BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten"

Transkripsi

1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga didirikan atas dasar Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendidikan dan Olahraga merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melali Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan pemuda dan olahraga berdasarkan azas otonomi dan bertugas pembantuan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga secara umum bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pendidikan baik mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), sampai Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/MA/SMK) di Kabupaten Karanganyar. 22

2 23 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar beralamat di Jalan Lawu Komplek Perkantoran Cangakan Karanganyar, akan tetapi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) di 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar sehingga mempermudah operasional kegiatan di bidang pendidikan baik informal maupun non formal. 2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar mempunyai Visi dan Misi yaitu: a. Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1) Terwujudnya masyarakat yang cerdas, berbudi luhur dan berdaya saing tinggi. b. Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1) Terwujudnya ketersediaan, keterjangkauan, dan kesetaraan akses pendidikan. 2) Mewujudkan masyarakat yang cerdas, trampil, dan berkompetensi. 3) Mewujudkan akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan. 4) Melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah, olahraga, iman dan taqwa. 5) Mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan, dan berdaya saing.

3 24 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 tahun 2009 Pasal 4 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari: Gambar 3.1 Struktur Organisasi BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KARANGANYAR KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT Sub Bagian Perencanaan Sub bagian Keuangan Sub Bagian Umum dan Perlengkapan BIDANG PENDIDIKAN USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH BIDANG PEMUDA DAN OLAHRAGA BIDANG PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal Seksi Sarana Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Infomal Seksi Sekolah Dasar Seksi Sekolah Mengengah Pertama Seksi Sarana Pendidikan Dasar Seksi Pendidikan SMA Seksi Pendidikan SMK Seksi Sarana Pendidikan Menengah Seksi Pemuda Seksi Olahraga Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Seksi Tenaga Administrasi dan Fungsional UPT Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga a. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan berdasarkan atas otonomi dan tugas pembantuan.

4 25 Tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tugas Kabupaten Karanganyar 1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga yang meliputi pendidikan anak usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang pendidikan, pemuda dan olahraga, yang meliputi pendidikan usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 3) Pembinaan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan pemuda dan olahraga, yang meliputi pendidikan usia dini, non formal dan informal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pemuda dan olahraga, pendidikan tenaga kependidikan serta kesekretariatan. 4) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Sekretariat Memiliki tugas pokok yaitu memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan

5 26 Olahraga, dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Selain itu sekretariat mempunyai fungsi antara lain: 1) Penyusunan rencana di bidang urusan surat menyurat, ekspedisi, ketatalaksanaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 2) Pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. 3) Pengelolaan keuangan dan administrasi keuangan serta perlengkapan. Sekretariat mempunyai 3 subbagian, yaitu: 1) Subbagian Perencanaan Bertugas untuk menyusun rencana urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan program kegiatan dinas. 2) Subbagian Keuangan Bertugas untuk menyiapkan proses pencairan dana, pengelolaan administrasi keuangan, melakukan monitoring, evaluasi pelaksanaan dan membuat laporan program kegiatan dinas. 3) Subbagian Umum dan Perlengkapan Bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang, melakukan inventarisasi barang, hubungan masyarakat dan keprotokolan dinas. c. Bidang pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di

6 27 Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal juga mempunyai fungsi yaitu: 1) Penyusunan rencana kegiatan di bidang pembangunan pendidikan sekolah, pemuda dan olahraga. 2) Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga. 3) Pengendalian dan penilaian pelaksanaan pembinaan dan pengembangan pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan Anak Usia Dini Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 2) Seksi Pendidikan Non Formal dan Informal Bertugas untuk mengelola urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan non formal dan informal. 3) Seksi Sarana Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

7 28 d. Bidang Pendidikan Dasar Memiliki tugas pokok untuk membantu pelaksanaan tugas Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga di bidang pendidikan dasar dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan Dasar juga mempunyai fungsi antara lain : 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan dasar. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan dasar. 3) Melaksanakan pemetaan akreditasi sekolah 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan dasar. Bidang Pendidikan Dasar terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Sekolah Dasar Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah dasar. 2) Seksi Sekolah Menengah Pertama Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah pertama.

8 29 3) Seksi Sarana Pendidikan Dasar Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana pendidikan dasar. e. Bidang Pendidikan Menengah Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dibidang pendidikan menengah dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan Menengah memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan menengah. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan menengah. 3) Melaksanakan pemetaan akreditasi sekolah 4) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan menengah. 5) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pendidikan Menengah terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Atas Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah atas.

9 30 2) Seksi Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis, menyiapkan rencana pendirian, penghapusan dan penggabungan sekolah dan menyiapkan semua rencana program yang akan dilaksanakan sekolah menengah kejuruan. 3) Seksi Sarana Pendidikan Menengah Bertugas untuk melaksanakan penyusunan dan pembinaan standar teknis dan penyediaan sarana prasarana pendidikan menengah. f. Bidang Pemuda dan Olahraga Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dibidang pemuda dan olahraga dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pemuda dan Olahraga memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pemuda dan olahraga. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pemuda dan olahraga. 3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pemuda dan olahraga. 4) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pemuda dan Olahraga terdiri dari 2 seksi, yaitu: 1) Seksi Pemuda

10 31 Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang kepemudaan. 2) Seksi Olahraga Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang olahraga. g. Bidan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Memiliki tugas pokok untuk membantu Kepala Dinas dibidang pendidikan dan tenaga kependidikan dalam mengelola urusan pemerintah daerah. Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan memiliki fungsi antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis dan standar prosedur di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan. 2) Pengelolaan urusan pemerintah dan layanan umum yang berkaitan dengan pendidikan dan tenaga kependidikan. 3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi semua kegiatan pendidikan dan tenaga kependidikan. 4) Membantu Kepala Dinas sesuai dengan tugas yang diperintahkan oleh Kepala Dinas. Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan terdiri dari 3 seksi, yaitu: 1) Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan anak usia dini.

11 32 2) Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang pendidikan dan tenaga kependidikan sekolah menengah. 3) Seksi Tenaga Administrasi dan Fungsional Bertugas untuk melaksanakan pembinaan dan standar teknis serta pemberian bimbingan di bidang tenaga administrasi dan fungsional. h. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Memiliki tugas pokok mengelola urusan pemerintah daerah yang di bidang pendidikan anak usia dini baik formal dan informal, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. B. Pembahasan 1. Penetapan Alokasi dan Penyaluran Dana BOSDA dari APBD Sekolah Negeri dan Swasta Tahun Anggaran pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Proses Penetapan Alokasi Dana BOSDA dari APBD a. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar melakukan pengumpulan dan verifikasi data jumlah siswa tiap sekolah berdasarkan data yang telah dikirim oleh sekolah. b. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar melakukan rekonsiliasi jumlah data siswa tiap sekolah.

12 33 c. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar membuat Alokasi Dana BOS Daerah. d. Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar menetapkan Alokasi Anggaran BOS Daerah mengenai jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah dana. e. Alokasi dana BOS tiap daerah dalam satu tahun anggara ditetapkan berdasarkan data jumlah siswa tahun pelajaran yang sedang berjalan ditambahkan dengan proyeksi pertambahan jumlah siswa tahun pelajaran baru. f. Alokasi Dana BOS Daerah untuk tahun 2014, tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2014 didasarkan jumlah siswa tahun pelajaran , sedangkan periode Juli-Desember 2014 didasarkan pada data siswa tahun pelajaran g. Alokasi Dana BOS Daerah untuk tahun 2015, tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2015 didasarkan jumlah siswa tahun pelajaran , sedangkan periode Juli-Desember 2015 didasarkan pada data siswa tahun pelajaran h. Melakukan pembinaan terhadap sekolah pengelolaan dana pelaporan dana BOS Daerah.

13 34 Tabel 3.1. Besar biaya dana BOSDA dari APBD berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan Tahun Anggaran Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/MTS SMA / SMALB / MA SMK Anggaran /siswa/tahun /siswa/tahun /siswa/tahun /siswa/tahun Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah Tabel 3.2. Jumlah siswa penerima dana BOSDA dari APBD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2014 Jenjang Pendidikan Semester I Semester II SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/MTS SMA / SMALB / MA SMK Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah

14 35 Tabel 3.3. Jumlah siswa penerima dana BOSDA dari APBD Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran 2015 Jenjang Pendidikan Semester I Semester II SD/SDLB/MI SMP/SMPLB/MTS SMA / SMALB / MA SMK Sumber: Data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang diolah 2. Prosedur Pencairan Dana BOSDA di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar a. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Negeri Dengan Dana Kurang Dari Rp ,00 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (2) Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD (3) Bendahara Pengeluaran-SKPD (4) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (5) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) (6) Bank Fungsi ini bertugas mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Memverifikasi kelengkapan data, menerbitkan Surat

15 36 Permintaan Membayar (SPM), dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). b) Fungsi pemeriksa intern Fungsi yang melaksanakan pemeriksaan intern terdiri atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) (2) Bendahara Pengeluaran-SKPD (3) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (4) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Bertugas untuk mencocokkan dan memverifikasi kesesuaian data dengan yang sudah di tetapkan. c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi tingkat sekolah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD selaku pejabat yang membantu Pengguna Anggaran. d) Fungsi kas Bank Jateng sebagai fungsi kas karena Bank Jateng ditunjuk sebagai pengelola kas daerah Kabupaten Karanganyar. Dana BOSDA ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang terkait a) SPP-TU Dokumen Surat Permintaan Pembayaran Tambah Uang(SPP-TU) adalah dokumen yang digunakan untuk meminta tambahan uang.

