ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDWVA DAM PEMDAPATAM

Transkripsi

1 ANALISIS PENGELOLAAN SUMBERDWVA DAM PEMDAPATAM Oleh : NAWANG SULlSTYORlNl A JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 199 1

2 RINGKASAN NAWANG SULISTYORINI. Analisis Pengelolaan Sumberdaya dan Pendapatan Usahatani Lahan Kering (Kasus Satu Desa di Daerah Blitar Selatan Jawa Timur) (Di bawah bimbingan : SYAFRI MANGXUPRAWIRA ). Program pembangunan yang berlanjut dan berhasil di daerah lahan kering harus memperhatikan keragaman kondisi fisika alami dan sosial ekonomi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahva potensi lahan di daerah studi sangat dibatasi oleh kemiringan lahan (hanya 15 % dari luas lahan bertopografi datar), sifat fisik lahan yang kurang mampu menyerap air (tekstur liat) serta curah dan distribusi hujan yang kurang menguntungkan. Secara ekonomis kehidupan petani umumnya hanya mengandalkan sektor usahatani khususnya tana- man pangan. Hal ini tercermin dari pola pemanfaatan lahan pertanian dimana 65 % diperuntukkan tanaman pangan, 10 % agro-forestry, dan 25 X lainnya dibiarkan menganggur (lahan kritis). Adapun faktor kelembagaan yang banyaic berperan da- lam peningkatan produksi pertanian adalah penelitian dan penyuluhan serta kelembagaan non formal yaitu kelompok gerakan (sambatan). Dalam ha1 pelaksanaan teknologi konservasi, rata-rata usahatani responden mempunyai nilai 61,2 persen dari kuali- tas baku yang ditetapkan. Aspek-aspek yang mengurangi nilai kualitas konservasi tersebut adalah penanaman ubi kayu

3 secara meluas pada pinggiran teras, tanaman penguat teras banyak yang m a t i kekeringan, serta selokan teras yang belum dibuat secara menyeluruh. Hal tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan petani mengenai konservasi lahan belum mantap. Secara agregat kegiatan usahatani pada lahan datar me- nyerap input produksi (bibit, pupuk, pestisida) lebih tinggi dari lahan miring dan berbukit. Tapi sebaliknya dalam ha1 penggunaan tenaga kerja lahan di atas memerlukan alokasi kerja yang lebih besar, khususnya tenaga kerja keluarga yaitu untuk keperluan produksi dan konservasi lahan. ginya masukan/input yang diberikan pada lahan datar Ting- mencer- minkan tingginya kapasitas produksi pada usahatani tersebut. Hal ini berkaitan dengan adanya harapan dan rasa aman bagi petani dalam menggunakan input produksinya lebih banyak mengingat responsivitas lahan dan kemudhan dalam pengelolaannya. Ditinjau dari segi pengelolaaan sumberdaya (modal dan tenaga kerja) seluruh klasifikasi usahatani responden sudah bisa dikatakan menguntungkan. Pendapatan bersih petani pada berbagai kelas kemiringan dan luasan lahan bernilai positip, nisbah R/C lebih besar satu serta produktivitas kerja melebihi tingkat upah yang berlaku. Hal ini berarti kegiatan usahatani tersebut dapat memberikan kesempatan bagi petani dalam upaya pembentukan modal. Perbedaan nilai produksi dan pendapatan usahatani pada masing-masing topografi adalah lahan datar 15,49 dan 37,lO %

4 lebih tinggi dari lahan miring serta 34,52 dan R6,86 % lebih tinggi dari lahan berbukit, meskipun diketahui bahua pada lahan yang berlereng telah diupayakan teknik pengawetan lahan (katagori menengah). Hal ini mengandung implikasi bahua tanpa penerapan upaya konservasi perbedaan di atas akan semakin mencolok. Beberapa kendala yang dihadapi petani dalam pengem- bangan usahataninya adalah faktor modal, ketersediaan bibit unggul berkualitas secara tepat waktu dan berkelanjutan, hama penyakit khususnya tanaman cabe dan kedele, serta kekurangan air irigasi disamping produktivitas lahan yang terbatas.

5 ANALISIS PENGELOLAAN SIJMBERDAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI LAHAN KERING (Kasus Satu Desa di Daerah Blitar Selatan Jawa Timur) Oleh : NAWANG SULI STYORINI A Laporan Praktek Lapang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1991