BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hendra Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi Direktorat Pembinaan SMA adalah bagian dari Ditjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Direktorat Pembinaan SMA beralamat di Gedung A, Komplek Kemdikbud Cipete, Jalan R.S Fatmawati Jakarta Selatan.Visi Direktorat Pembinaaan SMA adalah Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA melalui Penguatan Instansi yang Profesional, Akuntabel, dan Berwibawa Sebagai Pendorong Menuju SMA Menengah Atas yang Mandiri Berskala Nasional dan Internasional. Berdasarkan Permendikbud Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud Direktorat Pembinaaan SMA mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan serta fasilitasi penerapan standar teknis dibidang Sekolah Menengah Atas dan kesetaraan Sekolah Menengah Atas. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pembinaan SMA menjalankan fungsi: 1. Perumusan kebijakan di bidang pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA; 2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA; 37
2 38 3. Fasilitasi dan pemberian bimbingan teknis penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA; 4. Pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang pembinaan SMA dan kesetaraan SMA; 5. Evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pembelajaran, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan peserta didik SMA dan kesetaraan SMA; dan 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Pembinaan SMA. Misi Direktorat Pembinaan SMA Adalah : a. Ketersediaan layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA yang merata di semua provinsi, kabupaten/kota; b. Keterjangkauan layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA oleh semua lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakangnya; c. Kualitas dan relevansi layanan pendidikan SMA dan Kesetaraan SMA yang mampu mengembangkan potensi dan karakter peserta didik untuk masuk keperguruan tinggi atau terjun kemasyarakat; d. Kesetaraan bagi semua lapisan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan bermutu SMA dan Kesetaraan SMA; e. Terwujudnya system tata kelola yang amanah dan handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan SMA dankesetaraan SMA.
3 39 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Terdiri Atas : 1). Subdirektorat Program dan Evaluasi Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, program dan anggaran, kerja sama, pemberdayaan peran serta masyarakat, evaluasi pelaksanaan program dan anggaran, dan pelaporan Direktorat. 2). Subdirektorat Pembelajaran Mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria pelaksanaan kurikulum SMA dan kesetaraan SMA. 3). Subdirektorat sarana dan prasarana terdiri atas seksi sarana yang mempunyai tugas Melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria sarana SMA dan kesetaraan SMA. 4) Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta didik Mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan, fasilitasi, pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria kelembagaan dan pemberdayaan SMA dan kesetaraan SMA.
4 40 5) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kepegawaian, keuangan, barang milik negara, dan kerumahtanggaan Direktorat. Struktur Organisasi Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2013 DIREKTUR PEMBINAAN SMA Subbagian Tata Usaha SUB DIREKTOR PROGRAM DAN EVALUASI SUB DIREKTOR SARANA DAN PRASARANA SUB DIREKTOR PEMBELAJARAN SUB DIREKTOR KELEMBAGAAN DAN PESERTA DIDIK Seksi Program Seksi Program Seksi Program Seksi Program Seksi Evaluasi Seksi Program Seksi Program Seksi Program KELOMPOK KABATAN FUNGSIONAL GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
5 41 B. Hasil Penelitian 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Pada Direktorat Pembinaan SMA 1) Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian (Control Environment) a. Direktur Pembinaan SMA berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan terhadap permasalahan pada Direktorat PSMA yang dapat mengurangi efektivitas pengendalian intern b. Direktur Pembinaan SMA melakukan kajian ulang terhadap evaluasi pelaksanaan pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dan auditor eksternal c. Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan, tanggung jawab dan hubungan pelaporan yang jelas d. Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan oleh pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang memadai. 2) Identifikasi dan penilaian resiko (Risk Assestment) Penilaian resiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh Direktur dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai resiko yang dihadapi Direktorat Pembinaan SMA untuk mencapai sasaran program yang ditetapkan. Resiko dapat timbul dan berubah sesuai dengan kondisi Direktorat Pembinaan SMA, antara lain : a. Perubahan kegiatan operasional Direktorat Pembinaan SMA
6 42 b. Perubahan susunan pejabat c. Perubahan sistem informasi d. Perkembangan teknologi e. Perubahan dalam sistem akuntansi dan hukum yang berlaku 3) Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi (Control Activities) Kegiatan pengendalian pada Direktorat Pembinaan SMA mencakup penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahhwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan pengendalian antara lain : a. Kaji ulang kinerja operasi b. Kaji ulang manajemen c. Pengendalian sistem informasi d. Pengendalian asset fisik e. Dokumentasi f. Pemisahan fungsi 4) Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi (Information and Comunication) a. Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan segera di investigasi dan diatasi permasalahannya. b. Sistem informasi menghasilkan laporan kegiatan operasi Direktorat Pembinaan SMA, kondisi keuangan, penerapan manajemen resiko
7 43 c. Bagian informasi menyediakan data dan informasi yang relevan, akurat, tepat awaktu, dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan d. Sistem pengendalian intern Direktorat Pembinaan SMA memastikan adanya saluran komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan memahamai dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku. e. Sistem informasi dijamin mampu memberikan informasi kepada seluruh pihak, baik intern maupun ekstern 5) Pemantauan dan tindakan koreksi atas penyimpangan (Monitoring) a. Direktorat Pembonaan SMA melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektifitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern b. Direktorat Pembinaan SMA memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian intern berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan ekstern
8 44 SIKLUS AKUNTANSI PERSEDIAAN DIT. PSMA Periode Unit UAKPA (Unit Akuntasni Kuasa Pengguna Anggaran) UAPPA-W s.d. UAPA Semesteran 1 Membuat jurnal persediaan Jurnal Persediaan Semesteran Merekam nilai persediaan Posting Cetak Neraca buat CALK Neraca CaLK Neraca CaLK Sumber : Data Primer Perusahaan GAMBAR 4.2 SIKLUS AKUNTANSI PERSEDIAAN ATK DIT. PSMA
9 45 2 Prosedur Pengelolaan Persediaan Alat Tulis Kantor di Direktorat Pembinaan SMA. Berikut ini prosedur pengelolaan persediaan alat tulis kantor Direktorat Pembinaan SMA : 1) Pembelian persediaan alat tulis kantor Pemesanan barang dilakukan oleh bagian pengadministrasi persediaan persediaan yang diajukan oleh bagian gudang atau karena ada permohonan pengadaan barang persediaan tertentu, list pemesanaan tersebut di ajukan ke bendahara pengeluaran pembantu untuk meminta persetujuan atau koreksi dalam pembelian. Pemesanaan barang harus mencantumkan datadata atau gambaran jelas mengenai barang yang diperlukan, seperti spesifikasi, merk, jumlah, kualitas, tanggal diperlukan dan lain-lain. Pembelian persediaan alat tulis kantor terdiri dari pembelian untuk operasional kantor sehari-hari, dan pembelian untuk menunjang kegiatan seperti buku panduan kegiatan, materi kegiatan, spanduk kegiatan, dan seperangkat alat tulis kantor yang sudah dianggarkan untuk kegiatan tertentu. Jenis persediaan yang terdapat di Direktorat Pembinaan SMA adalah barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. Persediaan barang habis pakai dan tidak habis pakai yang digunakan dalam menunjang pekerjaan kantor Direktorat Pembinaan SMA,
10 46 TABEL 4.1 DAFTAR PERSEDIAAN BARANG No Habis Pakai 1 Toner Printer 85 A 2 Kertas HVS A4 80 gr 3 Amplop Gaji & Surat 4 Tissue 100gr 5 Materai Plastik Poket Bantex 7 Post It Mark & Note 8 Map Snelhelter 9 Kertas F4 80 gr 10 Ordner 70 mm 11 Stapler HD Biner Clip No. 260 Sumber : Data primer perusahaan
11 47 Keterangan Bulan Tinta Printer 85A Kertas HVS A4 80 gr Sumber : Data primer perusahaan TABEL 4.2 KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR DIT. PSMA TAHUN 2013 Kertas HVS F4 80 gr Amplop gaji dan Surat Ordner 70 mm Tissue 1000 gr Stapler HD 10 Materai 6000 Binder Map Clips Snelhecter No. 260 Plastik Foket Bantex Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Post It Mark & Note
12 48 TABEL 4.3 KEBUTUHAN ALAT TULIS KANTOR TAHUN 2013 Nama Barang Perincian Harga/ Unit Jumlah Kebutuhan Total Toner Printer 85 A Rp 1,075,000 Per buah 824 Rp 885,800,000 Kertas HVS A4 80 gr Rp 40,000 per rim 1,305 Rp 52,200,000 Kertas F4 80 gr Rp 45,000 Per Rim 1,255 Rp 56,475,000 Amplop Gaji & Surat Rp 20,000 Per pak 1,510 Rp 30,200,000 Ordner 70 mm Rp 32,000 Per buah 1,440 Rp 46,080,000 Tissue 100gr Rp 30,000 Per Buah 1,150 Rp 34,500,000 Stapler HD 10 Rp 25,000 Per buah 130 Rp 3,250,000 Materai 6000 Rp 6,000 Per buah 1,800 Rp 10,800,000 Map Snelhelter Rp 90,000 Per Dus 175 Rp 15,750,000 Biner Clip No. 260 Rp 20,000 Per Pak 330 Rp 6,600,000 Plastik Poket Bantex Rp 150,000 Per Dus 271 Rp 40,650,000 Post It Mark & Note Rp 16,000 Per Buah 400 Rp 6,400,000 10,590 Rp1,188,705,000 Sumber : Data primer perusahaan Apabila perusahaan mengadakan persediaan alat tulis kantor dalam proses operasional, maka perusahaan juga menanggung biaya-biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan merupakan semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
13 49 TABEL 4.4 PERHITUNGAN BIAYA PEMESANAN Nama Barang Perincian Harga/ Unit Jumlah Kebutuhan Total DPP Toner Printer 85 A Rp 1,075,000 Kertas HVS A4 80 gr Rp 40,000 Kertas F4 80 gr Rp 45,000 Amplop Gaji dan Surat Rp 20,000 Ordner 70 mm Rp 32,000 Tissue 100gr Rp 30,000 Stapler HD 10 Rp 25,000 Materai 6000 Rp 6,000 Map Snelhelter Rp 90,000 Biner Clip No. 260 Rp 20,000 Per buah per rim Per Rim Per pak Per buah Per Buah Per buah Per buah Per Dus Per Pak 824 Rp 885,800,000 Rp 794,439,462 1,305 Rp 52,200,000 Rp 46,816,143 1,255 Rp 56,475,000 Rp 50,650,224 1,510 Rp 30,200,000 Rp 27,085,202 1,440 Rp 46,080,000 Rp 41,327,354 1,150 Rp 34,500,000 Rp 30,941, Rp 3,250,000 Rp 2,914,798 1,800 Rp 10,800,000 Rp 9,686, Rp 15,750,000 Rp 14,125, Rp 6,600,000 Rp 5,919,283
14 50 Plastik Poket Bantex Rp Per Rp 271 Rp 40,650, ,000 Dus 36,457,399 Post It Mark & Note Rp Per Rp 400 Rp 6,400,000 16,000 Buah 5,739,910 10,590 Rp 1,188,705,000 1,066,103,139 Sumber : Data primer perusahaan Biaya penyimpanan yaitu biaya yang meliputi biaya pemeliharaan persediaan. Dalam menentukan biaya ini Direktorat Pembinaan SMA membebankannya pada perolehan persediaan. TABEL 4.5 PERHITUNGAN BIAYA PENYIMPANAN Keterangan Biaya Penyimpanan Pajak Pph Sumber : Data primer perusahaan
15 51 6) Pencatatan Penerimaan Barang Persediaan alat tulis kantor dicatat pada aplikasi sistem persediaan 10 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pada saat barang yang dibeli tiba digudang, bagian gudang yang menerima dan memeriksa kesesuaian antara barang yang dipesan dengan yang diterima, baik jenis, kualitas maupun kuantitasnya. Jika barang yang diterima sesuai dengan data dalam order pembelian. Sedangkan untuk barang yang ditolak karena cacat, rusak atau tidak sesuai dengan order pembelian, bagian pengelolaan persediaan dan gudang akan mengembalikan barang tersebut kepada pemasok. 7) Pencatatan Pengeluaran Barang Persediaan alat tulis kantor dicatat pada aplikasi sistem persediaan 10 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, setiap barang yang keluar dari gudang harus berdasarkan work ticket yaitu dokumen permintaan, list permohonan barang atau work ticket yang ditujukan kepada bagian gudang, work ticket tersebut dikeluarkan oleh bagian admin persediaan yang mana jumlah barang yang dikeluarkan dari gudang harus sesuai dengan jumlah yang tercantum didalam dokumen permintaan barang. Bagian gudang mencocokan antara barang yang keluar secara fisik dengan dokumen permintaan, setelah dicocokan dengan jumlah yang
16 52 sebenarnya dokumen permintaan barang tersebut disahkan oleh bagian petugas gudang untuk keabsahan dokumen pengeluaran barang. 8) Laporan data persediaan Laporan data persediaan didokumentasikan setiap semester satu dan semester dua yang memuat laporan nilai barang konsumsi atau barang yang habis dikonsumsi untuk operasional perusahaan, dan nilai bahan untuk pemeliharaan yang disetujui oleh kuasa pengguna barang. Dari prosedur pengelolaan persedian alat tulis kantor tersebut terdapat unit yang terkait dan dokumen-dokumen yang digunakan, yaitu : a) Unit unit yang Terkait Unit-unit yang terkait dalam pengelolaan persediaan yang disebutkan diatas adalah Operator Persediaan, Bagian Gudang, Bagian Keuangan, Operator SIMAKBMN dan Direktur. b) Dokumen dokumen yang terkait Dokumen yang terkait dalam prosedur yang diatas adalah (1) SPM (Surat Perintah Membayar) / SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) (2) Kwitansi (3) Faktur (4) Kartu Stok Persediaan
17 53 (5) Surat Pendistribusian Barang (6) Berita Acara hasil opname fisik (7) Berita acara hibah (8) Berita acara serah terima barang
18 GAMBAR 4.3 STANDAR PROSEDUR OPERASI PENCATATAN PERSEDIAAN 54
19 55 3. Pengedalian Internal Alat Tulis Kantor Terhadap Efisiensi Biaya Pengelolaan Alat Tulis Kantor Di Dit. PSMA Analisis pendapatan jumlah pemesanan ekonomis dengan menggunakan rumus (formula approach) untuk masing masing alat tulis kantor : a. Toner Printer 85A Toner Printer 85A dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut: 1) Jumlah kebutuhan Toner Printer 85A (R) tahun 2013 sebesar 824 buah 2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan,- 3) Harga (P) Toner 85A per buah Rp ,- 4) Biaya penyimpaan 5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = 6 hari EOQ= = = buah setiap kali untuk pemesanan
20 56 7) Re Order point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemsanana penggunaan alat tulis kantor selama lead time ROP/hari = RxL EDY = 824 x = 13,73 buah/hari Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk toner printer 85A adalah sebanyak 13,73 buah. 8) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut : F= R EOQ = ,48 = 2 kali pemesanan
21 57 9) Penetapan Interval Pemesanan Z = EOQ R x EDY = = 145 hari setiap kali melakukan pemesanan 10) Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah Ordering Cost = R x S EOQ Ordering Cost = 824 x = Rp Carrying Cost = EOQ 2 x C Carrying Cost = x = Rp Total Cost (TC) = Ordering Cost + Carying Cost = Rp Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp dimana ordering cost sama dengan carrying cost.
22 58 Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadwal dan total biaya pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar buah setiap kali melakukan pemesanan. Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 2 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp dengan biaya penyimpanan sebesar Rp dan total biaya sebesar Rp , maka ini akan tercipta titik pesan optimum. b. Kertas HVS A4 80 gr Kertas HVS A4 80 gr dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut: 1) Jumlah kebutuhan Kertas HVS A4 80 gr (R) tahun 2013 sebesar rim 2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan 3) Harga (P) Kertas HVS A4 80 gr per buah Rp ) Biaya penyimpaan 5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = hari EOQ=
23 59 = = rim setiap kali untuk pemesanan a) Re Order Point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemesanan Penggunaan alat tulis kantor selama lead time ROP/hari = RxL EDY = x = 21,75 rim per hari Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk kertas HVS A4 80 gr adalah sebanyak 21,75 rim b) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut : F= R EOQ = ,73 = 63 kali pemesanan
24 60 c) Penetapan Interval Pemesanan Z = EOQ R x EDY = = 6 hari setiap kali melakukan pemesanan d) Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah : Ordering Cost = R EOQ x S = = Rp Carrying Cost = EOQ 2 xc = = Total Cost = Rp Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp dimana ordering cost sama dengan carrying cost Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadual dan total biaya
25 61 pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar 20,73 rim setiap kali melakukan pemesanan. Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 63 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp dengan biaya penyimpanan sebesar Rp dan total biaya sebesar Rp maka ini akan tercipta titik pesan optimum. c. Kertas Folio 80 gr Kertas Folio 80 gr dengan jumlah titik pemesanan ekonomis setiap kali pemesanan dimana diketahui sebagai berikut: 1) Jumlah kebutuhan KertasKertas Folio 80 gr (R) tahun 2013 sebesar rim 2) Biaya pemesanan (S) untuk setiap kali mengadakan pemesanan 3) Harga (P) Kertas HVS A4 80 gr per buah Rp ) Biaya penyimpaan 5) EDY = 360 hari 6) Lead Time = hari = EOQ=
26 62 = 20,33 rim setiap kali untuk pemesanan a) Re Order Point (ROP) untuk penetapan batas waktu pemesanan Penggunaan alat tulis kantor selama lead time x 6 ROP/hari = RxL EDY 360 = 20,92 rim per hari Jadi jumlah kebutuhan akan alat tulis kantor selama lead time untuk kertas HVS A4 80 gr adalah sebanyak 20,92 rim b) Penetapan frekuensi pemesanan alat tulis kantor dapat dihitung sebagai berikut : F= R EOQ = ,33 = 62 kali pemesanan 1. Penetapan Interval Pemesanan Z = EOQ R x EDY = = 6 hari setiap kali melakukan pemesanan
27 63 2. Jumlah Total Biaya Ekonomi Per Tahun Adalah : R Ordering Cost = EOQ = x S = Rp Carrying Cost = EOQ 2 xc = = Rp Total Cost = Rp Total biaya yang dikeluarkan selama satu tahun adalah sebesar Rp dimana ordering cost sama dengan carrying cost Berdasarkan data hasil perhitungan diatas, penulis dapat menganalisa perhitungan pembelian ekonomis dalam jumlah, jadual dan total biaya pembelian yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor. Maka didapat titik pemesanan optimum sebesar 20,33 rim setiap kali melakukan pemesanan. Sementara penulis menganalisa dengan frekuensi pemesanan sebanyak 62 kali, ini akan menciptakan suatu keseimbangan antara biaya pemesanan sebesar Rp dengan biaya penyimpanan sebesar Rp dan total biaya sebesar Rp maka ini akan tercipta titik pesan optimum.
28 64 ATK Toner Printer 85 A Kertas HVS A4 80 gr Kertas F4 80 gr Amplop Gaji dan Surat Ordner 70 mm Tissue 100gr Stapler HD 10 Materai 6000 Harga per unit 1,075, ,000 45,000 20,000 32,000 30,000 25,000 6,000 Map 90,000 R (Q) S C EOQ ROP F Z 824 1,305 1,255 1,510 1,440 1, ,800 53,305, ,305, ,305, ,305, ,305, ,305, ,305, ,305,15 7 TABEL 4.6 PERHITUNGAN TOTAL COST 799, , , , , , Ordering Cost 132,514, ,765, ,539, ,385, ,178, ,548,45 2 Carrying cost 132,514, ,765, ,539, ,385, ,178, ,548, , ,634,625 52,634, , ,855, ,855,65 3 Total Cost 265,029, ,530, ,078, ,771, ,357, ,096, ,269, ,711,30 6
29 65 Snelhelte r Biner Clip No. 260 Plastik Poket Bantex Post It Mark & Note 20, ,000 16, ,305, ,305, ,305, ,305, , ,068,729 61,068, ,137, , ,860,380 83,860, , ,994,910 75,994, , ,327,240 92,327, ,720, ,989, ,654,48 0
30 66 Ket: R = Jumlah kebutuhan bahan (unit selama satu periode) Q = pesanan yang ekonomis S = Biaya pemesanan setiap kali pesan P = Harga pembelian per unit C = Biaya penyimpanan digudang L = Lead time (6 hari) EDY = Jumlah hari kerja selama periode tertentu (360 hari) Biaya penyimpanan 15,991,547 Biaya pemesanan 1,066,103,139 Lead time (L) 6 EDY 360
BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari
Lebih terperinciPert 12. Team Teaching Universitas Islam Malang 2016
Pert 12 Team Teaching Universitas Islam Malang 2016 Bahan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: Bahan baku (bahan langsung) adalah bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi persediaan pada PT. Javan Indonesia dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis memberikan kesimpulan
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 NOMOR DPA-SKPD 1.20. 376. 01. 001. 5. 2 Formulir DPA-SKPD 2.2.1 Urusan Pemerintahan
Lebih terperinciPersediaan Masuk Aplikasi Persediaan BMN
Persediaan Masuk Aplikasi Persediaan BMN Menu Persediaan Masuk, terdiri dari Saldo Awal, Pembelian, Transfer Masuk, Hibah Masuk, Rampasan dan Perolehan Lainnya sebagaimana nampak dalam aplikasi pada gambar
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPenerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa
Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Nama : Yuan Satyarini NPM : 49213520 Program Studi : Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr. Beny
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Persediaan Yang Digunakan Oleh PT Garuda Makmur Mandiri 4.1.1 Pengadaan Barang Dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan diperlukan adanya efektifitas
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/10/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa
Lebih terperinciMenimbang: a. bahwa dalam rangka memperjelas dan mempertegas
BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LUWU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,
Lebih terperinciWALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG
WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan menggunakan perhitungan angka dalam menentukan keputusan yang akan di ambil oleh
Lebih terperinciBAB X INSPEKTORAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
- 257 - BAB X INSPEKTORAT JENDERAL Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pasal 633 (1) Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. (2) Inspektorat Jenderal dipimpin
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap
BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi
MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam informasi akuntansi dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data keuangan suatu perusahaan. Data
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2
No.800, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. SPI. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Akuntansi Definisi akuntansi menurut Warren (2005:10), yaitu: Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan
Lebih terperinciSheet1 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA
Sheet1 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 182
- 53 - BAB IV DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 182 Direktorat Jenderal Anggaran mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
Lebih terperinci2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam
No.1566, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Barang Milik Negara. Pemeriksaan Fisik. Standar Operasional Prosedur. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR OPERASIONAL
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN AUDITED UNIT AKUNTANSI PENGGUNA ANGGARAN (UAPA) SEKRETARIAT NEGARA BAGIAN ANGGARAN 007 DAN 069
- 484-19. Standar Pelayanan Penyusuanan Laporan Keuangan Audited Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) Sekretariat Negara Bagian Anggaran 007 dan 069 STANDAR PELAYANAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN AUDITED
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Lebih terperinciMenimbang: Mengingat :
BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN
WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciJENIS LAYANAN STANDARD OPERATION PROCEDURED (SOP) BAGIAN KEUANGAN SEKRETARIAT BKD PROVINSI SUMATERA BARAT
JENIS LAYANAN STANDARD OPERATION PROCEDURED (SOP) BAGIAN KEUANGAN SEKRETARIAT BKD PROVINSI SUMATERA BARAT A. Sub. Bagian Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 88 Tahun 2009 tentang Rincian
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 31 Oktober 2012 sampai dengan selesai. Bertempat pada Unit Pelayanan dan Perbendaharaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali a. Sejarah singkat DPPKAD Kabupaten Boyolali Pada awalnya kantor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode
Lebih terperinciGUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG
9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
No.155, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Rincian Tugas. Unit Kerja. Inspektorat Jenderal PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciLaporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian
Lebih terperinciCOST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta
COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan
- 141-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan 2. lkhtisar JABATAN : Melakukan akuntansi pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan Direktorat Jenderal. 3. TUJUAN JABATAN :
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan
BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG. RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN INSPEKTORAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBack Office. Middle Office. Front Office. Uraian Kegiatan. Satker. 1. Pelaksana Seksi Pencairan Dana (Petugas Validasi Tagihan)
KEMENTERIAN KEUANGAN RI Nomor: KEP- /PB/2013 DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Tanggal Penetapan: KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN Tanggal Revisi: KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA Nomor SOP:
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinci2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1728, 2015 KEMENKEU. Anggaran. Bendahara Umum Negara. Pelaksanaan. Pengawasan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 204/PMK.09/2015 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1094, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 169/PMK.01/2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang didirikan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Persaingan bisnis pun terasa semakin
Lebih terperinciBUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam
BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan
Lebih terperinciB I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan
1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 56 Undang-Undang
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji dan upah, maka dapat diambil simpulan
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS,
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PAJAK DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA
Lebih terperinciBAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang
Lebih terperinciBAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN
BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Evaluasi Ada beberapa alasan mengapa harus dibuat perencanaan yang baik sebelum melakukan evaluasi yaitu memperoleh bahan bukti yang cukup, mengidentifikasi
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1
- 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Lebih terperinciBUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH
DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinci