BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Alat Peraga Menurut Estiningsih, alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari (Sukayati,2009). Menurut Sudjana pengertian alat peraga adalah alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa alat peraga adalah alat bantu sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan konsep yang diberikan oleh guru. Enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar (Sudjana, 2008). Keenam fungsi tersebut adalah: 1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. 5

2 6 3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. 4. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 5. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. 6. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan kata lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi. Menurut E.T. Ruseffendi ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi dan manfaat dari alat peraga tersebut sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran. a. Sesuai dengan konsep matematika. b. Dapat memperjelas konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman konsep matematika). c. Tahan lama. d. Bentuk dan warnanya menarik. e. Dari bahan yang aman bagi kesehatan peserta didik.

3 7 f. Sederhana dan mudah dikelola. g. Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fisik dari peserta didik. h. Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik, karena alat peraga tersebut dapat dimanipulasi (dapat dipegang, diraba, dipindahkan, dipasangkan, dan sebagainya) agar peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individu maupun kelompok. i. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak. (Sukayati, 2009) B. Jobsheet Jobsheet adalah lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktek (Eko. 2008). Jobsheet paling tidak akan memuat: judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. C. Peduli Lingkungan Peduli lingkungan (Sulistyowati, 2012:31) adalah sikap atau tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi. Peduli lingkungan merupakan sikap merawat, menjaga, dan respon terhadap lingkungan. Nilai ini dapat dikembangkan dengan membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dan binatang, membersihkan pekarangan dan

4 8 kelas, memanfaatkan barang bekas yang ada dilingkungan sekitar sebagai alat peraga pembelajaran/alat untuk bermain. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas, dan lain-lain. Dari keterangan diatas maka indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Membuang sampah pada tempatnya 2. Menanam dan merawat tanaman. 3. Memanfaatkan barang bekas D. Pembelajaran Kuantum 1. Pengertian Pembelajaran Kuantum Kuantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, dengan demikian dapat diartikan sebagai pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Pembelajaran Kuantum menciptakan belajar menjadi meriah dan menyenangkan. Pembelajaran Kuantum memiliki asas utama adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengaitkan materi yang diajarakan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.

5 9 2. Rancangan Pembelajaran Kuantum Dalam pembuatan jobsheet ini akan disusun berdasarkan kerangka rancangan belajar yang dikenal dengan istilah TANDUR, menurut Bobbi DePorter yaitu sebagai berikut: a. T : Tumbuhkan Jobsheet dapat menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan Apakah Manfaatnya BagiKu, dan manfaatkan kehidupan pelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi Prisma dan Limas Tegak yaitu dengan cara mencantumkan manfaat dari mempelajari materi dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. b. A : Alami Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara siswa melakukan praktek dengan alat peraga yang ada sehingga siswa akan mengalaminya sendiri dan lebih mudah untuk memahami materi. Datangkan pengalaman dapat berbentuk permainan sehingga praktek pengalaman belajar menjadi lebih meriah. c. N : Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi; sebuah masukan. Dalam hal ini kita menyediakan masukan, agar apa yang telah ditemukan dapat diberi nama dengan menggunakan kata kunci yang mudah dimengerti siswa.

6 10 d. D : Demonstrasi Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan peluang untuk menunjukan dan menerapkan pengetahuan siswa dengan cara siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Prisma dan Limas Tegak. e. U : Ulangi Pengulangan materi dalam suatu pelajaran akan sangat membantu siswa untuk mengingat materi yang disampaikan guru dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara siswa mencatat kesimpulan-kesimpulan dari apa yang telah ditemukan oleh siswa. f. R : Rayakan Keberhasilan dan prestasi yang diraih siswa, sekecil apapun, harus diberi apresiasi oleh guru. Bagi siswa perayaan akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab. Hal ini untuk menumbuhkan rasa senang pada diri siswa yang pada gilirannya akan melahirkan kepercayaan diri untuk berprestasi lebih baik lagi hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan point sebagai penghargaan atas usaha yang telah dilakukan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan Prisma dan Limas Tegak.

7 11 E. Alat Peraga dan Jobsheet Berbasis Peduli Lingkungan dengan Pembelajaran Kuantum Dalam pembuatan alat peraga yang berbasis peduli lingkungan yaitu dimana alat peraga yang akan dirancang terbuat dari barang-barang bekas yang ada dilingkungan sekitar. Alat peraga dirancang untuk materi Prisma dan Limas Tegak yang terbuat dari barang-barang bekas yang ada dilingkungan sekitar. Sehingga dengan cara memanfaatkan barang-barang bekas yang ada dilingkungan siswa, maka siswa akan dilatih untuk menjaga dan peduli lingkungan. Jobsheet disini akan memuat gambar dan ilustrasi yang dapat mengajak siswa untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, menanam dan merawat tanaman, dan memanfaatkan barang bekas. Jobsheet yang disusun dengan rancangan Pembelajaran Kuantum, sehingga jobsheet yang disusun berdasarkan rancangan tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan (TANDUR). Jobsheet juga harus memenuhi beberapa kriteria yang diantaranya susunan tampilan menyangkut urutan yang mudah, tampilan menarik dengan ukuran huruf yang berbeda dan warna yang menarik, judul yang singkat, memuat gambar-gambar dan permainan yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan peduli terhadap lingkungan, memuat indikator, alat dan bahan, langkah-langkah praktikum dan tugas. Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa dan komunikatif. F. Model pengembangan 4-D Model pengembangan 4-D adalah model pengembangan perangkat pembelajaran yang disarankan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan

8 12 Melvyn I. Semmel (dalam Trianto, 2009) atau diadapasikan menjadi model 4-P yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Model ini dapat digambarkan seperti diagram berikut : Analisis Awal Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan Pembelajaran Penyusunan Tes Pemilihan Alat Pemilihan Format Rancangan Awal Validasi Ahli Uji Pengembangan Uji Validasi pengemasan Penyebaran dan Pengadopsian PENDEFINISIAN PERANCANGAN PENGEMBANGA PENYEBARAN Diagram 2.1 : Model Pengembangan (Thiagaranjan, Semmel, dan Semmel, 1974)

9 13 Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2009) 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tujuan tahap ini yaitu untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syaratsyarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini terdiri dari 5 langkah yaitu: a. Analisis awal akhir b. Analisis siswa c. Analisis tugas d. Analisis konsep e. Perumusan tujuan pembelajaran 2. Tahap Design (perancangan) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu: a. Penyusunan tes acuan patokan, tes ini disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran. b. Pemilihan alat peraga yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran. c. Pemilihan format. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkaji formatformat perangkat yang sudah ada.

10 14 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar (para ahli) dan uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru lain. Tujuan tahap ini adalah untuk menguji efektifitas penggunaan perangkat di dalam KBM. G. Materi Pada penelitian ini, akan mempelajari tentang Prisma dan Limas Tegak yang meliputi : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur Prisma dan Limas Tegak serta bagianbagiannya. 2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas tegak 3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas tegak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Menurut Dinas Pendidikan Nasional (Prastowo, 2012) Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget. dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori-Teori Belajar yang Relevan 1. Teori perkembangan Kognitif Piaget Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa 1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Lembar berarti helai, kerja berarti melakukan kegiatan, dan siswa berarti murid atau pelajar untuk tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan Kontekstual Menurut Trianto (2009) pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul Pada bahasan ini akan dibahas antara lain: 1. Pengertian Salah satu bahan ajar yang dianjurkan untuk pembelajaran yang berorientasi konstruktivistik adalah modul. Modul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa

BAB II KAJIAN TEORI A. LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa BAB II KAJIAN TEORI A. LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran berisikan tugas-tugas dengan langkah kerjanya sehingga siswa dapat belajar mandiri atau dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga digunakan untuk melakukan kegiatan pemecahan masalah yang dapat memaksimalkan pemahamannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK KELAS VIII SMP/MTs SEMESTER GANJIL Prof. Dr. Nurhayati Abbas, M.Pd 1), Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, M.Pd 2) 1) Univeristas Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3) BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konstruktivisme Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki tingkat kehidupan yang rendah juga jika tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Sebagai guru, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan bahan ajar cetak yang satu ini. Lembar Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CD Pembelajaran 1. Pengertian Dalam penelitian ini CD yang dimaksud adalah CD pembelajaran yang menyajikan model pembelajaran NHT dengan contoh materi di dalamnya yaitu kubus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa SMP kelas VII pada materi himpunan dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Prastowo, 2011). Menurut Nasution buku teks pelajaran adalah bahan pengajaran 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Buku Teks Pelajaran 1. Pengertian Menurut Mohamad buku teks pelajaran yaitu buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika 75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu

Lebih terperinci

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat Dian Fitriani *, Edrizon, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN Robia Astuti Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Email: pakde_hardy@yahoo.co.id Abstract The purpose of this study is

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS EXE PADA TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP DI K0TA MALANG Lyna Fajriyatul Aini Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indnesia Abstrak:Pada zaman ini bidang pembejalaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan aturan-aturan lama dan merevisinya, apabila aturan-aturan itu tidak lagi. agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1. Teori Belajar Kontruktivisme Teori kontruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. tahap yaitu, pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan. Model yang digunakan adalah pengembangan model 4-D. Model pengembangan 4-D dikembangkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Menurut Trianto (2009) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) demontrasi. (Trianto, 2011:222). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI PRISMA DAN LIMAS TEGAK BERBASIS GUIDED DISCOVERY UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI TANDUR Sudaryo, S.Pd. Guru Matematika SMP Negeri 2 Binangun

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global saat ini telah meningkatkan persaingan antar bangsa di dunia dalam segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan. Hal ini secara otomatis menuntut dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis masalah mengaplikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar

Lebih terperinci

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 94 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang

Lebih terperinci

UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN. Agustin Patmaningrum

UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN. Agustin Patmaningrum UPAYA MEMANFAATKAN ALAT PERAGA AGAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYENANGKAN Abstrak: Agustin Patmaningrum Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Maka dalam pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa 101 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan adalah langkah langkah untuk mengembangkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Pengembangan LKPD IPA menggunakan metode Research and Development (R & D). Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 164) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat dan kebudayaan sehingga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA DALAM MEMBUAT ANIMASI MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT Niken Wahyu Utami FKIP, Universitas PGRI Yogyakarta email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERKARAKTER BERBASIS QUANTUM TEACHING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP Ahmad Adi 4, Dafik 5, Hobri 6, Didik Sugeng 7 Abstract : The research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju, karena dengan membaca dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. maju, karena dengan membaca dapat menambah wawasan, pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Membaca merupakan aktivitas yang penting yang harus ditanamkan dan diterapkan pada setiap warga negara apabila suatu negara ingin menjadi bangsa yang maju,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Hidayah Ansori, Rezqy Amalia Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Jl.

Lebih terperinci

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SMP Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak (printed). Menurut Pedoman Umum Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAINER SISTEM PENERANGAN OTOMOTIF PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG Kurnia Wijanarso, Aisyah

Lebih terperinci

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Habibi 1, Lovy Herayanti 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP Mataram,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah BAB II KAJIAN TEORITIS A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata pelajaran matematika adalah salah satu

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA

PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA Prima Vidya Asteria Universitas Negeri Surabaya asteria_senja@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Metode penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII Wicha 37, Dafik 38,Susanto 39 Abstract.QuantumTeachingis a

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu bangsa agar bangsa tersebut dapat meningkatkan kualitas SDM yang dimilikinya. Dengan SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai Model, pendekatan, strategi, pembelajaran dan media pembelajaran Bahasa Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2009:407) menjelaskan bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI. Rina Agustina, M. Pd. 1), Ira Vahlia, M. Pd. 2)

BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI. Rina Agustina, M. Pd. 1), Ira Vahlia, M. Pd. 2) BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI Rina Agustina, M. Pd. 1), Ira Vahlia, M. Pd. 2) 1), 2) Universitas Muhammadiyah Metro Email: aasyiqun1212@gmail.com 1) iravahlia768@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika pada hakekatnya merupakan suatu ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 20 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pemahaman Konsep Matematis Kemampuan pemahaman terhadap suatu konsep merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar maupun pemecahan masalah dalam kehidupan sehari

Lebih terperinci

PENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB

PENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB 1 PENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB Oleh: Desy Hanisa Putri Dosen P.Fisika PMIPA Universitas Bengkulu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru dalam melaksanakan proses pebelajaran di kelas menggunakan berbagai strategi dan metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. Uno (2007) mengatakan bahwa strategi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKK DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI LIMAS DAN PRISMA TEGAK

PENGEMBANGAN LKK DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI LIMAS DAN PRISMA TEGAK ISSN: 27-8166 PENGEMBANGAN LKK DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI LIMAS DAN PRISMA TEGAK (DEVELOPING LKK USING APPOARCH OF PMRI ON THE LIMAS AND PRISMA UPRIGHT MATERIALS) Lestariningsih (lestari.med@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui proses

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI Husni Mubarok, S.Pd., M.Si. Tadris Biologi IAIN Jember PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI CHAPTER 6 Model Pengembangan Pembelajaran Kaitannya Dengan Bahan Ajar MODEL PENGEMBANGAN FOUR-D (4D) Model pengembangan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Dologan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci