: 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid. r/ l...:. ; 0' ~ /'"

Transkripsi

1 2012

2 KEMENTER\AN PERTAN\AN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANiAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERTANIAN GEDUNG D JALAN HARSONO RM NOM OR 3 RAGUNAN PASAR MINGGU, JAKARTASELATAN KODE POS TELEPON (021) , FAXSIMILE (021) Nomor Lampiran Hal : ues 11\\ 0')0/6 t.u /03/t)()(!, : 1 (satu) eksemplar : LAKIP Diljen PSP Tahun Maret 2013 Yth. Bapak Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian di Jakarta Bersama ini disampaikan dengan hormat, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Laporan ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak diucapkan terima kasih. Sekretaris Direktorat Jenderal, <~'~~~ ~'. //~ r ~ - '1 '".. r/ l...:. ; 0' ~ /' //',/ -,~- -v, 'J!...-r [I ~ I J..\t.,~ti.J Madjid \;,," ~~!'" ".~,'~~~~' ~~,~ ,<:l-'VJ~, ~,---- IA'-~'t~:~ Tembusan 1. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (sebagai laporan) 2. Inspektur JenderaJKementerian Pertanian ~

3 KA TA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instensl. pemerintah dalam lingkup SatuanlUnit Kerja tertentu. LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian disusun berdasarkan penugasan Menteri Pertanian yang diberikan kepada Pimpinan Unit Eselon 1 sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK). Landasan hukum penyusunan LAKlP adalah Instruksi Presiden (lnpres) Nomor 7 tahun 1999 tentang AkuntabHitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). LAKIP ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan programlkegiatan dan kebijaksanaan yang dikaitkan dengan tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra). Laporan ini disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sejalan dengan ketentuan tersebut, secara singkat LAKlP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 ini memuat hat-hat menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan keluaran (output) yang penting. Disadari bahwa LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 masih perlu penyempumaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempumaan di masa yang akan datang. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Laponm AJcuntabllitas Klnerja DlreIctorat.Jenderal Prasarans dsn Ssrana PertlInisn rshun 2012

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GRAFIK... v DAFTAR LAMPIRAN... vi RINGKASAN EKSEKUTIF... vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Dukungan Sumber Daya Manusia Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian... 4 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis Tahun Tujuan dan Sasaran Arah Kebijakan Program dan Kegiatan Rencana Kinerja Tahun Penetapan Kinerja Tahun III. AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Pembangunan Jalan Pertanian Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah ii

5 Indonesia Sesuai Azas 6 (enam) Tepat Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembanga Usaha Agribisnis Perdesaan Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian Evaluasi Kinerja Dukungan Sumber Daya Manusia Akuntabilitas Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Hambatan dan Kendala Upaya dan Tindak Lanjut IV. PENUTUP LAMPIRAN iii

6 DAFTAR TABEL... Halaman Tabel 1 : Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP Tabel 2 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Pangkat dan Golongan Tabel 3 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV Tabel 4 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan Sebaran Pegawai Per Golongan Tabel 5 : Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya Tabel 6 : Daftar Pagu Anggaran per-direktorat dan Realisasinya iv

7 DAFTAR GRAFIK... Halaman Grafik 1 : Pengembangan Jalan Pertanian Grafik 2 : Perluasan Optimasi Lahan Pertanian Grafik 3 : Pengembangan Metode SRI Grafik 4 : Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan Grafik 5 : Penyaluran Pupuk Bersubsidi Grafik 6 : Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian Grafik 7 : Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Grafik 8 : Pengembangan Jaringan Irigasi Grafik 9 : Pengembangan Sumber Air v

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lampiran 2 : Lampiran 3 : Lampiran 4 : Matrik Rencana Startegis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Rencana Kerja Tahunan Pengukuran Kinerja Kegiatan Penetapan Kinerja vi

9 RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang untuk selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2012, maka telah ditetapkan kontrak kinerja tahunan yang dituangkan dalam lembar Penetapan Kinerja (PK) Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Dalam naskah Penetapan Kinerja tersebut, terdapat 7 kegiatan strategis sebagai pokok acuan penilaian berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan guna mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian. Ketujuh kegiatan tersebut adalah berkaitan dengan aspek pembangunan jalan pertanian, perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI, perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan, penyediaan pupuk dan pestisida di seluruh wilayah indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat, peningkatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan, peningkatan pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP), dan peningkatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Sesuai dengan ketentuan, maka telah dilakukan analisis dan pengukuran kinerja kegiatan sebagai indikator pencapaian sasaran kegiatan. Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan, tingkat pencapaian sasaran kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian, dengan target PK sepanjang 454 km kemudian mengalami revisi menjadi 452 km dan terealisasi sepanjang 442 Km atau 97,36% berdasarkan target PK kegiatan pembangunan jalan pertanian masuk dalam kriteria berhasil. 2. Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI : Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dengan target PK seluas ha kemudian mengalami revisi menjadi ha dan terealisasi seluas ha atau 95,07 % berdasarkan target PK kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian masuk dalam kriteria berhasil. Kegiatan pengembangan metode SRI dengan target PK seluas ha kemudian mengalami revisi menjadi ha dan terealisasi seluas ha atau 95,92% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan metode SRI masuk dalam kriteria berhasil. 3. Kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan dengan target PK seluas ha kemudian mengalami revisi menjadi ha dan terealisasi seluas ,5 ha atau 98,37 % berdasarkan target PK kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan masuk dalam kriteria berhasil. 4. Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi, meliputi : Pupuk Urea dengan target sebanyak Ton terealisasi ,724 Ton atau 80,30% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk SP-36 dengan Target sebanyak Ton Terealisasi ,700 Ton atau 85,55% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk ZA dengan target sebanyak Ton terealisasi ,590 Ton atau 100,00% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk NPK dengan target Ton terealisasi ,823 Ton atau 82,38% dan masuk dalam kriteria berhasil. Pupuk Organik dengan target awal sebanyak Ton terealisasi ,150 Ton atau 86,71% dan masuk dalam kriteria berhasil. 5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Traktor roda 2 dengan target PK sebanyak unit terealisasi sebanyak unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran traktor roda 2 masuk dalam kriteria berhasil vii

10 Traktor roda 4 dengan target PK sebanyak 50 unit terealisasi 50 unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran traktor roda 4 masuk dalam kriteria berhasil Pompa air dengan target PK sebanyak 600 unit terealisasi 600 unit atau 100% berdasarkan target PK penyaluran pompa air masuk dalam kriteria berhasil 6. Kegiatan pelayanan pembiayaan melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dengan target PK sebanyak gapoktan kemudian mengalami revisi menjadi gapoktan terealisasi gapoktan atau 100,83% berdasarkan target PK kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) masuk dalam kriteria sangat berhasil. 7. Kegiatan peningkatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian, meliputi : Kegiatan pengembangan jaringan irigasi dengan target PK seluas ha kemudian mengalami revisi menjadi ,6 ha terealisasi ha atau 100,07% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan jaringan irigasi masuk dalam kriteria sangat berhasil. Kegiatan pengembangan sumber air dengan target PK seluas ha kemudian mengalami revisi menjadi ha terealisasi ha atau 98,63% berdasarkan target PK kegiatan pengembangan sumber air masuk dalam kriteria berhasil. Beberapa permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen diantaranya adalah : 1. Terdapat lokasi kegiatan yang telah ditetapkan ternyata diluar kawasan budidaya pertanian (masuk kawasan Hutan Produksi Konversi) sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan atau tertunda pelaksanaannya. 2. Beberapa satker daerah pelaksana kegiatan mengalami revisi DIPA/POK sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan sampai proses revisi tersebut selesai (pelaksanaan kegiatan terlambat bahkan tidak terlaksana). 3. Terjadinya perubahan struktur organisasi di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan. 4. Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis. 5. Kondisi lahan yang terkena banjir sehingga menggagalkan rencana tanam/panen yang telah diperkirakan Adapun upaya dan tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen ditahun mendatang diantaranya adalah : 1. Identifikasi calon petani dan calon lokasi diharapkan dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat. 2. Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai langkah awal 3. Melakukan koordinasi dan monitoring lebih intensif agar program kegiatan tetap berjalan walaupun terjadi perubahan struktur organisasi 4. Petugas pelaksana kegiatan perlu memahami pedoman teknis yang ada agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik, secara teknis dan administrasi. 5. Mengidentifikasi lahan yang rawan dengan banjir dan curah hujan tinggi sehingga dapat dilakukan tindakan preventif ketika masuk musim penghujan agar kegiatan pengolahan lahan pertanian tidak mengalami kendala Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah dilaksanakan revisi kegiatan. viii

11 Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan. Adanya revisi ini, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Hasil Analisa : Dalam rangka mendukung pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 7 kegiatan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bahwa sampai dengan tahun 2011 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra baru mencapai antara % untuk itu, kegiatan utama yang mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya untuk peningkatan volume pada tahun ix

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penting pembangunan pertanian saat ini adalah terjadinya penurunan kondisi sarana dan prasarana pertanian. Penurunan ini terutama menyangkut aspek kuantitas dan kualitas, yang mengakibatkan daya dukung terhadap pencapaian peningkatan produksi pertanian. Kondisi ini menjadi dorongan dan tekad pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek pengelolaan sarana dan prasarana pertanian. Sejalan dengan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 telah ditetapkan unit organisasi yang secara spesifik dan fokus menangani aspek pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tugas pokok dan fungsi unit organisasi ini yang utama adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut aspek pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan sasarannya adalah mendukung pembangunan subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Secara normatif, tugas Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan fungsinya adalah : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 3. Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 1

13 4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. 5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II, yaitu : 1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan 2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi 3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian 4. Direktorat Pembiayaan Pertanian 5. Direktorat Pupuk dan Pestisida 6. Sekretariat Direktorat Jenderal. masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12 (dua belas ) unit Eselon IV. 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Sedangkan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. (5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2

14 1.3 Organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja Eselon III dan 57 Unit kerja Eselon IV. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian terbentuk Sejak tahun Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian mengalami perubahan sesuai dengan Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010. Secara lengkap struktur Organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dari Eselon II sampai dengan Eselon III dapat dilihat pada bagan berikut : 3

15 1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 354 orang yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut. Sekretariat Direktorat sebanyak 93 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebanyak 58 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 67 orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 45 orang, Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 56 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 35 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian. 1.5 Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran 2012 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp ,- anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp ,- Dana Dekon sebesar Rp ,- Dana Pusat sebesar Rp ,- dan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian juga mendapat dana bantuan luar negeri sebesar Rp ,- Dana APBN Rupiah Murni sebesar Rp ,- digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam) Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar Rp ,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar Rp ,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar Rp ,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar Rp ,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar Rp ,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp ,- 4

16 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Program pembangunan sarana dan prasarana pertanian dijabarkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Selanjutnya Rencana Strategis Tahun diuraikan secara detail dalam Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon II. Sedangkan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2012 dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan disahkan oleh Menteri Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja. 2.1 Rencana Strategis Tahun Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun memuat program / kegiatan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Penjabaran Rencana Program/Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan secara lengkap sebagai berikut : Visi dan Misi Dalam merumuskan visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai landasannya adalah visi dan misi Kementerian Pertanian, sebagai berikut : Visi Kementerian Pertanian adalah : terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani. Misi Kementerian Pertanian adalah : (a) mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; (b) menciptakan 5

17 keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan; (c) mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaan- nya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan; (d) menjadikan petani yang kreatif, inovatif dan mandiri serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi; (e) meningkatkan produk pangan segar dan olaan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dikonsumsi; (f) meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri; (g) mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan; (h) mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional; (i) mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan; (j) meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional. Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian periode adalah : mewujudkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai motor penggerak tersedianya prasarana dan sarana pertanian, untuk pembangunan pertanian berkelanjutan. Untuk mencapai Visi tersebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mengemban Misi sebagai berikut : a. Mendorong partisipasi stake holder dalam pengembangan dan pengelolaan lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian berkelanjutan. b. Mendayagunakan lahan dan air untuk kegiatan pertanian yang berkelanjutan. c. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. 6

18 d. Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan. e. Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian yang flesibel dan sederhana. f. Memfasilitasi penyediaan, penyaluran dan penggunaan pupuk dan pestisida sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu dan harga) g. Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan dan penggunaan pupuk dan pestisida h. Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida i. Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida j. Menyelenggarakan pengembangan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia melalui kebijakan pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alat dan mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian. k. Memberikan pelayanan prima dalam bidang perencanaan, administrasi dan manajemen pembangunan prasarana dan sarana pertanian Tujuan dan Sasaran Tujuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : a. Mengembangkan infrastruktur pertanian aspek lahan pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui jalan pertanian. b. Memperluas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. c. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian bersama instansi terkait dalam rangka mewujudkan lahan pertanian abadi. 7

19 d. Menyusun rancangan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB). e. Mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani agar ada jaminan kepastian hukum, agar dapat meningkatkan akses petani kepada sumber permodalan. f. Melakukan upaya optimasi lahan, konservasi lahan dan konservasi DAS Hulu, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan lahan terlantar, pencegahan degradasi lahan yang terus berlanjut serta mencegah meluasnya lahan pertanian yang kritis. g. Mewujudkan usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification). h. Mengembangkan Rumah Kompos dalam rangka pemanfaatan pupuk organik untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan pertanian. i. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dan skala kecil, baik air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. j. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan dan optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan pedesaan, maupun pengembangan tata air mikro. k. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di 32 propinsi serta melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan pengelola air irigasi dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani. l. Melakukan upaya konservasi air, peningkatan kualitas air dan pelestarian lingkungan, serta melakukan upaya adaptasi terhadap perubahan iklim global. m. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga terkait dalam rangka memecahkan permasalahan dalam pengelolaan lahan dan air. n. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang pengelolaan lahan dan air yang sensitive gender. 8

20 A. Tujuan pengembangan dan fasilitasi pembiayaan pertanian bagi petani dan pelaku usaha pertanian, tahun , adalah : a. Mewujudkan sistem dan mekanisme pelayanan kredit/pembiayaan yang mudah diakses dan berbunga rendah melalui fasilitasi penyediaan subsidi dan penjaminan. b. Mewujudkan terbentuknya sistem perlindungan usaha petani dan mitigasi risiko usaha petani melalui Asuransi Pertanian. c. Meningkatkan ketersediaan pembiayaan bagi petani petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani, melalui PUAP d. Meningkatkan kemampuan manajemen pengelolaan keuangan mikro dan pemberdayaan pengurus Gapoktan penerima BLM-PUAP menuju terbentuknya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) e. Mewujudkan pembentukan petugas pendamping Fasilitator Pembiayaan Pertanian (FPT) untuk membantu dan memfasilitasi petani kepada perbankan f. Mewujudkan terbentuknya Undang Undang Pembiayaan Pertanian serta turunannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. B. Tujuan penyediaan pupuk pestisida sesuai azas enam tepat tahun , adalah : a. Memfasilitasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian dalam rangka mendorong penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi serta meningkatkan fasilitasi penyediaan dan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kualitas lahan pertanian. b. Mengawasi peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan. C. Tujuan pengembangan alat mesin pertanian, tahun , adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan fasilitasi penyediaan alat dan mesin pertanian di tingkat petani dalam rangka mendukung pembangunan pertanian b. Mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas usaha sektor pertanian 9

21 c. Mengefektifkan peran pengawasan penyediaan, peredaran dan pemanfaatan alat dan mesin pertanian d. Menumbuh kembangkan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan bengkel alsintan e. Melakukan penguatan UPJA yang sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah setempat f. Meningkatkan kualitas pengelolaan UPJA yang berorintasi bisnis dan mandiri agar menjadi UPJA Mandiri g. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pegawasan dan peningkatan peranan kelembagaan alsintan. D. Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pengembangan basis data lahan pertanian yang akurat melalui penyiapan peta dan data lahan serta pemanfaatannya di seluruh Indonesia. 2. Terwujudnya pengembangan (pembangunan dan rehabilitasi) infrastruktur pertanian seperti pembuatan jalan pertanian sebesar km. 3. Terwujudnya perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan seluas ha untuk sawah, hortikultura seluas ha, perkebunan seluas ha dan peternakan seluas ha. 4. Terwujudnya optimasi lahan Ha, serta pengembangan usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification) seluas Ha. 5. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil, baik air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan seluas unit, hortikultura seluas unit, perkebunan seluas unit dan peternakan seluas unit. 6. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT) dan jaringan irigasi pedesaan (JIDES) dan pengembangan tata air mikro (TAM) seluas Ha. 10

22 7. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A di 33 propinsi, sejumlah Gapoktan. 8. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di 33 provinsi, di 33 Propinsi khususnya di daerah sentra produksi beras, sejumlah 46,79 juta ton. 9. Terwujudnya peningkatan kememilikan produk alsintan sesuai standar mutu yang berlaku (SNI), di 33 propinsi sebesar 3 5 %. 10. Terlaksananya penumbuhan dan pengembangan kelembagaan alsintan (UPJA), tingkat pemula 10 %, berkembang 10% dan profesional dan mandiri 15% per tahun, serta pengembangan bengkel alsintan di 33 propinsi. 11. Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan dan hortikultura unit, perkebunan seluas unit, dan peternakan unit. Pelaksanaan Sekolah Lapang Adaptasi perubahan iklim di 32 provinsi. 12. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air, serta meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi kelembagaan dalam menangani masalah pengairan tingkat tersier di 32 propinsi. 13. Peningkatan kualitas SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air yang sensitive gender di 33 propinsi. 14. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A di 33 provinsi. 15. Tersalur & terfasilitasinya petani / peternak melalui penyaluran kredit program KKP-E, sebesar Rp. 10,5 Trilyun 16. Tersalurnya kredit pembibitan sapi bersubsidi, sebesar Rp.23,3 Trilyun. 17. Terfasilitasinya Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Petani, Tanaman Pangan, Hortikultura, Kebun & Ternak, sebesar Rp. 24,4 Trilyun. 18. Tersalurnya Pembiayaan Syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, sebesar Rp. 8,83 Trilyun. 19. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di 33 provinsi. 11

23 20. Terlaksananya pengawasan atas peredaran dan penggunaan pupuk secara berimbang dan pestisida yang ramah lingkungan. 21. Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida. 22. Terwujudnya peningkatan kepemilikan alsintan di 33 provinsi sebesar 3-5 % 23. Terwujudnya optimalisasi penggunaan alsintan melalui project percontohan optimasi pemanfaatan alsintan di 5 lokasi setiap tahun 24. Terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna di 33 Provinsi 25. Terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang dan Profesional meningkat masing 10%, 10% dan 15% per tahun dan pengembangan bengkel alsintan di 33 Propinsi 26. Terlaksananya Penguatan UPJA di 33 Propinsi 27. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan UPJA yang berorientasi bisnis dan mandiri sebagai pilot percontohan UPJA Mandiri di 5 lokasi per tahun melalui sekolah lapang alsintan. 28. Terwujudnya peningkatan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 propinsi Arah Kebijakan Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka menunjang pembangunan pertanian adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek lahan adalah adalah pengembangan JUT dan jalan produksi pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan 2. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan, ditempuh melalui: a. Penambahan Baku Lahan (PBL) b. Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi c. Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat 12

24 d. Partisipasi dan pemberdayaan petani. e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 3. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terkendalinya laju alih fungsi lahan, adalah: a. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB) dan penyiapan, penyusunan serta implementasi peraturan pelaksanaanya, baik berupa PP, Perpres, Kepmen, dll. b. Kebijakan perlindungan kawasan pertanian produktif yang diperlukan untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian berkelanjutan, melalui peningkatan koordinasi dengan instansi terkait didalam penetapan kawasan dan penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi / Kabupaten (RTRWP/K), c. Kebijakan peningkatan kesadaran masyarakat petani dalam berpartisipasi untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, melalui pemberdayaan masyarakat petani. d. Kebijakan peningkatan peran institusi terkait dalam pengendalian alih fungsi lahan, melalui peningkatan koordinasi. 4. Kebijakan yang terkait dengan pemberian hak kepemilikan lahan petani (sertifikasi) dilakukan melalui: a. Koordinasi program dengan instansi Badan Pertanahan Nasional. b. Partisipasi dan pemberdayaan petani terutama dalam pemanfaatan sertifikat sebagai agunan kredit pada sumber permodalan (perbankan), untuk peningkatan permodalan. 5. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan pertanian, adalah : a. Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk ditingkatkan IP-nya serta peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan melalui pengembangan pertanian ramah lingkungan. b. Kebijakan pengembangan usahatani konservasi lahan dan konservasi DAS hulu yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat. 13

25 c. Kebijakan reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat/petani pada lahan rawa, bekas tambang dan bekas industri. d. Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan rumah kompos untuk pemberian/penambahan bahan organik/kompos. e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 6. Kebijakan pengembangan basis data sumber daya lahan dan air (tabular dan spasial) yang akurat untuk pengembangan dan pengelolaan lahan dan air irigasi pertanian. 7. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah : a. Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik air permukaan maupun air tanah. b. Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan dengan cara partisipatif. 8. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya optimasi pemanfaatan air irigasi, adalah: a. Peningkatan fungsi prasarana irigasi, b. Penerapan teknologi hemat air c. Peningkatan partisipasi masyarakat. 9. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya konservasi air dan lingkungan hidup, adalah : a. Melakukan pemanenan air hujan dan aliran permukaan, b. Fasilitasi pembangunan sarana prasarana konservasi air c. Melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup dalam segala aktivitas pertanian yang terkait dengan sumber daya air. d. Antisipasi kekeringan dan kebanjiran pada kawasan pertanian. e. Peningkatan partisipasi masyarakat/petani. 10. Kebijakan yang terkait dengan pencapalan sasaran : terwujudnya peningkatan upaya antisipasi perubahan iklim, serta penyebarluasan informasi perilaku iklim adalah: a. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Instansi terkait dalam informasi tentang prakiraan iklim/cuaca. 14

26 b. Peningkatan diseminasi prakiraan iklim kepada petugas lapangan dan petani. c. Peningkatan pengetahuan petani tentang iklim melalui sekolah lapang adaptasi perubahan iklim. 11. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : terwujudnya pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air dalam rangka pengelolaan air irigasi, adalah : a. Pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air secara partisipatif dan berbasis pada kearifan lokal. b. Fasilitasi pemberdayaan kelembagaan pemakai air. 12. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah lahan dan air, adalah: a. Pembentukan pokja penanganan masalah lahan dan air b. Peningkatan intensitas forum komunikasi dan kerjasama antar instansi terkait 13. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air, adalah: a. Peningkatan capacity building bagi petugas dan petani b. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan. 14. Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi petani, fokus pada : a. Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan b. Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/CSR c. Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga keuangan non bank d. Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat e. Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau masyarakat yang peduli terhadap pertanian f. Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota) 15

27 g. Pembiayaan yang bersumber dari Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A), dan Lembaga adat yang berkembang di masyarakat, serta sumber pembiayaan lainnya. 15. Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah : a. Penyediaan pupuk bersubsidi pada sektor pertanian untuk mendorong penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. b. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah lingkungan. c. Peningkatan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian dan non peternakan. 16. Kebijakan pengembangan alsintan, di dalamnya memuat beberapa hal sebagai berikut : a. Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan pada 33 Propinsi sebesar 3 5 % adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan (c) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan. b. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya project percontohan optimasi pemanfaatan alsintan pada 5 lokasi setiap tahun adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten guna pemantapan kegiatan percontohan (c) peningkatan partisipasi produsen alsintan dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan alsintan. c. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna di 33 Propinsi (a) sosialisasi pengawasan alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas alsintan (c) meningkatkan dukungan sarana pengawasan alsintan. d. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula, Berkembang, dan Profesional meningkat, masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun adalah : (a) sosialisasi 16

28 Permentan No. 25 Tahun 2008 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan UPJA (b) Pembentukan Tim UPJA (c) kebijakan pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA (d) peningkatan peranan UPJA dalam pengembangan alsintan (e) kebijakan peningkatan integrasi subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA. e. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan bengkel alsintan di 33 Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam pengembangan bengkel (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel alsintan. f. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya penguatan UPJA di 33 Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait (b) kebijakan bantuan dalam penguatan UPJA (c) peningkatan kompetensi pengelola UPJA dalam mengembangkan bisnisnya (d) peningkatan dukungan sarana untuk penguatan UPJA (e) peningkatan kualitas layanan UPJA yang Profesional. g. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pilot percontohan UPJA Mandiri melalui sekolah lapang alsintan di 5 lokasi per tahun (a) sosialisasi pelaksanaan kegiatan pilot percontohan UPJA Mandiri (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Dinas Kabupaten/Kota guna penetapan lokasi sekolah lapang alsintan (c) peningkatan partisipasi UPJA dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam pengembangan sekolah lapang alsintan (e) kebijakan dalam memperluas pelayanan jasa alsintan baik dari aspek jumlah maupun luas areal layanan. h. Kebijakan yang terkait dengan meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan, dan kelembagaan alsintan di 33 Propinsi adalah kebijakan peningkatan forum komunikasi dan informasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan. 17

29 2.1.3 Program dan Kegiatan Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah : Program Pengembangan dan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian dengan indikator kinerja program adalah : 1) Tersedianya kebijakan di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 2) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 3) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian 4) Luasan (Ha) areal pelayanan irigasi, area pengelolaan lahan dan area pertanian baru. 5) Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha. 6) Terealisasi penyaluran kredit program KKP-E, kredit pembibitan sapi bersubsidi, KUR, dan pembiayaan usaha tani melalui laba BUMN 7) Tersedianya rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian dan non pertanian. 8) Terlaksananya penyediaan dan penyaluran pupuk untuk sektor pertanian. 9) Terlaksananya pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida 10) Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida. 11) Tersedianya kebijakan di bidang alat dan mesin pertanian. 12) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang alat dan mesin pertanian. 13) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang alat dan mesin pertanian 14) Jumlah unit alsintan yang digunakan, luasan (Ha) areal yang dikerjakan menggunakan alsintan, jumlah petugas pengawas alsintan dan jumlah UPJA/Bengkel Alsintan yang operasional. 18

30 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2012 Rencana Kinerja Tahun 2012 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian difokuskan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian terutama untuk pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. Sasaran strategis yang disusun dalam rencana kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 sebagai berikut : 1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian. 2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI. 3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan. 4. Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia. 5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan. 6. Meningkatnya pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). 7. Meningkatnya penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Sasaran strategis Direktorat Jenderal Prasaran dan Sarana Pertanian dituangkan dalam indikator kinerja yaitu terbangunnya jalan pertanian yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani, berkembangnya metode SRI yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani, berkembangnya optimasi lahan pertanian yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani, tercetaknya areal sawah yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi, penyaluran pupuk bersubsidi ( urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik) yang digunakan oleh petani/kelompok tani, traktor roda 2 yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah, traktor roda 4 yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah, pompa air yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian, BLM PUAP yang digunakan gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm, terbangunnya dan terlaksanakannya rehab jaringan irigasi yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usaha tani, tersedianya sumber air yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani. 19

31 2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2012 Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung Program Kementerian. Adapun kontrak kerja yang ditetapkan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian. 2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI. 3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan. 4. Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia. 5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan. 6. Meningkatnya pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). 7. Meningkatnya penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. untuk dapat mengukur kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian maka ditetapkan Indikator kinerja. Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 adalah sebagai berikut : a. Terbangunnya jalan pertanian sepanjang 454 Km yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota. b. Berkembangnya metode SRI seluas Ha yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota. c. Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas Ha yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi, 315 Kabupaten/Kota. d. Tercetaknya areal sawah seluas Ha yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota. e. Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) Urea sebanyak Ton SP-36 sebanyak Ton ZA sebanyak Ton NPK sebanyak Ton Organik sebanyak Ton 20

32 g. Terealisasinya penyediaan Traktor Roda 2 sebanyak unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota. h. Terealisasinya penyediaan Traktor Roda 4 sebanyak 50 unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota. i. Terealisasinya penyediaan Pompa Air sebanyak 600 unit yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten/Kota. j. Tersalurnya BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak 6000 gapoktan untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi. k. Terbangunnya dan terlaksanakannya rehab jaringan irigasi seluas Ha yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usaha tani di 31 Provinsi, 342 Kabupaten/Kota l. Tersedianya sumber air yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani 21

33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2012 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian > 100 persen), (2) berhasil (capaian persen), (3) cukup berhasil (capaian persen), (4) kurang berhasil (capaian < 60 persen) terhadap sasaran yang telah ditetapkan. pengukuran kinerja kegiatan dilakukan melalui pengukuran indikator kinerja. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka target. 3.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Hasil pengukuran pencapaian kinerja dilakukan setelah semua data pencapaian kinerja selesai dihimpun, maka satu per satu diukur realisasi pencapaian rencana tingkat capaian (target) sasaran. Hasil pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2012 diukur berdasarkan Penetapan Kinerja. Namun demikian karena terdapat perubahan atau revisi pada target dan anggaran maka dijelaskan pula pengukuran kinerja berdasarkan perubahan atau revisi yang telah dilakukan. Dari 7 (tujuh) kegiatan strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang ditetapkan kontrak kinerjanya yaitu : 1. Pembangunan Jalan Pertanian 2. Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI 3. Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan 4. Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah Indonesia 5. Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan 6. Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 22

34 7. Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian Nilai pencapaian kinerja masing masing kegiatan tersebut berkisar antara berhasil dan sangat berhasil. Kegiatan yang pencapaian kinerjanya sangat berhasil yaitu kegiatan Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan kegiatan Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian khususnya kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi. Sedangkan kegiatan lainnya pencapaian kinerjanya berhasil. Nilai capaian kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP No. Sasaran Strategis 1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat Indikator Kinerja 1 Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota 1 Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota 2 Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi,315 Kabupaten/ Kota 1 Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota 1 Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat Target Realisasi Capaian Awal Revisi Km 442 Km 97,36 % Berhasil Ha Ha 95,92 % Berhasil Ha Ha 95,07 % Berhasil Ha ,5 Ha 98,37 % Berhasil 23

35 No. Sasaran Strategis 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Indikator Kinerja Awal Target Revisi Realisasi Capaian a. urea Ton ,724 Ton 80,30 % Berhasil b. SP Ton ,700 Ton 85,55 % Berhasil c. ZA Ton ,590 Ton 100 % Berhasil d. NPK Ton ,823 Ton 82,38 % Berhasil e. Organik Ton ,150 Ton 86,71 % Berhasil 1 Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota 2 Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota 3 Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten 1 BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi 1 Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 342 kabupaten/kota 2 Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 266 Kabupaten/Kota Unit Unit 100 % Berhasil 50 - Unit 50 Unit 100 % Berhasil Unit 600 Unit 100 % Berhasil Gapoktan Gapoktan 100,83 % Sangat Berhasil ,6 Ha Ha 100,07 % Sangat Berhasil Unit Unit 98,63% Berhasil 24

36 Penjelasan terkait pencapaian kinerja kegiatan di atas dapat dilihat sebagai berikut : Pembangunan Jalan Pertanian Pengembangan Jalan Pertanian merupakan upaya pembangunan jalan pertanian yang baru, peningkatan kapasitas atau rehabilitasi jalan di kawasan sentra produksi pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan) sebagai akses pengangkutan sarana produksi, alat mesin dan hasil produksi pertanian. Didalam UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan terdapat Klausul Jalan Khusus yaitu jalan yang pembangunan dan pembinaannya merupakan tanggung jawab Kementerian terkait. Sehubungan dengan itu maka jalan pertanian dikategorikan Jalan Khusus pada kawasan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan) sehingga pembinaannya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian. Mengacu pada UU Jalan tersebut maka pengembangan jalan pertanian harus berdasarkan asas kemanfaatan, keamanan, keselamatan, keserasian, keselarasan, keseimbangan, keadilan, transparansi dan akuntabilitas, keberdayagunaan dan keberhasilgunaan serta kebersamaan dan kemitraan. Pada saat ini banyak lokasi lahan pertanian belum mempunyai / terdapat jalan pertanian yang memadai sehingga sangat menghambat masyarakat tani dalam berusaha tani di lahannya. Melalui dana Tugas Pembantuan TA 2012, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melakukan kegiatan pengembangan jalan pertanian pada kawasan sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada TA untuk Pengembangan Jalan Pertanian ditargetkan sepanjang 454 km dengan anggaran sebesar Rp , namun dalam pelaksanaannya kegiatan jalan pertanian mengalami revisi menjadi 447 km dengan pagu anggaran sebesar Rp Ada tambahan bansos pusat sepanjang 5 km dengan anggaran Rp sehingga target berubah menjadi 452 km dengan anggaran sebesar Rp ,- 25

37 Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan jalan pertanian pada tahun 2012 adalah 442 km dengan Target sepanjang 454 km sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 97,36 % sedangkan anggaran terserap Rp dari Pagu Sebesar Rp ,- sehingga realisasi Pagu sebesar 97,36 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan jalan pertanian sebesar 97,79% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 97,79 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan jalan pertanian masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 97,36 % dari target fisik. Tidak tercapainya target dikarenakan kurangnya koordinasi antara petugas di Dinas Kabupaten terkait dan ada masalah intern di dalam satker terkait. Kontribusi dari kegiatan Jalan pertanian ini adalah memperlancar proses produksi dan pemasaran hasil pertanian serta dapat juga berdampak pada peningkatan pendapatan karena adanya akses yang mempermudah untuk pemasaran hasil pertanian dan memperkecil tingkat kerusakan produk pertanian Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dan Pengembangan Metode SRI a) Perluasan Optimasi Lahan Pertanian Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usahatani yang lebih produktif. Kegiatan optimasi lahan pertanian diarahkan untuk memenuhi kriteria lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan perternakan dari aspek teknis, perbaikan fisik dan kimiawi tanah, serta peningkatan infrastruktur usahatani yang diperlukan Pada TA.2012 untuk Perluasan Optimasi Lahan ditargetkan sebanyak Ha dengan anggaran sebesar Rp ,- namun target mengalami revisi menjadi Ha dengan pagu anggaran sebesar Rp

38 Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian pada tahun 2012 adalah seluas Ha dari target Ha sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 95,07 % sedangkan Anggaran terserap sebesar Rp ,- dari Pagu sebesar Rp sehingga realisasi berdasarkan pagu adalah 95,07 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian adalah sebesar 94,88% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 94,88 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 95,07%. Tidak tercapainya target dikarenakan pada beberapa satker provinsi / kabupaten tidak menemukan lokasi yang cocok untuk pengembangan optimasi lahan sesuai besaran volume yang ditargetkan sehingga sebagian tidak dapat dilaksanakan serta lokasi yang cocok tumpang tindih dengan kegiatan SLPTT padi, lahan optimasi untuk mendukung pangan masuk ke dalam areal perkebunan, kegiatan masuk satker yang salah, serta satker terlambat melakukan revisi. Kontribusi kegiatan Perluasan Optimasi Lahan Pertanian dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan pengembangan Optimasi Lahan menghasilkan penambahan produktivitas 1-2 Ton/Ha, maka akan dapat menghasilkan produksi gabah kering panen (GKP) sebesar ton di Tahun Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat. b) Pengembangan Metode SRI Kegiatan usahatani padi sawah melalui metode system of Rice Intensification (SRI) merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, efisiensi dalam penggunaan air irigasi melalui pemberian air macak-macak, efisiensi input melalui pemberdayaan petani dan kearifan lokal. Pengembangan 27

39 tanaman padi dengan metode SRI dapat miningkatkan produksi padi dan pendapatan petani. Nilai tambah lain yang diperoleh dari pengembangan padi organik SRI dari aspek lingkungan dan sosial yaitu : 1). Penurun emisi gas metan 2). Pengurangan Emisi Gas CO2 akibat pembakaran Jerami 3). Reduksi Pencemaran tanah dan air dari pupuk kimia dan residu pestisida 4). Daur ulang sampah (mengurangi problem sampah) 5). Peningkatan Kadar BO dalam tanah 6). Kearifan Lokal 7). Kelembagaan pedesaan 8). Pemberdayaan petani 9). Terciptanya lapangan pekerjaan 10). Urbanisasi dapat dikendalikan Unit cost kegiatan digunakan untuk biaya pengadaan alat dan saprodi, pengolahan tanah, pelatihan, Sekolah Lapangan (SL) dan pendampingan, workshop, monitoring dan evaluasi, pelaporan. Pada TA.2012 untuk Pengembangan Metode SRI ditargetkan sebanyak Ha dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- namum target mengalami revisi sehingga berubah menjadi Ha dengan anggaran sebesar Rp ,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Pengembangan Metode SRI pada tahun 2012 adalah Ha dari target seluas Ha sehingga realisasi berdasarkan target PK adalah sebesar 95,92 % sedangkan Anggaran terserap adalah Rp dari Pagu sebesar Rp sehingga realisasi berdasarkan pagu adalah 95,92 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan pengembangan metode SRI adalah sebesar 95,44% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 95,44 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Metode SRI masuk dalam kriteria (Berhasil) hal 28

40 ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 95,92%. Tidak tercapainya target dikarenakan tidak ditemukan lokasi yang cocok untuk kegiatan SRI, lokasi yang cocok untuk kegiatan SRI telah digunakan untuk kegiatan SLPTT Padi, dan petani kurang berminat terhadap kegiatan SRI. Kontribusi kegiatan Pengembangan Metode SRI dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan Pengembangan Metode SRI menghasilkan penambahan produktivitas 1-2 Ton/Ha, maka akan dapat menghasilkan produksi gabah kering panen (GKP) sebesar ton di Tahun Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah suatu usaha penambahan baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum diusahakan untuk pertanian dengan sistim sawah seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan. Sasaran dari Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, cetak sawah dan lahan kering. Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan seluas Ha sedangkan dana yang dialokasikan untuk kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah sebesar Rp ,-. namun target mengalami revisi sehingga berubah dari Ha menjadi Ha dan Pagu Anggaran menjadi Rp Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan pada tahun 2012 untuk lahan sawah baru dari target PK seluas Ha terealisasi ,5 Ha atau 98,37%. Sedangkan realisasi keuangan dari anggaran pencetakan sawah Rp ,- terserap Rp ,- atau 98,37%. 29

41 Berdasarkan target revisi capaian kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan sebesar 97,65% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 97,65 %. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 98,37 %. Tidak tercapainya target disebabkan hal-hal sebagai berikut : Tidak adanya calon petani dan calon lokasi yang sesuai dengan pengusulan sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lokasi lahan tumpang tindih dengan fungsi lahan lainnya. Lahan yang tersedia tidak sesuai dengan persyaratan kesesuaian lahan menurut Pedoman Teknis Perluasan Sawah, misalnya di Kabupaten Muara Enim. Kegiatan cetak sawah di sejumlah kabupaten tidak tertib administrasi dan tidak sesuai pedoman teknis. Adanya kendala alam berupa banjir sehingga menghambat proses fisik, khususnya tahap tanam atau panen. Kontribusi kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan dapat kita perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan perluasan areal sawah menghasilkan produktivitas rata-rata 3 ton per ha maka akan dapat menghasilkan produksi gabah sebesar ,5 ton GKP yang akan dipanen sebagian besar di Tahun Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan akan meningkat Penyediaan Pupuk dan Pestisida di Seluruh Wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik 30

42 lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian. Kegiatan Penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebanyak Ton untuk pupuk urea, Ton untuk pupuk SP-36, Ton untuk pupuk ZA, Ton untuk pupuk NPK dan Ton untuk pupuk Organik. Sedangkan dana yang dialokasikan sebesar Rp ,305 Milyar untuk pupuk urea, Rp.1.870,034 Milyar untuk pupuk SP-36, Rp.1.160,119 Milyar untuk pupuk ZA, Rp.5.147,083 Milyar untuk pupuk NPK, dan Rp. 717,945 Milyar untuk pupuk organik Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi pada tahun 2012 adalah: Target Pupuk Urea sebanyak Ton terealisasi ,724 Ton (80,30%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp ,305 Milyar terserap Rp ,305 Milyar ( 100% ) Target Pupuk SP-36 sebanyak Ton terealisasi ,700 Ton (85,55%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp ,034 Milyar terserap Rp ,034 Milyar (100%). Target Pupuk ZA sebanyak Ton terealisasi ,590 Ton (100%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp ,119 Milyar terserap Rp ,119 Milyar ( 100% ). Target Pupuk NPK sebanyak Ton terealisasi ,823 Ton (82,38%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp ,083 Milyar terserap Rp ,083 Milyar ( 100% ). Target Pupuk Organik sebanyak Ton terealisasi ,150 Ton (86,71%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 717,945 Milyar terserap Rp. 717,945 Milyar ( 100% ). Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat dari capaian kinerja sebesar 80,30 % s/d 100 %. Tidak tercapainya target fisik disebabkan meningkatnya Harga Pokok Penjualan (HPP) disisi lain pagu anggaran subsidi mengalami penurunan sehingga jumlah pupuk yang disalurkan berkurang. 31

43 Kontribusi kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi bagi peningkatan produksi padi adalah jaminan ketersediaan pupuk yang dapat menjaga/meningkatkan produktivitas padi diareal sawah yang mendapatkan pupuk Peningkatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan Pengairan Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan adalah bantuan berupa traktor roda 2 (dua), traktor roda 4 (empat) dan pompa air. Alat mesin pertanian ini berperan penting dalam mempercepat proses pengolahan tanah dengan mutu hasil yang lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan itensitas pertanaman diberbagai ekologi lahan. Sasaran kegiatan Bantuan Kepemilikan Alat Mesin Pertanian adalah memperlancar pengolahan lahan. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak unit untuk traktor roda 2 (dua), sebanyak 50 unit untuk traktor roda 4 (empat) dan 600 unit pompa air. Sedangkan dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp ,- untuk traktor roda 2, Rp ,- untuk traktor roda 4 dan Rp untuk pompa air. Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan pada tahun 2012 adalah dari target Traktor Roda 2 sebanyak unit telah terealisasi unit (100%), sedangkan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp ,- terserap Rp atau 96,51%, untuk traktor roda 4 dengan target sebanyak 50 unit terealisasi 50 unit (100%) sedangkan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp ,- terealisasi Rp ,- (89,96%), pompa air dengan target 600 unit terealisasi 600 unit (100%) dan realisasi keuangan dari pagu sebesar Rp ,- telah terealisasi Rp ,- (88,12%). Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 32

44 yang terdiri dari traktor roda 2, traktor roda 4 dan pompa air dan masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase sebesar 100%. Pada realisasi anggaran tidak mencapai 100 % dikarenakan pengadaan alat mesin pertanian menggunakan metode lelang sehingga ada penghematan dana. Kontribusi kegiatan pemanfaatan alsintan yaitu meningkatkan kepemilikan alsintan oleh kelompok tani/upja untuk mempercepat pengolahan tanah dan penyediaan air irigasi mendukung tanam serempak Peningkatan Pelayanan Pembiayaan Petani Melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai potensi pertanian desa. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak gapoktan dengan alokasi dana sebesar Rp ,- namun mengalami penambahan anggaran sebesar Rp sehingga alokasi anggaran menjadi Rp Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada tahun 2012 yaitu dari target PK sebanyak gapoktan terealisasi gapoktan atau (100,83%), sedangkan realisasi keuangan, dari Rp ,- terserap Rp ( 100,83% ) Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) masuk ke dalam kriteria ( Sangat Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 100,83%. 33

45 Kontribusi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya Usaha Agribisnis bagi para petani dalam membantu permodalan guna mendukung usaha pertanian Peningkatan Ketersediaan Air Irigasi dalam Mendukung Produksi Pertanian Luas lahan pertanian dari tahun ke tahun diperkirakan menyusut. Salah satu faktor penyebabnya adalah terus berkurangnya ketersediaan air. Akibat ketersediaan air yang terus berkurang, petani jadi terkendala menggarap lahan. Karena itu, lahan pertanian banyak yang dialih fungsikan. lahan sawah produktif masih ada yang terbengkalai karena kurang air mencapai ribuan hektare. Akibat hal ini, ada beberapa petani yang beralih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan atau yang lainnya. Karena itu, perlu diambil beberapa langkah antisipatif. Di antaranya, pemerintah memperbaiki beberapa saluran irigasi yang terbengkalai. Langkah lainnya dengan membuat pengembangan sumber air pada titik pertanian yang produktif. a) Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan pengembangan jaringan irigasi diarahkan pada jaringan yang sangat memerlukan pembangunan/rehabilitasi atau pembangunan bendung yang terkena bencana sehingga memerlukan jaringan tersier baru. Biaya yang tersedia dalam mata anggaran bantuan sosial lainnya dipergunakan untuk kegiatan fisik pengembangan jaringan dengan mengacu pada pedoman umum Bansos Ditjen Prasarana Dan Sarana Pertanian. Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi ditargetkan seluas Ha dengan alokasi dana sebesar Rp ,- namun karena adanya tambahan dana bansos pusat seluas ,6 Ha dengan anggaran sebesar Rp sehingga target berubah menjadi ,6 Ha dengan anggaran sebesar Rp ,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pengembangan jaringan irigasi dari target PK seluas Ha terealisasi Ha atau 100,07 %, sedangkan 34

46 realisasi keuangan, dari anggaran Rp ,-. terserap Rp ,-. atau 101,60%. Berdasarkan hasil penambahan dana bansos capaian kegiatan pengembangan jaringan irigasi adalah sebesar 98,03% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 99,52 %. Tidak tercapainya target disebabkan Dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi TA. 2012, terdapat kabupaten yang tidak melaksanakan kegiatan diantaranya : - Kabupaten Kotawaringin Barat (Propinsi Kalimantan Tengah) (Dinas Perkebunan) dari kegiatan Pengembangan Jaringan yang dialokasikan 500 Ha, karena ketidaksiapan calon petani dan lokasi. - Kabupaten Wakatobi (Propinsi Sulawesi Tenggara), alokasi 150 ha tidak dapat dilaksanakan karena semula mendukung Cetak Sawah yg tidak dilaksanakan sampai akhir tahun. - Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Propinsi Kalimantan Selatan), alokasi Ha terealisasi 555 Ha sisa 945 Ha. Sisa alokasi tidak dilaksanakan karena jaringan sekunder DI amandit belum dibangun. - Kabupaten Tanah Bumbu (Propinsi Kalimantan Selatan), alokasi 1000 Ha terealisasi 574 Ha sisa 426 Ha. Sisa alokasi tidak dilaksanakan karena kurangnya persiapan dari kelompok tani. - Kabupaten Kepahiyang (Propinsi Bengkulu) alokasi 3500 Ha. Terealisasi Ha sisanya tidak dilaksanakan karena ketidaksiapan calon petani dan lokasi. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pengembangan jaringan irigasi masuk ke dalam kriteria (Sangat Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 101,60% Kontribusi dari pelaksanaan kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi terhadap total peningkatan produksi pada tahun 2012 diperkirakan sebesar ton. Uraian diatas diperoleh dengan beberapa asumsi untuk beberapa kondisi : (1) untuk IP < 100, asumsi alokasi kegiatan 60 % dengan persen peningkatan IP sebesar 30 persen dengan produktivitas 4 35

47 ton/hektar; (2) untuk 150 IP 200, asumsi alokasi kegiatan 30 % dengan persen peningkatan IP sebesar 20 persen dengan produktivitas 5 ton/hektar; dan (3) untuk 200, asumsi alokasi kegiatan 10 % dengan persen peningkatan IP sebesar 10 persen dengan produktivitas 5,5 ton/hektar; b) Pengembangan Sumber Air Air permukaan dan air tanah, merupakan sumber air utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Namun demikian sampai saat ini sebagian besar kebutuhan air irigasi, masih mengandalkan sumber air permukaan, sedangkan air tanah belum dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu pengembangan sumber air perlu dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan manfaat bagi pengembangan sektor pertanian. Tujuan Pengembangan Sumber Air adalah Memanfaatkan potensi sumber air sebagai air irigasi, terutama pada lahan kering dan tadah hujan; air minum & sanitasi untuk budidaya ternak, Meningkatkan ketersediaan air irigasi, Meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas usaha tani, Meningkatkan produksi pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani. Pada PK tahun 2012 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak Unit dengan alokasi dana sebesar Rp namun kegiatan pengembangan sumber air mengalami revisi sehingga target meningkat menjadi unit dengan anggaran sebesar Rp ,- Hasil Capaian Kinerja : Realisasi kegiatan pengembangan sumber air dari target PK sebanyak unit terealisasi unit atau 98,63 %, sedangkan realisasi keuangan, dari anggaran Rp ,-. terserap Rp ,-. atau 98,59 %. Berdasarkan target revisi capaian kegiatan pengembangan sumber air adalah sebesar 93,98% untuk target fisik dan untuk keuangan sebesar 93,17 %. 36

48 belum tercapainya target dikarenakan ada beberapa kabupaten yang baru melakukan pencairan dana pada bulan Desember sehingga data masih akan terus diupdate selain itu berdasarkan informasi ada 10 unit kegiatan pengembangan sumber air yang memiliki kendala dalam realisasi kegiatan pengembangan sumber air, yaitu: 1. Kab. Cirebon Jawa Barat (7 unit mendukung perkebunan) belum bisa melaksanakan kegiatan pengembangan sumber air dikarenakan adanya miskomunikasi antara Dinas Provinsi dengan Dinas Kabupaten. 2. Kab. Tolikara Papua (3 unit mendukung tanaman pangan) berdasarkan informasi dari dinas terkait tidak dapat melaksanakan kegiatan pengembangan sumber air dan kegiatan PSP secara keseluruhan dikarenakan adanya arahan dari Bupati baru. 3. Kabupaten Ponorogo Jawa Timur (5 unit mendukung peternakan) hanya dapat melaksanakan 1 unit kegiatan pengembangan sumber air karena kesulitan mencari lokasi pelaksanaan yang cocok. Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, kegiatan pengembangan sumber air masuk ke dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 98,63 % Kontribusi kegiatan pengembangan sumber air terhadap total peningkatan produksi pada tahun 2012 diperkirakan sebesar ton untuk subsektor tanaman pangan. Dengan asumsi per unit dapat dimanfaatkan untuk mengairi 25 Ha dengan produktivitas awal 5 Ton/Ha menjadi sekitar 6 Ton/Ha serta peningkatan IP sebesar 30 %. 3.3 Evaluasi Kinerja 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian : Kegiatan pembangunan jalan pertanian pada tahun 2012 merupakan kegiatan pengembangan jalan pertanian pada kawasan sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 pembangunan jalan untuk membantu sektor pertanian dibedakan menjadi kegiatan pengembangan jalan produksi dan 37

49 pengembangan jalan usaha tani, sedangkan pada tahun 2012 kegiatan pembangunan jalan untuk membantu sektor pertanian hanya ada 1 (satu) kegiatan saja yaitu pengembangan jalan pertanian. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan jalan pertanian (JUT dan Japrod) ditargetkan sepanjang km dan terealisasi km atau 89,68 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan jalan pertanian ditargetkan sepanjang 452 km dan terealisasi sepanjang 442 km atau 97,79 % Berdasarkan renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pembangunan jalan untuk mendukung sektor pertanian di targetkan sebanyak Km ( yang terdiri dari Km jalan usaha tani dan Km jalan produksi ). Sampai dengan tahun 2012 pembangunan jalan mendukung sektor pertanian sudah mencapai Km sehingga berdasarkan target renstra, kegiatan pembangunan jalan pertanian mendukung sektor pertanian sudah terealisasi 17 %. Seperti pada grafik 1 berikut ini : Grafik 1 Pengembangan Jalan Pertanian % 17 % 2. Kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI : a) Perluasan Optimasi Lahan Pertanian Optimasi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan melalui upaya perbaikan dan peningkatan daya dukung lahan, sehingga dapat 38

50 menjadi lahan usahatani yang lebih produktif. Pada tahun 2011 kegiatan perluasan optimasi lahan ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 90,22 %. Pada tahun 2012 kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 94,88 %. Pada Renstra Ditjen PSP kegiatan optimasi lahan pertanian ditargetkan seluas Ha dan sampai dengan tahun 2012 kegiatan optimasi lahan pertanian telah terealisasi seluas Ha atau 24 %. Seperti pada grafik 2 berikut ini : Grafik 2 Perluasan Optimasi Lahan Pertanian 2.44 % 24 % b) Pengembangan metode SRI system of Rice Intensification (SRI) merupakan teknologi usahatani ramah lingkungan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia, efisiensi dalam penggunaan air irigasi melalui pemberian air macak-macak. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan metode SRI ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 93,38 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan metode SRI ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 95,44 %. Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun kegiatan Pengembangan metode SRI ditargetkan seluas Ha dan sampai dengan tahun 2012 kegiatan pengembangan metode SRI telah terealisasi seluas Ha atau 13 %. Dari hasil monitoring dan evaluasi diperoleh gambaran kecilnya 39

51 realisasi kegiatan SRI dipengaruhi oleh kebijakan dan keterbatasan anggaran bahwa pelaksanaan kegiatan SRI di lapangan belum sepenuhnya prinsip - prinsip dasar SRI diterapkan oleh para petani hal ini disebabkan masih adanya keraguan petani untuk mengadopsi teknologi budidaya SRI oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan pendampingan/pengawalan serta pelatihan di tingkat kelompok secara intensif. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik Seperti pada grafik 3 berikut ini : Grafik 3 Pengembangan Metode SRI 2.00 % % 3. Kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan : Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah suatu usaha penambahan baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum diusahakan untuk pertanian dengan sistim sawah seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan. Sasaran dari Kegiatan Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan adalah meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, cetak sawah. Pada tahun 2011 kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan terdiri dari perluasan lahan sawah yang ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 88,98 % dan perluasan lahan kering yang ditargetkan seluas Ha dan terealisasi seluas Ha atau 89,21 %. Pada tahun 2012 kegiatan perluasan areal pertanian kawasan tanaman pangan hanya 1 (satu) kegiatan saja dengan target seluas Ha dan terealisasi seluas ,5 Ha atau 97,65 %. 40

52 Kegiatan perluasan areal lahan sawah pada Renstra Ditjen PSP tahun menargetkan perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan seluas Ha untuk sawah. Sampai dengan tahun 2012 perluasan pertanian kawasan tanaman pangan sudah mencapai Ha atau 45%. Seperti pada grafik 4 berikut ini : Grafik 4 Perluasan Areal Pertanian Kawasan Tanaman Pangan % 45 % 4. Penyediaan pupuk dan pestisida : Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah diterapkannya pemupukan berimbang spesifik lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi pada tahun 2011 ditargetkan sebanyak Ton dan terealisasi Ton atau 85,00 %. Pada tahun 2012 kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebanyak Ton dan terealisasi sebanyak Ton atau 83,69 %. Seperti pada grafik 5 berikut ini : 41

53 Grafik 5 Penyaluran Pupuk Bersubsidi 5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan adalah bantuan berupa traktor roda 2 (dua), traktor roda 4 (empat) dan pompa air. Alat mesin pertanian ini berperan penting dalam mempercepat proses pengolahan tanah dengan mutu hasil yang lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan itensitas pertanaman diberbagai ekologi lahan. Pada tahun 2011 Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan ditargetkan sebanyak 687 unit untuk traktor roda dan terealisasi sebanyak 662 unit atau 96,36 % dan 414 unit untuk pompa air dengan realisasi 410 unit atau 99,03 %. Pada tahun 2012 Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan ditargetkan sebanyak unit untuk traktor roda dan terealisasi sebanyak unit atau 100 % dan 600 unit untuk pompa air dengan realisasi 600 unit atau 100 % Sampai dengan tahun 2012 traktor roda telah berkontribusi sebanyak unit dan pompa air sebanyak unit. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 6 berikut ini : 42

54 Grafik 6 Pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian 6. Kegiatan pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung pengembangan usaha agribisnis perdesaan (PUAP) : Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai potensi pertanian desa. Pada tahun 2011 kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak gapoktan dan terealisasi sebanyak gapoktan atau 91,10 %. Pada tahun 2012 kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak gapoktan dan terealisasi sebanyak gapoktan atau 100 %. Pada Renstra Ditjen PSP kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ditargetkan sebanyak Gapoktan, namun alokasi dana APBN hanya Gapoktan. Khusus realisasi PUAP tahun mencapai Gapoktan (38 %) dari target. Berdasarkan hasil monitoring penyaluran dana BLM-PUAP bahwa (a). dana BLM-PUAP dimanfaatkan petani anggota Gapoktan utamanya 43

55 membeli sarana produksi (pupuk, pestisida dan benih) untuk mendukung peningkatan penerapan teknologi anjuran dan sebagian kecil untuk usaha bakulan. (b). Gapoktan memiliki kinerja kelembagaan mulai dari sedang sampai baik. Untuk meningkatkan dampak dana PUAP terhadap peningkatan produktivitas usaha perlu ditingkatkan pembinaan dan bimbingan secara berkesinambungan. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 7 berikut ini : Grafik 7 Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) % 38 % 7. Kegiatan ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian meliputi : a) Pengembangan Jaringan Irigasi Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada tahun 2011 ditargetkan seluas Ha (terdiri dari JITUT, JIDES dan TAM) dan terealisasi seluas Ha atau 100 %. Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada tahun 2012 ditargetkan seluas Ha (sesuai dengan PK) setelah ada tambahan Bansos Pusat maka bertambah menjadi Ha (Bansos Pusat seluas Ha) dan capaian realisasi seluas ha atau 100,07 %. Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun pengembangan jaringan irigasi ditargetkan seluas Ha dan sampai dengan tahun 2012 sudah terealisasi seluas Ha atau sekitar 43 %. Seperti pada grafik 8 berikut ini : 44

56 Grafik 8 Pengembangan Jaringan Irigasi % 43 % b) Pengembangan Sumber Air Pengembangan Sumber Air adalah kegiatan pemanfaatan potensi sumber air sebagai air irigasi, terutama pada lahan kering dan tadah hujan, air minum & sanitasi untuk budidaya ternak, meningkatkan ketersediaan air irigasi, meningkatkan luas areal tanam, indeks pertanaman (IP) dan produktivitas usaha tani. Pada tahun 2011 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak unit dan terealisasi unit atau 98,62 %. Pada tahun 2012 kegiatan pengembangan sumber air ditargetkan sebanyak unit dan terealisasi sebanyak unit atau 93,98 %. Kegiatan pengembangan jaringan irigasi pada Renstra Ditjen PSP ditargetkan seluas ha dan sampai dengan tahun 2012 telah terealisasi seluas atau 51 %. Data dapat dilihat dalam bentuk grafik seperti pada grafik 9 berikut ini : 45

57 Grafik 9 Pengembangan Sumber Air % 51 % Berdasarkan hasil penyajian data dan informasi pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran masing-masing kegiatan utama serta melihat kegiatan sebelumnya dapat diinterprestasikan keberhasilan akuntabilitas kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kegiatan Tahun 2012 rata-rata lebih besar dari tahun sebelumnya dan realisasi umumnya dalam kriteria Berhasil. 3.4 Dukungan Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 354 orang yang tersebar pada Sekretariat Direktorat sebanyak 93 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebanyak 58 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 67 orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 45 orang, Direktorat Pupuk dan Pestisida sebanyak 56 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebanyak 35. orang dengan rincian seperti pada Tabel 2 berikut : 46

58 Tabel 2. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Pangkat dan Golongan No. Unit Eselon II Golongan Pegawai IV III II I Total (org) 1 Setditjen Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan Dit. Pengelolaan Air Irigasi Dit. Pembiayaan Pertanian Dit. Pupuk dan Pestisida Dit. Alat dan Mesin Pertanian Jumlah Berdasarkan sebaran pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, sebanyak 81 orang yang terdiri dari pejabat eselon I sebanyak 1 orang, pejabat eselon II sebanyak 6 orang, pejabat eselon III sebanyak 22 orang dan pejabat eselon IV sebanyak 52 orang, dengan rincian seperti pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV. No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Jumlah Berdasarkan sebaran pegawai menurut golongan pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, pegawai golongan I sudah tidak ada, golongan II sebanyak 55 orang, golongan III sebanyak 253 orang dan golongan IV sebanyak 46 orang dengan rincian seperti pada Tabel 4 berikut : 47

59 Tabel 4. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Sebaran Pegawai Per Golongan. No. Golongan A B C D E Jumlah 1 Gol I Gol II Gol III Gol IV Jumlah Akuntabilitas Keuangan Ditjen PSP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran 2012 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp ,- anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp ,- Dana Dekon sebesar Rp ,- Dana Pusat sebesar Rp ,- dan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian juga mendapat dana bantuan luar negeri sebesar Rp ,- Dana APBN Rupiah Murni sebesar Rp ,- digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam) Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar Rp ,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar Rp ,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar Rp ,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar Rp ,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar Rp ,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp ,- Adapun realisasi tercantum dalam tabel 5 dan tabel 6 sebagai berikut : Tabel 5. Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya. No. SATKER PAGU REAL. PENYERAPAN % 1. PUSAT ,30 2. Dekonsentrasi ,15 3. Tugas Pembantuan ,34 JUMLAH ,60 48

60 Tabel 6. Daftar Pagu Anggaran per-direktorat dan Realisasinya. No Unit Eselon II Pagu Realisasi % 1. Setditjen PSP ,48 2. Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan ,61 3. Dit. Pengelolaan Air Irigasi ,29 4. Dit. Pembiayaan Pertanian ,04 5. Dit. Pupuk dan Pestisida ,53 6. Dit. Alat dan Mesin Pertanian ,70 JUMLAH ,30 Pada TA. 2012, Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum pada Penetapan Kinerja Kementerian Pertanian ada 7 kegiatan yaitu (1). Pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian (2). Perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI (3). Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan (4). Penyediaan pupuk dan pestisida (5). Pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan (6). Pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), dan (7). Penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian. Secara rinci target dan realisasi keuangan dari 7 (tujuh) kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian dengan pagu anggaran sebesar Rp terealisasi sebesar Rp ,- atau 97,36% 2. Kegiatan Perluasan optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI dengan pagu anggaran sebesar : 49

61 Rp ,- untuk kegiatan perluasan optimasi lahan pertanian dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 95,07%. Rp ,- untuk kegiatan pengembangan metode SRI dengan realisasi sebesar Rp ,- atau 95,92 % 3. Kegiatan Perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp atau 98,37% 4. Kegiatan Penyediaan pupuk dan pestisida, meliputi : Pupuk Urea dengan pagu anggaran sebesar Rp ,305 Milyar dan terealisasi sebesar Rp ,305,- Milyar atau 100% Pupuk SP-36 dengan pagu anggaran sebesar Rp ,034 Milyar dan terealisasi sebesar Rp ,034,- Milyar atau 100 % Pupuk ZA dengan pagu anggaran sebesar Rp ,119 Milyar dan terealisasi sebesar Rp ,119,- Milyar atau 100% Pupuk NPK dengan pagu anggaran sebesar Rp ,083 Milyar dan terealisasi sebesar Rp ,083,- Milyar atau 100% Pupuk Organik dengan pagu anggaran sebesar Rp. 717,945 Milyar dan terealisasi sebesar Rp. 717,945,- Milyar atau 100% 5. Kegiatan Pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Traktor roda 2 dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,51% Traktor roda 4 dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 89,96% Pompa air dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau 88,12% 6. Kegiatan Pelayanan pembiayaan petani melalui bantuan langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 100,83% 7. Kegiatan Penyediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian meliputi : 50

62 Kegiatan pengembangan jaringan irigasi dengan pagu anggaran sebesar Rp dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 101,60 % Kegiatan pengembangan sumber air dengan pagu anggaran sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 98,59% 3.6 Hambatan dan Kendala Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan strategis pada tahun Untuk itu melalui analisis laporan serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau target tidak mencapai 100 % serta langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil pada tahun mendatang. Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain : 1. Terdapat lokasi kegiatan diluar kawasan budidaya pertanian (masuk kawasan Hutan Produksi Konversi) sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan atau tertunda pelaksanaannya. 2. Beberapa satker daerah pelaksana kegiatan mengalami revisi DIPA/POK sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan sampai proses revisi tersebut selesai (pelaksanaan kegiatan terlambat bahkan tidak terlaksana). 3. Terjadinya perubahan struktur organisasi di beberapa satker daerah pelaksana kegiatan sehingga terjadi perubahan pejabat pelaksana kegiatan seperti Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara yang menyebabkan kegiatan tidak bisa segera dilaksanakan. 4. Keterlambatan dalam menetapkan calon lokasi dan kelompok tani penerima kegiatan di beberapa daerah yang disebabkan kesulitan dalam memilih lokasi dan petani yang sesuai dengan pedoman teknis. 5. Kondisi lahan yang terkena banjir sehingga menggagalkan rencana tanam/panen yang telah diperkirakan 51

63 3.7 Upaya dan Tindak Lanjut Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain : 1. Identifikasi calon petani dan calon lokasi diharapkan dapat dilakukan pada tahun sebelumnya sehingga proses penyelesaian administrasi kegiatan dapat dipercepat. 2. Memperbaiki sistem pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Sebagai langkah awal 3. Melakukan koordinasi dan monitoring lebih intensif agar program kegiatan tetap berjalan walaupun terjadi perubahan struktur organisasi 4. Petugas pelaksana kegiatan perlu memahami pedoman teknis yang ada agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik, secara teknis dan administrasi. 5. Mengidentifikasi lahan yang rawan dengan banjir dan curah hujan tinggi sehingga dapat dilakukan tindakan preventif ketika masuk musim penghujan agar kegiatan pengolahan lahan pertanian tidak mengalami kendala 52

64 BAB IV PENUTUP Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani), telah disusun Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk mendukung sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai program dan kegiatan yang meliputi aspek Perluasan dan Pengelolaan Areal Lahan, Pengelolaan Air Irigasi, Pupuk dan Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian, serta Pembiayaan Pertanian. Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan prasarana dan sarana pertanian baik dari pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian. Namun masih banyak tantangan dan kendala yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan prasarana dan sarana. Keberhasilan program/kegiatan, kinerja dan pengembangan prasarana dan sarana sangat tergantung dari partisiapsi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani, pembina, pemerintah daerah dan pusat. Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah dilaksanakan revisi kegiatan. Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan. Adanya revisi, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang. 53

65 Pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 7 kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian bahwa sampai dengan tahun 2012 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra baru mencapai antara % untuk itu, kegiatan utama yang mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya untuk peningkatan volume pada tahun

66 LAMPIRAN

67 MATRIK RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

68 (PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan PROGRAM/ Target Prioritas TOTAL NO KEGIATAN SASARAN INDIKATOR (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) PRIORITAS PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 5, , , , , Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian Terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian dan mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya aksesibilitas dan luas lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi maupun direklamasi serta meningkatnya luasan areal pertanian baru Meningkatnya efisiensi dan ketersediaan air irigasi pada lahan-lahan pertanian Ha Km Bdg 561 Pkt Ha unit Ha 454 Km Bdg 8 Pkt Ha Unit Ha Km Bdg 4 Pkt Ha Unit Ha Km Bdg 4 Pkt Ha Unit Terfasilitasinya alat dan mesin pertanian Unit Unit Unit Unit Tersalurkannya pupuk dan pestisida 9,73 jt ton 0,21 jt ton 36,39 jt ton Terfasilitasinya pola pembiayaan pertanian Gapoktan; 4,5 Triliun; 50 orang; 1,5 triliun; 200 LKMA; Rancangan kebijakan pembiayaan pertanian; Penyusunan kebijakan asuransi pertanian 10,53 jt ton 0,10 jt ton 36,97 jt ton Gapoktan; 5,0 Triliun; 100 orang; 1,8 triliun; 300 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Pengembangan dasar hukum dan uji coba 11,06 jt ton 0,10 jt ton 37,66 jt ton Gapoktan; 6,0 Triliun; 100 orang; 2,0 triliun; 350 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Uji coba 11,61 jt ton 0,10 jt ton 38,41 jt ton Gapoktan; 7,0 Triliun; 100 orang; 2,2 triliun; 400 LKMA; Kebijakan pembiayaan pertanian; Pelaksanaan asuransi pertanian PSP - 1

69 (PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.1 Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang) SASARAN Meningkatnya produktivitas lahan pertanian, luasan areal pertanian baru dan prasarana Jalan Usaha Tani/Jalan Produksi serta pengendalian lahan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian INDIKATOR Luasan (Ha) perluasan areal Tanaman pangan (sawah dan lahan Kering), kawasan hortikultura, kawasan perkebunan dan kawasan peternakan Jumlah (Ha) Lahan yang dioptimasi, dikonservasi, direhabilitasi dan direklamasi Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) Ha Ha Ha Ha , , , , Ha Ha Ha Ha , Jumlah (Ha) Konservasi DAS Hulu Ha Jumlah (Ha) Pengembangan SRI (System of Rice Intensification Jumlah bidang tanah petani yang di prasertifikasi 559 Pkt Ha Ha Ha , Bdg Bdg Bdg Bdg Jumlah Panjang Jalan Usaha Tani (JUT) dan Jalan Produksi (JAPROD) pada Jalan Pertanain Km Jumlah (Km) Jalan Pertanian 454 Km Km Km , Jumlah audit Lahan Luar Jawa 1 Paket 7 Paket 3 Paket 3 Paket Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) Sub total 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket , , , , , PSP - 2

70 (PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.2 Pengelolaan air irigasi untuk pertanian (Prioritas Nasional dan Bidang) SASARAN Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian INDIKATOR Jumlah (unit) pengembangan sumber air alternatif skala kecil (melalui pengembangan sumber air permukaan dan air tanah) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. Jumlah (Ha) pengembangan jaringan dan optimasi air (melalui pengembangan/ rehabilitasi JITUT, JIDES, dan TAM) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura,dan perkebunan Jumlah (Unit) pengembangan/ pelaksanaan konservasi air dan lingkungan hidup serta antisipasi perubahan iklim (melalui pembangunan embung/ dam parit dan Sekolah Lapang Iklim) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) Unit Unit Unit Unit Ha Ha Ha Ha , Unit Unit Unit Unit Jumlah (Unit) pengembangan kelembagaan petani pemakai air (melalui Pemberdayaan P3A dan Pengembangan Irigasi Partisipatif) untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan Unit 300 Unit 750 Unit 850 Unit Penyaluran pupuk bersubsidi (Prioritas Nasional dan Bidang) Tersalurnya Pupuk Bersubsidi Sub total , Jumlah pupuk bersubidi (juta ton) , , , , , Bantuan Langsung Pupuk (juta ton) , , Jumlah Roadmap Kebutuhan dan Penyediaan Pupuk (juta ton) Terbangunnya Rumah Kompos Sub total 16, , , , , PSP - 3

71 (PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS SASARAN 8.4 Pengelolaan sistem penyediaan dan Meningkatnya pemanfaatan alat dan mesin pertanian pengawasan alat mesin pertanian (prioritas Nasional dan Bidang) INDIKATOR Jumlah (unit) alat dan mesin pertanian yang efisien dan berkelanjutan di lokasi. Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) ,088 2,217 3,779 3, Jumlah (Paket) UPJA Mandiri Jumlah jenis alsintan yang diawasi di lokasi Pelayanan Pembiayaan Pengembangan Sentra Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana Penguatan Modal Usaha. Pertanian, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) / Prioritas Nasional Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan PUAP & Penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A, Tersedianya plafon kredit program (KKP-E, KUPS, KPEN-RP dan KUR) oleh perbankan, Meningkatnya kemampuan Tenaga Pendamping dalam memfasilitasi petani kepada Perbankan, Tersalurnya Pembiayaan Syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, Terbentuknya LKM-A pada Gapoktan PUAP berprestasi, sebagai unit pembiayaan petani perdesaan, Tersusunnya kebijakan pembiayaan pertanian, serta Terbentuknya pola asuransi pertanian untuk melindungi usaha pertanian. Sub total Gapoktan Gapoktan Gapoktan Gapoktan , , , , Penyediaan kredit program oleh perbankan 4,5 Triliun 5,0 Triliun 6,0 Triliun 7,0 Triliun Meningkatnya jumlah tenaga pendamping dalam memfasilitasi pembiayaan 50 orang 100 orang 100 orang 100 orang Tumbuhnya Pembiayaan Syariah 1,5 Triliun 1,8 Triliun 2,0 Triliun 2,2 Triliun Meningkatnya kemampuan pengurus Gapoktan dalam mengelola dana melalui pembukuan, menerapkan SOP standar LKM-A Terealisasinya kebijakan pembiayaan pertanian Terlindunginya usaha pertanian dari dampak kerugian 200 LKMA 300 LKMA 350 LKMA 400 LKMA Rancangan kebijakan pembiayaan pertanian Penyusunan kebijakan asuransi pertanian Kebijakan pembiayaan pertanian Pengembang an dasar hukum dan uji coba Kebijakan pembiayaan pertanian Uji coba Kebijakan pembiayaan pertanian Pelaksanaan asuransi pertanian Sub total 1, , , , PSP - 4

72 (PERUBAHAN SESUAI STRUKTUR ORGANISASI BARU KEMENTERIAN PERTANIAN) TARGET PEMBANGUNAN DAN KEBUTUHAN PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PERTANIAN Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian NO PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS 8.6 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana pertanian SASARAN Meningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal INDIKATOR Jumlah dokumen perencanaan (Program, Anggaran dan Kerjasama), keuangan, umum serta evaluasi dan pelaporan program peningkatan nilai tambah, daya saing, sarana dan prasarana pertanian. Target Alokasi Anggaran Baseline Kegiatan Prioritas TOTAL (Milyar Rp.) (Milyar Rp.) Sub total PSP - 5

73 RENCANA KERJA TAHUNAN

74 RENCANA KINERJA TAHUNAN DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Unit Eselon I : Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun : 2012 Sasaran Strategis No. (1) 1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Indikator Kinerja (2) (3) Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani untuk kegiatan usahatani 454 Km Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan usahatani padi Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat 60,000 Ha 209,400 Ha 100,000 Ha a. Urea 5,100,000 Ton b. SP-36 1,000,000 Ton c. ZA 1,000,000 Ton d. NPK 2,593,920 Ton e. Organik 835,000 Ton Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah 1,567 Unit Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani Target 50 Unit 600 Unit 6,000 Gapoktan 523,250 Ha 1,600 Unit

75 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN

76 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi (1) (2) Fisik % Terbangunnya jalan pertanian sepanjang (Km) yang digunakan petani 1 untuk kegiatan usahatani di 26 Provinsi, 88 Kabupaten/Kota 454 Km Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian 2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 1 2 Berkembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 20 Provinsi, 119 Kabupaten/Kota 60,000 Ha 57, Berkembangnya optimasi lahan pertanian seluas (Ha) yang dilaksanakan oleh petani/kelompok tani di 30 Provinsi,315 Kabupaten/ Kota 209,400 Ha 199, Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 4 Tersedianya pupuk dan pestisida di seluruh wilayah Indonesia sesuai azas 6 (enam) tepat 5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 6 Meningkatnya Pelayanan Pembiayaan Petani melalui Bantuan Langsung Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 7 Meningkatnya ketersediaan air irigasi dalam mendukung produksi pertanian Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dimanfaatkan untuk kegiatan 1 usahatani padi di 28 Provinsi, 208 Kabupaten/Kota Penyaluran pupuk bersubsidi di 33 Provinsi yang digunakan oleh 1 petani/kelompok tani sesuai azas 6 (enam) tepat 100,000 Ha 98, a. Urea 5,100,000 Ton 4,095, b. SP-36 1,000,000 Ton 855, c. ZA 1,000,000 Ton 1,000, d. NPK 2,593,920 Ton 2,136, e. Organik 835,000 Ton 724, Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 29 Provinsi, 191 Kabupaten/Kota 1,567 Unit 1, Traktor Roda 4 sebanyak (Unit) yang digunakan petani/kelompok tani untuk mengolah tanah di 25 Provinsi, 35 Kabupaten/Kota 50 Unit Pompa air sebanyak (Unit) yang digunakan untuk petani/kelompok tani untuk mengairi areal pertanian di 25 Provinsi, 131 Kabupaten 600 Unit BLM PUAP yang digunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk 1 membiayai kegiatan usahatani baik on farm maupun off farm di 33 Provinsi 6,000 Gapoktan 6, Terbangunnya dan terlaksananya rehab jaringan irigasi seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 342 kabupaten/kota 523,250 Ha 523, Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang dimanfaatkan petani/kelompok tani untuk kegiatan usahatani di 31 Provinsi, 266 Kabupaten/Kota 1,600 Unit 1, Jumlah Anggaran : Jumlah Realisasi : Rp. Rp. 2,935,809,000,000 2,896,869,622,500

77 PENETAPAN KINERJA

78 L -.,. PERNYATAAN PENETAPAN K1NERJATAtlUN 2012 DIREKTORAT JENDERAl PRASARANA DAN SARANA PERTANJAN PENETAPAN KINERJA TAHUNAN Oalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangah di bawah ini : Nama Jabatan : OR. Ir. Sumarjo Gatot lrlanto, MS, OAA : Direktur JenderalPrasarana dan Sarana Pertanian Selanjutnya disebut pihak pertama Nama : DR. lr, Suswono, MMA Jabatan : Menteri Pertanian Selaku atasan langsung pihak pertama Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama pada tahun 2012 ini berjanjiakan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini.dalam rangka mencapal target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen,perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerjatersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama, Pihak kedua akan memberikan. supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasl akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini clan mengambil tindakan yang diperjukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Jakarte.; _ H 2012 ~." ~ Pihak Kedua, - (Suswono)

79 / )im~") )... )...-J r"""""',.-'---' -- -,- -- r'eni: IAPk'~ Kh.JRJ,.JAhJ~ ) ) ) DIREKTORA T JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERT ANIAN.. ) ) ) ) ) ) Sasaran Strateclis Indikator Klnerla Taraet No. (1) (2~ f3j 1 Menlngkatnya pembangunan Jalan Pertanlan pada kawasan Terb~ngunnya Jalan pertsl'llsl'l sepanjang (Km) yang dlgunakan petanl tanaman pangsn, hortlkultura, ptukebunan dan peternakan 1 untuk keglatan usahatanl dl26 Provlnsl, 88 KabLJpaten/.Kota 454 Km sebaqallnfrastruktur pertanlan '. 2 Menlngkatnya luas optlmasllahan pertanlan dan -ee~kembangnya metode SRI seluas (Ha) yang dllaksanakan oleh Ha pengembangan metode SRI petanllkelompok tani dl20 Provlnsl, 119 Kabupaten/Kota Berkembar.lgnya optlmasllahan pertanlan seluas (Ha) 'yang dllaksanakan 2 oleh petanllkelompok tanl dl30 Provlnsl,315 Kabupatenl Kqta Ha, 3 Menlngkatnya Juas areal pertanlan pada kawasan tanaman 1 Tercetaknya areal sawah seluas (Ha) yang dlmanfaatkan untuk keglatan Ha pan(:lan, usahatanl padldl28 Provlnsl 208 Kabupaten/Kota 4 Tersedlanya pupuk dan pestislda dl seluruh wllayah Indonesia Penyaluran pupuk bersupsldldi 33 Provlnsl yang dlgunakan oleh 1 seaual azas a (enam) tepat petanl/kelompok tan/ses.ual azass (enam) tepat a. Urea Ton 5 Menlngkatnya pemanfaatan alslntan untuk pengolahan lahan dan pengalran b. SP Ton c. if., Ton d'. NPK Ton e,organlk " Ton 1 Traktor Roda 2 sebanyak (Unit) yang dlgunakan petanllkelompok tanl untuk Unit mencclah tanah dl29 Provlnsl, 191 K~bupat~n/Kota 2 Trak~or Roda 4 sebanyak (Unit) yang dlgunakan petanllkelompok tan/ untuk 50 Unit mengolah tanah di 25 Provlnsi, 3~ Kabupaten/Kota. 3 Pompa air sebanyak (Unit) yang dlgi.makan untukpetanllkelompok tanl untuk mengalrl areal pertanian dl25 Provlnsi, 131 Kabupaten 600 Unit 6 Menlngkatnya Pelayanan Pembiayaan Petanl melalul 8antuan BlM PUAP yang dlgunakan gapoktan sebanyak (Gapoktan) untuk Langsung Pengembangan Usaha Agriblsnls Perdesaan 1 : mernblayal keglatan usahatanl balk on farm maupun off farm dl 33 Previns/ Gapoktsn (PUAP\ 7 Meningkatnya ketersedlaan air Irlgasi dalam mendukung Terbangunriya dan terlaksananya rehab Jaringan irigasl seluas (Ha) yang produksi pertanian 1 dimanfaatkan petani/kelompoktanl untuk keglatan usahatanl dl 31 Provlnsl, Ha 342 kabupaten/kota Tersedianya sumber air seluas (Ha) yang di~anfaatkan petanllkelompok 2 tanl untuk keglatan usahatani di 31 Provinsl, 266 Kabupaten/Kota 1,600 Unit Jumlah An99aran : Program'PenY,edlaan dan Pengembangan Prasarana dan sarana Pertanian Rp Menyetujul,,- rtanlan Y2ente,...\ - Suswono Maret 2012 ana dan Sarana Pertanian

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud pertanggungjawaban dan akuntabilitas instansi pemerintah dalam lingkup Satuan/Unit Kerja tertentu. LAKIP

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian LAKIP 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian LAPORAN KINERJA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DJT. ALSJNTAN TA. 2013 KAT A PEN GANT AR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia KATA PENGANTAR Saat ini

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT D!T. PAI TA. 201 3 KAT A PEN GANT AR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN 2011-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2012 PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TAHUN 2011-2014 KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan

Lebih terperinci

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014 DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014 INFORMASI PUBLIK WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT A Tipe Dokumen : Nama Dokumen : Dokumen Direktorat

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2011 2014 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA. 2014

LAPORAN KINERJA TA. 2014 LAPORAN KINERJA TA. 2014 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2015 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, KATA PENGANTAR Tahun 2015 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 2015-2019. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan peran

Lebih terperinci

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan UMUM ASPEK AIR IRIGASI ASPEK PENGELOLAAN & PERLUASAN LAHAN ASPEK ALSINTAN ASPEK PUPUK& PESTISIDA ASPEK PEMBIAYAAN Penyediaandan pengembangan prasarana dan sarana pertanian mendukung peningkatan produksi

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN

DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Laporan Kinerja DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN Tahun 2014 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Pembiayaan, Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya Laporan Kinerja 2016 sebagai penjabaran kinerja Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dapat tersusun. Direktorat Alat

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A

PENGANTAR. Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. H. Sumarjo Gatot Irianto, M.S., D.A.A PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KAT A PENGANT AR Untuk melaksanakan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Evaluasi 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Undang

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan 2. Arahan pimpinan terkait penugasan UPSUS Pencapaian Swasembada Padi, Jagung & Kedelai 3. Indikator kinerja harus jelas & terukur. Tambahan dukungan

Lebih terperinci

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA

(REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA (REVIEW) RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN TA. 2015-2019 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2015 Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id www.pertanian.go.

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013 DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN I TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal Yayuk FB Pembekalan KKP Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB 14 Mei 2011 CONTOH : Hasil identifikasi

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan... 7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Kondisi Umum... 1 1.2. Potensi dan Permasalahan... 7 BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN... 22 2.1. Visi... 22 2.2. Misi...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2010 merupakan tahun transisi pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. 1.1 Kondisi Umum I. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum Ketersediaan lahan merupakan salah satu faktor utama dan strategis dalam pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHAN DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2015 DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERUIAN PERTANIAN Direktorat Pupuk dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN UMUM 1. Mendukung pengembangan kawasan komoditas 2. Penetapan Kegiatan dengan dukungan: a. Lokasinya sudah jelas; b. Jadwal waktunya

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Pupuk dan Pestisida Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya

Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Sosialisasi Undang-Undang 41/2009 beserta Peraturan Perundangan Turunannya Latar Belakang Permasalahan yang menghadang Upaya pencapaian 10 juta ton surplus beras di tahun 2014 : Alih fungsi lahan sawah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2016 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Pembiayaan Pertanian,

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK) TRIWULAN II TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2014 Direktur Pupuk dan Pestisida, Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, M.Sc NIP Direktorat Pupuk dan Pestisida KATA PENGANTAR Direktorat Pupuk dan Pestisida mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 DIREKTORAT IRIGASI PERTANIAN DITJEN. PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Irigasi Pertanian,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA)

Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) 28 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Skim Pembiayaan Mikro Agro (SPMA) Pendahuluan Latar Belakang Peraturan Presiden (PERPRES) Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi akhir-akhir ini dimana setiap organisasi publik diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT SARANA PRODUKSI TAHUN 2010 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT SARANA PRODUKSI JAKARTA, 2011 ...Laporan Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN IV TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang

Lebih terperinci

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Penyelenggaraan tugas pembantuan menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau

Lebih terperinci