BAB 2 LANDASAN TEORI. depan. Karena masa depan itu tidak bisa dipastikan, dibutuhkan beberapa sistem

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. depan. Karena masa depan itu tidak bisa dipastikan, dibutuhkan beberapa sistem"

Transkripsi

1 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Definisi Peramalan Peramalan adalah prediksi, proyeksi, atau perkiraan yang akan terjadi di masa depan. Karena masa depan itu tidak bisa dipastikan, dibutuhkan beberapa sistem peramalan baik implisit maupun eksplisit. Tujuannya adalah untuk menggunakan informasi yang ada sekarang ini sebagai arahan aktifitas di masa depan untuk mencapai tujuan organisasi. (Tersine et al. 1994, p35) Peramalan (forecasting) merupakan nilai-nilai sebuah peubah kepada nilai yang diketahui dari peubah tersebut atau peubah yang berhubungan. Meramal juga dapat didasarkan pada keahlian penilaian, yang pada gilirannya didasarkan pada data historis dan pengalaman. (Makridakis et al. 1999,p519) 6 faktor utama yang dapat diidentifikasikan sebagai teknik dan metode peramalan, yaitu: 1. Horison waktu (time horizon). Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu dimasa yang akan dating, untuk mana perbedaan dari metode peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan. Aspek kedua adalah jumlah periode untuk mana ramalan diinginkan. Beberapa teknik dan metode hanya dapat sesuai untuk peramalan satu atau dua periode di muka, sedangkan teknik dan metode lain dapat dipergunakan untuk peramalan beberapa periode di masa depan.

2 12 2. Pola dari data. Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang melukiskan suatu pola musiman, demikian pula halnya dengan suatu pola trend. MJetode peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari suatu nilai rata-rata, dengan fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. oleh karena adanya perbedaan kemampuan metode peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian antara pola data yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan teknik dan metode peramalan yang akan digunakan. 3. Jenis dari model. Sebagai tambahan perlu diperhatikan anggapan beberapa pola dasar yang penting dalam data. Banyak metode peramalan telah menganggap adanya beberapa model dari keadaan yang diramalkan. Model-model ini merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola, yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisa regresi atau korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat atau causal model, yang menggambarkan bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada terjadinya sejumlah peristiwa yang lain, atau sifatnya merupakan campuran dari model-model yang telah disebutkan diatas. Model-model tersebut sangat penting diperhatikan, karena masing-masing model tersebut mempunyai kemampuan yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan. 4. Biaya. Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu produser ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data,

3 13 operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan metode lainnya. Adanya perbedaan yang nyata dalam jumlah biaya, mempunyai pengaruh atas dapat menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu keadaan yang dihadapi. 5. Ketepatan (accuracy). Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. untuk beberapa pengambilan keputusan mengharapkan variasi atau penyimpangan atas ramalan yang dilakukan antara 10% sampai dengan 15% bagi maksud-maksud yang mereka harapkan, sedangkan untuk hal atau kasus lain mungkin menganggap bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5% adalah cukup berbahaya. 6. Mudah tidaknya penggunaan atau aplikasinya. Satu prinsip umum dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan untuk manajemen dan analisis adalah metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan yang akan dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan analisa. Prinsip ini didasarkan pada alasan bahwa, bila seorang manager atau analis bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya atau hasil analisa yang dilakukan, maka ia sudah tentu tidak menggunakan dasar yang tidak diketahuinya atau tidak diyakininya. jadi, sebagai ciri tambahan dari teknik dan metode peramalan adalah bahwa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari keadaan ialah teknik dan metode peramalan yang disesuaikan dengan kemampuan dari manager atau analis yang akan menggunakan metode ramalan tersebut.

4 Tahapan Dalam Melakukan Peramalan Ada 8 tahap dalam melakukan peramalan : (Render et al. 2006, p150) 1) Menentukan penggunaan dari peramalan tersebut tujuan apakah yang ingin dicapai? 2) Memilih items atau kuantitas yang akan diramalkan. 3) Menentukan horison waktu dari peramalan apakah 1 sampai 30 hari (jangka pendek), 1 bulan sampai 1 tahun (jangka menengah), atau lebih dari 1 tahun (jangka panjang)? 4) Memilih metode peramalan. 5) Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ramalan. 6) Menentukan metode peramalan yang tepat. 7) Membuat peramalan. 8) Mengimplementasikan hasil dari peramalan. Tahap-tahap diatas merepresentasikan sebuah cara sistematik untuk mengawali, merancang, dan mengimplementasikan sebuah sistem peramalan. Ketika sistem peramalan tersebut digunakan untuk meramalkan secara berkala, data juga harus dikumpulkan secara rutin, dan perhitungan yang dibutuhkan atau prosedur yang biasanya dilakukan untuk membuat peramalan dapat secara otomatis dijalankan Time Series Analysis Pola-Pola Umum Deret Waktu Menurut Render (2006, p156) analisis time series berarti membedah data historis dalam komponen-komponen kemudian memproyeksikan data tersebut ke depan. Time

5 15 series biasanya mempunyai empat komponen: trend, seasonality, cycles dan random variation. 1. Random variaton Pola ini terjadi jika data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata secara acak tanpa membentuk pola yang jelas seperti pola musiman, trend ataupun siklus. 2. Trend Pola data trend menunjukkan pergerakan data secara lambat/bertahap yang cenderung meningkat atau menurun dalam jangka waktu yang panjang. Pola data trend terdiri dari beberapa tipe, seperti: Linear trend, S-Curve Trend atau Growth curve, Asymptotic trend dan Exponential trend. 3. Seasonality Pola data musiman terbentuk jika sekumpulan data dipengaruhi faktor musiman, seperti cuaca dan liburan. Dengan kata lain pola yang sama akan terbentuk pada jangka waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau kuartalan/perempat tahunan). Pada dasarnya pola musiman yang umum terjadi dibedakan menjadi dua model yaitu, additive seasonality dan multiplicative seasonality. 4. Cycles Pola data siklis terjadi jika variasi data bergelombang pada durasi lebih dari satu tahun. Data cenderung berulang setiap dua tahun, tiga tahun, atau lebih. Fluktuasi siklis biasanya dipengaruhi oleh faktor politik,

6 16 perubahan ekonomi (ekspansi atau kontraksi) yang dikenal dengan siklus usaha (business cycle) Autocorrelation Analysis Autocorrelation is the correlation between a variable lagged one or more periods and itself. (Hanke et al p60) Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel satu atau lebih periode terdahulu dan variabel itu sendiri. Persamaan 3.1 mengandung rumus untuk menghitung lag k koefisien korelasi (r k ) antara Y t dan Y t-k, yang terpisah sebanyak k periode. k = 0, 1, 2,... (3.1) Dimana : r k = koefisien autokorelasi untuk lag dari periode k = rata-rata dari data Y t = observasi di periode t Y t-k = observasi periode k sebelumnya atau periode t-k Jika suatu data merupakan data random maka autokorelasi antara Y t dan Y t-k untuk setiap lag dari k mendekati nol. Jika suata data merupakan data trend maka koefisien autokorelasi secara tipikal sangat berbeda dari nol pada beberapa lag awal dan secara perlahan menurun seiring dengan penambahan lag. Jika data tersebut mempunyai pola musiman, maka akan terdapat sebuah pola yang akan terus berulang setiap sekian interval waktu dan juga lag awal tidak mendekati nol Metode Peramalan

7 17 Tabel 2.1 menunjukkan beberapa teknik peramalan yang dapat digunakan berdasarkan pola datanya. Tabel 2.1 Berbagai Metode Peramalan Pola Data Metode Stationary Naive Methods Simple Averaging Methods Moving Averages Autoregressive Moving Average (ARIMA) models / Box-Jenkins Methods Trend Holt's Linear Exponential Smoothing Simple Regression Growth Curves Exponential models Autoregressive Moving Average (ARIMA) models / Box-Jenkins Methods Seasonal Classical Decomposition Censux X-12 Winter's Exponential Smoothing Multiple Regression Autoregressive Moving Average (ARIMA) models / Box-Jenkins Methods Cyclical Classical Decomposition Economic Indicators Econometric models Multiple Regression Autoregressive Moving Average (ARIMA) models / Box-Jenkins Methods Sumber: Hanke (2005, p75-76) Exponential Smoothing Exponential smoothing memberikan bobot secara eksponential kepada data yang diobservasi. Data yang paling baru mendapatkan bobot paling besar α (alpha) (dimana 0 < α < 1), data sebelumnya mendapatkan bobot lebih sedikit α(1- α), dua data sebelumnya mendapatkan bobot lebih sedikit lagi α(1- α) 2 dan seterusnya.

8 18 (3.2) Dimana : = ramalan baru α = konstanta pemulusan Y t = data aktual = data hasil pemulusan pada periode t Holt s Exponential Smoothing Metode ini menggunakan koefisien pemulusan kedua. Sama seperti α (alpha), β (beta) juga memiliki nilai antara nol dan satu, untuk secara berbeda memuluskan trend. Beta digunakan untuk merata-ratakan trend yang terdapat di persamaan. Hal ini mengeliminasi kesalahan yang muncuk karena faktor trend tidak dimuluskan. Model Holt s dapat dilihat di persamaan 3.3 berikut: L t = αy t + (1- α)(l t-1 + T t-1 ) T t = β(l t -L t-1 ) + (1- β) T t-1 = L t + pt t (3.3) (3.4) (3.5) Dimana : L t = nilai penghalusan yang baru

9 19 α = konstanta pemulusan tingkat Y t = data aktual pada periode t β = konstanta pemulusan trend T t = estimasi trend p = periode yang akan diramalkan = peramalan untuk periode p Winters Exponential Smoothing Sama seperti metode Holt s, metode Winters menambahkan konstanta γ (gamma) untuk menghitung pola data musiman. Metode winters dapat dilihat pada persamaan 3.6. L t = α + (1- α)(l t-1 + T t-1 ) T t = β(l t L t-1 ) + (1- β) T t-1 (3.6) (3.7) S t = γ + (1- γ)s t-s (3.8) = (L t + pt t )S t-s+p (3.9) Dimana : L t = nilai penghalusan yang baru α = konstanta pemulusan tingkat Y t = data aktual pada periode t β = konstanta pemulusan trend T t = estimasi trend γ = konstanta pemulusan musiman S t = estimasi musiman

10 20 p = periode yang akan diramalkan = peramalan untuk periode p Decomposition Methods Metode dekomposisi memisahkan tiga komponen (trend, musiman, siklus) dari pola dasar yang cenderung mencirikan deret data. Metode komposisi menggunakan asumsi bahwa data yang ada merupakan gabungan dari 3 komponen tersebut dengan error. Data = pola + error = f (trend, siklus, musiman) + error Bentuk dekomposisi klasik dapat dilihat pada persamaan 3.10 Y t = f(i t, T t, C t, E t ) (3.10) Dimana : Y t = data aktual pada periode t I t = indeks musiman pada periode t T t = Komponen trend pada periode t C t = komponen siklus pada periode t E t = Komponen error pada periode t Dekomposisi model additive dapat dilihat di persamaan 3.11 Yt = I t + T t + C t + E t (3.11) berikut: Untuk penyelesaian persamaan 3.1 dapat digunakan langkah-langkah sebagai

11 21 1. Pada data aktual (Y t ) hitung rata-rata bergerak yang mempunyai panjang (p) sama dengan panjang musiman (misalnya 12 bulan, 4 kuartal atau 7 hari). tujuannya adalah untuk mendapatkan dugaan dari pengaruh trend dan siklus. Dengan begitu maka akan mendapatkan persamaan 3.12 M t = T t + C t (3.12) 2. Untuk memperoleh pengaruh musiman (It), maka kurangkan persamaan 3.11 terhadap fungsi (Y t - M t ) = I t + E t (3.13) 3. Identifikasi pengaruh trend yang sesuai dengan data dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dan regresi, maka akan diperoleh T t. 4. Pengaruh siklus diperoleh dari selisih persamaan 3.13 terhadap T t (M t - T t ) = C t (3.14) 5. Untuk peramalan maka akan didapat: t = T t + I t + C t (3.15) 6. Nilai residual yang didapatkan dari selisih antara data aktual pada periode t dengan data hasil peramalan pada periode t dapat digunakan untuk mengetahui ketepatan peramalan. Dekomposisi model multiplicative dapat dilihat di persamaan 3.16 Y t = I t x T t x C t x E t (3.16) berikut: Untuk penyelesaian persamaan 3.1 dapat digunakan langkah-langkah sebagai

12 22 1. Pada data aktual (Y t ) hitung rata-rata bergerak yang mempunyai panjang (p) sama dengan panjang musiman (misalnya 12 bulan, 4 kuartal atau 7 hari). tujuannya adalah untuk mendapatkan dugaan dari pengaruh trend dan siklus. Dengan begitu maka akan mendapatkan persamaan 3.17 M t = T t x C t (3.17) 2. Untuk memperoleh pengaruh musiman (It), maka persamaan 3.16 dibagi dengan fungsi (Y t / M t ) = I t x E t (3.18) 3. Identifikasi pengaruh trend yang sesuai dengan data dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dan regresi, maka akan diperoleh T t. 4. Pengaruh siklus diperoleh dari selisih persamaan 3.18 terhadap T t (M t / T t ) = C t (3.19) 5. Untuk peramalan maka akan didapat: t = T t x I t x C t (3.20) Nilai residual yang didapatkan dari selisih antara data aktual pada periode t dengan data hasil peramalan pada periode t dapat digunakan untuk mengetahui ketepatan peramalan Uji Ketepatan Ramalan Tidak ada metode peramalan yang sempurna di setiap kodisi. Bahkan ketika manajemen menemukan pendekatan yang memuaskan, permalan tersebut masih tetap harus terus dimonitori dan dikendalikan untuk memastikan kesalahan peramalan tidak terlalu tinggi. (Render 2006, p178).

13 23 Ukuran akurasi peramalan menurut selain berdasarkan pola data, pemilihan teknik peramalan dapat juga didasarkan pada ukuran lainnya, yaitu error (E atau e) yang didapatkan dari selisih nilai dari data aktual dengan nilai ramalannya untuk tiap periode. Beberapa teknik mengukur kesalahan peramalan ditunjukkan pada tabel 3.2. Teknik Tabel 2.2 Teknik Pengujian Kesalahan Peramalan Rumus Mean absolute deviation (MAD) Mean squared error (MSE) Standard deviation of regression (S r ) Mean absolute percent error (MAPE) Mean error (ME) Mean percent error (MPE) Tracking Signal (TS) Sumber: Tersine (1994, p42)

14 24 MAPE merupakan ukuran ketepatan relatif yang digunakan untuk mengetahui persentase penyimpangan hasil peramalan. MAPE ini yang akan menentukan apakah metode peramalan yang dipilih ini sudah tepat atau belum. Semakin kecil nilai MAPE, maka peramalan tersebut semakin akurat. Tracking signal menghitung kesalahan dari peramalan dan menentukan batasnya kesalahannya. 2.2 Persediaan Pengelolaan persediaan adalah masalah yang biasa dihadapi oleh setiap perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak akan dapat memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini mungkin terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang seharusnya didapatkan. Persediaan (inventory) digunakan untuk mengidentifikasikan barang yang disimpan untuk kemudian dijual, digunakan atau ditransformasikan. (Tersine et al p3) Jenis-jenis persediaan Menurut Yamit (1999, p216) ada beberapa jenis persediaan, setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik khusus tersendiri. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas: 1. Persediaan bahan baku (raw materials)

15 25 Yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier dan atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya. 2. Persediaan komponen komponen rakitan (purchased part/components) Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi satu produk. 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (suplly) Yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen-komponen barang jadi. 4. Persediaan barang dalam proses (work in process) Yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi (finished goods) Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirimkan kepada konsumen Jenis-Jenis Biaya Persediaan Menurut Tersine (1994, p13) tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk mempunyai jumlah barang yang cukup di tempat yang tepat, di waktu yang tepat, dan dengan biaya yang rendah. Biaya persediaan berhubungan dengan operasi dari sistem

16 26 persediaan yang merupakan hasil dari perbuatan maupun kelalaian dalam menerapkan sistem tersebut. Biaya persediaan merupakan parameter dasar ekonomi di setiap model pengambilan keputusan persediaan. Berikut ini merupakan biaya-biaya persediaan: 1. Biaya pembelian (purchase cost) Biaya pembelian adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar, atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. 2. Biaya pemesanan (order/setup cost) Biaya yang berasal dari dari pembelian pesanan dari supplier atau biaya persiapan (setup cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. 3. Biaya penyimpanan (holding cost) Biasa disebut juga carrying cost, biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. 4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost) Biaya kekurangan persediaan adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi, sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan departemen yang lain Tujuan Adanya Persediaan Menurut Render (2006, p ) ada lima tujuan penggunaan persediaan, yaitu: 1. Fungsi utamanya adalah untuk mendukung proses produksi dalam organisasi. 2. Sebagai persediaan sumber daya.

17 27 3. Jika persediaan dan permintaan tidak konsisten, maka dengan menyediakan persediaan maka kemungkinan kehilangan penjualan akan berkurang. 4. Untuk mendapatkan potongan harga karena membeli banyak. 5. Untuk menghindari kekurangan dan kehabisan persediaan Economic Order Quantity (EOQ) Economic Order Quantity adalah jumlah pemesanan yang dapat meminimalkan total biaya persediaan. (Tersine et al p.92) Asumsi-Asumsi EOQ Klasik EOQ klasik mempunyai asumsi-asumsi sebagai berikut: (Tersine 1994, p95) Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus menerus. Tenggang waktu pemesanan dapat ditentukan dan relatif tetap. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah kebutuhan dan tenggang waktu dapat ditentukan dengan pasti berarti kekurangan persediaan dapat dihindari. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama tanpa memperhatikan jumlah yang dipesan, biaya simpan sesuai dengan fungsi linear terhadap rata-rata persediaan, dan harga beli atau biaya pembelian per unit tidak mendapatkan potongan harga. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli pesanan.

18 28 Pembelian hanya satu jenis item Persamaan EOQ Dengan menggunakan variabel-variabel di bawah ini, maka dapat ditentukan biaya pemesanan dan penyimpanan, sehingga didapatkan nilai Q*: Q = Jumlah barang setiap pemesanan Q* = Jumlah optimal barang per pemesanan (EOQ) R = Permintaan tahunan barang persediaan, dalam unit C = Biaya pesanan atau pemesanan untuk setiap pesanan H = Biaya penahanan atau penyimpanan per unit per tahun (3.21) Reorder Point Setelah mengetahui jumlah yang harus dipesan, yang harus diperhatikan sekarang adalah waktu yang tepat untuk memesan. Waktu yang ada antara memesan dan mendapatkan persediaan disebut dengan tenggang waktu (Lead Time). Persediaan harus dapat memenuhi permintaan pada waktu tersebut. Persamaan 3.22 adalah untuk mengetahui titik pemesanan kembali (Reorder Point). ROP = (demand per day) x (lead time) = d x L (3.22) Dimana : d = permintaan per hari L = tenggang waktu

19 Safety Stock Rumus EOQ yang sederhana tidak memperkirakan ketidakpastian dalam permintaan. Setiap kali pesanan dilakukan, ketidakpastian tersebut mengandung resiko kehabisan persediaan sebelum persediaan yang dipesan tiba. Untuk mengurangi kehabisan persediaan pada waktu tersebut, persediaan tambahan dapat disimpan untuk mengantisipasi permintaan pada waktu lead time. (Fitzsimmons 2006 p.529) Safety stocks merupakan persediaan tambahan yang ada di gudang sebagai cadangan untuk mengatasi kekurangan persediaan karena permintaan yang berfluktuasi. (Tersine et al. 1994, p206) Gambar 2.1 menunjukkan posisi safety stock dalam persediaan. Gambar 2.1 Safety Stock Sumber: Tersine (1994, p206) Rumus safety stocks dapat dilihat pada persamaan 3.23 ROP = d x L + SS (3.23) Dimana :

20 30 SS = Safety stock Untuk menentukan seberapa besar safety stock bergantung kepada apakah data biaya tersedia atau tidak. Tujuannya adalah untuk menimalkan biaya total termasuk biaya akibat kurangnya persediaan. Jika data tidak tersedia, maka penting untuk menentukan service level. Umumnya, biaya akibat kekurangan persediaan menyangkut semua biaya yang muncul secara langsung maupun tidak langsung akibat kurangnya persediaan, misalnya biaya karena kehilangan pelangan, biaya backordering. Pendekatan lain untuk menentukan tingkat safety stock adalah dengan menentukan service level. Service level merupakan persentase dari waktu dimana perusahaan tidak akan kekurangan persediaan. Hubungannya dapat dilihat pada persamaan 3.24 Service level = 1 kemungkinan kekurangan persediaan (3.24) Untuk tingkat service level dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Tabel Service Level (distribusi normal) Service Level Service Factor Service Level Service Factor 50.00% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % 2.88

21 % % % % 3.72 Sumber : (3.25) (3.26) Dimana: Z = Service Factor X = Mean dari permintaan + safety stock = Standar deviasi = Mean dari permintaan 2.3 Manajemen Strategis Tipe-tipe Strategi Menurut Rangkuti (2006, p6) strategi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe strategi yaitu: 1. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. misalnya, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi Investasi

22 32 Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diversifikasi dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau profesional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan Pengertian Manajemen Strategis Strategic management is that set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. It includes environmental scanning (both external and internal), strategy formulation (strategic or long-range planing), strategy implementation, and evaluation and control. (Wheelen et al. 2008, p3) Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja sebuah perusahaan. Manajemen strategi mencakup pengamatan lingkungan (baik eksternal maupun internal), formulasi strategi (strategi maupun rencana jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta kontrol.

23 33 Strategic management can be define as the art and science of formulating, implementing, and evaluating cross-functional decision that enable an organization to achieve its objectives. (David et al. 2007, p5) Manajemen strategis merupakan aliran dari keputusan-keputusan dan tindakan yang berakhir pada perngembangan dari strategi yang efektif atau strategi yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. (Jauch 1988, p5) Manajemen strategis dapat didefiniskan sebagai seni dan ilmu dari memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya Proses Manajemen Strategis Proses manajemen strategis dapat dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan model. Setiap model merepresentasikan suatu proses. Gambar 2.2 menunjukkan suatu model proses yang telah banyak digunakan, model dari proses manajemen strategis yang meliputi banyak hal. Tiga tahapan dalam proses manajemen strategis tersebut adalah: 1. Perumusan Strategi Karena keterbatasan sumber daya, maka perusahaan harus memilih langkah strategis yang akan menghasilkan keuntungan dan manfaat yang paling besar. Perumusan strategi adalah kombinasi dari orientasi terhadap perspektif masa depan dengan kondisi eksternal dan internal perusahaan sekarang ini. 2. Pelaksanaan Strategi

24 34 Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perumusan strategi yang telah diterapkan sebelumnya. Tantangan yang dihadapi adalah menstimulasi pihak manajemen untuk bekerja dengan baik dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Evaluasi Strategi Di tahap ini, perusahaan mengevaluasi kembali apakah faktor-faktor eksternal dan internal masih bisa dijadikan acuan untuk memformulasikan strategi, mengukur kinerja perusahaan, dan mengevaluasi dan mengkoreksi tindakan yang dijalankan. Gambar 2.2 Proses Manjemen Strategis Sumber: David, Fred R (2007, p15) Analisis Lingkungan Perusahaan

25 Matriks Evaluasi Lingkungan Eksternal (EFE) Menurut David (2007, p104) dengan melakukan audit atau analisis lingkungan eksternal dapat diidentifikasi peluang dan ancaman. Jika peluang dan ancaman teridentifikasi maka dapat dirumuskan strategi yang akan memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari atau jika tidak dapat dihindari diminimalisir ancaman-ancaman yang dihadapi perusahaan. Kekuatan-kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: 1. Kekuatan ekonomi. 2. Kekuatan sosial budaya, demografi, dan lingkungan. 3. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum. 4. Kekuatan teknologi. 5. Kekuatan persaingan. Tabel 2.4 menunjukkan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE). Berikut tahapan penentuan faktor eksternal: 1. Susunlah dalam kolom peluang dan ancaman 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 1. Mulai dari 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (sangat penting). 3. Berikan peringkar 1 sampai 4 pada masing-masing faktor eksternal kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan memberikan respon terhadap faktor tersebut saat itu. Dimana 4 = respon luar biasa, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon biasa saja, 1 = respon jelek. 4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menetukan nilai yang dibobot. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot tersebut untuk mendapatkan nilai total bobot untuk organisasi.

26 36 Tabel 2.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Faktor-Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Peluang Peluang 1 1,2,3, atau 4 Peluang 2 1,2,3, atau 4 Peluang 3 1,2,3, atau 4 Peluang 4 1,2,3, atau 4 Ancaman Ancaman 1 1,2,3, atau 4 Ancaman 2 1,2,3, atau 4 Ancaman 3 1,2,3, atau 4 Ancaman 4 1,2,3, atau 4 Jumlah 1.0 Minimal 1,0 Maksimal 4,0 Sumber: David, Fred R (2007, p105) Matriks Profil Persaingan Menurut David (2007, p105) matriks ini digunakan untuk mengidentifikasi kompetitor utama perusahaan, kekuatan dan kelemahannya dibandingkan dengan posisi strategis perusahaan. Tabel 2.5 menunjukkan matriks profil persaingan. Tabel 2.5 Matriks Profil Persaingan Perusahaan A Perusahaan B Faktor Penentu Keberhasilan Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5 Faktor 6 Jumlah Sumber: David, Fred R (2007, p106) Matriks Evaluasi Lingkungan Internal (IFE) Menurut David (2007, p151) Alat formulasi strategi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan di arean fungsional suatu

27 37 bisnis, dan juga mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar area tersebut. Tabel 2.6 menunjukkan matriks evaluasi faktor eksternal Berikut tahapan penentuan faktor internal: 1. Susunlah kunci faktor internal (kekuatan dan kelemahan) pada kolom satu. 2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 1. Mulai dari 0.0 (tidak penting) hingga 1.0 (sangat penting) dengan total jumlah Berikan peringkar 1 sampai 4 pada masing-masing faktor eksternal kunci untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan memberikan respon terhadap faktor tersebut saat itu. Dimana 4 = kekuatan besar, 3 = kekuatan kecil, 2 = kelemahan kecil, 1 = kelemahan besar. 4. Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menetukan nilai yang dibobot. 5. Jumlahkan nilai yang dibobot tersebut untuk mendapatkan nilai total bobot untuk organisasi. Tabel 2.6 Matriks Evaluasi Faktor Internal Faktor-Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai yang dibobot Peluang Kekuatan 1 4 atau 3 Kekuatan 2 4 atau 3 Kekuatan 3 4 atau 3 Kekuatan 4 4 atau 3 Ancaman Kelemahan 1 1 atau 2 Kelemahan 2 1 atau 2 Kelemahan 3 1 atau 2 Kelemahan 4 1 atau 2 Jumlah 1.0 Minimal 1,0 Maksimal 4,0 Sumber: David, Fred R (2007, p153) Pilihan dan Analisis Strategi

28 Matriks Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Menurut David (2007, p215) matriks SWOT (gambar 2.3) merupakan matriks pencocokan yang penting yang membantu manajer untuk mengembangkan empat tipe strategi yaitu: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan keunggulan dari peluang diluar perusahaan. 2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan keunggulan dari peluang diluar perusahaan. 3. Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman dari luar perusahaan. 4. Strategi WT (Weaknesses-Threats) Strategi ini merupakan taktik bertahan yang ditujukan untuk memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman dari luar perusahaan.

29 39 Gambar 2.3 Matriks SWOT Sumber: David, Fred R (2007, p216) Matrix Internal-External (IE) Matriks internal eksternal menempatkan berbagai divisi ke dalam sembilan sel seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi utama yaitu nilai total IFE pada sumbu X dan EFE pada sumbu Y. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda. Pertama, divisi yang termasuk dalam sel I, II, IV disebut tumbuh dan membangun. Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembagan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal) mungkin merupakan strategi yang paling tepat untuk divisi-divisi tersebut. Kedua, divisi yang termasuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan baik dengan menggunakan strategi mempertahankan dan mengatur; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan strategi umum untuk divisi tersebut. Untuk divisi yang terdapat di sel VI, VIII, atau IX, paling tepat dikelola dengan strategi panen atau divestasi.

30 40 Gambar 2.4 Matriks Internal Eksternal Sumber: David, Fred R (2007, p229) Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Matriks perencanaan strategis kuantitatif atau QSPM merupakan suatu teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang tersedia. Matriks ini secara objektif menunjukkan alternatif strategi yang paling baik. Kolom pertama matriks QSPM terdiri dari faktor-faktor eksternal dan internal (dari EFE dan IFE), baris paling atas terdiri dari strategi-strategi alternatif yang tersedia. Strategi dapat diambil dari matriks SWOT, matriks SPACE, matriks BCG, matriks IE dan matriks Grand Strategy. Tidak semua strategi yang tersedia harus dinilai dalam QSPM. Langkah-langkah menyusun matriks QSPM: 1. Buatlah daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal di kolom kiri dari QSPM. 2. Berikanlah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal tersebut.

31 41 3. Periksalah matriks-matriksdi tahap 2, dan kenalilah strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan oleh organisasi untuk diimplementasikan. 4. Tentukanlah Attractiveness Scores (AS), dimana 1= tidak tertarik, 2 = sedikit tertarik, 3 = cukup tertarik dan 4 = sangat tertarik. 5. Hitung Total Attractiveness Scores dengan cara mengalikan bobot dengan nilai AS. 6. Hitung Sum Total Attractivesess Score dengan cara menjumlahkan nilai TAS. Tabel 2.7 Matriks QSPM Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Faktor-Faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS Kunci Faktor Eksternal Ekonomi Politik/Hukum/Pemerintah Sosial/Budaya/Demografi/Lingkungan Teknologi Kompetitif Kunci Faktor Internal Manajemen Pemasaran Keuangan Produksi/Operasi Research and Developnent Sistem Informasi Komputer Total TAS Sumber: David, Fred R (2007, p236)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi semakin sulit untuk diperkirakan. Selama ini, manajer PT. Focus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Heene dan Desmidt (2010:8), menyatakan bahwa manajemen adalah serangkaian aktivitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai suatu tujuan yang telat ditetapkannya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan konsumen pada PT. Aneka Indofoil terkait dengan jumlah persediaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Dan menurut Murti Sumarmi dan Salamah Wahyuni (2005, p47),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:7) manajemen adalah aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan dan Pengendalian Persediaan Menurut (Herjanto, 2008), persediaan adalah bahan baku atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk proses memenuhi tujuan tertentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Industri Kertas Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kertas yang besar. Sampai tahun 2011 terdapat 84 pabrik pulp dan kertas. Pabrik-pabrik tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut pendapat Dyck dan Neubert (2009:7), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Menurut Sofyan Assauri (1984) dalam melakukan kegiatan usaha, setiap perusahaan harus memperkirakan semua yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Mahadevan (2010 : 3) manajemen operasi adalah kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif bagi organisasi, apakah mereka berada di industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2011 sampai Mei 2011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper di bagian Paper machine 12. Lokasi Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Keberadaan persediaan dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB IV METODE PERAMALAN Metode Peramalan 15 BAB METODE PERAMALAN 4.1 Model Sederhana Data deret waktu Nilai-nilai yang disusun dari waktu ke waktu tersebut disebut dengan data deret waktu (time series). Di dunia bisnis, data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FlowChart Metodologi Penelitian Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian 48 3.2 Langkah-Langkah Penelitian Bab ini akan menjelaskan langkah-langkah yang diambil, dimulai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan untuk memastikan kelancaran operasi rantai pasok 1. Peramalan dalam organisasi 2. Pola permintaan 3. Metode peramalan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Di dalam melakukan suatu kegiatan dan analisis usaha atau produksi bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan produksi pada PT. Sebastian Citra Indonesia terkait dengan jumlah penjualan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Forecasting is the art and science of predicting the events of the future. Forecasting require historical data retrieval and project into the future with some

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Pendistribusian merupakan salah satu bagian daripada manajemen logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari proses rantai penyediaan yang berupa rencana,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Exponential Smoothing w/ Trend and Seasonality Pemulusan level/keseluruhan Pemulusan Trend Pemulusan Seasonal Peramalan periode t : Contoh: Data kuartal untuk

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PengertianPeramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Dalam usaha mengetahui atau melihat perkembangan di masa depan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manageyangberarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani,

Lebih terperinci

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah sesuatu kegiatan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Executive Information System (EIS) Executive Information System (EIS) adalah sebuah sistem penunjang keputusan yang dibangun secara khusus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi di masa mendatang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci