PERENCANAAN TEKNIS PERUBAHAN STATUS JALAN MT HARYONO-M SUPENO KM S.D KM KOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR DIPLOMA 4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN TEKNIS PERUBAHAN STATUS JALAN MT HARYONO-M SUPENO KM S.D KM KOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR DIPLOMA 4"

Transkripsi

1 PERENCANAAN TEKNIS PERUBAHAN STATUS JALAN MT HARYONO-M SUPENO KM S.D KM KOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR DIPLOMA 4 Oleh: R. Nur Sholech Edy W NIM: PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014

2

3 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Perencanaan Teknis Perubahan Status Jalan MT Haryono M Supeno Km s.d Km 3+300, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat dan kewajiban yang harus diselesaikan sesuai dengan bidang kajian yang dipilih dalam persyaratan lulus Program Pendidikan Diploma-IV Program Studi Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan yang merupakan program kerjasama antara Balai PSDM Wilayah 1 Kementerian Pekerjaan Umum dengan Politeknik Negeri Bandung. Selama penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak mendapatkan masukan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Mei Sutrisno, Ir., M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Politeknik Negeri Bandung. 2. Bapak Erwin Agus, Ir., MM., selaku Kepala Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Wilayah I Bandung. 3. Bapak Taufik Hamzah, Ir., MSA., MBA., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung. 4. Bapak M. Duddy Studyana, Ir., MT., selaku Ka. Satgas Politeknik Negeri Bandung - Pusdiklat Kementerian PU Bandung. 5. Bapak Hery Kasyanto, ST., MT., selaku Koordinator Studi Kasus dan Tugas Akhir Program D-IV Politeknik Negeri Bandung - Pusdiklat Kementerian PU Bandung. 6. Bapak Ir. A. Tatang Dachlan, M.Eng.Sc selaku Dosen Pembimbing dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum. iii

4 7. Ibu Lilian Diasti Dessi Widuri, SST., MT selaku Dosen Pembimbing dari Politeknik Negeri Bandung. 8. Bapak Angga Marditama Sultan Sufanir, ST, MT selaku Dosen Penguji dari Politeknik Negeri Bandung. 9. Bapak Ir Iriansyah AS., selaku Dosen Penguji dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum. 10. BBPJN II Padang yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penyusun untuk mengikuti kegiatan Tugas Belajar Program D-IV ini, khususnya Bapak Ka.Balai Ir Maruasas P, MT dan Bapak Kabid Pengujian dan Peralatan Ir. Tumpal H, MM. 11. SNVT Bina Marga Kementerian PU Wilayah Yogyakarta yang telah membantu memberikan informasi dan data selama penyusunan studi kasus terutama mbak Rini E, ST. 12. Kedua orangtua tercinta (Ibu Trisnawati W dan Bapak Saryono Y P), Asih tersayang dan seluruh keluarga, yang selalu memberikan do a, dukungan dan semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. 13. Teman-teman kelas D-IV TPJJ Angkatan Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu secara tertulis yang telah membantu terlaksananya penyusunan Tugas Akhir ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun isi penyusunannya. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, agar dapat menyusun lebih baik untuk tugas-tugas penyusunan selanjutnya. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya. Bandung, November 2013 Penyusun iv

5 ABSTRAK Menurunnya kinerja Jalan MT Haryono M Supeno dipengaruhi oleh banyak hal terutama umur pelayanan yang sudah mendekati masa akhir. Dengan peranan ruas Jalan MT Haryono M Supeno sebagai jalan kolektor primer, permasalahan yang terjadi saat ini adalah kondisi jalan yang mengalami banyak kerusakan, dan wilayah sekitar ruas jalan dimana terdapat beberapa lokasi pariwisata menyebabkan beban lalu lintas yang cukup tinggi terutama pada musim liburan. Sehingga kondisi jalan diharapkan selalu dalam kondisi yang mantap. Untuk dapat mempertahankan kondisi mantap tersebut, maka perlu dilakukan Pemeliharaan Berkala. Kinerja lalu-lintas dianalisis dengan MKJI 97. Kebutuhan tebal lapis tambah perkerasan lama didapat dengan menggunakan acuan Pd T B. Untuk evaluasi drainase menggunakan acuan Pd T B. Sedangkan untuk evaluasi lebar trotoar menggunakan Petunjuk Perencanaan Trotoar No. 007T/BNKT/1990. Berdasarkan hasil analisis, kondisi kinerja lalu-lintas pada akhir umur rencana masih baik, dengan nilai derajat kejenuhan di bawah 0,75. Untuk tebal lapis tambah/overlay yang dibutuhkan untuk memikul repetisi beban rencana adalah 5 cm lapis aus (Asphalt Concrete Wearing Course/AC-WC). Sedangkan dari hasil survei pejalan kaki dan analisanya didapat lebar minimal trotoar 2 m. Untuk analisa drainase existing masih dapat memenuhi debit pengaliran rencana dengan dimensi drainase berbentuk segi empat, konstruksi pasangan batu kali dengan lebar (b) 1 m, tinggi (h) 0,5 m dan tinggi jagaan (W) 0,5 m. Biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan ruas jalan adalah Rp ,-. Kata kunci : Perkerasan, overlay, trotoar, rencana anggaran biaya v

