Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan
|
|
- Siska Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang historis yang menarik untuk dibahas. Keduanya berada di dalam satu rumpun yang sama tetapi mereka terpisah secara teritorial dan diplomatis. Hal ini disebabkan oleh adanya Perang Sipil ( ) yang membuat Taiwan memisahkan diri dari Mainland Cina. Perang Sipil ini mengawali sebuah pola hubungan yang baru bagi Cina dan Taiwan baik secara politis maupun hubungan ekonomi. Taiwan sendiri merupakan sebuah pulau bagian dari wilayah Cina yang dulunya disebut dengan Pulau Formosa. Setelah berakhirnya Perang Sipil, Taiwan menjadi tempat pelarian orang-orang berideologi nasionalis di bawah arahan Partai Kuomintang, dan Mainland Cina juga memasuki periode pemerintahan yang state-centered di bawah kepemimpinan Mao Zedong. Perpisahan Taiwan dengan Cina membuat dunia memertanyakan status Taiwan baik di mata Cina maupun di mata internasional. Hingga akhirnya muncullah terminologi seperti One China yang menjustifikasi hanya adanya satu Cina yang legal dan statusnya diakui oleh dunia. Pengakuan sebagai the real mainland oleh dunia internasional ini secara otomatis diperebutkan oleh Cina dan Taiwan karena akan memberikan negara-negara ini akses untuk turut terlibat dalam aktivitas setingkat internasional. Cina secara statusquo mendapatkan status itu secara penuh karena kemenangannya dalam Perang Sipil melawan Taiwan. Tahun-tahun awal Taiwan berdiri merupakan tahun-tahun yang cukup sulit karena Taiwan harus menjadi negara yang mandiri dan tidak bergantung pada Cina. Pukulan yang cukup keras diterima oleh Taiwan ketika pada tahun 1979, Amerika Serikat secara lisan mengakui Cina sebagai wilayah mainland yang sah. Pernyataan ini diperkuat dengan dipindahkannya kantor perwakilan diplomatik Amerika Serikat dari Taiwan 1
2 ke Beijing. 1 Secara de jure, Taiwan belum diakui oleh dunia internasional dan tidak boleh terlibat dalam organisasi internasional, tetapi dari tahun ke tahun menunjukan Taiwan menjalin hubungan dagang atau hubungan ekonomi yang cukup intensif dengan negara-negara lain, termasuk dengan Mainland Cina. Lambat laun Taiwan mulai menempatkan posisinya sebagai wilayah yang patut diperhitungkan dalam hal kemajuan ekonomi dan aktivitas perdagangannya di dunia internasional. Taiwan menjadi mitra ekspor-impor bagi produk-produk elektronik dan menjadi kawasan industri alat-alat berat di wilayah Asia. Taiwan dari tahun ke tahun berhasil menunjukan citra diri sebagai wilayah yang mandiri dalam mengatur kebutuhan nasional negaranya dalam hal ekonomi. Bagi Taiwan, Cina menjadi mitra dagang yang sekaligus salah satu negara utama tujuan ekspor dan produk-produknya. Adapun produk utama eksport Taiwan adalah elektronik, Cina menerima 42% produk Taiwan dari seluruh total negara tujuan ekspor Taiwan. 2 Cina dan Taiwan membentuk sebuah interdependensi ekonomi dengan banyak melakukan aktivitas perdagangan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun ( ), angka pertukaran barang (ekspor - impor) antara Cina dan Taiwan naik dari 2% menjadi 18.36%. Di waktu yang sama pula baik Cina dan Taiwan sama-sama mengalami surplus dalam aktivitas perdagangan mereka. 3 Dengan angka yang cukup besar ini, Taiwan dan Cina membangun sebuah kerangka hubungan dagang yang cukup intensif dan terarah. Hubungan ekonomi ini mengalami akselerasi dari masa ke masa hingga terbentuk sebuah hubungan bernama cross strait relation antara keduanya. Pada tahun 2010, Cina dan Taiwan membentuk sebuah kerangka kerjasama yang mengatur hubungan dagang keduanya, termasuk di dalamnya kesepakatan tentang jenis barang yang diekspor-impor, penyesuaian tarif, peraturan dalam aktivitas ekspor-impor, dan lain-lain. Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) yang adalah kerangka kerjasama tertulis pertama yang mengatur cross-strait relation antara Cina dan Taiwan. Akselerasi hubungan dagang Cina dan Taiwan ini adalah hal yang menarik mengingat Cina dan Taiwan terputus hubungan diplomatik selama lebih dari 50tahun. Hadirnya ECFA sebagai sebuah kerangka kerjasama ekonomi juga merupakan langkah awal terbukanya komunikasi yang 1 K. Brown, J. Hempson-Jones, dan J. Pennisi, Investment Across the Taiwan Strait: How Taiwan s Relationship with China Affects its Position in the Global Economy, Chantam House, London, 2010, p.3 2 Taiwan Export (daring), Januari 2015, < diakses pada 26 Maret Tse-Ka Leng, Dynamics of Taiwan and China Relation: The Role of Private Firms, Asian Survey University of California Press, Vol. 38, No. 5, 1998, p
3 lebih intensif antara Cina dan Taiwan. Pada tahun 2014 silam, Cina dan Taiwan mengadakan pembicaraan pertama di level pemerintahan pasca perpisahan mereka di tahun Salah satu hal yang cukup mencolok perubahannya adalah ketika ECFA ini membuka pintu secara politik untuk kedua petinggi negara setingkat menteri dapat melakukan pertemuan resmi. Adapun di masa lalu, isu perebutan kedudukan mainland adalah isu utama yang merupakan penghambat kerjasama Cina dan Taiwan di berbagai dimensi. Setelah disepakatinya ECFA, ternyata perubahan fokus pembahasan kedua pemerintah dirasa cukup mencolok ke arah yang lebih bersifat kooperatif. Kedekatan Cina dan Taiwan di bidang ekonomi ternyata mampu membuka pintu-pintu kerjasama di bidang yang lain, termasuk salah satunya di bidang politik. Setidaknya, ECFA merupakan sebuah momentum yang mengurangi ketegangan politik Cina dan Taiwan yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Adapun isu reunifikasi dan claming wilayah yang selama ini saling dilemparkan oleh kedua belah pihak melebur ke dalam sebuah kerangka kerjasama ekonomi yang membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. ECFA tidak hanya sekedar hubungan ekonomi yang biasa, tetapi juga merupakan pembuka musim yang baru bagi naiknya perekonomian nasional kedua negara sekaligus pereda konflik antara Cina dan Taiwan. 1.2 RUMUSAN MASALAH Untuk mempertajam pembahasan dalam topik tugas akhir ini, penulis memberikan sebuah rumusan masalah, yaitu: Bagaimana pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap isu One China antara Cina dan Taiwan? Rumusan masalah ini muncul dari latar belakang hubungan yang ditinjau secara historis, politis, dan ekonomi antara Cina dan Taiwan. Pertanyaan ini juga membantu mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi antara Cina dan Taiwan setelah kesepakatan ECFA terjadi serta meninjau seberapa besar dampak politik yang ditimbulkan setelah adanya kerjasama legal dalam hubungan dagang terutama kaitannya dengan isu One China yang selama ini menjadi isu politik yang berpengaruh bagi hubungan diplomatik Cina dan Taiwan. 1.3 LANDASAN KONSEPTUAL 4 BBC News (daring), China and Taiwan in first government talks, 11 Februari 2014, < pada 10 Mei
4 Penulis menggunakan landasan konseptual yang berupa konsep dan pernyataan. Riset ini berdiri dengan dasar teori Interest as a Factor of cooperation (Mugasejati; Rais, 2011). Melalui landasan teori tersebut, penulis akan menjabarkan riset ini dengan sudut pandang kepentingan Cina dan Taiwan dalam melakukan akselerasi hubungan ekonomi di tingkat bilateral. Di dalam buku Politik Kerjasama Internastional disebutkan faktor-faktor yang mendorong kerjasama terjadi berdasarkan sudut pandang kepentingan, yaitu: a) Mutuality of interests: preferensi yang saling menguntungkan atau yang saling meniadakan. Di dalam faktor ini kepentingan nasional yang menguntungkan menjadi variabel utama dalam mendorong hubungan kerjasama untuk terjadi. Apabila dua negara sudah diikat oleh kepentingan, maka terjadi dilema yang membuat sikap dan respon kedua negara tarikmenarik antara defect atau cooperate. Kerjasama bisa terjadi apabila preferensi untuk cooperate lebih besar dari pada defect atau mengingkari. Dalam kasus Cina dan Taiwan, poin ini akan menjelaskan lebih tentang kepentingan nasional masing-masing negara dibalik kesepakatan Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) dan bagaimana pereferensi yang ditimbulkan dari kepentingan nasional tersebut, apakah saling menguntungkan atau sebaliknya. Apabila ECFA ini menguntungkan Cina dan Taiwan maka kerangka kerjasama ini bisa disebut mengarahkan Cina dan Taiwan pada kerjasama yang baik. b) Shadow of the future: faktor ini yang membedakan isu-isu ekonomi seperti yang penulis angkat dengan isu-isu militer dan keamanan. Negara-negara yang pada umumnya melihat kerjasama ekonomi sebagai hubungan yang akan terus berlanjut dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Hubungan ekonomi juga lebih terintegrasi untuk memperoleh kepentingan bersama. Poin ini menjelaskan bagaimana proyeksi masa depan dari hubungan dagang Cina dan Taiwan setelah adanya ECFA. Di dalam penjelasannya, penulis juga akan memberikan analisa tentang agenda ke depan ECFA dan kemungkinan-kemungkinan mempererat hubungan ekonomi antara Cina dan Taiwan. 1.4 ARGUMENTASI UTAMA Sebelum hari-hari ini Cina dan Taiwan dipandang sebagai dua wilayah yang saling memberikan pengaruh positif dan menguntungkan di dalam bidang ekonomi, Cina dan Taiwan 4
5 sempat mengalami masa-masa tegang dimana klaim wilayah menjadi isu yang sangat tensional dan berpotensi untuk mendorong kedua negara ke dalam konflik yang berkepanjangan. Perpisahan Cina dan Taiwan karena alasan klasik berupa perbedaan ideologi ini berujung pada terputusnya hubungan politik Cina dan Taiwan selama bertahun-tahun. Tetapi yang menjadi menarik adalah hubungan ekonomi dalam bentuk perdagangan Cina dan Taiwan semakin hari semakin mengalami peningkatan. Kedua negara ini melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan angka yang naik dari tahun ke tahunnya. Hingga pada tahun 2010 disepakatilah ECFA ( Economic Cooperation Framework Agreement) yang merupakan kerangka kerjasama di bidang ekonomi legal pertama yang mengikat kedua negara secara bilateral. Adanya ECFA diantara Cina dan Taiwan ini dilihat sebagai perkembangan baik di bidang ekonomi. ECFA adalah sebuah cerminan adanya kepentingan nasional yang dikejar oleh Cina dan Taiwan akan adanya keuntungan maksimal di bidang ekonomi. Inilah yang dipahami sebagai the same mutual interest. Keterikatan Cina dan Taiwan ke dalam sebuah bentuk kerangka kerjasama legal di bidang ekonomi perdagangan membuat Cina dan Taiwan memiliki interpendensi di bidang ekonomi yang mengembang ke bidang-bidang yang lain salah satunya politik. Salah satu parameter yang dapat digunakan dalam melihat seberapa besar pengaruh ECFA terhadap hubungan politik Cina dan Taiwan ini adalah dengan melihat agenda-agenda ke depan sebagai bentuk follow up dari kerjasama ECFA. Agenda-agenda yang bersifat berkelanjutan dengan mengerjakan sebuah proyek besar bersama tentu memerlukan pertemuan-pertemuan setingkat kepala negara dan menteri yang lebih intens sehingga pertemuan ini juga sebagai bentuk dari redanya tensi ketegangan politik diantara kedua negara yang sudah terjalin beberapa tahun lamanya. ECFA menjadi sebuah pertanda akan adanya kepentingan yang lebih besar yaitu hubungan cross strait relation yang baik demi menjaga stabilitas keamanan dan iklim politik diantara kedua negara. Dengan adanya ECFA ini, penulis akan melihat seberapa pengaruh yang dibawa oleh akselerasi di bidang ekonomi hingga ke level kesepakatan resmi ini dalam pengaruhnya di bidang politik, salah satunya dengan meninjau apakah persoalan One China dan klaim wilayah masih menjadi isu yang relevan di saat perkembangan ekonomi kedua negara semakin hari semakin menguntungkan. Kepentingan bersama ini mendorong kedua negara untuk memilih melakukan kerjasama lebih besar daripada mencari isu-isu yang memicu konflik. ECFA merupakan sebuah momentum pengalihan besar isu yang selama ini menjadi momok bagi keduanya tentang 5
6 reunifikasi dan perbedaan ideologi. Demikian pengaruh ECFA ini tidak hanya berhenti sekedar di level saling mengalami surplus perdagangan nasional, tetapi juga sebuah lembaran baru dimana Cina dan Taiwan memiliki kepentingan yang lebih besar dalam menjalin hubungan kerjasama. 1.5 METODE RISET Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara kualitatif dengan metode studi literature. Metode ini didukung dengan fakta-fakta yang dipaparkan ke dalam penjelasan berdasarkan lini masa kejadian-kejadian penting yang mempengaruhi hubungan Cina dan Taiwan dari tahun ke tahun. Riset ini juga akan terfokus pada kepentingan Cina dan Taiwan sebagaimana dalam landasan teori menjadi faktor utama dalam melihat proses terbentuknya dan masa depan ECFA. Penulis akan membawa argumen kepada analisa historis, politik, dan ekonomi. Riset ini akan meneliti sejauh mana hubungan dagang yang berujung pada kerangka kesepakatan formal memberi pengaruh pada berkurangnya ketegangan secara politik antara Cina dan Taiwan. Untuk mengetahui kepentingan Cina dan Taiwan di balik ECFA maka penulis akan meninjau dari respon dan posisi Cina dan Taiwan dari awal perpisahan mereka tahun 1949 hingga terbentuknya ECFA. Riset ini akan mengetahui secara rasional posisi Cina dan Taiwan dalam menyikapi hubungan keduanya. Penulis juga akan mendukung riset ini dengan data-data perbandingan aktivitas perdagangan Cina dan Taiwan sebelum dan sesudah disepakatinya ECFA. Melalui data ini, pembaca akan mengerti bagaimana ECFA memberi pengaruh bagi kemajuan ekonomi Cina dan Taiwan hingga saat ini serta seberapa dekat kemitraan dagang kedua wilayah ini. 1.6 RENCANA PENULISAN Tugas akhir ini akan dibagi menjadi 4 bab yang diawali dengan tujuan dan abstraksi topik yang dipilih oleh penulis. Adapun 4 bab tersebut terbagi ke dalam uraian berikut ini: Bab 1 Dalam bab 1 ini tertulis latar belakang permasalahan yang diangkat oleh penulis, rumusan masalah, landasan konseptual, argumentasi utama, dan rencana penulisan. Bagian ini akan menjadi dasar dan penjelasan awal tentang topik penulisan yang diangkat sehingga akan membawa pembaca untuk lebih mengerti inti dari topik dan bagaimana penulis membingkainya dengan kerangka konseptual dan analisis yang ada. 6
7 Bab 2 Bagian ini akan berisi tentang latar belakang sejarah perpisahan Cina dan Taiwan dan bagaimana dinamika hubungan keduanya dari tahun ke tahun. Bagian ini juga terdiri dari beberapa sub bab yang membahas secara kronologis kejadian demi kejadian penting yang menjadi momentum revolusi ekonomi dan politik baik Cina dan Taiwan. Bab 2 juga akan berisi tentang kebijakan One China dan pengaruhnya terhadap hubungan Cina dan Taiwan secara politik dari tahun ke tahun. Bab 3 Bab ini akan secara fokus berisi tentang ECFA, peristiwa ekonomi yang melatarbelakangi kesepakatannya. Bab ini juga akan membahas secara dalam bagaimana kedekatan Cina dan Taiwan secara ekonomi mengubah pola hubungan politik yang selama ini menimbulkan ketegangan antara Cina dan Taiwan bertahun-tahun. Agenda-agenda ECFA yang mendorong Cina dan Taiwan pada pereratan hubungan politik juga menjadi poin penting yang akan dibahas dalam bab ini. Bab 4 Setelah uraian pada bab 1 hingga bab 3, bab 4 ini akan menganalisa hubungan ECFA dengan perubahan pada hubungan politik Cina dan Taiwan. Dengan bantuan landasan konseptual interest as a factor of cooperation, bab ini akan berisi uraian tentang pengaruh ECFA dalam hubungan politik Cina dan Taiwan. Bab ini akan memaparkan data dan fakta yang berisi tentang seberapa besar pengaruh ECFA pada perubahan sikap politik Cina dan Taiwan memandang hubungan bilateral kedua belah pihak. Selain itu, bab ini berisi uraian tentang masa depan ECFA, apakah agenda dan kesepakatan-kesepakatan ECFA ini mengalami perkembangan dan memberikan dampak positif baik pada hubungan keduanya maupun pada kemajuan ekonomi di masing-masing negara. Bab ini juga akan memberika indikator-indikator yang membandingkan sikap politik Cina dan Taiwan pasca diberlakukannya ECFA. Bab 5 Bagian terakhir dari tugas akhir ini berisi tentang kesimpulan dari topik penelitian ini. Dalam bagian kesimpulan, penulis juga akan memberikan proyeksi hubungan politik Cina dan Taiwan di masa yang akan datang. 7
sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.
BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rubi Setiawan, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kedaulatan suatu negara dapat dilihat dari sejauh mana negara tersebut memiliki hubungan bilateral dengan negara lainnya untuk menjalin kerjasama
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini membahas salah satu isu penting yang kerap menjadi fokus masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan berkembangnya isu isu di dunia internasional,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cina mulai mengajukan diri untuk menjadi anggota WTO sejak Juli 1986 dimana saat itu WTO masih berbentuk GATT ( General Agreement On Tariffs and Trade ). Dengan tidak
Lebih terperincimemperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.
BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya
Lebih terperinciuntuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang
Bab V KESIMPULAN Dalam analisis politik perdagangan internasional, peran politik dalam negeri sering menjadi pendekatan tunggal untuk memahami motif suatu negara menjajaki perjanjian perdagangan. Jiro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dan Thailand merupakan dua negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang sedang berusaha mengembangkan sektor industri otomotif negerinya. Kenyataan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga berarti bahwa kekayaan terkonsentrasi di bagian atas masyarakat (indonesiainvestments,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan tindakan suatu negara yang berguna untuk memenuhi kebutuhan negaranya masing-masing termasuk Indonesia. Dalam perdagangan
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor
BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.
BAB IV KESIMPULAN Terjadinya Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat turut mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat. Salah satunya adalah sikap yang ditunjukkan
Lebih terperinciFundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -
Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun
Lebih terperincimereka. Seperti telah diketahui misalnya KPI telah melakukan kerjasama sebelumnya dengan pihak Jepang dan Vietnam dalam downstream business di Vietnam
BAB IV KESIMPULAN Harapan akan adanya kerjasama yang menguntungkan dari masing-masing pihak menjadi fondasi terjadinya negosiasi antara kedua belah pihak seperti pembahasan sebelumnya. Ketersediaan minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber
Lebih terperinci91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia
90 BAB 5 KESIMPULAN Republik Rakyat Cina memiliki sejarah perkembangan politik, sosial dan ekonomi yang sangat dinamis semenjak ribuan tahun yang silam. Republik Rakyat Cina atau RRC adalah merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekuatan militer merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga stabilitas negara. Semua negara termasuk Indonesia membangun kekuatan militernya untuk menjaga keamanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat berlangsungnya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur, Vietnam ikut terlibat dalam Perang Vietnam melawan Amerika Serikat (AS). Blok barat
Lebih terperinciMENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasca kekalahan dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha bangkit menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Perdana Menteri yang berpengaruh pasca PD II, di
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama
BAB V Kesimpulan Seperti negara-negara lain, Republik Turki juga telah menjalin kerja sama ekonomi melalui perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara secara bilateral, seperti perjanjian perdagangan
Lebih terperinciyang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciDIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa netralnya Spanyol pada Perang Dunia II tahun 1939-1945 merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara
Lebih terperinciMUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM
MUHAMMAD NAFIS 140462201067 PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM Translated by Muhammad Nafis Task 8 Part 2 Satu hal yang menarik dari program politik luar negeri Jokowi adalah pemasukan Samudera Hindia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciKONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI
KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI Introduksi Perbedaan Latar belakang sejarah, status ekonomi, kepentingan nasional,
Lebih terperincimenjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.
BAB V KESIMPULAN Kebangkitan ekonomi Cina secara signifikan menguatkan kemampuan domestik yang mendorong kepercayaan diri Cina dalam kerangka kerja sama internasional. Manuver Cina dalam politik global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer
BAB V KESIMPULAN Perjalanan sejarah strategi kekuatan militer China telah memasuki babak baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer China di Djibouti, Afrika pada Tahun 2016.
Lebih terperinci2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini terlihat suatu kecenderungan yang semakin kuat dan sedang terjadi di dalam perekonomian dunia, yaitu adanya globalisasi pasar dan produksi.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B
BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun
Lebih terperinciUAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI
UAS ASIA TIMUR OKKY LARAS SAKTI 44312098 1. Perkembangan hubungan luar negeri antara Tiongkok- Korea Selatan semakin hari semakin membaik, hal ini terbukti dengan adanya pertemuan dua petinggi Negara Tiongkok-
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin
BAB IV KESIMPULAN Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin memiliki implikasi bagi kebijakan luar negeri India. Perubahan tersebut memiliki implikasi bagi India baik pada
Lebih terperincimelakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high
BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT CHINA TENTANG KERJA SAMA AKTIVITAS DALAM BIDANG PERTAHANAN
Lebih terperinciSINGKATAN DAN ISTILAH...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Six Party Talks merupakan sebuah mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mewujudkan upaya denuklirisasi Korea Utara melalui proses negosiasi yang melibatkan Cina,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum
BAB V KESIMPULAN Taiwan merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan Asia. Negara yang memisahkan diri dan merdeka dari China ini merupakan sebuah pulau di sebelah timur China yang
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL.
KERJASAMA INTERNASIONAL TUJUAN PEMBELAJARAN Mendeskripsikan kerjasama internasional Mengidentifikasi tujuan kerjasama internasional Menganalisis kerjasama ekonomi internasional Mengidentifikasi dampak
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.
BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan
BAB V KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan intensitas diplomasi dan perdagangan jasa pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian ditengarai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang India dan Afganistan merupakan dua negara tetangga yang mempunyai keterikatan sejarah yang kuat. Hubungan baik antar kedua negara pun sudah terjalin sejak lama. India
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun Pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia telah memiliki hubungan bilateral dengan Amerika Serikat untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun 1949. Pada tahun tersebut
Lebih terperinci: Institute Of Southeast Asian Studies
BOOK REVIEW Judul : ASEAN: Life After the Charter Editor : S. Tiwari Penerbit : Institute Of Southeast Asian Studies Bahasa : Inggris Jumlah halaman : 186 halaman Tahun penerbitan : 2010 Pembuat resensi
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan
BAB I : Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan barangkali merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Obama yang paling dilematis. Keputusan untuk menarik pasukan
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhitungkan baik dalam skala regional maupun global (Ganewati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah China merupakan salah satu aktor hubungan internasional yang kini memiliki peran penting dalam tatanan global. Pada beberapa tahun terakhir, China telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME
PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum
Lebih terperinciKONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL
RESUME SKRIPSI LATAR BELAKANG KONFLIK CHILE-ARGENTINA PADA KASUS BEAGLE CHANNEL Disusun oleh: DAHLIA NUR FARIDA NIM. 151040188 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Lebih terperincidalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan
BAB V KESIMPULAN Secara keseluruhan, upaya kelima negara China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Korea Utara dalam meningkatkan kekuatan pertahanannya dilakukan untuk memberikan daya gentar terhadap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan
BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan sarana eksplanasi tentang perilaku organisasi internasional, sebagai aktor dalam hubungan internasional, dalam hal pembentukan suatu program atau agenda yang diimplementasikan
Lebih terperinciPada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n
BAB IV KESIMPULAN Regionalisme Mercosur merupakan regionalisme yang telah mengalami proses yang panjang dan dinamis. Berbagai peristiwa dan upaya negara anggotanya terhadap organisasi ini telah menjadikannya
Lebih terperinciSATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinciKeterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013
Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT
Lebih terperinciBAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.
BAB VI. KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian mengenai aliran perdagangan dan investasi pada kawasan integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Integrasi ekonomi memberi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pesat merupakan tujuan utama dari kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara yang sedang berkembang
Lebih terperinciPERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL Oleh: NANI TUARSIH 0810512064 Mahasiswa Program Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amerika Serikat memiliki salah satu pasar keuangan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) merupakan bursa terbesar
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia mulai mengalami liberalisasi perdagangan ditandai dengan munculnya General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun dimuka bumi yang tidak
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERLAKUAN AREA PERDAGANGAN BEBAS ASEAN DI INDONESIA
PENGARUH PEMBERLAKUAN AREA PERDAGANGAN BEBAS ASEAN DI INDONESIA (Studi Kasus : Dampak Pemberlakuan Area Perdagangan Bebas ASEAN Terhadap Perdagangan Batik Pekalongan ke Asia Tenggara Tahun 2006-2007) Disusun
Lebih terperinciASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)
ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat
Lebih terperinciperadaban Bangsa Timur yang berkembang dengan pesat. Tiongkok. Ketiga Negara ini sangat berperan penting pada pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kawasan Asia Timur memiliki letak Geografis yang cukup strategis dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sehingga Negara yang terhimpun di dalamnya memiliki
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciIndonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M)
KOPI, Berbeda dengan Indonesia yang terletak di Asia tenggara, Maroko merupakan negara yang berada di wilayah afrika Utara. Maroko berbentuk monarki konstitusional dengan kepala negara yang dipimpin oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sahara Afrika untuk lebih berpartisipasi dalam pasar global. 1 Dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika dalam kurang lebih dua dekade kebelakang berada pada angka rata-rata 5% pertahunnya, dimana secara keseluruhan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terintegrasi. Investor dapat dengan mudah memperoleh informasi pasar modal dan UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sarana informasi yang kian tidak terbatas membuat pasar modal menjadi terintegrasi. Investor dapat dengan mudah memperoleh informasi pasar modal dan kondisi
Lebih terperinciPERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinci