Daya Dukung Wilayah Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Suatu Tinjauan Geografi Ekonomi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daya Dukung Wilayah Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Suatu Tinjauan Geografi Ekonomi)"

Transkripsi

1 Daya Dukung Wilayah Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Suatu Tinjauan Geografi Ekonomi) Oleh I Gusti Lanang Mahendra Gita, Ida Bagus Made Astawa, I Nyoman Suditha Jurusan Pendidikan Geografi, Undiksha Singaraja gitaarshavin@yahoo.co.id, astawa@undiksha.ac.id,suditha@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Duda Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem dengan tujuan: (1) mendeskripsikan daya dukung wilayah dalam mengembangkan industri kerajinan batu padas, (2) mengidentifikasi pola pemasaran hasil produksi industri kerajinan batu padas dan (3) menganalisis sumbangan pendapatan industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan studi populasi. Data diperoleh melalui metode observasi, pencatatan dokumen, dan kuesioner yang pengkajiannya menggunakan pendekatan kewilayahan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geografi ekonomi Desa Duda memiliki daya dukung wilayah untuk dikembangkannya industri kerajinan batu padas, kecuali bahan baku yang masih didatangkan dari luar desa. Pola pemasaran industri kerajinan batu padas dominan dalam lingkup Provinsi Bali, namun terdapat juga yang telah mencapai mancanegara tanpa menggunakan perantara dengan kesepakatan harga menggunakan tawar menawar antara konsumen dan produsen. Sumbangan pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga tergolong besar dengan rata-rata 84%/bulan. Kata Kunci : Daya dukung wilayah, industri kerajinan, batu padas. ABSTRACT The research was conducted in the Duda village, Selat District, Karangasem regency with purpose: ( 1 ) describe the carrying capacity of the region in developing padas stone craft industry, ( 2 ) identify patterns of marketing products padas stone handicraft industry and ( 3 ) analyze the contribution income of padas stone craft industry on household income. This research designed as research descriptive with the study of the population. Data obtained through observation, recording documents, and questionnaires that study raised regional approach with a qualitative descriptive analysis. Data obtained through observation, recording documents, and questionnaires that study raised regional approach with a qualitative descriptive analysis. The results showed that the economic geography has Duda village carrying capacity of the region for the development of padas stone craft industry, except for the raw materials are still imported from outside the village. Industrial marketing pattern stone craft padas is dominant within the scope of the province of Bali, but there is also who have achieved abroad without the use of intermediaries with price agreement using the bargaining between the consumer and the manufacturer. Contribution income padas stone craftsmen craft industry to household incomes is relatively large with an average of 84 % / month. Keywords : Carrying capacity region, handicraft industry, padas stone.

2 PENDAHULUAN Keanekaragaman wilayah atau keragaman kondisi fisik dalam suatu daerah akan berpengaruh pada kondisi sosialnya, baik pada aktivitas maupun kegiatan ekonomi masyarakat tersebut. Hal ini akan menimbulkan berbagai kebiasaan hidup sesuai dengan topografi dan iklim serta tanah setempat (Bintarto, 1977:29). Pemanfaatan wilayah dalam menunjang aktivitas masyarakat serta variasi dari aktivitas ekonomi masyarakat dipelajari dalam Geografi Ekonomi. Melihat keanekaragaman wilayah dipermukakan bumi maka dalam mengembangkan aktivitas ekonomi masyarakat, daya dukung wilayah (potensi wilayah) memiliki peranan yang sangat penting. Alexander (dalam Muliahati, 2004:4) mengemukakan bahwa, Geografi Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari variasi daerah di atas permukaan bumi dalam hubungannya dengan aktivitas manusia untuk berproduksi, tukarmenukar dan penggunaan dari hasilnya. GESAMP (dalam Ratnawati dan Asaad, 2012:175) menyatakan daya dukung merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Daya dukung merupakan istilah yang lebih umum untuk karakter lingkungan dan kemampuannya dalam mengakomodasi suatu kegiatan tertentu atau laju suatu kegiatan tanpa dampak yang tidak dapat diterima. Dalam mengembangkan suatu aktivitas ekonomi disuatu wilayah sangat penting untuk melihat daya dukung atau potensi dari wilayah tersebut. Menurut Muliahati (2004:6), terdapat enam komponen pendukung dalam mengembangkan sebuah industri yaitu bahan mentah, transportasi, tenaga kerja, sumber tenaga, modal, dan pasar. Jika sebuah aktivitas ekonomi didukung oleh potensi wilayah atau daya dukung wilayah tersebut, maka aktivitas ekonomi tersebut akan berkembang dengan baik. Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki aktivitas ekonomi di bidang industri kerajinan, termasuk industri kerajinan batu. Salah satu jenis batu yang di gunakan dalam bidang industri kerajinan batu di Bali yakni batu padas. Salah satu Kabupaten di Provinsi Bali yang mengembangkan industri kerajinan batu padas yakni Kabupaten Karangasem. Dari segi perekonomian kerajinan batu padas memberikan dampak positif dalam perluasan lapangan usaha dan peluang kerja yang tinggi. Di Kabupaten Karangasem,

3 khususnya di Kecamatan Selat hampir di setiap desa ditemukan industri kerajinan batu padas. Salah satu desa yang terdapat di wilayah administrasi Kecamatan Selat yakni Desa Duda. Sebagai daerah industri kerajinan, secara Geografi Ekonomi semestinya memiliki dukungan enam komponen yaitu bahan baku, tenaga kerja, modal, sumber tenaga, sarana transportasi, dan pasar, sehingga dapat berkembang dengan baik (Muliahati,2004:69). Namun di Desa Duda, keberadaan enam unsur tersebut belum semua terpenuhi. Bahan baku batu padas sebagai salah satu unsur pokok dalam mengembangkan suatu industri kerajinan ini tidak terdapat di Desa Duda dan masih didatangkan dari luar desa. Dalam meningkatkan usaha industri kerajinan batu padas tenaga kerja sangat memiliki peran yang penting. Dalam industri kerajinan batu padas ini skill (keahlian atau keterampilan) sangatlah penting untuk dimiliki oleh para pengerajin, salah satunya yakni untuk mengorganisasi berbagai sumber atau faktor produksi tersebut secara efektif dan efesien sehingga dapat mengembangkan industri kerajinan batu padas ini. Pasar METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan juga sangat memegang peranan dalam sebuah industri kerajinan. Dalam hal ini tentu berkaitan dengan pemasaran hasil produk yang dilakukan. Pemasaran hasil produksi yang bagus tentunya akan menimbulkan keuntungan bagi suatu usaha. Pola pemasaran yang dilakukan melalui jasa makelar tentu tidak diinginkan oleh para pengerajin industri kerajinan batu padas yang terdapat di Desa Duda, sebab hal tersebut akan berdampak terhadap keuntungan yang di dapat. Dari berbagai kemungkinan di atas penting untuk diungkap dalam penelitian tentang industri kerajinan batu padas di desa Duda dengan judul Daya Dukung Wilayah Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem (Suatu Tinjauan Geografi Ekonomi). Dengan tujuan 1. Mendeskripsikan daya dukung wilayah desa Duda dalam mengembangkan industri kerajinan batu padas di Desa Duda, 2. Mengidentifikasi pola pemasaran hasil produksi industri dan 3. Menganalisis sumbangan industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga pengerajin di Desa Duda pendekatan keruangan dan menggunakan studi populasi. Jumlah

4 populasi penelitian ini yakni 34 pengerajin pemilik industri kerajinan batu padas. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan kuesioner. Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Daya Dukung Wilayah Desa Duda Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Aspek-aspek yang diteliti dalam daya dukung wilayah untuk industri kerajinan batu padas yaitu: bahan baku, tenaga kerja, modal, sumber tenaga, dan modal. 1) Bahan Baku Bahan baku dalam industri kerajinan batu padas yaitu batu padas atau batuan hasil lelehan lava gunung api yang mengendap dan mengeras yang disebut dengan batuan andesit. Sumber bahan baku untuk industri Kecamatan Selat semuanya berasal dari luar Desa Duda dan Kecamatan Selat atau dari Desa yang lain yang berada di Kabupaten Karangasem. Satu truck batu padas harganya mencapai Rp ,- sampai Rp ,-. Harga tersebut tergantung dari kualitas bahan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengeluaran industri kerajinan batu padas untuk bahan baku di Desa Duda yaitu sebesar Rp ,- selama penelitian dianalisis menggunakan pendekatan keruangan secara deskriptif kualitatif. sebulan. Sedangkan untuk rata-rata pengeluaran bahan baku tertinggi yakni sebesar Rp ,- dan rata-rata yang terendah sebesar Rp ,- 2) Tenaga Kerja Tenaga kerja dalam industri kerajinan batu padas ini keseluruhan berjenis kelamin laki-laki. a. Asal Tenaga Kerja Dalam industri kerajinan ukir batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat sebagian besar pengerajin ikut terjun langsung dalam industri kerajinan batu padas itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (58,8%) tenaga kerja dalam industri kerajinan batu padas di Desa Duda berasal dari Masyarakat Desa Duda sendiri, hal tesebut menunjukkan bahwa industri lebih memanfaatkan sumber daya manusia yang terdapat di dalam Desa Duda tersebut. Keadaan tersebut akan berdampak positif, sebab hal tersebut akan mengurangi jumlah pengangguran yang terdapat di Desa Duda. Terdapat pula variasi antar Dusun. Dusun Dalem, Padang tunggal kangin, Padang tunggal kauh, dan Pegubugan masih didominasi

5 oleh tenaga kerja yang berasal dari dalam desa, sedangkan untuk Dusun Duda didominasi oleh tenaga kerja yang berasal dari luar Desa Duda. b. Jumlah tenaga kerja Jumlah tenaga kerja dalam setiap industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat bervariasi antar industri. Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar jumlah tenaga kerja industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat berjumlah 5 orang keatas dengan persentase 67,6%. Sedangkan industri kerajinan yang menggunakan tenaga yang berjumlah kurang dari 5 orang yang mencapai 32,4%. c. Sistem upah dan besarnya upah Sistem upah pada industri Kecamatan Selat pada umumnya menggunakan sistem harian. Besarnya upah yang diberikan kepada tenaga kerja tergantung dari keahlian yang dimiliki. Untuk seorang pengerajin utama upah yang diberikan mencapai Rp ,- sampai Rp ,- perhari. Sedangkan untuk anggota pengerajin selain pengerajin utama diberi upah Rp ,- perharinya. 3) Modal Menurut hasil penelitian menunjukkan tentang sumber modal yang di gunakan dalam industri Kecamatan Selat berasal dari Bank, pinjaman orang lain, atau juga bisa berasal dari modal sendiri. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar (59%) sumber modal dari indutri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat berasal dari Bank. Selain itu, sumber modal yang berasal dari diri sendiri mencapai 38%. Sedangkan untuk sumber modal yang berasal dari pinjaman orang lain sebanyak 3%. 4) Sumber Tenaga Sumber tenaga yang digunakan dalam industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat menggunakan sumber tenaga yang berasal dari alam dan juga berasal dari fosil. Untuk sumber energi yang berasal dari alam, industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat seluruhnya (100%) menggunakan air. Air ini berfungsi untuk membantu memudahkan diamond segment dalam pemotongan batu padas yang keras. Sedangkan untuk sumber tenaga yang berasal dari fosil, seluruh industri Kecamatan Selat (100%) menggunakan sumber tenaga berupa listrik.

6 5) Transportasi Dalam industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat seluruhnya (100%) menggunakan transportasi yang berfungsi untuk mendistribusikan hasil produksi industri kerajinan batu padas ke konsumen. Sebanyak 44% pengerajin industri menggunakan transportasi milik pribadi, dan sebanyak 56% pengerajin industri kerajinan batu padas menggunakan sarana transportasi yang berasal dari sewa. 2. Pola Pemasaran Hasil Produksi Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda 1) Lingkup Pemasaran hasil produksi industri kerajinan batu padas di Desa Duda Sebagian besar (76%) lingkup pemasaran hasil produksi industri Kecamatan Selat berada pada lingkup Provinsi Bali. Namun terdapat pula lingkup pemasaran yang mencangkup luar dari Provinsi Bali (18%) yakni melingkupi Sumatra, Kalimantan, Jawa Timir, Jerman, Belgia, dan lain sebagainya. Di samping itu terdapat pula lingkup pemasaran dalam Kecamatan Selat saja (6%). Hal tersebut disebabkan karena industri tersebut baru didirikan jadi untuk pemasaran keluar kecamatan sulit untuk dilakukan. 2) Sistem pemasaran hasil produksi industri kerajinan batu padas di Desa Duda. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar(85%) hasil produksi industri kerajinan batu padas dipasarkan dengan sistem dijual sendiri. Sedangkan dengan menggunakan sistem pengepul mencapai 6% dan dengan menggunakan jasa perantara (distributor) sebanyak 9%. Banyaknya sistem pemasaran yang menjual sendiri hasil produksinya dikarenakan untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh dari penjualan hasil produksi industri kerajinan batu padas. 3) Kesepakatan harga dalam penjualan hasil produksi industri Dari hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa seluruh (100%) pengerajin industri kerajinan batu padas di Desa Duda dalam menjual hasil produksinya menggunakan sistem kedua belah pihak/tawar-menawar. 3. Pendapatan Rumah Tangga Pengerajin Batu Padas Di Desa Duda 1) Pendapatan dari industry kerajinan batu padas Pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas disini merupakan

7 pendapatan bersih rata-rata pendapatan yang diterima pengerajin. Hasil tersebut setelah dikurangi biayabiaya pengeluaran pada industri kerajinan batu padas. Besarnya pendapatan pada masing-masing pengerajin bervariasi, pendapatan tertinggi pengerajin industri kerajinan batu padas di Desa Duda mencapai Rp ,00 dan yang terendah mencapai Rp ,00. Pendapatan rata-rata pengerajin industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat sebesar Rp ,00/bulan. Rata-rata pendapatan tertinggi terdapat pada Dusun Bangbang-biaung yaitu sebesar Rp ,00/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata terendah terdapat pada Dusun Duda yaitu sebesar Rp ,00/bulan. 2) Pendapatan dari luar industri kerajinan batu padas Demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga, para pengerajin kerajinan batu padas juga melakukan pekerjaan diluar industri kerajinan batu padas demi memaksimalkan pendapatnnya sebagai kepala keluarga. Namun, terdapat pula pengerajin yang merasa pendapatan dari industri kerajinan batu padas sudah maksimal maka dari itu tidak melakukan pekerjaan diluar industri kerajinan batu padas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pengerajin yang tidak bekerja diluar industri kerajinan batu padas lebih mendominasi yakni berjumlah 79,4%. Sedangkan yang memilih untuk bekerja pada sektor pertanian berjumlah 14,8%. Untuk yang bekerja pada sektor wiraswasta dan pedagang/industri RT sebanyak 2,9%. Pendapatan rata-rata pengerajin diluar industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat sebesar Rp ,00/bulan. Rata-rata pendapatan tertinggi terdapat pada Dusun Pegubugan yaitu sebesar Rp ,00/bulan, sedangkan pendapatan rata-rata terendah terdapat pada Dusun Alas Tunggal, Padang Tunggal Kangin, dan Padang Tunggal Kauh yaitu sebesar Rp. 0/bulan. Hal tersebut diakibatkan oleh pengerajin di Dusun tersebut tidak memiliki pekerjaan diluar industri kerajinan batu padas. Dengan diketahuinya pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas dalam sebulan, maka besar kecilnya sumbangan pendapatan pengerajin industri batu padas terhadap pendapatan rumah tangga dapat diketahui. Rata-rata pendapatan industri kerajinan batu padas adalah sebesar Rp ,00 perbulan dan ratarata pendapatan rumah tangga sebesar

8 Rp ,00 perbulan. Sumbangan pendapatan pengerajin terhadap pendapatan rumah tangga secara keseluruhan adalah 84%/bulan. Artinya sumbangan pendapatan pengerajin terhadap pendapatan rumah tangga tergolong tinggi. Jika dilihat perdusun di Desa Duda rata-rata sumbangan pendapatannya tergolong tinggi. Sumbangan pendapatan pengerajin terhadap pendapatan rumah tangga yang paling tinggi terdapat pada Dusun Bangbang-biaung yaitu sebesar 90,4%, sedangkan yang terendah terdapat pada Dusun Jangu yaitu sebesar 71,4%. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dari industri kerajinan batu padas mendominasi dalam rumah tangga pengerajin. Pembahasan 1. Daya Dukung Wilayah Desa Duda Untuk Industri Kerajinan Batu Padas Daya dukung wilayah merupakan kemampuan suatu wilayah dalam menunjang sebuah aktivitas masyarakat di suatu wilayah tanpa merusak ekosistem yang ada. Dalam geografi ekonomi, yang dimaksud dengan daya dukung yakni kemampuan suatu wilayah dalam menyediakan unsur-unsur geografi ekonomi diantaranya bahan baku, tenaga kerja, sumber tenaga, modal, transportasi, dan pasar. Semakin terpenuhinya keberadaan unsur-unsur geografi ekonomi di suatu wilayah maka daya dukung wilayah tersebut tinggi, namun semakin tidak terpenuhinya unsur-unsur geografi ekonomi tersebut daya dukungnya rendah. Selain itu, dalam geografi ekonomi penempatan lokasi industri cenderung mengambil tempat pada titik optimum dalam mencapai unsur-unsur komponennya. Jika menggunakan bahan baku yang mudah rusak, maka suatu industri akan mengambil lokasi dekat dengan bahan baku. Apabila hasil produknya gampang mengalami kerusakan maka suatu industri akan mengambil lokasi dekat dengan pasar. Bila biaya energi mekanis dalam pengolahan merupakan pengeluaran utama dari biaya keseluruhan, maka lokasi industri akan dekat dengan sumber tenaga. Apabila gaji (upah) tenaga kerja terampil merupakan pengeluaran utama dari biaya keseluruhan maka suatu industri akan mengambil lokasi dekat dengan tenaga kerja. Untuk industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat secara teoritis idealnya lokasinya berada dekat dengan tenaga kerja. Industri kerajinan batu padas di Desa Duda secara teori sangat cocok dikembangkan dekat dengan tenaga kerja, sebab upah tenaga kerja

9 merupakan prioritas utama. Jika dilihat dari daya dukung wilayah Desa Duda untuk mengembangkan industri kerajinan batu padas, keberadaan keenam unsur geografi ekonomi hampir bisa terpenuhi oleh Desa Duda. Tenaga kerja yang digunakan dalam industri kerajinan batu padas sebagian besar berasal dari dalam Desa Duda, hal tersebut menunjukkan dari unsur tenaga kerja, Desa Duda sangat mendukung untuk dikembangkannya industri kerajinan batu padas. Sedangkan untuk pasar, industri kerajinan batu padas memiliki pasar di seluruh wilayah Provinsi Bali bahkan sampai luar Provinsi Bali. Jadi dari unsur pasar, industri kerajinan batu padas di Desa Duda tidak mengalami kendala. Dari segi modal, walaupun masih banyak yang berasal dari Bank (LPD), namun hal tersebut tidak menjadi faktor penghalang sebab bunga yang rendah diberikan oleh Bank (LPD) yang berada di Desa Duda sehingga tidak terlalu besar mengurangi keuntungan yang diperoleh. Sedangkan untuk sarana transportasi walaupun kebanyakan pengerajin masih menyewa, tetapi terdapat pula yang menggunakan mobil pribadi untuk industri kerajinan batu padas. Sumber tenaga yang dipergunakan dalam industri kerajinan batu padas di Desa Duda yakni air dan listrik. Untuk sumber tenaga berupa air Desa Duda sangat mendukung industri kerajinan batu padas terlihat dari keberadaan enam sungai yang mengalir di Desa Duda, sedangkan untuk sumber daya listrik sudah terpenuhi oleh PLN di Desa Duda. Unsur yang tidak dimiliki oleh Desa Duda yakni bahan baku industri kerajinan batu padas, namun hal tersebut bisa ditanggulangi dengan mendatangkan bahan baku dari luar desa seperti Desa Tianyar dan Tigaron yang berada di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Jika memperhatikan ketersediaan enam unsur geografi ekonomi untuk mengembangkan industri kerajinan batu padas di Desa Duda, satu unsur tidak dimiliki oleh Desa Duda yaitu bahan baku. Namun, memperhatikan sifat insutri kerajinan batu padas yang menggunakan bahan baku dan menghasilkan produk yang tidak mudah rusak maka bahan baku dapat didatangkan dari luar daerah sendiri. Jadi secara keseluruhan Desa Duda cukup mendukung untuk berkembangnya industri kerajinan batu padas, terlihat dari hampir seluruh unsur geografi ekonomi mampu di sediakan Desa Duda untuk industri kerajinan batu padas seperti sumber tenaga, transportasi, modal, dan yang paling dominan yakni tenaga kerja.

10 Walaupun bahan baku belum mampu untuk disediakan oleh Desa Duda, namun bahn baku tersebut sudah dapat didatangkan dari luar desa. 2. Pola Pemasaran Hasil Produksi Industri Kerajinan Batu Padas Di Desa Duda Berkenaan dengan pola pemasaran hasil produksi, setiap produsen akan berusaha agar produksi yang dihasilkannya dapat terjual dengan harapan agar mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, produsen harus dapat melaksanakan aktivitas usahanya secara maksimal. Salah satu aktivitas yang penting untuk dilakukan adalah melakukan pemasaran dengan baik dan tepat, karena besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tergantung pada pola pemasaran yang dilakukan. Pola pemasaran hasil produksi industri dapat dilihat dari tiga sisi yakni, sistem distribusi produk, kesepakatan harga, dan lingkup pemasaran. Secara teoritis penyaluran hasil produksi harus dilakukan dengan berbagai jalur atau saluran distribusi. Pemilihan jalur atau saluran juga merupakan masalah ekonomi sebab harus membandingan antara biaya dan hasil. Semakin banyak menggunakan saluran distribusi maka semakin tinggi harga barang bagi konsumen, begitu juga sebaliknya. Sedangkan jika menggunkan penyaluran langsung dari produsen ke konsumenakan dapat menghemat biaya pemasaran. Untuk industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat sebagian besar menggunakan sistem penyaluran langsung sebab kebanyakan dari konsumen yang mendatangi dan memesan kerajinan batu padas kepada pengerajin industri kerajinan batu padas, artinya pengerajin tersebut langsung bertransaksi dengan konsumen. Untuk sistem kesepakatan harga dari hasil produksi industri kerajinan batu padas dilakukan dengan sistem kesepakatan kedua belah pihak, artinya terjadi tawar menawar antara produsen dan konsumen demi tercapainya kepuasan antara keduanya. Lingkup pemasaran hasil produksi industri kerajinan batu padas di Desa Duda kecamatan Selat sebagian besar mencangkup dalam regional Provinsi Bali. Hampir di seluruh Provinsi Bali menjadi lingkup pemasaran industri kerajinan batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat. Selain mencangkup tingkat region, lingkup pemasaran industri kerajinan batu padas di Desa Duda juga mencapai pasar inter-region, seperti Kalimatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Belgia, Jerman, dll. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri kerajinan

11 batu padas yang terdapat di Desa Duda Kecamatan Selat sudah dikenal di mata dunia. Jadi secara umum pola pemasaran tidak mengalami kendala dalam mengembangkan industri. 3. Sumbangan Pendapatan Industri Kerajinan Batu Padas Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pengerajin Batu Padas Di Desa Duda Sumbangan pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga merupakan proporsi pendapatan yang disumbangkan oleh anggota rumah tangga. Secara teoritis industri kerajinan batu padas akan menyumbangkan pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga. Selain itu semakin kecil pendapatan dari mata pencaharian pokok maka akan pendapatan dari mata pencaharian sampingan akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Duda yang bermatapencaharian pokok sebagai pengerajin industri kerajinan batu padas, sebagian besar pengerajin yang fokus terhadap pekerjaannya pada industri kerajinan batu padas maka dari itu tidak mementingkan pekerjaan sampingan lagi, namun terdapat pula yang ingin memaksimalkan pendapatannya dengan menekuni pekerjaan sampingan diluar indutri kerajinan batu padas. Rata-rata pendapatan pengerajin yang berasal dari industri kerajinan batu padas yaitu sebesar Rp ,00/bulan sedangkan ratarata pendapatan pengerajin diluar industri kerajinan batu padas yaitu sebesar Rp ,00/bulan. Besar kecilnya sumbangan pendapatan industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga yaitu dengan cara mengetahui proporsi pendapatan industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga dalam hitungan satu bulan. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa secara keseluruhan rata-rata sumbangan pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga yaitu sebesar 84%/bulan. Artinya rata-rata sumbangan pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas terhadap pendapatan rumah tangga tergolong besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga pengerajin bertumpu pada pendapatan industri kerajinan batu padas. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

12 1. Secara geografi ekonomi Daya dukung wilayah Desa Duda untuk industri kerajinan batu padas termasuk medukung. Hal tersebut tersebut terlihat dari cukup terpenuhinya aspek-aspek geografi ekonomi untuk industri kerajinan batu padas seperti tenaga kerja, sumber tenaga, modal, transportasi, dan pasar. Untuk aspek bahan baku, Desa Duda belum mampu menyediakan namun bahan baku tersebut sudah didatangkan dari Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. 2. Pola pemasaran hasil industri dapat dilihat dari tiga sisi yakni sistem distribusi, kesepatan harga, dan lingkup pemasaran. Sistem distribusi hasil industri kerajinan batu padas di Desa Duda sebagian besar menggunakan sistem menjual sendiri, hal tersebut dikarenakan konsumen tersebut langsung mendatangi pengerajin untuk membeli hasil kerajinan batu padas. Selain itu dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh tanpa dikurangi biaya untuk perantara. Sistem kesepakatan harga yang dilakukan pengerajin dengan konsumen menggunakan sistem kesepakatan kedua belah piahak, artinya terjadi tawar menawar antara produsen dengan konsumen agar tercapainya kepuasan harga antara kedua belah pihak. Lingkup pemasaran hasil produksi industri kerajina batu padas di Desa Duda Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem sudah mencapai kancah nasional dan internasional disamping juga diwilayah Provinsi Bali. 3. Sumbangan pendapatan pengerajin terhadap pendapatan rumah tangga pengerajin industri kerajinan batu padas di Desa Duda sebagian besar berasal dari pendapatan pengerajin industri kerajinan batu padas. Adapun rata-rata sumbangan pendapatan pengerajin terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 84%/bulan. DAFTAR RUJUKAN Bintarto Geografi Sosial. Yogyakarta: UP SPRING. Muliahati, Desak Made Geografi Ekonomi.Buku Ajar (tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Singaraja. Ratnawati, Erna dan A. Indrajaya Asaad Daya Dukung Lingkungan Tambak Di Kecamatan Pulau Derawan Dan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Volume 4 No. 2 (hlm ). Sulawesi Selatan: Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau.

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI)

INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) INDUSTRI BATU BATA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Ketut Trisnawati Ketut Suratha dan Made Suryadi

Lebih terperinci

Oleh: I Wayan Suarsana

Oleh: I Wayan Suarsana Kajian Geografi Ekonomi Tentang Distribusi Pemasaran Hasil Pertanian Sayuran Pada Pasar Induk Sayur-Mayur Baturiti di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Oleh: I Wayan Suarsana I Ketut Suratha, Ida Bagus

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Tanti Purwanti Made Suryadi dan I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Oleh. Ni Wayan Tanti Purwanti Made Suryadi dan I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja DIVERSIFIKASI TANAMAN CABAI DAN BUNGA PACAR AIR UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DI DESA SELISIHAN KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG (TINJAUAN GEOGRAFI EKONOMI) Oleh Ni Wayan Tanti Purwanti Made

Lebih terperinci

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DI DUSUN PASEKAN DESA GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Negara Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE By Sri Rapika Novalina¹), Hendrik²), Firman Nogroho²) ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA Beni Saputra 1), Fachri Thaib 2), Budiyono 3) This study aims to examine the factors supporting the establishment

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI. Lilik Sunarsih *) & Umar HMS **)

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI. Lilik Sunarsih *) & Umar HMS **) STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN KECAMATAN ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI Lilik Sunarsih *) & Umar HMS **) Abstract : Marketing strategy is an overall plan to

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand). GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Lebih terperinci

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI (JURNAL) Oleh : SITI USWATUN HASANAH

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI (JURNAL) Oleh : SITI USWATUN HASANAH 0 TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI (JURNAL) Oleh : SITI USWATUN HASANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INDUSTRI KETAK, TENUN, DAN GERABAH DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

ANALISIS KINERJA INDUSTRI KETAK, TENUN, DAN GERABAH DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH ANALISIS KINERJA INDUSTRI KETAK, TENUN, DAN GERABAH DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Hamid Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Industry sector especially small industry

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, yang dapat meningkatkan nilai guna barang bagi kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

PERSEBARAN KERAJINAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ATA DI KECAMATAN KARANGASEM (TINJAUAN KARTOGRAFI TEMATIK)

PERSEBARAN KERAJINAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ATA DI KECAMATAN KARANGASEM (TINJAUAN KARTOGRAFI TEMATIK) PERSEBARAN KERAJINAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ATA DI KECAMATAN KARANGASEM (TINJAUAN KARTOGRAFI TEMATIK) Oleh: Ni Ketut Dian Aryati I Wayan Treman, Ida Bagus Made Astawa*) Jurusan Pendidikan Geografi, FIS

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL THE CONTRIBUTION OF POTTERY TOWARDS TOTAL INCOME AND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1)

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1) b. Fungsi Pasar Pasar sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara, maka dari itu muncullah fungsi utama pasar antara lain: 1) Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga. artinya pasar merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Jurnal Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011) : 21-32 ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU Hendrik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan ekonomi dan kemajuan suatu negara. Industri perlu dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH 224 ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Analyze Break Even Point (BEP) And The Risk Of Snakehead Fish

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

2.5. Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

2.5. Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 2.5. Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 2.5.1. Nilai Tukar Nelayan Nilai Tukar Nelayan (NTN) merupakan salah satu proxy indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan nelayan di pedesaan

Lebih terperinci

Pengaruh Diversifikasi Produk dan Distributor Terhadap Volume Penjualan Souvenir Maya Eka Novitasari, Bambang Suyadi Abstrak:

Pengaruh Diversifikasi Produk dan Distributor Terhadap Volume Penjualan Souvenir Maya Eka Novitasari, Bambang Suyadi Abstrak: Pengaruh Diversifikasi Produk dan Distributor Terhadap Volume Penjualan Souvenir (pada Industri Kerajinan Kerang di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2012) Maya Eka Novitasari, Bambang Suyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI

STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI 1 STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN ROGOJAMPI, KABUPATEN BANYUWANGI STRATEGI PEMASARAN HOME INDUSTRY PENGRAJIN ANYAMAN BAMBU DI DESA GINTANGAN, KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT, 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis kelurahan Langgam Langgam merupakan kelurahan yang ada di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelelawan dengan luas daerah 11.70 km2, yang terdiri

Lebih terperinci

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO Devita Ariyanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya Devita.ariyanti@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

Oleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)

Oleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005) PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN Oleh : Azam Sah Roni, Sumadi, Nani Suwarni

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN Oleh : Azam Sah Roni, Sumadi, Nani Suwarni TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012 Oleh : Azam Sah Roni, Sumadi, Nani Suwarni ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dan berapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi input tersebut dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dan berapa input yang dibutuhkan untuk memproduksi input tersebut dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Landasan Teori 1.1.1 Definisi Produktivitas Produktivitas merupakan hubungan antar berapa output yang di hasilkan dan berapa input yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan ekonomi Indonesia telah dituangkan pada program jangka panjang yang disusun oleh pemerintah yaitu program Masterplan Percepatan Perluasan dan

Lebih terperinci

BAB VII INDUSTRI Manufacture

BAB VII INDUSTRI Manufacture BAB VII INDUSTRI Manufacture Berau Dalam Angka 03 Page 75 Berau Dalam Angka 03 Page 76 Peran sektor industri dalam pembangunan adalah untuk memberikan nilai tambah faktorfaktor produksi. Sektor industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh K. Yunitha Aprillia Ida Bagus Made Astawa, I Gede Astra Wesnawa *) Jurusan Pendidikan Geografi,Undiksha Singaraja

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. Rina Hasyim Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu daerah didasarkan pada bagaimana suatu daerah dapat meningkatkan pengelolaan serta hasil produksi atau output dari sumber dayanya disetiap

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri memiliki peranan yang penting dalam rangka usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum tujuan pembangunan industri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 1997 telah mengalami kontraksi dari tahun sebelumnya,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Jurnal Pendidikan Geografi Volume Nomor Tahun 01. 408-41 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Ma rifatul Faizah

Lebih terperinci

EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI

EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI 1. Pranita 2. Sulistinah S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

ANAK-ANAK PEKERJA OFF-FARM PADA DAERAH UP LAND DI OBJEK WISATA PENELOKAN. Oleh: I Ketut Putra Jaya

ANAK-ANAK PEKERJA OFF-FARM PADA DAERAH UP LAND DI OBJEK WISATA PENELOKAN. Oleh: I Ketut Putra Jaya ANAK-ANAK PEKERJA OFF-FARM PADA DAERAH UP LAND DI OBJEK WISATA PENELOKAN Oleh: I Ketut Putra Jaya Ida Bagus Made Astawa, Made Suryadi *) Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana Singaraja-Bali e-mail:

Lebih terperinci

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 4, No. 2, April 2015

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol. 4, No. 2, April 2015 Kontribusi Usahatani Jeruk Siam (Citrus nobilis) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Poktan Gunung Mekar, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. NYOMAN TONY ANGGA WIJAYA, RATNA KOMALA DEWI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini diarahkan untuk mengubah SDM menjadi tenaga kerja yang profesional sehingga SDM dapat dimanfaatkan secara optimal dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU THE CONTRIBUTION OF THE FISHERIES SUB-SECTOR REGIONAL GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU JURNAL Motivasi Pembudidaya Dalam Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Jorong Rambahan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat OLEH RAFIKAH NIM:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian... 19

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian... 19 DAFTAR ISI ABSTRAK... i PERNYATAAN... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR PETA... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Drs. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 ( nandanghendriawan2@yahoo.co.id ) Yasinta Nur

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN*

KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* KESEMPATAN KERJA DI PEDESAAN SULAWESI SELATAN* Oleh : Chaerul Saleh Dalam tulisan ini pengukuran jenis dan besarnya kapasitas penyerapan tenaga per jenis kegiatan dicoba didekati dengan data jumlah tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi, yang bertujuan untuk menambah nilai

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Oleh : IRVAN EFENDI NAIBAHO 101201146 PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Lebih terperinci

Noansa Damayanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya,

Noansa Damayanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, KAJIAN INDUSTRI LOGAM DI KELURAHAN PAJU KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO Noansa Damayanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, noansadamayanti@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, diartikan sebagai pembangunan yang tidak ada henti-hentinya dengan tingkat hidup generasi yang akan datang tidak

Lebih terperinci

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT

ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI. Adi Bhakti ABSTRACT ESTIMASI FUNGSI KONSUMSI PANGAN DAN NON PANGAN PENDUDUK PERKOTAAN PROPINSI JAMBI Adi Bhakti Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi adibhakti@unja.ac.id ABSTRACT This study aims

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN 28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN PRODUCTION SHARING IN BROILER PARTNERSHIP IN PT. X IN MAROS REGENCY, SOUTH SULAWESI PROVINCE Mathina Ranggadatu¹,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 1 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta This research aims to know the characteristics

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang mengarah kearah yang lebih baik dalam berbagai hal baik struktur ekonomi, sikap, mental, politik dan lain-lain. Dari

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA TAMBAK SILVOFISHERY DAN NON SILVOFISHERY SERTA KONTRIBUSI USAHA TAMBAK TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA

ANALISIS FINANSIAL USAHA TAMBAK SILVOFISHERY DAN NON SILVOFISHERY SERTA KONTRIBUSI USAHA TAMBAK TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANALISIS FINANSIAL USAHA TAMBAK SILVOFISHERY DAN NON SILVOFISHERY SERTA KONTRIBUSI USAHA TAMBAK TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA SKRIPSI INDRA BUDIMAN 091201116 MANAJEMEN HUTAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar masyarakatnya bergerak dalam bidang pertanian. Sektor pertanian tidak saja sebagai penyedia kebutuhan

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Ika Lis Mariatun STKIP PGRI Bangkalan Abstrak Faktor produksi

Lebih terperinci

PROFIL INDUSTRI KERIPIK TEMPE SUKA NIKI DI DESA SOKARAJA TENGAH KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

PROFIL INDUSTRI KERIPIK TEMPE SUKA NIKI DI DESA SOKARAJA TENGAH KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian PROFIL INDUSTRI KERIPIK TEMPE SUKA NIKI DI DESA SOKARAJA TENGAH KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) DISUSUN

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci