BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu
|
|
- Verawati Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut falsafah akal manusia yang berdampak dalam kehidupan sesuai kaidah agama. Permasalahan ini sangat penting sehingga banyak pula penelitian yang telah dilakukan, dari banyaknya penelitian tersebut penulis hanya menyebutkan beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wahdini (2015) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga dengan judul penelitian Peran Akal terhadap Tindakan Manusia dalam Pemikiran Imam Al Ghazali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Al Ghazali mengungkapkan akal di sini bukanlah suatu ego dari dalam diri seseorang. Namun, akal merupakan simbol penamaan dari empat unsur dalam mendapatkan sebuah pengetahuan dan keimanan yang akan mewujudkan tindakan kebenaran dan kebaikan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan sebuah tindakan yang baik dan benar. Namun terkadang yang menjadi masalah adalah perbedaan cara bagaimana mewujudkan kebaikan dengan sebuah tindakan yang benar, sehingga terkadang bisa menimbulkan kesalahpahaman makna dari sebuah tindakan. Selain hal tadi suatu kebaikan itu bisa menjadi ketidakbenaran jika tidak tepat atau tidak sesuai dengan situasi, kondisi dan tempat tertentu. Untuk menyeragamkan bentuk daripada tindakan yang benar maka dibutuhkan 10
2 11 adanya sebuah norma-norma yang universal (rahmatan lil alamin) untuk bisa menyelaraskan antara kebaikan dengan kebenaran, yaitu norma-norma agama yang sesuai dengan syarak. Dalam ranah tindakan ini Imam Al Ghazali membuat sebuah etika religius yang menempatkan akal sebagai alat pemberi informasi baik dari Allah Swt. terhadap iradah manusia sebelum mewujudkan tindakan. Dalam penelitian tersebut, penulis menggunakan pendekatan filosofis dan termasuk penelitian kepustakaan (library research). Pendekatan filosofis di sini digunakan untuk mengeksplorasi pemikiran Imam Al Ghazali tentang akal dan peran daripada akal di dalam terwujudnya sebuah tindakan yang baik, benar dan terpuji. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang berpaling dari informasi baik dari akal dan lebih memilih informasi dari dorongan badan (syahwat), maka dirinya telah keluar dari kodrat kemanusiaannya karena telah menghilangkan akalnya sehingga tindakannya didasari dengan syahwatnya yang akan menimbulkan tindakan yang tidak baik. Jika demikian tidak ada bedanya dengan perilaku binatang atau telah turun pangkat dari kodrat jiwa rasional kepada jiwa sensitif dan dirinya telah gagal sebagai wakil Tuhan di bumi (khalifatullah fil ardhi). Seperti di zaman yang kian modern dan semakin kompleks ini dimana peluang-peluang untuk mendapatkan kebahagiaan materi semakin sempit maka akan mudah sekali menimbulkan tindakan jahat sebagai jalan pintasnya. Di sinilah seseorang harus berpegang teguh terhadap akalnya dalam setiap tindakannya. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khambali Fitriyanto (2015) Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang dengan judul penelitian Peran Akal menurut Muhammad Abduh dalam Kitab Tafsir Al Manar. Hasil penelitian
3 12 menyebutkan bahwa peran akal menurut Muhammad Abduh terbagi menjadi enam bagian, antara lain sebagai berikut. Pertama, akal dapat mengetahui Tuhan dan sebahagian sifatnya. Kedua, akal dapat mengetahui kewajiban terhadap Tuhan. Ketiga, akal dapat mengetahui baik dan jahat. Keempat, akal dapat mengetahui kewajiban berbuat baik dan meninggalkan perbuatan jahat. Kelima, akal dapat mengetahui hidup akhirat. Keenam, akal dapat mengetahui hukum. Muhammad Abduh juga menjelaskan tentang konsep akal dalam menafsirkan Al Quran yaitu dengan menggunakan beberapa metode yang diimplementasikan berdasarkan akal, bahwa memandang surat Al Quran adalah satu kesatuan yang utuh, kandungan Al Quran bersifat umum dan berlaku sepanjang masa, Al Quran sumber utama pembentukan hukum, menentang dan memberantas taklid (kepercayaan kepada suatu pendapat ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengathui dasar atau alasannya; peniruan, menggunakan metode kritis dan ilmiah dalam membahas istimbath hukum, penggunaan otoritas akal dalam menafsirkan Al Quran, tidak merinci persoalan yang mubham, menolak gaya tafsir bi al- Ma tsur, dan memahami Al Quran dengan konteks kehidupan sosial. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Khafidi (2013) Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang dalam judul penelitian Peran Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlak sebuah studi pemikiran Al Ghazali. Penelitian tersebut bertujuan untuk menginterpretasikan konsepsi Al Ghazali tentang potensi akal dan qalb perannya terhadap pendidikan akhlak. Dalam rangka mencari tujuan tersebut peneliti mengumpulkan dan memadukan beberapa data yang sudah terkumpul berdasarkan proses penggambaran, pemaparan dan hasil interpretasi pemikiran Al Ghazali kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analisis,
4 13 dengan pendekatan filosofis sehingga menghasilkan wacana yang kaya dan reflektif yang sangat perlu untuk mengisi khazanah wacana intelektual. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Al Ghazali memadang akal dan qalb dari dua tinjauan yaitu fisik dan psikis, yang keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri dalam aktualisasinya. Proses kerja akal lebih mengedepankan sisi realita empiris dan mengetahui secara terbatas. Dalam hal ini bukan berarti Al Ghazali menganggap remeh akal yang berupa fisik, karena di satu sisi akal fisik juga berperan menangkap dunia fenomena alam. sedangkan qalb berperan mengetahui hal-hal yang bersifat abstrak dan metafisik. Al Ghazali lebih menitik beratkan perhatiannya pada sisi pasikisnya atau ruhaniyahnya karena menurutnya keberadaan ruhaniyyah menjadi bagian paling vital dalam merubah dan membangun tatanan perilaku manusia. Hal ini karena ketika kedua potensi tersebut hanya dipandang dari aspek fisiknya saja merupakan permasalahan yang terkait erat dengan dunia medis dan mudah untuk diobati. Al Ghazali juga memposisikan kedua potensi tersebut pada tempat yang tinggi dalam perannya membentuk perilaku yang baik. Peranan akal sebagai yang merancang dan menentukan sedangkan hati sebagai pemutus apakah akan dilakukan atau tidak. Al Ghazali berpendapat bahwa puncak kesempurnaan manusia ialah seimbangnya peran akal dan hati dalam membina ruh manusia. Jadi sasaran inti dari pendidikan adalah kesempurnaan akhlak manusia dengan cara membina ruhnya, sedangkan komponen pendukung sempurnanya insan ialah keseimbangan antara daya pikir (akal) dan daya rasa (qalb). Al Ghazali memberikan tamsil dengan menjelaskan orang yang menggunakan akalnya yang berlebih-lebihan tentu akan akal-akalan, sedang yang 'menganggurkannya' akan bodoh. Artinya,
5 14 harus seimbang dalam aktualisasinya. Jadi pendidikan dikatakan sukses membidik sasaran sekiranya mampu mencetak manusia yang berakhlak Al Karimah akal dan qalb kedua merupakan kemampuan dari dalam yang berperan dalam ranah humanistik, baik yang berupa daya kognisi, persepsi, dan lainnya dalam upaya membentuk tatanan akhlak yang baik, menjadi penting untuk diperhatikan adalah terbentuknya tatanan akhlak yang baik didasari dengan adanya empat daya yang dimiliki oleh manusia, yaitu kekuatan akal atau ilmu, kekuatan ghadhab, kekuatan syahwat, dan kekuatan adil. Keempat kekuatan tersebut akan memunculkan esensi yang berupa hikmah, syaja ah, iffah dan adl. Kekuatan adillah yang mempunyai peran untuk mentralisir semua daya tersebut yang nantinya akan memunculkan perilaku yang baik. Akhlak yang dipaparkan oleh Al Ghazali pada dasarnya lebih terarah pada sisi ruhaniyah, meskipun ada dua esensi yang secara lafdhiyahnya berbeda, yaitu khalqu (lahir) dan khuluq (batin) namun pada tataran teoretis dan praktis keduanya tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pembahasan yang menarik dari teks ADK yaitu berisi tentang tingkatan akal yang dapat diketahui dari ukuran akal dari berapa panjang jengkal panjangnya, semakin panjang ukuran jengkal akal semakin memilki nilai etika yang baik terhadap sesama makhluk ataupun kepada Allah; keutamaan orang yang memilki akal dihapadan Allah; kemuliaan dan kelebihan orang yang memilki akal dan ilmu, sehingga dapat mempengaruhi baik buruknya perilaku manusia. Isi teks ADK dikaitkan dengan unsur-unsur nilai etika yang dapat memberi relevansi terhadap kehidupan manusia.
6 15 B. Landasan Teori 1. Konsep Etika Ahmad Amin menjelaskan bahwa etika adalah suatu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, yang menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Sedangkan objek kajian etika sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Amin, adalah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dan sengaja, dan ia mengetahui waktu melakukannya apa yang ia perbuat. Inilah yang dapat kita beri hukum baik dan buruk, demikian juga segala perbuatan yang timbul tiada dengan kehendak, tetapi dapat diikhtiarkan penjagaan sewaktu sadar (Haris, 2010: 34-35). Abdul Haris (2010:35) menjelaskan bahwa etika pada umumnya hanya dilihat dari sisi nilai baik-buruk, karena nilai baik itu dianggap pasti benar dan nilai buruk dianggap pasti salah, hal ini semakin jelas jika dikaitkan dengan etika religius, apa saja yang diperintahkan oleh Tuhan dianggap benar dan baik, sedangkan yang dilarang-nya dianggap buruk dan salah. Hamka menyebut etika dengan istilah akhlak atau ilmu budi pekerti. Istilah etika oleh Hamka terkadang disamakan juga degan istilah budi, sebagaimana dia mengatakan, Filsafat mengatakan bahwasannya timbangan buruk dan baik adalah budi (etika). (Haris, 2010:49) Hamka juga memadankan istilah etika dengan istilah ilmu budi pekerti, budi, ilmu budi, akhlak dan ilmu akhlak. Ilmu budi pekerti adalah sebuah pengetahuan yang membahas masalah tabiat dan perbuatan manusia dari sisi baik
7 16 dan buruk. Ilmu budi adalah pengetahuan yang menyelidiki tentang karakter dan tabiat, tidak menyangkut perbuatan. Budi adalah ilmu budi atau etika, karena istilah etika sendiri dalam bahasa secara umum kadang dipergunakan sebagai padanan kata budi, budi pekerti, dan lain sebagainya. Sedangkan akhlak dan ilmu akhlak adalah pengetahuan yang membahas masalah laku perbutan baik buruk dari manusia (Haris, 2010: 50-51) Hamka membagi etika menjadi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut. 1. Etika Hamka a. Etika dan Padanannya b. Adab c. Tauhid sebagai Sumber Moral d. Etika (Akhlak) dalam Struktur Ajaran Islam 2. Manusia Menurut Hamka a. Hakikat Manusia b. Potensi dan Daya Jiwa Manusia 3. Kebebasan dan Tanggung Jawab 4. Hak dan Kewajiban 5. Baik dan Buruk 6. Keutamaan Moral a. Etika Keutamaan b. Macam-macam Keutamaan 7. Kebahagiaan
8 17 2. Kerangka Pikir Teks Akal dan Kelebihannya Suntingan Teks Akal dan Kelebihannya Kajian Etika Teks Akal dan Kelebihannya 1. Inventarisasi Naskah 2. Deskripsi Naskah 3. Kritik Teks 4. Suntingan 5. Daftar Kata Sukar Mengetahui unsurunsur etika yang terkandung dalam tingakatan ilmu di dalam teks ADK, serta memberi relevansi terhadap kehidupan manusia. Menyajikan suntingan yang baik dan benar, serta mendeskripsikan tentang nilai-nilai etika apa saja yang terkandung dalam teks Akal dan Kelebihannya. Kerangka pikir merupakan gambaran atau garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.
9 18 Teks yang dijadikan objek penelitian adalah teks Akal dan Kelebihannya. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyunting teks ADK, dengan adanya penyuntingan diharapkan dapat menghasilkan suntingan yang baik dan benar, baik dalam artian mudah dibaca karena sudah ditransliterasi dari huruf Arab Melayu ke dalam huruf Latin, benar dalam artian sudah dibenarkan dari kesalahan-kesalahan kecil dalam penyajiannya sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setelah dilakukan penyuntingan, langkah kedua yaitu menganalisis isi teks dengan berlandaskan nilai-nilai etika yang terkandung di dalamnya.
BAB VI PENUTUP. A. Simpulan
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap teks ADK yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan beberapa hal sebagai berikut. 1. Naskah ADK adalah naskah
Lebih terperincimempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan
211 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Akal dan qalb menurut al-ghazali merupakan dua potensi penting mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an
BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi kehidupan, kehadiran Pendidikan Agama khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar
87 BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar Abdul Malik Fadjar mengibaratkan Hubungan Islam dan pendidikan seperti dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan
Lebih terperinci2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I
2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I PUSTAKA AMANAH Bekerja Sama dengan STIT Muh. Kendal Press 9/6/2016 MUHAMAD NUR, M.S.I NEO-SUFISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciOleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya
ETIKA, MORAL dan AKHLAK Oleh Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom / Teknik Informatika Untag Surabaya Materi 1. ETIKA 2. MORAL 3.AKHLAK Pengertian Etika Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak merupakan (dasar) utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya (Insan Kamil). 1 Manusia lahir tidak hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga berbekal ruh
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan
BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Manfaat Penelitian, F. Penegasan Istilah A. Latar Belakang Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN AL-MAWARDI. Kekuatan dalam hal ini terlihat pada penekanannya pada eksistensi ilmu itu sendiri.
83 BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN AL-MAWARDI A. Signifikansi Pendidikan Sisi pendidikan yang cukup menarik perhatian dalam konsep pendidikan Almawardi adalah sikapnya yang sangat mementingkan ilmu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan selalu mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu wadah yang didalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswadan guru. Sekolah tidak hanya berlangsung didalam gedung sekolah, namun juga
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan karakter sebagian pemuda-pemudi saat ini sehubungan dengan pendidikan karakter atau kodratnya sebagai makhluk sosial, dapat dikatakan sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi
58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciLandasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia
Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia A. Landasan Sosial Normatif Norma berasal dari kata norm, artinya aturan yang mengikat suatu tindakan dan tinglah laku manusia. Landasan normatif akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di antara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari
Lebih terperinciMembahas Kitab Tafsir
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang merupakan landasan ilmiah dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan SD Disusun Oleh: -----CONTOH----- PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji
Lebih terperinciKhatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)
Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak. Menurut bahasa, akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang membahas mengenai nilai sosial dalam karya sastra sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi. Hal ini menunjukkan sastra sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak dan kepribadian merupakan kebutuhan penting yang harus ditanamkan pada diri manusia. Akhlak mendapat derajat yang tinggi dalam Islam. Akhlak dapat merubah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Bidayat al-hidayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan lingkungan
Lebih terperinciKAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)
KAYA TAPI ZUHUD Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) Kaya sering dipahami sebagai melimpahnya harta yang dimiliki seseorang. Orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif pada sebuah karya seni yang tertulis atau tercetak (Wellek 1990: 3). Sastra merupakan karya imajinatif yang tercipta dari luapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, melihat fenomena yang terjadi nampaknya perilaku generasi muda mengalami dekadensi nilai yang seharusnya dijunjung tinggi, terlihat dari sikap yang buruk
Lebih terperinciBAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN HAMKA DAN QURAISH SHIHAB TENTANG ETIKA KOMUNIKASI ANAK TERHADAP ORANG TUA
BAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN HAMKA DAN QURAISH SHIHAB TENTANG ETIKA KOMUNIKASI ANAK TERHADAP ORANG TUA A. Diskursus Konstruksi Pemikiran Hamka dan Quraish Shihab 1. Esensi Etika Komunikasi dalam Perspektif
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep
TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan penegasaan istilah. Dalam bab ini akan
Lebih terperinciLihat Musa, M. Yusuf. 1988: 131, Ya qub, Hamzah. 1988:11, Marzuki, M.Ag. Dr. 2009
BAB V KESIMPULAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan sepanjang bab di penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, perbedaan pandangan humanisme sekuler dengan humanisme teosentris terletak pada
Lebih terperinciPANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur
Modul ke: PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA Fakultas 09TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Pendahuluan A. Pengertian Etika B. Aliran-aliran Etika 1) Etika Deontologi 2)
Lebih terperinciMATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis
MATERI KULIAH ETIKA BISNIS Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis Latar Belakang Di zaman yang serba modern ini, nilai, etika, norma,dan moral seringkali diabaikan oleh rakyat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama ibarat pakaian menyamakan agama dengan pakaian tentu tidak selalu tepat meskipun keduanya memiliki kemiripan. Orang bisa melakukannya dengan mudah saja ketika
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag
ILMU TAUHID Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag Disusun oleh : ANNISA AGUSTINA ( 1504026039 ) NISA HARIANI FITRI ( 1504026029 ) FAKULTAS USHULUDIN ILMU
Lebih terperinciUNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA
UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA OBJEKTIF Membincangkan peranan manusia dan faktor kemuliaannya. Menjelaskan matlamat penciptaan manusia. Membincangkan etika dan nilai manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS
BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS A. Persamaan pemikiran Imam Al Ghazali dan Syed Muhammad Naquib Al Attas. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan pendidikan moral. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka moral merupakan sesuatu
Lebih terperinciBERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I
BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata
Lebih terperinciTOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID
TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin oleh: M. SUBKHAN NIM: 4104030/PA FAKULTAS USHULUDDIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dianggap remeh. Pendidikan amat penting untuk kelangsungan hidup individu, kelompok, keluarga, bangsa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab dalam Al-Qur an Surat Ali-Imron ayat 190-191 dan tujuan pendidikan Islam pada bab terdahulu, maka penulis
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: Etos Kerja Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Etos kerja dalam arti luas adalah berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value
BAB I PENDAHULUHAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kata moral sering dipakai dengan pengertian yang lain yaitu budi pekerti, akhlak, nilai etika dan sebagainya, meskipun satu dengan
Lebih terperinciETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran
ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran Oleh: Dr. Marzuki PUSAT PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENGEMBANGAN KULTUR LPPMP - UNY 12/05/2015 1 RIWAYAT PENDIDIKAN BIODATA SINGKAT S1 dari Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan
Lebih terperinciBOOK REVIEW SAINS: BAGIAN DARI AGAMA
BOOK REVIEW SAINS: BAGIAN DARI AGAMA Judul Penerjemah Judul AsU Pengarang Penerbit Tahun Tebal Melacak Jejak Tuhan dalam Sains: Tafsir Islami atas Sains Ahsin Muhammad Issues in Islam and Science Mehdi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kondisi dimana orang terhindar dari suatu gangguan jiwa. Namun, pribadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kesehatan mental sudah sering terdengar dalam kehidupan masyarakat, dapat dikatakan bahwa kesehatan mental merupakan suatu kondisi dimana orang terhindar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Qiqi Yuliati Zakiyah dan A. Rusdiana mengutip pendapat John Dewey yang. sekitar (Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, 2014: 86).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Qiqi Yuliati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan
Lebih terperinciANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI
ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai bangsa yang religius, Indonesia menempatkan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Takwa merupakan kualitas jiwa yang Allah gunakan untuk membedakan kemuliaan yang akan diberikan kepada makhluk-nya. Dengan ketakwaan, seorang hamba dapat selamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, penyesuaian diri dapat menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi-fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap
Lebih terperinciKONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT 30-31 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitaian Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm.40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan bangsa Indonesia saat ini telah dan sedang memasuki abad XXI. Era globalisasi yang penuh tantangan yang meminta manusia Indonesia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi kehidupan manusia. Ia tidak
Lebih terperinciBerpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah
Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang tua. Tujuan utama
Lebih terperinci