Pengaruh Ulama Dalam Politik di Negara Muslim:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Ulama Dalam Politik di Negara Muslim:"

Transkripsi

1 Pengaruh Ulama Dalam Politik Di Negara Muslim: Hasbi Aswar, Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia Abstract: The main argument of this paper is Islam and ulama has a big role in Islamic Society. Ulama has a political power on its high cultural position in Islamic Society. Thoroughout the history, ulama can be legitimizing actor to the stabilization of government, or delegitimizing power which can lead big change or revolution in political system. The big political potentiality of ulama become one source of stabilizing factor in the state of Saudi Arabia. From the beginning of this country ulama and the king, has an eternal deal that both of them will support each other to run Saudi kingdom. This study will elaborate the role of ulama in Islamic Countries then will focus on the kingdom of Saudi Arabia. The reality of ulama in Saudi politics is, they become one very important factor to stabilizing Saudi Arabian politics, it is shown from many political events within this kingdom. Keyword: Ulama, Islamic State, Politics, Saudi Arabia, A. Pendahuluan Dalam kajian hubungan internasional mainstream, agama tidak sama sekali menjadi sebuah isu yang penting sehingga kajian mengenai hubungan internasional didominasi oleh perspektif atau pemahaman kapabilitas material (material capability). Perspektif ini menurut Hurd (2008) JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

2 merupakan perspektif bermasalah dan dampaknya adalah menjadikan kajian hubungan internasional tidak relevan dalam menganalisis persoalan- persoalan politik internasional kontemporer yang bermotifkan agama seperti munculnya fundamentalisme agama, konflik internasional, keamanan nasional dan kebijakan luar negeri seperti peristiwa 9/11 WTC, fenomena al-qaeda, perjuangan Hamas melawan Israel, politik Luar negeri Iran & Saudi dsb. (Hurd, 2008: 1). Hal yang sama juga dikatakan oleh Fox (2008) bahwa teori-teori dasar dalam hubungan internasional seperti, realisme, liberalisme, konstruktivisme, English School dan Marxisme gagal menjadikan agama sebagai kajian untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa politik internasional yang terjadi (Fox, 2008: 273). Menurut Hurd & Fox, problem yang mendasari kegagalan teori-teori mainstream tersebut berangkat dari mitos Perjanjian Westhpalia, 1648 yang menyepakati privatisasi dan marjinalisasi agama. Agama bukanlah variable penting dan keberadaannya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap politik Internasional. Bahkan dalam para ilmuwan sosial seperti Marx, John Stuart Mill, Max Weber, Freud, Comte dan Durkheim, kemunculan dunia modern atau perspektif modern (sekuler) adalah akibat dari kegagalan atau keruntuhan agama sebagai sebuah kekuatan sosial dan politik. Akibat pemahaman inilah, sehingga agama menjadi sangat termarjinalkan hingga akhirnya diprivatisasi dan diganti dengn teori modernisasi atau sekulerisasi (Hurd, 2008: 3; Fox, 2008: 274). Untuk mengurai kegagalan teori-teori mainstream, menurut Hurd, pertama kali yang harus dilakukan adalah membongkar fenomena pemisahan antara agama dan politik versi para sekularis yang selama sudah ini dianggap wajar, taken for granted. Pemisahan tersebut, menurut Hurd, bukanlah sesuatu yang tetap, fixed, tapi adalah hasil dari konstruksi sosial dan historis (Socially and historically constructed). Sekulerisme ini merupakan sebuah kondisi ideologis yang mengarahkan dan memaksa para teoritis untuk mendeskripiskan dan mengobjektifkan proses pemisahan agama dan politik tersebut (Hurd, 2008: 1). Agama berpengaruh terhadap hubungan internasional bisa dilihat dalam beberapa aspek. Pertama, bahwa agama bisa menjadi sumber legitimasi bagi aktor pembuat kebijakan atau para penentangnya baik secara domestik maupun internasional. dalam negara yang memiliki identitas keagamaan JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

3 tertentu, maka setiap pemimpin akan menjadikan identitas agamanya worldview yang akan membatasi setiap perilakunya dan secara otomatis agama itulah yang akan menjadi legitimasi setiap perbuatannya. Atau dalam kasus yang lain, sebuah negara yang mayoritas masyarakatnya cenderung memiliki identitas agama yang relatif homogen, maka akan sangat berpengaruh terhadap proses pembuatan kebijakan pemimpinnya. Kedua, beberapa isu dan konflik yang berlandaskan agama bisa bersifat lintas batas, cross border dan menjadi isu internasional. Banyak kasus dimana negara-negara melakukan intervensi atau terlibat dalam penanganan konflik karena didorong oleh kesamaan agama, seperti keterlibatan negara-negara muslim dalam membantu Palestina. Begitupun juga, konflik-konflik yang bermotif agama di sebuah wilayah bisa menginspirasi konflik di wilayah yang lain. Terakhir, munculnya fenomena transnasionalisme Islam yang memiliki tujuan mengubah sistem dunia yang sekuler menjadi Islam (Fox & Sandler, 2004: )). Dalam tulisan ini penulis akan fokus menulis mengenai pengaruh Islam dalam politik di negara-negara muslim. Fokus pada peran ulama sebagai aktor utama dalam Islam yang memiliki otoritas yang bisa memutuskan nilai sebuah perbuatan sesuai dengan Islam atau tidak. Tulisan ini akan mengkaji secara umum kecenderungan peran ulama di dalam politik di negara-negara mayoritas muslim saat ini. Kemudian, akan mengambil kasus peran ulama dalam politik di negara Arab Saudi. B. Islam dan Politik di Negeri Muslim Di negara-negara muslim, salah satu poin yang paling penting dan berpengaruh dalam proses pembuatan kebijakan adalah faktor identitas yaitu identitas Islam dan atau identitas Arab bagi negara-negara Arab. Namun besaran pengaruhnya tergantung atas kuat tidaknya identitas tersebut dalam struktur negara, jika identitas itu kuat maka akan rezim yang berkuasa di negara tersebut akan senantiasa menjaga kebijakan-kebijakanya sejalan dengan identitas tersebut (hinnebusch, 2003: 93). Dalam banyak kasus dan peristiwa di regional Timur Tengah, identitas sangat berpengaruh dalam proses politik di negara-negara tersebut. Misalnya, salah satu alasan fundamental mayoritas negara-negara di Timur Tengah tidak berani melakukan hubungan diplomatik dengan Israel adalah karena persepsi atau opini publik mayoritas masyarakat Islam di Timur Tengah anti Israel. Jika negara-negara Timur Tengah memilih untuk bekerjasama dengan Israel JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

4 maka bisa mengancam stabilitas politik negara tersebut. Peristiwa yang lain termasuk, Revolusi Islam Iran, 1979 yang sangat kental membawa sloganslogan Islam sebagai kunci mobilisasi massa untuk meruntuhkan rezim dan sistem Shah saat itu. Identitas Islam atau Arab bagi negara-negara Islam di Timur Tengah bahkan lebih bermakna daripada identitas kenegaraan mereka. Seperti solidaritas Kurdi yang melintas batas negara Iraq, Turki, Iran dan Suriah, Dakwah Syiah Iran di Timur Tengah yang didukung oleh komunitas Syiah diseluruh Timur Tengah termasuk solidaritas Syiah di Suriah yang membawa Iran dan Hizbullah terlibat dalam perang Suriah. Signifikansi identitas Islam sebagai faktor berpengaruh di negera-negara muslim di Timur Tengah ditentang oleh Fred Halliday (2005). Menurutnya, berbagai peristiwa di Timur Tengah sebenarnya motifnya bukanlah motif ideologis, normatif atau berkaitan dengan identitas tertentu namun murni peristiwa yang terjadi adalah peristiwa politik, untuk kepentingan politik tertentu. Seperti revolusi Iran yang kental dengan nuansa ideologis namun dalam beberapa kasus seperti Chechnya, kashmir dan Sinjiang, komitmen ideologis Iran menjadi tidak kelihatan dengan alasan untuk menjaga hubungan dengan Rusia, India dan China. Begitu juga dengan bantuan dana yang besar dari Arab Saudi ke Mesir untuk memutuskan hubungan dengan Soviet dengan alasan identitas, namun tidak bisa mencegah Mesir untuk menjalin hubungan damai dengan Israel Ideologi atau identitas penting menurut Halliday, namun hanya sebagai instrumen negara untuk mencapai kepentingan politiknya. Ideology is a factor in foreign policy, but as an instrument of state, as much as it is an independent limit on what the state does (Halliday, 2005: 65-66). Agak Sulit untuk bisa memilih perilaku sebuah aktor yang mengatasnamakan identitas tertentu seperti Islam untuk mengatakan bahwa perilaku mereka adalah karena pengaruh identitasnya atau hanya menjadikan Islam sebagai topeng untuk kepentingan politik tertentu. Namun, dalam argumen yang dibangun oleh Fox dan Sandler (2004), identitas agama bisa sangat berpengaruh terhadap politik luar negeri sebuah negara, baik itu karena negara tersebut beridentitaskan agama tertentu sehingga pemimpinnya harus patuh pada identitas tersebut, ataukah mayoritas masyarakat di negara tertentu menganut agama (Islam) sehingga JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

5 pemimpinnya sangat memperhatikan faktor Islam terhadap seluruh kebijakannya. C. Ulama dalam Politik Membahas mengenai politik di negeri yang mayoritas menganut muslim maka ulama menjadi aktor penting yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ulama dalam masyarakat muslim memiliki posisi yang sangat tinggi. Ulama diyakini sebagai pewaris para nabi dan memiliki kedalaman ilmu yang berkaitan dengan Islam baik ilmu al-quran, hadits dan cabang-cabang ilmu Islam lainnya. Dalam sejarah Islam, ulama memiliki posisi yang penting dalam berjalannya negara. Ulama sebagai satu-satunya yang diyakini mampu menafsirkan ajaran-ajaran Islam dan hukum-hukumnya menjadikan posisinya sangat tinggi. Ulama bukanlah sebuah jabatan tertentu yang diangkat secara resmi namun, jabatan yang disematkan atasnya atas capaian keilmuan yang didapatkannya. Dalam negara Islam masa lalu, ulama menjadi balance of power penyeimbang kekuasaan pemerintah. Keberadaan ulama dalam negara menjadi pengontrol penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Penguasa dalam negara Islam wajib untuk menjalankan aturan Islam dalam setiap kebijakannya, ulama menjamin supaya penguasa tetap berada di jalan tersebut. Ulama memang tidak memiliki kekuatan untuk menjatuhkan penguasa jika penguasa melenceng dari ajaran Islam. Namun posisi ulama sebagai panutan bagi masyarat dan simbol pengikat bagi masyarakat menjadikan ulama mampu mengubah rezim yang berkuasa dengan cara mempengaruhi ketaatan masyarakat terhadap penguasa melalui fatwa dan ajaran-ajarannya (Feldman, 2008: 29-31). Fungsi ulama disini menurut Hatina adalah pengendali opini publik dan perwakilan informal bagi masyarakat. Disamping fungsi kontrol terhadap pelaksanaan ajaran penguasa ulama juga memiliki kemampuan sebagai stabilisator dan kekuatan penengah dalam masyarakat termasuk antara penguasa dan rakyat. Perubahan peran ulama terjadi di negara-negara muslim saat masuknya proses modernisasi. Para ulama yang dahulunya memegang posisi-posisi penting sebagai pengendali sistem pendidikan, hukum dan opini publik berubah dengan pengadopsian struktur pemerintahan modern oleh pemerintah. Pengadopsian sistem negara modern mereduksi peran ulama menjadi sebatas hanya di lingkungan keluarga atau personal saja. begitu JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

6 juga, peran sebagai pengendali opini publik dan pengendali sistem pendidikan berubah dengan masuknya media surat kabar dan sistem pendidikan modern. Ulama menjadi kehilangan monopoli atau otoritas terhadap ilmu pengetahuan. Bahkan kapasitas ulama sebagai simbol identitas, dan legitimasi terkadang hanya menjadi alat (rubber stamp)untuk kebijakan penguasa untuk melawan oposisi atau musuh-musuhnya (Hatina, 2010). Berkaitan dengan degradasi peran ulama dalam kekuasaan Islam digambarkan oleh Feldmen bahwa: The core claim for continuity relies on a set of related observations. First, in the traditional Sunni constitutional order, the shari a was a transcendent, divine source of law interpreted exclusively by the scholars; but in the late Ottoman period, and in the constitutional orders that prevailed through most of the Sunni world after World War I, the shari a became instead a set of rules defined and applied by authority of the state. In many cases, the jurisdiction of the shari a shrank to encompass only matters of family law. Second, the scholars went from quasi-autonomous keepers of the law to, at best, dependent state functionaries. At worst, the scholars turned into purely religious figures irrelevant to adjudication or to governance more generally. Third, as a result of the first two changes, the scholars ceased to be necessary to legitimate the existing government. (Feldmen, 2008: 81) Setelah mendeskripsikan secara panjang lebar dalam tulisannya berkaitan dengan dinamika ulama dalam kekuasaan Islam hingga di abad modern. Feldmen menyimpulkan, bahwa sejak masuknya pengaruh sistem konstitusi modern dalam kekuasaan Islam, hukum syariah hanya tinggal menjadi seperangkat aturan yang diterjemahkan dan dilaksanakan oleh otoritas negara, bahkan syariah hanya dibatasi hanya sebagai hukum keluarga. Para ulama yang dahulunya independen terhadap kekuasaan dan menjadi pengawas kekuasaan, balancing of government power, kini menjadi agen kekuasaan yang terikat oleh otoritas penguasa dan suara mereka hanya menjadi instrumen legitimasi kebijakan-kebijakan pemerintah. Ulama yang dahulunya dipahami sebagai motor bagi masyarakat, pengendali opini publik, penengah antara masyarakat dan penguasa, berubah menjadi figur atau simbol keagamaan semata yang tidak ada hubungannya dengan kekuasaan atau pemerintahan. JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

7 Meski terdapat perubahan posisi ulama dalam negara-negara muslim modern saat ini namun, posisi tradisional ulama dalam masyarakat bersifat tetap dan tidak berubah. Ulama tetap menjadi sumber penting pengetahuan masyarakat dan karenanya tetap memiliki posisi strategis dalam aspek politik di tengah-tengah masyarakat. Ulama akan tetap menjadi pemberi legitimasi terhadap berjalannya pemerintahan dan menjaga stabilitas pemerintahan. Sebaliknya ulama juga bisa menjadi pemimpin atau garda terdepan dalam pemberontakan dan revolusi melawan penguasa (Gibreel, 2001). Peran ulama di era kontemporer bisa dilihat dalam banyak peristiwa politik yang terjadi di dunia Islam seperti pada revolusi Iran 1979 yang dimotori oleh Ayatollah Khomaeni seorang sosok ulama Syiah yang kharismatik. Kemudian sebuah kudeta militer tahun 1989 di Sudan yang didukung penuh oleh Ulama yang mengangkat Omar al-bashir sebagai presiden yang menggantikan Sadiq al-mahdi. Juga, peristiwa kematian seorang jurnalis dan penulis Mesir, Farag Fouda, tahun 1992 adalah akibat dari fatwa ulama al-azhar mengenai Fouda yang dianggap sekuler dan musuh Islam. Pembunuh Fouda mengakui bahwa perbuatannya adalah pengaruh dari fatwa al-azhar tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebut menggambarkan peran ulama sebagai oposisi terhadap penguasa, legitimasi politik, dan pengendali opini publik. D. Ulama dan Politik di Kerajaan Arab Saudi Hubungan antara ulama dan penguasa pemerintah saudi merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Ulama membutuhkan kekuasaan pemerintah Saudi untuk menyebarkan dan menjaga ajaran-ajaran Islam aliran Wahhabi dan pemerintah Saudi membutuhkan ulama untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan memberikan fatwa-fatwa terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Saudi. Dalam pandangan Leigh Nolan (2011), secara historis keluarga kerajaan Saudi mendapatkan legitimasi dalam menjalankan kebijakan-kebijakan politiknya berasaskan pada beberapa hal yakni, kesukuan, histori dan agama. Menurutnya legitimasi dari agama menjadi pokok terpenting dari ketiga poin tersebut dan juga yang paling problematik. Hubungan Agama dan kekuasaan Saudi menurut Nolan bagaikan pedang bermata dua yang JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

8 mana jika salah satu bermasalah maka akan mempengaruhi atau menggoyang yang lain. Hubungan antara penguasa Saudi dan Ulama wahhabi telah terjalin sejak sebelum berdirinya kerajaan tersebut yaitu sekitar abad 18 tahun 1744 atau Saat itu telah terjadi kesepakatan antara Abdullah Ibnu Saud penguasa suku di wilayah Di`iyyah dengan Abdullah ibnu Abdil Wahhab seorang ulama yang terkenal di Nejd penganut Mazhab Hanbali yang memiliki sikap keras terhadap praktek-praktek bid`ah dan kesyirikan. Keduanya bersepakat untuk membangun sebuah kekuasaan untuk memperjuangkan dan menyebarkan paham keagamaan wahhabi. Setelah kesepakatan tersebut keduanya bahu membahu menyebarkan kekuasaan ibnu Saud dan aliran Wahhabi di seantero Jazirah Arab. Hal ini berakibat pada munculnya permusuhan kekuasaan ibnu Saud dan kekuasaan Utsmani di Turki dan melahirkan peperangan antara kedua belah pihak. Namun, semakin merosotnya kekuasaan Utsmani khususnya pada perang dunia satu membuat kekuasaan Saudi menjadi semakin kuat dan akhirnya mendeklarasikan kerajaan Arab Saudi tahun Dalam sejarah panjang kekuasaan Saudi hingga deklarasi, ulama duduk di posisi yang penting sebagai penjaga pemerintahan Saudi walaupun ada banyak yang meninggal dan terusir akibat dari perang yang panjang dengan kekuasaan Turki Usmani. Posisi ulama Saudi berubah seiring dengan masuknya ide-ide modernisasi dalam struktur pemerintahan Saudi. Pembentukan kementeriankementerian menjadikan fungsi politik Ulama menjadi berkurang bahkan ulama masuk dalam bagian dari struktur negara tersebut dengan hanya bertanggung jawab pada bidang-bidang tertentu yang berkaitan dengan aktifitas keagamaan semata seperti dakwah, pendidikan dan peradilan. Sementara untuk kebijakan publik, pemerintah memiliki kewenangan penuh untuk membuat kebijakan. Sebagai wadah kordinasi antara pemerintah Saudi dan para ulama, tahun 1971 kerajaan membentuk dewan ulama senior (Hay`At Kibar Al- `Ulama) yang dipimpin oleh seorang mufti besar, dalam perjalanan politik Saudi lembaga inilah yang banyak mendukung kebijakankebijakan pemerintah Saudi dan menjadi lembaga kontra opini terhadap kelompok-kelompok oposisi di dalam masyarakat Saudi. Lembaga inilah yang memiliki otoritas keagamaan dan pembuat fatwa di Saudi. JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

9 Menurut Madawi Rasheed (2007), terdapat 3 mekanisem penting yang menjadi instrumen ulama senior dalam menjaga stabilitas politik di kerajaan Saudi yaitu, penggunaan konsep hijrah (migration), takfir (excommunication) dan Jihad. Pertama, Konsep Hijrah digunakan oleh para ulama Saudi untuk mengajak kaum muslim di luar wilayah Saudi untuk berpindah atau bermigrasi ke wilayah Saudi sebab wilayah lain, termasuk wilayah Utsmani, sudah dianggap wilayah kafir yang harus ditinggalkan. Termasuk tidak bolehnya umat Islam tinggal di wilayah yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan ajaran Islam secara baik. Kedua, Konsep Takfir (excommunicate) digunakan untuk memberikan label kafir atau telah keluar dari agama Islam bagi orang-orang yang berbeda dengan pendapat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Saudi. Di Abad 18 fatwa takfir ini menjadi pendorong utama ekspansi Saudi ke wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Turki Usmani. Saat ini, konsep ini juga dipakai untuk mem-black list aktor-aktor atau kelompok yang bertentangan dengan kekuasaaan Saudi. Keterlibatan Saudi dalam mendukung invasi ke Iraq melawan Saddam juga didukung oleh fatwafatwa ulama Saudi yang telah mengkafirkan Saddam Husain karena ideologi Ba`athis-nya. Ketiga, Konsep Jihad digunakan untuk memerangi kelompok-kelompok atau pihak-pihak yang telah diberikan cap kafir atas mereka. Jihad ini menjadi alat ekspansi pemerintah Saudi utamanya pada era konsolidasi kekuasaan Saudi (Rasheed, 2007: 32-42). Tiga mekanisme yang digunakan oleh ulama Saudi tersebut, menurut Rasheed, kebanyakan hanya menjadi instrumen pemerintah untuk menjamin stabilitas kekuasaan Saudi, sehingga ketiga konsep Islam yang dipegang oleh ulama Saudi kosong dari makna relijiusitasnya dan hanya menjadi senjata politik kerajaan Arab Saudi untuk meneguhkan posisi penguasa dan ulama di Arab Saudi. Hijra, takfir and jihad were three mechanisms used not only to enforce the boundaries of the pious state but also to ensure total obedience to rulers. While hijra advocated migration to the pious realm, takfir encouraged expulsion from it. Jihad, both peaceful and violent, rendered life a perpetual struggle in the way of God, but in reality it was transformed into JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

10 a political strategy applied only to enhance the authority of the rulers. The three concepts were emptied of their religious meaning and turned into political weapons to consolidate the realm and its moral guardians, the ulama ( Rasheed, 2007: 45). Rasheed berani mengambil kesimpulan yang mungkin agak kontroversial di kalangan umat Islam namun faktanya, ulama Arab Saudi terkesan memilih-milih peristiwa mana saja yang akan dikeluarkan fatwa atasnya dan isu apa saja yang tidak perlu diberikan fatwa. Contohnya, meskipun ulama secara normatif telah mengharamkan orang kafir masuk ke wilayah Islam Arab Saudi namun, namun mereka tidak pernah mengkritisi penguasa yang hingga saat ini telah menampung jutaan pekerja dari Barat yang bekerja di perusahaanperusahaan minyak di Saudi. Begitupun koalisi antara Saudi dan Barat saat perang teluk di tahun 90an kemudiaan keberadaan pangkalan militer Amerika di Saudi sedikitpun tidak mendapatkan fatwa menentang kebijakan pemerintah tersebut. Padahal fatwa-fatwa keharaman bekerjasama dengan negara kafir sudah tertulis di kitab-kitab ulama Saudi. Termasuk, tidak ada fatwa bagi dukungan Amerika terhadap penjajahan Israel atas Palestina, tidak ada fatwa untuk invasi Amerika di Iraq dan Afghanistan. Dari beberapa kasus yang fatwa ulama senior Saudi tidak hadir di sana menjadi kecurigaan tersendiri bagi sebagian kalangan. Akhirnya fatwa menjadi sesuatu hal yang problematik di internal kerajaan Arab Saudi. Fatwa keluar hanya untuk kepentingan pemerintah dan saat kondisi yang dianggap penting oleh pemerintah. Jared Ritenour (2014) menyebutnya hubungan kerajaan dan ulama sebagai sebuah sistem legitimasi simbiotik (a system of symbiotic legitimization) (Ritenour, 2014: 1). Sebenarnya tidak semua kalangan Islam di Arab Saudi tunduk pada otoritas kerajaan dan ulama senior atau mufti. Kerajaan Arab Saudi telah beberapa kali diguncang oleh kritikan dan protes dari berbagai kalangan termasuk ulama non afiliasi pemerintah. Namun sebagian persoalan-persoalan tersebut bisa dituntaskan oleh penguasa Saudi melalui tindakan keras terhadap para oposisi dan dukungan fatwa dari para ulama senior dan mufti. Oposisi pertama kali muncul dalam sejarah Saudi berasal dari salah satu kelompok militer pendukung ekspansi Saudi yaitu Ikhwan. Kelompok JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

11 ini menolak segala bentuk pengadopsian produk-produk modernitas dan barat ke dalam kerajaan Saudi. Kelompok Ikhwan ini akhirnya bisa ditumpas oleh kerajaan Saudi. Peristiwa selanjutnya adalah penyanderaan masjidil Haram oleh kelompok yang dipimpin Juhaimin ibn Muhammad Utaibi dan Muhammad ibn Abdullah al-qahtani tahun Kelompok ini mengeritik kerajaan yang dianggap korup dan pengadopsian produkproduk modern ke dalam kerajaan Saudi seperti, Televisi dan Fotografi. Kelompok ini juga mengeritik Mufti Abdul Aziz bin Baz yang dianggap sebagai instrumen keluarga kerajaan untuk memanipulasi rakyat dan mendukung kekuasaaan yang korup. Dewan Ulama Senior mengeluarkan fatwa (sesuai permintaan raja Saudi) mengecam para penyandera dan menyimpang serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk membersihkan Masjidil Haram dengan melalui kekerasan. Tidak lama setelah keluar fatwa tersebut Masjidil haram dibersihkan dengan kekuatan militer dan semua pemberontak ditangkap dan dieksekusi (Kechichian, 1986). Pasca peristiwa perang teluk, tahun 1990 muncul protes dan ketidak puasan terhadap pemerintah dari berbagai kalangan, liberal, tokoh pemerintah, pengusaha dan akademisi membuat petisi untuk menggugat pemerintah. Di sisi yang lain, kelompok Islam, dari kalangan ulama non pemerintah membuat sebuah seruan tuntutan (khitab mathalib) kepada pemerintah Saudi untuk lebih taat pada hukum syariah di segala bidang. Kemudian diikuti dengan pengiriman surat yang ditandatangani 100 ulama yang kepada Mufti Abdul Aziz bin Baz tahun 1992 sebagai nasehat agar pemerintah bisa menerapkan Islam secara utuh dan memberikan kebebasan politik kepada para ulama, sarjana guru untuk menulis serta berceramah. Tekanan para oposisi tersebut direspon oleh pemerintah Saudi dengan fatwa yang dikeluarkan oleh dewan ulama senior yang mengecam para oposisi dan menganggap mereka sebagai provokator yang memecah belah pemerintah Saudi dengan melakukan kritik secara terbuka yang hanya lebih menonjolkan keburukan-keburukan penguasa dibanding kebaikan-kebaikannya (Commins, 2006: 180). Sejak saat itu, tahun , pemerintah disibukkan dengan stabilisasi politik internal dengan melakukan pengawasan, intimidasi dan penangkapan para JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

12 oposisi. Tokoh ulama yang terkenal saat itu dan ditangkap adalah Syekh Safar Hawali, dan Syekh Salman al-awdah (tokoh sahwa Islamiah). Kedua tokoh ini, selain ditangkap, juga dilarang untuk mengajar, mengadakan pertemuan dan merekam ceramah oleh Syaikh bin Baz, mufti Saudi (Wynbrandt, 2004: 263). Pada peristiwa Arab Spring atau revolusi dunia Arab tahun 2011 lalu, Arab Saudi juga terkena imbasnya. Berbagai petisi datang dari berbagai kalangan yang mengeritik birokrasi pemerintah yang tidak efisien, fanatisme beragama, dan kesenjangan sosial antara negara dan rakyat. Setelah seruan untuk melakukan demonstrasi secara massif menyebar melalui media online, blog, facebook, twitter dan youtube (Al-Omran, 2014: 6-7). Menangani bahaya yang mengancam stabilitas negara, kerajaan Saudi membuat kebijakan keras dan lunak. Keras bagi demonstran seperti ditembak mati atau ditahan dan disiksa (Jones, 2011: 43). Kebijakan lunak dengan memberikan bantuan bagi masyarakat Saudi seperti program peningkatan gaji pegawai, pekerja, penambahan unit perumahan murah, dan penambahan pegawai (haykel, 2011). Untuk memenuhi tuntutan kalangan perempuan, pemerintah memberikan kursi bagi perempuan untuk duduk di kursi dewan syura (al-otaibi, 2013). Bagi kalangan ulama senior dan mufti Saudi, mereka secara tegas mengecam dan mengharamkan segala tindakan atau provokasi yang dilakukan untuk mendestabilisasi kerajaan Arab Saudi. Mufti, Syekh Abdul Aziz al-syaikh, menyatakan bahwa protes anti pemerintah merupakan konspirasi musuh-musuh Islam untuk menyebarkan instabilitas dan untuk menghancurkan negara-negara muslim timur-tengah (Laessing, 2011). Tindakan yang dilakukan oleh orang-orang muslim tersebut, menurut mufti, hanya untuk memecah belah umat (schism), menimbulkan instabilitas, merupakan tindakan maksiat/dosa dan merusak akhlak meskipun tujuan mereka untuk memperjuangkan kebebasan, demokrasi dan kesetaraaan (Alsharif, 2012). Pandangan mufti ini sebenarnya telah menjadi ajaran yang dianut secara turun temurun oleh mufti-mufti sebelumnya dan anggota dewan ulama senior. Mereka menganggap bahwa orang muslim tidak boleh memberontak terhadap penguasa mereka yang muslim walaupun penguasa tersebut pendosa, pelaku maksiat, diktator atau sewenang-wenang kepada masyarakat. Masyarakat boleh mengeritik penguasa tapi tidak boleh secara JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

13 terang-terangan. Kritik boleh dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, bisa melalui surat ataupun mendatangi langsung pemerintah untuk menasehatinya. Sebagai entitas yang penting untuk menjaga ajaran Islam dan mitra pemerintah di kerajaan Arab Saudi, ulama (dewan ulama senior dan mufti) memiliki peran yang besar dalam menjaga stabilitas dan mendukung usahausaha pemerintah untuk menciptakan stabilitas di Arab Saudi. Dalam konteks merespon efek domino dari fenomena Arab Spring, Ulama Senior dan Mufti Mendukung pemerintah untuk meredam berbagai aksi unjuk rasa yang terjadi dengan mengecam semua yang melakukan unjuk rasa dan menentang terhadap pemerintah sebagai tindakan yang melanggar ajaran Islam dan memecah belah ummat. Pada saat gencarnya seruan-seruan untuk melakukan demonstrasi di Saudi, pada 6 Maret 2011, dewan ulama senior mengeluarkan fatwa yang menentang protes-protes yang dilakukan oleh masyarakat. Isi fatwa tersebut menyatakan dukungan terhadap keamanan dan stabilitas di dalam kerajaan Arab Saudi yang merupakan kepimpinan yang sah, diakui dalam Islam dan telah diridhoi oleh Allah Swt karena keteguhan penguasa untuk menjaga Islam dan dua kota suci. Oleh sebab itu, tidak ada yang mampu untuk memecah belahnya dari kelompok manapun, bahkan kelompok-kelompok asing (Al-Awsat, 2011). Dewan ulama senior menyerukan kepada semua masyarakat untuk menjaga keutuhan dan kesatuan dalam masyarakat dan bersama-sama menentang segala yang bertentangan dengan hal tersebut seperti, ketidakadilan, penindasan, dan kebencian terhadap kebenaran. Ulama senior mengajak untuk saling nasehat- menasehati, saling memahami dan bekerjasama dalam kebenaran dan kesalehan dan mencegah dalam kejahatan dan kebencian. Dan selama penguasa Saudi masih berlandaskan al-quran dan Sunnah maka wajib ditaati dan tidak boleh melakukan demonstrasi untuk menuntut perbaikan karena bisa menimbulkan kerusuhan dan perpecahan umat. Sikap ini, menurut fatwa tersebut, adalah bentuk dari ketaatan terhadap mazhab/tradisi para pendahulu/ salafus sholeh dan para pengikut mereka dari dulu hingga sekarang. Fatwa ini diperkuat dengan dalil-dalil dari al- Quran dan hadits nabi diantaranya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

14 ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat- Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Al-Imran: 103). Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Al-Imran: 105) Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-nya dan mereka menjadi bergolongan tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat. (Al Ana'am 159) Nabi Muhammad SAW, bersabda: Tangan Allah atas diatas jamaah (yadullahi ma`al jama`ah)"(h.r Tirmizi). Sabdanya lagi: Barang siapa yang menarik ketaatan maka dia akan ketemu dengan Allah di hari kiamat tanpa hujjah, pembelaan. Dan barang siapa yang mati tanpa pernah berbai`at maka dia mati dalam keaadaan jahiliah (kebodohan) (H.R. Muslim). Barang siapa yang ingin memecah belah urusan ummat yang bersatu ini, maka kamu harus membunuhnya dengan pedang siapapun orangnya. (H.R Muslim) Fatwa ini kemudian diperintahkan untuk dicetak sebanyak 1,5 juta kopi untuk disebarkan ke masjid-masjid dan masyarakat, juga disebarkan lewat media- media online (The Guardian, 2011). Media-media lokal juga memuat fatwa tersebut untuk memperkuat dukungan terhadap penyebaran fatwa tersebut. Dampak dari fatwa-fatwa yang dibuat oleh ulama tersebut mendeligitimasi segala demonstrasi yang dibuat oleh masyarakat Saudi. Dan memberikan legitimasi kepada pemerintah untuk bertindak sesukanya untuk mengendalikan suasana baik represi, penahanan ataupun pembunuhan. Laporan Komisi HAM Islam (Commission of Islamic Human Right) tahun 2011, menuliskan sekitar tambahan tahanan politik di penjara-penjara Saudi yang dikutip dari data pemerintah. Sementara yang dicatat oleh para pengacara/pakar hukum dan aktifis HAM sekitar orang tahanan politik yang menambah jumlah tahanan menjadi sekitar orang di negara tersebut (Ihrc, 2011: 11). Sikap politik ulama di dewan ulama senior dan mufti bukan berarti menjadi representasi suara para ulama di Saudi. Terbukti, banyak ulama yang kritis JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

15 terhadap pemerintah dan ikut mendukung reformasi di tubuh kerajaan Arab Saudi. Seperti, Salman al-awdah, salah satu ikon Sahwa Islamiyah, ikut serta dalam petisi untuk menuntut perubahan di Saudi. Tokoh ulama yang lain seperti, Syekh Sulaiman al-duwaish, menggunakan youtube untuk mengkritisi pemerintah yang dianggap tidak Islami dan korup. Problem ini menurutnya, menjadi pemicu dari meningkatnya pembangkangan dan kerusuhan secara meluas di Masyarakat Saudi. al-duwaish akhirnya ditahan oleh pemerintah bulan juni Ulama yang lain, Dr. Yusuf al- Ahmad, terkenal dengan fatwa kontroversialnya yang mengharamkan perempuan untuk bekerja sebagai pilot pesawat dan seruannya untuk membangun kembali masjid al-haram di Makkah dengan konsep laki-laki dan perempuan terpisah. Dia mengunggah video ceramahnya di youtube yang mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah, menuntut keadilan bagi para tahanan politik, dan mengecam penahanan massal yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para demonstran laki-laki ataupun perempuan. Setelah tiga videonya diunggah di youtube, akhirnya dia ditahan tanggal 8 Juli 2011 (IHRC, 2011: 10). Sa`ad al- Faqih menyatakan dalam tulisannya yang dimuat di the guardian, 2012 bahwa sudah sewajarnya terjadi pergolakan di internal kerajaan Saudi. Dia mengungkapkan fakta-fakta mengenai kondisi Saudi yang sudah terlampau buruk seperti, ribuan tahanan politik yang kebanyakan tanpa melalui pengadilan, korupsi yang akut, pengangguran dan kemiskinan. Namun revolusi tidak terjadi di Saudi diantara sebabnya adalah kuatnya pengaruh ulama dalam meredam semangat masyarakat untuk tidak memberontak (al-faqih, 2012). Melihat sikap ulama merespon benih-benih Arab Spring di Arab Saudi menjadi bukti klaim Madawi Rasheed dan pakar politik Saudi yang lain bahwa ulama di Arab Saudi cenderung hanya menjadi subordinasi pemerintah Saudi untuk kepentingan politik pemerintah. Kritikan berbagai kalangan seharusnya disikapi bijak oleh pemerintah Saudi, begitupun bagi ulama senior dan mufti. Bukannya disikapi dengan bijak, tapi keluar kecaman dan fatwa yang melegitimasi kekerasan yang dilakukan oleh aparat-aparat keamanan negara. Peristiwa ini sebenarnya sama dengan protes sejak Saudi berdiri, penyanderaan masjidil haram 1979 dan protes pasca perang teluk 1990an. Di saat muncul kritik dari dalam, pemerintah dan ulama tiba-tiba sangat reaktif kemudian mengeluarkan fatwa untuk membungkam berbagai kritik, bukannya melakukan evaluasi dan JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

16 memperbaiki kerusakan negara secara bersama-sama. Kalimat dari Juhayman al-utaibi saat penyanderaan Masjidil Haram tahun 1979 rupanya masih bisa dianggap relevan saat ini, bahwa mufti dan ulama senior hanyalah alat manipulasi keluarga kerajaan yang korup (kechichian, 1986:59). Kesimpulan Di negeri muslim, ulama memiliki peran yang sangat penting dalam dinamika politik di negara-negara muslim saat ini. Meskipun peran ulama berbeda saat kekuasaan Islam beberapa abad yang lalu dengan situasi sekarang dalam konteks negara bangsa, namun peran tradisional ulama sebagai benteng moral di masyarakat tetap tidak berubah. Posisi ulama di tengah masyarakat tersebut memiliki potensi politik yang sangat besar, ulama bisa memberikan legitimasi terhadap pemerintah dan ikut mempertahankan stabilitas pemerintahan, atau mendelegitimasi pemerintah dan memimpin revolusi. Dalam konteks kerajaan Saudi, ulama dan pemerintah sejak ekspansi Saudi belum dimulai telah berikrar untuk saling mendukung satu sama lain. Hingga saat ini ulama, dalam hal ini ulama di dewan ulama senior dan mufti tetap setia memberikan dukungan terhadap pemerintah, terbukti dalam perjalanan panjang kerajaan, ulama mampu memberikan dukungan terhadap stabilitas negara melalui kekuatan fatwa yang dimilikinya. Bahkan disaat ada tokoh-tokoh ulama yang berdiri berseberangan dengan mufti, kekuatan fatwa yang akan membuat mereka menjadi bungkam. Dengan fatwa ulama senior, pemerintah bisa menghilangkan hak politik siapapun juga yang berpotensi merongrong stabilitas kerajaan. Kajian ini, memberikan penegasan bahwa Islam dan ulama merupakan aktor yang penting dalam hubungan internasional di negara-negara muslim serta tidak boleh dipandang sebelah mata. DAFTAR PUSTAKA: Commins, David The Wahhabi Mission and Saudi Arabia. London: I.B.Tauris & Co Ltd Feldman, Noah The fall and rise of the Islamic state.new Jersey: Princeton University Press JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

17 Fox, Jonathan Integrating religion into international relations theory dalam Jeffrey Haynes. Routledge Handbook of Religion and Politics. New York: Routledge Fox, Jonathan & Shmuel Sandler Bringing Religion into International Relations. New York: Palgrave Macmillan Gibreel Gibreel The Ulema: Middle Eastern Power Brokers. Middle East Quarterly. Volume VIII: Number 4, diunduh 16/11/2015 Halliday, Fred The Middle East in International Relations Power, Politics and Ideology. Cambridge: Cambridge University Press Hatina, Meir ʿUlamaʾ, Politics, and the Public Sphere: An Egyptian Perspective. Salt Lake City: The University of Utah Press Hinnebusch, Raymond The international politics of the Middle East. Manchester: Manchester University Press Hurd, Elizabeth Shakman The Politics of Secularism in International Relations. New Jersey: Princeton University Press Ihrc Saudi Arabia s Political Prisoners: Towards a Third Decade of Silence 1990, 2000, Wembley: Islamic Human Rights Commission Jones, Toby Craig Saudi Arabia Versus the Arab Spring, Raritan: quarterly review Kechichian, Joseph A The Role of the Ulama in the Politics of an Islamic State: The Case of Saudi Arabia. International Journal of Middle East Studies, Vol. 18, No. 1 Rasheed, Madawi Contesting the Saudi State: Islamic Voices from a New Generation. New York: Cambridge University Press Wynbrandt, James A brief history of Saudi Arabia. New York: Facts On File, Inc Ritenour, Jared The Wahhabi Ulama as a Force within Saudi Arabia: diunduh 17/11/2015 Ahmed Al Omran Saudi Arabia: A new mobilisation, dalam ECFR. What does The gulf think about the arab Awakening?. London: European Council on Foreign Relations (ECFR) JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

18 Al-Otaibi, Abdullah stars join the Shura Council: Surprise decision admits women to institution for first time. diunduh 15/05/2013 Alsharif, Asma Sin has led to Middle East unrest, says Saudi Arabia s top cleric. diunduh 22/05/2013 Asharq al-awsat A fatwa from the Council of Senior Scholars in the Kingdom of Saudi Arabia warning against mass demonstrations Fatwa. diunduh 22/05/2013 al-faqih, Saad Arabia awaits its spring. diunduh 10/07/2013 Haykel, Bernard Saudi Arabia vs. the Arab Spring. syndicate.org/commentary/saudi-arabia-vs--thearab-spring, diunduh 15/05/2013 Laessing, Ulf Saudi top cleric blasts Arab, Egypt protests-paper. diunduh 22/05/2013 The Guardian Saudi Arabia prints 1.5m copies of religious edict banning protests. Diunduh 15 Desember 2012 JURNAL ILMU SOSIAL INDONESIA, VOL.2,NO.1,MARET

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini

BAB I PENDAHULUAN. bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Ulama atau syekh memiliki kedudukan yang sangat penting dan menjadi bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini mencakup aspek domestik

Lebih terperinci

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah fundamentalisme Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dari era orde lama sampai orde reformasi saat ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

INTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005

INTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 INTISARI Nama : Lintar Setyanto NIM : 151090234 Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 Arab Saudi merupakan salah satu negara di

Lebih terperinci

Hubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/11/01/sistemdemokrasi-ala-iran-demokrasi-tangan-tuhan/>,

Hubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/11/01/sistemdemokrasi-ala-iran-demokrasi-tangan-tuhan/>, BAB V PENUTUP Dalam pandangan konstruktivisme, kebijakan diplomasi fatwa antinuklir sebagai senjata pemusnah massal adalah hasil proses dialektis antara kondisi sentimen anti-islam pasca 11 September,

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH SAUDI

PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH SAUDI PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH SAUDI Studi Kasus: Kontraterorisme dan Fenomena Arab Spring TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S 2 HASBI ASWAR 11/326484/PSP/04302 Jurusan

Lebih terperinci

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.

3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya. Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Internet Oleh Asep Mulyana Revolusi teknologi informasi yang ditandai oleh kehadiran Internet telah mengubah pola dan gaya hidup manusia yang hidup di abad modern,

Lebih terperinci

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.

Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Luka itu belum sembuh. Mesin perang tentara dan polisi Mesir mengoyak-ngoyak

Lebih terperinci

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA 151060046 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic

Lebih terperinci

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Membedah Timur Tengah dalam Perspektif Strukturalisme Struktur hirarkis sistem

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap BAB V KESIMPULAN BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembahasan yang ada di dalam karya tulis (skripsi) ini. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari isi perbab yang kemudian

Lebih terperinci

Sudan masuk list negara teroris?

Sudan masuk list negara teroris? Sudan masuk list negara teroris? JAKARTA, ALAMISLAMI.COM Direktur Atlantic Council, J. Peter Pham dalam tulisannya pada tanggal 8 Juni 2016 lalu menyebutkan bahwa Sudan bagi Amerika masih masuk dalam list

Lebih terperinci

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada

Lebih terperinci

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME Disusun oleh Veny Tristiana 151090042 PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute LATAR BELAKANG Kongres Ummat Islam Indonesia (KUII) IV telah menegaskan bahwa syariat Islam adalah satu-satunya solusi bagi berbagai problematika

Lebih terperinci

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat

BAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini telah menjelaskan mengenai perjuangan Ikhwanul Muslimin (IM) dalam proses Counter Hegemony terhadap sekularisme di masa pemerintahan Hosni Mubarak. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

Ujaran Kebencian. terhadap Muslim Syiah di Indonesia

Ujaran Kebencian. terhadap Muslim Syiah di Indonesia Ujaran Kebencian terhadap Muslim Syiah di Indonesia Bagian Pertama APAKAH ISLAM SYIAH? DAN POSISINYA TERHADAP NEGARA? Selayang Pandang Islam Syiah Secara etimologi, Syiah adalah pengikut, atau pendukung.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran

Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Delapan belas tahun lalu, ayah dari Rashin Soodmand digantung di Iran karena ia meninggalkan Islam dan menjadi seorang Kristen. Saat ini, saudara laki-lakinya

Lebih terperinci

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Penandatanganan MoU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

Surat Untuk Kaum Muslimin

Surat Untuk Kaum Muslimin Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. satu pemicu konflik. Sebelum Yaman Unifikasi mereka terbelah menjadi dua

BAB V KESIMPULAN. satu pemicu konflik. Sebelum Yaman Unifikasi mereka terbelah menjadi dua BAB V KESIMPULAN Yaman merupakan sebuah negara yang terletak di jazirah arab dengan segala sumberdayanya yang melimpah. Namun hal itu tidak dapat membuat Yaman menjadi negara maju, bahkan melah menjadikan

Lebih terperinci

Membangun Kekuatan Umat Islam. Written by Friday, 11 June :36

Membangun Kekuatan Umat Islam. Written by Friday, 11 June :36 Beberapa waktu yang lalu Syeikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili datang ke kota Medan dalam rangka sillaturrahim kepada umat Islam dan memberikan sumbangsih pemikirannya untuk membangun kekuatan umat Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONFLIK

BAB IV ANALISIS KONFLIK BAB IV ANALISIS KONFLIK A. Posisi Konflik Posisi konflik yang berkepanjangan antara Pemerintah Thailand dengan Masyarakat Muslim Patani dapat dianalisis melalui 2 (dua) perspektif; Pertama dari prespektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Modul ke: RADIKALISME ISLAM DI INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Pengertian Radikal Menurut KBBI radikal adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

Realisme dan Neorealisme I. Summary

Realisme dan Neorealisme I. Summary Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA TADZKIROH DEWAN SYARIAH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA NOMOR: 08/TK/K/DSP-PKS/II/1430 TENTANG JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA ( ) Memasuki era mihwar muassasi, interaksi dan komunikasi kader, anggota

Lebih terperinci

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS

BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS BAB 2 SEJARAH DAN KONTEKS 2.1 Gambaran umum invasi Irak tahun 2003 Irak merupakan negara merdeka setelah perang dunia I berakhir mempunyai daratan yang subur dan sumber daya minyak yang melimpah. Sebelum

Lebih terperinci

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur. BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU

BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU BAB IV HUBUNGAN GOLPUT DALAM PEMILU MENURUT ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILU A. Golput Dalam Pemilu Menurut Islam Pemilu beserta hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional

Lebih terperinci

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Contoh Artikel Konseptual PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI oleh Kholis Rahmat Riyadi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Korupsi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terorisme dalam satu dekade ini menjadi sangat populer, atau tepatnya sejak peristiwa runtuhnya WTC (World Trade Center) tanggal 9 September 2001 yang lalu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi BAB I PENDAHULUAN Arab Saudi sebagai negara dengan bentuk monarki absolut mengalami tantangan dalam mempertahankan legitimasinya. Masalah utama yang dihadapi Arab Saudi dengan bentuk monarki adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kyai dan Jawara ditengah tengah masyarakat Banten sejak dahulu menempati peran kepemimpinan yang sangat strategis. Sebagai seorang pemimpin, Kyai dan Jawara kerap dijadikan

Lebih terperinci

PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115

PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK

NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK IDENTIFIKASI MANUSIA HIDUP : 1. CONFORMITAS KERJASAMA 2. ANTAGONISTIS PERTENTANGAN Negara organisasi dalam suatu wilayah dapat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI

BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI A. Sejarah Undang-Undang Perkawinan di Turki Turki memproklamasikan diri sebagai negara mpdern sejak tahun 1924, secara geografis memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap individu berinteraksi dengan individu lainnya. Interaksi ini disebut dengan

Lebih terperinci

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

pendekatan agama-budaya atasi terorisme Indonesia sarankan pendekatan agama-budaya atasi terorisme Senin, 22 Mei 2017 00:20 WIB 1.596 Views Pewarta: Joko Susilo Presiden Joko Widodo. (ANTARA News/Bayu Prasetyo) Riyadh (ANTARA News) - Indonesia

Lebih terperinci

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Mungkin hanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menentang kedatangan Presiden Barack Obama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis http://www.sinarharapan.co/news/read/31850/dawam-rahardjo-saya-muslim-dan-saya-pluralis- Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis 03 February 2014 Ruhut Ambarita Politik dibaca: 279 Dawam Rahardjo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik (bagian 1)

Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik (bagian 1) Konsep-Konsep Dasar dalam Ilmu Politik (bagian 1) Pertemuan 2 Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep dasar dalam ilmu politik, antara lain: Nilai-nilai politik Kekuasaan politik Kewengan

Lebih terperinci

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Hendra Wijayanto PERTANYAAN Apa yang dimaksud government? Apa yang dimaksud governance? SEJARAH IDE GOVERNANCE Tahap 1 Transformasi government sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang

Lebih terperinci

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua

Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Oleh Dr. Muridan S. Widjojo (Koordinator Tim Kajian Papua LIPI) Ballroom B Hotel Aryaduta Jakarta, Senin,13 Desember 2010 Refleksi: 1. catatan

Lebih terperinci