PERCOBAAN II PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL : SILVIA ROSDELINA NIM : H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERCOBAAN II PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL : SILVIA ROSDELINA NIM : H"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERCOBAAN II PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL NAMA : SILVIA ROSDELINA NIM : H KELOMPOK : VII (TUJUH) HARI / TANGGAL : SENIN / 18 MARET 2013 ASISTEN : RAYMOND KWANGDINATA LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan atas tiga macam yaitu zat padat, zat cair dan gas. Setiap zat terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil yang dapat berupa atom, molekul, maupun ion. Perubahan keadaan seringkali ditemukan dalam reaksi kimia. Zat yang mula-mula dihasilkan dalam keadaan gas dapat dengan cepat mengembun dalam bentuk cair. Perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia bergantung pada keadaan pereaksi dan hasil reaksi. Misalnya saja pada pembakaran metana sebagai penyusun utama gas alam untuk menghasilkan karbondioksida dan air. Banyaknya energi yang dibebaskan berbentuk uap dan berbentuk cairan. Penentuan massa molekul paling lazim dilakukan dengan konsep mol dimana massa molekulnya dapat diketahui dengan mengalikan mol zat dengan beratnya. Tetapi metode penentuan massa molekul dapat pula dihitung dengan menggunakan persamaan gas ideal, yaitu dimulai dengan menghitung kerapatan dari zat yang akan dihitung massa molekulnya. Massa molekul suatu zat merupakan jumlah massa atom unsur-unsur penyusunnya. Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur penyusun molekul tersebut. Massa molekul dapat diukur dengan berbagai cara. Sebagai contoh, pengukuran untuk zat yang mudah menguap dapat dilakukan dengan menurunkan persamaan gas ideal dengan menentukan terlebih dahulu massa jenis, tekanan, dan suhu zat. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan

3 percobaan penentuan massa berdasarkan bobot jenis. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan Maksud Percobaan Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari metode penentuan massa molekul zat mudah menguap berdasarkan pengukuran bobot jenisnya Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah: 1. Menentukan kerapatan zat mudah menguap dengan menimbang bobot sebelum dan sesudah penguapan. 2. Menentukan massa molekul zat mudah menguap dengan menggunakan data 1 (kerapatan zat) dan persamaan gas ideal. 1.3 Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan massa molekul dan kerapatan zat mudah menguap yaitu aseton dan kloroform melalui proses penguapan, pengembunan, dan penentuan selisih bobot senyawa sebelum dan sesudah penguapan.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu (umumnya 100 o ). Jika senyawa-senyawa volatil ini menguap, aroma dan citarasa komponen akan mengalami penurunan mutu. Berat molekul senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran massa jenis gas yang menguap. Hal ini perlu dilakukan agar dalam tiap proses yang membutuhkan panas dapat diantisipasi jumlah senyawa volatil yang menguap, sehingga aroma dan cita rasa komponen dapat dipertahankan (Bambang, 2005). Namun pada kenyataannya diketahui bahwa suatu gas akan selalu dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan suhu lingkungan. Berbagai hukum gas menyatakan ketergantungan sejumlah tertentu gas terhadap tekanan, suhu, dan volume. Hukum-hukum gas ini dapat diperoleh dari pengamatan-pengamatan eksperimental. Maka dari sini berat molekul senyawaa volatil dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal yang berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Selain itu, prinsip Avogadro juga dapat digunakan untuk menentukan bobot molekul dengan cara yang sedikit berbeda. Satu mol zat (berat molekul dalam gram) mengandung 6,022 x (bilangan Avogadro). Menurut prinsip Avogadro, jumlah itu sama dengan jumlah molekul dari dua gas di bawah kondisi yang sama temperatur dan tekanannya yang menempati volume yang sama pada satu mol gas. Oleh karena itu, pada satu mol gas harus menempati volume yang sama sebagai mol setiap gas

5 lainnya jika suhu dan tekanan yang tetap. Pada STP, volume satu mol gas apapun adalah 22,4 liter. Berat molekul gas adalah massa dalam gram dari 22,4 liter gas pada STP. Bagi sebagian gas, deviasi dari nilai ideal adalah kurang dari 1 % (Mortimer, 1998). Pada berbagai senyawa, sekelompok atom saling bergabung, dengan mengunakan ikatan kimia untuk membentuk molekul. Komposisi suatu molekul dapat dinyatakan dengan rumus molekul dengan menuliskan simbol atom-atom yang terdapat di dalamnya dengan angka yang dituliskan di bagian kanan bawah (subscript) menunjukkan jumlah atom jenis tersebut terdapat dalam suatu molekul. Massa molekul dihitung dengan menjumlahkan massa atom dari unsur-unsur yang membentuk molekul. Salah satu kesalahan yang sering dibuat pada perhitungan massa molekul adalah kelalaian mengalikan dengan angka indeks seperti yang tertera pada rumus molekul. Jika suatu senyawa ditimbang dan diuapkan pada suhu dan volume yang tepat, maka massa molekul gas juga dapat ditentukan (Bresnick, 2002). Sebuah rumus tidak hanya menentukan jumlah relatif atom dari setiap elemen tetapi juga jumlah sebenarnya atom unsur dalam satu molekul senyawa yang disebut dengan rumus molekul. Berat bentuk kemudian disebut dengan berat molekul (Rosenberg, 1996). Rumus molekul merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Hal ini menyatakan jumlah atom yang sesungguhnya yang bergabung dengan ikatan kimia untuk membentuk molekul. Rumus molekul dapat ditentukan jika massa molekul dan rumus empiris suatu senyawa diketahui. Perbandingan massa molekul suatu senyawa terhadap massa molekul dari rumus empirisnya merupakan kelipatan

6 bilangan bulat yang dapat dipakai untuk menentukan rumus molekulnya (Bresnick, 2002). Menurut Taba, dkk., (2013), persamaan gas ideal dapat digunakan untuk menentukan massa molekul zat mudah menguap. PV = n R T (1) PV = w / M R T PM = w / V R T PM = ρ R T M = ρ R T P...(2) dimana : M = massa molekul zat mudah menguap ρ = densitas gas (g dm -3 ) P = tekanan gas (atm) V = volume (dm 3 ) T = suhu absolut (K) R = tetapan gas (dm 3.atm.mol -1.K -1 ) Konjugasi yang terdiri dari stigmasterol dan L-fenilalanin saling berhubungan melalui pendek dirantai asil dikarboksilat oleh ikatan ester dan amida, yang masing-masing disintesis sebagai potensi molekul rendah berat bobot / massa gelators organik (LMWGs / LMMGs). Sifat fisika kimia menjadi sasaran penyelidikan, terutama kemampuan untuk membentuk gel reversibel berdasarkan perubahan kondisi lingkungan. Lain halnya dengan sifat yang terdeteksi oleh UV-

7 VIS jejak diukur dalam sistem yang terdiri dari dua pelarut larut (air / asetonitril) dengan berbagai rasio pelarut dan menggunakan konstanta konsentrasi senyawa dipelajari. Partisi dan koefisien difusi dan kelarutan dalam air dihitung untuk konjugat target. Konjugasi adalah senyawa-satunya dari seri mampu membentuk gel dalam 1-oktanol. Ketiga konjugasi ditampilkan supramolekul karakteristik dalam spektrum UV-VIS. Konjugat disintesis oleh beberapa stigmasterol, dan pelarut dibantu supramolekul yang memiliki kemampuan untuk merakit sendiri, dan kemampuan mereka untuk membentuk gel dipelajari. Penunjukkan konjugasi penyimpangan dalam UV-VIS Spektrum diurutkan perubahan rasio pelarutnya, dan karakteristik supramolekul terbukti dengan semua konjugat. Pembentukan gel terlihat biasanya tidak dapat diprediksi, dan sangat tergantung pada pemilihan pelarut (Sustekova, 2011). BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kloroform, aseton, aluminium foil, kertas label, tissue roll, sabun cair, dan akuades. 3.2 Alat Percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 50 ml, gelas kimia 200 ml dan 250 ml, pipet volume 5 ml, bulb, neraca digital, termometer skala o C, desikator, hotplate, karet gelang, batang pengaduk, statif, dan jarum.

8 3.3 Prosedur Percobaan Erlenmeyer bersih dan kering sebanyak 2 buah, ditimbang masing-masing dan dicatat bobotnya. Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil, diikat dengan karet gelang dan ditimbang kembali serta dicatat bobotnya. Aluminium foil dan karet gelangnya dilepas dari erlenmeyer. Kemudian erlenmeyer diisi dengan akuades sampai penuh. Erlenmeyer yang telah berisi akuades ditimbang di neraca digital, lalu bobot erlenmeyer tersebut dicatat. Akuades dibuang dan erlenmeyer dikeringkan. Erlenmeyer diisi dengan 5 ml kloroform menggunakan pipet volume 5 ml, ditutup dengan aluminium foil dan diikat kuat dengan karet gelang. Aluminium foil dilubangi sampai 10 lubang dengan jarum agar uap dapat keluar. Setelah itu gelas kimia berisi air dipanaskan di atas hot plate sampai semua cairan kloroform menguap. Suhu air dalam gelas kimia diukur dan dicatat ketika semua cairan kloroform menguap. Setelah seluruh cairan kloroform menguap, erlenmeyer diangkat dan bagian luarnya dikeringkan. Dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Prosedur di atas diulangi dengan mengganti kloroform dengan aseton.

9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan 1. Kloroform Bobot erlenmeyer + akuades Bobot erlenmeyer kosong Suhu akuades dalam penangas Massa jenis akuades = 94,54 gram = 37,43 gram = 66 o C = 1 g/ml 2. Aseton

10 Bobot erlenmeyer + akuades Bobot erlenmeyer kosong Suhu akuades dalam penangas Massa jenis akuades = 97,36 gram = 37,72 gram = 68 o C = 1 g/ml Tabel Pengamatan No. Jenis zat cair Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang (g) Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + uap cairan (g) 1. Kloroform 38,00 38,22 2. Aseton 38,31 38, Perhitungan 1. Kloroform Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet + uap kloroform Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet Bobot kloroform = 38,22 gram 38,00 gram Bobot erlenmeyer + akuades Bobot erlenmeyer kosong Bobot akuades = 94,54 gram 37,43 gram Massa jenis akuades (ρ) = 38,22 gram = 38,00 gram = 0,22 gram = 94,54 gram = 37,43 gram = 57,11 gram = 1 g/ml Bobot akuades Volume akuades= Massa jenis akuades =57,11 g =57,11 ml 1 g/ml

11 Volume gas = Volume akuades = 57,11 ml = 0,0571 L Bobot kloroform Massa jenis kloroform= = 0,22g =3,8529 g/l Volume gas 0,0571 L Suhu akuades dalam penangas = 66 0 C = 339 K Tekanan = 760 mmhg = 1 atm Mr= ρ R T P 3, g/l x 0,0821 L atm/mol K x 339 K 1 atm = 107,2332 g/mol Mr kloroform (CHCl 3 ) secara praktek dan teoritis adalah sebesar 107,2332 g/mol dan 119,5 g/mol. 2. Aseton Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet + uap aseton Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet Bobot aseton = 38,39 gram 38,31 gram Bobot erlenmeyer + akuades Bobot erlenmeyer kosong = 38,39 gram = 38,31 gram = 0,08 gram = 97,36 gram = 37,72 gram Bobot akuades = 97,36 gram 37,72 gram = 59,64 gram Massa jenis akuades (ρ) = 1 g/ml Bobot akuades Volume akuades= Massa jenis akuades =59,64 g =59,64 ml 1 g/ml

12 Volume gas = Volume akuades = 59,64 ml = 0,0596 L Bobot aseton Massa jenis aseton= = 0,08 g =1,3423 g/l Volume gas 0,0596 L Suhu akuades setelah penguapan = 68 0 C = 341 K Tekanan = 760 mmhg = 1 atm Mr= ρ R T P 1, g/l x 0,0821 L atm/mol K x 341 K 1 atm = 37,5787 g/mol Mr aseton (CH 3 COCH 3 ) secara praktekdanteoritis adalah sebesar 37,5787 g/mol dan 58 g/mol. 4.3 Pembahasan Bobot jenis dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat (m) terhadap volumenya (v) sedangkan massa molekul suatu zat adalah jumlah bobot dari atom-atom yang menyusun molekul tersebut. Dalam menentukan bobot molekul suatu zat mudah menguap digunakan cara penentuan bobot molekul berdasarkan hukum-hukum gas ideal. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan zat mudah menguap, yaitu kloroform dan aseton. Dalam hal ini, massa molekul kloroform dan aseton dicari berdasarkan pengukuran massa jenis melalui proses penguapan, pengembunan, dan penentuan selisih bobot kloroform dan aseton sebelum dan sesudah penguapan. Erlenmeyer yang digunakan adalah erlenmeyer berleher kecil agar zat tidak terlalu cepat menguap sehingga zat mudah menguap dapat lebih teramati di dalam

13 erlenmeyer. Sebelum erlenmeyer diisi dengan zat mudah menguap, erlenmeyer ditimbang terlebih dahulu dalam keadaan kosong. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bobot erlenmeyer kosong. Kemudian, erlenmeyer tersebut ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan karet gelang kemudian ditimbang kembali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bobot erlenmeyer beserta aluminium foil dan karet gelang. Selanjutnya, erlenmeyer tersebut diisi dengan akuades kemudian ditimbang kembali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bobot akuades dimana akuades berfungsi sebagai pembanding karena bobot jenisnya telah diketahui yaitu 1 g/ml. Dengan membagi bobot air dengan massa jenis air, maka dapat diperoleh volume air, dimana volume air ini ekuivalen dengan volume gas. Dengan demikian, dapat diketahui massa jenis zat mudah menguap dengan membandingkan bobot zat tersebut dengan volume gas, sehingga massa molekul relatifnya dapat diketahui dengan menggunakan persamaan gas ideal. Selanjutnya akuades dalam erlenmeyer tersebut dibuang dan dibilas dengan zat mudah menguap yang akan digunakan. Kemudian, erlenmeyer tersebut diisi dengan bahan (kloroform dan aseton) masing-masing 5 ml pada erlenmeyer yang berbeda. Selanjutnya, kedua erlenmeyer tersebut ditutup kembali dengan aluminium foil lalu dikencangkan dengan karet gelang agar cairan tidak cepat menguap. Aluminium foil yang digunakan sebagai penutup diberi 10 lubang kecil dengan menggunakan jarum agar bisa terjadi penguapan pada saat pemanasan di atas hotplate. Tujuan pemanasan cairan pada hotplate agar semua cairan dapat menguap, dan setelah semua cairan menguap suhu penangas air dicatat dan erlenmeyer diangkat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui suhu tepat cairan tersebut habis menguap. Selanjutnya pendinginan dilakukan dengan memasukkan erlenmeyer tersebut ke dalam desikator. Desikator adalah sebuah bejana dari kaca yang

14 digunakan untuk mempercepat proses pengeringan, dengan terjadinya proses pendinginan, maka dengan sendirinya uap yang ada dalam erlenmeyer tadi akan mengembun kembali. Erlenmeyer dengan uap tersebut kembali ditimbang. Dengan membagi bobot air dengan massa jenisnya maka dapat diketahui volume air, dimana volume air sama dengan volume gas. Kemudian, massa jenis kloroform dan aseton dapat dihitung dengan membagi antara bobot zat (kloroform dan aseton) dengan volume gasnya di mana dari hasil perhitungan didapat massa jenis kloroform adalah 3,8643 g/l dan massa jenis aseton adalah 1,3422 g/l. Massa molekul kedua larutan juga akan diketahui dengan menggunakan persamaan gas ideal. Dengan menggunakan persamaan gas ideal, diperoleh massa molekul kloroform 107,2332 g/mol, dan massa molekul aseton 37,5787 g/mol. Dalam teori, massa molekul kloroform yang sebenarnya adalah 119,5 g/mol, dan massa molekul aseton adalah 58 g/mol. Dari pengukuran dan perhitungan, diperoleh massa jenis kloroform 3,8529 g/l, dan massa jenis aseton 1,3423 g/l. Berdasarkan nilai kerapatan dari masing-masing zat, maka dapat diketahui sifat kedua cairan ini. Aseton memiliki nilai kerapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kloroform sehingga aseton akan lebih cepat menguap dibandingkan kloroform dan hal ini sesuai dengan massa molekul cairan tersebut, dimana aseton memiliki massa molekul sebesar 37,5787 g/mol dan kloroform sebesar 107,2332 g/mol. Terjadi perbedaan antara hasil perhitungan dari data percobaan dengan data teoritis. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan atau ketidaktelitian selama praktikum berlangsung, seperti penimbangan, pengukuran dengan termometer, pada waktu memipet zat mudah menguap yang kurang cermat, sehingga cairan tersebut sempat menguap. Kesalahan waktu menimbang erlenmeyer, erlenmeyer yang kurang

15 kering, dan alat yang tersedia kurang berfungsi dengan baik, dan mungkin pada waktu pendinginan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah : 1. Kerapatan dari kloroform adalah 3,8529 g/l dan kerapatan aseton adalah 1,3423 g/l 2. Massa molekul dari kloroform adalah 107,2332 g/mol dan massa molekul aseton adalah 37,5787 g/mol 5.2 Saran

16 Praktikum sebaiknya juga menggunakan zat lain yang mudah menguap, sehingga tidak hanya aseton dan kloroform saja yang kita ketahui kerapatan dan massa molekulnya, tetapi zat lain yang mudah menguap juga bisa diketahui. Pengerjaan saat praktikum juga harus diperhatikan, selalu gunakan peralatan keselamatan kerja. Sebaiknya agar alat-alat yang digunakan lebih dipelihara dengan baik dan bahan-bahan yang digunakan lebih dijaga dengan baik agar tidak terkontaminasi sehingga hasil yang diperoleh dari percobaan dapat lebih mendekati hasil secara teoritis. Selain itu, memperbaiki fasilitas-fasilitas di dalamnya demi kelancaran praktikum. Misalnya keran air yang kurang dan wastafel yang bocor. Asisten sudah memandu praktikan saat praktikum dengan bagus dan lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, penjelasan mengenai bahan dan perlakuan terhadap bahan juga perlu ditambah. DAFTAR PUSTAKA Bresnick, S., 2002, Intisari Kimia Umum, diterjemahkan oleh Lies Wibisono, Penerbit Hipokrates, Jakarta. Mortimer, C.E., 1998, Introduction to Chemistry, Van Nostrand Company, New York Rosenberg, J.L., 1996, Theory and Problems Of College Chemistry, Edition Sixth, Metric Editions, London. Sustekova, J., Drasar, P., Saman D., dan Wimmer, Z., 2011, Stigmasterol Based Novel Low Molecular Weight/Mass Organic Gelators, Molecules, 16: , ( diakses pada 17 Maret 2013 pukul WITA). Taba, P., Zakir, M., dan Kasim, A.H., 2013, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Universitas Hasanuddin, Makassar.

17 LEMBAR PENGESAHAN

18 Makassar, 07 Juni 2013 Asisten Praktikan RAYMOND KWANGDINATA JEANE MELYANTI MATUTU NIM. H NIM. H LAMPIRAN BAGAN KERJA Kloroform - Dimasukkan ke dalam erlenmeyer kurang lebih sebanyak 5 ml kemudian ditutup leher erlenmeyernya dengan menggunakan aluminium foil yang dikencangkan dengan karet gelang di mana erlenmeyer ini sebelumnya sudah ditimbang bersama dengan aluminium foil dan karet gelangnya. Diberi lubang-lubang kecil pada aluminium foil sebagai tempat keluarnya udara ketika didesak oleh kloroform yang menguap.

19 - Erlenmeyer yang berisi kloroform direndam dalam penangas air bersuhu kira-kira 100 o C. - Erlenmeyer dibiarkan dalam penangas air sampai semua cairan menguap dan dicatat suhu penangas air tersebut. - Setelah semua cairan menguap, diangkat erlenmeyer dari penangas, dikeringkan air yang menempel pada bagian luar erlenmeyer, lalu erlenmeyer dimasukkan ke dalam desikator. - Setelah dingin, erlenmeyer ditimbang. - Ditentukan volume uap kloroform yang sama dengan volume erlenmeyer dengan jalan mengisinya dengan akuades sampai penuh kemudian ditmbang untuk mengetahui bobot akuades yang terdapat di dalamnya. Dicatat suhu air dalam erlenmeyer. - Volume air dapat diketahui jikalau bobot jenis air pada suhu tersebut diketahui. Ditentukan tekanan udara untuk penentuan bobot molekul kloroform tersebut. - Langkah-langkah di atas diulangi dengan mengganti kloroform dengan aseton. Hasil

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS OLEH: RATIH NOVIYANTI (1113031028) DEWA AYU PRAPTI WIDI PRAMERTI (1113031042) GUSTI AYU PUTU WULAN AMELIA PUTRI

Lebih terperinci

PERCOBAAN II PENENTUAN MASSA MOLEKUL PENGUKURAN BERDASARKAN BOBOT JENIS : YUNITA PARE ROMBE NIM : H

PERCOBAAN II PENENTUAN MASSA MOLEKUL PENGUKURAN BERDASARKAN BOBOT JENIS : YUNITA PARE ROMBE NIM : H LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERCOBAAN II PENENTUAN MASSA MOLEKUL PENGUKURAN BERDASARKAN BOBOT JENIS NAMA : YUNITA PARE ROMBE NIM : H311 12 012 KELOMPOK : III (TIGA) HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/30

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS OLEH: RATIH NOVIYANTI (1113031028) DEWA AYU PRAPTI WIDI PRAMERTI (1113031042) GUSTI AYU PUTU WULAN AMELIA PUTRI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS Oleh: NI PUTU WIDIASTI NI PUTU MERRY YUNITHASARI I DEWA GEDE ABI DARMA (1113031049)/D (1113031059)/D (1113031064)/D

Lebih terperinci

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. TUJUAN 1. Menentukan berat molekul senyawa yang mudah menguap (volatile) berdasarkan pengukuran massa jenis gas 2. Melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu (Aziz, dkk, 2009). Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS I. Tujuan 1. Menentukan berat molekul senyawa yang mudah menguap (volatil) berdasarkan pengukuran massa jenis gas. 2. Melatih menggunakan

Lebih terperinci

HUKUM RAOULT. campuran

HUKUM RAOULT. campuran HUKUM RAOULT I. TUJUAN - Memperhatikan pengaruh komposisi terhadap titik didih campuran - Memperlihatkan pengaruh gaya antarmolekul terhadap tekanan uap campuran II. TEORI Suatu larutan dianggap bersifat

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI PERCOBAAN VI Judul Percobaan : DESTILASI Tujuan : Memisahkan dua komponen cairan yang memiliki titik didih berbeda. Hari / tanggal : Senin / 24 November 2008. Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2010 Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK Waktu 150 menit Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 Penentuan Titik Beku Oleh: Nama NIM : Eka Anzihory : M0211024 Hari/tgl praktek : Kamis / 10 November 2011 Kelompok : 6 LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS : ASRAR RAHMAN S NIM : H HARI, TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS, 20 SEPTEMBER 2012

PERCOBAAN I PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS : ASRAR RAHMAN S NIM : H HARI, TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS, 20 SEPTEMBER 2012 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERCOBAAN I PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS NAMA : ASRAR RAHMAN S NIM : H311 10 910 KELOMPOK/REGU : EMPAT/VIII (DELAPAN) HARI, TANGGAL PERCOBAAN : KAMIS, 20 SEPTEMBER

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST] MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST] Disusun oleh: Lia Priscilla Dr. Tirto Prakoso Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM TUJUAN Mengetahui cara membersihkan, mengeringkan dan menggunakan berbagai alat gelas yang digunakan di laboratorium kimia. Mengatur nyala pembakar Bunsen

Lebih terperinci

DISTILASI SEDERHANA (DIS)

DISTILASI SEDERHANA (DIS) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA TILASI SEDERHANA () Disusun oleh: Fardhila Rochman Alexander Armyn Dr. Danu Ariono Dr. Dianika Lestari Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Titik Leleh dan Titik Didih

Titik Leleh dan Titik Didih Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Modul l Modul 2 Modul 3

Modul l Modul 2 Modul 3 v B Tinjauan Praktikum iokimia merupakan bagian ilmu kimia yang berhubungan dengan makhluk hidup. Dalam biokimia dibahas organisme hidup yang merupakan sekumpulan molekul organik yang berinteraksi dengan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Rima Puspa Aryani : A1C311010

Rima Puspa Aryani : A1C311010 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA (AKKC 351) PERCOBAAN VIII SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Dosen: Dra. Hj. St. H. Nurdiniah, M.Si Drs. Rusmansyah, M.Pd Asisten Praktikum: Siti Meisyarah Trisda Mila Disusun Oleh: Kelompok

Lebih terperinci

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT I. TUJUAN PERCOBAAN - Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer - Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat padat dengan piknometer - Mahasiswa

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda VOLUME MOLAR GAS I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda II. DASAR TEORI 1. Penggolongan Benda Benda-benda di bumi sangat banyak jenis dan jumlahnya. Contohnya Air, oksigen,

Lebih terperinci

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

Rumus Kimia. Mol unsur =

Rumus Kimia. Mol unsur = Rumus Kimia Menentukan Rumus Kimia Zat Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum B Waktu: 120 menit

Lebih terperinci

I Sifat Koligatif Larutan

I Sifat Koligatif Larutan Bab I Sifat Koligatif Larutan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda dapat menjelaskan dan membandingkan sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit. Pernahkah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL Nama : Ardian Lubis NIM : 121810301028 Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN OLEH: NAMA : MUH. YAMIN A. STAMBUK : F1C1 08 049 KELOMPOK ASISTEN PEMBIMBING : III : IMA ISMAIL JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

Tugas Kimia STOIKIOMETRI Tugas Kimia STOIKIOMETRI NAMA ANGGOTA : 1. Nyoman Dharma Triyasa (10) 2. Komang Jnana Shindu Putra (17) 3. I.G.A Dharsasasmitha Yani (19) 4. Ni Putu Riska Valentini (25) 5. Putu Ayu Rosita Octaviani (26)

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Dosen Pembimbing : Margareta Retno Priamsari, S.Si., Apt LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA BAB IV HUKUM DASAR KIMIA KOMPETENSI DASAR : 2.1 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan Indikator : 1. Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM Laporan Praktikum Kimia Fisika PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI (Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM 18 Maret 2014 Dosen Pembimbing : Fitri Khoerunnisa Ph.D. Disusun oleh : Dinar Khairunisa (1307218) FAKULTAS

Lebih terperinci

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi K-13 Kelas X kimia KNSEP ML I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami persamaan reaksi kimia dan komponen-komponennya. 2. Memahami cara

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Fisik

Laporan Praktikum Kimia Fisik Laporan Praktikum Kimia Fisik DestilasiCampuranBiner Oleh :Anindya Dwi Kusuma Marista (131424004) Annisa Novita Nurisma (131424005) Rahma Ausina (131424022) Kelas : 1A- Teknik Kimia Produksi Bersih Politeknik

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konstanta dalam peristiwa adsorbsi dari larutan asam asetat oleh karbon aktif pada suhu konstan. I.2. Dasar

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-4 KINETIKA ADSORPSI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner : - Dwi Ratih Purwaningsih - Krisfian Tata AP - E Devina S - Fajar Sidiq

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BABffl METODOLOGIPENELITIAN BABffl METODOLOGIPENELITIAN 3.1. Baban dan Alat 3.1.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah CPO {Crude Palm Oil), Iso Propil Alkohol (IPA), indikator phenolpthalein,

Lebih terperinci

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Chapter 6 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1 Atm 5.1 1 5.1 Sifat-sifat fisis yang

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Sistem tiga komponen

Sistem tiga komponen LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II KESETIMBANGAN FASA Selasa, 15 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto 1112016200018 PROGRAM

Lebih terperinci

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember

Lebih terperinci

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB) Disusun oleh: Dinna Rizqi Awalia Dr. Danu Ariono Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN Tilupl Gambar A.1 Diagram Alir Metode Penelitian A-1 LAMPIRAN B PROSEDUR PEMBUATAN COCODIESEL MELALUI REAKSI METANOLISIS B.l Susunan Peralatan Reaksi metanolisis

Lebih terperinci

Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul lainnya yang

Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul lainnya yang DIFUSI GAS Tujuan: Mencari massa molekul gas dengan jalan membandingkan laju difusi berdasarkan hukum Graham Widya Kusumanngrum (1112016200005) Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat Konsep Mol Setiap zat yang ada di alam tersusun atas partikel-partikel bentuk atom, molekul, dan ion. Ukuran dan massa partikel-partikel zat tersebut sangat kecil sehingga kita kesulitan untuk mengukurnya.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Sintesis amina sekunder rantai karbon genap dan intermediat-intermediat sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Sedangkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN Oleh : Nama : Ni Made Susita Pratiwi Nim : 1008105005 Kelompok : II Tanggal Praktikum : 9 April 2012 LABORATORIUM KIMIA FISIK

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU Yang diampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan & Bapak Ida Bagus Suryadharma OLEH KELOMPOK 7 1. LAILATUL ILMIYAH* (150332605145) 2. RR. DEWI AYU ANJANI

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN PENERAAN ALAT UKUR VOLUMETRIK Dosen Pembimbing : Endang Widiastuti Kelompok 5 M Syarif Hidayatullah NIM 111431017 Nadia Luthfi Nuran NIM 111431018 Neng Teti

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN

Lebih terperinci

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

TEMPERATUR. dihubungkan oleh 49 50 o F. Temperatur pada skala Fahrenheit dan Celcius TEMPERATUR 1. Teori atom zat mendalilkan bahwa semua zat terdiri dari kesatuan kecil yang disebut atom, yang biasanya berdiameter 10-10 m.. Massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Jurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I:

Jurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I: Jurnal Praktikum Kimia Fisika II Difusi Gas Tanggal Percobaan: Senin, 08-April-2014 Disusun Oleh: Aida Nadia (1112016200068) Kelompok 3 Kloter I: Wiwiek Anggraini (1112016200045) Millah Hanifah (1112016200073)

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding

Lebih terperinci

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN

SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/ IV (EMPAT) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 8 APRIL 2013 ASISTEN

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU 1. Kenaikan Titik Didih Titik didih suatu zat cair adalah: suhu pada suatu tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan luar.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK PADAT DENGAN REKRISTALISASI Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2014 Disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. SINTESIS KLOROFORM I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk. II. TEORI Kloroform merupakan senyawa turunan dari alkana yaitu

Lebih terperinci

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi) STOIKHIOMETRI Stoikhiometri : Dari kata Stoicheion = unsur dan metron = mengukur Membahas tentang : hub massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikhiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi (stoikhiometri

Lebih terperinci

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Bab 5 Gas Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display. Beberapa zat yang berwujud gas pada suhu 25 0 C dan tekanan 1At Atm 5.1 5.1 Sifat-sifat fisis yang khas

Lebih terperinci

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Pertemuan ke 7 BAB V: GAS Zat-Zat yang Berwujud Gas Di dalam atmosfir normal terdapat sebanyak 11 unsur dalam bentuk gas dan beberapa senyawa di atmosfir juga ditemukan dalam wujud gas. Sifat fisik gas

Lebih terperinci

GAS. Sifat-sifat gas

GAS. Sifat-sifat gas GAS Sifat-sifat gas Volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya. Mudah dimampatkan. Bercampur dengan segera dan merata. Kerapatannya lebih rendah dibandingkan dengan cairan dan padatan. Sebagian tidak berwarna.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di Laboratorium Kimia dan Biokimia, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian studi pendahuluan reaksi konversi selulosa jerami padi menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014 Disusun oleh : Fika Rakhmalinda (1112016200003) Fikri Sholihah (1112016200028 ) Naryanto (1112016200018 ) PROGRAM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci