di kawasan - kanra s an yang tercemar at.au dengan cara pe_

Transkripsi

1 ANATOMI DAT]N DAN JUMLAH STOMATA DARI BEBERAPA JEMS ANAKAN TANAMAN PENEDI-]-TI DI BALITRO DAN JALAN TOL JAGORAWI Oleh YULIZA.L E 26,0977 JTJRUSAN KONSERVASI SI,MBERDAYA ITUTAN FAKTILTAS KEIIUTANAN INSTITUT PERTAMAN BOGOR 1995

2 RINGKASAN YULIZAL. Anatomi Daun dan Jumlah Stomata dari Beberapa Jenis Anakan Tanaman peneduh di Balitro dan,fa1an Tof Jagorawi - Dibalrah bimbingafl Ir- Endes N. Dahlan, MS- dan Dr- Ir. Sup.iyanto. Kegiat.an pembangunan transportasi yang semakin me_ ningkat, di satu pihak memang memberikan nianfaat yang be_ sar bagi mobititas penduduk, perekonomian masyarakat dan peningkatan kesejahter:aan. Tapi di lain plhak, ternyara pembangunan transportasi juga akan dapal menirilf,ulkan dam_ pak negatif berupa pencemaran udara. Untuk mengatasi tinrlcufnya gangguan akibat pencemaran udara di kota-kota besar, maka perlu difakukan upaya pe nanggul angannya, antara lain dengai mendcangun hutan kot.a di kawasan - kanra s an yang tercemar at.au dengan cara pe_ nanaman pohon-pohon pinggir jatan secara merata dan teren_ cana di selriruh kota. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mempela, jari bagaimana pengaruh dari pencemaran udara terlrtama yang disebabkan oleh kendaraan bernotor terhadap anatomi daun yang meliputi bentuk se1, panjang dan lebar sel serta jumlah stomata, dari anakan beberapa jenis tanaman peneduh, mefalui pengamatan mikroskopis preparat awet.an. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dalam pemilihan jenis pohon yang sesuai untuk ditanam di sualu daerah ya.rlg tercemar yang disebabkan oleh kendaraan bermot.or.

3 Jenis anakan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah kenari lcanariofi cainnune L.), fiahani daun besaz. (Swieteaia macrophytla (.), fia,honi daun kecit (Swiexenia nahagorli J.), nyanptung \CalophyTtutn inophyltwn L.) dan ketapang (TefininaTia cattapa L.), Anakan tanaman bersebut ditempatkan di dua lokasi yang berbeda, yaitu di Balirro (konrrol) yang diperkirakan memiliki tingkat pencemaran udara rendah dan di Jalan To1 Jag,orawi yang dipelkirakan mempunyai tingkat pencemaran udara yang cukup tlnggi. Pembuatan preparat awetan dilakukan dengan metoda parafin (Sass, 1958). Secara mikroskopis, terhadap anatomi daun dilakukan pengamat.an dan penghituogan jumlah sel, pengukuran panjang dan lebar sei tiap jaringan daun (epi_ dermis atas, palisade, bunga karang, epidermis bawah) dan penghitungan jumlah stomata. Untuk penghitungan junlah sel, parameter yang diamati adalah persentase abnormalitas sei dan persentase abnormalitas rata-rat.a anatomi daun. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancalgan Acak Faktoriaf (RAF) 2x2 dengan tiga kali ulangan dalam pola acak lengkap, dimana lokasi (Balitro dan Jagorawi) dan umur daun (muda dan tua) merupakan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahtra nilai persentase abnormalitas rala-rata anatomi daun beberapa jenis anakan tanaman peneduh di Ja1an To1,fagorawi (perlakuan) lebih besar dibandingkan dengan tanaman di Balitro {konlrol).

4 perbedaan nilai tersebut diduga disebabkan oleh adanya perbedaan konsenlrasi zal-zal pencemar udara kendaraan bermotor - Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa untuk semua jenis anakan, faktor lokasi berpengaruh terhadap nilai persentase abnormalitas rata-rala anatomi daun, sedangkan fakt.or umur daun tidak memberikan pengaruh yang nyata kecuali pada kenarj. Jaringan daun semua jenis anakan, baik daun muda maupun daun tua yang memiliki persentase abnornafitas se1 terbesar pada semua lokasi adalah jaringan palisade. Kerusakan (abnormalitas) pada jaringan ini diduga karena konsenlrasi zat.-zat pencemar udara lebih banyak t.erakumulasi di bagian ini. Panjang dan lebar se1 tiap jaringan daun di Balit.ro dan di Jalan To1 Jagora\^,i untuk semua jenis anakan baik daun muda maupun daun tua mempunyai ukuran panj ang dan 1ebar se1 yang bervariasi. Hal ini merupakan salah satu bentuk tanggapan alau respon tanaman terhadap pencemaran udara. Jumlah stomata dari tiga jenis anakan \kenar:i, nahonj daun besat dan ma]rotri daun kecit) Lermasuk tinggi karena memiliki lebih darl stomata per mm2. Sedangkan untuk dua jenis anakan yang lain lnyamptung dan ketapangr) t.ermasuk sedang karena memiliki sekitar 400 stomata per mm2.

5 Ketahanan tanaman terhadap pencemaran udara dipengaruhi oleh jumlah (kerapatan) stomala. Dari kelima jenrs anakan t.anaman yang dileliti menunjukkan bahv/a tanaman nyantptung diperkirakan memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan tranaman yang Iain. Disamping karena memiliki kerapatan stomata yang termasuk sedang sehingga menyerap pencemar udara lebih sedikit, secara keseluruhan tanaman ini juga memiliki selisih abnormalitas rata-rata anatomi daun yang semakin kecil.