Laporan Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016"

Transkripsi

1 format Laporan Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016 SELAMAT BELAJAR Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016 i

2 DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv RINGKASAN EKSEKUTIF... Error! Bookmark not defined. BAB 1 DOKUMEN INDUK Struktur dan Bagan Kepemilikan Grup Usaha serta Negara/Yurisdiksi Masing-Masing Anggota Grup Usaha Kegiatan Usaha Grup Usaha Harta Tidak Berwujud Milik Grup Usaha Aktivitas Keuangan dan Pembiayaan dalam Grup Usaha Laporan Keuangan Konsolidasi Entitas Induk dan Informasi Perpajakan terkait Transaksi Afiliasi BAB 2 DOKUMEN LOKAL Identitas dan Kegiatan Usaha Wajib Pajak Informasi Transaksi Afiliasi dan Transaksi Independen Wajib Pajak Penerapan Arm s Length Principle (ALP Peristiwa, kejadian, fakta non-keuangan yang memengaruhi pembentukan harga atau tingkat laba Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016 ii

3 Tabel 1.1 Sumber Informasi untuk Penyusunan Dokumentasi Transfer Pricing... 5 Tabel 2.1 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya... 9 Tabel 2.2 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya... 9 Tabel 2.3 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya Tabel 2.4 Lokasi Geografis Pasar Utama Produk Grup Usaha Tabel 2.5 Lokasi Geografis Pasar Utama Produk Grup Usaha Tabel 2.6 Strategi Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud Tabel 2.7 Daftar Harta Tidak Berwujud Tabel 2.8 Daftar Kontribusi Anggota Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud Tabel 2.9 Daftar Kontrak Antar Anggota Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud Tabel 2.10 Ringkasan Pengalihan Kepemilikan Harta Tidak Berwujud Antar Anggota Grup Usaha Tabel 2.11 Ringkasan Aktivitas Keuangan dan Pembiayaan dalam Grup Usaha Tabel 3.1 Struktur Manajemen Wajib Pajak Tahun Tabel 3.2 Nama Pihak Afiliasi Wajib Pajak dan Negara/Yuridiksinya Tabel 3.3 Ringkasan Transaksi Afiliasi Wajib Pajak Tabel 3.4 Analisis Kesebandingan Wajib Pajak Tabel 3.5 Analisis Fungsional (Fungsi, Aset, dan Risiko) Tabel 3.6 Fungsi, Aset Terkait, dan Risiko Terkait Tabel 3.7 Rasio Finansial untuk Analisis Kesebandingan Tabel 3.8 Ikhtisar Laporan Keuangan Tabel 3.9 Laporan Keuangan Tersegmentasi Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016 iii

4 Gambar 2.1 Struktur Kepemilikan Wajib Pajak... 9 Gambar 2.2 Skema Rantai Usaha Produk Grup Usaha Gambar 3.1 Bagan Organisasi Wajib Pajak pada Tahun Gambar 3.2 Gambaran Lingkungan Usaha Wajib Pajak Gambar 3.2 Pembanding Internal dengan Metode CUP & Cost Plus Gambar 3.3 Pembanding Internal dengan Metode CUP & Cost Plus Gambar 3.4 Pembanding Internal dengan Metode Resale Price Gambar 3.5 Pembanding Eksternal dengan Metode CUP & Cost Plus Gambar 3.6 Pembanding Eksternal dengan Metode Resale Price Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia 2016 iv

5 Tabel 0.1 Sumber Informasi untuk Penyusunan Dokumentasi Transfer Pricing No Cakupan Informasi Rincian Informasi Softcopy Hardcopy A Master File 1. Struktur dan bagan kepemilikan Grup Usaha serta negara atau a. Daftar pemegang saham dan persentase kepemilikan saham serta daftar pengurus dari masing-masing anggota Grup Usaha b. Bagan kepemilikan Grup Usaha yang menunjukkan keseluruhan hubungan kepemilikan saham anggota Grup Usaha; yurisdiksi masing-masing anggota Grup Usaha c. Lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) masing-masing anggota Grup Usaha. 2. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Grup Usaha memuat informasi sebagai berikut: 3. Harta tidak berwujud yang dimiliki Grup Usaha a. Daftar anggota Grup Usaha dan kegiatan usaha masing-masing anggota Grup Usaha; b. Faktor penentu yang mempunyai peran penting dalam menentukan laba masing-masing anggota Grup Usaha; c. Penjelasan dan skema/grafik/diagram mengenai rantai usaha untuk 5 (lima) besar produk dan/atau jasa yang dihasilkan oleh Grup Usaha serta untuk produk atau jasa lain yang dihasilkan oleh Grup Usaha dengan nilai peredaran bruto usaha 5 (lima) persen atau lebih dari total peredaran bruto Grup Usaha d. Daftar dan penjelasan ttg kontrak-kontrak/perjanjian-perjanjian yang penting antar anggota Grup Usaha e. Penjelasan mengenai lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) yang menjadi pasar utama dari produk-produk dan/atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh Grup Usaha f. Penjelasan umum mengenai analisis fungsional Grup Usaha yang mencakup analisis fungsi, aset, dan risiko yang dilakukan Grup Usaha yang menjelaskan kontribusi dari setiap anggota Grup Usaha dalam pembentukan nilai g. Penjelasan mengenai restrukturisasi usaha, akuisisi usaha, dan divestasi usaha yang pernah dilakukan oleh anggota Grup Usaha selama 5 (lima) tahun terakhir. a. Penjelasan tentang strategi Grup Usaha dalam pengembangan, kepemilikan, dan eksploitasi harta tidak berwujud, termasuk lokasi fasilitas kegiatan riset dan pengembangan serta lokasi manajemen R&D (Research & Development); b. Daftar harta tidak berwujud atau kelompok harta tidak berwujud milik Grup Usaha dan kepemilikan secara hukum c. Daftar dan penjelasan mengenai pihak-pihak dalam anggota Grup Usaha yang berkontribusi dalam pengembangan harta tidak berwujud; d. Daftar kontrak/perjanjian antar anggota Grup Usaha terkait harta tidak berwujud termasuk - perjanjian Cost Contribution Arrangement (CCA), - perjanjian jasa riset dan pengembangan, serta - perjanjian terkait pemberian lisensi e. Penjelasan tentang kebijakan harga transfer Grup Usaha sehubungan dengan kegiatan Riset dan Pengembangan dan harta tidak berwujud f. penjelasan tentang pengalihan kepemilikan harta tidak berwujud yang terjadi antar anggota Grup Usaha dalam Tahun Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia

6 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 0.1 Sumber Informasi untuk Penyusunan Dokumentasi Transfer Pricing No Cakupan Informasi Rincian Informasi Softcopy Hardcopy Pajak yang bersangkutan termasuk nama anggota Grup Usaha, negara atau yurisdiksi, dan kompensasi atas pengalihan kepemilikan harta tidak berwujud. B 4. Aktivitas keuangan dan pembiayaan dalam Grup Usaha 5. Laporan Keuangan Konsolidasi Entitas Induk dan informasi perpajakan terkait Transaksi Afiliasi Local File 1. Identitas dan kegiatan usaha yang dilakukan Wajib Pajak 2. Informasi Transaksi Afiliasi dan transaksi independen yang dilakukan Wajib Pajak a. Penjelasan tentang pembiayaan yang digunakan oleh Grup Usaha, termasuk perjanjian pembiayaan dengan pemberi pinjaman yang independen b. Penjelasan tentang anggota Grup Usaha yang menjalankan fungsi sebagai pusat keuangan/pembiayaan untuk anggota Grup Usaha, termasuk informasi tentang negara atau yurisdiksi tempat anggota Grup Usaha tersebut didirikan dan tempat manajemen efektifnya berada c. Penjelasan tentang kebijakan harga transfer sehubungan perjanjian-perjanjian pembiayaan antar anggota Grup Usaha a. Laporan keuangan konsolidasi Grup Usaha untuk Tahun Pajak terkait baik yang disiapkan untuk kepentingan eksternal maupun internal; dan b. Daftar dan penjelasan tentang Advance Pricing Agreement (APA) yang dimiliki oleh anggota Grup Usaha dan ketentuan perpajakan lainnya terkait alokasi penghasilan antar anggota Grup Usaha. a. Penjelasan tentang struktur manajemen Wajib Pajak, bagan organisasi, informasi mengenai pihak-pihak di dalam atau luar negeri yang merupakan pihak-pihak yang memiliki Hubungan Istimewa, dan negara atau yurisdiksi pihak-pihak tersebut berada; b. Penjelasan detail tentang usaha dan strategi usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak, termasuk indikasi dalam hal Wajib Pajak terlibat atau terpengaruh restrukturisasi usaha atau pengalihan harta tidak berwujud dalam Grup Usaha yang sedang atau telah terjadi pada tahun sebelumnya, dan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap Wajib Pajak c. Aspek-aspek operasional kegiatan usaha Wajib Pajak d. Gambaran lingkungan usaha secara rinci, termasuk daftar pesaing utama a. Skema transaksi dan penjelasannya b. Kebijakan penetapan harga yang diterapkan selama 5 (lima) tahun terakhir c. Penjelasan atas masing-masing transaksi dan latar belakang dilakukannya transaksi tersebut d. Jumlah nominal transaksi yang dirinci per jenis transaksi dan per lawan transaksi e. Informasi tentang lawan transaksi dalam setiap jenis transaksi dan penjelasan mengenai hubungan Wajib Pajak dengan masing-masing lawan transaksi tersebut f. Informasi dalam bentuk tabel sekurang-kurangnya mengenai: 1) nomor dan tanggal faktur; 2) nama lawan transaksi; 3) negara atau yurisdiksi lawan transaksi; Bab 1 Pendahuluan 6

7 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 0.1 Sumber Informasi untuk Penyusunan Dokumentasi Transfer Pricing No Cakupan Informasi Rincian Informasi Softcopy Hardcopy 4) nama produk; 5) spesifikasi/kualitas produk; 6) jumlah unit/kuantitas; 7) harga per unit (ukuran terkecil yang lazim digunakan); dan 8) tanggal pengiriman/pengapalan barang, dalam hal Wajib Pajak melakukan Transaksi Afiliasi terkait produk komoditas g. Salinan perjanjian/kontrak terkait transaksi yang nilainya signifikan 3. Penerapan ALP a. Penjelasan rinci tentang analisis kesebandingan setiap Transaksi Afiliasi yang dilakukan Wajib Pajak yang meliputi analisis atas karakteristik produk atau jasa, analisis fungsional (analisis fungsi, aset, dan risiko), ketentuan dalam kontrak, strategi usaha, dan kondisi ekonomi, termasuk analisis kesebandingan atas perbedaan kondisi dengan tahuntahun sebelumnya b. Penjelasan rinci mengenai karakterisasi usaha yang dijalankan Wajib Pajak berdasarkan hasil analisis fungsional (analisis fungsi, aset, dan risiko) c. Penjelasan tentang metode Penentuan Harga Transfer yang paling sesuai untuk setiap jenis Transaksi Afiliasi, alasan pemilihan metode tersebut, serta keunggulan metode yang dipilih dibandingkan dengan metode-metode lainnya d. Penjelasan tentang: 1) pihak yang dipilih sebagai pihak yang diuji dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer dan alasan pemilihannya; dan 2) rasio keuangan atau indikator tingkat laba yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer, dalam hal Wajib Pajak menggunakan metode Penentuan Harga Transfer berbasis laba bruto atau neto e. Ringkasan mengenai asumsi-asumsi yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer f. Penjelasan mengenai alasan penggunaan analisis tahun jamak dalam hal diperlukan g. Daftar dan penjelasan tentang transaksi pembanding internal dan/atau eksternal yang dipilih, dan detail penjelasan tentang kriteria yang digunakan dalam pencarian data pembanding dan sumber informasi data pembanding yang digunakan h. Ikhtisar laporan keuangan yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer, termasuk laporan keuangan yang tersegmentasi dalam hal Wajib Pajak memiliki lebih dari 1 ( satu) karakterisasi usaha i. Penjelasan mengenai penerapan metode Penentuan Harga Transfer berdasarkan pembanding terpilih, rentang harga atau laba wajar yang digunakan, dan titik acuan di dalam rentang harga atau laba wajar yang menjadi dasar penentuan harga transfer j. Penjelasan tentang penyesuaian yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesebandingan, termasuk penjelasan apakah penyesuaian hanya dilakukan terhadap pihak yang diuji, terhadap transaksi pembanding atau terhadap Bab 1 Pendahuluan 7

8 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 0.1 Sumber Informasi untuk Penyusunan Dokumentasi Transfer Pricing No Cakupan Informasi Rincian Informasi Softcopy Hardcopy keduanya k. Penjelasan mengenai kesimpulan bahwa Penentuan Harga Transfer telah atau belum sesuai dengan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha l. Salinan Advance Pricing Agreement (APA) yang dimiliki anggota Grup Usaha lainnya dan ketentuan perpajakan lainnya yang terkait dengan Transaksi Afiliasi Wajib Pajak 4. Informasi Keuangan Wajib Pajak a. Laporan keuangan Wajib Pajak yang telah di audit akuntan publik untuk Tahun Pajak terkait dengan Dokumen Penentuan Harga Transfer, atau laporan keuangan yang belum diaudit dalam hal laporan keuangan Wajib Pajak yang telah di audit akuntan publik belum tersedia b. Laporan keuangan Wajib Pajak yang tersegmentasi berdasarkan karakterisasi usaha, dalam hal Wajib pajak memiliki lebih dari 1 (satu) karakterisasi usaha c. Informasi dan penjelasan penggunaan informasi dalam laporan keuangan yang terkait dengan penerapan metode penentuan Harga Transfer d. Ringkasan informasi keuangan yang relevan dari pembanding yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer dan sumber informasi keuangan tersebut Informasi tentang peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian/fakta-fakta non-keuangan yang memengaruhi pembentukan harga atau tingkat laba Bab 1 Pendahuluan 8

9 BAB 1 DOKUMEN INDUK 1.1. Struktur dan Bagan Kepemilikan Grup Usaha serta Negara/Yurisdiksi Masing-Masing Anggota Grup Usaha Berdasarkan informasi internal Wajib Pajak, struktur dan bagan kepemilikan Wajib Pajak terlihat pada Gambar 2.1. Masing-masing pemegang saham dan persentase kepemilikan saham terangkum di dalam Tabel 2.1. Tabel tersebut juga merangkum daftar pengurusnya. Gambar 1.1 Struktur Kepemilikan Wajib Pajak a. Daftar pemegang saham dan persentase Sumber: Informasi Internal Wajib Pajak kepemilikan saham serta daftar pengurus dari masing-masing anggota Grup Usaha; b. Bagan kepemilikan Grup Usaha yang menunjukkan keseluruhan hubungan kepemilikan saham anggota Grup Usaha; dan c. Lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) masing-masing anggota Grup Usaha. Tabel 1.1 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya No. Anggota Grup Negara/Yuridiksi Kegiatan usaha Kegiatan Usaha Grup Usaha Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usaha Anggota Grup Usaha CONTOH Tabel 2.1 berisi daftar anggota Grup Usaha dan kegiatan usaha masingmasing anggota Grup Usaha. Ada lima anggota grup dengan kegiatan usaha masingmasing berbeda dan saling berkaitan. Tabel 1.2 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya No. Anggota Grup Negara/Yuridiksi Kegiatan usaha Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia

10 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 1.2 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya No. Anggota Grup Negara/Yuridiksi Kegiatan usaha Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Faktor Penentu Laba Masing-Masing Anggota Grup Usaha Faktor penentu yang mempunyai peran penting dalam menentukan laba masingmasing anggota Grup Usaha adalah: 1)... 2)... 3) Skema Rantai Usaha untuk 5 Besar Produk Grup Usaha Gambar 2.2 menjelaskan skema rantai usaha untuk 5 (lima) besar produk dan/atau jasa yang dihasilkan oleh Grup Usaha serta untuk produk atau jasa lain yang dihasilkan oleh Grup Usaha dengan nilai peredaran bruto usaha 5 (lima) persen atau lebih dari total peredaran bruto Grup Usaha. Gambar tersebut merujuk pada format surat keterangan Analisis Supply Chain Management di dalam Lampiran II-E Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013. Penjelasan atas skema tersebut diuraikan sbb.: Kotak pada baris tahun pajak 2016 menginformasikan pihak afiliasi yang melakukan fungsi sebagaimana kotak di atasnya. Kotak pada baris laba neto usaha 2016 (%) menginformasikan persentase laba bersih usaha perusahaan yang melakukan fungsi sebagaimana deskripsi kolom di atasnya. Deskripsi Tahun pajak 2016 Laba neto usaha 2016 (%) Gambar 1.2 Skema Rantai Usaha Produk Grup Usaha R&D Desain Pengadaan Manufaktur Pemasaran Distribusi Sumber: Informasi internal Wajib Pajak dengan Format sesuai Lampiran II-E Peraturan Dirjen Pajak No. Per- 22/PJ/ Daftar Kontrak/Perjanjian Penting Antar Anggota Grup Usaha Daftar dan penjelasan mengenai kontrak-kontrak/perjanjian-perjanjian yang penting antar anggota Grup Usaha terangkum dalam Tabel 2.3. Tabel tersebut juga Bab 2 Dokumen Induk 10

