Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP."

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus Simpan Pinjam Perempuan Tahun 2012) SHELLA RIZNA DAN ZAILI RUSLI FISIP UNIVERSITAS RIAU, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru shella.rizna05@gmail.com Abstrak : The Effectiveness of The Implementation of The National Program of Rural Community Empowerment (PNPM-MP). This research to look at effectiveness of the implementation of the national program of rural community empowerment (PNPM-MP) in Pangkalan Kuras Distric Pelalawan Regency. National Program essentially Self-contained Rural community empowerment (PNPM-MP) divided into three aspects, namely the aspects of physical development (infrastructure), improved health care and education field as well as capacity building/community skills and save loan women, where Women Borrow aspects of Save (SPP) which became the object of researchers. This is a descriptive study in which qualitative data collection was done by using sampling purposive. The results of this research indicate effectiveness of the implementation of the national program of rural community empowerment (PNPM-MP) yet effectif. This can be understood because the maximum number of results ' is issued, the level of satisfaction of the products obtained, the creative and the intensity will be achieved. Abstrak : Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan. Pada dasarnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) terbagi atas 3 aspek, yakni aspek pembangunan sarana fisik (sarana dan prasarana), peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan serta peningkatan kapasitas/keterampilan masyarakat dan simpan pinjam perempuan, dimana aspek Simpan Pinjam Perempuan (SPP) inilah yang menjadi objek peneliti. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, dimana pengambilan data dilakukan dengan teknik Sampling Purposive. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) belum berjalan efektif. Hal ini ditunjukkan dengan belum berjalan maksimalnya jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif dan intensitas yang akan dicapai. Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP.

2 PENDAHULUAN Pada tanggal 01 September 2006 Pemerintah Indonesia membuat suatu program yang diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan, program ini yang dinamakan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut kemudian dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kota Palu pada tanggal 30 April Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri ini terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) merupakan program pengendalian kemiskinan yang pelaksanaannya mulai dari tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan yang selanjutnya pada tingkat Desa. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri 2012 dilaksanakan di 33 provinsi, 495 kabupaten atau kota, dan di kecamatan, dengan anggaran Rp Yang terdiri dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perkotaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Daerah Tertinggal dan Khusus, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Infrastruktur Perdesaan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah. Dari 33 Provinsi di Indonesia, salah satu Provinsi yang melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah Provinsi Riau, tepatnya Kabupaten Pelalawan, Kecamatan Pangkalan Kuras, untuk khususnya di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Efektivitas dan efisiensi dari kegiatan yang dilaksanakan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Cakupan pembangunan diharapkan dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil dan terisolir. Berdasarkan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), visi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Sementara itu tujuan umum dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin dan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) pada dasarnya terdiri atas tiga aspek, yaitu aspek Pembangunan Sarana Fisik (sarana dan prasarana), Peningkatan Bidang Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan serta Peningkatan Kapasitas/Keterampilan masyarakat dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Di Kecamatan Pangkalan Kuras pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) sudah melaksanakan ketiga aspek tersebut. Dimana aspek Simpan Pinjam Perempuan (SPP) inilah yang menjadi objek peneliti. Akan tetapi pada dasarnya pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) ditiap-tiap kecamatan berbeda antara satu kecamatan

3 dengan kecamatan yang lain tergantung keinginan dan kebutuhan kecamatan tersebut. Begitu juga dengan pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) akan berbeda antara satu kecamatan dengan kecamatan lain. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan pendanaan sosial dasar dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong penanggulangan Rumah Tangga Miskin (RTM) dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan. Alokasi dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk Kecamatan Pangkalan Kuras sebesar Rp dan untuk alokasi dana Simpan Pinjam Perempuan sebesar Rp Untuk mendapatkan bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), masyarakat harus membentuk kelompok, yang terdiri dari minimal sepuluh orang dan saling mengenal. Kemudian kelompok tersebut harus membuat proposal untuk peminjaman dana Simpan Pinjam Perempuan, selanjutnya proposal tersebut akan di seleksi oleh Tim Verifikasi apakah proposal kelompok tersebut layak untuk mendapat bantuan pinjaman dari dana Simpan Pinjam Perempuan. Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) memberikan bantuan pinjaman dana kepada kelompok perempuan yang berasal dari golongan rumah tangga miskin untuk membantu pengembangan usaha yang mereka miliki, sehingga nantinya dapat meningkatkan jumlah penghasilan yang mereka peroleh dari usaha yang telah mereka miliki. Pemberian bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) kepada kelompok perempuan tersebut harus memihak kepada rumah tangga yang berasal dari golongan rumah tangga miskin. Bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini diberikan dengan rentang waktu yang telah ditentukan oleh tim penggerak kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP), yaitu selama 12 bulan. Dalam hal ini pemberian bantuan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) juga tidak ada unsur yang mewajibkan si peminjam harus memberikan jaminan. Baik itu jaminan berupa barang, maupun dokumen-dokumen penting yang mereka miliki, hanya saja kelompok peminjam harus dapat mengembalikan pinjaman tersebut tepat pada waktu yang telah ditetapkan tadi. Dalam kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP), ditentukan satu orang yang ada di dalam kelompok tersebut yang dapat dijadikan sebagai ketua kelompok. Sesuai dengan yang dikemukan pada latar belakang, ternyata masih banyak kesenjangankesenjangan yang terjadi dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan, hal ini dapat dilihat dari masih tingginya tingkat kemiskinan, masih ada masyarakat yang menerima bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tidak menggunakan bantuan pinjaman dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut untuk mengembangkan usaha yang mereka miliki, melainkan untuk kepentingan pribadi mereka, Masih adanya tunggakan yang terjadi dalam pengembalian pinjaman dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang diberikan kepada masyarakat.

4 Yang mana dalam hal ini ketua kelompok bertanggung jawab dalam mengkoordinir seluruh anggotanya dalam hal pemanfaat dan pengembalian dana pinjaman tersebut. Pemberian dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini bersifat kredit. Yang mana kelompok peminjam harus mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada ketua kelompok kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut sebesar 20%. Dan kemudian, ketua kelompok tersebut mengembalikan dana pinjaman tersebut kepada tim penggerak kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) setiap bulannya sebesar 15% dari besarnya dana pinjaman yang diperoleh. 15% merupakan bunga yang telah ditentukan dari Pemerintah Daerah yang harus dikembalikan kepada Pemerintah Daerah, dan 5% lagi merupakan dan yang dimasukkan kedalam kas kelompok perempuan yang menerima bantuan dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Dimana kas yang dimiliki oleh kelompok perempuan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan kelompok tersebut. Jadi setiap anggota wajib mengembalikan angsuran pinjaman tersebut kepada ketua kelompok, setelah itu barulah ketua kelompok yang menyetorkan pengembalian dana tersebut kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK). METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pengkajian data secara deskriptif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang didukung dengan dilakukannya wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait. Kemudian data tersebut dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan secara deskriptif pula. Dalam memperoleh data dari informan, peneliti menggunakan metode Purposive Sampling, dimana penentuan informan ini berdasarkan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui dengan baik tentang Pelaksanaan Program Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber daya, yakni data primer dan data skunder sesuai dengan klasifikasi atau pengelompokan informasi atau data yang telah diperoleh. Data primer yakni data yang diperoleh dari wawncara langsung dengan informan penelitian mengenai pelaksaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) untuk program Simpan Pinjam Perempuan(SPP) di Kecamatan Pangkalan Kuras. Data sekunder yakni Yaitu data yang diperoleh dari Kantor Camat Pangkalan Kuras, kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perdesaan (PNPM-MP), serta instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Seperti data Laporan Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khusnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tahun 2012, buku Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan PNPM-MP, data kemiskinan serta monografi Kecamatan Pangkalan Kuras. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain observasi yakini mengadakan pengamatan langsung dilokasi penelitian mengenai

5 permasalahan yang akan diteliti, wawancara (interview) yakni Mengadakan wawancara langsung terhadap responden mengenai permasalahan yang akan diteliti, yakni meliputi Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Tahun 2012 di Kecamatan Pangkalan Kuras, khususnya di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua. Studi Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti yaitu Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan (Studi Kasus Simpan Pinjam Perempuan Tahun 2012). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat mengaktualisasikan jati dirinya, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan demikian pemberdayaan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian baik dibidang ekonomi, social, budaya, dan poliitik. Dalam jangka panjang diharapkan prinsip-prinsip dari mekanisme Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dapat diterapkan dan diadopsi untuk program-program pembangunan lainnya, khususnya dalam rangka menanggulangi kemiskinan. Seluruh hasil kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yang telah dilaksanakan oleh masyarakat wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri. Kegiatan sektoral yang dilaksanakan seperti kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) harus memiliki rencana yang dapat menjamin pelestarian kegiatan tersebut. Segala keputusan yang menyangkut pengembangan atau pelestarian kegiatan harus disepakati dalam musyawarah desa. Program dana simpan pinjam untuk kelompok perempuan ini adalah sebuah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu masyarakat miskin yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan dan mengajak kaum perempuan untuk membuka usaha seperti mendirikan warung kecil-kecilan, modal untuk berkebun dan lain-lain. Untuk mengetahui Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua, penulis menggunakan indikator sebagai berikut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey : 1. Jumlah Hasil Yang Dikeluarkan. 2. Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh. 3. Produk Kreatif. 4. Intensitas Yang Akan Dicapai. Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran dari pada efektifitas harus adanya suatu perbandingan antara input dan output, ukuran dari pada efektifitas mesti adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang

6 kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran dari pada efektivitas adanya rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Jumlah Hasil Yang Dikeluarkan Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output). Jumlah hasil yang dikeluarkan ini dapat diukur dengan menggunakan dua sub indikator yakni perbandingan usaha dengan hasil dan tingkat keberhasilan program. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat diketahui bahwa untuk sub indikator perbandingan usaha dengan hasil dapat dikatakan belum efektif, hal ini dikarenakan masih ada penghasilan masyarakat yang rendah meskipun telah memperoleh bantuan pinjaman modal, dan untuk sub indikator tingkat keberhasilan program dapat dikatakan belum efektif, karena masih ada masyarakat yang merasa belum terbantu dengan adanya program ini. Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh Tingkat Kepuasan Yang Diperoleh, artinya karakteristik kepuasan antara lain dapat tercermin dari keterbukaan berkomunikasi, kerajinan, berkurangnya keluhan, kediplinan, dan lain-lain. Ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu). Tingkat kepuasan yang diperoleh ini dapat diukur dengan dua sub indikator yakni hubungan komunikasi dan tingkat keluhan masyarakat. Dari hasil penelitian dilapangan, dapat disimpulkan bahwa dalam tingkat kepuasan yang diperoleh, untuk sub indikator hubungan komunikasi sudah cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat dalam kelompok, maupun hubungan komunikasi yang baik antar masyarakat dengan pihak pelaksana program, dan untuk sub indikator tingkat keluhan masyarakat juga dapat dikatakan belum efektif karena masih terdapat banyak keluhan masyarakat, diantaranya keluhan mengenai terlalu panjang, lama, dan banyaknya proses yang harus di ikuti untuk memperoleh pinjaman modal dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, selain itu karena terlalu sedikitnya waktu yang diberikan kepada masyarakat untuk mengembalikan pinjaman modal sehinggga terkadang jadi memberatkan masyarakat. Produk Kreatif Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas, cara kerja, dan kemampuan. Produk kreatif dapat diukur menggunakan dua sub indikator yaitu kreativitas masyarakat dan cara kerja kelompok. Dari hasil wawancara dilapangan, dapat dilihat bahwa dalam sub indikator kreativitas masyarakat belum berjalan efektif, karena belum adanya produkproduk kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat, produk kreatif disini seperti, adanya cara-cara baru masyarakat dalam mengembangkan usaha mereka, maupun usaha-usaha baru yang dapat berkembang dan memperoleh hasil yang besar, sehingga dapat membatu kehidupan masyarakat untuk menjadi lebih baik lagi, kemudian untuk sub indikator cara kerja kelompok sudah dapat dikatakan cukup

7 efektif, sebab masyarakat sudah mampu menyelesaikan dengan baik permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) mereka. Intensitas Yang Akan Dicapai Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi. Intensitas yang akan dicapai dapat diukur menggunakan dua sub indikator yaitu penggunaan dana sesuai dengan ketentuan dan ketaatan waktu pengembalian. Dari hasil penelitian dilapangan, dapat diketahui bahwa untuk sub indikator penggunaan dana sesuai ketentuan dapat dikatakan belum efektif dikarenakan masih adanya masyarakat yang menyalahgunakan penggunaan pinjaman modal usaha tersebut, dan untuk sub indikator ketaatan waktu pengembalian juga belum berjalan efektif, dapat dilihat dari masih banyaknya tunggakan-tunggakan yang terjadi dalam pengembalian pinjaman modal usaha dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. Sesuai dengan yang dijelaskan diatas dapat kita ketahui dan kita nilai bahwa pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya untuk program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) belum berjalan efektif. Hal ini dapat dilihat dari keempat indikator yang digunakan untuk melihat Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yaitu jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif, dan intensitas yang akan dicapai yang belum berjalan dengan maksimal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua, yang peneliti temukan dilapangan adalah sebagai berikut : Sumber Daya Sumber-sumber merupakan faktor yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu program. Meski perintah-perintah pelaksanaan kegiatan telah diteruskan dengan cermat, jelas dan konsisten, namun jika dalam pelaksanaan kegiatan program tersebut terjadi kekurangan sumbersumber yang diperlukan maka pelaksanaan kegiatan dalam program tersebut akan cenderung kurang efektif. Pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua sebagian besar berjalan kurang efektif dikarenakan kurangnya sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut. Sumber daya disini dapat dibedakan menjadi : sumber daya pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan sumber daya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Bagi pelaksana kegiatan dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini kualitas sumber daya manusianya menyangkut aspek-aspek fisik yang dapat ditingatkan melalui pelatihan-pelatihan maupun pendidikan. Dalam melaksanakan kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, pihak pelaksana kurang mendapatkan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana cara-cara untuk membimbing masyarakat agar mampu memanfaatkan pinjaman modal yang diberikan, sehingga

8 dapat berdayaguna dan berhasil guna. Disamping itu pihak pelaksana juga harus memiliki komitmen dalam melaksanakan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, sehingga pihak pelaksana kegiatan program harus lebih memperhatikan apa yang menjadi sasaran dan tujuan dari kegiatan program yang sedang mereka jalankan. Selain itu, sumber daya masyarakat sebagai pemanfaat dari kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini juga perlu ditingkatkan. Peningkatan sumber daya masyarakat ini dapat dilakukan melalui bimbinganbimbingan teknis yang diberikan oleh pihak pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. Hal ini bertujuan agar pinjaman modal yang diberikan kepada masyarakat dapat dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan dan tujuan dari diciptakannya program tersebut. Dari hasil wawancara dengan pihak Pengelola Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras dapat ditarik kesimpulan bahwa memang pihak pelaksana kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini, masih memiliki sumber daya manusia yang lemah, hingga belum mampu untuk membimbing masyarakat dalam memanfaatkan pinjaman modal usaha tersebut. Sehingga tidak mengherankan jika masyarakat juga mengalami kesulitan untuk mengembangkan pinjaman modal usaha yang diberikan. Bagi masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang lebih tinggi maka masyarakat tersebut dapat memanfaatkan pinjaman modal ini dengan baik, hingga usaha mereka dapat berkembang, namun hal ini bertolak belakang dengan masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang lemah, hingga pada akhirnya terjadilah penyalahgunaan pinjaman modal usaha yang diberikan. Komunikasi Pelaksanaan kegiatan suatu program akan berjalan efektif bila ukuranukuran dan tujuan-tujuan dipahami oleh masing-masing individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan kegiatan dalam program tersebut. Dengan demikian akan sangat penting untuk memberikan perhatian yang besar kapada kejelasan-kejelasan ukuran dasar dan kejelasan tujuan-tujuan dalam pelaksanaan kegiatan program, ketepatan dan kelancaran komunikasi antara para pelaksana kegiatan program dengan masyarakat yang terlibat dalam program, serta konsistensi dari ukuran dasar dan tujuan-tujuan yang dikomunikasikan dalam berbagai tahap pelaskanaan kegiatan program tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Salaman, Alek (2005:80) bahwa faktor komunikasi sangat diperlukan untuk memasyarakatkan atau mensosialisasikan suatu kegiatan yang ada di dalam suatu program. Apabila masyarakat memahami tentang kegiatan program tersebut tentu mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan program tersebut. Komunikasi ini dapat dilakukan oleh pihak pengelola kegiatan program kepada masyarakat baik secara tatap muka maupun menyebarkan brosur, tetapi yang paling terbaik adalah dengan bertatap muka. Penggunaan pinjaman modal usaha yang tidak sesuai dengan ketentuan menujukkan bahwa masih kurang baiknya komunikasi yang terjadi di Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua dalam melaksanakan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. Pelaksana program seharusnya lebih konsisten dalam menyampaikan informasi kepada kelompok sasaran mengenai tujuan serta kejelasan penyampaian menganai ketentuan-ketentuan

9 penggunaan modal usaha yang dipinjamkan. Hingga tercapai tujuan akhir dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Kesadaran Kesadaran menunjukkan suatu keadaan jiwa seseorang, yaitu merupakan titik temu dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan. kesadaran juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Namun kita juga mengetahui bahwa proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang. Hal itu tergantung pada kemampuan berpikir, penggunaan rasa perasaan, pertimbangan dan perbandingan. Adanya kesadaran dapat membawa seseorang kepada keikhlasan dan kesungguhan dalam menjalankan atau melaksanakan suatu kehendak. Karena itu dengan adanya kesadaran, diharapkan mampu melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan, kesungguhan dan disiplin sehingga diharapkan pula dapat terjadinya pelaksanaan suatu program yang efektif hingga tercapai tujuan-tujuan dari dicipatakannya suatu program. Dari hasil wawancara dengan pihak pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan masyarakat sebagai pemanfaat dari program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dapat diketahui bahwa memeang masih kurangnya kesadaran masyrakat dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) hal ini dapat dilihat dalam banyaknya masyarakat yang merasa keberatan dalam menjalankan tanggung renteng sebagai konsekuensi dari adanya tunggakan dalam kelompok. Pengawasan Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kualitas dan volume pelaksanaan kegiatan dan sebagai langkah antisipatif terhadap upaya penyimpangan ataua penyelewengan. Tujuan pengawasan adalah untuk memastikan pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan prinsip dan prosedur suatu program. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) yang ada dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Pangkalan Kuras khususnya Kelurahan Sorek Satu dan Desa Sorek Dua tidak terlepas dari adanya pengawasan yang intensif dan berkala yang dilakukan oleh pihak pelaksana program terhadap jalannya oprasional kegiatan-kegiatan tersebut. Pihak pelaksana dapat melakukan mulai dari tahap awal pelaksanaan kegiatan sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program tersebut. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh pihak pelaksana kegiatan program maka akan dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan didalam pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) khususnya dalam program Simpan Pinjam Perempuan (SPP), hingga tercapailah keberhasilan serta tujuan dicipatakannya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) ini.

10 SIMPULAN Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan wawancara yang dilakukan dengan informan serta dilihat dari indikator yang telah disajikan, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) masih belum efektif. Hal ini dapat diketahui karena belum berjalan maksimalnya jumlah hasil yang dikeluarkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, produk kreatif dan intensitas yang akan dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi prlaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah Sumber Daya, Komunikasi, Kesadaran serta Pengawasan. Sumber daya disini lebih mengutamakan sumber daya manusia untuk mampu mengelola usaha mereka agar menjadi lebih berkembang dengan memanfaatkan pinjaman modal usaha yang diberikan, disamping itu juga harus didukung oleh komunikasi yang baik. Baik itu komunikasi yang terjalin antar masyarakat yang tergabung dalam kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) sehingga tidak terjadi kesalahfahaman maksud dan tujuan dari dilaksanakannya program ini. Kemudian didukung oleh kesadaran untuk saling memiliki dan membantu, sehingga program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini dapat terus terlaksana dan benar-benar dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya, serta tidak terlepas dari pengawasan agar dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini sehingga program ini dapat berjalan efektif dan dapat mencapai tujuan awal diciptakannya program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ini. DAFTAR RUJUKAN A, Usmara Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Asmara Books. Danim, Sudarwan Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Edi, Suharto Membangun Mayarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategi Pengembangan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: Penerbit Aditama. Harry, Hikmat Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press. Pasolong, Harbani Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta. Siagian, Sondang P Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi aksara. Sulistiani, Ambar Teguh Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Gava Media. Sutrisno R Pemberdayaan Masyarakat dan Upaya Pembebasan Kemiskinan. Philosophy Press bekerja sama Fakultas filsafat UGM. Yogyakarta. Usman, Husaini dkk Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural

Lebih terperinci

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program...

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program... 1 EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI KELOMPOK PEREMPUAN (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M.

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M. EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT Oleh : Rahayu M. Sumelung ABSTRAK Pelakasanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,

Lebih terperinci

JULIARNI SIPAYUNG ( )

JULIARNI SIPAYUNG ( ) EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG JULIARNI SIPAYUNG (090902003) juliarnisipayung@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Kantor Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN 1 PNPM MANDIRI PERDESAAN (Studi Tentang Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Klambu) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh ANITA RAHAYU NIM F01110015 Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA CANDIREJO KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA CANDIREJO KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAANMASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN DI DESA CANDIREJO KECAMATAN PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU Thine Hapsari Ernawati Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 123 PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Yuni Romi dan M.Y. Tiyas Tinov FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. program tersebut adalah PNPM Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri adalah. pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Cara perwujudan tujuan tersebut yaitu dengan membentuk program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditetapkan sebelumnya tercapai. Hal ini sesuai dengan pendapat para ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU

PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU KHAIRUL AMRI DAN SUJIANTO FISIP Universitas Riau, Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh FERA HANDAYANI Abstrak Dalam pengelolaan Program Pengembangan Kecamatan (PPK), masyarakat mendapatkan kewenangan untuk mengelola

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN E-Jurnal EP Unud, 3 [12] : 594-602 ISSN: 2303-0178 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN I Putu Agus

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT 324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam dan padat penduduk, dimana yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan sosial adalah aktivitas kemanusiaan yang sejak kelahirannya sekian abad yang lalu telah memiliki perhatian yang mendalam pada pemberdayaan masyarakat, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi

Tabel Triangulasi. Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP. Wawancara Dokumentasi Observasi Tabel Triangulasi Fokus 1. Evaluasi Masukan (Evaluation Input) a. Prosedur Pelaksanaan SPP 1. M.Basuki Sutopo (ketua UPK) 2. Kholidah (Kader SPP) 3. Suranti (Ketua Badan Pengawas UPK) Dana yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kemiskinan sudah bukan kondisi yang asing lagi bagi negara berkembang seperti Indonesia. Masih banyak sekali rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) 295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT 57 BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT A. Implementasi SPP (Simpan Pinjam Kelompok Perempuan) di Desa Tungu Kecamatan Godong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pembangunan di Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat menimbulkan beberapa dampak pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertipe deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat Menurut Poerwoko (2012:110) Terkait dengan pemberdayaan masyarakat, keberhasilan dapat dilihat dari keberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan bukan masalah baru, namun sudah ada sejak masa penjajahan sampai saat ini kemiskinan masih menjadi masalah yang belum teratasi. Di negara berkembang

Lebih terperinci

Yusbar Yusuf, Rita Yani Iyan dan Edwin Saputra

Yusbar Yusuf, Rita Yani Iyan dan Edwin Saputra IMPLIKASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT(PNPM) MANDIRI PEDESAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DIKECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROPINSI RIAU TAHUN 2007-2010 Yusbar Yusuf, Rita Yani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Gambar 1.1 Logo UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang Sumber: www.pnpmkabbandung.wordpress.com

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Akan tetapi penanganannya selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas disebut juga

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010 IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010 Ita Musfirowati Hanika, Dyah Lituhayu Administrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kemiskinan adalah salah satu masalah yang sering muncul di tengah kehidupan masyarakat. Kemiskinan secara umum adalah suatu ketidakmampuan individu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak atau sepenuhnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini. Ada dua rujukan sebagai berikut: 1. Sari Surya, 2011 Yang pertama adalah penelitian yang

Lebih terperinci

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan

Lebih terperinci

Keywords : Mandiri Pedesaan Community Empowerment National Program (PNPM Mandiri Pedesaan), Community Welfare

Keywords : Mandiri Pedesaan Community Empowerment National Program (PNPM Mandiri Pedesaan), Community Welfare PERANAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PEDESAAN TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada Desa Pangkalan Nyirih) va Marida Siska 1, M. Hamidi 2, Yunelly Asra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-1998 belum menunjukkan angka yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan pemerintah yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016 KEEFEKTIFAN PROGRAM GERAKAN SERENTAK MEMBANGUN KAMPUNG (GSMK) DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN RAWA PITU KABUPATEN TULANG BAWANG (Stimultaneous Movement for Village Development Program

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN 131 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PARKIR TEPI JALAN Indra Safawi, Sujianto, dan Zaili Rusli FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293 e-mail: radiansafawi@gmail.com

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah dan

Lebih terperinci

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian Petunjuk Pengisian PANDUAN KUESIONER a. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat menurut Bapak/Ibu/Saudara, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. b. Lingkarilah jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i pilih.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd) adalah mekanisme progam yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak beribukota di Rangkasbitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI 7 REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI Andrizul dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Employee Recruitment and Placement. This study

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP 6.1 Tingkat Keberhasilam Kegiatan SPP Pada penelitian ini, tingkat keberhasilan Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

Lebih terperinci

SEPRIANIS Pembimbing : Dr. Meizy Heriyanto, S.Sos, M.Si

SEPRIANIS   Pembimbing : Dr. Meizy Heriyanto, S.Sos, M.Si EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI KELURAHAN SIMPAN PINJAM (UEK-SP) FAJAR KEHIDUPAN DI KELURAHAN MUARA FAJAR KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU SEPRIANIS Email : seprianiess@yahoo.com Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah lebih diarahkan kepada terwujudnya demokrasi ekonomi, dimana masyarakat harus memegang peranan aktif dalam

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVRSITAS AIRLANGGA BAB IV INTERPRETASI TEORITIK. maka dalam bab IV ini penulis akan melakukan analisis dari data-data yang

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVRSITAS AIRLANGGA BAB IV INTERPRETASI TEORITIK. maka dalam bab IV ini penulis akan melakukan analisis dari data-data yang BAB IV INTERPRETASI TEORITIK Berdasarkan hasil dari temuan data yang didapatkan peneliti melalui proses kuisioner dan observasi dalam lapangan yang telah dijabarkan pada bab III, maka dalam bab IV ini

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat Miskin, PNPM Mandiri Pedesaan.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat Miskin, PNPM Mandiri Pedesaan. 5 Pemberdayaan Masyarakat Miskin Didesa Paya Peulumat Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan 1 Khausar, M.Si ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah, penulis ingin mengkaji lebih

Lebih terperinci

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Imbas dari keadaan

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Unit Pengelola

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Efektivitas Efektivitas menurut Kurniawan (2005 :109) adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR 1 EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR Neliyanti dan Meyzi Heriyanto FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Evaluation Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. pikiran yang merupakan kesimpulan penulisan tentang evaluasi tingkat. kelurahan Kolhua adalah sebagai berikut :

BAB VI PENUTUP. pikiran yang merupakan kesimpulan penulisan tentang evaluasi tingkat. kelurahan Kolhua adalah sebagai berikut : BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka melalui bab ini penulis mangangkat beberapa pokok pikiran yang merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 121 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Airine Yulianda Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN A.1. Pelaksanaan PPK 1. Efektifitas Pemberdayaan dalam PPK a) Kesesuaian Pemberdayaan dengan dimensi Konteks Program pemberdayaan yang dilakukan: untuk penetapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum OLEH: HUSAINI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum OLEH: HUSAINI PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT (P2K) USAHA EKONOMI DESA KELURAHAN SIMPAN PINJAM (UED/K-SP) KIJANG KENCANA DI KELURAHAN PULAU KIJANG KECAMATAN RETEH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia merupakan salah satu upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

KENDALA-KENDALA PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPKP) DI DESA DUANO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL OLEH

KENDALA-KENDALA PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPKP) DI DESA DUANO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL OLEH KENDALA-KENDALA PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPKP) DI DESA DUANO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL OLEH MAHDALENA SAMAN NIM. 121 410 017 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WINUMURU

BAB V PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WINUMURU BAB V PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WINUMURU 5.1.Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan sosial. Maka dari itu, hasil dari pembangunan harus dinikmati oleh seluruh masyarakat

Lebih terperinci