PENGEMBANGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK PENDISTRIBUSIAN PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN TRUK BERPENDINGIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK PENDISTRIBUSIAN PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN TRUK BERPENDINGIN"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) PENGEMBANGAN MODEL VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK PENDISTRIBUSIAN PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN TRUK BERPENDINGIN Marita Tania, Ahmad Rusdiansyah, dan Nurlita Gamayanti Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya arusdianz@gmail.com Produk perishable (tidak tahan lama) memiliki karakteristik mudah rusak dan akan mengalami loss selama umur hidupnya yang diukur melalui kualitas produk. Temperatur menjadi salah satu atribut yang sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk. Sehingga, dibutuhkan kondisi lingkungan khusus yang dapat mempertahankan umur hidup produk perishable saat didistribusikan. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan model Vehicle Routing Problem with Soft Time Windows (VRPSTW) dengan tujuan meminimumkan total biaya distribusi yang terdiri dari biaya pengadaan kendaraan, transportasi, energi, persediaan (loss quality), dan penalti karena keterlambatan. Biaya loss quality dihitung berdasarkan lama waktu perjalanan dibanding dengan umur hidup produk dan juga disesuaikan dengan temperatur lingkungan di sekitar produk. Dalam penyelesaiannya digunakan dua strategi yaitu distance-dependent (route 1 st, cluster 2 nd ) dan strategi temperature-dependent (cluster 1 st, route 2 nd ). Pemilihan rute perjalanan menggunakan heuristik dengan algoritma Ant Colony Optimization (ACO). Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa pendistribusian produk dengan strategi distance-dependent menghasilkan biaya yang lebih kecil sebesar 4.1% daripada strategi temperature-dependent. Penggunaan temperatur dinamis memberikan biaya inefisiensi energi yang lebih rendah dibandingkan T tetap. Range temperatur produk yang besar akan mengurangi jumlah cluster sehingga biaya menjadi lebih murah dan shelf life produk sangat berpengaruh pada jumlah kendaraan yang harus dipersiapkan yang lebih banyak untuk memenuhi permintaan. Kata Kunci : Produk perishable, VRPSTW, Energi, Distance-, Temperature-, Ant Colony Optimization I. PENDAHULUAN Supply chain management (SCM) didefinisikan sebagai kegiatan suatu organisasi yang terintegrasi antar unit dalam sebuah rantai pasok dengan mengkoordinasikan aliran material, informasi, dan finansial untuk memenuhi permintaan customer yang tujuannya adalah meningkatkan daya saing rantai pasok perusahaan secara keseluruhan 4 Seluruh kegiatan dalam rantai pasok tidak terlepas dari proses distribusi, sehingga sistem distribusi yang efisien adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan rantai pasok 5. Saat ini, hubungannya dengan sektor makanan, food SCM masih mendapatkan perhatian yang kecil dalam berbagai literatur. Hal ini disebabkan jaringan SCM pada makanan memiliki spesifikasi produk dan karakteristik prosesnya yang kompleks 4. Produk perishable, disamping memberikan keuntungan yang besar, peningkatan permintaannya juga memiliki karakteristik tersendiri yang akan menyebabkan terjadinya resiko baik pada proses transformasi maupun pada saat distribusi. Hal ini disebabkan produk perishable memiliki umur ketahanan (shelf life) yang relatif terbatas. Sepanjang shelf life tersebut, nilai (value) produk perishable secara kontinu menurun dan rentan menyebabkan kehilangan (loss) 5. Kualitas merupakan salah satu karakteristik yang paling penting diperhatikan pada produk makanan (perishable) disuatu rantai pasok. Dan untuk mempertahankan kualitas produk, temperatur merupakan kondisi lingkungan utama yang paling berpengaruh 4. Pengelolaan temperatur berkontribusi signifikan mempertahankan shelf life, kualitas, serta keamanan produk perishable. Sehingga, diperlukan suatu sistem pendistribusian produk dengan menggunakan kendaraan berpendingin untuk menjaga kualitas produk perishable yang didistribusikan. Penggunaan truk berpendingin, selain memberikan keuntungan tersendiri, juga menyebabkan biaya distribusi yang tidak sedikit. Hal ini disebabkan bahan bakar kendaraan tidak hanya digunakan selama perjalanan, namun juga untuk mengubah energi di ruang pendingin. Salah satu perusahaan ritel di Jepang, Seven Eleven telah menerapkan cold chain management yang disebut dengan combined delivery system 1. Terdapat 29 perusahaan yang memproduksi fast food serta 293 DC yang digunakan untuk proses pengiriman makanan Seven-Eleven. Sehingga sistem distribusi baik pada Seven- Eleven maupun pada sistem secara umum, harus dirancang dengan menyusun strategi rute perjalanan kendaraan dengan mempertimbangkan efektifitas biaya yang mampu meminimalkan biaya distribusi. Pada penelitian ini, akan dikembangkan model jaringan distribusi produk perishable berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Trihandani, 211. Namun pada penelitian Trihandani truk kontainer hanya didedikasikan untuk satu

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) temperatur. Berbeda dengan penelitian ini, truk container diatur dengan temperatur dinamis. Truk tersebut memiliki temperatur yang dapat berubah selama perjalanan sesuai dengan produk dan demand disetiap customer. Tujuan dari adanya kontainer dengan suhu dinamis adalah untuk meminimumkan total biaya distribusi. Penelitian ini berfokus pada pengembangan model Vehicle Routing Problem with Soft Time Windows dengan multi temperature dan multi product. Tujuannya adalah meminimumkan total biaya distribusi yang terdiri dari biaya pengadaan kendaraan, transportasi, energi, persediaan (loss quality), dan penalti karena keterlambatan. Penyelesaian model akan dilakukan dengan dua strategi yaitu distancedependent dan temperature dependent. Kemudian model yang telah dikembangakan akan diselesaikan secara heuristik dengan menggunakan metode Ant Colony Optimization (ACO). II. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat beberapa penelitian yang telah membahas mengenai Vehicle Routing Problem (VRP), namun tidak cukup banyak yang membahas mengenai VRP pada perishable produk. Penelitian yang memperhatikan perishability antara lain : Hsu dkk, (27), Osvald dan Stirn (28), serta Trihardani (211). Penelitian Hsu dkk, (27), berfokus pada distribusi produk perishable single item dengan single temperature dengan memperhatikan loss yang diakibatkan dari perjalanan dan pembukaan cold storage. Selain itu juga memperhatikan biaya energi yang dapat mempengaruhi total biaya distribusi secara signifikan. Penyelesaian dilakukan dengan Nearest Neighbor. Kemudian pada penelitian Osvald dan Stirn (28) mengembangkan model dengan mempertimbangkan adanya loss quality (penurunan kualitas) yang akan berpengaruh pada total biaya distribusi. Penelitian berfokus pada distribusi produk perishable single item dengan single temperature. Penelitian ini diselesaikan dengan heuristik Tabu Search. Penelitian Trihardani (211) merupakan penelitian yang berfokus pada distribusi produk perishable yang mempertimbangkan biaya energi dengan multi product dan multi temperature. Trihardani menyelesaiakan permasalahan distribusi dengan menggunakan dua strategi yaitu dependent distance dan dependent temperature. Kedua strategi ini akan dibandingkan hasilnya melalui analisis sensitivitas untuk mengetahui mana yang lebih optimal pada kedua strategi tersebut. Rong dkk, (211) mengintegrasikan produksi dan distribusi untuk menemukan suhu optimal pada pengiriman disetiap periode yang berbeda. Fungsi tujuannya adalah meminimalkan biaya produksi, transportasi dan loss kualitas. Loss kualitas yang diperhitungkan oleh Rong berbeda dengan lainnya yaitu dengan memperhatikan adanya perubahan temperatur pada kontainer dan lama waktu produk berada pada perubahan tersebut. Model yang dikembangkan oleh Rong diselesaikan dengan menggunakan metode eksak Mixed-Integer Linear Programming untuk menghasilkan suhu optimal dengan setiap perubahan harga dan kualitas yang diminta oleh customer. III. FORMULASI MODEL DISTRIBUSI PRODUK PERISHABLE Fungsi tujuan dari model yang akan dikembangkan adalah meminimumkan total biaya distribusi. Komponen biaya yang akan diminimumkan tetap sama dengan penelitian sebelumnya antara lain: dispatching cost (biaya tetap penggunaan kendaraan), transportation cost (biaya transportasi), in-transit inventory cost (biaya persediaan yang merupakan resiko pada loss quality), energy cost (biaya energi yang digunakan untuk mendinginkan kontainer selama perjalanan), penalty cost (biaya keterlambatan yang dikonversikan sebagai loss revenue yang diderita retailer karena pengiriman terlambat). Perhitungan biaya energi dipengaruhi oleh spesifikasi kendaraan, jumlah muatan, serta temperatur eksternal dan di dalam kontainer itu sendiri. Energi yang diperlukan kompresor untuk mendinginkan kontainer dihitung dari thermal looses dan freeze power. Thermal looses merupakan panas terbuang (heat losses) yang umum terjadi pada barang-barang elektronik yang menkonsumsi energi. Temperatur eksternal Temperatur netral ( C) Temperatur cold storage Energi pendinginan (freeze power) Gambar 1 Konsep Freeze Power 5 Freeze power juga berkontribusi pada energi yang digunakan untuk mendinginkan kontainer. Berikut model energi 5 : Dimana waktu kedatangan ke pelanggan i; k, koefisien insulating material; A, luasan area permukaan (m 2 ); w, berat muatan (kg); C, spesifikasi panas muatan (kkal); T, perbedaan antara temperatur eksternal dengan o C; Cl, panas laten muatan (kkal/kg); T lm, perbedaan antar temperatur o C dengan temperature container, 1/24 adalah konstanta energi untuk mendinginkan per jam berdasarkan studi selama 24 jam. Waktu perjalanan adalah stokastik yang disebabkan karena factor kepadatan lalu lintas, sehingga waktu perjalanan (expected travel time) 2 menjadi: Dimana lamanya perjalanan yang diharapkan (expected travel time) pelanggan i ke j; β, invers kecepatan kendaraan tanpa kepadatan lalu lintas; β 1,β 2, invers kecepatan kendaraan dengan kepadatan lalu lintas, dimana β 1 β 2 ; p, probabilitas terjadi kepadatan lalu lintas.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) Pada batasan soft time windows, keterlambatan akan dihitung berdasarkan waktu keterlambatan yang dinilai berdasarkan nilai masing-masing barang yang dibawa. Dimana r i, waktu awal pelayanan pada time windows pelanggan i; s i, Waktu akhir pelayanan time windows pelanggan i; S i, waktu akhir pelayanan yang masih bisa diterima pelanggan i dengan konsekuensi biaya penalti. Kemudian untuk menghitung biaya penurunan kualitas, yang dihitung berdasarkan umur produk (shelf life) hingga batas maksimal produk tersebut dapat diterima pasar 3 Konstrain: 1 Dimana Q merupakan value yang masih dapat dijual (quality remaining); A merupakan poin mulai pendistribusian produk; sehingga B merupakan masa hidup produk. Diasumsikan bahwa penurunan kualitas terjadi hingga waktu t. Sehingga t dapat diasumsikan sebagai lama waktu perjalanan suatu kendaraan dari suatu titik ke titik lainnya. Untuk perhitungan penurunan kualitas yang terjadi akibat dari ketidaksesuaian temperatur yang dipasang dalam kontainer di hitung berdasarkan persamaan Arrhenius yang merupakan rumus untuk reaksi kimia yang dipengaruhi oleh temperatur Gambar 2 Ilustrasi Penurunan Kualitas Produk 4 Pendekatan quality level bergantung pada durasi atau lama waktu dan temperatur penyimpanan 4 Dimana satu kendaraan mengunjungi pelanggan i satu kali (1); rute (i,j) hanya dilewati satu kendaraan (2); kendala time windows (3), (4), (5); batasan waktu sampai soft time windows (6); waktu keterlambatan penalti adalah waktu kedatangan dikurangi dengan waktu akhir time windows yang sebenarnya (7); jumlah muatan tidak melebihi kapasitas kendaraan (8); temperatur yang digunakan adalah temperatur irisan atau minimum untuk kumpulan item p (9); kendala biner untuk variabel dan (1) Dimana q, penurunan kualitas;, durasi waktu;, temperature pada i; k o konstanta; E energi aktivasi (parameter empiris berdasarkan temperatur eksponensial); R, ketetapan gas konstan. Formulasi model dengan fungi tujuan minimumkan total biaya distribusi produk perishable m yang diangkut menggunakan truk berpendingin l dengan setting temperatur T adalah: IV. ALGORITMA PENYELESAIAN Penyelesaian model ini akan menggunakan algoritma ACO yang disusun dalam VBA Excel 27. Algoritma Ant Colony Optimization memiliki sistem dasar berpikir dari sekumpulan semut (colony) yang memiliki kemampuan untuk menemukan jarak yang lebih pendek dari sumber makanan ke sarangnya dengan menggunakan informasi feromon di setiap graph. Berikut langkah penyelesaian algoritma ACO:

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9 : Inisialisasi parameter awal: jumlah semut (k), jumlah iterasi (max_iter), feromon awal (τ), parameter pengendali intensitas jarak semut (α), parameter pengendali visibility (β), dan tingkat penguapan feromon (ρ) : Hitung nilai visibility (η) = 1/expected travel time : Tentukan feromon (τ) : Hitung probabilitas transisi (p) dari setiap node i ke j : Pilih kota berdasarkan roulette wheel selection : Evaluasi kontrain kapasitas kendaraan dan time windows : Hitung total biaya transportasi : Update feromon : Iterasi maksimum temperature-dependent. Percobaan dilakukan pada data Solomon yaitu seri C12, C13, dan C14. Berikut total biaya distribusi: Tabel 1 Total Biaya Distribusi pada Beberapa Set Data Strategi Jenis Data Kendaraan Transportasi Energi Penalty Loss Quality Total Biaya Distance Temperature C12 1,2, 169,39 724,35 94,496 14,995 2,292,564 C13 1,2, 19, ,565 36,52 57,72 2,117,167 C14 1,2, 169, ,345 91,751 64,561 2,279,498 C12 2,6, 337, , ,867 39,77 3,827,274 C13 2,4, 345,71 667,229 47,862 42,423 3,53,215 C14 2,4, 312,77 687,37 74,43 42,22 3,516,79 Berdasarkan hasil tabel di atas, telah ditunjukkan bahwa terdapat konsistensi pada biaya yang dikeluarkan masingmasing elemen biaya distribusi. Berikut perbandingan total biaya distribusi pada setiap strategi: 45 Total Biaya Distribusi Distance- Vs Temp Terdapat dua strategi yang akan digunakan dalam penyelesaian permasalahan, yaitu: dependent distance dan dependent temperature. Distance, rute kendaraan dibuat berdasarkan jarak terdekat sehingga temperatur di dalam kontainer akan disesuaikan setelah rute terbentuk. Temperature, pengambilan rute dilakukan dengan mengklaster berdasarkan temperatur produk yang beririsan terlebih dahulu, kemudian setelah terbentuk klaster akan dibentuk rute, pada strategi ini terdapat kemungkinan bahwa setiap node dikunjungi lebih dari satu kali namun dengan kendaraan yang berbeda. Berikut alur pengerjaan pada kedua strategi: Mulai Input data awal (koordinat & demand node, time windows, shelf life & temperatur produk, parameter ACO) Penyusunan rute tanpa mempertimbangkan perishability dengan algoritma ACO Penentuan temperatur pada setiap kelompok demand pelanggan Pengaturan temperatur kunjungan (dinamis) sesuai rute yang terbentuk Total biaya distribusi Selesai Mulai Input data awal (koordinat & demand node, time windows, shelf life & temperatur produk, parameter ACO) Clustering produk berdasarkan temperatur sejenis Pengelompokan node yang akan dikunjungi sesuai jenis produk ter-cluster yang diminta Penentuan jumlah muatan yang dibawa setiap kendaraan di cluster tertentu Pengaturan temperatur kendaraan berdasarkan cluster produk sejenis Penyusunan rute pada setiap cluster dengan algoritma ACO Total biaya distribusi Selesai Gambar 3 Diagram Alir Setiap Strategi V. PERCOBAAN NUMERIK Percobaan pertama dilakukan pada beberapa set data untuk meyakinkan bahwa hasil running program konsisten terhadap seluruh set data dengan kedua strategi distance-dependent dan Distance - Temperature - Biaya Loss Quality Biaya Penalty Biaya Transportasi Biaya Energi Biaya Kendaraan Gambar 4 Grafik Total Biaya Distribusi Masing-masing Strategi Jumlah kendaraan yang digunakan pada strategi temperature-dependent lebih besar hingga dua kali lipat dari pada strategi distance-dependent. Sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan juga akan semakin besar seiring dengan banyaknya jumlah kendaraan yang digunakan untuk kedua strategi. Namun berbeda pada biaya energi, pada strategi distance-dependent, biaya energi yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan dengan strategi temperature-dependent. Hal ini disebabkan oleh beratnya muatan kendaraan. Serta sedikitnya kendaraan yang digunakan juga menyebabkan muatan yang dibawa akan semakin besar. Kemudian untuk biaya loss quality yang harus dikeluarkan dengan menggunakan strategi distance-depandent lebih besar sekitar 62.78% dibandingkan dengan loss quality yang terjadi pada strategi temperaturedistance. Berdasarkan hasil pada tabel 1 maka perimbangan biaya perlu dilakukan yaitu pada biaya Loss Quality. Jika distributor tidak mempertimbangkan biaya loss quality, maka akan terjadi loss biaya sebesar 4.8% untuk strategi distance-dependent dan 1.3% untuk strategi temperature-dependent. Kedua pada biaya energi yang memiliki kontribusi cukup besar yaitu 31.58% dan 18.8% untuk setiap strategi. Jika distributor tidak mempertimbangkan biaya energi, maka akan terjadi loss biaya energi yang terjadi cukup besar yaitu 46.16% dan 22.7% untuk masing-masing strategi. Ketiga pada biaya keterlambatan, perbedaan pertimbangan biaya loss revenue memang tidak terlalu besar yaitu 4.3% dan 4.33%. Namun

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) biaya ini tetap harus diperhitungkan karena ketika nilai produk berubah semakin tinggi, biaya yang harus dikeluarkan oleh distributor juga akan semakin tinggi. Terdapat biaya yang terbuang pada strategi distancedependent akibat dari setting temperatur yang kebanyakan tidak sesuai dengan kebutuhan produk. Penerapan temperatur dinamis, disamping pada pada konsumsi biaya energi yang tidak efisien, juga menyebabkan loss quality pada produk menjadi lebih tinggi (a) Perbandingan Biaya Range Temperatur (-2) Vs (-1) Biaya Loss Quality Biaya Penalty Biaya Transportasi Biaya Energi Biaya Kendaraan Inefisiensi Energi (DD Vs DT) Distance - Temperature - Inefisiensi Energy Gambar 5 Inefisiensi pada Strategi Distance- (a), Perbandingan Biaya Energi dan Inefisiensi Energi pada T Dinamis dan T Tetap (b) Namun kondisi ini akan menjadi lebih baik ketika temperatur kendaraan dipasang secara tetap (statis) pada suhu minimum dari keseluruhan produk. Hal ini menyebabkan terjadinya pemborosan konsumsi energi yang lebih tinggi. Seperti pada grafik (b) yang menyatakan bahwa biaya inefisien energi terjadi lebih besar ketika temperatur kendaraan dibuat tetap. Walaupun demikian, tetap akan terjadi trade-off pada loss quality yang terjadi. Percobaan berikutnya adalah dengan range temperatur produk yang besar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar range temperatur produk memberikan dampak pada total biaya distibusi. Berikut total biaya yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2. Pada produk dengan range temperatur besar, distribusi produk dengan menggunakan strategi distance-dependent tidak mengalami perubahan pada biaya penggunaan kendaraan dan biaya transportasinya karena range temperatur produk tidak memberikan dampak pada rute perjalanan kendaraan. Namun pada biaya energi akan semakin kecil dengan adanya pengaturan temperatur kendaraan dengan temperatur yang lebih tinggi. Semakin rendah temperatur yang digunakan pada kontainer, biaya energi juga akan semakin tinggi. Strategi Distance- Temperatur Inefficient Energy (Rp) T Dinamis Vs T Tetap T Dinamis T Tetap Inefficient Cost Energy Cost Energy Cost Inefficient Cost (-2) (-1) (-2) (-1) Gambar 6 Grafik Perbandingan Biaya Range Temperatur (-2) dan (-1) Pada strategi temperature-dependent, perubahan range temperatur produk memberikan pengaruh pada jumlah kendaraan yang dibutuhkan berkurang sebanyak 3 kendaraan karena pada range temperature (-2) terbentuk 3 cluster, pada range (-1) terbentuk 2 cluster. Perbedaan jumlah cluster tersebut menyebabkan jumlah kendaraan yang digunakan menjadi lebih sedikit yaitu 1 kendaraan dengan biaya transportasi dan biaya energi juga semakin menurun karena jumlah muatan yang dibawa dan lama waktu perjalanan juga lebih kecil. Namun pada loss quality semakin tinggi. Percobaan terakhir adalah percobaan pada umur hidup produk yang sempit yaitu 12 jam. Total biaya yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 3. Pada distribusi dengan strategi distance-dependent, shelf life produk yang pendek berpengaruh pada penambahan jumlah kendaraan untuk memenuhi permintaan pelanggan agar pengiriman tidak melebihi batas waktu umur hidup produk. Sehingga rute perjalanan semakin panjang dan biaya transportasi meningkat. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan, jumlah muatan yang dibawa akan semakin kecil dan menyebabkan biaya energi semakin kecil. Namun pada biaya loss quality semakin turun karena durasi perjalanan perjalanan juga semakin kecil. Hal yang sama terjadi pada strategi temperature-dependent, yang juga mengalami peningkatan akibat dari penambahan kendaraan. Dengan penambahan kendaraan akan menyebabkan waktu perjalanan semakin pendek namun tetap akan menjadi lebih besar secara keseluruhan karena jumlah cluster yang tetap dan harus melewati lebih banyak node. Pendistribusian dengan shelf life produk yang sempit pada strategi temperature-dependent secara umum juga akan meningkatkan total biaya distribusi yaitu sebesar 15%. Tabel 2. Perbandingan Biaya pada Range Temperatur Produk -2 dan -1 Range Kendaraan Penggunaan Transportasi Energi Penalty Loss Quality Total Biaya Temperatur (Unit) Kendaraan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) ,2, 169,39 724,35 94,496 14,995 2,292, ,2, 169,39 699,596 94, ,638 2,551, ,6, 337, , ,867 39,77 3,827, ,, 263,625 54,959 19, ,19 3,241,574 Tabel 3. Perbandingan Biaya Distribusi pada Produk dengan Shelf Life Pendek Strategi Shelf Life Kendaraan Penggunaan Transportasi Energi Penalty Loss Quality Total Biaya (Unit) Kendaraan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Distance- Panjang 6 1,2, 169,39 724,35 94,496 14,995 2,292,564 Pendek 7 1,4, 169, ,724 98,554 74,615 2,414,716 Temperatur- Panjang 13 2,6, 337, , ,867 39,77 3,827,274 Pendek 16 3,2, 374,27 516,4 17,89 129,64 4,39,183

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) VI. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendistribusian produk strategi distance-dependent menghasilkan biaya yang lebih kecil sebesar 4.1% daripada strategi temperature-dependent. Dengan semakin banyak jumlah kendaraan, konsumsi energi semakin besar sedangkan biaya transportasi akan semakin rendah. 2. Penggunaan strategi distance-dependent dengan T dinamis memberikan biaya inefisiensi energi yang lebih rendah dibandingkan T tetap; dengan range temperatur yang besar jumlah cluster akan semakin kecil sehingga biaya akan menjadi lebih murah; shelf life produk sangat berpengaruh pada jumlah kendaraan yang harus dipersiapkan lebih banyak untuk memenuhi permintaan DAFTAR PUSTAKA [1] Chopra, S. 25. Seven-Eleven Japan Co., [2] Hsu, C.-I., Hung, S.-F. & Li, H.-C. 27. Vehicle Routing Problem With Time-Windows For Perishable Food Delivery. Journal Of Food Engineering, 8, [3] Osvald, A. & Stirn, L. Z. 28. A Vehicle Routing Algorithm For The Distribution Of Fresh Vegetables And Similar Perishable Food. Journal Of Food Engineering, 85, [4] Rong, A., Akkerman, R. & Grunow, M An Optimization Approach For Managing Fresh Food Quality Throughout The Supply Chain. Int. J. Production Economics, 131, [5] Trihardani, L Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur Dengan Mempertimbangkan Biaya Energi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Suci Fujianti LOGO

Suci Fujianti LOGO Suci Fujianti 2508 100 157 Peluang Produk Makanan Perishable Internasional Nasional 1/3 total penjualan ritel dunia (Broekmeulen dan Donselaar, 2009) Kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB nasional

Lebih terperinci

Pengembangan Model Inventory Routing Problem (IRP) pada Permasalahan Distribusi Produk Perishable

Pengembangan Model Inventory Routing Problem (IRP) pada Permasalahan Distribusi Produk Perishable Pengembangan Model Inventory Routing Problem (IRP) pada Permasalahan Distribusi Produk Perishable Nama : Wahyudi NRP : 2509100034 Dosen Pembimbing : Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Jurusan

Lebih terperinci

Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi

Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi Pengembangan Model Distribusi Produk Perishable Multi Temperatur dengan Mempertimbangkan Biaya Energi Luki Trihardani 1 ; Ahmad Rusdiansyah 2 ; Iwan Vanany 3 Transportation and Distribution Logistics (TDLog)

Lebih terperinci

PENENTUAN PENURUNAN HARGA PRODUK MAKANAN PERISHABLE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA PENYIMPANAN DI FASILITAS BERPENDINGIN

PENENTUAN PENURUNAN HARGA PRODUK MAKANAN PERISHABLE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA PENYIMPANAN DI FASILITAS BERPENDINGIN PENENTUAN PENURUNAN HARGA PRODUK MAKANAN PERISHABLE DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BIAYA PENYIMPANAN DI FASILITAS BERPENDINGIN Yelita Anggiane Iskandar 1, *), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Imam Baihaqi 3) 1) Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK

OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK OPTIMASI POLA DISTRIBUSI BBM PERTAMINA MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIK Oleh: Rif atul Khusniah 1209201715 Dosen Pembimbing: Subchan, M.Sc, Ph.D Dr. Imam Mukhlas, MT SPBU 1 Order Daily DEPO SPBU 2 SPBU

Lebih terperinci

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa

Algoritma. Untuk. Problem Dengan. Vehicle. Window. Jasa Pengembangan Algoritma Heuristik Ant Colony System Untuk Menyelesaikan Permasalahan Dynamic Vehicle Routing Problem Dengan Time Window (DVRPTW) Pada Penyedia Jasa Inter-City Courier Nurlita Gamayanti (2207

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian mengenai transportasi dan aplikasinya di berbagai area telah meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya studi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM

PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM PERANCANGAN ALGORITMA HEURISTIK UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN SWAP-BODY VEHICLE ROUTING PROBLEM Pembimbing: Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng, CSCP Disusun Oleh: Jurusan Teknik Industri Andre T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti

Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2012 ISBN No. 978-979-96964-3-9 Usulan Rute Distribusi Tabung Gas Menggunakan Algoritma Ant Colony Systems di PT. Limas Raga Inti Fifi Herni Mustofa 1), Hari Adianto

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing. Malang, 1 Agustus 2013 Pembimbing Dra. Sapti Wahyuningsih,M.Si NIP 1962121 1198812 2 001 Penulis Siti Hasanah NIP 309312426746

Lebih terperinci

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas

Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas Pengembangan Model Periodic Inventory Routing Problem untuk Penjadwalan Truk Tangki Multi Kapasitas (Studi Kasus: ISG PT. PERTAMINA UPms V SURABAYA) Oleh : Deni Irawan 2506 100 179 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management Supply chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Rak Simpan

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Rak Simpan 1 Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Rak Simpan Galuh Putri Wahyuningtyas, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit Arfini Alivia Dewanty dan Ahmad

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM TUGAS AKHIR SM 1330 PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS (VRPTW) MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM HARMERITA NRP 1202 100 006 Dosen Pembimbing Drs. Soetrisno, MIKomp JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM

PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1 PENENTUAN RUTE OPTIMAL PADA KEGIATAN PENJEMPUTAN PENUMPANG TRAVEL MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM Laksana Samudra dan Imam Mukhlash Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya

BAB I PENDAHULUAN. Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat transportasi merupakan salah satu faktor yang mendukung berjalannya kegiatan atau aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kegiatan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya,

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif dan efisien karena akan melewati rute yang minimal jaraknya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkan menjadi

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Hybrid Metaheuristik Untuk Penentuan Rute Pengiriman Produk Perishable

Pengembangan Algoritma Hybrid Metaheuristik Untuk Penentuan Rute Pengiriman Produk Perishable https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no2.191-206 Pengembangan Algoritma Hybrid Metaheuristik Untuk Penentuan Rute Pengiriman Produk Perishable Luki Trihardani, Oki Anita Candra Dewi Teknik Logistik, Fakultas

Lebih terperinci

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc

Cross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc Tesis Pengembangan Model Matematis untuk Penjadwalan Rute Kendaraan Cross Docking dalam Rantai Pasok dengan Mempertimbangkan Batasan Kelas Jalan dan Kendaraan yang Heterogen Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara

BAB I PENDAHULUAN. konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan terhadap konsumen adalah kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dengan jumlah

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN

OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Tugas Akhir KI 091391 OPTIMASI PENGATURAN RUTE KENDARAAN DENGAN MUATAN KONTAINER PENUH MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LAGRANGIAN Akhmed Data Fardiaz NRP 5102109046 Dosen Pembimbing Rully Soelaiman, S.Kom.,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Fokus dalam bidang teknologi saat ini tidak hanya berada pada proses pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dapat membantu manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL

IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL IMPLEMENTASI ALGORITMA BWAS PADA APLIKASI SISTEM INFORMASI TRANSPORTASI UNTUK PERENCANAAN DISTRIBUSI YANG OPTIMAL Ary Arvianto 1*, Singgih Saptadi 1, Prasetyo Adi W 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH

BAB IV ANALISIS MASALAH BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Tampilan Program Persoalan TSP yang dibahas pada tugas akhir ini memiliki kompleksitas atau ruang solusi yang jauh lebih besar dari TSP biasa yakni TSP asimetris dan simetris.

Lebih terperinci

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Ruang Simpan

Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Ruang Simpan Pengembangan Model Kebijakan Persediaan Produk Multi Agro-Perishable dengan Mempertimbangkan Biaya Energi dan Kapasitas Ruang Simpan TUGAS AKHIR Nama Mahasiswa : Galuh Putri Wahyuningtyas NRP : 2510 100

Lebih terperinci

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R.

PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R. PENYELESAIAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING Atmini Dhoruri, Eminugroho R., Dwi Lestari Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk model vehicle routing

Lebih terperinci

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT Agung Hadhiatma 1*, Alexander Purbo 2* 1,2 Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan

BAB 1. PENDAHULUAN. Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendistribusian barang oleh depot ke konsumen merupakan komponen penting dalam sistem pelayanan depot suatu perusahaan, proses tersebut dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peranan jaringan distribusi dan transportasi sangatlah vital dalam proses bisnis dunia industri. Jaringan distribusi dan transportasi ini memungkinkan produk berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, salah satu program dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat berpendapatan rendah merupakan program nasional dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL INVENTORY ROUTING PROBLEM PADA PERMASALAHAN DISTRIBUSI PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN COLD STORAGE

PENGEMBANGAN MODEL INVENTORY ROUTING PROBLEM PADA PERMASALAHAN DISTRIBUSI PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN COLD STORAGE PENGEMBANGAN MODEL INVENTORY ROUTING PROBLEM PADA PERMASALAHAN DISTRIBUSI PRODUK PERISHABLE MENGGUNAKAN COLD STORAGE Wahyudi, Ahmad Rus diansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 60 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Tugas Akhir 61 Gambar 3.1 Flow Chart Tugas Akhir (Lanjutan) Wawancara dan Observasi Lapangan Wawancara dilakukan untuk mengetahui alur proses bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah perkotaan atau city development memiliki beberapa aspek penting salah satunya adalah logistik perkotaan atau city logistics. Alasan mengapa city

Lebih terperinci

Analisis Jarak Optimal Model Kolaborasi Distribusi Beras, Gula, dan Minyak Goreng di Area Kota Yogyakarta dan Sekitarnya

Analisis Jarak Optimal Model Kolaborasi Distribusi Beras, Gula, dan Minyak Goreng di Area Kota Yogyakarta dan Sekitarnya Analisis Jarak Optimal Model Kolaborasi Distribusi Beras, Gula, dan Minyak Goreng di Area Kota Yogyakarta dan Sekitarnya Wandhansari Sekar Jatiningrum, Anna Maria Sri Asih Jurusan Teknik Mesin dan Industri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center

Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center Petunjuk Sitasi: Wati, P. E., Nuha, H., & Murnawan, H. (2017). Model Penentuan Lokasi Pendirian Distribution Center. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H70-74). Malang: urusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci

ANT COLONY OPTIMIZATION

ANT COLONY OPTIMIZATION ANT COLONY OPTIMIZATION WIDHAPRASA EKAMATRA WALIPRANA - 13508080 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung e-mail: w3w_stay@yahoo.com ABSTRAK The Ant Colony Optimization

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS

PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI LPG DENGAN PENDEKATAN MODEL MATEMATIS Annisa Kesy Garside, Xamelia Sulistyani, Dana Marsetiya Utama Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem transportasi memegang peran penting dalam masalah pendistribusian, karena harus menjamin mobilitas produk di antara berbagai sistem dengan efisiensi tinggi

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK...

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SIMBOL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 2 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar

Lebih terperinci

TESIS TI AFIFAH FIANDA UTAMI CHANDRA BHUANA DOSEN PEMBIMBING Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng.

TESIS TI AFIFAH FIANDA UTAMI CHANDRA BHUANA DOSEN PEMBIMBING Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng. TESIS TI142307 PENGEMBANGAN MODEL OPERASIONAL CROSS-DOCKING UNTUK DISTRIBUSI PRODUK SAYUR SEGAR MEMPERTIMBANGKAN PENGATURAN TEMPERATUR DAN PELETAKAN PRODUK DI DALAM KENDARAAN BERPENDINGIN AFIFAH FIANDA

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab II dalam penelitian ini terdiri atas vehicle routing problem, teori lintasan dan sirkuit, metode saving matriks, matriks jarak, matriks penghematan, dan penentuan urutan konsumen.

Lebih terperinci

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI

MANAJEMEN TRANPORTASI DAN DISTRIBUSI MANAJEMEN TRANPRTASI DAN DISTRIBUSI PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat menentukan apakah produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR

PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS PADA DISTRIBUTOR BAHAN MAKANAN VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOWS AT FOOD INGREDIENTS DISTRIBUTOR Herry Christian Palit, *), Sherly ) ) Industrial Engineering

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Juli 2011 PENGEMBANGAN ALGORITMA DIFFERENTIAL EVOLUTION UNTUK PENYELESAIAN PERMASALAHAN VEHICLE ROUTING PROBLEM SIMULTANEOUS DELIVERIES PICK-UP WITH TIME WINDOWS (VRPSDPTW) Heri Awalul, Budi Santosa, Stefanus Eko

Lebih terperinci

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion *

Penentuan Rute Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor dan Metode Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Penentuan Kendaraan Distribusi Produk Roti Menggunakan Metode Nearest Neighbor

Lebih terperinci

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( )

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( ) Pendekatan Goal Programming untuk Penentuan Rute Kendaraan pada Kegiatan Distribusi (A Goal Programming Approach to Vehicle Routing Problems of Distribution) Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI (1207 100 020)

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 201 210. ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Cindy Cipta Sari, Bayu Prihandono,

Lebih terperinci

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq

Manajemen Tranportasi dan Distribusi. Dosen : Moch Mizanul Achlaq Manajemen Tranportasi dan Distribusi Dosen : Moch Mizanul Achlaq Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

Algoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92)

Algoritma Penentuan Rute Kendaraan Dengan Memperhatikan Kemacetan Muhammad Nashir Ardiansyah (hal 88 92) ALGORITMA PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN MEMPERHATIKAN KEMACETAN Muhammad Nashir Ardiansyah Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University nashir.ardiansyah@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah rawan bencana. Dalam dekade terakhir sudah cukup banyak bencana yang melanda negeri ini. Gempa bumi, gunung meletus,

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah transportasi merupakan aspek penting dalam kehidupan seharihari. Transportasi juga merupakan komponen yang sangat penting dalam manajemen logistik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Permasalahan transportasi yang terjadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang tinggi membuat para pengguna jasa transportasi berpikir untuk dapat meminimalisasi biaya yang dikeluarkan.

Lebih terperinci

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System Jan Alif Kreshna, Satria Perdana Arifin, ST, MTI., Rika Perdana Sari, ST, M.Eng. Politeknik Caltex Riau Jl. Umbansari 1 Rumbai,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah

Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah Artificial Immune System untuk Penyelesaian Vehicle Routing Problem with Time Windows Dosen Pembimbing : Ir. Budi Santosa, M.S., Ph.D Oleh : Sas Wahid Hamzah 2507100054 Pendahuluan Pendahuluan Fungsi Objektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendistribusian adalah kegiatan penyaluran yang berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Distribusi yang efektif akan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS) Devie Rosa Anamisa, S.Kom, M.Kom Jurusan D3 Teknik Multimedia Dan Jaringan-Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan operasional pendistribusian suatu produk dilakukan menyusun jadual dan menentukan rute. Penentuan rute merupakan keputusan pemilihan jalur terbaik sebagai upaya

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No. 2, Agustus 2012 ISSN PENENTUAN RUTE PENGAMBILAN SAMPAH DI KOTA MERAUKE DENGAN KOMBINASI METODE EKSAK DAN METODE HEURISTIC Endah Wulan Perwitasari Email : dek_endah@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N

Manajemen Transportasi dan Distribusi. Diadopsi dari Pujawan N Manajemen Transportasi dan Distribusi Diadopsi dari Pujawan N Pendahuluan Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering Alwi Asy ari Aziz, Alam Baheramsyah dan Beni Cahyono Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Salah satu metode yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Transportasi Menurut Nasution (2004), Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang

Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang Hery Suliantoro, Aries Susanty, Freddy Bachtiar Silaban Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO)

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Bagus Fatkhurrozi *, Ika Setyowati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Jl. Kapten Suparman

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP

PANDUAN APLIKASI TSP-VRP PANDUAN APLIKASI TSP-VRP oleh Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si Darmawan Satyananda, S.T, M.T JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 0 Pengantar Aplikasi ini dikembangkan

Lebih terperinci

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten)

PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) PENENTUAN RUTE PENDISTRIBUSIAN GAS LPG DENGAN METODE ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR (Studi Kasus Pada PT. Graha Gas Niaga Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI SATU-PRODUSEN MULTI-PENGECER DENGAN KENDALI BIAYA PERSIAPAN PRODUKSI DAN PENGOPTIMALAN JALUR TRANSPORTASI oleh SITI ZULFA CHOIRUN NISAK M0111077 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X)

Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour (Studi Kasus di PT X) Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2014 Penentuan Rute untuk Pendistribusian BBM Menggunakan Algoritma Nearest neighbour

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menerapkan kombinasi algoritma NN dan metode heuristik untuk membuat program bagi kasus Sequential 2L-CVRP dengan memberikan usulan rute dan peletakan barang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS

IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS IMPLEMENTASI METODE ANT COLONY OPTIMIZATION UNTUK PEMILIHAN FITUR PADA KATEGORISASI DOKUMEN TEKS Yudis Anggara Putra Chastine Fatichah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW

PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 PENGARUH NILAI PARAMETER TERHADAP SOLUSI HEURISTIK PADA MODEL VTPTW Tjutju T. Dimyati Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan Abstrak: Penentuan

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem distribusi pupuk terdapat beberapa masalah yang mucul. Masalah sistem distribusi pupuk antara lain berupa masalah pengadaan pupuk, penentuan stock, proses

Lebih terperinci

Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut

Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut E-journal Teknik Elektro dan Komputer (tahun), ISSN : 20-8402 7 Optimasi pada Rute Truk Peti Kemas dengan Algoritma Optimasi Koloni Semut Feisy D. Kambey feisy.kambey@yahoo.co.id Abstrak Perdagangan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya komputer hanya digunakan untuk alat hitung saja tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, komputer diharapkan mampu melakukan semua yang dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion *

Pembentukan Rute Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma Sequential Insertion * Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 204 Pembentukan Distribusi Menggunakan Algoritma Clarke & Wright Savings dan Algoritma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, di manapun, kapanpun dan siapapun pasti semua orang menggunakan kendaraan sebagai sarana transportasi mereka. Dan sering kali perjalanan

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK

PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA ABSTRAK PERENCANAAN OPERASIONAL DISTRIBUSI SURAT KABAR DARI PERCETAKAN KE SEJUMLAH AGEN DI KOTA SURABAYA Erma Budhi Kurnia Susanti 1),Ahmad Rusdianyah 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi suatu daerah mengakibatkan kebutuhan tenaga listrik akan semakin meningkat, baik yang berhubungan dengan bidang industri,

Lebih terperinci