BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terorisme dalam satu dekade ini menjadi sangat populer, atau tepatnya sejak peristiwa runtuhnya WTC (World Trade Center) tanggal 9 September 2001 yang lalu. Jika kita memasukan kata terorisme pada mesin pencari di internet, maka kita akan mendapati ribuan bahkan jutaan hasilnya, dengan segala latar belakang, pembelaan, tuduhan, perkembangan dan lain-lainnya. Yang ironisnya, beberapa waktu belakangan ini terorisme diidentikkan dengan agama Islam. Kata teror berasal dari bahasa latin yaitu terrere. Namun di masa Revolusi Perancis, kata teror sendiri juga dikenal dengan sebutan Le terreur yang berasal dari bahasa Perancis. Kata tersebut semula hanya dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah. Selanjutnya kata terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia.Maka secara tidak langsung kata terorisme sejak awal dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah (Hakim, 2004: 4). Terorisme menurut Kerstetter pada dasarnya merupakan suatu gejala kekerasan yang berkembang sejalan dengan peradaban manusia itu sendiri.terorisme sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, ditengarai telah ada sejak zaman Yunani Kuno, Romawi Kuno dan pada abad pertengahan.terorisme menurut Lequer secara klasik diartikan sebagai kekerasan atau ancaman kekerasan yang dilakukan untuk menciptakan rasa takut dalam masyarakat (Hakim, 2004: 3). Terorisme berkembang sejak berabad lampau.asalnya, terorisme hanya berupa kejahatan murni seperti pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang

2 2 dilakukan secara perorangan maupun oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai pelakunya. Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari terorisme. Saat ini, motif terorisme lebih sering dikaitkan dengan dimensi moral yang luas seperti nilai, ideologi, agama, ketidakadilan tatanan dan struktur sosial. Namun tidak dipungkiri, bahwa sekarang ini Islam diidentifikasikan sedemikian rupa sebagai agama yang mengusung terorisme. Perkembangan Islam, baik secara institusi atau pun individualnya, telah mengkhawatirkan dunia internasional sedemikian rupa tanpa alasan yang jelas sama sekali. Pandangan bahwa Islam yang melahirkan kekerasan terus dimunculkan setiap hari di berbagai belahan dunia. Hingga umat pun perlahan-lahan mulai percaya bahwa Islam mengusung kekerasan seperti itu, padahal tak sedikitpun agama Islam menganjurkan kekerasan. Dalam berperang, Islam telah mengajarkan syarat dan ketentuan seperti tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, orang tua, pemuka agama, tidak boleh menghancurkan rumah dan tempat ibadah, tidak boleh membakar pepohonan, tidak boleh membunuh binatang, tidak boleh mengharapkan bertemu musuh, tidak boleh berkhianat dan tidak boleh berlaku zalim (HR Muslim, Al Mubarakfuri, 2014: 447). Beberapa bulan terakhir, Indonesia kembali disuguhi berita tentang Gerakan Ekstrimis ISIS. ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) adalah organisasi teroris yang bermula dari invasi Amerika Serikat dengan sejumlah negara yang mengikutinya (sekutu) ke Irak di tahun Ketika itu Irak masih di bawah kendali Saddam Husein. Tujuan yang digembar-gemborkan adalah mencari senjata pemusnah massal, tetapi tentu saja tujuan utamanya adalah penguasaan minyak dan menurunkan Saddam Husein. Terbukti akhirnya senjata pemusnah massal tidak terdapat di Irak karena memang isu ini hanya digunakan untuk pemancing agar AS dapat menginvasi Irak. Salah satu pemimpin dari para pejuang Irak yang paling dikagumi rakyat Irak adalah Abu Mush ab Al Zarqawi yang merupakan figur dari kelompok pejuang Jihad wa tauhid, sampai akhirnya Al Zarqawi meninggal, kemudian kelanjutan dari perjuangan rakyat Irak maka para pejuang Irak membentuk suatu

3 3 dewan syura. Akhirnya mendeklarasikan Daulah Islam Iraq (DAI) dan untuk pemimpinnya dipilih Abu Umar Al-Baghdady. Ketika terjadi revolusi Suriah tahun 2011 maka sebagian pejuang asal Suriah di Irak kembali ke Suriah untuk melawan tindakan kejam dari Presiden Bashar Assad dengan membentuk Jabhat Al Nusrah (JN) yang merupakan kelompok terbesar dari pejuang Suriah. Sedikit demi sedikit beberapa kota mulai dibebaskan. Ketika sudah banyak daerah dibebaskan tiba-tiba Abu Bakar Al Baghdady pada tahun 2013 mengatakan bahwa JN dihapus dan dijadikan Daulah Islam Irak dan Syam/DAIS atau ISIS (Islamic State in Irak and Syam) dalam bahasa inggrisnya (kadang disebut ISIL karena Sham diganti oleh kata Levant dalam bahasa Inggris). Akhirnya, pada 29 Juni 2014 dan bertepatan dengan 1 Ramadhan 1435 H, melalui media resminya, al-furqan, ISIS mendeklarasikan terbentuknya Islamic State (IS) sekaligus pembubaran ISIS. Mereka mengangkat Abu Bakar al- Baghdady sebagai khalifah IS. Deklarasi tersebut adalah langkah tepat sebagai puncak dari apa yang telah diperjuangkan sejak awal oleh Zarqawi. Namun, deklarasi itu tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari pengikut ISIS yang lain. Bagi mereka, deklarasi itu tidak tepat, karena meskipun mereka ISIS juga dan pendukungnya, namun mereka tidak mendukung deklarasi itu (Assad, 2014: 71). Deklarasi itu justru dinilai blunder yang merugikan. Deklarasi itu membuat ISIS menjadi gerakan dan kekuatan gamblang yang mudah dibidik dan dihabisi, padahal sejak 2006, strategi yang menurut mereka menjadi gerakan bawah tanah yang tersembunyi dan bergerak maju dan berkembang dalam senyapsenyap, dengan ideologi atau paham takfiri yang mereka anut. ISIS memiliki ideologi takfiri yang berupa pandangan yang mengkafirkan madzhab atau kelompok mana saja yang berbeda dengan dirinya. Ini sebuah keyakinan yang dianut oleh kelompok-kelompok ekstrem yang menganggap dirinya paling benar, sementara yang di luar dirinya pasti salah. ISIS mengkafirkan kelompok apapun di luar dirinya karena menurut mereka hanya Islam versi mereka saja yang benar dan menghalalkan cara-cara kekerasan kepada apa saja yang bertentangan dengan kemauannya (Assad, 2014: 122).

4 4 Hal ini membuat banyak kalangan kebingungan apa sebenarnya ISIS itu. Penelitian ini tentu tidaklah cukup representatif untuk menjawab pertanyaan itu. Tapi paling tidak, bisa memberikan sedikit gambaran bahwa ISIS adalah gerakan ekstrimis yang melakukan kekerasan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dengan mengatasnamakan agama. Hal ini tentunya menodai citra Islam sebagai agama yang mengajarkan keselamatan dan kedamaian, agama yang rahmatan lil alamiin yang semua aspek ajarannya jika dipahami dan diaplikasikan secara integral dalam kehidupan sehari-hari akan melahirkan pribadi yang mulia, secara pribadi maupun sosial. Islam tidak mengenal konsep jihad dengan makna membunuh ketika berada dalam situasi damai dan ketentraman. Jihad itu maknanya adalah berjuang dalam dimensi yang luas, yakni bisa bermakna memperbaiki nasib rakyat, bersedekah, mendirikan sarana pendidikan, mengayomi masyarakat dan berbagai kebajikan lainnya. Kalau kemudian jihad diartikan hanya berperang, itu sudah keliru dan akan melahirkan kekeliruan selanjutnya. Jihad dalam Islam berasal dari bahasa Arab yaitu jihad, dan dikemukakan dalam ayat Al-Quran ini diterjemahkan sebagai berjuang. Kata jihad itu memang secara relatif pendek sekali tetapi implikasinya luar biasa dalam masyarakat Islam secara keseluruhan dan dalam kehidupan pribadi seorang Muslim. Jihad sebagaimana diperintahkan dalam Islam bukanlah tentang membunuh atau dibunuh tetapi tentang bagaimana berjuang keras memperoleh keridhaan Ilahi. Baik individual mau pun secara kolektif, jihad merupakan suatu hal yang esensial bagi kemajuan rohani. Kata jihad sendiri di dalam Al-Quran digunakan dalam dua pengertian: Jihad fi Sabilillah berjuang keras di jalan Allah Jihad fi Allah berjuang keras demi Allah. Arti kata yang pertama menyangkut perang mempertahankan diri dari musuh kebenaran ketika mereka berusaha memusnahkan agama ini, sedangkan pengertian kata yang kedua adalah berusaha atau berjuang keras guna memenangkan keridhoan dan kedekatan kepada Allah SWT. Kata yang kedua itu lebih mengandung signifikasi kerohanian yang lebih tinggi dibanding kata yang pertama. Berjuang melawan sifat dasar yang buruk dalam diri sendiri yaitu melawan nafsu dan kecenderungan kepada kejahatan.

5 5 Konsep jihad yang diterapkan oleh ISIS tentu tidak sebanding dengan ajaran Islam walaupun mereka beranggapan untuk berjuang dengan nama Islam. Hal tersebut tentu akan menimbulkan pandangan yang semakin buruk terhadap agama Islam yang kurang lebih selama satu dekade terakhir dicap sebagai teroris. Seluruh media di dunia turut memberitakan bagaimana ISIS memberikan ancaman ke pihak-pihak yang akan diperanginya. Indonesia juga tidak luput dari ancaman tentara ISIS yang memberikan pernyataan melalui video yang mereka unggah untuk menantang TNI. Masyarakat sempat gempar ketika video itu muncul di televisi, bahkan cukup intens ditayangkan terutama oleh TV One yang cukup sering membahas berita tentang ISIS. Berita-berita mengenai ISIS yang pernah ditayangkan oleh TV One pun, tentu akan mendapatkan tanggapan yang beragam dari penontonnya. Informasi yang tersaji dalam bentuk gambar dan ilustrasi dapat merangsang penonton TV One untuk memberikan tanggapan maupun sikap terhadap berita tersebut. Dengan adanya penonton yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti usia, jenis kelamin maupun tingkat pendidikan, memunculkan ketertarikan peneliti untuk melihat fenomena yang terjadi akibat berita ISIS tersebut. TV One yang dipilih oleh peneliti sebagai perwakilan media televisi yang menayangkan berita ISIS dianggap sebagai saluran media televisi yang mampu memenuhi kebutuhan informasi akan suatu berita yang terdepan dalam mengabarkannya. Dalam penyajian berita, TV One dapat menayangkannya secara langsung dari tempat kejadian perkara di mana pun dan kapan pun kejadian tersebut berlangsung. Pemberitaan ISIS tidak luput dari perhatian mahasiswa yang notabene memiliki pandangan tersendiri terhadap gejala-gejala sosial khususnya dalam pemberitaan ISIS ini. Mahasiswa adalah kalangan intelektual yang penuh bakat dan potensi yang sedang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya mempunyai status, tetapi ia juga berjuang keras untuk menyelesaikan studinya (Bertens, 2005: 11). Susantoro mengatakan mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur antara tahun, yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuan

6 6 yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional (dalam Siregar, 2006: 56). Lokasi penelitian yang dianggap berkaitan dengan permasalahan yang ingin diteliti adalah FISIP USU. Pemilihan lokasi ini berdasarkan kesesuaian judul yang diangkat, di mana peneliti ingin mengetahui sikap mahasiswa FISIP USU dalam menyikapi pemberitaan ISIS di TV One. Mahasiswa FISIP USU dipilih karena peneliti menganggap bahwa mereka harus tanggap dalam menyikapi gejala sosial yang tengah terjadi di masyarakat dan memiliki daya analisis yang lebih responsif dalam menentukan sikapnya dengan fenomena yang terjadi di sekitarnya. Mahasiswa angkatan 2012 merupakan responden yang dipilih dalam penelitian ini karena telah memasuki usia 20 tahun yang dianggap lebih dewasa dan mampu untuk menanggapi serta menyikapisebuah pemberitaan yang ada di media massa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah pengaruh berita ISIS di TV One terhadap sikap Mahasiswa FISIP USU Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah berita ISIS di TV One mempengaruhi sikap mahasiswa FISIP USU Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas dan menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai berita ISIS hanya dibatasi pada lembaga penyiaran swasta TV One, karena lembaga penyiaran televisi swasta

7 7 ini cukup representatif di dalam menyajikan berita-berita mengenai permasalahan ISIS. 2. Objek penelitian yang dipilih adalah mahasiswa FISIP USU program reguler S-1 angkatan Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana TV One dalam menayangkan pemberitaan ISIS. 2. Mengetahui sikap mahasiswa FISIP USU terhadap pemberitaan ISIS di TV One. 3. Mencari hubungan antara berita ISIS di TV One terhadap sikap mahasiswa FISIP USU Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU khususnya jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian khususnya di bidang komunikasi massa. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.

BAB I PENDAHULUAN. Teror dan terorisme adalah dua kata yang hampir sejenis yang dalam satu dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Teror dan terorisme adalah dua kata yang hampir sejenis yang dalam satu dekade ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Teror dan terorisme adalah dua kata yang hampir sejenis yang dalam satu dekade ini menjadi sangat populer, atau tepatnya sejak peristiwa runtuhnya WTC (World

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) ( al-dawlah al-islāmīyah fī al-irāq wa-al-shām) juga dikenal sebagai Negara Islam( Islamic State (IS) ad-dawlah al- Islāmiyyah),

Lebih terperinci

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini. Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah YouTube, yang berbentuk komunikasi massa audio visual. YouTube tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah YouTube, yang berbentuk komunikasi massa audio visual. YouTube tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, sosial media adalah suatu media online yang sering digunakan masyarakat untuk melakakukan kegiatan komunikasi, baik mencari atau

Lebih terperinci

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional Kasus perburuan Osama merupakan contoh kesekian kalinya yang menunjukkan bahwa hukum internasional merupakan aturan yang sangat multiinterpretasi. Kesepakatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi

BAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi BAB V KESIMPULAN Gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) atau sering juga disebut Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi Islamic State (IS). Gerakan ISIS merupakan

Lebih terperinci

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri

ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA. Diterbitkan secara mandiri ADAADNAN ABDULLA MUHAMMAD ADNAN ABDULLAH NEO KHAWARIJ MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME, DAN SOLUSINYA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com NEO KHAWARIJ, MENGUNGKAP BIANG TERORISME, RADIKALISME,

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS.

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS. BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data 1. Analisis tentang Persepsi Mahasiswa IAIN Antasari terhadap ISIS. Berdasarkan dari latarbelakang kelompok ISIS (Islamic State Of Iraq and Syiria), yang mana gerakan

Lebih terperinci

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan

BAB I PENDAHULUAN. media visual yang bekerja dengan gambar-gambar, simbol-simbol, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Film pertama kali dipertontonkan di Paris, Perancis pada tahun1895. Dari waktu ke waktu film mengalami perkembangan, baik dari teknologi yang digunakan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat merupakan percampuran dari beberapa kelompok etnis, bahasa, serta ideologi, baik penduduk asli Amerika Serikat, ataupun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi masyarakat Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu jauh dan vision

Lebih terperinci

BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11

BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11 24 BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11 3.1 Mahasiswa dan Media Televisi Mahasiswa merupakan salah satu unsur penting dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang

Lebih terperinci

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel? Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara

Lebih terperinci

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH PEAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Perang 30 Tahun & Perang Napoleon Perang Dunia I & Perang Dunia II Perang Dingin & Perang Global Melawan Terorisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA

WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA WAJAH ISLAM YANG SEBENARNYA Pada 11 September 2001, saya melihat wajah Islam yang sebenarnya. Saya melihat kegembiraan di wajah bangsa kami karena ada begitu banyak orang kafir yang dibantai dengan mudahnya...saya

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy

Indonesian Journal of Sociology and Education Policy Vol. 1, No. 1, Juli 2016 Resensi Buku ISSN 2503-3336 Terorisme: Kekerasan Politik Sadomasokisme dan Dramatisme Penulis: Syaifudin Dipublikasikan oleh: Jurusan Sosiologi, FIS, UNJ Diterima: Februari 2016;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan juga turut berkembang. Media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari setiap orang pada umumnya, sehingga mereka sulit membayangkan hidup tanpa media, tanpa koran pagi, tanpa majalah

Lebih terperinci

Pandangan Agama Islam Mengenai Terorisme, Kekerasan, dan Jihad Oleh : Aprillani Arsyad, S.H., M.H. 1

Pandangan Agama Islam Mengenai Terorisme, Kekerasan, dan Jihad Oleh : Aprillani Arsyad, S.H., M.H. 1 [ Pandangan Agama Islam Mengenai Terorisme, Kekerasan, dan Jihad Oleh : Aprillani Arsyad, S.H., M.H. 1 ABSTRAK Aksi terorisme di dunia dan di Indonesia dilakukan oleh mereka yang mengaku beragama Islam

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

Benarkah ISIS Tanda Hari Kiamat?

Benarkah ISIS Tanda Hari Kiamat? Benarkah ISIS Tanda Hari Kiamat? Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????,???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN Dari penjelasan pada Bab III dan Bab IV mengenai implementasi serta evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan bahwa kebijakan tersebut gagal. Pada

Lebih terperinci

Mengapa Saya Meninggalkan Jabhah An-Nushrah (Bagian 3) Bagian 3 : Tidak Melaksanakan Syari at Juga Tidak Melarang Kemunkaran

Mengapa Saya Meninggalkan Jabhah An-Nushrah (Bagian 3) Bagian 3 : Tidak Melaksanakan Syari at Juga Tidak Melarang Kemunkaran Downloaded from: justpaste.it/abusaeed020 [Why I Left Jabhat An-Nusrah, Part 3: Not implementing The Sharī ah, Nor Forbidding The Evil. By Abu Sa'eed Al-Britani. Translated into Indonesian] Mengapa Saya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan

Lebih terperinci

Dr. Zakir Naik Menerima Tantangan Seorang Ateis

Dr. Zakir Naik Menerima Tantangan Seorang Ateis Dr. Menerima Tantangan Seorang Ateis Ateis : Selamat pagi Pak, namaku adalah James Isthamani. Pertama-tama, aku ingin berterima kasih terhadap yang kau lakukan di sini, hal ini membutuhkan kerja keras,

Lebih terperinci

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

pendekatan agama-budaya atasi terorisme Indonesia sarankan pendekatan agama-budaya atasi terorisme Senin, 22 Mei 2017 00:20 WIB 1.596 Views Pewarta: Joko Susilo Presiden Joko Widodo. (ANTARA News/Bayu Prasetyo) Riyadh (ANTARA News) - Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Dari semua media komunikasi

Lebih terperinci

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Seminar Internasional Perkembangan ISIS Di Indonesia Dan Penanggulangannya

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Seminar Internasional Perkembangan ISIS Di Indonesia Dan Penanggulangannya Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Seminar Internasional Perkembangan ISIS Di Indonesia Dan Penanggulangannya Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh,

Lebih terperinci

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain

Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership) Realitas di balik konflik Amerika Serikat-Irak : analisis terhadap invasi AS ke Irak Azman Ridha Zain Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=93120&lokasi=lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasca serangan kelompok teroris Al Qaeda di pusat perdagangan dunia yaitu gedung WTC (World Trade Centre) pada 11 September 2001 lalu, George Walker Bush sebagai Presiden

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menembus ruang dan waktu. Berbagai informasi dan berita yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menembus ruang dan waktu. Berbagai informasi dan berita yang menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media online sudah menjadi media yang tidak asing lagi dalam masyarakat. Media yang menawarkan berbagai kemudahan dalam hal mencari beritta, bergaul dan berbisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute LATAR BELAKANG Kongres Ummat Islam Indonesia (KUII) IV telah menegaskan bahwa syariat Islam adalah satu-satunya solusi bagi berbagai problematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu manusia tak henti-hentinya berperang. Bahkan menurut catatan sejarah, sejak 6000 tahun yang lalu sudah terjadi lebih dari 15.000 kali peperangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir untuk menyempurnakan

Lebih terperinci

3 Negara Baru Itu Bernama ISIS: Potret Sejarah Kelahiran ISIS Sebagai Sebuah Negara di Timur Tengah

3 Negara Baru Itu Bernama ISIS: Potret Sejarah Kelahiran ISIS Sebagai Sebuah Negara di Timur Tengah 3 Negara Baru Itu Bernama ISIS: Potret Sejarah Kelahiran ISIS Sebagai Sebuah Negara di Timur Tengah Bimo Rizandi E-mail: bimorznd@yahoo.com Meilia Widad Angela E-mail: officialmei@yahoo.com I SIS atau

Lebih terperinci

KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM?

KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM? KEKERASAN, BUMERANG BAGI ISLAM? Oleh: Wafa Sultan TV Al-Jazeera tanggal 21 Februari 2006 menayangkan sebuah debatinterview dari MEMRI TV Clip yang menggemparkan dunia Islam. Seorang psikiater wanita Arab-Amerika,

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan, tetapi

Lebih terperinci

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati,

NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semuanya. Yang saya hormati, Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla Pada International Meeting on Counter-Terrorism dan The 2nd Counter-Terrorism Financing Summit NUSA DUA, BALI 10 AGUSTUS 2016 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard

BAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard BAB V KESIMPULAN Riset ini membahas salah satu isu yang berkaitan dengan fenomena Islamophobia yang berkembang di Amerika Serikat pasca 9/11 dikarenakan kebijakan hard diplomacy George W.Bush dan motivasi

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji teks-teks pemberitaan media Jerman sekait isu teorisme dalam kaitannya dengan Islam. Penjelasan dalam Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

BAB I PENDAHULUAN. Septian Arista Maulana, Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran IPS

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu alat media massa yang paling digemari oleh masyarakat. Karena televisi telah ada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Televisi

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes.

KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. KONFLIK SOSIAL Drg. Handari Yektiwi, M.Kes. Saat ini kita bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu masalah yang tiba2 saja berpotensi menjadi konflik berkepanjangan dan sulit dideteksi penyebabnya sehingga

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang kebijakan pemerintah Malaysia dalam memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and Syiria) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, sudah sangat mengenal yang namanya

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, sudah sangat mengenal yang namanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media elektronik di zaman sekarang, sangat populer dikalangan masyarakat, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak, sudah sangat mengenal yang namanya media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang

BAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang dilakukan Tim Kemanusiaan Surya Paloh terhadap pembebasan 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai macam kebutuhan salah satu kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan informasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi massa semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan dewasa ini, sehingga informasi dapat berpindah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara historis masuknya Islam di Indonesia dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara historis masuknya Islam di Indonesia dengan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara historis masuknya Islam di Indonesia dengan sangat damai dan toleransi seperti apa yang diajarkan oleh para wali melalui budaya lokal dan dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja

Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Mari Menyebut Islam dengan Islam Saja Islam sama sekali bukanlah keyakinan personal, melainkan sebuah ideologi kolektif yang menolak sikap membiarkan orang non Muslim hidup dan tetap hidup. Dan sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) kini telah masuk ke. bertambahnya 100 orang yang pergi ke Suriah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) kini telah masuk ke. bertambahnya 100 orang yang pergi ke Suriah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG Fenomena ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) kini telah masuk ke Indonesia. Menurut BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), pada 2013 dideteksi terdapat 56

Lebih terperinci

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN 6.1 Kesadartahuan (Awareness) Responden pada Iklan Marjan 6.1.1 Acara Televisi yang Sering Menayangkan Iklan Marjan Iklan memiliki

Lebih terperinci

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA A. Abstrak Negara Indonesia kian terancam karena efek pemikiran ideologi orang luar yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya suatu

Lebih terperinci

MEWASPADAI ISIS MEWASPADAI ISIS

MEWASPADAI ISIS MEWASPADAI ISIS MEWASPADAI ISIS Pertengahan tahun 2014 ini dunia dikejutkan bukan saja oleh serangan membabi buta Israel terhadap Gaza di Palestina pada bulan Ramadhan, akan tetapi juga adanya laporan media tentang gerombolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat (Sulasman

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat (Sulasman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wujud kebudayaan menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986: 36) terbagi menjadi tiga, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak. Gagasan atau wujud ideal

Lebih terperinci

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan tertentu terhadap perspektif dan ideologi yang bersifat kontroversial. Publik adalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19 DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci