BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Saya melaksanakan kerja praktik di perusahaan yang berkonsorsium antara 3 perusahaan, yaitu PT. Hutama Karya PT. Moeladi PT. Promatcon Tepat Guna (KSO HMP). KSO HMP adalah konsorsium perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor jasa pemasangan pipa gas, tepatnya saat ini sedang mengerjakan Proyek Jasa Perancangan, Pengadaan, Konstruksi, Dan Pembangunan Pipa Transmisi Gas Muara Karang Muara Tawar (MKMT Project). 1.2 SEJARAH PERUSAHAAN Konsorsium antara PT. Hutama Karya PT. Moeladi PT. Pramatcon Tepat Guna (KSO HMP) di dasari dengan adanya rencana PT. Pertamina Gas dalam penyediaan gas di daerah Muara Tawar guna memberi pasokan gas terhadap PLN di daerah Muara Tawar. KSO HMP adalah konsorsium perusahaan yang diberi mandat oleh PT. Pertamina Gas dalam jasa EPC (Engineering Procurement Construction) dalam pembangunan pipa gas diameter 24 dari Muara Karang sampai Muara Tawar. 1.3 BIDANG USAHA PERUSAHAAN KSO HMP bergerak di bidang jasa kontraktor, dengan dasar bidang jasa dari masing masing perusahaan anggota Konsorsium yakni : 1. PT. Hutama Karya Yakni perusahaan BUMN yang sudah lama berkontribusi terhadap pembangunan di Indonesia, terutama jasa pembangunan sipil seperti gedung, jalan, jembatan, dll. 2. PT. Moeladi Yakni perusahaan swasta yang memiliki pengalaman pada bidang jasa pembangunan jaringan pipa gas dan minyak (pipeline maupun piping).

2 2 3. PT. Pramatcon Tepat Guna Yakni perusahaan swasta yang memiliki pengalaman pada bidang jasa pembangunan jaringan pipa gas (pipeline maupun piping) dan penjualan pressure vessel. Proyek pembangunan jaringan pipa gas milik PGN di Cikande Bitung (Project CP3B) adalah pengalaman yang pernah di kerjakan oleh PT. Pramatcon Tepat Guna Berikut adalah bidang usaha pada tiap tiap anggota konsorsium dari KSO HMP. 1.4 STRUKTUR ORGANISASI Adapun struktur organisasi KSO HMP adalah sebagai berikut: Gambar 1.1 Struktur Organisasi KSO HMP 1.5 TINJAUAN UMUM PROYEK PT. Pertamina Gas (PERTAGAS) merencanakan pembangunan pipa transmisi gas dari Muara Karang Muara Tawar, dengan sumber gas dari FSRU (Floating Storage Regasification Unit) milik Nusantara Regas. Pembangunan konstruksi pipa baru transmisi gas dari Muara Karang ke Muara Tawar. 1.6 TUJUAN Tujuan dibuatnya Rencana Pelaksanaan Proyek adalah untuk memberikan gambaran kepada PERUSAHAAN, bahwa KONTRAKTOR dapat mengerti dan memahami dengan baik dan benar lingkup pekerjaan, jadwal pelaksanan, spesifikasi teknis dan

3 3 kriteria-kriteria yang dimaksud dalam kesepakatan kerja. Serta memberikan gambaran tentang pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan oleh KONTRAKTOR, sehingga penyelesaian proyek dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, terjamin mutunya berdasarkan pada spesifikasi teknis yang telah ditetapkan. 1.7 DEFINISI PROYEK - Jasa Perancangan, Pengadaan dan Konstruksi Pembangunan Pipa Transmisi Gas dari Muara Karang ke Muara Tawar PERUSAHAAN - PT. Pertamina Gas (PERTAGAS) sebagai Pemilik Proyek KONSULTAN - PT. SURVEYOR INDONESIA sebagai Konsultan yang ditunjuk oleh PERUSAHAAN KONTRAKTOR - HMP (Konsorsium PT. Hutama Karya, PT. Moeladi dan PT. VENDOR SKK MIGAS Promatcon) - Perusahaan yang menyediakan material atau jasa yang digunakan selama proyek berlangsung - Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang memberikan pengoperasian Unit Fasilitas 1.8 REFERENSI DOKUMEN, KODE dan STANDAR MKMT-00-GEN-PLAN-002 Project Master Schedule MKMT-00-GEN-PRC-001 Prosedur Perhitungan Progress MKMT-00-GEN-LIST-001 Daftar Dokumen Proyek MKMT-00-GEN-PRC-003 Prosedur Pelaporan Proyek MKMT-00-GEN-PRC-004 Prosedur Dokumen Kontrol MKMT-00-GEN-PRC-005 Prosedur Komunikasi MKMT-00-GEN-PRC-006 Prosedur Format Dokumen MKMT-00-GEN-PRC-007 Prosedur Penagihan MKMT-00-GEN-PRC-008 Prosedur Kerja Tambah MKMT-00-HSE-PLANAN- 001 Rencana K3LL MKMT-00-HSE-PRC-002 Prosedur Analisa Keselamatan Kerja MKMT-00-HSE-PRC-003 Prosedur Rencana Tanggap Darurat MKMT-00-HSE-PRC-004 Prosedur Investigasi dan Pelaporan Insiden Kejadian MKMT-00-HSE-PRC-005 Prosedur Inspeksi Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan MKMT-00-HSE-PRC-009 Prosedur Sistem Keamanan MKMT-00-GEN-PRC-018 Prosedur HAZOP - HAZID Manual MKMT-00-QAC-PLAN-001 Rencana QA/QC MKMT-00-QAC-PLAN-002 Inspection and Test Plan

4 4 MKMT-00-QAC-PLAN-003 MKMT-00-QAC-PRC-002 MKMT-00-QAC-PRC-003 MKMT-00-QAC-PRC-005 MKMT-00-QAC-PRC-006 MKMT-00-QAC-PRC-007 MKMT-00-QAC-PRC-008 MKMT-00-QAC-PRC-009 MKMT-00-GEN-PRC-010 MKMT-00-QAC-PRC-011 MKMT-00-QAC-PRC-012 MKMT-00-GEN-PRC-006 MKMT-00-PL-PRC-016 MKMT-00-PL-PRC-002 MKMT-00-PL-PRC-003 MKMT-00-PL-PRC-004 MKMT-00-PL-PRC-005 MKMT-00-PL-PRC-006 MKMT-00-PL-PRC-007 MKMT-00-PL-PRC-008 MKMT-00-PL-PRC-009 MKMT-00-PL-PRC-010 MKMT-00-PL-PRC-011 MKMT-00-PL-PRC-012 MKMT-00-PL-PRC-013 MKMT-00-PL-PRC-014 MKMT-00-PL-PRC-015 MKMT-00-PL-PRC-016 MKMT-00-MEC-PRC-001 MKMT-00-MEC-PRC-001 MKMT-00-PIP-PRC-001 MKMT-00-PIP-PRC-001 MKMT-00-INS-PRC-001 MKMT-00-ELE-PR-000 MKMT-00-ELE-PR-000 MKMT-00-ELE-PR-000 MKMT-00-CIV-PR-001 MKMT-00-CIV-PR-002 Prosedur Kontrol Ketidaksesuaian (Non-Conformance) Prosedur Test Kualifikasi Welder Prosedur Kontrol Welding Electrode Radiographic Test Procedure Penetrant Test Procedure Ultrasonic Test Procedure Magnetic Particle Test Procedure Blasting and Painting Procedure Handling, Storage & Presevation Procedure Welding Performance & Tracibility Procedure Inspection Equipment Calibration Procedure Material Handling & Storage Procedure Prosedur Pembersihan dan Perataan Jalur Pipa Hauling and Stringing Procedure Field Bending Procedure Trench Excavation Procedure Pipeline Fit-Up & Welding Procedure Lowering-in & Backfilling Procedure Field Joint Coating Procedure Pipe Crossing Open Cut Procedure Horizontal Directional Drilling Procedure Boring Procedure Internal & External Coating Procedure for Hot Bend Pipe Pipe Laying Procedure by Push Pull Method at Swamp Area Pipeline Cleaning, Filling, & Hydrostatic Test Procedure Pipeline Final Tie-In Procedure Pipeline Drying and Nitrogen Purging Procedure Reinstatement and Restoration Painting Procedure Pig Receiver & Pig Launcher Installation Procedure Piping Fabrication & Installation Procedure Piping Cleaning & Hydrotest Procedure Instrument Installation & Testing Procedure Installation and Testing Sacrificial Anode CathodicProtection Procedure Installation and Testing Impressed Current Cathodic Protection Procedure Installation & Testing Electrical Equipment Civil Work Procedure Pile Driving Procedure

5 5 1.9 JADWAL PROYEK Penjadwalan proyek (Project Schedule) mengacu pada Base line Schedule yang terdapat pada Kontrak dan dirumuskan dalam dokumen no. MKMT-00-GEN-PLAN-002Project Master Schedule. Tanggal mulai efektifnya proyek adalah 22/APRIL/2014 sesuai dengan SPMP (Surat Permintaan Melaksanakan Pekerjaan) dengan No. SPMP N0.SP-272/PG0330/2014-SO Jangka waktu pelaksanaan proyek 1 Tahun (22/April/ /April/2015) sesuai dengan yang tertera pada SPMP. KONTRAKTOR akan menjalankan proyek berdasarkan jadwal hari kerja / kalender, 7 hari seminggu kecuali pada hari - hari libur nasional atau kondisi tertentu yang tidak memungkinkan. Kegiatan konstruksi dijadwalkan normal berlangsung dalam satu shift kerja mulai pukul 7.00 WIB hingga pukul WIB. Namun bila diperlukan untuk bekerja dua shift kerja atau lembur akan dilakukan dengan persetujuan PERUSAHAAN. Mengacu pada jadwal proyek, lintasan kritis pada proyek ini adalah: a. Lingkup Engineering, yaitu review Design Basis Document sebagai dasar pekerjaan proses dan pembuatan Topography Survey and Alignment Sheet b. Lingkup Procurement, yaitu pengadaan pipa casing& Hot Bend untuk pekerjaan road crossing c. Lingkup Konstruksi, yaitu : Mobilisasi tim konstruksi terutama yang berkaitan langsung dengan pekerjaan pemasangan pipa di area crossing dengan existing. Pekerjaan pemasangan pipa di area crossing dengan existing ( jalan, parit, sungai,rel kereta ) Pemasangan pekerjaan SBV PELAKSANAAN PEKERJAAN Setelah diumumkan sebagai Pemenang Tender KONTRAKTOR akan segera membentuk dan menetapkan antara lain: Tim Manajemen Proyek Tim Manajemen Proyek dibentuk sesuai dengan struktur organisasi proyek yang telah disampaikan kepada PERUSAHAAN selama proses tender. Tim Manajemen Proyek yang dibentuk oleh KONTRAKTOR akan melaksanakan koordinasi internal untuk menyusun program menyeluruh, prosedur komunikasi, strategi pengadaan barang,

6 6 strategi pelaksanaan konstruksi, rencana pelatihan operasi sistem dan urutan kerja yang dituangkan dalam jadwal dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh PERUSAHAAN. Seluruh tenaga yang terdapat dalam Tim Manajemen Proyek ini adalah tenaga ahli KONTRAKTOR yang telah berpengalaman & mempunyai reputasi yang baik di dalam melaksanakan beberapa proyek perminyakan dan gas bumi Tim Rekayasa Proyek (Project Engineering) Pekerjaan Rekayasa Proyek (Project Engineering) akan dilaksanakan sepenuhnya oleh Tim Rekayasa KONTRAKTOR. Pengecekan hasil perhitungan-perhitungan, gambargambar dan dokumen lain menjadi tanggung jawab sepenuhnya KONTRAKTOR untuk mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN. Setelah mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN, dokumen Engineering baru dapat diimplementasikan Tim Pengadaan Bahan, Jasa, Material & Peralatan (Project Procurement) Pengadaan bahan, material, peralatan dan sub kontrak yang diperlukan, KONTRAKTOR akan membentuk Tim Pengadaan Proyek. Tim Pengadaan Proyek ini akan bertanggung jawab untuk memproses dan melaksanakan sistem pengadaan bahan, material, peralatan dan sub kontrak yang bersifat jasa konstruksi/konsutan secara terarah dan terpadu agar bahan dan jasa yang dipasok sesuai spesifikasi yang dikehendaki dan terjamin mutunya, serta jadwal pengiriman produk sesuai dengan yang telah direncanakan. Pemilihan vendor harus berdasarkan daftar vendor yang ada dalam vendor list Tim Pelaksanaan Konstruksi (Project Construction Team) Tim Pelaksanaan Konstruksi adalah untuk menangani dan melaksanakan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan hingga tahap uji coba dan uji operasi (testing & commissioning), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan seperti yang tertuang dalam jadwal pelaksanaan. Dalam melaksanakan segala aktifitas / kegiatannya Tim Pelaksana Konstruksi diharuskan untuk selalu mendahulukan keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan lingkungan, dengan tidak melupakan mutu/kualitas hasil pekerjaan. Tim Pelaksana Konstruksi terdiri dari beberapa kelompok disiplin yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh KONTRAKTOR pekerjaan konstruksi baik diluar maupun di dalam ROW / plant akan dikerjakan oleh tenaga ahli KONTRAKTOR sendiri tetapi tidak tertutup kemungkinan ada item - item

7 7 pekerjaan yang akan dikerjakan oleh SUB-KONTRAKTORyang ditunjuk oleh KONTRAKTOR. SUB-KONTRAKTOR yang dipilih adalah SUB-KONTRAKTOR yang telah berpengalaman dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PERUSAHAAN, dengan membuat surat / berita acara persetujuan SUB - KONTRAKTOR Tim Pengawas Proyek (Project Control Team) Tim Pengawas Proyek bertugas untuk selalu memonitor dan mengontrol kegiatan proyek selama masa kontrak. Tim terdiri dari : 1. Tim pengontrolan jadwal & mutu proyek dilakukan sesuai dengan jenis kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan 2. Tim pengontrolan biaya proyek akan dilaksanakan langsung dari kantor pusat di Jakarta. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal dan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sehingga diperoleh mutu yang diharapkan serta untuk menjaga agar KONTRAKTOR tidak mengalami kerugian yang menyebabkan gagalnya proyek Tim Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku dan mengacu kepada program PERUSAHAAN serta lingkup kerja di daerah perminyakan & gas bumi, KONTRAKTOR akan selalu memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja serta memperhatikan lindung lingkungan disekitar pelaksanaan pekerjaan. Dalam penanganan K3LL, akan dibentuk satu Tim K3LL yang akan langsung mengawasi, menangani & bertanggung jawab langsung kepada pimpinan proyek. Kegiatan K3LL mengacu pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PLANAN-001 Rencana K3LL Lokasi Kantor Proyek Tim Manajemen Proyek KONTRAKTOR yang telah dibentuk akan menjalankan aktivitasnya dari Jakarta, dan di lokasi proyek.

8 8 Kantor Jakarta Kantor Jakarta akan digunakan untuk menjalankan aktivitas administrasi proyek dan financial. Alamat kantor Jakarta: Jl.MH. Thamrin Kav Indonesia, Telepon , Fax Kantor Engineering Jakarta Kantor Engineering Jakarta akan digunakan untuk menjalankan segala aktifitas rekayasa (Engineering) berupa gambar, spesifikasi teknis dan penyiapan data-data pengadaan bahan, material dan peralatan utama. Alamat kantor Engineering Jakarta: Jl.Benyamin Suep Beautiq Office Park Kemayoran Jakarta Pusat, kode pos akan di infokan lebih lnjut No Telp : , Fax. akan di infokan lebih lnjut Kantor Proyek Kantor Proyek akan digunakan sebagai kantor untuk mengatur segala kegiatan proyek, sebagai tempat administrasi lapangan, pengadaan material dan tenaga kerja lokal, serta kegiatan penunjang lainnya. Alamat kantor proyek baik kantor utama maupun kantor di setiap spread akan ditentukan saat akan dimulai mobilisasi proyek PENGENDALIAN PROYEK Scheduling dan Progres Project Manager KONTRAKTOR akan memperoleh informasi yang terbaharui dari seluruh divisi proyek (Engineering Manager, Procurement Manager, Construction Manager) melalui komunikasi internal dan laporan kegiatan proyek. Quantity Surveyor di lokasi proyek akan menghimpun data produksi proyek secara harian dari seluruh disiplin pekerjaan konstruksi untuk kemudian disampaikan kepada Field Project Controller untuk diolah data tersebut dalam perhitungan kemajuan proyek harian dan dibuat laporan kegiatan harian (Daily Report). Data kegiatan dan statistik dari seluruh divisi tim proyek dilapangan (K3LL, QC, HRD, Konstruksi, Pengadaan, Warehousing) akan dilaporkan setiap hari dalam bentuk laporan harian. Laporan harian diperiksa oleh Construction Manager dan kemudian dikirim ke PERUSAHAAN pada hari kejadian berlangsung. Project Control Engineer akan menghimpun seluruh data harian untuk diolah dalam perhitungan kemajuan proyek (Progress Measurement). Sebelumnya metode perhitungan kemajuan proyek ini disusun berdasarkan Master Schedule, Pembobotan,

9 9 WBS, dan Master - Curve yang disusun KONTRAKTOR dan telah disetujui PERUSAHAAN QA/QC QA/QC akan mengawasi setiap tahapan pekerjaan mulai dari inspeksi material, proses pemasangan hingga hasil pemasangan. Semua catatan dari proses tersebut akan dibuat laporan khusus dari QA/QC yang berkaitan aktivitas tersebut. Laporan dibuat oleh QC Inspektor di lapangan dibawah pengawasan QC Manager dan Construction Manager Pelaporan Proyek Laporan kemajuan proyek dilaporkan kepada PERUSAHAAN secara mingguan dengan cut-off setiap hari Minggu dan secara bulanan dengan cut-off setiap hari Minggu dari minggu terakhir bulan berjalan. Perangkat lunak yang digunakan untuk menyusun laporan sebagai berikut: No. Perangkat Lunak (Software) Data yang ditampilkan 1. Microsoft Project - Gantt Chart 2. Microsoft Excel - Spread Sheet - Laporan Bobot Proyek 3. Microsoft Word - Laporan Tertulis Laporan mingguan dan bulanan tersebut memberikan informasi rangkuman kegiatan berjalan, highlight area of concern, langkah-langkah perbaikan / corrective action, tabulasi persentase kemajuan proyek, analisa kemajuan proyek, statistik K3LL, foto dokumentasi.informasi-informasi tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi performa proyek oleh KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN. Selama berlangsungnya proyek, Project Control Engineer akan menerima informasi dan menganalisa atas lingkup pekerjaan yang berjalan dari setiap divisi proyek. Bila ada suatu pekerjaan yang diluar dari lingkup kontrak proyek, maka akan diinformasikan kepada Project Manager dan selanjutnya memberitahukan kepada PERUSAHAAN melalui surat Berita Acara atau surat usulan perubahan. PERUSAHAAN akan menindaklanjuti dengan keputusan setuju atau tidak setuju atas hasil klarifikasi, diskusi, dan media evaluasi lainnya bersama KONTRAKTOR dan KONSULTAN sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam dokumen no. MKMT-00-GEN-PRC- 008Prosedur Kerja Tambah. Pembahasan lebih rinci mengenai analisa jadwal, perhitungan kemajuan, dan sistem laporan akan disajikan dalam dokumen MKMT-00-GEN-PRC-001 Prosedur Perhitungan Progress dan MKMT-00-GEN-PRC-003Prosedur Pelaporan Proyek.

10 Komunikasi Untuk mempermudah komunikasi antara KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN, KONTRAKTOR akan menunjuk wakil ( representative ) yang akan berkomunikasi setiap hari dengan wakil yang ditunjuk PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR dari setiap divisi (lihat lampiran 2 - Organization Chart). Selama tahap perekayasaan, pengadaan barang, pelaksanaan konstruksi, uji-coba dan uji operasi. Sistem komunikasi selalu diusahakan secepat & seefisien mungkin sesuai dengan keterbatasan waktu pelaksanaan proyek.bentuk komunikasi yang akan digunakan adalah meeting koordinasi, mingguan, bulanan, interface dan rapat khusus. Selain itu juga dalam bentuk pelaporan baik melalui laporan mingguan, bulanan, dan surat menyurat RAPAT KOORDINASI (CO-ORDINATION MEETING) Berdasarkan Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan Mendahului Perjanjian SP3MP), PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR akan melaksanakan Kick off Meeting untuk menyamakan persepsi tentang waktu pelaksanaan sesuai dengan lingkup kerja Proyek serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penanganan proyek. Dalam Kick off meeting dihadiri oleh KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN dengan personil kunci ( key persons ) yang ikut dalam pelaksanaan proyek. Sesuai dengan informasi yang tertera di dalam dokumen tender, PERUSAHAAN memberitahukan batas-batas lahan yang akan dipergunakan untuk pembangunan proyek secara lengkap baik berupa gambar maupun dokumen lain yang terkait. Lahan yang telah dikuasai sepenuhnya oleh PERUSAHAAN akan diserahkan sepenuhnya kepada KONTRAKTOR sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan.guna membahas performa proyek selama proyek berlangsung, maka diadakan rapat koordinasi secara reguler sebagai berikut: 1. Lokasi Proyek Rapat mingguan, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN Rapat bulanan, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN Rapat koordinasi khusus, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN

11 11 2. Kantor Jakarta Rapat Mingguan internal, peserta: KONTRAKTOR Rapat Mingguan Proyek. Peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN Rapat koordinasi khusus, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN 1.13 KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN Dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi proyek maupun di kantor, KONTRAKTOR akan secara aktif melaksanakan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh pelaksanaan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ( K3LL ) yang ada ( Health, Safety and Environment / HSE ). Selain peraturan-peraturan kesehatan, keselamatan kerja dan dampak lingkungan, KONTRAKTOR juga akan mengikuti peraturan yang telah diterapkan oleh PERUSAHAAN. Keseriusan KONTRAKTOR akan hal ini telah dibuktikan dengan diterimanya beberapa sertifikat HSE / K3LL dari setiap penyelesaian proyek. Semua aktivitas di proyek yang berkaitan dengan aspek K3LL akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PLAN-001 Rencana K3LL Program Rapat K3LL 1. Rapat-rapat Manajemen tentang K3LL. Komite Keselamatan Proyek akan melakukan rapat K3LL sekurang-kurangnya sebulan sekali yang diketuai Project Manajer. Bila terjadi incident/accident dalam area proyek, komite keselamatan proyek akan memanggil anggota tim untuk melakukan rapat. Rapat tersebut akan melibatkan tim manajemen, pekerja, wakil VENDOR, dan KONSULTAN / PERUSAHAAN. Pada rapat ini komite keselamatan proyek harus membentuk tim untuk melakukan penyelidikan tentang accident / incident yang terjadi, tim ini harus diketuai oleh coordinator K3LL / HSE Coordinator. Catatan hasil investigasi harus diedarkan ke papan pengumuman dan salinannya ke proyek manajemen dan anggota komite keselamatan, para pemasok dan manajemen KONTRAKTOR.

12 12 2. Rapat-rapat K3LL di lapangan Rapat K3LL di lapangan ( tool box meeting ) dilakukan minimal seminggu sekali yang dihadiri oleh supervisor, perwakilan pekerja dan pemasok. Berikut kegiatan saat rapat K3LL : 1) Rapat akan mengutamakan pembahasan pada isu tentang keselamatan kerja dari grup kerja masing-masing, dan semua diskusi harus dicatat dan keputusan yang diambil harus ditindaklanjuti. 2) Catatan hasil rapat akan disirkulasi di papan pengumuman, proyek manajer, K3LL koordinator dan para pemasok dan lain - lain. 3) Manajemen harus patuh terhadap kebijakan K3LL. 4) Manajemen harus menindaklanjuti hasil meeting dan dibahas di meeting selanjutnya. Safety Induction dilakukan setiap hari yang menjelaskan tentang analisa resiko dengan seksama kepada semua tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Analisa resiko pekerjaan akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PRC-002 Prosedur Analisa Keselamatan Kerja Safety Training / Pelatihan K3LL 1. KONTRAKTOR sanggup untuk memperkerjakan tenaga kerja yang ada di kontrak dan sanggup memberikan pelatihan kepada pekerjanya untuk memiliki kompeten di dalam melakukan pekerjaannya, dalam hal ini KONTRAKTOR wajib memberikan pelatihan sebagai berikut: Managemen K3LL, Prosedur pekerjaan, Keselamatan di jalan, Kesehatan, audit, Investigasi, Perlindungan terhadap lingkungan, pengawasan aspek K3LL, AK3, awareness/behaviour, bekerja di ketinggian, di ruang terbatas! 2. KONTRAKTOR memberikan pelatihan sesuai denganlevel dan keahlian dari pekerja tersebut 3. KONTRAKTOR wajib membuat matrik training. Koordinator K3LL di proyek akan merencanakan dan mengatur pelaksanaan berbagai pelatihan yang diperlukan selama pelaksanaan proyek.pelatihan tersebut meliputi : 1) Sistem Ijin Kerja Aman ( SIKA ) 2) Perlindungan lingkungan. 3) Keselamatan pada pekerjaan yang tinggi.

13 13 4) Analisa keselamatan kerja. 5) Pertolongan pertama pada kecelakaan. 6) Situasi tanggap darurat. 7) Pelatihan induksi. 8) Keselamatan kerja pada pekerjaan-pekerjaan tertentu. 9) Tool box meeting mingguan dan kampanye keselamatan dengan judul kejadian yang sedang berlangsung. 10) Bekerja di ruang terbatas Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) Surat Ijin Kerja Aman harus ada di tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai atau sebelum memulai suatu aktifitas pekerjaan.tidak boleh ada pekerjaan dilakukan tanpa Surat Ijin Kerja Aman yang masih berlaku. Sistem Ijin Kerja Aman diberlakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dekat dengan atau dari peralatan/fasilitas jalur pipa aktif dan tangki, pekerjaan - pekerjaan yang dapat menyebabkan terjadinya bahaya kebakaran atau ledakan serta pekerjaan di ruangan tertutup Prosedur Penanganan Evakuasi Prosedur penanganan Evakuasi antara lain: kebakaran, meninggalkan lokasi, ledakan,dan lain-lain.kontraktor mengetahui peranannya dalam keadaan darurat.rencana tanggap darurat akan dibuat dan disosialisasikan pada setiap tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai.rencana dan prosedurnya akan mengarah pada tempat pengobatan terdekat, evakuasi medik, tanggap terhadap kebakaran, ledakan, tumpahan/bocoran minyak, dan pada insiden lainnya seperti kasus tabrakan dan lainlainkemungkinan terjadinya insiden yang parah harus ditentukan dan rencana tanggap daruratnya harus dibuat. Pelatihan harus dijadwalkan dan dilaksanakan untuk menguji apakah efektifitas dari rencana dan sumber dayanya terpenuhi. Tim tanggap darurat dibentuk di setiap lokasi kegiatan. Personil yang terlibat dalam situasi tanggap darurat akan menjalani pelatihan secara berkala. Pelatihan tersebut harus sesuai dengan rencana tanggap darurat yang berlaku untuk setiap tempat kegiatan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Prosedur tanggap darurat akan disiapkan untuk proyek ini dan akan dikirimkan ke KONSULTAN dan PERUSAHAAN agar dapat diteliti apakah sesuai dengan prosedur milik PERUSAHAAN.Rencana tanggap darurat tersebut akan dilengkapi dengan detil aturan lokal mengenai tanggap darurat.

14 Peralatan K3LL dan Pemeriksaan Peralatan K3LL Peralatan K3LL dalam menangulangi keadaaan darurat antara lain : Apar, Medivac, tandu dan lain-lain. KONTRAKTOR wajib mempunyai prosedur pemeriksaan peralatan K3LL dan akan melakukan pemeriksaan pada peralatan K3LL secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan, kerusakan pada K3LL akan dilaporkan kepada Koordinator K3LLS untuk ditindaklanjuti Kesehatan Kerja KONTRAKTOR wajib menyiapkan fasilitas kesehatan pekerja serta menyiapkan paramedic yang sudah terlatih dan dapat menjadi tim evakuasi.apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan maka KONTRAKTOR memberikan rujukan ke Rumah Sakit atau Klinik yg sudah di tunjuk Penyediaan Sarana Kesehatan Penyediaan sarana kesehatan akan dilakukan selama proyek berlangsung.penyediaan sarana kesehatan yang cukup dimaksud guna melindungi semua pekerja yang dari paparan bahaya oleh bahaya yang mungkin berlangsung lama atau singkat yang berakibat pada kesehatannya.pelaksanaannya akan diatur seperti cara di bawah ini : 1. Semua pekerja yang akan bekerja di lapangan diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan. 2. Fasilitas P3K akan disediakan sesuai dengan kebutuhan, klinik dan obat-obatan serta petugas kesehatan yang akan menangani bila terjadi keadaan darurat. 3. Pelaksanaan penilaian risiko dan pengenalan pekerjaan-pekerjaan berbahaya akan mengurangi paparan bahaya, dalam hal ini akan dilakukan pada media informasi (bulletin K3LL) dan pelatihan serta pada saat di lakukan induksi pada pekerja baru. 4. Fasilitas hunian dan jasa boga di tempat kerja akan diinspeksi terhadap kebersihannya secara berkala oleh Petugas kesehatan dan inspektor K3LL. 5. Prosedur keadaan darurat dan jaringan komunikasi akan diaktifkan selama fase pekerjaan pemasangan pipa sedang berlangsung guna menangani keadaan darurat yang mungkin terjadi. 6. Alat pelindung diri akan disediakan bila cara perlindungan lainnya tidak dapat diterapkan. 7. Membuat prosedur pengontrolan kerja untuk pekerjaan pabrikasi dan pemasangan pipa.

15 15 8. Menjaga agar tempat kerja aman dan sehat/bersih Safety Report Laporan K3LLS dibuat secara harian meliputi rekaman kegiatan K3LLS, jumlah personil & peralatan, kondisi cuaca, dan statistik K3LLS. Dari laporan harian tersebut dibuat rangkuman menjadi Laporan K3LLS mingguan dan bulanan. Setiap laporan disiapkan oleh Koordinator K3LLS dan dilaporkan kepada Project Manager KONTRAKTOR dan ke KONSULTAN / PERUSAHAAN REKAYASA (ENGINEERING) Rekayasa (Engineering) akan dilaksanakan seluruhnya oleh KONTRAKTOR di Jakarta. Rekayasa dilaksanakan sesuai dengan kriteria disain yang tercantum dalam bestek, dokumen-dokumen lain selama proses tender dan kesepakatan bersama antara KONSULTAN, PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR berdasarkan diskusi teknis selama proses rekayasa. Dalam pelaksanaan Rekayasa (Engineering), PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR akan saling memberikan informasi, data-data dan semua dokumen-dukomen yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanan dan spesifikasi teknis yang diperlukan. Mengacu pada dokumen no.mkmt-00-gen-list-001 Daftar Dokumen Proyek, KONTRAKTOR akan menyerahkan dokumen Engineering kepada PERUSAHAAN berupa prosedur, spesifikasi teknis, gambar-gambar dan dokumen lain yang terkait, dikerjakan oleh KONTRAKTOR untuk mendapatkan persetujuan (approval) dari PERUSAHAAN berdasarkan ketentuan yang berlaku.setiap perubahan perencanaan yang timbul dan mengakibatkan perubahan lingkup pekerjaan digunakan sebagai dasar perhitungan pekerjaan tambah-kurang. KONTRAKTOR membuat jadwal pengiriman dan rencana kenaikan status dokumen mulai dari IFR, IFA, AFD dan AFC dan akan dievaluasi setiap minggu dan bulannya. Berdasarkan hasil rapat koordinasi awal, data yang diberikan oleh PERUSAHAAN dan data yang diperoleh dari survey lapangan, pekerjaan rekayasa dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada. Data dan standarisasi yang ditetapkan akan dipakai sebagai acuan untuk perhitungan-perhitungan teknis dan detil rekayasa. Penjelasan lebih rinci mengenai kegiatan Engineering dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-GEN-LIST- 001 Daftar Dokumen Proyek,MKMT-00-GEN-PRC-004 Prosedur Dokumen Kontrol dan MKMT-00-GEN-PRC-001Prosedur Penomoran Dokumen.

16 PENENTUAN LOKASI DAN SURVEY TERPERINCI Untuk mendapatkan peta situasi yang lebih akurat, KONTRAKTOR akan melakukan pengukuran lapangan (topography survey) dengan menggunakan peralatan-peralatan survey yang akurat (memadai & terkalibrasi).pengukuran lapangan akan dilakukan sepanjang jalur pipa (ROW) dan fasilitas existing yang berhubungan. Hasil pengukuran akan digunakan sebagai dasar detil perencanaan (detil Engineering). PERUSAHAAN akan memberikan informasi BM (bench mark) terdekat yang terkait dengan lokasi proyek Soil Investigasi & Data Lingkungan Untuk mendapatkan data-data karakteristik tanah akan dilakukan pekerjaan penyelidikan tanah sebagai dasar perencanaan dan perhitungan pondasi bangunan. Penyelidikan tanah dilakukan pada tempat-tempat yang akan didirikan bangunan dan jalur pipa dengan jumlah titik penyelidikan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pekerjaan penyelidikan tanah KONTRAKTOR akan menunjuk pihak lain yang telah berpengalaman dalam pekerjaan ini Perencanaan Detil(Detail Design) Setelah memperoleh data survey dan data-data lingkungan, KONTRAKTOR akan memadukan data - data tersebut dengan data darivendor / Supplier dan data teknis yang diberikan PERUSAHAAN untuk proses menjadi detil Engineering yang nantinya akan digunakan sebagai acuan pekerjaan di lapangan. Berdasarkan perencanaan dasar ( basic design ) KONTRAKTOR akan membuat rekayasa rinci ( detil Engineering ) berupa: 1. Analisa dan perhitungan 2. Gambar 3. Spesifikasi, data teknis (data sheet) 4. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan Lingkup rekayasa inti meliputi antara lain: 1) Perekayasaan untuk pekerjaan sipil, perlintasan, struktural & pondasinya 2) Perekayasaan untuk jalur pipa, elektrikal, instrumentasi, sistem kontrol & komunikasi, sistem pengoperasian, dan lain-lain.

17 17 3) Perekayasaan untuk pabrikasi, konstruksi, instalasi, uji coba & uji operasi hasil analisa, perhitungan, gambar, spesifikasi, data teknis dan dokumen - dokumen lain dikelompokkan sesuai dengan disiplin seperti yang tercantum dalam delivarable list. Semua dokumen dipergunakan sebagai patokan dan pegangan antara lain untuk: a. Pengadaan bahan, material dan peralatan b. Pelaksanaan konstruksi Semua dokumen harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari PERUSAHAAN sebelum dilaksanakan. Selama pelaksanaan pekerjaan Procurement, Konstruksi dan Commissioning, KONTRAKTOR harus memastikan bahwa dokumen yang dipergunakan sebagai acuan kerja adalah dokumen yang berstatus AFD atau AFC As-built Setelah selesai melaksanaan pekerjaan, KONTRAKTOR membuat gambar dan datadata lain sesuai dengan kondisi nyata. Semua gambar, spesifikasi atau prosedur yang telah disetujui dan telah dilaksanakan di lapangan, apabila terjadi perubahan atau penggantian maka pada setiap perubahan atau penggantian tersebut harus dibuatkan kondisi nyatanya dilapangan, dalam bentuk gambar atau bentuk lainnya dengan persetujuan dari PERUSAHAAN. Di akhir proyek, KONTRAKTOR akan menyerahkan As-builtdokumen dalam bentuk 1 original dan 2 copy beserta 3 set akan dipakai sebagai pegangan PERUSAHAAN apabila diperlukan perubahan dikemudian hari Operating and Maintenance Manual Dokumen Operating and Maintenance Manual ditujukan sebagai panduan/petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, dalam hal ini pipeline beserta kelengkapannya seperti yang tertuang dalam kontrak lingkup pekerjaan. Semua data dari vendor yang berkaitan dengan pengoperasian dan perawatan peralatan yang digunakan dalam fasilitas ini akan dirangkum dalam satu dokumen MKMT-00- COM-MN-001Operating and Maintenance Manual.

18 PENGADAAN BAHAN, MATERIAL DAN PERALATAN (PROCUREMENT) Pengadaan Pemilihan jenis bahan harus mengikuti spesifikasi yang telah ditentukan dan penentuan pemasok supplier atau VENDOR harus mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN. Pemilihan bahan, material dan peralatan memprioritaskan produksi dalam negeri atau yang diproduksi di dalam negeri. Tim pengadaan KONTRAKTOR akan terdiri dari dua tim berdasar lokasi penempatan, yakni tim pengadaan Jakarta (head Office) dan tim pengadaan lapangan (Site Purchaser). Tim pengadaan dikoordinasikan oleh Procurement Engineer yang berkantor di Jakarta.Tim pengadaan bertanggungjawab untuk proses pengadaan dan administrasi sebagai berikut: a. Material Permanen b. Jasa sub-kontraktor c. Material consumable d. Rental fasilitas dan peralatan Proses pengadaan material permanen utama (milik PERUSAHAAN), harus melalui proses seleksi VENDOR secara internal, kemudian diajukan secara teknis melalui Technical Bid Evaluation (TBE) untuk mendapatkan persetujuan PERUSAHAAN. Material permanen utama yang dibeli harus disampaikan informasi pemesanannya kepada PERUSAHAAN dengan tanpa harga. Tim pengadaan kemudian akan melakukan pengawasan proses pengadaan material yang dipesan tersebut, dengan meminta laporan berkala dari masing-masing VENDOR atas status material tersebut. Tim pengadaan dalam proses penunjukkanharus melakukan proses seleksi VENDOR sesuai dengan kualifikasi teknis yang memenuhi persyaratan KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN. Pengadaan VENDOR melalui proses tender internal KONTRAKTOR yang melibatkan dua atau lebih kandidat. Bila kandidat VENDOR tersebut tidak masuk dalam list VENDOR, 2 (dua) kandidat VENDOR harus diajukan ke PERUSAHAAN untuk mendapatkan persetujuan. Kandidat VENDOR dipilih berdasarkan list VENDOR dan diajukan minimal 1 (satu) kandidat untuk persetujuan PERUSAHAAN.

19 19 Untuk bahan, material dan peralatan yang didatangkan dari luar negeri, KONTRAKTOR akan menyusun daftar pemasok dengan menyebutkan nama barang, spesifikasi, jumlah dan nama pabrik serta negara asal barang tersebut. Daftar tersebut akan disampaikan kepada PERUSAHAAN untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan dimulai Pengiriman Semua bahan, material dan peralatan yang dibeli akan langsung dikirim ke lokasi proyek dan ditempatkan pada tempat penyimpanan yang telah disediakan dan akan selalu dipantau keberadaannya. Inspeksi / pemeriksaan terhadap bahan dan peralatan akan dilaksanakan bila diperlukan dan sesuai prosedur inspeksi yang terlebih dahulu disusun oleh KONTRAKTOR dan telah mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN. Pembelian bahan, material dan peralatan tertentu harus melampirkan sertifikat dan dokumentasi lainnya yang diperlukan. Semua sertifikat tersebut, harus diserahkan kepada PERUSAHAAN sebagai pengguna akhir. Pengepakan harus sesuai persyaratan dalam dokumen pemesanan dan menjamin keutuhan dan keselamatan barang yang dibeli hingga sampai di tempat tujuan Penerimaan ( Receiving ), Penyimpanan (Storage) dan Pemakaian (Issuing) Penyimpanan material dan peralatan konstruksi akan dipusatkan pada daerah yang terdekat dengan lokasi perkerjaan proyek dan berdasarkan rencana kerja dan hasil survey lapangan yang telah dilakukan. Dalam hal ini penyimpanan material dan peralatan konstruksi akan diletakkan didaerah sekitar lokasi proyek dan akan menggunakan lahan PERUSAHAAN. Untuk permintaan / pengambilan material yang akan dipasang, material ini akan selalu dikontrol sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan selalu dicatat.lingkup pengadaan bahan, material dan peralatan meliputi antara lain: a. Pengadaan peralatan, pompa, diesel generator unit, pipa baja & non baja, fittings, valves, gaskets, stud bolts nuts, perlindungan pipa, metering sistem, pig launcher, elektrikal, instrumentasi b. Pengadaan barang untuk pekerjaan sipil, struktural & pondasi c. Pengadaan barang penunjang pekerjaan konstruksi

20 20 Penerimaan Material (Receiving) Departemen Pengadaan akan memberikan salinan form pemesanan (purchase order) tanpa harga kepada departemen pergudangan / warehouse, lengkap dengan keterangan tanggal pengiriman, lokasi pengiriman, MSDS (Material Safety Datasheet), dan referensi dokumen datasheet / katalog produk. Sebelum atau saat kedatangan material, tim warehouse akan menginformasikan kepada departemen QA/QC guna melakukan inspeksi material. Tim QA/QC akan menyiapkan data yang diperlukan untuk inspeksi, diantaranya; katalog, datasheet, gambar, MDR (Manufacturer Data Report),check list.pemeriksaan meliputi : a. Kondisi kemasan apakah utuh, ada cacat, atau rusak. b. Pemeriksaan surat jalan. c. Pemeriksaan sertifikat atau dokumen lainnya yang disertakan dalam pengiriman material. d. Pemeriksaan visual material, kesesuaian dengan disain, adanya cacat, deformasi dan kerusakan. e. Pemeriksaan aksesoris yang menyertainya. f. Penghitungan jumlah sesuai dengan pemesanan dan surat jalan. g. Tim QC inspektor akan dibantu oleh tim pergudangan dalam proses inspeksi penerimaan material tersebut. Bila ditemukan adanya ketidaksesuaian, maka akan dibuat laporan NCR (Non- Conformance Report) dan dilaporkan kepada departemen pengadaan, Construction Manager, Project Manager, dan KONSULTAN / PERUSAHAAN.Material yang masuk dalam kategori NCRharus dipisahkan dari kelompok material yang lolos kriteria. Penyimpanan Material (Storage) Material yang telah di-inspeksi kemudian diserahkan kepada tim pergudangan untuk penyimpanan dan disimpan berdasarkan jenisnya.penyusunan material harus sesuai dengan kelompok ukuran dan jenisnya, dimana kelompok tersebut diberi nomor identifikasi sesuai posisi rak atau posisi penyimpanannya.pembahasan lebih rinci mengenai penanganan dan penyimpanan material dijelaskan pada MKMT-00-GEN- PRC-006 Material Handling & Storage Procedure.

21 21 Pemakaian Material (Issuing) Material yang akan diambil dari gudang harus menggunakan material issuance request slip yang ditandatangani oleh minimal tingkat foreman. Dalam surat permohonan tersebut harus disertai penjelasan jumlah dan peruntukannya. Khusus untuk material terpasang / permanen maka disertai referensi nomor gambar pabrikasi. Maka tim pergudangan akan memeriksa data stok material berikut peruntukannya yang sebelumnya telah diperoleh dari tim Engineering. Material kemudian diserahkan kepada pemohon dengan menandatangani slip penerimaan material. Slip material tersebut kemudian didata kedalam spreadsheet stock material. Secara mingguan departemen pergudangan akan melaporkan kepada Construction Manager dan departemen Engineering status stock material (consumable dan permanen) MOBILISASI DAN DEMOBILISASI KONTRAKTOR akan memobilisasi tenaga kerja dan peralatan ke lokasi proyek setelah mendapat persetujuan dari Tim Manajemen Proyek. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan dimulai setelah mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN. Mobilisasi terkait dengan rencana kerja KONTRAKTOR yang telah dibuat. Setelah pekerjaan selesai, KONTRAKTOR juga berkewajiban mendemobilisasi tenaga kerja maupun peralatan yang terlibat. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dan peralatan menggunakan jalur transportasi darat, laut atau transportasi udara (air freight). Peralatan berat sebelum dapat dimobilisasi terlebih dahulu harus telah lulus inspeksi oleh K3LL officer dan KONSULTAN/PERUSAHAAN. Tata alur untuk inspeksi alat berat diantaranya sebagai berikut: 1. Pemeriksaan sertifikat alat dan operator oleh tim K3LL KONTRAKTOR. 2. Pemeriksaan pendahuluan oleh K3LL officer KONTRAKTOR dengan didampingi operator alat dan VENDOR pemilik alat di tempat VENDOR. Check list pemeriksaan akan dibuat, dan bila ada kekurangan dari alat tersebut, maka akan diminta kepada VENDOR untuk melengkapinya / memperbaikinya sebelum dilakukan pemeriksaan ulang. 3. Setelah VENDOR lulus pemeriksaan oleh K3LL officer, maka KONSULTAN/PERUSAHAAN akan diundang untuk melakukan inspeksi bersama KONTRAKTOR di tempat alat berat itu berada (tempat VENDOR).

22 22 4. Check list akan dibuat dalam pemeriksaan bersama tersebut, bila ada item yang harus dilengkapi / diperbaiki sebelum dapat dimobilisasi maka harus dilengkapi oleh VENDOR. Bila tidak ada item yang kritikal terhadap operasional dan dinyatakan dapat mobilisasi, maka VENDOR dapat mobilisasi peralatan ke lokasi proyek. 5. Setelah peralatan tiba di lokasi proyek, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan sertifikat alat dan operator, juga terhadap kondisi peralatan apakah sesuai dengan pemeriksaan sebelumnya. Peralatan yang lulus inspeksi akan diberi tanda lulus inspeksi dan diletakkan pada peralatan berat tersebut PERSIAPAN LAPANGAN KONTRAKTOR akan membangun fasilitas sementara yang berdekatan dengan lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung, bangunan tersebut terdiri dari kantor lapangan yang akan digunakan oleh KONTRAKTOR dan gudang yang akan digunakan untuk penyimpanan dan penumpukan bahan, material dan peralatan yang dibutuhkan. Bengkel pabrikasi disiapkan untuk memfasilitasi pekerjaan, dan disiapkan secara terpisah untuk masing masing pekerjaan, agar pekerjaan lebih terkontrol dan material kerja tidak tercampur dengan yang lain. Untuk membangun fasilitas sementara KONTRAKTOR akan mengunakan lahan atau areal yang dimiliki PERUSAHAAN sesuai dengan kebutuhan, atau di tempat lain yang ditentukan oleh KONTRAKTOR dengan persetujuan dari PERUSAHAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PIPELINE Pelaksanaan konstruksi di lapangan harus selalu mengacu pada gambar perencanaan dan prosedur konstruksi yang telah disetujui oleh PERUSAHAAN. KONTRAKTOR akan melaksanakan pekerjaan sesuai lingkup pekerjaan dengan manajemen dan supervisi secara langsung dan terarah, agar dapat memenuhi jadwal pelaksanaan, mutu dan biaya yang telah direncanakan. Lingkup pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut: 1. Pemasangan patok di lapangan 2. Pembuatan sarana penunjang & sistem pengontrolan proyek 3. Pemasangan jalur pipa dan perlintasannya (jalan, parit, sungai, dan lain-lain)

23 23 4. Pemasangan peralatan,generator set, pig launcher, jalur pipa, sistem perpipaan, sistem elektrikal, sistem instrumentasi, sistem kontrol & komunikasi dan lain-lain. 5. Pengujian pengujian yang diperlukan 6. Pekerjaan tie-in dengan fasilitas yang telah ada (existing) 7. Pre-commissioning, commissioning& membantu start-up 8. Pekerjaan mobilisasi & demobilisasi 9. Pekerjaan pembersihan lokasi 10. Pekerjaan lain sesuai dengan lingkup pekerjaan. Seluruh kerusakan yang terjadi akibat kegiatan proyek terhadap installasi dan fasilitas yang telah ada (existing) akibat pelaksanaan konstruksi oleh KONTRAKTOR harus diperbaiki dan dikembalikan seperti kondisi semula. Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilanjutkan dengan pembersihan lingkungan/lokasi proyek. Setelah seluruh pekerjaan perbaikan dan pembersihan ini selesai, sisa peralatan yang tidak digunakan lagi akan dikembalikan ke tempat pengumpulan alat yang telah ditentukan. Checklist bersama antara KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN akan dilaksanakan untuk seluruh area kerja guna memeriksa kondisi fasilitas dan lingkungan dalam area konstruksi oleh KONTRAKTOR dan membandingkannya dengan informasi (foto, laporan) yang dimiliki KONTRAKTOR sebelum pekerjaan dimulai untuk area yang dimaksud. Kerusakan yang ditimbulkan oleh KONTRAKTOR selama konstruksi dan tercatat dalam checklist harus dikembalikan ke kondisi semula Pembersihan area Right of Way (ROW) KONTRAKTOR akan melakukan pembersihan ROW untuk dijadikan jalur pipa menggunakan data-data survey dan alignment sheet yang diperoleh dari Engineering. PERUSAHAAN akan menginformasikan area-area mana saja yang sudah bisa dikerjakan terutama yang berkaitan dengan ijin-ijin prinsip yang diurus oleh PERUSAHAAN. Penjelasan mengenai pekerjaan ini akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-GEN-PRC-001 ProsedurPembersihan dan Perataan Jalur Pipa Pengeceran Pipa Surveyor akan memberi tanda dengan patok titik tengah dan batas di sepanjang ROW ( Right of Way ),jalur pipa (pipeline). Material pipa akan diangkut dari stockyard ke lapangan menggunakan Trailer maupun Truck Crane. Untuk menurunkan material pipa dari atas Trailer digunakan Crane atau Truck Crane sesuai dengan kapasitas alat

24 24 sedangkan untuk daerah obstacle Excavator akan digunakan untuk menurunkan pipapipa tersebut. Pipa yang diangkat dari trailer akan diletakan di pig-pen (penopang kayu) atau sand bag. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL- PRC-002 Hauling and Stringing Procedure. Material pipa diletakkan di sepanjang jalur pipa (pipeline) di atas penopang kayu yang berjarak 2.5 m dari titik pusat jalur pipa. Berdasarkan area pekerjaannya yang terkait dengan metode pelaksanaannya, Pengeceran Pipa terbagi menjadi 2 yaitu: a. Kondisi Normal R.O.W Pipa akan diletakkan disepanjang rute dan dibiarkan terbuka untuk digunakan sebagai akses umum. b. Lokasi Ramai / Sepanjang Jalan Umum Untuk di lokasi ramai atau sepanjang jalan umum, penggalian jalur pipa akan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum perletakan material pipa. Di atas galian akan dipasang kayu penopang arah transversal galian. Penopang tersebut digunakan untuk menahan pipa di atas galian dan mempermudah proses pengelasan. Sedangkan berdasarkan jenis pelapis pipanya, pipa yang digunakan yaitu: a. Pipa dengan lapisan CWC (Concrete Weight Coating). Pipa ini bagian luarnya dilapisi dengan beton sebagai pemberat dan digunakan di areaarea yang relatif basah atau terendam air dalam jangka waktu lama, misalnya di rawa areal persawahan dan rawa musiman. b. Pipa dengan 3LPE (Three Layers Polyethilene). Pipa ini bagian luarnya dilapisi 3 lapisan Polyethilene, dan digunakan di ROW selain rawa yang relatif kering Field / Cold Bending Penekukan pipa di lapangan (Field Bends) akan dilakukan di area KONTRAKTOR berdasarkan bending schedule dan dilakukan oleh Tenaga Kerja yang mahir di bidang tersebut dengan diawasi oleh field engineer. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-003Field Bending Procedure. Bending PQT (Procedure Qualification Test) akan dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan berupa PQR (Procedure Qualification Report) kepada PERUSAHAAN untuk disetujui.

25 Welding, NDE dan Field Joint Coating a. WPS dan PQR KONTRAKTOR akan mengajukan prosedur pengelasan (WPS) untuk pipeline milik KONTRAKTOR sendiri dari proyek-proyek sebelumnya. WPS tersebut harus memiliki parameter pengelasan yang sesuai dengan material dan metode pengelasan yang dibutuhkan dalam proyek ini. WPS tersebut harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan KONSULTAN / PERUSAHAAN. Bila ditemukan adanya metode pengelasan yang tidak ada pada WPS KONTRAKTOR dari proyek-proyek sebelumnya, maka akan dibuat draft WPS baru untuk persetujuan KONSULTAN / PERUSAHAAN. Draft yang disetujui akan dibuat kualifikasi pengelasannya (PQR) dengan persetujuan dan disaksikan oleh MIGAS. PQR tersebut menggunakan metode pengelasan dan material yang sesuai dengan yang akan diterapkan pada saat konstruksi sebenarnya. Hasil kualifikasi pengelasan tersebut akan diuji di laboratorium yang disetujui oleh MIGAS dan PERUSAHAAN. PQR yang telah lolos uji laboratorium dan sesuai dengan persyaratan draft WPS, akan dibuat menjadi WPS oleh KONTRAKTOR untuk persetujuan PERUSAHAAN dan MIGAS. b. Team Tim pengelasan yang dipimpin oleh foreman line-upakan disebar dan dibagi menjadi beberapa tim di sepanjang rute pipa, yang antara lain terdiri dari : Foreman Line-up 1 orang Line Up 1 Fitter dan 2 tenaga pembantu (helper) Root & Hot Pass 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper) Filler 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper) Capping 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper) c. Line Up Pipa di-fit up atau line up menggunakan ukuran clamp pipa external yang sesuai. Pada proses ini akan dibantu menggunakan peralatan angkat; antara lain frame,shackle dan sling belt, Truck Crane, balok-balok kayu penopang dan excavator untuk daerah yang tidak bisa dilalui Truck Crane.

26 26 d. Kualifikasi Setelah WPS (PQR) disetujui oleh PERUSAHAAN dan MIGAS, selanjutnya KONTRAKTOR akan melakukan tes kepada welder untuk mendapatkan sertifikat dari SKK MIGAS. Sebelumnya data welder dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti proyek-proyek sebelumnya, aplikasi welder lokal, dan jalur rekruitmen lainnya. Welderwelder tersebut kemudian diberi kesempatan untuk melakukan latihan pengelasan sesuai dengan WPS, dimana fasilitas station pengelasan disediakan oleh KONTRAKTOR di workshop KONTRAKTOR. Tes pengujian kualifikasi welder akan dilakukan setelah mendapat persetujuan penyelenggaraan dari PERUSAHAAN dan MIGAS. Welder yang lolos kualifikasi (visual las dan NDT), maka akan diproses untuk memperoleh sertifikasi MIGAS sesuai dengan klasifikasi masing-masing pengelasannya. e. Produksi dan Kualitas Pengelasan Produksi pengelasan akan selalu dikontrol oleh Koordinator QA/QC agar jumlah produksi dan kualitasnya bisa terkendali dan tidak meleset dari target. Apabila terjadi produksi pengelasan yang tidak sesuai dengan target, welder akan diberi peringatan dan dikirim ke workshop untuk training ulang pengelasan. Apabila melebihi target produksi, maka KONTRAKTOR akan memberi penghargaan kepada welder tersebut.perekaman dan pelaporan akan dipersiapan untuk digunakan sebagai Dokumentasi Akhir dan Sertifikasi Pekerjaan. Laporan yang dibuat (Daily Welding Record) akan disetujui dan disahkan oleh PERUSAHAAN. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada MKMT-00-QAC-PRC-003 Prosedur Kontrol Welding Electrode dan MKMT-00-QAC-PRC-011 Welding Performance & Tracibility Procedure. f. Non Destructive Examination (NDE) NDE akan dilakukan untuk sambungan pengelasan sesuai dengan standard dan spesifikasi pada masing-masing line number, KONTRAKTOR akan menunjuk VENDOR yang akan melakukan pekerjaan NDE melalui persetujuan PERUSAHAAN. Seluruh laporan NDE akan direkam dan disimpan sebagai dokumen penunjangan Sertifikasi Pekerjaan. Penjelasan lebih detil mengenai pekerjaan ini dapat dilihat pada dokumen no. MKMT-00-QAC-PRC-005Radiographic Test Procedure,MKMT-00-

PERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS

PERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS PERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS Disusun Oleh: ALI AKBAR JOHAN NIM : 41313110092 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan 7.1.Project Control Proyek Control bertanggung jawab kepada manajer lapangan perwakilan PT.Freeport Indonesia dan Dewan Direksi PT Prima Tunggal Javaland juga bertanggung jawab terhadap semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi.

BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS. Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. BAB VII METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS 7.1. Definisi dan Fungsi Belt Truss Belt truss merupakan salah satu alternative struktur bangunan bertingkat tinggi. Penggunaan belt truss berfungsi mengikat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM EXHIBIT H pertamina HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD APRIL 2015 Bangkitkan Energi Negeri 1 INTRODUCTION Judul Identifikasi standar

Lebih terperinci

PT BORNEO MITRA SINERGI CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN

PT BORNEO MITRA SINERGI CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN PAGE : 1 P a g e 4 PT BORNEO MITRA SINERGI CONSTRUCTION/INSTALLATION PLAN PROVISION OF PIPELINE CONSTRUCTION Revised Remarks No Revised Remarks No 0 1 2 3 4 5 6 0 1 2 3 4 5 6 1 X 2 X 3 X 4 X 0 19/11/14

Lebih terperinci

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Magister Manajemen Teknologi Manajemen Industri Tesis ANALISA PERENCANAAN DAN MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN PIPA GAS JUMPER PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Jogi Krisdianto Nrm. 9106 201 303 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN CONTOH... [Logo & Nama Perusahaan] RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) [digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pekerjaan Perpanjangan Lisensi Firewall Security

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

1. MECHANICAL ROTATING INSPECTOR : 2. ELECTRICAL INPECTOR : PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI :

1. MECHANICAL ROTATING INSPECTOR : 2. ELECTRICAL INPECTOR : PERSYARATAN DAN KUALIFIKASI : DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, DAN MOBILITAS PENDUDUK(DINSOSNAKERMOBDUK) KABUPATEN ACEH TIMUR MEMBUKA KESEMPATAN BAGI PUTRA-PUTRI ACEH TERBAIK UNTUK MENGISI LOWONGAN KERJA UNTUK PROYEK BLOK A 1. MECHANICAL

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL KERANGKA ACUAN KERJA SUPERVISORY WORKS FOR T1 2 nd FLOOR REFURBISHMENT PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL 1. PENDAHULUAN Lantai 2 gedung T1 PT. JICT saat ini digunakan untuk department ICT (Information

Lebih terperinci

PERPANJANGAN PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 0831.Pm/612/UPGRK/2015

PERPANJANGAN PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 0831.Pm/612/UPGRK/2015 PERPANJANGAN PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Nomor : 0831.Pm/612/UPGRK/2015 Dengan ini diumumkan bahwa PT PJB Unit Pembangkitan Gresik akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

LAYANAN SMKP MINERBA PT INDO SHE 2017

LAYANAN SMKP MINERBA PT INDO SHE 2017 1. Pelatihan Permen 38/2014 Ind 5 hari In house Anggota Tim Kerja Latar Belakang dan Tujuan Baru mau mulai penerapan Personel HSE PJO Kepala departemen Teori Permen 38/2014 Strategi Penerapan Workshop

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal,

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

DOKUMEN PRAKUALIFIKASI

DOKUMEN PRAKUALIFIKASI DOKUMEN PRAKUALIFIKASI Collective Number : 225/PN2220/2018-S0 Tanggal : 23 Maret 2018 Hal 1 PENDAHULUAN. 2 2 PENJELASAN SINGKAT PEKERJAAN.......2 3 TATA CARA & SYARAT-SYARAT PRAKUALIFIKASI.3 4 TATA CARA

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Lampiran KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 5 Tahun ) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel. Yang Pemenuhan Keterangan ditanya 3 Ya Tdk 4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KOMITMEN..

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM. pertamina SELECTION. April Bangkitkan Energi Negeri CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM SELECTION pertamina April 2015 Bangkitkan Energi Negeri 1 Judul Tahap Seleksi Pemenang Administration Qualification Phase: Select A Qualified Contractor Contracted Work

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR

SISTEM PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA KONTRAKTOR NAMA PERUSAHAAN : JENIS PEKERJAAN/JASA : BAGIAN 1 : KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN 1. Komitment terhadap K3LL dalam kepemimpinan a) Bagaimanakah secara pribadi manajer-manajer senior terlibat dalam pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 6 BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK 2.1 TUJUAN 2.1.1 Tujuan Umum Tujuan pelaksanaan Kerja Praktik di Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana bertujuan untuk : 1. Memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. 1. LAMPIRAN I : Format Rekapitulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang

DAFTAR LAMPIRAN. 1. LAMPIRAN I : Format Rekapitulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------- DAFTAR LAMPIRAN 1. LAMPIRAN I : Format Rekapitulasi Tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengambilan data ketidaksesuaian Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang selesai tahun 2011 didapatkan dari salah satu departemen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU + 1 PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

A. KRITERIA AUDIT SMK3

A. KRITERIA AUDIT SMK3 LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3 A. KRITERIA AUDIT SMK3 1 PEMBANGUNAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pengurasan Saluran Air Sekitar Gedung Utama dan Gedung SSE di T1 (MY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Organisasi BUT Saka Indonesia Pangkah Limited anak usaha dari PT. Saka Energi Indonesia merupakan salah satu Bentuk Usaha

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

Manajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu

Manajemen Teknik Lingkungan. Sistem Manajemen Mutu Manajemen Teknik Lingkungan Sistem Manajemen Mutu SIKLUS HIDUP MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI PERSYARATAN KONTRAK & SPESIFIKASI ACTION Kajian Kinerja Manajemen Konstruksi 1. Pengawasan Konstruksi 2.

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan

Lebih terperinci

1. PROJECT MANAGER (PM)

1. PROJECT MANAGER (PM) 1. PROJECT MANAGER (PM) Memastikan kegiatan Ijin Pelaksanaan yang dilakukan Kontraktor sudah benar. Melaksanakan tugas tugas tambahan yang diberikan Direksi. Dapat memahami atau membuat master schedule

Lebih terperinci

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS PRAKUALIFIKASI CSMS 3.1. PROFIL KONTRAKTOR 1. Nama Perusahaan : Alamat Pos : Nomor Telephone/Fax :... Email : 2. Anggota Direksi NO JABATAN NAMA PENDIDIKAN TERAKHIR

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR BAB IV PERANCANGAN GAMBAR 4.1. Definisi Gambar Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI PENGELOLAAN K3 Melalui Pendekatan Sistem Manajemen Melibatkan seluruh aspek sumberdaya yang mempengaruhi K3 ditempat kerja.

Lebih terperinci

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI 4.1 Struktur Organisasi Pemilik BAB IV STRUKTUR ORGANISASI Pemilik Yayasan Sains dan Teknologi Universitas Komputer Indonesia Pengawas Tim Pengawas Unikom Mechanical Electrical PT. Rasi Cipta Konsultan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS Pekerjaan : Pemasangan Pagar BRC dan Rambu di Area Join In-Gate (RY) PT. Jakarta International Container Terminal (PT. JICT), Tanjung Priok. Pasal 1 : LOKASI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang

BAB I PENDAHULUAN. barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inventory adalah "Bahan baku dan penolong, barang jadi dan barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 WAKTU DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik dilaksanakan di P.T. Trimatra Jaya Persada selaku perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu Konsultan

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengenalan Proyek Dalam Pengembangan Bisnisnya PGN (perusahaan Gas Negara) Selaku BUMN yang bergerak dibidang pennjualan Gas Retail maupun industri, melakukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.879, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Manajemen Keselamatan kapal. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN KESELAMATAN

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. maupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. maupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu motode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran, maupun kelas

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA KEPABEANAN, HANDLING, ANGKUTAN DAN PEMBONGKARAN DI GUDANG CIKAMPEK UNTUK PUPUK KALIUM CHLORIDE (KCL) FINE GRADE DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG (CIKAMPEK)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK PT. MEGA PERSADA INDONESIA Mechanical Electrical and HVAC Contractor PERENCANAAN DAN No. Dokumen MPI-PM-11 No. Revisi 03 Tanggal Berlaku 17-03-2014 Jabatan Nama Tanda Tangan Disusun Oleh Project Coordinator

Lebih terperinci

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 JASA, ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian 31 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Kaliraya Sari (disingkat KRS) didirikan pada tahun 1971 dengan nama PT Kalimantan Sari di bawah surat pengesahan no. YA.5/114/5 dari Kementrian

Lebih terperinci