PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH SAUDI
|
|
- Ridwan Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH SAUDI Studi Kasus: Kontraterorisme dan Fenomena Arab Spring TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat S 2 HASBI ASWAR 11/326484/PSP/04302 Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmus Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada 2013 i
2
3
4 KATA PENGANTAR Bagi sebagian kalangan muslim, pasti ada yang menganggap bahwa tulisan saya ini tidak sopan terhadap para ulama. Mungkin dianggap melanggar tradisi bahwa ulama wajib untuk ditaati dan dihormati. Memang benar bahwa ulama mesti dihormati, tapi ulama juga manusia dan tidak kebal akan kritik karena itu, saling mengingatkan adalah hal yang paling wajib. Dengan selesainya karya sederhana ini saya ingin pertama-tama mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing utama saya bapak Drs. Samsu Rizal Panggabean, M, Sc. Ibu Dr. Poppy S. Winanti, MPP selaku ketua program pascasarjana HI UGM, kemudian seluruh dosen-dosen hubungan internasional yang telah banyak berbagi segala pengetahuan dan ilmunya selama ini, Prof Amal, Prof Yahya, Pak Muhadi, Pak Riza, Pak Usmar, Ibu Ririn, Ibu Titik, Pak Dafri, Pak Eric dsb. Dan terima kasih juga buat mbak Yanti, staf akademik S2 HI UGM yang telah banyak membantu selama proses penyelesaian kuliah di kampus. Kepada teman-teman angkatan 19 pascasarjana hubungan internasional UGM semoga kita masih tetap menjalin hubungan komunikasi dan silaturahmi. Meskipun cuma singkat pertemuan dan kebersamaan kita, tapi ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kalian semua. God bless you all Penghargaan khusus penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan serta do`a kepada penulis. Akhirnya penulis mengharapkan semoga tesis ini berguna bagi kita semua dan semoga Allah SWT memberikan balasan amal kebaikan kepada kita sekalian, amien. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran yang konstruktif untuk penyempurnaan tesis ini sangat diharapkan. Yogyakarta, 25 September 2013 Penulis Hasbi Aswar iv
5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI v INTISARI vi ABSTRACT vii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...5 C. Tujuan Penelitian...6 D. Kerangka Konseptual Peran Ulama Mufti (Dewan Ulama Senior)...11 E. Studi Pustaka...12 F. Argumen Utama...16 G. Metode Penelitian...16 H. Sistematika Pembahasan...17 BAB II: KOALISI PEMERINTAH SAUDI DAN ULAMA WAHHABI A. Latar sejarah Hubungan Wahhabi dan Kerajaan Saudi...20 B. Wahhabisme (Wahhabiyyah), Sumber Legitimasi Ulama Pemerintah...37 C. Oposisi dalam tubuh Kerajaan Saudi-Wahhabi...44 BAB III: PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN WAR ON TERROR PEMERINTAH SAUDI A. Kelompok al-qaeda di Arab Saudi...52 B. Kebijakan Kontraterrorisme Pemerintah Saudi...54 C. Posisi Ulama dalam Kebijakan Kontraterrorisme Pemerintah Saudi 1. Pendapat Ulama Saudi dan DUS Mengenai terorisme Sahwa Islamiyyah memandang Terrorisme...68 D. Para Penentang Ulama Senior dan Pemerintah...71 v
6 E. Efek dari Fatwa Dewan Ulama Senior...73 BAB IV: PERAN ULAMA DALAM KEBIJAKAN REVOLUSI DUNIA ARAB PEMERINTAHAN ARAB SAUDI A. Arab Spring di Kerajaan Saudi...75 B. Kebijakan Pemerintah Saudi...78 C. Peran Ulama Dalam Kebijakan Kontrarevolusi Pemerintah Saudi...80 D. Kebijakan Pemerintah Saudi terhadap Pergolakan di Timur Tengah 89 E. Respon Ulama Saudi terhadap Pergolakan di Pergolakan di Timur Tengah.91 F. Penutup...96 BAB V: KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA vi
7 INTISARI Ulama Senior dan Mufti memiliki peran besar dalam sejarah politik kerajaan Arab Saudi. Meskipun Ulama tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan kebijakan politik pemerintah Saudi tapi, ulama memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini publik dengan fatwa-fatwa yang dibuat baik itu untuk mendukung atau menentang kebijakan pemerintah. Peran besar ulama dalam politik tersebut telah berlangsung sejak abad 18 sebelum berdirinya kerajaan Arab Saudi di masa Raja Saud dan Syekh Abdul Wahhab. Kajian ini akan mencoba melihat peran ulama di era kontemporer politik Saudi khususnya dalam program kontraterorisme dan revolusi Dunia Arab sejak tahun Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data melalui kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama senior dan mufti masih memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi opini publik dengan fatwa yang mereka buat. Fatwa tersebut untuk mendukung program kontraterorisme dan kontrarevolusi pemerintah Saudi baik secara domestik maupun secara internasional. Di sisi lain fatwa tersebut mampu mengucilkan para oposisi dan melegitimasi pemerintah untuk menekan dan menyerang para oposisi. Kata Kunci: Ulama senior, Mufti, Kontraterosime, Revolusi Dunia Arab, Opini publik vii
8 ABSTRACT `Senior ulama or mufti is one important actors in the dynamic of Saudi Arabian Politics. Although Ulama don t have directly role in decision making process in Saudi Arabian government but, they can influence the public opinion of Saudi Society to oppose or support government`s policy by their fatwa (religious decision). The role of `ulama in Saudi Government has begun since preestablishment of the kingdom of Saudi in 18 th century, in the era of King Saud and Syekh Abdul Wahhab. This study aims to see the role of `ulama in recent phenomenon, Saudi counterterrorism policy and Arab Spring Phenomenon in This research is descriptive research and collecting data by library research. The result of this research is `ulama have still big role in influencing public opinion by their fatwa. Fatwa is made to support counterterrorism and counterrevolution program of Saudi Government either in domestic sphere or international one. On the other hand, the fatwa can excommunicate the people oppose government policy and give legitimacy to the government to oppress or fight against the oppositions. Key Word: Senior Ulama, Mufti, Counterterrorism, Arab Spring, Public Opinion viii
9 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Ulama atau syekh memiliki kedudukan yang sangat penting dan menjadi bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini mencakup aspek domestik ataupun politik luar negeri kerajaan Arab Saudi. Dalam aspek domestik, ulama mengisi beberapa pos-pos penting dalam beberapa departemen dan komisi khusus di pemerintahan yang menangani masalah moral, hukum, pendidikan dan urusan-urusan keagamaan. Ulama di Saudi juga menduduki sebuah lembaga resmi yang bernama dewan ulama senior, lembaga ini didirikan oleh pemerintah sebagai wadah yang menjembatani konsultasi antara ulama dan pemerintah serta wadah untuk merumuskan fatwa untuk merespon kondisi domestik ataupun internasional. Dalam politik luar negeri Arab Saudi meskipun tidak secara formal melibatkan ulama dalam kementrian luar negeri namun, fatwa atau pendapat ulama dalam merespon isu-isu tertentu terkadang dibutuhkan oleh pemerintah untuk memperkuat kebijakan pemerintah terhadap isu tersebut. Beberapa contoh terkait hal tersebut seperti dukungan ulama kepada pemerintahan untuk menolak pendudukan Israel ke Palestina dan melakukan embargo minyak terhadap Amerika dan Inggris; dan persetujuan atas kehadiran tentara Amerika di Arab Saudi pada masa perang teluk
10 Hubungan antara kedua entitas, ulama dan penguasa di Arab Saudi secara historis telah terjalin sejak abad ke 18. Saat Muhammad ibnu Abdul Wahhab, seorang ulama yang risau melihat kondisi masyarakat di Najd yang praktek keagamaannya telah bercampur dengan bid`ah dan kemusyrikan, berkoalisi dengan Muhammad ibnu Saud kepala suku di wilayah Dir`iyyah. Koalisi ini melakukan ekspansi ke banyak wilayah di Jazirah Arab seperti Hijaz, Mekah, Madinah, Najd dan Riyadh. Dengan semangat purifikasi ajaran Islam, koalisi turun-temurun ini akhirnya berhasil mendeklarasikan Kerajaan Saudi Arabia tahun Sejak dari perjuangan awal itu pula legitimasi dari ulama menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan kekuasaan dari kerajaan Saudi Arabia hingga saat ini 1. Banyaknya jumlah ulama di Arab Saudi dan perannya di pemerintahan bukan berarti sikap ulama dan tokoh-tokoh Islam homogen, mendukung semua kebijakan-kebijakan pemerintah. Banyak juga yang mengecam kebijakankebijakan dari pemerintah Arab Saudi. Bangkitnya kritisisme terhadap pemerintahan Arab Saudi momentum utamanya pada saat terjadinya Insiden pendudukan Masjidil Haram Makkah oleh kelompok salafi, al-jam`a al-salafiyya al-muhtasiba yang dipimpin oleh Juhayman al-utaybi tahun Kemudian, era perang teluk 1990, Syekh Safar al-hawali dan Syekh Salman al-`awda, Syekh Nasir al-'umar dan Syekh 'Aidh al-qarni yang dikenal sebagai ulama Sahwa Islamiyyah, muncul untuk menentang pemerintah Arab Saudi yang beraliansi dengan Amerika Serikat dan menentang mufti besar yang mendukung sikap 1 Anthony B. Toth Saudi Arabia. Microsoft Student 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation,. 2
11 pemerintah; menentang dukungan Amerika terhadap Israel; dan mengkritisi buruknya kondisi korupsi dan sosial ekonomi dia Arab Saudi. Para ulama yang penentang pemerintahan banyak yang akhirnya ditahan oleh pemerintah Arab Saudi. Meskipun terdapat banyak ulama yang kritis terhadap pemerintah namun, hal itu tak berpengaruh secara signifikan terhadap pembuatan kebijakan pemerintah Arab Saudi. Pemerintah lebih mengandalkan dewan ulama senior dan mufti besarnya dalam memberikan legitimasi secara hukum Islam terhadap semua kebijakan-kebijakan pemerintah. Semua alasan dan argumentasi yang ditawarkan oleh kalangan ulama penentang pemerintah akan gampang ditolak dan ditepis oleh fatwa yang dibuat oleh mufti besar dan dewan ulama senior pemerintah Arab Saudi. Dalam penelitian ini, penulis akan fokus membahas mengenai peranan Ulama khususnya mufti besar dan dewan ulama senior dalam pengambilan kebijakan luar negeri Arab Saudi terkhusus mengenai isu Perang melawan terorisme global dan fenomena Arab Spring. Setelah peristiwa runtuhnya WTC tahun 2001, Arab Saudi banyak dikritik utamanya oleh Amerika yang menganggap Arab Saudi terlibat dalam membantu berkembangnya gerakan terorisme. Arab Saudi juga dianggap lemah dalam memberantas kelompok-kelompok teror yang ada di negara tersebut. Terbukti dari 19 pembajak pesawat dalam peristiwa 9/11, 15 orang adalah berkebangsaan Arab Saudi. Dan yang mengaku bertanggung jawab sebagai aktor serangan tersebut adalah al-qaedah yang dipimpin oleh Osama bin Laden yang juga 3
12 berkebangsaan Saudi Arabia 2. Arab Saudi juga dianggap mendukung penyebaran pemikiran-pemikiran ekstrim dan radikal yang membantu pertumbuhan terorisme internasional. Namun, semua tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintah Arab Saudi dengan memperlihatkan dukungan yang besar terhadap perang melawan terorisme dan ekstrimisme global. Berbagai kerjasama dilakukan oleh pemerintah Saudi dengan negara-negara lain baik secara bilateral maupun multilateral, regional/ global untuk menangani masalah terorisme,baik kerjasama militer, intelijen ataupun keuangan. Beberapa negara telah menjalin kerjasama keamanan dan kontraterrorisme dengan pemerintah Saudi seperti, Amerika, Italia, United Kingdom, India, Iran, Turki, Senegal, Pakistan, Tunisia, Oman, Maroko, Libya, Yaman, Iraq, Yordania, dan Sudan. Dalam lingkup multilateral, Saudi menjadi salah satu anggota dari the Global Initiative to Combat Nuclear Terrorism; Bersama Liga Arab dan Gulf Cooperation Council untuk meningkatkan kerjasama dalam isu kontraterorisme 3. Mufti dan Dewan Ulama Senior Saudi ikut mendukung kebijakan-kebijakan kontraterorisme yang dibuat oleh pemerintah Saudi tersebut. Fenomena Arab Spring yang terjadi sejak tahun 2011 hingga saat ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi negara-negara teluk kecuali Bahrain. Meskipun begitu, negara-negara teluk juga melakukan langkah-langkah khusus untuk mencegah munculnya pembangkangan dari dalam masyarakatnya sendiri. 2 Alfred B. Prados Saudi Arabia: Current Issues and U.S. Relations. Congressional Research Service. The Library of Congress. Hal: 2 3 United States Department of State Office of the Coordinator for Counterterrorism Country Reports on Terrorism Hal: 103 4
13 Kebijakan pemerintah Arab Saudi sendiri secara regional dalam menghadapi revolusi Timur Tengah adalah dengan melakukan peningkatan kerjasama kontra revolusi dengan negara-negara anggota GCC ( Gulf Cooperation Council). Arab Saudi juga memberikan bantuan kepada pemerintah Yaman dan Bahrain untuk menghadapi tuntutan revolusi di internal negara mereka 4. Untuk kasus di Suriah, Arab Saudi adalah salah satu negara di Timur Tengah yang proaktif dalam mendukung kelompok oposisi Suriah, SNC (Syrian National Council) baik secara politik, maupun finansial. Sikap mufti dalam merespon fenomena revolusi Dunia Arab secara umum adalah mengecam para demonstran dan menganggap orang-orang yang terlibat didalamnya melakukan tindakan dosa. Fatwa-fatwa yang disebarluaskan melalui berbagai media secara internal membantu pemerintah untuk menstabilkan kondisi domestik. Sementara sikap ulama dalam merespon kondisi di timur-tengah yang lain, diluar negara anggota GCC, berbeda-beda. Untuk kasus Mesir dan Tunisia, Ulama mengecam para demonstran sementara dalam kasus Libya dan Suriah, Ulama mendukung para oposisi. Pendapat-pendapat atau fatwa-fatwa yang dikeluarkan ulama tersebut selalu selaras dan mendukung kebijakan pemerintah Saudi. b. Rumusan Masalah Apa peran Mufti dan Dewan Ulama Senior Arab Saudi dalam kebijakan luar negeri pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan isu: 4 Salman Shaikh. Gulf states: The challenge of Reform dalam Ugene Rogan, Michael J. Willis dkk The Arab Spring Implications for British Policy. Conservative Middle East Council. Hal: 31 5
14 - Perang Melawan Terrorisme - Fenomena revolusi Dunia Arab atau Arab Spring c. Tujuan Penelitian Penelitian ini akan mendeskripsikan peranan ulama di Arab Saudi khususnya komunitas ulama di dewan ulama senior yang dipimpin oleh mufti besar dalam mendukung kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan kebijakan politiknya baik domestik maupun luar negeri. Terkhusus pada isu perang melawan terror dan fenomena Arab Spring di negaranegara Timur Tengah. d. Kerangka Konseptual 1. Peran Peran dalam Kamus bahasa Indonesia berarti perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yg berkedudukan dalam masyarakat 5. Dalam bahasa inggris peran disebut role yang berarti the way in which someone or something is involved in an activity or situation, and how much influence they have on it 6. Atau yang disebutkan dalam kamus oxford, role is the function assumed or part played by a person or thing in a particular situation 7. Atau normal or customary activity of a person in a particular social setting 8. Beberapa defenisi diatas baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa inggris menunjukkan makna yang sama mengenai pengertian peran yang berarti /01/ /01/ /01/ /01/2013 6
