BAB II URAIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Efektivitas dan Efisiensi Pengertian Efektivitas 1. Segi etimologi Kata efektif yang kita pakai di Indonesia merupakan padanan kata dari bahasa Inggris yaitu kata effective. Arti dari kata ini yakni berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektivitas mempunyai beberapa pengertian yaitu, akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa hasil. Dalam kamus ilmiah Populer, efektivitas adalah ketepat gunaan, hasil guna, menunjang tujuan. 2. Pengertian efektivitas menurut Teori Pengertian kamus sebagaimana maksud diatas artinya selalu sama dari waktu ke waktu. Namun tidak demikian dengan pengertin sesuatu kata dalam teori-teori tertentu. Dalam bahasa ini, yakni kata efektivitas. Kata efektivitas memiliki pengertian yang beragam bila ditempatkan dalam teori efektivitas. Dalam teori manajemen pendidikan, efektivitas diartikan ukuran keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi dikatakan efektif bila organisasi itu mencapai tujuan dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini, efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Organisasi itu efektif bila memenuhi kepuasan pelanggan, mencapai visi organisasi, pemenuhan aspirasi menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber daya manusia organisasi, dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat diluar organisasi. Efektivitas juga dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu :

2 1. Mengerjakan hal-hal yang benar, dimana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 2. Mencapai tingkat diatas pesaing, dimana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik. 3. Membawa hasil, dimana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat. 4. Menangani tantangan masa depan. Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dariproduktivitas (hasil) yaitu mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Dimana semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu system dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Jadi, efektivitas organisasi adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan denikian, pengertian efektivitas dalam beberapa definisi diatas menunjukkan pada kualifikasi sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Jadi efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan pemakaian proses yaitu pemilihan cara-cara yang sesuai dengan tujuan.

3 Keefektifan adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan efektivitas adalah kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Pemaparan diatas menunjukkan bahwa tujuan menjadi pokok pertama dan utama dari sebuah kegiatan dlam suatu organisasi. Dengan kata lain unsur yang penting dalam teori efektivitas adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal. Tujuan itu tidak lain adalah harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Dengan demikian perumusan tujuan dan proses mencapai tujuan itu melibatkan berbagai komponen, antara lain tenaga, sarana dan prasarana, serta waktu. Diatas telah dibahas tentang beberapa pendapat tentang pengertian efektivitas dalam konteks organisasi. Pembahasan ini bermaksud menghubungkan pengertian efektivitas dalam teori efektivitas organisasi dengan teori efektifitas dalam pembelajaran. Inti definisi efektivitas dalam teori efektifitas organisasi adalah tercapainya tujuan. Dalam pembelajaran, tujuan merupakan komponen utama yang mesti dicapai sebagai ukuran efektivitas Pengertian Efisiensi Kata Efisien berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat dirumuskan menurut suatu pengertian tertentu yaitu memaksimumkan perbandingan antara hasil bersih yang nyata (imbangan akibat-akibat yang dikehendaki terhadap yang tidak dikehendaki) dengan pengorbanan yang diberikan. Suatu tindakan dapat disebut efisien apabila mencapai hasil yang maksimum dengan usaha tertentu yang diberikan. Atau apabila mencapai suatu tingkat hasil tertentu dengan usaha terkecil yang mungkin diberikan. Miranda (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi keluaran/output pada biaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas sumber yang digunakan dengan keluaran yang dikirim. Gie (1997:26) menjelaskan bahwa efisiensi adalah

4 satu pengertian tentang perhubungan optimal antara pendapatan dan pengeluaran, bekerja keras dan hasil-hasilnya, modaldan keuntungan, biaya dan kenikmatan, yang ada kalanya juga disamakan dengan ketepatan atau dapat juga dirumuskan sebagai perbandingan terbaik antara pengeluaran dan penghasilan, antara suatu usaha kerja dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu : 1. Segi Hasil Suatu pekerjaan dapat disebut efisien jika dengan usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal. Hasil yang dimaksud yaitu mengenai kualitas dan kuantitas maksimal yang diperoleh. 2. Segi Usaha Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal.usaha yang dimaksud mengandung tiga unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja. Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara kerja yang efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai yaitu : 1. Cara yang termudah 2. Cara yang teringan 3. Cara yang tercepat 4. Cara yang tersingkat 5. Cara yang termurah Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan mengakibatkan tercapainya hasil yangdikehendaki, bahkan dalam derajat yang tinggi mengenai mutu dan hasilnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap pekerjaan tergantung pada cara kerja yang efisien.

5 2.2 Sistem Pembelian Barang System atau cara pembelian disesuaikan dengan jenis barang/bahan yang akan dibeli. Apakah barang/bahan makanan jenis perishable, bahan makanan jenis groceries, atau barang/bahan material dan bahan lainnya. System atau cara pembelian barang oleh perusahaan disesuiakan pula dengan kemampuan finansial perusahaan itu sendiri, disamping kesiapan sarana atau fasilitas yang ada seperti ruangan gudang yang memadai dan yang memenuhi syarat. Namun kalau kita berbicara mengenai hotel berbintang tentu saja salah satu fasilitas seperti ruangan gudang pasti sudah tersedia, karena dengan adanya fasilitas gudang dan fasilitas penunjang lainnya, adalah sebagai bukti dan pencerminan atas kelayakan/bonafiditas dari perusahaan atau hotel yang bersangkutan. Ada beberapa system atau cara pembelian barang yang umum dilakukan oleh bagian pembelian pada sebuah hotel antara lain : 1. System Kontrak System atau cara pembelian untuk bahan makanan terutama jenis perishable tertentu seperti sayur mayur dan buah-buahan serta bahan makanan yang musiman (seasonal foods), adalah dengan mempergunakan surat perjanjian kontrak. Kontrak dilakukan dengan satu rekanan atau lebih, dan yang ditekankan dalam surat kontrak terutama adalah mengenai kualitas, kuantitas dan harga barang. Sebelum diterbitkannya surat kontrak, tentu oleh bagian pembelian sudah dilakukan proses seleksi yang ketat dan sudah mendapat otorisasi dari atasan yang berwenang. Juga atas kesepakatan dari kedua belah pihak, yakni pihak hotel dengan pihak rekanan itu sendiri. Masa berlaku surat kontrak untuk bahan makanan jenis perishable cukup bervariasi misalnya selama tiga bulan, ataupun bisa juga selama enam bulan, namun kondisi pembayaran tetap dilakukan setiap bulan (one month credit). Masa berlaku surat kontrak ini kelihatannya cukup singkat disebabkan karena kedua belah pihak sama-sama mengetahui bahwa volume perubahan harga makanan

6 terutama jenis perishable di pasar sangat tinggi, volume perubahan bisa dua kali dalam seminggu. Jika pada suatu saat terjadi kenaikan harga di pasar dan salah satu rekanan hotel tidak bisa memenuhi pesanan pihak hotel, dan kejadian tersebut berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, maka barulah pada saat itu pihak hotel mengambil tindakan tegas untuk mencari pengganti dari rekanan (supplier) yang sudah dianggap mengundurkan diri dan tidak konsisten sebagai rekanan. 2. System Harian dan Bulanan Dengan system harian atau bulanan maksudny adalah pihak perusahaan atau hotel bisa dengan bebas dan leluasa membeli barang-barang keperluannya dari beberapa supplier atau dari beberapa toko serba ada / super market yang ada di sekitarnya. Dengan cara seperti ini pihak hotel tidak perlu melakukan sebuah analisa yang terlalu ketat terhadap kinerja dari beberap supplier untuk dipilih. Cukup berbelanja pada toko terdekat, toko swalayan atau bahkan dipasar tradisional yang harganya dianggap lebih murah, baik secara kontan maupun secara utang bulanan. Namun system dan prosedurnya harus tetap sama, yaitu dengan mencari informasi sebelumnya dimana toko atau super market dan pasar yang kualitas dan harga barangnya paling murah. Akan tetapi, dengan cara seperti ini masih terdapat beberapa kekurangan atau resiko yaitu apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga terlalu tinggi dan terjadinya secara tiba-tiba, maka sering pihak supplier atau toko langganan dimana kita berbelanja, dengan sengaja tidak memenuhi pesanan pihak hotel, karena takut dan tidak mau menaggung kerugian. Dengan mengacu kepada pengalaman seperti diatas, maka saat ini kebanyakan hotel memakai system atau cara membuat kontrak kerja dengan satu atau beberapa supplier saja. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa pihak hotel tidak ingin selalu merasa was-was dan khawatir terhadap barang-barang yang dipesan akan mengalami hambatan bahkan tidak dikirim sama sekali oleh para supplier, yang berakibat turunnya pelayanan terhadap tamu.

7 Apabila pihak hotel sudah melakukan cara kontrak dan masalah -masalah seperti diatas tetap juga muncul, maka pihak hotel masih bisa melakukan tuntutan kepada supplier yang lalai tersebut untuk segera memenuhi kewajibannya. Tetapi jika supplier yang bersangkutan masih tetap tidak bisa memenuhi barang pesanan pihak hotel, maka supplier seperti itu bisa dikenakan sanksi moral dan di cap sebagai supplier yang masuk daftar hitam atau black list hotel. Sehingga untuk pesanan atau order rutin setiap hari dan untuk kontrak bulan berikutnya, dipastikan supplier ini tidak akan diikut sertakan. 3. Pembelian Secara Kontan (Cash and Carry) Di Bagian Pembelian sebuah hotel pada umumnya menyiapkan uang kas yang jumlahnya tidak terlalu banyak, yang disebut dengan istilah kas kecil (petty cash). Kas kecil biasa dipergunakan untuk membeli barang keperluan operasional hotel, terutama bahan makanan keperluan dapur yang sering diminta mendadak/ sewaktuwaktu, atau yang tidak dipenuhi oleh pihak rekanan. Pembelian secara kontan dengan mempergunakan kas kecil biasanya dilakukan untuk membeli bahan makanan atau minuman dalam jumlah tidak banyak atau dalam partai kecil saja. Hal seperti ini sering dilakukan pada saat gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yang sangat diperlukan pada saat itu juga. Membeli secara kontan bisa dilakukan ke super market atau toko yang paling dekat dengan lokasi hotel, karena barang yang akan dibeli tersebut akan segera dipakai/diolah. Pembelian secara kontan tidak diperbolehkan dilakukan setiap hari, tetapi hanya dilakukan jika keadaan sangat mendesak saja. Disinilah peran seorang buyer/driver di bagian pembelian sangat diperlukan kemampuannya. 4. Pesanan Tetap (Standing Order) Order tetap atau standing order adalah salah satu cara pembelian barang/bahan makanan yang pada umumnya dipergunakan untuk memesan jenis makanan tertentu saja dan yang dipasok oleh supplier tertentu pula. Jenis-jenis makanan tertentu yang

8 dimaksud adalah jenis makanan yang disebut dengan istilah dairy product antara lain : susu segar (fresh milk), produk pastry, yoghurt, ice cream, termasuk telur dan jenis lainnya. Adapun contoh pesanan atau redaksi dari pesanan tetap (standing order), lebih kurang seperti yang tertulis dibawah ini : Kepada Yth : UD. Sapi Perah, Jln. Kubu Gede No. 25, Denpasar. Dengan hormat, Mohon dikirim 10 liter susu segar setiap hari (kecuali hari minggu) mulai tanggal 5 April, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Tertanda, Executive Chef Order tetap atau standing order akan terus berlaku sampai kapanpun, apabila tidak ada pemberitahuan tertulis/resmi mengenai perubahan order dari pihak hotel, dalam hal ini perubahan akan dilakukan oleh Executive Chef, karena dialah yang paling mengetahui bahan-bahan makanan apa saja yang harus mempergunakan pesanan tetap. Apabila ada perubahan mengenai jumlah pesanan tetap, misalnya perubahan tanggal dan hari pengiriman maka surat atau formulir standing order yang sudah diperbaharui oleh executive chef, akan diambil langsung oleh supplier-nya sendiri pada saat mereka mengirim barang pesanan yang paling akhir ke bagian penerima barang (receiving) hotel.

9 2.3 Teknik Penyimpanan Minuman Minuman keras, ringan, dan bir disimpan pada suhu ruangan normal. Ketiga minuman ini disimpan pada posisi tegak. Dalam menyimpan bir di dalam botol, yang harus diperhatikan adalah bahwa bir sangat peka terhadap temperature dan cahaya. Jadi tidak disarankan untuk menyimpan bir dengan cahaya matahari atau cahaya lampu yang langsung mengenai botol bir tersebut. Temperature tempat penyimpanan bir harus diupayakan tetap stabil, tidak mengalami perubahan yang drastis. Temperature yang tepat untuk tempat penyimpanan minuman keras, ringan, dan bir berkisar antara 21 0 C. Penyimpanan draught beer atau draft beer memerlukan perhatian lebih dibanding bir dalam botol. Temperature ideal untuk menyimpan draft beer adalah antara C. temperature yang lebih tinggi akan merusak cita rasa draft beer tersebut. Anggur harus disimpan pada posisi rebah. Dengan posisi ini cairan anggur akan terus memberi kelembaban pada gabus (cork) penutup botol anggur sehingga botol tetap kedap udara dan mutu anggur dapat dipertahankan. Temperature yang ideal untuk menyimpan anggur antara C. untuk menyimpan anggur merah, cahaya lampu gudang penyimpanan harus berwarna merah dengan daya yang rendah (5 watt). Anggur merah sangat peka terhadap cahaya. Cahaya yang terang dapat mengubah warnanya. Pengeluaran minuman dari gudang hanya dapat dilakukan bila ada permintaan dari bar dengan menggunakan formulir permintaan barang gudang. Formulir permintaan barang gudang harus ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang di bar (manajer atau asisten manajer). Khusus untuk minuman ringan dan bir, selain harus melengkapi formulir permintaan barang gudang, bar juga harus menyertainya dengan botol kosong dan tempat botol yang sesuai dengan jumlah yang tercantum pada formulir permintaan barang gudang. Prosedur ini ditempuh untuk mengendalikan peredaran botol kosong dan tempat botol.

10 2.4 Jenis-Jenis Minuman Pada dasarnya minuman adalah segala bentuk cairan yang pada umumnya masuk tubuh kita dengan melalui mulut kecuali obat dan soup ; atau setiap cairan yang dapat diminum (drink able liquid), kecuali obat-obatan. Fungsi Minuman Ada beberapa fungsi atau manfaat minuman bagi tubuh kita, diantaranya : 1. Untuk menghilangkan rasa haus 2. Untuk merangsang nafsu makan 3. Untuk penghangat tubuh 4. Untuk menambah kalori dan energy 5. Untuk membantu pencernaan, dan lain sebagainya. Jenis-jenis Minuman Jenis-jenis minuman berdasarkan komposisinya adalah sebagai berikut : 1. Bergula, tidak beralkohol, tidak mengandung CO 2 terlarut : contohnya syrup, juice, limun tanpa CO Bergula, tidak beralkohol, mengandung CO 2 terlarut : disebut juga carbonatednon alcoholic beverages. Contohnya : coca cola, Fanta, sprite, 7 up. 3. Bergula, beralkohol, mengandung CO 2 terlarut, disebut juga alcoholiccarbonated beverages. Contohnya champagne dan sparkling wine. 4. Bergula, beralkohol, tidak mengandung CO 2 terlarut, disebut alcoholic noncarbonated beverages. Contohnya wine 5. Tak bergula, beralkohol, mengandung CO 2 terlarut. Contohnya bir. 6. Tak bergula, beralkohol, tak mengandung CO 2 terlarut. Contohnya brandy. 7. Tak bergula, tak beralkohol, mengandung CO 2 terlarut. Contohnya soda water. Jenis-jenis minuman berdasarkan kandungan alkoholnya adalah sebagai berikut : 1. Non alcoholic drink (minuman tanpa alcohol)

11 2. Alcoholic drink (minuman beralkohol) Jenis-jenis minuman yang tidak mengandung alcohol (non alcoholic drink) adalah : 1. Natural mineral water 2. Artificial mineral water 3. Juice / nourishing drink 4. Squash / nourishing drink 5. Crush / nourishing drink 6. Syrup 7. Tea, coffee, chocolate dan sebagainya. Stimulant atau infusion drink. Jenis-jenis minuman yang mengandung alcohol (alcoholic drink) adalah sebagai berikut : 1. Minuman campuran (mixing drink) dan cocktail 2. Beer 3. Wine (anggur) 4. Spirits / liquor 5. Liqueur / cordial Selain itu, minuman yang mengandung alcohol dapat dikelompokkan juga menurut bahan dasar yang dipergunakan serta proses pembuatannya. Jenis ini adalah : a. Fermented (minuman yang diproses dengan cara peragian), seperti : 1. Grapes : Natural wine Sparkling wine Fortified wine Aromatized wine 2. Others fruit (buah-buahan yang lain) 3. Grain :

12 Beers Ale Stout Porter Sake 4. Miscellaneous ; Pulque Kava b. Fermented and distilled (peragian dan penyulingan) : 1. Grain : Whisky Rye Bourbon Blend Irish Scotch Canadian Vodka 2. Sugar cane and molasses (rum) 3. Tequila Menurut suhu / temperaturnya, minuman dapat dibagi menjadi : 1. Minuman panas 2. Minuman tidak panas, yang terbagi menjadi : Minuman dengan suhu kamar, Minuman dingin Minuman panas menurut aturan resmi harus disajikan dengan cangkir dan alasnya plus sendok teh dalam keadaan belum manis. Gula disajikan secara terpisah

13 sehingga tamu dapat membubuhkan gula pada minumannya sesuai selera masingmasing. Minuman ini biasanya diambil/disiapkan di dapur. Minuman tidak panas menurut aturan resminya harus disajikan dengan gelas. Minuman ini umumnya disiapkan di bar, walau ada beberapa yang disiapkan di dapur, yakni yang disajikan dingin. Contoh minuman yang disajikan pada suhu kamar adalah anggur merah (red wine), brandy, cognac, dan sebagainya. Minuman dingin yang disiapkan di bar, contohnya macam-macam juice, white wine, champagne, cocktail,bir, soft drink (coca cola, Fanta, sprite, 7 up, soda, tonic, aqua dan sebagainya). Minuman dingin yang disiapkan di dapur adalah macam-macam juice, milk shakes, es teh, es kopi dan sebagainya termasuk air es. Air es umumnya disajikan dengan gelas berkaki (stem glass) yang disebut water goblet.water goblet diisi sampai permukaan es mencapai ketinggian 2 cm dari bibir gelas. Bila gelasnya berlogo maka logonya senantiasa menghadap kea rah tamu. Air es selalu disajikan dingin, kecuali atas permintaan tamu bila menghendaki air tidak terlalu dingin. Mengapa segala macam minuman selalu disajikan dari sebelah kanan tamu? Karena dengan berada di sebelah kanan tamu maka akan mempermudah tamu untuk mengangkat gelas/cangkir dengan tangan kanan. Ingat tangan kita tidak boleh menjangkau dengan arah menyilang di hadapan tamu karena hal itu kurang sopan. 2.5 Well Brands and Call Brands Manajemen harus menentukan well brand atau pouring brand untuk minuman keras (spirit). Well brand merupakan merek minuman keras tertentu yang dihidangkan bila tamu tidak menyebutkan merek itu ketika memesannya. Misalkan tamu memesan straight whiskey tanpa menyebutkan merek tertentu, maka whiskey yang dihidangkan adalah well brand yang ditentukan oleh manajemen. Sebaliknya bila tamu memesan straight whiskey dengan menyebutkan merek tertentu, maka

14 merek whiskey tersebut yang dihidangkan. Merek whiskey yang disebutkan oleh tamu merupakan call brand. Penggunaan well brands pada hotel / restoran antara lain : 1. Gin merek yang dipakai Gordon 2. Vodka merek yang dipakai Smirnoff 3. Rum merek yang dipakai Bacardi 4. Scotch merek yang dipakai Jhonnie Walker Label 5. Dark rum merek yang dipakai Myers 6. Brandy merek yang dipakai Martel 7. Bourbon merek yang dipakai Jim Beam 8. Red wine merek yang dipakai Burgundy 9. White wine merek yang dipakai Riesling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata di Indonesia saat ini menunjukan perkembangan yang semakin meningkat. Setelah pemerintah menetapkan bahwa pariwisata sebagai sarana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Minuman. Etil Alkohol.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Minuman. Etil Alkohol. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2010 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk. Impor. Minuman. Etil Alkohol. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/PMK.011/2010 TENTANG PENETAPAN TARIF

Lebih terperinci

Created by PDFTiger Unregistered Version. Created by PDFTiger Unregistered Version

Created by PDFTiger Unregistered Version. Created by PDFTiger Unregistered Version 1.1 Pengertian Bar BAB II KAJIAN TEORI Bar adalah suatu tempat yang menghidangkan minuman alkohol dan non alkohol dan pembuat minuman tersebut disebut Bartender (untuk pria), Bartendris (untuk wanita),

Lebih terperinci

JENIS ATAU PRODUK MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A, GOLONGAN B, DAN GOLONGAN C. Golongan A Golongan B Golongan C

JENIS ATAU PRODUK MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A, GOLONGAN B, DAN GOLONGAN C. Golongan A Golongan B Golongan C 29 2014, No.493 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-DAG/PER/4/2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PENGADAAN, PEREDARAN, DAN PENJUALAN LANGSUNG MINUMAN BERALKOHOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Industri Perhotelan adalah salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita ketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT MINUMAN NON ALKOHOL SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BARTENDER SISWA SMKN 9 BANDUNG

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT MINUMAN NON ALKOHOL SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BARTENDER SISWA SMKN 9 BANDUNG Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 69 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT MINUMAN NON ALKOHOL SEBAGAI KESIAPAN MENJADI BARTENDER SISWA SMKN 9 BANDUNG Trisna Liestianty 1, Sri Subekti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat, tetap, dan akurat. Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. cepat, tetap, dan akurat. Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi akan mendorong manusia untuk mencari kemudahan dalam mendapatkan informasi yang cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan hal-hal lainnya yang memberikan kesenangan.

BAB I PENDAHULUAN. tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan hal-hal lainnya yang memberikan kesenangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan dengan daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan hal-hal lainnya yang memberikan kesenangan. Menurut

Lebih terperinci

PENGENDALIAN AKTIVITAS FUNGSI TERKAIT HARGA POKOK MINUMAN. By: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Pertemuan 5 Prodi Hotel Smt 4, th ajaran 2016/2017

PENGENDALIAN AKTIVITAS FUNGSI TERKAIT HARGA POKOK MINUMAN. By: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Pertemuan 5 Prodi Hotel Smt 4, th ajaran 2016/2017 PENGENDALIAN AKTIVITAS FUNGSI TERKAIT HARGA POKOK MINUMAN By: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Pertemuan 5 Prodi Hotel Smt 4, th ajaran 2016/2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menentukan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya.

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Store/Gudang Gudang atau ruangan gudang/store room adalah sebagai tempat menyimpan barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang persediaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Ir. Endar Sugiarto, M.M (1999:29) istilah etika berasal dari

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Ir. Endar Sugiarto, M.M (1999:29) istilah etika berasal dari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Etika 2.1.1 Pengertian Etika Menurut Ir. Endar Sugiarto, M.M (1999:29) istilah etika berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti kartu undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berikilim tropis sehingga terdapat dua perubahan musim yang melanda negri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun belakangan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

STANDAR MUTU MINUMAN BERALKOHOL. Kategori Pangan Definisi Standar Mutu

STANDAR MUTU MINUMAN BERALKOHOL. Kategori Pangan Definisi Standar Mutu LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL.. STANDAR MUTU MINUMAN BERALKOHOL 14.2.1 Bir Minuman mengandung etanol sebagai hasil proses fermentasi khamir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 2 PERABOT DAN PERALATAN DI RESTORAN

KEGIATAN BELAJAR 2 PERABOT DAN PERALATAN DI RESTORAN KEGIATAN BELAJAR 2 PERABOT DAN PERALATAN DI RESTORAN Capaian Mata Kegiatan Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis dan mengembangkan keilmuan secara kritis, sistematis dan inovatif dalam konteks perrabot

Lebih terperinci

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan ingin dapat bersaing dengan baik untuk jangka waktu yang panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan ingin dapat bersaing dengan baik untuk jangka waktu yang panjang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin pesat maka sudah barang tentu kebutuhan teknologi informasi merupakan suatu nilai tambah yang cukup penting jika suatu

Lebih terperinci

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang termasuk dalam kawasan tropis, yaitu kawasan yang memiliki hawa yang sangat panas. Sebagian orang mungkin mengeluh dengan panasnya

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembanganteknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber Daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, dan merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan akan berhasil memperoleh konsumen dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yaang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yaang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yaang semakin meningkat pula diantara para produsen. Semakin ketatnya persaingan tersebut maka akan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan

BAB II URAIAN TEORITIS. makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1 Pengertian Buffet dan Breakfast Buffet Buffet (Prasmanan) merupakan adalah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan di mana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 :

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 : BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Lounge Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 : 364), : Lounge merupakan fasilitas penunjang untuk memberikan hiburan kepada tamu yang menginap

Lebih terperinci

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 - Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1 Lampiran L1-1 Validitas Konstruksi Lampiran L1-2 Validitas Konstruksi Lampiran L1-3 Validitas Konstruksi - Kuesioner Pendahuluan LAMPIRAN 2 - Data Mentah Kuesioner Pendahuluan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Tuanmuda Takoyaki, outlet kuliner Jepang yang sukses dilahirkan normal tanpa sengaja di sudut kota Yogyakarta, tepatnya pada jam 9 tanggal 9 bulan 9 tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih pada persediaan. bersifat rentan dalam hal kerusakan atau pencurian. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih pada persediaan. bersifat rentan dalam hal kerusakan atau pencurian. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memperoleh pendapatan perusahaan melakukan penjualan. Dalam melakukan penjualan, biasanya perusahaan membutuhkan persediaan. Persediaan yang dimaksud

Lebih terperinci

Sekilas Cara Membuat Minuman Kombucha Tea

Sekilas Cara Membuat Minuman Kombucha Tea Sekilas Cara Membuat Minuman Kombucha Tea Günther W. Frank Translated by Hendra Saputra Bahan dan Alat Bahan: Kombucha culture (the ferment) 70-100 g (2.5-3 ounce ) gula putih untuk satu liter air 2 sendok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada khususnya dan di seluruh dunia pada umumnya. Minuman isotonik adalah minuman yang dilengkapi vitamin

Lebih terperinci

Download from

Download from Kebohongan Media Media tidak mengetahui apa yang mereka katakan, mungkin anda pernah mendengar bahwa untuk melangsingkan badan anda harus melakukan hal hal berikut ini: 1. Membeli alat-alat olahraga 2.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan 1. Sistem yang dibuat untuk purchasing department sudah terancang dan terlaksana dengan aturan yang digunakan dengan standar management, sehingga kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen mempunyai banyak altematif pilihan sehingga makin

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen mempunyai banyak altematif pilihan sehingga makin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia banyak minuman ringan (soft drink) yang muncul dengan rasa yang berbeda-beda, seperti : lychee, orange, strawberry, fruit punch, rool beer, soda waler,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan perumusan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat persaingan antar perusahaan-perusahaan, yang mana dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis dalam bidang jasa semakin berkembang, itu terlihat dari bertambahnya jumlah bisnis jasa seperti contohnya penginapan atau indekos, restoran atau cafe,

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL. Coffee Racer ini didirikan sebagai rencana usaha makanan dan minuman

BAB 4 OPERASIONAL. Coffee Racer ini didirikan sebagai rencana usaha makanan dan minuman BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Perizinan Coffee Racer ini didirikan sebagai rencana usaha makanan dan minuman yang berlokasi di Cempaka Baru. Sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan, Coffee Racer masih dihitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja BabIPendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia industri berubah semakin pesat, yang membawa konsekuensi pada peningkatan persaingan antar perusahaan dan tingkat harapan (ekspetasi)

Lebih terperinci

repository.unimus.ac.id

repository.unimus.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perkembangan dunia usaha khususnya pada bidang pangan berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru yang menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan siap hidang atau sering disebut sebagai minuman ringan saja adalah terjemahan istilah Bahasa Inggris di industri minuman dari non-alcoholic ready to

Lebih terperinci

BAB XX. MENYEDIAKAN LAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN

BAB XX. MENYEDIAKAN LAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN BAB XX. MENYEDIAKAN LAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN A. Ruang Lingkup Layanan Makanan dan Minuman Prosedur pelayanan di restoran merupakan kegiatan operasional sebelum restoran dibuka sampai restoran ditutup.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ice cream pada awalnya merupakan makanan penutup yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Ice cream pada awalnya merupakan makanan penutup yang digemari oleh BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Ice cream pada awalnya merupakan makanan penutup yang digemari oleh hampir seluruh kalangan masyarakat di segala usia. Namun perkembangan ice cream sekarang ini telah

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK DAN JASA. Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan

BAB 2 PRODUK DAN JASA. Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan BAB 2 PRODUK DAN JASA 2.1 Pengertian Kopi Kopi merupakan sebuah jenis minuman yang berasal dari hasil pengolahan biji kopi yang telah dipanggang dan digiling menjadi bubuk kopi. Minuman ini terkenal dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kategori bisnis, dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat para pengusaha mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Setiap pelaku usaha disetiap kategori

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, terutama dalam industri bisnis consumer goods. Bentangan bisnis saat ini, khususnya food and beverage company,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. diatur dengan rapi di atas meja buffet atau meja perasmanan yang berukuran panjang dan para

BAB II URAIAN TEORITIS. diatur dengan rapi di atas meja buffet atau meja perasmanan yang berukuran panjang dan para BAB II URAIAN TEORITIS a. Pengertian Buffet Service Buffet service adalah salah satu tipe dasar pelayanan di ruang makan dimana hidangan secara lengkap dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup telah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan

Lebih terperinci

Inspirasi Coklat yang Tiada Henti

Inspirasi Coklat yang Tiada Henti Inspirasi Coklat yang Tiada Henti Siapa yang tak kenal cokelat? Semua usia dari mulai anak-anak, orang dewasa hingga kakek nenek menjadi penggemar makanan yang satu ini. Di berbagai tempat dan di berbagai

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL TEORI KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 KISI-KISI SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Restoran Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin bertambah ketat. Semakin tingginya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

I. PENDAHULUAN.  [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan salah satu sub-sektor industri pengolahan non migas yang memberikan sumbangan paling besar pada Pendapatan Domestik

Lebih terperinci

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN GIZI, PEER GROUP, MEDIA MASSA DENGAN KONSUMSI SOFT DRINKS BERKARBONASI PADA REMAJA TAHUN 2009 No. Responden: Kelas : Selamat siang, saya Noor Rizqi Skriptiana

Lebih terperinci

Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen Service Manajer Akuntansi. Spinning Weaving Engineering

Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen Service Manajer Akuntansi. Spinning Weaving Engineering Lampiran 1 Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktur Internal Auditor Manajer Umum Manajer Pemasaran Manajer Pabrik Kontroler Manajer Keuangan Manajer Pembelian Manajer Personalia Manajer Produksi Departemen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) 2.1 Asal Mula Berdirinya Coca-Cola Company Melihat kilas balik sejarah Coca-Cola yang teramat panjang tentu akan memakan waktu yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMICOll/2010. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA MENTERI KEU.ANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMICOll/2010. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA EsA MENTERI KEU.ANGAN, MENTERIKEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMICOll/2010 TENTANG PENETAPAN TARIF BEA MAsUK ATAS IMPOR PRODUK-PRODUK MINUMAN YANG MENGANDUNG ETIL ALKOHOL TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang

USAHA RUMAH MAKAN. bisnis rumah makan, Sebelum anda menginvestasikan. waktu anda untuk belajar tentang Tugas lingkungan bisnis Nama : Vicky Niyanda Libriyanto NIM : 10.12.4419 Kelas : S1-SI-2A USAHA RUMAH MAKAN Rumah makan dapat diartikan sebagai suatu tempat yang menyediakan atau menjual makanan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, mereka dapat dengan mudah memasuki pasar dunia, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman ringan di Indonesia. Produk yang pertama kali dikeluarkan PT Sinar Sosro

Lebih terperinci

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan HANDOUT 6 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 10 Pokok Bahasan : Pembelian Bahan Makanan Jumlah SKS : 3 sks 1. Tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis eceran (ritel) di Indonesia terus berkembang dengan pesat di berbagai daerah. Bisnis eceran tidak lagi hanya dikelola secara tradisional tetapi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Umum Cukai 2.1.1 Pengertian Cukai Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, Pasal 1, cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah.

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN UNTUK SISWA/I

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN UNTUK SISWA/I Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN PENELITIAN UNTUK SISWA/I PERBEDAAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR KELUARGA TERHADAP FREKUENSI MINUM SODA PADA REMAJA SMP NEGERI DAN SWASTA TAHUN 2016 Saya Novi Handayani, mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135).

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135). BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dihadapkan pada lingkungan bisnis yang terus berfluktuasi. Siklus hidup produk yang semakin pendek, tuntutan standard kualitas dan desain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan 27 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan Minuman ringan termasuk dakam kategori pangan. Adapun pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, muncul banyak persaingan-persaingan industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, muncul banyak persaingan-persaingan industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, muncul banyak persaingan-persaingan industri khususnya industri makanan dan minuman. Hal ini terlihat dengan banyaknya jenis makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pertumbuhan bisnis makanan dan minuman masih tercatat sebagai pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto, 2006:13). Berbagai outlet yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN TERHADAP PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nyata dapat disaksikan setiap hari yakni semakin gencarnya perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat di era globalisasi saat ini. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring semakin berkembangnya zaman yang sangat menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, perkembangan

Lebih terperinci

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri andalan bagi Indonesia karena penyumbang devisa Negara yang besar. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan memiliki beragam budaya yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci