PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN KOORDINASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA KEPENUHAN RAYA KECAMATAN KEPENUHAN KABUPATEN ROKAN HULU KHAIRUL AMRI DAN SUJIANTO FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru khairulamri_22@yahoo.com Cp: Abstract : Coordinating The Implementation of The National Program of Community In The Village Kepenuhan Raya. This study aims to look the implementation of a national program coordinated community development in rural Kepenuhan Raya. This descriptive qualitative research where data collection is done with a snowballing sampling technique. The result showed that coordinating by a sub-unit management activities Kepenuhan and Kepenuhan Raya Village implementation team activities that become an extention of the management unit activity Kepenuhan is maximal. It is supported and proved the maximum liability of the implementation team Kepenuhan Raya Village activities in the implementation of the national program of national empowerment. Responsibility for implementing tem-related activities such Kepenuhan Raya Village on the reports carried on any activities that are well coordinated. It proved with no Implementation team Kepenuhan Raya in the given village activities sanctioned by the management unit activity sub Kepenuhan. Abstrak : Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dimana pengambilan data di lakukan dengan teknik snowballing sampling. Hasil penelitian menunjukkan Kordinasi yang di lakukan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa Kepenuhan Raya yang menjadi perpanjangan tangan UPK Kecamatan Kepenuhan sudah maksimal. Hal ini di dukung dan di buktikan dari maksimalnya tanggung jawab Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya. Tanggung jawab TPK Desa Kepenuhan Raya tersebut terkait atas laporan setiap kegiatan yang di laksanakan sudah terkoordinir dengan baik. hal ini di buktikan dengan tidak pernahnya TPK Desa Kepenuhan Raya di beri sangsi oleh UPK Kecamatan Kepenuhan. Kata kunci : Koordinasi, Pelaksanaan PNPM Mandiri. 1

2 PENDAHULUAN Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu bagian dari salah satu agenda Pemerintah Indonesia sesuai dengan mandat yang terdapat dalam Pembukaan Undang undang Dasar Tahun Peningkatan kesejahteraan umum tidak hanya di terjemahkan sebagai perhatian penuh pada pembangunan perkotaan, tetapi juga pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga negara dengan cara meningkatkan pembangunan perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan, peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan juga mulai luntur. Untuk itu di perlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Untuk meningkatkan efektifitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun Melalui PNPM Mandiri di rumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat di tumbuh kembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam hal pelaksanaan PNPM Mandiri, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya berperan sebagai fasilitator dalam membangun Desa, baik sebagai wadah kegiatan musyawarah maupun penyandang dana dari kegiatankegiatan yang bertujuan membangun desa. Secara umum kegiatan PNPM Mandiri di desa Kepenuhan Raya berupa kegiatan pembangunan fasilitas umum desa dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP), tahun ini TPK Desa Kepenuhan Raya telah merealisasikan pembangunan gedung PAUD dan Gedung RA. Sedangkan kegiatan lainnya berupa simpan pinjam khusus perempuan. Dalam pelaksanaannya terdapat masalah dalam pelaksanaan koordinasi PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya dimana telah terjadi perbedaan orientasi terhadap tujuan/sasaran dari PNPM Mandiri itu sendiri. Seperti dalam hal simpan pinjam, masyarakat yang telah mendapatkan pinjaman modal, usahanya tetap atau tidak berkembang secara signifikan. Pada pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya terdapat organisasi atau unsur yang terlibat seperti, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Tuah Nogoi Kecamatan Kepenuhan, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya, Masyarakat/Kelompok Masyarakat dan Kepala Desa Kepenuhan Raya 2

3 Selaku Pembina. Antara tujuan dengan realisasi terdapat kesenjangan sehingga proses pencapaian tujuan dari PNPM Mandiri tidak maksimal. Hal ini belum sesuai dengan tujuan utama dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dimana tujuan nya adalah untuk memberdayakan masyarakat dengan lebih partisipatif. Penelitian ini kerangka berfikirnya di pengaruhi oleh koordinasi dengan mempengaruhi beberapa indikator seperti komunikasi, tanggung jawab, proses, kesatuan tindakan, dan pembagian kerja. Untuk mengatasi hambatan atau kendala tersebut maka di lihat dari Indikator-indikator yang dikutip dari beberapa yaitu teori Hani Handoko T, toeri Soewarno Handayaningrat dan teorimanullang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan koordinasi PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu dan untuk mengetahui factor-faktor apasaja yang mempengaruhi pelaksanaan koordinasi PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. METODE Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan key informan. Peneliti menetapkan Ketua Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dan Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya sebagai key informan atau informan kunci. Dari key informan tersebut akan diperoleh informan-informan susulan seperti Kepala Desa Kepenuhan Raya. Dalam memperoleh data dari informan, peneliti menggunakan metode snowball sampling atau bola salju, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari pihak atau orang yang memang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti, dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi, maka proses pengumpulan informasi sudah dianggap selesai. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni data primer dan data sekunder sesuai dengan klasifikasi atau pengelompokan informasi atau data yang telah diperoleh. Data Primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari wawancara dengan key informan dan informan-informan susulan penelitian mengenai Pelaksanaan Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya dan faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya. Data Sekunder yakni data yang diperoleh dari Sekretariat UPK Kecamatan Kepenuhan dan TPK Desa Kepenuhan Raya serta instansi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain wawancara 3

4 (interview) yakni mengadakan wawancara langsung terhadap informan mengenai permasalahan yang akan diteliti, yakni Pelaksanaaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung dilokasi peneletian mengenai permasalahan yang akan diteliti yang berkaitan dengan Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mnadiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Studi Kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang berhubungan dengan penelitian mengenai permasalahan yang akan diteliti yaitu Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kabupaten Rokan Hulu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana penelitian ini dikaji secara deskriptif, artinya penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan secara jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada yang didukung dengan dilakukannya wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait. Kemudian data-data tersebut dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan secara deskriptif pula. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu merupakan desa eks transmigrasi yang membutuhkan percepatan pembangunan di segala bidang, agar bisa secepatnya minimal setingkat dengan desa-desa lain yang berada di kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Dalam hal pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri, Pemerintah Desa memberikan wewenangnya kepada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) selaku perpanjangan tangan pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten hingga pemerintah desa, agar tujuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri bisa di rasakan langsung oleh masyarakat Desa Kepenuhan Raya khususnya. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya, permasalahan yang sering muncul adalah kurang tercapainya target yang merupakan tujuan dari PNPM Mandiri itu sendiri, padahal dalam planning yang di tetapkan pemerintah telah hampir sempurna. Dalam pengelolaannya di butuhkan suatu koordinasi yang baik antar pihak yang mengelolanya, agar terjalin kerjasama yang baik. Dengan terciptanya koordinasi yang baik dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di desa tersebut maka pembangunan yang di cita-citakan masyarakat setempat dapat terealisasi dengan maksimal sesuai tujuan dari PNPM Mandiri itu sendiri. Akan tetapi target atau tujuan tidak seimbang dengan realisasinya. 4

5 Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya adalah Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan, Kepala desa Kepenuhan Raya, dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya. Pihak-pihak yang terkait tersebut harus memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugasnya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri itu sendiri, memiliki tanggung jawab, dan memiliki strategi yang bisa di terapkan untuk mencapai tujuan yang telah di rencanakan, dalam hal ini pencapaian tujuan PNPM Mandiri. Salah satu strategi yang di terapkan adalah dengan adanya koordinasi yang baik, dimana koordinasi pada prinsipnya memberikan pengaruh pada objek kegiatan tertentu agar berjalan dengan baik sesuai tujuan yang sudah di rencanakan. Koordinasi di defenisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu. Koordinasi sangat di butuhkan oleh para pegawai, sebab tanpa adanya koordinasi setiap pegawai tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi atau instansi itu sendiri, dalam hal ini Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat hingga ke Pemerintahan Desa dalam hal pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa Kepenuhan Raya di tuntut untuk harus mengetahui kondisi internal Desa Kepenuhan Raya demi pencapaian rencana dan kegiatan yang akan di laksanakan. Untuk itu koordinasi sangat di butuhkan dalam suatu organisasi. Adapun manfaat dari koordinasi yang baik dalam suatu organisasi yaitu, antara lain: 1. Tanpa koordinasi akan dapat menumbuhkan perasaan atau suatu pendapat bahwa satu bagian atau jabatannya merupakan yang paling penting. 2. Tanpa koordinasi akan dapat mengakibatkan timbulnya pertentangan antar satu bagian dengan bagian yang lainnya. 3. Tanpa koordinasi akan dapat menimbulkan kurangnya tingkat kesadaran di antara bagian untuk saling bekerjasama. 4. Tanpa koordinasi tidak dapat di jamin adanya kesatuan langkah antar bagian. Komunikasi Dalam pelaksanaan suatu koordinasi, sangat di perlukan suatu komunikasi yang lancar antar pihak yang terkait dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu agar terjalin suatu hubungan kerjasama yang harmonis guna kelancaran dan pencapaian dalam 5

6 Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Komunikasi dapat membantu pelaksanaan perencanaan yang telah di buat oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah Departemen Pekerjaan Umum. Dari komunikasi ini di harapkan kepada pihak-pihak yang mengelola PNPM Mandiri khususnya pihak yang terlibat di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan mengerti akan tujuan dari perencanaan yang telah di buat. Dimana komunikasi adalah alat untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan koordinasi yang di lakukan oleh UPK Kecamatan Kepenuhan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya. Dari komunikasi ini di harapkan para pihak yang terkait mengerti akan pentingnya koordinasi. Agar dalam pelaksanaan koordinasi terdapat keselarasan, keserasian dan kerjasama yang baik, maka seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan khususnya UPK dan TPK harus mampu mengkomunikasikan segala sesuatunya. Komunikasi yang paling penting dalam pelaksanaan koordinasi adalah dengan di adakannya rapatrapat atau pertemuan-pertemuan yang sifatnya memberikan input dalam menjalankan tugas dari pihak-pihak terkait. Komunikasi yang di lakukan oleh UPK Kecamatan Kepenuhan dan TPK Desa Kepenuhan Raya dalam berkoordinasi melalui beberapa cara. Tanggung Jawab Yang dimaksud tanggung jawab adalah pertanggung jawaban atas kegiatan yang di lakukan. Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan organisasi. Oleh karena itu, koordinasi merupakan tugas seorang pimpinan. Pimpinan tidak mungkin mengadakan koordinasi apabila pimpinan dan bawahan tidak melakukan kerja sama. Oleh karena itu, maka kerjasama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam membantu pelaksanaan koordinasi. Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin dalam melakukan koordinasi di lihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang di kenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi sangat di butuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus di ikuti, sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri. Dalam melakukan koordinasi oleh seorang pimpinan, belum ada kepastian pasti berapa jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawab seorang pimpinan. Hal ini di karenakan, apabila bawahan terlalu banyak hasil dari koordinasi akan menjadi kurang baik, begitu juga sebaliknya, bawahan yang terlalu sedikit hasil koordinasi juga akan menjadi kurang baik. Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat di kendalikan secara efektif oleh pimpinan. Antara rentang manajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah 6

7 rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif. Berkaitan dengan tanggung jawab, Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya bertanggung jawab kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan atas laporan hasil pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa tersebut, karena TPK Desa Kepenuhan Raya membantu UPK Kecamatan Kepenuhan dalam hal implementasi langsung, baik itu dalam hal pengelolaan, maupun bertanggung jawab atas pelaksanaan secara keseluruhan. Dalam koordinasinya TPK desa Kepenuhan Raya melakukan koordinasinya bervariasi, dimana bisa melalui desa, atau langsung kepada UPK Kecamatan Kepenuhan. Begitu juga sebaliknya, UPK Kecamatan Kepenuhan bisa melalui Desa, atau langsung kepada TPK Desa Kepenuhan Raya. Kesatuan Tindakan Salah satu faktor penting dalam usaha pencapaian tujuan dari Program Nasional Pemeberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah faktor realisasi di lapangan, karena untuk dapat mencapai tujuan dari PNPM mandiri tentunya haruslah ada realisasi yang baik dan bisa di rasakan langsung oleh masyarakat Desa pemanfaat, optimalisasinya juga sangat penting. Selain itu, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan juga memerlukan penyatuan (integrasi) tindakan antar sumber daya manusia berupa kemampuan mengerjakan pekerjaan, kemampuan mempengaruhi orang lain, serta sarana dan prasarana yang di butuhkan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri khususnya di Desa Kepenuhan Raya. Yang di maksud kesatuan tindakan adalah penyatuan kegiatan yang di atur oleh pimpinan untuk menciptakan keserasian dalam mencapai suatu tujuan. Kesatuan tindakan dan koordinasi saling berkaitan. Hal ini bisa di lihat dari tanpa adanya kesatuan tindakan antar bagian yang bertugas, usaha untuk mencapai tujuan PNPM Mandiri atau pembangunan di Desa Kepenuhan Raya tidak akan bisa berjalan dengan baik dan tujuan PNPM Mandiri tidak akan tercapai seperti yang sudah di rencanakan. Oleh karena itu, kesatuan tindakan dan koordinasi dalam suatu kegiatan saling berkaitan. Jika terjadi suatu permasalahan yang tidak di inginkan di Desa kepenuhan Raya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, TPK Desa Kepenuhan Raya dapat melaporkan langsung kepada UPK Kecamatan Kepenuhan akan kendala yang di hadapi. Dalam menghadapi suatu masalah dalam hal ini proses pencapaian tujuan PNPM Mandiri yang tidak maksimal, Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan raya berkonsultasi dengan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dengan mengadakan rapat evaluasi kegiatan, dengan mengundang TPK dari Desa-desa lain di Kecamatan Kepenuhan seperti Desa Kepenuhan Baru, 7

8 Desa Kepenuhan Barat, Desa Kepenuhan Timur, Desa Kepenuhan Hilir, dan lainlain. Melalui rapat tersebut, Ketua UPK Kecamatan Kepenuhan memberikan saran dan masukan kepada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya, serta memberikan pertimbangan-pertimbangan dan solusi tentang masalah yang di hadapi. Pembagian Kerja Agar koordinasi yang di laksanakan dapat berjalan sesuai rencana, perlu adanya pembagian kerja dari masing-masing pegawai untuk mengetahui siapa yang melaksanakan tugas, tugas apa yang harus di lakukan, dan nantinya kepada siapa tugas dapat di pertanggung jawabkan. Selain itu, dalam pelaksanaan tugas setiap pegawai perlu menciptakan hubungan kerjasama yang baik, dapat melaksanakan tugas secara bersama-sama, sehingga tugas yang di kerjakan terkoordinir dengan baik dan kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas dapat di hindari. Dengan adanya pembagian kerja dan hubungan kerjasama dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya, di harapkan tujuan yang telah di tetapkan dan pembangunan yang di harapkan masyarakat dapat tercapai serta misi yang sudah di gariskan dapat terwujud. Selain itu, pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya dapat membantu dalam proses percepatan pembangunan di Desa tersebut. Dengan kata lain, untuk menciptakan koordinasi antar kelompok dalam bentuk kerjasama pembagian kerja perlu di klasifikasikan agar tugas dapat terkoordinir dengan baik. Pembagian kerja pada pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya telah di atur dalam PTO PNPM Mandiri oleh Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Pada prinsipnya tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya mengarah pada pekerjaan yang bersifat teknis. Koordinasi dalam hal ini menyangkut mengenai adanya pembagian kerja dan adanya hubungan kerja. Pembagian kerja yang ada dalam tiap bagian hendaknya perlu di sertai dengan adanya hubungan kerja antar semua pihak yang melakukan koordinasi, dimana pihak-pihak terkait dapat saling bekerjasama untuk melaksanakan program yang telah di programkan. Tanggung jawab dari UPK Kecamatan Kepenuhan sangat di perlukan dalam pembagian kerja dan hubungan kerja yang di lakukan agar tugas terlaksana dengan baik. Dari kempat indikator tersebut dapat terlihat bagaimana koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya yang di lakukan oleh UPK Kecamatan Kepenuhan dan TPK Desa Kepenuhan Raya. Dari indikator-indikator tersebut, koordinasi yang sudah di lakukan oleh Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Kecamatan kepenuhan dan Tim Pelaksana kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya dapat di kategorikan cukup baik. Karena untuk pertanggung jawaban dari TPK Desa Kepenuhan Raya terkait atas laporan dari realisasi pelaksanaan PNPM 8

9 Mandiri di Desa tersebut terkoordinir dengan baik. Hal ini di buktikan dengan lengkapnya dokumen setiap laporan kegiatan TPK Desa kepenuhan Raya kepada UPK Kecamatan Kepenuhan dan tidak pernahnya Desa tersebut mendapat sangsi mengenai hal PNPM Mandiri. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu adalah sebagai berikut: Sumber Daya Manusia Faktor terpenting dalam melakukan koordinasi adalah adanya sumber daya manusia yang produktif. Sumber daya manusia merupakan kekayaan yang paling penting dimiliki suatu organisasi. Untuk kelancaran suatu organisasi di butuhkan manusia yang produktif, serta kemampuan manusianya yang handal sebagai pengelola yang profesional dalam hal ini pihak-pihak yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya. Jika di lihat dari tingkat pendidikan pada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya semuanya tamatan SLTA, bahkan masih ada yang tamatan SD. Pada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan terus berupaya memberikan pelatihan-pelatihan agar individu-individu yang berada di semua TPK mampu menunjang sumber daya manusia yang terdapat di Kecamatan Kepenuhan umumnya, dan TPK Desa Kepenuhan Raya khususnya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya di lapangan. Berdasarkan hal tersebut, penyebab koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri dalam pembangunan Desa Kepenuhan Raya yang tidak terkoordinir dengan baik menyebabkan tujuan dari PNPM Mandiri itu tidak tercapai dengan maksimal, yaitu karena pembagian tugas yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan, kemampuan pegawai dalam melakukan tugasnya, serta pelatihan-pelatihan yang belum di berikan sehingga pegawai kurang bekerja secara optimal. Dengan kata lain, bahwa untuk menciptakan koordinasi yang baik dalam menentukan individu yang akan melakukan tugas atau pekerjaan di perlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian dari pegawai. Fasilitas Sarana dan Prasarana Yang Mendukung Dalam suatu koordinasi juga di butuhkan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung, pelaksanaan dari tugas yang telah di tetapkan akan dapat terlaksana sesuai dengan yang telah di rencanakan. Adapun sarana dan prasarana yang menjadi pendukung dalam koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya adalah: a. Papan Informasi; Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya, papan informasi merupakan hal pokok dan penting 9

10 bagi masyarakat Desa Kepenuhan Raya, karena di papan informasi lah masyarakat Desa tersebut dapat mengetahui program-program yang akan di laksanakan, biaya yang di butuhkan, jadwal kegiatan, dan kinerja TPK Desa tersebut. Dengan demikian bisa menciptakan transparansi sehingga tidak ada lagi kecurigaan di tengah-tengah masyarakat. Seperti di ketahui bahwa dalam suatu koordinasi di perlukan integrasi antara keahlian sumber daya manusia yang di miliki, kecapakan dalam melaksanakan tugas, peralatan dan sumber daya yang mampu menjawab tuntutan perkembangan dari keberhasilan yang hendak di capai. b. Buku Laporan Kegiatan. Buku laporan kegiatan, dimana buku tersebut di buat dalam rangka proses pertanggung jawaban Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan terhadap seluruh kegiatan yang di laksanakan, baik yang berkala maupun untuk setiap kegiatan. c. Kantor/Sekretariat Kantor/sekretariat merupakan hal yang tidak kalah penting secara fungsional dalam hal pelaksanaan PNPM Mandiri di Kecamatan Kepenuhan, karena di kantor/sekretariat adalah pusat koordinasi seluruh agenda yang akan dilaksanakan maupun yang masih dalam perencanaan, dan juga pusat penampung seluruh masalah-masalah maupun kendala yang menghambat pencapaian tujuan dari program PNPM Mandiri, dengan kata lain kantor/sekretariat Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan adalah pusat koordinasi PNPM Mandiri di Kecamatan Kepenuhan. Tingkat Kepekaan Pihak-Pihak yang Terkait Faktor yang tidak kalah penting dalam koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri dalam pembangunan Desa Kepenuhan Raya adalah tingkat kepekaan maupun kesadaran dari seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaannya, seluruh pihak harus peka dan bisa merespon dengan cepat terhadap masalah-masalah yang muncul serta bersama-sama berupaya untuk mencarikan solusi terbaik. Dengan hal yang seperti inilah koordinasi di ciptakan agar tujuan dari PNPM Mandiri yang telah di rencanakan dapat terealisasi dengan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian yang di temui di lapangan, baik itu mengenai bagaimana koordinasi yang di lakukan oleh pihak-pihak terkait dalam hal pelaksanaan PNPM Mandiri maupun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya secara keseluruhan sudah terlaksana dengan baik. hal ini di buktikan dari tanggung jawab Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya terkait laporan kegiatan yang terkoordinir dengan baik. Hal ini di buktikan dengan kelengkapan laporan, data, dan transparansi terhadap semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selain itu juga di dukung oleh beberapa hal lain, seperti pembagian kerja yang sudah terkoordinir, sumber daya manusia yang cukup produktif, fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai, serta inisiatif atau tindakan yang tegas dari pihak 10

11 Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan. Kemudian faktor yang sangat penting adalah tingkat kepekaan seluruh pihak yang berkoordinasi terhadap tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas masing-masing juga sangat baik, seperti adanya ketegasan dari UPK Kecamatan Kepenuhan dalam memberi sangsi terhadap TPK yang tidak berhasil/gagal dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desanya. SIMPULAN Dari hasil analisa data yang di lakukan terhadap data yang di peroleh dari lokasi penelitian dan key informan serta beberapa informan susulan dapat di simpulkan bahwa: Kordinasi yang di lakukan oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Kepenuhan dan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa Kepenuhan Raya yang menjadi perpanjangan tangan UPK Kecamatan Kepenuhan sudah maksimal. Hal ini di dukung dan di buktikan dari maksimalnya tanggung jawab Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Kepenuhan Raya dalam pelaksanaan PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya. Tanggung jawab TPK Desa Kepenuhan Raya tersebut terkait atas laporan setiap kegiatan yang di laksanakan sudah terkoordinir dengan baik. hal ini di buktikan dengan tidak pernahnya TPK Desa Kepenuhan Raya di beri sangsi oleh UPK Kecamatan Kepenuhan. Hal lainnya yaitu terlaksananya beberapa program PNPM Mandiri di desa Kepenuhan Raya yang sangat mendongkrak proses percepatan pembangunan di Desa tersebut. Sehingga, koordinasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah koordinasi fungsional teritorial, dimana koordinasi ini di lakukan oleh pejabat/pimpinan instansi terhadap pejabat/pimpinan instansi lain yang berada dalam suatu wilayah (teritorial) tersebut menjadi wewenang atau tanggung jawabnya selaku penguasa/penanggung jawab tunggal. Pejabat instansi yang secara fungsional berwewenang dan bertanggung jawab mengenai sesuatu masalah, berkewajiban memprakarsai penyelenggaraan koordinasi. Terkait koordinasi PNPM Mandiri di Desa Kepenuhan Raya, antara TPK dan Pemerintah Desa Kepenuhan Raya terus saling berkoordinasi. Hal ini di karenakan kedua pihak sama-sama sadar bahwa dalam proses pembangunan Desa seluruh pihak dan masyarakat harus saling bersinergi untuk merealisasikan percepatan pembangunan yang telah di rencanakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Desa Kepenuhan Raya Kabupaten Rokan Hulu adalah terdapatnya beberapa pihak yang terlibat seperti, UPK Kecamatan Kepenuhan, TPK Desa Kepenuhan Raya dan Pemerintah Desa Kepenuhan Raya yang memang harus selalu berkoordinasi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup produktif. Meskipun di TPK Desa Kepenuhan Raya masih ada pegawai yang hanya tamatan SD, namun kemampuan manusianya secara keseluruhan cukup profesional. Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait dalam koordinasi pelaksanaan PNPM Mandiri dalam pembangunan Desa Kepenuhan Raya Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu. Pada TPK Desa 11

12 Kepenuhan Raya pembagian tugas yang di lakukan sudah sesuai dengan latar belakang dan kemampuan pegawai dalam melakukan tugasnya, sehingga pegawai bisa bekerja secara optimal. Sarana dan prasaran yang menjadi pedukung dalam pelaksanaan PNPM Mandiri dalam pembangunan Desa Kepenuhan Raya juga akan berpengaruh pada tercapainya tujuan dari PNPM Mandiri jika tidak di diringi dengan koordinasi yang baik dalam penyediaannya. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar Pokok-pokok Manajemen Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan dan Eksekutif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Brantas Dasar-dasar manajemen. Bandung: Alfabeta. Manullang, M Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University press. Marnis Pengantar Manajemen. Pekanbaru: Unri Press. Nitisemito, Alex S. Manajemen Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panglaykim, dan Hanzil Tanzil Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sughanda, Dann Koordinasi Alat Pemersatu Gerak Administrasi. Bandung: Intermedia. Sugiono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sutarto Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI

REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI 7 REKRUTMEN DAN PENEMPATAN PEGAWAI Andrizul dan Yoserizal FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Employee Recruitment and Placement. This study

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) 295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan para pemakai laporan akuntansi (stockholder) badan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem informasi akuntansi merupakan sistem pengolahan informasi akuntansi mulai dari data direkam dalam dokumen melalui berbagai sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan merupakan sebuah kondisi kehilangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI 123 PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Yuni Romi dan M.Y. Tiyas Tinov FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Implementation

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP)

ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus pada Kelompok Wanita Cempaka Putih, Sungai Liku Tengah, Kenagarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang Usaha kecil dan Menengah atau yang sering disebut UKM merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP.

Kata Kunci : Efektivitas, Pelaksanaan, PNPM-MP, SPP. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) (Studi Kasus Simpan Pinjam Perempuan Tahun 2012) SHELLA RIZNA DAN ZAILI RUSLI FISIP UNIVERSITAS RIAU, Kampus

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Jurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:

Jurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN: PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA BINUANG KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Farhanuddin Jamanie Dosen Program Magister Ilmu

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program...

Kumalasari, et al., Evaluasi Implementasi Program... 1 EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN (PNPM-MP) BIDANG SIMPAN PINJAM BAGI KELOMPOK PEREMPUAN (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Tanjungrejo Kecamatan Wuluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu bagian dari agenda Pemerintah Indonesia dalam rangka memenuhi mandat Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 aliena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk menjadi negara maju, yaitu dengan terus melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda

Lebih terperinci

SAWITRI DAN SOFIA ACHNES

SAWITRI DAN SOFIA ACHNES Analisis Pelaksanaan Urusan Pemerintah Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pelayanan Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Siak) SAWITRI DAN SOFIA ACHNES FISIP UNIVERSITAS RIAU, Kampus Bina Widya Km. 12,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi masyarakat. Demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagi seluruh rakyat Indonesia dan di dalam undang-undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagi seluruh rakyat Indonesia dan di dalam undang-undang Dasar 1945, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan nasional dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M.

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M. EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT Oleh : Rahayu M. Sumelung ABSTRAK Pelakasanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) Nikander Neksen dan Agung Suprojo Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI,

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ANITA RAHAYU NIM F Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka Penyusunan Skripsi EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN Oleh ANITA RAHAYU NIM F01110015 Diajukan Untuk Seminar Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Salah satu tujuan Nasional Republik Indonesia yang ada pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Namun dalam upaya mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K, Menimbang :

Lebih terperinci

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi. 1. Pengertian Koordinasi Koordinasi 1. Pengertian Koordinasi Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan tugas. Dengan adanya penyampaian

Lebih terperinci

Khairani. Raja Muhammad Amin. ABSTRACT

Khairani. Raja Muhammad Amin. ABSTRACT PERAN CAMAT DALAM MENGKOORDINASIKAN UPAYA PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI KECAMATAN LOGAS TANAH DARAT KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2012 Khairani Raja Muhammad Amin khairani_20@yahoo.com

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID)

Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan. Program Inovasi Desa (PID) Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) 2017 1 Selayang Pandang SOP Percepatan PID Standar Operasional Prosedur (SOP) Percepatan Program Inovasi Desa (PID) sebagai langkah

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM

SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM SISTEM KOORDINASI KERJA PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PTPN II) KEBUN TANDEM Hendra Saputra (Universitas Negeri Medan) Abstrak Koordinasi kerja diperlukan untuk menyelaraskan gerak langkah antar bagian-bagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT 324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BANJAR Menimbang : a. Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam zaman modern saat ini, suatu lembaga atau organisasi dituntut untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koordinasi 2.1.1 Pengertian Koordinasi Dalam sebuah organisasi setiap pimpinan perlu untuk mengkoordinasikan kegiatan kepada anggota organisasi yang diberikan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia ditempatkan sebagai unsur penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan baik diperlukan pula penataan ruang kantor yang baik. Tataruang

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan baik diperlukan pula penataan ruang kantor yang baik. Tataruang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kegiatan bisnis diperlukan adanya tempat untuk melakukan aktivitas perkantoran. Salah satu bentuk aktivitas perkantoran adalah proses arus kerja dari sekretaris.

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 111/2000, SEKRETARIAT KABINET KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 111 TAHUN 2000 (111/2000) TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan dengan mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur demografi masyarakat, karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pendekatan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui dan menggambarkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN A.1. Pelaksanaan PPK 1. Efektifitas Pemberdayaan dalam PPK a) Kesesuaian Pemberdayaan dengan dimensi Konteks Program pemberdayaan yang dilakukan: untuk penetapan

Lebih terperinci

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH JAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemenuhan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT 1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN HUBUNGAN KERJA STAF AHLI DENGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

Lebih terperinci

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright 2000 BPHN PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA *33776 Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21 TAHUN 1994 (21/1994) Tanggal: 1 JUNI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan perusahaan yang lemah akan mengalami kemunduran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi pada saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berdiri dan bersaing dalam dunia bisnis. Persaingan tersebut biasanya

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT

TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT TINJAUAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT Mirna Mardania Universitas Komputer Indonesia Abstrak Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR

Lebih terperinci

PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI

PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI PENGARUH KOORDINASI DAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA CV. PERMATA 7 WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini hanya bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran dan lukisan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini hanya bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran dan lukisan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

1 of 7 02/09/09 11:17

1 of 7 02/09/09 11:17 Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan langkah baru untuk membenahi penyelenggaraan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang menganut azas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintah dengan memberikan kesempatan dan keleluasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Khairul Dabutar (2005) melakukan penelitian dengan judul Peranan Koordinasi terhadap Efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Kota Medan. Hasil penelitian

Lebih terperinci

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG KEPEMILIKAN DAN PENGELOLAAN ASET SARANA PRASARANA HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DENGAN POLA ORGANISASI MASYARAKAT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DENGAN POLA ORGANISASI MASYARAKAT 257 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DENGAN POLA ORGANISASI MASYARAKAT Dinda Syufradian Putra Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. MULTI RAYA ARTTECH. Sumatera Utara. Sebagai sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri untuk

BAB II PROFIL PT. MULTI RAYA ARTTECH. Sumatera Utara. Sebagai sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri untuk BAB II PROFIL PT. MULTI RAYA ARTTECH A. Sejarah Ringkas PT. Multi Raya Arttech PT. Multi Raya Arttech berdiri pada bulan November 2007 di Binjai, Sumatera Utara. Sebagai sebuah perusahaan yang mengkhususkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci