BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Dinas Pendidikan Nasional (Prastowo, 2012) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, dan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Menurut Trianto (2010) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas (Majid, 2008). Suatu tugas yang diperintahkan dalam LKS harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembaran yang berisi intruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan kegiatan belajar berupa tugas maupun latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5

2 6 2. Fungsi LKS Menurut Prastowo (2012) LKS memiliki 4 fungsi yaitu : a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa. b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 3. Syarat Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Darmojo dan Kaligis (Rescha, 2010) LKS yang baik haruslah memenuhi berbagai persyaratan yaitu a. Syarat Didaktik Syarat didaktik yaitu suatu LKS haruslah mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu: 1) Memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa yang kurang pandai maupun yang pandai. 2) Menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS dapat berfungsi sebagai petunjuk bagi siswa untuk mencari tahu. 3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa.

3 7 4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estetika pada diri siswa. 5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa, bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran. b. Syarat Konstruksi Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. c. Syarat Teknis 1) Tulisan a) Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. b) Menggunakan huruf yang mudah dibaca. c) Menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris. 2) Gambar Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan atau isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS. Kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan sangatlah penting. 3) Penampilan Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata,

4 8 kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan gambar saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar dengan tulisan. 4. Macam-macam Bentuk LKS Menurut Prastowo (2012) macam-macam bentuk LKS yaitu : a. LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan oleh siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. b. LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. c. LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku. Fungsi LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku.

5 9 d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan. LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran. e. LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. LKS bentuk ini berisi petunjuk praktikum. B. Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian guided discovery Menurut Jacobsen dkk (2009) guided discovery merupakan suatu model pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antarkonsep. Sedangkan menurut Lardizabal (2000) guided discovery is an approach to instruction by which the teacher tries to draw out from his pupils certain bits of information through properly organized questions and explanations leading them to the eventual discovery of particular concepts or principles. Yang artinya guided discovery merupakan suatu pendekatan pengajaran dimana guru mencoba menarik kesimpulan dari keterangan atau informasi yang disimpulkan oleh siswanya dengan mengorganisir jawaban-jawaban dan keterangan atau penjelasan penting dari mereka yang pada akhirnya siswa menemukan fakta-fakta berupa konsep atau pengertian atau prinsipprinsip. Menurut tim PPPG Matematika (2004) guided discovery menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam pendekatan ini, siswa didorong untuk berpikir

6 10 sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. 2. Langkah-langkah guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) langkah-langkah guided discovery, yaitu : 1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. 2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju melalui pertanyaan-pertanyaan. 3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. 4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut di atas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. 5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.

7 11 6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar. 3. Kelebihan dan kelemahan guided discovery Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelebihan guided discovery yaitu : 1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencaritemukan). 3) Mendukung kemampuan problem solving siswa. 4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam menemukannya. Menurut tim PPPG Matematika (2004) kelemahan guided discovery yaitu : 1) Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama. 2) Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. 3) Tidak semua materi cocok disampaikan dengan guided discovery.

8 12 C. Karakteristik LKS Berbasis Guided Discovery Karakteristik LKS berbasis guided discovery diantaranya: 1. Siswa melakukan identifikasi. 2. Menjadikan siswa aktif dalam menemukan konsep. 3. Menuntun siswa dalam melakukan penemuan. 4. Membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung. 5. Adanya penarikan kesimpulan dari hasil temuan. 6. Tersedianya soal latihan untuk mengaplikasikan hasil temuan D. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Model pengembangan perangkat pembelajaran yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalah model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap yaitu pendefinisian (Define), perancangan (Design), pengembangan (Develop), dan penyebaran (Disseminate). Model ini dapat digambarkan seperti diagram berikut:

9 13 Diagram 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D (Thiagarajan, Semmel, dan Semmel, 1974) Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Media Pemilihan Format PENDEFINISIAN PERANCANGAN Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan PENGEMBANGAN Uji Validasi Pengemasan Penyebaran dan Pengabdosian PENYEBARAN (Trianto, 2010)

10 14 Menurut Trianto (2010) Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut: 1. Tahap pendefinisian (define). Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syaratsyarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu (a) analisis awal akhir; (b) analisis siswa; (c) analisis tugas; (d) analisis konsep; dan (e) perumusan tujuan pembelajaran. a. Analisis awal akhir Analisis awal akhir bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. b. Analisis siswa Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, latar belakang pengetahuan, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Dari hasil analisis ini nantinya akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran. c. Analisis tugas Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang akan dikaji oleh peneliti dan

11 15 menganalisisnya ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang diperlukan. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran. d. Analisis konsep Analisis konsep dilakukan untuk mengidentifikasi konsepkonsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis serta mengaitkan satu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk suatu peta konsep. e. Perumusan tujuan pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti. 2. Tahap perancangan (design) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan rancangan perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu: a. Penyusunan tes acuan patokan Merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat untuk mengukur kemampuan siswa setelah kegiatan belajar mengajar.

12 16 b. Pemilihan media Pemilihan media dilakukan untuk mengidenfikasi media pembelajaran yang relevan dengan karakteristik materi. Hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada pembelajaran di kelas. c. Pemilihan format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. 3. Tahap pengembangan (develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan draft perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Pada tahap ini pengembangan terdapat dua langkah penelitian yaitu penilaian para ahli dan uji coba. 4. Tahap penyebaran (disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, dan oleh guru lain. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.

13 17 E. Prisma dan Limas Tegak Pada silabus, materi untuk siswa kelas VIII salah satunya dituangkan dalam Standar Kompetensi: 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Namun, untuk LKS yang akan dikembangkan oleh peneliti hanya materi prisma dan limas tegak saja. Prisma dan limas tegak merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP kelas VIII pada semester genap. Materi prisma dan limas tegak mencakup: 1. Mengidenfikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas. 3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Menurut Trianto (2009) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lembar berarti helai, kerja berarti melakukan kegiatan, dan siswa berarti murid atau pelajar untuk tingkat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery Menurut Shadiq (2009) pembelajaran Guided Discovery (penemuan terbimbing) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman memiliki kata dasar paham, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,2008) paham berarti mengerti dengan benar, tahu benar, sehingga pemahaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Kontekstual Menurut Trianto (2009) pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Sebagai guru, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak yang satu ini. Lembar Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah yang dapat memaksimalkan pemahamannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alat Peraga Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari (Sukayati,2009). Menurut Sudjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS merupakan lembaran tempat siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga merupakan bagian

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing Suska Journal of Mathematics Education (p-issn: 2477-4758 e-issn: 2540-9670) Vol. 3, No. 1, 2017, Hal. 15 26 Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing Rena Revita Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING YANG VALID PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I Melisa Program Studi Pendidikan Matematika. STKIP PGRI SUMBAR, Padang, Indonesia Email: icamelisa87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa BAB II KAJIAN TEORI A. LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran berisikan tugas-tugas dengan langkah kerjanya sehingga siswa dapat belajar mandiri atau dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru dalam melaksanakan proses pebelajaran di kelas menggunakan berbagai strategi dan metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. Uno (2007) mengatakan bahwa strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING ARTIKEL ILMIAH OLEH FAHRUR ROZI HADIYANTO NIM 209311423325 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN LKS DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN LKS DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENYUSUNAN DAN KEGUNAAN LKS DALAM PROSES PEMBELAJARAN Das Salirawati, M.Si PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana pokok suatu bangsa dalam peningkatan kualitas masyarakatnya dan penyesuaian diri terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul Pada bahasan ini akan dibahas antara lain: 1. Pengertian Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik adalah modul. Modul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

II. KAJIAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang II. KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2004: 7) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Proses pembelajaran membutuhkan bahan ajar sebagai salah satu komponen penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Model diartikan sebagai sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) Suatu tipe

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CD Pembelajaran 1. Pengertian Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang menyajikan model pembelajaran NHT dengan contoh materi di dalamnya yaitu kubus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 94 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**)

PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA *) Oleh: Regina Tutik Padmaningrum, MSi**) regina_tutikp@uny.ac.id Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai media belajar alternatif.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP Oleh: Pratiwi Wulandari, Renny Risdawati, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 3 : Hal. 84-88 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika 75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas belajar melalui praktik atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) Dahar (1996: 29) menyatakan LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan kegiatan belajar-mengajar dari situasi didominasi guru ke situasi melibatkan siswa dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran 1. Pengertian Menurut Mohamad buku teks pelajaran yaitu buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Adapun. dengan meningkatkan kualitas pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang harus dimiliki setiap orang karena memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang menggunakan pendekatan kontekstual dan berorientasi pada kemampuan berpikir kritis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting 143 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting Pembelajaran Berbasis Masalah Rangkaian proses pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I

EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I EFEKTIVITAS MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA PERKULIAHAN KALKULUS PEUBAH BANYAK I Melisa Program Studi Pendidikan Matematika. STKIP PGRI SUMBAR, Padang, Indonesia Icamelisa87@gmail.com Abstrak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA Artikel Penulis I : Musnidatul Millah Arief; Penulis II : Dra. Chusnal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi

PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi PENGEMBANGAN LKS BERPROGRAMA PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA Binar Ayu Dewanti, Sri Wahyuni, Yushardi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG Oleh: Dhorys Ratna Anggelia*), Yulyanti Harisman **

Lebih terperinci

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GARIS GARIS PADA SEGITIGA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERDASARKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP Siti Nurhayati 21,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang penting bagi kemajuan bangsa. Hal inilah yang menyebabkan seringnya matematika dijadikan indikator dalam menentukan maju tidaknya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA Yurike Andamosty 1, Rina Widiana 2, Siska Nerita 2 ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Yulia Damai Yanti 1), Arcat 2), Hardianto 3). 1) Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian

Yulia Damai Yanti 1), Arcat 2), Hardianto 3). 1) Mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA ( LKS) MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS Yulia Damai Yanti 1), Arcat 2),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Teori Belajar Kontruktivisme Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 72 83. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI. prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai A. Pembelajaran Matematika SMP BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI Matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI Oleh Nurhayati * ), Villia Anggraini ** ), Mulia Suryani** ) * )

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengembangan ini adalah (1) pembelajaran matematika; (2) perangkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengembangan ini adalah (1) pembelajaran matematika; (2) perangkat BAB II KAJIAN PUSTAKA Beberapa teori yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian pengembangan ini adalah (1) pembelajaran matematika; (2) perangkat pembelajaran; (3) pendekatan guided discovery; (4)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak (printed). Menurut Pedoman Umum Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan media 4D

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan media 4D 132 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan mencakup kegiatan pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan materi Tata Surya.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS Zea Sarah Tantri Irani 1, Titi Solfitri 2, Syarifah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan 113 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika... 1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Saintifik pada Sub Pokok Bahasan Tabung Kelas IX SMP (Development Mathematics Learning Devices With Scientific Approach In Sub Subject

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan media pembelajaran dan instrumen penelitian. Media pembelajaran berupa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Matematika dan Pembelajaran Matematika. Secara khusus (μαθηματικὴ τέχνη atau mathēmatikḗ

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Matematika dan Pembelajaran Matematika. Secara khusus (μαθηματικὴ τέχνη atau mathēmatikḗ BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Matematika dan Pembelajaran Matematika a. Matematika Kata matematika berasal dari bahasa Yunani Kuno (μάθημα atau máthēma) yang berarti studi besaran, struktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK KELAS VIII SMP MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Anggita wahyuni Br.Tanjung (1), Rena Lestari (2), Eti Meirina Brahmana (3)

Lebih terperinci