HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN
|
|
- Sri Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah ABSTRAK Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil survey awal menunjukan dari 10 keluarga terdapat 7 keluarga (70%) tidak dengan baik mereka hanya menggunakan obat nyamuk atau obat-obatan lain dalam memberantas nyamuk tanpa ada tindakan lain memberantas sarang atau jentik nyamuk. Terdapat satu kejadian kematian pada anak akibat DBD di RT 3 RW 4 pada tahun Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasinya adalah 38 KK di RT 3 RW 4 Desa, dengan besar sampel 35 KK, mengunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel independen adalah pengetahuan pemberantasan sarang nyamuk dan variabel dependen adalah perilaku pemberantasan sarang nyamuk. Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, kemudian di uji dengan mengunakan uji Rank Spearman dengan α = 0,05 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil responden dengan pengetahuan baik sebagian besar dan tidak satupun responden yang tidak. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak dan sebagian kecil melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Hasil uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. Berdasarkan hasil penelitian di atas, perlu kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberantas DBD, bagi petugas kesehatan diharapkan lebih intensif melakukan penyuluhan tentang pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan pemberantasan sarang nyamuk (). Keywords: Pengetahuan, perilaku, pemberantasan sarang nyamuk PENDAHULUAN... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dan barang bekas yang dapat menampung air hujan di rumah dan tempat umum. Untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini, nyamuk Aedes Aegypti perlu diberantas. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Salah satu faktor yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat adalah kesehatan lingkungan. Kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam SURYA 39 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
2 hubungan sosial, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penanggulangan penyakit Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan suatu mata rantai penularan dengan pemberantasan vector (nyamuk dewasa dan jentikjentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD (kelompok kerja oprasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksanaan program. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satu diantaranya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk () melalui gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000 dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk. Sampai saat ini upaya tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi peningkatan angka kematian. Berdasarkan hasil survey awal di Desa didapatkan dari 10 keluarga hanya 3 keluarga (30%) yang sudah, dan 7 keluarga (70%) belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara maksimal. Mereka hanya memberantas nyamuk besar dengan menggunakan obat nyamuk atau obat - obatan lain tanpa memberantas sarang atau jentik nyamuk. Pada tahun 2012 terdapat 1 kematian anak akibat penyakit demam berdarah. Maka masalah penelitian dari data diatas adalah masih banyak keluarga yang belum dengan maksimal. Faktor yang dapat mempengaruhi penyakit DBD adalah lingkungan, biologis dan kimiawi. Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhui perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Semakin tinggi tingkat kebersihan lingkungan maka semakin rendah terjadinya penyakit DBD. Pengendalian secara bioligis merupakan pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti pemeliharaan ikan cupang pada kolam/ sumur yang sudah tak terpakai atau menggunakan dengan bakteri Bt H-14. Pengendalian secara kimiawi adalah cara pengendalian serta pembasmian nyamuk dan jentik dengan menggunakan bahan-bahan kimia misalnya pengasapan/ fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion, memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat yang sering menjadi tempat penampungan air. Apabila faktor tersebut diatas mendukung maka tindakan akan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan dan sebaliknya jika faktor tersebut tidak mendukung maka akan timbul penyulit sehingga hal tersebut akan membawa dampak pada keluarga atau masyarakat. Cara memberantas nyamuk Aedes Aegypti yang tepat guna ialah melakukan pemberantasan sarang nyamuk () yaitu kegiatan untuk memberantas jentik di tempat berkembang biaknya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, serta menghindari gigitan nyamuk) tempat berkembang biak nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue atau usaha lain untuk memberantas jentik seperti abatisasi, memelihara ikan, dll.(depkes RI, 2005) Pemberantasan Sarang Nyamuk () merupakan suatu metode untuk mencegah penyakit DBD. Pelaksanaanya memerlukan peran serta penyakit agar hasil yang diperoleh maksimal, karena yang ini adalah masyarakat. Tapi dalam kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum melakukan pencegahan ini. Untuk meningkatkan perilaku keluarga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (), kita perlu meningkatkan rasa kepedulian masyarakat khususnnya keluarga SURYA 40 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
3 terhadap kesehatan lingkungan dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan khususnya tentang Pencegahan DBD dan pemberantasan sarang nyamuk. METODE PENELITIAN.. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan populasi seluruh KK di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan sebanyak 38 KK. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel sebanyak 35 KK. Variabel independen adalah pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk dan variabel dependen adalah perilaku pemberantasan sarang nyamuk. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Analisa data menggunakan uji Rank Spearman dengan taraf signifikansi 0,05. HASIL.PENELITIAN Data Umum 1. Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan di RT 3 RW 4 Desa Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (% ) 1. Petani 25 71,4 2. Wiraswasta 8 22,9 3. PNS 2 5,7 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). 2. Karakteristik responden berdasarkan umur di RT 3 RW 4 Desa Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Umur Frekuensi Prosentase (%) 1. < 20 tahun tahun 6 14,2 3. > 35 tahun 29 82,8 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0% 3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan di RT 3 RW 4 Desa Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Pendidikan Frekuensi Prosentase % 1. SD 5 14,3 2. SMP 12 34,3 3. SMA 8 22,8 4. PT 2 5,8 5. Tidak sekolah 8 22,8 Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). SURYA 41 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
4 Data Khusus 1. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang DBD di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. Baik 12 34,28 2. Cukup Kurang 2 5,72 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 21 responden (60%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (5,72%). 2. Perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kemabangbahu Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No. Perilaku Frekuensi Prosentase (%) 1. Melakukan 19 54,29 2. Tidak melakukan 16 45,71 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 19 responden (54,29%) dan sebagian kecil responden tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 16 responden (45,71%). 3. Hubungan pengetahuan dan perilaku dalam pemberantasan sarang nyamuk Tabel 6. Tabulasi Silang hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Kabupaten Lamongan No Pengetahuan Tidak Jumlah 1. Baik 2(100%) 0(0%) 2(100%) 2. Cukup 15(71,4%) 6(28,6%) 21(100%) 3. Kurang 2(16,6%) 10(83,4%) 12(100%) Jumlah 19(54,3%) 16(45,71%) 35(100%) Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (100%) dan tidak satupun responden yang tidak 0%. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar yaitu 15 responden (71,4%) dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 6 responden (28,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 10 responden (83,4%) dan sebagian kecil yaitu 2 responden (16,6%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS yang dilakukan dengan menggunakan uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. SURYA 42 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
5 PEMBAHASAN.. 1. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa. Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 21 responden (60%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan kurang tentang pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (5,72%). Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang. Terdapat factor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain usia, pendidikan, pekerjaan, ekonomi. Ditinjau dari factor pekerjaan, berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). Pengetahuan responden didapatkan dari informasi yang datang melalui media massa maupun elektronik. Banyak sekali informasi yang didapat terutama melalui televisi. Walaupun pekerjaan responden sebagian besar petani, tetapi mereka memiliki waktu luang untuk mendapatkan informasi. Pada malam hari adalah waktu paling banyak dimanfaatkan responden untuk mendapatkan informasi melalui televisi. Informasi yang didapatkan juga berasal dari petugas kesehatan dimana banyak sekali terdapat petugas kesehatan di wilayah. Letak Puskesmas terdapat di Desa sehingga masyarakat lebihmudah mendapatkan informasi kesehatan terutama masalah pemberantasan sarang nyamuk. Ditinjau dari faktor usia berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0%. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan pemberantasan sarang nyamuk. Tingkat ekonomi juga berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Dengan ekonomi yang mencukupi seseorang dapat memperoleh pengetahuan di tempat pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan orang yang memiliki kehidupan ekonomi kurang mereka hanya mendapatkan pengetahuan yang terbatas dari orang lain. Di desa sebagian besar memiliki tingkat ekonomi baik sehingga dimungkinkan mereka mempunyai kesempatan untuk mencari informasi lebih banyak. Ditinjau dari faktor pendidikan berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). Pendidikan SMP termasuk dalam pendidikan dasar. Walaupun sebagian besar responden mempunyai pendidikan dasar tetapi mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk memberantas sarang nyamuk. Apalagi terdapat satu kejadian pada tahun 2012 salah satu anak warga RT 3 RW 4 terkena demam berdarah sampai meninggal dunia. Kegiatan yang mereka lakukan terbatas pada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing. 2. Perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 19 responden (54,29%) dan sebagian kecil responden tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 16 responden (45,71%). Perilaku yang dilakukan responden di RT 3 RW 4 dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya usia, pendidikan, dan pekerjaan. Ditinjau dari factor usia berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 35 tahun yaitu 29 responden (82,8%) dan tidak satupun responden yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu 0%. Pada umur tersebut mereka mempunyai kemampuan berfikir lebih matang karena usia yang semakin matang. SURYA 43 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
6 Dengan semakin matangnya usia membuat mereka dapat memilih perilaku yang terbaik untuk mencapai tujuan yang baik pula. Mereka menganggap bahwa memberantas sarang nyamuk adalah merupakan hal yang baik karena dapat mencegah terjadinya penyakit demam berdarah. Selain itu mereka juga takut apabila suatu saat terdapat anggota keluarga yang terkena demam berdarah sehingga berusaha semaksimal mungkin untuk berupaya memberantas sarang nyamuk. Ditinjau dari faktor pekerjaan berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu 25 responden (71,4%) dan sebagian kecil responden sebagai PNS yaitu 2 responden (5,7%). Karena sebagian besar responden bekerja sebagai petani mereka mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Hasil wawancara pada responden mereka mengatakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan ketika akan memulai pekerjaan di sawah dan setelah pulang dari sawah. Mereka meluangkan waktu untuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk karena ada perasaan takut jika anggota keluarga terkena demam berdarah. Bentuk kegiatan pemberantasan sarang nyamuk yang mereka kerjakan antara lain membersikan rumah dengan menyapu setiap pagi dan sore, membakar sampah setiap hari, menguras tempat penampungan air beberapa hari sekali. Jika malam tiba mereka menggunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot dan beberapa keluarga menggunakan kelambu terutama bagi keluarga yang memiliki bayi. Selain itu sebagian besar responden menganggap bahwa penyakit demam berdarah sangat menakutkan sehingga perlu diberantas. Ditinjau dari faktor pendidikan berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa sebagian responden memiliki pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 responden (34,3%) dan sebagian kecil mempunyai pendidikan sarjana pertguruan tinggi yaitu 2 responden (5,8%). Pendidikan SMP termasuk dalam pendidikan dasar. Walaupun demikian mereka sangat antusias dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk mereka ketahui dari informasi di media massa. Mereka mengerjakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk mulai dari hal hal yang sederhana yang mudah untuk mereka kerjakan. 3. Hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di RT 3 RW 4 Desa Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebagian besar melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 2 responden (100%) dan tidak satupun responden yang tidak 0%. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebagian besar yaitu 15 responden (71,4%) dan sebagian kecil tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 6 responden (28,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu 10 responden (83,4%) dan sebagian kecil yaitu 2 responden (16,6%). Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS yang dilakukan dengan menggunakan uji spearman dengan α = 0,05 di dapatkan nilai signifikan dimana ρ = 0,000 nilai koefisien korelasi (rs) = 0,560. Hal ini berarti sign ρ < 0,05 sehingga H1 diterima artinya terdapat hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk dirt 3 RW 4 Desa. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar melakukan pencegahan sarang nyamuk. Karena mereka tahu bahaya dari nyamuk demam berdarah. Mereka takut jika anggota keluarga menderita penyakit demam berdarah yang dapat mengakibatkan kematian. Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk mereka peroleh dari banyak sumber baik dari SURYA 44 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
7 media elektronik, media massa maupun dari petugas kesehatan. Pengetahuan yang didapat kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari. Misalkan pembuangan sampah tidak di sembarang tempat melainkan dikumpulkan kemudian dibakar, mengurang tempat penampungan air, mengumpulkan barang bekas untuk dijual agar tidak menumpuk dirumah, dan kegiatan lain dalam rangka memberantas sarang nyamuk. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa antar keluarga saling mengingatkan dan saling memberi informasi apabila mereka memiliki pengetahuan baru terutama pengetahuan tentang kesehatan. KESIMPULAN DAN SARAN.. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik dalam pemberantasan sarang nyamuk 2) Sebagian besar responden melakukan pemberantasan sarang nyamuk 3) Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk 2. Saran 1) Bagi institusi pendidikan kesehatan Diharapkan agar lembaga pendidikan lebih mengembangkan ilmu khususnya tentang pengetahuan pencegahan DHF sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak lain dalam mengembangkan wacana tentang pengetahuan pencegahan DHF. 2) Bagi Profesi kesehatan Tenaga kesehatan perlu meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat misalnya melalui penyuluhan pada keluarga atau masyarakat tentang pengetahuan pencegahan DHF agar masyarakat lebih mengerti bagaimana melakukan tindakan yang benar...daftar PUSTAKA... Azis Alimul Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Budiman Chandra, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC Depkes RI, (1992). Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk () Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Dirjen PP & PL. Depkes RI, (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP & PL Depkes RI, (2007). Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk () Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku. Jakarta : Dirjen PP & PL Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Mardalis, (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara Nursalam dan Siti Pariani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Utama. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba medika Praktiknya, Ahmad Watik, (2010). Dasardasar Metodologi Penelitian SURYA 45 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
8 Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Suharsini Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Wahid Iqbal Mubarok, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Wahid, Iqbal dkk, (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Graha Ilmu SURYA 46 Vol.03, No.XVI, Desember 2013
Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris
HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal
Lebih terperinciFajarina Lathu INTISARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akut bersifat endemik yang di sebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 6 Sri Wahyuni ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011 Dedi Herlambang ABSTRAK Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
Lebih terperinciSARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan banyaknya jumlah penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH
Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..
Lebih terperinciPromotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU 1) DaraSuci 2) NurAfni Bagian Epidemiologi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005
ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005 Oleh: TH.Tedy B.S.,S.K.M.,M.Kes. PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang No.23
Lebih terperinciBAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui
1 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lazimnya disebut dengan DBD / DHF merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh organisme atau makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan suatu respon/reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge
Summary GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Ade Rahmatia Podungge NIM : 841 409 002 Program Studi Ilmu Keperawatan Jurusan
Lebih terperinciUMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha
64 GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU SISWA-SISWI KELAS LIMA DAN ENAM TERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI SDN CIBOGO KELURAHAN SUKAWARNA KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS
Lebih terperinciDENGAN HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DHF DI DESA KARANGCANGKRING KEDUNGPRING LAMONGAN. Ati ul Impartina ABSTRAK
DENGAN HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DHF DI DESA KARANGCANGKRING KEDUNGPRING LAMONGAN Ati ul Impartina ABSTRAK Penyakit Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota di
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Muammar Faiz Naufal Wibawa (Prodi Kesehatan Lingkungan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Tuhu Pinardi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Penyakit ini sering terjadi pada saat memasuki musim
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Probo Adi Saputro NIM : 20130320119 Alamat : Pangukan Tridadi Sleman RT/RW 003/010 Adalah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka teori Pengendalian vektor DBD: 1. Kimiawi 2. Biologi 3. Manajemen lingkungan Pengetahuan Ibu Pencegahan penyebaran Virus Dengue
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa ini karena
Lebih terperinciPERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Yunita K.R. dan Soedjajadi K., Perilaku 3M, Abatisasi PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE 3M Behavior, Abatitation, Aedes aegypti Larva
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...
HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI DAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DUSUN SUMBERPANGGANG DESA LOPANG KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Karies gigi
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN
HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN Ati ul Impartina.......ABSTRAK....... Masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah serius dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG Hilda Irianty, Norsita Agustina, Adma Pratiwi Safitri Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini masih menjadi
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN Arifal Aris Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan.......ABSTRAK....
Lebih terperinciKUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...
235 Lampiran 1. KUESOINER EFEKTIFITAS MEDIA KARTU BERGAMBAR DAN LEAFLET PADA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN HELVETIA
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH DENGAN KEJADIAN DHF PADA ANAK DI DI POLINDES WARUKULON KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2010
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH DENGAN KEJADIAN DHF PADA ANAK DI DI POLINDES WARUKULON KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 010 Ida Kasi Purnamasari, Ihda Mauliyah, Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK........
Lebih terperinciABSTRAK A. PENDAHULUAN
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN DAGO KECAMATAN COBLONG WILAYAH PUSKESMAS DAGO KOTAMADYA BANDUNG Chatarina Suryaningsih ABSTRAK Demam berdarah
Lebih terperinciINFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE
INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE I. Kondisi Umum Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit yang endemis, hingga sekarang angka kesakitan DBD cenderung meningkat dan angka Kejadian Luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI
HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK USIA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian
Lebih terperinci5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)
5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu) 5.1. PENDAHULUAN Sebagian besar perkotaan di Indonesia merupakan wilayah endemik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I Made Suryahadi Sandi 1, Komang Ayu Kartika 2 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring bertambahnya waktu maka semakin meningkat juga jumlah penduduk di Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia telah mencapai sekitar 200 juta lebih. Hal
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN M. Masykur*, Dian Nurafifah**.......ABSTRAK.... Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue/dbd merupakan salah satu penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN I PENGARUH KARAKTERISTIK IBU TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA KELUARGA DI KELURAHAN SEMULA JADI KECAMATAN DATUK BANDAR TIMUR KOTA TANJUNG BALAI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu Penelitian ini mengambil lokasi di Padukuhan VI Sonosewu pada bulan Mei Agustus 2017. Padukuhan VI
Lebih terperinciAl Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman
Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman 44-48 44 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP,TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH PUSKESMAS MARTAPURA KABUPATEN BANJAR TAHUN 2011
Lebih terperinciPENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN Ihda Mauliyah ABSTRAK Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU Erni Arifa Muniro Yanti, Siti Solikhah Korespondensi: Siti Solikhah, d/a : STiKes Muhammadiyah
Lebih terperinciABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN NYOMPLONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PABUARAN KOTA SUKABUMI PERIODE AGUSTUS-NOVEMBER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penulis yaitu di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang yang merupakan daerah endemis demam berdarah dengue.
Lebih terperinciSUMMARY HASNI YUNUS
SUMMARY HUBUNGAN KEGIATAN SURVEY JENTIK SEBELUM DAN SETELAH ABATESASI TERHADAP ANGKA BEBAS JENTIK DI KELURAHAN BOLIHUANGGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 HASNI YUNUS 811409153 Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DHF DENGAN PREVALENSI DHF
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DHF DENGAN PREVALENSI DHF Norma Anugerahwati 1, Imroatul Farida 2 Abstract: DHF disease have long axisted in Indonesia. Until now DHF disease is still
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Saat ini kami dari Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, setiap tahun virus dengue menginfeksi kurang lebih 50-100 juta orang saat ini diseluruh dunia. Serta diperkirakan sekitar 500.000 orang dengan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Pekerja Industri Pengolahan KayuDi Industri Pengolahan Kayu PerusahaanX, Badung, Bali. HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL
Lebih terperinciYANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS
Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI Judul Penelitian: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS Gambaran Singkat Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serangga yaitu Aedes spesies. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah. penyakit demam berdarah akut, terutama menyerang anak-anak dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang umumnya ditemukan di daerah tropis dan ditularkan lewat hospes perantara jenis serangga yaitu Aedes spesies.
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R
19 Lampiran KAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R STRATA : 1. Tertata 2. Tdk Tertata Alamat rumah : Jl. No. Responden
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama jumlah penderita DBD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Demam Berdarah Dengue a. Definisi Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue terdiri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA RANTAU RASAU II KECAMATAN RANTAU RASAU TAHUN 2015 Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering muncul pada musim hujan ini antara
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Ida Safitri * Sulistiyowati **.......ABSTRAK....... Konsep diri merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciKata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko
FAKTOR RISIKO SANITASI LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Nur Ifka Wahyuni NIM 811409109
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN Dwi Feni Mariyanti*, Nanik**, Suratmi***.......ABSTRAK....... Balita
Lebih terperinciOleh : Budi Herminto 1, Diyono 2, Windra Kusumaningtyas 3. Abstract
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DI DUKUH GUNUNG RT 01 RW 12 DESA PUCANG AN KECAMAT AN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Budi Herminto
Lebih terperinciPRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER
PRAKTIK PENCEGAHAN CEDERA PADA ANAK USIA TODDLER DITINJAU DARI PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG BAHAYA CEDERA DI DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dadang Kusbiantoro.......ABSTRAK.......
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO Dwi Helynarti Syurandari*) Abstrak Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan sekumpulan perilaku
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengan Motivasi Keluarga Terhadap Pencegahan Demam Berdarah
Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengan Motivasi Keluarga Terhadap Pencegahan Demam Berdarah (The Correlation Between The Family Knowledge Level About Dengue And Family Motivation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad, penyakit Demam Berdarah Dengue dianggap sebagai penyakit penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropisdan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI
HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI Siska Damayanti Sari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan Madura ABSTRACT Control of dengue fever
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang
Lebih terperinciMahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD dr.rasyidin PADANG TAHUN 2013 Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia
PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR Vera Virgia Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : veravirgia@gmail.com ABSTRAK IUD (Intra Uteri Device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk penyakit utama pada negara tropis dan subtropis. DBD terjadi akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung semakin luas penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya arus transportasi dan kepadatan penduduk adalah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vector borne disease merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan pada manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda yang dapat menularkan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI Wulan Sari a dan Tri Puji Kurniawan b a Prodi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama bertahun-tahun penyakit Demam Berdarah Dengue telah menjadi masalah yang serius di negara-negara beriklim tropis termasuk di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini banyak menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena perjalanan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk salah satu penyakit yang tersebar di kawasan Asia Tenggara dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana
Lebih terperinciHUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI Dhina Sari dan Sri Darnoto Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I
0 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan nyaris di
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vektor Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sedangkan Aedes albopictus adalah vektor sekunder. Aedes sp. berwarna hitam dan belang-belang
Lebih terperinci