITRA DIGITAL Oleh : Latifatul Machbubah NRP. 1209 100 027 JURUSAN MATEMATI FAKULTAS MATEMATI DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan teknologi saat ini semakin meningkat secara pesat dari waktu ke waktu. Konsumen semakin menyadari akan pentingnya penggunaan teknologi dalam menunjang

Lebih terperinci

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat

Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat Pemampatan Citra Warna Menggunakan 31 Fungsi Gelombang-Singkat Albertus Joko Santoso Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta albjoko@mail.uajy.ac.id Gede Bayu Suparta

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Adityo Jiwandono, 13507015 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment

BAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment BAB PERUMUSAN PENELITIAN.1 Blok Diagram Signal Sparse Coding Dictionary Reconstruction Reconstructed Signal Assessment Gambar.1 Blok Diagram secara Umum Secara umum tujuan penelitian ini akan mencari dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, saat ini dapat ditemui berbagai macam media dan sarana untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi.

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA (Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II

IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II IMPLEMENTASI ALGORITME HIGH PASS FILTER PADA FPGA MENGGUNAKAN PROSESOR NIOS II Kunnu Purwanto 1), Agus Bejo 2), Addin Suwastono 3) 1),2),3 ) Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN latar belakang dalam proses pembuatan VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING. Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini,

PENGGUNAAN latar belakang dalam proses pembuatan VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING. Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini, 1 VIDEO COMPOSITING MENGGUNAKAN POISSON BLENDING Saiful Yahya, Mochamad Hariadi, and Ahmad Zaini, Abstrak Penggunaan gradasi yang halus pada penggabungan dua video pada proses video kompositing. Video

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing

Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing Bagus Kurniawan Teguh Bharata Adji Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING

USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING BIDANG ILMU : KOMPUTER/ MEDIS USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING AKSELERASI ALGORITMA MARCHING CUBE MENGGUNAKAN GENERAL PURPOSE GRAPHICAL PROCESSING UNIT (GPGPU) UNTUK MEMBANGUN PENCITRAAN MEDIS 3D Ketua :

Lebih terperinci

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET Miftahus Sholihin, Agus Zainal Arifin, Anny Yuniarti Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi = 6 Kelas Target Sidik jari individu 5 0000100000 Sidik jari individu 6 0000010000 Sidik jari individu 7 0000001000 Sidik jari individu 8 0000000100 Sidik jari individu 9 0000000010 Sidik jari individu 10

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang digunakan dalam membuat program ini. Setelah semua kebutuhan selesai di analisa, maka penulis akan

Lebih terperinci

Deteksi Kebakaran pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU

Deteksi Kebakaran pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU Deteksi pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU Adhi Prahara Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun yang melalui beberapa pengolahan berarti (Tse, 2012). Mencerahkan citra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun yang melalui beberapa pengolahan berarti (Tse, 2012). Mencerahkan citra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pengolahan citra adalah sebuah bentuk pengolahan sinyal dimana masukannya berupa sebuah citra, dan keluarannya dapat berupa citra kembali atau apapun yang melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah gambar bidang dua dimensi yang juga merupakan keluaran data. Artinya suatu data atau informasi tidak hanya direpresentasikan dalam bentuk teks, namun juga

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK

DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK DEKOMPOSISI MORFOLOGI BENTUK BINER DUA DIMENSI MENJADI POLIGON KONVEKS DENGAN PENDEKATAN HEURISTIK Nanik Suciati, Rosdiana Rahmawati Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

IMAGE ENHANCEMENT MENGGGUNAKAN METODE LINEAR FILTERING DAN STATIONARY WAVELET TRANSFORM

IMAGE ENHANCEMENT MENGGGUNAKAN METODE LINEAR FILTERING DAN STATIONARY WAVELET TRANSFORM IMAGE ENHANCEMENT MENGGGUNAKAN METODE LINEAR FILTERING DAN STATIONARY WAVELET TRANSFORM Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana, Kupang Abstrak The aim

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 9 (SNATI 9) ISSN: 97- Yogyakarta, Juni 9 DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL Adiwijaya, D. R.

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54 Rekonstruksi Citra pada Super Resolusi menggunakan Projection onto Convex Sets (Image Reconstruction in Super Resolution using Projection onto Convex Sets) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan hardware untuk pengambilan / pencuplikan citra serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman penggunaan citra dalam suatu sistem komputer memiliki peran yang semakin penting. Hal ini dikarenakan kemajuan teknik dan kemampuan hardware

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. 24 25 Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, pembuatan program,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =.

dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. akurasi =. dan 3. Jumlah partisi vertikal (m) dari kiri ke kanan beturut-turut adalah 1, 2, 3, 4, dan 5. Gambar 5 Macam-macam bentuk partisi citra. Ekstraksi Fitur Pada tahap ini semua partisi dari citra dihitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia digital, terutama dengan berkembangnya internet, menyebabkan informasi dalam berbagai bentuk dan media dapat tersebar dengan cepat tanpa

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan

1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan komputer grafik seperti Simulasi visualisasi saat ini telah jauh berkembang, simulasi visualisasi fluida telah banyak di implementasikan dalam banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini merupakan penelitian di bidang pemrosesan citra. Bidang pemrosesan citra sendiri terdapat tiga tingkatan yaitu operasi pemrosesan citra tingkat rendah,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 1-6 1 Identifikasi Cacat Peluru dengan Menggunakan Pengolahan Citra Digital Berbasis Learning Vector Quantization (LVQ) Angger Gusti Z dan Dwi Ratna S

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL

MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL MATEMATIKA DI BALIK CITRA DIGITAL Hendra Gunawan Tulisan ini membahas bagaimana matematika berperan dalam pemrosesan citra digital, khususnya pengolahan dan penyimpanan citra dalam bentuk digital secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada penelitian tugas akhir ini ada beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti yang terlihat pada gambar 3.1 : Mulai Pengumpulan Data Analisa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab 4 ini, akan dijelaskan proses implementasi program aplikasi restorasi citra digital yang telah dibuat. Hasilnya dari program kemudian akan dievaluasi untuk menentukan

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Agustinus Kristiadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Mesin hitung yang lazim disebut komputer dalam masa satu dekade terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Boleh dikatakan masa sekarang ini adalah masa keemasan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sampai tahun 2006, pemrograman paralel sulit untuk dibuat pada GPU. Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sampai tahun 2006, pemrograman paralel sulit untuk dibuat pada GPU. Ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sampai tahun 2006, pemrograman paralel sulit untuk dibuat pada GPU. Ini dikarenakan pemrograman pada GPU harus menggunakan Application Programming Interface (API) untuk dapat mengakses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1. Diagram Blok Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN MULTI GPU PADA PLATFORM CUDA

RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN MULTI GPU PADA PLATFORM CUDA BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA (GAME TECHNOLOGY) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang terjadi di dasar laut. Aktifitas ini dapat berupa gempa laut, gunung berapi meletus,

Lebih terperinci

Kata Kunci: wavelet packet; citra medis; kompresi; threshold; codec haar; codec biorthogonal; codec daubechies; MOS.

Kata Kunci: wavelet packet; citra medis; kompresi; threshold; codec haar; codec biorthogonal; codec daubechies; MOS. ABSTRAK Kompresi citra merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan memori, sehingga akan memudahkan penyimpanan, pengolahan serta waktu pengiriman data digital lebih singkat dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital serta internet yang cukup pesat telah memberi kemudahan dalam mengakses dan mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital,

Lebih terperinci

ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR ANALISIS REDUKSI DATA CITRA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR Susan Sulaiman, Suhartati Agoes Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa no 1, Grogol, Jakarta 11440 susan_sulaiman_2006@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra 2.1.1 Definisi Citra Secara harfiah, citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Jika dipandang dari sudut pandang matematis, citra merupakan hasil pemantulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang sudah semakin maju ini, keamanan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia pada setiap waktu (Navratilova,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) atau yang secara umum disebut gambar merupakan representasi spasial dari suatu objek yang sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra. BAB III METODE PENELITIAN Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam melaksanakan tugas akhir, ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada bagian dalam tubuh manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat secara langsung. Contohnya untuk mengetahui dan mendiagnosa penyakit tumor pada

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI Nama Mahasiswa : Yuliono NRP : 1206 100 720 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, M.IKomp

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengkodean dan implementasi, memberikan petunjuk pemakaian program, dan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. pengkodean dan implementasi, memberikan petunjuk pemakaian program, dan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem yang digunakan dalam melakukan pengkodean dan implementasi, memberikan petunjuk pemakaian program, dan mengevaluasi program

Lebih terperinci

Oleh : Deni Purwanti Dosen Pembimbing : 1. Drs.Soetrisno, MI. Komp 2. Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si

Oleh : Deni Purwanti Dosen Pembimbing : 1. Drs.Soetrisno, MI. Komp 2. Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si Oleh : Deni Purwanti 1206 100 715 Dosen Pembimbing : 1. Drs.Soetrisno, MI. Komp 2. Drs. I Gst. Ngr. Rai Usadha, M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet dalam beberapa tahun terakhir ini, telah membawa perubahan besar bagi distribusi media digital. Media digital yang dapat berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci