III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI

Transkripsi

1 III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI Menurut Khadariah (986), proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai suatu unit. Investasi dalam pengertian umum ekonomi perusahaan adalah penanaman uang dalam bentuk aktiva tetap yang mempunyai nilai jangka panjang, misalnya pembelian tanah, pendirian pabrik dan perkantoran, pembelian mesinmesin dan sebagainya. Tujuan utama investasi adalah memperoleh berbagai macam manfaat yang layak di kemudian hari. Manfaat dapat berupa imbalan keuangan misalnya laba, manfaaat non-keuangan atau kombinasi dari keduanya. Sumber dana investasi ini dapat diperoleh dari LKS atau lembaga-lembaga penyedia keuangan, baik itu lembaga perbankan maupun lembaga keuangan bukan bank. Proyek yang direncanakan harus didahului oleh analisa proyek yang bertujuan untuk mengadakan seleksi terhadap kemungkinan-kemungkinan proyek yang tersedia atau memberikan keputusan pemilihan investasi. Kesalahan pemilihan proyek membawa konsekuensi kerugian, baik kerugian riil maupun kerugian pemanfaatan kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar (opportunity cost) yang seharusnya dapat direalisasikan. Analisa proyek akan menyeleksi alternatif-alternatif yang ada sehingga dapa diperoleh manfaat terbesar dari setiap rupiah yang diinvestasikan. Beberapa aspek dalam analisa proyek adalah aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi, aspek organisasi, aspek komersial, apek finansial, dan aspek ekonomi (Khadariah, 986). B. ANALISIS FINANSIAL Ada beberapa kriteria dalam analisa finansial yang dipakai untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan diantara berbagai usulan proyek. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya Laba Operasional dan Titik Impas (Break Event Point). 6

2 . Analisis Laba Operasional Dalam akuntansi, biaya didefinisikan sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan. Sumber daya tersebut dalam akuntansi selalu dikonversikan ke dalam unit nilai mata uang. Tiga kategori biaya dalam produksi manufacture adalah biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya manufacturing tidak langsung. (Soeharto, 2002). Berdasarkan sifat respon terhadap perubahan tingkat produksi, biaya dapat digolongkan menjadi dua tipe dasar, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang nilainya berubah secara proporsional terhadap perubahan tingkat produksi. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang nilainya tetap walaupun terjadi perubahan tingkat produksi. Laba operasional usaha didapat dari laba kotor dikurangi beban usaha. Laba kotor merupakan hasil pendapatan usaha yang besarnya ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan dikalikan harga produk tersebut, dikurangi harga pokok produksi yang besarnya ditentukan oleh biaya bahan baku usaha, biaya langsung produksi, biaya tidak langsung produksi, dan depresiasi aktiva tetap. Sedangkan beban usaha merupakan beban pengeluaran untuk biaya pemasaran dan administrasi. Laba operasional merupakan keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalankan yang dapat dibagi ke LKS. Dengan demikian, bagi LKS yang memberi pembiayaan dengan pola bagi hasil dan bagi resiko, besarnya laba operasional usaha yang dibiayainya sangatlah penting karena menentukan berapa besarnya bagi hasil yang akan didapatkan oleh LKS tersebut. Perhitungan mendapatkan laba operasional suatu usaha adalah sebagai berikut : LO = (P Q) BPT d BP LO = Laba Operasional BPT = Biaya Produksi Total P = Harga Produk Q = Jumlah Produk d = Biaya depresiasi asset tetap BP = Biaya Pemasaran 7

3 2. Titik Impas (Break Event Point) Titik impas merupakan indikator kelayakan investasi yang menunjukan bahwa suatu usaha yang dilakukan berada dalam status tidak untung dan tidak rugi. Break Event Point merupakan titik pulang pokok dimana total revenue (TR) sama dengan Total Cost (TC). Terjadinya titik pulang pokok tergantung pada berapa lama arus penerimaan dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya. Secara Umum Formula untuk menghitung BEP dapat dilihat pada rumus di bawah ini, BEP( Unit) TFC P TVC / Q BEP ( Rupiah) BEP( Unit) xp BEP P Q TFC TVC = Break Event Point (Titik Impas) = Price (Harga jual produk per unit) = Quantity (Jumlah produk yang diproduksi) = Total Fixed Cost (Total biaya tetap) = Total Variabel Cost (Total Biaya variabel) C. TEKNIK OPTIMASI RASIO EMAS Optimalisasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan penyelesaian yang optimum dari berbagai alternatif penyelesaian. Dalam suatu sistem yang bersifat holistik, sibernetik, dan efektif, yang melibatkan berbagai aktor dengan berbagai kepentingan, penyelesaian yang optimum berarti suatu kondisi yang memberikan nilai maksimal atau nilai minimal yang dapat memenuhi berbagai kepentingan tersebut secara seimbang melalui suatu trade off kepentingan antar aktor-aktor tersebut. Akan tetapi suatu sistem dapat dioptimalisasi hanya jika sistem tersebut memiliki lebih dari satu alternatif penyelesaian serta jika fungsi sasaran dapat didefinisikan secara unik untuk memenuhi kriteria-kriteria yang ada dalam sistem tersebut (Indrawanto, 2007). Secara umum ada dua cara mencari optimasi dari suatu sistem, yaitu dengan metode analitik dan metode numerik. Penyelesaian dengan menggunakan metode analitik lebih bersifat umum daripada penyelesaian dengan metode numerik, yang hanya dapat diterapakan pada kasus per kasus. 8

4 Metode analitik dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang bersifat linier maupun non-linier. Penyelesaian masalah linier dapat dilakukan dengan menggunakan metode linear programing dengan teknik grafik, simplex, atau teknik transportasi. Sedangkan penyelesaian masalah non-linier, dapat dilakukan dengan menggunakan metode turunan atau metode pengali lagrange. Metode numerik dapat digunakan untuk mencari optimasi suatu sistem melalui pembuatan model dari sistem tersebut. Model suatu sistem yag dapat dicari optimasinya dengan metode ini dapat berupa model statik maupun model dinamik. Empat teknik penyelesaian optimasi suatu sistem dengan metode ini adalah dengan teknik optimasi complex, teknik optimasi evolusi, teknik optimasi combi, teknik optimasi fibonaci, dan teknik optimasi rasio emas. Teknik optimasi rasio emas dapat digunakan untuk mendapatkan nilai maksimum dan minimum suatu peubah (variabel) tunggal dari suatu fungsi nonlinier dengan beberapa kendala. Strategi ini memiliki kesamaan teknik dengan teknik optimasi fibonaci, yaitu mencari titik optimum dengan mempersempit interval antara kedua titik. Namun teknik ini menggunakan rasio emas dalam penyempitan intervalnya, sehingga algoritma yang dihasilkan pun menjadi realtif lebih efisien. D. INVERS TRANSFORMATION METHOD Invers transformation method adalah suatu metode untuk mendapatkan distribusi peluang dari suatu peubah acak dengan cara membangkitkan bilangan acak. Tahapan dari metode ini adalah () membentuk fungsi kumulatif distribusi fungsi F(x) dimana x adalah suatu peubah acak. Distribusi peluang ini dapat sesuai dengan peluang distribusi kumulatif teoritis seperti peluang distribusi normal, eksponensial, poison, dan beta. (2) membangkitkan angka bilangan acak antara 0 dan ; (3) gugus F(x) yang setara dengan angka desimal acak yang dibangkitkan, dipecahkan untuk mencari nilai x. Untuk memilih distribusi peluang yang tepat bagi suatu peubah acak diperlukan pengetahuan tentang karakteristik bebas dari distribusi peluang tersebut dengan data empiris yang tersedia. Pemilihan distribusi peluang ini seringkali sulit sehingga diperlukan asumsi dasar berdasarkan pandangan profesional dari para ahli (Eriyatno, 999). 9

5 Mulai Teknik Optimasi Rasio Emas : Batas Bawah Interval A ; Batas Atas Interval B; Tingkat Ketelitian β ; Fungsi Objektif : f(x)=(b-)(-a) ; Jumlah Iterasi makximum n=l/β ; L=B-A ; k=k+ Hitung f(x ) dan f(x 2 ) ; B A A 2, B A B k k 2 f(x )< f(x 2 )? Tidak Ya L x+ =B-A A k k L x+ <β? A k dan B k Selesai Gambar 2 Algoritma Teknik Optimasi Rasio Emas 20

6 E. METODE PERBANDINGAN BERPASANGAN Metode Perbandingan berpasangan merupakan teknik komparasi berpasangan antar elemen-elemen, sehingga didapatkan tingkat kepentingan relatif terhadap elemen lain dalam bentuk bobot numerik. Skala komparasi yang efektif adalah sampai 9 (Saaty, 996). Skala dasar tersebut dapat dilihat di tabel di bawah ini. Tabel 2. Skala Komparasi Antar Elemen Indikator Keterangan A sama pentingnya dengan B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2, 4, 6, 8 Apabila ragu diantara dua nilai yang berdekatan Sumber : Saaty (2008). Matrik pendapat individu adalah matrik yang berisi pendapat individu pakar tentang perbandingan tingkat kepentingan antar elemen dalam suatu hirarki. Jika C, C2,... Cn adalah suatu set elemen dalam suatu hirarki, maka matrik individu akan berukuran n x n. Jika aij adalah nilai matrik pendapat individu yang mencerminkan perbandingan kepentingan antar elemen ke-i dengan elemen ke-j, maka aji adalah kebalikannya dan bernilai /aij. Jika i=j maka nilai aij =. Untuk memeriksa apakah teknik perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak, dapat digunakan parameter perhitungan Consistency Ratio (CR). Berikut langkah-langkah perhitungan yang harus dilakukan untuk mencari CR : ) Perkalian baris (Z) dengan rumus : Z i n n j gij 2) Perhitungan vektor prioritas (VP) dengan rumus : VPi Z i Z i 3) Perhitungan nilai eigen maksimum ( max) dengan rumus : Vgi gijxvp Vbi Vg / VP n max / n Vbi i 2

7 4) Perhitungan index konsistensi (CI) dengan rumus : max n CI n 5) Perhitungan Rasio Konsistensi (CR) dengan rumus : CI CR RI Keterangan : RI = Random Index yang nilainya ditunjukan oleh tabel 3. Tabel 3. Nilai Random Index Jumlah elemen (n) Nilai Random Index (RI) 0,00 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5,2 6,24 7,32 8,4 9,45 0,49,5 2,54 3,56 4,57 5,59 Sumber : Marimin (2008). Teknik perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dengan konsekuen, mempunyai nilai Consistency Ratio kurang dari 0,. Jika didapatkan nilai CR lebih besar dari 0,, maka dapat dikatakan bahwa proses penilaian yang dilakukan tidak konsisten. F. TEKNIK HEURISTIK Menurut Simon (977), teknik heuristik adalah suatu cara mendekati suatu permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan dalam permasalahan yang dikaji, atau dengan kata lain yaitu berupa bentuk pemecahan masalah dengan menggunakan kecerdasan manusia dan ditulis dengan program komputer. 22

8 Tujuan dari teknik heuristik adalah untuk mempelajari aturan dan metoda menemukan. Eriyatno (996) berpendapat bahwa teknik heuristik merupakan pengembangan dari operasi aritmatika dan matematika logika. Ciri-ciri teknik heuristik secara umum adalah ; adanya operasi aljabar, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, adanya suatu perhitungan bertahap, mempunyai tahapan yang terbatas sehingga dapat dibuat algoritma komputernya. Lebih lanjut Eriyatno (996) menyebutkan bahwa karakteristik teknik heuristik adalah; meringkas ruang lingkup keputusan sehingga proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat, memformulasikan masalah ke dalam persamaan matematis, merencanakan kebijakan strategis manajemen yang sulit dihitung dan sangat rumit sehingga dapat ditangkap dengan model matematik. Pada teknik heuristik, tidak ada suatu model yang baku sehingga tiap permasalahan menggunakan teknik heuristik yang spesifik. Teknik heuristik tidak menjamin penyelesaian permasalahan yang optimal, tapi dapat memberikan pemecahan yang memuaskan bagi pengambil keputusan (Eriyatno, 996). G. METODE DEPRESIASI GARIS LURUS Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menyususun arus kas adalah depresiasi (penyusutan). Dalam penelitian ini diambil metode depresiasi paling sederhana yaitu metode depresiasi garis lurus. Rumus dari metode ini adalah sebagai berikut ; Depresiasi P Pk T P Pk T = Biaya perolehan = Biaya yang dikapitalisasi = Umur depresiasi (tahun) 23