11 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia mencakup penjelasan mengenai kemampuan dari anggota Grup Usaha yang menyediakan jasa serta kebijakan harga transfer atas pengalokasian biaya-biaya dalam rangka penyediaan jasa serta penentuan harga yang harus dibayar atas penyediaan jasa antar anggota dalam Grup Usaha. Tabel 1.3 Daftar Anggota Grup Usaha dan Kegiatan Usahanya No. Nomor kontrak Tgl Kontrak Para pihak Ringkasan Isi kontrak Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Lokasi Geografis Pasar Utama Produk dan/atau Jasa dari Grup Usaha Tabel 2.4 merangkum lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) yang menjadi pasar utama dari produk-produk dan/atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh Grup Usaha. Tabel 1.4 Lokasi Geografis Pasar Utama Produk Grup Usaha No. Nama anggota Grup Usaha Nama Produk utama Lokasi Geografis Pasar Utama Penjelasan Analisis Fungsional Grup Usaha Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Analisis fungsional Grup Usaha terangkum pada Tabel 2.4. Tabel tersebut mencakup analisis fungsi, aset, dan risiko yang dilakukan Grup Usaha yang menjelaskan kontribusi dari setiap anggota Grup Usaha di dalam pembentukan nilai (value creation). No. Jenis Analisis Nama Anggota Grup Usaha 1. Fungsi 2. Aset 3. Risiko Tabel 1.5 Lokasi Geografis Pasar Utama Produk Grup Usaha Penjelasan tentang Kontribusi anggota Grup Usaha thd Pembentukan NIlai Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Restrukturisasi Usaha, Akuisisi Usaha, dan Divestasi Usaha oleh Anggota Grup Usaha Selama 5 Tahun Terakhir Anggota Grup Usaha Wajib Pajak dalam lima tahun terakhir tidak melakukan restrukturisasi usaha, akuisisi usaha, dan/atau divestasi usaha. Bab 2 Dokumen Induk 11

12 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Harta Tidak Berwujud Milik Grup Usaha Strategi Grup Usaha dalam Pengembangan, Kepemilikan, Dan Eksploitasi Harta Tidak Berwujud Tabel 2.5 merangkum penjelasan tentang strategi Grup Usaha di dalam pengembangan, kepemilikan, dan eksploitasi harta tidak berwujud. Tabel tersebut juga merangkum lokasi fasilitas kegiatan riset dan pengembangan serta lokasi manajemen R&D (Research & Development). Tabel 1.6 Strategi Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud No. Perihal Strategi Grup Usaha Lokasi Fasilitas R&D Lokasi Manajemen R&D 1. pengembangan 2. kepemilikan 3. eksploitasi Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Daftar Harta Tidak Berwujud atau Kelompok Harta Tidak Berwujud Tabel 2.6 merangkum daftar harta tidak berwujud atau kelompok harta tidak berwujud yang dimiliki Grup Usaha dan penting untuk analisis Penentuan Harga Transfer. Tabel tersebut juga merangkum penjelasan mengenai anggota Grup Usaha yang secara hukum memiliki harta dimaksud. Tabel 1.7 Daftar Harta Tidak Berwujud No. Jenis Pemilik Harta Tidak Berwujud Penjelasan Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Kontribusi Anggota Grup Usaha dalam Pengembangan Harta Tidak Berwujud Tabel 2.7 merangkum daftar dan penjelasan mengenai pihak-pihak dalam anggota Grup Usaha yang berkontribusi dalam pengembangan harta tidak berwujud. Tabel 1.8 Daftar Kontribusi Anggota Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud No. Nama Anggota Jenis Kontribusi Penjelasan atas Kontribusi Bab 2 Dokumen Induk 12

13 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Daftar Kontrak Antar Anggota Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud Tabel 2.8 merangkum daftar kontrak/perjanjian antar anggota Grup Usaha yang terkait harta tidak berwujud. Daftar tersebut mencakup juga perjanjian Cost Contribution Arrangement (CCA), perjanjian jasa riset dan pengembangan, serta perjanjian terkait pemberian lisensi. Tabel 1.9 Daftar Kontrak Antar Anggota Grup Usaha Terkait Harta Tidak Berwujud No. Nama Anggota Jenis Kontribusi Penjelasan atas Kontribusi Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Kebijakan harga transfer Grup Usaha Terkait R&D dan Harta Tidak Berwujud Berikut ini diuraikan penjelasan tentang kebijakan harga transfer Grup Usaha sehubungan dengan kegiatan Riset dan Pengembangan dan harta tidak berwujud: 1)... 2)... 3)... 4) Pengalihan Kepemilikan Harta Tidak Berwujud Antar Anggota Grup Usaha dalam Tahun Pajak 2016 Dalam tahun 2016 terjadi pengalihan kepemilikan harta tidak berwujud di antara anggota Grup Usaha. Pengalihan tersebut terjadi karena: 1)... 2)... 3)... 4)... Tabel 2.9 merangkum ringkasan pengalihan kepemilikan harta tidak berwujud antar anggota Grup Usaha. Tabel 1.10 Ringkasan Pengalihan Kepemilikan Harta Tidak Berwujud Antar Anggota Grup Usaha No. Nama Anggota Negara / Yurisdiksi Kompensasi (Rp) Bab 2 Dokumen Induk 13

14 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Sumber: Informasi internal Wajib Pajak 1.4. Aktivitas Keuangan dan Pembiayaan dalam Grup Usaha Tabel 2.10 merangkum aktivitas keuangan dan pembiayaan dalam Grup Usaha. Di dalam tabel tersebut, dijelaskan pembiayaan yang digunakan oleh Grup Usaha, termasuk perjanjian pembiayaan dengan pemberi pinjaman yang independen. Anggota Grup Usaha yang menjalankan fungsi sebagai pusat keuangan/pembiayaan untuk anggota Grup. Kebijakan harga transfer sehubungan perjanjian-perjanjian pembiayaan antar anggota Grup Usaha diuraikan sbb.: 1)... 2)... 3)... 4)... No Sumber Pembiayaaan Grup Usaha Tabel 1.11 Ringkasan Aktivitas Keuangan dan Pembiayaan dalam Grup Usaha Sumber: Informasi internal Wajib Pajak Anggota/Non Anggota Grup Usaha Tempat kedudukan / tempat manajemen 1.5. Laporan Keuangan Konsolidasi Entitas Induk dan Informasi Perpajakan terkait Transaksi Afiliasi Laporan keuangan konsolidasi Grup Usaha untuk Tahun Pajak terkait baik yang disiapkan untuk kepentingan eksternal maupun internal; dan CONTOH PT A dan PT B dimiliki oleh TN X yang merupakan WP OP dan tidak menyelenggarakan pembukuan. Sebagai konsekuensinya Tn X tidak memliki laporan keuangan konsolidasi, baik yang disiapkan untuk kepentingan eksternal maupun internal. Atau PT A dan PT B dimiliki oleh PT X yang merupakan WP Badan yang menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan PSAK ETAB b. Daftar dan penjelasan tentang Advance Pricing Agreement (APA) yang dimiliki oleh anggota Grup Usaha dan ketentuan perpajakan lainnya terkait alokasi penghasilan antar anggota Grup Usaha. - Bab 2 Dokumen Induk 14

15 BAB 2 DOKUMEN LOKAL 2.1. Identitas dan Kegiatan Usaha Wajib Pajak Struktur Manajemen, Bagan Organisasi, Pihak Afiliasi, dan Negara/Yurisdiksi Pihak Berelasi Struktur Manajemen Wajib Pajak CONTOH Untuk tahun 2016, struktur manajemen Wajib Pajak mengacu pada hasil RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Hasil RUPS tersebut tercantum di dalam akta perubahan no. 7 tahun 2015 dengan notaris Badu, SH, M.Kn. Struktur manajemen secara lengkap sesuai dengan hasil RUPS dan Surat Keputusan Direksi Nomor 123/WP/XII/Dir/2016 tertanggal 25 Desember 2016 terangkum di dalam Tabel 3.1. Tabel 2.1 Struktur Manajemen Wajib Pajak Tahun 2016 No. Nama Alamat NPWP Jabatan 1. Komisaris Utama 2. Komisaris 3. Direktur Utama 4. Direktur Keuangan 5. Direktur Produksi 6. Direktur Komersil Sumber: format tabel diadopsi dari Lampiran 1771-V SPT PPh Badan Bagan Organisasi Wajib Pajak CONTOH Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor..., bagan organisasi Wajib Pajak terlihat pada Gambar 3.1. Struktur organisasi dari susunan manajemen Wajib Pajak pada Tabel 3.1 terlihat Gambar Pihak Afiliasi dan Negara/Yurisdiksi Pihak Afiliasi CONTOH Selama tahun 2016, Wajib Pajak bertransaksi dengan pihak-pihak afiliasi di beberapa negara yang berbeda. Tabel 3.2 merangkum pihak-pihak afiliasi tersebut beserta negara tempat kedudukannya. Di dalam tabel tersebut, juga dirangkum bentuk hubungan istimewa antara Wajib Pajak dengan pihak-pihak afiliasi. Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia

16 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia CONTOH Gambar 2.1 Bagan Organisasi Wajib Pajak pada Tahun 2016 Sumber: (Surat Keputusan Direksi Nomor 123/WP/Dir/2015) Tabel 2.2 Nama Pihak Afiliasi Wajib Pajak dan Negara/Yuridiksinya No. Nama Alamat Negara NPWP Kegiatan Usaha Bentuk hubungan dengan Wajib Pajak 1 1 Bentuk hubungan dengan Wajib Pajak dapat berupa: 1) Hubungan istimewa karena kepemilikan saham/ penyertaan sebagaimana diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh; 2) Hubungan istimewa karena penguasaan sebagaimana diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh; 3) Hubungan istimewa karena hubungan keluarga sebagaimana diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf c UU PPh; dan 4) Hubungan istimewa karena pengandalian sebagaimana diatur oleh Pasal 9 ayat (1) P3B antara Indonesia dengan negara domisili pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak Bab 3 Dokumen Lokal 16

17 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.2 Nama Pihak Afiliasi Wajib Pajak dan Negara/Yuridiksinya No. Nama Alamat Negara NPWP Kegiatan Usaha Bentuk hubungan dengan Wajib Pajak 1 Sumber: format tabel diadopsi dari Lampiran Khusus 3A Formulir SPT PPh PPh Badan Usaha dan Strategi Usaha Wajib Pajak , termasuk indikasi dalam hal Wajib Pajak terlibat atau terpengaruh restrukturisasi usaha atau pengalihan harta tidak berwujud dalam Grup Usaha yang sedang atau telah terjadi pada tahun sebelumnya, dan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap Wajib Pajak; Aspek Operasional Kegiatan Usaha Wajib Pajak Man (SDM) Money (Financial) Method (Prosedur) Machine (Aset) Material (Bahan baku) Gambaran Lingkungan Usaha dan Daftar Pesaing Utama Gambaran lingkungan usaha Wajib Pajak dapat diuraikan berdasarkan pendekatan five forces yang dikembangkan oleh Michael Porter, seperti terlihat pada Gambar. Pendekatan Porter tersebut meliputi: Pemain baru (new entrants); Pelanggan (buyers) Produk substitusi (substitutes) Pemasok (suppliers), dan Pesaing (competitors) Pemain baru Pelanggan Produk substitusi Pemasok Pesaing Bab 3 Dokumen Lokal 17

18 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia CONTOH Gambar 2.2 Gambaran Lingkungan Usaha Wajib Pajak 2.2. Informasi Transaksi Afiliasi dan Transaksi Independen Wajib Pajak Informasi tentang transaksi afiliasi Wajib Pajak terangkum di dalam Tabel 3.1. Wajib Pajak melakukan transaksi afiliasi dalam bentuk penjualan barang saja. Tabel tersebut mengacu format tabel surat keterangan transaksi dalam hubungan istimewa yang ada pada Lampiran II-C Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013. Penjelasan atas masing-masing kolom pada Tabel tersebut adalah: Kolom mitra transaksi merupakan pihak afiliasi; Kolom nilai/jumlah merupakan nilai total transaksi dalam mata uang Rp. Kolom jenis hubungan istimewa merupakan hubungan istimewa kepemilikan saham sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) huruf a UU PPh 2. Kolom metode merupakan metode yang dipilih untuk digunakan dalam menentukan harga transfer wajar dalam transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan 2 Jenis hubungan istimewa yang lainnya adalah (a) karena penugasan sebagaimana diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf b UU PPh; (b) hubungan keluarga sebagaimana diatur oleh Pasal 18 ayat (4) huruf c UU PPh; (c) karena pengendalian sebagaimana diatur oleh Pasal 9 ayat (1) P3B antara Indonesia dengan negara domisili pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak. Bab 3 Dokumen Lokal 18

19 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia istimewa, yaitu Transactional Net Margin Method (TNMM). Kolom Keterangan menjelaskan negara mitra transaksi dan alasan pemilihan metode No. Deskripsi 1 Penjualan/Pembelian Harta Berwujud 2 Penjualan/Pembelian Barang Modal, Termasuk Aktiva Tetap 3 Penyerahan/Pemanfaatan Harta Tak Berwujud 4 Peminjaman Uang 5 Pembayaran Jasa 6 Penyerahan/Perolehan Instrumen Keuangan, seperti Saham dan Obligasi 7 Lain-lain.. Tabel 2.3 Ringkasan Transaksi Afiliasi Wajib Pajak Mitra Transaksi Nilai/ Jumlah (Rp) Jenis hubungan Istimewa Sumber: diolah dari laporan keuangan dan informasi internal Wajib Pajak Metode Keterangan Skema Transaksi Skema transaksi afiliasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak selama tahun 2016 terlihat pada Gambar CONTOH PT Wajib Pajak Pemasok utama PT Anak 1 Manufaktur PT Cucu 1 Distributor Utama Kebijakan Penetapan Harga Selama 5 Tahun Terakhir CONTOH Wajib Pajak tidak memiliki kebijakan penetapan harga selama lima tahun terakhir. Penentuan harga didasarkan pada harga negosiasi Penjelasan atas masing-masing transaksi dan latar belakang dilakukannya transaksi tersebut Jumlah nominal transaksi yang dirinci per jenis transaksi dan per lawan transaksi Informasi tentang lawan transaksi dalam setiap jenis transaksi dan penjelasan mengenai hubungan Wajib Pajak dengan masing-masing lawan transaksi tersebut; Bab 3 Dokumen Lokal 19

20 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Informasi dalam bentuk tabel sekurang-kurangnya mengenai: 1) nomor dan tanggal faktur; 2) nama lawan transaksi; 3) negara atau yurisdiksi lawan transaksi; 4) nama produk; 5) spesifikasi/kualitas produk; 6) jumlah unit/kuantitas; 7) harga per unit (ukuran terkecil yang lazim digunakan); dan 8) tanggal pengiriman/pengapalan barang, dalam hal Wajib Pajak melakukan Transaksi Afiliasi terkait produk komoditas; dan g. Salinan perjanjian/kontrak terkait transaksi yang nilainya signifikan; 2.3. Penerapan Arm s Length Principle (ALP Analisis Kesebandingan Wajib Pajak telah melakukan analisis kesebandingan setiap Transaksi Afiliasi yang dilakukan pada tahun Tabel 3.4 merangkum analisis kesebandingan Wajib Pajak. Analisis tersebut meliputi lima faktor kesebandingan (Peraturan Dirjen Pajak No. Per- 22/PJ/2013), yaitu: 1) karakteristik produk atau jasa, 2) analisis fungsi, aset, dan risiko), 3) ketentuan dalam kontrak, 4) kondisi ekonomi dan perbedaan kondisi dengan tahun-tahun sebelumnya, dan 5) strategi usaha. Kelima faktor di atas dipakai untuk menentukan keandalan pembanding internal atau pembanding eksternal. Ketentuan mengharuskan bahwa apabila tidak ditemukan pembanding internal yang andal, pembanding eksternal dapat digunakan dan harus merupakan data publik dalam negeri atau luar negeri, database komersial (commercial database), London Metal Exchange, dan database lainnya (Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013). Bab 3 Dokumen Lokal 20

21 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.4 Analisis Kesebandingan Wajib Pajak No. Faktor Transaksi Transaksi Kategori Deskripsi Kesebandingan Afiliasi 3 Independen Karakteristik Barang dan Jasa (Characteristic Of Product and Service) 5 Barang Berwujud a. Ciri-ciri fisik barang 1) Kategori produk 2) Apakah produk mempunyai karakteristik khusus yang membedakan dengan produk lain dalam kategori yang sama? b. Kualitas barang 1) Kualitas produk 2) Daya tahan barang 3) Target pelanggan atas produk c. Ketersediaan barang 1) Berapakah volume produksi? 2) Apakah perbedaan volume produksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesebandingan? Jika iya, apakah pengaruh ini dapat di eliminasi? Jasa a. Sifat/jenis 1) Apakah jenis jasa yang disediakan? 2) Apakah terdapat perjanjian? 3) Siapakah yang menanggung biaya? b. Cakupan jasa 1) Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian atas jasa? 2) Bagaimana biaya dialokasikan? 3) Bagaimana biaya tersebut dialokasikan pada kenyataannya? Harta Tak Berwujud a. Bentuk transaksi (lisensi atau penjualan) b. Jenis (paten, trademark, dll) 3 Kolom ini berisi keterangan sesuai dengan kolom faktor kesebandingan, kategori, dan item terkait transaksi afiliasi (Peraturan Dirjen Pajak No. Per- 22/PJ/2013). 4 Kolom ini berisi keterangan sesuai dengan kolom faktor kesebandingan, kategori, dan item terkait transaksi independen (Peraturan Dirjen Pajak No. Per- 22/PJ/2013). 5 Faktor kesebandingan ini digunakan untuk menentukan penggunaan metode CUP (Comparable Uncontrolled Price). Jika tingkat kesebandingan tinggi, metode CUP dapat diterapkan. Bab 3 Dokumen Lokal 21

22 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.4 Analisis Kesebandingan Wajib Pajak Faktor Transaksi Transaksi No. Kategori Deskripsi Kesebandingan Afiliasi 3 Independen c. Jangka waktu dan tingkat perlindungan d. Manfaat yang diharapkan e. Pembatasan area geografis dalam hal hak pemanfaatanharta tak berwujud dilaksanakan f. Pembatasan ekspor atas produk yang dihasilkan g. Ekslusivitas hak yang dialihkan h. Keberadaan hak pihak yang memperoleh harta tak berwujud untuk turut serta dalam pengembangan harta tak berwujud 2. Analisis atas Fungsi, Aset, dan Risiko (FAR Analysis) Fungsi Aset Risiko a. Pembelian Bahan Baku b. Konsinyasi Bahan Baku c. Riset/Penelitian dan Pengembangan d. Perencanaan Produksi e. Proses Produksi/Pengolahan f. Kepemilikan Barang/Produk g. Perakitan dan Packaging h. Pergudangan dan Logistik i. Penetapan Harga Jual j. Invoicing dan Penagihan k. Pemasaran, Pengiklanan, dan Promosi l. Quality Control m. Penjualan dan Distribusi n. Lain-lain a. Aset Tak Berwujud b. Aset Berwujud a. Pihak yang menanggung risiko R&D b. Pihak yang menanggung risiko keuangan c. Pihak yang menanggung risiko atas bahan baku impor d. Pihak yang menanggung risiko atas bahan baku lokal e. Pihak yang menanggung risiko atas ketidakefisienan lini produksi f. Pihak yang menanggung risiko atas jadwal produksi Bab 3 Dokumen Lokal 22

23 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.4 Analisis Kesebandingan Wajib Pajak No. Faktor Transaksi Transaksi Kategori Deskripsi Kesebandingan Afiliasi 3 Independen g. Pihak yang menanggung risiko atas kegagalan produksi h. Pihak yang menanggung risiko pasar i. Pihak yang menanggung kerugian investasi j. Pihak yang menanggung risiko persediaan k. Pihak yang menanggung risiko nilai tukar/valas l. Pihak yang menanggung risiko kerusakan produk dan garansi m. Pihak yang menanggung risiko piutang tak tertagih n. Lainnya 3. Ketentuan Kontrak (Contractual Term) 4. Keadaan Ekonomi (Economic Condition) - a. Apakah ketentuan kontrak yang tertulis konsisten dalam penerapannya b. Apakah ketentuan kontrak yang tertulis tersebut sesuai dengan praktik umum yang berlaku? c. Apakah terdapat praktik/kebiasaan umum yang berlaku (tidak tertulis)? Jika iya, apakah praktik umum tersebut? d. Apakah ketentuan kontrak memiliki pengaruh yang substansial terhadap kesebandingan? Jika iya, apakah pengaruh yang timbul dapat dieliminasi? e. Lainnya - a. Tahap/fase perusahaan b. Tahap/fase produk c. Lokasi geografis perusahaan d. Waktu terjadinya transaksi e. Pangsa/ukuran pasar f. Situasi kompetitif/tingkat persaingan pasar g. Tingkat permintaan dan penawaran dalam pasar baik secara keseluruhan maupun regional h. Posisi relatif atas pembeli dan penjual i. Ketersediaan alternatif produk (barang dan jasa pengganti) j. Daya beli konsumen k. Sifat dan cakupan peraturan pemerintah dalam pasar l. Biaya produksi termasuk biaya tanah, upah tenaga kerja, dan modal, biaya transportasi, dll m. Lainnya 5. Strategi Bisnis - a. Inovasi dan pengembangan produk Bab 3 Dokumen Lokal 23

24 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.4 Analisis Kesebandingan Wajib Pajak Faktor Transaksi Transaksi No. Kategori Deskripsi Kesebandingan Afiliasi 3 Independen (Business b. Tingkat diversifikasi Strategic) c. Strategi bundel d. Penetrasi pasar yang baru e. Lainnya Sumber: Lampiran II Per-22/PJ/2013 Bab 3 Dokumen Lokal 24

25 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Analisi fungsi, aset, dan risiko pada Tabel 3.4 dapat dijabarkan lagi, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.5. Sesuai ketentuan (Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013), analisis fungsi dilakukan untuk mendapatkan identifikasi yang akurat terhadap karakteristik usaha Wajib Pajak serta lawan transaksinya. Dengan mengetahui karakteristik usaha Wajib Pajak dan lawan transaksinya, akan dapat diperkirakan tingkat risiko yang ditanggung dan remunerasi (profit) yang sepadan dengan risiko yang ditanggung tiap-tiap pihak. Untuk mengisi dan melengkapi Tabel 3.4, telah dilakukan wawancara dengan para pejabat kunci di Wajib Pajak. Pejabat kunci tersebut harus memiliki kriteria bahwa mereka memahami peran kunci dan tanggung jawab di masing-masing unit dan memahami bagaimana setiap unit saling berinteraksi. Penjelasan terkait dengan Tabel 3.4 diuraikan sbb.: 1) Kolom 2 berisi rincian jenis fungsi, aset, dan risiko yang ada pada Wajib Pajak. 2) Kolom 3 berisi informasi tentang fungsi, aset, dan/atau risiko yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan ketentuan sbb.: a. XXX : Wajib Pajak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang tinggi b. XX : Wajib Pajak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang sedang c. X : Wajib Pajak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang rendah d. -- : Wajib Pajak tidak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 3) Kolom 4 berisi informasi tentang fungsi, aset, dan/atau risiko yang dilakukan oleh Pihak Afiliasi dengan ketentuan sbb.: a. XXX : Pihak Afiliasi melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang tinggi. b. XX : Pihak Afiliasi melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang sedang. c. X : Pihak Afiliasi melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang rendah. d. -- : Pihak Afiliasi tak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2. 4) Kolom 5 berisi informasi tentang fungsi, aset, dan/atau risiko yang dilakukan oleh Pihak Afiliasi dengan ketentuan sbb.: a. XXX : Pihak Ketiga melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang tinggi. b. XX : Pihak Ketiga melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang sedang. c. X : Pihak Ketiga melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2 dalam tingkatan yang rendah. d. -- : Pihak Ketiga tak melakukan fungsi, aset, dan/atau risiko pada kolom 2. 5) Kolom 6 berisi keterangan yang terkait fungsi, aset, dan risiko pada kolom 2. Bab 3 Dokumen Lokal 25

26 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.5 Analisis Fungsional (Fungsi, Aset, dan Risiko) No. Fungsi / Aset / Risiko Wajib Pajak Pihak Afiliasi Pihak Ketiga Keterangan I. ANALISIS FUNGSI A Pembelian Barang Jadi 1. Pemilihan pemasok XXX 2. Penjadwalan 3. Pengawasan kualitas material 4. Pembelian material impor 5. Pembelian material lokal 6. Distribusi material impor 7. Negosiasi harga atas material impor 8. Negosiasi harga atas material lokal 9. Pemilik bahan baku jadi 10.. B Konsinyasi Bahan Baku 1. Pemilik bahan baku 2. Penanggung jawab pengadaan bahan baku 3. Pihak yang menanggung risiko kenaikan harga bahan baku 4. Kontrak pengadaan bahan baku 5.. C Riset/Penelitian dan Pengembangan 1. Penelitian fundamental 2. Pengumpulan informasi 3. Penelitian atas pengembangan produk 4. Penentuan desain produk 5. Penentuan spesifikasi produk 6. Percobaan produksi (trial manufacturing) 7. Pengembangan produk 8. Pengembangan material dan teknologi 9.. D Perencanaan Produksi 1. Membangun saluran produksi 2. Perbaikan efisiensi manufaktur/pabrikan 3. Penanggung risiko atas ketidakefisienan lini produksi 4. Perbaikan lini produksi 5.. E Proses Produksi/Pengolahan 1. Memproduksi produk 2. Penjadwalan produk 3. Desain produk 4. Pemaketan dan pelabelan 5. Penyempurnaan produk yang diproduksi Bab 3 Dokumen Lokal 26

27 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.5 Analisis Fungsional (Fungsi, Aset, dan Risiko) No. Fungsi / Aset / Risiko Wajib Pajak Pihak Afiliasi Pihak Ketiga Keterangan Mengumpulkan informasi atas produk pesaing 7.. F Kepemilikan Barang/Produk 1. Siapa pemilik barang jadi? 2. Invoice dibuat atas nama siapa? 3.. G Perakitan dan Pengemasan 1. Pihak yang melakukan perakitan atas produk yang dijual 2. Pihak yang melakukan pengemasan (packaging) 3.. H Pergudangan dan Logistik 1. Pihak yang mengawasi persediaan barang jadi 2. Pihak yang menyimpan persediaan barang jadi 3.. I Penetapan Harga Jual 1. Pihak yang melakukan negosiasi harga 2. Pihak yang menentukan harga jual 3.. J Invoicing dan Penagihan 1. Pihak yang menerbitkan faktur penjualan 2. Pihak yang melakukan penagihan 3. Pihak yang menanggung risiko piutang tak tertagih 4.. K Pemasaran, Pengiklanan, dan Promosi 1. Analisis pasar 2. Penelitian pasar 3. Penetrasi pasar (diskon, rabat, dsb) 4. Menentukan strategi pasar 5. Yang melakukan kegiatan pameran 6. Melayani pelanggan 7. Pengiklanan dan Promosi 8. Mempromosikan trademark atas produk di Indonesia 9.. L Quality Qontrol (QC) 1. Menguji kualitas produk 2. Trobleshooting setelah produksi massa 3. Menentukan prosedur standar operasi atas quality Bab 3 Dokumen Lokal 27

28 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Tabel 2.5 Analisis Fungsional (Fungsi, Aset, dan Risiko) No. Fungsi / Aset / Risiko Wajib Pajak Pihak Afiliasi Pihak Ketiga Keterangan control 4.. M Penjualan dan Distribusi 1. Negosiasi harga 2. Menerima pesanan dari pelanggan 3. Administrasi penjualan 4. Personil penjualan 5. Penandatanganan kontrak penjualan 6. Distribusi produk/pengiriman 7. Penanggung biaya transportasi 8.. N Lain-lain 1. Human research 2. Umum dan administrasi 3. Pelayanan purna jual 4. Garansi produk dan penanggung jawab garansi 5. Menerima klaim produk 6. Transportasi 7. Manajemen 8. Keuangan 9.. II ASET A Aset Tak Berwujud 1. Pemilik know-how terkait produksi 2. Pemilik paten atas produk 3. Lisensi atas know-how dll 4. Pemilik trademark 5. Lisensi atas trademark 6. Pihak yang berkontribusi terhadap pengembangan aset tak berwujud (misal:merek) Kepemilikan secara ekonomi atas aktiva tidak 7. berwujud 8.. B Aset Berwujud 1. Pemilik peralatan mesin pabrik 2. Pemilik fasilitas produksi 3. Pemilik tanah 4. Pemilik bangunan 5. Pemilik teknologi terkait produksi 6. Pemilik persediaan 7.. Bab 3 Dokumen Lokal 28

29 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia III Tabel 2.5 Analisis Fungsional (Fungsi, Aset, dan Risiko) No. Fungsi / Aset / Risiko Wajib Pajak Pihak Afiliasi Pihak Ketiga Keterangan ANALISIS RISIKO 1. Pihak yang menanggung risiko R&D 2. Pihak yang menanggung risiko keuangan 3. Pihak yang menanggung risiko atas bahan baku impor 4. Pihak yang menanggung risiko atas bahan baku lokal 5. Pihak yang menanggung risiko atas ketidakefisienan lini produksi 6. Pihak yang menanggung risiko atas jadwal produksi 7. Pihak yang menanggung risiko atas kegagalan produksi 8. Pihak yang menanggung risiko pasar 9. Pihak yang menanggung kerugian investasi 10. Pihak yang menanggung risiko persediaan 11. Pihak yang menanggung risiko nilai tukar/valas 12. Pihak yang menanggung risiko kerusakan produk dan garansi 13. Pihak yang menanggung risiko piutang tak tertagih 14.. Sumber: Per-43/PJ/2010 jo. Per-32/PJ/2011 dan Lampiran II Per-22/PJ/2013 Analisis fungsional memberikan gambaran tentang peran Wajib Pajak di dalam rantai nilai secara keseluruhan di dalam grup usaha (the total value chain of the group). Bagaimanapun juga, setiap bisnis itu unik terkait dengan kombinasi fungsi, aset, dan risiko (Dezan Shira & Associates, 2011). Berdasarkan analisis fungsional pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5, ringkasan fungsi, aset terkait, dan risiko terkait yang ada pada Wajib Pajak terangkum di dalam Tabel 3.6. Tabel 2.6 Fungsi, Aset Terkait, dan Risiko Terkait No. Fungsi Aset Terkait Risiko Terkait 1. Manajemen Alat perkantoran, know-how Risiko pasar 2. Penelitian & pengembangan Paten Risiko penelitian & pengembangan 3. Pengadaan Daftar pemasok Risiko persediaan 4. Manufaktur know-how dan pabrik Risiko kapasitas, risiko kewajiban produk 5. Pemasaran Merek Risiko pasar, risiko pemasaran 6. Penjualan Merek, daftar pelanggan Risiko pasar, risiko kredit 7. Logistik Gudang Risiko pengangkutan, risiko persediaan 8. Keuangan & administrasi Peralatan kantor Risiko nilai tukar Karakterisasi Usaha Wajib Pajak Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011, hal. 9) Bab 3 Dokumen Lokal 29

30 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Berdasarkan hasil analisis fungsional (analisis fungsi, aset, dan risiko), Wajib Pajak CONTOH b. Penjelasan rinci mengenai karakterisasi usaha yang dijalankan Wajib Pajak Gambar 2.3 Pembanding Internal dengan Metode CUP & Cost Plus Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011) Penentuan Metode Penentuan Harga Transfer c. Penjelasan tentang metode Penentuan Harga Transfer yang paling sesuai untuk setiap jenis Transaksi Afiliasi, alasan pemilihan metode tersebut, serta keunggulan metode yang dipilih dibandingkan dengan metode-metode lainnya; Pemilihan Tested Party, Rasio Keuangan, dan Indikator Tingkat Laba Pemilihan pihak yang diuji mengacu pada hasil analisis kesebandingan dengan menggunakan Oriana database dan program TP Catalyst. 2) rasio keuangan atau indikator tingkat laba yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer, dalam hal Wajib Pajak menggunakan metode Penentuan Harga Transfer berbasis laba bruto atau neto; Rasio-rasio di bawah ini merupakan rasio finansial yang dapat digunakan sebagai dasar pembanding di dalam analisis kesebandingan (comparability analysis). Ketika rasio tersebut menggunakan unsur neraca yang dipengaruhi oleh penggunaan model revaluasi dan/atau FMV, laporan keuangan setiap tahunnya dapat mengalami fluktuasi. Tabel 2.7 Rasio Finansial untuk Analisis Kesebandingan No Rasio Formula Rata-rata a. Rasio Laba Kotor Terhadap Laba Kotor / Penjualan Penjualan (Gross Margin) b. Rasio Laba Kotor Terhadap Harga Pokok Penjualan (Gross Mark-up) Laba Kotor / Harga Pokok Penjualan Bab 3 Dokumen Lokal 30

31 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia c. Rasio Tingkat Pengembalian Penjualan d. Rasio Tingkat Pengembalian Total Biaya e. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (ROA) f. Rasio Tingkat Hasil Capital Employed (ROCE) Laba Bersih Usaha / Penjualan Laba Bersih Usaha / (HPP + Biaya Operasi) Laba Bersih Usaha / Total Operating Asset Laba Bersih Usaha / (Aktiva - Kewajiban Lancar) g. Rasio Berry Laba Kotor / Biaya Operasi h. Rasio Hutang terhadap Modal Hutang / Modal i. Rasio Biaya R&D terhadap Penjualan j. Rasio Biaya Pemasaran terhadap Penjualan Biaya R&D / Penjualan Biaya Pemasaran / Penjualan Sumber: Rasio diadopsi dari Lampiran I Bab II Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013. Bab 3 Dokumen Lokal 31

32 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Table 2.1 Rejection Criteria for General Administration Services Rejection Criteria Comparables Search Criteria 63 Minus (-) Different Functions, 3 years-consecutive operating loss 1 Insufficient Financial Information, Perform R&D 1 Different Functions, Insufficient Financial Information, Perform R&D 1 Different Functions, 3 years-consecutive operating loss, Perform R&D 1 3 years-consecutive operating loss, Insufficient Financial Information 1 Different Functions, Perform R&D 5 Bab 3 Dokumen Lokal 32

33 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Rejection Criteria Comparables Different Functions, Insufficient Financial Information 4 Different Functions, 3 years-consecutive operating loss, Insufficient 1 Financial Different Business Information, Profile Perform / Products R&D 10 Perform R&D 9 Insufficient Financial Information 11 Different Functions 10 Different Functions, Different Business Profile / Products 3 Total Number of Accepted Comparable Companies 5 Source: Comparability Analysis based on Database Oriana Asumsi dalam Penerapan Metode Penentuan Harga Transfer Berikut ini diringkas asumsi-asumsi yang digunakan dalam penerapan metode Penentuan Harga Transfer: Alasan Penggunaan Analisis Tahun Jamak Di dalam melakukan analisis kesebandingan, Wajib Pajak menggunakan tahun jamak. Alasan yang mendasari penggunaan analisis tahun jamak adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang fakta-fakta dan keadaan sekitar transaksi yang dikendalikan. Analisis informasi tahun jamak dapat mengungkapkan fakta-fakta yang mungkin telah mempengaruhi (atau seharusnya dipengaruhi) penentuan harga transfer. Data beberapa tahun digunakan untuk memastikan data untuk tahun yang bersangkutan tidak terdistorsi oleh faktor-faktor yang abnormal. Menentukan hasil Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha umumnya memerlukan pengujian data selama beberapa tahun untuk transaksi baik yang dikendalikan maupun tidak dikendalikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi data akan lebih mudah diidentifikasi dan dipertanggungjawabkan, dan keterbandingan lebih dapat diandalkan jika data beberapa tahun digunakan. Data dari 3 tahun terakhir yang tersedia umumnya digunakan dan dalam beberapa keadaan digunakan data dari 5 tahun terakhir. Data 3 tahun terakhir yang tersedia atas perusahaan pembanding yang terpilih untuk analisis dalam Laporan ini terangkum dalam Lampiran Pembanding Terpilih Dirjen Pajak telah menerbitkan pedoman pemeriksaan terhadap wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa (Peraturan Dirjen Pajak No. Per-22/PJ/2013). Di dalam pedoman tersebut, disebutkan bahwa salah satu hal penting dalam memilih metode Bab 3 Dokumen Lokal 33

34 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia transfer pricing adalah ketersediaan pembanding independen yang andal. Tujuan tahapan ini adalah untuk memastikan ketersediaan dan keandalan pembanding independen yang hendak dipakai. Pembanding yang digunakan untuk menguji transaksi Wajib Pajak dengan pihak afiliasinya dapat dikelompokkan menjadi pembanding internal dan pembanding eksternal Pembanding Internal CONTOH Gambar 2.4 Pembanding Internal dengan Metode CUP & Cost Plus Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011, hal ) Gambar 2.5 Pembanding Internal dengan Metode Resale Price Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011, hal ) Pembanding Eksternal CONTOH g. Daftar dan penjelasan tentang transaksi pembanding internal dan/atau eksternal yang dipilih, dan detail penjelasan tentang kriteria yang digunakan dalam pencarian data pembanding dan sumber informasi data pembanding yang digunakan; Bab 3 Dokumen Lokal 34

35 Penetapan Harga Transfer PT XYZ Indonesia Gambar 2.6 Pembanding Eksternal dengan Metode CUP & Cost Plus Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011, hal ) Gambar 2.7 Pembanding Eksternal dengan Metode Resale Price Sumber: (Dezan Shira & Associates, 2011, hal ) Ikhtisar Laporan Keuangan & Laporan Keuangan Tersegmentasi Tabel 3.2 merangkum informasi laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif Wajib Pajak untuk tahun buku Format Tabel 3.2 merujuk pada lampiran SPT PPh Badan. Tabel 2.8 Ikhtisar Laporan Keuangan 2016 No. Deskripsi 2016 (Rp) 2015 (Rp A Laporan Posisi Keuangan 1 Aset 2 Liabilitas 3 Ekuitas Bab 3 Dokumen Lokal 35

A. PENENTUAN WAJIB PAJAK YANG WAJIB MENYELENGGARAKAN DAN MENYIMPAN DOKUMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER

A. PENENTUAN WAJIB PAJAK YANG WAJIB MENYELENGGARAKAN DAN MENYIMPAN DOKUMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 213/PMK.03/2016 TENTANG : JENIS DOKUMEN DAN/ATAU INFORMASI TAMBAHAN YANG WAJIB DISIMPAN OLEH WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI DENGAN PARA

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, PERATURAN DIRJEN PAJAK NOMOR PER-43/PJ/2010 TANGGAL 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA DALAM TRANSAKSI ANTARA WAJIB PAJAK DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Lebih terperinci

2016, No pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) P

2016, No pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (2) P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2120, 2016 KEMENKEU. Wajib Pajak. Jenis Dokumen. Informasi Tambahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ATAU

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 1. Tahap persyaratan pencatatan dan penyediaan informasi awal analisis FAR

BAB 4 PEMBAHASAN. 1. Tahap persyaratan pencatatan dan penyediaan informasi awal analisis FAR BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Ketentuan Analisis FAR di Indonesia Wewenang Direktur Jenderal Pajak untuk Memberikan Wewenang DJP untuk menentukan remunerasi berdasar fungsi dan data pembanding terdapat pada Penjelasan

Lebih terperinci

PMK No. 213/PMK.03/2016

PMK No. 213/PMK.03/2016 PMK No. 213/PMK.03/2016 Penerapan dan Implikasinya bagi PGN dan Grup Jakarta, 2 Februari 2017 Dasar hukum PMK No. 213/PMK.03/2016 1 Kewajiban Pembukuan sesuai Pasal 28 ayat (1), UU KUP 2 Transaksi Hubungan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014 Direktori Putusan Mahkamaa Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.56238/PP/M.IIB/16/2014 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari sudut pandang perencanaan pajak, pajak dari keuntungan sebuah perusahaan multinasional di banyak negara dibagi menjadi dua prinsip yang utama, yaitu the company-by-company

Lebih terperinci

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) PER - 69/PJ/2010 KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT) Contributed by Administrator Friday, 31 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER -

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ATAU INFORMASI TAMBAHAN YANG WAJIB DISIMPAN OLEH WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI DENGAN PARA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PMK.03/2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KESEPAKATAN HARGA TRANSFER (ADVANCE PRICING AGREEMENT)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan

Lebih terperinci

Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-50/PJ/2013 Tanggal : 24 Oktober 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-50/PJ/2013 Tanggal : 24 Oktober 2013 BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI Lampiran I... 4 BAB I PENDAHULUAN... 4 BAB II TAHAPAN PEMERIKSAAN TRANSFER PRICING... 6 A. Tahapan Persiapan... 6 B. Tahapan Pelaksanaan... 7 1. Menentukan Karakteristik Usaha Wajib Pajak...

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

SOAL. No Nama Afiliasi Bidang Usaha Kepemilikan Lokasi 1 PT. Berlian Pemegang hak 27% Balikpapan

SOAL. No Nama Afiliasi Bidang Usaha Kepemilikan Lokasi 1 PT. Berlian Pemegang hak 27% Balikpapan SOAL PT. Mahameru merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi furniture secara massal dan juga memenuhi permintaan dengan desain khusus. Perusahaan pada tahun 2X07 berencana menjual sahamnya di pasar

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik di tempat SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Yth. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Jakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha 1. Bentuk Penggabungan Usaha Penggabungan usaha yang dilakukan oleh PT MB Tbk, PT KS, PT MS dan PT TS, merupakan

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK

Lebih terperinci

Dari laporan keuangan PT ABC, diketahui hal-hal sebagai berikut:

Dari laporan keuangan PT ABC, diketahui hal-hal sebagai berikut: - 14 - LAMPI RAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.03/2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ ATAU INFORMASI TAMBAHAN YANG WAJIB DISIMPAN OLEH WAJIB PAJAK YANG MELAKUKAN TRANSAKSI DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana

BAB IV PEMBAHASAN. antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada kepemilikan modal, dimana BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisa Hubungan Istimewa IV. 1. 1 Hubungan Istimewa Seperti yang telah dijelaskan pada bab III, hubungan istimewa yang terjalin antara PT. OKM dengan OM BV adalah menyangkut pada

Lebih terperinci

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Lampiran 1 TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Tingkat Risiko Pengusaha Kena Pajak ditentukan sebagai berikut : 1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu a. Pengusaha Kena Pajak yang berisiko

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA No.45, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Prospektus. Efek Bersifat Ekuitas. Bentuk dan Isi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6029) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Transfer pricing digunakan untuk mengukur efektifitas departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transfer pricing awalnya merupakan salah satu cara pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk mengukur kinerja per departemen dalam suatu perusahaan. Transfer

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.161, 2010 KEUANGAN NEGARA. Pajak Penghasilan. Penghitungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5183) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 /PMK.03/ 2016 TENTANG JENIS DOKUMEN DAN/ ATAU INFORMASI TAMBAHAN YANG WAJIB DISIMPAN OLEH WAJIB PAJAK

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi.

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi. I. Umum KRITERIA 1. Dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris. 2. Dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas PENJELASAN 3. Mencantumkan

Lebih terperinci

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-38/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor VIII.G.2 LAPORAN TAHUNAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-22/PJ/2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN TERHADAP WAJIB PAJAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN

PERTEMUAN 11 PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN PERTEMUAN 11 PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan, lingkup standar pelaporan segmen 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanggung jawab pelaporan segmen

Lebih terperinci

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Departemen Akuntansi dan PPA FEUI Workshop PSAK Terbaru dan Pengajaran Akuntansi FEUI Depok, 6-9 Juni 2011 Hari 3 - Sesi 2 PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI Pusat

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %.

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %. KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2007 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %. 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008 KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2008 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2% 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

FORMULIR PERINGKAT KREDIT

FORMULIR PERINGKAT KREDIT PT BANK SHINHAN INDONESIA FORMULIR PERINGKAT KREDIT Tipe Debitur : Badan Hukum Jenis Evaluasi : Baru/Ulang/Lainnya Pemohon Tanggal : : Staf Manajer Persetujuan oleh Biaya FORMULIR INI MERUPAKAN DOKUMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d. 1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN WAJIB DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PENGUNGKAPAN WAJIB No Item Point Item Pengungkapan Checklist 1. Ketentuan umum Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009 PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD 2009 Kriteria penilaian ini dibagi menjadi 8 klasifikasi: 1. Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2 % 2. Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA X PADA 1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

Lebih terperinci

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets 1 Ruang Lingkup Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 : Aset tidak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-psak 22) Aset keuangan (PSAK 50) Hak

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SSALINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.04/2015 TENTANG KETERBUKAAN ATAS INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL OLEH EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas

1 PENDAHULUAN. 1.1 Identitas Pemberi Tugas 1 PENDAHULUAN 1.1 Identitas Pemberi Tugas KANTOR JASA PENILAI PUBLIK YANUAR BEY DAN REKAN ( Y&R ) ditunjuk oleh [ ] berdasarkan persetujuan atas Surat Penawaran [ ] tanggal [ ] dengan maksud untuk melakukan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2014 baik, yang secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : Muhammad Fadli 3110911009 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM Suatu Prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material mengenai Penawaran Umum dari Emiten,

Lebih terperinci

Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa

Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memiliki Sertifikat Elektronik, perlu diperhatikan bahwa Edisi No. 2, Februari 2017 SERTIFIKAT ELEKTRONIK PAJAK Tata Cara Pemberian Dan Pencabutan Sertifikat Elektronik Oleh: Tim Konsultan Pajak Russell Bedford SBR Bagi semua Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN 1771 PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN)

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1)

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1) PETUNJUK PENGISIAN SURAT KONFIRMASI (Lampiran 1) Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Angka 14 Angka 15 Angka 16 Angka 17 : Diisi

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2015, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2015 KEUANGAN. OJK. Informatika. Situs Web. Emiten. Perusahaan Publik. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5710). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PENGANTAR Analisis laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dan bagian penting dari analisis bisnis yang lebih luas. Analisis bisnis (business analysis) merupakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-431/BL/2012 TENTANG PENYAMPAIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian saat ini telah berkembang pesat mengikuti globalisasi perekonomian dunia. Dengan adanya globalisasi yang semakin marak ini membuat perusahaan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771 SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpisah (PSAK 22, 2010). Baker, Lembke, dan King (2010) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpisah (PSAK 22, 2010). Baker, Lembke, dan King (2010) mendefinisikan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merger dan Akuisisi Pada prinsipnya, merger dan akuisisi merupakan penggabungan atas pengendalian kepemilikan dua atau lebih perusahaan yang

Lebih terperinci

Comprehensive Tax Planning 2014

Comprehensive Tax Planning 2014 Updating Manajemen Pemeriksaan Pajak dan Penyelesaian Sengketa Pajak 5 Juli 2014 Training Room Ortax 08.30 16.00 Updating Teknik Praktis Faktur Pajak (efaktur Pajak) Sesuai PER-16/PJ/2014 dan PER- 17/PJ/2014

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERILAKU MANAJER INVESTASI I. UMUM Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menegaskan bahwa Manajer

Lebih terperinci

Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan

Posisi per 31 Desember Tahun 2016 Tahun 2015 a. Modal Saham b. Agio Saham c. Laba Ditahan LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-25/PJ/2017 TENTANG : PELAKSANAAN PENENTUAN BESARNYA PERBANDINGAN ANTARA UTANG DAN MODAL PERUSAHAAN UNTUK KEPERLUAN PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALSINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2015 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Prosedur Pembelian dan Pencatatannya a. Prosedur Pembelian Berdasarkan penelitian lapangan diketahui bahwa PT XYZ telah menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci