BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat selaras dengan pertumbuhan akan kebutuhan kehidupan begitu juga halnya dengan kebutuhan akan kendaraan bermotor khususnya kendaraan motor roda dua. Menurut data statistik BPS hingga tahun 2013 jumlah kendaraan bermotor roda dua atau yang sering disebut sepeda motor sebanyak unit. Berdasarkan data transportasi BPS juga menyatakan jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor di Indonesia trendnya terus menyatakan kenaikan setiap tahunnya. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor khususnya roda dua yang cukup signifikan. Berdasarkan data Dinas Perhubungan DIY yang dimuat dalam laman dishub-diy.net (2014) bahwa laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Yogyakarta mengalami kenaikan tiap tahunnya. Menurut data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Yogyakarta, jumlah kendaraan bermotor tiap tahunnya naik sekitar 14-15%. Pada 2009, jumlah kendaraan bermotor di Yogyakarta mencapai dari empat Kabupaten dan Kota di Yogyakarta. Pada 2010 jumlahnya naik menjadi kendaraan bermotor dan makin bertambah pada 2011 dengan jumlah Pada 2012 kembali naik menjadi Angka terus meroket di pada Akan tetapi seiring dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor, tingkat kriminalitas terhadap sepeda motor terutama tindak pidana pencurian sepeda motor juga meningkat (berdasarkan Data BPS dan Kepolisian). Tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua atau sepeda motor sering marak terjadi di Yogyakarta. Seiring dengan banyaknya jumlah penduduk khususnya di daerah Yogyakarta, baik dari Jawa maupun luar Jawa menyebabkan meningkatnya kepemilikan dan pengguna kendaraan sepeda motor. Selain itu, salah satu faktor lain yan tidak bisa dikesampingkan dalam peningkatan jumlah tindak 1

2 2 pencurian sepeda motor adalah faktor jumlah pengangguran. Seiring dengan itu maka semakin meningkat pula tindak pidana pencurian sepeda motor di daerah Yogyakarta. Meskipun menurut dari data BPS dan Kepolisian pada laporan Statistik tahun 2012, kenaikan angka kejahatan pencurian tersebut cenderung fluktuatif. Berdasarkan data resmi dari BPS tahun 2012 menyatakan bahwa Tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi di D.I. Yogyakarta selama 3 tahun terakhir cenderung fluktuatif, tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 24,19 persen. Sedangkan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,96 persen. Bila dilihat menurut kabupaten/kota tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2012 terbanyak di Kabupaten Sleman, yakni sebesar kasus, disusul oleh Kota Yogyakarta (1.893 kasus) dan Kabupaten Kulonprogo (629 kasus). Kondisi ini sedikit berbeda dangan dua tahun sebelumnya. Selama periode tahun 2010 sampai dengan periode tahun 2011 tercatat tiga kabupaten/kota dengan jumlah tindak kejahatan terbanyak masing-masing adalah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, terdapat 3 jenis kejahatan yang selalu menonjol di D.I. Yogyakarta yaitu pencurian dengan pemberatan, pencurian kendaraan bermotor, serta narkotika. Persentase jumlah kejahatan tahun 2012 untuk ketiga jenis tindak kejahatan tersebut di atas 10 persen dari total kejahatan. Untuk tindak pidana pencurian kendaraan bermotor dengan prosentase sebesar 14,18% dari keseluruhan tindak kriminal yang terjadi, yang didominasi tindak pidana pencurian sepeda motor. Pencurian kendaraan bermotor merupakan salah satu tindak kriminal yang menonjol dari sisi tingkat kejadiannya di Indonesia (BPS dan Kepolisian). Dugaan penyebabnya ialah karena kendaraan bermotor merupakan sarana vital dengan mobilitas tinggi yang sangat diperlukan untuk kehidupan di era modern ini. Dengan semakin meningkatnya tindak pidana pencurian sepeda motor pada tiap tahunnya dan menjadi suatu ancaman pada suatu wilayah terhadap tindak pencurian sepeda motor, maka diperlukan suatu sistem yang dapat melakukan prediksi terhadap perkembangan kendaraan bermotor roda dua dan tindak pidana pencurian sepeda motor beserta aspek lain yang memungkinkan berpengaruh terhadap peningkatan dan kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor.

3 3 Analisis prediksi ini diharapkan mampu memberikan alternatif dalam meramalkan kerawanan suatu wilayah dengan melihat data masa lalu dari data stastistik baik data kriminal kepolisian dan pihak terkait lainnya (BPS, kependudukan, disnakertrans) yang dilakukan selama 5 tahun sebelumnya. Tujuan prediksi ini untuk memberikan kemudahan dalam memperkirakan kejadian di masa yang akan datang. Hasil dari prediksi ini dapat digunakan untuk informasi awal untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dapat untuk menekan tindak pidana pencurian sepeda motor pada masa yang akan datang oleh pihak Kepolisian atau pihak yang terkait. Salah satu parameter yang digunakan untuk melakukan prediksi terhadap kerawanan suatu wilayah adalah kasus, penduduk, pengangguran, kendaraan dan angkatan kerja. Alasan menggunakan variabel tersebut adalah variabel-variabel tersebut merupakan paramater awal yang digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai yang dikonversi menjadi indikator-indikator kerawanan suatu wilayah terhadap tindak pencurian sepeda motor. Kasus adalah jumlah keseluruhan kasus pencurian sepeda motor yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Penduduk merupakan jumlah populasi disuatu daerah, dimana jumlah penduduk digunakan untuk mengetahui seberapa padat penduduk yang terdapat di suatu daerah. Pengangguran merupaan jumlah pengangguran terbuka yang ada pada suatu wilayah. Kendaraan adalah jumlah kendaraan bermotor roda dua yang ada. Angkatan kerja adalah jumlah angkatan kerja pada suatu wilayah. Dari sumber data tersebut memperlihatkan adanya pola data dari waktu ke waktu untuk masing-masing variabel tersebut baik secara trend maupun musiman (seasonal). Hal ini bersesuaian dengan pendekatan yang ada pada metode time series (Seasonal) ARIMA. Metode ini digunakan tidak hanya menghitung atau meramalkan dari sisi jumlah kasus pencurian sepeda motor tetapi juga jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan jumlah pengangguran serta jumlah angkatan kerja. Namun, dalam menentukan kerawanan suatu wilayah terhadap tindak pencurian sepeda motor digunakan metode klasifikasi dengan menggunakan decision tree CART.

4 4 Metode CART merupakan metode dalam decision tree yang cukup banyak diterapkan dan menghasilkan hasil klasifikasi yang lebih baik. Selain itu, Metode CART merupakan salah satu metode dari salah satu teknik ekplorasi data yaitu teknik pohon keputusan. Metode CART merupakan metode statistik non parameterik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifiikasi, baik untuk peubah respon kategorik maupun kontinu. Metode CART menghasilkan suatu pohon klasifikasi jika peubah responnya kategorik, dan menghasilkan pohon regresi jika peubahnya kontinu. Berdasarkan data yang ada para analis melakukan pemodelan sehingga memperoleh pohon tunggal yang dianggap baik. Selanjutnya dari pohon tunggal tersebut dapat dengan mudah mengubannya menjadi if then rule untuk diaplikasikan ke data lain dalam proses menghasilkan prediksi dengan cepat. Pada penelitian ini dilakukan kombinasi menggunakan metode (Seasonal) ARIMA dan klasifikasi decision tree CART untuk memprediksi kerawanan wilayah terhadap tindak pencurian sepeda motor. Pada penelitian ini, metode (Seasonal) ARIMA digunakan untuk melakukan peramalan terhadap data berkala (time series) untuk variabel jumlah kasus, kendaraan, penduduk dan pengangguran serta angkatan kerja. Hasil dari peramalan tersebut kemudian dihitung atau dikonversi ke dalam indeks kasus, autho-theft rate, crime rate, crime index, kepadatan penduduk, dan indeks pengangguran yang digunakan untuk proses klasifikasi decision tree CART untuk menentukan atau memprediksi kerawanan suatu wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Apakah hasil peramalan berdasarkan data time series dapat digunakan untuk proses klasifikasi dalam menentukan atau memprediksi kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerawanan wilayah terhadap tindak pidana dari sisi sosial ekonomi berdasarkan hasil klasifikasi. c. Parameter apakah yang menjadi faktor penting dalam proses klasifikasi kerawanan wilayah terhadap tindak kriminalitas.

5 5 1.3 Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini memiliki ruang lingkup yang cukup luas, sehingga diberikan batasan-batasan yang meliputi: a. Data yang digunakan yaitu data kasus pencurian sepeda motor pada wilayah hukum POLDA DIY. b. Data kasus pencurian sepeda motor yang diolah tersebut adalah yang dilaporkan ke pihak berwajib/kepolisian. c. Data kendaraan adalah data kendaraan yang terdaftar berdasarkan data Samsat, Ditlantas POLDA DIY dan Dinas Perhubungan DIY. d. Data penduduk adalah data jumlah penduduk yang terdaftar dalam bagian kependudukan DIY dan BPS DIY berdasarkan data historis/data bulanan. e. Data pengangguran dan angkatan kerja adalah data yang diperoleh dari BPS dan Dinas Nakertrans DIY. f. Data yang digunakan berupa data statistik dalam periode bulanan. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun Penelitian ini bertujuan untuk: a. Membangun prototype prediksi kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor dengan mengkombinasikan metode (Seasonal) ARIMA dengan Decision Tree CART. b. Mendapatkan nilai peramalan metode (Seasonal) ARIMA berdasarkan model yang terbaik dan paling tepat. c. Mengklasifikasikan kerawanan suatu wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor dengan metode Decision Tree CART berdasarkan hasil peramalan metode (Seasonal) ARIMA. d. Mendapatkan parameter atau indikator yang menjadi faktor yang mempengaruhi (penting) dalam klasifikasi kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor.

6 6 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Membantu pihak kepolisian untuk melihat trend tindak pidana pencurian sepeda motor di wilayah hukum POLDA DIY dan aspek-aspek yang turut mempengaruhinya. b. Membantu pihak kepolisian untuk memperkirakan kemungkinan kerawanan suatu wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor. c. Dapat membantu sebagai referensi untuk pihak yang berwenang khususnya kepolisian dalam memprediksi kerawanan tindak pidana pencurian sepeda motor sehingga dapat diambil langkah langkah pencegahan untuk mengurangi/menekan maraknya tindak kriminal tersebut. d. Memperluas penerapan Metode (Seasonal) ARIMA dan CART pada kasus kriminal. 1.6 Keaslian Penelitian Berdasarkan referensi yang dimiliki, penelitian yang membahas mengenai analisis data untuk Prediksi Kerawanan Wilayah terhadap Tindak Pidana Pencurian Sepeda Motor dengan mengkombinasikan metode (Seasonal) ARIMA dan CART belum pernah dilakukan sebelumnya. Walaupun demikian, terdapat penelitian terdahulu tentang topik dan metode sejenis yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka dalam usulan penelitian ini. 1.7 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, beberapa tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Studi Pustaka Tahapan ini dilakukan dengan mencari bahan pustakan baik dari jurnal, digital library, buku, e-book, atau karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan tindak pidana pencurian kendaraan bermotor roda dua, crime forecasting, time series, (Seasonal) ARIMA dan Decision Tree CART.

7 7 b. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengambilan data langsung. Wawancara dilaksanakan sebagai rangkaian untuk mendapatkan detail data yang dibutuhkan. Sebagai sumber wawanacara adalah pihak kepolisian dan Badan pusat statistik. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan berupa: 1. Data Penduduk dari BPS dan DUKCAPIL DIY 2. Data Jumlah Kepemilikan dan Kendaraan bermotor roda dua dari Samsat/Ditlantas Polda DIY 3. Data Jumlah Kasus pencurian kendaraan bermotor roda dua DIY dari Ditreskrimum Polda DIY, Satreskrim Polresta Yogyakarta dan BPS DIY. 4. Data pengangguran dan angkatan kerja berdasarkan data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DIY dan BPS DIY. 5. Penentuan data parameter yang mempengaruhi kerawanan tindak pidana pencurian sepeda motor di wilayah DIY. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan cleaning data/pembersihan data dengan melakukan preprocessing data, sehingga data yang digunakan untuk proses peramalan ini telah sesuai dengan yang diinginkan. c. Analisis Sistem Setelah data terkumpul selanjutnya dilakkan analisis data dengan melakukan preprocessing data. Tahapan dalam analisis data pada penelitian ini adalah: 1. Melakukan cleaning (pembersihan data) 2. Setelah data mejadi satu kesatuan dari data tersebut dilakukan proses pemodelan peramalan hingga mendapatkan nilai peramalan yang diinginkan, lalu dilakukan proses klasifikasi selanjutnya pengujian terhadap semua data pada proses klasifikasi tersebut untuk mendapatkan tingkat akurasi. d. Perancangan Sistem Setelah dianalisis maka selanjutnya dilakukan perancangan untuk sebuah sistem prediksi. Adapun perancangannya adalah:

8 8 1. Rancangan input Input berupa data time series dari data jumlah kasus pencurian sepeda motor, jumlah kendaraan, jumlah penduduk dan jumlah penggangguran serta jumlah angkatan kerja. Data tersebut diambil pada setiap bulannya di wilayah DIY dan Kota Yogyakarta. Data terdiri dari kota Yogyakarta dan data DIY yang masing-masing terdiri dari 5 tahun data sehingga jumlah data adalah (12x5) x 2 x 5 variabel= 600 data. Pada rancangan metode (Seasonal) ARIMA, semua data diinputkan berdasarkan variabel masing-masing. Kemudian setiap variabel dilakukan proses pemodelan untuk mendapatkan Model terbaik. Model terbaik tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai peramalan. Setelah hasil peramalan setiap variabel diperoleh, selanjutnya dilakukan proses klasifikasi Decision Tree CART. Dalam klasifikasi CART, data dibagi menjadi data training dan data testing. Dalam hal ini data training menggunakan data 4 tahun pertama sejumlah 480 data dan testing digunakan data 1 tahun terakhir sejumlah 120 data. Input proses (Seasonal) ARIMA dilakukan untuk memperoleh nilai peramalan sedangkan proses pada CART digunakan dalam melakukan klasifikasi penentuan kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor. 2. Rancangan proses Pada rancangan proses dilakukan pemodelan metode (Seasonal) ARIMA terhadap data time series, yakni jumlah kasus pencurian sepeda motor, jumlah kendaraan, jumlah penduduk dan jumlah penggangguran. Dari data yang diperoleh tersebut dilakukan pemodelan (Seasonal) ARIMA untuk mendapatkan model (Seasonal) ARIMA terbaik yang digunakan untuk mendapatkan nilai peramalan. Tahapan dalam pemodelan (Seasonal) ARIMA: (1) Identifikasi Model, (2) Estimasi Parameter, (3) Cek Diagnostik, (4) Peramalan dengan model (Seasonal) ARIMA terbaik. Setelah mendapatkan nilai peramalan, selanjutnya data dilakukan perhitungan terhadap indeks kasus, auto-theft rate, crime rate, kepadatan penduduk, crime index, Index Kasus, indeks pengangguran. Perhitungan dilakukan terhadap nilai-nilai tersebut karena merupakan faktor-faktor yang

9 9 mempengaruhi kerawanan wilayah terhadap tindak kriminal. Setelah mendapatkan nilai-nilai tersebut maka nilai tersebut dijadikan data uji pada metode klasifikasi CART untuk menentukan kerawanan wilayah terhadap tindak pidana pencurian sepeda motor. 3. Rancangan output Output dari proses (Seasonal) ARIMA adalah hasil peramalan data series dari 5 (lima) atribut yang diramalkan yang masing masing dan diharapkan menghasilkan nilai peramalan yang tepat dengan error yang relatif kecil berdasarkan nilai AIC terkecil. Sedangkan pada proses klasifikasi diharapkan menghasilkan nilai akurasi klasifikasi CART dengan tingkat akurasi yang terbaik. e. Implementasi Seluruh data dilakukan prepocessing terlebih dahulu untuk mendapatkan sebuah data yang siap untuk pemodelan (Seasonal) ARIMA. Kemudian jika data telah selesai dilakukan preprocessing maka data tesebut siap disusun dan dilakukan proses prediksi, selanjutnya adalah tahap pembuatan aplikasi. Tahap ini dilakukan implementasi perancangan peramalan yang telah dibuat ke dalam R programming, sehingga dapat menghasilkan rangkaian prototype yang dapat digunakan untuk melakukan peramalan. Sementara untuk proses klasifikasi CART dan user interface dilakukan implementasinya menggunakan bahasa pemrograman Java. f. Pengujian Sistem Pengujian pertama dilakukan terhadap time series menggunakan (Seasonal) ARIMA dan kedua diuji menggunakan CART. Kemudian hasil klasifikasi dilakukan pengujian K-fold cross validation untuk pengujian akurasi dari model tersebut. Parameter yang digunakan dalam pengujian adalah tingkat akurasi data yang diperoleh dari metode yang digunakan.

10 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini adalah: BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan laporan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini mengulas penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini sebagai dasar rujukan ataupun referensi untuk penelitian yang dilakukan. BAB III. LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas yang berkaitan tentang dasar teori yang mendukung dan berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian yang dilakukan. BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas mengenai analisis masalah, analisis perangkat lunak, perancangan proses, perancangan perangkat lunak, perancangan antarmuka dari sistem, perancangan masukan dan perancangan keluaran. BAB V. IMPLEMENTASI Pada bab ini membahas mengenai batasan implementasi, penerapan program, kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak, serta implementasi program dan hasil dari sistem setelah diimplementasikan dengan bahasa pemrograman yang dipilih. BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi dan membahas tentang pengujian dan analisis terhadap hasil pengujian sistem yang telah dikembangkan/dibangun. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan pembahasan dari permasalahan yang telah dicapai dan saran untuk pengembangan sistem selanjutnya.

Prediksi Kerawanan Wilayah Terhadap Tindak Pencurian Sepeda Motor Menggunakan Metode (S)ARIMA Dan CART

Prediksi Kerawanan Wilayah Terhadap Tindak Pencurian Sepeda Motor Menggunakan Metode (S)ARIMA Dan CART IJCCS, Vol.11, No.2, July 2017, pp. 119~130 ISSN: 1978-1520 Prediksi Kerawanan Wilayah Terhadap Tindak Pencurian Sepeda Motor Menggunakan Metode (S)ARIMA Dan CART Pradita Eko Prasetyo Utomo* 1, Azhari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki berbagai jenis media penyiaran seperti televisi dan radio dan media cetak seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Namun, dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada sektor transportasi di Indonesia semakin meningkat seperti transportasi udara, laut, dan darat. Hal itu disebabkan oleh kebutuhan manusia

Lebih terperinci

PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG

PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG Brenda Charmelita Program Studi Teknik Informatika, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No. 5-11,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Komputer saat ini seringkali digunakan sebagai sarana pengolah data diberbagai instansi, perusahaan, sekolah dan sebagainya. Fungsi komputer yang mampu mengolah data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat modern dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sering

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat modern dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat modern dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sering mendapatkan permasalahan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yaitu kebutuhan primer, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Automatic Teller Machine (ATM) merupakan salah satu teknologi sistem informasi yang digunakan oleh bank. Kasmir (2007) menyatakan ATM merupakan mesin yang memberikan

Lebih terperinci

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bidang jasa periklanan merupakan salah satu bentuk bisnis yang sangat berkembang oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan kerjasama dengan perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengolahan buah dan sayuran menjadi produk siap saji memiliki nilai tambah tersendiri bagi pasar. Salah satunya adalah pengolahan buah dan sayuran menjadi makanan ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertukaran informasi di zaman modern ini telah sampai pada era digital. Hal ini ditandai dengan semakin dibutuhkannya teknologi berupa komputer dan jaringan internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet saat ini merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari segenap sendi kehidupan. Berbagai pekerjaan ataupun kebutuhan dapat dilakukan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beredarnya iklan penawaran kepemilikan kendaraan sepeda motor yang cukup menarik dengan menawarkan berbagai syarat kemudahan pembayaran membuat bagi sebagian orang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Time Series Arima dan Arimax pada Pemodelan Data Jumlah Permintaan Busana Muslim Anak di Perusahaan Habibah Busana

Implementasi Metode Time Series Arima dan Arimax pada Pemodelan Data Jumlah Permintaan Busana Muslim Anak di Perusahaan Habibah Busana Implementasi Metode Time Series Arima dan Arimax pada Pemodelan Data Jumlah Permintaan Busana Muslim Anak di Perusahaan Habibah Busana Dosen Pembimbing I : Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PHP... 15

DAFTAR ISI PHP... 15 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin dirasakan kegunaannya oleh manusia. Hal itu disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin dirasakan kegunaannya oleh manusia. Hal itu disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin dirasakan kegunaannya oleh manusia. Hal itu disebabkan karena hasil kemajuan teknologi yang ada sekarang ini telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kewajiban negara terhadap warga negaranya adalah memberikan rasa aman. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam menjalankan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan tidak tersedianya sumber daya alam seperti migas, hasil hutan ataupun industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut ini adalah desain penelitian beserta tahapan yang digunakan pada proses rancang bangun aplikasi sistem rekomendasi pengamanan wilayah tindak

Lebih terperinci

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sifatnya peramalan terbagi atas dua yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Metode kuantitatif terbagi atas dua yaitu analisis deret berkala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan terus berkembangnya sektor industri yang juga mengakibatkan semakin bertambah ketatnya persaingan dalam bidang perdagangan. Setiap usaha dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber kas negara yang digunakan untuk pembangunan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Dewasa ini fungsi komputer sangat diperlukan baik pada perusahaan menengah ke atas maupun pada perusahaan kecil. Adapun fungsi komputer itu adalah mengolah data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim.

BAB I PENDAHULUAN. konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Variasi dan keadaan curah hujan yang terjadi, tidaklah selalu tetap dan konstan, namun ada beberapa periode yang memperlihatkan keadaan yang ekstrim. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut,

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Kabupaten Wonogiri di bagian tenggara, Kabupaten Klaten di bagian timur laut, BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 34 provinsi di Indonesia yang terletak di pulau jawa bagian selatan tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah upaya untuk memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang, sedangkan peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekretariat Badan Geologi adalah divisi yang bergerak melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kegiatan perjalanan dinas. Kegiatan perjalanan dinas dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Education data mining merupakan penelitian didasarkan data di dunia pendidikan untuk menggali dan memperoleh informasi tersembunyi dari data yang ada. Pemanfaatan education

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Peramalan Peramalan adalah data di masa lalu yang digunakan untuk keperluan estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat memudahkan instansi-instansi tertentu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi instansi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selain dikenal sebagai kota wisata budaya, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar. Tidak heran apabila Yogyakarta dibanjiri warga pendatang yang berasal dari

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kartun animasi terdapat pada proses pembuatan film kartun animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Film kartun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang dilakukan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beras adalah bahan pangan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap manusia dalam setiap harinya. Beras merupakan hasil pengolahan dari padi yang memiliki sumber

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan keadaan pada suatu waktu merupakan hal penting. Hal itu dikarenakan peramalan dapat digunakan sebagai rujukan dalam menentukan tindakan yang akan

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan melakukan penyelenggaraan pemerintah negara dan pembangunan nasional yang adil, makmur, dan merata berdasarkan Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beli sepeda motor bermerek Honda. Dalam kegiatan operaisonalnya, PD. Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. beli sepeda motor bermerek Honda. Dalam kegiatan operaisonalnya, PD. Wijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Wijaya Abadi Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli sepeda motor bermerek Honda. Dalam kegiatan operaisonalnya, PD. Wijaya Abadi juga mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT EWINDO merupakan perusahaan milik swasta yang bergerak di bidang manufaktur, memproduksi kabel elektronik, kabel penyusun kendaraan seperti motor dan mobil,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Data Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data penjualan motor merek Yamaha tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Purworejo adalah daerah agraris karena sebagian besar penggunaan lahannya adalah pertanian. Dalam struktur perekonomian daerah, potensi daya dukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) 1 Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) Sharfina Widyandini dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang sangat padat, salah satu penyebabnya karena Yogyakarta merupakan kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan. mempertimbangkan data dari masa lampau. Ketepatan secara mutlak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan (forecasting) merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang menggunakan dan mempertimbangkan data dari

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Distributor Seragam Aneka Jaya merupakan satu distributor seragam merk Teladan yang berada di kota sidoarjo. Distributor Seragam Aneka Jaya sendiri berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peramalan merupakan suatu kegiatan memprediksi nilai dari suatu variabel berdasarkan nilai yang diketahui dari variabel tersebut pada masa lalu atau variabel yang berhubungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kendaraan bukan lagi barang yang tergolong barang mewah, melainkan kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh pergeseran kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

STANDART PENGUJIAN PADA LAPORAN TUGAS AKHIR PRODI TI STMIK ASIA MALANG T.A 2017/2018

STANDART PENGUJIAN PADA LAPORAN TUGAS AKHIR PRODI TI STMIK ASIA MALANG T.A 2017/2018 STANDART PENGUJIAN PADA LAPORAN TUGAS AKHIR PRODI TI STMIK ASIA MALANG T.A 201/2018 1. Data Mining a. Uji Cross Validation c. Uji Pelatihan 2. Jaringan Syaraf Tiruan a. Uji Cross Validation c. Uji Pelatihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan penelitian tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan kegiatan yang mendefinisikan ruang lingkup penelitian tugas akhir serta metodologi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar global dewasa ini tanpa disadari telah membuat kompetisi di dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar global dewasa ini tanpa disadari telah membuat kompetisi di dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar global dewasa ini tanpa disadari telah membuat kompetisi di dalam dunia perindustrian menjadi hal yang lebih penting. Pasar yang dulunya pada masa Perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. topik diskusi yang semakin luas dibicarakan, baik melalui media massa maupun

BAB I PENDAHULUAN. topik diskusi yang semakin luas dibicarakan, baik melalui media massa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk dunia saat ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya dalam kurun waktu beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dewasa ini, perkembangan alat-alat transportasi pun semakin meningkat. Alat transportasi, khususnya kendaraan bermotor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional Negara Indonesia. Hal ini disebutkan dengan jelas pada Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 di

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average

ABSTRAK. Kata Kunci : Peramalan, Least Square, Moving Average ABSTRAK Dengan adanya perkembangan teknologi, untuk menjaga kualitas roti maka setiap jenis roti memiliki tanggal kadaluarsa yang berbeda-beda. Ada beberapa faktor utama dalam menentukan jumlah roti yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu negara berkembang khususnya ibukota Jakarta sebagai kota

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu negara berkembang khususnya ibukota Jakarta sebagai kota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam adanya perkembangan industri yang terjadi di negara-negara berkembang saat ini, maka tingkat perkembangan transportasi juga ikut berkembang. Indonesia yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari maraknya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari maraknya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Terutama internet merupakan sarana teknologi yang lazim digunakan dan menjadi kebutuhan utama

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen dan Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA

Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Bab V KESIMPULAN DAN MASALAH TERBUKA Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh berdasarkan pada pembahasan dalam Bab III dan IV. Kesimpulan ini sebagai jawaban dari permasalahan dan sekaligus hasil yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peramalan pada dasarnya merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang berurutan untuk menduga kejadian di masa depan (Frechtling, 2001:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Sumber data diperoleh dari Koperasi X yang terdiri dari 3 file excel

BAB III PEMBAHASAN. Sumber data diperoleh dari Koperasi X yang terdiri dari 3 file excel BAB III PEMBAHASAN A. Sumber Data Sumber data diperoleh dari Koperasi X yang terdiri dari 3 file excel peminjam dengan jaminan sertifikat tanah, tunjuk, dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) serta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indonesia saat ini sudah menghadapi pasar bebas. Hal ini membuat persaingan antara produk produk yang ada di Indonesia semakin ketat terutama produk yang sejenis. Dengan semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu data Multivariate Time Series (MTS), dilihat dari sifatnya, dapat didefinisikan sebagai suatu data yang didapat dengan melakukan observasi terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh negara negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh negara negara maju karena menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini komputer memiliki peran yang cukup besar dalam membantu menyelesaikan pekerjaan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kecerdasan

Lebih terperinci

Aplikasi Prediksi Hasil Panen Padi Dengan Metode Least Square (Study Kasus : RT.001 RW.006 Ds.Warujayeng Kab.Nganjuk) SKRIPSI

Aplikasi Prediksi Hasil Panen Padi Dengan Metode Least Square (Study Kasus : RT.001 RW.006 Ds.Warujayeng Kab.Nganjuk) SKRIPSI Aplikasi Prediksi Hasil Panen Padi Dengan Metode Least Square (Study Kasus : RT.001 RW.006 Ds.Warujayeng Kab.Nganjuk) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK 1 BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 PENDAHULUAN Seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi, kebutuhan manusia pun semakin bertambah, sehingga perusahaan berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Labuhanbatu adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rantauprapat. Kabupaten Labuhanbatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan suatu sarana dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada lingkungan belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan. kepada daerah untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan. kepada daerah untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola dirinya sendiri. Sebagai administrator penuh, masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta yang diungkap oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta yang diungkap oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dapat mendeteksi rangsangan dari luar tubuh dengan adanya alat tubuh yang dinamakan indera. Indera yang digunakan untuk mendeteksi adanya rangsangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan BAB 1 PERSYARATAN PRODUK Bab ini membahas mengenai hal umum dari produk yang dibuat, meliputi tujuan, ruang lingkup proyek, perspektif produk, fungsi produk dan hal umum yang lainnya. 1.1 Pendahuluan Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan saham merupakan salah satu motor penggerak ekonomi suatu negara. Sekuritas (saham) merupakan surat yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya negara negara maju dan negara berkembang baik itu di bidang ekonomi, industri maupun teknologi. Maka semakin banyak pohon pohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan tersebut dapat meliputi berbagai hal, mulai dari aspek sosial,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan tersebut dapat meliputi berbagai hal, mulai dari aspek sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan pembangunan yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan zaman telah mempengaruhi terjadinya perubahan dalam berbagai aspek, baik secara fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan sesuatu kegiatan operasional dengan maksud untuk menyeragamkan proses penilaian dari setiap perusahaan untuk peningkatan aktivitas pada skala global,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manfaat Peramalan Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suatu dugaan atau perkiraan tentang terjadinya suatu keadaan dimasa depan, tetapi dengan menggunakan metode metode tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar pertukaran mata uang merupakan pasar keuangan dengan pergerakan arus uang terbesar yakni sekitar 1,5 triliun dollar US tiap harinya di seluruh dunia. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penjualan cake dan bakery pada Zahara Bakery yang selalu laris, membuat karyawan Zahara Bakery harus mempersiapkan penjualan sesuai dengan tingkat kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tentunya terus melakukan pembangunan daerah. Salah satu solusi pemerintah dalam meratakan pembangunan daerah

Lebih terperinci