Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen"

Transkripsi

1 Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen Ridwan Rismanto 1 *, Nanik Suciati 2, Wahyu Suadi 3 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 123* rismantos@yahoo.com Abstrak Proses klasifikasi alat musik pada instrumen solo dilakukan melalui tiga tahap, yaitu proses pengambilan sampel, proses ekstraksi fitur yang terdiri dari Fast Fourier Transform (FFT) dan Analisa Spektrum serta proses klasifikasi menggunakan Backpropagation Neural Network. Penelitian ini melakukan sebuah pendekatan untuk meningkatkan kecepatan proses ekstraksi fitur pada FFT dengan memanfaatkan arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit (GPGPU). Pemrosesan FFT dilakukan dengan memanfaatkan kemampuan komputasi paralel pada GPGPU yang diimplementasikan menggunakan NVIDIA CUDA sebagai framework untuk interaksi antara bahasa tingkat tinggi (C/C++) dengan Graphic Processing Unit (GPU). Paralelisasi FFT pada proses ekstraksi fitur terbukti dapat mempercepat eksekusi FFT sebanyak 25 kali lipat dibandingkan dengan FFT pada CPU jika tanpa memperhitungkan waktu transfer memory to memory (MMT) dan 4 kali jika memperhitungkan MMT. Sedangkan waktu proses ekstraksi fitur itu sendiri dapat dipercepat hingga 1,6 kali. Kata kunci : klasifikasi alat musik, backpropagation, komputasi paralel, GPGPU, CUDA, FFT 1. Pendahuluan Penggunaan komputer untuk melakukan proses klasifikasi pada data sinyal telah banyak dilakukan dan menjadi bahan penelitian di berbagai bidang, antara lain pengenalan suara (speech and speaker recognition), analisa seismic, klasifikasi jenis binatang dari suara dan analisa medis, dan klasifikasi alat musik pada instrumen solo [1]. Proses klasifikasi alat musik pada instrumen solo memanfaatkan algoritma backpropagation pada jaringan syaraf tiruan untuk mengenali jenis alat musik berdasarkan fitur-fitur yang telah diekstraksi dari sinyal input. Fitur-fitur yang digunakan untuk proses klasifikasi ini didapat dari analisa spektrum pada sinyal input yang telah melalui proses Fast Fourier Transform (FFT). Dari proses analisa spektrum ini akan didapat fitur-fitur yaitu spectral centroid, spectral kurtosis, spectral slope, spectral spread dan spectral rolloff [7], [8]. Pada penelitian sebelumnya [1], waktu yang dibutuhkan untuk proses pengenalan satu buah sinyal input dengan format Wave adalah 3 sampai 7 detik pada kondisi komputer dalam keadaan normal (tanpa beban pemrosesan tambahan). Sedangkan pada Madeley [2], untuk mengekstraksi fitur sinyal input sepanjang 12,5 detik dibutuhkan waktu sebesar 12 detik. Agar sistem ini dapat digunakan untuk proses klasifikasi secara real time, maka waktu untuk mengekstraksi fitur harus lebih baik lagi [2]. Untuk mencapai tujuan itu maka pada penelitian ini dilakukan pendekatan komputasi paralel pada General Purpose Graphic Processing Unit (GPGPU) untuk memparalelisasikan proses FFT pada tahap ekstraksi fitur. 1.2 Komputasi paralel pada GPGPU Dengan arsitektur multi core, GPU dapat diprogram untuk melakukan proses komputasi secara paralel dengan arsitektur Single Instruction Multiple Data (SIMD) [6]. FFT sebagai salah satu tahap ekstraksi fitur dari data sinyal adalah salah satu jenis algoritma yang berhubungan dengan pemrosesan data yang berupa matriks dan vektor, sehingga dapat diimplementasikan dan mengambil keuntungan dari komputasi paralel dengan arsitektur SIMD pada GPGPU [3]. NVIDIA dengan CUDA (Compute Unified Device Architecture) telah memungkinkan pengembang memanfaatkan resource GPU dari NVIDIA untuk melakukan proses komputasi paralel. Dalam penelitian ini CUDA digunakan sebagai framework untuk memparalelkan proses FFT.

2 2. Metode yang diterapkan 2.1 Klasifikasi alat musik dengan instrumen solo Secara garis besar, proses pengklasifikasian dilakukan melalui tiga tahap yaitu : 1. Pengambilan sampel. 2. Ekstraksi fitur 3. Klasifikasi dengan Neural Network Sampel sinyal didapat dari file input berupa PCM Audio (.wav) yang dibagi menjadi beberapa frame. Tiap-tiap frame kemudian diekstraksi fitur-fiturnya untuk proses training dengan Neural Network. Data sinyal input terdiri dari 6 jenis alat musik yang dimainkan oleh musisi dan direkam dan diubah menjadi data digital dengan proses sampling. Data set serupa juga digunakan pada Madeley [2]. Data alat-alat musik tersebut antara lain : 1. Trombone 4. Trumpet 2. Tenor Saxophone 5. Clarinet 3. Alto Saxophone 6. Flute Fitur-fitur yang diambil pada proses ekstraksi fitur antara lain : spectral centroid, spectral kurtosis, spectral slope, spectral spread dan spectral rolloff. Fitur set ini sesuai dengan yang digunakan pada Madeley[2] dan Gunawan [1] serta Livshin dan Rodhet [7], [8]. Pada penelitian ini, tiap sinyal input dibagi menjadi 500 frame untuk data training dan 1000 frame untuk data testing. Frame-frame tersebut kemudian akan diacak untuk menghilangkan unsur-unsur musik seperti ritme dan nada. Tiap frame berdurasi 25 milidetik sehingga pada sampling rate 44,1kHz akan terdapat 2 11 elemen dan transform size. Penetapan konfigurasi ini berdasarkan Madeley [2], dimana panjang tiap frame telah memencukupi untuk proses ekstraksi fitur dan tidak melebihi panjang sinyal input keseluruhan (Gambar 1). transformasi, {f0, f1,..., fn-1} adalah input dari fungsi diskrit dan {F0, F1,..., FN-1} adalah hasil dari transformasi Fourier. Asumsikan terdapat data sampel sebanyak N = 8, maka fungsi DFT dapat dituliskan sebagai berikut : (2) Setelah disederhanakan, maka terbentuklah persamaan baru sebagai berikut : (3) Tiap persamaan pada tanda dalam kurung adalah independen satu sama lainnya sehingga dapat dijalankan secara terpisah pada thread yang berbeda. Kode program untuk mengkalkulasikan persamaan ini dieksekusi oleh kernel CUDA sesuai dengan jumlah dimensi N. 2.2 Implementasi FFT secara paralel Paralelisasi dilakukan pada proses ekstraksi fitur, yaitu pada proses FFT seperti dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Pembagian sinyal input menjadi frame 2.1 Paralelisasi FFT Versi diskrit dari Transformasi Fourier (DFT) adalah sebagai berikut [5], [9] : (1) Persamaan (1) adalah discrete Fourier transform DFT. Disini N adalah dimensi Gambar 2.Arsitektur sistem dan implementasi FFT secara paralel Pada penelitian ini digunakan NVIDIA CUDA dengan versi bit yang dijalankan pada sistem operasi Windows 7 x64, dan klasifikasi alat musik pada Matlab versi (R2008a). CUDA adalah arsitektur hardware dan software

3 untuk pemrograman dan manajemen komputasi pada GPU sebaga device untuk melakukan komputasi data paralel. CUDA menyediakan ekstensi pada bahasa C yang disebut dengan kernel pada pengembangan source code [10]. Proses FFT secara parallel dipisahkan dari program utama, kemudian subprogram ini dicompile dalam bentuk MEX file yang kemudian dapat dipanggil dari dalam Matlab. Beberapa tahap implementasi paralel FFT pada GPGPU : 1. Alokasi memori pada device (GPU). Sesuai hirarki memori pada CUDA, ruang memori pada device akan dialokasikan pada Global Memory. 2. Proses transfer data dari host ke device. Proses komputasi FFT dilakukan pada device, dimana device memiliki memori mandiri yang terpisah dari memori host. Semua data yang dibutuhkan oleh proses yang dieksekusi pada device hanya dapat diakses melalui memori device. 3. Proses komputasi FFT pada device. 4. Proses transfer data dari device ke host. Proses selanjutnya setelah proses FFT selesai adalah proses yang dilakukan pada host, oleh karena itu data yang telah selesai diolah pada memori device harus ditransfer balik ke memori host. 5. Dealokasi memori pada device. 2.3 Zero-padding dan data precission Dikarenakan perilaku dari thread, block, grid dari arsitektur GPGPU pada CUDA, maka dapat dikatakan bahwa FFT secara parallel pada GPGPU akan lebih optimal jika jumlah n-point DFT atau transform size nya sebanyak 2 n (powers of single factor) [3]. Oleh karena itu tiap data yang akan diproses pada FFT akan dipadding dengan 0.0f agar mendekati powers of single factor untuk memaksimalkan performa FFT. Implementasi FFT pada penelitian sebelumnya dilakukan pada bahasa C, dimana bilangan real dan imajiner dipisah kedalam dua vektor yang berbeda. Proses padding juga dilakukan untuk menyesuaikan tipe data complex pada Matlab agar sesuai dengan tipe data complex pada CUDA, yaitu menggabungkan bilangan real dan imajiner pada satu vektor. Spesifikasi GPU yang digunakan dalam penelitian ini hanya mendukung single precission floating point. Oleh karena itu, sebelum proses transfer data dari host ke device diperlukan konversi dari double precission ke single precission. Pseudo-code dari proses ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pseudo code tahap padding dan konversi data pada proses klasifikasi 2.4 Evaluasi dan pengukuran Tahap evaluasi pada penelitian ini dilakukan dengan mencatat waktu pemrosesan FFT pada FFT secara sekuensial dan pada FFT secara parallel. Pencatatan waktu pemrosesan dilakukan dengan memanggil fungsi Matlab yaitu tic dan toc untuk FFT pada CPU, sedangkan pada GPU digunakan QueryPerformanceFrequency dan QueryPerformanceCounter. Fungsi ini akan dipanggil sebelum proses kalkulasi FFT dan sesudahnya; pada FFT sekuensial dan parallel. Khusus untuk FFT parallel akan dilakukan dua kali pengukuran waktu yaitu : 1. Pengukuran waktu sebelum dan sesudah proses FFT parallel tanpa mempertimbangkan MMT (Memory to Memory Transfer). 2. Pengukuran waktu sebelum dan sesudah proses FFT parallel dengan mempertimbangkan MMT. Kedua tahap diatas diperlukan karena proses transfer data dari host memory ke device memory sendiri akan memakan waktu, dimana pada proses ini maka host dan device akan menunggu hingga proses transfer selesai. Pengukuran dilakukan pada saat looping proses ekstraksi fitur pada tiap frame. Untuk mengumpulkan data pengukuran pada GPU, maka dibuatlah matriks berdimensi MxN dimana M adalah jumlah iterasi sesuai dengan jumlah frame, dan N adalah jumlah variabel waktu yang akan diukur. Tiap instrumen alat musik yang diproses akan memiliki matriks tersendiri. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

4 Gambar 5. Error-rate Neural Network untuk FFT pada CPU dan GPU Gambar 4. Matriks untuk menyimpan data pengukuran waktu Peningkatan kecepatan (SP) dari paralel FFT pada GPU dibandingkan dengan kecepatan FFT pada CPU didapatkan dari persamaan berikut [4] : (4) Dimana T PC adalah waktu komputasi FFT pada CPU dan T GPU adalah waktu komputasi FFT pada GPU dan waktu yang dibutuhkan untuk transfer data antara host dan device. 3. Pembahasan Hasil Pengujian dilakukan pada hardware dengan spesfikasi : Intel Core 2 Duo 1,3 GHz, memori 4096 MB DDR3 dan GPU NVIDIA GeForce G210M. GPU ini memiliki 512 MB memori, 2 multiprosesor dan 16 core yang beroperasi pada clock rate 1,47 GHz. Konfigurasi frame yang digunakan untuk kedua platform yaitu CPU dan GPU adalah sama, yaitu 500 frame dengan durasi 25 milidetik tiap frame-nya, dengan jumlah elemen dan transform size adalah Hasil klasifikasi Dapat dilihat pada Gambar 5, bahwa errorrate pada Neural Network terjadi sedikit bias, yaitu 3111 pada FFT CPU dan 2216 pada FFT GPU. Perbedaan ini sangat dimungkinkan mengingat akurasi hasil komputasi antara CPU dan GPU sedikit berbeda dikarenakan data precission yang berbeda, yaitu double precission pada CPU dan single precission pada GPU. Perbedaan error-rate ini juga dimungkinkan karena hasil generate bobot pada Neural Network yang acak selain juga disebabkan karena pengambilan frame pada data sampel yang dilakukan secara acak. Tabel 1: Hasil klasifikasi data pada FFT CPU. Trombone Tenor Sax Alto Sax Trumpet Clarinet Flute Trombone 88.20% 0.20% 0.20% 11.40% 0.00% 0.00% Tenor Sax 0.80% 86.60% 3.60% 0.80% 7.60% 0.60% Alto Sax 4.40% 3.00% 77.20% 0.20% 14.00% 1.20% Trumpet 6.40% 0.20% 0.20% 91.80% 0.60% 0.80% Clarinet 0.60% 3.00% 2.40% 12.40% 80.60% 1.00% Flute 5.40% 0.40% 8.80% 22.00% 1.60% 61.80% Tabel 2: Hasil klasifikasi data pada FFT GPU. Trombone Tenor Sax Alto Sax Trumpet Clarinet Flute Trombone 91.40% 2.20% 0.00% 3.20% 0.00% 3.20% Tenor Sax 1.40% 92.00% 4.60% 0.80% 1.20% 0.00% Alto Sax 0.80% 6.60% 88.40% 1.00% 0.00% 3.20% Trumpet 3.80% 0.80% 1.40% 80.20% 0.00% 13.80% Clarinet 0.00% 1.20% 1.80% 0.00% 95.80% 1.20% Flute 1.40% 0.60% 2.00% 15.60% 1.00% 79.40% Pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat perbedaan hasil training antara fitur yang diekstraksi menggunakan FFT pada CPU dan GPU, dimana akurasi hasil training ini sangat dipengaruhi oleh error-rate pada Neural Network. 3.2 Pengukuran waktu Untuk menentukan waktu hasil eksekusi FFT pada GPU didapatkan dari waktu eksekusi FFT ditambah waktu transfer memori dari host ke device dan sebaliknya, seperti pada persamaan berikut : Tgpu Th2d TFFT Td 2h (5) Dimana T gpu adalah total waktu eksekusi FFT pada GPU, T h2d adalah waktu transfer memori dari host ke device, T FFT adalah waktu eksekusi FFT pada GPU, T d2h adalah waktu transfer memori dari device ke host. Gambar 6 menunjukkan hasil pengukuran waktu eksekusi FFT pada GPU dan CPU pada proses ekstraksi fitur tiap data alat musik.

5 Waktu (detik) Trombone Tenor Sax Alto Sax Trumpet Clarinet Flute Instrumen Gambar 6. Waktu eksekusi FFT pada GPU dan CPU Gambar 7 menunjukkan selisih waktu pada tiap iterasi. Dapat disimpulkan bahwa pada 500 iterasi, waktu eksekusi FFT stabil berada pada rata-rata 0, detik pada CPU dan 0, detik pada GPU. Waktu (detik) Iterasi Gambar 7. Waktu eksekusi FFT pada tiap iterasi CPU MMT GPU CPU GPU + MMT Tabel 3 menunjukkan peningkatan kecepatan antara CPU dengan GPU tanpa MMT dan GPU dengan MMT pada tiap data alat musik. Perbandingan peningkatan kecepatan total waktu ekstraksi fitur dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 3: Peningkatan kecepatan eksekusi FFT Instrumen CPU Waktu (detik) Waktu tanpa MMT (detik) GPU Waktu dengan MMT (detik) Peningkatan Kecepatan Tanpa MMT Dengan MMT Tabel 4: Peningkatan kecepatan total waktu ekstraksi fitur Instrumen CPU (detik) GPU (detik) Peningkatan Kecepatan Dari Tabel 3 dan Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa peningkatan kecepatan eksekusi FFT antara CPU dengan GPU adalah berkisar antara 25x (non MMT) dan 4x (dengan MMT). Akan tetapi peningkatan kecepatan pada proses ekstraksi fitur keseluruhan relatif lebih kecil yaitu hanya berkisar diantara 1,5-1,6x. Hal ini disebabkan karena FFT hanya merupakan satu dari 6 tahap ekstraksi fitur lainnya. Waktu transfer memori dari host ke device dan sebaliknya pun ternyata cukup berpengaruh pada waktu total eksekusi FFT pada GPU yaitu sekitar 83% waktu total adalah memory to memory transfer pada data dengan jumlah elemen dan transform size Pada percobaan dengan jumlah elemen dan transform size yang berbeda, waktu yang dibutuhkan untuk transfer memori dari host ke device dan eksekusi FFT hampir seimbang yaitu 0, dan 0, pada jumlah elemen 2 17 namun waktu untuk transfer memori dari device ke host tetap lebih besar daripada eksekusi FFT, yaitu 0, Hal ini dikarenakan memori DDR3 pada G210M memiliki transfer rate untuk device ke host yang lebih rendah yaitu 1352,2 MBps dibandingkan dengan transfer rate untuk host ke device yaitu 1820,4 MBps. Gambar 8 menunjukkan grafik selisih waktu antara transfer data dan eksekusi FFT. Waktu (detik) Jumlah Elemen Host to Device FFT Device to Host Gambar 8. Selisih waktu antara transfer memori dari host ke device (h2d)), device to host (d2h) dan eksekusi FFT 4. Kesimpulan Pemanfaatan arsitektur multi-core pada GPU dengan komputasi paralel untuk memparalelisasikan FFT dapat meningkatkan performa FFT pada proses ekstraksi fitur untuk klasifikasi alat musik. Algoritma FFT dapat dieksekusi dengan 25x lebih cepat jika tanpa mempertimbangkan waktu transfer memory to memory. Pada kondisi tertentu, yaitu pada jumlah elemen dan transform size lebih kurang dari 2 16, waktu yang dibutuhkan untuk transfer memori bahkan lebih besar daripada waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi FFT itu sendiri. Untuk proses ekstraksi fitur itu sendiri dapat dipercepat hingga 1,6x dibandingkan dengan eksekusi FFT pada CPU. Peningkatan kecepatan ekstraksi fitur dapat lebih ditingkatkan lagi dengan memparalelisasi tahap-tahap ekstraksi fitur yang lainnya, serta menggunakan device GPU dengan kemampuan transfer memori yang lebih cepat dan clock rate yang lebih tinggi.

6 General Purpose Graphic Processing Unit dengan CUDA sebagai pendekatan untuk sistem komputasi paralel memungkinkan komputasi berskala besar (High Performance Computing HPC) pada lingkungan pengguna komputer desktop. Dengan perkembangan device GPU yang lebih mutakhir serta kemampuan komputasi yang semakin besar, dikombinasikan dengan mapping algoritma yang tepat untuk arsitektur GPGPU dapat menghasilkan performa dengan lebih baik. 5. Pustaka [1] Gunawan, (2009). Penerapan Algoritma Backpropagation Untuk Klasifikasi Musik Dengan Solo Instrumen, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). [2] Madeley, Davyd, (2007). Automatic Computer Classification of Solo Musical Instruments, Creative Commons Attribution- Noncommercial-No Derivative Works 2.5 Australia. [3] W. Gao, (2009). Real-time 2D parallel windowed Fourier transform for fringe pattern analysis using Graphic Processing Unit, Optics Express 23147, Vol. 17, No. 25. [4] Y. Maimaitijiang, (2009). Evaluation of Parallel FFT Implementations on GPU and Multi-core PCs for Magnetic Induction Tomography, IFMBE Proceedings 25/IV, pp [5] S. Chernenko, Fast Fourier transform FFT, Librow, Digital signal processing (DSP) software development, Article 10 [Online], [Januari 2011]. [6] NVIDIA, CUDA Programming Guide Version 3.0, NVIDIA Corporation, [Online]. ute/cuda/2_3/toolkit/docs/ [Desember 2010]. [7] A. A. Livshin and X. Rodet, (2004). Instrument recognition beyond separate notes - indexing continuous recordings, in Proc. Int. Computer Music Conf. [8] A. A. Livshin and X. Rodet, (2004)/ Musical instrument identification in continuous recordings, in Proc. of the 7th Int. Conference on Digital Effects, pp [9] J. W. Cooley, J. W. Tukey, (1965). An algorithm for the machine computation of the complex fourier series, Math. Computation, 19: ;301. [10] Sanders, Jason, (2011). CUDA by example : an introduction to general-purpose GPU programming / Jason Sanders, Edward Kandrot, Addison-Wesley, NVIDIA Corporation, ISBN

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo Ridwan Rismanto 5109201049 DOSEN PEMBIMBING Dr. Nanik Suciati,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya pada perkembangan komputer. Adapun salah satu teknologi yang mendukung cepatnya perhitungan

Lebih terperinci

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA DOSEN PEMBIMBING: Dr. Nanik Suciati, S.Kom. M.Kom Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU) Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA). 1.2. Latar Belakang Banyak Central Processing Unit

Lebih terperinci

OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL

OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL OPTIMISASI PUSTAKA UNTUK PERKALIAN MATRIKS MENGGUNAKAN ALGORITMA STRASSEN BERBASIS OPENCL Arvin 1), Sutrisno 2), Pujianto Yugopuspito 3) 1),2),3) Teknik Informatika, Universitas Pelita Harapan UPH Tower,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Enkripsi Enkripsi merupakan sebuah metode penyandian sebuah pesan atau informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010). Enkripsi berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA

Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Implementasi AES-ECB 128-bit untuk Komputasi Paralel pada GPU menggunakan Framework NVIDIA CUDA Adityo Jiwandono, 13507015 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian dari masing masing metode computing dan juga analisa dari hasil pengujian tersebut. Pengujian dilakukan pada waktu proses dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang sudah semakin maju ini, keamanan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia pada setiap waktu (Navratilova,

Lebih terperinci

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform

Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Digital Audio Watermarking dengan Fast Fourier Transform Otniel 13508108 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA)

Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) Pendeteksian Kemacetan Lalu Lintas dengan Compute Unified Device Architecture (CUDA) LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh: Muhammad Ismail Faruqi / 13503045 PROGRAM

Lebih terperinci

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu) 1 Machudor Yusman, 2 Anie Rose Irawati, 3 Achmad Yusuf Vidyawan 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA

PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA Rudy Cahyadi Hario Pribadi, Nanik Suciati, dan Wahyu Suadi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN

PENGANTAR KOMPUTASI MODERN PENGANTAR KOMPUTASI MODERN KOMPUTASI MODERN & PEMROSESAN PARALEL MARSHAL SAMOS 54412458 4IA15 UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 1. Manakah yang termasuk karakteristik komputasi Modern yaitu : a. Komputer-komputer

Lebih terperinci

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS Murni Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat murnipskm@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU TESIS SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU ARIEF BUDIMAN No. Mhs. : 105301460/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, saat ini dapat ditemui berbagai macam media dan sarana untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. Citra Digital Citra merupakan gambar yang merepresentasikan sesuatu. Citra dapat berupa gambar dari sebuah atau kumpulan obyek. Citra digital merupakan citra yang dapat diolah

Lebih terperinci

Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows

Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows 1 Muhammad Anggia Muchtar, 2 Raisha Ariani Sirait, 3 Romi Fadillah Rahmat 1,2,3 Program Studi S1 Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING

USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING BIDANG ILMU : KOMPUTER/ MEDIS USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING AKSELERASI ALGORITMA MARCHING CUBE MENGGUNAKAN GENERAL PURPOSE GRAPHICAL PROCESSING UNIT (GPGPU) UNTUK MEMBANGUN PENCITRAAN MEDIS 3D Ketua :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Suara adalah suatu alat komunikasi paling utama yang dimiliki oleh manusia. Dengan suara, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui suara,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Suara Suara adalah sebuah sinyal yang merambat melalui media perantara. suara dapat didefinisikan sebagai gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Suara

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI GPU Computing

BAB II DASAR TEORI GPU Computing BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi tentang dasar teori dari setiap metode computing yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain tentang GPU Computing menggunakan CUDA, CPU Computing, Cluster

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN MULTI GPU PADA PLATFORM CUDA

RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN MULTI GPU PADA PLATFORM CUDA BIDANG KEAHLIAN JARINGAN CERDAS MULTIMEDIA (GAME TECHNOLOGY) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA RANCANG BANGUN PENGENALAN ANGKA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA. oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM :

MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA. oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM : MULTITASKING DENGAN MENGGUNAKAN NVIDIA CUDA oleh Agustinus Ardiyan Abi Ravinda NIM : 622009010 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Sistem Komputer Fakultas

Lebih terperinci

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Agustinus Kristiadi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA HALAMAN JUDUL TESIS SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA LIANITA FEBRIHANI No. Mhs : 125301846/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendigitalisasi kata yang diucapkan dan mencocokkannya dengan pola yang

BAB I PENDAHULUAN. mendigitalisasi kata yang diucapkan dan mencocokkannya dengan pola yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aplikasi pengenal suara (speech recognizer) adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan komputer dapat mengenali kata-kata yang diucapkan dengan cara mendigitalisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan teknologi dalam menunjang kehidupan sehari - hari. berdasarkan data yang dihimpun oleh Gartner International Data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan teknologi saat ini semakin meningkat secara pesat dari waktu ke waktu. Konsumen semakin menyadari akan pentingnya penggunaan teknologi dalam menunjang

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data

Organisasi & Arsitektur. Komputer. Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi & Arsitektur Komputer Org & Ars komp Klasifikasi Ars Komp Repr Data Organisasi berkaitan dengan fungsi dan desain bagianbagian sistem komputer digital yang menerima, menyimpan dan mengolah informasi.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Sistem

BAB III PERANCANGAN Gambaran Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini di jelaskan tentang bagaimana realisasi dari CPU computing, GPU computing, dan Cluster Computing serta sistem pengaturan dan struktur coding dari masing masing metode computing.

Lebih terperinci

Deteksi Kebakaran pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU

Deteksi Kebakaran pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU Deteksi pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU Adhi Prahara Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada Sekip Utara Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perpaduan antara perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah banyak dilakukan orang khususnya dalam pengolahan citra. Pengolahan citra merupakan proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam kegiatan pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka, dimana pada metode ini kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk melakukan suatu pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah sering diimplementasikan adalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Algoritma MAC Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Paramita 1) 1) Program Studi Teknik Informatika STEI ITB, Bandung, email: if14040@studentsifitbacid Abstract MAC adalah fungsi hash satu arah yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN JENIS ALAT MUSIK BERDASARKAN SUMBER SUARANYA

Lebih terperinci

PARALELISASI ALGORITMA K-MEDOID PADA GPU MENGGUNAKAN OPEN CL

PARALELISASI ALGORITMA K-MEDOID PADA GPU MENGGUNAKAN OPEN CL PARALELISASI ALGORITMA K-MEDOID PADA GPU MENGGUNAKAN OPEN CL Muhammad Tanzil Furqon 1, Achmad Ridok 2, Wayan Firdaus Mahmudy 3 1,2,3 PTIIK, Universitas Brawijaya Jl. Veteran no. 8, Malang, Jawa Timur 65145

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2)

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2) Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Januari 2016 Pokok Bahasan Pendahuluan Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situs http://id.wikipedia.org/wiki/lagu dikatakan bahwa lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda 2006-200 Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/200 HALAMAN ABSTRAK SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Devi Natalia 0600656841 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF JURUSAN ARSITEKTUR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE Titus Irma Damaiyanti 5207100080 Latar belakang, Perumusan Masalah, Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2. BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pada bagian dalam tubuh manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat dilihat secara langsung. Contohnya untuk mengetahui dan mendiagnosa penyakit tumor pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun yang melalui beberapa pengolahan berarti (Tse, 2012). Mencerahkan citra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun yang melalui beberapa pengolahan berarti (Tse, 2012). Mencerahkan citra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pengolahan citra adalah sebuah bentuk pengolahan sinyal dimana masukannya berupa sebuah citra, dan keluarannya dapat berupa citra kembali atau apapun yang melalui

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SPEAKER IDENTIFICATION DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam perancangan program Spesifikasi sistem yang digunakan saat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam perancangan program Spesifikasi sistem yang digunakan saat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Dalam perancangan program Spesifikasi sistem yang digunakan saat pengembangan aplikasi adalah: Operating System : Windows XP SP2 Professional Edition

Lebih terperinci

BAB 1 Persyaratan Produk

BAB 1 Persyaratan Produk BAB 1 Persyaratan Produk Teknologi pengolahan citra digital sudah berkembang sangat pesat pada saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya produk pengolahan citra digital yang ditawarkan di pasaran.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Rancangan Arsitektur Sistem Arsitektur sistem yang akan dikembangkan dari penelitian ini terdiri dari 2 Komponen, yaitu: Komponen pertama adalah Komponen web, yaitu bagian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem pengenalan objek 3 dimensi terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi sistem baik perangkat keras maupun lunak pada proses perancangan

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP

Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Kompleksitas Algoritma Rank Sort dan Implementasi pada Parallel Programming Dengan Menggunakan OpenMP Muhammad Indra NS - 23515019 1 Program Magister Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset di bidang sistem pengenalan ucapan otomatis (Automatic Speech Recognition) merupakan salah satu riset yang banyak ditekuni dan terus dikembangkan hingga saat

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

Bab 3. Perancangan Sistem

Bab 3. Perancangan Sistem 34 Bab 3 Perancangan Sistem 3.1 Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang kami namakan Voice Protect ini, mempunyai alur program sebagai berikut: Start Enkripsi Dekripsi Pilih File Buka file enkripsi Rekam Suara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Speaker recognition adalah salah satu bidang pengenalan pola yang berkaitan dengan pemprosesan sinyal suara. Berbeda dengan speech recognition yang mengenali kata atau

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Guitar Effect Processor Online Berbasis Java

Rancang Bangun Aplikasi Guitar Effect Processor Online Berbasis Java Rancang Bangun Aplikasi Guitar Effect Processor Online Berbasis Java Muhammad Firdaus - Ary Mazharuddin S., S.Kom., M.Comp.Sc Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login The 13 th Industrial Electronics Seminar 011 (IES 011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 6, 011 Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Bab ini menguraikan proses implementasiuntuk tahap pelatihanneural networks,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Bab ini menguraikan proses implementasiuntuk tahap pelatihanneural networks, BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menguraikan proses implementasiuntuk tahap pelatihanneural networks, pengenalan not, pembangkitan not, dan tahap evaluasi. Aplikasi yang digunakan untuk pengujian

Lebih terperinci

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING

ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING ENHANCED K-SVD ALGORITHM for IMAGE DENOISING Edwin Junius, Reza Alfiansyah, Endra,Universitas Bina Nusantara, mono_unk@yahoo.com, devil.reza12@yahoo.com, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

SISTEM IDENTIFIKASI CIRI MUSIK UNTUK ROBOT PENARI JAIPONG

SISTEM IDENTIFIKASI CIRI MUSIK UNTUK ROBOT PENARI JAIPONG SISTEM IDENTIFIKASI CIRI MUSIK UNTUK ROBOT PENARI JAIPONG Bima Sena Bayu D., Ardik Wijayanto Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas yang terjadi di dasar laut. Aktifitas ini dapat berupa gempa laut, gunung berapi meletus,

Lebih terperinci

Penerapan Transformasi Kosinus Diskrit Dalam Klasifikasi Alat Musik Tradisional Menggunakan K-nearest Neighbor

Penerapan Transformasi Kosinus Diskrit Dalam Klasifikasi Alat Musik Tradisional Menggunakan K-nearest Neighbor JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA 103 Penerapan Transformasi Kosinus Diskrit Dalam Klasifikasi Alat Musik Tradisional Menggunakan K-nearest Neighbor Ricky Aurelius Nuranto Diaz STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTIPE. Bab ini menguraikan tentang analisis penelitian mencakup metode yang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTIPE. Bab ini menguraikan tentang analisis penelitian mencakup metode yang BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROTOTIPE Bab ini menguraikan tentang analisis penelitian mencakup metode yang digunakan untuk ekstraksi fitur sinyal musik digital serta metode klasifikasi dengan Neural

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE

BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE BAB 3 ALGORITMA DAN MODEL 2K FFT-IFFT CORE Pada Bab ini dibahas mengenai penentuan algoritma, menentukan deskripsi matematis dari algoritma, pembuatan model fixed point menggunakan Matlab, dan pengukuran

Lebih terperinci

c. Syllable (suku kata), merupakan bagian-bagian dari sebuah kata yang dapat langsung diucapkan, misalnya glass, book, clever.

c. Syllable (suku kata), merupakan bagian-bagian dari sebuah kata yang dapat langsung diucapkan, misalnya glass, book, clever. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan dibahas tentang landasan teori mengenai pembelajaran English Grammar menggunakan speech recognition yang mengkhususkan pembelajaran tenses berbasis android, dan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran.

BAB I PENDAHULUAN. pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat sesuatu diukur maka beberapa data didapatkan. Umumnya pengukuran tidak pernah tepat, dan sedikitnya semacam noise terdapat pada data pengukuran. Mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PENGENAL SUARA 3.1 Perangkat Keras yang Digunakan Untuk menunjang perancangan sistem pengenalan suara, maka digunakan perangkat keras ( Hardware ) dengan spesifikasi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei Situs CIA (Central Intellegence Agency) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei Situs CIA (Central Intellegence Agency) mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei Situs CIA (Central Intellegence Agency) mengenai perbandingan populasi jumlah penduduk didunia, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM

PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION ALGORITHM JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Vol.6 No. 2, Desember 217 : 8-91 PERBANDINGAN BEBERAPA MODEL UNTUK KINERJA ALGORITMA BACKPROPAGATION COMPARISON OF SOME MODEL FOR PEFORMANCE IMPROVEMENT IN BACKPROPAGATION

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android

Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 537 Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android Regilang Monyka Putra *), Firdaus **), Mohammad Hafiz Hersyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Musik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

Spread Spectrum (FHSS) pada

Spread Spectrum (FHSS) pada Implementasi Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) pada DSK TMS30C646T O C K I A D I T YA M 060 - T E L E KO M U N I K A S I M U LT I M E D I A - Pembimbing Dr. Ir. Suwadi, MT Ir. Titik Suryani, MT

Lebih terperinci