BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada perubahan (Kuntowijoyo 2001:195). Kebudayaan merupakan produk pikir manusia sebagai makhluk yang berakal sedangkan agama muncul sebagai sebuah wahyu Tuhan atau tuntutan Sang Pencipta untuk manusia sebagai makhluk pengatur dunia. Agama dipandang sebagai oase bagi pemeluknya karena kehadiran agama mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. Agama menjadi sebuah produk yang murni diturunkan Tuhan meskipun dalam sejarah perkembangan agama muncul kritik-kritik terhadap agama seperti golongan Materialisme Eksistensialisme Modernisme dan Post-Modernisme. Kritik yang sering dilontarkan adalah perihal agama yang membuat manusia menghindari realitas seperti pemikiran Karl Marx dan Sigmund Freud. Kuntowijoyo berpendapat bahwa kesalahan pengkritik tersebut adalah menganggap semua agama sama dan terlalu mudah melakukan generalisasi serta tidak melakukan pembelajaran agama secara komprehensif, sebagai contoh dalam Islam yang terlihat hanya sufisme sehingga Islam tampak sebagai agama yang mengasingkan manusia dari realitas (Kuntowijoyo 2001:98-99). Dalam realitas keberagamaannya, agama Islam sebagai sebuah sistem kepercayaan yang dianut oleh berjuta manusia memunculkan perbedaan pendapat dalam memahami dan menafsirkan sumber ajarannya yaitu Alquran dan hadis. 1

2 2 Umat Islam saat ini sedang dilanda krisis banyaknya kecaman dari luar dan dalam mengakibatkan penurunan kualitas, baik dalam hal kerohaniaan maupun kehidupan sosial para pemeluknya. Islam saat ini hanya besar dalam tataran jumlah atau kuantitas saja sehingga banyak kelompok yang mendeskreditkan kepercayaan umat muslim. Penurunan kualitas beragama dan bersosial bagi pemeluk ajaran Islam disebabkan mereka hanya memandang agama dan ajaran-ajaran Islam sebagai suatu dogma, mereka belum mampu mengimplementasikan ajaran-ajaran Islam ke dalam kehidupan secara totalitas dan komprehensif. Apabila seseorang beranggapan bahwa ibadah hanyalah perihal urusan hamba dengan Tuhan yaitu sekadar syarat pembuktian diri sebagai seorang yang beragama maka kehidupan sosialnya akan jauh dari nilai-nilai agama. Demi menghindari kemunduran dan degradasi umat Islam secara sosial perlu dikembangkan sebuah doktrin bahwa agama tidak hanya sekadar soal hubungan manusia dengan Tuhan tetapi harus disangkutkan dalam kehidupan sosial manusia (Dhafir 2000:218). Abdurrahman Wahid berpendapat sebagai berikut. Lima syarat untuk menjadi seorang muslim yang baik sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran yaitu menerima prinsip-prinsip keimanan menjalankan ajaran rukun Islam secara utuh menolong mereka yang memerlukan pertolongan menegakkan profesionalisme dan bersikap sabar menghadapi cobaan dan kesusahan (Wahid 2006:4). Syarat-syarat di atas memiliki urutan yang telah diatur sedemikian rupa oleh Allah untuk membimbing seorang muslim menjadi lebih baik, bukan sekadar urutan asal-asalan. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Kuntowijoyo, Kuntowijoyo merumuskan Islam sebagai sebuah proses yaitu iman ilmu dan

3 3 amal. Ketiganya bukanlah urutan ketidaksengajaan tetapi sesuai dengan epistemologi Islam yaitu dari dalam ke luar. Pernyataan Islam bergerak dari dalam ke luar menyatakan bahwa iman yang ada di dalam tidak dapat ditinggalkan, artinya amal dan ilmu tidak dapat menjelaskan nilai-nilai yang ada dari dalam atau iman. Nilai-nilai yang berada di dalam atau iman akan dapat menentukan ilmu dan amal seseorang sehingga iman menjadi pondasi atau dasar bagi tiap muslim. Berbeda dengan konsep Marxisme yang menganggap materi di luar menentukan keadaan di dalam (Kuntowijoyo 2001:51). Permasalahan-permasalahan umat Islam sekarang sangat kompleks, terlebih pada degradasi moral dan akhlak yang mengakibatkan degradasi pada kehidupan sosial. Hal tersebut disebabkan adanya pemahaman yang belum benar mengenai konsep Islam sendiri, sebagai contoh konsep tauhid sebagai konsep dasar Islam hanya sebatas pada hafalan, tanpa direalisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut sebenarnya dapat ditanggulangi dengan adanya niat dan kemauan umat Islam demi mengembalikan kejayaan agama Islam yang hampir sirna. Salah satu contoh usaha konkret yang dapat dilakukan ialah dengan memperkuat keimanan, mempelajari ilmu secara komprehensif dari sumbersumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, dan merealisasikan keilmuan yang telah didapatkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Pencarian sumber yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dapat dilakukan dari referensi-referensi lampau yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengamalan akidah Islam dari pendahulu dan mengambil nilai-nilai yang dapat diterapkan. Pembelajaran terhadap sejarah dan referensi terdahulu sangatlah bermanfaat karena akan memberikan nilai-nilai yang tidak didapat pada hari ini. Syed

4 4 Muhammad Naquib Al-Attas bependapat bahwa pengenalan sejarah memiliki tujuan akhir dalam penilaian keluhuran kehalusan kerohaniaan dan kebudayaan. Dari hal tersebut diyakini akan mendatangkan jalan positif untuk mengubah peradaban yang lebih baik (Naquib, 1990:86). Referensi-referensi masa lampau dapat ditemukan dalam berbagai bentuk media, salah satunya adalah naskah. Naskah merupakan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lampau. Naskah adalah semua bahan tulisan tangan yang konkret dan dapat dilihat atau dipegang (Baried 1994:55). Panuti Sudjiman berpendapat dalam karya sastra lama tercermin pengalaman hidup dan keadaan masyarakat pendukungnya sepanjang masa. Karya sastra masa lampau dapat membukakan dunia suatu bangsa masa lalu kepada kehidupan sekarang dengan alam pikiran adat-istiadat kepercayaan keadaan sosial masyarakat kepribadian individu dan sistem nilai nilai yang berlaku dalam masyarakatnya (Sudjiman, 1995:14). Karya sastra masa lampau merupakan semua tulisan yang dianggap baik, seperti pengertian sastra sendiri yang berasal dari kata susastra yang berarti tulisan yang baik. Syed Muhammad Naquib Al-Attas berpendapat bahwa pengkajian kebudayaan bahasa dan kesusasteraan masa lalu dan masa kini dengan metode ilmiah harus dikemukakan untuk menemukan langkah-langkah positif tertentu (Naquib, 1990:86). Penelitian ini mengkaji sebuah teks sebagai sebuah produk kebudayaan masa lampau yang berkaitan dengan ilmu akidah. Naskah sebagai sumber penelitian ini berjudul Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ). Teks ini merupakan buah pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Dalam naskah-naskah

5 5 Melayu pengaruh agama Islam sangat mewarnai seperti yang dicatat oleh Ismail Hussein dari 5000 naskah Melayu yang tersimpan di berbagai negara yang terdiri dari 800 judul 300 di antaranya adalah naskah-naskah yang mengandung masalah ketuhanan (Baried 1994:23). Dari data di atas dapat diasumsikan bahwa bidang ketuhanan khususnya tauhid telah menyebar dan merasuk ke dalam pemikiranpemikiran bangsa Melayu masa lampau. Banyak naskah yang dikarang oleh tokoh dan ulama dalam bidang fikih tasawuf dan kalam. Naskah Islam tersebut mengandung banyak peristilahan dan kosa kata yang hanya terdapat pada ranah agama Islam sehingga untuk mengkajinya diperlukan peneliti-peneliti dengan kemampuan pada bidang tersebut. Siti Baroroh Baried berpendapat bahwa naskah-naskah yang berisi konten keagamaan sering disebut dengan sastra kitab (Baried, 1994:23). Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) merupakan jenis sastra kitab. Naskah ini tersimpan di Perpustakaan British dan didapat dari website: IO_Islamic_2906 dengan nomor naskah IO Judul yang tertulis dalam Perpustakaan British sebenarnya adalah Islamic Catechism kemudian peneliti memberikan judul tambahan dalam bahasa Arab Masaaila Aqiidatu `l-islam yang berarti masalah-masalah dalam akidah Islam. Pemberian judul baru tersebut karena naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam merupakan salah satu naskah Melayu yang mengandung tema Islam maka peneliti berupaya bahwa judul baru tersebut menggunakan istilah Islam yang notabene didominasi dengan istilah Arab. Selain itu menurut pengamatan peneliti kebanyakan judul-judul naskah Melayu Islam tidak berbahasa Inggris tetapi menggunakan bahasa Arab atau bahasa Melayu

6 6 seperti Kitab Mir atu `l-muhaqqiqin karya Syamsuddin Sumatrani Hujjatu `shshiddiq li daf I `z-zindiq dan Fathu `l-mubin ala `l-mulhidin karya Nuruddin. Alasan-alasan pemberian judul akan dijelaskan secara mendalam dalam bab deskripsi naskah. Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) merupakan sebuah naskah tunggal setelah dilakukan proses inventarisasi naskah. Proses inventarisasi terbagi menjadi dua, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Untuk penelitian ini hanya dilakukan proses inventarisasi dengan studi katalog saja. Studi katalog menggunakan beberapa katalog, baik katalog online maupun katalog cetak. Berdasarkan studi katalog ditemukan satu buah judul yang sama di University of Malaya Library Kuala Lumpur dalam bentuk mikrofilm dengan nomor 332. Penomoran naskah dan pendeskripsian naskah yang sama antara mikrofilm 332 di University of Malaya Library dan naskah yang disimpan di Perpustakaan British memberikan asumsi bahwa mikrofilm di University of Malaya Library merupakan salinan dari naskah yang tersimpan di Perpustakaan British. Setelah dilakukan penelusuran ke pihak Perpustakaan British didapatkan informasi bahwa naskah dengan nomor IO 2906 memang tersimpan di Perpustakaan British. Pemilihan naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) sebagai objek penelitian karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut. 1. Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) sebagai warisan sejarah intelektual masa lampau yang harus dihargai karena banyak mengandung nilai-nilai yang dapat dipergunakan pada masa sekarang, seperti nilai-nilai akidah Islam yang dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk menjaga

7 7 identitas seorang muslim, serta dapat diterapkan sesuai dengan konteks zaman sekarang. Syed Muhammad Naquib Al-Attas berpendapat seorang tidak patut untuk mengabaikan sejarah dan menghina yang lampau karena tidak cocok dengan masa sekarang. Pandangan yang tidak mengenal kebenaran sejarah adalah pandangan yang picik (Naquib, 1990:87). 2. Diperlukan adanya usaha penyelamatan naskah sebagai warisan intelektual masa lampau yang berisikan nilai-nilai peradaban masa lalu. Hal ini karena naskah adalah aset bagi setiap bangsa dan selayaknya dijaga dilestarikan dan digunakan sebaik-baiknya. 3. Diperlukan adanya penelitian ilmiah untuk mengkaji naskah-naskah masa lampau. Syed Muhammad Naquib Al-Attas menyatakan pengkajian terhadap bahasa kesusastraan dan kebudayaan masa lampau harus benar-benar bersifat ilmiah dalam rangka membangun sebuah struktur dan konsep baru yang belum terpikirkan (Naquib, 1990:87). Dengan proses keilmiahan, sebuah naskah dianggap realistis dan bersifat objektif sehingga dapat diterima dan dipergunakan oleh penerus kebudayaan. 4. Aksara dan bahasa yang digunakan teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) adalah aksara Arab-Jawi dan bahasa Melayu sehingga tidak semua orang dapat membaca dan memahaminya. Keduanya merupakan sistem bahasa di Melayu pada masa lampau sehingga perlu adanya sebuah proses untuk dapat dipergunakan pada masa sekarang. Proses yang paling pokok ialah proses alih aksara dan proses penyempurnaan dari bahasa Melayu ke dalam bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

8 8 5. Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) belum pernah diteliti sebelumnya sehingga penelitian ini merupakan penelitian baru. 6. Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) memiliki tulisan yang jelas lengkap dari awal sampai akhir sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengkaji teks tersebut. 7. Naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) merupakan naskah kegamaan yang berisi tentang akidah Islam dan metode penyampaian yang berbeda dengan naskah-naskah Islam lainnya yaitu berbentuk tanya jawab. Metode tanya jawab akan menjadi sebuah pembaruan dalam penyampaian nilai Islam atau dakwah Islam. Alasan-alasan yang disebutkan di atas menandakan bahwa naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) merupakan salah satu warisan budaya dan warisan intelektual masa lampau kebudayaan Melayu yang harus dilestarikan sebagai sebuah aset kebangsaan. Penelitian adalah salah satu cara dan usaha melestarikan aset bangsa tersebut dengan cara menyajikan sebuah teks dalam bentuk suntingan agar mudah dibaca dan dipahami isinya oleh pembaca. Peneliti tidak hanya sebatas menyajikan teks yang mudah dibaca karena telah dialihakasaran ke huruf Latin tetapi juga mengungkapkan dan memaknai isi kandungan yang ada dalam teks agar dapat dimanfaatkan pembaca nantinya.

9 9 B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah menjadi penting agar penelitian lebih fokus dan mendalam. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada suntingan teks, kajian struktur dan isi teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ). Pada proses suntingan diadakan inventarisasi naskah dan deskripsi naskah terlebih dahulu. Setelah suntingan teks disajikan, analisis struktur dan isi teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) baru dapat dikerjakan. Analisis struktur penelitian ini dibatasi hanya pada kajian struktur sastra kitab dan analisis isi teks dibatasi pada kajian akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah suntingan teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI )? 2. Bagaimanakah struktur sastra kitab teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI )? 3. Bagaimanakah isi ajaran akidah pada teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) dan manfaat ajaran tersebut pada kehidupan? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berhubungan dengan maksud diadakannya sebuah penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Menyediakan suntingan teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) yang baik dan benar. Baik artinya mudah dibaca karena telah ditransliterasikan

10 10 dari huruf Arab Melayu dan Arab ke huruf Latin. Benar artinya kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan oleh kaidah-kaidah yang ada. 2. Mendeskripsikan struktur sastra kitab pada teks Masaaila Aqiidatu `l- Islam ( MAI ) 3. Mengungkapkan ajaran akidah yang terkandung dalam teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) dan manfaat ajaran tersebut pada kehidupan. E. Manfaat Penelitian Adanya kegiatan penelitian tidak lepas dari manfaat yang akan diperoleh. Terdapat dua jenis manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoretis kegiatan penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Memberikan informasi-informasi yang bermanfaat dari peninggalan naskah klasik 2. Memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang filologi 3. Sebagai jembatan bagi peneliti lain yang akan mengkaji naskah-naskah yang berkaitan dengan sastra kitab atau bidang akidah Islam. Manfaat praktis kegiatan penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Menyediakan sebuah suntingan teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) sehingga dapat dipergunakan dengan mudah oleh pembaca. 2. Memberikan gambaran teks Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) secara mendalam sebagai sebuah peninggalan kebudayaan masa lampau. 3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya masyarakat di luar agama Islam agar dapat memahami agama Islam secara rasional dan

11 11 umumnya kepada pemeluk agama Islam agar terhindar dari doktrindoktrin kepercayaan lain. 4. Memperkuat akidah Islam bagi peneliti dan pembaca dari sumber naskah klasik. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian agar penelitian bersifat sistematis dan logis. Selain itu, sistematika penulisan dapat mempermudah pembaca untuk memahami langkah-langkah yang dilakukan peneliti secara singkat dan padat. Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka dan landasan teori, metode penelitian, suntingan teks, analisis, dan penutup. Masing-masing bab diuraikan yaitu sebagai berikut. Bab I pendahuluan. Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II kajian pustaka dan kerangka pikir. Subbab kajian pustaka pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tinjauan pustaka terdahulu dan landasan teori. Subbab kerangka pikir berisikan kerangka atau gambaran singkat mengenai proses penelitian ini yang digambarkan dengan skema. Bab III metode penelitian. Bab metode penelitian berisi sumber data, metode penelitian (metode kualitatif, metode penyuntingan teks, metode analisis isi), teknik pengumpulan data (meliputi: tahap informasi dan pencetakan data),

12 12 teknik pengolahan data (meliputi, tahap deskripsi, klasifikasi, dan analisis), dan teknik penarikan kesimpulan. Bab IV suntingan teks. Bab suntingan teks menguraikan beberapa subbab, yaitu inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, pedoman penyuntingan, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar. Bab V analisis. Bab analisis penelitian ini terbagi menjadi dua. Pertama analisis struktur sastra kitab, meliputi struktur, gaya penyajian, pusat penyajian, dan gaya bahasa sastra kitab. Kedua analisis isi teks berorientasi pada kajian akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah. Bab VI penutup. Bab penutup berisi simpulan dan saran dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah naskah Masaaila Aqiidatu `l-islam ( MAI ) hasil pemikiran Abu Laits As-Samarqandi. Data atau objek penelitian ini adalah teks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan dinilai sebagai identitas kepribadian dan penentu kemajuan suatu bangsa yang tidak bisa di ukur dan kehadirannya hanya dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut dilestarikan. Kita juga perlu mempelajarinya karena di dalamnya terkandung nilainilai luhur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan

Lebih terperinci

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah

TINJAUAN BUKU. * Peneliti Islamic Manuscripts Unit (ILMU) PPIM UIN Syarif Hidayatullah TINJAUAN BUKU Fathurahman, Oman (Penyusun Utama), Aoyama, Toru (Penyunting Utama) (2010). Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee, Aceh Besar. Komunitas Bambu, TUFS Tokyo, PPIM UIN Jakarta, Manassa, PKPM Aceh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi 1 NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA (Kajian Filologis) Proposal Skripsi Oleh : Reza Sukma Nugraha 206500034 Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka pada penelitian ini sebagai media pembanding dengan penelitian yang dilakukan peneliti, agar dapat diketahui perbedaan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang tertuang dalam bentuk naskah sejak abad IX 1. Berkaitan dengan tulisan dalam bentuk naskah, Saputra

Lebih terperinci

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)

MATERI PERTEMUAN II. Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) MATERI PERTEMUAN II Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama) Tujuan Instruksional Umum: Agar mahasiswa memahami Kerangka dasar Agama Islam dan Hukum Islam serta keterkaitan keduanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Khasanah budaya bangsa Indonesia yang berupa naskah klasik, merupakan peninggalan nenek moyang yang masih dapat dijumpai hingga sekarang. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra Indonesia terdiri dari karya sastra lisan dan karya sastra tulis. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang

Lebih terperinci

MANFAAT STUDI FILOLOGI

MANFAAT STUDI FILOLOGI MANFAAT STUDI FILOLOGI Manfaat Studi Filologi Manfaat studi filologi dibagi menjadi dua, yaitu manfaat umum dan manfaat khusus. Mengetahui unsur-unsur kebudayaan masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu,

Lebih terperinci

MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah

MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi

WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi WASIAT NABI MUHAMMAD SAW : Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Fungsi SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa benda (tangible culture) atau budaya-budaya non-benda (intangible BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak kekayaan kebudayaan yang tak ternilai harganya. Kebudayaan yang dimaksud dapat berupa benda (tangible

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang bertujuan memahami kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan terbentuk sebagai hasil sintesis dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Oleh sebab itu, untuk memahami kebudayaan suatu bangsa dengan baik, informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan suatu proses pengembangan potensi kreatif peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslim,

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah-naskah Nusantara sangat beraneka ragam, yang isinya mengemukakan tentang kehidupan manusia misalnya, masalah politik, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan, bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan A. Latar Belakang Al-Ikhlash adalah surah ke-22 yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa surah ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI A. PENDAHULUAN Indonesia mempunyai khasanah sastra klasik yang beraneka ragam, yang terdiri dari sastra-sastra daerah. Sastra klasik adalah sastra dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada kertas, lontar, kulit kayu atau rotan (Djamaris, 1977:20). Naskah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan obyek material filologi yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan hasil budaya bangsa pada masa lalu (Baried, 1985:54). Naskah yang dimaksud

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah

MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah MASAAILA AQIIDATU `L-ISLAM : Suntingan Teks Analisis Struktur dan Isi Berdasarkan Akidah Ahlu `s-sunnah wa `l-jamaa ah Wilda Zaki Alhamidi C0212068 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bidang sastra tidak terlepas dengan kajian-kajian serta peroses terbentuknya suatu karya sastra. Karya sastra yang dikaji biasanya berkaitan

Lebih terperinci

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat didorong oleh kualitas pendidikan manusia. Ilmu pengetahuan memang bersifat objektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Banyak pokok permasalahan yang dapat dijumpai dalam ketiga jenis karya sastra tersebut, misalnya

Lebih terperinci

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca

RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca RATIBU 'L-HADDAD: Suntingan Teks, Analisis Struktur, dan Resepsi Pembaca SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kuran Jawi merupakan produk terjemah tafsir Al-Qur'a>n yang merujuk kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43 BAB I PENDAHULUAN Setiap penelitian akan di latar belakangi dengan adanya permasalahan yang Akan dikaji. Dalam penelitian ini ada permasalahan yang dikaji yaitu tentang Efektivitas Tokoh Agama dalam Membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya (Poerwadarminta, 1976:649). Bisa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh dari generasi ke generasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, sangat banyak kebiasaan yang berlangsung otomatis dalam bertingkah laku. Oleh karena itu pembinaan kehidupan beragama melalui proses

Lebih terperinci

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis:

Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan. Sinopsis: Akidah dalam kehidupan Muslim: analisis aspek aspek penyelewengan Sinopsis: Perbincangan buku ini berkisar di sekitar posisi akidah dalam kehidupan Muslim. Akidah sering kali dianggap oleh sesetengah orang

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang bangsanya kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang bangsanya kaya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang bangsanya kaya akan kebudayaan. Tentunya kita sangat berbangga hati dan selalu bersyukur kepada Allah SWT yang sudah mewariskan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Teks Risalah Ilmu Hakikat dan Zikir merupakan naskah yang di dalamnya mengandung banyak ajaran tasawuf, yaitu akidah, ibadah, akhlaki. Penelitian

Lebih terperinci

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M M E T O D O L O G I Pertemuan ke-1 S T U D I I S L A M Pendahuluan Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Kontrak Perkuliahan Pendahuluan Outline Kontrak Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

Lebih terperinci

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang Oleh: Sugeng Triwibowo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Miftah1919@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran diwahyukan Allah untuk menjadi petunjuk (huda) dan pembeda (al-furqan) antara kebenaran dan kebatilan, sekaligus menjadi pedoman dan kebanggaan umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik

SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SYAIR NEGERI PATANI : Suntingan Teks dan Analisis Semiotik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia merupakan agama penutup, sekaligus sebagai penyempurna agama samawi terdahulu. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008

BAB 5 PENUTUP. Sifat dua..., Atiatul Mu'min, FIB UI, 2008 161 BAB 5 PENUTUP 162 5.1 Kesimpulan Asy ariyah merupakan salah satu aliran teologi di dalam agama Islam. Salah satu ajaran mereka, yaitu Allah swt memiliki sifat. Menurut mereka, dengan sifat-nya itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid

Muhammadiyah Sebagai. Gerakan Tajdid Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid Latar Belakang Muhammadiyah didirikan Kondisi pengamalan ajaran Islam masyarakat Indonesia yang mengalami pencampuran dengan ajaran yang bertentangan dengan Islam (adanya

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Masalah tertentu biasanya telah diteliti atau dibahas dengan dimensi tertentu. Peneliti wajib menyebutkan penelitian yang sejenis tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Modul ke: 03Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Kesempurnaan Dalam Beragama Apa itu Islam? Rukun Islam Apa itu Iman? Rukun Iman Apa

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. juga, ia akan menjawab beberapa persoalan yang timbul daripada objektif kajian. Oleh

BAB 6 PENUTUP. juga, ia akan menjawab beberapa persoalan yang timbul daripada objektif kajian. Oleh BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Bab ini merupakan rumusan secara menyeluruh ke atas kajian ini. Di samping itu juga, ia akan menjawab beberapa persoalan yang timbul daripada objektif kajian. Oleh yang demikian,

Lebih terperinci

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan budi-pekerti dan akhlak-iman manusia secara sistematis, baik aspek ekspresifnya yaitu

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

BAB VI PENUTUP. A. Simpulan BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian terhadap teks ADK yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan beberapa hal sebagai berikut. 1. Naskah ADK adalah naskah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah naskah Wawacan Pandita Sawang yang beraksara Arab (Pegon) dan berbahasa Sunda, teks di dalamnya berbentuk puisi/wawacan. Naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali merupakan salah satu aspek kebudayaan Bali yang hidup dan berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu maka di Bali lahirlah

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. pikir manusia demi menunjang keberlangsungan hidupnya. Dalam Kamus Besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena budaya merupakan hasil olah rasa dan olah pikir manusia demi menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci