HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN
|
|
- Utami Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Faktor yang mempengaruhi inguinalis diantaranya adalah asupan nutrisi dan usia. Penelitia ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan nutrisi dan usia dengan lama inguinalis. Desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pasien post operasi hernia inguinalis sebanyak 29 orang, sampelnya 28 orang dengan tehnik simple random sampling. Sampel variabel independen asupan nutrisi, variabel dependen panyembuhan luka. Data diambil dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Koefisien Kontingensi dengan = 0,0. Hasil penelitian didapatkan hampir setengah 12 responden (42,9%) asupan nutrisinya kurang, dan sebagian besar penyembuhan luka yang abnormal 16 responden (7,1%). Dengan uji Koefisien Kontingensi didapatkan C=0,14 atau p=0,007 dimana p 0,0 artinya ada hubungan antara asupan nutrisi dengan lama inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Melihat hasil penelitian diatas perlu adanya peningkatan dalam pemenuhan asupan nutrisi dan pemahaman tentang kebutuhan asupan nutrisi agar dapat mencegah penyembuhan luka yang abnormal. Kata Kunci : Asupan Nutrisi, Usia, Penyembuha Luka, Hernia Inguinalis. PENDAHULUAN... Penyakit hernia murupakan penyakit yang mulai berkembang dan semakin dikenal di masyarakat, baik pada negara maju maupun berkembang (Rosdiana, 2011). Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Sjamsuhidajat & Wim, 2004). Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki ketimbang pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut,dan kelemahan otot dinding perut karena usia (Sjamsuhidajat & Wim, 2004). Berdasarkan data survai awal didapatkan survai awal di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan pada pasien post operasi hernia yang kontrol pada hari ke-7 di dapatkan 3 (60%) pasien post operasi hernia inguinalais mengalami penyembuhan luka yang abnormal, yakni keadaan luka yang tidak sesuai dengan fase, waktu, dan peristiwa penyembuhan luka, dan 2 (40%) SURYA 74 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
2 pasien poast operasi hernia inguinalis mengalami penyembuhan yang normal, yakni keadaaan luka yang sesuai fase, waktu dan peristiwa penyembuhan luka. Jadi masalah dalam penelitian ini masih banyaknya pasien post operasi hernia inguinalist yang mengalami penyembuhan luka yang lama (abnormal). Faktor asupan nutrisi, nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Diet tinggi protein dan kalori harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka akan semakin cepat dan optimal (Moya, 2004). Faktor usia, usia pasien juga sangat berpengaruh dengan proses penyembuhan luka antara usia tua dan muda sangat berbeda, semakin bertambah usia seseorang daya regenerasi pada jaringan atau organ akan mengalami penurunan, untuk mempercepat penyembuhan luka tersebut maka kebutuhan nutrisi pada pasien post operasi yang usianya lebih tua harus lebih banyak dari pada usia yang muda untuk mempercepat regenerasi jaringan sehingga penyembuhan luka bisa berjalan cepat (Oswari, 2000). Berdasarkan gambaran masalah diatas maka Penulis tertari untuk meneliti dan mengetahui apakah ada hubungan antara asupan nutrisi dan usia dengan lama inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah Cross- Sectional, dengan jumlah populasi sebanyak 29 responden.penarikan contoh dengan menggunakan simple random sampling.variabel ada dua variabel independen (1) asupan nutrisi, sedangkan variabel dependen (3) lama penyembuhan luka.variabel independen diperoleh dengan mengguankan kuesioner dan lembar observasi sedangkan variabel dependen menggunakan lembar observasi. Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data, langkah-langkah pengolahan data setelah data terkumpul meliputi: editing, coding, scoring, tabulating kemudian dianalisis dengan Koefisien Kontingensi. HASIL.PENELITIAN Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaandi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Pekerjaan Jumlah (%) Petani Pegawai Negri Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pelajar/Mahasisiwa ,1% 10,7% 2% 3,6% 3,6% Berdasarakan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden sebanyak 16 pasien (7,1%) pekerjaannya sebagai petani, sebagian kecil sebanyak 1 pasien (3,6%) sebagai ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa. SURYA 7 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
3 (2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikandi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Pendidikan Jumlah (%) SD / MI SMP / Sederajat SMA / Pergurusn Tinggi ,4% 14,3% 2% 14,3% menunjukkan bahwa hampir setengah sebanyak 13 pasien (46,4%) pendidikannya adalah SD / MI, sebagian kecil sebanyak 4 pasien (14,3%) pendidikannya adalah SMP / Sederajat dan Perguruan Tinggi. (3) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamindi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Jenis Jumlah (%) No Kelamin Laki laki 21 7% Perempuan 7 2% menunjukkan bahwa hampir seluruhnya sebanyak 21 pasian (7%) jenis kelamin laki laki. Data Khusus 1). Asupan Nutrisi Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Nutrisidi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Asupan Jumlah (%) Nutrisi 3. Baik Cukup Kurang ,9% 39,2% 42,9% menunjukkan bahwa hampir setengah sebanyak 12 pasien (42,9%) asupan nutrisinnya kurang, dan sebagian kecil sebanyak pasien (17,9%) asupan nutrisinnya baik. 2). Lama Penyembuhan Luka Tabel Distribusi Responden Lama Penyembuhan Lukadi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan No Lama Jumlah (%) Penyembuhan Luka Abnormal Normal ,1% 42,9% menunjukkan bahwa sebagian besar lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis yang abnormal 16 pasien (7,1%), sedangkan sebagian kecil yang normal 12 pasien atau (42,9%). 3). Tabulasi Silang Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka PostOperasi Hernia Inguinalis Tabel 6 Hubungan Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalisdi Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan Asupan Nutrisi Kurang Cukup Baik Lama Penyembuhan Jumlah Luka Abnormal Normal % % % ,3% 4,% 0% 2 16,7% 4,% Total 16 7,1% 12 42,9% 28 C = 0,14 dan p = 0,007 menunjukkan bahwa pasien yang asupan nutrisinya kurang hampir seluruhnya penyembuhan luka abnormal yaitu 10 paien (83,3%), pasien yang asupan nutrisinya cukup sebagian besar penyembuhan luka abnormal yaitu 6 pasien (4,%), sedangkan pasien yang asupan nutrisinya baik seluruhnya penyembuhan luka normal yaitu pasien (). SURYA 76 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
4 Hasil uji koifesien kontingensi didapatkan C = 0,14 dan p = 0,007 dimana p < 0,0 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan lama inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan. PEMBAHASAN.. Asupan Nutrisi Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian, serta data-data yang dikumpulkan sebelumnya dan dari data khusus hasil penelitian pada tabel 4 menunjukkan bahwa asupan nutrisi pada pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan didapatkan hampir setengan asupan nutrisi post operasi kurang 12 pasien (42,9%) dan dan sebagian kecil pasien sebanyak pasien (17,9%) asupan nutrisi baik. Menurut Sediaoetomo (2004) kebutuhan nutrisi orang yang mengalami perlukaan atau trauma memerlukan kebutuhan protein sekitar 1,2-2 g/kg/hari untuk membantu proses penyembuhan luka. Diet tinggi kalori dan protein harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah vitamin C. Vitamin C bersifat alamia yaitu sebagai anti oksidan, dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara mg/hari.oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal. Nutrisi lain yang juga penting yaitu asupan cairan, yang merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Menurut Kumala (2009). Nutrisi yang juga dibutuhkan setelah post operasi selain protein adalah kalori, kalori ini biasanya banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi singkong, kentang, susu dan lainnya, kalori sangat diperlukan untuk mengembalikan energi setelah post operasi sehingga luka post operasi cepat sembuh. Dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa asupan nutrisi yang baik dan cukup yang diberikan pada post operasi, yaitu dengan pamberian makanan tinggi kalori dan protein ditambah dengan vitamin C dapat mempercepat penyembuhan luka post operasi pada pasien. Pemberian makanan tinggi kalori dan protein dapat membantu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan, dan juga vitamin C yang salah satu fungsinya sebagai anti oksidan dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Jika asupan nutrisi yang diberikan pada post operasi kurang maka penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis lebih lambat. Makanan tinggi kalori banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi, singkong, kentang, susu dan lainnya, sedangkan untuk makanan tinggi protein bisa didapatkan dari lauk pauk yang diberikan sehari-hari seperti ikan, ayam, daging, telor yang merupakan protein hewani dan juga bisa berupa protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti kacang hijau, kedelai dan lainnya. Nutrisi yang juga dibutuhkan dalam penyembuhan luka yaitu vitamin C, vitamin C ini dapat diperoleh dengan mangkonsumsi buah-buahan setiap hari, seperti jambu biji, jeruk, pepaya, mangga dan lainnya. Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian, serta datadata yang dikumpulkan sebelumnya dan dari data khusus hasil penelitian pada tabel menunjukkan bahwa lama penyembuhan luka pada pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan didapatkan sebagian besar penyembuhan luka abnormal sebanyak 16 pasien (7,1%), dan hampir setengah penyembuhan luka normal sebanyak 12 pasien (42,9%). SURYA 77 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
5 Menurut Efendy (2007), Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka antara lain dipengaruhi oleh usia, Usia seseorang jika semakin tua maka akan semakin menurun kecepatan proses penyembuhan lukanya, karena daya regenerasi jaringan mengalami penurunan. Semakin bertambah usia seseorang, daya regenerasi pada jaringan atau organ akan mengalami penurunan ( Smeltzer, 2002). Selain itu ada faktor asupan nutrisi. Semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka post operasi akan semakun cepat dan optimal (Brunner & Suddarth, 2004). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis di Rumah sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan yang mengalami penyembuhan luka obnormal disebabkan oleh faktor usia dan faktor asupan nutrisi. Mengingat sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol berusia tahun. Dan hampir sebagian pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol asupan nutrisinnya kurang. Sehingga itu yang menyebabkan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis. 3. Hubungan Antara Asupan Nutrisi Dengan Lama Penyembuhan Luka Post Operasi Hernia Inguinalis Pasien Kontrol Hari Ke-7 Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. tabel 6 diatas menunjukkan bahwa hubungan asupan nutrisi dengan lama inguinalis pasien kontrol di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan dari 28 pasien terdapat beberapa yaitu pasien yang asupan nutrisinya kurang hampir seluruhnya penyembuhan luka abnormal yaitu 10 pasien (83,3%), pasien yang asupan nutrisinya cukup sebagian besar penyembuhan luka abnormal yaitu 6 pasien (4,%), sedangkan pasien yang asupan nutrisinya baik seluruhnya penyembuhan luka normal yaitu pasien (). Hasil uji koifesien kontingensi didapatkan C = 0,14 dan p = 0,007 dimana p 0,0 sehingga H 1 diterima artinya terdapat hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan. Menurut Kumala (2009) kebutuhan nutrisi orang yang mengalami perlukaan atau trauma memerlukan kebutuhan protein sekitar 1,2-2 g/kg/hari untuk membantu proses penyembuhan luka. Diet tinggi kalori dan protein harus tetap dipertahankan selama masa penyembuhan. Pembentukan jaringan akan sangat optimal bila kebutuhan nutrisi terutama protein terpenuhi. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka adalah vitamin C. Vitamin C bersifat alamia yaitu sebagai anti oksidan, dan sangat berperan serta dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen dan biasanya kebutuhan vitamin C bagi penyembuhan luka yang optimal berkisar antara mg/hari. Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal. Nutrisi lain yang juga penting yaitu asupan cairan, yang merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan (Faradilla, 2009). Asupan nutrisi untuk penyembuhan luka yaitu berupa makanan tinggi kalori, tinggi protein ditambah dengna vitamin C. Makann tinggi kalori banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti nasi, singkong, kentang, susu dan lainnya, sedangkan untuk makanan tinggi protein bisa didapatkan dari lauk pauk yang diberikan sehari-hari seperti ikan, ayam, daging, telor yang merupakan protein hewani dan juga bisa berupa protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti kacang hijau, kedelai dan lainnya. Nutrisi yang juga dibutuhkan dalam penyembuhan luka yaitu vitamin C, vitamin C ini dapat diperoleh dengan mangkonsumsi buah-buahan setiap hari, seperti jambu biji, SURYA 78 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
6 jeruk, pepaya, mangga dan lainnya. Jika asupan nutrisi yang diberikan pada pasien post operasi baik maka penyembuhan luka hernia ingunalis tepat waktu, dan sebaliknya jika asupan nutrisi yang biberikan kurang maka penyembuhan luka hernia inguinalis lambat (Siregar, 2006). Kekurangan vitamin C menghalangi Hidroksilasi prolin dan lisin, sehingga kolagen tidak dikeluarkan oleh fibroblat (Sabiston,199). Nutrisi yang sangat diperlukan antara lain terutama protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan luka adalah sekitar 1,2-2 g/kg/hari. Nutrisi lain yang juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan adalah vitamin C dan seng. Vitamin C diperlukan untuk pembentukan kolagen bagi penyembuhan luka yang optimal sedangkan seng akan meningkatkan kekuatan tegangan (gaya yang diperlukan untuk memisahkan tepi-tepi) penyembuhan luka. Oleh karena itu semakin terpenuhi atau tercukupi pola nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka akan semakin cepat dan optimal (Moya, 2004). Berdasarkan data diatas hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka yaitu dengan pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta ditambah dengan vitamin C. Jika setelah operasi pasien asupan nutrisinya terpenuhi maka dapat mempercepat penyembuhan luka, membantu untuk mempercepat pertumbuhan jaringan, sebagai anti oksidan dan berperan dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tubuh pada pasien Post operasi hernia inguinalis. Oleh karena itu semakin terpenuhi dan tercukupi asupan nutrisi maka kecepatan penyembuhan luka semakin cepat dan optimal. KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan 1) Hampir setengan pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan asupan nutrisi kurang. 2) Sebagian besar pasien post operasi hernia inguinalis pasien kontrol hari ke-7 di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan penyembuhan luka abnormal. 3) Ada hubungan antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di Rumah Sakit Budah Mitra Sehat Lamongan. Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menerapkan pengertahuan tenteng hubunganun antara asupan nutrisi dengan lama penyembuhan luka post operasi hernia ingauinalist. Selain itu dapat juga memeberikah head educatian pada keluarga dan pasien sebelum pulang bahwa pentingnya asupan nutrisi bagi penyembuhan luka. Untuk mempercepat proses inguinalis, maka pasien harus mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan juga harus memperhatikan usianya, karena semakin tua semakin membutuhkan nutrisi yang lebih dari pada yang muda. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan pasien agar memberikan asupan nutrisi yang baik dan tercukupi...daftar PUSTAKA... Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester. (2002). Buku Ajar Medikal Bedah Volume I. Jakarta ; EGC. Efendy, Ferry.(2007). Faktor-Faktor Dalam Penyembuhan Luka. diakses 27 Desember 2010 Faradilla, N. (2009) Journal Komplikasi Hernia Inguinalis.Faculty of Medicine University of Riau. Kumala, V. (2009). Kebutuhan Kalori Tubuh. Diakses pada 30 Oktober 2010 Moya, J. (2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC. Oswari, E. (2000). Bedah Dan Perawatannya. Jakarta: FKUI SURYA 79 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
7 Rosdiana, R. (2011). Penyakit Hernia. kit-hernia/1428.html. Diakses pada 7 Desember 2010 Sediaoetomo, A.D. (2004). Ilmu Gizi Jilid Jakarta: Dian Rakyat. Siregar, C.J. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta: EGC. Sjamsuhidajat, R., & Wim, D.J. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. Smeltzer, S.C. (2002). Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC. SURYA 80 Vol.03, No.XIII, Desember 2012
HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN
HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN LAMA PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI HERNIA INGUINALIS DI RUMAH SAKIT BEDAH MITRA SEHAT LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho.......ABSTRAK....... Hernia merupakan protusi atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pengobatan melalui diet dan nutrisi paska operasi sangat penting dalam kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI
HUBUNGAN STATUS GIZI PRE OPERATIF DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI HERNIORAPHY DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 4 Wihardi ABSTRAK Hernioraphy adalah memperbaiki defek dengan pemasangan jarring ( mesh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hernia adalah protrusi abnormal organ, jaringan, atau bagian organ melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001). Hernia adalah sebuah tonjolan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...
KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan fase terakhir yang terpenting dalam proses kehamilan. Masa inilah yang banyak mendebarkan seorang wanita yang melahirkan, juga pasangannya. Oleh
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
79 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Saya Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri Email:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kurang gizi pada pasien yang dirawat di bagian bedah adalah karena kurangnya perhatian terhadap status gizi pasien yang memerlukan tindakan bedah, sepsis
Lebih terperinciYoana Widyasari STIKES NU Tuban Prodi DIII Kebidanan ABSTRAK. χ tabel (3,95 > 3,481) yang berarti H0 ditolak.
PENGARUH KECUKUPAN NUTRISI DAN CAIRAN IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA JAHITAN SECTIO CAESAREA (Di Poli Kandungan RSUD Dr. R. Koesma Tuban) Yoana Widyasari STIKES NU Tuban Prodi DIII
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...
HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi
Lebih terperinciNo responden : Diisi oleh peneliti. checklist (v) untuk jawaban motivasi yang dianggap benar. 1. Umur : tahun. 2. Pedidikan terakhir: ( ) SD ( ) SLTP
51 Kuesioner Penelitian Tentang Pengetahuan Dan Motivasi Suami Dalam Merawat Istri Pasca Seksio Sesaria Di Ruang V RSU. Dr. Pirngadi Medan Periode Februari 2009-Maret 2009 No responden : Diisi oleh peneliti
Lebih terperinciLampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida
Lebih terperinciLAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN DIIT RENDAH PROTEIN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) Topik Sub Topik : Diit Rendah Protein : Pengertian tentang diit rendah protein, Tujuan diit rendah protein,
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA
LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian
Lebih terperinciPenelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.
2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan di bidang kedokteran juga semakin berkembang. Selain pengembangan obat-obatan kimia, kini penggunaan obat-obatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Konsumsi Buah dan Sayuran Sikap Siswa Sekolah Dasar di SD Negri 064975 Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun 2010 1.
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA
PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA Elfi Manya Sari *, Reni Asmara Ariga ** * Mahasiswa Fakustas Keperawatan USU ** Dosen Departemen
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat badan bayi diatas 500 gram, melalui sayatan dinding uterus yang masih utuh (Saifuddin, 2001).
Lebih terperinciPERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS
PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS Fahmi Said 1, Ida Rahmawati 2 ABSTRAK Perbedaan pola makan vegetarian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PASIEN DALAM PENGGANTIAN POSISI INFUS DI RUANG SHOFA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN Sri Hananto Ponco Nugroho Prodi S1 Keperawatan STIKES.......ABSTRAK.....
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari
Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciBEBAN KERJA FISIK DAN USIA MENYEBABKAN HERNIA INGUINALIS (Physical Work load and Age with the Incidence of Inguinal Hernia)
Volume 07, Nomor 01, Juni 2016 Hal. 33-38 BEBAN KERJA FISIK DAN USIA MENYEBABKAN HERNIA INGUINALIS (Physical Work load and Age with the Incidence of Inguinal Hernia) Siti Nur Qomariah*, Rofiqoh** * Program
Lebih terperinciKata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita
PERAN KELUARGA PRASEJAHTERA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA DEPOK KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG 7 Cipto Roso ABSTRAK Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, lansia yang tinggal di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n =
24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada: Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lebih terperinciKegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)
Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 21) Mulyadi * ** ** ABSTRACT Keyword: PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan kaitannya dengan kemiskinan,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anonim. (2009). Solusi Alternatf Tanggulangi Gizi Buruk di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2009). Solusi Alternatf Tanggulangi Gizi Buruk di Indonesia. http://www.lempu.co.id Arismen. 2004. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka. Dr. Juke R. Siregar.2004.
Lebih terperinciKEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016
KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi. Dan rancangan penelitian dengan menggunakan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN M. Masykur*, Dian Nurafifah**.......ABSTRAK.... Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN
Lebih terperinciPEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi
Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November 2011, dimana data yang diambil adalah data sekunder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sectio caesarea adalah persalinan atau lahirnya janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, karena disebabkan antara ukuran kepala dan panggul
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
67 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada: Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan Hormat, Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :
KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU KONSUMSI MIE INSTAN PADA BALITA DI RW. 04 PERUMAHAN VILLA BALARAJA KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2013 Identitas Peneliti Nama : Fitri Anita Nim
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) Denie Septina A, Dwi Anita A & Titik Anggraeni Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gizi merupakan serangkaian proses penggunaan makanan yang dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi,
Lebih terperincidiafragma lembut melalui dinding abdomen yang lemah disekitar 4) Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical
II. Konsep Dasar Hernia A. Definisi Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA
1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: LILIK RATRIANTO J 200 120 020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Lebih terperinciPERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI
PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA STATUS NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG (CORRELATION BETWEEN NUTRITION STATUS AND HEALING OF ULCER PERINEUM AT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diet gagal ginjal adalah diet atau pengaturan pola makan yang dijalani oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet tersebut dapat
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Novita Fitrianingrum, Ati ul Impartina, Diah Eko Martini.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciJADWAL TENTATIF PENELITIAN. Desember November 2015
78 Lampiran 1 No Aktivitas Penelitian Septembe r 2015 Oktober 2015 JADWAL TENTATIF PENELITIAN November 2015 Desember 2015 Januari 2016 Februari 2016 MingguKe- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang sedang tidak dalam kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008).
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan,
Lebih terperinciArtikel Ilmu Kesehatan, 8(1); Januari 2016
ASUPAN ZAT GIZI, PELAKSANAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT), SERTA PERUBAHAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KECAMATAN MAKASSAR JAKARTA TIMUR TAHUN 2014. (STUDI KASUS) Anastasya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) Herlina Abriani Puspitasari 1, H. Basirun Al Ummah 2, Tri Sumarsih, S. 3 1,2,3Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012
HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
Lebih terperinciPERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 PERNYATAAN SEBAGAI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciLEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN
85 LAMPIRAN 1 LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Penilaian Asupan Kalsium Berdasarakan Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan, Aktivitas Olahraga, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua
Lebih terperinciKuesioner Penelitian Sekolah
LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner penelitian Kuesioner Penelitian Sekolah ANALISIS KERAGAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GIZI DI SEKOLAH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT
Lebih terperinciISSN Vol 2, Oktober 2012
ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
Lebih terperinciNUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja)
NUTRISI Rekomendasi Nutrisi Yang Dibutuhkan Selama dan Setelah Kemoterapi (Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja) dr. Maria Ulfa, MMR Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT
Lebih terperinciPengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si
Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Typhoid Abdominalis atau sering disebut Thypus Abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang berpotensi menjadi penyakit multisistemik
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel dengan pendekatan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013
,Jurnal Karya Tulis Ilmiah ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013 Fitri Wahyuna 1, Zainal Abidin 2
Lebih terperinciGAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Pembangunan dalam suatu negara dapat dikatakan berhasil jika
Lebih terperinciPERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ. Abstrak
PERILAKU PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DALAM MEMPERTAHANKAN KADAR NORMAL BUN DAN KREATININ 1).Laras Setio Anggraini, 2). Anita Istiningtyas 3). Meri Oktariani Program Studi S-1 Keperawatan Stikes
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RUANG DEWI KUNTI RSUD KOTA SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESARIA DI RUANG DEWI KUNTI RSUD KOTA SEMARANG Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Operasi dan trauma merupakan
Lebih terperinciFORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN
60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,
Lebih terperinciHUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Pipit Choirum Fitriyah, Farida Juanita, Arfian Mudayan.......ABSTRAK....... Artritis pirai merupakan
Lebih terperinciEDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH
EDUKASI KLIEN BPH POST TURP DI RUMAH Disusun Oleh : NILA NOPRIDA S. Kp NIM : 2014-35-020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2015 Booklet Edukasi
Lebih terperinci