16 37 Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan apabila tidak habis, harus disetorkan kembali kepada kas daerah. b) SPM-TU Dokumen Surat Permintaan Membayar Tambah Uang (SPM-TU) adalah dokumen lanjutan atas proses pengajuan SPP-TU. SPM-TU dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang ditetapkan dan didukung dengan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan. c) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank. d) SPJ-TU Dokumen Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran Tambah Uang (SPJ- TU) adalah dokumen untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang kepada kepala SKPD. 3) Bagan alir (flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri kurang dari Rp ,00.

17 Bagan Alir 3.1. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Negeri Kurang Dari Rp ,00 38

18 39 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Dengan Dana Kurang Dari Rp ,00: (1) Setelah dilakukan penetapan anggaran dana bantuan BOSDA. Sekolah negeri yang diwakili oleh Bendahara pengeluaran Pembantu-SKPD mengajukan SPP-TU kepada Bendahara Pengeluaran SKPD. (2) Bendahara Pengeluaran SKPD kemudian mencocokkan SPP-TU dari Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD dengan DPA-SKPD untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-SKPD. (3) PPK-SKPD menerima SPP-TU yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran-SKPD. (4) PPK-SKPD mencatat SPP-TU yang diterima ke dalam Register SPP- TU. (5) PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-TU. (6) Jika kelengkapan SPP-TU dinyatakan lengkap dan sah, PPK-SKPD menyiapkan SPM-TU untuk ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (7) Jika kelengkapan dokumen SPP-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah maka PPK-SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-TU dan selanjutnya mengembalikan SPP-TU kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (8) PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-TU ke dalam Register Penerbitan SPM-TU.

19 40 (9) PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-TU ke dalam Register Penolakan SPP-TU. (10) PPK-SKPD memberikan SPM-TU kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk diteliti dan ditandatangani kemudian SPM-TU diserahkan kepada PPKD. (11) PPKD menerima SPM-TU yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (12) PPKD mencatat SPM-TU yang diterima ke dalam Register SPM-TU (13) PPKD meneliti kelengkapan dokumen SPM-TU. (14) Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan lengkap dan sah. PPKD menyiapkan dokumen SP2D untuk diterbitkan SP2D. (15) Jika kelengkapan dokumen SPM-TU dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-TU kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (16) PPKD mencatat penerbitan SP2D ke dalam Register Penerbitan SP2D. (17) PPKD mencatat penolakan penerbitan SP2D dalam Register Penolakan SPM-TU (18) PPKD memberikan SP2D kepada Bank Jateng dan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD untuk pencairan dana.

20 41 (19) Setelah dana dicairkan oleh bendahara pengeluaran pembantu dan telah digunakan maka bendahara pengeluaran pembantu selanjutnya membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ). (20) Setelah membuat SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD memberikan SPJ tersebut kepada Bendahara Pengeluaran-SKPD untuk dicatat, direkap di BKU dan ditandatangani. b. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Negeri Dengan Dana Lebih Dari Rp ,00 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (2) Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD (3) Bendahara Pengeluaran-SKPD (4) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (5) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) (6) Bank Fungsi ini bertugas mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Memverifikasi kelengkapan data, menerbitkan Surat Permintaan Membayar (SPM), dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

21 42 b) Fungsi pemeriksa intern Fungsi yang melaksanakan pemeriksaan intern terdiri atas: (1) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) (2) Bendahara Pengeluaran-SKPD (3) Pejabat Penatausahaan Keuangan-SKPD (PPK-SKPD) (4) Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Bertugas untuk mencocokkan dan memverifikasi kesesuaian data dengan yang sudah di tetapkan. c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi tingkat sekolah dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD mencatat data yang dicairkan ke BKU. d) Fungsi kas Bank Jateng sebagai fungsi kas karena Bank Jateng ditunjuk sebagai pengelola kas daerah Kabupaten Karanganyar. Dana BOSDA ditransfer ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang digunakan a) SPP-LS Dokumen Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS) adalah dokumen yang digunakan untuk meminta tambahan uang. Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-LS ini harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan apabila tidak habis, harus disetorkan kembali kepada kas daerah.

22 43 b) SPM-LS Dokumen Surat Permintaan Membayar Langsung (SPM-LS) adalah dokumen lanjutan atas proses pengajuan SPP-LS. SPM-LS dapat diterbitkan apabila pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang ditetapkan dan didukung dengan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan. c) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank dan dikirim ke pihak ketiga untuk pembayaran. 3) Bagan alir (flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri lebih dari Rp ,00.