6 ABSTRACT Declining performance of Jalan MT Haryono - M Supeno is influenced by many things, especially the service life is nearing the end. With the role of Jalan MT Haryono - M Supeno as the primary collector road, the problems that occur this time is the condition of the road which had a lot of damage, and the surrounding area of the roads where there are several tourism locations causing high traffic load, especially in the holiday season. So that the road conditions are expected to always be in a stable condition. In order to maintain the steady state, it is necessary to work Periodic Maintenance. Traffic performance is analyzed with MKJI'97 reference. Needs of the old pavement additional layer thickness gained by using reference Pd T B. To evaluate drainage using reference Pd T B. As for the width of the sidewalks evaluation using reference "Petunjuk Perencanaan Trotoar No.007T/BNKT/1990". Based on the analysis, the performance of the traffic conditions at the end of the design life is still good, with the degree of saturation below To add a thick layer/overlay required to bear the burden of the plan is 5 cm layer wear (Asphalt Concrete Wearing Course/AC-WC). While the results of the pedestrian survey and analysis obtained a minimum sidewalk width of 2 m. For analysis of the existing drainage can still fulfill the drainage discharge plan with the dimensions of a rectangular drainage, using river stone masonry construction with width (b) 1 m, height (h) 0,5 m and high surveillance (W) 0,5 m. Costs necessary for the periodic maintenance of roads is Rp Keywords: Pavement, overlay, sidewalks, budget plans vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... v vii xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR RUMUS... DAFTAR ISTILAH... xxi xxiv BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Lokasi Perancangan... I Tujuan Penulisan Tugas Akhir... I Ruang Lingkup Pembahasan... I Sistematika Penyusunan... I-5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II Konstruksi Perkerasan... II Program Pengelolaan Konstruksi Jalan... II Anggaran Pekerjaan Konstruksi... II Referensi Pembanding Penelitian... II-5 vii

8 BAB III DASAR TEORI... III Umum... III Perkerasan Lentur... III Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemeliharaan... III Keuntungan dan Kerugian... III Struktur Perkerasan Lentur... III Perkerasan Kaku... III Susunan Perkerasan Kaku... III Fungsi Lapisan Perkerasan Kaku... III Jenis Perkerasan Kaku... III Keuntungan dan Kerugian... III Sistem Jaringan Jalan... III Jaringan Jalan Primer dan Sekunder... III Jenis-jenis Pusat Kegiatan dan Kawasan... III Struktur Hiraki Perkotaan Dan Sistem Jaringan Jalan Primer Dan Sekunder... III Lalu Lintas... III Volume Lalu-lintas Harian Rata-rata... III Kapasitas... III Derajat Kejenuhan... III Beban Lalu-lintas... III Perhitungan Tebal Lapis Tambah Metode Lendutan (Pd T B)... III Lendutan Wakil... III Lendutan Ijin... III Menghitung Tebal Lapis Tambah... III Marka Jalan... III Marka Membujur... III Marka Melintang... III Marka Serong... III Marka Panah... III-34 viii

9 Marka Penyeberangan Pejalan Kaki... III Rambu Jalan... III Rambu Peringatan... III Rambu Larangan... III Rambu Perintah... III Rambu Petunjuk... III Bentuk dan Warna Rambu... III Penempatan Rambu... III Pemasangan Rambu... III Sistem Drainase Permukaan Jalan... III Ketentuan Teknis Perencanaan Drainase Permukaan... III Saluran Terbuka... III Kapasitas saluran... III Komponen penampang saluran... III Kecepatan aliran... III Kemiringan melintang dan bahu jalan... III Trotoar... III Analisa Harga Satuan Pekerjaan (Ditjen Bina Marga 2010, No.008-1/BM/2010)... III Umum... III Bahan... III Alat... III Daftar Kuantitas dan Harga atau Bill of Quantity... III Biaya Umum dan Keuntungan (Overhead dan Profit)... III Rekapitulasi... III-70 BAB IV METODOLOGI... IV Metodologi Tugas Akhir... IV Bagan Alir Perancangan Lapis Tambah Perkerasan Lentur Berdasarkan Data Alat Benkelman Beam... IV-3 ix

10 Metodologi Perancangan Rambu Jalan... IV Metodologi Perancangan Marka Jalan... IV Metodologi Evaluasi Drainase Jalan... IV Alur Kerja Perancangan Trotoar... IV Metodologi Evaluasi Kinerja Lalu Lintas menggunakan Program KAJI... IV Perkiraan Biaya Proyek... IV-9 BAB V PEMBAHASAN... V Kondisi Tata Guna Lahan dan Perkerasan Lama... V Kondis Tata Guna Lahan... V Kondisi Fungsional Jalan... V Evaluasi Kinerja Lalu-lintas... V Data pertumbuhan lalu lintas... V Data lalu lintas... V Menghitung Derajat Kejenuhan... V Evaluasi Kinerja Lalu-lintas... V Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur... V Perhitungan Lendutan Wakil... V Perhitungan Lendutan Ijin... V Perbandingan Dwakil dan Drencana... V Menghitung Tebal Lapis Tambah... V Evaluasi Drainase Jalan (Existing)... V Kondisi Existing Permukaan Jalan... V Menghitung Luasan Daerah Pengaliran... V Waktu Konsentrasi... V Analisis Data Curah Hujan... V Menghitung Debit Pengaliran Rencana (Qr)... V Evaluasi Dimensi Saluran Samping... V Perhitungan Debit Saluran (Qs)... V-32 x

11 Tinggi jagaan... V Penampang Hasil Perhitungan... V Perancangan Perlengkapan Jalan... V Perancangan Marka... V Perancangan Rambu... V Perancangan Trotoar... V Pelaksanaan Survei dan Analisis Data... V Lokasi Pelebaran... V Gambar Rancangan... V Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Aspal Beton... V Pekerjaan Persiapan... V Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)... V Tahap-tahap Pelaksanaannya... V Pengawasan (Pengendalian Mutu)... V Pengawasan Pada Pekerjaan Perkerasan Lentur... V Rencana Anggaran Biaya... V-66 xi

12 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Matriks Perbandingan Tugas Akhir... II-4 Tabel 3.1. Hubungan antara hirarki kota dengan peranan ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer... III-14 Tabel 3.2. Hubungan antara hirarki kota dengan peranan ruas jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder... III-15 Tabel 3.3. Emp jalan perkotaan tak-terbagi... Tabel 3.4. Emp jalan perkotaan terbagi dan satu arah... Tabel 3.5. Kapasitas dasar jalan perkotaan... III-17 III-17 III-18 Tabel 3.6. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu lintas jalan perkotaan (FCW)... III-18 Tabel 3.7. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)... III-19 Tabel 3.8. Faktor penyesuaian kapasitas (FCSF) pada jalan perkotaan dengan bahu... III-19 Tabel 3.9. Faktor penyesuian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan perkotaan... III-19 Tabel Temperatur Tengah (Tt) dan bawah (Tb) lapis beraspal berdasarkan data temperatur udara (Tu) dan permukaan (Tp)... III-22 Tabel Konfigurasi beban sumbu... Tabel Konfigurasi beban sumbu (lanjutan)... Tabel Koefisien distribusi kendaraan... Tabel Perkiraan pertumbuhan lalu lintas... Tabel Temperatur rata-rata tahunan kota Yogyakarta... III-25 III-26 III-26 III-27 III-28 xii

13 Tabel Faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuian (FKTBL)... III-29 Tabel Variasi Yt... III-43 Tabe; Variasi Yn... III-44 Tabel Variasi Sn... III-44 Tabel Harga Koefisien Pengaliran (C) dan Faktor Limpasan... Tabel Koefisien hambatan (nd) berdasarkan Kondisi Permukaan III-47 III-48 Tabel Kecepatan Aliran Air yang Diijinkan Berdasarkan Jenis Material... III-50 Tabel Kemiringan Saluran Memanjang (is) Berdasarkan Jenis Material... III-50 Tabel Hubungan Kemiringan Saluran (is) dan Jarak Pematah Arus (Ip)... III-51 Tabel Koefisien kekasaran Manning... Tabel Komponen penampang saluran... Tabel Kemiringan talud berdasarkan debit... Tabel Kemiringan Melintang Perkerasan Dan Bahu Jalan... Tabel Tingkat Pelayanan Trotoar... Tabel Nilai N... Tabel Lebar trotoar minimum menurut penggunaan lahan sekitar III-52 III-53 III-54 III-57 III-62 III-63 III-63 Tabel 5.1. Kondisi tata guna lahan di sekitar lokasi tinjauan... V-1 Tabel 5.2. Pertumbuhan Lalu-Lintas Sekitar Ruas Yang Ditinjau (Jalan Bantul)... V-8 Tabel 5.3. Pertumbuhan Lalu-Lintas Sekitar Ruas Yang Ditinjau (Jalan Parangtritis)... V-8 xiii

14 Tabel 5.4. Rekapitulasi LHR pada jam puncak tahun V-9 Tabel 5.5. Perhitungan LHR Untuk 11 Tahun Ke Depan... V-9 Tabel 5.6. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi... V-10 Tabel 5.7. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan Terbagi... V-10 Tabel 5.8. Perhitungan LHR tahun V-11 Tabel 5.9. Perhitungan LHR tahun rencana (2023)... V-11 Tabel Distribusi Arah Kendaraan... V-12 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Kejadian Hambatan Samping... V-12 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Kejadian Hambatan Samping... V-12 Tabel Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta... V-13 Tabel Tingkat Pelayanan Jalan Kolektor Primer... V-14 Tabel Rekapitulasi perhitungan derajat kejenuhan dan penentuan Level of Service... V-15 Tabel Evaluasi kinerja lalu lintas masing-masing ruas jalan... V-15 Tabel Pembacaan awal dan akhir lendutan balik... V-16 Tabel Perhitungan faktor penyesuaian temperatur lapis permukaan... V-17 Tabel Perhitungan lendutan balik... V-18 Tabel Jumlah masing-masing kendaraan berdasarkan berat total maksimum... V-20 Tabel Ekivalen beban sumbu masing-masing kendaraan... V-21 Tabel Perhitungan CESA tahun 10 (n=10)... V-24 xiv

15 Tabel Curah Hujan Tahunan... V-29 Tabel 5.24 Perhitungan periode koefisien untuk periode ulang 5 tahun. V-31 Tabel Kebutuhan rambu jalan dengan arah lalu lintas barat ke timur... V-42 Tabel Kebutuhan rambu jalan dengan arah lalu lintas barat ke timur (lanjutan)... V-43 Tabel Kebutuhan rambu jalan dengan arah lalu lintas barat ke timur (lanjutan)... V-44 Tabel Takaran Pemakaian Lapis Perekat... V-48 Tabel Temperatur Penyemprotan... V-49 Tabel Gradasi Agregat Gabungan... V-50 Tabel Persyaratan Aspal Keras Pen V-50 Tabel Ketentuan Sifat Campuran Laston... V-51 Tabel Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan... V-59 Tabel Suhu Penyemprotan... V-60 Tabel Ketentuan Agregat Halus... V-63 Tabel Ketentuan Agregat Kasar... V-63 Tabel Ketentuan Sifat Campuran Laston... V-64 Tabel Rancangan Campuran Aspal dan Toleransi... V-65 xv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta... I-2 Gambar 1.2. Peta Kota Yogyakarta... I-3 Gambar 1.3. Lokasi Perancangan Tugas Akhir... I-4 Gambar 3.1. Distribusi beban pada perkerasan kaku dan perkerasan lentur Gambar 3.2. Gambar konstruksi perkerasan lentur... Gambar 3.3. Susunan lapisan perkerasan kaku... Gambar 3.4. Sketsa hipotesis hirarki jalan perkotaan... Gambar 3.5. Hubungan antara hirarki kota dengan peranan ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer... Gambar 3.6. Hubungan antara hirarki kota dengan peranan ruas jalan dalam sistem jaringan jalan sekunder... Gambar 3.7. Tebal lapis tambah/overlay (HO)... Gambar 3.8. Faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (FO)... Gambar 3.9. Marka Membujur Garis Tepi Perkerasan Jalan... Gambar Penempatan Marka Tepi Perkerasan... Gambar Penempatan Marka Garis Marginal... Gambar Marka Garis Pengarah... Gambar Ukuran Garis Untuk Kecepatan < 60 km/jam... Gambar Ukuran Garis Untuk Kecepatan > 60 km/jam... Gambar Marka Melintang Garis Utuh... Gambar Marka Melintang Garis Putus-Putus... III-2 III-4 III-6 III-14 III-15 III-16 III-27 III-28 III-29 III-30 III-30 III-31 III-31 III-32 III-32 III-33 xvi

17 Gambar Marka serong... Gambar Detail Ukuran Marka Panah Untuk Kecepatan > 60 km/jam III-33 III-34 Gambar 3.19 Marka Lambang Panah Sebagai Pengarah... III-35 Gambar 3.20 Contoh Rambu Peringatan... III-37 Gambar Contoh Rambu Larangan... III-38 Gambar Contoh Rambu Perintah... III-38 Gambar Contoh Rambu Petunjuk... III-39 Gambar Penempatan Rambu... III-41 Gambar Tipikal Sistem Drainase Jalan... III-42 Gambar Sistem Drainase Yang Diberlakukan Pada Kondisi Infiltrasi Tinggi... III-43 Gambar Daerah Pengaliran Saluran Samping Jalan... III-45 Gambar Pematah Arus... III-51 Gambar Saluran bentuk trapesium... III-54 Gambar Saluran bentuk Segi Empat... III-55 Gambar Saluran Bentuk Segi Tiga... III-55 Gambar Saluran Bentuk Lingkaran... III-55 Gambar Kemiringan Melintang Normal Pada Daerah Datar Dan Lurus... III-58 Gambar Kemiringan melintang pada daerah tikungan... III-58 Gambar Kemiringan lahan... III-58 Gambar Tinggi jagaan... III-58 Gambar Trotoar... III-59 xvii

18 Gambar Jarak bebas trotoar... III-60 Gambar Tipikal gambar trotoar di daerah bangunan/pertokoan. III-60 Gambar Konstruksi trotoar blok terkunci... III-61 Gambar Konstruksi trotoar beton... III-61 Gambar Konstruksi trotoar perkerasan aspal... III-61 Gambar Konstruksi trotoar plesteran... III-62 Gambar 4.1. Bagan alir penyusunan dan pelaksanaan Tugas Akhir... Gambar 4.2. Bagan alir perancangan tebal lapis tambah perkerasan lentur berdasarkan data lendutan alat Benkelman Beam... Gambar 4.3. Alur Kerja Perancangan Rambu Jalan... Gambar 4.4. Alur Kerja Perancangan Marka Jalan... Gambar 4.5. Alur Kerja Analisis Drainase Jalan... Gambar 4.6. Diagram Alir Perancangan Trotoar... IV-2 IV-3 IV-4 IV-5 IV-6 IV-7 Gambar 4.7 Alur Kerja Evaluasi Kinerja Lalu Lintas menggunakan Program Kaji... IV-8 Gambar 4.8. Bagan alir penentuan perkiraan biaya proyek... IV-9 Gambar 5.1. Kondisi tata guna lahan di sekitar lokasi tinjauan... V-1 Gambar 5.2. Grafik Nilai SDI ruas Jalan MT Haryono M Supeno... V-2 Gambar 5.3. Penampang melintang badan jalan... V-3 Gambar 5.4. Pengukuran Di Lapangan... V-3 Gambar 5.5. Lalu lintas MT Haryono Barat Timur... V-5 Gambar 5.6. Grafik Lendutan Balik... V-18 Gambar 5.7. Tebal lapis tambah/overlay (HO)... V-26 xviii

19 Gambar 5.8. Faktor koreksi tebal lapis tambah/overlay (FO)... V-26 Gambar 5.9. Catchment Area... V-27 Gambar Dimensi existing drainase samping jalan... V-34 Gambar Marka membujur garis tepi perkerasan jalan... V-31 Gambar Gambar Bukaan Simpang pada Jalan MT Haryono dan M Supeno... V-35 Gambar Gambar Bukaan Simpang pada Perempatan Jalan Brigjend Katamso Jalan Parangtritis... V.36 Gambar Bukaan Simpang pada Pertigaan Jalan Sisingamangaraja V-36 Gambar Bukaan Simpang pada Perempatan Jalan Tamansiswa... V-37 Gambar Marka garis ganda membujur putus-putus... V-38 Gambar Marka penyebrang pejalan kaki... V-39 Gambar Pemasangan Rambu Jalan... V-41 Gambar Lokasi pelebaran trotoar... V-45 Gambar Detail konstruksi trotoar... V-46 Gambar Asphalt Finisher... V-52 Gambar Tandem Roller... V-53 Gambar Pneumatic Tire Roller... V-54 Gambar Dump Truck... V-54 Gambar Compressor... V-55 Gambar Asphalt Finisher... V-56 Gambar Pemadatan dengan Tandem Roller... V-57 Gambar Bill of Quantity... V-67 xix

20 Gambar Rekap... V-68 xx

21 DAFTAR RUMUS Rumus 3.1. Kapasitas... Rumus 3.2. Derajat Kejenuhan... Rumus 3.3. Lendutan Wakil untuk Jalan Arteri/Tol... Rumus 3.4. Lendutan Wakil untuk Jalan Kolektor... Rumus 3.5. Lendutan Wakil untuk Jalan Lokal... Rumus 3.6. Standar Deviasi... Rumus 3.7. Lendutan Balik Rata-rata... Rumus 3.8. Faktor Keseragaman... Rumus 3.9. Lendutan Balik... Rumus Faktor Penyesuaian Lapis Permukaan untuk Tebal <10cm Rumus Faktor Penyesuaian Lapis Permukaan untuk Tebal >10cm III-18 III-19 III-20 III-20 III-20 III-20 III-20 III-21 III-21 III-21 III-21 Rumus Temperatur Lapisan Beraspal... III-21 Rumus Faktor koreksi beban uji Benkelman Beam... Rumus Lendutan Ijin... Rumus CESA... Rumus Angka Ekivalen Sumbu Tunggal Roda Tunggal (STRT)... Rumus Angka Ekivalen Sumbu Tunggal Roda Ganda (STRG)... Rumus Angka Ekivalen Sumbu Dobel Roda Ganda (SDRG)... Rumus Angka Ekivalen Sumbu Tripel Roda Ganda (STrRG)... Rumus Faktor Umur Rencana... III-22 III-22 III-23 III-23 III-23 III-23 III-23 III-26 xxi

22 Rumus Tebal Lapis Tambah Sebelum Dikoreksi... III-27 Rumus Tebal Lapis Tambah Setelah Dikoreksi... Rumus Faktor koreksi tebal lapis tambah penyesuian... Rumus Curah Hujan Rata-rata... III-28 III-28 III-43 Rumus Simpangan Baku... III-43 Rumus Intensitas Curah Hujan (5tahun)... Rumus Presipitas/Intensitas Curah Hujan Jangka Pendek... Rumus Harga Koefisien Pengaliran... Rumus Waktu Konsentrasi... Rumus Waktu Untuk Mencapai Awal Saluran Dari Titik Terjauh. III-44 III-44 III-47 III-48 III-48 Rumus Waktu Aliran Dalam Saluran Sepanjang L Dari Ujung Saluran... III-48 Rumus Harga Rata-Rata Sampel Curah Hujan... III-49 Rumus Simpangan Baku... III-49 Rumus Debit Aliran Air... III-49 Rumus Kecepatan Aliran Rata-Rata... Rumus Debit Rencana Saluran... Rumus Kemiringan Lahan Eksisting Pada Lokasi Saluran... Rumus Tinggi Jagaan... Rumus Lebar Trotoar... III-51 III-51 III-57 III-58 III-62 Rumus Biaya Pasti per Jam... III-66 Rumus Faktor Angsuran/Pengembalian Modal... Rumus Biaya Bahan Bakar (H)... III-66 III-66 xxii

23 Rumus Biaya Minyak Pelumas (I)... Rumus Biaya Bengkel (J)... Rumus Biaya Perbaikan (K)... III-67 III-67 III-68 xxiii

24 DAFTAR ISTILAH Angka Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan adalah angka yang menyatakan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh lintasan beban tunggal gandar kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton ( lbs) Aspal adalah material bersemen berwarna coklat gelap ke hitam yang unsur utamanya adalah bitumen yang muncul di alam atau diperoleh dari pemrosesan petroleum. Badan Jalan adalah bagian jalan yang meliputi jalur lalu-lintas, median, dan bahu jalan. Bahu Jalan adalah bagian ruang manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas, dan lapis permukaan. Beban Sumbu Standar adalah beban sumbu kendaraan yang dianggap mempunyai daya rusak sama dengan satu satuan, yaitu sebesar lbs (8,16 ton) dengan konfigurasi Single Axe-Dual Wheels. Benkelman Beam adalah alat untuk mengukur kekuatan struktur perkerasan jalan yang bersifat non-destruktif. Beton (Tidak Bertulang) adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk massa padat. Beton Bertulang adalah beton yang ditulangi besi baja dengan luas dan jumlah yang tidak kurang, dari nilai minimum yang disyaratkan, kedua bahan tersebut bekerja bersama-sama dalam menahan beban. xxiv

25 Ekivalen Mobil Penumpang (emp) adalah faktor dari berbagai kendaraan dibandingkan terhadap mobil penumpang sehubungan dengan pengaruhnya kepada kecepatan mobil penumpang dalam arus lalu lintas campuran. Falling Weight Deflectometer adalah alat untuk mengukur kekuatan struktur perkerasan jalan yang bersifat non-destruktif. Gandar adalah as mobil-kendaraan yang menjadi penopang semua beban dan tempat bertumpunya roda kendaraan. Indeks Permukaan adalah angka yang dipergunakan untuk menyatakan ketidakrataan dan kekokohan permukaan jalan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan Kolektor adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara ibukota kabupaten/kota. Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antara pusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan Strategis Nasional adalah jalan yang melayani kepentingan nasional atas dasar kriteria strategis yaitu mempunyai peranan untuk membina kesatuan dan keutuhan nasional, melaani daerah-daerah rawan, bagina dari jalan xxv

26 lintas regiional atau lintas internasional, melayani kepentingan perbatasan antar negara, serta dalam rangka pertahanan dan keamanan. Jalur adalah suatu bagian dari jalan yang menunjukkan arah baik dengan median, marka atau tanpanya. Kendaraan Berat Menengah (MHV) adalah kendaraan bermotor dengan dua gandar, dengan jarak 3,5-5,0 m (termasuk bis kecil, truk dua as dengan enam roda, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). Kendaraan Ringan (LV) adalah kendaraan bermotor beroda empat, dengan dua gandar berjarak 2,0-3,0 m (termasuk kendaraan penumpang, oplet, mikro bis, pick-up dan truk kecil, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga). Lajur adalah bagian dari jalur yang memiliki lebar cukup untuk kendaraan baik dengan marka atau tanpa marka. Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah). Lapis Pondasi Bawah adalah bagian konstruksi perkerasan di bawah lapis pondasi atas untuk mendukung dan menyebarkan beban ke lapis tanah dasar di bawahnya. Lebar Perkerasan adalah bagian permukaan jalan yang dipakai untuk lalu lintas kendaraan. LHRT adalah lalu-lintas harian rata-rata tahunan. Muatan Sumbu Terberat (MST) adalah beban maksimum sumbu kendaraan bermotor yang diijinkan yang harus didukung oleh jalan. Pemeliharaan Berkala Jalan adalah kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. xxvi

27 Pemeliharaan Rutin Jalan adalah kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. Perkerasan Jalan adalah konstruksi jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas yang terletak diatas tanah dasar. Perkerasan Lentur adalah konstruksi perkerasan jalan yang dibuat dengan menggunakan lapis pondasi agregat dan lapis permukaan dengan bahan pengikat aspal. Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan terhadap setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. Rekonstruksi dan Peningkatan Jalan adalah kegiatan penanganan pada ruas jalan dengan kriteria kondisi rusak berat dan memerlukan peningkatan kekuatan struktur. Ruang Milik Jalan adalah sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang masih menjadi bagian dari ruang milik jalan, yang dibatasi oleh batas ruang milik jalan, yang dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelebaran ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang. Ruang Manfaat Jalan adalah sejalur tanah tertentu meliputi badan jalan, sluran tepi jalan dan ambang pengamannya. Ruang Pengawasan Jalan adalah ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Satuan Mobil Penumpang (smp) adalah jumlah mobil penumpang yang digantikan tempatnya oleh kendaraan jenis lain dalam kondisi jalan, lalu lintas dan pengawasan yang berlaku. xxvii

28 Umur Rencana (UR) Jalan adalah jumlah waktu dalam tahun yang dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru. xxviii

29 DAFTAR PUSTAKA,1983, Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan dengan Alat Benkelman Beam,Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta., 2002, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur, Pd. T B, Jakarta., 2004, Geometri Jalan Perkotaan, RSNI T , Jakarta., 2004, Jalan UU No. 38 Tahun 2004, Jakarta, 2004, Pedoman Klasifikasi Fungsi Jalan di Kawasan Perkotaan, Pd. T B, Jakarta.,2004, Survei Kondisi Rinci Jalan Beraspal di Perkotaan, Pd. T B, Jakarta.,2004, Survey Pencacahan Lalu-lintas dengan Cara Manual, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta., 2005, Perencanaan Tebal Lapis Tambah dengan Metode Lendutan, Pd. T B, Jakarta., 2006, Pedoman Perencanaan Drainase Jalan, Pd. T B, Jakarta.,2007, Pedoman Survei Kondisi Jalan Tanah dan atau Kerikil dan Kondisi Rinci Jalan Beraspal di Perkotaan, Permen PU No.15/PRT/M/2007, Jakarta., 2009, Lalu Lintas dan Angkutan Jalan UU No. 22 Tahun 2009, Jakarta., 2010, Modul Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, Buku 1, Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. xxix

30 , 2011, Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, Permen PU No.13/PRT/M/2011, Jakarta., 2012, Beban Sumbu Lalu Lintas, xa.yimg.com, docx, 2012, Manual Desain Perkerasan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Amalia, Kiki, 2011, Hendarsin, Shirley L., 2000, Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Bandung. Presiden Republik Indonesia, 1993, Prasarana dan Lalu-lintas Jalan PP No 43 Tahun 1993, Jakarta Saodang, Hamirhan, 2004, Perancangan Perkerasan Jalan Raya, Nova, Bandung Sukirman, Silvia, 2010, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Nova, Bandung. xxx

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN MENGGUNAKAN METODE BENKELMAN BEAM PADA RUAS JALAN SOEKARNO HATTA, BANDUNG Reza Wandes Aviantara NRP : 0721058 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Andini Fauwziah Arifin Dosen Pembimbing : Sapto Budi

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelompokan Jalan Menurut Undang Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, ditinjau dari peruntukannya jalan dibedakan menjadi : a. Jalan khusus b. Jalan Umum 2.1.1. Jalan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI Disusun oleh : AGUSTIAN NIM : L2A 000 014 AHMAD SAFRUDIN NIM : L2A 000 016 Disetujui

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: FIQRY PURNAMA EDE

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: FIQRY PURNAMA EDE TUGAS AKHIR PERANCANGAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN JALAN (OVERLAY) DENGAN METODE LENDUTAN BALIK MENGGUNAKAN ALAT BENKELMEN BEAM (BB) (Studi Kasus Ruas Jalan Imogiri Timur Sta 09+000 Sampai Sta 11+200)

Lebih terperinci

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN PADA PROYEK PELEBARAN MEDAN BELAWAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh NADHIA PERMATA SARI NIM

Lebih terperinci

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG-

(STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG- LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KEKUATAN DAN UMUR RENCANA PENINGKATAN JALAN RUAS SEMARANG-DEMAK DESAIN 2008 (STRENGTH AND LIFE DESIGN ANALYSIS FOR SEMARANG- DEMAK ROAD REHABILITATION DESIGN 2008)

Lebih terperinci

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA 14+650 s/d STA 17+650 PROVINSI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Muhammad Nursasli NRP. 3109038009 Dosen Pembimbing : Ir. AGUNG BUDIPRIYANTO,

Lebih terperinci

Sumber : SNI 2416, 2011) Gambar 3.1 Rangkaian Alat Benkelman Beam

Sumber : SNI 2416, 2011) Gambar 3.1 Rangkaian Alat Benkelman Beam BAB III LANDASAN TEORI A. Benkelman Beam (BB) Menurut Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan Pd. T-05-2005-B, tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM 51+500 KM 52+500 TUGAS AKHIR Ditulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh FABER SILVESTER SIMBOLON NIM.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau

Dosen Program Studi Teknik Sipil D-3 Fakultas Teknik Universitas riau PENGARUH FAKTOR KESERAGAMAN (FK) TERHADAP VARIASI TEBAL OVERLAY PADA JALAN LINTAS DESA LABUHAN TANGGA BESAR-LABUHAN TANGGA KECIL KABUPATEN ROKAN HILIR Oleh: Elianora (*) Email: elianora@lecturer.unri.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN CITARUM - RAJAMANDALA BATAS KOTA PADALARANG

PERANCANGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN CITARUM - RAJAMANDALA BATAS KOTA PADALARANG PERANCANGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN CITARUM - RAJAMANDALA BATAS KOTA PADALARANG (KM.BDG 30+000 S/D KM.BDG 35+800) DI KABUPATEN BANDUNG BARAT PROPINSI JAWA BARAT TUGAS AKHIR DIPLOMA 4 Oleh

Lebih terperinci

NOTASI ISTILAH DEFINISI

NOTASI ISTILAH DEFINISI DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI C KAPASITAS Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam) dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad ) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad ) Disusun Oleh : MARIA PARULIAN SITANGGANG L2A3 01 027 TEGUH ANANTO UTOMO L2A3 01 037 Semarang,

Lebih terperinci

STA s/d STA TUGAS AKHIR. Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN NIM

STA s/d STA TUGAS AKHIR. Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN NIM PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN KOTA BULUH-BATAS KOTA SIDIKALANG STA 0+000 s/d STA 2+000 TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM. EVALUASI PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR METODE PT T-01-2002-B DENGAN METODE SNI-1732-1989-F DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PAKET RUAS JALAN BATAS KOTA SIDIKALANG BATAS PROVINSI

Lebih terperinci

Outline. Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri simpang

Outline. Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri simpang Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Outline Klasifikasi jalan Dasar-dasar perencanaan geometrik Alinemen horisontal Alinemen vertikal Geometri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSETUJUAN iii MOTTO iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi ABSTRAK xix ABSTRACT

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENINGKATAN RUAS JALAN LUBUK BEGALUNG-TELUK BAYUR (KM KM ) DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT TUGAS AKHIR DIPLOMA IV

PERANCANGAN PENINGKATAN RUAS JALAN LUBUK BEGALUNG-TELUK BAYUR (KM KM ) DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT TUGAS AKHIR DIPLOMA IV PERANCANGAN PENINGKATAN RUAS JALAN LUBUK BEGALUNG-TELUK BAYUR (KM. 5+000 KM. 9+550) DI KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT TUGAS AKHIR DIPLOMA IV Oleh ANDI MARTALATA NIM : 121135001 PROGRAM DIPLOMA IV

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN BERKALA PADA RUAS JALAN DS. TUNGKAP (BTS

PEMELIHARAAN BERKALA PADA RUAS JALAN DS. TUNGKAP (BTS PEMELIHARAAN BERKALA PADA RUAS JALAN DS. TUNGKAP (BTS. KAB. TAPIN) - BTS. KOTA RANTAU KM. 88+000 KM. 93+000 MELALUI PELAPISAN TAMBAH DENGAN MEMBANDINGKAN METODE BINA MARGA (PD T-05-2005-B), ASPHALT INSTITUTE

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA

METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA METODE PELAKSANAAN PADA PELEBARAN JALAN BARUS BATAS KOTA SIBOLGA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: CHANDRA P I SIBURIAN NIM: 1105022072

Lebih terperinci

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN TUGAS AKHIR Oleh : IDA BAGUS DEDY SANJAYA 0519151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Dengan ini

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM : ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALLWIN MULATUA

Lebih terperinci

PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km

PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km UNDERPASS ACCESS ROAD PLANNING IN PADALARANG TRAIN STATION WEST BANDUNG

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERSIMPANGAN KAYEN SEBAGAI AKSES KELUAR MASUK JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO

PERANCANGAN PERSIMPANGAN KAYEN SEBAGAI AKSES KELUAR MASUK JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO PERANCANGAN PERSIMPANGAN KAYEN SEBAGAI AKSES KELUAR MASUK JALAN TOL MOJOKERTO-KERTOSONO Tugas Akhir Diploma 4 Oleh : Farid Effendi 121135006 PROGRAM DIPLOMA 4 TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG Windi Ria Sari NRP: 0121115 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Hambatan samping merupakan faktor penyebab kemacetan di

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN KOTA BULUH BTS. KOTA SIDIKALANG KM KM TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN KOTA BULUH BTS. KOTA SIDIKALANG KM KM TUGAS AKHIR PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN KOTA BULUH BTS. KOTA SIDIKALANG KM. 196.40 KM 198.40 TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh RIZA BATARIN SIREGAR NIM.

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH) SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH) Disusun oleh : M A R S O N O NIM. 03109021 PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jalan 2.1.1 Istilah Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut : 1. Jalan adalah prasarana

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM 121+200 KM 124+200 JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR DIDI SUPRYADI NRP. 3108038710 SYAMSUL KURNAIN NRP. 3108038710 KERANGKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN BAB

Lebih terperinci

Perancangan Tebal Lapis Ulang (Overlay) Menggunakan Data Benkelman Beam. DR. Ir. Imam Aschuri, MSc

Perancangan Tebal Lapis Ulang (Overlay) Menggunakan Data Benkelman Beam. DR. Ir. Imam Aschuri, MSc Perancangan Tebal Lapis Ulang (Overlay) Menggunakan Data Benkelman Beam DR. Ir. Imam Aschuri, MSc RUANG LINGKUP Standar uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian perkerasan lentur jalan dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya

Lebih terperinci

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Lalu lintas Konstruksi perkerasan jalan menerima beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui roda-roda kendaraan. Besarnya tergantung dari berat total kendaraan, konfigurasi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG Rio Reymond Manurung NRP: 0721029 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T.,M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini mengambil studi kasus pada ruas Jalan Goa Selarong, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ruas jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R. Nur Sholech E W / I-1

BAB I PENDAHULUAN. R. Nur Sholech E W / I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan MT Haryono M Supeno Km.0+000 s/d Km.3+300 merupakan salah satu ruas jalan perkotaan dan dalam RTRW Kota Yogyakarta tahun 2010 2029 ruas jalan ini masuk dalam

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA 23+000 26+000 MADURA, JAWA TIMUR Oleh : HENDI YUDHATAMA 3107.030.049 M. MAULANA FARIDLI 3107.030.101 Dosen Pembimbing: MACHSUS ST.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 04/SE/M/2016 TANGGAL 15 MARET 2016 TENTANG PEDOMAN PERANCANGAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN TELFORD KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR ( OVERLAY ) DENGAN METODE LENDUTAN BALIK

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR ( OVERLAY ) DENGAN METODE LENDUTAN BALIK TUGAS AKHIR PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR ( OVERLAY ) DENGAN METODE LENDUTAN BALIK ( Studi Kasus : Ruas Jalan Imogiri Barat Kec. Sewon, Kab. Bantul, DIY) Disusun guna melengkapi persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Gambaran Umum U-Turn Secara harfiah gerakan u-turn adalah suatu putaran di dalam suatu sarana (angkut/kendaraan) yang dilaksanakan dengan cara mengemudi setengah lingkaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2) PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2) LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013 ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013 Ricky Theo K. Sendow, Freddy Jansen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email:

Lebih terperinci

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Reka Racana Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN Nomor 02/M/BM/2013 FAHRIZAL,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA

I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA I. PENDAHULUAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN JALAN RAYA Awal mulanya jalan hanya berupa jejak manusia dalam menjalani kehidupannya dan berinteraksi dengan manusia lain (jalan setapak). Baru setelah manusia menggunakan

Lebih terperinci

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd. T-17-2004-B Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi Daftar tabel. Daftar gambar Prakata. Pendahuluan. i ii ii iii

Lebih terperinci

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

Abstrak BAB I PENDAHULUAN Abstrak Jalan Raya MERR II merupakan alternatif pilihan yang menghubungkan akses Ruas Tol Waru Bandara Juanda menuju ke utara melalui jalan MERR II ke Kenjeran menuju akses Suramadu. Untuk menunjang hal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA

ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP DERAJAT KERUSAKAN JALAN DAN UMUR SISA Dian Novita Sari Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya (Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan) ABSTRAK Pada

Lebih terperinci

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM. ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DAN PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN SAMPING PADA PROYEK PELEBARAN JALAN PANJI BATAS KABUPATEN DAIRI-DOLOK SANGGUL LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii ABSTRAK Tingginya volume lalu lintas berpengaruh terhadap angka kecelakaan dan yang paling rentan menjadi korban kecelakaan adalah anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Badung memberi perhatian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN.. ii v vi ix xi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1. LATAR BELAKANG. 1 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH.. 3 1.3. RUMUSAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DETAIL PENINGKATAN RUAS JALAN CIHAMPELAS KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

PERANCANGAN DETAIL PENINGKATAN RUAS JALAN CIHAMPELAS KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERANCANGAN DETAIL PENINGKATAN RUAS JALAN CIHAMPELAS KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT DETAIL DESIGN OF CIHAMPELAS ROAD IMPROVEMENT BANDUNG CITY, WEST JAVA AJENG FAJAR CITRA PERTIWI NIM 08124001 TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalulintas umum,yang berada pada permukaan tanah, diatas

Lebih terperinci

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI 1732-1989-F DAN Pt T-01-2002-B Pradithya Chandra Kusuma NRP : 0621023 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM KM. 115.

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM KM. 115. ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM. 114.70 KM. 115.80) LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan diatasnya sehingga diperlukan suatu konstruksi yang dapat menahan dan mendistribusikan beban lalu lintas yang

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road) ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road) Disusun Oleh : FEBBY IRAWAN NIM : L2A 306 017 TRIYONO NIM : L2A 306 029

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(www.thefreedictionary.com/underpass;

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(www.thefreedictionary.com/underpass; BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Underpass Underpass adalah tembusan di bawah sesuatu terutama bagian dari jalan atau jalan rel atau jalan bagi pejalan kaki.(www.thefreedictionary.com/underpass; 2014). Beberapa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS JALAN KALIANAK STA 0+000 5+350 SURABAYA TUGAS AKHIR Diajukan oleh : M.SULTHONUL

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Metode Bina Marga Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan saat melakukan survei visual adalah kekasaran permukaan, lubang, tambalan, retak, alur,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA 0+900 2+375) Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd. T-15-2004-B Perencanaan Separator Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi Daftar tabel. Daftar gambar Prakata. Pendahuluan. i ii ii iii

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perkerasan Tanah saja biasanya tidak cukup dan menahan deformasi akibat beban roda berulang, untuk itu perlu adanya lapisan tambahan yang terletak antara tanah dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Jalan Jalan merupakan suatu akses penghubung asal tujuan, untuk mengangkut atau memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Infrastrukur jalan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Semarang-Godong. Hasil evaluasi

Lebih terperinci

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara

Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul, Sumatera Utara Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Metro Tanjung Kari di Kecamatan Sekampung Lampung Timur STA 10+600 s/d 11+600) Ida Hadijah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE Rifki Zamzam Staf Perencanaan dan Sistem Informasi Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : rifkizamzam@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG. TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Ketapang Pasir Padi (KM PKP s/d KM PKP ) Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kep.

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Ketapang Pasir Padi (KM PKP s/d KM PKP ) Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kep. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting untuk menunjang kelancaran perhubungan darat suatu daerah. Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN: ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) PADA PERKERASAN LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013 (STUDI KASUS : RUAS JALAN KAIRAGI MAPANGET) Theresia Dwiriani Romauli Joice

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tebal Perkerasan dengan Metode Analisa Komponen dari Bina Marga 1987 1. Data Perencanaan Tebal Perkerasan Data perencanaan tebal perkerasan yang digunakan dapat

Lebih terperinci

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik PENDAHULUAN Jalan raya memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu negara. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan

Lebih terperinci

xxi DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI

xxi DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI C KAPASITAS Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam) dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah ABSTRAK Sistem satu arah merupakan suatu pola lalu lintas dimana dilakukan perubahan pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan

Lebih terperinci

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES KUALA NAMU DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN SNI 1732 1989 F LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata

Lebih terperinci

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016 70 B. Metode AASHTO 1993 1. LHR 2016 dan LHR 2026 Tipe Kendaraan Tabel 5.9 LHR 2016 dan LHR 2026 LHR 2016 (Smp/2Arah/Hari) Pertumbuhan Lalulintas % LHR 2026 Smp/2arah/hari Mobil Penumpang (2 Ton) 195 17,3

Lebih terperinci

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN RAYA BROMO PROBOLINGGO STA 94+250 97+550 KOTA PROBOLINGGO,PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : MOH WILDAN MAHMUD TS (3108.030.120 ) ARIF ILMAWAN HARYA S (3108.030.150) Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS ABSTRAK Kawasan pendidikan merupakan suatu kawasan yang rentan terjadi kecelakaan lalu lintas dan yang menjadi korban adalah para siswa. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibuatkanlah Zona Selamat

Lebih terperinci

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh DUTO NUSWANTOKO

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR STUDI KEBUTUHAN RUANG PARKIR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO (STUDY OF PARKING AREA NECESSITY AT DIPONEGORO UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL) Disusun oleh

Lebih terperinci

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2 ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA DAN METODE AASHTO SERTA MERENCANAKAN SALURAN PERMUKAAN PADA RUAS JALAN ABDUL WAHAB, SAWANGAN Dwi Sulistyo 1 Jenni

Lebih terperinci

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN Chrisnur Chandra NRP : 9721072 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DI RUAS JALAN KALIURANG YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : GODLIVE SADRAKH TALO

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN RUAS TETEHOSI HOLI (STA s/d STA ) DI KABUPATEN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA

PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN RUAS TETEHOSI HOLI (STA s/d STA ) DI KABUPATEN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN RUAS TETEHOSI HOLI (STA. 0+000 s/d STA. 3+100) DI KABUPATEN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR DIPLOMA III Disusun Oleh : ROBERT RESTU ZEBUA NIM : 101123008 PROGRAM

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE KONSTRUKSI BERTAHAP PADA RUAS JALAN DURENAN-BANDUNG-BESUKI PADA STA 171+550 182+350 DI KABUPATEN TULUNGAGUNG TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam

Lebih terperinci