BAB IV. STUDI KASUS PADA PT. CITRA TUBINDO Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. STUDI KASUS PADA PT. CITRA TUBINDO Tbk"

Transkripsi

1 BAB IV STUDI KASUS PADA PT. CITRA TUBINDO Tbk Kris Wiluan (CEO Citra Tubindo) berjalan didalam gedung kantor pusat Citra Tubindo di Kabil, Pulau Batam menuju ruangannya. Terletak dan berdiri kokoh diatas tanah yang seluruhnya seluas 20 hektar dimana selain Citra tubindo sendiri juga terdapat anak-anak perusahaan didalam lokasi tersebut. Perusahaan ini telah tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar yang bergerak dibidang pemasokan pipa tampa kampuh dan assesories untuk industri minyak dan gas bumi. 26 tahun usia yang sudah cukup dewasa bagi suatu perusahaan sejak berdiri tahun 1983, dimana telah melewati berbagai macam masalah dan hambatan untuk dapat menjaga existensi dan konsistensi diindustri yang digelutinya sejak berdiri. Sejarah Perusahaan PT. Citra Tubindo didirikan pada tanggal 23 agustus 1983 oleh seorang berkewarganegaraan Indonesia bernama Kris Taenar Wiluan dalam rangka penanaman modal dalam negeri (PMDN), di mana pada saat pertama kali pendirian perusahaan menempati 2 lokasi yaitu lokasi pembuatan uliran pipa (end finishing of oil country tubular Goods/OCTG) seluas 3,7 Hektar di Batu Ampar dan lokasi pabrik 79

2 80 pemrosesan pipa baja tanpa kampuh secara perawatan panas di Kabil seluas 20 hektar. Kedua lokasi tersebut berada dipulau Batam, propinsi Riau, yang merupakan daerah yang khusus dikembangkan oleh pemerintah sebagai pusat pengembangan industri penunjang operasi minyak dan gas bumi di Indonesia. Pada permulaan usahanya, PT. Citra Tubindo pada tahun 1984 sampai dengan 1986 perusahaan bekerja sama dengan Texas-Y, perusahaan penguliran pipa terkemuka dari Amerika Serikat. Hasil kerjasama alih teknologi dalam bidang penguliran pipa tanpa kampuh dan asesorisnya tersebut telah memenuhi standar official dan diizinkan menggunakan monogram sesuai American Petroleum Industries (API) untuk jenis uliran pipa tersebut. Berkat prestasi terbaik yang telah dicapai oleh perusahaan dalam standar mutu produksi, maka perusahaan memperoleh penghargaan dari MEPSI (Mobil Exploration and Production Services Inc.,) jenis LEVEl IV, dan hal ini adalah pertama kalinya diberikan kepada perusahaan di luar Amerika Serikat. Pada tanggal 28 November 1989 perusahaan menjadi terbuka dan telah mencatatkan saham-sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Terhitung sejak tanggal 3 April 2002, PT. Citra Tubindo saat itu menjadi PT. Citra Tubindo Tbk dan saham perusahaan sebanyak saham telah dicatatkan ke dalam penitipan kolektif PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). (Lampiran 1. Struktur Organisasi pada tahun 1993)

3 81 Perusahaan memiliki visi adalah menjadi perusahaan bertaraf internasional, terdaftar pada bursa saham regional dan dapat mengekspor lebih dari 50% kapasitas produksinya ke seluruh dunia. Dan misi perusahaan adalah memberikan pelayanan terbaik kepada para pemakai jasa perusahaan di seluruh dunia dengan mempertahankan kebanggaan sebagai produsen yang berdaya saing dan bermutu tinggi. Bidang usaha perusahaan PT. Citra Tubindo Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemrosesan pipa baja dan jasa untuk menunjang industri minyak dan gas bumi, dengan rincian sebagai berikut : Pemrosesan green pipe menjadi pipa-pipa dengan grade yang diperlukan oleh pembeli melalui heat treatment. Pembuatan uliran pipa baja tanpa kampuh (seamless) sesuai standar API (American Petroleum Institute) mulai ukuran 2-3/8 sampai dengan 20. Memproduksi berbagai jenis uliran pipa dan asesorisnya atas dasar lisensi dari berbagai pabrik terkemuka di dunia termasuk mendapatkan bantuan teknisnya dari Vallourec (Perancis), Mannesmann, Sumitomo Metal Industries (Jepang), Hydrill (Amerika Serikat). Pemeriksaan, reparasi dan pembersihan pipa serta ulirannya.

4 82 Fasilitas- fasilitas produksi yang tersedia adalah : Fasilitas perawatan panas (heat treatment) Fasilitas ini merupakan fasilitas untuk proses perawatan untuk memproses green pipe menjadi pipa dengan grade yang diminta pembeli, dengan kapasitas metrik ton pipa berukuran diameter antara 2-3/8 sampai dengan 13-3/8 sesuai dengan standar American Petroleum Insttitute (API) maupun Premium Grade dan mendapat sertifikat pengakuan mutu dari API. Fasilitas pengujian yang terdiri dari : Pengujian Destruktif Adapun pengujian ini untuk mengetahui apakah bahan yang diuji memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan standar dan spesifikasi yang ditetapkan terdiri atas 5, yaitu : Uji tarik, Uji spectrometer, Uji kekerasan, Uji kelenturan dan Uji metalurgi. Pengujian tidak merusak Terdiri atas beberapa macam pengujian, diantaranya : Special End Area Magnetic Particle, Magnetic Particle Inspection, Pengujian Ultra sonic, Pengujian Electro Magentic, Pengujian Hydrostatic, Pengujian Dimensi, Fasilitas manufakturing pipa Double Submerged Arc Weld (DSAW) Fasilitas manufakturing pipa Double Submerged Arc Weld (DSAW)

5 83 PT. Dwi Sumber Arca Waja (DSAW) adalah salah satu anak perusahaan Citra Tubindo, yang bidang usahanya memproduksi pipa-pipa baja DSAW yang telah bersertifikasi ISO 9001:2000 dan berlisensi untuk memproduksi API 2B dan 5L. Industri perlengkapan untuk minyak dan gas di Indonesia Indonesia merupakan produsen minyak bumi dan gas. Negara yang berada pada posisi ke 16 produksi minyak dunia dan adalah eksportir terbesar dunia untuk produksi minyak dan gas bumi. Meskipun harga minyak dunia jatuh, sektor energi hulu Indonesia sampai saat ini tidak secara signifikan terpengaruh oleh krisis ekonomi Asia. Faktanya, bersama dengan sektor pertanian dan pertambangan, minyak dan gas diharapkan menjadi sumber utama pendapatan Negara. Meskipun peranan sektor-sektor tersebut dalam perekonomian negara secara terus menerus menurun selama beberapa tahun terakhir, sebagai pemberi kontribusi tunggal untuk pendapatan pemerintah dan pendapatan lewat ekspor, minyak dan gas memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wood Mckenzie pada tahun 1998, perusahaan minyak dan gas di Indonesia akan menghabiskan sekitar US$ 7,3 miliar untuk material, peralatan dan perlengkapan selama lebih dari 7-8 tahun kedepan. Pasar untuk perlengkapan minyak dan gas bergantung dengan kondisi dari sektor minyak dan gas. Sektor ini dalam putaran sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat produksi Negara seperti yang ditetapkan oleh OPEC, oleh iklim investasi dan

6 84 sebagai permulaan untuk konstruksi dari proyek utama. Pasar Indonesia untuk perlengkapan minyak dan gas mencapai sekitar US$ 1,01 miliar dalam tiga tahun terakhir. Risiko usaha Untuk mengatasi risiko usaha perseroan telah mengambil langkah-langkah sebagai berikut : bahan baku utama yang dipakai seperti pipa mentah, lembaran baja gulung dan biji plastik, semuanya diimpor oleh perusahaan yang senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan para pemasoknya dimana sebagaian besar pemasok tersebut juga merupakan pemegang saham strategis. Dalam upaya meminimalkan risiko atas fluktuasi mata uang asing, perusahaan menjual hasil produknya dalam mata uang asing. Menghadapi risiko terhadap bangunan, prasarana, alat-alat produksi, alat-alat transportasi, serta hilang/rusaknya pengiriman barang-barang hasil produksi ke konsumen telah sepenuhnya diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dapat terjadi. Kemudian pada tahun 2002 telah terjadi Perang Baja ( Steel War ) dimana banyak negara termasuk Amerika Serikat, telah menaikkan tarif bea masuk impor baja, termasuk pipa, untuk melindungi industri baja dalam negeri mereka. Akibat Steel War semua produsen pipa yang biasanya mengekspor ke AS sebagai konsumen pipa terbesar di dunia terpaksa mencari pangsa pasar baru, termasuk

7 85 Indonesia yang bea masuknya rendah. Sehingga dampak yang dihadapi oleh perusahaan adalah harus menurunkan harga jual untuk bersaing dengan pipa impor. Anak perusahaan PT. Citra Pembina Pengangkutan Industries (CPPI), bergerak dibidang jasa transportasi. PT. Bandar Kabil Indonusa (BKI), bergerak di bidang jasa kepelabuhan. PT. Citra Madya Cargindo (CMC), bergerak di bidang jasa kargo. PT. Pelayaran Citranstirta Tatasarana (PCT), bergerak di bidang jasa pengapalan. NS Connection Technology Pte., Ltd. (NSCT), bergerak di bidang pemasaran. (Lampiran 2. Pemegang saham PT. Citra Tubindo) Sumber daya manusia di Citra Tubindo Perseroan menyadari bahwa para karyawan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan serta keberhasilan perseroan. Oleh karena itu, perseroan secara terus menerus memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui berbagai program latihan, pengembangan dan pelayanan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. Selain tenaga kerja Indonesia juga terdapat dua belas tenaga kerja asing yakni satu orang untuk jabatan General Manager dan satu orang Marketing Manager serta

8 86 10 orang sebagai tenaga bantuan teknik dari kontraktor asing yang membangun pabrik, antara lain sebagai teknisi quality control, teknisi kimia dan teknisi produksi. Segala hak dan kewajiban karyawan telah tercakup secara jelas dalam peraturan perusahaan yang telah disahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, propinsi Riau. (Lampiran 3. Komposisi Karyawan pada 31 Desember 1993). Dalam rangka menunjang upaya peningkatan kesejahteraan karyawan beserta keluarganya, Perusahaan telah melaksanakan/menyediakan fasilitas antara lain : Pembayaran upah minimum sesuai dengan ketentuan pemerintah, Fasilitas kesejahteraan untuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan, Keanggotaan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Sarana olah raga, ibadah dan rekreasi, Jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), Pemberian tanda jasa dan penghargaan. Upaya Menjaga Keseimbangan Sosial dan Lingkungan Karyawan Di bidang sumber daya manusia, peningkatan penggajian dilakukan antara lain dengan menyempurnakan skala penggajian dan penerapan Upah Minimum Perusahaan (UMP) yang lebih tinggi daripada Upah Minimum kota Batam. Perseroan memprioritaskan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan karyawannya, dengan mengadakan pelatihan di perusahaan sendiri maupun menyertakan karyawan dalam pelatihan di luar perseroan. Untuk mencapai sasaran yang lebih baik dalam perkembangan karir karyawan, perseroan lebih membuat pola MAPPING yang lebih terarah dalam rencana pengembangan karir. Juga mulai dilakukan pengujian ketrampilan dan

9 87 pengetahuan setiap karyawan untuk mengetahui secara tegas kemampuan riil karyawan agar dapat ditentukan jenis pelatihan yang dibutuhkan. Perusahaan senantiasa menerima pendapat dari seluruh pekerja masing-masing departemen yang ada, dan manajemen memberikan pengarahan dan komunikasi dua arah yang baik. Ada juga kegiatan sosial dan keagamaan dimana sarana ruang pertemuan, lapangan oleh raga maupun tempat beribadah tersedia di lingkungan perseroan. Wisata bersama karyawan maupun peringatan hari-hari besar keagamaan menjadi agenda tetap perusahaan. Dalam mengembangkan komunitas sosial di sekitar pabrik, perusahaan telah memberi bantuan untuk mengembangkan di sektor perikanan dan peternakan, pendidikan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan untuk komunitas lokal. Perusahaan juga membantu pertumbuhan usaha kecil, menengah dan koperasi. Pesaing dan pelanggan perusahaan Untuk pesaing yang memiliki fasilitas dan kelengkapan hampir setara dengan PT. Citra Tubindo hanya ada satu yaitu Seamless Pipe Indonesia Jaya, anak perusahaan dari Bakrie & Brothers. Bergerak di bidang usaha yang sama dan memiliki pelanggan dan pelayanan yang dimiliki kurang lebih sama dalam bidang industri minyak dan gas untuk penyediaan pipa baja pengeboran minyak lepas pantai. Kedua perusahaan merupakan perusahaan raksasa untuk industri pipa perminyakan, sehingga bisnis yang dimiliki menjadi sesuatu yang menjanjikan bagi perusahaan tersebut dalam industri yang digelutinya. Para pelanggannya juga sama

10 88 dengan Citra Tubindo yaitu perusahaan minyak dan gas bumi, antara lain : PERTAMINA, CONOCO PHILIPS, PETROCINA (untuk lokal domisili), Ras Gas Company Limited, Jublian Oil & Gas Pvt Ltd ( untuk domisili diluar Indonesia), dan sebagainya. Pada dasarnya untuk kompetitor perusahaan sebenarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu : Pabrikan -> High Grade, diantaranya : Seamless Pipe Indonesia Jaya (Heat Treatment, Threading), Purna Bina Nusa (Threading), Patraindo (Threading), Pipa Mas Putih (Threading). Trader (Importir) -> Low Grade, diantaranya : Penta Adi, Tarub Kirana, Tridaya Esa Pakarti. Market share industri pipa baja untuk pemasok perusahaan minyak dan gas bumi Untuk market share industri pipa pemasok perusahaan minyak dan gas bumi pada tahun 2003 hanya dipegang oleh dua produsen besar yaitu Citra Tubindo dan Seamless Pipe Indonesia Jaya, dimana Citra Tubindo dengan 37 % berada diposisi kedua setelah SPIJ (Seamless Pipe Indonesia Jaya) dengan 40 % untuk kapasitas penyediaan pipa yang diproduksi hanya di Indonesia dan tidak termasuk produksi pipa untuk kebutuhan ekspor. Kemudian untuk sisanya sebesar 23 % itu dipegang oleh beberapa pemain kecil dan importir. (Lampiran 4. Market Share in oil and gas pipe industries)

11 89 EDP Departemen perusahaan diawal tahun 90an EDP (Electronic Data Processing) Departemen Citra Tubindo pada tahun 1993 yang berlokasi di Batu Ampar hanya terdiri dari 3 orang diantaranya satu orang IT manajer yang berkebangsaan Filipina dan 2 orang technical support berkebangsaan Indonesia. Dimana pada saat ini semua komputer belum terintegrasi, melainkan masih berdiri sendiri-sendiri baik dalam satu plant maupun dengan plant yang lainnya (ada 3 plant) dan perusahaan mempergunakan sistem operasi Unix SCO. Kemudian pada tahun 1995, disaat Citra Tubindo berpindah lokasi ke Kabil mulailah EDP departemen melakukan integrasi dengan membuat jaringan lokal (LAN). EDP di Citra Tubindo kedepannya semakin berkembang sehingga mulai memikirkan untuk melakukan integrasi secara online antar plant dan monitoring secara real time untuk semua mesin-mesin dipabrik agar dapat dikontrol melalui komputer. Kemudian kedepannya perusahaan merencanakan untuk mempergunakan perangkat lunak ERP (Enterprise Resource Planning) karena melihat perkembangan perusahaan yang semakin pesat. Kondisi dan permasalahan perusahaan Pada awal 1980an Batam masih termasuk golongan daerah terpencil. Pada pendatang yang datang ke Batam, termasuk tenaga kerja seperti halnya pendatang ke daerah terpencil. Terdiri dari orang-orang : Pemberani yang memiliki visi dan

12 90 berjiwa petualang yang datang untuk mengadu nasib, Pengikut termasuk tenagatenaga kerja yang sudah putus asa (desperate) karena tidak mampu bersaing di tempat asalnya dan bersedia menerima pekerjaan apa saja ketimbang menganggur. Umumnya kompetensi mereka rendah (keterampilan dan pengetahuannya pas-pasan). Menerima tenaga kerja yang berkompetensi dan terampil sulit, yang masih terasa sampai saat ini. Tenaga-tenaga seperti ini lebih senang bekerja di Pulau Jawa ketimbang di Batam bila remunerasi yang tawarkan tidak berbeda jauh. Citra Tubindo yang baru mulai berkembang menghadapi masalah ini. Mau tidak mau perusahaan memanfaatkan tenaga yang tersedia di pasar. Akibat yang terjadi adalah tidak ada satu pun tenaga untuk departemen sumber daya manusia (HR) yang berkualifikasi dan bahkan pejabat HR ada yang belum membaca UU Perburuhan dan tidak mengerti bagaimana peraturan lembur. Kesemuanya ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : (a). Tidak adanya skala gaji yang secara konsisten diberlakukan, walaupun perusahaan selalu menjadi market leader di bidang penggajian di Batam, (b). Tidak ada job description tertulis, (c). Terjadi cronyism dan nepotisme, dimana para supervisor dan manajer merekrut anggota keluarga/family dan teman walaupun tidak memenuhi kualifikasi, (d). Tidak terpadat Equal job equal pay, karena akibat butir (c) diatas, (e). Tenaga-tenaga yang kompetensi dan ketrampilannya pas-pasan dapat ditekan gajinya, sedangkan tenaga-tenaga yang berkompetensi dan terampil umumnya mendapat gaji yang jauh lebih tinggi karena memiliki posisi tawar menawar. Disparitas gaji ini cukup tinggi,

13 91 melalui banyak terjadi gaji senang bawahan lebih tinggi daripada gaji atasannya (ada juga pada butir (3) diatas). Hal-hal tersebut dipengaruhi dengan kenyataan bahwa keadaan ini berujung dengan pemogokan yang pertama dalam sejarah perusahaan. Sejak berdirinya perusahaan Citra tubindo sampai tahun 1993 memiliki 3 plant yang berada pada 3 lokasi yang berlainan, antara lain : Heat Treatment Plant, Threading Plant, Accessories Plant. Dengan demikian sikap plant manajer menerapkan peraturan perusahaan menurut interpretasi masing-masing yang karena perbedaan kondisi disetiap lokasi yang berjauhan dan tidak terkendali dengan baik oleh general manager. Dengan demikian terjadi anomali dalam penerapan norma-norma. Proses penyempurnaan kondisi perusahaan Untuk menuntaskan permasalahan dan ketimpangan-ketimpangan yang menjadi pemicu pemogokan tersebut. Citra Tubindo pada tahun 1996 menggunakan jasa konsultan khusus bidang sumber daya manusia yaitu Hay Group Indonesia. Hay Group dipilih berdasarkan pertimbangan : Reputasi Hay Group yang sangat baik dalam bidang sumber daya manusia dan Dewan Direksi sudah cukup mengenal Hay Group dengan kredibilitasnya dalam bidang sumber daya manusia. Hal pertama yang dilakukan oleh pihak Hay terhadap perusahaan yaitu dengan melakukan climate survey (dengan cara wawancara dan observasi langsung), dimana survey dilakukan terhadap karyawan dan manajemen Citra Tubindo.

14 92 Pelaksanaan survey ini dilakukan dalam waktu + 2 minggu dan dilakukan secara transparan. Dari survey tersebut menghasilkan hal yang sangat penting bagi perusahaan, dimana ternyata tingkat kepercayaan karyawan terhadap perusahaan sangat rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebabnya karena adanya perbedaan perlakuan manajemen masing-masing plant terhadap karyawannya. Kemudian berdasarkan hasil survey pihak Hay memberikan solusi untuk diaplikasikan pada perusahaan yaitu dengan melakukan pembentukan uraian pekerjaan (job description) secara tertulis untuk setiap karyawan dan proses grading untuk sistem renumerasi perusahaan berdasarkan standard grade yang dimiliki oleh Hay Group. Dalam suatu rapat besar Dewan Komisaris, HR Departemen bersama dengan Hay Group (Konsultan HR) di kantor pusat Citra Tubindo Batu Ampar, Batam pada tahun dipaparkan beberapa masalah sekaligus solusi yang ditawarkan dari pihak Hay Group untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga hal itu membuat Kris Wiluan CEO Citra Tubindo dalam keadaan dilema dalam menentukan solusi mana yang terbaik untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, apakah akan menggunakan solusi dari Hay Group atau akan mencari solusi lainnya?

15 93 Lampiran 1 Gambar 4.1. Struktur Organisasi pada tahun 1993

16 94 Lampiran 2 Gambar 4.2. Pemegang Saham perusahaan pada tahun 1993 (dalam %) Lampiran 3 Komposisi karyawan perusahaan pada 31 Desember 1993 adalah sebagai berikut : a. Komposisi menurut pendidikan Tingkat Pendidikan Pria Wanita Jumlah % S ,41 Sarjana Muda (D3) ,53 SLTA / sederajat ,72 SLTP / sederajat ,58

17 95 SD / sederajat ,21 Jumlah ,00 Tabel 4.1. Komposisi Karyawan menurut jenjang pendidikan b. Komposisi menurut jenjang jabatan Jabatan Jumlah Persentase General Manager 1 0,12 % Manager 12 1,47 % Superintendent 13 1,60 % Foreman 43 5,28 % Tenaga Administrasi ,29 % Tenaga Pelaksana ,24 % Jumlah ,00 % Tabel 4.2. Komposisi Karyawan menurut jenjang jabatan c. Komposisi menurut kelompok umur Umur Jumlah Persentase

18 tahun 24 2,95 % tahun ,59 % tahun ,01 % tahun ,22 % tahun 69 8,48 % 41 tahun keatas 55 6,75 % Jumlah ,00 % Tabel 4.3. Komposisi Karyawan menurut kelompok umur Lampiran 4 Gambar 4.3. Market Share Oil and Pipe Industries in Indonesia (year 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa dampak semakin ketatnya persaingan, sudah saatnya memperbaiki kinerja perusahaan dengan menerapkan strategi dan rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan pengendalian persediaan adalah unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan yang cukup maka dapat menghambat

Lebih terperinci

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan UNTUK DITERBITKAN SEGERA: 27 AGUSTUS 2010 Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan Shell bekerjasama dengan Indonesia Bulk Terminal (IBT), meresmikan Terminal Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk. aplikasi struktural maupun sebagai media pengaliran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa baja merupakan salah satu produk turunan dari baja yang dikategorikan sebagai industri hilir yang banyak digunakan baik untuk aplikasi struktural maupun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan kepada pembeli dengan ketentuan jumlah, jenis, kualitas, tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan kepada pembeli dengan ketentuan jumlah, jenis, kualitas, tempat dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Proses lelang adalah proses pembelian dan penjualan barang dan atau jasa dimana penjual memberikan penawaran jenis barang dan atau jasa beserta harga yang ditawarkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries. SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries 21 Mei 2015 Yang Saya Hormati: 1. Walikota Bekasi; 2. CEO dan Direksi PT. Bakrie

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semen Tiga Roda adalah sebuah merek semen yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perusahaan ini menjadi salah satu produsen utama semen

Lebih terperinci

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. RENCANA MANAJEMEN DAN ORGANISASI 6.1. Aspek Legalitas Suatu industri yang didirikan perlu mendapatkan legalitas dari pihak yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Argo Manunggal Group adalah sebuah organisasi bisnis utama meliputi tekstil, baja, Unggas,Properti, Pertambangan, Energi, pipa PVC, Asuransi, Perkebunan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASIA PARAGON adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, design, engineering, teknologi informasi, kontraktor umum dan perdagangan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia.

tesis ini. Dan semoga apa yang telah penulis tuangkan menjadi bermanfaat khususnya dalam bidang Sumber daya manusia. KATA PENGANTAR Saya panjatkan puji syukur keharidat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kekuatannya dalam menyelesaikan. Penyusunan tesis ini merupakan suatu proses yang cukup lama dan

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia Public Expose 2013 Jakarta, 27 Juni 2013 1 PEMEGANG SAHAM Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia 1.991.145.000 49,7% Non Pengendali

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Stars Internasional didirikan pada tanggal 28 Mei 2001 oleh delapan orang yang telah berpengalaman. Kedelapan orang tersebut pernah bekerja dan

Lebih terperinci

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Sumber yang dipergunakan untuk membuat profil PT PINDAD adalah www.pindad.com dan www.wikipedia.org. Dengan menggunakan kedua website tersebut sebagai sumber,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Citra Logam Alpha Sejahtera adalah sebuah perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pengolahan logam, dimana

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO 1. Risiko Keuangan Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan apabila tidak di antisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang mengenai tema yang akan dibahas, perumusan masalahnya, pertanyaan apa saja yang menjadi acuan dalam melakukan penilaian, tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Identitas Perusahaan Profil Perusahaan Nama : PT. Stars Internasional Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya - 60293 No Telp/Fax : 031-8792478 / 031-8714786 E-mail

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa Tabel Input-Output Indonesia tahun 2008 yang diklasifikasikan menjadi 10 sektor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com T ahun 1977-1992 adalah masa kejayaan industri minyak Indonesia dengan produksi rata rata 1,5 juta barrel per hari. Kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Akita Jaya Mobilindo berawal pada tahun 1974 dengan nama CV. Sumber Jaya Motor yang bergerak dalam bidang usaha jual beli kendaraan bermotor di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah

Lebih terperinci

PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Amerika Serikat) PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebangkitan kapitalisme di tandai dengan ditemukanya mesin uap sebagai salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan pasar. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita

BAB I PENDAHULUAN. industri adalah baja tahan karat (stainless steel). Bila kita lihat di sekeliling kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan yang signifikan pada industri dunia, diantaranya industri otomotif, konstruksi, elektronik dan industri lainnya pada beberapa dasawarsa terakhir

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai cita cita yang luhur sebagaimana tertuang dalam Pembukuan UUD Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum menuju masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Argha Karya Prima Industri didirikan pada pertengahan tahun 1982 dan terletak di Citeureup kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini bergelut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Didirikan pada tahun 2008, PT. Alloy Mas Oilfield Services berdiri di atas lahan seluas +/- 10.000m 2 berada di Kawasan Berikat Nusantara

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR 3.1 Objek Penelitian Tugas Akhir Objek tugas akhir ini adalah mengenai akuntansi penggajian serta prosedur penggajian yang dilakukan pada perusahaan PT. Pindad (Persero)

Lebih terperinci

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurus semua aspek listrik yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk

I. PENDAHULUAN. Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh. masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan amplas di Indonesia sudah lama dikenal oleh masyarakat namun pada saat itu penggunaannya masih terbatas untuk usaha tertentu saja, yaitu untuk produk yang terbuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan yang bergerak dibidang energi ini mulai beroperasi sejak tahun 1967 ketika perusahaan yang saat itu menandatangani kontrak bagi hasil pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perekonomian salah satunya ditunjang oleh lapangan usaha pertambangan yang diantaranya tambang batubara, sebagai sumber energi yang banyak dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sumber daya minyak dan gas bumi

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai. BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang sangat potensial di Indonesia terutama untuk meningkatkan pendapatan negara. Saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No. 304, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Penunjang Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG KEGIATAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.(Indocement) adalah salah satu BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dalam dunia industri semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

Lebih terperinci

Lingkungan Pemasaran

Lingkungan Pemasaran Lingkungan Pemasaran Topik Pembahasan Mempelajari pemeran lain dalam lingkungan pasar Mempelajari kekuatan2 utama yang mempengaruhi kondisi pasar Kedua hal di atas akan membentuk peluang, ancaman serta

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 7-1983 lihat: UU 10-1994 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 1991 PAJAK. Warga Negara. UU. No. 7 Tahun 1983. (Penjelasan dalam

Lebih terperinci

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRINDO MAHAKARYA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sejarah PT. Arnott s Indonesia dimulai dengan berdirinya perusahaan yang bergerak di bidang makanan kering dengan nama PT. Tatas Mulya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Surabaya merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada dalam satu lokasi yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No.158/02/21/Th. V, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 1. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau

Lebih terperinci

PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi (Tidak Diaudit) Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 September 2006 Dan 2005 PT CITRA TUBINDO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) Catatan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga dan kendaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Industri Industri bordir sudah tumbuh sejak dahulu di berbagai negara, sejalan dengan berkembangnya industri konveksi, karena bordir hampir selalu dibutuhkan

Lebih terperinci

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan PT WAHANA PRONATURAL TBK Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan DAFTAR ISI A. Ikhtisar Data Keuangan Penting B. Informasi Saham C. Laporan Direksi D. Laporan Dewan Komisaris E. Profil Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13 Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department

BAB II GAMBARAN UMUM. PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department BAB II GAMBARAN UMUM Pada bab ini, penulis membahas mengenai sejarah dan struktur organisasi PT Lotus Indah Textile Industries, Human Resource Department (HRD)/Personalia, tugas dan tanggung jawab penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional yang berbasis di Jakarta, Indonesia. PT. Bakrie and Brothers Tbk didirikan pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Andini Sarana didirikan pada tanggal 31 Mei 1983 oleh Drg. John Takili dengan menempati sebuah garasi dengan beberapa mesin sederhana dan 6 orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Citra Tubindo Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran pipa dan pembuatan

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016 PUBLIC EXPOSE PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk 31 Mei 2016 TENTANG PERSEROAN 9 November 1970 : Perseroan didirikan 2 Oktober 1972 : Perseroan memulai produksi komersial dengan memproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, bidang teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan. Kedua bidang ini sangat berhubungan dalam kemajuan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kurir dan logistik di Indonesia secara umum saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan semakin banyaknya bisnis jual

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Resesi yang terjadi di benua Amerika dan Eropa pada tahun 2012 menyebabkan tekanan besar pada harga komoditas dagang dan permintaan sumber daya alam. Dampak tekanan

Lebih terperinci