BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian terhadap naskah Alkitābu ˋs-Safīnah ini terdiri atas tiga ruang lingkup. Pertama, penelitian yang berkaitan dengan Alkitābu ˋs-Safīnah. Kedua, penelitian filologi yang berkaitan dengan fikih ibadah. Ketiga, penelitian filologi yang menggunakan teori resepsi. a. Penelitian yang Menggunakan Objek Alkitābu ˋs-Safīnah Penelitian yang menggunakan objek Alkitābu ˋs-Safīnah adalah sebagai berikut. (1) Penelitian dalam skripsi Yuli Handayani (2012), Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi ini adalah Analisis Terjemahan Safīnatu ˋn-Najātu: Studi Kasus Kata Penghubung. Yuli Handayani melakukan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian Yuli Handayani ini mengkaji kata hubung (konjungsi) yang terdapat di dalam terjemahan Safīnatu ˋn-Najātu sehingga dapat diketahui kualitas terjemahan Salim bin Sumair Al-Hadlramī sebagai pengarang kitab tersebut. 10

2 11 Hasil penelitian Yuli Handayani menunjukkan bahwa pengarangnya lebih banyak menggunakan metode terjemahan harfiah, meskipun terdapat beberapa teks yang diterjemahkan secara bebas. Terjemahan Safīnatu ˋn-Najātu tersebut perlu dikoreksi kembali, terutama pada kata penghubung sehingga terjemahan lebih mudah dibaca dan dipahami. (2) Penelitian dalam skripsi Abdul Rasyid (2014), Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Studi Komaparatif Penilaian Kualitas Terjemahan Kitab Safīnatu ˋn-Najātu antara bahasa Indonesia dan Sunda. Abdul Rasyid menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan metode analisis deskriptif. Pada penelitian ini, Abdul Rasyid melakukan perbandingan kualitas antara kitab Safīnatu ˋn-Najātu versi bahasa Indonesia dan versi Sunda. Hasilnya, versi bahasa Indonesia lebih mudah dipahami daripada versi Sunda. Hal ini dipengaruhi oleh metode penerjemahan, ketegasan, kejelasan, kewajaran, dan perbedaan gaya bahasa. Adapun kekurangan dalam skripsi Abdul Rasyid terletak pada bagian abstrak. Abstrak merupakan intisari penelitian sehingga di dalam abstrak harus dicantumkan hal-hal penting yang berkaitan dengan penelitian, termasuk metode dan teknik penelitian. Namun, dalam abstrak skripsi Abdul Rasyid tidak terdapat metode dan teknik yang digunakannya dalam penelitian.

3 12 b. Penelitian Filologi yang Berkaitan dengan Fikih Ibadah Penelitian filologi yang berkaitan dengan fikih ibadah, yakni: (1) Penelitian yang dilakukan oleh Suci Antari (2008), Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Tanbīhu ˋl-Ihwān fi ˋsy- Syurūthi wa ˋl-Arkān: Suntingan Teks dan Pendekatan Resepsi. Penelitian ini menyajikan suntingan teks dan analisis isi yang mengacu pada struktur penyajian teks. Analisis isi dalam skripsi Suci Antari tersebut berisi tentang fikih ibadah, yakni taharah, sembahyang, zakat, puasa, haji, dan umroh. Pendekatan resepsi digunakan untuk menemukan suatu hal yang kurang sesuai (kesenjangan) pada teks Tanbīhu ˋl-Ihwān fi ˋsy-Syurūthi wa ˋl-Arkān. Kesenjangan tersebut mengacu pada penyajian teks. (2) Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013), Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Luqthata ˋl- Ajlāni Fī Bayāni Haidlin wa Istihādlatin wa Nifāsi ˋn-Niswān: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Berlandaskan Fikih Wanita Mazhab Syafi i. Penelitian ini menyajikan suntingan teks, struktur teks, dan isi teks. Pembahasan isi teks berisi ajaran fikih mazhab Imam Syafi i tentang haid, istihadah, dan nifas. Pokok pembahasan yang diangkat dalam penelitian tersebut termasuk ke dalam fikih ibadah, tetapi lebih spesifik tentang masalah wanita (taharah). Pembahasan isi teks mengungkap berbagai hal mengenai haid, istihadah, dan nifas yang meliputi

4 13 pengertian haid, umur perempuan haid, waktu haid, hal-hal yang diharamkan bagi perempuan haid dan nifas, pengertian dan kewajiban perempuan yag istihadah, sifat darah, mustahadlah, mutahayyirah (perempuan bingung), pengertian nifas, serta waktu dan hal yang diharamkan perempuan nifas. Fikih ibadah yang terkhusus pada haid, istihadah, dan nifas tersebut sesuai dengan mahzab Imam Syafi i. (3) Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Setiyowati (2014), Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsinya yang berjudul Junub Janabat: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Isi Teks Berlandaskan Fikih Syafiiyah. Penelitian ini menyajikan suntingan teks, struktur teks, dan isi teks. Isi teks Junub Janabat membahas tentang taharah dan niat bagi junub janabat. Taharah sendiri termasuk ke dalam fikih ibadah. Fikih ibadah yang khusus membahas taharah ini sesuai dengan mahzab Imam Syafi i. Pembahasan isi teks terdiri atas (1) Taharah junub dan janabat meliputi kewajiban mandi janabat, kesucian mani, asal penciptaan manusia, alasan mandi janabat, hukuman orang yang tidak mau mandi janabat, status wanita yang junub, alasan haram melakukan persebutuhan, hal-hal yang diharamkan bagi wanita junub, dan rukun junub; (2) Niat junub dan janabat meliputi prosesi niat dan proses penciptaan manusia dalam rahim.

5 14 c. Penelitian Filologi yang Menggunakan Teori Resepsi Penelitian filologi yang menggunakan teori resepsi adalah sebagai berikut. (1) Penelitian yang dilakukan oleh Listiyono (2010), Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam skripsi berjudul Tanbīhātun li ˋl-Ghāfilīn: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi. Teks Tanbīhātun li ˋl-Ghāfilīn berisi ajaran tauhid, ajaran fikih, ajaran muamalah, dan Sirah Nabawiyyah (sejarah Nabi Muhammad saw). Berikut ini isi ajaran yang lebih rinci; pentingnya nasihat-menasihati dalam perkara agama, pengertian iman, pengertian kalimat syahadat dan yang berkaitan dengan kalimat syahadat dan sejarah Nabi Muhammad saw. Penelitian tersebut menyajikan suntingan teks, analisis struktur, dan tanggapan pembaca terhadap teks Tanbīhātun li ˋl-Ghāfilīn. Tanggapan tersebut diperoleh dari empat narasumber, yakni pembaca ahli yang memahami agama Islam. Pada skripsi Listiyono tidak diampirkan daftar pertanyaan yang digunakan saat melakukan wawancara terhadap narasumber. Di samping itu, Listiyono juga tidak menjelaskan alasan mengambil narasumber sejumlah empat orang untuk mewakili populasi. (2) Penelitian yang dilakukan oleh Rina Megawati, Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta (2011) dalam skripsi yang berjudul Asrāru ˋsh-Shalāt: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi. Penelitian ini menyajikan suntingan teks, struktur teks, dan tanggapan pembaca terhadap teks Asrāru ˋsh- Shalāt. Teks Asrāru ˋsh-Shalāt merupakan salah satu sastra kitab yang

6 15 berisi tentang ilmu tasawuf, yaitu uraian mengenai sembahyang (salat) dan ma rifatu ˋl-Lāh (mengenal Allah). Rina Megawati berasumsi bahwa teks Asrāru ˋsh-Shalāt sebagai teks berbahasa Melayu tidak banyak dipahami oleh masyarakat umum sekarang ini. Oleh karena itu, perlu diberikan tafsiran mengenai teks Asrāru ˋsh-Shalāt. Pada penelitian ini, Rina Megawati menggunakan resepsi dari tiga orang pembaca yang paham agama Islam dan bahasa Melayu. Hasil resepsi pembaca melalui tafsir teks adalah adanya persamaan dan perbedaan penafsiran (resepsi pembaca) mengenai teks Asrāru ˋsh-Shalāt. Persamaan dan perbedaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan pendidikan pembaca. Adapun hal-hal yang ditafsirkan secara ringkas oleh ketiga narasumber disebabkan narasumber cukup kesulitan memahami dan menafsirkan teks Asrāru ˋsh-Shalāt secara utuh. Dalam skripsi tersebut, tidak dicantumkan daftar pertanyaan yang digunakan penulis saat melakukan wawancara terhadap narasumber. Selain itu, penulis juga tidak menyertakan alasan penentuan jumlah tiga orang narasumber dalam penelitiannya. (3) Penelitian yang dilakukan oleh Anisah Sholicah, Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta (2013) dalam skripsi berjudul Ratibu ˋl-Haddad: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca. Penelitian ini menyajikan suntingan teks, struktur teks, dan tanggapan pembaca terhadap teks Ratibu ˋl-Haddad. Teks Ratibu ˋl-Haddad merupakan kitab zikir dan doa. Saat ini Ratibu ˋl-Haddad masih dikenal bahkan populer di

7 16 masyarakat. Namun, kitab Ratibu ˋl-Haddad yang digunakan berupa buku cetak. Hal ini merupakan salah satu sisi menarik naskah Ratibu ˋl-Haddad. Oleh karena terdapat Ratibu ˋl-Haddad versi buku cetak dan sampai saat ini masih banyak diamalkan oleh masyarakat, maka dilakukan penelitian tanggapan pembaca terhadap teks Ratibu ˋl- Haddad tersebut. Pada skripsi itu, tanggapan pembaca didapat melalui narasumber yang berjumlah lima orang. Narasumber tersebut terdiri atas pelaku Ratibu ˋl-Haddad, tokoh masyarakat, pewaris Ratibu ˋl- Haddad, dan orang yang menguasai bahasa Arab. Hasil resepsi pembaca Ratibu ˋl-Haddad terdiri atas kedudukan teks Ratibu ˋl-Haddad di masyarakat, perbedaan isi teks Ratibu ˋl-Haddad Arab-Melayu dengan Ratibu ˋl-Haddad buku cetak, fungsi teks Ratibu ˋl-Haddad di masyarakat, manfaat teks Ratibu ˋl-Haddad, waktu tebaik membaca Ratibu ˋl-Haddad. Pada skripsi Anisah Solichah dilampirkan daftar pertanyaan beserta jawaban narasumber saat dilakukan wawancara, tetapi daftar pertanyaan antara satu narasumber dengan narasumber lainnya berbeda-beda. Jumlah pertanyaan yang diajukan berbeda-beda pula. Pemilihan jumlah narasumber dan perbedaan pertanyaan serta jumlah pertanyaan tidak dapat diketahui alasan secara pasti sebab Anisah Solichah tidak mencantumkan dalam skripsinya. Anisah hanya menjelaskan empat syarat pembaca yang dijadikan narasumber dalam penelitiannya. Empat syarat tersebut adalah pelaku Ratibu ˋl-Haddad, tokoh masyarakat, pewaris Ratibu ˋl-Haddad, dan orang yang menguasai bahasa Arab.

8 17 Berdasarkan paparan kajian terdahulu tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada penggunaan objek material yang berbeda. Penelitian ini menggunakan objek material Alkitābu ˋs-Safīnah dengan kode Br. 222 yang merupakan koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Alkitābu ˋs- Safīnah belum pernah dikaji pada penelitian sebelumnya. Pemilihan pondok pesantren yang digunakan dalam proses penelitian didasarkan pada data pondok pesantren di Surakarta yang dimiliki oleh Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa jumlah keseluruhan pondok pesantren yang terdaftar dalam data Kantor Kementerian Kota Surakarta berjumlah 31 pondok pesantren. Dari 31 pondok pesantren itu, 17 di antaranya merupakan pondok pesantren bertipe salafiyah atau salaf. Kemudian, dari 17 pondok pesantren bertipe salafiyah tersebut diambil 5 pondok pesantren 6 untuk dijadikan sampel. Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai sampel adalah pondok pesantren yang menggunakan kitab kuning sebagai salah satu bahan ajar, sudah lama berdiri, dan memiliki nama besar. Kelima pondok pesantren tersebut adalah Pondok Pesantren Dāru ˋs- Shālihīn, Pondok Pesantren Al-Muˋayyad, Pondok Pesantren Jamsaren, Pondok Pesantren Suryani, dan Pondok Pesantren Al-Qur ani. Masing-masing pondok pesantren yang telah menjadi sampel penelitian itu diambil satu orang sebagai narasumber penelitian. Narasumber 6 Pengambilan jumlah sampel tersebut telah mewakili populasi penelitian. Jumlah standar sampel ialah 10% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini, sebenarnya ada 6 pondok pesantren yang dipilih untuk menjadi sampel penelitian sehingga dapat mewakili 30% dari jumlah populasi. Akan tetapi, salah satu pondok pesantren tidak bisa digunakan karena ustaz sebagai calon narasumber dari Pondok Pesantren Tahfīdz wa Ta limi ˋl-Qur an sama dengan calon narasumber dari Pondok Pesantren Al-Muˋayyad sehingga harus dipilih salah satu pondok pesantren saja.

9 18 dipilih berdasarkan kualifikasi tertentu. Kualifikasi tersebut adalah pertama, pernah membaca, mempelajari, atau mengajarkan Alkitābu ˋs-Safīnah. Kedua, memahami ilmu fikih. 2. Landasan Teori Penelitian terhadap Alkitābu ˋs-Safīnah ditujukan untuk mendapatkan suntingan teks Alkitābu ˋs-Safīnah, mengungkap struktur Alkitābu ˋs-Safīnah sebagai salah satu jenis sastra kitab, dan mengungkap resepsi (tanggapan pembaca) terhadap Alkitābu ˋs-Safīnah sebagai sastra kitab sekaligus kitab kuning yang berisi ajaran fikih ibadah 7. Pada penelitian ini digunakan empat teori, yakni teori filologi, teori sastra kitab, teori fikih, dan teori resepsi. a. Teori Filologi Filologi ialah ilmu yang berobjek naskah dengan tujuan menyediakan sebuah suntingan yang diperkirakan dekat dengan naskah atau teks asli, yaitu naskah atau teks yang baik dan benar. Di samping itu, juga berusaha untuk mengungkapkan isi atau kandungan naskah terutama dari segi kebudayaannya. Guna mengungkap isi atau kandungan naskah, maka perlu dilakukan penyuntingan teks. penyuntingan harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Inventarisasi Naskah Inventarisasi naskah merupakan kegiatan mendata naskahnaskah yang memiliki judul sama atau sejenis dengan naskah yang akan menjadi objek penelitian. Langkah pertama yang harus dilakukan 7 Naskah Alkitābu ˋs-Safīnah tergolong sebagai sastra kitab. Akan tetapi, Alkitābu ˋs-Safīnah dikenal pula sebagai kitab kuning yang sampai saat ini masih digunakan sebagai salah satu bahan ajar di pondok pesantren tradisional (salaf/salafiyah). Oleh karena itu Alkitābu ˋs-Safīnah dapat dikatakan sebagai sastra kitab. Isinya sama dengan Alkitābu ˋs-Safīnah yang biasa digunakan di pondok pesantren tradisional.

10 19 dalam penelitian filologi adalah mencatat naskah atau teks cetakan yang berjudul sama atau mengandung isi yang sama yang sudah termuat dalam katalog di berbagai perpustakaan dan pusat studi. Selain itu, juga perlu mencari naskah-naskah yang mungkin masih tersimpan sebagai koleksi suatu instansi ataupun perorangan (Baroroh Baried dkk., 1994: 65). Berdasarkan uraian di atas, inventarisasi naskah terdiri atas dua cara, yakni studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog dilakukan dengan mendaftar judul naskah yang akan diteliti pada katalog-katalog naskah yang diterbitkan (cetak) dan katalog online. Sementara itu, studi lapangan dilakukan dengan mengunjungi tempattempat yang dimungkinkan menyimpan naskah yang akan diteliti. (2) Deskripsi Naskah Deskripsi naskah merupakan pemaparan data-data mengenai keadaan naskah secara lengkap dan detail. Deskripsi naskah ini termasuk dalam kodikologi atau ilmu pernaskahan. Sri Wulan Rujiati Mulyadi (1994: 38 41) menyebutkan bahwa data-data keadaan naskah yang masuk dalam deskripsi naskah meliputi judul naskah, tempat penyimpanan naskah, nomor naskah, ukuran halaman, jumlah halaman, jumlah baris, panjang baris, huruf, bahasa, kertas, cap kertas, garis tebal dan garis tipis, kuras, panduan, pengarang, penyalin, tempat, dan tanggal penulisan naskah, keadaan naskah, pemilik naskah, pemerolehan naskah, gambar dan ilustrasi, isi naskah, dan catatan lain.

11 20 (3) Suntingan Teks Suntingan dihasilkan melalui beberapa langkah. Salah satunya ialah berupa transliterasi. Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf, dari abjad satu ke abjad yang lain (Baroroh Baried, dkk. 1994: 63). Tugas pokok penulis dalam melakukan transliterasi terdiri atas dua hal. Pertama, penulis harus menjaga kemurnian bahasa lama yang terdapat di dalam naskah. Penulisan kata atau diksi yang merupakan ciri ragam bahasa lama dipertahankan dan tidak disesuaikan dengan ejaan bahasa sasaran. Kedua, transliterasi teks disesuaikan dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang (Ejaan Bahasa Indonesia). Metode yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal ini ialah metode standar. Sementara, metode standar artinya menerbitkan naskah dengan memberikan perubahan atau perbaikan pada kesalahankesalahan agar mudah dibaca dan dipahami pembaca. Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode standar adalah dengan (a) mentransliterasi teks; (b) memperbaiki kesalahan-kesalahan teks; (c) membuat catatan perbaikan; (c) memberikan komentar atau tafsiran; (d) membagi teks menjadi beberapa bagian atau alinea (dalam suntingan) sesuai dengan pembahasan teks, dan; (e) menyusun daftar kata sukar (Djamaris, 2002: 24). (4) Kritik Teks Kritik teks menjadi salah satu kegiatan pengkajian naskah yang sangat penting. Kritik teks adalah penilaian terhadap kandungan

12 21 teks yang tersimpan dalam naskah untuk mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Sudardi, 2003: 55). Langkah diterapkan sesudah tahap transliterasi adalah melakukan kritik teks. Kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu krites yang berarti seorang hakim, kritein berarti menghakimi, dan criterion berarti dasar penghakiman. Kritik teks memiliki makna, yaitu memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti, dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat. Kegiatan kritik teks bertujuan menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya (constitutio textus). Teks asli hanya ada dalam ingatan pengarang, pembaca cerita, atau pencerita. Kemungkinan lain, teks asli berupa teks tertulis yang terdiri atas kerangka sehingga memungkinkan atau memerlukan tambahan. Selain itu, teks asli dimungkinkan sebagai teks yang tidak memperbolehkan adanya kebebasan penambahan ataupun perubahan sebab pengarang telah menentukan diksi dan komposisi dalam teks tersebut. Pemurnian sebuah teks agar menjadi sedekatdekatnya dengan teks asli dilakukan dengan membersihkannya dari kesalahan-kesalahan sehingga dapat dipandang sebagai bentuk mula yang dapat dipertanggungjawabkan (Baroroh Baried dkk, 1994: 58 61). Langkah kerja dalam kritik teks ini dengan memberikan catatan terhadap kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam teks. b. Fikih Fikih merupakan ajaran yang penting untuk manusia agar mengetahui dan menerapkan hukum-hukum yang sesuai dengan syariat

13 22 agama Islam dalam kehidupan. Fikih berasal dari bahasa Arab, yakni faqaha (فقه) berarti paham atau pemahaman. Sementara itu, pengertian fikih secara terminologi adalah ilmu mengenai pemahaman tentang hukum-hukum syarak yang berhubungan dengan amal seorang mukalaf 8 baik amal lahir ataupun batin, dan hukum syarak tersebut didasarkan pada Alquran dan hadis dengan cara ijtihad 9 (Amiruddin, 2009: 5). Fikih berbeda dengan ushul fikih. Ushul fikih merupakan himpunan bahasan yang dijadikan sarana untuk mengambil dalil-dalil hukum syarak (termasuk dalil-dalil yang rinci atau detail) mengenai perbuatan manusia (Khallaf, 1994: 2). Objek pembahasan ushul fikih terletak pada dalil-dalil syarak dan proses penunjukkan pada suatu hukum, sedangkan objek pembahasan fikih ialah perbuatan orang mukalaf dari segi penetapan hukum. Sebagai contohnya adalah Alquran merupakan sumber dalil pertama. Cara penunjukannya tidak hanya dilihat dari satu bentuk saja, tetapi dapat dilihat dari kalimat perintah, kalimat melarang, dan kalimat yang bersifat umum, mutlak, dan sebagainya (Yahya dan Rahman, 1986: 17). Fikih tumbuh sejalan dengan perkembangan agama Islam. Pada masa Nabi Muhammad saw hukum fikih bersumber dari Alquran dan halhal yang berasal dari Nabi Muhammad. Setelah nabi wafat, hukum fikih bersumber dari Alquran, hadis, dan ijtihad sahabat. Ijtihad dilakukan oleh 8 Mukalaf adalah orang dewasa yang wajib menjalankan hukum agama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013: 935). 9 Ijtihad adalah usaha untuk mendapatkan hukum syarak dengan jalan menetapkan hukum berdasarkan dalil dari Alquran dan hadis (Amiruddin, 2009: 7).

14 23 para sahabat nabi karena pada masa itu bermunculan kejadian dan perkara baru yang tidak terdapat pada masa Nabi Muhammad. Masa berikutnya ialah masa tabiin, tabi at, serta para imam mujtahid. Pada masa tersebut, agama Islam semakin berkembang pesat. Banyak masyarakat dari berbagai negara memeluk agama Islam. Kasus baru, berbagai kesulitan, bermacammacam pengkajian, aneka ragam teori, gerakan pembangunan fisik dan intelektualitas membuat para mujtahid harus memperluas ijtihad hukum fikih (Khallaf, 1994: 7). Akhirnya, sejak saat itu hukum fikih didasarkan pada Alquran, hadis, ijtihad sahabat dan imam mujtahid. Sejak saat itu pula, mulai terdapat kodifikasi hadis, asal-usul dalil, dan prinsip yang berkaitan dengan fikih. Kodifikasi yang mulai bermunculan menghasilkan kitab-kitab yang selanjutnya digunakan sebagai landasan fikih mazhab Syafi i, Hanafi, dan lain sebagainya. Mardani (2010: 15) memaparkan bahwa para ulama membagi ruang lingkup fikih menjadi dua, yaitu fikih ibadah dan fikih muamalah. Fikih ibadah adalah ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Fikih ibadah dibagi menjadi dua, (1) Ibadah Mahdlah, jenis ibadah yang cara, waktu atau tempatnya sudah ditentukan. Misalnya, salat, puasa, zakat, haji. (2) Ibadah Ghair Mahdlah, semua bentuk pengabdian kepada Allah Swt dan setiap perkataan atau perbuatan yang memberikan manfaat kepada manusia. Fikih muamalah adalah ketentuan-ketentuan atau hukum yang mengatur hubungan antarmanusia. Fikih muamalah ini terdiri atas hukum orang dan keluarga, hukum benda, hukum pidana Islam, hukum acara, hukum tatanegara dan

15 24 perundang-undangan, hukum internasional, dan hukum perekonomian moneter. c. Resepsi Estetika resepsi disebut juga dengan istilah teori penerimaan pembaca atau resepsi sastra (Susanto, 2012: 209). Resepsi sastra dimaksudkan untuk menunjukkan proses pembaca memberikan makna terhadap suatu karya sastra agar memberikan tanggapan terhadap karya sastra yang dibaca oleh pembaca tersebut (Junus, 1885: 1). Dwi Susanto dalam Hikayat Siti Mariah Estetika Perselingkuhan Pramoedya Ananta Toer (2009: 22) menyebutkan bahwa tanggapan atau reaksi pembaca terhadap karya sastra yang telah dibaca muncul dalam empat macam bentuk. Sambutan pertama berupa kritik. Pembaca memberikan tanggapan dan pemaknaan terhadap teks baik tertulis atau tidak tertulis. Sambutan kedua ialah rekreasi. Pembaca menyambut teks dengan mewujudkannya dengan menciptakan teks lain. Dalam hal ini, pembaca melakukan pengolahan ulang, menentang teks, membalikkan teks, memodifikasi teks, dan mentranformasikan teks ke media atau genre lain. Sambutan ketiga adalah menghadirkan karya. Pembaca menyambut teks dengan menuliskan kembali teks tersebut, menerbitkan kembali, dan mengedit teks. Sambutan keempat merupakan sambutan psikologis. Sambutan pembaca pada bentuk keempat ini diwujudkan melalui sikap atau efek (psikologis) dari pembacaan yang telah dilakukan pembaca, misalnya ekspresi, mimik, dan perasaan tertentu (sedih, senang, dan lainlain) terhadap teks.

16 25 Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori resepsi Wolfgang Iser. Wolfgang Iser menekankan pada konsep pengaruh atau efek (wirkung). Efek atau yang biasa disebut wirkung merupakan cara sebuah teks mengarahkan reaksi-reaksi pembaca kepadanya (Segers, 2000: 36). Teori Iser (1987: 21 24) menyatakan bahwa sebuah teks sastra mengandung bagian-bagian indeterminasi (ruang kosong) yang merupakan respons estetis. Tugas pembaca ialah mengisi bagian-bagian tersebut. Melalui ruang kosong yang telah diisi oleh pembaca inilah, pembaca dapat memberikan pemaknaan terhadap teks. Iser memiliki pandangan bahwa teks sastra akan memiliki makna apabila mendapat tanggapan melalui proses pembacaan. Oleh karena itu, Iser berpendapat, tanggapan pembaca tidak mungkin dapat dideskripsikan tanpa melihat atau meneliti proses pembacaannya. Efek dan tanggapan tersebut bukan menjadi milik teks ataupun pembaca. Sementara teks hanya menghadirkan efek potensial yang hanya dapat terealisasikan melalui proses pembacaan (Susanto, 2012: 218). Iser (1987: 27 28) membedakan macam-macam pembaca menjadi dua tipe, yaitu pembaca nyata (real reader) dan pembaca hipotesis. Pembaca nyata ialah pembaca yang sebenarnya dalam arti fisik melakukan aktivitas pembacaan. Sementara, pembaca hipotesis memungkinkan kepada semua kesempatan dalam merealisasikan sebuah teks. Pembaca hipotesis ini sering dikategorikan menjadi dua macam pula, yakni (1) Pembaca ideal, dapat dikatakan sebagai pembaca ahli, dan (2) Pembaca kontemporer, yakni pembaca yang mempunyai keniscayaan pada

17 26 jenis tertentu, misalnya tanggapan-tanggapan yang terdokumentasikan, tanggapan pada bangunan pengetahuan sosial, dan tanggapan pada kurun waktu tertentu (historis). Rien T. Segers (2000: 47 54) menyebutkan bahwa pada perkembangan berikutnya, terdapat tiga tipe pembaca dalam estetika resepsi, yakni (1) Pembaca ideal, yaitu konstruksi penulis pada saat penulis tersebut dalam proses interpretasi, (2) Pembaca implisit, yaitu keseluruhan rangkaian indikasi tekstual yang menjadi panduan cara seorang pembaca riil membaca karya sastra., (3) Pembaca riil (real reader), yaitu pembaca khusus di luar penulis atau peneliti. Pembaca dalam penelitian ini termasuk ke dalam pembaca rill (real reader atau actual reader). Pembaca riil memberikan tanggapan terhadap karya sastra yang disajikan kepadanya. Berdasarkan karakteristik, motivasi, dan tujuan, pembaca riil dibagi menjadi dua macam, yakni pembaca umum dan pembaca peneliti (Chamamah Soeratno, 2011: 80). Pembaca umum adalah narasumber Alkitābu ˋs-Safīnah yang berasal dari pondok pesantren tradisional. Sementara, pembaca peneliti adalah penulis. Tanggapan para narasumber terhadap Alkitābu ˋs-Safīnah tidak serta merta diterima secara langsung. Akan tetapi, penulis sebagai pembaca peneliti juga memberikan interpretasi. Teori Iser melebihkan pada hubungan pembaca dan teks. Pembaca diberikan keleluasaan untuk ikut terlibat dalam pemaknaan teks sastra. Iser juga mengenalkan konsep repertoire. Repertoire merupakan hal-hal yang berada dalam lingkup teks dan masih memiliki keterlibatan atau hubungan

18 27 dengan teks. Repertoire itu dapat berupa norma dan nilai sejarah, referensi, dan pemahaman terdahulu yang nyata (Iser, 1987: 34 37). Resepsi sastra dapat diteliti secara praktis. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan ialah penelitian eksperimental (Teeuw, 1988: 208). A. Teeuw dalam Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra (1988: ) menyebutkan bahwa penelitian eksperimental dapat dilakukan dengan menyajikan teks tertentu (teks yang akan ditanggapi pembaca) kepada pembaca tertentu (pembaca yang telah dipilih oleh penulis), baik secara individual ataupun kelompok agar mereka memberikan tanggapan terhadap teks. Tanggapan pembaca yang telah diperoleh tersebut, kemudian dianalisis dari segi tertentu. Penelitian eksperimental ini menggunakan daftar pertanyaan yang kemudian dijawab oleh narasumber. Jawaban dari para narasumber dapat dianalisis lebih bebas yang kemudian diberikan analisis kualitatif.

19 28 B. Kerangka Pikir Teks Alkitābu ˋs- Safīnah Suntingan Teks Analisis Resepsi Teori Filologi: a. Inventarisasi naskah b. Deskripsi naskah c. Suntingan teks d. Kritik teks e. Suntingan Teks f. Daftar Kata Sukar Teori Resepsi: Tanggapan pembaca terhadap teks Alkitābu ˋs-Safīnah. Menyediakan suntingan teks yang baik dan benar dan analisis resepsi pembaca terhadap teks Alkitābu ˋs-Safīnah Kerangka pikir disajikan untuk memaparkan langkah kerja penulis dalam melakukan penelitian terhadap naskah Alkitābu ˋs-Safīnah. Kerangka pikir harus ditetapkan terlebih dahulu agar tidak terdapat karancuan nalar berpikir dalam

20 29 proses penelitian. Tahap demi tahap diketahui sistematika penelitian sehingga tidak terjadi lompatan-lompatan cara berpikir ataupun tahap-tahap pelaksanaan penelitian. Langkah pertama yang dilakukan penulis, yakni penyuntingan teks yang terdiri atas inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar. Tujuan tahap ini untuk menyajikan sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Langkah kedua, penulis melakukan analisis resepsi terhadap teks Alkitābu ˋs-Safīnah. Analisis resepsi berisi tanggapan pembaca terhadap teks Alkitābu ˋs- Safīnah. Dalam analisis tersebut, penulis menggunakan teori resepsi. Pada analisis resepsi pembaca ini, penulis melakukan penelitian eksperimental dengan menggunakan narasumber yang telah dipilih oleh penulis sesuai kriteria tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Pembahasan mengenai taharah dan salat merupakan hal yang harus dipelajari oleh seorang muslim. Topik tersebut sangat penting dan relevan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu pernah meneliti tentang Fitoterapi yang sedang dibahas melalui skripsi ini. Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai ilmu pengetahuan yang ada pada jaman sekarang dapat dikatakan merupakan buah pikir dari warisan leluhur. Warisan leluhur dapat berupa artefak yang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI

ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI ASRĀRU `SH-SHALĀT: SUNTINGAN TEKS, ANALISIS STRUKTUR, DAN RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA

BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA 8 BAB 2 RESENSI DAN RESEPSI SASTRA Resensi atas karya sastra berkaitan erat dengan resepsi sastra. Resensi-resensi karya sastra di surat kabar dapat dijadikan sasaran penelitian resepsi sastra. Dalam bab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008 161 BAB 5 PENUTUP 162 5.1 Kesimpulan Asy ariyah merupakan salah satu aliran teologi di dalam agama Islam. Salah satu ajaran mereka, yaitu Allah swt memiliki sifat. Menurut mereka, dengan sifat-nya itu,

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi

Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi Tanbīhātun li l-ghāfilīn suntingan teks, analisis struktur, dan resepsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Kaifiyat Sembahyang Hajat merupakan judul teks dalam penelitian ini, yang berarti tata cara melakukan ibadah seperti yang disebutkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Studi Terdahulu. Begitu juga dengan analisis terhadap karya Perempuan Berkalung Sorban.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Studi Terdahulu. Begitu juga dengan analisis terhadap karya Perempuan Berkalung Sorban. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Studi Terdahulu Penelitian mengenai resepsi sastra sudah banyak dilakukan sebelumnya. Begitu juga dengan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 29 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks

Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 24 BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) objek penelitian, (2) metode, (3) prosedur penelitian, (4) teknik pengumpulan data 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Alokasi Waktu Mata Pelajaran : Fikih Bentuk Soal Kurikulum Acuan : Standar Isi Jumlah soal NO

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

MANFAAT STUDI FILOLOGI

MANFAAT STUDI FILOLOGI MANFAAT STUDI FILOLOGI Manfaat Studi Filologi Manfaat studi filologi dibagi menjadi dua, yaitu manfaat umum dan manfaat khusus. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu,

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah mempelajari kembali temuan penelitian terdahulu atau yang sudah ada dengan menyebutkan dan membahas seperlunya hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada penelitian ini sebagai media pembanding dengan penelitian yang dilakukan peneliti, agar dapat diketahui perbedaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 162 rekomendasi. 5.1 Simpulan BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab ini terdiri dari beberapa uraian yaitu, (1) simpulan, (2) implikasi, dan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, didapati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seabagai penganut agama islam orang muslim mempunyai tendensi da landasan dalam menjalani kehidupan sehari - hari, baik yang berkaitan dengan ubudiyah munakahah, jinayah,

Lebih terperinci

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM Mata Kuliah : Pendidikan Agama 1 Dosen Pembimbing : Siti Istianah, S.Sos.i Disusun Oleh : Kelompok 6 : 1 Achmad Nikko Vanessa NPM : 2014 4350 1985 2 Ecky Kharisma

Lebih terperinci

Sumber sumber Ajaran Islam

Sumber sumber Ajaran Islam Sumber sumber Ajaran Islam Sumber sumber Ajaran Islam Agama Islam memiliki aturan aturan sebagai tuntunan hidup kita baik dalam berhubungan sosial dengan manusia (hablu minannas) dan hubungan dengan sang

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan

BAB I PENDAHULUAN. hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan Melayu Klasik merupakan bukti konkret kebudayaan berupa hasil pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan ke dalam sastra dan bahasa. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia

Lebih terperinci

ALKITĀBU ˋS-SAFĪNAH: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI

ALKITĀBU ˋS-SAFĪNAH: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI ALKITĀBU ˋS-SAFĪNAH: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang cukup berarti terhadap perkembangan anak didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak muncul berbagai persoalan mengenai pendidikan agama yang diberikan pada instansi-instansi pendidikan. Berbagai kritik atau keluhan yang sering dilontarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

MERANCANG PENELITIAN NASKAH

MERANCANG PENELITIAN NASKAH MERANCANG PENELITIAN NASKAH Oleh Zayadi Hamzah STAIN CURUP filologi Filologi berbicara mengenai bagaimana sebuah naskah kuno yang bernilai atau mempunyai makna besar bagi kehidupan manusia itu dikaji dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang mencerminkan kenyataan,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka sangat penting dalam sebuah penelitian karena untuk mengetahui kajian tersebut sudah di lakukan penelitian atau belum. Pentingnya

Lebih terperinci

SKRIPSI LUQMAN BIN ABDUL HAMID NIM:

SKRIPSI LUQMAN BIN ABDUL HAMID NIM: HAKIM WANITA (STUDI KOMPERATIF ANTARA MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI I) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SH) LUQMAN BIN ABDUL HAMID NIM: 11023104245

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang ada di alam ini, serta teriring salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud

Lebih terperinci

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Banyak pokok permasalahan yang dapat dijumpai dalam ketiga jenis karya sastra tersebut, misalnya

Lebih terperinci

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kuran Jawi merupakan produk terjemah tafsir Al-Qur'a>n yang merujuk kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Di dalam berinteraksi kita membutuhkan alat komunikasi yang relevan agar komunikasi tersebut berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM ISLAM 1

SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM (DALIL QAT EI) Sumber utama hukum Islam ialah dalildalil yang telah disepakati oleh para ulamak dengan secara putus sebagai sumber hukum Islam yang utama dalam

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi

SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SYAIR IBADAT : Suntingan Teks, Analisis Ajaran Tauhid dan Konsep Ekskatologi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

Definisi Khutbah Jumat

Definisi Khutbah Jumat Definisi Khutbah Jumat 1. Definisi khotbah Definisi secara bahasa Khotbah, secara bahasa, adalah 'perkataan yang disampaikan di atas mimbar'. Adapun kata khitbah yang seakar dengan kata khotbah (dalam

Lebih terperinci

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON)

PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) PENERIMAAN BUKU NASKAH DRAMA KACA (SEHIMPUN NASKAH LAKON) OLEH ANGGOTA TEATER KAMPUS DI KOTA PADANG (TINJAUAN RESEPSI SASTRA) Oleh: Alvin Sena Bayu Prawira ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. wb. Puji syukur ke hadirat Allah swt., pertama-tama, penulis panjatkan atas taufiq, hidayah, serta inayah-nya kepada penulis,

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab 1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed Dalam masalah penerapan sunnah sering dilontarkan syubhat-syubhat dari ahlul bid ah yang menyebabkan umat enggan dan tidak bersemangat untuk mengamalkannya. Diantaranya syubhat-syubhat yang dipropagandakan

Lebih terperinci

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda Teori Filologi iii TEORI FILOLOGI oleh Alfian Rokhmansyah, M.Hum. Hak cipta dilindungi undang-undang 2017 Penyunting Azizatur

Lebih terperinci

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY DAFTAR ISI PRAKATA PENULIS

Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY DAFTAR ISI PRAKATA PENULIS Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY DAFTAR ISI PRAKATA PENULIS DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Lembaga Pendidikan Agama Islam di Indonesia B. Berbagai Aspek Kajian Keislaman C. Esensi dan Tujuan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Studi filologi merupakan disiplin ilmu yang memanfaatkan naskah naskah sebagai objek kajiannya. Naskah sebagai objek penelitian filologi dikaji

Lebih terperinci