BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selain dikenal sebagai kota wisata budaya, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pelajar. Tidak heran apabila Yogyakarta dibanjiri warga pendatang yang berasal dari berbagai latar belakang dan tampak sebagai Indonesia dalam versi mini. Jumlah penduduk di Yogyakarta semakin bertambah begitu pula dengan keadaan lalu lintasnya. Tidak sulit untuk menemukan nomor kendaraan luar kota di jalanan Jogja yang menunjukan banyak warga pendatang di Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya jumlah volume kendaraan. Hal tersebut terlihat dari semakin mudahnya menemukan jalan-jalan yang mengalami kemacetan terlebih di jalan-jalan utama seperti jalan Jogja-Solo, Jalan Kaliurang, Jalan Gejayan, Jalan Magelang, dan sebagainya. Kepadatan tersebut dipenuhi dengan berbagai macam jenis kendaraan pribadi dan angkutan umum. Data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kas Aset Daerah (DPKAD) DIY tahun 2010 jumlah kendaraan yang beredar di Yogyakarta sebanyak 1,15 juta kendaraan dan mengalami kenaikan sebesar 14% - 15%.setiap tahunnya. Dari jumlah total kendaraan dan kenaikan yang dialami setiap tahunnya, 15 % terdiri dari kendaraan roda empat dan 85% kendaraan roda dua dengan plat AB, sedangkan kendaraan non AB di perkirakan setiap tahunnya 5

2 bertambah sebanyak hingga Kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang tergolong cukup pesat salah satu penyebabnya yakni keadaan laju pertumbuhan ekonomi yang membaik. Peningkatan jumlah kendaraan terbesar terjadi di Kabupaten Sleman dan disusul Kabupaten Bantul di urutan kedua. Data tersebut menunjukan kendaraan roda dua mendominasi jenis kendaraan yang beroperasi. Volume kendaraan yang semakin bertambah setiap tahunnya, menjadi salah satu pemicu munculnya kemacetan. Selain kemacetan, banyak masalah yang ditimbulkan dengan semakin meningkatnya volume kendaraan. Masalah yang timbul salah satunya adalah meningkatnya angka kecelakaan. Selain mengalami kerugian materiel, kecelakaan fatal akan berakibat pada meninggalnya seseorang dengan sia-sia. Banyak penyebab terjadinya kecelakaan akan tetapi salah satu penyebab utama kecelakaan adalah pelanggaran lalu lintas oleh pengendara. Pelanggaran tersebut terjadi salah satunya karena sikap ketidakpatuhan pengendara pada aturan-aturan berkendaraan yang diberlakukan. Sebagian pengendara pada dasarnya sudah menyadari akibat yang akan ditimbulkan dari sikap tidak patuh tersebut namun kesadaran masyarakat akan keselamatan dan ketaatan dalam berlalu lintas masih rendah. Kesadaran masyarakat yang masih rendah tersebut terbukti dengan banyaknya angka pelanggaran lalu lintas di Yogyakarta. Berikut data mengenai jumlah kecelakaan di Kota/Kabupaten Yogyakarta: 1 Dimuat pada terbit pada hari Senin, 23 September

3 Tabel/Table : 1 Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda Motor menurut Kabupaten/Kota di D.I Yogyakarta (Number of Accident Motor Cycle by Regency/ City in D.I Yogyakarta) Kabupaten/Kota Jumlah Mati Luka Berat Luka Kerugian (Regency/City) Kecelakaan (Death) (Seriously Ringan (Material (Number of Injured) (Slightly Damage) Accident) Injured) (000 Rp.) 1. Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY Sumber: Kantor Ditlantas Polda D.I Yogyakarta dalam yogyakarta.bps.go.id 7

4 Dari data yang disampaikan dalam yogyakarta.bps.go.id yang diperoleh dari kantor Ditlantas Polda D.I Yogyakarta tersebut menunjukan peningkatan angka kecelakaan yang cukup signifikan dari tahun di DIY. Angka kecelakaan paling tinggi berada di kabupaten Sleman, angka kecelakaan mencapai kecelakaan dalam satu tahun. Sedangkan kerugian akibat dari kecelakaan tersebut mencapai kisaran Rp ; angka yang cukup besar untuk kerugian sebuah kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran yang dilakukan sangat beragam. Sejauh ini pelanggar ketertiban berlalu lintas hanya dikenakan sanksi apabila sedang ada razia kendaraan rutin ataupun pemeriksaan yang dilakukan di pos polisi. Banyak pelanggar yang belum terjamah pasal dan sanksi mengingat razia kendaraan bermotor tidak rutin dilakukankan. Berikut merupakan data yang menunjukan angka pelanggaran lalu lintas di Kota/Kabupaten Yogyakarta: 8

5 Tabel/Table : 2 Jumlah Pelanggaran Lalu Lintas menurut Kabupaten/Kota D.I Yogyakarta Number of Traffic Offences by Regency/City in D.I Yogyakarta Kabupaten/Kota Pelanggaran Penindakan Denda (Regency/City) Lalu Lintas (Taking Measures) (Money Fine) (Traffic Dengan Tilang Non Tilang (Rp.) Offences) (Traffic Ticket) (Not Traffic (Rp.) Ticket) 1. Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DITLANTAS DIY Sumber: Kantor Ditlantas Polda D.I Yogyakarta dalam yogyakarta.bps.go.id Dari data yang disampaikan dalam yogyakarta.bps.go.id yang diperoleh dari kantor Ditlantas Polda D.I Yogyakarta pada tahun 2013 menunjukan pelanggaran tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta namun pelanggaran dengan tindakan tilang dan pembayaran denda paling banyak terjadi di Kabupaten Sleman. Dengan jumlah kendaraan roda dua yang mendominasi maka resiko pengendara roda dua terhadap pelanggaran dan kecelakaan juga tinggi. Dari data 9

6 diatas, pelanggaran lalu lintas terbesar terjadi di Kabupaten Sleman dan dari data sebelumnya kecelakaan paling banyak juga terjadi di Kabupaten Sleman. Dari data tersebut dapat diketahui kerugian dari adanya pelanggaran lalu lintas sangat banyak dan fatal. Berdasarkan perubahan keadaan lalu lintas dan peningkatan volume kendaraan, peniliti memfokuskan penelitian pada kepatuhan pengendara roda dua di Kabupaten Sleman. Peneliti juga ingin mengetahui upayaupaya yang dilakukan kepolisian Polda DIY untuk mendorong peningkatan kepatuhan publik dalam berlalu lintas serta persepsi masyarakat akan kepatuhan mereka sebagai pengendara kendaraan roda dua. 1.2 Identifikasi masalah Banyak permasalahan lalu lintas di Yogyakarta salah satunya peningkatan volume kendaraan sehingga berdampak pada kepadatan lalu lintas dibeberapa tempat. Angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas tertinggi di Provinsi Yogyakarta terjadi di Kabupaten Sleman. Peningkatan volume kendaraan yang didominasi oleh roda dua juga memberikan pengaruh pada angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Melihat kondisi fisik dari kendaraan roda dua, pengendara roda dua lebih memiliki resiko akan dampak apabila terjadi kecelakaan. Selain itu, perlengkapan keselamatan lebih banyak dibutuhkan oleh pengendara roda dua dan belum tentu semua pengendara memahami akan kebutuhan keselamatan tersebut. Dari berbagai pengamatan yang dilakukan peneliti, baik secara langsung maupun melalui berbagai media masa, seperti kompas.com, detik.com dan koran-koran 10

7 lokal seperti kedaulatan rakyat, tribun jogja dsb. Berikut merupakan identifikasi masalah yang terjadi di Kabupaten Sleman, antara lain: - Volume kendaraan semakin meningkat dan menjadi salah satu faktor utama penyebab kemacetan - Peningkatan volume kendaraan di dominasi dengan kendaraan roda dua - Salah satu penyebab utama kecelakaan adalah pelanggaran lalu lintas - Masih banyak rambu-rambu jalan yang terletak kurang strategis sehingga pengendara baik pengendara roda empat maupun roda dua tidak bisa melihat dengan jelas - Iklan layanan masyarakat yang dipasang seringkali dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab sehingga menghilangkan esensi dari iklan tersebut. 1.3 Rumusan masalah Dari identifikasi masalah dan batasan masalah yang sudah dilakukan maka ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat kepatuhan publik pengendara roda dua dalam berlalu lintas di Kabupaten Sleman? 1.4 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan publik kendaraan roda dua dalam berlalu lintas di Kabupaten Sleman. 2. Melakukan Identifikasi faktor-faktor pendorong terbentuknya kepatuhan dalam berlalu lintas di Kabupaten Sleman. 11

8 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi: 1. Pemerintah Bagi pemerintah khususnya Satuan Unit Lalu Lintas Polres Sleman dan instansi-instansi terkait lainnya, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: - Memberikan informasi kepada pemerintah tentang faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk patuh dalam berlalu lintas sehingga mampu menjadi referensi untuk penerapan program-program ketertiban berlalu lintas yang mudah diterima masyarakat khususnya pengendara utamanya pengendara roda dua. - Untuk membantu pemerintah merumuskan atau mengevaluasi kebijakan lalu lintas, agar penegakan UU no. 22 tahun 2009 lebih efektif dan efisien serta tercipta ketertiban dan kenyamanan berlalu lintas. 2. Masyarakat - Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai peraturan-peraturan berlalu lintas, sanksi hukum dan program-program layanan masyarakat tentang kepatuhan dan ketertiban berlalu lintas, khususnya bagi pengendara roda dua. 12