23 Bagan Alir 3.1. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Negeri Lebih Dari Rp ,00 44

24 45 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Dengan Dana Kurang Dari Rp ,00: (1) Setelah dilakukan penetapan anggaran dana bantuan BOSDA. Sekolah negeri yang diwakili oleh Bendahara pengeluaran Pembantu-SKPD mengajukan SPP-LS kepada Bendahara Pengeluaran SKPD. (2) Bendahara Pengeluaran SKPD kemudian mencocokkan SPP-LS dari Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Pembantu-SKPD dengan SPD untuk kemudian ditandatangani dan diserahkan kepada PPK-SKPD. (3) PPKD-SKPD menerima SPP-LS yang diajukan Oleh Bendahara Pengeluaran SKPD (4) PPKD-SKPD mencatat SPP-LS yang diterima ke dalam Register SPP- LS. (5) PPK-SKPD meneliti dan memverifikasi kelengkapan dokumen SPP-LS. (6) Jika kelengkapan dokumen SPP-LS dinyatakan lengkap dan sah, PPK- SKPD menyiapkan SPM-LS untuk ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (7) Jika kelengkapan SPP-LS dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPK- SKPD menolak untuk menerbitkan SPM-LS dan selanjutnya mengembalikan SPP-LS kepada Bendahara Pengeluaran SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (8) PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-LS ke dalam Register SPM-LS.

25 46 (9) PPK-SKPD mencatat penolakan penerbitan SPM-LS dalam Register Penolakan SPP-LS. (10) PPKD menerima SPM-LS yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran. (11) Kuasa Pengguna Anggaran meneliti kelengkapan dokumen dan menandatangani SPM-LS yang selanjutnya dikirim ke PPKD. (12) PPKD mencatat SPM-LS yang diterima ke dalam Register SPM-LS. (13) PPKD memverifikasi kesesuaian anggaran dan meneliti kelengkapan dokumen SPM-LS. (14) Jika Kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan lengkap dan sah, PPKD menyiapkan SP2D-LS untuk diterbitkan SP2D. (15) Jika kelengkapan dokumen SPM-LS dinyatakan tidak lengkap dan sah, maka PPKD menolak untuk menerbitkan SP2D dan selanjutnya mengembalikan SPM-LS kepada PPK-SKPD untuk dilengkapi dan diperbaiki. (16) PPKD mencatat penerbitan SP2D ke dalam Register Penerbitan SP2D. (17) PPKD mencatat penolakan Penerbitan SP2d ke dalam Register Penolakan SPM-LS. (18) SP2D dikirimkan ke Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD dan Bank Jateng.

26 47 (19) SP2D yang dikirim ke Bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk dilakukan Registrasi SP2D dan mencatat penerimaan di BKU di sisi penerimaan. (20) SP2D yang dikirim ke Bank Jateng berfungsi sebagai surat perintah kepada bank untuk melakukan transfer ke rekening Pihak Ketiga. c. Prosedur Pencairan Dana BOSDA dari APBD untuk Sekolah Swasta dan Madrasah: 1) Fungsi yang terkait: a) Fungsi bagian pengeluaran kas Fungsi bagian pengeluaran kas, terdiri dari atas: (1) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (2) Tim Anggaran Pemerintah Daerah (3) Bupati Karanganyar (4) DPPKAD (5) Bank Jateng Berfungsi sebagai pejabat pengelola dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah di Kabupaten Karanganyar b) Fungsi pemeriksa intern Tim Anggaran pemerintah Daerah yang melaksanakan fungsi pemeriksaan intern yang bertugas memeriksa dan mempertimbangkan dokumen Berita Acara Verifikasi atas pengusulan dana bantuan BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah.

27 48 c) Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi dilakukan di DPPKAD selaku BUD yang menerbitkan SP2D yang selanjutnya mencatat atas penerbitan SP2D tersebut ke BKU d) Fungsi kas Bank Jateng bertindak sebagai fungsi kas karena lewat Bank Jateng dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah disalurkan ke rekening masing-masing sekolah. 2) Dokumen yang digunakan a) Berita Acara Verifikasi Dokumen berita Acara Verifikasi digunakan untuk mengajukan pertimbangan dana bantuan BOSDA kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah. b) Surat Keputusan TAPD Dokumen Surat Keputusan TAPD digunakan sebagai tidak lanjut dari persetujuan atas pengajuan dokumen Berita Acara verifikasi oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. c) Surat Keputusan Bupati Dokumen Surat Keputusan Bupati digunakan sebagai dasar pengajuan Surat Perintah Pencairan Dana SP2D di DPPKAD

28 49 d) SP2D Dokumen Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan untuk mencairkan dana lewat bank untuk pencairan dana untuk Sekolah Swasta dan Madrasah. 3) Bagan alir ( flowchart) Bagan alir (flowchart) pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Swasta. Bagan Alir 3.3. Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Swasta

29 50 a) Penjelasan Bagan Alir Prosedur Pencairan Dana BOSDA Untuk Sekolah Swasta dan Madrasah: (1) Sekolah Swasta/Madrasah calon penerima hibah dana BOSDA mengajukan usulan berupa data siswa. (2) Berdasarkan DPA Belanja Hibah dan data siswa penerima Belanja Hibah BOSDA. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga melakukan verifikasi data siswa dan membuat Berita Acara Verifikasi yang ajukan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) (3) TAPD menerima Berita Acara Verifikasi yang selanjutnya TAPD mempertimbangkan dana yang diajukan dengan anggaran daerah. (4) TAPD membuat Surat Keputusan TAPD dan Berita Acara Verifikasi sebagai dasar pengajuan kepada Bupati Karanganyar tentang Penetapan Penerimaan Hibah BOSDA. (5) Bupati Karanganyar menerima Surat Keputusan TAPD dan berita Acara Verifikasi kemudian memberikan keputusan atas dana yang diajukan dalam Berita Acara Verifikasi, kemudian Bupati Karanganyar menerbitkan Surat Keputusan Bupati. (6) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengambil Surat Keputusan Bupati. (7) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat Surat Permohonan Pencairan Dana dengan dokumen Nota Dinas. (8) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengirim Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas ke DPPKAD.

30 51 (9) DPPKAD menerima Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas. Dengan dasar Surat Keputusan Bupati dan Nota Dinas DPPKAD yang ditunjuk sebagai BUD membuat SP2D. (10) DPPKAD mencatat penerbitan SP2D tersebut ke dalam BKU. (11) DPPKAD mengirim SP2D ke Bank Jateng. (12) Bank Jateng menerima SP2D dari DPPKAD sebagai dasar pencairan dana yang untuk di transfer ke rekening masing-masing Sekolah Swasta dan Madrasah. 3. Evaluasi Kesesuaian Penerapan Prosedur Pencairan Dana BOSDA dengan Peraturan Pemerintah. Tabel 3.4. Kesesuaian Prosedur Pencairan Dana BOSDA Peraturan Penerapan Sesuai atau Tidak Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir a: Sekolah Negeri sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang dibantu oleh bendahara Sesuai Bendahara Pengeluaran pengeluaran pembantu SKPD Pembantu SKPD mengajukan membuat SPP-TU atau SPP- permintaan pembayaran LS menggunakan SPP TU dan SPP-LS

31 52 Peraturan Bupati Karanganyar Bendahara Pengeluaran Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir b: Pembantu SKPD menyimpan dan mengelola uang atas Bendahara Pengeluaran pencairan dana dan Pembantu SKPD menerima mempertanggungjawabkannya dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/atau pelimpahan UP dari bendahara Pengeluaran Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir d: Bendahara Pengeluaran SKPD menolak perintah membayar dari pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran apabila terdapat dokumen yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan Bendahara Pengeluaran SKPD mencocokkan dokumen SPP- TU dan SPP-LS dengan DPA- SKPD yang telah ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah Sesuai Peraturan Bupati Karanganyar Pejabat Penatausahaan Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir b: Keuangan SKPD meneliti kelengkapan dokumen yang

32 53 Pejabat Penatausahaan diajukan oleh Bendahara Keuangan SKPD meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP- GU, SPP-TU dan SPP-LS termasuk gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD apabila dokumen belum lengkap dan tidak sesuai ketentuan maka Pejabat Penatausahaan SKPD mengembalikan dokumen ke Bendahara Pengeluaran SKPD Pengeluaran. Peraturan Bupati Karanganyar Pejabat Penatausahaan Sesuai Nomor 71 Tahun 2014 Pasal Keuangan SKPD setelah 13 Butir d: meneliti kelengkapan Pejabat Penatausahaan dokumen. Pejabat Keuangan SKPD menyiapkan Penatausahaan Keuangan SPM SKPD menerbitkan SPM-TU Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 11 Butir e: Kuasa Pengguna Anggaran menandatangani SPM-LS dan SPM-TU atau SPM-LS Kuasa Pengguna Anggaran menerima SPM-TU atau SPM- LS dari Pejabat Penatausahaan SKPD dan memverifikasi dokumen SPM-TU atau SPM- LS yang selanjutnya ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran Sesuai

33 54 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 PPKD menerima SPM-TU atau SPM-LS yang selanjutnya Sesuai Butir a.1: meneliti kelengkapan PPKD selaku BUD menyiapkan SP2D dokumen jika kelengkapan dokumen tidak memenuhi persyaratan yang berlaku maka SPM-TU atau SPM-LS di kembalikan ke Pejabat Penatausahaan Keuangan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.3: PPKD selaku BUD melakukan SKPD, apabila dokumen lengkap maka PPKD menerbitkan SP2D PPKD menerbitkan SP2D yang selanjutnya dikirim ke Bank Jateng untuk dilakukan pencairan dana ke rekening Sesuai pembayaran permintaan Pengguna berdasarkan pejabat Anggaran/Kuasa sekolah masing-masing atau ke pihak ketiga Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum daerah

34 55 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2014 Pasal 4: Pencairan dana BOSDA untuk sekolah negeri melalui mekanisme SPP LS kepada pihak ketiga dan Mekanisme SPP TU dengan ketentuan Batas Setor sisa dana TU paling lambat 3 bulan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 62 Butir ke 1: Mekanisme pengembalian sisa UP dan/atau TU dalam tahun anggaran berjalan melalui penyetoran pada Rekening Kas Umum Daerah. Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 4: Pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dengan mekanisme SPP-TU dan SPP- LS. SPP-TU untuk permintaan dana kurang dari RP ,00 dan SPP-LS untuk permintaan dana lebih dari Rp ,00 apabila sisa dana yang tidak bisa ter SPJ kan maka Sekolah Negeri harus mengembalikan ke Kas Daerah Pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dan Madrasah Sesuai Sesuai Pencairan dana BOSDA untuk menggunakan mekanisme sekolah swasta dan madrasah pembayaran LS hibah dengan melalui pembayaran LS mekanisme cara sekolah mengirimkan jumlah calon penerima hibah

35 56 Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 53 Ayat 1 Butir e: dana BOSDA dan selanjutnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat Berita Acara Verifikasi untuk selanjutnya diajukan ke TAPD dan Bupati Karanganyar untuk mendapatkan persetujuan Dengan anggaran belanja di atas Rp ,00 menggunakan Sesuai Pengajuan dilaksanakan pelaksanaan SPP-LS untuk pengadaan mekanis SPP-LS. barang/jasa oleh pihak ketiga yang nilainya di atas Rp ,00 (lima belas juta rupiah) Berdasarkan Tabel 3.4. Kesesuaian Prosedur Pencairan Dana BOSDA di atas informasi diperoleh dari wawancara langsung dengan Bapak Agus Pruwitanto selaku pegawai di Bidang Keuangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar. Untuk mendukung kevalidan bukti prosedur pencairan dana BOSDA di Dinas

36 57 Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar periode yang telah disajikan di atas. Berdasarkan tabel perbandingan di atas, dapat diketahui sebelas poin tentang pencairan dana BOSDA yang tertuang dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 yang meliputi pembuatan SPP, menyimpan dana dan mempertanggungjawabkan dana, mencocokkan dokumen dengan dana yang telah ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah, penerbitan SPM, pengesahan SPM, penerbitan SP2D, pengiriman SP2D untuk pencairan dana, mekanisme pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Negeri dan pengembalian sisa dana, mekanisme pencairan dana BOSDA untuk Sekolah Swasta dan Madrasah, dan batasan dana untuk pencairan dana BOSDA untuk mekanisme LS. Sistem pencairan dana BOSDA dengan sumber dana dari APBD memiliki dasar hukum meliputi Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 tentang Sistem Dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 15 tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penatausahaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah Bagi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Tahap pertama pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SPP. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau

37 58 menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA dimulai dari penerbitan SPP yang di buat oleh sekolah negeri. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: sekolah negeri mengajukan SPP dari sekolah negeri dan UPT Jadi jelas bahwa penerbitan SPP dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang sesuai tugasnya Kuasa Pengguna Anggaran dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk membuat dokumen SPP untuk pencairan dana BOSDA. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 20 Ayat 4 Butir a Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan SPP-LS. Tahap kedua pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SPM. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA dimulai dari penerbitan SPP setelah itu penerbitan SPM yang di buat oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: sekolah negeri mengajukan SPP dari sekolah negeri dan UPT ke bendahara pengeluaran skpd dan selanjutnya di berikan kepada ppk skpd untuk tahap penerbitan SPM dan ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran Jadi jelas bahwa penerbitan SPM dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan SKPD yang telah dicocokkan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati

38 59 Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir b Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS termasuk gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang diajukan oleh Bendahara Pengeluaran, Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 13 Butir d Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD menyiapkan SPM, dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 11 Butir e Kuasa Pengguna Anggaran menandatangani SPM-LS dan SPM-TU. Tahap ketiga pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah penerbitan SP2D. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA setelah terbit SPM dan ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran di ajukan ke PPKD untuk penerbitan SP2D. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: kuasa pengguna anggaran mengirikan SPM ke PPKD untuk penerbitan SP2D Jadi jelas bahwa penerbitan SP2D dilakukan oleh PPKD yang dikirim oleh Kuasa Pengguna Anggaran. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.1 PPKD selaku BUD menyiapkan SP2D. Tahap keempat pencairan dana BOSDA berdasarkan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 adalah melakukan pembayaran. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau

39 60 menjelaskan bahwa pencairan dana BOSDA setelah terbit SP2D melakukan pencairan dana di Bank Daerah. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: SP2D terbit dari DPPKAD setelah itu sekolah mencairkan dana BOSDA di Bank Jateng Jadi jelas bahwa setelah terbit SP2D sekolah negeri mencairkan dana BOSDA di Bank Daerah. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 6 Butir a.3 PPKD selaku BUD melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening kas umum daerah. Tahap ke empat mekanisme pencairan dan apabila ada sisa dana yang di minta. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau mekanisme penyaluran dana untuk Sekolah Negeri menggunakan TU dan LS dan Sekolah Swasta dan Madrasah menggunakan mekanisme LS menjelaskan jika terjadi sisa dana yang tidak ter SPJ kan maka harus di setor ke kas daerah. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: melalui spp- tu terus untuk anggara belanja di atas 20 juta itu melalui mekanisme ls. jadi yang negeri itu menggunakan tu dan ls. dan sisa dana yang tidak ter spj kan disetor ke kas daerah Jadi jelas mekanisme untuk sekolah negeri menggunakan SPP-LS dan TU, untuk Sekolah Swasta menggunakan mekanisme LS. Jika terjadi sisa dana harus di setorkan kembali ke rekening kas daerah. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun

40 Pasal 4 Pencairan dana BOSDA untuk sekolah negeri melalui mekanisme SPP LS kepada pihak ketiga dan Mekanisme SPP TU dengan ketentuan Batas Setor sisa dana TU paling lambat 3 bulan, Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 4 pencairan dana BOSDA untuk sekolah swasta dan madrasah melalui mekanisme pembayaran LS dan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 62 Butir ke 1 Mekanisme pengembalian sisa UP dan/atau TU dalam tahun anggaran berjalan melalui penyetoran pada Rekening Kas Umum Daerah. Batasan untuk menggunakan mekanisme TU atau LS untuk Sekolah Negeri. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus Pruwitanto (2016), beliau mekanisme TU digunakan untuk penggunaan dana kurang dari Rp ,00 dan mekanisme LS digunakan untuk penggunaan dana lebih dari Rp ,00. Menurut penuturan Bapak Agus Pruwitanto (2016), sebagai berikut: melalui spp-tu terus untuk anggaran belanja di atas 20 juta itu melalui mekanisme ls Penjelasan dari Bapak Agus Pruwitanto yang menjelaskan batas minimal pengajuan SPP-LS adalah Rp ,00 itu telah sesuai dengan Surat Edaran Nomor 900/ Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran Akan tetapi penulis ingin mengevaluasi dari prosedur pengelolaan di tahun anggaran yang dimana batas minimal pengajuan SPP-LS untuk pihak ketiga adalah Rp ,00 yang telah tercantum pada Peraturan Bupati Karanganyar

41 62 Nomor 71 tahun 2014 Tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Oleh karena itu penulis melakukan pengambilan sampel 10 SPP- LS yang di ajukan di tahun anggaran 2015 sebagai berikut: Tabel 3.5. Kesesuaian Pengajuan SPP-LS Pihak Yang Mengajukan Jumlah Pembayaran Sesuai Tidak SPP-LS Yang Diminta Sesuai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Rp ,00 SMP N 1 Karangpandan Rp ,00 SMP N 2 Karangpandan Rp ,00 SMP N 1 Matesih Rp ,00 SMP N 2 Matesih Rp ,00 SMP N 1 Karanganyar Rp ,00 SMP N 2 Karanganyar Rp ,00 SMA N Karangpandan Rp ,00 SMA N 1 Karanganyar Rp ,00 SMP N 1 Jaten Rp ,00 Berdasarkan sampel yang diambil oleh penulis, untuk pengajuan SPP-LS tahun 2015 sudah sesuai dengan peraturan mengenai penggunaan mekanisme LS Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014 Pasal 53 Ayat 1 Butir e Pengajuan SPP-LS dilaksanakan untuk pelaksanaan

42 63 pengadaan barang/jasa oleh pihak ketiga yang nilainya di atas Rp ,00 (lima belas juta rupiah). C. Kelebihan dan Kelemahan Pengalokasian Dana BOSDA dan Prosedur Pencairan Dana Berdasarkan hasil pembahasan mengenai tata cara pengalokasian dana BOSDA dan prosedur pencairan dana BOSDA Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Tahun Anggaran , maka terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan antara lain adalah: 1. Kelebihan a. Tim Manajemen BOS Daerah Kabupaten Karanganyar memegang peran penting dalam penetapan alokasi dana BOSDA pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tahun Maka kemungkinan kecil untuk sekolah memanipulasi jumlah penerima dana bantuan BOSDA. b. Adanya pemisahan fungsi tugas yang jelas saat melakukan prosedur pencairan dana BOSDA. c. Adanya kontrol yang baik setiap pergantian wewenang untuk mengecek kelengkapan dokumen yang digunakan dan memverifikasi data apakah usah benar atau belum dan untuk dana BOSDA telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. d. Runtutan pembuatan bukti pencairan dana sudah sesuai dengan Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 71 Tahun 2014.

43 64 2. Kelemahan a. Tidak adanya pengarsipan dokumen untuk BOSDA di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. b. Sumber daya manusia yang menangani pencairan dana BOSDA di Sekolah Negeri/Swasta maupun UPT masih kurang memadai. Sumber daya manusia yang kurang memadai mengakibatkan kurang efektifnya proses pencairan dana BOSDA yang mengakibatkan harus beberapa kali melakukan perbaikan dokumen yang digunakan saat pencairan dana BOSDA.

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH DAN TUNJANGAN GURU BAGI SEKOLAH DASAR SWASTA,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 11 Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten 9 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Profil Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pendampingan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Pencairan Dana Pencairan dana yaitu suatu tindakan atau kegiatan menguangkan dana yang telah dianggarkan secara tunai selama satu bulan dan digunakan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 18 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PERAWATAN DAN FASILITAS SD, SMP, SMA DAN SMK NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) [B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU) adalah dalam rangka mengisi kembali uang persediaan di Bendahara

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM) SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM) LAMPIRAN III.7 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.1 Prosedur Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Prosedur realisasi anggaran khusus belanja tidak langsung adalah sebagai berikut: 1. Daftar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Jln. Lembaga No.130 Takengon Telp./Fax. 0643-24393 INFORMASI BADAN PUBLIK DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

WALIKOTA SURABAYA SALINAN SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2009 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa agar pengelolaan

Lebih terperinci

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) [B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Tambahan Uang Persediaan (TU) adalah sistem dan prosedur dalam rangka permintaan tambahan

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN, : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH Jalan Wastukancana No. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 Bandung SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 001-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG BATAS JUMLAH UANG PERSEDIAAN DAN GANTI UANG PERSEDIAAN DALAM PENATAUSAHAAN KEUANGAN LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH PADA SATUAN PENDIDIKAN YANG BERBENTUK MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN), MADRASAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 63 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME PENCAIRAN, PELAPORAN, MONITORING DAN PENGAWASAN DANA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA DEPOK YANG BERASAL DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

WALIKOTA SURABAYA SALINAN SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 280 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KOTA DEPOK YANG

Lebih terperinci

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU) DAN SURAT PERMINTAAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DANA PENINGKATAN MUTU DAN MANAJEMEN SATUAN PENDIDIKAN PADA SD NEGERI, SMP NEGERI DAN SMP SATAP DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI UANG PERSEDIAAN PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI HIBAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016 - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016 NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG : WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG : TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNNYA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR...TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) TIPE A KABUPATEN BANGKA BARAT

Lebih terperinci

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU) [B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pengesahan Penggunaan Uang Persediaan (GU) adalah sistem dam prosedur dalam

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KEPADA BENDAHARA UMUM DAERAH UNTUK PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN DOKUMEN ADMINISTRASI PEMBAYARAN BELANJA DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 22 BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Laporan Arus Kas Laporan arus kas (statement of cash flow) memenuhi salah satu dari tujuan pelaporan keuangan, membantu pemakai

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM) LAMPIRAN III.7 : PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR : 45 TAHUN 2009 TANGGAL : 11 NOVEMBER 2009 TENTANG : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BUNGO. SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT

Lebih terperinci

PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG % BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR l& TAHUN 2015 TENTANG URAIANTUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PENINGKATAN MANAJEMEN DAN MUTU SEKOLAH PADA SDN, SMPN, SMAN DAN SMKN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2014 Menimbang Mengingat BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 BANDUNG SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 398-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DAN SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG (SPP-GU) TAHUN ANGGARAN 2013

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2016 BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang kelancaraan pelaksanaan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya - 1 - Diubah dengan Perwal 50 Tahun 2014 Menimbang : a. Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN BENDAHARA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENGELUARAN KAS MENDAHULUI PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (P-APBD) UNTUK PEMBAYARAN BELANJA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2012 BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Satuan Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D) LAMPIRAN B.8. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA () Deskripsi Kegiatan atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 39 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU KEPADA KOORDINATOR

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR : 07 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR 1 BUPATI OGAN KOMERING ILIR PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 39.a TAHUN 2009 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SPP-UP, SPP-GU DAN SPP-TU DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG DRAFT BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN SERTA MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SPP-UP, SPP-GU DAN SPP-TU DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 1. Bendahara PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara memiliki

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BURU SELATAN PERATURAN BUPATI BURU SELATAN NOMOR : 07 TAHUN 2012 T E N T A N G SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BURU SELATAN, Menimbang : Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU LAMPIRAN B.12 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN () PENGELUARAN PEMBANTU 1. Bendahara Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR

[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 202 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH [B.] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 34 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci