KIPRAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KIPRAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI"

Transkripsi

1 KIPRAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Hany Nurpratiwi NIM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 i

2

3

4

5 HALAMAN MOTTO Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. Nabi Muhammad SAW. If you believe in yourself anything is possible. Miley Cyrus. v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini saya persembahkan untuk orang-orang spesial yang telah memberikan kontribusinya dalam penulisan skripsi saya, Terimakasih untuk Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan pengalaman hidup selama 22 tahun. Kedua orangtua yang telah bekerja keras untuk hidup saya, untuk bapak Mubandi dan ibu Mulyati terimakasih untuk perjuangnya selama ini, kasih sayang, doa dan dukunganya yang menjadikan saya bersemangat dalam mengerjakan skripsi. Mbah Uti dan Mbah Kakung, terimakasih untuk doa dan nasehatnya yang selama ini telah diberikan. Kubingkiskan skripsi ini untuk: Adik-adikku tercinta, Aji Kurniawan dan Retno Laras Astuti. Kalian adalah alasanku menjadi perempuan yang tangguh dan harus selalu mandiri. Om Rudi, Tante Selly, Dek Ahya, Nunung dan Bejo, terimakasih untuk bimbingan dan dorongan sehingga saya bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Lyta Endriyani, Fatimah Harwatiningsih, Febria Purnama Sari, Devi Permata Sari, terimakasih sahabat kalian adalah orang-orang istimewa yang pernah saya temukan selama ini. vi

7 Dwi Anna Wiyatiningrum, Vincentia Marisa, Ilham R. Ramadhan dan Fitri Wulandari, terimakasih untuk warna yang kalian berikan selama empat tahun terakhir ini. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2011 UNY yang sedikit banyak memberikan bantuan dalam proses pengerjaan skripsi ini. Faisal Reza Putra, terimakasih untuk waktu yang selalu diluangkan dalam membantu proses pengerjaan skripsi. Doa, nasehat dan dorongan yang selalu diberikan menjadikan saya lebih bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. vii

8 KIPRAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA ( ) Oleh: Hany Nurpratiwi NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah menjadi rumusan masalah sebelumnya. (1) Jugun Ianfu di Yogyakarta (2) Langkah Mardiyem dalam memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta (3) Peran LBH Yogyakarta dalam menangani masalah Jugun Ianfu. Peneliti menggunakan metode sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) pemilihan topik, merupakan tahap pertama dalam penelitian berupa menentukan masalah yang akan dikaji, (2) heuristik, merupakan tahap dimana peneliti mengumpulkan sumber, (3) kritik sumber, dilakukan untuk menyaring sumber secara kritis terhadap sumber sejarah yang telah diperoleh, (4) interpretasi, merupakan tahap penafsiran fakta-fakta sejarah menjadi satu kesatuan dan menurut kaidah yang sudah ditentukan, (5) historiografi, merupakan tahap terakhir dimana penulis menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan sejarah. Berdasarkan hasil penelitian: (1) Sejarah munculnya Jugun Ianfu di Yogyakarta dimulai pada masa pendudukan Jepang. Proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan secara paksa dengan berbagai tipu daya. Sebagian besar mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta hidup dalam kemiskinan serta dikucilkkan oleh masyarakat; (2) Mardiyem adalah salah satu mantan Jugun Ianfu yang berasal dari Yogyakarta. Sebagai mantan Jugun Ianfu, sejak tahun 1993 Mardiyem berjuang menuntut keadilan. Tuntutan Mardiyem adalah permintaan maaf dan dana santunan bagi mantan Jugun Ianfu dari pemerintah Jepang. Mardiyem meinggal dunia tahun 2007, namun tuntutannya belum tercapai; (3) LBH Yogyakarta adalah lembaga swasta yang menyediakan ruang pengaduan bagi mantan Jugun Ianfu. Tahun 1995, jumlah mantan Jugun Ianfu yang mendaftarkan diri ke LBH Yogyakarta berjumlah LBH Yogyakarta sudah berusaha mencari dukungan ke berbagai pihak untuk membantu memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu. Perjuangan panjang LBH Yogyakarta sejak tahun 1993 sampai sekarang juga belum berhasil. Kata kunci: Jugun Ianfu, Yogyakarta, viii

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kiprah Mardiyem dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta ( ) dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta. Keberhasilan penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari doa yang tulus dari kedua orang tua saya, Bapak (Mubandi) dan Ibu (Mulyati) yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan hidup yang baik bagi penulis. Terimakasih atas segala kasih sayang yang dengan iklas diberikan selama ini. Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang dalam kepada. 1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A. selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai fasilitas bagi mahasiswa. 2. Prof. Ajat Sudrajat, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam proses penelitian skripsi ini. 3. Bapak M. Nur Rokhman, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah yang senantiasa memberikan ilmu dan kemudahahan dalam proses penelitian skripsi ini. ix

10 4. Ibu Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd. selaku sekertaris jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan ilmu dan motivasi selama belajar di Pendidikan Sejarah. 5. Ibu Terry Irenewaty, M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing, memotivasi, memberikan arahan selama penyusunan proposal sampai akhir penulisan skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staff program studi Pendidikan Sejarah yang telah memeberikan ilmu yang bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan dan membentu kelancaran studi penulis. 7. Seluruh staff Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta yang membantu memberikan materi dalam proses penyusunan skripsi ini. 8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasnya. Terimakasih untuk canda, tawa, serta tangis kalian menjadi penyemangat penulis selama proses penyusunan skripsi. 9. Orang-orang tersayang dan sahabatku yang selalu memberikan bantuan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Bertemu dengan kalian adalah berkah bagi penulis. 10. Guru-guruku dari SD, SMP, SMA. Terimakasih bapak ibu guruku atas ilmu pengetahuan dan bimbingan yang telah diberikan. 11. Teman-teman Pendidikan Sejarah A Terimakasih untuk empat tahun kebersamaan kita yang penuh cerita. x

11

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PENGESAHAN... vi ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xii DAFTAR ISTILAH... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Kajian Pustaka... 9 F. Historiografi yang Relefan G. Metode Penelitian H. Pendekatan Penelitian I. Sistematika Pembahasan BAB II JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA xii

13 A. Kemunculan Jugun Ianfu dan Perkembanganya B. Keadaan Sosial Ekonomi Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta BAB III PERJUANGAN MARDIYEM DALAM MENUNTUT HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU A. Riwayat Kehidupan Mardiyem B. Langkah Mardiyem Mencari Dukungan C. Tuntutan Permintaan Maaf dan Dana Santunan untuk Mantan Jugun Ianfu BAB IV PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM YOGYAKARTA DALAM PERJUANGAN MARDIYEM A. Peran Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu B. Hasil Tuntutan dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR ISTILAH Afdeling Abdi dalem Borneo Calo Embargo Fasis Fujinkai Kochi Gunseikan : Wilayah bagian administratif : Orang yang mengabdikan dirinya kepada kraton : Nama lain pulau Kalimantan : Orang yang menyewakan jasanya : Larangan perdagangan oleh sebuah negaa : Pengikut sistem pemerintahan yang otoriter : Organisasi perempuan masa Jepang : Daerah Istimewa : Kepala pemerintahan militer yang dijabat oleh staff tentara Gewes Gunseibu Gudik Heiho Invasi Jugun Ianfu Jawa Hokokai Keibodan : Daerah atau wilayah karisidenan : Kantor pengawas : Penyakit kulit : Kesatuan militer yang membantu prajurit Jepang : Perluasan wilayah : Budak seks masa penjajahan Jepang : Himpunan kebaktian rakyat Jawa : Pembatu polisi militer Jepang yang tugasnya membantu lalu lintas dan keamanan desa Kolonialisme : Penguasaan suatu daerah atau wilayah oleh negara lain Kooti Zimu Kyoku Tyookan : Pembesar Kantor urusan kasultanan xiv

15 Lanjo Menstruasi : Rumah bordil atau kamar untuk para Jugun Ianfu : Datang bulan yang dialami wanita, normalnya sekali dalam satu bulan. Mucikari Nichimaru Ndoro Nichibenden Pepatih dalem : Pengelola Lanjo : Nama kapal kayu yang digunakan tentara Jepang : Panggilan bangsawan Jawa : Federasi Asosiasi Advokat Jepang : Pejabat pemerintahan yang mengurusi urusan negara agung Pangreh praja Residen Romusha Seinendan Seishin Selak Serdadu Somutyookan Zelfbestuurder : Pejabat lokal : Pegawai pamong praja yang mengelola daerah : Kerja paksa : Barisan pemuda yang diberi latihan militer : Semangat perjuangan : Keburu : Tentara Jepang : Pepatih dalem : Pemerintah di daerah swa-praja xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Foto Mardiyem Lampiran 2. Denah Asrama Telawang Lampiran 3. Bagan Aliran Pengerahan Jugun Ianfu Lampiran. 4 Koran Radar Jogja, Permintaan Maaf PM Jepang Lampiran 5. Koran Kedaulatan Rakyat, Pemimpin Jugun Ianfu Meninggal Lampiran 6. Koran Kompas, LBH Yogya Jadi Pusat Kajian Jugun Ianfu Lampiran 7. Surat Permohonan Observasi Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian xvi

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membuka tabir kehidupan untuk meluruskan sejarah belum tentu menyenangkan. Hal ini yang dialami Mardiyem, wanita kelahiran 2 Februari Wanita asal Yogyakarta 2 ini menceritakan masa lalunya sebagai mantan Jugun Ianfu masa penjajahan Jepang. Pengucilan dan penghinaan dirasakan Mardiyem setelah masyarakat mengetahui Mardiyem adalah mantan Jugun Ianfu. Mengaku sebagai mantan Jugun Ianfu sama halnya Mardiyem membuka luka sejarah mantan Jugun Ianfu lainnya. Saya lakukan semuanya untuk keadilan. 3 Mardiyem memberikan pengakuan bukan untuk mempermalukan teman-temannya, namun untuk sebuah keadilan. Mardiyem berniat meluruskan sejarah dan mengatakan kepada masyarakat apa yang sebenarnya terjadi. Jugun Ianfu bukanlah pelacur yang sengaja menjual dirinya kepada Jepang. Jugun Ianfu adalah budak seks yang terpaksa melayani orang-orang Jepang untuk pemenuhan kebutuhan seks, karena sebelumnya orang-orang Jepang menyalurkan seks mereka dengan 1 Pemimpin Mantan Jugun Ianfu Meninggal Berakhirkah Perjuangan Mardiyem. Kompas. 22 Desember Tempat tinggal Mardiyem di Suryo Tarunan, Ngampilan, Yogyakarta. Lihat PM Jepang Minta Maaf? Depdiknas Janji Masukan ke Kurikulum. Radar Jogja. 22 Desember Kompas. Rabu, 22 Januari 2008, hlm

18 2 pelacur yang menyebabkan berjangkitnya penyakit kelamin di kalangan orang-orang Jepang. Jugun Ianfu adalah sebuah istilah yang berkembang pada masa penjajahan Jepang. Istilah tersebut merujuk kepada mereka yang dinyatakan sebagai korban nafsu seks tentara Jepang selama masa pendudukan di daerah-daerah jajahannya. 4 Kebanyakan menjadi Jugun Ianfu bukan pilihan pekerjaan yang akan dijalani dengan sukarela. Umumnya para Jugun Ianfu melakukan pekerjaannya dengan terpaksa dan tidak ada pilihan lain untuk menolak. Puluhan tahun kasus Jugun Ianfu tidak terpantau oleh dunia luar. Penemuan dokumen tahun 1991 yang membuktikan bahwa tentara Jepang telah merekrut sedikitnya perempuan di negara jajahan Jepang yang dijadikan Jugun Ianfu selama Perang Dunia II. 5 Kebanyakan Jugun Ianfu yang direkrut Jepang dilakukan dengan paksa dan penipuan dengan iming-iming pekerjaan atau beasiswa sekolah. Pertengahan Juli 1992, mantan Jugun Ianfu Cina dan Korea melakukan protes dan menuntut ganti rugi kepada pemerintah Jepang. 6 Inten Suweno yang tahun itu menjabat sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia menegaskan bahwa perempuan Indonesia yang merasa pernah 4 Budi Hartono & Dadang Juliantoro. Derita Paksa Perempuan Kisah Jugun Ianfu pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997, hlm. 87. hlm Tahiro. Sepak terjang Jepang di Indonesia. Lembaga Humaniora. Jakarta: 2003, 6 Nasib Jugun Ianfu dan Ganti Rugi. Bernas. 17 November 1997, hlm. 8.

19 3 menjadi Jugun Ianfu harus dicari dan dicatat. 7 Menanggapi pernyataan Inten Suweno, LBH Yogyakarta mulai melakukan penelitian dan membuka ruang pengaduan untuk mantan Jugun Ianfu. Bantuan juga datang dari Anggota Federasi Pengacara Jepang untuk membantu mantan Jugun Ianfu menuntut kompensasi dari pemerintah Jepang. 8 Sejak awal pembukaan ruang pengaduan dari bulan April hingga September 1993, LBH Yogyakarta dibanjiri pengaduan belasan ribu mantan romusha dan ratusan mantan Jugun Ianfu. 9 Tercatat mantan Jugun Ianfu dari Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melapor ke LBH Yogyakrta. 10 Jumlah yang ada belum mencakup seluruh mantan Jugun Ianfu di Indonesia. Tidak semua mantan Jugun Ianfu mau mengakui dan melaporkan dirinya mereka lebih baik diam dan menutup aib masa lalunya. Selain itu mantan Jugun Ianfu sudah banyak yang meninggal dunia. Mardiyem adalah koordinator mantan Jugun Ianfu yang terus menuntut keadilan. Dibantu LBH Yogyakarta Mardiyem memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu. Tuntutan yang terus disuarakan Mardiyem pertama, adanya permintaan maaf pemerintah Jepang secara kenegaraan kepada para mantan Jugun Ianfu. Kedua, pemerintah Jepang harus 7 Tahiro, op.cit, hlm Tahiro. ibid, hlm Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit., hlm Tahiro, loc.cit.

20 4 memasukan sejarah mereka, sehingga isu Jugun Ianfu harus masuk dalam sejarah Jepang dan yang ketiga, adanya kompensasi berupa uang. 11 Keprihatinan terhadap teman-temannya yang menjadi mantan Jugun Ianfu juga menjadi dasar perjuangan Mardiyem. Sebagai contohnya, Siti Aminah wanita asal Pare, Kranggan, Temanggung. Siti mengaku kehilangan keperawanannya dan empat ekor sapi ternaknya yang dirampas oleh Jepang. 12 Jepang tidak hanya menjarah ekonomi didaerah jajahannya, tetapi memperlakukan penduduknya dengan semena-sema untuk kepentinggannya. Nasib buruk yang dialami oleh mantan Jugun Ianfu tidak hanya pada masa pendudukan Jepang, tapi sampai akhir hidup mantan Jugun Ianfu. Setelah menjadi mantan Jugun Ianfu kenyataan hidup yang dijalani tidak lebih baik. Mantan Jugun Ianfu harus menanggung luka psikis dan luka luka fisik akibat kekerasan seksual orang Jepang sampai akhir hayat. Anehnya pemerintah Indonesia tidak aktif membantu perjuangan mantan Jugun Ianfu yang berjuang menuntut pemerintah Jepang. Pemerintah Indonesia terkesan pasif terhadap apa yang telah menimpa warganya di masa penjajahan Jepang. Kepedulian LBH Yogyakarta dalam membantu perjuangan mantan Jugun Ianfu di Indonesia perlu diapresiasi. LBH Yogyakarta yang menjadi pusat kajian Jugun Ianfu bersama sukarelawan lainya terus berjuang 11 Kedaulatan Rakyat, loc.cit Bekas Jugun Ianfu Datangi LBH. Suara Merdeka.14 Oktober 1997, hlm. 5.

21 5 mendampingi mantan Jugun Ianfu untuk mendapatkan hak-haknya. 13 LBH Yogyakarta menunjuk pengacara yang khusus menangani masalah Jugun Ianfu yaitu, Budi Hartono, SH. Beliau sering mendampingi Mardiyem dalam mencari dukungan hingga ke luar negeri untuk menuntut keadilan. Saya mohon dengan sangat dukunglah perjuangan kami ini. Kami sudah tua-tua, selak 14 pada mati! 15 Kalimat yang terkesan letih dan penuh asa diucapkan Mardiyem saat meminta dukungan dari masyarakat. Perjuangan Mardiyem perlu di dukung, karena menyangkut harga diri perempuan dan bangsa Indonesia. Jugun Ianfu bukanlah aib bangsa yang harus ditutup rapat-rapat. Jugun Ianfu adalah korban yang harus diperjuangkan haknya karena mereka telah berjuang selama penjajahan Jepang dan akhir hidupnya. Peneliti tertarik mengambil judul Kiprah Mardiyem dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta ( ) karena isu-isu mengenai Jugun Ianfu perlu diteliti lebih mendalam. Selain itu penelitian tentang sejarah wanita khususnya Jugun Ianfu belum banyak diangkat ke permukaan. Peneliti ingin membantu menyuarakan kepada masyarakat bahwa Jugun Ianfu adalah korban kebiadaban Jepang. Sebagai generasi muda sudah sepantasnya kita membantu menyuarakan kebenaran yang sesungguhnya. Para Jugun Ianfu terpaksa mengorbankan 13 LBH Yogya Jadi Pusat Kajian Yugun Ianfu. Kompas. 30 Oktober 1997, hlm Selak dalam bahasa Indonesia artinya keburu. Kalau tidak segera diperjuangkan mantan Jugun Ianfu yang masih hidup di masa perjuangan Mardiyem akan kalah dengan usia. 15.Dukunglah Kami, Kami Selak Mati. Bernas,15 November 1997, hlm. 1.

22 6 cita dan cinta mereka di penjajahan Jepang. Untuk hidup yang tidak menentu sampai akhir hayatnya. Apresiasi patut diberikan kepada Mardiyem, kiprahnya memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu dan keberaniannya membuka sejarah kelamnya untuk menunjukan bahwa ada korban penjajahan Jepang yang belum terungkap. Maksud Mardiyem membuka masa lalunya untuk menuntut pemerintah Jepang meminta maaf dan dana pertanggungung jawaban berupa santunan kepada mantan Jugun Ianfu. Semangat Mardiyem perlu ditularkan pada generasi muda saat ini dan patut untuk dijadikan teladan dalam memperjuangkan keadilan. Alasan peneliti membatasi tahun pada 1993 sampai 2007 sebagai periodisasi karena, tahun 1993 adalah awal perjuangan Mardiyem. Mardiyem mendatangi kantor LBH Yogyakarta yang dulu beralamat di Ngampilan untuk membantu mencari keadilan dari pemerintah Jepang. Dibantu dengan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta Mardiyem terus berjuang untuk keadilan. Tahun 2007 adalah tahun dimana Mardiyem mengakhiri perjuangannya, Mardiyem meninggal dunia di usianya ke 79 tahun. 16 Yogyakarta dipilih sebagai lokasi penelitian karena, ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia, Yogyakarta tidak luput menjadi sasaran kekejaman Jepang. Banyak perempuan Yogyakarta yang terpaksa menjadi Jugun Ianfu. Salah satu koordinator Jugun Ianfu yang terus berjuang 16 Kompas, loc.cit.

23 7 menuntut keadilan adalah Mardiyem. Mardiyem lahir dan meninggal dunia di Yogyakarta. Penelitian yang terfokus pada sosok Mardiyem sebagai pejuang hak-hak Jugun Ianfu diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat luas bahwa Jugun Ianfu bukan perempuan yang sengaja menjajakan tubuhnya untuk tentara Jepang, melainkan korban atau lebih tepatnya budak seks yang direkrut secara paksa oleh pihak Jepang demi pemenuhan kebutuhan tentara di daerah jajahannya. Selain itu dengan adanya penelitian ini, semoga bertambah pula pihak-pihak yang ikut memperjuangkan tuntutan mantan Jugun Ianfu terhadap pemerintah Jepang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan judul yang telah diuraikan diatas, sehingga penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Jugun Ianfu di Yogyakarta? 2. Bagaimana langkah mardiyem dalam memperjuangkan hakhak mantan Jugun Ianfu? 3. Bagaimana peran Lembaga Badan Hukum Yogyakarta dalam menangani Masalah Jugun Ianfu?

24 8 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Mengembangkan sikap berfikir kritis dan analistis terhadap sumber dan karya sejarah. b. Melatih sikap tanggap terhadap fenomena kesejarahan. c. Mengaplikasikan metode penulisan sejarah yang diperoleh selama perkuliahan. d. Menambah perbendaharaan karya sejarah terutama terhadap sejarah Wanita. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Jugun Ianfu di Yogyakarta. b. Untuk mengetahui langkah-langkah Mardiyem dalam memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta. c. Untuk mengetahui peran LBH Yogyakarta dalam menangani masalah Jugun Ianfu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca a. Memperoleh gambaran tentang sejarah Jugun Ianfu di Yogyakarta.

25 9 b. Dapat menilai secara kritis tentang Jugun Ianfu masa pemerintahan Jepang di kota Yogyakarta. c. Dapat mengetahui dan memperluas khasanah serta wawasan pembaca tentang perjuangan Jugun Ianfu masa penjajahan Jepang khususnya di Yogyakarta. 2. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang sejarah Jugun Ianfu di Yogyakarta dari awal perekrutannya hingga perkembangan serta dampaknya. b. Memacu untuk bisa berkarya dalam bidang tulis-menulis dengan mencoba mendekripsikan masa penjajahan Jepang di Yogyakarta. c. Memberikan suatu pelajaran dari sejarah bahwa dengan adanya semangat dan tekad maka hambatan apapun dapat dilewati. E. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan suatu telaah terhadap pustaka atau teori yang menjadi landasan pemikiran. 17 Kajian pustaka sangat penting digunakan dalam sebuah penelitian karena akan berfungsi sebagai penanggung jawab atas apa yang disajikan peneliti. 17 Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNY. 2015, hlm. 3.

26 10 Pendudukan Jepang di Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta pada tahun membawa berbagai dampak bagi masyarakat, khususnya di bidang sosial dan ekonominya. Jugun Ianfu direkrut dengan berbagai alasan menggunakan berbagai tipu daya, mulai dari iming-iming beasiswa, pekerjaan bahkan melalui jalur kesenian perempuan calon Jugun Ianfu dijanjikan akan dijadikan penyanyi di Kalimantan. Proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan melalui calo dari penduduk lokal untuk menghindari kecurigaan masyarakat. Calo yang mendapat tugas mencari Jugun Ianfu tidak semuanya mengetahui hal yang sebenarnya, sebagian dari calo juga menyerahkan keluarganya karena termakan tipu daya Jepang. Pasca menjadi Jugun Ianfu di asrama Telawang, korban yang berasal dari Yogyakarta tidak semuanya bisa kembali ke daerah asalnya. Mantan Jugun Ianfu Yogyakarta yang bisa kembali ke daerah asalnya jarang menceritakan apa yang sesungguhnya menimpa dirinya semasa di Telawang. Masyarakat sekitar memberikan citra buruk kepada mantan Jugun Ianfu dan mereka kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan. Penulis menggunakan buku karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto yang berjudul Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zama Republik Indonesia untuk menjawab rumusan masalah pertama. Buku tersebut diterbitkan di Jakarta oleh Balai Pustaka tahun Dalam buku tersebut menjelaskan tentang kemunculan Jugun Ianfu di Yogyakarta serta diberikan beberapa contoh

27 11 kehidupan mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta. Jepang memanfaatkan masyarakat di daerah jajahanya untuk keperluan perang. Seperti perekrutan Jugun Ianfu, Romusha, Heiho, Seinendan, Keibondan, dan berdirinya organisasi Fujinkai. Mardiyem adalah perempuan Yogyakarta yang hidup di masa penjajahan Jepang. Ketika Jepang datang ke Yogyakarta Mardiyem masih berusia 12 tahun. Sejak kecil Mardiyem sudah bercita-cita menjadi penyanyi terkenal. Setelah tidak sekolah karena adanya penutupan sekolah setelah Jepang datang Mardiyem berusaha keras menggapai cita-citanya. Sejak usia 10 tahun Mardiyem sudah menjadi yatim piyatu dan hidupnya di jalani sebagai pembantu seorang abdi dalem. Keinginan Mardiyem hidup bebas jelas berbenturan dengan keadaanya saat itu yang harus mengerjakan pekerjaan rumah meskipun tidak berat. Mendapat tawaran sebagai seorang penyanyi di tempat Mardiyem belajar merupakan kesempatan yang tidak bisa disia-siakan. Tanpa berpikir panjang Mardiyem menyetujui menjadi penyanyi di Borneo. Sebelum diberangkatkan ke Borneo Mardiyem harus menjalani tes kesehatan yang cukup aneh karena harus berletanjang di depan dokter yang memeriksa. Setelah tes kesehatan selesai Mardiyem dan temantemannya yang dijanjikan untuk mendapat pekerjaan di berangkatkan ke Borneo. Sampai di Borneo mereka di tempatkan di sebuah asrama daerah Telawang. Kekhawatiran Mardiyem di benarkan oleh kenyataan, Mardiyem dan perempuan yang berada di kamar-kamar asrama Telawang

28 12 dijadikan pemuas nafsu tentara Jepang atau yang dikenal dengan Jugun Ianfu. Orang-orang Jepang yang akan menggunakan jasa Jugun Ianfu harus membeli karcis pada penjaga asrama, tanpa bisa memberontak para Jugun Ianfu dengan terpaksa melayani orang-orang Jepang. Siksaan fisik dan luka batin tidak bisa terhindarkan oleh para Jugun Ianfu. Kemerdekaan Indonesia menghadapkan nasib baru yang tidak pasti akan di alami para Jugun Ianfu. Mardiyem harus berpindah-pindah tempat untuk menari perlindungan karena untuk kembali ke Yogyakarta sangat susah. Sampai akhirnya Mardiyem di pinang oleh Ahmad Mingun. Mereka menikah dan di karuniai seorang anak laki-laki. Mardiyem dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta dan memulai hidup dengan uang pensiunan Ahmad Mingun. Tahun 1993 Mardiyem melaporkan diri ke Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta sebagai mantan Jugun Ianfu. Meskipun mendapat tudingan jelek dan pengucilan dari masyarakat dengan berat hati Mardiyem menerima. Mardiyem berjuang menuntut pemerintah Jepang untuk meminta maaf dan memberikan dana kompensasi kepada mantan Jugun Ianfu. Selain itu perjuangan Mardiyem menuntut keadilan tidak lain untuk menjaga martabat bangsa. Perjuangan Mardiyem tidak di bantu oleh pemerintah Indonesia, bantuan justru datang dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Perjuangan Mardiyem sempat membuahkan hasil dengan adanya dana dari AWF sebuah lembaga swasta Jepang. Dana yang seharusnya diperuntukan bagi mantan Jugun Ianfu namun oleh Menteri

29 13 Sosial waktu itu Inten Suwono di alokasikan untuk pembangunan panti jompo dan sampai sekarang belum ada rincian penggunaan dana. Buku dari A. Budi Hartono dan Dadang Juliantoro yang berjudul Derita Paksa Perempuan Kisah Mantan Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang, Buku tersebut diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan tahun 1997 di Jakarta. Buku tersebut mengisahkan secara rinci bagaimana kehidupan Mardiyem sejak kecil sampai direkrut dan menjalani kehidupan paksa sebagai Jugun Ianfu di asrama Telawang. Setelah menjadi mantan Jugun Ianfu Mardiyem membuka luka masa lalunya di tahun 1993 ketika Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta membuka ruang pengaduan. Mardiyem mengakui dirinya sebagai mantan Jugun Ianfu dan mendedikasikan diri untuk memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu. Mulai dari tuntutan yang di layangkan Mardiyem untuk pemerintah Jepang, perjalanan perjuangan Mardiyem untuk mencari keadilan, hasil tuntutan dan akhir perjuangan Mardiyem di bahas dalam buku ini. Buku kedua adalah Momoye Mereka Memanggilku. Buku Karya Eka Hindra dan Koichi Kimura yang diterbitkan Esensi Erlangga Group tahun Hampir sama dengan buku yang pertama namun buku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura lebih mengedepakan wawancara dengan narasumber yaitu Mardiyem. Perjalanan hidup Mardiyem sejak kecil dan kehidupan Mardiyem dijelaskan lebih rinci dalam buku ini. Dalam buku ini juga didapat pengalaman perjalanan Mardiyem ke negara-negara

30 14 tetangga dalam mengumpulkan dukungan. Perjuangan Mardiyem serta hasil tuntutan yang dilayangkan Mardiyem dijelaskan dengan rinci pula di buku ini. Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta adalah lembaga yang ditunjuk oleh Menteri Sosial Inten Suwono untuk mencari korban kekejaman Jepang masa Perang Dunia II. Semasa menjajah di Indonesia, khusunya di Yogyakarta Jepang memperlakukan masyarakat dengan kejam. Sejak tahun 1993 mantan Jugun Ianfu dari sekitar Yogyakarta mendaftarkan diri di Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, korban tercatat sekitar orang. Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta terus berjuang sejak tahun 1993 bersama Mardiyem. Beberapa kali Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta melayangkan surat ke Perserikatan Bangsa Bangsa, Presiden RI bahkan kepada DPR dan MPR. Meskipun hasil yang dicapai tidak sesuai harapan namun Jepang melalui Perdana Menterinya telah meminta maaf kepada mantan Jugun Ianfu dan dana santunan yang dituntutkan pernah sampai ke Indonesia meskipun di alokasikan untuk kebutuhan lain oleh Inten Suweno. Peneliti masih menggunakan buku yang sama dengan buku yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah ke dua yaitu, Buku dari A. Budi Hartono dan Dadang Juliantoro yang berjudul Derita Paksa Perempuan Kisah Mantan Jugun Ianfu pada Masa Penjajahan Jepang, Buku tersebut diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan tahun 1997 di Jakarta. Buku ini menjelaskan upaya yang dilakukan Lembaga

31 15 Bantuan Hukum Yogyakarta untuk memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu. Dijelaskan pula bagaimana pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta berjuang menuntut Jepang meninta maaf dan memberikan dana kompensasi bagi mantan Jugun Ianfu. Meskipun pemerintah tidak ikut membantu perjuangan mantan Jugun Ianfu namun Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta terus mendesak pemerintah untuk turun tangan dan berjuang. Peneliti juga menggunakan buku yang berjudul Sepak terjang Jepang di Indonesia karya Tahiro yang diterbitkan oleh Lembaga Humaniora Jakarta pada tahun Meskipun isinya tidak mendetail seperti buku yang pertama namun informasi dalam buku ini sangat kuat untuk menjawab rumusan masalah ketiga. Buku ini lebih menjelaskan tentang perjuangan LBH Yogyakarta dengan berbagai perjuanganya dalam menuntut keadilan yang seharusnya di dapat oleh mantan Jugun Ianfu. F. Historiografi yang Relefan Historiografi yang relefan sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, apalagi dalam penulisan skripsi. Fungsi historiografi yang relefan adalah untuk mempertanggung jawabkan orisinitilas karya yang akan ditulis oleh peneliti. Dengan melihat historiografi yang relefan penulis karya skripsi dapat membandingkan persamaan dan perbedaanya. Pertama, peneliti menemukan skripsi dari Antin Fartianan Wiriani jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Politik,

32 16 Universitas Gadjah Mada yang berjudul Sikap Pemerintah Jepang dalam Isu Jugun Ianfu. Studi Kasus: Respon Masyarakat Korea Skripsi ini membahas tuntutan pemerintah Korea terhadap masalah Jugun Ianfu kepada pemerintah Jepang untuk bertanggung jawab dan mengakui masa lalunya sebagai sejarah bangsa. Sampai puncaknya Jepang belum mau bertanggung jawab dan dinilai tidak peduli dengan isu Jugun Ianfu. Penelitian ini sama-sama membahas tentang Jugun Ianfu namun lokasi penelitianya sudah berbeda yaitu di Korea, sementara penelitian ini difokuskan di kota Yogyakarta. Selain itu penelitian ini terfokus pada perjuangan Mardiyem sebagai mantan Jugun Ianfu yang memperjuangkan hak-hak teman-teman senasibnya. Kedua, skripsi dari Ika Kristianingsih mahasiswa Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosisal, Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul Jugun Ianfu: Studi Awal tentang Wanita Penghibur di Daerah Gunung Kidul Yogyakarta pada Masa Pendudukan Jepang dan Masa Kemerdekaan. Skripsi ini membahas tentang awal pendudukan Jepang di Yogyakarta dan alasan Jepang memerlukan wanita penghibur untuk para tentara yang berada di wilayah jajahanya yang sering dikenal Jugun Ianfu, dalam skripsi ini juga dijelaskan bagaimana proses perekrutan hingga menjadi Jugun Ianfu. Skipsi dari Ika Kristianingsih ini sama-sama memilih lokasi penelitian di Yogyakarta tetapi berbeda fokus. Penelitian ini lebih cenderung pada perjuangan, perjuangan Mardiyem dalam

33 17 mencari hak-haknya. Bukan lagi tentang penindasan Jugun Ianfu masa pemerintahan Jepang. G. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan. 18 Sejarah memiliki metode sendiri yang memerlukan pengamatan dalam proses penyusunan tulisan. Metode sejarah juga dapat merekonstruksi sebanyak-banyaknya peristiwa masa lampau manusia. 19 Menurut Kuntowijoyo metode sejarah adalah sebuah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis mengenai bahan, kritik, interpretasi dan penyajian sejarah. 20 Metode Sejarah dari Kuntowijoyo digunakan penulis sebagai acuan dalam penulisan skripsinya. Penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo ada lima tahap, yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber (heuristik), kritik sumber, interpretasi dan penulisan (historiografi). Peneliti memaparkan tahapanya dibawah ini: hlm Cholid Narbuko, Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara, 1997, 19 Nugroho Notosusanto. Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Mega Book Store, 1984, hlm Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003, hlm. 19.

34 18 1. Pemilihan Topik Topik bahasan dalam sejarah sangat beraneka ragam dan sangat luas untuk dikaji. Tema yang menjadi topik bahasan sejarah muncul dari zaman ke zaman, keragaman ini sering menjadikan peneliti bingung dalam mengkaji suatu tema sejarah agar memperoleh data yang mendalam. Oleh karena itu dalam sebuah penelitian diperlukan pembatasan topik kajian. Sebelum menentukan topik, peneliti harus mempertimbangkan halhal berikut ini untuk memepermudah proses penelitian. Hal-hal tersebut antara lain adalah apakah peneliti dapat menjangkau dan menguasai topik yang dipilih? Apakah bahan atau data yang tersedia mencukupi untuk penelitian? Apakah topik tersebut pentig di teliti dan apakah topik tersebut menarik minat untuk diteliti dan dikaji? 21 Peneliti memilih fokus Mardiyem salah satu mantan Jugun Ianfu yang berasal Yogyakarta sebagai objek kajiannya. Peneliti memandang bahwa penelitian tentang sejarah wanita masih sangat kurang diangkat ke permukaan, alasan lain isu-isu yang berkaitan dengan perjuangan mantan Jugun Ianfu belum banyak diteliti secara mendalam. Adanya penelitian ini supaya ada pihak-pihak yang memperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu dari belenggu adat yang selalu memandang sebelah mata. Kota Yogyakarta dipilih menjadi lokasi penelitian dengan alasan kota Yogyakarta merupakan kota dimana Mardiyem lahir dan meninggal dunia. Selain itu dari kota Yogyakarta Mardiyem memulai perjuanganya 21 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, op.cit., hlm. 101.

35 19 dalam mencari keadilan bagi mantan Jugun Ianfu. Lembaga yang membantu perjuangan Mardiyem juga dari Yogyakarta yaitu Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. 2. Heuristik Heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein, artinya menemukan. Heuristik adalah kegiatan sejarawan untuk mengumpulkan sumber dan jejak-jejak sejarah yang diperlukan. 22 Sumber-sumber sejarah ada tiga macam, pertama sumber lisan, yang dapat diperoleh melalui wawancara dengan pelaku sejarah atau orang yang terlibat dalam peristiwa sejarah. Kedua sumber tertulis, berupa surat-surat dokumen, arsip dan buku. Ketika sumber benda (artifact) dapat berupa foto atau bagunan peninggalan sejarah yang masih asli. Sumber yang digunakan dalam skripsi Kiprah Mardiyem dalam Memperjuangkan Hak-hak mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta ( ) diperoleh dari berbagai sumber. Koran, kliping dari LBH Yogyakarta, majalah Tempo, Perpustakaan Monumen Pers Nasional, Perpustakaan Fisipol UGM, Perpustakaan Pusat UNY, Perpustakaan Library Center Malioboro, St. Ignatius, Perpustakaan Daerah Yogyakarta, Perpustakaan FIS UNY, Lab. Sejarah FIS UNY. Kemudian sumbersumber yang diperoleh dikategorikan berdasarkan sifatnya sebagai berikut: Sardiman AM. Memahami Sejarah. Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2004, hlm.

36 20 1). Sumber Primer Menurut Louis Gottschalk, sumber primer adalah kasaksian seseorang dengan mata kepalanya sendiri atau dengan alat mekanis yang selanjutnya disebut saksi pandangan mata. 23 Akan lebih baik dalam sumber primer dicantumkan narasumber yang berkaitan dengan peristiwa yang sering disebut dengan sumber lisan. Sejarah lisan memberikan pengetahuan mengenai masa lampau yang dimiliki atau tidak dimiliki informan, paling tidak orang-orang yang mengetahui peristiwa secara langsung meskipun tidak secara menyeluruh. 24 Sayangnya dalam penelitian ini, peneliti tidak menemukan narasumber untuk sumber primer dikarenakan sosok Mardiyem sudah meninggal dunia dan orang-orang yang mengetahui peristiwa ini sudah tidak bisa ditemukan oleh peneliti. 2). Sumber Sekunder Pendapat yang dikemukakan Nugroho Notosusanto, sumber sekunder merupakan sumber yang diperoleh oleh pengarang dari orang lain atau sumber lain. 25 Sumber sekunder didapat bukan dari orang pertama yang terlibat pandang dalam suatu peristiwa melainkan orang lain 23 Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer Of Historical Method, a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986, hlm Lom Piu Huen & James H. Morrison, Kwa Chong Guan. Sejarah Lisan di Asia Tenggara: Teori dan Metode. Jakarta: LP3ES, 2003, hlm Nugroho Notosusanto. Norma-Norma Dasar Pemikiran dan Penelitian, Jakarta: Dephan, 1971, hlm. 30.

37 21 yang tidak secara langsung hadir dalam sebuah peristiwa. Sumber sekunder yang digunakan peneliti antara lain: A. Budi Hartono, Dadang Juliantoro. Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Beberapa koran yang telah di jadikan kliping tentang perjuangan Mardiyem dan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Eka Hindra & Koichi Kimura. (2007). Momoye Mereka Memanggilku. Surabaya: Erlangga. Tahiro. Sepak Terjang Jepang di Indonesia Jakarta: Lembaga Humaniora. 3. Kritik Sumber Kritik sumber dilakukan setelah peneliti mengumpulkan berbagai sumber data dan sebelum sumber data digunakan dalam penelitian dan penyusunan karya ilmiah. Selain itu kritik sumber bertugas memeriksa kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah yang akan dikaji. Umumnya ada dua aspek yang dikritik yaitu otesntisitas (keaslian sumber) dan kredibilitas (tingkat kebenaran informasi) sumber sejarah. Keaslian sumber harus diperhatikan karena masih banyak sumber sejarah yang palsu dan tidak bisa dipertanggung jawabkan isinya. Terdapat dua jenis kritik sumber, eksternal dan internal. Kritik eksternal dimaksud untuk menguji otetisitas (keaslian) suatu sumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas dan reabilitas sumber. 26 a. Kritik eksternal 26 Daliman. Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012, hlm. 66.

38 22 Kritik eksternal digunakan untuk menguji otetisitas (keaslian) suatu sumber agar diperoleh sumber yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahanya. Kritik ini dilakukan dengan cara meneliti jenis bahan, gaya bahasa, penulisan, ungkapan-ungkapan, identitas pengarang. Kritik eksternal dilakukan peneliti untuk mengkritik sumber-sumber dari buku, koran dan dokumen yang akan dipakai. b. Kritik Internal Kritik internal mengacu pada kredibilitas isi sumber, seperti halnya isi dokumen yang bisa dipercaya, tidak dimanipulasi dan mengandung bias kecocokan. Kegunaan lain dari kritik internal untuk lebih memahami isi teks dan dapat menguji lebih jauh mengenai isi dokumen. Dapat dikatakan kritik internal berupa proses analisis terhadap dokumen. Peneliti melakukan kirtik ekstrenal dari beberapa koran tahun yang berhubungan dengan perjuangan Mardiyem. Dari beberapa koran yang ditemukan tidak semuanya digunakan peneliti, hanya koran yang sesuai dengan topik yang peneliti gunakan. Untuk membenarkan isi koran peneliti melihat informasi pada buku-buku yang berhubungan dengan peristiwa tersebut karena tidak ada wawancara yang dilakukan peneliti. 4. Interpretasi Interpretasi sering diartikan sebagai penafsiran. Meanfsirkan sama juga memberikan kesan pertama terhadap suatu peristiwa oleh sejarawan.

39 23 Interpretasi terdiri dari analisis dan sintesis yang harus relefan pada dokumen. Analisis merupakan kegiatan untuk menguraikan sedangkan sintesis berarti mengumpulkan. Proses kerja interpretasi yang melibatkan aktivitas mental seperti seleksi, analisis, konspirasi, serta kombinasi dan berujung pada sintesis. Subjektifitas adalah hak penulis dalam menginterpretasikan suatu peristiwa tapi bukan berarti penulis akan semena-mena dalam memberikan tafsiranya, tetap harus berdasarkan fakta dan dokumen yang bisa dipakai. Penafsiran fakta hrus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihu-bungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. 5. Historiografi Penulisan adalah suatu klimaks dari kegiatan penelitian. Di dalam penulisan tentu ada upaya menjelaskan dan dalam menjelaskan ada interpretasi dan analisis. Seperti yang diterangkan oleh John Tosh bahwa pada kegiatan penulisan menuntut diskripsi dan narasi sedang pada interpretasi melakukan kegiatan analisis. 27 Penyajian merupakan penyusunan menjadi sebuah karya sejarah setelah dilakukan rekaman tentang segala sesuatu yang dicatat sebagai bahan pelajaran tentang perilaku yang baik. Sesudah menentukan judul, mengumpulkan bahanbahan atau sumber serta melakukan kritik dan seleksi. 27 Ibid., hlm. 107.

40 24 Menurut Kuntowijoyo, historiografi merupakan rekonstruksi masa lalu. 28 Dalam penulisan ini langkah yang ditempuh penulis pertama kali adalah pemilihan topik, langkah kedua studi pustaka dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan judul dan majalah. Langkah ketika melalui kritik sumber penulis mulai mengecek keaslian sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Langkah selanjutnya dengan menafsirkan fakta sejarah yang diperoleh secara bulat dan menyeluruh. Langkah terakhir penulis mulai menuliskan dan menyusun fakta-fakta kedalam karya sejarah. H. Pendekatan Penelitian a. Pendekatan Sosiologi Sosiologi dan sejarah memiliki hubungan yang erat. Seperti pendangan Max Weber bahwa sosiologi betugas untuk memberikan layanan yang dibutuhkan sejarah. 29 Padangan Max Weber mengenai sosiologi historis sebagian dibentuk oleh ketersediaan, komitmen pada studi, data historis empiris. 30 Aspek kausalitas yang akan digunakan peneliti dalam penelitian yang berjudul Kiprah Mardiyem dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta ( ). Yang dimaksud 28 Kuntowidjoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Bentang Pustaka, 2005, hlm George Ritzer. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, hlm Ibid., hlm. 198.

41 25 kausalitas menurut Max Weber hanyalah probablilitas bahwa suatu peristiwa akan disusul atau disertai oleh peristiwa lain. Tidak cukup hanya melihat hal-hal yang konstan, pengulangan-pengulangan, analogi-analogi dan kesejajaran-kesejajaran historis. Peneliti harus mencari alasan-alasan dan arti perubahan-perubahan historis. 31 Pendekatan sosiologi akan membantu peneliti dalam mencari informasi sosial kehidupan Mardiyem. Kehidupan Mardiyem sebelum menjadi Jugun Ianfu dan setelahnya. Menelaah penghakiman masyarakat terhadap para mantan Jugun Ianfu. Serta melihat dampak sosial yang dirasakan mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta. b. Pendekatan Psikologi Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. 32 Menurut Woodworth dan Marquis, psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas manusia termasuk aktivitas motorik, kognitif dan emosional. 33 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, mulai dari jiwa dan tindakan-tindakan yang dilakukan manusia sehari-hari. Pendekatan psikologi membantu peneliti dalam melihat sisi psikologis Mardiyem dan mantan Jugun Ianfu masa penjajahan Jepang. Masalah psikis mantan Jugun Ianfu tidak hanya di rasakan ketika mereka menjadi Jugun Ianfu di asrama Telawang. Lebih jauh dari itu, jiwa mantan 31 Ibid., hlm Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi, 2004, hlm Ibid,.

42 26 Jugun Ianfu memikul luka masa lalu yang mereka bawa sampai akhir hidupnya. Belum lagi masyarakat yang beranggapan buruk terhadap mantan Jugun Ianfu menjadikan jiwa mereka menanggung beban lebih dalam lagi. Beban psikologis ini tidak hanya ditanggung oleh mantan Jugun Ianfu tetapi dipikul juga oleh keluarga dan kerabat mereka. I. Sistematika Pembahasan Skripsi yang berjudul Kiprah Mardiyem dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta ( ) akan disusun dalam lima bab, sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab pertama dalam skripsi ini membahas mengenai latar belakang penelitan, rumusan masalah yang akan dikaji, tujuan dan manfaat dari penulisan, kajian pustaka, historiografi yang relevan, metode yang digunakan dalam penelitian ini, serta sistematika penelitian. BAB II. JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA Bab dua akan menjelaskan, kemunculan Jugun Ianfu di Yogyakarta, meliputi kemunculan Jugun Ianfu dan perkembanganya, proses perekrutan Jugun Ianfu dan kehidupan sosial ekonomi mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta. BAB III LANGKAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU Bab ini berisi tentang langkah yang ditempuh Mardiyem dalam perjuanganya. Mardiyem mencari dukukungan ke Lembaga Bantuan

43 27 Hukum Yogyakarta, menuntut pemerintah Jepang untuk meminta maaf kepada mantan Jugun Ianfu di Indonesia dan tuntutan dana pertanggung jawaban dari pemerintah Jepang untuk mantan Jugun Ianfu. BAB IV PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM YOGYAKARTA DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA Bab IV berisi tentang Peran Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta yang ditunjuk menjadi pusat mengaduan mantan Jugun Ianfu. Selain itu bab IV juga akan menjelaskan tentang peran penuh Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta ketika mendampingi perjuangan Mardiyem dengan tuntutanya terhadap pemerintah Jepang. BAB V KESIMPULAN Bab V berisi kesimpulan dari permasalahan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan juga merupakan jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada bab pertama.

44 BAB II JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA A. Kemunculan Jugun Ianfu dan Perkembangannya Masa pendudukan Jepang, tidak hanya kekayaan rakyat, hasil pertanian, dan kekayaan alam Indonesia saja yang dieksploitasi, namun kebutuhan akan tenaga manusia yang terus meningkat membuat Jepang mempekerjakan sebagian besar rakyat pribumi secara paksa. Jika kaum lelaki dibutuhkan tenaganya untuk bekerja sebagai pekerja kasar, maka Jepang tidak menyia-nyiakan tenaga kaum perempuan yang ada. Pada dasarnya, pihak Jepang sendiri sangat memanfaatkan kaum perempuan untuk kepentingan perangnya. Salah satunya adalah membentuk organisasi Fujinkai 1. Kebanyakan mereka yang ikut serta dalam perkumpulan ini adalah orang-orang terpelajar dan memiliki hubungan dengan para pegawai pemerintahan. 2 Melalui organisasi inilah para perempuan mengambil tindakan lebih luas melakui penggerahan masa atau rapat-rapat untuk memperbesar ruang gerak politik dalam mencapai kemerdekaan. Meskipun demikian karena organisasi ini merupakan bentukan Jepang, maka garis politik dan arahan Jepang sangat dominan dalam perkembangan organisasi ini. 1 Fujinkai adalah satu-satunya organisasi perempuan yang merupakan peleburan dari seluruh organisasi perempuan Indonesia. Jepang menginginkan organisasi ini untuk mengatasi permasalahan sosial ekonomi yang buruk pada saat itu. Anggota umumnya terdiri dari istri-istri pegawa yang bekerja pada pemerintahan Jepang. Kegiatan Fujinkai pada umumnya membantu meringankan penderitaan orang banyak. Lihat Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm Budi Hartono & Dadang Juliantoro. op. cit., hlm

45 29 Selain melibatkan perempuan dalam bentuk formal seperti tersebut, pihak Jepang juga melibatkan kaum perempuan dalam bentuk non formal. Banyak kaum perempuan dikerahkan dalam pekerjaan-pekerjaan masal yang bersifat kerja bakti bersama, atau dikerahkan untuk menyanyi di jalan untuk menemani kaum lakilaki yang sedang bekerja. Selain itu kaum perempuan juga banyak dilibatkan dalam palang merah untuk membantu para Romusha yang sakit. 3 Masa pendudukan Jepang pemanfaatan kaum perempuan dapat digolongkan menjadi dua hal, yang pertama diperbantukan bagi keperluan organorgan resmi Jepang dan diperas tenaganya dalam pekerjaan-pekerjaan masal maupun sebagai pembantu rumah tangga atau pelayan. Kedua, perempuan pribumi digunakan untuk keperluan bala tentara Jepang maupun sipil yang disebut sebagai tenaga perempuan penghibur. Praktek yang kedua pada dasarnya perempuan digunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis tentara maupun sipil Jepang yang berada di Indonesia. Praktek prostitusi tersebut dikelola secara gelap dibawah tangan. 4 Para perempuan penghibur inilah yang nantinya disebut dengan istilah Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah sebutan untuk para perempuan yang bekerja sebagai perempuan penghibur bagi kaum Jepang baik dari kalangan sipil maupun militer. Kaum perempuan yang menjadi Jugun Ianfu kebanyakan mereka yang 3 Ibid., hlm Ibid.,hlm. 62.

46 30 berpendidikan rendah dan buta huruf. Selain kurangnya pengetahuan mereka juga berada dalam kondisi ekonomi yang sulit. 5 Cindy Adams dalam bukunya menjelaskan bahwa kebutuhan seksual kaum Jepang khususnya tentara dan praktek prostitusi gelap ini telah diketahui oleh para pemimpin pergerakan terutama mereka yang terlibat dalam organisasiorganisasi bentukan Belanda sebelumnya. 6 Beban moral dan budaya ketimuran yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia telah melahirkan dilema tersendiri bagi kalangan pemerintahan, hal ini dikarenakan disisi lain pemerintah tidak menghendaki adanya praktik prostitusi namun disatu sisi pemerintah tidak dapat menolak permintaan Jepang tersebut, mengingat perilaku Jepang terhadap kaum pribumi yang tidak mengenal belas kasihan. Perekrutan Jugun Ianfu ini dilakukan secara terselubung. Kedatangan Jepang di Indonesia terutama di Jawa sendiri tidak dianggap masyarakat sebagai ancaman yang berarti. Sejumlah tradisi yang diperkenalkan oleh Jepang tidak dianggap sebagai bentuk konfrontasi langsung terhadap penduduk. Hal ini yang membuat rakyat pribumi tidak menaruh kecurigaan terhadap kedatangan Jepang. 7 Tidak adanya kecurigaan terhadap kaum Jepang membuat banyak perempuan yang akhirnya tertipu dan menjadi Jugun Ianfu. Jugun Ianfu direkrut dari desa-desa dengan berbagai cara ada yang menggunakan kekerasan, tipu muslihat, dan ancaman. Sebagian besar perempuan 5 Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm Budi Hartono & Dadang Juliantoro. op. cit., hlm Ibid., hlm. 106.

47 31 Jawa direkrut dengan cara tipu muslihat. Iming-iming akan pekerjaan di suatu tempat dengan upah yang besar membuat sebagian besar perempuan ini mau saja dibawa oleh para tentara Jepang, meskipun pada akhirnya mereka mengetahui bahwa pekerjaan itu tidak pernah ada. 8 Selain itu sebagian aparat pemerinahan juga ikut dalam menwarkan bahkan memaksa para perempuan tersebut untuk ikut dalam program pengarahan kerja tersebut. Mereka memberikan ancaman baik langsung kepada calon Jugun Ianfu maupun kepada orang tua atau keluarga mereka. Sisi yang menonjol dari perekrutan ini adalah sifatnya yeng tertutup hanya melalui desas desus mulut ke mulut. 9 Praktik prostitusi dibawah tangan dengan sistem perekrutan yang tertutup ini kemudian memunculkan para calo. Setelah dikumpulkan para perempuan yang akan dipekerjakan diseleksi. Proses penyeleksian kesehatan menggunakan sebuah alat yang sering dinamakan cocor bebek. Dengan alat tersebut dapat diketahui apakah calon Jugun Ianfu tersebut menderita penyakit kelamin atau tidak. Mereka yang dinilai layak menjadi Jugun Ianfu akan diambil sedangkan yang dinilai tidak sehat atau tidak layak akan dipekerjakan ditempat lain. 10 Tempat lain tersebut dapat berupa rumah makan, hiburan, maupun hotel. Ditempat lain tersebut mereka tetap akan terkena beban kerja untuk memberikan pelayanan biologis pada orang jepang. 8 Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. loc. cit 9 Budi Hartono & Dadang Juliantoro. op. cit., hlm Ibid., hlm 92.

48 32 Penguasa militer Jepang mendirikan tempat-tempat yang dihuni Jugun Ianfu di setiap wilayah komando militer dengan tujuan untuk mencegah terjadinya pemekosaan terhadap penduduk lokal, menjaga moral tentara Jepang dan mencegah penyakit kelamin. Para Jugun Ianfu ditempatkan dirumah bordil ala Jepang yang disebut lanjo. Disana para Jugun Ianfu mendapatkan kamar dengan nomor kamar dan nama mereka diganti dengan nama Jepang. Lanjo itu dijaga ketat oleh para tentara. 11 Hal ini agar menjaga lanjo agar menjadi tempat yang tertutup baik dari kalangan pribumi maupun dari pelanggan Jepang sendiri. Para Jugun Ianfu didalam lanjo mendapatkan perhatian khusus dalam bidang kesehatan. Salah satu perlakukan Jepang terhadap Jugun Ianfu nampak pada pengalaman asrama Jepang di Telawang, Balik Papan. Dalam praktek prostitusi ini setiap pelanggan diberi kondom. Ada mantri kusus yang bertugas untuk memeriksa kesehatan setiap Jugun Ianfu. Penyediaan obat pencuci selepas berhubungan seksual, penyediaan tenaga dokter seminggu sekali, sampai pada penyediaan rumah sakit bila dari hasil pemeriksaan dokter diketahui bahwa salah satu Jugun Ianfu sedang sakit. 12 Hal ini menunjukan bahwa pihak Jepang sangat memperhatikan kesehatan para Jugun Ianfu yang tentunya akan mempengaruhi kesehatan tentara Jepang sendiri. Proses pengerahan tenaga perempuan ini sendiri tidak henti-hentinya. Pengerahan tenaga Jugun Ianfu masih terus bertambah hingga memasuki tahun 1943, padahal diketahui pada masa itu Jepang mulai terdesak dalam suasana 11 Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm Budi Hartono & Dadang Juliantoro. op. cit., hlm. 95.

49 33 perang. 13 Kondisi angkatan Jugun Ianfu yang berikutnya sangat berbeda dengan Jugun Ianfu yang pertaama. Angkatan pertama ini masih mendapatkan jatah makan satu hari sekali. Keterbatasan akan bahan pakaian juga membuat para Jugun Ianfu angkatan keua terlihat lebih lusuh dengan baju yang compang camping. Mucikari yang berada dalam lanjo yang bertugas mengatur para tamu dan menerima pembayaran dari para tamu. Mucikari atau pengelola lanjo, biasanya dilakukan oleh orang asli Indonesia atau orang Jepang sendiri. Sistem yang dipakai adalah menggunakan sistem loket, menggunakan karcis dengan harga tertentu. Tamu yang datang mendaftar akan mendapat karcis dan dua buah kapocis (kondom). 14 Harga dalam karcis juga bervariasi sesuai dengan perbedaan waktu. Jika kalangan militer berkunjung ke lanjo pada siang hari maka akan dikenakan biaya sebesar 2,5-, sedangkan bagi kalangan sipil harus membayar 3,5-. Mulai sore hari sekitar pukul 5-12 malam tamu yang menggunakan tenaga Jugun Ianfu sampai pagi membayar 12, Pengelola lanjo mengatakan agar para Jugun Ianfu ini menyimpan setiap karcis yang diberikan oleh para pelanggan. Karcis-karcis itu dapat mereka tukarkan dengan uang jika mreka berhenti bekerja nantinya. Namun pada kenyataannya sampai kekalahan Jepang pun Jugun Ianfu ini tidak pernah mendapatkan janji tersebut. Dalam lanjo mereka mengalami pemerkosaan dan 13 Ibid,. ` 14 Ibid., hlm Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm. 74.

50 34 tindak kekerasan tak jarang diantara mereka adalah anak-anak yang masih berusia belasan tahun dan masih sangat muda. Pada saat melayani kebutuhan biologis Jepang, para Jugun Ianfu ini tidak hanya disiksa secara psikis maupun batin namun juga secara fisik. Siksaan berupa tamparan, pukulan, dan tendangan dilakukan oleh tentara Jepang, apalagi mereka yang dalam keadaan mabuk. Jika merasa kurang puas dengan pelayanan Jugun Ianfu maka mereka melakukan caracara tidak manusiawi yang biasa dilakukan oleh binatang dan tentunya tidak dapat diikuti oleh Jugun Ianfu baik karena faktor tenaga maupun etik. 16 Para Jugun Ianfu ini tidak dapat berbuat banyak terhadap nasib mereka. Pasrah, hanya itu yang bisa mereka lakukan dalam menjalani hidup sebagai Jugun Ianfu karena tidak punya jalan lain. Jugun ianfu ini tidak dapat kabur dan melarikan diri dari lanjo, selain karena ketatnya penjagaan juga dikarenakan jauhnya jarak perjalanan pulang. Kebencian Jepang terhadap kaum Belanda membawa nasib golongan Eropa ini tidak jauh berbeda dengan golongan pribumi. Derita hidup sebagai Jugun Ianfu juga dirasakan oleh kaum perempuan Belanda. Mereka diambil paksa dan diminta untuk memandatangi surat dalam bahasa Jepang tidak diketahui isinya. Perempuan-perempuan Belanda ini ternyata banyak digemari oleh tentara Jepang, meskipun demikina mereka juga tak jarang mendapatkan perlakua kasar dan tidak manusaiawi dari kalangan Jepang yang menjadi tamunya. Sampai kekalahan Jepang tidak terhitung sudah berapa banyak Jugun Ianfu baik yang berasal dari pribumi maupun dari Belanda. Para Jugun Ianfu ini 16 Ibid., hlm. 72.

51 35 menderita batin dan fisik. Luka psikologis tak jarang membuat para Jugun Ianfu menderita gangguan jiwa. Selain itu kualitas makanan yang semakin menurun membuat semakin banyaknya Jugun Ianfu yang akhirnya mati kelaparan karena harus dipaksa melayani beberapa tamu tanpa diimbangi gizi yang cukup. Seperti itulah nasib Jugun Ianfu, sampai Indonesia merdeka para Jugun Ianfu tidak pernah mendapatkan haknya sepeser pun. Para Jugun Ianfu ini mengalami penderitaan mental yang akan terus membekas sepanjang hayat hidupnya. Praktek Jugun Ianfu ini dapat menunjukan kesema-menaan Jepang terhadap rakyat Indonesia. Sebagai sebuah negara yang menganggap titisan dewa sangat tidak wajar melakukan perbuatan tersebut. B. Kondisi Eosial Ekonomi Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta Kekejaman Jepang semakin dirasakan rakyat dengan sistem mobilisasi manusia yang bernama Romusha. Romusha adalah sebuah kata Jepang yang berarti serdadu kerja. Jepang secara teratur membentuk kelompok-kelompok Pribumi untuk menjadi buruh kasar yang digerakan dan dikerahkan dibawah pengawasan militer. 17 Para Romusha ini diperoleh dari beberapa kebijakan dan tindakan sepihak yang dilakukan oleh Jepang. Selain melibatkan penguasa daerah untuk menyerahkan tenaga manusia sebagai Romusha, Jepang juga memperoleh Romusha melalui razia-razia yang dilakukan tentara jepang sampai ke desa-desa. Tentara Jepang membawa kaum laki-laki dan anak-anak muda untuk dikirim ke hlm Arifin Bey. Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc. 1987,

52 36 pulau-pulau diluar Jawa untuk melakukan pembangunan infrastruktur guna kepentingan mobilisasi perang bagi Jepang. 18 Sebagian besar Romusha didapatkan dari pulau Jawa. Tidak ada catatan yang pasti berapa jumlah Romusha yang dikirim keluar Jawa dan dipekerjakan secara kasar. Banyak dari para Romusha ini yang mati kelaparan maupun mati karena disiksa oleh tentara Jepang. Keadaan seperti ini dirasakan hampir seluruh rakyat di daerah-daerah di Indonesia. Hampir diseluruh wilayah serdadu-serdadu Jepang bersikap kasar, selain itu rakyat dituntut untuk menyediakan beras, ternak, juga bahan pakaian sampai dengan intan berlian sampai tenaga manusia. Apabila daerah lain di Indonesia mengalami penderitaan yang cukup kejam, nasib yang sedikit lebih baik dapat dirasakan oleh rakyat Yogyakarta. Sultan nampaknya cukup pandai mengelabui tentara pendudukan Jepang. Keleluasaan yang diberikan Jepang untuk mengatur sistem pemerintahan digunakan oleh Sultan HB IX untuk menyusun angka statistik palsu yang berkaitan dengan jumlah penduduk, hasil panen padi dan jumlah populasi ternak. Berkat taktiknya Sultan dapat meyakinkan Jepang bahwa Yogyakarta daerahnya sangat minus sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan penduduk dan tidak mampu memenuhi permintaan Jepang. 19 Angka statistik palsu tersebut membuat Jepang percaya bahwa Yogyakarta tidak mampu memberikan hasil panen dan kekayaan sesuai dengan tuntutannya. 18 Ibid., hlm Mohamad Roem. op. cit., hlm. 56.

53 37 Alasan daerah yang tidak subur digunakan Sultan untuk meminta bantuan dana pada Jepang untuk membangun saluran irigasi. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Jepang sehingga pada masa pendudukan Jepang mulailah dibangun saluran irigasi yang sekarang lebih dikenal dengan selokan Mataram. Pembangunan saluran ini juga digunakan Sultan sebagai alasan untuk melindungi rakyatnya dari permintaan Romusha. Dengan dalih bahwa pembangunan selokan tersebut membutuhkan banyak tenaga. 20 Dengan demikian rakyat Yogyakarta terselamatkan dari kebijakan Romusha Jepang. Meskipun demikian pemerintah daerah tidak mampu menghalau semua permintaan dan kekejaman Jepang. Masih ada beberapa rakyat Yogyakarta yang menjadi Romusha dan dipekerjakan untuk memperbaiki bandara di Maguwo untuk membangun parit. 21 Selain Romusha kekejaman Jepang juga nampak pada cara Jepang memperlakukan kaum perempuan. Jika tenaga para pria dieksploitasi guna kepentingan perang, Jepang tidak melewatkan keberadaan paraperempuan ini. Jepang menggunakan kaum perempuan untuk mengatasi masalah sosial ekonomi yang buruk pada masa itu dengan membentuk organisasi Fujinkai. Fujinkai sendiri merupakan satu-satunya organisasi perempuan yang merupakan peleburan dari semua organisasi perempuan Indonesia. 22 Kemudian bagi perempuan pribumi 20 Ibid., hlm Suryanta Pamuji, dkk. Himpunan Informasi Sejarah Penyerbuan Kota Baru Yogyakarta dan Peristiwa-Peristiwa Penting di Yogyakarta Sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun Yogyakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Museum Benteng Yogyakarta. 1998, hlm Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zama Republik Indonesia Jakarta: Balai Pustaka. 2011, hlm. 36.

54 38 yang berasal dari kalangan bawah akan mengalami nasib yang lebih buruk dibandingkan dengan para perempuan yang tergabung dalam Fujinkai, yakni mereka akan berakhir sebagai Jugun Ianfu. Keberadaan Jugun Ianfu digunakan kaum Jepang untuk memenuhi kebutuhan biologis orang-orang Jepang atau lebih dikenal dengan pemuas nafsu atau perempuan penghibur. 23 Sama halnya dengan Romusha, Jugun Ianfu juga direkrut dari desa yang pada umunya dipaksa dengan cara-cara kekerasan, tipu muslihat, dan ancaman untuk memenuhi kebutuhan bilogis orang-otang Jepang baik dari kalangan militer maupun sipil. 24 Banyak diantara Jugun Ianfu ini yang masih berusia belia bahkan masih anak-anak. Mereka dipekerjakan secara paksa dan tak jarang mendapat kekerasan fisik dan psikis yang membuat sebagian besar dari mereka akhirnya mengalami ganguan ingatan atau bahkan meninggal dunia. Selain mempekerjakan kaum pribumi sebagai pekerja paksa baik pria maupun perempuan, Jepang juga melakukan berbagai kebijakan untuk kepentingan perang. Mulai dari pengawasan dan mengontrol aktivitas ekonomi agar semua kekayaan rakyat dapat masuk ke lumbung Jepang. Jepang juga menyiapkan pendidikan dan organisasi formal guna kepentingan perang Jepang. Jepang mulai meninjau objek ekonomi dan kesenian serta mengadakan propaganda di kalangan pangreh praja dan rakyat. Jepang juga mulai menghapuskan bekas-bekas pengaruh kekuasaan Belanda dan mulai menanamkan budaya-budaya Jepang dalam masyarakat. 23 Budi Hartono & Dadang Juliantoro. op. cit., hlm Marwati Djoened Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. op. cit., hlm. 68.

55 39 Mendapat gelar baru sebagai mantan Jugun Ianfu tidak pernah terbayangkan oleh ratusan perempuan di Yogyakarta. Namun kenyataan tersebut harus di alami oleh perempuan-perempuan Yogyakarta yang berhasil direkrut Jepang pada masa penjajahan. Kebanyakan masyarakat menghakimi mantan Jugun Ianfu sebagai pelacur masa penjajahan Jepang dan ruang gerak mereka di batasi karena pengucilan dari lingkungan masyarakat. Perwira tinggi Jepang yang tinggal di Yogyakarta ketika masa penjajahan banyak yang memiliki sejumlah nyai. 25 Penyewaan nyai sudah biasa dilakukan di Yogyakarta, namun para tentara Jepang yang akan menyewa nyai harus membeli karcis. Karcis yang dibeli akan mempengaruhi nyai yang akan disewa. 26 Masa penjajahan Jepang di Yogyakarta tidak bisa lepas dari keberadaan perempuan. Kebanyakan perempuan di Yogyakarta dimanfaatkan Jepang untuk memuaskan nafsu biologis tentara Jepang. Hal tersebut sudah mendapat persetujuan resmi dari pemerintah Jepang. Berdasarkan data yang diperoleh dari ketika LBH Yogyakarta melakukan penelitian, ditemukan 300-an mantan Jugun Ianfu dari daerah Yogyakarta. 27 Jumlah tersebut bukan jumlah keseluruhan mantan Jugun Ianfu dari daerah Yogyakarta, namun jumlah tersebut adalah jumlah mantan Jugun Ianfu yang masih bisa ditemukan pada tahun Sudah banyak mantan Jugun Ianfu yang 25 Nyai adalah sebutan untuk perempuan yang menjadi peliharaan orang asing. Nyai biasanya memiliki citra negatif. 26 Tahiro, Sepak Terjang Jepang di Indonesia. Lembaga Humaniora: Jakarta. 2003, hlm Tahiro. op.cit, hlm. 122.

56 40 meninggal dunia pada tahun tersebut karena beban mental dan luka fisik harus ditanggung mantan Jugun Ianfu dimasa senjanya. Mantan Jugun Ianfu dari Yogyakarta kebanyakan hidup dalam keadaan ekonomi dibawah garis kemiskinan. Tidak ada yang memperhatikan kehidupan mereka setelah lepas dari belenggu asrama Telawang. Selama tiga setengah tahun mereka hidup di asrama yang memberikan kehidupan kejam yang tidak bisa terlupakan. Selama menjadi Jugun Ianfu, para perempuan Yogyakarta tersebut harus melayani sedikitnya lima sampai sepuluh orang Jepang dalam sehari. Sulit terbayangkan bagaimana kehidupan mereka dalam belenggu asrama Telewang. Pengelola asrama Telawang menjanjikan uang dari kumpulan karcis yang diperoleh Jugun Ianfu, namun kenyataanya tidak ada uang yang diterima para Jugun Ianfu. Sarmini, mantan Jugun Ianfu ini sempat berpesan kepada Mardiyem bahwa kalau ada dana kompensasi dari pemerintah Jepang turun supaya dana tersebut diberikan kepada adiknya untuk keperluan mengirimkan doa. 28 Sejak tahun 1993 ketika dibuka ruang pengaduan di LBH Yogyakarta, mantan Jugun Ianfu yang melapor membawa harapan besar datangnya dana kompensasi dari pemerintah Jepang. Sarmini adalah contoh mantan Jugun Ianfu yang hidup dibawah garis kemiskinan, bisa kita lihat kalau Sarmini hidup dalam kondisi menengah ke atas dia tidak akan memesankan dana kompensasi dari pemerintah 28 Simon Sudarman. (1999). Jugun Ianfu, Antara Perjuangan, Penghargaan dan Harapan. Hidup, hlm. 25..

57 41 Jepang untung biaya kirim doa, biasanya biaya kirim doa untuk orang yang sudah meninggal tidak begitu mahal. Sukarni adalah mantan Jugun Ianfu dari Yogyakarta yang harus membawa kenangan luka fisik dari asrama Telawang. Sukarni menjadi buta karena penganiayaan yang dilakukan orang-orang Jepang selama di asrama. 29 Asrama Telawang adalah tempat yang paling kejam, perempuan dari Yogyakarta yang dibawa kesana selama penjajahan Jepang harus menahan luka dan paksaan sebagai budak seksual. Sudah menjadi hal yang biasa selama dikamar asrama Telawang para Jugun Ianfu mendapat perlakukan kekerasan dan ucapan kasar. Lasiyem adalah mantan Jugun Ianfu asal Kota Gede Yogyakarta, setelah menjadi mantan Jugun Ianfu Lasiyem hidup dalam keadaan yang memprihatikan. Jiwanya sakit karena beban hidup yang dirasakan akibat masa lalunya menjadi Jugun Ianfu. 30 Selain luka psikis yang dirasakan Lasiyem karena mentalnyaa tidak bisa menerim kenyataan ketika hidup di asrama Telawang, namun lingkungan masyarakat sekitarnya belum bisa menerima Lasiyem dengan baik. Selama hidup Lasiyem selalu dianggap sebagai pelacur masa Jepang dan jarang sekali masyarakat yang memiliki rasa iba terhadap kehidupan Lasiyem. Mardiyem adalah pejuang mantan Jugun Ianfu asal Pathook Yogyakarta, kehidupan Mardiyem tidak jauh lebih baik dari teman-temannya. Meskipun setelah menjadi mantan Jugun Ianfu Mardiyem bisa berkeluarga namun masyarakat belum bisa menerima keadaannya setelah Mardiyem diketahui sebagai 29 Ibid,. 30 Ibid,.

58 42 mantan Jugun Ianfu. Sejak tahun 1953 Mardiyem dan keluarganya kembali ke Yogyakarta, mereka memulai hidup baru dengan penuh kesederhanaan. Keluarga Mardiyem di Yogyakarta tidak pernah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi selama Mardiyem di Borneo. Di Yogyakarta Mardiyem tinggal dirumah pemberian ndoro Suryotarunan, disebuah tempat pembuatan teh untuk para abdi dalem Mardiyem dan keluarganya tinggal. 31 Setelah suaminya meninggal Mardiyem hidup dengan uang pensiunan dari suaminya dan berdagang kain dari pasar ke pasar disekitar lingkungan rumahnya. Mardiyem mulai membuka usaha katering, karena kepandaianya dalam memasak sehingga banyak orang yang memesan ketika memiliki hajatan atau acara. Lingkungan sekitar Mardiyem awalnya bersikap ramah dan baik kepada keluarga Mardiyem. Situasi tersebut berubah ketika tahun 1993 Mardiyem mengadukan dirinya sebagai mantan Jugun Ianfu ke LBH Yogyakarta. Lingkungan masyarakat sekitar seakan langsung berubah dan mencampakan keberadaan Mardiyem. Usaha kateringnya mulai surut ditinggalkan pelanggan karena jijik dengan masa lalu Mardiyem. Kehidupan ekonomi Mardiyem kembali susah, Mardiyem hanya bisa menyambung hidup dengan uang dari pensiunan suaminya. Setelah tahun 1993, Mardiyem dan LBH Yogyakarta berjuang mencari keadilan menuntut pemerintah Jepang untuk meminta maaf dan memberikan dana santunan kepada teman-temannya yang lain karena hidupnya kebanyakan dibawah garis kemiskinan. Teman-teman Mardiyem di Yogyakarta yang berhasil dia 31 Eka Hindra & Koichi Kimura. Momoye Mereka Memanggilku. Essensi Erlangga: Surabaya. 2007, hlm. 186.

59 43 temukan hidup dalam keadaan yang sangat miskin dan tinggal dipinggiran desa, jarang mereka memiliki rumah sendiri. 32 Kebanyakan dari mereka numpang hidup dirumah saudara atau anak angkat sebab mereka jarang yang berkeluarga atau yang berkeluarga juga jarang memiliki anak. Mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta sebagian besar hidup dalam tekanan, baik tekanan ekonomi maupun tekanan sosial. Kebahagiaan hidup yang sebenarnya jarang dirasakan mantan Jugun Ianfu karena kenangan masa lalunya dan mereka harus pandai menutup rapat rahasia kehidupan yang mereka alami di asrama Telawang. Para mantan Jugun Ianfu kembali ke Yogyakarta tidak memiliki bekal untuk modal untuk bekal memulai hidup baru, diantara mereka yang beruntung bertemu dan diterima keluarganya tidak akan terlalu kesulitan meneruskan hidup. Sebaliknya, mantan Jugun Ianfu yang tidak diterima oleh keluarganya dan tidak memiliki keturunan hidup dari belas kasian saudara yang mau menampung mereka. Sarmini telah meinggal tahun 1993, Lasiyem meninggal tahun 1995, Suharti meninggal tahun 2005 dan Mardiyem sendiri meninggal tahun Dari semua teman-teman yang ditemui oleh Mardiyem mereka hidup dalam keadaan memprihatinkan, keadaan sosial yang buruk karena tudingan masyarakat dan ekonomi mereka dibawah garis kemiskinan. Bebas dari belenggu asrama Telawang bukanlah suatu kemerdekaan bagi mantan Jugun Ianfu karena mereka harus menjalani hidup yang tidak kalah sadis. 32 Ibid., hlm Eka Hindra & Koichi Kimura. loc.cit.

60 44 Kebanyakan mantan Jugun Ianfu ketika mendaftarkan diri ke LBH Yogyakarta sudah dalam keadaan yang memprihatikan. Usia mereka sudah tua dan ada yang kurang sehat, para mantan Jugun Ianfu dari desa yang melapor ke LBH Yogyakarta ditemani dengan saudara mereka yang masih muda. Kebanyakan dari mereka menyarter mobil dan rombongan supaya biaya transportasinya lebih murah. Setelah usaha keras untuk melaporkan diri ke LBH Yogyakarta sampai meninggal dunia mereka belum mendapatkan apa-apa dari pemerintah Jepang.

61 BAB III LANGKAH MARDIYEM DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU A. Riwayat Kehidupan Mardiyem 1. Sekilas Kehidupan Mardiyem Mardiyem lahir di Yogyakarta 7 februari Mardiyem adalah anak dari pasangan Irodjoyo dan Wagiyem. Irodjoyo bekerja sebagai abdi dalem 2 bangsawan Yogyakarta yang bernama Kanjeng Raden Tumenggung Suryotaruno. 3 Mardiyem merupakan anak terakhir dari empat bersaudara, yang semua saudaranya perempuan. Selain sebagai abdi dalem Irodjoyo bekerja sebagai pemotong daging. Upah yang didapat Irodjoyo sebagai abdi dalem tidak seberapa. Upah menjadi abdi dalem tidak selalu diambil oleh Irodjoyo. Pekerjaanya sebagai pemotong daging sudah cukup untuk menghidupi keluarga. Kehidupan Mardiyem tidak seberuntung saudaranya yang lain. Kasih sayang seorang ibu tidak dirasakan Mardiyem diusia balita. Waginem, ibu dari Mardiyem meninggal dunia ketika Mardiyem berusia 7 bulan. 4 Sepeninggal ibunya Mardiyem tinggal bersama ayah dan 1 Pimpinan mantan jugun ianfu Meninggal, Berakhirkah Perjuangan Mardiyem?. Kedaulatan Rakyat. 22 Desember 2007, hlm Abdi dalem dalam bahasa Jawa merupakan pelayan kraton. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka, 2007, hlm Eka Hindra & Koichi Kimura. Momoye Mereka Memanggilku. Surabaya: Erlangga, 2007, hlm Ibid., hlm

62 46 saudara-saudara perempuan lainnya. Irodjoyo sebagai seorang ayah harus berperan ganda dalam mengasuh anak-anak perempuanya. Menjadi seorang ayah yang harus mencari nafkah, melindungi anak-anaknya dan menjadi ibu yang penuh kasih sayang serta mengurusi rumah tangga. Memasuki usia dewasa satu persatu saudara perempuan Mardiyem menikah dan tinggal bersama suaminya. Mardiyem tinggal berdua dengan ayahnya, terkadang Mardiyem masih berkunjung kerumah saudaranya. Meskipun hidup cukup, Mardiyem tidak pernah di ajari untuk hidup boros dan sombong. Kehidupan bersama ayahnya dilakoni dengan sederhana. Ketika Mardiyem berusia 10 tahun, ayahnya meninggal dunia karena usianya sudah tua. Tahun 1939 ayahnya meninggal dunia di usia 60 tahun. 5 Sejak saat itu Mardiyem menjadi yatim piatu. Meskipun memiliki saudara namun Mardiyem tidak ikut untuk tinggal dengan saudaranya. Mardiyem sadar kalau kehidupan kakaknya pas-pasan dan Mardiyem tidak suka merepotkan saudaranya. Hidup dengan ayahnya selama 10 tahun, membuat Mardiyem memiliki banyak pengalaman. Mardiyem tumbuh menjadi pemberani, semasa ayahnya hidup Mardiyem diberi kebebasan untuk bermain. Bekal hidup dari ayahnya membuat Mardiyem menjalani hidup dengan tidak banyak mengeluh. Mardiyem hidup menjadi pembantu seorang gubernur di daerah Pathook, Yogyakarta. Pekerjaan Mardiyem tidak terlalu berat, ia masih diberi waktu untuk bermain. 5 Ibid., hlm. 52.

63 47 Sejak kecil Mardiyem sudah bercita-cita menjadi penyanyi. Sejak zaman Belanda Yogyakarta sudah kental akan seni, dan Mardiyem sedikit banyak sudah kenal dengan kesenian sejak kecil. Banyak pula senimanseniman kondang yang dibesarkan dari Yogyakarta. Selain itu daerah tempat tinggal Mardiyem di Pathook terdapat bioskop Pathook dan tiketnya tidak mahal. 6 Adanya pula rombongan ketoprak 7 yang menyewa daerah dekat rumah Mardiyem membuatnya sering latian bernyanyi. Pegalaman kecil yang sering di dapat dari pergaulan Mardiyem dengan para seniman menjadikan seni melekat kuat dalam diri Mardiyem. 2. Pendidikan Hidup dalam zaman penjajahan tidak semudah hidup di zaman sekarang. Mendapat pendidikan di sekolah adalah suatu hal yang luar biasa. Belum lagi adanya halangan dan benturan adat yang terkadang tidak memperbolehkan perempuan untuk bersekolah. Kebanyakan perempuan zaman dahulu hidup dalam pingitan keluarga. Berbeda dengan Mardiyem, meskipun hidup di zaman penjajahan Belanda Mardiyem sempat merasakan sekolah. Usia 8 tahun Mardiyem Sekolah Rakyat Ngabean. 8 6 Budi Hartono & Dadang Juliantoro. Derita Paksa Perempuan Kisah Jugun Ianfu pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1997, halm Ketoprak adalah sandiwara tradisional Jawa, biasanya memainkan cerita lama dengan iringan musik gamelan, disertai tari-tarian dan tembang. Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm Sampai tahun 2006 Sekolah Rakyat Ngabean masih berdiri. Tapi beralih nama menjadi Sekolah Dasar Ngaben. Gedung yang dahulunya dengan gedek sekarang sudah ditembok. Eka Hindra & Koichi Kimura, op.cit., hlm. 52.

64 48 Dua tahun Mardiyem bersekolah, dia hanya sekolah sampai angka loro 9 sampai akhirnya Jepang masuk dan menutup sekolah-sekolah yang telah berdiri pada masa Belanda, terlebih lagi dianggap mencurigakan. Pendidikan di sekolah memang sudah tidak lagi dirasakan Mardiyem sejak usia 10 tahun. Mardiyem tidak langsung putus asa dan menjadi penggangguran tanpa arah. Waktu kosongnya di manfaatkan untuk berlatih seni terutama latihan nyanyi yang sudah menjadi citacitanya sejak kecil. Latihan yang sering di lakukan Mardiyem sudah membuahkan hasil. Dongkelan (Bantul) adalah daerah pertama Mardiyem mengisi acara, ketika itu Mardiyem berusia 12 tahun dan mendapat upah 25 sen. 10 Upah yang didapatkan Mardiyem cukup besar karena waktu itu harga beras sepanci hanya 3 sen. Kebanggan tersendiri di rasakan Mardiyem karena suaranya sudah dihargai orang lain. 3. Mardiyem di Lingkungan Keluarga a). Perjalanan Mardiyem Menjadi Jugun Ianfu Tuntutan keadaan mengharuskan Mardiyem untuk hidup mandiri. Setelah kiprahnya di dunia seni, khususnya dalam bidang bernyanyi mendapatkan apresiasi dari masyarakat Mardiyem lebih sering berlatih. Setiap harinya setelah selesai melakukan tugas sebagai pembantu Sekolah ongko loro, sekarang kita kenal dengan sekolah kelas 2 SD. Ibid., hlm. 10 Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit., hlm. 115.

65 49 Mardiyem diberi kebebasan oleh ndoro 11 tempatnya bekerja untuk berlatih mengembangkan bakat menyanyinya. Mardiyem selalu melakukan tugastugasnya dengan baik, dan sangat jarang membuat ndoronya marah. Ndoro tempat Mardiyem bekerja sangat baik dan paham akan keadaan Mardiyem yang masih berusia remaja. Tawaran pekerjaan menjadi seorang penyanyi di Borneo datang dari Miss Lentji 12, ketika itu Mardiyem berusia 13 tahun. Gairah Mardiyem untuk pergi ke Borneo 13 sebenarnya dilandasi keinginan untuk lepas dari lingkungan abdi dalem. 14 Berita dari Miss Lentji adalah berita yang di beritahukan dari mulut kemulut, tanpa mengecek kebenaranya Mardiyem menyetujui untuk menjadi penyanyi. Keinginan menjadi penyanyi sudah menjadi cita-cita Mardiyem sejak kecil, Mardiyem sering membayangkan ketika menjadi penyanyi ia akan sering manggung dimana-mana dan bonusnya bisa jalan-jalan. 15 Pekerjaan sebagai abdi dalem bukanlah pekerjaan yang diinginkan Mardiyem, meskipun tugasnya tidak berat namun keinginan untuk bebas selalu dirasakan Mardiyem. 11 Ndoro adalah sapaan kepada orang bangsawan atau majikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm Mardiyem mengenal Miss Lentji dari sanggar tempatnya berlatih. Miss Lentji merupakan salah satu pemain dalam rombongan sandiwara yang datang dari Banjarmasin. Miss Lentji sebelumnya juga pernah tinggal di Yogyakarta sehingga sedikit banyak Mardiyem mengenalnya. Budi hartono, Dadang Juliantoro, op.cit, hlm Borneo adalah pulau yang sekarang kita kenal dengan nama Kalimantan. 14 Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit, hlm Ibid., hlm.117.

66 50 Mardiyem segera mempersiapkan syarat-syarat untuk menjadi penyanyi di Borneo. Dorongan untuk mengejar cita-cita menjadikan Mardiyem tidak teliti. Proses perekrutan berjalan secara tertutup, Miss Lentji yang telah mendaftarkanya sebagai calon penyanyi di Borneo. Melalui Miss Lentji, Mardiyem mengetahui akan diadakanya tes kesehatan sebelum diberangkatkan ke Borneo. Mardiyem menjalani proses perekrutan dengan mulus, meskipun ada sedikit hal aneh yang mengganjal tapi Mardiyem tidak begitu menghiraukanya. Sebagai calon tenaga kerja yang sudah memenuhi syarat Mardiyem tinggal menunggu waktu keberangkatan dari Yogyakarta ke Borneo. Mardiyem sendiri tidak mengetahui kapan tepatnya ia diberangkatkan, dari stasiun Tugu Yogyakarta Mardiyem dan rombongan diberangkatkan menuju Surabaya. Rombongan Mardiyem berisi 48 orang dengan kisaran usia tahun. 16 Sampai di Surabaya baru terlihat orang Jepang yang menjemput Mardiyem dan rombonganya dengan truk tentara, sebelumnya diketahui yang melakukan perekrutan adalah orang-orang Indonesia sama sekali tidak terlihat campur tangan Jepang. 17 Tidak adanya orang Jepang dalam proses perekrutan untuk meminimalisir kecurigaan calon tenaga kerja. Rombongan transit di Surabaya selama dua minggu dan tinggal di sebuah hotel Paneleh. 18 Kapal Nichimaru 19 adalah kapal yang dinantikan 16 Ibid., hlm Budi Hartono & Dadang Juliantoro, loc.cit. 18 Eka Hindra & Koichi Kimura., op.cit, hlm. 79.

67 51 Mardiyem dan rombongan, mereka melanjutkan perjalanan menuju Borneo. Sampai di Borneo rombongan yang berjumlah 48 orang dibagi menjadi dua kelompok, namun Mardiyem tidak masuk dalam kelompok tersebut. Turun dari kapal Mardiyem dan teman-temanya di angkut dengan truk yang didalamnya sudah ada serdadu 20 Jepang. Sebelumnya proses perekrutan sampai ke Surabaya di lakukan oleh penduduk pribumi yang bertindak sebagai calo 21. Mardiyem dan 23 teman lainya dibawa truk ke Telawang 22 dan ditempatkan di kamar-kamar yang sudah disediakan. Kegembiraan Mardiyem lenyap berubah menjadi rasa takut, cita-cita sebagai penyanyi di Borneo harus dikubur dalam-dalam. Di asrama Telawang Mardiyem menghuni kamar nomor 11 dan namanya diganti menjadi Momoye. Di Telawang Mardiyem dan 23 teman lainya bertugas menjadi pemuas kebutuhan seks orang-orang Jepang yang menjajah Indonesia. 19 Kapal Nichimaru adalah kapal biasa yang terbuat dari kayu, kapal tersebut diketahui milik penduduk Banjarmasin yang dirampas oleh tentara Jepang. Dalam kapal tersebut juga menganggut laki-laki yang akan dipekerjakan sebagai Romusha. Ibid., hlm Serdadu adalah prajurit atau anggota tentara. Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm, hlm Calo adalah orang yang menjadi perantara dan memberikan jasanya untuk mengurus sesuatu berdasarkan upah; perantar; makelar. Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm. hlm Diketahui juga para calo kebanyakan adalah aparat pemerintah, mulai dari lurah, camat sampai bupati semua terlibat dalam perekrutan calon Jugun Ianfu. 22 Telawang merupakan sebuah kampung di pinggiran Banjarmasin dan merupakan tempat yang sudah direncanakan untuk dihuni Mardiyem dan 23 teman lainya. Tempat tersebut merupakan rumah besar yang terlihat seperti bangunan baru, rumah tersebut terdiri dari rumah induk dan bagian yang terdiri dari kamar-kamar sejumlah 24. Bagunan yang terbuat dari kayu dan pagar setinggi 3 meter tersebut dikenal dengan nama asrama Telawang. Ibid., hlm. 125.

68 52 Keprawanan Mardiyem direnggut oleh laki-laki Jepang dengan wajah brewokan. 23 Kehidupan selanjutnya yang dialami Mardiyem di asrama Telawang adalah menjadi pemuas nafsu orang-orang Jepang. Mardiyem hanya berdiam di kamarnya dan menunggu tamu yang datang. Sebelum di bawa ke Borneo, gadis-gadis yang menjadi pilihan Jepang harus menjalani tes kesehatan. Mardiyem mengalami tes kesehatan yang cukup aneh. Mardiyem ditelanjangi dan semua bagian tubuhnya diperiksa, tanpa kecuali alat kemaluanya. 24 Sebagai gadis belia tentu Mardiyem merasa malu dengan kejadian yang dialaminya itu, namun Mardiyem tidak bisa menolak karena tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang penyanyi. 25 Sampai di Telawang Mardiyem dan rombongannya di tempatkan disebuah rumah dipusat kota yang dilengkapi dengan loket. 26 Selanjutnya gadis-gadis ini ditempatkan dikamar-kamar yang sudah diberi nomor. Mardiyem sudah menyangka bahwa dirinya akan dijadikan pelacur, bukan seorang penyanyi. Nama mereka pun diganti dengan nama-nama Jepang, Mardiyem misalnya ia berganti nama menjadi Momoye. 27 Tidak hanya 23 Ibid., hlm Eka Hindra & Koichi Kimura, op.cit., hlm Pengerahan Jugun Ianfu dari mulai perekrutannya sudah melibatkan banyak pihak, meskipun tidak ada pengumuman resmi. Untuk bagan aliran pengerahan Jugun Ianfu lihat lampiran 3, hlm Hindra & Koichi Kimura, ibid., hlm Ibid., hlm. 93.

69 53 Mardiyem yang namanya diganti dengan nama Jepang, beberapa temanya juga mendapat nama lain dari Jepang. Tujuan dari orang Jepang mengganti nama-nama perempuan Yogyakarta yang menjadi Jugun Ianfu supaya orang-orang Jepang yang menggunakan jasa Jugun Ianfu mereka berasal dari Jepang. Rasa bersalah orang-orang Jepang akan bertambah jika mengetahui daerah asal para Jugun Ianfu yang sebenarnya. Banyak taktik yang dilakukan pemerintah Jepang untuk memuluskan ambisinya didaerah jajahan. Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah Jepang untuk mencapai tujuannya. Jauh dari apa yang menjadi cita-cita Mardiyem. Bukan menjadi penyanyi tapi kenyataannya Mardiyem dijadikan budak seks tentara Jepang yang dikenal dengan istilah Jugun Ianfu. Mardiyem kecil yang belum mengalami menstruasi 28 sudah harus mengalami kejahatan kemanusiaan akibat kebiadaban Jepang. 29 Mardiyem sama sekali tidak mempunyai gambaran tentang hubungan seks sebelumnya. Untuk pertama kalinya di kamar nomer 11 Mardiyem di paksa melayani nafsu seks tentara Jepang. 30 Lelaki dengan wajah berewokan datang pertama ke kamar Mardiyem dan merenggut keperawanannya. Dalam sehari Mardiyem dan Jugun Ianfu lainya harus melayani lebih dari 28 Menstruasi atau datang bulan; haid: wanita dewasa yang normal akan mengalami- secara teratur menstruasi terjadi satu kali dalam satu bulan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit, hlm, hlm Eka Hindra & Koichi Kimura, loc.cit. 30 Ibid, hlm. 98.

70 54 satu orang Jepang. Kadang mencari waktu istirahat untuk makan saja susah karena banyaknya pelanggan yang datang ke kamar dan meminta untuk dilayani. Jepang masih memiliki sedikit kebaikan, dalam sebulan para Jugun Ianfu di beri libur pada tanggal 8 dan libur panjang saat mereka menstruasi. 31 Hari libur selalu di manfaatkan para Jugun Ianfu untuk berisirahat namun tidak jarang mereka menggunakan waktu liburnya bermain di luar asrama. Karcis diberlakukan oleh pengelola asrama Telawang untuk orangorang Jepang yang akan menggunakan jasa para Jugun Ianfu. Harga karcis yang ditawarkan bervariasi, tergantung lamanya dan waktu yang di minta untuk menggunakan Jugun Ianfu. Pengelola asrama Telawang menjanjikan kepada para Jugun Ianfu bahwa karcis tersebut dapat di uangkan sehingga para Jugun Ianfu harus menyimpan karcis yang didapatkan. Janji pengelola asrama Telawang tidak menjadi kenyataan, sampai asrama Telawang bangkrut se-sen pun Mardiyem tidak pernah mendapatkan upah. Hanya penderitaan dan kekecewaan yang didapatkan selama tinggal dari asrama Telawang. 32 Orang-orang Jepang harus pandai memilih waktu dan memanfaatkan gaji yang mereka peroleh untuk menyalurkan nafsu seksnya. Tentara Jepang tidak bisa setiap saat melakukan hubungan seks 31 Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit, hlm Asrama Telawang merupakan bangunan baru yang dijaga ketat oleh tentara Jepang. Denah asrama Telawang dapat dilihat pada lampiran. 2, hlm. 106.

71 55 dengan para Jugun Ianfu. Gaji mereka tidak seberapa jika dibandingkan harga karcis untuk membeli Jugun Ianfu. 33 Jugun Ianfu 34 yang diketahui sakit akan diperiksa dan diberi obat sesuai tingkat parahnya penyakit. Kalau ada yang hamil, janin mereka akan digugurkan secara paksa. Mardiyem mengalami hal itu, ketika Mardiyem ketahuan hamil perutnya dipencet dengan keras sehingga janinya gugur, bahkan usia janin Mardiyem ketika itu sudah lebih dari lima bulan. Jepang memang sangat kejam dan biadab dalam memperlakukan Jugun Ianfu. b). Kehidupan Mardiyem Pasca Menjadi Jugun Ianfu Pekerjaan sebagai Jugun Ianfu dilakoni Mardiyem selama pendudukan Jepang di Indonesia, masa suram menjadi korban kekejaman penjajahan Jepang sangat memilukan dan harus dirasakan Mardiyem selama hidupnya. Kekalahan Jepang tidak diketahui langsung oleh para Jugun Ianfu di asrama Telawang. Setelah terjadi kekacauan bom-bom yang berjatuhan disekitar Telawang Mardiyem pergi ke kampung Belitung. Mardiyem Tinggal di kampung Belitung bersama seorang 33 Eka Hindra & Koichi Kimura, op.cit, hlm Jugun Ianfu atau wanita penghibur adalah sebuah konsep yang belakangan ini berkembang, yang merujuk kepada mereka yang dinyatakan sebagai korban nafsu tentara Jepang selama masa pendudukan di daerah-daerah jajahanya. Praktek Jugun Ianfu tidak hanya berlangsung di Indonesia, tetapi di tempat-tempat dimana Jepang menjajah. Lihat Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit. hlm. 87.

72 56 gerilyawan. 35 Mardiyem pun ikut membantu perjuangan gerilyawan dalam menentang penjajahan Belanda. Tahun 1946 Mardiyem menikah dengan Ahmad Mingun. 36 Amad Mingun adalah seorang penjaga pos di Markas Kompi KNIL di kampung Ancasan. 37 Tujuan Mardiyem menikah tidak lain untuk mendapatkan perlindungan dan kasih sayang. Trauma masa lalu ketika menjadi Jugun Ianfu di Telawang belum terhapuskan. 38 Dari pernikahanya dengan Ahmad Mingun, Mardiyem dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Mardiyono. 39 Memiliki anak dari pernikahan sama sekali tidak terpikirkan oleh Mardiyem. Hubungan suami istri yang dilakukan Mardiyem tidak disengaja dan tidak ada rencana, tetapi Mardiyem sangat bersyukur bisa memiliki anak dari pernikahanya. Mardiyem menjadi pecandu rokok karena kebiasaannya sewaktu menjadi Jugun Ianfu di asrama Telawang. 40 Sebenarnya Ahmad Mingun telah mengetahui masa lalu Mardiyem yang sebenarnya, namun selama berumah tangga mereka tidak pernah menyinggung masalah terasebut. Ahmad Mingun menerima dengan ikhlas masa lalu Mardiyem dan 35 Ibid., hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Pemerintah Harus Perhatikan Ianfu. Jateng Post. 13 desember 1999, hlm. 14

73 57 kehidupan pernikahan mereka selalu harmonis, meskipun ada masalah mereka selalu berdiskusi untuk menemukan solusi masalahnya. Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang membawa babak baru bagi para Jugun Ianfu. Entah nasib baik atau buruk yang akan dialami belum terpikirkan oleh para Jugun Ianfu. Mardiyem mengalami hal ini dengan teman-temannya di Telawang. Kebigungan dan ketidak pastian hidup harus mereka hadapi. Setelah hidup berpindah-pindah di Kalimantan akhirnya Mardiyem kembali ke Yogyakarta. Selama Ahmad Mingun bertugas sebagai tentara Mardiyem dan keluarganya hidup berpindah-pindah. Tahun 1953 Ahmad Mingun mengajukan pensiun dini dan kembali ke Yogyakarta bersama keluarganya. 41 Sama seperti di Borneo sebelum menempati rumah pemberian Tumenggung di Yogyakarta, Mardiyem dan keluraga hidupnya berpindah-pindah karena uang pensiunan suaminya belum turun. Sampai di Yogyakarta Mardiyem mulai bekerja, mulai dari membuat makanan untuk orang hajatan, menjual pakaian bekas di pasar Bringharjo 42, bahkan menjual rempeyek. 43 Secara ekonomis uang untuk menghidupi keluarga Mardiyem bisa dikatakan cukup. Keadaan berbalik setelah Mardiyem mengadukan diri dan menceritakan masa lalunya. Awal kedatanganya ke Lembaga Bantuan 41 Eka Hindra & Koichi Kimura, op.cit, hlm Pasar Bringharjo merupakan salah satu pasar yang terletak di kawasan Jl. Malioboro. 43 Rempeyek adalah makanan ringan yang digoreng biasanya terbuat dari tepung dengan campuran kacang atau udang.

74 58 Hukum Yogyakarta pada tahun 1993 Mardiyem masih ragu untuk membuka masa lalunya, namun dengan keyakinan untuk mencari keadilan Mardiyem membuka masa lalunya. 44 Imbas yang diterima Mardiyem adalah penghakiman masyarakat sekitar Mardiyem yang menganggapnya sebagai pelacur masa penjajahan Jepang. Tidak hanya itu, usaha katering yang sudah memiliki langganan lambat laun ditutup karena tidak ada lagi yang memesan setelah mengetahui masa lalu Mardiyem. 45 Kesulitan ekonomi sempat dirasakan Mardiyem karena hidupnya hanya di topang dari gaji pensiun sang suami yang tidak seberapa. Selama hidup di Yogyakata Mardiyem dikenal sebagai pribadi yang baik, meskipun Mardiyem pernah hidup dalam kekejaman tidak menjadikannya menjadi pribadi yang buruk. Didikan dari ayahnya dimasa kecil yang sering mengajari Mardiyem untuk hidup prihatin. Hidup baru yang dijalani di Yogyakarta dengan keluarga barunya adalah kehidupan sederhana. Mardiyem tidak pernah menuntut sang suami dalam hal materi. Mardiyem memiliki rasa ingin tahunya tinggi, ia selalu membaca surat kabar setiap hari untuk mengetahui perkembangan yang terjadi. Selain itu Mardiyem juga senang naik becak ketika bepergian alasanya supaya lebih dekat dengan orang kecil. 46 Ikan asin adalah makanan 44 Ibid,. hlm Foto Mardiyem ketika menjadi pejuang Jugun Ianfu lihat pada lampiran 1, Pejuang Hak Jugun Ianfu Itu Meninggal Dunia. Kompas. Sabtu 22 Desember

75 59 kesukaan Mardiyem dan menyaksikan pertandingan sepak bola di televisi adalah kegemaranya. 47 Sampai akhir hidupnya Mardiyem tinggal di sebuah rumah kecil yang belum menjadi hak miliknya. Mardiyem numpang di halaman rumah orang Raden Ayu Soemaryati Hadisumarto di Suryotarunan, NG-481, Ngupasan, Yogyakarta. 48 Kebutuhan hidup sehari-hari didapat Mardiyem dari pensiun suaminya Ahmad Mingun yang meninggal tahun 1990-an silam. 49 Uang pensiunan suaminya hanya cukup untuk kebutuhan pokok, untuk menabung pun susah apalagi membeli rumah. Mardiyem adalah perempuan yang direktrut menjadi Jugun Ianfu dengan tipuan akan dijadikan penyanyi di Kalimantan tetapi Mardiyem dijadikan budak seks orang-orang Jepang. Rasanya tidak adil jika kini masyarakat menghakiminya sebagai seorang pelacur. Pekerjaan sebagai Jugun Ianfu dilakukan Mardiyem dengan terpaksa. Kalau ada pilihan tentu Mardiyem tidak akan memilih takdir hidup sebagai Jugun Ianfu. Mardiyem adalah koordinator dari para mantan Jugun Ianfu di Indonesia 50 meninggal dunia pada hari kamis, 20 Desember 2007 di rumah yang belum menjadi rumahnya sendiri. Mardiyem meninggalkan seorang 47 Ibid,. 48 Ibid,. 49 Jugun Ianfu Mardiyem. Kompas. 23 Januari 2008, hlm Pengacara Jepang Natalan dengan Ianfu. Jateng Post. 3 desember 1999, hlm.

76 60 anak yang bernama Mardiyono yang kala itu berusia 60 tahun. 51 Serta dua cucunya Kelik Yulianto dan Dwi Agusriantono. Jenazahnya di makamkan di Singajayan, Kuncen berdapingan dengan suaminya Ahamad Mingun yang telah berpulang terlebih dahulu. 52 Saat ini untuk mencari data lisan mengenai Mardiyem dan keluarganya sangat sulit, menurut informasi dari LBH Yogyakarta satu-satunya anak Mardiyem telah meninggal dunia. B. Langkah Mardiyem Mencari Dukungan Menurut pandangan sejarah, perempuan di berbagai masyarakat memainkan banyak peranan. Zaman pendudukan Jepang di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah keberadaan perempuan. Jugun Ianfu hampir dilupakan dan tidak tertulis dalam sejarah bangsa Indonesia. Keberadaan mantan Jugun Ianfu pasca Indonesia merdeka tidak diperhatikan. Pemerintah Indonesia tidak menuntut pertanggung jawaban Jepang atas kekerasan seks yang dialami mantan Jugun Ianfu. Pasca Indonesia merdeka Jepang memang sudah banyak membantu perekonomian Indonesia. Jepang merupakan donator ekonomi Indonesia paling besar masa pemerintahan presiden Suharto. Bantuan yang berupa pinjaman dari Jepang sangat membantu perekonomian Indonesia. Jepang menolak mengakui kekerasan tentara militernya di tanah-tanah jajahannya 51 Mardiyem adalah koordinator mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta, perjalanan hidupnya selama menjadi pejuang Jugun Ianfu selalu menjadi sorotan media masa. Berita mengenai meninggalnya Mardiyem lihat dilampiran 5, hlm Jateng Post, loc.cit.

77 61 tidak lain untuk menjaga kehormatan bangsanya. 53 Jepang adalah negara yang suci, bahkan Jepang mengklaim sebagai negara titisan dewa. Perbuatan yang dilakukan nenek moyang bangsa Jepang di Indonesia masa penjajahan dikatakan wajar, penyediaan Jugun Ianfu dianggap sebagai keperluan perang. Adanya Jugun Ianfu memberikan ketenangan bagi serdadu Jepang untuk menyalurkan nafsu biologisnya. Bahkan praktik pengadaan Jugun Ianfu telah mendapat persetujuan resmi dari pemerintah Jepang. a). Mencari dukungan ke LBH Yogyakarta Mardiyem adalah anak dari golongan biasa, bukan anak seorang bangsawan. Pola pikir untuk menuntut pemerintah Jepang bertanggung jawab terhadap mantan Jugun Ianfu di Indonesia sepertinya bukan fikiran murni Mardiyem sendiri. Kemungkinan besar tuntutan yang dilayangkan Mardiyem adalah pengaruh dari LBH Yogyakarta yang menjadi tempat pengaduan mantan Jugun Ianfu. LBH Yogyakarta memunculkan sosok Mardiyem sebagai korban dengan harapan tuntutan yang dilayangkan akan lebih mendapatkan tanggapan dari pemerintah Jepang. Kasus Jugun Ianfu muncul ke permukaan sekitar pertengahan Juli 1992, ketika mantan Jugun Ianfu dari Cina dan Korea melakukan protes dan ganti rugi kepada pemerintah Jepang. 54 Pemerintah Korea turut membantu menyuarakan tuntutan mantan Jugun Ianfu terhadap 53 Tahiro. op.cit, hlm Nasib Jugun Ianfu dan Ganti Rugi. Bernas. 17 november 1997, hlm. 8.

78 62 pemerintah Jepang. Sehingga apa yang dituntutkan mantan Jugun Ianfu Korea di respon oleh pemerintah Jepang. Sebelum banyak tuntutan dari berbagai negara kepada pemerintah Jepang untuk bertanggung jawab atas masa lalu didaerah jajahannya, ada peneliti Jepang yang menemukan dokumen negara Jepang mengenai praktek Jugun Ianfu yang terorganisir di daerah jajahannya. Berita tersebut sampai ke Indonesia, namun disalah artikan oleh beberapa pihak. Banyak anggapan bahwa pemerintah Jepang akan melakukan permintaan maaf dan memberikan dana santunan kepada mantan Jugun Ianfu, padahal maksud pemerintah Jepang mencari data mantan Jugun Ianfu untuk mengungkap sejarah yang sebenarnya di terjadi di masa Jepang menjajah. Permasalahan Jugun Ianfu di Indonesia kembali muncul kepermukaan setelah kedatangan anggota Komite Hak Asasi Manusia dari Federasi Asosiasi Advokat Jepang (Nichibenden) pada pertengahan bulan April Tujuan mereka (Nichibenden) untuk mencari data kongkrit tentang Jugun Ianfu. Data yang diperoleh akan di bawa sebagai bahan bahasan siposium tahunan Nichibenden. 55 Sudah jelas bahwa tujuan dari kedatangan advokat Jepang ke Indonesia untuk mencari data kongkrit mantan Jugun Ianfu di Indonesia, bukan untuk memberikan dana kompensasi. LBH Yogyakarta yang telah di tunjuk sebagai ruang pengajuan Jugun Ianfu memiliki data kongkret dari laporan mantan Jugun Ianfu dan penelitian langsung. Sepertinya LBH Yogyakarta tetap 55 Ibid.

79 63 bersikukuh untuk mendapatkan permintaan maaf secara resmi dan dana kompensasi dari pemerintah Jepang. Pertama kali Mardiyem melakukan aksi menuntut Jepang atas masa lalunya sebagai Jugun Ianfu pada tahun Mardiyem mendatangi LBH Yogyakarta hanya untuk melaporkan diri sebagai mantan Jugun Ianfu, namun setelah melakukan perundingan dengan LBH yogyakarta Mardiyem bersedia membuat pengakuan secara terbuka didepan beberapa wartawan tentang masa lalunya. Selumnya Mardiyem mengetahui informasi bahwa korban kekejaman Jepang masa Perang Dunia II dari koran. Koran Bernas yang isinya semua korban tentara Jepang perlu dicari. 56 Mandat tersebut disampaikan oleh Inten Suwono yang kala itu menjabat sebagai Menteri Sosial. Melihat banyaknya korban kekejaman Jepang, terutama mantan Jugun Ianfu yang hidupnya kebanyakan dibawah kemiskinan. Mardiyem mendedikasikan diri sebagai pejuang Jugun Ianfu yang akan menuntut hak-haknya dari pemerintah Jepang. Ketika mendedikasikan diri sebagai koordinator mantan Jugun Ianfu, mungkin Mardiyem mendapat dorongan dari LBH Yogyakarta. Budi Hartono, SH adalah pengacara yang ditunjuk khusus untuk menangani masalah mantan Jugun Ianfu dan berjuang penuh bersama Mardiyem. Selain mencari dukungan dari dalam negeri mereka juga mencari dukungan dari luar negeri. Mardiyem dan Budi Hartono mengunjungi Jepang dengan misi kemanusiaan untuk mencari keadilan. 56 Eka Hindra & Koichi Kimura, op.cit, hlm. 198.

80 64 Kehadiran Mardiyem di Jepang mengingatkan masyarakat Jepang bahwa terdapat sebuah masa lalu yang penuh kepahitan dan tidak bisa dilupakan begitu saja. 57 Masyarakat Jepang menanggapi baik kedatangan Mardiyem dengan pengacaranya. Kebanyakan masyarakat Jepang yang mengetahui masa lalu nenek moyangnya merasa malu. Hal tersebut dikatakan wajar apalagi sikap baik masyarakat Jepang hanya sebatas rasa iba. Tahun 1996 Mardiyem bersama LBH Yogyakarta datang ke Tokyo Jepang untuk mengadukan secara resmi perihal kejahatan militer Jepang kepada Nichibenden. 58 Tanggapan yang diberikan dari Nichibenden hanya sebatas pendataan korban kejahatan perang Jepang ditanah jajahannya. Tidak pernah ada janji untuk memberikan dana kompensasi kepada mantan Jugun Ianfu. Anggapan mantan Jugun Ianfu dengan adanya Nichibenden adalah datangnya permintaan maaf secara resmi dan dana kompensasi. b). Mencari dukungan ke Perserikatan Bangsa Bangsa Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai organisasi Internasional mempunyai tujuan dan tugas yang besar dan luas, khususnya dibidang Hak Asasi Manusia. Perjuangan menegakan Hak Asasi Manusia terus berlanjut sampai sekarang. Kesadaran umat manusia akan hak asasinya timbul terlebih setelah perang dunia I dan II yang benar-benar menyentuh hati nurani manusia karena itu usaha perlindungan hak asasi manusia terus 57 Budi Hartono & Dadang Juliantoro, op.cit, hlm Kita Sudah Sakit-Sakitan Baru Datang. Jateng Post. 1 Januari 2000, hlm 5.

81 65 dirintis dan diperjuangkan. 59 Hak asasi manusia secara umum mengikat anggotanya. Jepang dan Indonesia merupakan negara anggota PBB. Kedua negara ini terikat akan Hak Asasi Manusia. Seharusnya Jepang dan Indonesia mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Jugun Ianfu. Mardiyem mengirimkan surat kepada PBB pada kamis 18 Februari 1999 untuk mengadukan pelanggaran Hak Asasi Manusia berupa tindak pemerkosaan serta penganiayaan oleh serdadu pemerintah kerajaan Jepang yang dialaminya pada masa perang dunia II. 60 Ditegaskan oleh Budi Hartono sebagai pengacara Mardiyem dari Lembaga Badan Hukum Yogyakarta bahwa surat yang dilayangkan Mardiyem berdasarkan bukti dari sejumlah saksi dari hasil rekontruksi ke rumah bordil 61 di Telawang di Jalan Industri, kawasan Gunung Malang, Balik papan, Kalimantan Timur. 62 Harapan dari Mardiyem ketika mengirimkan surat ke PBB supaya PBB menegakan hukum Internasional dan meminta pertanggung jawaban pemerintah Jepang atas pelanggaran Hak Asasi Manusia yang telah dilakukan anggota militer Jepang selama perang dunia II kepada gadis- 59 Mashyur Effendi. (1980). Tempat hak-hak Azasi Manusia dalam Hukum Internasional/nasional. Alumni, hlm. 23. hlm Mantan Jugun Ianfu Kirim Surat ke Sekjen PBB. Solo Post.19 februari 1999, 61 Rumah Bordil atau asrama Telawang adalah tempat yang disediakan pemerintah Jepang dan digunakan untuk memuaskan nafsu seks orang-orang Jepang. 62 Solo Post. op.cit, hlm. 9.

82 66 gadis Indonesia. 63 Harapan yang di perjuangkan Mardiyem adalah harapan semua mantan Jugun Ianfu dan LBH Yogyakarta. Langkah ini dilakukan Mardiyem karena pemerintah Indonesia tidak mau turun tangan membantu menyelesaikan masalah Jugun Ianfu. Mardiyem meminta pihak Sekjen PBB untuk menuntut pertanggung jawaban pemerintah Jepang atas pelanggaran HAM masa pendudukannya di Indonesia. Anggota militer Jepang telah melakukan kejahatan seksual terhadap perempuan Indonesia termasuk Mardiyem. Aib yang dilakukan Jepang tidak bisa dibungkam dan dilupakan begitu saja. Masalah kemanusiaan harus ditegakan dan diselesaikan dengan aturan dari hukum internasional. Ketika Mardiyem mengirimkan surat ke PBB, bisa dipastikan surat tersebut bukan hasil tulisannya sendiri. Mengingat pendidikan Mardiyem hanya sampai sekolah ongko loro atau kelas dua SD. Kemungkinan besar surat yang dilayangkan Mardiyem ke PBB adalah surat yang dibuat oleh LBH Yogyakarta, karena pihak LBH juga mengirimkan surat ke PBB dengan tuntutan yang sama yaitu pertanggung jawaban pemerintah Jepang kepada mantan Jugun Ianfu di Indonesia. Pemerintah Indonesia bersikap acuh terhadap masalah mantan Jugun Ianfu bukan tanpa alasan. Jepang adalah negara yang menanamkan investasi terbesar di Indonesia. 64 Investasi yang ditanamkan Jepang di 63 Ibid., 64 Budi Hartono, op.cit, hlm. 162.

83 67 Indonesia hampir di segala bidang. Banyak gedung-gedung tinggi yang dibangun Jepang di Indonesia. Tidak hanya sampai di situ Jepang juga mulai memperkenalkan kebudayaanya kepada bangsa Indonesia. Jepang yang dahulunya sebagai bangsa penjajah kini telah di pertuankan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia bukan tidak ingin memperjuangkan tuntutan mantan Jugun Ianfu, namun untuk waktu sekarang ini keadaan ekonomi Indonesia lebih penting untuk diselamatkan sehingga menjaga hubungan baik dengan pemerintah Jepang adalah hal yang utama. C. Tuntutan Permintaan Maaf dan Dana Santunan untuk Mantan Jugun Ianfu Pertanggung jawaban adalah tuntutan yang di berikan pemerintah Jepang terkait masalah mantan Jugun Ianfu di Indonesia. Tuntutan mengenai hak memang tidak mudah mendapat respon. Ditambah lagi tuntutan dilakukan oleh rakyat kecil yang tidak tahu bagaimana strategi pemegang kuasa. Tuntutan hak rakyat kecil sering mendapat respon sinis, jarang sekali dilihat sesuatu yang wajar. Suara rakyat yang berisi kebenaran, kesaksian dan hati nurani gampang disepelekan. Awalnya tuntutan Mardiyem dan mantan Jugun Ianfu lainya belum bisa diterima semua pihak. Anggapan masih muncul bahwa Jugun Ianfu adalah seorang pelacur. Hal yang wajar kalau masyarakat menganggap

84 68 mantan Jugun Ianfu sebagai pelacur karena mereka tidak mengetahui sejarah yang sebenarnya. Lebih menyakitkan lagi mantan Jugun Ianfu dianggap sebagai penipu yang melakukan semua ini demi uang. Kerena mereka baru muncul dan menyatakan diri sebagai mantan Jugun Ianfu setelah LBH Yogyakarta menerima pengaduan terkait korban kejahatan Jepang selama Perang Dunia II. Uang adalah sesuatu yang vital, apalagi bagi orang-orang dengan tingkat ekonomi rendah seperti mantan kebanyakan Jugun Ianfu. Kekalahan Jepang membawa mantan Jugun Ianfu menuju babak baru dimana ketidak pastian berikutnya yang hadir. Mantan Jugun Ianfu yang tersekap sekian lama di asrama Telawang sebagai pemuas nafsu birahi orang Jepang tidak menyambut kekahalahan Jepang sebagai sebuah kemerdekaan. 65 Bangkrutnya pengelolaan asrama Telawang telah menjadi pembebas Jugun Ianfu. Hidup dalam masa yang sulit dan penuh luka selama menjadi Jugun Ianfu tidak mudah di hilangkan. 66 Tahun 1945 adalah tahun kebingungan bagi Jugun Ianfu di asrama Telawang, untuk kembali hidup dengan keluarga harus berjuang dan belum tentu keluarga mereka akan menerima kembali dengan baik. Meski terdengar letih Mardiyem tetap berjuang dengan penuh keprihatinan Saya ngubeg-ubeg Jepang, tetapi justru orang negara itu yang banyak membantu saya, termasuk membuka wawasan masyarakat 65 Budi Hartono & Dadang Julianto, op.cit, hlm Ibid., hlm. 159.

85 69 jika ada korban yang perlu didengar suaranya. 67 Sebagai sesepuh mantan Jugun Ianfu Mardiyem tetap tanpa letih menyerukan tuntutanya kepada pemerintah Jepang. Sebenarnya maksud dari bantuan masyarakat Jepang hanya sekedar membantu supaya pemerintah Jepang meminta maaf kepada mantan Jugun Ianfu, masyarakat Jepang juga malu dengan aib yang diwariskan dari nenek moyangnya. Tuntutan yang terus diperjuangkan mengenai, pertama adanya permintaan maaf pemerintah Jepang secara kenegaraan kepada para mantan Jugun Ianfu. Kedua, Jepang harus memasukan masalah Jugun Ianfu kedalam sejarah mereka. Ketiga, adanya kompemsasi sebagai pertanggung jawaban pemerintah Jepang kepada mantan Jugun Ianfu. 68 Mardiyem berjuang lebih dari sepuluh tahun namun belum semua tuntutanya dapat terpenuhi. Tampaknya pemerintah Jepang masih memandang manusia Indonesia, khususnya perempuan bekas Jugun Ianfu seperti ketika mereka menjajah negeri ini, dimana pihak Jepang tidak menghargai lagi orang Indonesia sebagai manusia, bahkan jutaan orang telah menjadi korban sebagai Romusha maupun Heiho untuk kepentingan Jepang. 69 Tahun 1997 Budi Hartono mengakatakan, pemerintah Jepang telah meminta maaf secara kenegaraan kepada mantan Jugun Ianfu. Pemerintah 67 Pimpinan Mantan Jugun Ianfu meninggaal, Berakhirkah Perjuangan Mardiyem..Kedaulatan Rakyat. 22 desember 2007, hlm Kedaulatan Rakyat, loc.cit. 69 Tahiro, op.cit, hlm.123.

86 70 Jepang meminta maaf dengan penyesalan yang mendalam kepada semua mantan Jugun Ianfu. 70 Perjuangan Mardiyem menuntut Jepang mulai menuai hasil, Budi Hartono menuturkan bahwa dunia internasional sudah memberikan pengakuan. Korban kejahatan seksual Jepang tidak hanya di Indonesia, terjadi juga di Tiongkok, Filiphina, Korea dan Australia. Ditataran nasional Jugun Ianfu dinyatakan sebagai korban kejahatan tentara Jepang yang terorganisir. Namun pengakuan internasional tidak lantas membuat Jepang menyetujui tuntutan mantan Jugun Ianfu Indonesia. Apresiasi juga diberikan oleh Depetemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dalam suratnya kepada Mardiyem. Mendiknas berjanji akan memasukan isu Jugun Ianfu kedalam buku pelajaran Sekolah Dasar, Sekolah Mengengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Mardiyem sudah beberapa kali dijadikan narasumber penulisan skripsi oleh mahasiswa dan pelajar Sekolah Menengah Atas tentang Jugun Ianfu. 71 Masyarakat Indonesia dengan masuknya sejarah Jugun Ianfu ke buku pelajaran diharapkan mulai memahami bahwa Jugun Ianfu bukanlah perempuan yang sengaja menjual diri, mereka adalah korban kebiadaban Jepang masa Perang Dunia II, sehingga tidak ada lagi salah sangka dan tuduhan buruk kepada mantan Jugun Ianfu. 70 Guru Jepang Akui Ada Kesalahan Sejarah. Kompas. 22 desember 2007, hlm Ibid,.

87 71 Mardiyem adalah sosok perempuan yang tangguh, meskipun badanya sudah tidak muda lagi tetapi semangatnya masih membara dalam memeperjuangkan hak-hak mantan Jugun Ianfu. Meskipun berliku dan sering menemui jalan buntu Mardiyem tidak pernah putus sampai beliau meninggal dunia. Keadilan yang terus diperjuangkan Mardiyem, hutang pertanggung jawaban dari Jepang harus ditagih dan diperjuangkan. Budi Hartono menuturkan Mardiyem sudah melakukan pembelaan bagi teman-temannya yang senasib sampai Korea, Jepang, Australia dan negara lain yang juga menjadi korban kejahatan seks tentara Jepang. Selain itu Mardiyem sudah mampu mensosialisaikan kepada dunia internasional dan nasional khususnya, bahwa Jugun Ianfu bukan pelacur tetapi kondisi yang memaksa mereka menjadi Jugun Ianfu. 72 Meskipun demikian namun pemerintah Indonesia belum juga memperhatikan perjuangan mantan Jugun Ianfu. Menanggapi kegigihan perjuangan para Jugun Ianfu, pada tanggal 18 Juli 1995 perdana mentri Jepang Tomiichi Murayama telah mengajukan permintaan maaf secara resmi atas perbudakan seks yang telah dilakukan (khususnya) oleh balatentara Jepang. 73 Sangat disayangkan permintaan maaf tersebut bukan untuk mantan Jugun Ianfu Indonesia. Keadaan ini semakin mengecewakan mantan Jugun Ianfu, perjuangan bertahun-tahun belum membuahkan hasil. Terlebih lagi pemerintah Indonesia tidak mau 72 Ibid,. hlm, Ferry T. Indratno. Tabloid Adil. No. 13 tahun ke Desember 1997,

88 72 turun tangan menanggapi isu Jugun Ianfu. Memang faktanya pemerintah Jepang merupakan negara donor terpenting yang mendukung proses pembangunan nasional dengan nilai investasi lebih dari US$ 17 juta. 74 Harusnya alasan kemanusiaan lebih diutamakan, pemerintah sebaiknya lebih tegas karena kasus Jugun Ianfu menyangkut kehormatan bangsa yang harus diperjuangkan. Mardiyem juga menuntut pemerintah untuk membantu perjuangan para mantan Jugun Ianfu. Kalau mantan romusha sejarahnya ditulis secara bagus oleh pemerintah, mengapa mantan ianfu tidak ditulis dan terkesan ditutup-tutupi kenyataan hidupnya. 75 Mardiyem berharap pemerintah membuka mata hatinya, bahwa Jugun Ianfu telah direnggut kesucianya dan kehormatanya sebagai perempuan, tidak hanya menaruhkan badan untuk dianiaya oleh orang-orang Jepang. Membela dan mendukung perjuangan mantan Jugun Ianfu sudah menjadi kewajiban pemerintah Indonesia supaya Jepang mau meminta maaf kepada mantan Jugun Ianfu Indonesia secara resmi. Sudah saatnya nama mantan Jugun Ianfu dirubah dalam pandangan dan tidak terus menerus dihinakan oleh masyarakat. 76 Jugun Ianfu adalah pahlawan, meskipun masa penjajahan mereka tidak turun langsung menjadi tameng melawan penjajah. Tetapi Jugun Ianfu menyelamatkan perempuan lain 74 Ibid,. 75 Ratapan dan Gelagak Emosi Ianfu. Pikiran Rakyat. 15 november 1997, hlm Pemerintah Harus Bela Jugun Ianfu. Solo Post, 15 November 1997, hlm. 6.

89 73 dari kekerasan seksual. Bisa dibayangkan jika tidak ada praktek Jugun Ianfu, orang-orang Jepang akan menjarah perempuan untuk memuaskan nafsunya dengan semena-mena. Perjuangan Mardiyem selama ini sudah membuahkan hasil meskipun belum semua tuntutanya terpenuhi. Kurikulum baru di pelajaran Sekolah Dasar, sudah menyinggung adanya perempuan yang dijadikan budak seks masa penjajahan Jepang. Sebuah kebanggaan tersendiri, generasi kita akan mengenal dan mengetaui sejarah yang sebenarnya. Tuntutan mengenai kompensasi memang belum mendapat respon dari pemerintah Jepang. Tapi masyarakat Jepang dengan sukarela membentuk organisasi mengumpulkan bantuan untuk mantan Jugun Ianfu. The Asian Women s Found (AWF) merupakan lembaga swasta yang ditunjuk Pemerintah Jepang untuk menyalurkan dana kepada mantan Jugun Ianfu. Sayangnya dana tersebut tidak bisa diberikan secara langsung kepada mantan Jugun Ianfu karena sebelumnya telah ada konsensus antara pemerintah Indonesia dengan AWF untuk pembangunan panti jompo. 77 Sebenarnya yang dibutuhkan mantan Jugun Ianfu diusia tuanya bukan panti jompo melainkan hidup berdampingan dengan keluarganya. Kalaupun ada dana kompensasi akan dimanfaatkan oleh mantan Jugun Ianfu untuk keperluan hidup dihari tuanya karena banyak mantan Jugun 77 Jepang tidak Bisa Serahkan Ganti Rugi pada Jugun Ianfu. Kedaulatan Rayat. 15 November 1997, hlm. 2.

90 74 Ianfu hidup dalam kemiskinan dan luka fisik dibawa sampai akhir hidupnya. LBH Yogyakarta merasa geram mendengar berita ini, apalagi dengan adanya AWF tidak memberikan keuntungan bagi perjuangan mantan Jugun Ianfu. Desakan dilakukan LBH Yogyakarta semasa pemerintahan Presiden B.J. Habibie untuk membekukan hubungan pemerintah Indonesia dengan AWF. Budi Hartono selaku pengacara mantan Jugun Ianfu mengemukakan adanya AWF hanya rekayasa pemerintah Jepang untuk lepas tangan dari kejahatan semasa Perang Dunia II. 78 AWF memaparkan kalau pemerintah Indonesia menolak dana ganti rugi diberikan secara perorangan kepada mantan Jugun Ianfu. Namun melalui Depertemen Sosial Republik Indonesia dana dari AWF akan digunakan untuk kesejahteraan sosial. Dana AWF juga dikatakan murni dari pemerintah Jepang bukan dari masyarakat. Pemerintah Indonesia menerima uluran dana dari AWF secara bertahap. Pertama dana yang diterima senilai Rp. 770 juta yang dikatakan untuk pembuatan panti asuhan. 79 Seharusnya dana tersebut diberikan langsung kepada mantan Jugun Ianfu sebagai dana kompensasi dari Jepang. Pembangunan panti jompo juga akan sia-sia karena kebanyakan mantan Jugun Ianfu menolak untuk pindah dan tinggal di panti jompo RI diminta bekukan hubungan dengan AWF. Solo Post. 6 Februari 1999, hlm. 79 LBH Yogya desak MoU Mensos dan AWF soal Jugun Ianfu dibatalkan. Republika. 14 Agustus 1997, hlm. 7.

91 75 Sampai sekarang setelah Mardiyem meninggal dunia tuntutan yang telah disuarakannya tidak menemui hasil pasti. Permintaan maaf secara kenegaraan dari pemerintah Jepang belum juga terdengar. Apalagi dana bantuan yang dituntutkan tidak diterima sama sekali oleh mantan Jugun Ianfu secara langsung. Hingga sekarang di era pemerintahan presiden Joko Widodo belum juga pemerintah memperjuangkan masalah Jugun Ianfu. Nampaknya pemerintah Indonesia sudah menganggap masalah Jugun Ianfu selesai. Ali Alantas yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di tahun 1995 menyatakan Indonesia konsisten untuk tidak menuntut dari apa yang telah terjadi masa Perang Dunia II. Lebih dari itu sesuai Perjanjian Perdamaian dan Persetujuan Perampasan Perang yang ditandatangani yang telah ditandatangani pada 20 Januari Harusnya ketika pemerintah Indonesia sudah menganggap permasalahan dengan Jepang semasa Perang Dunia II telah selesai. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian kepada mantan Jugun Ianfu yang dahulu hidup dibawah garis kemiskinan dan menanggung luka masa lalu. Namun sampai sekarang maslah Jugun Ianfu masih dibisukan oleh pemerintah. Penyelesaian masalah Jugun Ianfu tidak bisa dipandang sebelah mata, hal ini menyangkut kehormatan bangsa yang harus diperjuangkan. Mardiyem telah berusaha semaksimal mungkin dalam memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi hak-haknya dan mantan hlm Indonesia Menutup Mata Soal Jugun Ianfu. Kedaulatan Rakyat. 10 Maret 2015,

92 76 Jugun Ianfu lainnya, seperti mantan Jugun Ianfu dari Korea, Taiwan dan China yang hidupnya sedikit lebih baik dari Mardiyem. Namun sampai akhir hayatnya apa yang menjadi tuntutan Mardiyem dan mantan Jugun Ianfu lainnya belum semuanya dipenuhi oleh pihak Jepang. Dana santunan yang seharusnya diterima mantan Jugun Ianfu pada tahun 1997, malah di alokasikan oleh Manteri Sosial Inten Suweno untuk pembuatan panti jompo yang sampai sekarang belum jelas rincian penggunaannya. Jugun Ianfu Indonesia seperti pengemis dengan datangnya dana dari AWF, karena AWF adalah lembaga swasta yang dibentuk untuk mengumpulkan dana bagi mantan Jugun Ianfu Indonesia. Tindakan LBH Yogyakarta menuntut pembubaran AWF adalah langkah yang benar, karena mantan Jugun Ianfu bukanlah pengemis yang meminta sumbangan kepada masyarakat Jepang.

93 BAB IV PERAN LBH YOGYAKARTA DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK MANTAN JUGUN IANFU DI YOGYAKARTA A. Peran LBH Yogyakarta dalam Memperjuangkan Hak-hak Mantan Jugun Ianfu Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta dari awal berdirinya tetap konsisten melakukan kerja-kerja mendampingi rakyat atau masyarakat dalam memastikan berbagai masalah untuk kepentingan rakyat. Kasus-kasus yang ditangani lembaga ini bermacam-macam sesuai pengaduan masyarakat. Semua kasus selalu ditangani sesaui wilayah kerjan yaitu Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Meskipun tidak memungut uang dari pengadu masalah namun lembaga ini selalu menyelesaikan kasus dengan baik. Karena tujuan utama lembaga ini adalah untuk membela kaum lemah terutama yang kekurangan ekonomi. Berawal dari pembukaan ruang pengaduan di Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta atas perintah Menteri Sosial Inten Suweno. Korban kekejaman Jepang masa Perang Dunia II mulai berdatangan dan mendaftarkan diri. Romusha, Jugun Ianfu dan korban kekejaman Jepang datang ke LBH Yogyakarta dengan harapan akan memperoleh kabar baik. LBH Yogyakarta lebih fokus menangani korban Jugun Ianfu. Tahun 1993 jumlah pelapor yang mengaku sebagai Jugun Ianfu mencapai korban. Jumlah tersebut belum mencakup jumlah keseluruhan dari mantan Jugun Ianfu di Indonesia, andai kata dilakukan pencacahan dan pencarian mantan Jugun Ianfu sampai ke pelosok desa-desa bisa lebih dari

94 78 korban. 1 LBH Yogyakarta berkomitmen untuk membantu memperjuangkan hakhak yang seharusnya didapatkan oleh mantan Jugun Ianfu. Setelah mengetahui masalah Jugun Ianfu kebanyakan masyarakat menganggap mereka adalah pelacur masa Jepang. Mantan Jugun Ianfu di anggap sebagai aib bangsa yang sangat buruk dalam sejarah bangsa Indonesia. 2 Hukuman dari masyarakat tersebut menjadikan sebagian Jugun Ianfu yang belum melaporkan dirinya ke LBH Yogyakarta memilih diam dan memendam masa lalunya sendiri. Sebagian dari mereka lebih takut akan mencoreng nama baik keluarganya dan pengucilan dari masyarakat. Tahun 1993 LBH Yogyakarta mulai berjuang menuntut keadilan bagi mantan Jugun Ianfu, perjuangan tersebut terus berlanjut sampai sekarang, meskipun sudah bergonti-ganti staff yang menangani masalah Jugun Ianfu. Meskipun para staff tidak bersentuhan langsung dengan mantan Jugun Ianfu, namun LBH Yogyakarta masih mengikuti perkembangan kasus Jugun Ianfu sampai sekarang. Kebanyakan informasi yang diproleh staff LBH Yogyakarta saat ini dari koran sejak tahun 1993 yang telah di arsipkan. Tidak dapat dipungkiri kalau penganganan masalah Jugun Ianfu saat ini tidak seaktif tahun Tahun LBH Yogyakarta terus mencari dukungan dari berbagai pihak, seperti PBB, Pemerintah RI sampai ke Presiden RI. Respon baik tidak selalu diterima oleh LBH Yogyakarta namun lembaga ini terus menuntut keadilan Tahiro. Sepak Terjang Jepang di Indonesia. Lembaga Humaniora. 2003, hlm. 2 Simon Sutimin. (1999). Jugun Ianfu, antara Perjuangan, Penghargaan, dan Harapan. Hidup, hlm. 25.

95 79 LBH Yogyakata telah menyiapkan satu pengacara khusus untuk menangani masalah mantan Jugun Ianfu. Budi Hartono, SH ditunjuk sebagai pengacara yang bertugas memperjuangkan masalah mantan Jugun Ianfu. Masalah mantan Jugun Ianfu bukanlah masalah kecil yang mudah diselesaikan. Masalah Jugun Ianfu adalah masalah antar negara yang sudah berada dalam tataran internasional. Proses penyelesaiannya menyangkut hubungan kenegaraan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia. Bisa disimpulkan kalau masalah yang menyangkut kenegaraan bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan mudah dan harus mengalami proses panjang. Tuntutan yang diperjuangkan LBH Yogyakarta adalah apa yang menjadi tuntutan Mardiyem dan mantan Jugun Ianfu lainnya. Ketenangan hidup dan penghargaan sebagai manusia adalah apa yang sangat dibutuhkan mantan Jugun Ianfu. LBH Yogyakarta menuntut pemerintah Jepang meminta maaf atas semua perbuatan yang telah dilakukannya dimasa lalu, selain itu tuntutan pertanggung jawaban berupa dana santunan untuk mantan Jugun Ianfu juga harus diberikan pemerintah Jepang. 3 Dana santunan bukanlah sebuah upaya untuk mengejar rupiah, namun sebuah pertanggung jawaban dan penyesalan secara resmi dari pemerintah Jepang kepada mantan Jugun Ianfu. Adanya permintaan maaf dan dana pertanggung jawaban dari pemerintah Jepang diharapkan dapat mengobati luka masa lalu mantan Jugun Ianfu dan penerimaan kembali dari lingkungan masyarakat. 3 Budi Hartono & Dadang Julianto, op.cit, hlm

96 80 Fokus perhatian LBH Yogyakarta adalah bantuan hukum kepada mantan Jugun Ianfu. Setelah mengumpulkan data dari berbagai kalagan mengenai mantan Jugun Ianfu, LBH Yogyakarta mensosialisasikan masalah Jugun Ianfu melalui berbagai media masa dengan harapan akan mendapatkan tanggapan dan bantuan perjuangan dari berbagai kalagan. 4 Sampai tahun 1996 pemerintah Indonesia beum juga memberikan dukungan aktif mengenai masalah Jugun Ianfu. 5 Keadaan ini sangat berbeda jauh dengan nasib mantan Jugun Ianfu di negara lain, seperti di Korea Selatan dan Filiphina yang mendapatkan dukungan begitu besar dari pemerintahnya. Sepinya dukungan dari pemerintah Indonesia terhadap masalah Jugun Ianfu menyebabkan semakin berlikunya penanganan dan perjuangan dalam menuntut keadilan. Meskipun demikian namun LBH Yogyakarta tidak pernah patah semangat, perjuangan terus dilakukan bersama dengan Mardiyem sebagai koordinator mantan Jugun Ianfu. Dukungan untuk memperjuangkan masalah Jugun Ianfu memang sangat sedikit, namun perkara yang lebih penting adalah meyakinkan masyarakat sehingga bisa menerima bahwa keterlibatan mantan Jugun Ianfu dalam penjajahan Jepang adalah paksaan yang telah diorganisir pemerintah Jepang bukan tindakan bebas yang menjadi pilihan mereka. Aksi masa yang bertujuan untuk menyuarakan persoalan Jugun Ianfu guna mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan terdakang tidak mendapatkan ruang dari pemerintah. Pemerintah 4 LBH Yogyakarta adalah lembaga swasta yang membantu memperjuangkan hakhak mantan Jugun Ianfu. Sejak tahun 1993 lembaga ini membuka ruang pengaduan bagi mantan Jugun Ianfu. Berbagai informasi tentang Jugun Ianfu di Yogyakarta bisa didapatkan di kantor LBH Yogyakarta. Berita mengenai LBH Yogyakarta dijadikan tempat kajian Jugun Ianfu lihat lampiran 6, hlm Budi Hartono & Dadang Julianto, op.cit, hlm,

97 81 Indonesia lebih mementingkan hubungan diplomatik dengan pemerintah Jepang karena sejak zaman Orde Baru pemerintah Jepang telah menjadi donatur ekonomi Indonesia. Wakil Ketua Komisi III DPR RI SK Effendi SH, menegaskan bahwa masalah Jugun Ianfu cukup ditangani oleh pihak swasta. 6 Pemerintah Indonesia dalam keadaan kritis, untuk membela dan memperjuangkan masalah Jugun Ianfu pemerintah harus mengorbankan hubungan diplomatik dengan Jepang yang belum tentu bisa terjalin baik setelah itu. Pemerintah Indonesia lebih memilih untuk tidak ikut campur lebih dalam mengenai masalah Jugun Ianfu karena resiko besar dalam bidang ekonomi akan dihadapi pemerintah. Anggota parlemen Yogya DPRD tingkat I pada tahun 1993 menegaskan selama LBH Yogyakarta bisa menangani masalah Jugun Ianfu tidak perlu meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia, meskipun akan memberikan bantuan namun pemerintah tidak akan ikut campur secara langsung. 7 Penerimaan nasional terhadap Jepang sejak zaman Orde Baru cukup baik dan mendapat tempat terhormat. Jepang adalah negara yang memberikan investasi terbesar di Indonesia. Alasan ini yang menjadikan pemerintah Indonesia tidak ikut aktif berjuang dalam masalah Jugun Ianfu. Bilamana permasalahan Jugun Ianfu di tanggani oleh lembaga swasta seperti LBH Yogyakarta hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang akan teteap berjalan baik dan perjuangan Mardiyem untuk menuntut pemerintah Jepang akan berjalan dengan lembaga swasta. 6 Ibid., hlm hlm Kedaulatan Rakyat, 23 Maret 1993, dalam Budi Hartono & Dadang Julianto,

98 82 Tahun 1996 ketika Mardiyem dan Budi Hartono berkunjung ke Jepang dan mengadakan sebuah pertemuan, pemerintah Jepang tidak mengakui adanya Jugun Ianfu dari Indonesia. 8 Mantan Jugun Ianfu Indonesia di anggap pelacur oleh pemerintah Jepang. Sikap pemerintah Jepang tersebut sangat membuat mantan Jugun Ianfu Indonesia terpukul, LBH Yogyakarta menunjukan sikap tidak terima dengan sikap pemerintah Jepang tersebut. Dukungan protes terhadap pemerintah Jepang bermunculan dari mantan Jugun Ianfu dari Korea, Cina, Taiwan dan Filiphina. 9 Mereka melakukan demontrasi menuntut pemerintah Jepang bertanggung jawab atas apa yang diucapkan. Dukungan luar negeri juga datang dari CFR 10 yang memberikan bantuan dana kesehatan untuk sebagian mantan Jugun Ianfu. Sikap dunia internasional sebenarnya menganggap masalah Jugun Ianfu bukan masalah yang sepele. Antusiasme sebagian masyarakat Jepang dalam membantu menyelesaikan masalah Jugun Ianfu sama saja menjelek-jeleknya negaranya di mata internasional. Kritik terhadap negara terus di lakukan oleh masyarakat Jepang yang sadar akan kejahatan kemanusiaan yang menyangkut hak asasi manusia. 8 Ibid., hlm Ibid., hlm CFR (Citizens Fund for Redress World II Victims in Asia and The Pasific) adalah lembaga yang mengusahakan dana kesehatan untuk mantan Jugun Ianfu. CSR bekerjasama dengan LBH Yogyakarta dalam menyalurkan dana kepada mantan Jugun Ianfu. Berdasarkan data dari LBH Yogyakarta di tahun 1996 sebagian mantan Jugun Ianfu yang mendapatkan dana tersebut telah mempergunakanya untuk keperluan pemeriksaan kesehatan dan ada pula yang mendapatkan uang ganti pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan sebelum datangnya dana dari CSR. Besarnya dana yang diterima oleh mantan Jugun Ianfu berkisar antara Rp. 400 ribu. CSR sendiri baru memberikan dana bantuan sebesar Rp. 3 juta. Budi Hartono, Dadang Julianto, loc.cit.

99 83 Perjuangan LBH Yogyakarta dalam menangani masalah Jugun Ianfu sangat serius. Berkali-kali lembaga ini menuntut pemerintah Jepang untuk bertanggung jawab terhadap luka mantan Jugun Ianfu Indonesia yang kebanyakan warga Yogyakarta dan Jawa Tengah. 11 Desakan terus dilakukan kepada Jepang untuk meminta maaf secara resmi terhadap mantan Jugun Ianfu serta kepada pemerintah Indonesia. Hasil yang dicapai LBH Yogyakarta tidak seperti apa yang dibayangkan. Meskipun ada upaya permintaan maaf dan datangnya dana kompensasi dari pemerintah Jepang namun semua itu tidak penuh seperti apa yang telah dituntutkan oleh LBH Yogyakarta dan Mardiyem. Jepang juga membentuk lembaga swasta yang ditujukan untuk menangani masalah Jugun Ianfu. Lembaga non pemerintah yang dikenal dengan nama Asian s Women Fund didaulat pemerintah Jepang memberikan dana ganti rugi kepada mantan Jugun Ianfu. Tahun 1997 pemerintah Indonesia menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan AWF, dimana dalam kesepakatan tersebut dinyatakan bahwa AWF akan memberikan dana sebesar 380 juta Yen dan akan diberikan secara bertahap selam kurun waktu 10 tahun. 12 Bila mengikuti kesepakatan dengan AWF dana tersebut masih akan cair sampai tahun Dalam kenyataanya keberadaan dana dari AWF bukan saja tidak lancar, namun penyaluran dana yang dilewatkan melalui Departemen Sosial Indonesia tidak sampai kepada mantan Jugun Ianfu, dana tersebut rencananya akan dialokasikan untuk pembuatan panti jompo di daerah-daerah dimana Jugun Ianfu tinggal. 1997, hlm LBH Yogya Kembali Masalahkan Jugun Ianfu. Yogya Post. 3 September 12 Tahiro, op.cit, hlm. 125.

100 84 Tahun 2003 LBH Yogyakarta kembali didatangi ratusan Jugun Ianfu untuk mengadukan nasibnya, karena janji yang pernah mereka terima tidak juga terpenuhi. 13 Adanya dana santunan yang telah dijanjikan tidak juga diterima oleh mantan Jugun Ianfu. Dana dari AWF yang seharusnya diterima langsung untuk kesejahteraan mantan Jugun Ianfu malah dialokasikan untuk pembangunan panji jompo. Sebanarnya hampir sebagian besar Jugun Ianfu tidak mau dipindahkan untuk tinggal di panti jompo. Nasib Mardiyem dan mantan Jugun Ianfu lainya masih menyedihkan dan mereka harus menanggung derita yang berkepanjangan. Pemandangan yang lain dialami oleh mantan Jugun Ianfu di Taiwan, pemerintah Taiwan menyediakan tunjangan sebesar US $216 setiap bulan, dan sejak tahun 1997 dinaikan menjadi US $500 perbulan. Tidak hanya perasaan iri yang dirasakan mantan Jugun Ianfu di Yogyakarta, selain tidak mendapat dukungan dari pemerintah mereka juga tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah apalagi dana kesejahteraan. Dana AWF yang telah cair pada tahun 1997 namun tidak pernah jelas penggunaanya secara terperinci membuat konflik baru. Pihak LBH Yogyakarta dengan tegas menolak dan menuntut supaya AWF dibubarkan. 14 Lembaga swasta bentukan pemerintah Jepang ini dicurigai hanya sebagai dalih pemerintah Jepang dalam melepaskan diri dari tanggung jawab. Federasi Asosiasi Pengacara Jepang memberikan dukungan atas tindakan yang diambil LBH Yogyakarta, karena AWF dinilai melecehkan nasib mantan Jugun Ianfu. Jugun Ianfu berjuang untuk 13 Ibid., hlm Ibid., hlm. 124.

101 85 menuntut sebuah keadilan dan demi martabat bangsa, bukan pengemis yang sengaja meminta belas kasihan Jepang untuk memberikan dana santunan. Tahun 1997 LBH Yogyakarta tidak hanya menggugat supaya AWF dibubarkan, tetapi juga menuntut Inten Suweno selaku Menteri Sosial masa Orde Baru yang bertanggung jawab atas penggunaan dana dari AWF. 15 Dana yang diterima Inten Suweno dari AWF untuk mantan Jugun Ianfu tahap pertama tahun 1997 senilai Rp. 770 juta tidak ada penjelasan rician penggunaannya. 16 Kalaupun pengunaan dana tersebut untuk pembangunan atau rehabilitasi panti jompo harusnya ada rincian dana yang harus diketahui oleh mantan Jugun Ianfu karena dana tersebut adalah hak mereka. Sebenarnya banyak lembaga swadaya yang bisa menyalurkan dana tersebut termasuk LBH Yogyakarta. Biasanya LSM lebih bertanggung jawab dan tahu apa yang diharapkan masyarakat, karena mereka dekat dengan masyarakat kecil. Pemerintah yang seharusnya membantu mantan Jugun Ianfu tapi malah mempesulit dengan urusan birokrasi dan mudah diajak KKN. 17 Sebelum datang dana dari AWF pemerintah tidak pernah memperhatikan nasib mantan Jugun Ianfu yang kebanyakan hidupnya dibawah garis kemiskinan. Namun ketika ada bantuan dana dari AWF pemerintah tidak memberikan langsung kepada mantan Jugun Ianfu. 15 LBH Yogyakarta akan Gugat Mensos Rp. 5 Miliar. Kedaulatan Rakyat. 13 November 1997, hlm LBH Yogyakarta Desak MoU Mensos dan AWF soal Jugun Ianfu dibatalkan. Republika. 14 Agustus 1997, hlm KKN kepanjangan dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme. Dalam hal ini Menteri Sosial tidak pernah transparan dengan penggunaan dari yang diberikan oleh AWF.

102 86 Tahun 1999 pemerintah belum bisa menjelaskan alokasi dana dari AWF sebesar Rp. 770 juta tersebut. 18 Jarang sekali nasib rakyat kecil yang tertindas dibela dan diperjuangkan oleh pemerintah. Dimata hukum Indonesia mereka yang mempunyai tahta dan uang cenderung menang dalam persoalan hukum, begitupun sebaliknya. Tidak adanya kejelasan penggunaan dana kompensasi dari AWF semakin menambah luka mantan Jugun Ianfu. Sikap yang ditunjukan pemerintah Jepang cenderung menganggap enteng dan melecehkan persoalan Jugun Ianfu dari Indonesia. Tahun 1998 LBH Yogyakarta melayangkan surat kepada Sekjen PBB yang berisi tuntutan agar PBB memberikan sanksi kepada pemerintah Jepang karena telah melakukan kejahatan perang. 19 Permasalah kejahatan perang adalah permasalahan internasional yang menyangkut hak asasi manusia. Sebagai negara anggota PBB harusnya Jepang dan Indonesia bisa menyelesaikan permasalahan tersebut secara kenegaraan dengan PBB sebagai mediator. Kenyataan sampai sekarang di tahun 2015 tidak pernah ada diskusi antara pemerintah Jepang dan pemerintah Indonesia untuk mencari jalan tengah mengenai masalah Jugun Ianfu. Jalan tengah yang harusnya ditempuh adalah kesepakatan antara kedua negara mengenai penyelesaian masalah Jugun Ianfu dan hubungan diplomatik kedua negara harus dijaga dengan baik. Dengan demikian kedua negara tidak akan dirugikan dan dimata dunia internasional Jepang akan tampil sebagai negara yang bertanggung jawab. 18 Bagaimana Dana Ianfu dari Jepang. Jateng Post. 30 Oktober 1999, hlm Tahiro, op.cit, hlm. 124.

103 87 LBH Yogyakarta telah melakukan pendampingan penuh terhadap perjuangan Mardiyem. LBH Yogyakarta pernah mengirimkan surat pengaduan kepada presiden untuk meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap korban, mengirim surat kepada pemerintah untuk bantuan Diplomasi Kedubes Jepang supaya perdana mentri Jepang pada saat itu Ryu Taru Hashimotto bertanggung jawab, dan menghadiri undangan perdana mentri Jepang dalam menyelesaikan permasalahan mantan Jugun Ianfu yang menjadi tanggung jawab perdana menteri Jepang. Ketika mantan Jugun Ianfu berusaha bertemu dengan presiden Megawati Soekarno Putri LBH Yogyakarta juga melakukan pendampingan. Meskipun usaha tersebut gagal karena presiden sedang tidak berada didalam Istana Negara. Tahun 1997 Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta meluncurkan buku yang berjudul Derita Paksa Perempuan. 20 Buku tersebut merupakan bentuk pembelaan terhadap Jugun Ianfu Indonesia supaya masalahnya lebih terbuka secara nasional dan internasional. Dengan terbitnya buku tersebut rencana kedepannya akan dialih bahasakan dalam bahasa Jepang. Tujuannya supaya masyarakat Jepang mengetahui kebenaran masa silam sejarahnya. Tidak kalah penting untuk menegaskan kepada masyarakat luas bahwa Jugun Ianfu bukanlah pelacur tetapi budak seks masa penjajahan Jepang. Peluncuran buku Derita Paksa Perempuan berlangsung di hotel Santika Yogyakarta. Mardiyem sebagai salah satu mantan Jugun Ianfu merasakan kebanggan atas apa yang dilakukan Lembaga 20 LBH Yogyakarta akan Luncurkan Buku tentang Jugun Ianfu. Bernas. 13 November 1997, hlm. 3.

104 88 Bantuan Hukum Yogyakarta tersebut. Namun kesedihan tidak bisa ditutupi dari wajah Mardiyem. Langganan keteringnya berhenti di jalan karena masyarakat merasa jijik mengetahui masa lalu Mardiyem yang sebenarnya. 21 Masyarakat memandang sejarah masa lalu kehidupan Mardiyem sebagai perbuatan yang tercela. Kekejaman Jepang selama Perang Dunia II yang sangat biadab sampai sekarang belum bisa dilupakan masyarakat Indonesia. Sebagai bangsa yang pernah hidup dalam penjajahan kemerdekaan adalah tujuan utama. Meskipun sekarang Indonesia telah merdeka namun tidak semua rakyatnya merasakan kemerdekaan yang hakiki. Korban kekejaman penjajahan Jepang tidak bisa menghilangkan luka masa lalu dengan mudah. Luka yang dirasakan dimasa penjajahan akan dibawa sampai meninggal dunia. Adalah luka abadi yang di alami Mardiyem dan ratusan Jugun Ianfu yang mengadukan diri ke Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Masa muda yang terjajah dan dijadikan budak seks Jepang harus dialami Mardiyem beserta temantemannya. Sementara masa kemerdekaan menuntut mereka diam dan mengubur dalam-dalam luka karena dianggap aib bangsa. Sejarah bangsa Indonesia pun tidak mencantumkan Jugun Ianfu untuk diperkenalkan pada generasi berikutnya. Kami yang mengalami kekejaman tentara Jepang sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah RI yang menganggap sejarah kami sebagai aib. Apa salah kami, sejarah kami memang seperti itu dan harus dibuka dan diberitahukan kepada anak cucu kita bahwa perang itu biadab. Kalaupun jadi 21 Langganan Katering Saya Pun lari. Jawa Post. 15 November 1997, hlm. 6.

105 89 membuat panti jompo bagi kaum senasib Jugun Ianfu, saya yakin tidak ada yang menempati. 22 Dalam pelucuran buku Derita Paksa Perempuan persembahan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta tahun 1997, Mardiyem mengungkapkan kekecewaan yang mendalam. Selain tidak diaggap dalam sejarah bangsa Indonesia, pemerintah juga tidak memperhatikan nasib mantan Jugun Ianfu yang kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan. Tidak hanya luka batin yang dirasakan mantan Jugun Ianfu namun luka fisik harus dibawa di masa tuanya akibat kekejaman tentara Jepang. Mardiyem mengalami cacat kaki karena siksaan di asrama Telawang, salah satu kaki Mardiyem mengecil. 23 Luka tersebut mengiringi perjuangan Mardiyem bahkan sampai meninggal dunia. Sebagai pengacara yang menangani sekitar mantan Jugun Ianfu Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta menuntut pemerintah Jepang. Tuntutan tersebut berupa ganti rugi dan permintaan maaf secara personal kepada mantan Jugun Ianfu. 24 Tetapi justru pemerintah waktu itu menggunakan dana bantuan dari Jepang untuk rehabilitasi panti jompo. Kebijakan tersebut di ambil oleh Mentri Sosial Inten Suwono tanpa mempertimbangkan keinginan para mantan Jugun Ianfu. Budi Hartono sebagai pengacara mantan Jugun Ianfu menegaskan bahwa dana untuk panti jompo sudah ada dari pemerintah. Hal ini yang menjadikan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta meminta pertanggung jawaban dari Inten 22 Jawa Post, loc.cit. 23 Tahiro. op.cit, hlm Bagaimana Dana Ianfu dari Jepang. Jateng Post. 30 Oktober 1999, hlm 13.

106 90 Suweno terkait penggunaan dana Jugun Ianfu dari Jepang. Namun kenyataannya sampai sekarang belum ada rincian pertanggung jawaban penggunaan dana tersebut. Hingga saat ini saya masih sering menangis. hati saya hancur. Cita-cita dan cinta saya kandas. Apalagi bila mengingat orangorang Jepang waktu itu, dengan berbekal karcis yang mereka beli sebelumnya, dengan leluasa menikmati tubuh saya. Mereka antri, seperti mau nonton bioskop. Kalaupun ada uang atau dana dari Jepang berikan kepada saya dan teman-teman. Jangan di belokbelokan dan diberikan kepada panti jompo. Kami ini sudah lama menderita jadi kami mohon dengan sangat dukunglah perjuangan kami. 25 Luka masa lalu yang di rasakan Mardiyem dan Jugun Ianfu lainnya tidak bisa dilupakan sampai masa tuanya. Kekejaman tentara Jepang tidak hanya ketika menjajah bangsa Indonesia tapi juga memanfaatkan calo untuk menyediakan perempuan untuk dijadikan Jugun Ianfu. Alasan kuat untuk tidak memperjuangkan nasib Jugun Ianfu jelas di miliki pemerintah Republik Indonesia. Pada masa Orde Baru Jepang banyak memberikan bantuan ekonomi kepada pemerintah. Bantuan ekonomi tersebut berhasil menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi. Selain memberikan respon terkait masalah Jugun Ianfu seharusnya pemerintah membantu tidak terjebak dengan perjanjian perampasan perang yang ditandatangani dengan pemerintah Jepang. 26 Pemerintah punya kewajiban untuk membela para Jugun Ianfu, agar Jepang meminta maaf. Kita tidak ingin alasan ekonomi, terutama oleh fakta kuatnya investasi Jepang di Indonesia dijadikan alasan untuk menutupi kasus 25 Ny. Mardiyem: Mereka Antri Seperti Mau Nonton Bioskop. Wawasan. 15 November 1997, hlm Nasib Jugun Ianfu dan Ganti Rugi. Bernas. 17 November 1997, hlm. 8.

107 91 ini. 27 Anak cucu bangsa Indonesia dibisukan dengan sejarah yang sebenarnya, dalam buku pelajaran sejarah tidak di masukan bagaimana sejarah Jugun Ianfu. Kalaupun ada sejarah masa pendudukan Jepang masalah PETA, Heiho, Romusha lebih sering menjadi kajian. Tuntutan lain yang di layangkan Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta kepada pemerintah Indonesia adalah memasukan Jugun Ianfu kedalam buku pelajaran. Tuntutan ini berjuan supaya anak cucu kita mengetahui sejarah bangsa yang sebenarnya. Fakta sejarah adanya Jugun Ianfu ini, bukan suatu aib bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Para pelaku Jugun Ianfu umumnya menjalani profesi ini karena terpaksa, jadi tidak perlu ditutupi. 28 Selaku pengacara Jugun Ianfu Budi Hartono melakukan berbagai cara untuk mengkampanyekan dan menyuarakan sejarah yang sebenarnya. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak menuding mantan Jugun Ianfu sebagai pelacur dan aib bangsa. Masyarakat sekarang berhutang kepada masa lalu para Jugun Ianfu. Para Jugun Ianfu terpaksa mengorbankan harga diri dan rahim yang tidak seharusnya mereka alami. Pembelaan dari berbagai advokat di Indonesia terhadap Jugun Ianfu sebenarnya merupakan langkah nyata pembelaan terhadap perempuan. 29 Citra perempuan pada masa penjajahan sama sekali tidak ada harganya, dijadikan budak seks untuk kepentingan perang. Masyarakat masa itu belum menyadari sejauh mana pentingnya keberadaan perempuan. Padahal perempuan adalah penentu 27 Pemerintah harus Bela Jugun Ianfu. Solo Post. 15 November 1997, hlm Jugun Ianfu agar Masuk Kurikulum Pendidikan Sejarah. Republika. 15 November 1997, hlm Solo Post, loc.cit.

108 92 keberlangsungan bangsa, pemimpin-pemimpin bangsa lahir dari rahim perempuan. Bisa dibayangkan jika tidak ada perempuan, tidak akan mungkin sebuah bangsa dapat bertahan. B. Hasil Tuntutan yang Dicapai LBH Yogyakarta Jepang terkesan lari dari tanggung jawab atas apa yang dilakukan selama penjajahan di Indonesia. Pengakuan atas kekejaman Jepang masa penjajahan harus diakui langsung dengan permintaan maaf secara individual kepada mantan Jugun Ianfu. Dunia internasional telah mengakui kejahatan Perang Dunia II menyangkut pelanggaran hak asasi manusia perlu diselesaikan. Sebenarnya Jepang telah meminta maaf kepada mantan Jugun Ianfu, tetapi tidak secara kenegaraan. Masyarakat Jepang banyak yang mendukung perjuangan mantan Jugun Ianfu dan menyayangkan kejadian masa lalu yang telah dilakukan nenek moyangnya. Permintaan maaf dari Jepang telah beberapa kali di sampaikan oleh perdana menterinya. Tahun 1995 disampaikan perdana menteri Hashimoto dan di tahun 2001 disampaikan perdana menteri Junihiro Koizumi. 30 Pemerintah Jepang hanya menanggapi tuntutan Jugun Ianfu Indonesia sebatas permintaan maaf saja. 31 Tuntutan yang lain tidak diperhatikan oleh Pemerintah Jepang. Anggapan pemerintah Jepang bahwa masalah kompensasi sudah selesai ditahun Tahiro., op.cit, hlm Pemerintah Jepang telah memenuhi sebagian tuntutan mantan Jugun Ianfu dengan permintaan maaf yang dilakukan oleh perdana menteri Jepang. Itikad baik permintaan maaf pemerintah Jepang dapat dilihat pada lampiran 4, hlm. 105.

109 93 Pemerintah Indonesia telah menandatangani perjanjian perdamaian dan pemerintah Jepang sudah membayar dana ganti rugi perampasan perang. 32 Dapat disimpulkan alasan kuat pemerintah Indoneisa tidak membantu perjuangan mantan Jugun Ianfu karena kesepakatan perjanjian antar kedua negara. Seharusnya pemerintah Indonesia menyampaikan masalah ini kepada mantan Jugun Ianfu. Dan yang berkewajiban bertanggung jawab terhadap mantan Jugun Ianfu adalah pemerintah Indonesia. Sikap pasif terhadap keadaan mantan Jugun Ianfu bukan sikap yang seharusnya di tunjukan pemerintah Indonesia. Buku pelajaran Sekolah Dasar Kurikulum 2013 sudah menyinggung ada perempuan yang dijadikan budak seks masa Jepang dalam pembahasan sejarah pendudukan Jepang. Dalam buku tersebut tidak dijelaskan secara rinci mengenai Jugun Ianfu tetapi setidaknya pemerintah sudah mulai menjelaskan pada generasi muda tentang Jugun Ianfu. Keberhasilan ini merupakan kebanggan tersendiri bagi Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta. Peluncuran buku Derita Paksa Perempuan tahu 1997 menemui respon positif dari masyarakat. Buku karya Budi Hartono dan Dadang Juliantoro merupakan sebuah alat untuk menyampaikan sejarah yang sebenarnya kepada masyarakat Indonesia. Selain itu buku tersebut juga menambah kajian untuk generasi sekarang yang akan membahas sejarah Jugun Ianfu. Dari buku tersebut LBH Yogyakarta juga mendapatkan dana hasil penjualan buku, setidaknya dana tersebut bisa digunakan untuk mengganti dana operasional ketika LBH Yogyakarta membantu perjuangan mantan Jugun Ianfu. 32 Ibid,.

110 94 Datangnya dana kompensasi pada tahun 1997 dari AWF sebesar 2 juta yen bagi setiap mantan Jugun Ianfu merupakan hasil perjuangan dari tuntutan LBH Yogyakarta dan Mardiyem. 33 Rencananya dana tersebut di salurkan melalui Pemerintah Indonesia yang menunjuk Menteri Sosial Inten Suweno. Dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan panti jompo. Sedikit kebaikan Jepang tersebut merupakan bagian rekayasa dari pemerintah Jepang yang ingin lari dari tanggung jawab. Dana yang pernah cair di Indonesia seharusnya diberikan langsung kepada mantan Jugun Ianfu. Sekian lama para mantan Jugun Ianfu hidup susah dan banyak yang sakit-sakitan namun tidak diperhatikan oleh pemerintah. LBH Yogyakarta membantu pembuatan film dokumenter dari stasiun televisi Chukyo, Nagoya, Jepang pada tahun Berkat bantuan dari LBH Yogyakarta televisi Chukyo bisa mewawancarai Mardiyem. Dokumentasi yang di buat tentang kehidupan mantan Jugun Ianfu dan kekejaman tentara Jepang di Indonesia masa pendudukan. Tidak hanya itu film dokumenter tersebut menuai repon positif dari masyarakat Jepang. Tujuan LBH Yogyakarta membantu pembuatan film dokumenter ini untuk memberitahukan masyarakat Jepang terkait sejarahnya. Peluncuran buku yang berjudul Derita Paksa Perempuan oleh LBH Yogyakarta pada tahun 1997 merupakan satu hal penting dalam perjalanan sejarah mantan Jugun Ianfu. Melalui buku tersebut masyarakat dapat mengetahui kebenaran sejarah bangsa masa penjajahan Jepang. Bukan menghakimi mantan hlm Lagi, Mantan Jugun Ianfu Datangi LBH. Kedaulatan Rakyat. 9 Oktober 1997, 34 Banyak Tanggapan dari Rakyat Jepang. Yogya Post. 24 Juni 1997, hlm. 8.

111 95 Jugun Ianfu sebagai pelacur dan dianggap aib bangsa yang harus dikucilkan. LBH Yogyakarta juga dijadikan pusat kajian mengenai masalah mantan Jugun Ianfu. Sebagai lembaga swasta LBH Yogyakarta terus memperjuangkan nasib mantan Jugun Ianfu untuk mendapatkan tempat di masyarakat. Pengucilan dari masyarakat membuat luka psikis mantan Jugun Ianfu semakin bertambah dalam, masa lalu kelam yang telah dialami semasa penjajahan Jepang di asrama Telawang yang di bawa ribuan mantan Jugun Ianfu sampai akhir hayatnya. Keadaan tersebut jelas tidak adil bagi mantan Jugun Ianfu yang hidup penuh beban dan jauh dari perhatian. Perjuangan LBH Yogyakarta dalam menuntut pemerintah Jepang bertanggung jawab kepada mantan Jugun Ianfu sepertinya dilatar belakangi tujuan lain. Dana dari AWF yang diklaim harus disalurkan kepada mantan Jugun Ianfu melalui LBH mungkin akan menuai masalah baru. Uang selalu menjadi perdebatan diberbagai kalagan, sangat jarang orang bekerja tanpa memikirkan imbalan. Meskipun mengaku sebagaai lembaga swadana, namun dana operasional selama berjuang dengan mantan Jugun Ianfu juga tidak sedikit. Perjuangan menuntut keadilan seharusnya terus dilakukan sampai sekarang, sejak tahun 1993 perjuangan Mardiyem dan LBH Yogyakarta belum menemui puncak kemenangan. Indonesia yang telah berulang kali berganti presiden sejak zaman Orde Baru juga tidak pernah memasukan masalah Jugun Ianfu dalam perkara internasional. Sampai mantan Jugun Ianfu di Indonesia sudah berguguran lantaran tutup usia belum juga permasalahan ini terselesaikan dengan baik. Masa Orde Baru presiden Soeharto melalui Surat Menteri Sekertaris Negara

112 96 No. R.66/M.Sekneg/4/1997 tertanggal 4 April 1997 memberikan petunjuk supaya masalah Jugun Ianfu tidak perlu dibesar-besarkan. 35 Sampai sekarang prsiden Joko Widodo juga tidak pernah mengagendakan masalah Jugun Ianfu dalam hubungan luar negerinya. hlm Indonesia Menutup Mata Soal Jugun Ianfu. Kedaulatan Rakyat. 12 Maret 2015,

113 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: Jawaban rumusan masalah pertama, Jugun Ianfu di Yogyakarta muncul ketika masa penjajahan Jepang. Sebagian besar perekrutan calon Jugun Ianfu dilakukan melalui paksaan dan berbagai alasan. Jepang menunjuk calo untuk merekrut perempuan-perempuan Yogyakarta. Perempuan yang direktrut adalah perempuan cantik-cantik yang berusia tahun. Tawaran pekerjaan dan beasiswa yang dijanjikan para calo membuat perempuan Yogyakarta tergiur untuk berangkat ke Kalimantan. Tidak jarang para calo menyerahkan keluarga mereka, karena calo-calo tersebut juga belum mengetahui tujuan Jepang yang sebenarnya. Setelah menjalani proses panjang, perempuan Yogyakarta diberangkatkan ke Kalimantan, tepatnya di Telawang. Sampai disana mereka menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan janji sebelum berangkat, mereka ditempatkan dirumah bordil dengan pekerjaan khusus yaitu melayani orang-orang Jepang yang berada didaerah jajahan. Bertahun-tahun mereka hidup dalam belenggu rumah bordil, setiap hari tugas mereka melayani kebutuhan biologis lelaki Jepang. Penganiayaan sudah menjadi hal yang lumrah bagi perempuan-perempuan dirumah bordil kalau mereka melawan orang-orang Jepang yang menggunakan jasa mereka. Para perempuan yang bekerja dirumah bordil sebagai budak seks Jepang dikenal dengan Jugun Ianfu. Pekerjaan tersebut mereka jalani dengan penuh terpaksa sampai Indonesia merdeka, setelah kemerdekaan Indonesia sebagian dari mereka 97

114 98 kembali ke Yogyakarta. Aib dirumah bordil jarang diceritakan oleh mantan Jugun Ianfu kepada keluarganya. Mantan Jugun Ianfu memilih untuk menutup rapatrapat masa lalunya karena tidak ingin menambah beban keluarga. Jawaban rumusan masalah kedua, salah satu Jugun Ianfu yang berhasil kembali ke Yogyakarta adalah Mardiyem. Nasibnya sedikit lebih baik daripada teman-temannya yang lain, Mardiyem kembali ke Yogyakarta dan memiliki keluarga baru. Pernikahannya dengan Ahmad Mingun seorang yang ditemuinya di Kalimantan dikaruniai seorang anak laki-laki, jarang sekali mantan Jugun Ianfu yang bisa menikah dan dikaruniai keturunan karena kebanyakan rahim mereka rusak ketika menjadi Jugun Ianfu. Mardiyem mulai bekerja sebagai penjual kain dari pasar ke pasar, setelah suaminya meninggal Mardiyem harus bekerja keras untuk biaya hidup. Kehidupan harmonis yang dijalani Mardiyem berubah sejak tahun 1993, setelah dia mendaftarkan diri ke LBH Yogyakarta sebagai mantan Jugun Ianfu. Masyarakat menganggap Mardiyem sebagai pelacur dan dikucilkan lingkungan sekitarnya. Mardiyem mendedikasikan diri sebagai koordinator mantan Jugun Ianfu, dibantu LBH Yogyakarta Mardiyem menuntut pemerintah Jepang minta maaf kepada mantan Jugun Ianfu dan memberikan dana kompensasi. Tuntutan yang disuarakan Mardiyem bukanlah tuntutan murni pemikirannya, karena Mardiyem hanya sekolah sampai ongko loro, ditambah lagi keluarga Mardiyem hanya keluarga biasa. Mardiyem mencari dukungan dengan mengirimkan surat ke PBB, presiden Indonesia dan DPR RI namun jarang yang merespon. Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang sudah menandatangani

115 99 kesepakatan perampasan perang pada tahun 1995 dan semua masalah yang berhubungan dengan Perang Dunia II telah selesai. Jawaban rumusan masalah ketiga, LBH Yogyakarta adalah lembaga swasta yang membuka ruang pengaduan bagi mantan Jugun Ianfu. Budi Hartono adalah pengacara khusus menangani masalah mantan Jugun Ianfu, tugas utamanya mendampingi perjuangan Mardiyem dalam mencari dukungan sampai keberbagai kalagan. Mungkin pola pikir Mardiyem juga dipengaruhi oleh Budi Hartono dalam menuntut pemerintah Jepang. Surat-surat yang dikirimkan Mardiyem untuk berbagai pihak dalam mencari dukungan tidak mungkin ditulis oleh Mardiyem sendiri. LBH Yogyakarta adalah aktor dibalik layar yang memegang penuh kendali atas Mardiyem. Tuntutan LBH Yogyakarta supaya pemerintah Jepang minta maaf dan memberikan dana kompensasi kepada mantan Jugun Ianfu mungkin memiliki tujuan khusus untuk kepentingan lembaganya. Tuntutan Mardiyem sedikit direspon oleh orang-orang Jepang dengan datangnya dana santunan dari lembaga swasta bentukan Jepang yang bernama AWF. Tahun 1997 AWF memberikan dana santunan sebesar Rp. 770 juta lewat Inten Suweno untuk mantan Jugun Ianfu, sayangnya dana tersebut dialokasikan untuk pembuatan panti jompo. Datangnya dana dari AWF menjadi permasalahan baru bagi LBH Yogyakarta, karena dana terebut tidak diberikan langsung kepada mantan Jugun Ianfu, menurut LBH Yogyakarta seharusnya yang menyalurkan dana tersebut adalah pihaknya bukan menteri sosial. Permintaan maaf dari perdana menteri Jepang juga sudah didengar oleh mantan Jugun Ianfu ditahun Sebenarnya yang diinginkan LBH Yogyakarta adalah datangnya dana

116 100 kompensasi langsung dari pemerintah Jepang dan penyalurannya dilakukan oleh LBH Yogyakarta bukan oleh lembaga pemerintah yang tidak bertanggung jawab penuh kepada mantan Jugun Ianfu.

117 DAFTAR PUSTAKA Buku Arifin Bey. (1987). Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc. Bimo Walgito, (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. Budi Hartono A. & Dadang Juliantoro. (1997). Derita Paksa Perempuan: Kisah Jugun Ianfu pada Masa Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan bekerjasama dengan LBH Yogyakarta Yayasan Lapera Indonesia, dan The Ford Foundation. Cholid Narbuko & Abu Achmadi. (1997). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Tim Penyusun. (2015). Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UNY. Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak. Eka Hindra & Koichi Kimura. (2007). Momoye Mereka Memanggilku. Surabaya: Erlangga. George Ritzer. (2012). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Harry J. Benda. (1980). Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam di Indonesia pada masa Pendudukan Jepang. A.b The Cresent and Rising Sun Indonesian Islam under the Japanese Occupation PT Dunia Pustaka Jaya. Himawan Soetanto, dkk. (2009). Seri Sejarah Militer, Serangan Jepang ke Hindia Belanda pada Masa Perang Dunia II 1942: Perebutan Wilayah Nanjo. Jakarta: Pusjarah TNI. Tim Penyusun Pusat Kamus. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta. Bentang Pustaka. Leo Agung Sutimin. (2012). Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta: Ombak. 101

118 102 Gottschalk, Louis. (1986). Understanding History: A Primer Of Historical Method, a.b. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto. (2011). Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zama Republik Indonesia Jakarta: Balai Pustaka. Mohamad Roem, dkk. (2011). Tahta untuk Rakyat. Jakarta: Kompas Gramedia. Nugroho Notosusanto. (1984). Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Mega Book Store. (1971). Norma-Norma Dasar Pemikiran dan Penelitian, Jakarta: Dephan. Lom Piu Huen P, dkk. (2003). Sejarah Lisan di Asia Tenggara: Teori dan Metode. Jakarta: LP3ES. Pramodya Ananta Tour. (2001). Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Sardiman AM. Memahami Sejarah. (2004). Yogyakarta: Bigraf Publishing. Suwarno. (1994). Hamengkubuwono IX Dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta Yogyakarta: Kanisius. Suryanta Pamuji, dkk.(1998). Himpunan Informasi Sejarah Penyerbuan Kota Baru Yogyakarta dan Peristiwa-Peristiwa Penting di Yogyakarta Sekitar Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun Yogyakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Museum Benteng Yogyakarta. Tahiro. (2003). Sepak terjang Jepang di Indonesia. Jakarta: Lembaga Humaniora. Koran Bagaimana Dana Ianfu dari Jepang. Jateng Post. 30 Oktober Guru Jepang Akui Ada Kesalahan Sejarah. Kompas. Sabtu 22 Desember 2007.

119 103 Jepang tidak Bisa Serahkan Ganti Rugi pada Jugun Ianfu. Kedaulatan Rayat. 15 November Indonesia Menutup Mata Soal Jugun Ianfu. Kedaulatan Rakyat. 10 Maret Jugun Ianfu Mardiyem. Kompas. 23 Januari Kita Sudah Sakit-Sakitan Baru Datang. Jateng post.1 Januari Kompas. Rabu, 22 Januari Langganan Katering Saya Pun lari. Jawa Post. 15 November LBH Yogya Desak MoU Mensos dan AWF Soal Jugun Ianfu Dibatalkan. Republika. 14 Agustus LBH Yogya Jadi Pusat Kajian Yugun Ianfu. Kompas. 30 Oktober LBH Yogya Kembali Masalahkan Jugun Ianfu. Yogya Post. 3 September Mantan Jugun Ianfu Kirim Surat ke Sekjen PBB. Solo Post. 19 Februari Nasib Jugun Ianfu dan Ganti Rugi. Bernas. 17 November Pejuang Hak Jugun Ianfu Itu Meninggal Dunia. Kompas. Sabtu 22 Desember Pemerintah Harus Perhatikam Ianfu. Jateng Post. 13 Desember Pemerintah Harus Bela Jugun Ianfu. Solo Post. 15 November Pemimpin Mantan Jugun Ianfu Meninggal Berakhirkah Perjuangan Mardiyem. Kompas. 22 Desember Pengacara Jepang Natalan dengan Ianfu. Jateng Post. 13 Desember PM Jepang Minta Maaf? Depdiknas Janji Masukan ke Kurikulum. Radar Jogja, 22 Desember Ratapan dan Gelagak Emosi Ianfu. Pikiran Rakyat. 15 November RI diminta bekukan hubungan dengan AWF. Solo Post. 6 Februari 1999.

120 Bekas Jugun Ianfu Datangi LBH. Suara Merdeka, 14 Oktober Jurnal Mashyur Effendi. (1980). Tempat hak-hak Azasi Manusia dalam Hukum Internasional/nasional. Alumni. Majalah Ferry T. Indratno A. (1997). AWF Berikan Dana Santunan kepada mantan Jugun Ianfu. Adil. Simon Sudarman. (1999). Jugun Ianfu, Antara Perjuangan, Penghargaan dan Harapan. Hidup.

121 LAMPIRAN

122

123

124

125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penulisan sejarah wanita dapat dikatakan ketinggalan dari ilmu-ilmu sosial lain, seperti sosiologi dan demografi (Kuntowijoyo, 2003: 113). Hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan beberapa sumber literatur utama dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari kajian pustaka yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil yang analisis data yang diperoleh dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Jepang bukan hanya memanfaatkan sumber daya alam Indonesia saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1).

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat berlaku terhadap Negara Jepang (Suryohadiprojo, 1982:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik geografis suatu Negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa

Lebih terperinci

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra Disusun Oleh : Stephanie Kurnia Trihapsari C0204061 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DI MANGKUNEGARAN TAHUN

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DI MANGKUNEGARAN TAHUN PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DI MANGKUNEGARAN TAHUN 1908-1942 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

PERANAN TENTARA PELAJAR DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI KOTA MAGELANG TAHUN SKRIPSI

PERANAN TENTARA PELAJAR DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI KOTA MAGELANG TAHUN SKRIPSI PERANAN TENTARA PELAJAR DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI KOTA MAGELANG TAHUN 1948-1949 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

DAMPAK SOSIAL ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SERANG KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI

DAMPAK SOSIAL ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SERANG KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI DAMPAK SOSIAL ALIH FUNGSI LAHAN TERHADAP POLA KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA SERANG KECAMATAN KARANGREJA KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

FENOMENA KEHIDUPAN ANAK PEKERJA OJEK PAYUNG DI MALIOBORO SKRIPSI

FENOMENA KEHIDUPAN ANAK PEKERJA OJEK PAYUNG DI MALIOBORO SKRIPSI FENOMENA KEHIDUPAN ANAK PEKERJA OJEK PAYUNG DI MALIOBORO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) SKRIPSI

PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI ( ) SKRIPSI PERJUANGAN DIPLOMASI DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA MASA REVOLUSI (1946-1949) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 Berbagai upaya dikerahkan pemerintah Jepang agar mereka dapat tetap menduduki Indonesia. Beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN ( ) SKRIPSI

PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN ( ) SKRIPSI PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1965) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP)

PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP) PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TERPADU DI SMP NEGERI (STUDI KASUS PADA SMP NEGERI DI WILAYAH EKS. KOTIP KABUPATEN CILACAP) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO

PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO PANDANGAN TIGA TOKOH UTAMA WANITA TENTANG EMANSIPASI DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sasrjana Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN

PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN PERAN GURU SOSIOLOGI DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SEYEGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG NILAI-NILAI KEMANUSIAAN SKRIPSI

PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG NILAI-NILAI KEMANUSIAAN SKRIPSI PEMIKIRAN MAHATMA GANDHI TENTANG NILAI-NILAI KEMANUSIAAN SKRIPSI Oleh Safina Lukman Hakim NIM 100210302072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA MODAL POLITIK CALON KEPALA DESA PADA PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA NGEPOSARI TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun Guna Mememenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1) Pada Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN

DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN DAMPAK SOSIO KULTURAL MASYARAKAT DUSUN KREBET SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PERDESAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) merupakan bagian periode yang penting menyangkut bangsa Indonesia. Pada masa tersebut telah

Lebih terperinci

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUK SKRIPSI

REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUK SKRIPSI REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA FAROUK SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI SKRIPSI

PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI SKRIPSI PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI 1949-1950 SKRIPSI Oleh LIKNAWATI NIM. 090210302045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

INTERAKSI SISWA DIFABEL DAN NON-DIFABEL DI SEKOLAH INKLUSIF MAN MAGUWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI

INTERAKSI SISWA DIFABEL DAN NON-DIFABEL DI SEKOLAH INKLUSIF MAN MAGUWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI INTERAKSI SISWA DIFABEL DAN NON-DIFABEL DI SEKOLAH INKLUSIF MAN MAGUWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BENTUK SOLIDARITAS PADA KELOMPOK SOSIAL PENGRAJIN GERABAH DI DESA WISATA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

BENTUK SOLIDARITAS PADA KELOMPOK SOSIAL PENGRAJIN GERABAH DI DESA WISATA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN BENTUK SOLIDARITAS PADA KELOMPOK SOSIAL PENGRAJIN GERABAH DI DESA WISATA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional

Lebih terperinci

ANALISIS KECAKAPAN SOSIAL DAN PERSONAL SISWA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SALEM KABUPATEN BREBES SKRIPSI

ANALISIS KECAKAPAN SOSIAL DAN PERSONAL SISWA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SALEM KABUPATEN BREBES SKRIPSI ANALISIS KECAKAPAN SOSIAL DAN PERSONAL SISWA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 1 SALEM KABUPATEN BREBES SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

HIMBAUAN PEMAKAIAN JILBAB SISWI MUSLIM DALAM UPAYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA SKRIPSI

HIMBAUAN PEMAKAIAN JILBAB SISWI MUSLIM DALAM UPAYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA SKRIPSI HIMBAUAN PEMAKAIAN JILBAB SISWI MUSLIM DALAM UPAYA PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DI SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan Restorasi Meiji di Jepang yang berdampak pada proses modernisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendudukan Jepang di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian politik imperealismenya di Asia Tenggara. Kedatangannya di Indonesia merupakan bagian dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua yang harus dijaga, dilindungi dan diberi kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SISWA DI KULON PROGO

UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SISWA DI KULON PROGO UPAYA POLISI DALAM MENANGGULANGI PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN OLEH SISWA DI KULON PROGO Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

PERANAN SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DALAM PERANG PALEMBANG 1819 SKRIPSI

PERANAN SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DALAM PERANG PALEMBANG 1819 SKRIPSI PERANAN SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II DALAM PERANG PALEMBANG 1819 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

EKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

EKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI EKSISTENSI KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MEMPERTAHANKAN BENTUK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MEMPERTAHANKAN BENTUK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MEMPERTAHANKAN BENTUK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 1950 SKRIPSI Oleh Ika Tri Diyanti NIM 070210302092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO SLIDESHOW

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO SLIDESHOW PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO SLIDESHOW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SEMESTER II SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1KALASAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemerdekaan adalah jembatan emas menuju masyarakat adil dan makmur. 1 Sejarah kemerdekaan suatu negara merupakan sejarah bagi bangsa dalam mendapatkan hak atas negaranya

Lebih terperinci

Disusun oleh : Ika Candra Nugraheni

Disusun oleh : Ika Candra Nugraheni UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SIKAP MENGHARGAI PENDAPAT ORANG LAIN MELALUI TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 SAPTOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

KONTROL SOSIAL ORANG TUA TERHADAP DAMPAK PERMAINAN PLAYSTATION

KONTROL SOSIAL ORANG TUA TERHADAP DAMPAK PERMAINAN PLAYSTATION KONTROL SOSIAL ORANG TUA TERHADAP DAMPAK PERMAINAN PLAYSTATION PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN NGLAWISAN, DESA TAMANAGUNG, KECAMATAN MUNTILAN, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan telah banyak diketahui oleh masyarakat. Itu semua tak lepas dari peran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

KASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA ( )

KASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA ( ) LAPORAN PENELITIAN KASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA (1979-2013) Oleh: MUDJI HARTONO DANAR WIDIYANTA RIRIN DARINI PENELITIAN INI DIBIAYAI DENGAN DANA DIPA FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA PANGGELDLANGU, BUTUH, PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA REMAJA TERHADAP INTERAKSI DALAM KELUARGA DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA REMAJA TERHADAP INTERAKSI DALAM KELUARGA DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI DAMPAK PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA REMAJA TERHADAP INTERAKSI DALAM KELUARGA DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Prasyaratan

Lebih terperinci

MOTTO. Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu (Boileau)

MOTTO. Sebelum menulis, belajarlah berpikir dulu (Boileau) ii iii iv MOTTO Seseorang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan (Nabi Muhammad SAW) Sebelum menulis, belajarlah

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN NARASI BERBAHASA JAWA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEJAGOAN SKRIPSI

ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN NARASI BERBAHASA JAWA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEJAGOAN SKRIPSI ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF PADA KARANGAN NARASI BERBAHASA JAWA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PEJAGOAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1). 17 III. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan langkah penting karena metode dapat menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian. Metode berasal dari bahasa Yunani methodos berarti

Lebih terperinci

RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM

RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM RAGAM BAHASA REMAJA DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI oleh ELIA PUTRI MAHARANI NIM 070210402091 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK PAIRED STORYTELLING

IMPLEMENTASI TEKNIK PAIRED STORYTELLING IMPLEMENTASI TEKNIK PAIRED STORYTELLING (BERCERITA BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 SEWON TAHUN AJARAN 2012-2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SMP NEGERI YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI

KINERJA GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SMP NEGERI YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI KINERJA GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SMP NEGERI YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI

PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1 IMOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1 IMOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA N 1 IMOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi dalam masyarakat. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami lawan jenisnya

Lebih terperinci

EKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

EKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI EKSISTENSI PENAMBANG BATU KAPUR DI DESA BEDOYO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PRODUK DISTRO SEBAGAI BENTUK PENEGASAN IDENTITAS DIRI DI KALANGAN SISWA SMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN PRODUK DISTRO SEBAGAI BENTUK PENEGASAN IDENTITAS DIRI DI KALANGAN SISWA SMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN PRODUK DISTRO SEBAGAI BENTUK PENEGASAN IDENTITAS DIRI DI KALANGAN SISWA SMA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG.

PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG. PERBEDAAN METODE INQUIRY DAN METODE CERAMAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 1 AJIBARANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI

PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA 1900-1942 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

K.H MUNTAHA AL HAFIDZ DAN PONDOK PESANTREN AL-ASY ARIYAH KALIBEBER SKRIPSI

K.H MUNTAHA AL HAFIDZ DAN PONDOK PESANTREN AL-ASY ARIYAH KALIBEBER SKRIPSI K.H MUNTAHA AL HAFIDZ DAN PONDOK PESANTREN AL-ASY ARIYAH KALIBEBER 1950-2000 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOPHILIA) MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH: AWALIA META SARI NIM. 3222113006 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VCD PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN 1948-1961 SKRIPSI Oleh : Evi Ristiyanti NIM. 070210302077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN INSTITUSIONAL DI UPT BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN INSTITUSIONAL DI UPT BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI PELAKSANAAN PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN INSTITUSIONAL DI UPT BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN MENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPA 2 SMA N 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2011/2012 MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS PELAJAR SMP SE- KECAMATAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COLLEGE BALL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS KELAS VIIIB SMP N 1 REBAN BATANG SKRIPSI

PENGGUNAAN METODE COLLEGE BALL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS KELAS VIIIB SMP N 1 REBAN BATANG SKRIPSI PENGGUNAAN METODE COLLEGE BALL DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS KELAS VIIIB SMP N 1 REBAN BATANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI. Oleh

KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN SKRIPSI. Oleh KEPEMIMPINAN SULTAN HAMENGKU BUWONO IX DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME DI WILAYAH YOGYAKARTA TAHUN 1942-1949 SKRIPSI Oleh Gandung Wirawan NIM 060210302300 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) MINASARI DI DUSUN BEJI, SUMBERAGUNG, JETIS, BANTUL SKRIPSI

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) MINASARI DI DUSUN BEJI, SUMBERAGUNG, JETIS, BANTUL SKRIPSI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) MINASARI DI DUSUN BEJI, SUMBERAGUNG, JETIS, BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

IDENTITAS SOSIAL JOGJA SLALOM SKATE COMMUNITY (JOGLOS) SKRIPSI

IDENTITAS SOSIAL JOGJA SLALOM SKATE COMMUNITY (JOGLOS) SKRIPSI IDENTITAS SOSIAL JOGJA SLALOM SKATE COMMUNITY (JOGLOS) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci