BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 73 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil PT. Syamsir Karya Pertama (PT. SKP) PT. Syamsir Karya Pertama (PT. SKP) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang didirikan pada tahun 1997 oleh sekelompok insinyur yang memiliki pengalaman di bidang konstruksi dan operasional di industri minyak dan gas. Perusahaan ini menawarkan berbagai jasa di bidang konstruksi, seperti engineering, procurement dan construction Motto BERTEKAD TERUS MENJADI YANG TERBAIK DENGAN MENGUTAMAKAN KUALITAS DAN EFISIENSI KERJA Visi Menjadi perusahaan yang terbaik yang bergerak dibidang kontraktor minyak dan gas bumi dengan penyelesaian pekerjaan yang berkualitas tinggi dan tepat waktu dengan biaya yang lebih efisien.

2 Misi Mencapai kepuasan pelanggan dengan memenuhi kebutuhannya. Menerapkan dan mempertahankan sistem mutu ISO 9001:2000. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar semua karyawan jelas dengan tugas dan tanggung jawabnya serta terus mengevaluasi kemampuan tersebut. Melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan serta tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian. Senantiasa meninjau persyaratan-persyaratan manajemen mutu yang telah ditetapkan Jasa yang Ditawarkan PT. SKP Jenis pekerjaan yang ditawarkan, sebagaimana dikutip dari website PT. SKP dapat dilihat pada lampiran Struktur Organisasi PT. SKP Struktur organisasi PT. SKP dapat dilihat pada lampiran 8. Struktur organisasi PT. SKP merupakan struktur organisasi jenis matriks, dilihat dari ciricirinya yaitu para spesialis tetap bernaung dibawah departemen fungsional sekaligus

3 75 memberikan pelayanan kepada proyek. Karakteristik dari struktur ini yaitu berhubungan dengan organisasi induk dan berhubungan dengan proyek. PT. SKP memutuskan untuk menggunakan struktur matriks karena paling cocok dengan keadaan perusahaan, yaitu karena PT. SKP tidak memiliki banyak tenaga kerja. 4.2 Profil Proyek Ammonium Nitrate Prill Plant (ANPP) ORICA Penelitian ini mengangkat PT.SKP yang merupakan sub kontraktor dalam proyek ANPP. Berikut adalah profil dari proyek: Nama proyek : EPC Ammonium Nitrate Prill Plant (ANPP) ORICA Nilai proyek : Rp Lokasi : Bontang, Kalimantan Timur. Indonesia Tujuan : PT. KALTIM NITRATE INDONESIA merupakan produsen ammonium nitrate, perusahaan ini berencana untuk membangun pabrik ammonium nitrate prill yang lokasinya berada di Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia.

4 76 Dalam proyek ANPP, PT. Rekayasa Industri merupakan main contractor yang membawahi PT. SKP. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh PT. SKP, akan dipimpin, dikoordiir, diawasi dan dikontrol oleh PT. Rekayasa Industri. Sebagai sub kontraktor, PT. SKP harus memahami semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh main contractor, memberikan progress dalam periode tertentu serta melaporkan kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh sub kontraktor akan dikontrol kualitasnya oleh perwakilan dari pihak main contractor serta dari pihak owner. Kontrak pekerjaan ini adalah Lump Sum Fixed Price for Indirect Cost dan Fixed Unit Price Basis for Direct Work. Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh PT. SKP dapat dilihat pada lampiran Struktur Organisasi Proyek ANPP Struktur organisasi proyek ANPP dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan struktur tersebut, Project Manager untuk proyek ANPP adalah salah satu Operational Director PT. SKP, Beliau menunjuk Site Manager untuk mengendalikan operasional di lapangan dan untuk berkomunikasi dengan main contractor di lapangan.

5 Daftar Kontraktor dan Konsultan Proyek ANPP Konsultan : PT. Petrosea Indonesia Kontraktor Pekerjaan Sipil : PT. Murinda Iron Steel Pekerjaan Mekanikal dan Struktur : PT. Guna Teguh Abadi Pekerjaan Piping : PT. Promits Pekerjaan Instrumen : PT. Syamsir Karya Pertama Pekerjaan Elektrikal : PT. Varia Usaha Sebagai sub kontraktor, PT. SKP dituntut untuk dapat melakukan koordinasi dengan sub kontraktor lainnya, agar dapat saling bekerja sama demi kelangsungan proyek. 4.3 Tahapan Manajemen Proyek Perencanaan Proyek Perencanaan proyek dilakukan oleh pihak main contractor dan owner proyek. Sebagai sub kontraktor, PT. SKP bertugas untuk mengikuti segala perencanaan yang telah ditetapkan oleh pihak main contractor dan owner.

6 78 Sebagai sub kontraktor pekerjaan instrumen, PT. SKP membuat perencanaan yang berkaitan dengan pekerjaan instrumen berlandaskan perencanaan yang telah ditetapkan untuk dapat mencapai tujuan dari proyek tersebut. Perencanaan Mutu Perencanaan mutu ditentukan oleh pihak owner, berupa gambar-gambar rencana kerja, spesifikasi material serta persyaratan-persyaratan metode pelaksanaan. Ketentuan mutu ini diberikan kepada para sub kontraktor yang mengikuti tender dalam bentuk dokumen. Setelah dokumen tersebut dipelajari oleh para peserta, diadakan rapat oleh pihak main contractor untuk membicarakan hal-hal yang tidak dimengerti oleh para peserta tender dalam dokumen tersebut. Lalu para peserta diberikan waktu untuk membuat proposal penawaran kepada pihak main contractor, bagi yang memenangkan tender tersebut, wajib untuk mengikuti dan melakukan pekerjaan sesuai dengan standar mutu yang telah disepakati tersebut. Perencanaan Waktu Perencanaan waktu penyelesaian proyek ditentukan oleh pihak owner. Perencanaan waktu dibuat dalam bentuk kurva-s dan akan menjadi acuan untuk penyelesaian seluruh item pekerjaan proyek. Sebagai sub kontraktor, PT. SKP sendiri membuat perencanaan waktu yang berkaitan dengan pekerjaan instrumen dan berlandaskan perencanaan waktu yang telah dibuat oleh pihak owner.

7 79 Perencanaan Biaya Setelah memberikan proposal penawaran, PT. SKP memenangkan tender untuk pekerjaan konstruksi, artinya perencanaan biaya yang ditawarkan oleh PT. SKP telah disetujui oleh pihak main contractor. Kontrak pekerjaan ini adalah Lump Sum Fixed Price for Indirect Cost dan Fixed Unit Price Basis for Direct Work, artinya selama paket pekerjaan yang diberikan dalam kontrak tidak berubah, maka harga nilai pekerjaannya tetap, kecuali adanya perubahan berupa pekerjaan tambahan. Untuk proses pembayarannya, berdasarkan dari progress pekerjaan yang telah diopname secara bersamasama. Perencanaan Sumber Daya Perencanaan sumber daya yang dilakukan oleh PT. SKP yaitu mencari pekerja-pekerja yang kualifikasinya sesuai dengan yang disyaratkan oleh pihak main contractor. Selain itu melakukan perencanaan alat-alat kerja dan material yang perlu disiapkan Pengendalian Proyek Pengendalian dititikberatkan pada tiga sasaran yaitu biaya, jadwal dan mutu. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah proyek ANPP ini telah berjalan secara efisien dan sefektif dengan optimal atau tidak.

8 80 Pengendalian Biaya Pengendalian biaya dilakukan oleh Site Manager, sehingga seluruh pengeluaran yang dilakukan akan dipertanggung jawabkan kepada Project Manager dan kepada Finance Director. Laporan harus diberikan secara lengkap dalam periode sebulan sekali. Jika terdapat penambahan kerja, maka Site Manager harus membuat proposal permohonan dana tambahan dan mempresentasikannya kepada Project Manager dan Finance Director. Pengendalian Jadwal Pengendalian waktu dilakukan dengan cara menghitung progress actual dan membandingkannya dengan progress yang direncanakan. Hasil tersebut akan diperiksa oleh Construction Control untuk memastikan apakah laporan progress tersebut sudah sesuai atau belum dengan kondisi aktual di lapangan. Hasil pengecekan tersebut dibahas pada rapat koordinasi yang dihadiri oleh seluruh pihak yang terkait dalam proyek ANPP. Jika terdapat kendalakendala, maka akan dibicarakan dan dicarikan solusinya bersama-sama. Rapat ini diadakan dalam periode seminggu sekali. Pengendalian Mutu Pada periode tertentu quality control dari pihak PT. SKP dan pihak main contractor, akan memeriksa pekerjaan-pekerjaan dari para pekerja untuk memastikan apakah hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan kualitas yang telah ditetapkan atau tidak.

9 Pembahasan Hasil Kuesioner Responden diminta untuk memberi penilaian terhadap penerapan seluruh 9 kriteria serta sub kriteria manajemen proyek yang efisien dan efektif dengan kondisi yang sebenarnya di proyek ANPP. Responden diminta untuk memilih salah satu dari pilihan yang dianggap paling mendekati realisasinya, pilihan tersebut yaitu: Tidak diterapkan 0% = 1 Sudah diterapkan 25 % = 2 Sudah diterapkan 50% = 3 Sudah diterapkan 75% = 4 Sudah diterapkan 100% = 5 Bentuk penilaian seperti ini bertujuan agar memudahkan responden dalam memberikan penilaian. Hasil kuesioner ini diperoleh dengan cara yaitu merataratakan penilaian yang diberikan oleh seluruh responden, hasil rata-rata tersebut dianggap dapat mewakili kondisi real dari penerapan kriteria-krtiteria tersebut di proyek ANPP dan ditampilkan pada lampiran 11. Seluruh komponen didapat dari hasil kuesioner-kuesioner yang telah dilakukan oleh Peneliti sebelumnya, dipakai untuk menentukan kinerja manajemen proyek ANPP ini sudah optimal atau tidak. Caranya adalah dengan perhitungan seluruh komponen yang ada mulai dari kriteria, sub kriteria, bobot terapan sub kriteria tersebut. Hasil perhitungan dari masing-masing kriteria mulai dari tahap

10 82 pertama hingga tahap ketiga (tahap pertama sampai tahap kedua telah dilakukan oleh Peneliti sebelumnya) dan nilai atau score akhir bagi manajemen proyek ANPP akan dibahas satu persatu. Skor ideal dari seluruh hasil perhitungan adalah 5, dengan asumsi bahwa setiap responden akan memberikan jawaban tertinggi yaitu 5 atau 100%. Hasil dari seluruh perhitungan akan dibandingkan dengan skor ideal Profil Responden Responden untuk kuesioner tahap ketiga ini merupakan orang-orang yang terlibat dalam proyek ANPP, baik yang berada di lapangan maupun yang berada di kantor pusat. Responden merupakan orang-orang yang menangani dan bertanggung jawab atas pembangunan proyek ini dari tahap awal hingga akhir dan merupakan karyawan tetap PT. SKP. Pemilihan responden adalah berdasarkan struktur organisasi proyek ANPP, sehingga perwakilan dari head office dan site office telah terwakilkan. Dari 116 jumlah karyawan, terdapat 103 karyawan yang merupakan karyawan tidak tetap, sedangkan sisanya merupakan karyawan tetap PT. SKP yaitu sebanyak 13 karyawan.

11 83 Berikut adalah profil responden dari kuesioner tahap ketiga, antara lain : Tabel 4.1 Profil Responden NO JABATAN PENGALAMAN KETERANGAN 1 President Director 35 Tahun Kantor Pusat 2 Finance Director 30 Tahun Kantor Pusat 3 Project Manager and Operational Director 26 Tahun Kantor Pusat 4 Procurement 8 Tahun Kantor Pusat 5 Project Control 10 Tahun Kantor Pusat 6 Site Manager 13 Tahun Lapangan 7 Administration & Cashier 11 Tahun Lapangan 8 Construction Control 5 Tahun Lapangan 9 QA/QC 9 Tahun Lapangan 10 Warehousemen 11 Tahun Lapangan 11 Superintendent 12 Tahun Lapangan 12 Safety Supervisor 12 Tahun Lapangan 13 Field Engineer 13 Tahun Lapangan 14 Quality Control 10 Tahun Main Contractor Sumber : Hasil pengolahan data Kriteria yang digunakan dalam pemilihan responden adalah pihak-pihak yang dibatasi hingga sampai layer ketujuh, yaitu sampai level supervisor dan merupakan karyawan tetap PT. SKP. Pembatasan ini dikarenakan bahwa para responden ini diyakini memahami konsep manajemen proyek dan terlibat dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan hingga penyelesaian proyek ANPP. Jumlah responden yang memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 14 responden. Sebagai pihak yang mengawasi pekerjaan dari manajemen proyek PT. SKP pada proyek ANPP, maka terdapat satu perwakilan koresponden dari pihak main contractor yaitu quality control yang akan menjadi salah satu sampel pada penelitian ini.

12 Rencana Kerja Rencana kerja merupakan proses dikeluarkannya suatu work statement dan daftar deliverable yang diikuti oleh pembuatan perkiraan biaya dan sumber daya (material, peralatan dan tenaga kerja). N O Tabel 4.2 Nilai Akhir Kriteria Rencana Kerja AKTIVITAS BOBOT SKALA Pemahaman atas scope dari paket pekerjaan yang akan dilaksanakan. Besar kecilnya setiap volume paket pekerjaan harus dapat diukur dan dikontrol dengan baik. Kebutuhan atau kualifikasi dari setiap paket pekerjaan harus lengkap dan jelas. Meliputi halhal seperti penggunaan scaffolding, genset, ijinijin khusus, peralatan konstruksi, materialmaterial prefabrikasi, gambar kerja, spesifikasi, prosedur, dan lain-lain. Rencana paket pekerjaan dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor keamanan kerja. Rencana kerja dan waktu yang diperlukan untuk masing-masing paket pekerjaan harus konsisten dan sejalan dengan schedule proyek sehingga penyelesaian proyek dapat tepat waktu. Menggunakan metode konstruksi yang efektif dan efisien dalam melaksanakan setiap item atau paket pekerjaan. Menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan. Pengecekan terhadap jumlah jam kerja yang dihabiskan oleh tukang atau tenaga kerja dalam penyelesaian pekerjaan sehingga produktifitas proyek dapat terukur. 17,04% 4, NILAI (bobot x skala) 0, ,80% 5 0,64 12,02% 5 0,601 11,67% 5 0, ,85% 4, ,5115 9,79% 5 0,4895 9,40% 4, ,45657

13 85 N O 8 9 AKTIVITAS BOBOT SKALA Adanya Person in Charge dalam setiap paket pekerjaan. Me-monitoring kemajuan pekerjaan secara periodik dan memastikan tidak ada hambatan yang memperlambat progress pekerjaan. Memberi solusi bagi setiap masalah yang timbul dengan cepat untuk efisiensi pekerjaan. NILAI (bobot x skala) 8.53% 5 0, % 5 0,395 4, Total Nilai untuk Kriteria Rencana Kerja 571 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya perencanaan kerja oleh PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,93 (dari skala 5) atau 98,63%, terletak pada daerah sangat baik (SB), dimana kriteria ini merupakan kriteria yang paling kritis dalam mencapai kinerja manajemen proyek yang efektif dan efisien. Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 98,63%100% Gambar 4.1 Skala Kriteria Rencana Kerja Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 9 sub kriteria perencanaan kerja, terdapat beberapa sub kriteria yang perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain penggunaan metode konstruksi yang efektif dan efisien dalam melaksanakan setiap item atau paket

14 86 pekerjaan (4,71); pemahaman atas scope dari paket pekerjaan yang akan dilaksanakan. Besar kecilnya setiap volume paket pekerjaan harus dapat diukur dan dikontrol dengan baik (4,86); dan pengecekan terhadap jumlah jam kerja yang dihabiskan oleh tukang atau tenaga kerja dalam penyelesaian pekerjaan sehingga produktivitas proyek dapat terukur (4,86). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, menjelaskan bahwa metode yang digunakan sebenarnya sudah cukup efisien karena pemakaian budget lebih sedikit dari yang sudah direncanakan, selain itu secara efektif dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Setiap periode tertentu pihak main contractor melakukan inspeksi quality control untuk pekerjaan yang dilakukan oleh PT. SKP. Tetapi ada beberapa kendala eksternal yang terjadi pada saat pengerjaaan proyek ANPP ini yaitu faktor alam, keterlambatan pengadaan oleh sub kontraktor lain, dan terlambatnya pekerjaan oleh disiplin lain yang berimbas pada pekerjaan instrumen yang dilakukan oleh PT. SKP. Untuk menghadapi kendala-kendala tersebut, Site Manager harus dapat mengatur para pekerja agar selalu produktif. Kendala cuaca yang sering dihadapi oleh PT. SKP yaitu pada saat hujan sehingga pekerjaan konstruksi yang dilakukan para pekerja di tempat terbuka seperti penarikan kabel, galian, pengelasan dan lainnya harus berhenti sampai hujan mereda. Untuk menghadapi kendala seperti ini, maka para pekerja tersebut langsung dialihkan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan di dalam ruangan. Setelah cuaca kembali cerah, para pekerja tersebut langsung kembali ke pekerjaannya semula sehingga dapat mengejar waktu yang tertinggal. Lembur akan diberlakukan jika diperlukan agar pekerjaan dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

15 87 Kendala lain yang dihadapi PT. SKP yaitu keterlambatan pengadaan material yang dilakukan oleh sub kontraktor lain sehingga PT. SKP tidak dapat melakukan instalasi instrumen. Material yang sering terlambat antara lain cabel tray dan field instrument equipment. Untuk mengatasi kendala ini, Site Manager menugaskan para pekerja yang seharusnya melakukan instalasi kabel untuk membantu grup lain menginstalasi material-material yang telah tersedia. Kendala lain yang sering dihadapi PT. SKP yaitu terlambatnya pekerjaan yang dilakukan oleh disiplin lain sehingga PT. SKP tidak dapat memasang instrumen karena area kerja belum siap jika pemasangan pipa belum selesai. Terlambatnya pekerjaan disiplin ini disebabkan perubahan rute pada saat pemasangan pipa karena menabrak pipa lain sehingga harus merubah jalur. Akibat dari perubahan jalur tersebut yaitu terdapat perhitungan material baru yang dibutuhkan tetapi tidak tersedia sehingga harus dipesan terlebih dahulu dan menunggu material tersebut sampai di lapangan. Untuk mengatasi hal ini, para pekerja diusahakan untuk terus bekerja membantu grup lain yang area kerjanya telah siap sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma. Untuk meningkatkannya, PT. SKP harus lebih belajar dari pengalamanpengalaman pada proyek sebelumnya, sehingga jika akan mengerjakan proyekproyek berikutnya yang kurang lebih sama paket pekerjaannya, maka akan mengetahui strategi-strategi apa saja yang dapat dilakukan agar pengerjaan proyek dapat dilakukan dengan lebih efisien dan juga lebih efektif. Dari hasil wawancara dengan Site Manager, menjelaskan bahwa terkadang ada job description yang masih abu-abu dan baru jelas pada waktu realisasinya. Ini

16 88 disebabkan karena sub kontraktor tidak di ikut sertakan pada saat survey, sub kontraktor hanya sebagai eksekutor saja, sehingga belum mengetahui secara real keadaaan di lapangan. Pengecekan jumlah jam kerja dilakukan dengan mengukur progress yang terjadi perharinya bukan perjamnya karena banyaknya tugas yang dilakukan setiap jamnya. Kebutuhan atau kualifikasi dari setiap paket pekerjaan berdasarkan yang tercantum pada dokumen telah dilengkapi, meliputi hal-hal seperti penggunaan scaffolding, genset, ijin-ijin khusus, peralatan konstruksi, material-material prefabrikasi, gambar kerja, spesifikasi, prosedur, dan lain-lain. Jika pada saat realisasinya terdapat perubahan, maka akan disesuaikan kembali. Bradley (2005) mengungkapkan bahwa pemilik dan konsultan secara menyeluruh meninjau jadwal awal dengan kontraktor sehingga asumsi dan urutan sepenuhnya dikomunikasikan. Pemilik juga harus mempertimbangkan apa yang mereka minta saat menyiapkan spesifikasi jadwal dan mencoba untuk membuat pembatasan. Demi yang terbaik untuk proyek dan semua pihak yang terlibat pada jadwal baseline, harus merupakan rencana yang masuk akal untuk durasi dan urutan pekerjaan yang diusulkan dan bahwa rencana ini harus benar sehingga dapat menggabungkan informasi baru dan perubahan proyek secara tepat waktu. Pemilik dan mereka yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan, meninjau, menyetujui dan memantau jadwal proyek harus memiliki spesifikasi penjadwalan (Bradley, Martin J., 2005, PS111-PS114).

17 89 Rencana untuk pelaksanaan paket pekerjaan telah dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor keamanan kerja, terbukti pada setiap laporan proyek ANPP bahwa keselamatan kerja dalam kondisi zero accident, artinya tidak terjadi kecelakaan kerja. Perusahaan dapat melakukan penghematan dengan menerapkan praktekpraktek manajemen keselamatan, pengusaha juga dapat meningkatkan citra keamanan (Findley, Michael., Smith, Susan., Kress, Tyler., Petty, Gregory., Kim, Enoch, 2004, Vol.49, issue 2, p ). Terjadi perubahan pada pelaksanaan paket pekerjaan karena terdapat penambahan kerja yang diminta oleh pihak owner dan main contractor yang berkaitan dengan pekerjaan instrumen dan pengadaan untuk material yang berhubungan dengan pekerjaan tambahan yang akan dilakukan oleh PT. SKP, sehingga jadwal proyek berubah. Walaupun dengan adanya jadwal baru, PT. SKP tetap dapat mengikuti perubahan-perubahan tersebut dan mengerjakan proyek sesuai dengan penambahan waktu yang diberikan. PT. SKP telah menentukan jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap paket pekerjaan, ini dilakukan pada saat proses pembuatan proposal yang akan diajukan oleh PT. SKP kepada main contractor, sehingga dapat dilihat gambaran person in charge pada setiap paket pekerjaan. Setiap seminggu sekali diadakan rapat internal maupun eksternal dengan pihak main contractor untuk me-monitoring kemajuan pekerjaan dan memastikan tidak ada hambatan yang memperlambat progress pekerjaan. Tujuan dari rapat

18 90 tersebut adalah untuk memberi solusi bagi setiap masalah yang timbul dengan cepat untuk efisiensi pekerjaan Pengaturan Biaya Salah satu sasaran proyek adalah biaya, yaitu proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran dan seefisien mungkin tetapi juga efektif untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan pekerjaan yang dapat mencapai kepuasan pelanggan. N O Tabel 4.3 Nilai Akhir Kriteria Pengaturan Biaya AKTIVITAS BOBOT SKALA Membuat kontrol budget yang dapat mengontrol pengeluaran dan memprediksi biaya yang dibutuhkan secara akurat atau cukup detil sesuai dengan rincian pekerjaan yang telah direncanakan. Pengontrolan secara kontinu atau seluruh biaya pengeluaran proyek dibandingkan dengan budget yang sudah ditetapkan. Biaya proyek di breakdown atau diperinci sesuai dengan jenis item pekerjaan sampai level terkecil. Prediksi tambahan biaya proyek yang mungkin harus dikeluarkan untuk penyelesaian proyek. Pekerjaan tambah-kurang (variation order) dibuat jelas dan terdokumentasi dengan baik, sehingga memudahkan kontrol budget, memprediksikan final cost dan schedule proyek (tambahan waktu pekerjaan) bila terjadi. Update data terhadap kontrol budget berdasarkan pekerjaan tambah-kurang yang telah disetujui. 23,96% 4, NILAI (bobot x skala) 1, ,66% 5 0,883 15,20% 5 0,76 12,81% 10,92% 10,12% 3, , , , ,5226 0,44817

19 91 N O 7 AKTIVITAS BOBOT SKALA Laporan biaya proyek dibuat lengkap dan dilaporkan secara periodik termasuk biaya-biaya tambahan yang mungkin akan dikeluarkan. NILAI (bobot x skala) 9,32% 5 0,466 4, Total Nilai untuk Kriteria Pengaturan Biaya 857 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya pengaturan biaya oleh PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,67 atau 93,47%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 93,47%100% Gambar 4.2 Skala Kriteria Pengaturan Biaya Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 7 sub kriteria pengaturan biaya, terdapat beberapa sub kriteria yang perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain prediksi tambahan biaya proyek yang mungkin harus dikeluarkan untuk penyelesaian proyek (3,36); update data terhadap control budget berdasarkan pekerjaan tambah-kurang yang telah disetujui (4,43); pekerjaan tambah kurang (variation order) dibuat jelas dan terdokumentasi dengan baik, sehingga memudahkan kontrol budget, memprediksikan final cost dan schedule proyek (tambahan waktu pekerjaan) bila terjadi (4,79); membuat kontrol budget yang dapat mengontrol pengeluaran dan memprediksi biaya yang dibutuhkan

20 92 secara akurat atau cukup detil sesuai dengan rincian pekerjaan yang telah direncanakan (4,86). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, sebelum mengerjakan suatu proyek, Site Manager membuat rincian prediksi budget yang dibutuhkan secara detail sesuai dengan rincian pekerjaan yang telah direncanakan, lalu dipresentasikan kepada Project Manager dan Finance Director. Setelah disetujui, budget dipegang dan dikontrol oleh Cost Controller di head office, untuk di lapangan budget dikontrol oleh Site Manager. Setiap pengeluaran akan dilaporkan kepada Cost Control di head office berupa laporan yang detail oleh Site Manager, sehingga setiap pengeluaran dapat dikontrol dengan baik. Hal ini dilakukakan untuk pengontrolan secara kontinu atau seluruh biaya pengeluaran proyek untuk dibandingkan dengan budget yang sudah ditetapkan. Dijelaskan juga bahwa prediksi tambahan biaya proyek memang tidak disediakan selama tidak ada penambahan durasi proyek yang menyebabkan penambahan-penambahan biaya. Jika terdapat penambahan biaya, maka Site Manager harus membuat permohonan penambahan budget dan mempresentasikannya kepada Project Manager dan Finance Director. Kontrak dalam proyek ini adalah Lump Sum Fixed Price for Indirect Cost dan Fixed Unit Price Basis for Direct Work. Walaupun memang prediksi tambahan biaya tidak disediakan selama tidak ada penambahan durasi atau kerja proyek, tetapi tidak ada salahnya untuk memprediksi tambahan biaya proyek sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan biaya

21 93 tambahan, dana tersebut sudah tersedia. Jika dana tersebut tidak digunakan, maka dapat digunakan untuk proyek lainnya. Pekerjaan tambahan telah dibuat dengan jelas oleh pihak main contractor, dikerjakan oleh PT. SKP sesuai dengan permintaan dan persetujuan main contractor dan terdokumentasi dengan baik, sehingga memudahkan kontrol budget, memprediksikan final cost, schedule proyek tambahan waktu pekerjaan dan update data terhadap kontrol budget berdasarkan pekerjaan tambahan yang telah disetujui. Laporan biaya proyek dibuat dengan lengkap dan dilaporkan secara periodik tertentu. Tichacek, Robert L. (2005) menjelaskan bahwa cost management yang efektif adalah jika fungsi managementis biaya tidak dianggap sebagai disiplin atau sebagai posisi dalam project structure dan ditugaskan bukan hanya untuk individu, tetapi untuk seluruh tim. Integrasi proses dan informasi mengenai biaya membutuhkan keterlibatan dan interaksi antara banyak individu pada tingkat yang berbeda, memiliki peran yang berbeda dan keterampilan yang berbeda. Biaya dianggap sebagai sumber daya yang terbatas, dengan demikian sebagai project control, project management harus dapat mengeluarkan usaha dan kecerdasan yang diperlukan untuk dapat mengelolanya. Pengaturan biaya yang efektif membutuhkan pelaksanaan metodologi dan langkah-langkah yang berulang dari proyek satu ke proyek lainnya dan dapat diintegrasikan dengan tujuan organisasi.

22 Pengaturan Jadwal Salah satu sasaran proyek adalah jadwal, yaitu proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. N O Tabel 4.4 Nilai Akhir Kriteria Pengaturan Jadwal AKTIVITAS BOBOT SKALA Mengikuti schedule pekerjaan yang lengkap atau master schedule dengan analisa jalur kritis (CPM) dengan mempertimbangkan lamanya pekerjaan konstruksi, pengadaan material dan tenaga kerja yang telah ditetapkan oleh main contractor. Dibuatkan schedule rencana kerja bulanan atau 2 mingguan atau mingguan yang harus dilaksanakan secara konsisten dan berdasar atas master schedule yang telah disepakati. Rencana kerja mingguan yang menjelaskan secara detil target dan volume pekerjaan yang akan diselesaikan selama seminggu. Dibuatkan monitoring Kurva-S proyek, membandingkan yang terealisasi versus yang direncanakan, sehingga apabila terjadi keterlambatan, tindakan koreksi dapat segera dilakukan. Histogram mengenai kebutuhan manpower atau tenaga kerja yang diperlukan. Membuat milestone-milestone untuk mengontrol kelancaran penyelesaian proyek, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu. NILAI (bobot x skala) 22,87% 4,5 1, ,30% 5 0,715 14,05% 5 0, ,86% 10,80% 9,47% 4, , , , , , Schedule harus ter-update mengikuti progress pekerjaan proyek secara berkala seperti mingguan atau bulanan. 9,05% 5 0,4525

23 95 N O 8 AKTIVITAS BOBOT SKALA Adanya laporan bulanan proyek kepada manajemen, yang menjelaskan secara umum mengenai kemajuan proyek, waktu tersisa, Kurva- S, administrasi proyek, foto-foto, dan lain-lain. NILAI (bobot x skala) 7,59% 5 0,3795 Total Nilai untuk Kriteria Pengaturan Jadwal 4,7379 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya pengaturan jadwal oleh PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,74 atau 94,76%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 94,76%100% Gambar 4.3 Skala Kriteria Pengaturan Jadwal Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 8 sub kriteria pengaturan jadwal, terdapat beberapa sub kriteria yang perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain membuat histogram mengenai kebutuhan manpower atau tenaga kerja yang diperlukan (4,36); membuat milestonemilestone untuk mengontrol kelancaran penyelesaian proyek, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu (4,36); mengikuti schedule pekerjaan yang lengkap atau master schedule dengan analisa jalur kritis (CPM) dengan mempertimbangkan lamanya pekerjaan konstruksi, pengadaan material dan tenaga kerja yang telah

24 96 ditetapkan oleh main contractor (4,5); dibuatkan monitoring kurva-s proyek, membandingkan yang terealisasi versus yang direncanakan, sehingga apabila terjadi keterlambatan, tindakan koreksi dapat segera dilakukan (4,86). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, dijelaskan bahwa histogram yang telah dibuat oleh manajemen proyek memang kurang tepat karena perkembangan proyek pada saat aktualnya seperti penambahan pekerjaan dan karena kendalakendala pada saat realisasinya seperti contohnya karena keterlambatan pekerjaan oleh disipilin lain, maka pekerjaan instrumen yang akan dilakukan oleh PT. SKP tertunda, sehingga untuk mengejar waktu yang tertinggal maka PT. SKP menambah tenaga kerja atau mengadakan lembur agar proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Site Manager meng-update milestone-milestone serta jadwal setiap ada perubahan-perubahan yang terjadi (tergantung kondisi). Update dapat terjadi berdasarkan hasil rapat dengan main contractor karena main contractor memiliki milestone dan jadwal sendiri dan sebagai sub kontraktor, PT. SKP menyesuaikan milestone-nya dan jadwalnya dengan main contractor. Untuk meningkatkan penerapan sub-sub kriteria ini, maka site management dan project management dapat belajar dari pengalaman-pengalaman proyek sebelumnya dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja, dan membuat milestonemilestone harus dilakukan dengan benar dan di-update jika terjadi perubahanperubahan serta diinformasikan kepada pihak eksternal dan internal. PT. SKP mengikuti dan menganalisa master schedule yang diberikan oleh main contractor. PT. SKP menganalisa lama pekerjaan yang harus dilakukan dan sumber daya yang harus disediakan guna menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal

25 97 yang telah ditentukan. Seteleh itu dibuat schedule rencana kerja bulanan atau 2 mingguan atau mingguan dengan detail target dan volume yang harus dilaksanakan secara konsisten berdasarkan master schedule yang diberikan oleh main contractor. Kurva-S dibuat oleh main contractor lalu perbandingannya dibuat oleh PT. SKP untuk mengetahui progress yang telah dicapai, jika progress-nya tidak sesuai atau terlalu jauh dari persentase progress yang seharusnya dicapai, maka akan dilakukan tindakan-tindakan koreksi. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pengerjaan proyek ANPP ini adalah faktor cuaca, pengadaan material yang dilakukan oleh sub kontraktor lain terlambat dan pekerjaan dari disiplin lain terlambat sehingga PT. SKP mendapat imbas dengan melakukan lembur atau penambahan tenaga kerja untuk mengejar waktu agar proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kurva-S dapat dilihat pada lampiran 14. Terdapat laporan bulanan proyek kepada manajemen, yang menjelaskan secara umum mengenai kemajuan proyek, waktu tersisa, Kurva-S, administrasi proyek, foto-foto, dan lain-lain. Laporan ini bertujuan dalam rangka meningkatkan pemahaman serta pelaksanaan pekerjaan dengan baik, PT. SKP mengharuskan Site Manager untuk memberikan laporan tentang perkembangan pelaksanaan proyek secara keseluruhan yang dilaporkan setiap bulan dan bertujuan agar dapat memperoleh solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul sehingga target yang diberikan dapat tercapai dengan baik. Isi dari laporan bulanan proyek yaitu latar belakang proyek, manfaat dan tujuan pembuatan laporan bulanan, manpower status, maning schedule, equipment schedule, safety record

26 98 manhours, general cash flow project, problem and solving, visual (photo project), penutup dan lampiran yang terkait dengan laporan bulanan proyek Organisasi Membangun suatu tim proyek merupakan satu tindakan yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan sebuah proyek. N O Tabel 4.5 Nilai Akhir Kriteria Organisasi AKTIVITAS BOBOT SKALA Ada metode seleksi dan evaluasi karyawan yang objective dan didasarkan atas kebutuhan dan persyaratan pekerjaan. Membentuk struktur organisasi yang jelas, sehingga tugas, wewenang, tanggung jawab dan jalur pelaporan menjadi jelas bagi setiap karyawan dan pekerja. Kerjasama atau komunikasi yang baik dan cepat antara staf di lapangan dengan staf kantor, sehingga semua informasi selalu update. Meeting kordinasi dilakukan secara reguler antara dua belah pihak. Adanya perencanaan terhadap penempatan karyawan yang sesuai dengan skill karyawan dan kebutuhan proyek. Diadakan program pelatihan untuk para karyawan yang menjadi ujung tombak pekerjaan. 26,28% 20,68% 20,52% 4, , , NILAI (bobot x skala) 1, , , ,61% 5 0, ,91% 2, ,37808 Total Nilai untuk Kriteria Organisasi 4, Sumber: Hasil Pengolahan Data

27 99 Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya organisasi PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,33 atau 86,53%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 86,53%100% Gambar 4.4 Skala Kriteria Organisasi Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 5 sub kriteria organisasi, hampir semua sub kriteria perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain diadakan program pelatihan untuk para karyawan yang menjadi ujung tombak pekerjaan (2,93); ada metode seleksi dan evaluasi karyawan yang objective dan didasarkan atas kebutuhan dan persyaratan kerja (4,07); membentuk struktur organisasi yang jelas, sehingga tugas, wewenang, tanggung jawab dan jalur pelaporan menjadi jelas bagi setiap karyawan dan pekerja (4,43); kerjasama atau komunikasi yang baik dan cepat antara staf di lapangan dengan staf kantor pusat, sehingga semua informasi selalu update. Meeting kordinasi dilakukan secara reguler antara kedua belah pihak (4,79). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, menjelaskan bahwa Site Manager dan para Supervisor akan diberikan training yang berkaitan dengan pekerjaannya. Untuk beberapa jabatan memang belum diberikan training secara rutin karena faktor biaya, waktu dan lokasi, untuk itu diberikan pelatihan secara internal

28 100 oleh orang dalam kantor yang memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing. Pemberian pelatihan tergantung kepada persyaratan kualifikasi pekerja yang diminta oleh pihak main contractor, jika terdapat kualifikasi khusus seperti harus memperkerjakan pekerja yang memiliki sertifikasi maka PT. SKP akan mengadakan program pelatihan demi memenuhi persyaratan yang diberikan. Pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pekerja yang memiliki sertifikasi antara lain calibration dan penyambungan kabel. Selain Site Manager dan Supervisor, terdapat key person lain yang menjadi ujung tombak perusahaan yang juga membutuhkan program pelatihan. Key person tersebut misalnya, engineer, estimator dan procurement. Ketiga karyawan ini memiliki tanggung jawab yang krusial pada sebuah proyek, diharapkan PT. SKP dapat memberikan pelatihan yang berguna bagi ketiga key person tersebut dan demi kemajuan perusahaan juga. Metode seleksi dan evaluasi karyawan ditentukan oleh Site Manager, sedangkan pelaksananya adalah administrasi lapangan. Standar ditentukan tergantung dari jenis pekerjaan, seperti misalnya untuk pekerjaan construction control, diperlukan orang yang memiliki pengalaman dengan pendidikan minimal smp, berbeda dengan pekerjaan calibration, diperlukan orang yang berpengalaman dengan pendidikan minimal sma. Struktur organisasi telah dirancang dengan jelas, sehingga tugas, wewenang, tanggung jawab dan jalur pelaporan menjadi jelas bagi setiap karyawan dan pekerja. Setiap sebulan sekali diadakan rapat antara pihak head office dengan pihak site office, Site Manager dan Construction Control melaporkan seluruh informasi yang berkaitan

29 101 dengan proyek kepada Project Manager. Lalu Project Manager akan menyampaikan informasi tersebut kepada President Director Progress dan Produktivitas Pengukuran progress dan produktivitas suatu proyek sangat penting dilakukan oleh sub kontraktor untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan yang sudah direncanakan atau berjalan diluar rencana. N O 1 Tabel 4.6 Nilai Akhir Kriteria Progress dan Produktivitas AKTIVITAS BOBOT SKALA Opname yang akurat dari progress pekerjaan sehingga didapat % penyelesaian dari item pekerjaan yang dibandingkan dengan progress rencana untuk mengetahui apakah kemajuan proyek diatas rencana atau sudah terlambat. 21,81% 4, NILAI (bobot x skala) 0, Pelaksanaan opname pekerjaan secara rutin dengan periode tertentu. 18,88% 5 0,944 3 Memprediksi total waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek. Dengan demikian manajemen perlu melakukan re-plan dan reschedule proyek apabila muncul kebutuhankebutuhan diluar rencana. 18,58% 4, , Mengukur faktor produktivitas dengan membandingkan progress yang dicapai terhadap waktu yang telah dihabiskan. Apabila produktifitas rendah maka tindakan koreksi harus segera dilakukan. 16,31% 4, ,75725

30 102 N O 5 6 AKTIVITAS BOBOT SKALA Pembuatan laporan progress dan produktivitas secara rutin kepada manajemen konstruksi sehingga informasi keterlambatan proyek dapat segera diketahui dan diperbaiki. Pengukuran yang tepat terhadap jumlah jam kerja yang telah dihabiskan oleh tukang-tukang terhadap akitivitas suatu pekerjaan. NILAI (bobot x skala) 13,09% 5 0, ,33% 4, , , Total Nilai untuk Kriteria Progress dan Produktivitas 143 Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel, menunjukan bahwa upaya progress dan produktivitas oleh PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,61 atau 92,17%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 92,17%100% Gambar 4.5 Skala Kriteria Progress dan Produktivitas Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 6 sub kriteria progress dan produktivitas, terdapat beberapa sub kriteria yang perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain pengukuran yang tepat terhadap jumlah jam kerja yang telah dihabiskan oleh tukang-tukang terhadap aktivitas suatu pekerjaan (4,21); opname yang akurat dari progress pekerjaan sehingga didapat % penyelesaian dari item pekerjaan yang dibandingkan dengan

31 103 progress rencana untuk mengetahui apakah kemajuan proyek diatas rencana atau sudah terlambat (4,43); memprediksi total waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek. Dengan demikian manajemen perlu melakukan re-plan dan reschedule proyek apabila muncul kebutuhan-kebutuhan diluar rencana (4,36); dan mengukur faktor produktivitas dengan membandingkan progress yang dicapai terhadap waktu yang telah dihabiskan. Apabila produktivitas rendah maka tindakan koreksi harus segera dilakukan (4, 64). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, untuk mengukur jumlah jam kerja, perlu dibicarakan lebih lanjut dengan main contractor karena harus disesuaikan dengan metode yang digunakan oleh main contractor, ini disebabkan karena kondisi, manpower job description dan jenis pekerjaan tiap proyek berbeda-beda. Di dalam proposal terdapat perhitungan manhour, yaitu perhitungan jumlah waktu dan orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan. Perhitungan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman aktual dari proyek-proyek terdahulu, misalnya untuk pekerjaan penarikan 1 rol kabel (500 m) membutuhkan 20 orang untuk diselesaikan dalam waktu kurang lebih 12,5 jam. Pelaksanaan re-plan dan re-schedule tergantung dari progress dan hasil meeting dengan main contractor yang dilakukan seminggu sekali dan tiap sebulan sekali, tergantung tingkat critical-nya, jika sangat urgent, bisa dilakukan meeting setiap hari untuk mengetahui perkembangannya. Opname dilakukan seminggu sekali oleh construction control, setelah itu dilakukan rapat secara internal untuk membahas laporan opname yang dilakukan oleh construction control, rapat ini membahas progress yang telah dicapai dengan

32 104 membandingkan dengan waktu yang telah dihabiskan. Apabila produktivitasnya rendah, maka akan dibicarakan tindakan koreksi yang harus dilakukan untuk memeperbaikinya. Lalu dibuat laporan progress dan produktivitas secara rutin kepada manajemen konstruksi sehingga informasi keterlambatan proyek dapat segera diketahui dan diperbaiki. Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah isu-isu kritis yang dihadapi oleh manajer konstruksi. Agar berhasil, perusahaan harus fase affirmative action ke dalam manajemen total produktivitas melalui proses formal yang didokumentasikan. Proses ini harus dimulai dengan analisis produktivitas yang telah tercapai, pengetahuan yang diperoleh dari pencapaian terdahulu maka harus digunakan untuk meramalkan dan mengelola produktivitas masa depan. Supervisor yang terlibat dalam proses harus melaksanakan dan memantau nilai-nilai produktivitas yang telah ditentukan. Kemudian perusahaan dapat lebih kompetitif dan sukses. (Motwani, Jaideep; Kumar, Ashok; Novakoski, Michael, 1995, p.18)

33 Manajemen Kualitas Manajemen kualitas merupakan proses penentuan standar dan kriteria mutu yang akan dipakai oleh proyek, serta usaha untuk dapat memenuhinya. Ketentuan standar mutu ini akan besar pengaruhnya terhadap biaya proyek secara keseluruhan. N O Tabel 4.7 Nilai Akhir Kriteria Manajemen Kualitas AKTIVITAS BOBOT SKALA Kualitas pekerjaan sudah ditentukan berdasarkan spesifikasi yang terdapat pada dokumen, baik dalam merencanakan, menentukan spec, menyusun syarat-syarat kerja dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang baik. Adanya sistem kontrol material yang baik. Sistem harus dapat mengontrol material sejak purchase order, penerimaan, penyimpanan sampai pada penggunaannya. Diperlukan tukang yang ahli, mandor yang dapat mengatur dan mengarahkan pekerja termasuk adanya pelaksana yang kompeten. Dukungan dari manajemen terhadap QC yang bertanggung jawab atas kualitas, diberikan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan yang menjamin tercapainya kualitas terbaik. Memberi penghargaan kepada para pekerja yang menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas. 19,51% 13,31% 11,43% 11,31% 10,56% 4, , , , , NILAI (bobot x skala) 0, , , , , Identifikasi sedini mungkin untuk area-area pekerjaan dimana hal kualitas masih dapat dikompromikan. 9,66% 4, ,4416

34 106 N O 7 AKTIVITAS BOBOT SKALA Laporan dari hasil inspeksi lapangan harus terdokumentasi dengan baik, dimana bila ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka harus dikoreksi dan dikompromikan, sejauh kualitas tidak dikorbankan. 8,43% NILAI (bobot x skala) 4, , Pekerja dan pengawas mengetahui secara pasti standar kualitas yang ingin dicapai untuk setiap 4, ,18% pekerjaan. Informasi mengenai spec dan syaratsyarat 29 0,39147 pelaksanaan tersedia setiap waktu. 9 Monitoring terhadap kualitas pekerjaan. 7,62% 5 0,381 4, Total Nilai untuk Kriteria Manajemen Kualitas 286 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya manajemen kualitas PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,6 atau 92%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 92% 100% Gambar 4.6 Skala Kriteria Manajemen Kualitas Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 9 sub kriteria manajemen kualitas, hampir semua sub kriteria perlu ditingkatkan lagi. Sub kriteria tersebut antara lain memberi penghargaan kepada para pekerja yang menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas (3,79); kualitas

35 107 pekerjaan sudah ditentukan berdasarkan spesifikasi yang terdapat pada dokumen, baik dalam merencanakan, menentukan spec, menyusun syarat-syarat kerja dan alatalat yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang baik (4,57); identifikasi sedini mungkin untuk area-area pekerjaan dimana hal kualitas masih dapat dikompromikan (4,57); laporan dari hasil inspeksi lapangan harus terdokumentasi dengan baik, dimana bila ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka harus dikoreksi dan dikompromikan, sejauh kualitas tidak dikorbankan (4,57); adanya sistem kontrol material yang baik. Sistem harus dapat mengontrol material sejak purchase order, penerimaan, penyimpanan sampai pada penggunannya (4,71); Dukungan dari manajemen terhadap QC yang bertanggung jawab atas kualitas, diberikan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan yang menjamin tercapainya kualitas terbaik (4,71); diperlukan tukang yang ahli, mandor yang dapat mengatur dan mengarahkan pekerja termasuk adanya pelaksana yang kompeten (4,79); pekerja dan pengawas mengetahui secara pasti standar kualitas yang ingin dicapai untuk setiap pekerjaan. Informasi mengenai spec dan syarat-syarat pelaksanaan tersedia setiap waktu (4,79). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, dijelaskan bahwa main contractor dan owner pada periode tertentu mengadakan award untuk para pekerja yang menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas, hadiahnya berbentuk jam tangan atau helm besar dan helm kecil. Hal ini dilakukan agar para pekerja memiliki semangat untuk terus bekerja dengan berkualitas. Walaupun site manager telah melakukan ajang award dalam rangka untuk memberi penghargaan kepada para pekerja yang berprestasi, tetapi dari hasil

36 108 kuesioner ini para pegawai merasa belum dihargai sepenuhnya. Untuk itu perlu dilakukan ide lain seperti diberikan bonus akhir proyek kepada karyawan yang menghasilkan suatu pekerjaan yang berkualitas, misalnya bonus sebesar 50% dari gajinya. Dengan begitu dapat menumbuhkan rasa semangat para karyawan. Syarat-syarat kerja di lapangan mengikuti SOP yang ada, selain itu sebelum melakukan pekerjaan, PT. SKP memberikan method statement dan dipresentasikan kepada main contractor sehingga jika ada metode yang tidak sesuai dengan standar main contractor, dapat dilakukan penyesuaian. Kualitas pekerjaan sudah ditentukan berdasarkan spesifikasi yang terdapat pada dokumen, baik dalam merencanakan, menentukan spec, menyusun syarat-syarat kerja dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang baik. Identifikasi untuk area-area pekerjaan dilakukan setiap sebulan sekali. Joint inspection dilakukan bersama-sama oleh main contractor, owner dan juga sub kontraktor. Pengambilan keputusan mengenai area-area pekerjan dimana hal kualitas masih dapat dikompromikan, diputuskan oleh owner proyek. Kontrol material dilakukan dimulai dari pengambilan barang di gudang milik main contractor sampai barang tersebut sudah terpasang dengan benar. Kontrol material dilakukan oleh kedua belah pihak, main contractor dengan sub kontraktor. Dukungan terhadap QC selalu diberikan karena salah satu objek dari manajemen PT. SKP yaitu untuk memastikan bahwa dalam pelaksanaan setiap proyek dapat mencapai kepuasan klien. Maka dari itu kualitas pekerjaan selalu dimonitor.

37 109 Tenaga kerja ahli yang diperlukan adalah orang-orang yang berpengalaman, dapat mengatur dan mengarahi pekerja. Jika terdapat pegawai yang tidak kompeten, maka akan dilakukan rotasi ke pekerjaan yang tanggung jawabnya tidak terlalu krusial. Pekerja dan pengawas telah sama-sama mengetahui secara pasti standar kualitas yang ingin dicapai untuk setiap pekerjaan. Informasi mengenai spec dan syarat-syarat pelaksanaan tersedia setiap waktu walaupun terjadi perubahan, informasi selalu diperbarui. Hart, John A (2005) menjelaskan bahwa ada tiga fase dari construction quality management, yaitu persiapan awal, kontrol lalu ke fase tindak lanjut. Fasefase ini memerlukan perencanaan yang cermat dan penjadwalan pekerjaan. Tahap Persiapan Rapat pertemuan dilakukan, pesertanya adalah manajer QC, pengawas pekerjaan, mandor, setiap sub kontraktor, dan quality assurance (QA) yang representatif. Pertemuan ini mungkin adalah langkah yang paling penting dalam menetapkan kualitas yang dibutuhkan. Tahap Kontrol Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memastikan bahwa prosedur pengendalian dilakukan secara efektif dan pengerjaan yang sebenarnya sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.

38 110 Tahap Tindak Lanjut Pada fase ini, cek harian dari pekerjaan yang sedang berlangsung menjamin bahwa prosedur kualitas kontrol berfungsi, pengerjaan dapat diterima, pengujian kontrol saat ini dan semua langkah-langkah keamanan di tempat. Upaya ini setiap hari dicatat dalam laporan QC setiap hari sampai dianggap pekerjaan selesai dan semua kekurangan diperbaiki Manajemen Material Manajemen material merupakan kegiatan identifikasi jenis material, volume material yang akan dibutuhkan pada saat pengerjaan proyek, serta kegiatan untuk mengontrol kapan material tersebut harus tersedia berikut pembelian dan penyimpanannya agar proses pengerjaan proyek dapat berjalan lancar. N O 1 2 Tabel 4.8 Nilai Akhir Kriteria Manajemen Material AKTIVITAS BOBOT SKALA Melakukan perencanaan material meliputi: identifikasi jenis, volume material yang dibutuhkan, kapan dibutuhkannya, proses pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan atau pengembalian material apabila berlebihan. Purchase order dilakukan tepat waktu, dengan mempertimbangkan lamanya waktu pengiriman. Diberikan kepada supplier-supplier yang bereputasi baik dalam menjamin proses pengiriman sesuai deadline dengan kualitas yang baik dan harga kompetitif. 27,19% 20,20% 4, , NILAI (bobot x skala) 1, ,85129

39 111 N O AKTIVITAS BOBOT SKALA Informasi yang jelas dari purchasing ke logistik lapangan mengenai kapan material yang dibeli akan dikirim ke lapangan, berapa volumenya dan spesifikasi yang diisyaratkan. Pada saat material akan digunakan di lapangan harus ada pencatatan yang jelas sehingga status material selalu update. Mengatur inventory dengan baik akan memperlancar pekerjaan di lapangan. Yang penting adalah ketersediaan material selalu terjamin untuk pelaksanaan pekerjaan. Adanya sistem yang selalu update dan mudah diakses dalam memberikan informasi status material. Menginformasikan status purchase order, volume material yang dibutuhkan, penerimaan dan pengeluaran, inventory level, lokasi penyimpanan masing-masing material, dan prediksi adanya kelebihan atau kekurangan. Dengan demikian inventory level dapat diatur dan diputuskan dengan benar. 19,35% 17,10% 16,17% 4, , , NILAI (bobot x skala) 0, , ,5775 4, Total Nilai untuk Kriteria Manajemen Material 857 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa upaya manajemen material PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,34 atau 86,8%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 86,8% 100% Gambar 4.7 Skala Kriteria Manajemen Material Sumber : Hasil Pengolahan Data

40 112 Dari 5 sub kriteria manajemen material, seluruh sub kriteria perlu ditingkatkan lagi. Kelima sub kriteria tersebut antara lain adanya sistem yang selalu update dan mudah diakses dalam memberikan informasi status material. Menginformasikan status purchase order, volume material yang dibutuhkan, penerimaan dan pengeluaran, inventory level, lokasi penyimpanan masing-masing material, dan prediksi adanya kelebihan atau kekurangan. Dengan demikian inventory level dapat diatur dan diputuskan dengan benar (3,57); purchase order dilakukan tepat waktu, dengan mempertimbangkan lamanya waktu pengiriman. Diberikan kepada suppliersupplier yang bereputasi baik dalam menjamin proses pengiriman sesuai deadline dengan kualitas yang baik dan harga kompetitif (4,21); mengatur inventory dengan baik akan memperlancar pekerjaan di lapangan. Yang penting adalah ketersediaan material selalu terjamin untuk pelaksanaan pekerjaan (4,36); informasi yang jelas dari purchasing ke logistik lapangan mengenai kapan material yang dibeli akan dikirim ke lapangan, berapa volumenya dan spesifikasi yang diisyaratkan. Pada saat material akan digunakan di lapangan harus ada pencatatan yang jelas sehingga status material selalu update (4,57); melakukan perencanaan material meliputi: identifikasi jenis, volume material yang dibutuhkan, kapan dibutuhkannya, proses pembelian, pengiriman, penerimaan, penyimpanan atau pengembalian material apabila berlebihan (4,71). Dari hasil wawancara dengan Site Manager, menjelaskan bahwa PT. SKP sebagai sub kontraktor, mengetahui identifikasi jenis, volume material yang dibutuhkan, kapan dibutuhkannya, proses pembelian sebagian material yang dilakukan oleh PT. SKP berikut dengan pengiriman, penerimaan, penyimpanan atau

41 113 pengembalian material apabila berlebihan. Terdapat coordinator gudang yang mengurus peralatan dan material yang dibutuhkan dan digunakan oleh PT. SKP, pencatatan dilakukan secara manual dan di update setiap hari. Permasalahan yang sering dihadapi oleh PT. SKP yaitu jika ada karyawan yang tidak langsung mengembalikan peralatan yang telah selesai dipakainya dan langsung meminjamkan peralatan tersebut ke teman kerja yang sedang membutuhkan, sedangkan peraturannya adalah harus mengembalikan terlebih dahulu ke gudang lalu baru dapat dipinjam kembali setelah melalui pencatatan. Untuk meningkatkan penerapan sub kriteria ini, PT. SKP diharapkan dapat mengubah metode manual menjadi metode yang lebih praktis dalam pengontrolan inventory, misalnya dengan menggunakan barcode, sehingga arus keluar-masuk material dapat dengan cepat teridentifikasi. Selain itu, diharapkan pengawas gudang dapat menegur para pekerja yang tidak menaati peraturan yang berlaku. Untuk pembelian material yang ditugaskan kepada PT. SKP, purchase order dilakukan dengan tepat waktu dan diberikan kepada supplier-supplier yang bereputasi baik dalam menjamin proses pengiriman sesuai deadline dengan kualitas yang baik dan harga kompetitif Hubungan Pekerja Hubungan pekerja merupakan kegiatan perencanaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan proyek serta jumlah tenaga kerja, penciptaan aturan-aturan dalam bekerja, pemberian penghargaan dan pelatihan. Kegiatan ini dilakukan agar proyek

42 114 dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dengan menggunakan manpower yang tepat. N O Tabel 4.9 Nilai Akhir Kriteria Hubungan Pekerja AKTIVITAS BOBOT SKALA NILAI (bobot x skala) 1 Schedule perencanaan manpower yang baik terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan di lapangan. Implikasi dari perencanaan ini menghasilkan pekerjaan yang sesuai jadwal dengan jumlah tenaga kerja yang tidak berlebihan, dan biaya yang optimum. 25,04% 4, , Memberi penghargaan dan training-training bagi karyawan-karyawan yang qualified, agar skill-nya berkembang menjadi bersemangat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Menciptakan aturan-aturan main yang jelas dan diterima oleh pekerja untuk menghindari atau menangani secara efektif terjadinya keluhan para pekerja (mogok kerja). Proses rekrutmen karyawan yang baik untuk memastikan hanya orang-orang terbaiklah yang diperkerjakan sesuai dengan bidangnya masingmasing. Ada koordinator pekerja proyek yang dapat mengakomodir keluhan atau masalah para pekerja. 22,40% 21,60% 19,71% 3, , , ,72 0, , ,25% 3,5 0, , Total Nilai untuk Kriteria Hubungan Pekerja 571 Sumber : Hasil Pengolahan Data

43 115 Dari tabel tersebut, menunjukan bahwa upaya hubungan pekerja PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4 atau 80,81%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75%80,81% 100% Gambar 4.8 Skala Kriteria Hubungan Pekerja Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 5 sub kriteria hubungan pekerja, seluruh sub kriteria perlu ditingkatkan lagi. Kelima sub kriteria tersebut antara lain memberi penghargaan dan trainingtraining bagi karyawan-karyawan yang qualified, agar skill-nya berkembang menjadi bersemangat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi perusahaan. (3,21); ada koordinator pekerja proyek yang dapat mengakomodir keluhan atau masalah para pekerja. (3,5); proses rekrutmen karyawan yang baik untuk memastikan hanya orangorang terbaiklah yang diperkerjakan sesuai dengan bidangnya masing-masing (4,21); schedule perencanaan manpower yang baik terhadap jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan di lapangan. Implikasi dari perencanaan ini menghasilkan pekerjaan yang sesuai jadwal dengan jumlah tenaga kerja yang tidak berlebihan, dan biaya yang optimum (4,43); menciptakan aturan-aturan main yang jelas dan diterima oleh pekerja untuk menghindari atau menangani secara efektif terjadinya keluhan para pekerja (mogok kerja) (4,57).

44 116 Dari hasil wawancara dengan Site Manager, dijelaskan bahwa setiap bulan sekali diadakan award, yang bernama Safety Award. Kategorinya yaitu karyawan yang paling disiplin, produktivitas kerjanya tinggi, dan karyawan yang paling taat terhadap peraturan dan safety. Untuk karyawan yang dianggap memenuhi ketiga kriteria tersebut, maka akan diberikan hadiah berupa souvenir, uang atau pulsa. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa semangat dalam bekerja. Pemberian training-training belum diterapkan secara optimal karena alasan biaya yang tinggi dan memakan waktu, karena itu proses belajar dilakukan langsung di lapangan oleh atasan yang sudah berpengalaman. Kendala yang dihadapi PT. SKP untuk mengadakan program pelatihan salah satunya adalah faktor biaya. Biaya untuk mengadakan program pelatihan cukup besar, misalnya untuk mengikuti electrical calibration training dibutuhkan biaya lebih dari Rp per orang. Keadaan keuangan PT. SKP memang belum memungkinkan untuk memberikan program pelatihan kepada para karyawan yang menjadi ujung tombak pekerjaan secara rutin, maka dari itu pemberian training dilakukan jika memang terdapat persyaratan khusus dari pihak main contractor. Selain faktor biaya, kendala lainnya adalah faktor waktu dan lokasi. Pelatihanpelatihan biasanya diadakan di Jakarta, sedangkan proyek berada di Kalimantan. Pelatihan biasanya membutuhkan waktu tiga hari sampai seminggu, sedangkan proyek tidak dapat ditinggal karena harus diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk meningkatkan penerapan sub kriteria ini, PT. SKP diharapkan dapat menyisihkan dana untuk membiayai pelatihan-pelatihan yang berguna bagi karyawan dan juga bagi kemajuan perusahaan. Penghargaan dapat diberikan berupa bonus,

45 117 misalnya jika suatu tim proyek dapat menyelesaikan proyek sesuai rencana, efisien dan efektif, maka seluruh tim akan diberikan bonus. Dengan cara ini dapat menyatukan visi dan misi seluruh tim, sehingga dapat saling berkerja sama dengan baik. Keluhan para pekerja dapat disampaikan langsung kepada admin, sehingga admin dapat menyampaikan langsung kepada Site Manager dan Site Manager dapat meneruskannya ke head office. Setiap ada permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan pekerja, semaksimal mungkin akan diselesaikan dengan cepat oleh Site Manager agar tidak mengganggu jalannya proyek. Proses rekrutmen dilakukan oleh Project Manager dan Site Manager, hal ini disebabkan karena mereka lebih mengetahui kriteria apa saja yang sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan suatu proyek. Perencanaan manpower telah dilakukan dengan baik, hanya saja pada saat realisasinya terdapat sedikit penyesuaian karena terjadi perubahan-perubahan dan penambahan kerja Administrasi Sub Kontrak Administrasi sub kontrak merupakan proses pengintegrasian informasi antara sub kontraktor dengan main contractor. Kegiatan ini dilakukan agar semua pekerjaan yang dilakukan oleh PT. SKP dapat dikontrol oleh main contractor, agar PT. SKP mengerti mengenai paket pekerjaan yang harus dikerjakan dari awal sampai selesai. Soeharto (1999) Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kesepakatan yang dicapai dari

46 118 hasil negosiasi kontrak dan pengaturan kerjasama antara peserta dalam suatu proyek dituangkan dalam suatu dokumen kontrak, dokumen ini menjadi landasan pokok yang memuat aturan-aturan tentang hubungan kerja, hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak serta penjelasan perihal lingkup kerja beserta syaratsyarat lain yang berkaitan dengan implementasi proyek. N O Tabel 4.10 Nilai Akhir Kriteria Administrasi Sub Kontrak AKTIVITAS BOBOT SKALA Kegiatan dari pekerjaan harus dimasukkan dalam master schedule proyek, sehingga dapat dikontrol sejalan dengan pekerjaan lainnya. Memahami standar baku yang terdapat pada tender proyek dan dapat memberikan dokumen yang lengkap. Mengikuti pre-qualification yang mempertimbangkan kriteria seperti kualitas, kemampuan, realibilitas, kecepatan, dan lain-lain. Koordinasi pekerjaan dari para sub kontraktor, untuk kemudahan dan kelancaran pekerjaan. Memahami dengan jelas mengenai lingkup pekerjaan dan kualitas yang diharapkan. Prosedur serah terima pekerjaan, final inspeksi, testing dan komisioning harus dilaksanakan dan didokumentasikan dengan baik. 29,99% 25,24% 22,49% 22,28% 4, , , , NILAI (bobot x skala) 1, , , , , Total Nilai untuk Kriteria Administrasi Sub Kontrak 571 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari tabel diatas, menunjukan bahwa kriteria administrasi sub kontrak PT. Syamsir Karya Pertama adalah sangat baik dengan hasil yang diperoleh sebesar 4,25 atau 85,1%, terletak pada daerah sangat baik (SB).

47 119 Secara kontinum, dapat digambarkan sebagai berikut: STB TB CB B SB 0% 25% 50% 75% 85,1% 100% Gambar 4.9 Skala Kriteria Administrasi Sub Kontrak Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari 4 sub kriteria adminitrasi sub kontrak, seluruh sub kriteria perlu ditingkatkan lagi. Keempat sub kriteria tersebut antara lain kegiatan dari pekerjaan harus dimasukkan dalam master schedule proyek, sehingga dapat dikontrol sejalan dengan pekerjaan lainnya (4,07); koordinasi pekerjaan dari para sub kontraktor, untuk kemudahan dan kelancaran pekerjaan (4,14); memahami standar baku yang terdapat pada tender proyek dan dapat memberikan dokumen yang lengkap, mengikuti prequalification yang mempertimbangkan kriteria seperti kualitas, kemampuan, realibilitas, kecepatan, dan lain-lain (4,29); memahami dengan jelas mengenai lingkup pekerjaan dan kualitas yang diharapkan, prosedur serah terima pekerjaan, final inspeksi, testing dan komisioning harus dilaksanakan dan didokumentasikan dengan baik (4,57). Jadwal proyek adalah peta jalan manajer proyek untuk menyediakan informasi mengenai timeline proyek dan pengukuran kemajuan. Karena kegiatan terkait, setiap perubahan dapat mempengaruhi perubahan dalam aktivitas penerus proyek atau kegiatan dalam salah satu sub-proyek terkait lainnya. (Francis, Clive D., 2003, p.6).

48 120 Dari hasil wawancara dengan Site Manager, dijelaskan bahwa kegiatan pekerjaan yang dilakukan PT. SKP terdapat dalam master schedule, sehingga progress dari pekerjaan dapat dimonitor oleh pihak main contractor. Untuk meningkatkannya, PT. SKP harus lebih terperinci dalam memasukkan kegiatannya ke dalam master schedule dan selalu meng-update jika terjadi perubahan-perubahan. Terkadang ada job description yang masih abu-abu dan baru jelas pada waktu realisasinya. Ini disebabkan karena sub kontraktor tidak di ikut sertakan pada saat survey, sub kontraktor hanya sebagai eksekutor saja, sehingga belum mengetahui secara real keadaaan di lapangan. Koordinasi pekerjaan dari para sub kontraktor untuk kemudahan dan kelancaran pekerjaan telah dilakukan dengan baik, setiap seminggu sekali diadakan rapat yang dihadiri seluruh pihak yang terkait dalam proyek ANPP (main contractor, consultant dan para sub kontraktor) untuk membicarakan progress proyek beserta kendala-kendala yang dihadapi dan juga solusi-solusi yang dapat dilakukan serta untuk merevisi jadwal jika terdapat perubahan-perubahan. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa sebelum memulai pekerjaan, beberapa sub kontraktor yang dianggap memiliki kompeten diundang oleh pihak main contractor untuk mengikuti tender, lalu pihak sub kontraktor tersebut mengambil dokumen yang berkaitan dengan proyek. Setelah mempelajari dan mengevaluasi dokumen tersebut, pihak main conractor mengundang seluruh peserta sub kontraktor untuk mengadakan diskusi mengenai hal-hal yang tidak dimengerti dalam dokumen. Hasil diskusi tersebut didokumentasikan, sehingga menjadi dokumen yang tidak terpisahkan

49 121 dengan dokumen sebelumnya. Setelah itu, pihak sub kontraktor mengajukan proposal penawaran, dengan berbagai pertimbangan dari pihak main contractor, PT. SKP mendapatkan pekerjaan sebagai sub kontraktor untuk pekerjaan instrumentasi. PT. SKP memahami dengan jelas mengenai lingkup pekerjaan dan kualitas yang diharapkan, setiap ada perubahan pekerjaan selalu didiskusikan dulu dengan pihak main contractor dan juga dengan pihak owner. Prosedur serah terima pekerjaan, final inspeksi, testing dan komisioning sedang dilaksanakan dan didokumentasikan dengan baik dengan adanya laporan-laporan per periode tertentu.

50 Evaluasi Akhir Kinerja Manajemen Proyek PT. SKP dalam Proyek ANPP Setelah memperoleh total nilai masing-masing kriteria, maka akan dijumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot masing-masing kriteria dengan total nilai masing-masing kriteria, sehingga akan diperoleh hasil akhir kinerja manajemen proyek ANPP. Tabel 4.11 Hasil Akhir Kinerja Manajemen Proyek PT. SKP dalam Proyek ANPP KRITERIA TOTAL NILAI BOBOT MASING- SUB PERSENTASE MAJOR MASING TOTAL (%) KRITERIA KRITERIA Rencana Kerja 14,17% 4, , , Pengaturan Biaya 13,08% 4, , , Pengaturan Jadwal 12,61% 4,7379 0, ,758 Organisasi 12,39% 4, , , Progress dan Produktivitas 11,51% 4, , , Manajemen Kualitas 10,57% 4, , , Manajemen Material 10,33% 4, , , Hubungan Pekerja 7,90% 4, , , Administrasi Sub Kontrak 7,45% 4, , , TOTAL AKHIR KINERJA MANAJEMEN PROYEK PT. SKP DALAM PROYEK ANPP 4, , Sumber : Hasil Pengolahan Data

51 123 Hasil akhir penelitian ini menjelaskan bahwa kinerja manajemen proyek PT. SKP dalam proyek ANPP sudah optimal atau belum dengan melihat skala hasil akhir yang diperoleh. Seluruh kriteria penerapan manajemen proyek telah diterapkan dengan sangat baik, dengan perolehan rata-rata diatas 80%. Dari kesembilan kriteria, kriteria yang paling tinggi penerapannya adalah kriteria rencana kerja yaitu sebesar 98,62%, sedangkan kriteria yang paling rendah penerapannya adalah kriteria hubungan pekerja yaitu sebesar 80,81%. Grafiknya dapat dilihat pada gambar berikut ini, Penerapan Manajemen Proyek ANPP (%) Administrasi sub kontrak Hubungan Pekerja Manajemen Material Manajemen Kualitas Progress & Produktivitas Organisasi Pengaturan Jadwal Pengaturan Biaya Rencana Kerja Gambar 4.10 Grafik Penerapan Manajemen Proyek PT. SKP dalam Proyek ANPP Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari hasil penilaian kinerja manajemen proyek, menggambarkan bahwa PT. Syamsir Karya Pertama telah berusaha dengan sangat baik untuk menerapkan kinerja manajemen proyek secara optimal. Dari hasil perhitungan seluruh kriteria, maka diperoleh sebesar 4,54 atau 90,89%, terletak pada daerah sangat baik (SB). Hasil ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana dan sarana dasar bagi kegiatan sektor perekonomian. Industri ini mencakup semua pihak yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Syamsir Karya Pertama berdiri pada tanggal 18 Agustus 1997 di Jakarta, Indonesia. Didirikan oleh sekelompok ahli nasional yang memiliki pengalaman

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Pengelolaan Waktu Pelaksanaan Proyek Sebagai Kontraktor Utama pembangunan Proyek One Sentosa Apartement PT. Adhi Persada Gedung harus membuat perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. TRAKINDO UTAMA Tycho Priestley Giovanni Wuwungan J.E.Ch. Langi, J.P. Rantung,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 161 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Penerapan Quality Assurance dari segi teknik dan ketepatan waktu oleh PT. Citra Dinamika Interindo pada pekerjaan desain interior di Hotel Sahid belum sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Evaluasi Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Pada hakekatnya evaluasi diyakini sangat berperan

Lebih terperinci

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari. BAB 6 KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.co.id BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.com BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 WAKTU DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Kerja praktik dilaksanakan di P.T. Trimatra Jaya Persada selaku perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu Konsultan

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 181-190 PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT 1 Sanny Stephanie dan 2 Dwi Dinariana 1 Program S1

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

BID EVALUATION SYSTEM

BID EVALUATION SYSTEM BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MANAJEMEN PROYEK Pengertian sederhana dari manajemen proyek adalah proses dalam pencapaian suatu tujuan yang telah disepakati dan dibatasi dengan waktu dan sumber daya

Lebih terperinci

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN 3.1. Struktur Organisasi Diagram 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1. Organisasi dan pihak yang terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Proyek Kumpulan orang-orang untuk menyelesaikan suatu permasalahan Sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah hasil

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN

BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN BAB 5 ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab sebelumnya telah diterangkan mengenai dasar penelitian yang akan dilaksanakan, desain penelitian, pemilihan metode penelitian, termasuk penjelasan teoritis terkait

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat,

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi informasi yang terintegrasi telah banyak memberikan kontribusi kepada perkembangan bisnis saat ini. Semua proses bisnis dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan

Lebih terperinci

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat, selain merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi

BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi BAB 4 OPERASIONAL 4.1 Legalitas dan Persyaratan Lisensi Membangun sebuah bisnis tentunya membutuhkan banyak persiapan. Selain modal dan sumber daya, hal penting yang perlu dipersiapkan adalah legalitas

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK

PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN PROYEK PT. MEGA PERSADA INDONESIA Mechanical Electrical and HVAC Contractor PERENCANAAN DAN No. Dokumen MPI-PM-11 No. Revisi 03 Tanggal Berlaku 17-03-2014 Jabatan Nama Tanda Tangan Disusun Oleh Project Coordinator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA 4.1 UMUM Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil perbandingan antara data yang didapat dari literatur dengan data dari

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Umum 4.1.1 Data-data proyek Nama Proyek : Hotel Amaris Pettarani Lokasi Proyek : Jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar Pelaksanaan : 2 September 2013 22 September

Lebih terperinci

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI NOTE : SETIAP DIVISI WAJIB QUALITY CONTROL DI BAGIAN MASING-MASING KLIEN ORDER BESERTA DP 60% CUSTOMER SERVICE TERIMA ORDER ISI FORM ORDER OLEH KLIEN ACC

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci