II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen
|
|
- Surya Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Konsumen Setiap manusia dapat dikatakan konsumen apabila manusia tersebut melakukan kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu adalah seorang yang membeli barang atau jasa untuk digunakan sendiri, sedangkan konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya yang membeli produk peralatan dan jasa untuk menjalankan sebagian maupun keseluruhan kegiatan organisasinya (Ujang Sumarwan, 2003: 24) Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami bagai mana konsumen berfikir, bertindak dan berperilaku serta dapat memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya. Menurut Basu Swastha dan T Hani Handoko (2000: 10) Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk
2 8 didalamya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut. Menurut Engel dalam Simamora (2001: 80) mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan meyusuli tindakan ini. Menurut Kotler dan Amstrong (Bilson Simamora, 2001: 81) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Engel dikutip oleh Ujang Sumarwan (2003: 25) mengartikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Berdasarkan pada definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan kegiatan evaluasi. B. Faktor-faktor Perilaku Konsumen Secara garis besar Kotler alih bahasa Benyamin Molan (2005: 202) membagi faktor-faktor pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu sebagai berikut: 1. Faktor budaya (budaya, subkebudayaan dan kelas sosial) 2. Faktor sosial (kelompok, keluarga, peranan dan status)
3 9 3. Faktor pribadi (umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian) 4. Faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, serta kepribadian dan konsep diri). C. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian oleh Konsumen 1. Faktor Motivasi Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Menurut Suprapto dan Nandan Limakrisna (2007: 93) motivasi adalah kekuatan yang enerjik yang menggerakkan perilaku dan memberikan tujuan dan arah pada perilaku. Para ahli telah mengembangkan teori tentang motivasi, diantaranya adalah: a. Teori Freud Sigmeund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Dalam teori ini teknik yang disebut penjenjangan (ladering) dapat digunakan untuk menelusuri motivasi seseorang mulai dari motivasi yang bersifat alat sampai motivasi yang bersifat tujuan. (Kotler, 2005: 215).
4 10 b. Teori Motivasi Maslow Abraham Maslow mencoba menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dahulu, baru kemudian memenuhi kebutuhan berikutnya. Berdasarkan urutan pentingnya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Konsumen yang telah bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, maka kebutuhan kebutuhan lainya yang lebih tinggi akan muncul dan begitu seterusnya (Kotler, 2005: 215). c. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) Ilmuwan kedua yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
5 11 Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik. (Kotler, 2005: 216). d. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ) Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul Work And Motivation mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai Teori Harapan. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
6 12 e. Teori Motivasi McClelland David McClelland mengembangkan suatu teori motivasi yang disebut sebagai McClelland s Theory of Learned Need. Teori ini menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar yang memotivasi seseorang individu untuk berperilaku yaitu kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan kekuasaan (need for power), dan kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation). (Ujang Sumarwan, 2003: 40-41) Secara sederhana Schiffman dan kanuk (Ujang Sumarman, 2003: 34) menjelaskan bahwa motivasi adalah dorongan yang memaksa individu untuk melakukan suatu tindakan, dorongan yang memaksa ini dihasilkan oleh ketegangan akibat dari kebutuhannya yang belum terpenuhi. 2. Faktor Persepsi Menurut Kotler dan Amstrong (2005: 216) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang digunakan oleh individu untuk memilih mengorganisasi dan mengintepretasikan masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Menurut Machfoedz (2005: 61) mendefinisikan persepsi ialah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Menurut Wilson (2000: 156) persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan Manusia dan mengolah proses informasi tersebut Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing.
7 13 Persepsi dapat didefinisikan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka (Robbins, 1999: 124). Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi: 1. Pelaku Persepsi. Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karkteristik-karakteristik pribadi pelaku persepsi individu itu. 2. Target. Karkteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. 3. Situasi. Adalah penting konteks dalam mana kita melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi kita. Menurut Kotler (2005: 216) Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses penerimaan indra yaitu: a. Perhatian selektif yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi. b. Distorsi selektif yaitu menguraikan kecenderungan orang untuk menginterprestasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.
8 14 c. Retensi selektif yaitu seseorang akan melupakan sebagian besar yang telah mereka pelajari dan cendrung mempertahan kan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka. Menurut Wilson (2000: 89) ada faktor dari luar dan dari dalam yang mempengaruhi persepsi dintaranya sebagai berikut: Faktor Eksternal Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif. Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama. Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat. Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain. Faktor Internal Motivation. misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat. Interest, hal hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak menarik. Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian. Assumptions, juga mempengaruhi pesrsepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.
9 15 3. Faktor Pembelajaran Pembelajaran (learning) menurut Kotler (2005: 217) didefinisikan sebagai perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman. Pada dasarnya semua perilaku manusia berasal dari belajar. Proses belajar berlangsung melalui drive (dorongan), stimuli (rangsangan), cues (petunjuk), responses (tanggapan), dan reinforcement (penguatan), yang saling mempengaruhi. Menurut Kotler (2001: 198) menyatakan sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Bebarapa pengertian proses belajar dikemukakan oleh penulis buku perilaku konsumen. Menurut Solomon (1999: 17) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang diakibatkan oleh pengalaman. Schiffman dan Kanuk (2000: 160) dari perspektif pemasaran, proses belajar konsumen dapat diartikan sebagai sebuah proses di mana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dan konsumsi yang akan dia terapkan pada perilaku yang terkait dimasa datang. Engel, Blackwell dan Miniard (1995: 514) mendefinisikan belajar adalah suatu dimana pengalaman akan membawa pada perubahan pengatahuan, sikap dan atau perilaku. Loudan dan Della Bitta (1993: 89) belajar adalah dapat dipandang sebagai perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang muncul akibat pengalaman. Dari beberapa pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengatahuan dan pengalaman yang akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen.
10 16 Pembelajaran (learning) merupakan istilah yang dipergunakan untuk menguraikan proses dengan mana memori dan perilaku diubah sebagai suatu hasil dari proses informasi secara sadar dan tak sadar (Suprapto dan Nandan Limakrisna, 2007: 115). Pembelajaran bisa terjadi dalam tingkat keterlibatan tinggi dan rendah. Suatu pembelajaran termasuk dalam suasana tinggi kalau konsumen termotivasi untuk memproses atau mempelajari bahanya. Keterlibatan merupakan fungsi interaksi antar individu, stimulus, dan situasi. Pembelajaran dalam suasana katerlibatan rendah dimana konsumen tidak mempunyai motivasi untuk memproses atau mempelajari bahan-bahan. 4. Faktor Keyakinan dan Sikap Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2001: 218) mendefinisikan keyakinan (belief) sebagai pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu, dan sikap (attitude) sebagi evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sedangkan sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang secara relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu. Menurut Vardiansah (2008: 5) keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah suatu kebenaran.
11 17 Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 21) sikap (attitude) sebagi evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang relative konsisten dari seseorang terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menggambarkan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang secara relative konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Dalam menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu. Sehingga sikap menjelaskan evaluasi kognitif perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu objek. Menurut Azwar (2000: 23) dalam menyatakan bahwa struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu: 1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. 2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. 3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentusesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang.
12 18 E. Kerangka Pemikiran Pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis yang mendorong konsumen untuk memutuskan melakukan pembelian. Para pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor diatas, tetapi mereka harus memperhitungkannya dan dituntut untuk dapat memahami bagai mana konsumen berfikir, bertindak dan berperilaku serta dapat memperkirakan kencenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya. Persaingan yang ketat antar merek menjadikan konsumen memiliki posisi tawar menawar yang kuat. Konsumen akan menggunakan karakteristik-karakteristik tertentu untuk melakukan suatu pembelian. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan. Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Persepsi ialah proses pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbedabeda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses penerimaan indra yaitu Retensi selektif, distorsi selektif dan perhatian selektif. Pembelajaran adalah perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman. Pembelajaran bisa terjadi dalam tingkat keterlibatan tinggi dan rendah. Suatu pembelajaran termasuk dalam suasana tinggi kalau konsumen
13 19 termotivasi untuk memproses atau mempelajari bahanya. Keterlibatan merupakan fungsi interaksi antar individu, stimulus, dan situasi. Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Sikap menjelaskan evaluasi kognitif perasaan emosional dan kecenderungan tindakan seseorang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu objek. Sikap menempatkan orang pada suatu kerangka berpikir tentang menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekat atau menjauh dari hal itu. Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh Kotler yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan pada faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, dan keyakinan dan sikap. Seperti dikemukakan oleh Kotler alih bahasa Benyamin Molan (2005: 205) keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Bahkan Solomon (1999: 33) menyatakan bahwa faktor psikologis merupakan faktor inti dari pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Keputusan adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dimana dalam putusan mengkonsumsi akan dijumpai beberapa kegiatan sebelum melakukan keputusan pembelian.
14 20 Dalam penelitian ini penulis ingin melihat seberapa besarkah kontribusi dari faktor motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap sebagai faktor dari variabel psikologis pada pengguna produk deterjen. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut: Motivasi (X1) Persepsi (X2) Pembelajaran (X3) Faktor Psikologis Keyakinan dan Sikap (X4) Gambar 1. Kerangka Pemikiran
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori Seseorang dalam kehidupannya akan dipacu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan manusia yang semakin kompleks, kebutuhan-kebutuhan tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah maju dan membawa para pelaku usaha kepada persaingan ketat. Selain itu perkembangan dunia usaha juga didorong oleh kebutuhan manusia
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak membeli terhadap suatu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kritis dan komparatif terhadap teori dan hasil penelitian yang relevan, dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciSIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN
SIKAP, MOTIVASI DAN KEBUTUHAN KONSUMEN SIKAP KONSUMEN Apa itu Sikap Konsumen? Karakteristik Sikap Konsumen Fungsi Sikap Konsumen Model Struktural dari Sikap Konsumen Pembentukan Sikap Konsumen Apa itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu diharapkan dapat memuaskan pasien, maka dari itu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004:25) Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang unit pembelian (buying units) dan proses konsumen sebagai studi tentang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Mowen, Minor (2002 :6) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses konsumen
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi tersebut sering berbeda antara para ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
Lebih terperinciUniversitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Hana_kyu MOTIF DAN MOTIVASI
Hana_kyu Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang MOTIF DAN MOTIVASI A. Devinisi Motif dan Motivasi Devinisi Motif menurut beberapa sumber 1. Sherif& Sherif ( 1956) menyebutkan motif sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan
Lebih terperinciBab 3. Model Perilaku Konsumen
Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah
Lebih terperinciDEFINISI MOTIVASI. Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan
MOTIVASI DEFINISI MOTIVASI Proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha seorang individu untuk mencapai suatu tujuan. Komponen Motivasi : Intensitas, arah dan ketekunan INTENSITAS Berhubungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau
Lebih terperinciterhadap keputusan menggunakan telepon seluler adalah kuat dan variabel yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Aprilia Wahyuningtyas (2001) sebelumnya telah melakukan penelitian tentang motivasi mahasiswa dalam melakukan pembelian telepon seluler di Jogjakarta.
Lebih terperincidengan menggunakan model sikap multi atribut Fishbein. Model sikap ini
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Albari (1999) Penelitian tentang sikap yang disponsori oleh Pusat Pengembangan Manajemen FE UII Yogyakarta ini, meneliti tentang sikap konsumen
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti Pentingnya Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan masyarakat sebagai konsumen akan suatu produk atau jasa dengan organisasi ataupun industri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORETIS
BAB II KERANGKA TEORETIS A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal bahasa latin yang berbunyi movere yang berarti dorongan dan menggerakkan. Pentingnya motivasi Karena motivasi adalah hal yang
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. pasar target mana yang paling baik dilayani oleh organisasi, menentukan berbagai
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi yang mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar target
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Pemasaran Dapat diketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsumen Konsumen adalah seseorang yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, Kotler menklasifikasikan konsumen menjadi dua kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi
Lebih terperinciModul ke: MOTIVASI SUKSES. 12Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Aldizar, LSQ, MA. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 12Fakultas Addys EKONOMI DAN BISNIS MOTIVASI SUKSES Aldizar, LSQ, MA Program Studi Akuntansi Pengertian Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan orang melakukan sesuatu atau dorongan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak
12 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan sumber daya yang menggerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antar perusahaan membuat produsen harus berfikir lebih keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin kompetitif ini
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi
Lebih terperinciPendekatan Interpretif Pendekatan ini untuk menggali secara
HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : IX (Sembilan) Topik/Pokok Bahasan : Pendekatan Perilaku Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Pendekatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Penelitian Terdahulu Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Minyak goreng
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen
Lebih terperinciProses Pengambilan Keputusan Konsumen
MODUL PERKULIAHAN Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 14 Abstract Membahas proses dalam pengambilan keputusan pembelian.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin dituntut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciDefinisi. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197)
Materi Motivasi Definisi Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan (Heidjachman dan Husnan, 2003:197) Dorongan yang timbul pada diri seseorang
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO
PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK DONATELLO (Studi Pada Toko Sepatu Donatello Malang Jln KAwi No. 46) ISMAIL HASAN 10510029 ABSTRAK Tingkat persaingan dunia usaha di
Lebih terperinciPSIKOLOGI SDM MOTIVASI INDIVIDU. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.
PSIKOLOGI SDM Modul ke: MOTIVASI INDIVIDU www.mercubuana.ac.id Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si., Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum :
Lebih terperinciKonsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)
Konsep Dasar Motivasi (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini) Motif Alasan yang disadari oleh indv untuk bertingkah laku pada suatu tujuan Motivasi Suatu proses dimana kebutuhan2 mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan produk saat ini merupakan sebuah dampak dari semakin banyak dan kompleksnya kebutuhan manusia. Dengan dasar tersebut, maka setiap perusahaan harus memahami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perilaku Konsumen 1.2.1 Perilaku Konsumen Menurut Pater dan Olson (2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran, semua fungsi yang ada sangkut pautnya dengan kegiatan pemasaran dikoordinasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja bukanlah berarti seberapa keras atau seberapa baik seseorang bekerja, melainkan seberapa jauh seseorang menyukai
Lebih terperinciproses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Yang Melandasi Permasalahan Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan strategi pemasaran untuk mengetahui motif yang mendasari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemasar perlu untuk mempelajari dan memahami perilaku konsumen guna menjamin terciptanya kepuasan konsumen. Oleh karena itu sangat penting bagi pemasar untuk
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Guru 2.1.1. Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
Lebih terperinciKonsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7
Konsep Konsep Motivasi BAHAN AJAR 7 Konsep Motivasi Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh
Lebih terperinciMotif Technopreneur Sukses by: AGB
MOTIVASI WIRAUSAHA Motif Technopreneur Sukses by: AGB PC PE PG Harapan/ Perbandingan Hasil (Outcome) Keterangan : PC = Personal Characteristic PE = Personal Environment PG = Personal Goals BE = Business
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi
Lebih terperinciMOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS. Minggu ke tujuh
MOTIVASI, PENGELOLAAN INDIVIDU DAN KELOMPOK DALAM ORGANISASI BISNIS Minggu ke tujuh MOTIVASI Dalam melaksanakan fungsi penggerakan (actuating) seorang manajer harus memotivasi para bawahannya agar mau
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan bahwa konsumen adalah setiap
Lebih terperinciBAB XIII TEKNIK MOTIVASI
BAB XIII TEKNIK MOTIVASI Tim LPTP FIA - UB 13.1 Pendahuluan Tantangan : 1. Volume kerja yang meningkat 2. Interaksi manusia yang lebih kompleks 3. Tuntutan pengembangan kemampuan sumber daya insani 4.
Lebih terperinciMOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 29 MOTIVASI KERJA SEBAGAI DORONGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Anton Soekiman 1 dan Hendrik Heryanto 2 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB II TEORI MOTIVASI DAN PERILAKU KONSUMEN. Motivasi dalam Bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari Bahasa
BAB II TEORI MOTIVASI DAN PERILAKU KONSUMEN A. Teori Motivasi 1. Pengertian Motivasi Konsumen Motivasi dalam Bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari Bahasa Latin movere yang berarti dorongan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas membuat kemajuan teknologi berkembang cepat khususnya sepeda motor, timbulnya terobosan-terobosan dan inovasi baru secara umum merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manusia kebutuhan konsumen merupakan dasar bagi semua pemasaran modern. Kebutuhan merupakan intisari dari konsep pemasaran. Kunci bagi kelangsungan hidup perusahaan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran bukan saja meliputi jual beli tetapi membahas secara sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Terhadap Pengembangan Karir 1. Definisi Persepsi Pengembangan Karir Sunarto (2003) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan
Lebih terperinciRiset Per iila il k O u rgan isas
Riset Perilaku Organisasi i Perilaku organisasi merupakan telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak dalam organisasi 3 unsur perilaku organisasi: Orang Struktur Teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.
BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku
Lebih terperinciPERILAKU KONSUMEN OLAHRAGA. Oleh: Danang Wicaksono psikologi dan pribadi. Konsumen akan mencari informasi untuk
PERILAKU KONSUMEN OLAHRAGA Oleh: Danang Wicaksono danangvega@uny.ac.id Abstrak Kebutuhan konsumen merupakan latar belakang perilaku konsumen. Kebutuhan konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Teori 2.1.1. Pemasaran 2.1.1.1. Arti dan Tujuan Pemasaran Pemasaran menyentuh kehidupan setiap orang. Ia merupakan sarana dengan mana standart hidup dikembangkan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk
BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teori 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan konsumen, adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks
Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks penelitian ini, meliputi perilaku konsumen, motivasi konsumen, loyalitas konsumen, produk, bauran pemasaran, merek
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,
II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciMOTIVASI. Kemampuan manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahan sangat menentukan efektifitas manajer.
MOTIVASI Motivas (Motivation), Kebutuhan (Need), Dorongan (Drive) : keadaan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Kemampuan manajer
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana. mengarah kepada keputusan pembelian.
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana konsumen mengenal masalahnya,
Lebih terperinciBAB III TEORI PARIWISATA DAN RELEVANSINYA
BAB III TEORI PARIWISATA DAN RELEVANSINYA D alam mengembangkan suatu daerah menjadi tempat wisata tentu saja diperlukan beberapa teori dasar untuk membedah persoalan yang ada di wilayah tersebut. Secara
Lebih terperinciMOTIVASI. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Internal Kegiatan yang dapat diamati Kepuasan Eksternal. Motivasi. Hambatan pencapai Tujuan Mengurangi Tekanan
Harrison Papande Siregar Tugas Resumé Mata Kuliah Perilaku Organisasi MOTIVASI Di dalam manajemen, kepemimpinan, atau perilaku organisasi, barangkali tidak ada isu paling terkenal selain motivasi. Hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Schiffman, et. all dalam Anoraga (2008) menyebutkan bahwa mempelajari dan memahami perilaku konsumen merupakan dasar dari manajemen pemasaran. Perilaku konsumen
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. volume penjualan (Wahyuni, 2008). Usaha untuk dapat memenangkan. berkembang dan berubah-ubah (Kotler, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan semakin dituntut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah sikap atau sifat dari individu, kelompok dan organisasi dalam memilih, menilai, dan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Definisi Manajemen Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan pengarahan suatu
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer 1. Pengertian Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer Keputusan berarti memilih satu di antara banyak pilihan
Lebih terperinciOleh : MM. Tri Hesti Andriani
Oleh : MM. Tri Hesti Andriani suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. terdapat
Lebih terperinci2.1 Analisis Sikap II. LANDASAN TEORI Pengertian Sikap. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
21 II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 KEPUTUSAN PEMBELIAN 2.1.1 Pengertian Keputsan Pembelian Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.
Lebih terperinciMotivasi. Hendra Wijayanto
Motivasi Hendra Wijayanto Definisi Motivation is All those inner striving conditions variously described as wishes, desires, needs, drives and the like Kesiapan khusus seseorang untuk melakukan atau melanjutkan
Lebih terperinci