BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ini, analisa dilakukan untuk mendapatkan parameterparameter yang dibutuhkan dalam tahap perencanaan nantinya. Data yang diambil adalah data yang didapat dari institusi terkait, hasil pengamatan langsung, wawancara, maupun dari literatur. Analisa dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ini adalah Analisa data lalu lintas Analisa data daya dukung tanah (DDT) Analisa data curah hujan Dari analisa-analisa tersebut diharapkan akan didapatkan parameter untuk kebutuhan desain yang sesuai dengan kondisi daerah setempat. 4.2 Data Lalu Lintas Dalam penyelesaian tugas akhir ini, data lalu lintas yang dipergunakan yaitu data LHR tahun 2002 s/d LHR Bandara Ahmad Yani Kota Semarang dipengaruhi oleh LHR dari ruas jalan masuk Bandara eksisting. Ruas jalan tersebut dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Hal ini karena kendaraan yang tercatat dari ruas jalan ini merupakan lalu lintas kendaraan yang menuju dan keluar dari Bandara Ahmad Yani Kota Semarang. Baik jalan eksisting maupun jalan akses baru yang akan direncanakan, merupakan ruas jalan yang melayani lalu lintas luar kota. Maka, LHR yang mewakili jenis lalu lintas akses tersebut adalah dari ruas jalan tersebut. Data data yang dianalisa yaitu berupa : 1. Data Sekunder 2. Data Primer Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 1

2 4.2.1 Data Sekunder Berdasarkan pengamatan LHR dari instansi terkait (Dinas Perhubungan) untuk kedua ruas jalan diatas didapatkan data sebagai berikut : Tabel 4.1 Data LHR ( smp/hari ) Tahun Golongan LHR Ruas Jalan (smp/hari) Jalan Akses Bandara Eksisting Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 2

3 Tahun Golongan Lanjutan Tabel 4.1 LHR Ruas Jalan (smp/hari) Jalan Akses Bandara Eksisting Sumber: Dinas Perhubungan Propinsi Jateng ( ) Keterangan golongan kendaraan : 1 = Sepeda motor, sepeda dan roda tiga 2 = Sedan, Jeep dan Station Wagon 3 = Oplet, Pick Up, Suburban, combi, minibus 4 = Mikro truck dan mobil hantaran 5 = Bis 6 = Truck 2 sumbu 7 = Truck 3 sumbu atau lebih, gandengan dan trailer 8 = Kendaraan tak bermotor Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 3

4 4.2.2 Data Primer Untuk prediksi lalu lintas yang akan datang maka perlu mengetahui kondisi lalu lintas kendaraan yang masuk bandara dimana lalu lintas primer dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan menghitung kendaraan yang lewat dari semua golongan pada ruas jalan masuk eksisting bandara Ahmad Yani Semarang. Telah diketahui berdasarkan wawancara dengan pihak Angkasa Pura I dan Sun Parking Bandara Ahmad Yani serta berdasarkan frekuensi jadwal keberangkatan dan kedatangan (dapat dilihat pada lampiran), hari-hari puncak adalah hari Jumat, Sabtu, dan Senin. Berikut hasil survei dari ketiga hari tersebut : Hasil Survei Lalu Lintas Hari / Tanggal : Jumat / 29 Juni 2007 Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) Waktu Pagi Siang Sore Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 4

5 Hasil Survei Lalu Lintas Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Juni 2007 Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) Waktu Pagi Siang Sore Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 5

6 Hasil Survei Lalu Lintas Hari / Tanggal : Senin / 2 Juli 2007 Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) Waktu Pagi Siang Sore Gambar 4.1. Foto-foto survey di Ruas Jalan Masuk Bandara Eksisting Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 6

7 A. Volume Jam Puncak Volume jam puncak adalah volume lalu lintas terbesar yang terjadi selama satu jam pengamatan untuk masing masing arah. Data hasil pengamatan di atas merupakan data traffic counting dalam kendaraan per 15 menit. Untuk mencari jam puncak yang terjadi selama 2 jam dilakukan pengamatan dalam 3 tahap. Maka dari hasil survei beberapa lokasi yang dipergunakan sebagai pedoman VJP dan dipergunakan pula sebagai perhitungan selanjutnya adalah pengamatan kendaraan kendaraan yang lewat pada ruas jalan masuk bandara eksisting pada hari Senin waktu pagi hari ( ). Di bawah ini hasil estimasi VJP berdasarkan variasi yang terjadi selama dua jam pada ruas jalan masuk bandara eksisting. Tabel 4.2 VJP arah masuk bandara / 1a Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total Jumlah Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (smp) Indeks total EMP Jumlah Sumber : analisa data primer Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 7

8 Jam Survei Tabel 4.3 VJP arah keluar bandara / 1b LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) Jumlah LHR setiap golongan kendaraan (smp) Jam Survei total Indeks EMP Jumlah Sumber : analisa data primer total B. Volume Lalu Lintas Harian Rata Rata (VLHR) Data Primer Volume Harian Rata Rata (LHRT) dihitung berdasarkan VJP dari hasil survei lapangan dan selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus LHRT dari MKJI sebagai berikut : Rumus : LHRT = (Qdh / k), dimana Qdh = VJP VLHR = (VJP / k), dimana nilai k = 0,09 Menurut MKJI untuk daerah kota kota dengan penduduk > 1 juta dan untuk jalan didaerah pemukiman, nilai faktor k diambil sebesar 9 %, maka volume lalu lintas jalan masuk bandara tahun 2007 adalah sebagai berikut : Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 8

9 Tabel 4.4 Data VLHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) no Jenis Kend arah Masuk VJP 1 / k VLHR 2007 Kend smp Kend smp 1 Sepeda Motor Mobil Opelet, Minibus Mobil Hantaran Bus Besar Truk 2 as Truk 3 as / trailler Kend tak Bermotor Jumlah No Jenis Kend arah Keluar VJP 1 / k VLHR 2007 Kend smp Kend smp 1 Sepeda Motor Mobil Opelet, Minibus Mobil Hantaran Bus Besar Truk 2 as Truk 3 as/trailler Kend tak Bermotor Jumlah Sumber : Analisa data primer 4.3 Analisa Angka Pertumbuhan Lalu Lintas Prediksi tingkat pertumbuhan lalu lintas (i) didapat berdasarkan data LHR total pada Tabel 4.1 di atas. Dari masing-masing ruas jalan dicari tingkat pertumbuhan lalu lintasnya, dengan menggunakan analisis regresi linear (lihat tabel 4.5). Setelah persamaan regresinya diketahui, kemudian bisa dicari angka pertumbuhan tiap tahun (Tabel 4.6). Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 9

10 Tabel 4.5 Analisis regresi LHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) n Tahun LHR (Y) Tahun Ke- (X) XY Y^2 X^2 X - Xr (X - Xr)^2 Y - Yr (Y - Yr)^2 Sxy Xr = 3 Sxx = 10 b = Maka, rumus regresi linear adalah : Y = a + bx Yr = 1100 Syy = a = Y = X Sxy = Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 10

11 B A i n = 1 dan i rata-rata = i A dimana : B = LHR tahun ke-n A = LHR tahun sebelumnya i = Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) Tabel 4.6. Perhitungan Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani) Tahun Tahun Ke- (X) LHR (Y) i (%) Total i (%) = Rata-rata = Angka Pertumbuhan = % Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 11

12 Keterangan : Tahun merupakan masa perencanaan. Tahun merupakan masa pelaksanaan. Tahun merupakan umur rencana, yaitu selama 20 tahun. Dari hasil perhitungan didapatkan angka pertumbuhan lalu lintas Bandara Ahmad Yani Semarang adalah 4,81 % per tahun. Angka pertumbuhan ini akan digunakan untuk memprediksikan besar LHR hingga umur rencana yang ditentukan Analisa Tingkat Kinerja Jalan Existing Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan existing 2007 sampai 2030 apakah masih mampu melayani arus lalu lintas, maka dilakukan perhitungan dengan membandingkan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tersebut (C), yaitu bila dihasilkan angka 0,75 berarti jalan masih mampu melayani arus lalu lintas dengan baik. Bila sudah > 0,75 berarti jalan sudah mulai sering macet dan tidak mampu untuk melayani arus lalu lintas. Dari tabel 4.1. diatas, ditentukan salah satu ruas yang paling rendah tingkat pelayanannya secara visual. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan ruas jalan yang dipilih adalah Jalan Arteri Utara. Jalan tersebut dipilih karena : Aktivitas samping jalan tinggi akibat adanya PRPP, sekolah, Perkantoran Instansi Pemerintah, dan jalan masuk ke Pantai Marina Tingginya kepadatan (density) pada Jalan Arteri Utara diakibatkan volume lalu lintas yang melewati ruas ini. Berikut ini adalah parameter-parameter dari ruas Jalan Arteri Utara. Tipe jalan : Empat - lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD) Fungsi jalan : arteri primer Tipe daerah : perindustrian, pendidikan, pariwisata Lebar jalan : 14,5 meter Lebar bahu jalan : sisi kiri 3,5 meter dan sisi kanan tidak ada. Lebar trotoar : 1 meter untuk sisi kiri dan sisi kanan tidak ada Kelandaian jalan : datar Saluran drainase bersifat terbuka. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 12

13 Maka dari hasil pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa daerah perindustrian dan pariwisata dengan aktivitas sisi jalan tinggi, disimpulkan bahwa kelas hambatan samping pada Jalan Akses Bandara Eksisting adalah tinggi (H). Menghitung kapasitas Jalan Akses Bandara Eksisting C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam). Keterangan : C = Kapasitas (smp/jam). Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 4 x 1500 = 6000 smp/jam, untuk jalan 4 lajur tak terbagi ( tabel 2.15). FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,00 untuk lebar jalur 3,50 meter ( Tabel 2.16 ). FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 0,97 untuk lalu lintas ( Tabel 2.17 ). FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,95 yaitu untuk kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang 2,00 meter ( Tabel 2.18 ). FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah penduduk 1 3 juta jiwa ( Tabel 2.20 ) C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs C = 6000 x 1,00 x 0,97 x 0,87 x 1,00 C = 5063,4 smp/jam Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja jalan adalah derajat kejenuhan (degree of saturation = DS), kecepatan dan waktu tempuh. DS merupakan perbandingan antara arus yang lewat dan kapasitas jalan (DS = Q/C). Sesuai dengan MKJI, besar derajat kejenuhan maksimum yang masih diperbolehkan adalah 0,75. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari itu, maka sebaiknya direncanakan alternatif pemecahan, yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 13

14 Derajat Kejenuhan Besar arus (Q) dihitung dari persamaan : Q = k x LHR (smp/jam) dengan k = 0,09 untuk jalan perkotaan ( MKJI ) Perhitungan LHR disesuaikan dengan umur rencana pada perencanaan, yaitu 20 tahun. Dalam memperkirakan nilai LHR selama umur rencana, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : LHR n = LHR 0. (1+i) n Dimana : LHR n = LHR tahun ke-n LHR 0 = LHR awal tahun rencana i = Faktor pertumbuhan lalu lintas n = Umur rencana Umur rencana adalah 20 tahun, namun nilai n yang dimasukkan ke dalam perhitungan pada Tabel 4.7 di bawah adalah 1 tahun. LHR awal tahun rencana merupakan data LHR tahun 2007 per 2 arah. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 14

15 Tabel 4.7 Perhitungan derajat kejenuhan (DS) LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS Tahun Jalan Masuk Bandara Eksisting smp/jam smp/jam Q/C Sumber : Hasil Analisa 2007 Dari hasil perhitungan bisa dilihat, angka derajat kejenuhan masih dibawah dari standar yang disyaratkan (0,75). Dapat disimpulkan bahwa sampai tahun 2030, kapasitas jalan masuk bandara ini masih memenuhi syarat untuk melayani arus lalu lintas yang lewat. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 15

16 4.3.2 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Baru Adanya jalan akses yang baru, akan menyebabkan terpisahnya antara terminal penumpang dengan aktifitas kantor PT. Angkasa Pura I. Maka, arus kendaraan yang melalui jalan akses eksisting akan berkurang, sehingga tingkat pelayanan jalan akan bertambah. 1. Volume Lalu Lintas Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan akses baru, akan dihitung dari awal jalan dibuka dengan berpedoman volume lalu lintas tahun 2011 sampai dengan akhir umur rencana yaitu Kapasitas Jalan Akses Baru Jalan Akses Baru direncanakan tahun 2007 dan dilaksanakan tahun 2009 dan rencana jalan dibuka tahun 2011 dengan umur rencana pelayanan 20 tahun yaitu sampai dengan tahun Tingkat kinerja Jalan Lingkar ini direncanakan minimal dapat melayani arus lalu lintas sampai dengan akhir umur rencana (20 tahun) sampai dengan 2030 dengan berdasarkan volume lalu lintas awal (LHR 2011). Untuk menghitung VJP diperlukan faktor penyesuaian ( k ) yaitu untuk daerah kota kota dengan penduduk > 1 juta dan untuk jalan didaerah pemukiman Faktor k ditentukan antara 8 % - 9 % terhadap LHRT. Untuk perencanaan Jalan Akses Baru ini diambil nilai Faktor k 9 %, sedangkan untuk prosentase arus lalu lintas jalan akses baru adalah sesuai dengan predisksi yang ada. Jalan Akses Baru dalam hal ini pada awal jalan dibuka mempunyai tipe jalan dua lajur dua arah tak terbagi sehingga kapasitas jalan akan sebesar : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) Keterangan : C = Kapasitas (smp/jam). Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 2900 smp/jam, untuk jalan 2 lajur tak terbagi 2/2 UD( tabel 2.15). FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,14 untuk lebar jalur 8 meter ( Tabel 2.16 ). Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 16

17 FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 1,00 untuk lalu lintas ( Tabel 2.17). FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,86 yaitu untuk kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang 1 meter ( Tabel 2.18). FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah penduduk 1 3 juta jiwa ( Tabel 2.20). C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs C = 2900 x 1,14 x 1,00 x 0,86 x 1,00 = 2843,16 smp/jam 3. Analisa Pemisahan Arus Lalu Lintas Pemisahan arus terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun, yaitu pada awal tahun Tabel 4.10 menunjukkan estimasi jumlah LHR selama masa perencanaan dan masa pelaksanaan, sesuai angka pertumbuhan yang telah dianalisa. Adapun asumsi pemisahan arus lalu lintas sebesar 10 % dari semua golongan. Pemisahan arus seperti di atas baru terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun, yaitu pada awal tahun 2011 Tabel 4.8 LHR tiap golongan kendaraan hingga tahun 2010 LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Tahun Total Sumber : Hasil Analisa 2007 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 17

18 Maka, setelah jalan akses selesai dibangun awal tahun 2011, arus lalu lintas yang masuk adalah seperti terlihat pada Tabel 4.11 di bawah ini. Tabel 4.9 LHR pada awal tahun 2011 LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total Sumber : Hasil Analisa 2007 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 18

19 4. Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Akses Baru Tingkat pelayanan jalan, dalam hal ini adalah derajat kejenuhan (DS), harus dianalisa apakah setelah dibangunnya jalan akses baru, memang dapat mengatasi masalah lalu lintas di dalam kota. Nilai DS yang disyaratkan sesuai MKJI adalah 0,75. Perhitungan derajat kejenuhan jalan akses baru, dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.10 Perhitungan derajat kejenuhan (DS) Jalan Akses Baru LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS Tahun Jalan Akses Baru smp/jam smp/jam Q/C Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 19

20 4.3.3 Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas yang dipakai sebagai ukuran kinerja lalu lintas dalam MKJI adalah kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor Fvo, FVw, FFVsf, dan FFcs dengan rumus : FV = ( FV0 + FVW ) x FFVSF x FFVCS Dimana ; FV0 untuk tipe jalan 4/2 UD = 53 km/jam (Tabel 2.11) FVW untuk lebar jalur 3,50 meter = 0,00 km/jam (Tabel 2.12) FFVSF untuk hambatan samping tinggi dengan lebar bahu 1 meter = 0,87 (Tabel 2.13) FFVCS untuk jumlah penduduk sebanyak 1,0 3,0 juta jiwa = 1,00 (Tabel 2.14) Maka : FV = (53 + 0) x 0,87 x 1,00 = 46,11 km/jam Berdasarkan kecepatan arus bebas tersebut diatas maka dipakai kecepatan rencana maksimum sebesar 60 km/jam Analisa Data Tanah Dari data yang kami dapat dari Lab. Mekanika Tanah Jurusan T. Sipil UNDIP, CBR Lapangan untuk daerah bandara dan sekitarnya ada 10 titik. Contoh Perhitungan untuk titik 1 : Saringan 0,1 : 45,03 Nilai CBR = 45, x 100 % = 4,503 % Saringan 0,2 : 49,12 Nilai CBR = 49, x 100 % = 3,27 % Dari kedua saringan tersebut diambil rata-rata nilai CBR nya : 4,503 % + 3,27% = 3,887 % 2 Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Hasil Perhitungan CBR Titik Nilai Sar. 0,1" (%) 4,503 1,842 1,228 2,149 1,842 2,558 2,047 1,74 1,74 1,535 CBR Sar. 0,2" (%) 3,27 1,592 1,001 1,455 1,41 2,638 1,637 0,955 1,091 1,046 Rata-rata (%) 3,887 1,717 1,115 1,802 1,649 2,598 1,842 1,348 1,416 1,291 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 20

21 Nilai CBR (%) Tabel Data CBR untuk Jalan Akses Baru Bandara Jumlah Jumlah lebih besar atau sama dengan Sumber : Hasil Analisa 2007 Jumlah lebih besar atau sama dengan (%) Nilai CBR yang mewakili adalah nilai yang didapat dari angka presentase 90% (PPTPLJR SKBI hal. 12) 1,291 Gambar 4.2. Dari Grafik didapat CBR yang mewakili (90%) adalah 1,291 %. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 21

22 4.5 Analisa Data Hidrologi Analisa data hidrologi dimaksudkan untuk menentukan besarnya intensitas curah hujan (I). Data yang digunakan adalah data curah hujan dengan periode ulang 5 tahun. Lokasi stasiun curah hujan di daerah Semarang. Intensitas curah hujan ini digunakan untuk : Mendimensi tebal perkerasan lentur, yaitu untuk mendapatkan nilai faktor regional (FR). Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan bulanan. Nilai intensitas yang diperlukan yaitu intensitas curah hujan rata-rata per tahun (mm/tahun). Menentukan dimensi saluran samping, gorong-gorong maupun fasilitas drainase lainnya. Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan harian maksimum (RR max ). Nilai intensitas yang didapatkan yaitu intensitas curah hujan per jam (mm/jam) Intensitas Curah Hujan Rata-rata per Tahun Tabel 4.15 merupakan rekapitulasi data curah hujan tahunan di Stasiun Curah Hujan Semarang. Untuk mencari curah hujan rata-rata per tahun dihitung dengan rata-rata hitung biasa, dengan jumlah data sebanyak 5tahun. Tabel Data Jumlah Curah Hujan Tahunan Jumlah curah hujan Tahun (mm) Sumber : BMG Semarang Maka, besar curah hujan rata-rata per tahun = I / n = / 10 = mm / tahun Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 22

23 Intensitas Curah Hujan Per Jam Perhitungan standar deviasi data curah hujan bisa dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini. Tabel Perhitungan standar deviasi curah hujan harian maksimum Tahun Hujan harian max (mm) (xi) Deviasi (xi - xr) (xi - xr) Xr = xi / n = / 10 = 150,725 mm Sx = 2 ( xi xr) / n = mm S + dimana Y T = 1,4999 (Lihat Bab 2.5.2) Sn x X T = xr ( YT Yn) Y n = 0,4952 (Lihat Bab 2.5.2) S n = 0,9496 (Lihat Bab 2.5.2) X T = mm I = (90 % x X T ) / 4 = (90 % x 99,7589) / 4 = mm/jam Nilai intensitas yang didapat, kemudian diplotkan pada kurva basis (Gambar 4.2 di bawah), dengan waktu intensitas = 75 menit. Tarik garis lengkung searah dengan garis lengkung kurva basis. Kurva ini merupakan garis lengkung intensitas hujan rencana. Dari gambar dapat dilihat bahwa nilai intensitas hujan rencana terkecil adalah 30 mm/jam, sedangkan nilai I yang didapatkan dari hasil perhitungan di atas adalah > 30 mm/jam. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 23

24 Maka lengkung basis dibuat berdasarkan nilai terkecil yang ada, yaitu 30 mm/jam, sehingga didapatkan lengkung basis sebagai berikut : Gambar 4.3. Kurva basis Gambar 4.4. Lengkung durasi Intensitas curah hujan Kota Semarang Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 24

25 Menghitung Waktu Konsentrasi (T C ) 2 T aspal = 3,28 7,00 3 = 1,188 menit 2 T bahu = 3,28 2,00 3 T tanah = 1,114 menit 2 = 3, = 1,754 menit 0,013 0,02 0,10 0,04 0,20 0,366 0,167 0,167 0,167 Maka didapatkan besar T 1 = 1, , ,754 = 4,056 menit T = = 11,111 menit 60 1,5 Maka besar T C = 4, ,111 = 15,167 menit Nilai Intensitas Hujan Maksimum I maksimum didapat dengan mengeplotkan nilai T C secara vertikal pada lengkung basis di atas hingga menyentuh lengkung intensitas rencana yang telah tergambar sebelumnya. Nilai I maks adalah nilai pada sumbu ordinat, yaitu 153 mm/jam. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 25

26 DAS Sungai Siangker Kali Siangker dengan kemiringan sungai adalah l = 1/1.680 = 0, Debit banjir rencana Q 50 = 43 m 3 /detik (sumber : Analisa Dampak Lingkungan Reklamasi Pantai Marina Semarang, PSDA Jateng, 2005) Gambar 4.5. Kondisi eksisting distribusi debit banjir K. Silandak dan K. Siangker Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 26

27 Tabel Debit banjir dengan kala ulang 25 tahunan pada sungai-sungai yang bermuara di sekitar Pantai Marina Semarang no Sungai Luas (km2) Qr(mm3/detik) Q25(mm3/detik) 1 Banjir Kanal Barat 204, Siangker 2, Silandak 8, Tapak 4, Karanganyar 5,60 6 Randugarut 6,90 7 Bringin 32, Plumbon/Jonggrang 24, sumber : Analisa Dampak Lingkungan Reklamasi Pantai Marina Semarang, PSDA Jateng, 2005 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 27

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV-1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 TINJAUAN UMUM Jalan yang dievaluasi dan direncana adalah ruas Semarang - Godong sepanjang kurang lebih 3,00 km, tepatnya mulai km-50 sampai dengan km-53. Untuk

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta 23 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5. 1 Hasil Pengamatan Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta diperlukan untuk melakukan analisis yang berupa data kondisi lingkungan, kondisi geometri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG Ochy Octavianus Nrp : 0121086 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA 14+650 s/d STA 17+650 PROVINSI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Muhammad Nursasli NRP. 3109038009 Dosen Pembimbing : Ir. AGUNG BUDIPRIYANTO,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisis yang teliti. Semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisis yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi Aan Prabowo NRP : 0121087 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Sepeda motor merupakan suatu moda

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI V.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Semarang-Godong. Hasil evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Data Umum Untuk pengamatan dilakukan di dua tempat sepanjang Jalan Ciledug Raya Namun sebagai contoh persentasi data dan analisis di tunjukan pada Pos 1, ditunjukan seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang) BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Volume Lalu Lintas Menurut MKJI (1997) jenis kendaraan dibagi menjadi 3 golongan. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan (LV) Indeks untuk kendaraan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN (Studi kasus Jalan Karapitan) PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh program Sarjana (S-1) Oleh RIZKY ARIEF RAMADHAN

Lebih terperinci

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG Sopian Toni NRP : 9821018 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.11 November (759-766) ISSN: 2337-6732 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI Rafael Masarrang Lintong E., Joice E. Waani Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Ruas Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo merupakan jalan Nasional yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di Provinsi Gorontalo.

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE MUDASTRA WAESNAWA (1004105036) JURUSAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1 BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1 BAB IV ANALISA DATA Untuk memperoleh struktur jembatan yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI Disusun oleh : AGUSTIAN NIM : L2A 000 014 AHMAD SAFRUDIN NIM : L2A 000 016 Disetujui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan penentuan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan. 14 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Jalan Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika jalan tersebut dibebani arus lalu lintas. Karakteristik jalan tersebut

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah ABSTRAK Sistem satu arah merupakan suatu pola lalu lintas dimana dilakukan perubahan pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Untuk menganalisa lalu lintas pada ruas jalan Ir. H. Djuanda (Dago) diperlukan data lalu lintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Perkotaan Jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, baik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA IV- BAB IV ANALISIS DATA 4. TINJAUAN UMUM Analisis data diperlukan untuk mendapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan dalam perancangan jembatan. Data yang diambil adalah data yang didapat dari instansi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii LEMBAR PERSETUJUAN iii MOTTO iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi ABSTRAK xix ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN SURVEI PENDAHULUAN PENGUMPULAN DATA ANALISA DATA III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan analisa data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat. DAFTAR ISTILAH Ukuran Kinerja C Kapasitas (smp/jam) Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah, komposisi lalu lintas dan faktor lingkungan).

Lebih terperinci

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember (787-794) ISSN: 2337-6732 DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG Meila Femina Katihokang James A. Timboeleng,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m ) BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Ruas Jalan 4.1.1 Inventarisasi Geometrik Jalan Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan sebagai berikut : Tabel 4.1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Geometrik Jalan Data geometrik jalan adalah data yang berisi kondisi geometrik dari segmen jalan yang diteliti. Data ini merupakan data primer

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK ANALISIS KINERJA RUAS JALAN SULTAN SALEH PONTIANAK Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : STEFANUS NANANG RIYADI NPM :

Lebih terperinci

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Analisis lalu lintas merupakan penentuan kinerja segmen jalan akibat kebutuhan lalu-lintas yang ada. Menurut Oglesby dan Hicks (1988) bahwa kecepatan mobil penumpang tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja (Level of Services) Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional dalam arus

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara visul dan menggunakan alat ukur beserta alat survei lainnya, kondisi lingkungan dan geomterik Jalan Sultan Agung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii ABSTRAK Tingginya volume lalu lintas berpengaruh terhadap angka kecelakaan dan yang paling rentan menjadi korban kecelakaan adalah anak-anak sekolah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Badung memberi perhatian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Istilah Jalan 1. Jalan Luar Kota Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Proses analisis kinerja ruas jalan ini mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Pada pelaksanaan analisa kinerja ruas jalan ini terdapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB III METODOLOGI

PERANCANGAN JALAN LINGKAR DALAM TIMUR KOTA SURAKARTA BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Untuk membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir maka perlu dibuat suatu pedoman kerja yang matang, sehingga waktu untuk menyelesaikan laporan tugas akhir dapat

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PROYEK AKHIR FERRYA RASTRATAMA SYUHADA NRP. 3109038001 MULYADI NRP. 3109038003 Dosen Pembimbing : R. Buyung Anugraha Affandhie, ST. MT PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Lebih terperinci

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking

Kata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking ABSTRAK Kabupaten Bangli khususnya pada ruas Jalan Brigjen Ngurah Rai sebagai kawasan yang memiliki aktivitas cukup ramai akibat adanya aktivitas seperti sekolah, kantor, pertokoan dan RSUD Bangli disepanjang

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN. (Studi Kasus Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang, NTT) Laporan Tugas Akhir

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN. (Studi Kasus Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang, NTT) Laporan Tugas Akhir ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN (Studi Kasus Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang, NTT) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGANTAR TRANSPORTASI

PENGANTAR TRANSPORTASI PENGANTAR TRANSPORTASI KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS FASILITAS ARUS TERGANGGU

Lebih terperinci

ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG

ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG Theo Kurniawan Sendow Abstrak Dalam perencanaan Geometrik Jalan dikenal itilah nilai k. Adapun estimasi nilai k dalam menentukan volume

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga). 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Komposisi lalu lintas Arus lalu lintas jalan perkotaan dibagi menjadi 4 jenis : 1. Kendaraan ringan ( Light Vecicles = LV ) Meliputi kendaraan bermotor 2 as beroda empat dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Lalu Lintas Jalan R.A Kartini Jalan R.A Kartini adalah jalan satu arah di wilayah Bandar Lampung yang berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai

Lebih terperinci

Fitria Yuliati

Fitria Yuliati EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA BINA MARGA (Studi Kasus: Jl. Yogyakarta Magelang Km 21 22 dan JL. Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III 1

BAB III METODOLOGI III 1 BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan dengan

Lebih terperinci

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Analisa jaringan jalan dibagi atas beberapa komponen: Segmen jalan Simpang bersinyal Simpang tidak bersinyal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN. ABSTRAK... i. ABSTRACT... iii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN. ABSTRAK... i. ABSTRACT... iii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GRAFIK... xxi DAFTAR GAMBAR...xxv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum...1

Lebih terperinci

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN Jenis kendaraan berdasarkan fungsinya sebagai alat angkutan : 1. Angkutan pribadi Kendaraan untuk mengangkut individu pemilik kendaraan

Lebih terperinci

11.8. Tingkat Pelayanan 10

11.8. Tingkat Pelayanan 10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI i ii iii v vm ix xvi xviii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. PokokMasalah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI TUGAS AKHIR Oleh : COK AGUNG PURNAMA PUTRA 0704105090 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan.

ABSTRAK. Kata kunci: Kinerja Ruas Jalan, Nilai Waktu, Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Biaya Perjalanan. ABSTRAK Jalan Kartika Plaza Badung merupakan jalan kolektor sekunder dimana pada jam-jam puncak sering terjadi tundaan lalu lintas. Tundaan lalu lintas yang terjadi diakibatkan tingginya hambatan samping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan 29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994). BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan.data pencacahan volume lalu

Lebih terperinci

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN TUGAS AKHIR Oleh : IDA BAGUS DEDY SANJAYA 0519151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Dengan ini

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Tabel 5.1 Data Tanah Ruas Jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) Optimum Maximum. Specific Water Dry Density

BAB V EVALUASI. Tabel 5.1 Data Tanah Ruas Jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) Optimum Maximum. Specific Water Dry Density V - 1 BAB V EVALUASI 5.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur).

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK) Abdi Yuda Yadi 1)., Syafarudin AS 2) Siti Nurlaily Kadarini 2)

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, Januari 2014 (29-36) ISSN: ANALISIS BESAR KONTRIBUSI HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LINIER BERGANDA (Studi Kasus: Ruas Jalan dalam Kota Segmen Ruas Jalan Sarapung) Edy Susanto Tataming Theo

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 UMUM Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dan dimaksudkan untuk melihat apakah suatu jalan masih mampu memberikan pelayanan yang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG Rio Reymond Manurung NRP: 0721029 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T.,M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR Abdul Rahman 1, D.A.N Sri Astuti, ST.,MT 2, A.A.S. Dewi Rahadiani, ST.,MT 2 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2 DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR Syaiful 1, Budiman 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Univeristas Ibn Khaldu, Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 2 Bogor Email : syaiful@ft.uika-bogor.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalu Lintas Fungsi dasar dari Jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. (silvia Sukirman, 1994). Arus lalu lintas

Lebih terperinci

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG Hendra Saputera NRP : 9921020 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang I. S., M.Sc., Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diabaikan bertambahnya kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan

Lebih terperinci

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN Andrew Bryano Kermite James A. Timboeleng, Oscar H. Kaseke Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado Email:andrew.kermite@gmail.com ABSTRAK Jalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Rekapitulasi Data Data yang direkap adalah data yang diperoleh melalui hasil pengamatan dan survei sesuai dengan kondisi sebenarnya pada simpang Jalan Tole Iskandar - Jalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam pengolahan data ini, data-data yang dibutuhkan adalah : 1. Data Jumlah Mahasiswa pada setiap Fakultas Menggunakan data tersebut karena mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km )

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km s.d km ) ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus Jalan Medan Banda Aceh km 254 +800 s.d km 256 +700 ) Lis Ayu Widari 1), Said Jalalul Akbar 2) Rizky Fajar 3) 1), 2) Jurusan Teknik Sipil, 3) Alumni Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN Agus Wiyono Alumni Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta Abstrak Jalan Adisumarmo Kartasura km 0,00

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta Gilang Budi Warnantyo 1, Bachnas, Prima Juanita Romadhona 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FTSP UII email: gilangbudi943@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3. Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3. INTISARI Kapasitas daya dukung jalan sangat penting dalam mendesain suatu ruas jalan,

Lebih terperinci

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Julius Harpariadi NRP : 9821059 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Gambar 5.8 Grafik hubungan hambatan samping (SF) dan kecepatan

Gambar 5.8 Grafik hubungan hambatan samping (SF) dan kecepatan DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kecepatansebagai fungsidan DS untukjalanbanyak-lajur dansatu-arah 15 Gambar 4.1 Denah Situasi 27 Gambar 4.2 Tahapan-tahapan penelitian 31 Gambar 5.1 Grafik arus lalu-lintas Sabtu,

Lebih terperinci

NOTASI ISTILAH DEFINISI

NOTASI ISTILAH DEFINISI DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI C KAPASITAS Arus lalu-lintas maksimum (mantap) yang dapat (smp/jam) dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karateristik Jalan Luar Kota Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut. Karakteristik jalan tersebut terdiri atas beberapa hal, yaitu : 1. Geometrik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 UMUM Keperluan data pada studi kali ini meliputi data model transportasi yang berupa data jaringan jalan, data model sistem zona, dan data matriks asal-tujuan,

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA 23+000 26+000 MADURA, JAWA TIMUR Oleh : HENDI YUDHATAMA 3107.030.049 M. MAULANA FARIDLI 3107.030.101 Dosen Pembimbing: MACHSUS ST.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di ruas jalan yang akan dilalui angkutan barang (peti kemas) dari Stasiun Jebres Surakarta menuju Pabrik SRITEX Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur BAB 3 METODOLOGI 3.1. Pendekatan Penelitian Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap lokasi jalan yang akan diteliti untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 2.1. Rumusan Masalah... 4 3.1. Tujuan Penelitian... 5 4.1. Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK. i ii ABSTRAK Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah maka akan diikuti pula dengan meningkatnya pergerakan yang terjadi di wilayah tersebut. Seperti yang terjadi di Kabupaten Badung khususnya di Kelurahan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM. 1 ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Umum Pengumpulan data pada tesis ini diambil dari instansi terkait serta dari laporan-laporan terdahulu yang semuanya itu akan berhubungan serta menunjang pelaporan tesis pada

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) Leni Sriharyani 1) Wahyu Ari Saputra 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci