Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto
|
|
- Sukarno Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F BAB II TELAAH PUSTAKA A. Pengertian Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan tahun 2005, pengertian UPK adalah Unit Pengelola Kegiatan yang mengelola dana Bantuan Masyarakat (BLM) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dapat dialokasikan untuk berbagai jenis kegiatan yang mencakup kegiatan sarana / prasarana, pendidikan, kesehatan, UEP dan SPP / dana bergulir di tingkat Kecamatan. Penilaian aspek keuangan ditekankan pada pendekatan rasio-rasio keuangan yang mengarah kepada operasional UPK yang sehat. Penilaian ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas pengelolaan keuangan yang sehat, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir Program Pengembangan Kecamatan 2005, pengelolaan dana bergulir dalam PNPM Mandiri pada hakekatnya dipengaruhi oleh tiga hal :
2 1. Unit Pengelola Kegiatan sebagai pengelola dan penyalur seluruh dana bergulir ditingkat Kecamatan. 2. Kelompok peminjam sebagai pengelola dan penyalur dana bergulir kepada anggotanya sebagai pemanfaat langsung. 3. Aturan dan prosedur / mekanisme perguliran. UPK yang mengelola dana bergulir (UEP dan SPP) harus dikembangkan menjadi pengelola kegiatan pinjaman yang profesional sebagai dasar pelestarian dan pengembangan dana bergulir. B. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2007 : 17), laporan keuangan adalah : ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan Keuangan merupakan output dari proses siklus akuntansi. Pengertian laporan keuangan menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007 : hal 1, 2) merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan tambahan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografi serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
3 Pelaporan Keuangan UPK menurut PTO Penjelasan X Pengelolaan Dana Bergulir PPK tahun 2005 bahwa pelaporan keuangan UPK harus mengikuti format pelaporan yang sesuai dengan ketentuan pelaporan UPK, meliputi : 1. Realisasi Pencaiaran BLM (Jika UPK masih mengelola BLM) Realisasi Pencairan BLM melaporkan perkembangan daya serap desa atas BLM secara periodik yang terdiri dari perkembangan daya serap pada setiap kegiatan masing-masing desa. 2. Neraca Neraca keuangan UPK adalah laporan posisi keuangan UPK pada saat tertentu yang memuat nilai kekayaan dan penggunaan dana berdasarkan alokasi masingmasing kegiatan secara utuh, sumber dana dari KPKN, laba dan hutang. 3. Laporan Operasional Laporan laba-rugi adalah penjelasan lengkap dan rinci tentang perhitungan laba atau rugi, melaporkan seluruh hasil dan biaya, laba (rugi) perusahaan selama satu periode tertentu. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan dalam satu periode tertentu. 5. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan modal (equity) dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
4 6. Laporan Perkembangan Pinjaman Laporan perkembangan pinjaman adalah laporan yang menjelaskan perkembangan pinjaman dalam suatu UPK yang menjelaskan tentang realisasi penyaluran pinjaman, target pengembalian, realisasi pengembalian, saldo pinjaman, tingkat pengembalian dan jumlah tunggakan. 7. Laporan Kolektibilitas Laporan kolektibilitas adalah laporan yang menjelaskan kualitas pinjaman yang didasarkan pada lamanya tunggakan dan juga memberikan informasi tingkat risiko pinjaman. C. Elemen Laporan Keuangan a. Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu. Posisi yang digambarkan sudah tertentu yaitu posisi harta (asset), hutang, dan modal. b. Laporan Laba - Rugi Laporan laba rugi adalah penjelasan lengkap dan rinci tentang perhitungan laba atau rugi yang melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) perusahaan selama satu periode tertentu. Untuk menyusun laporan laba rugi perlu mengetahui mana yang termasuk hasil (pendapatan) dan mana yang termasuk biaya. c. Laporan Arus Kas
5 Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. d. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan modal (equity) dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode. D. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan dianalisis dengan cara menghubungkan pos-pos yang ada dalam laporan keuangan untuk dapat menemukan kelemahan-kelemahan yang ada dalam kinerja keuangan perusahaan serta dapat menentukan kekuatan-kekuatan yang ada dalam perusahaan yang mungkin dapat diandalkan. Analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap kinerja masa lalu dan posisi sekarang serta menilai potensi masa depan dan kemungkinan risikonya. Untuk mengukur hubungan masing-masing pos yang ada dalam laporan keuangan digunakan teknik analisis. Tehnik-tehnik analisis keuangan menurut Simamora (1999) antara lain : 1. Analisis Vertikal Analisis vertikal terkonsentrasi pada hubungan-hubungan di antara berbagai pos keuangan pada laporan keuangan tertentu. Untuk memperlihatkan hubungan ini, setiap pos laporan keuangan dinyatakan sebagai suatu persentase dari suatu pos dasar yang juga terdapat pada laporan tersebut. 2. Analisis Horisontal
6 Analisis horisontal merupakan analisis perubahan masing-masing pos laporan keuangan dari tahun ke tahun. Analisis horisontal memungkinkan para pengambil keputusan untuk memusatkan perhatian pada pos-pos yang mengalami perubahan signifikan selama periode yang ditelaah. 3. Analisis Trend Suatu variasi analisis horisontal adalah analisis trend, dimana perubahanperubahan persentase dikalkulasi untuk beberapa tahun berturut-turut tidak hanya dua tahun. Periode waktu yang dipilih untuk perbandingan biasanya 5 sampai 10 tahun. 4. Analisis Rasio Analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan- hubungan yang bermakna di antara komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio laporan keuangan dihitung dengan membagi nilai rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan dengan nilai rupiah pos lainnya yang dilaporkan. A. Penilaian Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisien dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Prawirosentono (1999), kinerja pada dasarnya adalah merupakan
7 hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika. Sedangkan penilaian kinerja menurut Prawirosentono (1999) merupakan proses penilaian hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak manajemen untuk memberi informasi kepada para karyawan secara individual, tentang mutu hasil pekerjaannya di pandang dari sudut kepentingan perusahaan. Penilaian kinerja karyawan yang dilakukan secara obyektif, tepat dan didokumentasikan secara baik cenderung akan menurunkan potensi penyimpangan yang dilakukan karyawan, sehingga kinerjanya diharapkan akan menjadi lebih baik sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan perusahaan. Penilaian kinerja menurut Mardiasmo, bahwa penilaian kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Sistem penilaian kinerja dan mekanisme reward & punishment harus didukung dengan manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Insentif positif bagi pencapaian tujuan disebut penghargaan (reward), sedangkan insentif negatif jika tujuan tidak tercapai disebut hukuman (punishment). Peran penting adanya penghargaan (reward) dalam sebuah organisasi adalah untuk
8 mendorong tercapainya tujuan organisasi dan untuk menciptakan kepuasan bagi setiap individu (Mardiasmo, 2002 : hal : 58). Kinerja akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja organisasi publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran merupakan alat ukur yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan untuk memenuhi tiga maksud: (Mardiasmo, 2002 : hal : 58) 1. Dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. 2. Digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. 3. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Manfaat Pengukuran Kinerja: (Mardiasmo, 2002: hal: 58) 1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen. 2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. 3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
9 4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati. 5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan atasan. 6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. F. Penilaian Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK Analisis tingkat kesehatan UPK adalah analisis terhadap hasil usaha UPK dalam kurun waktu tertentu yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja UPK. Penilaian kesehatan UPK bertujuan untuk memberikan tingkat kesehatan (rating) dalam pengelolaan pinjaman yang meliputi aspek penilaian pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan kualitas kelembagaan. 1. Aspek Pengelolaan Pinjaman Penilaian aspek pengelolaan pinjaman meliputi : a. Aturan perguliran dana. b. Permodalan. c. Tingkat Pengembalian. d. Kualitas aktiva dan pinjaman. 2. Aspek Pengelolaan Keuangan : Penilaian aspek keuangan meliputi : a. Manejemen, yang harus dimiliki adalah perencanaan untuk pelestarian dana pertumbuhan permodalan, administrasi dan pelaporan. b. Rasio Keuangan, meliputi :
10 a). Rasio Pendapatan. b). Rasio Biaya. c). Rasio Laba. d). Rasio Likuiditas. e). Efektifitas Pengelolaan Dana. 3. Aspek Kualitas Kelembagaan. Aspek kualitas kelembagaan adalah penilaian terhadap kelembagaan yang terkait. G. Indikator Klasifikasi Kesehatan UPK. Penilaian kesehatan UPK bertujuan untuk memberikan tingkat kesehatan (rating) dalam pengelolaan pinjaman yang meliputi aspek penilaian pengelolaan keuangan, pengelolaan pinjaman dan kualitas kelembagaan yang sudah ditentukan dalam Petunjuk Pelaksanaan Audit Keuangan UPK PPK 2006 dengan kriteria sebagai berikut : a. Rasio Saldo Kredit Berisiko Risiko dapat diartikan sebagai penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Rasio ini membandingkan antara jumlah nominal kolektibilitas pinjaman dengan jumlah kredit yang digulirkan. Saldo Kredit Berisiko adalah sisa pinjaman yang memiliki tingkat penyimpangan dari jadwal atau target yang diharapkan. Sedangkan kolektibilitas menjelaskan mengenai tingkat kualitas pinjaman yang didasarkan pada lamanya tunggakan sehingga akan memberikan informasi tentang tingkat risiko pinjaman. Rasio ini
11 membandingkan antara jumlah nominal kolektibilitas pinjaman dengan jumlah kredit yang digulirkan. Semakin besar tingkat kolektibilitasnya semakin tinggi risiko pinjaman. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot yang dicapai kurang ( < ) dari 10 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 10 % dan kurang( < ) dari 15 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 15 % dan kurang ( < ) dari 20 % predikatnya kurang sehat. 4) Bobot lebih ( > ) dari 20 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Jumlah Tingkat Kolektibilitas 2 s/d 5 = 100 % Pinjaman SPP UEP b. Rasio Cadangan Risiko Kredit Rasio ini membandingkan antara surplus / defisit dengan jumlah cadangan risiko. Cadangan risiko kredit adalah jumlah yang dialokasikan sebagai cadangan terhadap penghapusan pinjaman bagi kredit berisiko. Rasio cadangan risiko kredit membandingkan antara jumlah surplus / defisit dengan jumlah cadangan penghapusan. Semakin tinggi surplus yang didapat semakin besar kemampuan lembaga menutup risiko kreditnya. Kriterianya adalah sebagai berikut :
12 1) Berbobot lebih ( > ) dari 90 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 70 % dan kurang ( < ) dari 90 % predikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 50 % dan kurang ( < ) dari 70 % predikat kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 50 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Surplus / Defisit = 100 % Jumlah Cadangan Penghapusan c. Rasio Laba Bersih terhadap Kekayaan UPK Rasio ini membandingkan antara surplus / defisit dikurangi jumlah cadangan penghapusan dengan jumlah aset UPK (kas + bank + pinjaman). Laba bersih adalah laba yang diperoleh lembaga dalam periode tertentu setelah dikurangi cadangan penghapusan. Kekayaan atau asset UPK adalah jumlah kas, bank dan pinjaman. Rasio laba bersih terhadap kekayaan UPK membandingkan laba bersih dengan kekayaan UPK. Semakin besar laba bersih yang diperoleh, maka semakin tinggi predikat yang dimiliki. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobotnya lebih ( > ) dari 0,75 % berpredikat sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 0,45 % dan kurang ( < ) dari 0,75 % predikatnya cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 0.15 % dan kurang ( < ) dari 0,45 % berpredikat kurang sehat.
13 4) Bobot kurang ( < ) dari 0,15 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Surplus / Defisit Jumlah Cadangan Penghapusan = x 100 % Kas + Bank + Pinjaman d. Rasio Biaya Operasional Rasio ini mengukur sejauhmana efisiensi biaya operasional UPK dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Biaya Operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan lembaga untuk berbagai kegiatan operasional dalam periode tertentu. Semakin kecil (efisien) biaya operasional yang digunakan semakin tinggi predikat yang dimiliki. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot kurang ( < ) dari 50 % predikatnya sehat. 2) Bobot kurang ( < ) dari 70 % dan lebih ( > ) dari 50 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot kurang ( < ) dari 90 % dan lebih ( > ) 70 % berpredikat kurang sehat. 4) Bobot lebih ( > ) 90 % predikatnya tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Total Biaya = 100 % Total Pendapatan e. Rasio Saldo Kredit Terhadap Kekayaan UPK
14 Rasio ini membandingkan antara saldo pinjaman SPP dan UEP terhadap kekayaan UPK (kas + bank + pinjaman + inventaris). Dalam perbandingan ini menyatakan semakin besar saldo kredit yang dimiliki lembaga maka semakin tinggi predikat penilaiannya. Kriterianya adalah sebagai berikut : 1) Bobot lebih ( > ) dari 80 % predikatnya sehat. 2) Bobot lebih ( > ) 70 % dan kurang ( < ) dari 80 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 60 % dan kurang ( < ) dari 70 % berpredikat kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 60 % predikatnya tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : Saldo Pinjaman SPP UEP = 100 % Kas + Bank + Pinjaman + Inventaris f. Rasio Kekayaan Bersih UPK Rasio ini membandingkan antara aset UPK (kas + bank + pinjaman + inventaris) dikurangi jumlah cadangan penghapusan dengan modal awal UEP + SPP. Modal awal SPP dan UEP adalah modal yang berasal dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) atau dana awal program yang dialokasikan untuk kegiatan dana bergulir baik pada SPP maupun UEP. Semakin besar
15 jumlah kekayaan bersih yang dimiliki UPK maka semakin tinggi tingkat predikat yang dicapai. Kriterianya adalah sebagai berikut: 1) Bobot lebih ( > ) dari 107,5 % predikatnya sehat. 2) Bobot lebih ( > ) dari 102,5 % dan kurang ( < ) dari 107,5 % berpredikat cukup sehat. 3) Bobot lebih ( > ) dari 97,5 % dan kurang ( < ) dari 102,5 % predikatnya kurang sehat. 4) Bobot kurang ( < ) dari 97,5 % berpredikat tidak sehat. Rumus penghitungannya sebagai berikut : (Kas + Bank + Pinajaman + Inventaris) - Jml Cad Risiko = 100 % Modal Awal SPP UEP Dalam memberikan penilaian terhadap klasifikasi tingkat kesehatan lembaga UPK, harus menggabungkan penilaian enam indikator tersebut diatas, yang berarti bahwa masing-masing indikator tidak bisa memberikan penilaian secara terpisah. Penilaian terhadap tingkat kesehatan lembaga UPK diklasifikasikan sebagai berikut : a. Sehat, jika jumlah nilai dari semua indikator lebih dari ( > ) 87,5. b. Cukup sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) dari 62,5 dan kurang ( < ) dari 87,5. c. Kurang sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) 37,5 dan kurang ( < ) dari 62,5. d. Tidak sehat, jika jumlah nilai semua indikator kurang dari ( < ) 37,5.
16 H. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah seluruh kegiatan penelitian, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyelesaian dalam satu kesatuan yang utuh. Kerangka pemikiran digunakan untuk memudahkan arah didalam penelitian. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : UPK PNPM Mandiri Kecamatan Kalijambe LAPORAN KEUANGAN UPK Rasio Saldo Kredit Berisiko Rasio Saldo Cadang an Risiko Kredit Rasio Laba Bersih terhadap Kekaya an UPK Rasio Biaya Operasi onal Rasio Saldo Kredit Kekayaa n UPK Rasio Kekaya an Bersih UPK Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK SEHAT / TIDAK SEHAT GAMBAR II. I
17 SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN Keterangan : UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe sebagai lembaga penyalur dan pengelola dana bergulir UEP dan SPP dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, yang dalam pengelolaannya berprinsip transparansi, partisipasi, keberpihakan pada orang miskin, akuntabilitas serta berdasar pada aspek pengembangan dan pelestarian, maka setiap tahun periode akuntansi menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan perkembangan pinjaman dan laporan kolektibilitas sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap pengelolaan dana bergulir tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui rasiorasio keuangan yang digunakan sebagai parameter perhitungan klasifikasi tingkat kesehatan lembaga UPK yaitu : Rasio Saldo Kredit Berisiko, Rasio Saldo Cadangan Risiko Kredit, Rasio Laba Bersih terhadap Kekayaan UPK, Rasio Biaya Operasional, Rasio Saldo Kredit terhadap Kekayaan UPK serta Rasio Kekayaan Bersih UPK. I. Variabel Penelitian 1. Laporan Keuangan Adalah laporan yang menyajikan posisi keuangan Lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen, yang dapat memberikan gambaran jelas mengenai sifat dan perkembangan lembaga UPK PNPM Mandiri kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen sampai dengan tahun Klasifikasi Tingkat Kesehatan UPK
18 Penilaian klasifikasi tingkat kesehatan UPK adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan kinerja lembaga UPK yang bersangkutan melalui parameter rasio saldo kredit berisiko, rasio saldo cadangan risiko kredit, rasio laba bersih terhadap kekayaan UPK, rasio biaya operasional, rasio saldo kredit kekayaan UPK serta rasio kekayaan bersih UPK. Kriteria klasifikasi tingkat kesehatan tersebut adalah : a. Sehat, jika jumlah nilai dari semua indikator lebih dari ( > ) 87,5. b. Cukup sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) dari 62,5 dan kurang ( < ) dari 87,5. c. Kurang sehat, jika jumlah nilai semua indikator lebih besar ( > ) 37,5 dan kurang ( < ) dari 62,5. d. Tidak sehat, jika jumlah nilai semua indikator kurang dari ( < ) 37,5.
19
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi
Lebih terperinciAkuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.
2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan pemerintah yang memfokuskan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh
Lebih terperinciASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset
Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam (KSP/USP) Koperasi haruslah dikelola agar sehat sehingga meningkatkan citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi sebagai lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Berbasis Kinerja Menurut Sony Yuwono, dkk (2005 :34) mendefinisikan Anggaran Kinerja sebagai berikut: Anggaran Kinerja adalah sistem anggaran yang lebih menekankan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena
Lebih terperinciPengertian Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas organisasi dalam upaya mendapatkan, mengalokasikan, menggunakan dana organisasi secara efektif dan efisien. Pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian
Lebih terperinciANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Santa Hardiningsih Prasetyo (120620120013) Ignatius Adisurya Kantus (120620120001) Hendra Kusbiantoro (120620120006) Fajar Santoso (120620120002) Laporan Keuangan Laporan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan dalam laporan keuangan terutama disediakan dalam neraca. Posisi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama penelitian ini, menurut ASOBAT yang merupakan singkatan dari A
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Referensi Penunjang Teori akuntansi merupakan landasan awal yang digunakan sebagai acuan utama penelitian ini, menurut ASOBAT yang merupakan singkatan dari A Statement of Basic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis
Lebih terperincisamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
Lebih terperinciKOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN
KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian
Lebih terperinciANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)
ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu co-operation. Co-operation berarti suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi
Lebih terperinciYth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat
Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI
Lebih terperincistrategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciLAPORAN REALISASI ANGGARAN
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan pada penelitian ini. Ada dua rujukan sebagai berikut: 1. Sari Surya, 2011 Yang pertama adalah penelitian yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu di Indonesia saat ini yang semakin mendapat perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir ini adalah akuntabilitas keuangan publik. Hal tersebut disebabkan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Herawati (2012) meneliti tentang kinerja pada Stasiun Kereta Api Surabaya Kota. Alat analisis yang digunakan adalah analisis value for money. Herawati
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian kinerja keuangan Perusahaan Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Kinerja yang baik menunjukan
Lebih terperinciMEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM 1 Akuntansi merupakan tools manajemen untuk pengelolaan keuangan. Di dalamnya terdapat alat-alat dan prosedur-prosedur tertentu. Setelah melewati bermacam alat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi dengan Undang-Undang No.32 Tahun 2004, terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : dalam rangka pelaksanaan pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Purnomo (2015) melakukan penelitian tentang Penilaian Kinerja Berbasis Value For Money Atas Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan penelitian
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
Lebih terperinciDaerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengelolaan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu
Lebih terperinciPROFIL KEUANGAN DAERAH
1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciPENJELASAN X PELESTARIAN KEGIATAN DANA BERGULIR
PENJELASAN X PELESTARIAN KEGIATAN DANA BERGULIR 10.1. Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Bagi UPK Dalam memberikan dukungan terhadap PNPM Mandiri Perdesaan yang mempunyai tujuan percepatan penanggulangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciBAB ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Menurut PSAK No.1, laporan keuangan bertujuan untuk : besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
BAB ANALISA LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1, laporan keuangan bertujuan untuk : 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005
- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2005 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemerintah Daerah Sebagai Entitas Pelaporan Dan Entitas Akuntansi bahwa: Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (2005:19) menyatakan entitas pelaporan keuangan adalah
Lebih terperinciBAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, khususnya dalam kaitannya dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemahaman yang memadai tentang sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik bersifat profit motif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan mempunyai tujuan yang bersifat ekonomi dan nonekonomi. Tujuan ekonomi adalah memperoleh keuntungan. Tujuan non-ekonomi adalah pelanggan, proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
- 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini, istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif, tidak terkecuali di Indonesia.
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.
LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG Draft Htl Maharani Agustus 2008 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI
Lebih terperinciPROSEDUR PENYUSUSNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MPd) Aidil, SE, MM ABSTRAK
PROSEDUR PENYUSUSNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MPd) Aidil, SE, MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Prosedur Penyusunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harian Umum Pikiran Rakyat Sabtu, 28 Juli 2007, dalam salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harian Umum Pikiran Rakyat Sabtu, 28 Juli 2007, dalam salah satu wacananya Krisis Tetap Ancam Indonesia menyebutkan bahwa setelah 10 tahun krisis ekonomi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah UKM dan sektor ekonomi kerakyatan informal lainnya yang sering pula disebut dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), telah bertumbuh kembang sejak sebelum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Pada dasarnya sistem merupakan rangkaian prosedur yang saling berkaitan satu dengan lainnya, yang berfungsi mempermudah transfer informasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Laporan keuangan dibuat oleh pimpinan perusahaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH
31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi non profit yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umum, seperti peningkatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ISO 9000 ISO merupakan suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional yang dikembangkan oleh The International Organization for Standarization (ISO) di Geneva,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam. menyelenggarakan pemerintahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah selaku pihak yang diberikan mandat oleh rakyat untuk mengelola dan menyelenggarakan pemerintah didaerah harus mempertanggungjawabkan kinerjanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Laba 1. Pengertian dan Karakteristik Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2014 T E N T A N G PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi ini mengatur penyajian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa pengaturan tata cara restrukturisasi pinjaman PDAM / penyelesaian piutang negara pada PDAM telah ditetapkan dalam PMK nomor
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik
BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Bab ini berisi uraian tentang gambaran umum pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Purworejo. Adapun yang menjadi fokus adalah kinerja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
Lebih terperinci1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan
Lebih terperinciLAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60
LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
Lebih terperinciPT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)
NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,
Lebih terperinciKebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52
LAPORAN ARUS KAS Tujuan Pelaporan Arus Kas 255. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi serta saldo
Lebih terperinciLampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.
Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO. LEBIH / URAIAN ANGGARAN REALISASI URUT (KURANG) 2 BELANJA 33,283,583,941 21,428,982,849
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memberikan kontribusi terbesar dalam sumber penerimaan negara, salah satunya berupa APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Atas kontribusi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan
BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
5 soal Bobot 20% 1. Pengukuran kinerja value for money 2. Akuntansi yayasan (lap keuangan) psak 45 3. Teknik pencatatan akuntansi (kas, akrual, komitmen) 4. Perbedaan pp 71 sama 24 5. Audit kinerja 6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, setiap perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Keputusan-keputusan ini haruslah tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu
Lebih terperinciSUMBER DANA KOPERASI. koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal
Manajemen keuangan koperasi berkaitan dengan aktivitas pengumpulan dana dan penggunaan dana tersebut secara efektif dan efisien (Hendar 2010). Ini kerap menjadi masalah klasik yang kerap menjadi awal perselisihan
Lebih terperinci