BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
|
|
- Herman Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecurigaan dan ketakutan adalah persepsi awal bangsa Australia terhadap Asia secara keseluruhan. Pada masa kolonialisme, Australia memandang negaranegara Eropa lainnya yang sibuk memperluas daerah kekuasaan mereka di Asia, sebagai ancaman besar. Pandangan rasional ini merupakan bawaan dari pemikiran bangsa koloni Inggris yang menempati Australia, yang mana pemikiran mereka masih terikat dengan sejarah panjang konflik-konflik yang pernah terjadi di benua Eropa. 1 Oleh karena itu, walaupun memiliki kedekatan geografis, Australia memiliki hubungan yang sangat terbatas di bidang-bidang lain dengan kawasan Asia. Sikap yang konservatif ini cenderung dilandasi oleh sebuah perasaan terlibat di dalam pencapaian tujuan-tujuan militer, ekonomi, dan kebudayaan Inggris. 2 Maka dari itu, semenjak awal pembentukannya, politik internasional Australia dijalankan sebagai bagian dari politik Inggris. Peran ini dijalankan sebagai bentuk loyalty to the protector kepada Inggris sebagai negara asal penduduk koloni. 3 Kebutuhan terhadap negara lain untuk memberi dukungan pertahanan telah menentukan bagaimana Australia menjalankan hubungan internasional. Seringkali Australia lebih terpengaruh oleh kejadian-kejadian di sisi dunia yang lain, yang penting bagi para sekutunya namun memiliki sedikit pengaruh bagi kepentingan nasional Australia. Sikap ini merefleksikan ketidakpercayaan diri Australia atas kemampuan untuk mempertahankan diri mereka sendiri dan harapan bahwa bantuan yang telah mereka berikan akan diingat dan dibalas saat mereka 1 Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh , Grafindo Utama, Jakarta, 1985, p Ibid. 3 H. R. Cowie, Asia and Australia in World Affairs, Nelson, University of California, 1987, p
2 membutuhkan. 4 Akibatnya mereka memberikan perhatian yang sangat kecil kepada kawasan tempat mereka berada. Australia dimasa lampau ikut mengirimkan pasukan mereka untuk berpartisipasi dalam perang di Eropa namun gagal mempersiapkan diri atas ancaman yang datang dari Jepang pada awal Perang Dunia ke-2. Mereka juga merasakan ketakutan yang berlebihan atas komunisme di Cina dan Rusia ketika negara-negara Asia di sekitar mereka membangun gerakan non-blok. Kemudian pemerintah Australia juga gagal membina hubungan yang menguntungkan dengan Indonesia pada masa sebelum kejatuhan Sukarno. Rasa takut yang dirasakan oleh pemerintah Australia dari tempat-tempat yang sangat jauh, telah menjauhkan Australia dari sekutu potensial yang bisa mereka dapatkan di kawasan Asia 5. Robert Gordon Menzies pernah menyatakan bahwa kebijaksanaan non-blok Australia hanya akan mengisolasikannya dari sekutu-sekutu kuatnya. Menurutnya negara seperti Australia harus ambisius, bukan untuk publisitas atau popularitas negara kecil, tetapi untuk menarik great and powerful friends yang akan dan dapat mendukung kebijaksanaan kebijaksanaan yang dirancang untuk memajukan kepentingan Australia. 6 Sangat disayangkan karena pada masa akhir pemerintahanya, ia dikejutkan dengan rencana masuknya Inggris ke dalam Pasaran Bersama Eropa, yang tentu saja tidak mengikutsertakan Australia di dalamnya. Posisi Australia di dalam dunia internasional sempat terancam ketika ASEAN-Europe Meeting (ASEM) diselenggarakan pada tahun 1996, tanpa mengikutsertakan Australia. 7 Asia sebagai partner dominan dalam perekonomian, 4 H. Redner dan J. Redner, Anatomy of the World The Impact of the Atom on Australia and the World, Dominion Press Hedges and Bell, Melbourne, 1983, p Ibid. 6 Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh , Grafindo Utama, Jakarta, 1985, p Malaysia dibawah pemerintahan Mahathir Mohamad menentang diikutsertakannya Australia sebagai perwakilan negara Asia dalam pertemuan ASEM pertama di Bangkok pada tahun Sumber: G. Dobell, Australia is Asian at the summit, 26 Juni 2009, The Interpreter, < > 2
3 imigrasi, turisme, dan edukasi, ternyata tertutup bagi Australia dari segi politik. Kenyataan ini tentu saja menjadi tamparan bagi pemerintahan Australia. Pengucilan dari perkumpulan politik negara-negara yang memiliki dominasi ekonomi atas Australia, dipandang akan memberikan efek buruk bagi kemampuan Australia untuk menentukan masa depannya sendiri. 8 Saat ini 40% dari ekonomi global terpusat di Asia, dan pada tahun 2025, Cina diprediksi akan menjadi pusat bagi seperempat aktivitas ekonomi global. Dengan susunan penduduk Asia yang memiliki sekitar 500 juta jiwa yang berstatus sebagai kelas menengah, tahun 2020 angka tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 1.7 triliun jiwa. Pada tahun 2030, Asia akan menjadi rumah bagi 3 triliun jiwa, yang berarti menyumbang 60% dari total kelas menengah di dunia 9. Melihat kecenderungan ini, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia akan terus berkembang dibanding dengan tingkat rata-rata kawasan lain di dunia, asalkan tidak dihalangi oleh terjadinya resesi internasional yang hebat. Kali ini momentum perkembangan dunia kembali berpusat di Asia, yang kemudian akan dikenal sebagai Asian Century. Asian Century merupakan proyeksi abad ke-21 dimana perkembangan politik dan ekonomi Asia akan memberikan dampak yang signifikan terhadap dunia secara luas. Penamaan ini diambil dari karakterisasi abad ke-20 sebagai American Century dan abad ke-19 sebagai British Century. 10 Merosotnya Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi terbesar di dunia mempunyai implikasi terhadap konstelasi politik regional. Kebangkitan Cina, Jepang, dan Korea Selatan sebagai adidaya ekonomi dan sebagai kekuatan militer akan sangat mempengaruhi perekonomian dan keamanan Asia. Ditambah dengan persaingan atas hak-hak kelautan. Periode Asian Century bagi negara-negara 8 S. Fitzgerald, Is Australia an Asia Country? : Can Australia Survive in an East Asian Future?, Allen & Unwin, New South Wales, 1997, p K. Henry, Multiplex world : steps towards a new global order, East Asia Forum, vol. 5, no. 2, April June 2013, p C. Layne, The End of Pax Americana: How Western Decline Became Inevitable, The Atlantic, 26 April 2012, < > 3
4 Barat, dilihat sebagai periode berkurangnya pengaruh negara mereka terhadap negara-negara Asia. Bagi negara-negara Asia, periode ini dilihat sebagai dekade dimana mereka harus hidup berdampingan dengan Powerful Neighbor, yaitu Cina. Sedangkan bagi pemerintah Australia, sebagai bangsa Eropa yang terjebak di kawasan Asia, periode ini bisa berarti dua hal; terancam kehilangan pengaruh di Asia dan menghadapi Cina sebagai kekuatan besar di Asia. 11 Menjawab tantangan dari Asian Century ini, pemerintah Australia meluncurkan Australia in The Asian Century White Paper. Disusunnya Asian Century White Paper bukanlah sebuah hal yang instan, melainkan hasil akumulasi pemikiran yang telah berlangsung semenjak lama di pemerintahan Australia. Pasca Perang Dingin, Australia mencitrakan diri sebagai middle power yang independen di dunia. 12 Haluan diplomasi Australia ini mulai gencar dipromosikan pada masa Hawke dan Keating di tahun 1990an. Di sini fokus utama pemerintahan Australia bukan menjadi negara super power atau adidaya. Politik Luar Negeri Australia didasari oleh kepentingan nasionalnya, yaitu keamanan wilayah dan kesejahteraan ekonomi warga negaranya. Oleh karena itu, untuk mencapai kepentingan nasionalnya, Australia banyak melakukan hubungan diplomatik dengan negara-negara yang dianggap secara substansial terlibat dalam kepentingan Australia. Negara-negara tersebut adalah negara yang berpengaruh dalam membentuk lingkungan yang strategis bagi Australia, serta dapat menjadi mitra dalam perdagangan dan investasi. 13 Di sini Asia dilihat sebagai kawasan penting yang memenuhi nilai-nilai yang telah disebutkan diatas. Namun Australia memiliki kesulitan tersendiri dalam berhubungan dengan negara-negara Asia. Hal ini dipengaruhi oleh faktor historis dan haluan politik pemerintahan Australia di masa lalu. White Paper ini dipercaya sebagai jawaban atas kesulitan-kesulitan tersebut. 11 H. White, The New Security Order, East Asia Forum, vol. 5, no. 2, April June 2013, p C. Ungerer, The Middle Power Concept in Australian Foreign Policy, Australian Journal of Politics and History, vol. 53, no. 4, 2007, p Australian Bureau of Statistic, Introduction, 20 Agustus 2007, < 0676E60CA256B CA3?opendocument>, 10 Mei
5 Oleh karena itu penelitian ini akan mencoba menjelaskan lebih dalam mengenai perubahan persepsi Australia terhadap Asia. Dengan memahami persepsi Australia terhadap Asia yang juga menjadi latar belakang terbentuknya Australia in Asian Century White Paper, maka dapat dilihat kesinambungan antara dinamika kebijakan luar dan dalam negeri Australia dan juga politik internasional, khususnya kawasan Asia, yang menjadi gambaran utuh akan alasan dari pemerintah Australia menerbitkan White Paper tersebut Pertanyaan Penelitian Di dalam penelitian ini penulis mencantumkan beberapa pertanyaan pokok yang akan menjadi acuan dalam analisa penelitian ini. Adapun pertanyaan pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut: A. Mengapa ALP menyusun dan mengeluarkan Australia in the Asian Century White Paper? B. Bagaimana Australia in the Asian Century White Paper menerjemahkan politik luar negeri Australia? 1.3. Landasan Teori Persepsi merupakan variabel penting dalam politik luar negeri, karena persepsi yang berasal dari pembuat kebijakan terhadap suatu hal menentukan arah pemikiran dan kebijakan seorang aktor. Menurut Novotny persepsi bisa didefinisikan sebagai konsep yang menjabarkan konstruksi dari realita yang dilihat oleh individu yang terlibat dalam penyusunan kebijakan luar negeri. 14 Hal ini berkaitan dengan definisi persepsi sendiri, bahwa persepsi adalah suatu cara individu memperlakukan informasi yang masuk. Bimo Walgito berpendapat bahwa respon dari persepsi sangat tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki setiap individu tidaklah sama, maka hasil 14 D. Novotny, Torn Between America and China: Elite Perceptions and Indonesian Foreign Policy, Institute Of Southeast Asian Studies, Singapore, 2010, p
6 persepsi dapat berbeda antar individu satu dengan individu lain. 15 Pengalaman sejarah yang berbeda akan melahirkan persepsi yang berbeda pula terhadap suatu peristiwa, dan sebaliknya, persepsi yang berbeda mengenai kenyataan yang dihadapi akan menghasilkan pengalaman dan perspektif peristiwa yang berbeda pula. Hal ini sejalan dengan Walter Jones yang menyatakan bahwa peristiwaperistiwa internasional dipandang secara selektif oleh aktor-aktor kunci dan setiap realita mengandung makna majemuk, yang berbeda-beda menurut nasionalitas dan orientasi politik pihak yang melihatnya. 16 Oleh karena itu setiap individu atau organisasi yakin bahwa sistem persepsi mereka sendiri adalah benar dan sistemsistem yang berlawanan adalah salah. Sehingga corak persepsi yang perumus kebijakan mengenai suatu peristiwa yang dihadapinya akan berpengaruh pada cara ia menilai bobot realita atau masalah yang dihadapi itu dan selanjutnya akan berpengaruh ketika ia menilai seluruh situasi yang dihadapi dan posisinya pada situasi tersebut. Pada tahap terakhir, hal ini akan mempengaruhi penentuan strategi, prioritas dan gaya kepemimpinannya. Prinsip ini terlihat secara jelas pada berbedaan persepsi terhadap Asia yang dimiliki Australian Labor Party ( ALP ) dan Liberal Party of Australia ( LPA ) di Australia. Perbedaan persepsi ini juga menyebabkan perbedaan kebijakan yang signifikan dalam setiap periode pemerintahan di Australia, begitu juga kebijakan terhadap Asia. Kebijakan-kebijakan Australia yang berorientasi pada Asia, baik kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negeri, merupakan buah dari pemerintahan ALP. Dimulai dari Whitlam yang membuka kembali hubungan dengan Cina, Hawke yang melihat potensi perekonomian kawasan Asia, dan sampai pada Julia Gillard dengan Australian in the Asian Century White Paper. Dibawah pemerintahan ALP, kepentingan nasional (national interest) Australia dirumuskan sedemikian rupa untuk mendekatkan diri mereka dengan kawasan 15 B. Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta, 2004, p W. Jones, The Logic of International Relations, Addison Wesley Pub, United Kingdom, 1991, p
7 Asia. Morton Kaplan dalam tulisannya, The National Interest and Other Interest, menjelaskan bahwa kepentingan nasional dari sebuah bangsa adalah pemenuhan kebutuhan bangsa tersebut. 17 Kebijakan yang kemudian diambil, seperti pada sistem lainnya, dibentuk untuk memenuhi kebutuhan negara. Menurut Nuechterlein kepentingan nasional adalah produk dari suatu proses politik dimana suatu pemimpin dari suatu negara tiba pada suatu keputusan tentang pentingnya pengaruh suatu peristiwa luar terhadap keadaan negerinya. 18 Secara lebih khusus Gareth Evans membagi kepentingan nasional Australia kedalam tiga kategori besar; geopolitik dan strategis, ekonomi, dan internasional. The defense of Australian sovereignty and political independence dimasukan kedalam kepentingan geopolitik dan strategis, dimana kemanan dan pertahanan menjadi hal yang penting. Dalam kategori ekonomi, kepentingan Australia, adalah in trying to secure a free and liberal international trading regime yang menunjukan kepentingan Australia untuk membangun pasar yang lebih bebas untuk perekonomiannya. Terakhir, being seen to be a good international citizen, yang menekankan komitmen Australia terhadap perdamaian, HAM, dan isu-isu global lainnya. 19 Berangkat dari kepentingan nasional yang bersinggungan dengan kawasan Asia, politik luar negeri Australia juga diarahkan untuk membantu memenuhi kepentingan nasionalnya di kawasan Asia. Menurut Rosenau politik luar negeri merupakan keseluruhan sikap dan aktifitas suatu negara dalam upayanya mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara. 20 Ditegaskan oleh Plano, bahwa politik luar negeri yang dicerminkan oleh kebijakan luar negeri 17 M. Kaplan, National Interest And Other Interest, dalam J. Rosenau (ed.), International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and Theory. Free Press, New York, 1969, p: Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh , Grafindo Utama, Jakarta, 1985, p S. Firth, Australia in International Politics: An Introduction to Australian Foreing Policy, Allen & Unwin, N.S.W, 2005, p J. Rosenau, W. Thompson, dan G. Boyd, World Politics: An Introduction, Free Press, New York, 1976, p 27. 7
8 memang dirancang untuk memenuhi kepentingan nasional dengan berkaca pada situasi internasional yang sedang berlangsung. 21 Kebijakan luar negeri juga berkaitan dengan kebijakan internal negara. Seperti yang diungkapkan oleh Henry Kissinger, foreign policy begins where domestic policy ends. 22 Sehingga aspek dalam negeri (internal) dan luar negeri (eksternal) saling mempengaruhi dan tidak bisa dipisahkan. Melalui pemahaman ini, dapat dirumuskan bahwa national interest merupakan input yang selanjutnya diproses oleh pemerintah yang kemudian menghasilkan output yang menjadi politik luar negerinya. Proses konversi politik luar negeri ini tentu mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai serta sarana dan kapabilitas yang dimiliki negara tersebut. 23 Menurut Holsti, politik luar negeri merupakan hasil dari kombinasi antara nilai-nilai dan sasaran suatu negara dengan informasi dari lingkungan di mana negara itu berada. Hal ini akan menentukan bagaimana pemerintah harus bereaksi terhadap isu-isu internasional. Pemerintah dalam hal ini diwakilkan oleh pemimpin yang berkuasa, sehingga ideologi dan pemikiran rasional sang pemimpin akan berpengaruh penting dalam memberikan arah, bobot, serta kerangka dasar bagi kebijaksanaan politik luar negeri suatu negara. 24 Sosok perdana menteri merupakan representasi dari ideologi yang diusung oleh partai politik yang menguasai pemerintahan. Berangkat dari hal tersebut, terdapat pandangan bahwa spesifikasi politik luar negeri Australia sesungguhnya terletak pada kepribadian dan keyakinan filosofis pemimpinnya. Sebab serangkaian sejarah politik luar negeri Australia banyak memperlihatkan bahwa kekuatan pribadi, kepentingan, pengalaman, posisi, atau dominasi di dalam kabinet dari 21 J. Plano dan R. Olton, Kamus Hubungan Internasional, Abardin, Bandung, 1999, p W. Zimmerman, Soviet Perspectives on International Relations , NJ: Princeton UP, Princeton, 1969, p J. Rosenau, The Scientific Study of Foreign Policy, Nichols Pub., New York, 1980, p Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh , Grafindo Utama, Jakarta, 1985, p
9 seorang pemimpin amat menentukan arah serta sasaran kebijakan politik luar negeri pemerintahannya Argumen Utama Berdasarkan pertanyaan penelitian dan landasan teori di atas, penulis mengajukan argumen utama bahwa telah terjadi perubahan persepsi terhadap Asia di pemerintahan Australia. Perubahan persepsi ini dibawa oleh Partai Buruh (ALP), yang melihat kawasan Asia sebagai kawasan yang memegang potensi besar bagi pemenuhan kepentingan nasionalnya. Oleh karena itu, politik luar negeri Australia semakin condong ke kawasan Asia, dengan tujuan mendapatkan tempat di kawasan tersebut, menunjukan nilai strategis bangsa mereka kepada negara-negara tetangga dan tetap dapat memegang kendali atas masa depan bangsanya. Perubahan persepsi ini bukanlah suatu hal yang instan, melainkan pandangan yang diwariskan dan dikembangkan dalam setiap pemerintahan ALP. Salah satu hasilnya adalah; Australia in the Asian Century White Paper, yang memperlihatkan posisi dan komitmen Australia di kawasan ini Metode Pengumpulan Data Penulis mengaplikasikan metode kualitatif berupa pengumpulan data-data sekunder melalui studi pustaka, baik itu berupa literatur buku-buku, maupun jurnal-jurnal, internet, surat kabar dan berbagai bentuk dokumentasi yang relevan. Data yang dikumpulkan meliputi penelitian atas pertumbuhan pesat Asia, serta hubungan dan pengaruh kawasan ini terhadap politik luar negeri Australia Sistematika Penulisan Skripsi ini akan terbagi menjadi lima bagian pembahasan. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan tahapan sebelum penelitian berupa latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, landasan teori, argument utama, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. 25 Sunardi, Politik Luar Negeri Australia di Bawah Partai Buruh , Grafindo Utama, Jakarta, 1985, p
10 Bagian kedua skripsi ini akan menjelaskan tentang Australia in the Asian Century White Paper beserta visi dan misi yang terkandung didalamnya, beserta relevansinya bagi persepsi dan politik luar negeri Australia terhadap Asia. Bagian ketiga skripsi ini akan menjelaskan sejarah dan faktor penyebab dari persepsi ancaman yang dibangun Australia terhadap Asia sebelum tahun Bagian keempat akan membahas tentang perubahan persepsi Australia terhadap kawasan Asia beserta pertumbuhan Asia yang dipercaya sebagai faktor utama perubahan persepsi tersebut. Bagian kelima adalah bagian penutup yang berisi kesimpulan. 10
memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciRESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Chauvel, Richard H. Budaya dan Politik Australia, terj.oleh Harlinah, Sujinah,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992. Firth, Stewart. Australian in International Politics: Introduction
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin
BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciuntuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang
Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro
Lebih terperincimenjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.
BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian New Zealand merupakan negara persemakmuran dari negara Inggris yang selama Perang Dunia I (PD I) maupun Perang Dunia II (PD II) selalu berada di
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciPERSOALAN DEFENCE AND SECURITY
PERSOALAN DEFENCE AND SECURITY AUSTRALIA SEBAGAI THE FRIGHTENED COUNTRY Sejak 1788 yang dipengaruhi oleh pengalamanpengalaman dari masa kolonisasi (Werner Levi) Konsep Defence in Depth --) lingkaran pertahanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Negara-negara di seluruh dunia saat ini menyadari bahwa integrasi ekonomi memiliki peran penting dalam perdagangan. Integrasi dilakukan oleh setiap negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok
Lebih terperinciSignifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si
Signifikasi Kawasan Asia Pasifik Yesi Marince, S.Ip., M.Si A NEW WORLD AND ASIA PACIFIC ORDER Bagaimana Berakhirnya Perang Dingin mempengaruhi kawasan Asia Pasifik? 1. Alasan pelaksanaan containment policy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak Orde Baru memegang kekuasaan politik di Indonesia sudah banyak terjadi perombakan-perombakan baik dalam tatanan politik dalam negeri maupun politik luar negeri.
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME
PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinciNATIONAL ROLE. Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri. By: Dewi Triwahyuni
NATIONAL ROLE Konsep Peranan Nasional dalam Politik Luar Negeri By: Dewi Triwahyuni Konsep Peranan Peranan dapat diartikan sebagai orientasi atau konsepsi dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperincisebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.
BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi peneliti yang berjudul Peran New Zealand dalam Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, United States) Tahun 1951-.
Lebih terperinciRealisme dan Neorealisme I. Summary
Realisme dan Neorealisme I. Summary Dalam tulisannya, Realist Thought and Neorealist Theory, Waltz mengemukakan 3 soal, yaitu: 1) pembentukan teori; 2) kaitan studi politik internasional dengan ekonomi;
Lebih terperinciNATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)
NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang) Ketidakamanan (insecurity) merupakan perpaduan dari threats
Lebih terperinciKemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat
Kesimpulan Amerika Serikat saat ini adalah negara yang sedang mengalami kemunduran. Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat relatif; karena disaat kemampuan ekonomi dan
Lebih terperinciMemahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku
Indonesian Perspective, Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81 Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku Tonny Dian Effendi Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciSumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.
Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. geografis. Kecenderungan inilah yang sering dinamakan regionalisme.
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pada akhir abad ke 20 hingga awal abad ke 21 telah ditandai dengan adanya suatu proses penyatuan dunia yang menjadi sebuah ruang tanpa batasan tertentu. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciPERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada
Lebih terperinciJURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA
UPAYA JEPANG DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGGARA RESUME SKRIPSI Marsianaa Marnitta Saga 151040008 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini akan membahas mengenai kerja sama keamanan antara pemerintah Jepang dan pemerintah Australia. Hal ini menjadi menarik mengetahui kedua negara memiliki
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. New York, 2007, p I. d Hooghe, The Expansion of China s Public Diplomacy System, dalam Wang, J. (ed.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cina merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan saat ini dianggap sebagai salah satu kekuatan besar dunia. Dengan semakin besarnya kekuatan Cina di dunia
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENGAJARAN ( SEJARAH DAN DIPLOMASI BUDAYA CHINA)
SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SEJARAH DAN DIPLOMASI BUDAYA CHINA) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015 Dosen Pengampu : Indrawati, M.A A. Deskripsi Mata kuliah ini dirancang agar mahasiswa dapat mengetahui
Lebih terperinciANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI
ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER : STUDI KASUS KONFERENSI ASIA AFRIKA BANDUNG ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciOEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA
OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA 2008 DAFTAR 151 PEN D A H U l U A N... 1 Latar Belakang Buku Putih.................................. 1 Esensi Buku Putih..............................4
Lebih terperinciSEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG
Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang
Lebih terperinciMUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM
MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan
BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai
Lebih terperinciKISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK
KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciIndonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis
Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
Lebih terperinciAKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017
AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer
BAB V KESIMPULAN Perjalanan sejarah strategi kekuatan militer China telah memasuki babak baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer China di Djibouti, Afrika pada Tahun 2016.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada tahun 2003, telah diterbitkan sebuah komisi independen untuk Indonesia yang dinamakan Indonesian Commission dan merupakan bagian dari Pusat Tindak Pencegahan
Lebih terperinciDari Kekuatan Ekonomi hingga Teknologi: Potensi China dan India Menyalip Amerika Serikat. Oleh: Hendra Permana
Dari Kekuatan Ekonomi hingga Teknologi: Potensi China dan India Menyalip Amerika Serikat Oleh: Hendra Permana Pendahuluan Dua peristiwa besar beberapa Minggu terakhir ini mengguncang dunia. Pertama, China
Lebih terperinci1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME
1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1 Occupation of Japan : Policy and Progress (New York: Greenwood Prees,1969), hlm 38.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II menyebabkan negara ini kehilangan kedaulatannya dan dikuasai oleh Sekutu. Berdasarkan isi dari Deklarasi Potsdam, Sekutu sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia tersebut. Upaya upaya pembangunan ini dilakukan dengan banyak hal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara negara dunia pasca perang dunia II gencar melaksanakan pembangunan guna memperbaiki perekonomian negaranya yang hancur serta memajukan kesejahteraan penduduknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak dibentuk oleh kepentingan-kepentingan untuk menjawab tantangan dari realita Perang Dingin,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciAMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA
AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA Oleh: Dewi Triwahyuni, S.Ip., M.Si. Saran Bacaan: Eugene R. Wittkopf, The Future of American Foreign Policy,, Second Edition (New York: St. Matin s Press, 1992).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor
BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga
Lebih terperinciBAB II PERKEMBANGAN BRIC. signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar.
BAB II PERKEMBANGAN BRIC BRIC merupakan organisasi yang mengalami perkembangan yang signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar. Sejak saat itu BRIC mulai dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN
22 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2.1.1. Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi tidak hanya berelasi dengan bidang ekonomi, tetapi juga di lingkungan politik, sosial, dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Peristiwa terorisme pada tahun 2002 di Bali dikenal dengan Bom Bali I, mengakibatkan banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B
BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan
Lebih terperincimembuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan dalam bab ini mencakup beberapa subbab antara lain Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Penelitian serta Sistematika Penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara-negara dalam melakukan hubungan-hubungan yang sesuai kaidah hukum internasional tidak terlepas dari sengketa. Seperti halnya manusia sebagai makhluk individu,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan
Lebih terperinciBAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN
www.bimbinganalumniui.com 1. Perang Dingin a. Perang terbuka antara Blok Barat dan Blok Timur b. Ketegangan antara Blok Barat dalam masa ideologi c. Persaingan militer antara Amerika Uni di Timur Tengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi menimbulkan persaingan antarbangsa yang semakin. tajam terutama dalam bidang ekonomi serta bidang i1mu pengetahuan dan
--, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menimbulkan persaingan antarbangsa yang semakin tajam terutama dalam bidang ekonomi serta bidang i1mu pengetahuan dan teknologi. Negara yang unggul dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun
Lebih terperinciMEMASYARAKATKAN MASYARAKAT ASEAN YANG BERBASIS ATURAN. Oleh : Ignatius Agung Satyawan Pusat Studi ASEAN Universitas Sebelas Maret
MEMASYARAKATKAN MASYARAKAT ASEAN YANG BERBASIS ATURAN Oleh : Ignatius Agung Satyawan Pusat Studi ASEAN Universitas Sebelas Maret A. Pendahuluan Barangkali para penandatangan Deklarasi Bangkok tahun 1967
Lebih terperinciSerikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.
BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri merupakan sikap dan komitmen suatu Negara terhadap lingkungan eksternal, strategi dasar untuk mencapai tujuan kepentingan nasional yang harus
Lebih terperinciPengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan
Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciUNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Negara Bangsa Dalam Politik Luar Negeri Teori-Teori Level Negara Bangsa Dalam Politik
Lebih terperinciSpesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA
Spesifikasi Mata Kuliah SEJARAH AUSTRALIA Rationale Dalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia, Sejarah Australia merupakan bagian dari mata kuliah Sejarah
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara
Lebih terperinci