15 keikutsertaan, atau fungsi seseorang atau sesuatu dalam konteks atau keadaan tertentu. Keterlibatannya akan mempengaruhi jalannya aktivitas atau keadaan tertentu tersebut. Terdapat beberapa faktor yang berperan dan berpengaruh dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri di negara-negara Timur Tengah yaitu, faktor atau level regional, level internasional dan level domestik 9. Dalam level regional, kondisi geopolitik negara-negara timur tengah yang rentan terhadap ancaman dari luar mengharuskan negara-negara tersebut untuk mencari kekuatan penyimbang, aliansi, (countervailing power or protective alliances) atau melakukan pembiaran terhadap ancaman tersebut. Mesir dan Iraq adalah dua negara yang kuat dan telah menjadi rival sejak lama untuk menjadi negara berpengaruh terhadap wilayah Mashreq; Iran dan Iraq bersaing pengaruh di wilayah teluk. Sementara negaranegara kecil seperti Yordan negara-negara teluk lebih memilih untuk mencari proteksi dengan negara-negara maju agar bisa berpengaruh di lingkungan regional. level international: Negara-negara timur tengah mengalami ketergantungan akut terhadap negara-negara maju utamanya dalam aspek ekonomi yang berdampak pada berkurangnya otonomi dari negara-negara di Timur Tengah. Ketergantungan ekonomi baik investasi maupun bantuan dana dari barat, bilateral atau multilateral, akan berdampak pada campur tangan asing dalam kebijakan-kebijakan negara-negara Timur Tengah. 9 Raymond Hinnebusch The international politics of the Middle East. New York: Manchester University Press, Hal:
16 level domestik: aspek domestik yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan luar negeri negara-negara Timur Tengah adalah identitas Islam. Bahkan identitas ini sering bertentangan dengan loyalitas masyarakat terhadap negara itu sendiri. Semakin kuat identitas keislaman dipegang oleh masyarakat di sebuah negara di Timur Tengah maka kebutuhan akan legitimasi, dukungan dari nilai-nilai Islam pun semakin kuat dalam proses pembuatan kebijakan. Hal yang paling nyata disaat Yahudi Israel pertama kali menduduki Palestina, masyarakat Islam di Timur Tengah satu suara untuk menolak dan mendukung pemerintahnya untuk melawan pendudukan Israel. 2. Ulama Ulama adalah bentuk jamak dari Alim yang berarti seseorang yang memiliki ilmu. Dalam tradisi Islam ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu-ilmu keislaman. Berdasarkan atas keilmuwan yang dimilikinya sehingga ulama dianggap sebagai penjaga atau pewaris ajaran-ajaran Islam dan penjaga Islam itu sendiri. Otoritas sebagai penafsir dan penjaga syariat Islam ini menjadikan ulama berada di posisi yang tinggi dalam masyarakat. Dalam sebuah negara yang berasaskan Islam, para ulama menduduki berbagai posisi dalam masyarakat atau negara baik secara formal maupun informal seperti, sebagai mufti, Qadhi (hakim), Khatib (penceramah), Mudarris (guru, dosen) Alejandra Galindo Marines The relationship between the ulama and the government in the contemporary Saudi Arabian Kingdom: an interdependent relationship?, Durham theses, Durham University, Hal: 2-3 8
17 Di masyarakat Timur-Tengah, hubungan antara ulama dan pemerintah memiliki hubungan saling ketergantungan hingga saat ini. Pemerintah sebagai otoritas kekuasaan tertinggi dalam masyarakat berhadapan dengan ulama yang juga memiliki otoritas dalam masalah-masalah keislaman dan menjadi panutan dalam masyarakat. Ulama sebagai sebuah entitas dalam masyarakat Islam menempati posisi tinggi karena ulama merupakan sosok yang memiliki pemahaman yang dalam tentang hukum-hukum Islam sehingga menjadi panutan dan tempat masyarakat untuk meminta pentunjuk yang berkaitan dengan kehidupan mereka sebagai Muslim. Dengan posisi seperti itu ulama mampu untuk menggerakkan masyarakat dalam segala aspeknya. Gibreel Gibreel menuliskan hubungan antara ulama dan pemerintah di Timur Tengah sebagai dua hubungan yang interdependen. Menurut Gibreel, meskipun para ulama tidak menempati posisi legislatif dalam Negara-Negara Arab namun kekuasaan mereka ada pada dua jalan utama yaitu, mempengaruhi opini publik dan memberi legitimasi atau membangkang dari pemerintah. Dengan posisi ulama sebagai panutan masyarakat maka, ulama bisa mempengaruhi atau menggerakkan masyarakat sesuai dengan kepentingan masyarakat atau ulama. Dan disisi lain ulama juga memiliki akses langsung ke pemerintah untuk mengkritik atau mendukung proses pemerintahan. a. Melegitimasi Pemerintah, Usaha-usaha pemerintah untuk meminta legitimasi dari para ulama bisa dilihat dalam kepemimpinan Gamal Abdul Nasser dan Anwar Sadat yang mendekati para ulama untuk meminta dukungan terhadap visi- 9
18 visi politiknya. Utamanya, saat dukungan terhadap sikap Mesir dalam menghadapi Israel pada perang Arab Israel tahun b. Stabilisator pemerintahan, dalam beberapa negara di Arab, Jordan, Arab Saudi dan negara-negara teluk yang berbentuk monarki atau keemiran, ulama berfungsi sebagai penjaga stabilitas berlangsungnya pemerintahan. Di Arab Saudi, hubungan turun temurun antara keturunan Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan Pemerintahan Ibnu Saud menjadikan stabilitas politik pemerintahan dalam negara Saudi bisa tetap bertahan hingga saat ini. c. Menjatuhkan pemerintah, Para ulama memiliki kemampuan memobilisasi publik untuk mendelegitimasi pemerintahan atau menentang kepentingan pemerintahan. Ini bisa dilihat dalam revolusi Iran 1979 yang dipimpin oleh Ayatullah Ali Khomenei sebaga figur ulama di Iran mampu menggerakkan massa untuk meruntuhkan pemerintahan Syah Pahlevi yang sekuler dan probarat 11. Besarnya kekuatan para ulama di negeri-negeri muslim Timur Tengah tidak lepas dari pandangan masyarakat muslim sendiri terhadap posisi ulama dalam Islam yang otomatis mengangkat derajat dan kedudukan ulama dalam masyarakat yang itu memberikan kekuasaan informal terhadap para ulama. Khususnya di Timur-Tengah beberapa negara mengakui landasan hukum negaranya dengan Islam seperti Arab Saudi. Sudah tentu, pandangan-pandangan Islam menjadi hal yang utama dalam pengambilan kebijakan dan yang 11 Gibreel Gibreel The Ulema: Middle Eastern Power Brokers. Middle East Quarterly. Volume VIII: Number 4, 10
19 memberikan kemampuan untuk itu adalah para ulama, setidaknya menjadi alat legitimasi kekuasaan. 3. Mufti (Dewan Ulama Senior) Mufti adalah seorang ulama yang memiliki kualifikiasi untuk memberikan fatwa (pernyataan formal mengenai keagamaan). Mufti merupakan seorang figur ulama senior yang dipilih oleh pemerintah. Dalam sejarah kerajaan Saudi Arabia, Mufti pertama yang terpilih adalah Syekh Muhammad bin Ibrahim al-syekh. Disamping mengeluarkan fatwa, Mufti juga berbagi tanggung jawab dengan Departeman Kehakiman, Dewan Kehakiman Tertinggi ( al-majlis al-a'la lilqadiih), Departemen penelitian agama, fatwa, dakwah dan tuntunan islam (idiirat al-buhfith al-'ilmiyah wal-iftii' wal-da'wah wal-irshiid), dan Dewan Senior Ulama (majlis hay'at kibiir al-'ulamaii'). Setelah meninggalnya Mufti pertama, tahun 1993 Mufti baru dipilih yaitu Syekh 'Abd al-'aziz bin 'Abdullah bin Baz, Kemudiaan meninggal tahun 1999 dan yang memegang mufti hingga saat ini adalah Syekh 'Abd al-'aziz bin 'Abdullah Al al-syekh. 12 Khusus mengenai Dewan Ulama Senior, Lembaga ini dibentuk tahun 1971 oleh kerajaan Arab Saudi masa pemerintahan Raja Faisal ( ). Fungsinya sebagai lembaga konsultatif antara pemerintah dengan ulama. Kedua lembaga ini melakukan pertemuan rutin setiap minggu. Dalam isu-isu tertentu pemerintah biasanya meminta persetujuan atau sanksi publik dari para ulama senior 12 J. E. Peterson Historical Dictionary of Saudi Arabia. Second Edition. Oxford:The Scarecrow Press, Inc, Hal: 97 11
20 tersebut 13. seperti pada kasus pendudukan masjidil haram tahun 1979 oleh gerakan penentang pemerintah. Dewan Ulama mengeluarkan fatwa untuk memberikan sanksi terhadap para pelaku pendudukan. Kemudian pada masa perang teluk Mufti dan Dewan Ulama Senior juga mengeluarkan fatwa untuk mendukung tindakan pemerintah Arab Saudi untuk memberikan pangkalan militer Amerika Serikat di Arab Saudi. e. Studi Pustaka Tulisan-tulisan tentang hubungan Ulama dan Kekuasaan atau pemerintah di Timur-Tengah atau negara-negara muslim lainnya telah banyak ditulis oleh para ilmuwan baik dalam bentuk buku, maupun jurnal-jurnal. Meir Hatina menggambarkan dalam tulisannya, Ulamaʾ, Politics, and the Public Sphere An Egyptian Perspective, 2010, bahwa Secara historis ulama memiliki otoritas yang kuat dalam masyarakat karena menjadi penafsir dan penjaga sikap dan perilaku masyarakat serta ulama menjadi tempat masyarakat bertanya tentang hukum/legalitas dalam perbuatan mereka. Hubungannya dengan pemerintah, Ulama biasanya menjadi penasehat bagi pemerintah, pemberi fatwa, pemegang otoritas dalam pendidikan dan kehakiman. Posisi istimewa tersebut menjadi berkurang saat negara-negara Islam bersentuhan dengan pemikiran-pemikiran barat mengenai modernisasi. Modernisasi struktur politik dan pemerintahan, pendidikan, kehakiman perlahanlahan menggeser peran aktif ulama dalam bidang-bidang tersebut. Peran ulama 13 Global Security. Council of Senior Ulama. 08/11/
21 akhirnya malah menjadi rubber stamp bagi pemerintahan yang berkuasa kecuali dua kelompok yang masih memiliki otonomi yaitu ulama syiah seperti di Iran dan ulama dalam beberapa masyarakat suku (semitribal milieu) di Afrika dan jazirab arab seperti, kelompok Jazaʾiriyya di Aljazair, Sanusiyya di Libya, dan Mahdiyya di Sudan 14. Ulama Mesir menjadi objek kajian dalam buku Meir Hatina tersebut yang menggambarkan secara rinci bagaimana peranan ulama dalam masyarakat dan hubungannya dengan pemerintah di Mesir. Salah satu lembaga yang populer yang menjadi tempat berkumpulnya para ulama adalah Universitas Al-Azhar. Sebelum masa kolonial para ulama al-azhar memiliki posisi penting dalam masyarakat Islam Mesir, selain memegang otoritas sebagai ilmuwan, qadhi, dan imam ulama juga berperan sebagai penghubung antara rakyat dan penguasa. Ulama juga sering dimintai masukan oleh pemerintah, dalam kebijakan-kebijakannya dan terkadang pula ulama berada di fihak rakyat sebagai oposisi kepada pemerintah yang dianggap zalim dan menindas masyarakat. Di era pendudukan Inggris dan Perancis ulama menjadi bagian penggerak utama dari kelompok oposisi yang melawan penjajah. Namun, peran utama ulama dalam politik mulai berkurang saat modernisasi mulai masuk. Munculnya para intelektual dan kalangan pemikir reformis menjadi penantang/rival fatwa-fatwa yang dibuat oleh ulama. Kemudian peran ulama secara politik, domestik atau internasional semakin terpinggirkan di era Gamal Abdul Nasser diantaranya bahkan ada yang menjadi pendukung 14 Meir Hatina ʿUlamaʾ, Politics, and the Public Sphere An Egyptian Perspective. Salt Lake City: The University of Utah Press, hal: 5 13
22 kebijakan/visi Sosialisme Arab Nasser. Al-Azhar sebagai simbol perkumpulan para ulama hanya tinggal menjadi benteng pertahanan moral masyarakat. Hubungan antara kekuasaan dan ulama di Timur Tengah saat ini secara umum digambarkan oleh Gibreel Gibreel dalam tulisannya dalam jurnal Middle East Quarterly, 2011, The Ulema: Middle Eastern Power Brokers, yang menggambarkan beberapa peranan ulama antara lain: untuk melegitimasi pemerintah dan kebijakan-kebijakannya; menstabilkan pemerintahan dan memobilisasi masyarakat untuk mengkritik atau bahkan menjatuhkan pemerintah. Hubungan antara Ulama dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi secara detail dibahas oleh David Commins dalam hasil buku penelitiannya The Wahhabi Mission and Saudi Arab, 2006 mengenai sejarah panjang keterlibatan Ulama Wahhabi di Arab Saudi sejak abad 18; pemikiran-pemikiran Syekh Muhammad bin Abd Al-Wahhab, pendiri gerakan wahhabi; koalisi politik Ibn Abdul Wahhab dan Muhammad ibn Saud hingga pemerintahan-pemerintahan Saudi berikutnya. Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai posisi ulama dalam dinamika yang terjadi dalam Pemerintahan Saudi seperti, modernisasi masyarakat dan struktur pemerintahan dan juga tantangan-tantangan yang dihadapi oleh aliran wahabi di Arab Saudi dari kelompok-kelompok salafi yang menganggap pemerintahan Arab Saudi melakukan banyak penyelewengan dalam Islam; kelompok reformis yang menginginkan perubahan struktur pemerintahan dan masyarakat menjadi lebih demokratis dan tantangan dari gerakan jihad global, Al-Qaidah, pasca 9/ David Commins The Wahhabi Mission and Saudi Arabia. London: I.B.Tauris & Co Ltd 14
23 Alexander Bligh dalam tulisannya di International Journal of Middle East Studies, 1985 yang berjudul The Saudi Religious Elite (Ulama) as Participant in the Political System of the Kingdom 16, kemudian Joseph A. Kechichian, dalam International Journal of Middle East Studies, 1986, dengan judul Role of the Ulama in the Politics of an Islamic State: The Case of Saudi Arabia 17 banyak membahas mengenai hubungan pemerintah dan ulama dalam kehidupan bernegara Arab Saudi dan mereka bersepakat mengenai posisi para ulama tersebut dalam politik Arab Saudi sebagai stabilisator dalam masyarakat dan pengendali opini publik. Mengenai fatwa para ulama terhadap terorisme beserta penjelasan dalildalilnya dalam al-quran dan hadits nabi serta fatwa-fatwa ulama terdahulu dan kontemporer dijelaskan oleh Syekh. Dr. Muhammad Thahir ul-qadri dalam bukunya, Fatwa on Terrorisme and Suicide Bombing. Buku ini menjelaskan hukum-hukum yang berkaitan haramnya membunuh orang muslim, haramnya melakukan bom bunuh diri dalam jihad sekalipun; larangan membunuh, mendiskriminasi non-muslim non-combatan dan menghancurkan tempat ibadahnya; larangan pemberontakan terhadap penguasa yang masih beriman dsb. Penulis juga menyisihkan satu bab khusus yang menjelaskan fatwa ulama salafi Arab Saudi berkaitan dengan terorisme dan bom bunuh diri Alexander Bligh The Saudi Religious Elite (Ulama) as Participant in the Political System of the Kingdom. International Journal of Middle East Studies, Vol. 17, No. 1. Cambridge University Press 17 Joseph A. Kechichian The Role of the Ulama in the Politics of an Islamic State: The Case of Saudi Arabia. International Journal of Middle East Studies, Vol. 18, No. 1.Cambridge University Press. 18 Muhammad Tahir ul-qadri Fatwa on Terrorisme and Suicide Bombing. United Kingdom: Minhaj ul-quran Internasional 15
24 f. Argumen Utama Ulama di Arab Saudi memiliki peran besar dalam memberikan legitimasi terhadap setiap kebijakan-kebijakan pemerintah Arab Saudi dengan mengeluarkan fatwa melalui mufti besar berkaitan dengan perang melawan teror dan respon terhadap fenomena revolusi Dunia Arab (Arab Spring) saat ini. Dalam perang melawan teror fatwa yang dikeluarkan bertujuan untuk mendukung kebijakan pemerintah untuk mensterilkan gerakan teror dan pemikiran radikal dalam lingkup domestik dan mendukung pemerintah untuk terlibat dalam war on terror secara global. Dalam merespon revolusi Dunia Arab fatwa para ulama menjadi stabilisator politik domestik dan dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan mampu memperlancar pengambilan kebijakan luar negeri Pemerintahan Saudi. g. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penulis akan menggambarkan bagaimana ulama menggunakan otoritasnya di Saudi sebagai pembuat fatwa untuk mengarahkan opini publik di Arab Saudi untuk mendukung kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer di dapat dari catatan-catatan resmi yang dikeluarkan oleh lembagalembaga atau pihak-pihak yang diteliti seperti pemerintah Arab Saudi dan dokumen resmi dari dewan ulama Senior Saudi Arabia. Sementara data sekunder didapat melalui tulisan-tulisan, jurnal atau buku yang berkaitan dengan hubungan ulama dan pemerintah Arab Saudi dan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Mufti 16
25 Besar bersama Dewan Ulama Senior Arab Saudi untuk mendukung kebijakan pemerintahnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik penelitian pustaka yaitu dengan menelusuri berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan buku-buku, jurnal dan artikel-artikel yang mengenai topik tersebut. Data yang dipilih dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Cara mengolah data dalam penelitian ini adalah dengan cara menggambarkan bagaimana fatwa-fatwa resmi yang dikeluarkan oleh dewan ulama senior dan anggota-anggotanya atau Mufti Arab Saudi yang fatwa itu menjadi sarana penyatuan opini dalam domestik masyarakat Saudi untuk mendukung kebijakan-kebijakan kontraterorisme pemerintah Saudi atau kebijakan pemerintah Saudi selama revolusi, dunia baik domestik, Kawasan Teluk atau Timur Tengah secara umum. h. Sistematika Pembahasan Untuk membuktikan argumentasi utama dan menjawab rumusan masalah, penulis akan membagi pembahasan dalam 4 bab. Bab satu akan membahas mengenai pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual, argumentasi dasar, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Kemudian dalam bab dua akan dibahas secara umum mengenai secara historis mengenai posisi ulama sebagai sumber legitimasi Pemerintah Arab Saudi; Ajaran Wahhabi sebagai sumber legitimasi dan para oposisi di internal Saudi. 17
26 Bab tiga akan menjelaskan mengenai Sikap dan dukungan ulama terhadap pemerintah dalam perang melawan terrorisme dan Bab empat akan membahas peran ulama dalam mendukung segala kebijakan pemerintah baik domestik maupun internasional dalam merespon fenomena efek domino Revolusi Dunia Arab. Kemudian bab lima akan menjadi penutup dan kesimpulan dari pembahasan sebelumnya. 18
27 BAB II KOALISI PEMERINTAH SAUDI DAN ULAMA WAHHABI The Al-Saud family s claim to legitimacy rests on several pillars: tribal, historical, and religious of which, religious legitimacy is both the most fundamental and the most problematic. The Al-Saud rules under the Islamic criteria of wali al-ahd (rightful leadership) with the support of the ulema (religious scholars). However, this relationship between the regime and the ulema is a double-edged sword, as a loss of legitimacy in one can shake the other. (Leigh Nolan 19 ) Kalimat pembuka yang dikutip dari Leigh Nolan menggambarkan hubungan abadi antara kekuasaan Saudi dan Mazhab Wahhabi di wilayah Arab Saudi. Sejak koalisi Muhammad ibn Abd Wahhab dan Muhammad ibn Saud pertama kali diproklamirkan abad 18 hingga abad 21 hubungan antara kedua entitas itu tetap tak tergoyahkan. Meskipun sejak abad 18 tersebut koalisi tersebut telah menyaksikan beberapa kali keruntuhan basis kekuasaannya namun, kemudian kedua entitas tersebut tetap bisa berhasil membangun dan mendeklarasikan kerajaan Arab Saudi tahun 1932 yang bertahan hingga kini. Dengan kondisi apapun para ulama Wahhabi tetap mendukung kekuasaan Saudi begitu juga, kerajaan Saudi akan senantiasa berusaha untuk meminta dukungan dari para ulama. Peran besar ulama perlahan-perlahan digeser oleh para teknokrat sekuler setelah terjadinya modernisasi lembaga-lembaga pemerintahan dengan dibentuknya berbagai kementerian. Posisi ulama tinggal menjadi penjaga moral 19 Leigh Nolan. Managing reform?: saudi arabia and the king s dilemma. Policy briefing May Brookings Doha Center 19
28 publik, pendidikan dan mengurus urusan keagamaan 20. Sedangkan dalam politik, ulama melalui dewan ulama senior rutin berkonsultasi dengan pemerintah dan mengeluarkan fatwa terkait situasi penting yang dihadapi oleh pemerintah Saudi. Posisi ulama disini sebagai pendukung kebijakan-kebijakan pemerintah. A. Latar sejarah Hubungan Wahhabi dan Kerajaan Saudi Akar sejarah dari hubungan antara pemerintah Saudi dan ulama telah berlangsung sejak abad 18 sekitar tahun 1744/45. Koalisi antara pemerintah dan ulama ini dimulai pada zaman Muhammad ibn Saud, kepala suku di wilayah dir`iyyah di Jazirah Arab dengan Muhammad Ibn abdul wahhab. Muhammad ibn Abdul Wahhab adalah seorang ulama terkenal di Nejd, penganut Mazhab Hanbali dalam ajaran Sunni Islam. Ibn Abdul Wahhab menjadi terkenal karena sikapnya yang keras dalam menolak segala praktek bid`ah dan syirik yang umum terjadi di masyarakat Islam pada saat itu. Dia menolak atau mengkritisi sufisme dan penghormatan yang berlebihan pada ulama atau nabi karena hal tersebut merusak aqidah tawhid. Abdul Wahhab juga menganjurkan untuk menghancurkan tempat-tempat yang disucikan, melarang menghias masjid. 21 Dakwah Abdul Wahhab di Dir`iyyah diterima oleh Ibnu Saud dan akan mendukung dakwah dengan syarat yang diberikan oleh Ibnu Saud: Pertama, Abdul Wahhab berjanji untuk tetap setia mendukung ibnu Saud jika dakwah untuk menegakkan tauhid telah berjaya. Kedua, Abdul Wahhab menyetujui pajak terhadap hasil panen masyarakat Dir`iyyah. Abdul Wahhab 20 Raihan Ismail The Saudi Ulema and the Shi a of Saudi Arabia. Journal of Shi a Islamic Studies. Vol. V. No. 4, hal: Wayne H. Bowen The History of Saudi Arabia. London. Greenwood Press, Hal: 70 20
29 menyetujui persyaratan pertama namun, untuk permintaan yang kedua Abdul Wahhab menjawab dengan mengatakan, semoga Amir bisa mendapatkan Ghanimah (rampasan perang) atau pajak yang legal lebih besar daripada pajak dari hasil panen. 22 Deklarasi koalisi antara kedua tokoh yang terjadi tahun 1744 tersebut ditandai dengan kesepakatan antara Muhammad Ibn Saud dan Muhammad Ibn Abdul Wahhab dengan ikrar yang tercantum sebagai berikut: This oasis is yours. Do not fear your enemies. By the name of God, if all Nejd was summoned to throw you out, we will never agree to expel you." Muhammad ibn Abd al-wahhab replied, "You are the settlement's chief and wise man. I want you to grant me an oath that you will perform jihad (holy war) against the unbelievers. In return you will be imam, leader of the Muslim community and I will be leader in religious matters. 23 Ibnu Saud berkata kepada Abdul Wahhab, Oase ini adalah untukmu. Tidak perlu takut terhadap musuhmu. Demi Allah, jika seandainya seluruh masyarakat Nejd memerintahkan untuk mengusirmu, kami tidak akan pernah sepakat. Abdul Wahhab menjawab: engkau adalah pemimpin masyarakat dan seorang yang bijaksana. Aku menginginkan sebuah sumpah darimu untuk melaksanakan jihad melawan para kafir. Sebagai balasannya, engkau akan menjadi seorang pemimpin, Imam, pemimpin bagi masyarakat muslim dan aku memimpin urusan-urusan keagamaan. Setelah koalisi antara Abdul Wahhab dan Ibnu Saud terbentuk, mereka mulai melakukan ekspansi politik dan dakwah di semua wilayah sekitar Jazirah Arab. Suku-suku ditaklukkan dibawah kekuasaan Ibnu Saud dan penyeragaman praktek keagamaan dibawah otoritas Abdul Wahhab. Pada saat ekspansi, semua praktek-praktek keagamaan yang dianggap menyimpang, syirik dan bidah dihapuskan. Tempat-tempat yang disucikan dan bangunan-bangunan 22 David Commins The Wahhabi Mission and Saudi Arabia, Hal: Pascal Menoret The Saudi enigma. New York: Palgrave Macmillan, hal: 48 21
30 pemakaman juga dihancurkan. Tahun 1765 Ibnu Saud wafat kemudian digantikan oleh anaknya Abdul Aziz. Tahun 1773 kekuasaan politik Ibnu Saud telah mendominasi bagian timur dan tengah wilayah Arab. Tahun 1790an ekspansi Kerajaan Saudi berhadapan dengan kekuasaan kekhalifahan Turki Usmani. Sejak tahun 1790an hingga dekade kedua abad 19 Kekuasaan Saudi berhadapan dengan Kekuasaan Usmani yang diwakili oleh Sharif Makkah, Ghalib ibn Musaid dan Gubernur Mesir, Muhammad Ali. Tahun 1817 dibawah pimpinan Abdullah, anak Ibn Saud, sebagian besar kekuasaan Saudi hilang kecuali wilayah Dir`iyyah juga beberapa suku disekitarnya. Tahun 1818 wilayah kekuasaan Saudi dikuasai kembali oleh kekuasaan Usmani. Sementara pemimpin Saudi, Abdullah pewaris kerajaan ibnu Saud ditahan dan dihukum mati di Istanbul, Turki. Para ulama juga terkena imbasnya saat terjadi kekalahan yang diderita oleh Pemerintahan Saudi dalam peperangan melawan Kekuasaan Turki Usmani. Perwakilan Usmani di Mesir yang menduduki kekuasaan Saudi sekaligus berusaha menghapuskan ajaran-ajaran dari Gerakan Wahhabi yang dianggap sebagai kelompok pemberontak Khawarij. Keturunan Abdul Wahhab, Syekh Abd Allah ibn Muhammad al-syekh, pewaris Abdul Wahhab dikirim ke Mesir dan meninggal di sana. Sementara anaknya, Syekh Sulaiman, disiksa dan dieksekusi di Dir`iyyah setelah menolak menyerah kepada Ibrahim Pasha, anak Muhammad Ali, Gubernur Mesir. Banyak Qadli dan keluarga ulama yang dihukum mati ataupun terbunuh dalam peperangan. Banyak ulama lain yang lari dan menyelamatkan diri diantaranya, ada yang beremigrasi ke Iraq seperti Abd al-aziz ibn Hamad ibn 22
31 Ibrahim ibn Musharraf, cucu Muhammad ibn Abdul Wahhab, dan Abd al-aziz ibn Hamad Al Mu ammar, Seorang Qadi di Dir`iyyah yang mengungsi ke Bahrain 24. Keruntuhan kekuasaan Saudi di Dir`iyyah tidak menjadikan pengaruh dari Saudi-Wahhabi hilang. Di wilayah Nejad, kebanyakan suku-suku masih tetap setia dan kukuh dalam melaksanakan ajaran Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Tahun 1820an kekuasaan Saudi kembali mengorganisir diri dan membawa ancaman bagi kekuasaan Usmani di Arab. Tahun 1824, Turki ibn Abdullah ibn Muhammad ibn Saud, pemimpin baru keluarga Saudi, memulai kembali ekspansi untuk mengambil alih kekuasaan Saudi yang telah diambil oleh oleh kekuasaan Usmani. Riyadh menjadi wilayah pertama yang dikuasai dan menjadikannya sebagai pusat kekuasaan Saudi. Kemudian dari Riyadh, ekspansi terus dilakukan ke wilayah-wilayah yang lain. Tahun 1834 Turki meninggal setelah menguasai kembali sebagian besar wilayah kekuasaan Saudi yang dirampas oleh Kekuasaan Usmani 25. Pemulihan kekuasaan Saudi di Riyadh ikut juga memulihkan Mazhab Wahhabi. PemerintahanTurki tetap mempertahankan sikapnya kepada Ulama Wahhabi sama dengan penguasa-penguasa pendahulunya. Seiring dengan pemulihan tersebut, para ulama, guru dan dan keturunan Abdul Wahhab yang berada di pelarian, Kairo dan negara-negara sekitar teluk, berbondong-bondong untuk kembali ke Riyadh. Yang memegang otoritas sebagai penguasa dibidang keagamaan adalah cucu dari Muhammad bin Abdul Wahhab, Syekh Abd al- Rahman ibn Hasan, sebagai pemimpin Mazhab Wahhabi dan pemegang otoritas 24 David Commins, Op.cit: Wayne H. Bowen, Op.cit: 78 23
32 keagamaan. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat Qadhi, guru-guru, memberikan ceramah, penasehat penguasa, penyusun fatwa dan memimpin kampanye melawan penentang kaum muslim (Wahhabi) 26. Muhammad Ali dari Mesir kembali melakukan invasi ke dalam kekuasaan Saudi di Nejd pada tahun 1837 dan berhasil menjatuhkan Faysal ibnu Turki dan mengangkat Khalid ibnu Saud, sepupu Faysal, sebagai pemerintahan boneka Mesir di Riyadh. Faysal di kirim ke Kairo sementara para ulama banyak yang lari mengungsi atau pindah ke wilayah lain di bawah kekuasaan Mesir. Setelah invasi, Mesir lebih lunak terhadap Ulama Wahhabi dan keturunan Saudi serta tidak ada eksekusi atau penahanan bagi mereka. Tahun 1843 Faisal ibnu Turki melarikan diri dari Mesir dan kembali ke Nejd untuk membangun kembali kekuasaan Saudi dan mengumpulkan kembali suku-suku yang masih loyal pada pemerintahan Saudi. Kemudian melakukan ekspansi kembali untuk menyatukan semua wilayah kekuasaan yang mereka kuasai sebelum tahun Tapi kekuasaan tersebut tidak bertahan lama karena tahun 1865 setelah kematian Faisal, kedua anaknya anaknya, Abdullah dan Saud berebut untuk meraih kekuasaan di Nejd yang mengakibatkan terjadinya perang saudara. Masing-masing mencari aliansi dari luar seperti Kerajaan Usmani, Inggris, dan Kelompok Rashidi. Perang saudara tersebut tidak menghasilkan apa- 26 David Commins, Op.cit: Tahun 1831 Mesir melepaskan diri dari kekuasaan Usmani dan melakukan ekspansi. Tapi tahun 1840 dibawah tekanan kerajaan Usmani dan negara-negara barat, Inggris, Rusia, Prusia, Austria mesir kembali dibawah kekuasaan Usmani. Kemudian menarik diri dari wilayah-wilayah yang pernah dikuasai oleh Saudi. 24
33 apa dan semakin melemahkan kekuasaan Saudi hingga akhirnya kekuasaan Saudi diinvasi oleh Kerajaan Rashidi tahun Berakhirlah kekuasaan Saudi jilid II. Pada saat terjadinya perang perebutan wilayah Nejd antara Abdullah dan Saud, Ulama yang dipimpin oleh Syekh Abd al-rahman ibn Hasan berada dalam posisi yang rumit, harus mendukung pihak yang mana. Mereka akhirnya mendukung Abdullah yang telah lebih dulu menduduki kekuasaan di Nejd dan menganggap Saud sebagai pemberontak terhadap pemerintah yang sah. Saud juga mencari dukungan dari Ulama Wahhabi yang lain yaitu Hamad ibn Atiq tapi dukungan tersebut tidak diberikan karena ibn Atiq juga mengakui keabsahan pemerintahan Abdullah yang telah diterima oleh publik. Ulama kembali terpecah saat Abdullah berkoalisi dengan Kerajaan Usmani untuk menghadapi ancaman dari Saud karena status Usmani yang dianggap kerajaan penyembah berhala/musyrik dan haram hukumnya berkoalisi dengannya. Setelah meninggalnya Abd al-rahman kemudian Syekh Abd al-latif menjadi pemimpin. Pemimpin terbaru Wahhabi ini menerima atau mengakui Saud sebagai pemimpin baru yang absah. Abdullah dibenci oleh ulama karena telah beraliansi dengan Usmani yang musyrik dan kafir ( idolaters and infidel). Kecuali Muhammad ibn Ajlan, ulama Wahhabi yang mendukung pendirian Abdullah dan bahkan datang ke Baghdad untuk mengajukan pertolongan dari Usmani untuk Abdullah. Usmani menguasai wilayah Hasa pada tahun 1871 yang berarti ancaman bagi kekuasaan Saudi di Riyadh. Para ulama berdebat tentang bagaimana seharusnya bertetangga dengan kekuasaan Usmani. Abd al-latif mewajibkan 25
34 untuk berjihad mengusir Usmani di Tanah Arab dan menganggap murtad bagi yang menolong, memberikan loyalitas, dan hidup didalam kekuasaan Usmani. Pendapat ini ditentang oleh ulama Wahhabi yang lain yang membolehkan untuk tinggal dan bepergian di wilayah kafir asal orang yang beriman dibolehkan untuk menjalankan agamanya. Pendapat ini telah difatwakan oleh Syaikh Abd Rahman, ayah dari Abd Latif sendiri. Tahun 1871 posisi Saud di Riyadh kembali terguncang. Dia meninggalkan Riyadh setelah mewakilkan dirinya kepada salah seorang pamannya untuk mengurus Riyadh. Syekh Abdul latif dan ulama-ulama senior akhirnya bersepakat mengangkat anak bungsu Faisal untuk menjadi pemimpin yaitu, Abd Rahman. Tidak lama berselang Abdullah kembali ke Riyadh dan tidak mengakui pengangkatan Abd Rahman kemudian memimpin kembali Riyadh dengan juga didukung oleh Abd Latif. Masuknya Rashidi tahun 1891 yang menguasai Riyadh menimbulkan kemarahan dari pemimpin Wahhabi, Abd Allah ibn Abd al-latif, yang menganggap Rashidi sebagai musuh tauhid dan juga beraliansi dengan Usmani. Meskipun sebenarnya, kekuasaan Rashidi di Hail juga memanfaatkan ulama-ulama Wahhabi sebagai Hakim, guru dan penceramah. Juga, Ulama Wahhabi di Riyadh dilindungi oleh Kekuasaan Rashidi. Tapi banyak juga yang lari karena tetap setiap pada kekuasaan Saudi. Abd al-rahman ibn Faisal Al Saud mengungsi ke Kuwait dan diterima baik serta didukung oleh penguasa Kuwait. Keluarga Saud juga didukung oleh Inggris. Tahun 1901 Keluarga Saudi di Kuwait kembali melakukan ekspansi ke 26
35 Riyadh dan mengambil alih kekuasaan Rashidi kemudian berhasil mengangkat kembali Abd al-aziz ibn Abd al-rahman ibn Faisal Al Saud menjadi penguasa di Riyadh yang kemudian melakukan konsolidasi kembali terhadap wilayah yang lain di Nejd and wilayah Hasa bagian barat. Tahun 1904 Usmani memerintahkan Rashidi menyerang Riyadh dengan bantuan tentara Usmani namun upaya tersebut tidak berhasil. Bahkan tahun 1906 Militer Usmani menarik diri dari Nejd, Hasa, dan Hijaz setelah mengadakan persetujuan dengan Saudi dan menerima ketundukan Saudi terhadap kerajaan Usmani meskipun hanya sementara. Tahun 1910, dibawah Sharif Husain sebagai perwakilan Usmani, kekuasaan Saudi kembali ditundukkan. Namun hubungan damai antara Sharif Husain dan Saudi tidak berlangsung lama. Tahun 1912 Husain menginvasi Nejd kembali dan melarang masyarakat Nejd untuk menunaikan Ibadah haji di Makkah dan Madinah. Memasuki perang dunia I Turki Usmani menjadi salah satu negara yang ikut dalam blok yang sedang berperang yaitu Central Power bersama Jerman, Austria-Hongaria dan Bulgaria. Melihat situasi tersebut Sharif Husein melepaskan diri dari Usmani dan mendeklarasikan kemerdekaan tahun 1916 setelah menguasai Makkah. Sementara itu, Keturunan Saudi tahun 1915 mengadakan perjanjian dengan Inggris, Anglo-Saudi Treaty yang memberikan hak bagi Saudi atas wilayah Hasa dan Nejd serta mendapatkan bantuan militer dan finansial dari kerajaan inggris. Tahun 1925 kekuasaan Sharif Husein di Hijaz berhasil ditaklukkan oleh kekuasaan Saudi termasuk kota suci Makkah dan Madinah. 27
36 Kemudian tahun 1932 secara resmi dideklarasikan berdirinya kerajaan Saudi Arabia. Kembalinya kekuasaan Saudi secara otomatis juga mengembalikan otoritas ulama Wahhabi dalam masyarakat Arab Saudi dan suara-suara dari anti-wahhabi dihapuskan seperti, eksekusi terhadap Syekh Abd Allah ibn Amr yang pernah menyarankan pada penguasa Rashidi untuk menghapus dakwah Wahhabi di tanah Arab. Kebijakan terhadap penganut Syiah juga diperketat, masjid-masjid Syiah banyak yang dihancurkan dan pengiriman ulama-ulama Sunni untuk mendidik penganut Syiah agar bisa kembali ke dalam Islam meskipun dari sisi peribadatan dan acara-acara keagamaan penganut Syiah masih tetap dibiarkan. Kelompok Ikhwan, kelompok oposisi pertama di internal Wahhabi juga diberantas karena tidak mau tunduk pada kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Ibnu Saud dan berselisih pendapat terhadap ulama-ulama terkemuka Wahhabi sendiri. Tahun 1920 Mufti Abdullah ibn Abd Latif meninggal dan digantikan oleh sepupunya Abdullah ibn Hasan ibn Husayn ( ) pada masanya, Hijaz ditaklukkan tahun Dia menjadi imam dan khatib di Masjidil Haram Makkah, menjadi pemimpin qadi untuk seluruh provinsi dikerajaan Arab Saudi, berperan menyeleksi semua buku dan publikasi dari luar dan menerapkan kewajiban kepada masyarakat untuk menerapkan kebaikan dan menjauhi keburukan atau penerapan syariah secara tegas. Sebagai pengawas terciptanya masyarakat yang menjaga syariah khususnya menjaga moral dan menyuruh shalat berjamaah dibentuk 28
37 komite amar ma`ruf nahi munkar ( Committees for Commanding Right and Forbidding Wrong) sebagai polisi agama 28. Pada saat pemerintah akan mengadopsi hal-hal baru dan memodernisasi struktur administrasi pemerintahan dan teknologi terjadi silang pendapat antara pemerintah dan ulama. Seperti, Ibn Saud menginginkan untuk membuat perayaan hari lahirnya kerajaan Saudi namun akhirnya gagal karena ditentang oleh para Syekh Wahhabi karena dianggap bertentangan dengan Islam. Islam hanya mengakui dua perayaan saja dalam setahun yaitu, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Aspek yang lain adalah polemik antara ulama dan kementerian pendidikan yang dipimpin oleh Hafiz Wahbah yang menginginkan memodernisasi pendidikan dengan mengadopsi banyak pelajaran-pelajaran dari barat seperti pelajara bahasa asing dan geografi. Para ulama menentang hal tersebut. Pelajaran geografi ditentang karena sama dengan menggambar. Pelajaran bahasa asing ditentang karena hal tersebut akan ikut menjadi jalan generasi muda untuk belajar ide-ide dan perilaku buruk orang-orang kafir yang bertentangan dengan Islam. Hafiz Wahbah membantah pendapat para ulama tersebut dengan mengeluarkan pendapat-pendapat berdasarkan prinsip Islam juga. Akhirnya, para ulama menyerahkan keputusan kepada Ibnu Saud dan kementerian pendidikanlah yang memenangkan polemik tersebut 29. Ulama juga mengecam pemerintah saat mengadopsi teknologi-teknologi baru seperti telegraf, kendaraan bermotor tapi, kritik dari ulama menguap begitu saja saat manfaat kedua benda tersebut terlihat 28 David Commins, Op.cit: Ibid, hal: 97 29
BAB I PENDAHULUAN. bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Ulama atau syekh memiliki kedudukan yang sangat penting dan menjadi bagian vital dalam masyarakat muslim di Saudi Arabia. Peran para ulama ini mencakup aspek domestik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciINTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005
INTISARI Nama : Lintar Setyanto NIM : 151090234 Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 Arab Saudi merupakan salah satu negara di
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciMengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?
Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19
DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah
Lebih terperinciADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri
ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com NEO KHAWARIJ, MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis akan berpandangan bahwa Arab Saudi adalah negara kaya karena kandungan minyak bumi didalamnya.
Lebih terperinciPotret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015
Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Membedah Timur Tengah dalam Perspektif Strukturalisme Struktur hirarkis sistem
Lebih terperinciPersatuan Dalam al-quran dan Sunnah
Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal
Lebih terperinciJAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB
JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB I. Pendahuluan Muhammad Ali secara turun temurun dinyatakan sebagai penguasa Mesir. Keputusan tersebut berdasarkan konferensi di London pada tanggal 13 Februari 1841.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Pustaka Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai respon negara terhadap terorisme serta upaya-upaya yang dilakukan negara untuk menangani terorisme.
Lebih terperinciDINAMIKA POLITIK ISLAM SEMENANJUNG ARAB M (Pengaruh Berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern Terhadap Praktik Keagamaan di Tanah Suci)
125 DINAMIKA POLITIK ISLAM SEMENANJUNG ARAB 1800-1930 M (Pengaruh Berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern Terhadap Praktik Keagamaan di Tanah Suci) Ihwan Agustono I Kajian tentang politik dan sosial keagamaan
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan
Lebih terperinciWAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA
WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciMENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER
l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi
BAB I PENDAHULUAN Arab Saudi sebagai negara dengan bentuk monarki absolut mengalami tantangan dalam mempertahankan legitimasinya. Masalah utama yang dihadapi Arab Saudi dengan bentuk monarki adalah negara
Lebih terperinci4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS
4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS Afifah Cahyaningtyas E-mail: afi_rocket@yahoo.com Dian Muhammad Supriyatno E-mail: rdian_ahmad@yahoo.com G eopolitik merupakan aspek utama yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. terbesar itu dilaksanakan bersamaan pada sidang tahunan ke-41 IDB di Jakarta. IDB
BAB V KESIMPULAN Meskipun Indonesia belum bisa lepas dari jerat utang, namun Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan Indonesia merupakan negara penerima bantuan IDB terbesar bila dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari
BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung
Lebih terperinciHubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia
Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi
Lebih terperinciOtentisitas Alkitab vs Quran
Otentisitas Alkitab vs Quran Dengan berjalannya waktu dan Muslim mengadakan kontak dengan orang Kristen dan Yahudi dan memiliki kesempatan untuk membaca Alkitab, perlahan-lahan Muslim menyadari bahwa isi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara
Lebih terperinciSudan masuk list negara teroris?
Sudan masuk list negara teroris? JAKARTA, ALAMISLAMI.COM Direktur Atlantic Council, J. Peter Pham dalam tulisannya pada tanggal 8 Juni 2016 lalu menyebutkan bahwa Sudan bagi Amerika masih masuk dalam list
Lebih terperinciDemokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi
Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.
Lebih terperinciMengenai Buku Ini
Mengenai Buku Ini Judul Asli : Kayfiatu Da watu ila at-tauhid Penulis : Syaikh Ibnu Abdil Aziz Al-Syaikh Dieterjemahkan dari: How to Call to Tauhid, www.salafimanhaj.com, 2004 Alih Bahasa oleh : Ummu Abdullah
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat
Lebih terperinciH. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Pasal 2 (3) dari Piagam PBB Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap
BAB V KESIMPULAN BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembahasan yang ada di dalam karya tulis (skripsi) ini. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari isi perbab yang kemudian
Lebih terperinciKejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH
Kejayaan Umat Dalam Berhijrah Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH Muharram awal bulan hijriyah, adalah bulan kemenangan dan kejayaan. Di bulan ini Allah Swt. memenangkan Musa beserta Bani Israil atas Fir aun dan
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)
12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya
Lebih terperinciSumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:
Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah al-buthoniyah Desain Sampul: Ummu Tsaqiif al-atsariyah Disebarluaskan
Lebih terperinciPENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM
PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga faktor penting yang sangat menentukan bobot kajian sejarah, yaitu materi, metodologi dan interpretasi, karena ketiganya
Lebih terperinciBiografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam
Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun
Lebih terperinciPENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni
113 PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kajian ini, pada akirnya peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. wacana gagasan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh
Lebih terperinciBudi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional
Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan
Lebih terperinciPERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL
PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS
Cooperative Security: Studi Kasus Traktat Lombok antara Indonesia dan Australia TESIS Untuk memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Hubungan Internasional pada Program Magister Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan
BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI
Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic
Lebih terperinciHubungan Internasional (daring), 1 November 2013, <http://dinasulaeman.wordpress.com/2013/11/01/sistemdemokrasi-ala-iran-demokrasi-tangan-tuhan/>,
BAB V PENUTUP Dalam pandangan konstruktivisme, kebijakan diplomasi fatwa antinuklir sebagai senjata pemusnah massal adalah hasil proses dialektis antara kondisi sentimen anti-islam pasca 11 September,
Lebih terperinciKELAS X SMAN 5 PADANG. Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini!
Lampiran 4 SOAL TES PENDIDIKAN AGAM ISLAM KELAS X SMAN 5 PADANG Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini! Nama :... Kelas :... Mata Pelajaran :... Petunjuk: 1. Awali ujian dengan membaca
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM
Modul ke: 04 Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Peradaban yang dibangun oleh
Lebih terperinciIa mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.
Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciPersatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq
Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang
Lebih terperinciSyiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,
Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciPERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Contoh Artikel Konseptual PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI oleh Kholis Rahmat Riyadi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Korupsi adalah
Lebih terperinciDigantung karena menjadi seorang Kristen di Iran
Digantung karena menjadi seorang Kristen di Iran Delapan belas tahun lalu, ayah dari Rashin Soodmand digantung di Iran karena ia meninggalkan Islam dan menjadi seorang Kristen. Saat ini, saudara laki-lakinya
Lebih terperinciBAB II DINAMIKA KELEMBAGAAN LIGA ARAB. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai organisasi regional Liga
BAB II DINAMIKA KELEMBAGAAN LIGA ARAB Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai organisasi regional Liga Arab yang memiliki gerakan yang dinamis dalam dunia perpolitikan kawasan Arab. Dinamika pergerakannya
Lebih terperincipendekatan agama-budaya atasi terorisme
Indonesia sarankan pendekatan agama-budaya atasi terorisme Senin, 22 Mei 2017 00:20 WIB 1.596 Views Pewarta: Joko Susilo Presiden Joko Widodo. (ANTARA News/Bayu Prasetyo) Riyadh (ANTARA News) - Indonesia
Lebih terperinci2016 PERANG ENAM HARI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia I (selanjutnya disingkat PD I) berakhir, negara-negara di Dunia khususnya negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah dihadapkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sepanjang perjalanan sejarah umat manusia, selalu timbul perbedaan kepentingan dan tujuan diantara negara negara yang ada. Perbedaan perbedaan ini memberikan dinamika
Lebih terperinciDi antaranya pemahaman tersebut adalah:
MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,
Lebih terperinciPemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :
PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH ROMANIA TENTANG KERJASAMA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KEJAHATAN TERORGANISIR TRANSNASIONAL, TERORISME DAN JENIS KEJAHATAN LAINNYA Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu
Lebih terperinciPERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH
PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar
Lebih terperinciSurat Untuk Kaum Muslimin
Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.
Lebih terperinciA BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?
l Edisi 011, September 2011 A BOON OR A BANE P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n D Amr Hamzawy and Nathan J. Brown Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi? Review Paper oleh Nur Iman Subono 1 Edisi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciDUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME
DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME Disusun oleh Veny Tristiana 151090042 PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
Lebih terperinciAHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN
1 AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN Sebagai Paham Keagamaan, Ahmadiyah adalah paham yang memandang Mirza Ghulam Ahmad, yang lahir di Kota Qodian, India, 1835 M, adalah imam mahdi, almasih al-mau
Lebih terperinciPada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace
Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak
Lebih terperinciBagaimana anda mengartikan Islam?
Islam bukanlah agama populer di Jepang. Agama ini diperkirakan datang pertama kali pada awal 1900-an, ketika Muslim Tatar melarikan diri dari ekspansi Rusia. Namun komunitas Muslim di Jepang baru terbentuk
Lebih terperinciKEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT UNTUK MEMPERTAHANKAN EMBARGO EKONOMI TERHADAP KUBA PASCA NORMALISASI HUBUNGAN KEDUA NEGARA
KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT UNTUK MEMPERTAHANKAN EMBARGO EKONOMI TERHADAP KUBA PASCA NORMALISASI HUBUNGAN KEDUA NEGARA United State s Policy on Maintaining Economic Embargo on Cuba after Normalization of
Lebih terperinciResolusi yang diadopsi tanpa mengacu pada komite Pertanyaan dipertimbangkan oleh Dewan Keamanan pada pertemuan 749 dan750, yang diselenggarakan pada 30 Oktober 1956 Resolusi 997 (ES-I) Majelis Umum, Memperhatikan
Lebih terperincitidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku
Lebih terperinciPerjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam
Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam Kelompok 2 Arum Suci Alfiani Innesyifa Haqien Syifa Fatimah Azzahra Keadaan Masyarakat Madinah sebelum Islam Terdapat suku Aus dan suku Khazraj,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinci10 Masjid Tertua Di Dunia
10 Masjid Tertua Di Dunia Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah
Lebih terperinciSURAT UNTUK GAZA. Yang membuat saya berbeda adalah bahwa saya tidak hanya mengasihi orang Arab, tetapi saya juga mengasihi orang Yahudi.
SURAT UNTUK GAZA Yang membuat saya berbeda adalah bahwa saya tidak hanya mengasihi orang Arab, tetapi saya juga mengasihi orang Yahudi. Oleh Nonie Darwish Baru-baru ini saya menerima sebuah surat elektronik
Lebih terperinciKONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.
KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. Saat ini kita bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yang tiba2 saja berpotensi menjadi konflik berkepanjangan dan sulit dideteksi penyebabnya sehingga
Lebih terperinciPeranan hamas dalam konflik palestina israel tahun
Peranan hamas dalam konflik palestina israel tahun 1967 1972 Oleh: Ida Fitrianingrum K4400026 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian seperti yang diuraikan pada
Lebih terperinci