HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN
|
|
- Yohanes Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KADAR ASAM URAT DARAH DI DUSUN PILANGGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN Pipit Choirum Fitriyah, Farida Juanita, Arfian Mudayan ABSTRAK Artritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat dari deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu pengaturan pola makan sangat diperlukan. Masalah penelitian adalah tingginya kadar asam urat darah. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan obesitas dengan kadar asam urat darah di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Populasi adalah seluruh penduduk yang berusia tahun di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan dengan besar sampel 56. Metode sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar observasi. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji koefisien kontigensi dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden mengalami obesitas 2 sebanyak 18 orang (32,1%), hampir setengah responden dengan kadar asam urat tinggi sebanyak 25 orang (44,6%). Terdapat hubungan antara obesitas dengan kadar asam urat darah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,496 dengan tingkat signifikan p = 0,000. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya pencegahan obesitas dan pengaturan pola makan agar dapat mencegah terjadinya obesitas dan penyakit asam urat. Kata kunci: Obesitas, Kadar Asam Urat PENDAHULUAN... Penyakit artritis pirai (gout) ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Artritis pirai merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat dari deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. (Aru W. Sudoyo, 2006). Seseorang dikatakan mengalami gangguan asam urat (gout) bila kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan pada wanita lebih dari 6 mg/dl. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan di sendi-sendi lutut dan jarijari yang disertai rasa nyeri. Kandungan asam urat yang tinggi menyebabkan nyeri dan sakit dipersedian yang amat sangat, jika sudah sangat parah, penderita juga tidak bisa berjalan. Kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pengaturan pola makan sangat diperlukan. Dengan menghindari konsumsi bahan pangan yang mengandung kadar purin yang tinggi (Sofyan Nur Hidayat, 2010). Purin itu sendiri adalah turunan dari protein yang terkandung didalam tubuh. Purin juga didapatkan dari makanan yang kita konsumsi. Pada golongan primata, adenosin (purin) dimetabolisme oleh tubuh menjadi asam urat oleh enzim adenosine diaminase. Selanjutnya asam urat akan dimetabolisme lagi menjadi allatoin yang larut air oleh enzim uricase. Namun pada manusia enzim ini sangat sedikit sehingga hasil akhir dari purin adalah asam urat. Bila kadar asam urat semakin tinggi dan melewati kadar jenuh dalam tubuh, maka asam urat lambat laun akan mengendap dan mengkristal (Kuskushendrahe, 2009). Insidens dan prevalensi gout di Indonesia masih belum diketahui secara pasti. Dari responden selama 12 tahun penelitian diperoleh 730 % kasus gout baru SURYA 26 Vol.02, No.IX, Agus 2011
2 (DEPKES RI, 2008). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada bulan Desember tahun 2010 Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan dari data 10 orang di dapatkan 7 orang atau (70%) orang kadar asam uratnya tinggi dan 3 orang atau (30%) orang kadar asam uratnya normal, maka masalah penelitian adalah tingginya kadar asam urat darah. Mengingat banyaknya faktor yang menyebabkan penyakit asam urat maka pada penelitian ini dibatasi faktor obesitas. Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu bentuk malnutrisi dan kelainan metabolisme. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita asam urat tetapi tidak semua penderita asam urat berbadan gemuk, memang kurus pun tidak tertutup oleh kemungkinan terserang asam urat. Obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak yang dibutuhkan oleh tubuh dan obesitas berperan dalam terjadinya penyakit asam urat. Karena pada orang yang obesitas kadar asam urat di dalam darahnya meningkat. Disebabkan karena orang yang obesitas cenderung mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak dan makan makanan yang mengandung banyak purin. Obesitas juga berbahaya bagi kesehatan seseorang karena obesitas meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout (Aru W. Sudoyo, 2006). Penyakit gout disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah, faktor yang tidak dapat diubah meliputi : genetik, usia, jenis kelamin, dan faktor yang dapat diubah meliputi : pola makan, obat-obatan, alkohol dan obesitas (Aru W Sudoyo, 2008). Pencegahan bagi penderita obesitas dengan kadar asam urat yaitu dapat dilakukan pemberian penyuluhan untuk menambah pengetahuan tentang penyakit asam urat kepada masyarakat. Dan penerapan pola hidup sehat bisa dilakukan dengan mempertahankan berat badan dalam rentang normal tetapi usahakan dalam menurunkan berat badan jangan menggunakan obat, dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak jenuh. Dan dapat juga dilakukan dengan cara minum 8 sampai 10 gelas air setiap hari untuk membantu pembuangan asam urat melalui ginjal. Hindarkan minuman yang mengandung alkohol, juga sebaiknya hindarkan kopi atau minuman lain yang mengandung senyawa kafein, karena senyawa tersebut juga termasuk sumber asam urat. Penyakit asam urat juga dapat dicegah dengan cara pengaturan diet rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral. Karena dengan melakukan diet ini dapat menurunkan berat badan (Almatsier, Sunita. 2004). METODOLOGI.PENELITIAN Desain penelitian pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2008). Desain penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel, pendekatannya dengan cara cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008). HASIL.PENELITIAN 1. Karakteristik responden (1) Kelompok umur Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 56 responden. Distribusi responden berdasarkan umur dapat diklasifikasikan seperti pada gambar 1 Gambar 1 iagram Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Bulan Maret Tahun 201 SURYA 27 Vol.02, No.IX, Agus 2011
3 (2) Kelompok Pendidikan Data responden berdasarkan kelompok pendidikan disajikan dalam gambar 2 (4) Kelompok Jenis Kelamin Data responden berdasarkan kelompok jenis kelamin disajikan dalam gambar 4 Gambar 2 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Bulan Maret Tahun 2011 (3) Kelompok Pekerjaan Data responden berdasarkan kelompok pekerjaan disajikan dalam gambar.3 Gambar 3 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Bulan Maret Tahun 2011 Gambar 4 Diagram Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan Bulan Maret Tahun 2011 PEMBAHASAN.. 1. Obesitas Berdasarkan data karakteristik responden pada kelompok umur didapatkan bahwa 63% adalah usia tahun. Menurut Zainun Mutadin (2002) tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap terhadap pengendalian berat badan. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor : 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk memepertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. disimpulkan bahwa pada umur tahun kurang beraktivitas dan sangat berpengaruh terhadap obesitas. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin rendah resiko terjadi obesitas, dan sebaliknya semakin sedikit tingkat aktivitas seseorang semakin SURYA 28 Vol.02, No.IX, Agus 2011
4 tinggi resiko terjadinya obesitas. Meskipun demikian responden yang bekerja juga banyak yang mengalami obesitas, hal tersebut dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor lainnya, seperti lingkungan sekitar yang saat ini bergaya kebarat-baratan dengan segala macam kenikmatan tanpa harus banyak mengeluarkan tenaga, itu juga mempengaruhi tingkat obesitas seseorang. Faktor ekonomi juga berpengaruh, semakin tinggi tingkat kemakmuran seseorang semakin mudah mendapatkan sesuatu yang diinginkan, maka semakin rendah juga aktivitas yang dilakukan sehingga angka obesitas meningkat pula. Selain itu obesitas juga dipengaruhi oleh pendidikan didapatkan bahwa 9% adalah berpendidikan PT. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Misalnya mengenai hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2002) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah mencerna informasi sehingga banyak juga pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembanganperkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. disimpulkan bahwa pengetahuan tentang obesitas pada penelitian ini kurang baik, hal ini terjadi karena kebanyakan responden pada penelitian ini yang memiliki pendidikan perguruan tinggi hanya orang sedikit. Maka dari itu pengetahuan tentang obesitas juga sangat kurang. Obesitas juga kemungkinan dipengaruhi oleh pekerjaan didapatkan bahwa 50% adalah sebagai petani. Menurut Suprajitno (2004) penghasilan yang rendah akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga terhadap gizi, pendidikan dan juga kebutuhan yang lainnya. Dan makanan yang dimakan sehari-hari tidak diatur dengan baik sehingga menyebabkan obesitas. disimpulkan bahwa apabila penghasilan rendah maka pendidikan juga akan ikut rendah pula dan juga mempengaruhi informasi tentang obesitas. Selain itu jenis kelamin juga mempengaruhi obesitas dan didapatkan 73% yaitu sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Menurut Zainun Mutadin (2002) setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata perempuan memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada perempuan dan 18-23% pada laki-laki. Perempuan dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan laki-laki dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga pada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak pada laki-laki dan perempuan cenderung berbeda. Perempuan cenderung menimbun lemaknya dipinggul dan bokong. Sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada laki-laki menimbun lemaknya disekitar perut. Sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun diperut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan dan memiliki resiko yang lebih tinggi yang berhubungan dengan obesitas. disimpulkan bahwa jenis kelamin juga berpengaruh terhadap obesitas. Seorang perempuan memiliki timbunaan lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pada lakilaki. Maka perempuan memiliki resiko yang tinggi terhadap obesitas dibandingkan pada laki-laki. 2. Kadar Asam Urat Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa hampir setengah kadar asam uratnya tinggi yaitu 25 responden (44,6%). Dan dari data responden berdasarkan usia hampir setengah yang berusia tahun yaitu 21 orang 37%. Penyakit asam urat umumnya terjadi pada usia pertengahan, terutama terjadi pada SURYA 29 Vol.02, No.IX, Agus 2011
5 usia tahun, tetapi gejala bisa lebih awal bila terdapat faktor herediter. Menurut Nyoman Kertia yang menyebabkan kadar asam urat didalam tubuh meningkat adalah produksi asam urat didalam tubuh lebih banyak dari pembuangannya dan adanya asam yang terbentuk akibat metabolisme purin didalam tubuh. Purin berasal dari makanan yang mengandung protein seperti jeroan, kerang, kepiting, udang, emping, bayam, durian, tape, alkohol dan lain-lain. Kurangnya informasi pada responden mengenai faktor- faktor tersebut diduga sebagai penyebab meningkatnya kadar asam urat darah selain faktor genetik (bawaan) dan faktor penyakit seperti kanker darah. Seluruh responden memiliki rata-rata kadar asam urat yang tinggi yaitu > 7 mg/dl pada pria dan > 6 pada wanita. Kadar asam urat yang tinggi dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat memicu meningkatnya kadar asam urat dalam darah salah satunya dengan pengkonsumsian makanan yang tinggi purin seperti : jeroan, kepiting, udang, bayam, durian, tape, alkohol dan lain-lain. Sehingga diperlukan adanya informasi terhadap pengontrolan pada faktorfaktor tersebut. Selain itu asam urat juga dipengaruhi oleh pendidikan dan didapatkan bahwa 9% adalah berpendidikan PT. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Misalnya mengenai hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2002) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah mencerna informasi sehingga banyak juga pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembanganperkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. disimpulkan bahwa pengetahuan tentang asam urat pada penelitian ini kurang baik, hal ini terjadi karena kebanyakan responden pada penelitian ini yang memiliki pendidikan perguruan tinggi hanya orang sedikit. Maka dari itu pengetahuan tentang asam urat juga sangat kurang. Asam urat kemungkinan juga dipengaruhi oleh pekerjaan didapatkan bahwa 50% adalah sebagai petani. Menurut Suprajitno (2004) penghasilan yang rendah akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga terhadap gizi, pendidikan dan juga kebutuhan yang lainnya. Dan makanan yang dimakan sehari-hari juga tidak diatur dengan baik sehingga menyebabkan resiko terjadinya asam urat. disimpulkan bahwa apabila penghasilan rendah maka pendidikan juga akan ikut rendah pula dan juga mempengaruhi informasi tentang terjadinya asam urat. Selain itu asam urat juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan didapatkan bahwa 27% adalah jenis kelamin laki-laki. Menurut Kuskushendrahe (2009) umumnya yang terserang asam urat adalah orang laki-laki, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause. Kadar asam urat orang laki-laki cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Sedangkan pada perempuan peningkatan itu dimulai sejak masa menopause. Sebelum menopause perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada laki-laki, asam uratnya cenderung lebih tinggi dari pada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat. Kalau peningkatan asam urat ini melewati ambang batas yang bisa ditolerir, persoalan akan timbul pertama pada ginjal, sendi, dan saluran kemih. disimpulkan bahwa jenis kelamin juga berpengaruh terkena asam urat. Semakin tua usia seorang laki-laki maka semakin tinggi resiko terkena asam urat dan juga pada perempuan semakin cepat seseorang SURYA 30 Vol.02, No.IX, Agus 2011
6 mengalami menopause maka semakin tinggi resiko terkena asam urat. 3. Hubungan Obesitas Dengan Kadar Asam Urat Berdasarkan hasil pengujian dengan uji koefisien kontigensi menujukkan bahwa antara obesitas dengan kadar asam urat darah di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan mempunyai hubungan yang signifikan (bermakna). Selain itu diperkuat dengan korelasi koefisien kontigensi yang menunjukkan bahwa ada korelasi nilai sebesar 0,496 dengan signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan arah korelasi yang positif. Artinya semakin tinggi tingkat obesitas maka semakin tinggi pula kadar asam urat darah, sebaliknya semakin rendah tingkat obesitas semakin rendah pula kadar asam urat darah. Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan salah satu bentuk malnutrisi dan kelainan metabolisme. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita asam urat tetapi tidak semua penderita asam urat berbadan gemuk, memang kurus pun tidak tertutup oleh kemungkinan terserang asam urat. Obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak yang dibutuhkan oleh tubuh dan obesitas berperan dalam terjadinya penyakit asam urat. Karena pada orang yang obesitas kadar asam urat di dalam darahnya meningkat. Disebabkan karena orang yang obesitas cenderung mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak dan makan makanan yang mengandung banyak purin. Obesitas juga berbahaya bagi kesehatan seseorang karena obesitas meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout (Aru W. Sudoyo, 2006). diketahui bahwa tingginya kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu pengaturan pola makan sangat diperlukan yaitu dengan menghindari konsumsi bahan pangan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Karena Purin juga bisa didapatkan dari makanan yang kita konsumsi dan dari protein yang terkandung di dalam tubuh. Tujuan utama diet adalah untuk menurunkan kadar asam urat darah, juga agar berat badan tidak melebihi ukuran ideal yang disarankan. Terutama bagi pria yang berusia diatas 40 tahun, hindari makanan berlemak yang kaya akan purin. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan 1) Hampir setengah responden di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan yang berusia tahun mengalami obesitas 2. 2) Hampir setengah responden di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan yang berusia tahun memiliki kadar asam urat tinggi. 3) Ada hubungan antara obesitas dengan kadar asam urat darah yang signifikan p = 0, Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menerapkan pengetahuan tentang hubungan obesitas dengan kadar asam urat darah sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan sebagai pendukung teori yang sudah ada. Dapat memberikan gambaran dan informasi untuk meningkatkan penyuluhan tentang penyakit gout dan menambah pengetahuan anggota profesi dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan atau perbandingan bagi penelitian berikutnya untuk upaya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan hubungan obesitas dengan kadar asam urat darah. Dapat memberikan informasi untuk meningkatkan penyuluhan tentang penyakit asam urat dan menambah pengetahuan antara profesi dalam melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Dapat memberikan informasi tentang hubungan obesitas dengan kadar asam urat darah pada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dikalangan masyarakat. SURYA 31 Vol.02, No.IX, Agus 2011
7 ...DAFTAR PUSTAKA... Almatsier, Sunita. (2004). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia. Aru W Sudoyo. (2006). Ilmu Penyakit Dalam Vol 2. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD Fakultas Kedokteran Umum Indonesia. Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah: Edisi 8, Vol 3: Jakarta: EGC. Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC. Guyton and Hall. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran dan mekanisme mekanisme penyakit. Jakarta: EGC. Hendra.(2009).Obesitas. o.com/page/45/exercise_healthy_livi ng/articles_tips/perangi_obesitas_sek arang.html. Diakses tanggal 15 Desember Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Iskandar Junaidi. (2006). Rematik Dan Asam Urat. Jakarta: Gramedia. Kuskushendrahe. (2009). Asam urat. news/48 hot update/11664 mengobati penyakit-asam urat-secara alamiah. Diakses tanggal 1 Desember Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skipsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: PT Salemba Medika. Nyoman kertia. (2009). Asam Urat. Yogyakarta: B First. Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC. Price, Silvia A. Dan lorraine M. Wilson. (2005). Patofisiologi Vol 2. Jakarta: EGC. Rimbawan. (20 04). Obesitas. Jakarta : PT Alex Media Komputindo. Rudolph, Abraham M. (2006). Buku Ajar Pediatri Vol 1. Jakarta: EGC. Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soekidjo Notoatmojo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sofyan nur hidayat. (2010). Asam Urat dan Pola Makan. Diakses Tanggal 2 Desember Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet. 13. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suprajitno, (2004), Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Suryo wibowo. (2008). Asam Urat. Diakses Tanggal 3 Desember WHO. (2009). Obesity. urat/en. Diakses tanggal 5 Desember 2010 Zainun Mutadin. (2002). Obesitas dan faktor penyebab. Diakses tanggal 10 Desember SURYA 32 Vol.02, No.IX, Agus 2011
salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ASAM URAT DALAM DARAH PASIEN GOUT DI DESA KEDUNGWINONG SUKOLILO PATI Sukarmin STIKES Muhammadiyah Kudus Email: maskarmin@yahoo.com Abstrak Di Indonesia, asam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida purin. Asam urat ini dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk
Lebih terperinciAdelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU LANSIA TERHADAP PENCEGAHAN PENINGKATAN ASAM URAT DI POSKESDES DESA PARULOHAN KECAMATAN LINTONGNIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 Adelima C R Simamora Jurusan
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciZat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.
PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi
EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta bertambah baiknya kondisi sosial ekonomi menyebabkan semakin meningkatnya umur harapan hidup (life
Lebih terperinciEFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID
EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciPENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI Muhammad Mudzakkir, M.Kep. Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UN PGRI Kediri muhammadmudzakkir@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya berkembang lama (Riskesdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit banyak muncul pada lansia. Selain itu masalah degeneratif
Lebih terperinciUPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009
BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari 7,0 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 5,7 mg/dl darah pada wanita (Soeroso dan Algristian,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN Sri Hananto Ponco* Feriyadin Satrio Wibowo** Program Studi S Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA 1 Yasinta Ema Soke, 2 Mohamad Judha, 3 Tia Amestiasih INTISARI Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu tatanan yang menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI
ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dinilai melalui derajat kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat ialah angka kesakitan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...
HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciHubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU
Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciFarida Juanita*, Nunung Susilowati**
PERBEDAAN KADAR ASAM URAT DARAH PENDERITA GOUT SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN INFUSUM KULIT MANGGIS ATAU GARCINIA MANGOSTANA DI DUSUN KENTONG DESA KENTONG KECAMATAN GLAGAH LAMONGAN Farida Juanita*, Nunung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami proses penuaan. Salah satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu gangguan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban)
PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BERAT BADAN BAYI UMUR 4 6 BULAN (Di Wilayah Kerja Puskesmas Plumpang Kabupaten Tuban) H. Miftahul Munir STIKES NU TUBAN ABSTRAK ASI adalah suatu emulsi lemak dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegemukan sudah lama menjadi masalah. Bangsa Cina kuno dan bangsa Mesir kuno telah mengemukakan bahwa kegemukan sangat mengganggu kesehatan. Bahkan, bangsa Mesir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proporsi dan jumlah lansia terus meningkat di semua negara. Saat ini, di seluruh dunia terdapat 380 juta orang yang berumur 65 tahun ke atas dan diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciMANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI
Manifestasi Asam Urat pada Lansia di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Jurnal Kota STIKES Kediri Selvia David Vol. Richard, 10, No.1, Karmiatun Juli 2017 MANIFESTASI ASAM URAT PADA LANSIA DI PUSKESMAS KOTA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu
Lebih terperinciHUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi
HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi Email: nerserwin.08@gmail.com ABSTRAK Retardasi mental merupakan salah satu gangguan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Seseorang dapat di katakan hiperurisemia apabila kadar asam urat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciPENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT
PENGETAHUAN LANSIA TENTANG GOUT (ASAM URAT) Erik Wahyu Widodo Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Masyarakat seringkali memiliki persepsi yang salah tentang penyakit gout (Asam urat). Bila
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN
HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN Ati ul Impartina.......ABSTRAK....... Masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah serius dalam
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciPengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado
Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado Mellynda Wurangian Hendro Bidjuni Vandri Kallo Program studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciSTUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.
STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO Ika Suhartanti *) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menstruasi adalah suatu proses yang normal, yang terjadi setiap bulannya pada hampir semua wanita. Menstruasi terjadinya pengeluaran darah, dalam jangka waktu 3-5 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya arus globalisasi disegala bidang dengan perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada prilaku dan gaya hidup pada masyarakat.
Lebih terperinciPENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA
PENCEGAHAN DENGAN KADAR ASAM URAT PADA MASYARAKAT DUSUN DEMANGAN WEDOMARTANI, NGEMPLAK, SLEMAN, YOGYAKARTA Mitra Agus Telaumbanua, Adi Sucipto *), Siti Fadlilah Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²
TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA -50 TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti² Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : surya.mustikasari@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl). Adanya penurunan ekskresi asam urat. Kebanyakan
Lebih terperinciJurnal Dunia Kesmas Volume 3. Nomor 1. Januari
HUBUNGAN KONSUMSI TEMBAKAU, JENIS KELAMIN, DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA LANJUT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN PESAWARAN Endah Kurniasari 1, Dessy Hermawan 2, Zaenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciIdentifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tunagrahita SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta (Imron Fatkhudin)
PENDAHULUAN Dewasa ini tidak sedikit orang yang sadar atau tidak sadar menyepelekan atau tidak peduli menjaga kesehatan. Setelah sakit, orang baru menyadari arti pentingnya kesehatan. Derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Obesitas atau kegemukan merupakan kondisi kelebihan bobot badan akibat penimbunan lemak yang melebihi 20% pada pria dan 25% pada wanita dari bobot badan normal. Kondisi tersebut
Lebih terperinci82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
GAYA HIDUP PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATES KABUPATEN KULON PROGO Ana Ratnawati Sri Hendarsih Anindya Intan Pratiwi ABSTRAK Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit kelas A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan
Lebih terperinci