Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 1-9

Transkripsi

1 ISSN Pages pp. 1-9 PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DAN ANALISIS JABATAN TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA SEKRETARIAT MAJELIS PERMUSYAWARAN ULAMA (MPU) ACEH Nadia Rizka 1, Rusli Yusuf 2, M. Shabri Abd. Majid 3 1) Magister Manajemen Program Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Abstract The purpose of this study was to determine: (1) the influence of the organizational structure and job analysis, either simultaneously or partially on work motivation secretariat MPU Aceh; (2) the effect of the influence of organizational structure and job analysis either simultaneously or partially on work performance through motivation secretariat MPU Aceh; (3) the influence of work motivation on the performance of the secretariat of the MPU Aceh. Location of the research done at the Secretariat MPU Aceh, where the sampling technique was done by using census techniques, as involving all members of the population by the number of respondents as many as 73 people. The results showed that the organizational structure and job analysis either simultaneously or partial effect on employee motivation, and organizational structure and job analysis either simultaneously or partial effect on organizational performance. The results of this study also indicate that the work shows the influence of motivation on organizational performance improvement and there is no direct effect of organizational structure and job analysis to organizational performance through employee motivation in Aceh MPU Secretariat Keywords: Organizational Structure, Job Analysis, Work Motivation and Organizational Performance Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh struktur organisasi dan analisis jabatan, baik secara simultan maupun parsial terhadap motivasi kerja sekretariat MPU Aceh; (2) pengaruh besarnya pengaruh struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja melalui motivasi kerja sekretariat MPU Aceh; (3) besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja sekretariat MPU Aceh. Lokasi penelitian di lakukan pada Sekretariat MPU Aceh, dimana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik teknik sensus, karena mengikutsertakan seluruh anggota populasi yang ada dengan jumlah responden sebanyak 73 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, kemudian struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa motivasi kerja menunjukkan adanya pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi serta terdapat pengaruh tidak langsung struktur organisasi dan analisis jabatan terhadap kinerja organisasi melalui motivasi kerja pegawai pada Sekretariat MPU Aceh Kata kunci : Struktur Organisasi, Analisis Jabatan, Motivasi Kerja dan Kinerja Organisasi PENDAHULUAN Di era reformasi birokrasi, upaya peningkatan kinerja organisasi pemerintahan menjadi topik hangat dan menarik untuk dijadikan objek penelitian. Reformasi birokrasi yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2010 menuntut pemerintah daerah untuk mengatur kewenangan yang dimilikinya agar serasi dan fokus pada tuntutan masyarakat. Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang pedoman penyusunan, penepatan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Tuntutan kebutuhan ini 1 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

2 menuntut efisiensi dan efektivitas manajemen penyelenggaraan fungsi yang dimilikinya, yang meliputi pelayanan kepada masyarakat (service), membuat arah/pedoman atau ketentuan kepada masyarakat (regulation), dan pemberdayaan ( empowering). Pejabat Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus menyadari fungsi tersebut, termasuk Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Aceh ( SKPA) dari 50 SKPA yang ada di provinsi Aceh. Menindaklanjuti amanah Undang- Undang Nomor 44 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Aceh, kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat Islam, serta berdasarkan pasal 138 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, dan dengan lahirnya Qanun Nomor 2 tahun 2009 tentang MPU semakin memperkuat lagi kedudukan MPU Aceh sebagai mitra sejajar Pemerintah Daerah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). MPU berfungsi menetapkan fatwa yang dapat menjadi pertimbangan terhadap kebijakan pemerintahan daerah, meliputi dalam bidang pemerintahan, pembangunan, ekonomi, sosial budaya dan kemasyarakatan, serta memberikan nasehat dan bimbingan kepada masyarakat berdasarkan ajaran Islam. Dalam penyelenggaraannya, MPU memiliki sekretariat yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kelembagaan Keistimewaan Aceh yang di dalamnya mengatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat MPU Aceh, sehingga fungsi pelayanan terhadap MPU Aceh dapat terlaksana berdasarkan peraturan perundangundangan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi MPU Aceh, maka sesuai dengan Qanun Aceh nomor 5 tahun 2007 dan Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 33 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga Keistimewaan Aceh sebagaimana yang tersebut pada Pasal 4 ayat (1) Sekretariat MPU Aceh dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Pimpinan MPU dan secara administratif bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan adalah suatu hal yang sangat penting bagi MPU Aceh selaku instansi daerah, mengingat dengan adanya pelaksanaan tugas yang terkoordinir secara baik dapat menentukan keberhasilan dan meningkatkan kinerja MPU, berhasil tidaknya MPU mencapai tujuan dan berbagai sasaran pada tingkat dominan ditentukan oleh kesesuaian struktur organisasi dan analisis jabatan sehingga akan mendorong motivasi pegawai untuk menghasilkan kinerja organisasi sesuai dengan yang dicita-citakan. Namun, pada kenyataannya MPU telah memiliki struktur organisasi sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 5 tahun 2007 dan Peraturan Gubernur Nanggroe Volume 4, No. 3, Agustus

3 Aceh Darussalam Nomor 33 Tahun 2008, akan tetapi analisis jabatan pada MPU Aceh masih ditemukannya ketidaksesuaian jabatan dengan latar belakang pendidikan seperti yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor: 127 tahun 2009 tentang hasil analisis jabatan pemangku jabatan struktural dan fungsional pada Sekretariat MPU Aceh. Untuk terlaksananya tugas dan fungsi MPU agar lebih baik, maka kesesuaian analisis jabatan sangat penting untuk diperhatikan agar para pegawai lebih termotivasi untuk meningkatkan memampuannya, baik dalam segi kualitas pendidikan maupun pekerjaannya agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.. KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Organisasi Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar kerja yang menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi. Bisa pula berarti hasil kerja. Konsep kinerja (performance) dapat didefenisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap sumbersumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya biasa disebut sebagai manajemen. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi kinerja organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Sedarmayanti (2005:51) pengertian Kinerja ( Performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenagn dan tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara ilegal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Sedangkan menurut Mahsun kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006: 25). Menurut Amstrong dalam buku Wibowo (2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan yang strategis organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Menurut Kaplan dan Norton (2000:6) kinerja organisasi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai untuk memperoleh kesempatan bagi organisasi mencapai sukses di masa yang akan datang. 3 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

4 Motivasi Motivasi adalah kondisi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan setiap hari untuk menjalankan kehidupan, membantu orang lain, memimpin sekelompok orang dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (harvey, 2006: 5). Luthans (dalam Safaria, 2004) motivasi diartikan sebagai sebuah proses yang dimulai dari adanya kekurangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang memunculkan perilaku atau dorongan yang diarahkan untuk mencapai sebuah tujuan spesifik atau insentif. Motivasi merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang memberi daya, arah dan memelihara tingkah laku yang bersangkutan. Dalam kehidupan kita seharihari, motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan dan rangsangan kepada para karyawan, sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa dipaksa (Saydan, 2006). Motivasi adalah suatu kecendrungan untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan dalam diri ( drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri, penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif (Mangkunegara, 2005: 93). Menurut Rivai dan Sagala (2009: 455) Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilainilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Selanjutnya, Robbins (2008: 198) mendefenisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Dari pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu perangsang atau daya pendorong dalam diri seseorang yang perlu dipenuhi agar orang tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Motivasi adalah daya pendorong yang menimbulkan kemauan dan kerelaan dalam diri individu untuk mengerjakan berbagai tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan. Motivasi timbul atas dorongan pada seseorang individu yang dapat menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Sedangkan motivasi kerja adalah proses mendorong, mengarahkan perilaku manusia yang berhubungan dengan lingkungan kerja untuk mencapai tujuan. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan dalam suatu lembaga/organisasi adalah para pegawai/karyawan yang bekerja harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai dapat mengaktualisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk lebih berperan dalam lembaga/instansi. Struktur Organisasi Kinerja diawali dengan perumusan dan penetapan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan organisasi dicapai melalui serangkaian kegiatan antar bagian dalam organisasi dengan mengerahkan semua sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Volume 4, No. 3, Agustus

5 Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus serta wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi dalam mengelolah kinerja secara berkelanjutan. Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Pada struktur organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Menurut Siswanto (2005: 85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja. Struktur organisasi yang benar-benar sempurna memang tidak ada, tetapi jika kita ingin mendapatkan suatu struktur organisasi yang baik maka yang menjadi perhatian utama menurut Stoner dalam buku Siswanto (2005:99) adalah spesialisasi aktivitas, standardisasi aktivitas, koordinasi aktivitas dan sentralisasi dan disentralisasi pengambilan keputusan, sehingga kinerja pegawai/karyawan akan terlaksana dengan baik dimana setiap pekerja akan mengetahui apa yang harus dikerjakannya, harus melaporkan dan mempertanggungjawab kan hasil kerjanya tersebut. Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas. Analisis Jabatan Definisi analisis jabatan menurut Hariandja (2007: 48) adalah sebagai berikut: Analisis jabatan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut. Sedangkan analisis jabatan menurut Sofyandi (2008: 90) adalah Analisis jabatan (job analysis) merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan (job content) yang meliputi tugastugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan (job requirements) seperti pendidikan, keahlian, 5 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

6 kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik. METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretariat MPU Aceh dengan obyek penelitian adalah mengenai struktur organisasi, analisis jabatan, motivasi dan kinerja. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah PNS dan Non PNS pada Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh yang berjumlah 73 orang, karena jumlah populasi penelitian relatif kecil, maka penelitian ini menggunakan teknik sensus, yaitu dengan meneliti seluruh karyawan PNS dan Non PNS pada Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh yang berjumlah sebanyak 73 orang. Peralatan Analisis Data Analisis yang dilakukan untuk pengkajian hipotesis adalah analisis jalur ( path analisis). Analisis jalur merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua atau lebih variabel, dan juga digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel sebagai variabel penyebab terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat, seperti dijelaskan berikut ini: HASIL PEMBAHASAN Pengaruh Struktur Organisasi dan Analisis Jabatan Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Organisasi Pada Sekretariat MPU Aceh Pengujian Hipotesis Pertama Hasil penelitian secara simultan dapat dijelaskan berdasarkan nilai koefisien determinasi, hal ini berarti variabel struktur organisasi dan analisis jabatan secara bersamasama berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Sekretariat MPU Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi pengaruh kedua variabel ini terhadap motivasi kerja adalah sebesar 0,279, artinya sebesar 27,9% perubahan didasarkan motivasi kerja dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel struktur organisasi dan analisis jabatan, sedangkan selebihnya sebesar 72.1% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel struktur organisasi dan analisis jabatan. Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian secara simultan variabel struktur organisasi dan analisis jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai F hitung > F tabel (26,328 > 2,690) pada tingkat signifikansi 0,0001. Hal ini berarti variabel struktur organisasi Volume 4, No. 3, Agustus

7 dan analisis jabatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. Besarnya pengaruh secara simultan dari kedua variabel ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi (R 2 ) pengaruh kedua variabel ini terhadap kinerja organisasi adalah sebesar 0,498, artinya sebesar 49,8% perubahan didasarkan kinerja organisasi dapat dijelaskan oleh perubahan dari variabel struktur organisasi dan analisis jabatan, sedangkan selebihnya sebesar 0,502 artinya sebesar 50,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel struktur organisasi dan analisis jabatan. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Hasil penelitian terhadap variabel struktur organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. Hasil ini ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang sebesar 0,000 < 0,05 (0,00 < 5%). Hasil penelitian terhadap struktur organisasi diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,525. Pengaruh Analisis Jabatan Terhadap Kinerja organisasi Hasil pengujian hipotesis terhadap variabel analisis jabatan secara positif berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,004 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian terhadap analisis jabatan diperoleh nilai koefisien beta adalah sebesar 0,315. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi melalui motivasi kerja dari pegawai, hal ini membuktikan bahwa struktur organisasi dan analisis jabatan secara langsung mempunyai pengaruh terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai, kemudian struktur organisasi dan analisis jabatan juga mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. Pengujian Hipotesis Keempat Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa motivasi kerja mempunyai pengaruh secara nyata dalam meningkatkan kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai pada Sekretariat MPU Aceh dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,279, artinya struktur organisasi dan 7 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015

8 analisis jabatan dapat mempengaruhi motivasi kerja. 2. Struktur organisasi dan analisis jabatan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh, dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,498, artinya bahwa struktur organisasi dan analisis jabatan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja sebesar 0, Terdapat pengaruh tidak langsung struktur organisasi dan analisis jabatan terhadap kinerja organisasi melalui motivasi kerja pegawai pada Sekretariat MPU Aceh. 4. Motivasi kerja menunjukkan adanya pengaruh terhadap peningkatan kinerja organisasi pada Sekretariat MPU Aceh dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,735, artinya motivasi kerja dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja organisasi sebesar 0,735. Saran 1. Dalam hal kinerja organisasi, menurut hasil penelitian masih kurangnya perhatian terhadap masyarakat. Oleh karena itu kepentingan masyarakat harus lebih diprioritaskan demi terwujudnya syariat Islam secara kaffah di Aceh. 2. Untuk memotivasi pegawai Sekretariat MPU, pimpinan hendaknya memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap hasil kerja yang dicapai pegawai. Hasil yang dicapai dalam penilaian ini untuk indikator tersebut masih sangat rendah, oleh karena itu masih perlu perhatian lebih dari pimpinan. 3. Sekretariat MPU harus lebih memperhatikan penempatan pegawai sesuai dengan analisis jabatannya agar kinerja pegawainya lebih baik sehingga akan berdampak pada kinerja organisasi yang lebih baik. 4. Pemberian kepercayaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan oleh atasan harus lebih ditingkatkan. Dengan kepercayaan pimpinan maka pegawai akan lebih termotivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh tanggung jawab. DAFTAR KEPUSTAKAAN A.Hall, James Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta. Arikunto Suharsimi, ( 2007), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Budiantoro, (2009) Analisis Jabatan, Psikologi SDM, Pusat Pengembangan Bahan Ajar,UMB: Dwiyanto, Agus Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ghozali Imam, (2004), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang. Hariandja, M.T.E Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Grasindo, Jakarta. Hasibuan SP. Malayu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta. Volume 4, No. 3, Agustus

9 Harvey, David, (2000), Modern Analytical Chemistry, McGraw- Hill Companies Inc., New York. Kandary, A. (201 1). Meningkatkan Motivasi Kerja. Diunduh dari social-sciences/ Tanggal 5 Maret Keban, Yeremias Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan Issu, Grava Media, Jakarta. Luthans, Fred Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Vivin Andika Yuwono dkk. Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mangkunegara Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama. Bandung. Mahsun, M, (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE, Yogyakarta. Moekijat, ( 2005), Manajemen Kepegawaian, Penerbit Alumni, Bandung. Moekijat, ( 2008), Analisa Jabatan, Penerbit Mandar Maju, Bandung. Mudrajad Kuncoro (200 8), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta. Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Narbuko Cholid dan Achmadi Abu, H., (2005), Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta. Nunnally, J.C., dan Bernstein, I.H. (1994), Psychometric Theory, 3rd edition, McGraw- Hill, New York. Pynes, J.E Human Resources Management for Public and Nonprofit Organizations (Second Edition), Jossey Bass, San Fransisco. Qanun Nomor 2 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Ulama. Qanun Nomor 4 Tahun 2007, Tentang Susunan Perangkat Daerah dilingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Aceh. Rangkuti, (2007). Peralatan Analisis Data untuk Regresi Linear Berganda, Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Robbins, Stephen. P, (2006), Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Penerbit : PT. Prihallindo, Jakarta. Robbins, Stephen. P, (2008), Prinsip -prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Kelima, Penerbit : Erlangga, Jakarta. Salusu. J Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Nonprofit. Gramedia. Jakarta Savitri Niken, (2008), Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Safaria, (2004), Kepemimpinan, Graha Ilmu, Yogyakarta. Schuler, R.S., Jackson, Susan, E.1999, Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad 21, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Penerbit Mandar Maju, Bandung. Saydan, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jambatan, Jakarta. Siswanto Pengantar Manajemen, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Sofyandi, H Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan Proses masalah dan Dasar Kebijakan, cetakan ketiga, Penerbit Kencana, Jakarta. Sutrisno, Edy Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta. Werther William B., and Davis Keith, ( 2004), Human Resources and Personel Management, Sixth, MC.Graw-hill, Inc, New York. Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja, Pt. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Wursanto Manajemen Kepegawaian 1, Kanisius, Yogyakarta. Yuniarsih Tj dan Suwatno Manajemen Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi dan Isu Penelitian. Alfabeta, Bandung. 9 - Volume 4, No. 3, Agustus 2015