UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD LAPORAN MAGANG OKTA VADHYAH AHLINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD LAPORAN MAGANG OKTA VADHYAH AHLINA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD LAPORAN MAGANG OKTA VADHYAH AHLINA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013

2 UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ASET TETAP PADA PT BCD LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi OKTA VADHYAH AHLINA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2013

3 ii Universitas Indonesia

4 iii Universitas Indonesia

5 KATA PENGANTAR Segala puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada Penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulisan laporan magang ini berisi penjelasan dan hasil analisa Penulis atas prosedur audit aset tetap pada PT. BCD yang mulai dilaksanakan pada bulan Juni tahun Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan. Namun, Penulis berharap laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam proses pembuatan laporan magang ini maupun proses belajar Penulis selama di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, antara lain: 1. Ibu Viska Anggraita selaku dosen pembimbing Penulis dalam proses penulisan laporan magang ini yang telah memberikan banyak masukkan dari awal sampai akhir pembuatan laporan magang ini. 2. Ibu Vera Diyanti dan Ibu Nurul Husnah selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukkan. 3. KAP RED yang telah memberikan kesempatan bagi Penulis untuk mengikuti program kegiatan magang selama tiga bulan pada tahun PT. BCD yang telah memberikan data-data yang sangat membantu dalam proses pembuatan lapran magang. 5. Ibu Penulis yaitu R. Nurmi Siddik yang telah membesarkan Penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu mendukung Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. 6. Keluarga besar Penulis yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat terutama di saat proses kegiatan magang berlangsung. iv Universitas Indonesia

6 7. Teman-teman Penulis selama di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia termasuk teman-teman yang mengikuti program magang di KAP RED yaitu Penny, Azhar, Endang, Kak Naufal, Nindya, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 8. Teman-teman terdekat Penulis yang telah menjadi teman yang begitu baik dan selalu mendukung Penulis selama bertahun-tahun yaitu Anggun, Arum P.S, Kak Arum, Hikmah, Icha, Ivo, Morel, Ninda, Ochy, Riesta, Sahid, dan Tia. 9. Rekan-rekan kerja yang senantiasa membantu Penulis dalam proses kegiatan magang sehingga Penulis dapat membuat laporan magang ini dan mendapat pengalaman yang berharga yaitu Pak Marwoto, Kak Ratna, Mimi, Mas Rendra, Fiki, dan Mbak Tika. 10. Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang sangat berharga yang telah diberikan selama ini. 11. Berbagai staf Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang telah memberikan kontribusinya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Penulis dapat terus mengejar ilmu dan cita-cita selama Penulis belajar. Akhir kata, Penulis memanjatkan doa agar segala bantuan dan kebaikan yang diberikan oleh pihak-pihak yang telah disebutkan di atas diberikan balasan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap agar laporan magang ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan terutama bagi adik-adik yang berminat untuk mengambil program magang dan tertarik untuk berkarir di Kantor Akuntan Publik. Depok, 21 Desember 2012 Penulis v Universitas Indonesia

7 vi Universitas Indonesia

8 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Okta Vadhyah Ahlina : Akuntansi : Prosedur Audit Aset Tetap pada PT. BCD Laporan ini berisi tentang bagaimana prosedur audit aset tetap dilakukan atas PT. BCD yang bergerak di industri produksi semen. Laporan ini mendeskripsikan tahapan prosedur audit yang dilakukan untuk mengaudit PT. BCD. Laporan ini membahas mengenai isuisu seperti pembatasan lingkup audit, penurunan nilai aset Construction in Progress, dan keraguan atas keberlangsungan usaha. Selain itu juga dilakukan analisis mengenai aset tetap dan proses audit di PT. BCD. Kata kunci: Aset Tetap, Pembatasan Lingkup Audit, Construction in Progress, Keberlangsungan Usaha, Prosedur Audit vii Universitas Indonesia

9 ABSTRACT Name Study Program Title : Okta Vadhyah Ahlina : Accounting : Fixed Asset Audit Procedures at PT. BCD This internship report contains description about the audit process done at PT. BCD which engaged in cement production industry. This report describes the steps of the audit procedures taken in auditing PT. BCD. This report describes the issues such as limitation of scope in auditing procedures, company s going concern, and the impairment of tangible assets owned under the classification of Construction in Progress. This report also shows the analysis of the audit procedures done by the auditors and the tangible assets owned by PT. BCD. Keywords: Property, Plant, & Equipment, Audit Limitation of Scope, Construction in Progress, Going Concern, Audit Procedures viii Universitas Indonesia

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ii TANDA PERSETUJUAN AKHIR MAGANG.. iii HALAMAN PENGESAHAN. iv KATA PENGANTAR. v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.. vii ABSTRAK viii DAFTAR ISI..... ix DAFTAR GAMBAR.. xii DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Magang Tujuan dan Manfaat Program Magang Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Kegiatan Magang Ruang Lingkup Laporan Magang Sistematika Penulisan... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Audit Perencanaan dan Pendesainan Pendekatan Audit Test of Control dan Tes Substantif atas Transaksi Analytical Procedure dan Test of Detail Balance Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit Pendekatan-Pendekatan Audit Risiko dan Materialitas.. 16 ix Universitas Indonesia

11 2.4 Opini-opini Audit Kelangsungan Usaha PSA Audit Aset Tetap Standar Akuntansi Aset Tetap Construction in Progress (CIP) Kelangsungan Usaha Standar Akuntansi Penurunan Nilai Aset 29 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil KAP RED Metodologi Audit KAP RED Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang Pra-Perencanaan Perencanaan Fieldwork Transaksi, Akun-Akun, dan Penyajian Penyelesaian dan Pelaporan Profil PT. BCD Awal Pendirian PT. BCD Dampak Krisis Moneter pada PT. BCD Kondisi Bisnis PT. BCD BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Fase-Fase Pelaksanaan Audit di PT. BCD Penerimaan Klien dan Evaluasi Ulang Pra-Perencanaan Perencanaan Fieldwork Transaksi, Akun, dan Penyajian Penyajian dan Pelaporan Prosedur Audit Aset Tetap Aset Tetap PT. BCD Prosedur Analisis Aset Tetap x Universitas Indonesia

12 4.2.3 Penyusutan Akuntansi Penjualan Aset Tetap Penurunan Nilai Aset Construction in Progress (CIP) Memastikan Seluruh Aset Tetap Dimiliki Oleh Klien Cek Fisik Aset Tetap Dampak Hasil Audit Aset Tetap Terhadap Opini Audit. 61 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Saran Untuk KAP RED Untuk PT. BCD Untuk yang Berminat menjadi Peserta Magang.. 64 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi Universitas Indonesia

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 General Transaction-Related Audit Objectives 11 Tabel 2.2 General Balance-Related Audit Objectives.. 13 Tabel 2.3 General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives. 14 Tabel 2.4 Balance-Related Audit Objectives Akuisisi PPE Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objetives Penjualan PPE Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun PPE.. 23 Tabel 2.7 Balance-Related Audit Objectives Beban Depresiasi Tabel 2.8 Balance-Related Audit Objectives Akumulasi Depresiasi Tabel 2.9 Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives Tabel 3.1 Perencanaan Pembangunan Pabrik Tuban 37 Tabel 4.1 Z Score Analysis Tabel 4.2 Materiality Determination. 44 Tabel 4.3 Program Audit Aset Tetap 48 Tabel 4.4 Lead Schedule Tabel 4.5 Beban Depresiasi.. 54 Tabel 4.6 Akumulasi Depresiasi Tabel 4.7 Saldo Akhir Aset Tetap. 55 Tabel 4.8 Vouching Penjualan Aset Tetap Tabel 4.9 Komparasi Indikasi Penurunan Nilai Dengan Keadaan Pabrik 59 xii Universitas Indonesia

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit. 8 Gambar 2.2 Hubungan di Antara Siklus Gambar 2.3 Asset Impairment.. 30 Gambar 3.1 KAP RED Audit Approach Flowchart.. 32 xiii Universitas Indonesia

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Magang Pendidikan adalah sistem yang dibuat untuk mencerdaskan manusia dari segi spiritual, emosional, sosial, dan intelektual sehingga ia dapat menjadi manusia yang berilmu, kreatif, dan mandiri. Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah dan di universitas difokuskan pada pendidikan akademis untuk mengembangkan pengetahuan dan intelektualitas manusia agar dapat memiliki keterampilan hidup. Keterampilan hidup inilah yang dijual oleh manusia untuk mencari nafkah agar dapat hidup secara mandiri. Tetapi manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sehingga mereka perlu saling tolong-menolong untuk menciptakan standar kehidupan yang lebih baik. Masyarakat berinteraksi dengan kompleks dan diperlukan kecerdasan sosial dan emosional untuk beradaptasi dengan nilai dan norma yang dijunjung oleh suatu lingkungan masyarakat. Sehingga dalam mencari nafkah, tidak hanya menjual keterampilan yang dimiliki tetapi juga perlu didampingi dengan kemampuan bersosialisasi yang baik dengan sesama agar dapat diterima oleh suatu kelompok masyarakat. Maka dari itu, pendidikan formal tidak cukup karena hanya mendukung pengembangan akademis saja. Magang adalah suatu program pelatihan yang dibuat oleh berbagai perusahaan untuk memberikan fasilitas bagi para mahasiswa untuk mengasah dan mempraktikkan keterampilan di dunia nyata dan secara bersamaan juga menjadi media dalam mengasah kecerdasan sosial dan emosional. Mahasiswa diterjukan langsung di lingkungan kerja dimana mereka diharapkan untuk mempraktikkan pengetahuan akademis yang telah dipelajari dan memperbaiki kemampuan bersosialisasi sekaligus membantu kegiatan bisnis perusahaan. Program magang menjadi salah satu media pendidikan yang penting mengingat banyaknya ilmu yang dapat diambil dan juga mempersiapkan mental mahasiswa dalam bekerja. Program 1

16 2 magang yang diberikan di Kantor Akuntan Publik dapat memberikan mahasiswa akuntansi kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu akuntansi dan audit yang dipelajari di universitas. Program magang di Kantor Akuntan Publik juga melatih kemampuan bersosialisasi karena mahasiswa dituntut untuk berkomunikasi dengan klien, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan bekerja dengan anggota tim yang berbeda-beda. 1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang Tujuan dari program magang ini adalah untuk memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selain itu, program magang juga menjadi media pendidikan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk dapat mempraktikkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan mengembangkan kemampuan emosional dan sosial dalam bersosialisasi di lingkungan kerja. Manfaat program magang yang diselenggarakan oleh KAP RED menurut Penulis antara lain: Memiliki pengetahuan mengenai aplikasi teori audit di tempat kerja yang sesungguhnya Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menjadi auditor eksternal Memahami dengan lebih baik bagaimana kegiatan audit berjalan Mengasah hard-skill dan soft-skill sehingga selanjutnya dapat mudah terbiasa beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru Dapat mengevaluasi diri sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri baik di pengetahuan akademis maupun di kemampuan beradaptasi Meningkatnya kemampuan berkomunikasi karena diharuskan untuk berkomunikasi dengan klien untuk memperoleh penjelasan mengenai permasalahan yang ada saat melakukan kegiatan audit

17 3 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang Penulis melaksanakan kegiatan magang di KAP RED selama tiga bulan yang berlangsung sejak tanggal 11 Juni sampai dengan 11 September Selama program magang, Penulis mengikuti proses audit di empat klien yang berkedudukan di Jakarta dan Tangerang. Keempat klien ini bergerak di jenis sektor usaha yang berbeda-beda seperti sektor jasa pertambangan, sektor perdagangan, sektor industri kimia semen, dan sektor properti dan real estate. Penulis, selama program magang berlangsung, diperlakukan seperti layaknya auditor junior yang bekerja di KAP RED yang dituntut untuk memiliki tanggung jawab dan tingkat profesionalitas yang sama dengan auditor junior lainnya. 1.4 Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Kegiatan Magang Selama kegiatan program magang berlangsung, Penulis telah mengikuti proses audit di klien-klien berikut yaitu: a. PT. X PT. X bergerak di sektor jasa pertambangan. PT. X memberikan jasa dengan menyediakan mesin dan tenaga kerja untuk proses kegiatan penggalian untuk perusahaan tambang yang mengkhususkan kegiatan usahanya ke penggalian emas. PT. X berdiri sejak tahun 2010 dan mulai beroperasi pada tahun Proses audit dilakukan untuk laporan keuangan tahunan periode 31 Desember Proses audit PT. X yang diikuti oleh Penulis adalah melakukan full vouching akun pembelian. b. PT. Y PT. Y bergerak di bidang usaha perdagangan. PT. Y membeli barang-barang salah satu perusahaan yang memproduksi produk farmasi, alat kesehatan, dan consumer goods. Lalu PT. Y menjual barang-barang ini ke toko-toko retail. Penjualan terbesarnya adalah ke salah satu pasar swalayan terbesar di Indonesia. Proses audit dilakukan untuk laporan keuangan tahunan yang

18 4 berakhir pada tanggal 31 Desember Proses audit hampir selesai disaat Penulis ditugaskan ke PT. B dan Penulis diberikan tugas untuk mengaudit akun Trade Debitor dan Trade Creditor. c. PT. BCD PT. BCD bergerak di industri pembuatan semen. PT. BCD adalah perusahaan yang masih di dalam tahap pengembangan (development stage). PT. BCD telah menjadi perusahaan produksi semen yang berada di tahap pengembangan sejak tahun 1997 tetapi krisis moneter di Indonesia pada tahun 1998 mengganggu kegiatan pembangunan PT. BCD. Karena krisis moneter, PT. BCD melakukan pemberhentian pembangunan atas perusahaannya dan tidak lagi beroperasi secara aktif sejak tahun 1998 karena kekurangan modal. Namun PT. BCD masih tetap berdiri sampai sekarang dibantu oleh pemegang saham PT. BCD yang selalu memberikan pinjaman kepada manajemen PT. BCD untuk membiayai berbagai pengeluaran yang diperlukan. Proses audit dilakukan untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember Proses audit diikuti Penulis dari awal sampai akhir fase fieldwork. Penulis mengaudit akun Other Debtors and Prepayment, Shareholders s Fund, Tangible Fixed Assets, Other Creditors and Accruals, dan Operating Costs. d. PT. Z PT. Z adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang usaha properti dan real estate. PT. Z adalah developer yang membangun suatu wilayah dengan membuat jalan, jembatan, aliran air, tempat-tempat berbelanja, dan perumahan. Lalu PT. Z menyewakan tempat-tempat berbelanja dan menjual perumahan-perumahan yang telah dibangun. Selain itu, PT. Z juga membuat usaha transportasi mandiri yang menghubungkan daerah perumahannya ke pusat kota (Tangerang Sudirman) karena lokasi perumahannya yang cukup

19 5 jauh dari perkotaan. Disini, Penulis melakukan proses review untuk laporan keuangan PT. Z periode 1 Januari sampai dengan 31 Juni Proses review diikuti Penulis dari awal sampai akhir. Penulis memegang akun Investment Property, Shareholder s Fund, Trade Creditors, dan Bank Loan. 1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang Dalam laporan magang ini, Penulis akan membahas mengenai proses audit atas akun aset tetap di PT. BCD. Penulis juga akan membahas mengenai isu-isu yang muncul saat mengaudit PT. BCD seperti isu penurunan nilai pada aset Construction in Progress, kelangsungan usaha, dan pembatasan lingkup audit. Selain itu, penulis akan menganalisa kecukupan prosedur audit di PT. BCD. Penulis memilih kegiatan audit di PT. BCD sebagai laporan magang karena Penulis dipercaya untuk mengaudit lebih banyak akun sehingga Penulis dapat memberikan lebih banyak analisis. Selain itu, permasalahan yang ada di PT. BCD juga lebih menarik untuk dijadikan bahan laporan magang karena adanya isu penurunan nilai (impairment) aset CIP, pembatasan lingkup audit, dan kelangsungan usaha. Ketiga isu ini signifikan sehingga mempengaruhi opini audit yang akan dikeluarkan oleh KAP RED. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan magang ini dibagi menjadi 5 (lima) bab disertai dengan lampiran dengan rincian sebagai berikut: a. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 adalah bagian pendahuluan yang membahas mengenai program magang secara umum seperti latar belakang, tujuan dan manfaat program magang, tempat dan periode program magang berlangsung, ruang lingkup kegiatan magang dan sebagainya. Bab 1 juga membahas mengenai sistematika penulisan setiap bab dari laporan magang ini yang terdiri dari lima bab.

20 6 b. Bab 2 Landasan Teori Bab 2 adalah bagian yang menjelaskan teori-teori yang telah dipelajari selama di kegiatan perkuliahan yang relevan dengan permasalahan-permasalahan yang akan dibahas di laporan magang. Landasan teori diambil dari berbagai sumber yaitu dari PSAK, SPAP, buku teori audit karangan Arens, dan sebagainya. Teori-teori ini akan menjadi dasar Penulis dalam proses pembahasan yang akan dijelaskan di bab 4. c. Bab 3 Profil Perusahaan Bab 3 menjelaskan profil kantor akuntan publik dimana Penulis diberi kesempatan untuk melaksanakan kegiatan magang yaitu KAP RED dan metodelogi audit yang digunakan KAP RED. Selain itu, Penulis juga memberikan gambaran mengenai profil dan permasalahan yang ada di PT. BCD. d. Bab 4 Pembahasan Bab 4 memberikan pembahasan secara menyeluruh mengenai topik laporan magang yaitu mengenai audit akun aset tetap yang dilakukan oleh Penulis selaku junior auditor untuk periode 31 Desember 2011 berikut dengan isu-isu yang ditemui seperti isu pembatasan lingkup audit, penurunan nilai aset CIP, dan kelangsungan usaha. e. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 memberikan kesimpulan atas pembahasan yang telah dilakukan di bab 4 dan pembahasan mengenai kecukupan prosedur audit di PT. BCD. Lalu Penulis juga memberikan kontribusi berupa saran untuk PT, BCD, KAP RED, dan para pembaca laporan magang ini.

21 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Audit Arens (2009) mendeskripsikan proses audit sebagai kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti berkualitas atau qualified agar laporan keuangan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya antara klien dan auditor. Lebih lanjut, Arens membagi prosedur audit menjadi beberapa fase yaitu: 1. Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit 2. Melakukan Pengujian atas Pengendalian (Test of Control) dan Pengujian Substantif Transaksi (Substantive Test of Transactions) 3. Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci Saldo (Test of Detail Balance) 4. Menyelesaikan Audit dan Menerbitkan Laporan Audit Gambar 2.1 memperlihatkan tahapan prosedur audit dengan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses audit pada umumnya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing tahapan proses audit berdasarkan Arens (2009): Perencanaan dan Pendesainan Pendekatan Audit Perencanaan audit dilakukan auditor agar kegiatan audit tidak memakan biaya yang banyak, dapat mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, dan juga dapat menghindari kesalahpahaman kontrak kerjasama dengan klien. Pada tahap perencanaan dan pendesainan pendekatan audit, auditor memprediksi risiko salah saji yang ada laporan keuangan klien dengan mempelajari bisnis klien beserta kegiatan operasi klien sehari-hari. Lalu auditor menganalisa sistem pengendalian internal yang digunakan oleh klien. Dengan semakin memahami keadaan perusahaan, auditor dapat memperkirakan seberapa besar risiko salah saji pada data yang diberikan oleh klien dan dimana sumber-sumber salah saji tersebut kemungkinan besar berada. 7

22 8 Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit FASE I Merencanakan & Merancang Pendekatan Audit Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko bisnis klien Melakukan prosedur analitis pendahuluan Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko bawaan Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan FASE II Melakukan Pengujian atas Pengendalian Internal & Pengujian Substantif Transaksi Merencanakan untuk mengurangi tingkat penilaian risiko pengendalian? Melakukan pengujian pengendalian Melakukan pengujian substantive transaksi

23 9 Gambar 2.1 Ikhtisar Proses Audit Mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan FASE III Melakukan Prosedur Analitis & Pengujian Terperinci Saldo Tinggi, Rendah, Sedang, atau Tidak Diketahui Melakukan prosedur analitis Melakukan pengujian substantif transaksi Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan FASE IV Menyelesaikan Audit & Menerbitkan Laporan Mengumpulkan bukti akhir Mengevaluasi hasil Menerbitkan laporan audit Komunikasi dengan komite audit dan manajemen Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

24 10 Pengendalian internal sendiri adalah seperangkat prosedur dan kebijakan yang berfungsi untuk memberikan kepastian kepada manajemen bahwa perusahaan berjalan searah dengan tujuan perusahaan. Salah satu fungsi pengendalian internal adalah mengatur mengenai proses pencatatan akuntansi perusahaan agar risiko kecurangan dan risiko kesalahan manusia dapat diperkecil sehingga data-data keuangan perusahaan dapat menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Dengan memahami tingkat risiko yang ada dan keefektifan atas pengendalian internal klien, auditor dapat mendesain pendekatan audit yang efektif dan efisien Pengujian Pengendalian Internal dan Tes Substantif atas Transaksi A. Test of Control Setelah fase perencanaan dan pendesainan, fase selanjutnya adalah melakukan pengujian pengendalian internal (test of control) yang berguna untuk mengetahui apakah ekspektasi auditor atas pengendalian internal perusahaan sesuai dengan kenyataan. Dengan melakukan pengujian, auditor memastikan apakah pengendalian atas proses pencatatan transaksi-transaksi usaha telah berjalan dengan benar. Jika menurut auditor pengendalian internal sudah berjalan dengan baik, maka auditor dapat mengurangi sample yang akan diambil untuk melakukan tes substantif. Terdapat empat tahapan dalam melakukan pengujian pengendalian internal yaitu pertama-tama auditor harus memahami dokumen apa saja yang diperlukan dan bagaimana sistem pengendalian internal perusahaan. Kedua, auditor harus memprediksi risiko misalnya tidak ada pemisahan tugas. Ketiga, auditor harus melakukan pengujian pengendalian internal dengan cara mengetes dokumendokumen, memperhatikan proses pengendalian yang sedang berjalan, dan melakukan kembali prosedur tersebut sendiri. Yang terakhir adalah auditor menetapkan planned detection risk dan mulai merancang substantive tests.

25 11 B. Substantive Tests Setelah auditor melakukan pengujian pengendalian internal, auditor juga melakukan substantive test yaitu memastikan bahwa jumlah yang dicatat sesuai dan tidak ada salah saji yang material dalam perhitungan jumlah uang pada transaksitransaksi yang dilakukan maupun saldo akhir setiap akun. Terdapat tiga jenis substantive tests yaitu substantive tests of transactions, analytical procedures, dan test of detail balance. Substantive tests of transactions digunakan untuk memastikan bahwa keenam general transaction-related audit objectives terpenuhi di setiap kelas transaksi siklussiklus audit. Test of control dan substantive tests of transactions biasanya dilakukan secara bersamaan. Tabel 2.1 menunjukkan objektif-objektif audit pada tahap substantive tests of transactions. Auditor berusaha untuk menilai tingkat pemenuhan keenam objektif audit saat melakukan pengujian atas transaksi-transaksi yang ada di perusahaan sehingga auditor dapat memberikan opini mengenai sistem transaksi di klien. Auditor membuat prosedur pengujian dengan mengambil sample yang menggambarkan seluruh transaksi yang ada. Tabel 2.1 General Transaction-Related Audit Objectives General Transaction-Related Audit Objectives Occurrence Transaksi yang dicatat memang benar ada atau terjadi Completeness Transaksi yang ada atau yang terjadi telah dicatat seluruhnya Accuracy Transaksi yang dicatat disajikan dalam jumlah yang benar Posting and Transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam arsip utama atau Summarization buku besar dengan tepat dan telah diikhtisarkan dengan benar Transaksi yang dimasukkan dalam jurnal klien telah diklasifikasian Classification dengan tepat Timing Transaksi dicatat pada tanggal yang benar Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009) \

26 12 Dalam melakukan pengujian pengendalian internal dan substantive tests, auditor akan fokus pada pengumpulan dan pemilihan bukti-bukti audit beserta analisa dari data yang diperoleh dari bukti-bukti tersebut. Jenis-jenis bukti audit yang digunakan menurut Arens (2009) seperti pemeriksaan fisik, konfirmasi saldo akhir, dokumentasi, prosedur analitis, melakukan tanya jawab dengan klien, menghitung ulang perhitungan akuntansi klien, dan sebagainya. Auditor harus menggunakan bukti-bukti audit yang memenuhi standar sebagai bukti audit. Bukti yang persuasive atau yang memenuhi standar adalah bukti yang appropriate dan sufficient. Bukti yang appropriate adalah bukti yang relevan dan andal. Seperti yang telah dijelaskan di buku Arens (2009), bukti yang appropriate adalah bukti yang objektif, aktual, diberikan oleh pihak yang independen, di dapat dari klien yang memiliki pengendalian internal yang baik, dan di dapat langsung oleh auditor. Bukti audit juga harus sufficient atau cukup untuk membantu auditor menganalisa dan mengeluarkan opini audit. Ukuran sampel yang diambil oleh auditor harus ukuran yang dapat merepresentasikan populasi sehingga menjamin kualitas audit. Semakin besar ukuran sample yang diambil, maka akan semakin bagus kualitas sampel tersebut. Jika auditor memiliki ekspektasi bahwa salah saji di akun-akun klien besar dan kontrol internal klien kurang efektif, maka akan semakin besar ukuran sample yang diperlukan Melakukan Analytical Procedure dan Test of Detail Balance dari Laporan Posisi Keuangan A. Analytical Procedure Prosedur analitis adalah cara auditor untuk mengetahui hubungan-hubungan antar akun satu ke akun yang lain, membandingkan persentase perubahan dari tahun ke tahun, membandingkan perubahan-perubahan ke perusahaan sejenis, dan sebagainya sehingga auditor dapat memberi kesimpulan apakah jumlah rupiah masing-masing akun wajar atau tidak.

27 13 B. Test of Detail Balance Test of Detail Balance merupakan prosedur audit yang sangat penting dalam kegiatan audit karena sebagian besar bukti yang digunakan adalah bukti dari pihak ketiga sehingga dinilai lebih terpercaya seperti konfirmasi hutang dan piutang. Dalam melakukan test of detail balance, yang menentukan seberapa banyak atau seberapa detail tes yang perlu dilakukan ditentukan dari hasil pengujian pengendalian internal, substantive tests of transactions, dan analytical procedure. Di tahap test of detail balance, auditor berusaha untuk menilai tingkat pemenuhan objektif-objektif audit saldo akhir. Objektif-objektif tersebut menurut Arens (2009) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 General Balance-Related Audit Objectives General Balance-Related Audit Objectives Occurrence Jumlah saldo akhir yang dicatat memang benar-benar ada Completeness Jumlah saldo yang ada telah dicatat Jumlah saldo akhir yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang Accuracy benar Jumlah saldo akhir yang dimasukkan dalam daftar milik klien telah Classification diklasifikasikan dengan benar Saldo akhir menggambarkan keadaan yang sebenarnya untuk periode Cut-Off tersebut Jumlah total saldo di master file sama dengan jumlah saldo di general Detail Tie-In ledger Realizable Aset dicatat pada estimasi jumlah yang dapat direalisasikan Value Rights and Memastikan bahwa seluruh aset memang milik perusahaan dan tidak Obligation ada yang menjadi jaminan pinjaman hutang Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

28 Penyelesaian Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit Fase terakhir adalah mengeluarkan laporan audit yang sebelumnya telah diperiksa kembali oleh auditor. Di fase ini, auditor dituntut untuk meraih kesimpulan menyeluruh bahwa laporan keuangan klien telah disajikan sesuai dengan peraturan akuntansi yang berlaku dan tidak ada salah saji yang material. Pada fase ini, auditor telah berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan empat fase sebelumnya dan telah memenuhi dua jenis objektif audit yaitu general transaction-related audit objectives dan general balance-related audit objectives. Tugas auditor pada fase ini adalah menjamin bahwa objektif-objektif audit untuk penyajian dan pengungkapan dapat terpenuhi. Objektifobjektif tersebut seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3 General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives General Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives Occurrence & Memastikan event yang diungkapkan di laporan keuangan memang Rights & benar-benar terjadi dan klien memiliki hubungan hak atau kewajiban Obligations atas event tersebut Seluruh informasi yang diperlukan untuk diungkapkan di laporan Completeness keuangan telah dijabarkan di laporan keuangan Valuation & Seluruh jumlah angka yang disajikan di laporan keuangan akurat dan Allocation menggunakan metode valuasi yang tepat Klasifikasi-klasifikasi dalam laporan keuangan benar dan penyajian Classification & laporan keuangan harus mempermudah pengguna laporan keuangan Understandability untuk mengerti apa yang disajikan di laporan keuangan Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009) 2.2 Pendekatan-Pendekatan Audit Berdasarkan buku Arens Auditing and Assurance Services (2009), terdapat dua cara untuk memberikan segmen terhadap akun-akun yang akan diaudit. Cara pertama adalah dengan membuat setiap akun menjadi segmen yang terpisah dan cara yang kedua

29 15 adalah dengan membagi sesuai dengan siklus transaksi dimana di dalam satu siklus terdapat beberapa akun yang sering berhubungan. Cara yang pertama, yaitu dengan membuat seluruh akun-akun yang ada di sistem akuntansi klien menjadi satu segmen, bukan cara yang paling tepat karena akan menyulitkan proses audit dan tidak efisien. Namun cara pendekatan seperti ini tepat untuk beberapa akun misalnya akun aset tetap. Cara yang kedua adalah dengan membagi sesuai dengan transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan. Dengan cara yang seperti ini, terlihat terdapat lima siklus yang ada di dalam kegiatan perusahaan dengan kas umum yang menjadi penghubung. Kelima siklus audit tersebut adalah siklus penjualan dan penagihan, siklus akuisisi dan modal, siklus pembelian dan pembayaran. siklus penggajian dan kepegawaian, dan siklus persediaan dan pergudangan.siklus-siklus ini saling berhubungan dan kegiatan usaha dibalik siklus-siklus ini saling mendukung kegiatan operasi perusahaan dengan menggunakan kas sebagai penghubung antar siklus atau sebagai pemutar modal. Hal ini seperti yang digambarkan di Gambar 2.2. Gambar 2.2 Hubungan di Antara Siklus Kas Umum Siklus Akuisisi Modal dan Siklus Penjualan dan Penagihan Siklus Pembelian dan Pembayaran Siklus Penggajian dan Kepegawaian Siklus Persediaan dan Pergudangan Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

30 Risiko dan Materialitas A. Risiko Pada fase awal, auditor memprediksi berbagai risiko yang ada di perusahaan klien. Risiko-risiko ini dapat mempengaruhi proses audit dan tanggung jawab auditor atas laporan keuangan yang diaudit. Berikut adalah cara auditor untuk menghitung risikorisiko yang ada dan memperkecilnya sehingga tingkat risiko sesuai dengan keinginan auditor (Arens, 2009). PDR AAR IR x CR Planned Detection Risk (2009): Risiko bukti-bukti audit untuk suatu segmen tidak dapat mendeteksi salah saji yang ada sehingga melebihi tolerable misstatement. PDR adalah variabel dependen yang menyesuaikan dengan AAR, IR, dan CR. PDR menentukan jumlah bukti substantif dimana auditor berencana untuk mengumpulkannya. Semakin rendah PDR, semakin banyak bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor Inherent Risk (IR): Perkiraan auditor bahwa terdapat salah saji yang material di dalam suatu segmen sebelum mempertimbangkan keefektifitasan sistem internal control klien. Semakin tinggi IR maka akan semakin rendah PDR. Jika PDR rendah, maka bukti audit yang dibutuhkan harus semakin banyak Control Risk (CCR): Perkiraan auditor mengenai apakah salah saji yang ada di dalam suatu segmen dapat dideteksi atau dicegah oleh internal control klien. Hubungannya sama dengan IR terhadap PDR. Acceptable Audit Risk (AAR): Tingkat kesediaan auditor atas kemungkinan bahwa laporan keuangan memiliki salah saji yang material setelah kegiatan proses audit selesai dan opini audit telah dinyatakan. Jika auditor menggunakan AAR yang rendah, maka auditor ingin lebih yakin bahwa laporan keuangan tidak ada salah saji yang material

31 17 Setelah auditor melaksanakan prosedur audit, menilai tingkat pemenuhan setiap objektif audit, dan telah mendokumentasikan bukti-bukti audit atau sampel, auditor akan membuat Audit Risk Model untuk mengevaluasi hasil audit. Audit Risk Model yang digunakan adalah seperti berikut ini: AcAR = IR x CR x AcDR Achieved Audit Risk (AcAR): Risiko yang diambil oleh auditor bahwa akun yang telah diaudit dan yang direpresentasikan di laporan keuangan belum bebas dari salah saji material Achieved Detection Risk (AcDR): Perkiraan risiko bukti audit untuk suatu segmen pendekatan audit tidak dapat mendeteksi salah saji melebihi tolerable amount. Auditor dapat mengurangi AcDR dengan lebih banyak mengakumulasi bukti-bukti. Jika AcAR belum mencapai target yang ingin dicapai oleh auditor, maka auditor dapat mengurangi AcAR dengan menambah bukti-bukti audit untuk mengurangi AcDR dan lebih banyak melakukan pengujian pengendalian internal untuk mengurangi control risk. B. Materialitas Materialitas adalah batas salah saji informasi di laporan keuangan yang dapat mengubah keputusan ekonomis pengguna laporan keuangan. Penentuan batas materialitas yaitu untuk memperkirakan seberapa besar angka nominal salah saji atau penghilangan informasi yang diperlukan di laporan keuangan sehingga membuat pengguna laporan keuangan mengubah keputusannya. Auditor menentukan dua jenis materialitas yaitu overall materiality dan performance materiality seperti yang dijelaskan oleh Arens (2009) sebagai berikut:

32 18 a. Overall Materiality Dalam menentukan overall materiality, auditor dapat memilih untuk menggunakan saldo akhir dari salah satu akun-akun seperti earnings from operation, aset lancar, total aset, pendapatan, atau hutang lancar. Pilihan ini tergantung dari penilaian auditor mengenai kondisi operasi bisnis klien. Overall materiality ini adalah perkiraan auditor atas batas angka nominal salah saji di laporan keuangan secara keseluruhan. b. Performance Materiality Setelah menentukan overall materiality, auditor menentukan tingkat materialitas per segmen audit yang dinamakan performance materiality. Alokasi materialitas setiap segmen berbeda-beda tergantung dari ekspektasi auditor atas seberapa banyak salah saji yang mungkin ada, biaya untuk mengaudit segmen tersebut,dan perkiraan overstatement dan understatement dalam satu segmen atau akun. 2.4 Opini-Opini Audit Pada tahap akhir kegiatan audit, auditor mengeluarkan opini atas laporan keuangan klien. Opini auditor menjadi dasar para pengguna laporan keuangan dalam mengintepretasikan data sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Berbagai tipe opini auditor berdasarkan PSA 29 yang berhubungan dengan pembahasan adalah sebagai berikut: A. Wajar Tanpa Pengecualian Menurut PSA 29, opini ini menyatakan bahwa laporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan perusahaan secara benar dan tidak ada salah saji yang material. Seluruh laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. B. Tambahan Dengan Bahasa Penjelasan Keadaan tertentu yang terjadi di perusahaan mengharuskan auditor untuk menambahkan paragraf untuk menjelaskan apa yang harus diketahui oleh pengguna

33 19 laporan keuangan. Keadaan tertentu ini misalnya pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain, terdapat penyimpangan atas prinsip akuntansi yang ditetapkan secara formal oleh badan yang berwenang, dan lain sebagainya yang dapat dilihat di PSA 29. C. Wajar Dengan Pengecualian Menurut PSA 29 mengenai Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan Auditan, pendapat Wajar Dengan Pengecualian ini menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar kecuali dari hal-hal yang dikecualikan. Hal-hal tersebut dikecualikan dikarenakan oleh adanya pembatasan lingkup audit, baik yang disebabkan oleh keputusan klien maupun karena keadaan. Contohnya adalah kegagalan memperoleh bukti yang cukup atau ketidakcukupan catatan akuntansi sehingga auditor harus memberitakan kepada pengguna laporan keuangan bahwa ada hal-hal yang tidak dijamin kewajaran informasinya. D. Tidak Wajar Berdasarkan PSA 29, opini tidak wajar dikeluarkan oleh auditor apabila laporan keuangan tidak menyajikan informasi keuangan secara wajar dan tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. E. Tidak Memberikan Pendapat Auditor tidak memberikan opini atas laporan keuangan karena auditor tidak melaksanakan audit yang memadai untuk memberikan opini atas laporan keuangan. Contohnya adalah jika auditor tidak mampu memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan lingkup audit. 2.5 Kelangsungan Usaha PSA 30 Menurut PSA 30 mengenai Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya, auditor bertanggungjawab untuk

34 20 mengevaluasi apakah ada kemungkinan bahwa klien tidak dapat mempertahankan kelangsungan usaha minimal satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang diaudit. Auditor harus menanyakan ke manajemen apakah pihak manajemen memiliki rencana mengenai kemungkinan ketidakberlangsungan usaha atas perusahaan. Jika manajemen memiliki rencana dengan cukup pengungkapan, maka auditor dapat memberikan opini audit dengan paragraf penjelas berkaitan dengan kelangsungan usaha entitas atau penekanan atas suatu hal (emphasis of a matter). 2.6 Audit Aset Tetap Aset Tetap (Property, Plant, and Equipment/Properti, Pabrik, dan Peralatan) adalah aset-aset yang memiliki masa pakai lebih dari satu tahun dan digunakan untuk keperluan kegiatan usaha sehingga tujuan kepemilikannya bukan untuk diperjualbelikan. Aset-aset ini biasa disingkat menjadi PPE. Klien membeli dan menjual PPE bukan untuk pendapatan usaha melainkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan finansial dan efisiensi operasi perusahaan. Kategori-kategori pengujian atas audit aset tetap menurut Arens (2009) adalah sebagai berikut: A. Melakukan prosedur analitis Kegunaannya adalah untuk menghindari kemungkinan salah saji material dalam catatan yang telah dibuat oleh klien khususnya untuk beban depresiasi dan akumulasi depresiasi. Dengan membandingkan rasio tahun ini dengan tahun lalu untuk rasio beban depresiasi per total PPE dan rasio akumulasi depresiasi per total PPE, auditor dapat menemukan kemungkinan salah saji. B. Verifikasi akuisisi aset tetap yang dibuat di tahun berjalan Auditor melakukan verifikasi akuisisi aset tetap (property, plant, and equipment) yang dilakukan di tahun berjalan untuk memenuhi general balance-related audit objectives. Dalam proses verifikasi ini, kadang auditor akan menemukan kesalahan yang dilakukan oleh akuntan klien misal kesalahan klasifikasi pada aset yang dibeli atau

35 21 mencatat biaya transaksi sebagai beban padahal semestinya harus dikapitalisasi. Objektif audit untuk saldo akhir dari proses verifikasi akusisi aset tetap ditunjukkan pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Balance-Related Audit Objectives Akuisisi Aset Tetap Balance-Related Audit Objectives General Specific Procedures Detail Tie-In Akuisisi di tahun berjalan dalam skedul akuisisi sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum Footing skedul akuisisi Telusuri akuisisi ke master file Telusuri total di buku besar Completeness Akuisisi yang ada telah dicatat Periksa faktur vendor dari akun terkait Telaah jika ada perjanjian dari akuisisi aset tersebut Classification Akuisisi di tahun berjalan dicatat dan diklasifikasikan dengan benar Cut-off Akuisisi di tahun berjalan tercatat dalam periode yang benar Rights Klien mempunyai hak atas kepemilikian aset yang diakuisisi di tahun berjalan Periksa faktur vendor untuk memastikan klasifikasi pembelian aset benar Periksa faktur vendor dan akun terkait untuk mengecek jika ada kesalahan klasifikasi akun Periksa apakah ada biaya yang seharusnya dikapitalisasi Telaah transaksi yang mendekati tanggal neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan di periode yang benar Periksa faktur vendor, kontrak jual beli, akte kepemilikan, dan laporan penerimaan barang Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

36 22 C. Verifikasi penjualan aset tetap (PPE) yang dibuat di tahun berjalan Dengan melakukan verifikasi atas PPE yang dijual oleh klien, auditor juga sekaligus menilai pengendalian internal klien. Verifikasi ini berguna untuk memastikan bahwa seluruh penjualan aset tetap dicatat dalam jumlah yang benar, tidak terdapat management fraud, pencurian, dan sebagainya. Objektif audit atas saldo akhir dari proses penjualan aset dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objectives Penjualan Aset Tetap Balance-Related Audit Objectives General Specific Procedures Detail Tie-In Penjualan di tahun berjalan dalam skedul penjualan sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum Occurrence Penjualan aset di tahun berjalan terbukti keberadaannya Footing skedul penjualan Telusuri penjualan aset ke master file Telusuri total di buku besar Periksa faktur penjualan dan laporan pemindahtanganan Periksa ketidakadaan aset secara fisik Cek apakah penambahan aset baru menggantikan aset yang lama Completeness Penjualan yang ada telah dicatat Periksa faktur penjualan dari akun terkait Telaah jika ada perjanjian dari penjualan aset tersebut Classification Penjualan di tahun berjalan dicatat dan diklasifikasikan dengan benar Periksa faktur penjualan agar dapat melihat klasifikasi penjualan aset memang benar Periksa faktur penjualan dan akun terkait untuk mengecek jika ada kesalahan klasifikasi akun

37 23 Tabel 2.5 Balance-Related Audit Objectives Penjualan Aset Tetap General Specific Procedures Periksa apakah ada biaya yang berhubungan dengan penjualan aset Cut-off Penjualan di tahun berjalan tercatat Telaah transaksi yang dalam periode yang benar mendekati tanggal neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan di periode yang benar Rights Klien sudah tidak lagi mempunyai Periksa faktur penjualan hak atas kepemilikian aset yang dijual di tahun berjalan Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009) D. Verifikasi saldo akhir di akun aset tetap Sebelum auditor membuat perencanaan mengenai tes audit yang akan dilakukan untuk memenuhi objektif-objektif yang ada di Tabel 2.6, auditor harus memahami bagaimana sistem pengendalian internal klien. Dengan memahami pengendalian internal, auditor dapat memperkirakan risiko-risiko yang ada yang membantu auditor untuk menentukan seberapa banyak sampel yang diperlukan untuk memenuhi objektif detail tie-in dan apakah diperlukan pengecekkan fisik aset tetap. Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun Aset Tetap General Balance-Related Audit Objectives General Specific Procedures Occurrence Jumlah aset tetap yang dicatat memang benar-benar ada Lakukan pengecekan fisik atas aset tetao Completeness Jumlah aset tetap yang ada telah dicatat Jika ada kemungkinan data di master file tidak sesuai dengan kenyataan, maka diadakan pengecekkan fisik dengan menggunakan sampel dari master file

38 24 Tabel 2.6 Balance-Related Audit Objectives Akun PPE General Specific Procedures Accuracy Classification Cut-Off Detail Tie-In Realizable Value Rights and Obligation Jumlah aset tetap yang dimasukkan dinyatakan dalam jumlah yang benar Jumlah aset tetap yang dimasukkan dalam daftar milik klien telah diklasifikasikan dengan benar Transaksi mendekati tanggal neraca dicatat dalam periode yang benar Jumlah total saldo aset tetap di master file sama dengan jumlah saldo PPE di buku besar Aset tetap dicatat pada estimasi jumlah yang dapat direalisasikan Memastikan bahwa seluruh aset tetap memang milik perusahaan dan tidak ada yang menjadi jaminan pinjaman hutang kredit Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009) Diasumsikan sudah diverifikasi oleh audit periode sebelumnya Diasumsikan sudah diverifikasi oleh audit periode sebelumnya Telaah apakah saldo akhir aset tetap merupakan saldo akhir yang telah dimasukkan di periode yang benar Telusuri seluruh saldo aset tetap di master file Telusuri seluruh saldo aset tetap di buku besar Jika jumlahnya material, evaluasi apakah perlu menggunakan Net Realizable Value. Membaca perjanjian pinjaman atau kredit Mengirimkan permintaan konfirmasi atas pinjaman kepada bank atau institusi E. Verifikasi beban depresiasi dan akumulasi depresiasi Beban depresiasi adalah beban yang tidak dilakukan verifikasi dengan menggunakan pengujian pengendalian internal maupun substantive test karena jumlah yang tercatat ditentukan menggunakan metode alokasi, bukan dari transaksi dengan pihak luar. Maka bila beban depresiasi atas aset tetap jumlahnya material, auditor harus mengadakan verifikasi walaupun dalam proses transaksi pembelian aset tetap itu sendiri telah dilakukan pengujian pengendalian internal dan substantive test. Verifikasi ini lebih menekankan ke rekalkulasi dan memastikan kebijakan akuntansi yang digunakan konsisten. Tabel 2.7 dan Tabel

39 menunjukkan objektif-objektif audit untuk kategori tes verifikasi beban depresiasi menurut Arens (2009): Tabel 2.7 Balance-Related Audit Objectives Beban Depresiasi Balance-Related Audit Objectives General Specific Procedures Accuracy Perhitungan beban depresiasi akurat Melakukan rekalkulasi metode depresiasi Cut-Off Beban depresiasi dibebankan sesuai Telaah beban depresiasi dengan periode akuntansi yang yang mendekati tanggal seharusnya neraca untuk mengecek apakah telah dimasukkan Detail Tie-In Beban depresiasi di tahun berjalan dalam skedul depresiasi sesuai dengan jumlah yang tertera di master file dan jumlah totalnya sesuai dengan di jurnal umum Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009) di periode yang benar Footing skedul depresiasi Telusuri beban depresiasi ke master file Telusuri total di buku besar Tabel 2.8 Balance-Related Audit Objectives Akumulasi depresiasi Balance-Related Audit Objectives General Specific Procedures Accuracy Detail Tie- In Cut-Off Akumulasi depresiasi yang dinyatakan di master file akurat Akumulasi depresiasi yang dinyatakan di master file sesuai dengan yang dinyatakan di buku besar Melakukan rekalkulasi atas akumulasi depresiasi Footing skedul akumulasi depresiasi Telusuri akumulasi depresiasi ke master file Telusuri total di buku besar Total akumulasi depresiasi sesuai Telaah apakah saldo akhir dengan jumlah yang seharusnya di aset tetap merupakan saldo dalam periode akuntansi yang di akhir yang telah audit dimasukkan di periode yang benar Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

40 26 F. Pengujian penyajian dan pengungkapan aset tetap Setelah melakukan pengujian substantif sehingga telah mengetahui tingkat pemenuhan objektif-objektif transaksi dan saldo akhir, yang dilakukan oleh auditor selanjutnya adalah memastikan objektif-objektif yang ada di Tabel 2.9 terpenuhi. Kegunaan objektif-objektif yang ada di Tabel 2.9 adalah untuk memastikan laporan keuangan secara menyeluruh terbebas dari salah saji, dapat mudah dimengerti oleh pengguna, dapat memberikan informasi mengenai kontrak-kontrak aset tetap yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan sebagainya. Berikut Presentation & Disclosure Related Audit Objectives untuk audit akun aset tetap berdasarkan buku Arens (2009): Tabel 2.9 Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives Presentation & Disclosure-Related Audit Objectives General Specific Procedures Occurrence, Rights, & Obligations Memastikan event yang diungkapkan di laporan keuangan memang benar-benar terjadi dan klien memiliki hubungan hak atau kewajiban atas event tersebut Completeness Seluruh informasi yang diperlukan untuk diungkapkan di laporan keuangan telah dijabarkan di laporan keuangan Valuation & Allocation Classification & Understandabi lity Seluruh jumlah angka yang disajikan di laporan keuangan akurat dan menggunakan metode valuasi yang tepat Hak milik dan kontrak kepemilikan dari aset tetap harus diungkapkan Aset sewa guna usaha diungkapkan secara terpisah dan pihak yang memiliki aset harus dicantumkan Seluruh aset tetap yang dimiliki disajikan di laporan keuangan Nilai dari aset tetap dan alokasi dari metode depresiasi benar Klasifikasi-klasifikasi dalam laporan Seluruh jenis fixed asset keuangan benar dan penyajian laporan diklasifikasikan dengan benar keuangan harus mempermudah dan cara penyajiannya tidak pengguna laporan keuangan untuk menyulitkan bagi pengguna mengerti apa yang disajikan di laporan keuangan laporan keuangan untuk mengerti klasifikasi-klasifikasi tersebut Sumber : Auditing and Assurance Services, Arens (2009)

The Capital Acquisition & Repayment Cycle. KELOMPOK E Elly Juliaty Ranita Wijaya Ratna Yani Rika Christin Yoshanti Andikasari

The Capital Acquisition & Repayment Cycle. KELOMPOK E Elly Juliaty Ranita Wijaya Ratna Yani Rika Christin Yoshanti Andikasari The Capital Acquisition & Repayment Cycle KELOMPOK E Elly Juliaty Ranita Wijaya Ratna Yani Rika Christin Yoshanti Andikasari Overview of Adelphia History of Adelphia Didirikan tahun 1992 oleh John Rigas

Lebih terperinci

Chapter 20-a Audit terhadap Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Assets)

Chapter 20-a Audit terhadap Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Assets) Chapter 20-a Audit terhadap Aktiva Tetap Berwujud (Tangible Assets) 1 A. Aktiva Tetap Berwujud Property, Plant, Equipment Aktiva tetap berwujud mencakup: Tanah (land & land improvement) Bangunan (building

Lebih terperinci

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan 1. Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh

Lebih terperinci

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK Chapter 7 MATERIALITY AND RISK TUJUAN : 1. Menerapkan konsep materialitas dalam audit 2. Membuat penilaian awal mengenai berapa jumlah yang dianggap material 3. Mengalokasikan materialitas awal ke setiap

Lebih terperinci

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16 Penetapan Materialitas Penetapan Risiko tedi last 09/16 TAHAPAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN (aplikasi pemeriksaan keuangan) 1. Menerima Klien dan Melaksanakan Perencanaan Audit Awal. 2. Memahami Bidang kegiatan/operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan tidak terlepas dari perekonomian suatu negara. Perusahaan baru akan tumbuh secara cepat jika memiliki perekonomian yang baik dan sehat.

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1 Modul ke: 03Fakultas Nama Ekonomi dan Bisnis Audit II Competing The Test In The Sales And Collection Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha)

Lebih terperinci

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Tujuan Auditing REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Menjelaskan tujuan dari pelaksanaan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2012 dan pertengahan pertama tahun 2013 sektor properti Indonesia bertumbuh cepat. Kecenderungan masyarakat yang bersikap konsumtif dan mulai cerdas memilih

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci tedi last 09/17 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO 1

MATERIALITAS DAN RISIKO 1 NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH BAB 9 MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL MATERIALITAS Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan

Lebih terperinci

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Tujuan Auditing REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Menjelaskan tujuan dari pelaksanaan audit

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K Materialitas, dan Risiko AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Materialitas 11-2 FASB definisi

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Owners Equity 1 A. Karakteristik Siklus Perolehan dan Pembayaran Capital Siklus ini meliputi perolehan dan pembayaran kembali capital

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

Audit objective (Tujuan audit)

Audit objective (Tujuan audit) Audit objective (Tujuan audit) Universitas Esa Unggul Yulazri M.Ak. CPA Audit process Planning Field work Reporting Penilaian internal control Materiality planning Penaksiran resiko Penggunaan tenaga spesialist

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

Chapter 13 Keseluruhan Rencana Audit dan Program Audit

Chapter 13 Keseluruhan Rencana Audit dan Program Audit Chapter 13 Keseluruhan Rencana Audit dan Program Audit 13-1 Pendahuluan - Bab ini akan membahas tahap ketujuh dari Perencanaan Audit. - Tahap ini merupakan fase yang penting karena pada tahap inilah dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi aliran kekayaan antar individu diukur dengan uang. Maka tidak dapat dihindari lagi

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan harus melaporkan hasil laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan modal, laporan arus kas,

Lebih terperinci

TUGAS PENGAUDITAN II BAB 20 MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISIDAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH

TUGAS PENGAUDITAN II BAB 20 MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISIDAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH TUGAS PENGAUDITAN II BAB 20 MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISIDAN PEMBAYARAN: VERIFIKASI AKUN TERPILIH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengauditan II Oleh : Liliyana Wulandari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X LAPORAN MAGANG

UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X LAPORAN MAGANG UNIVERSITAS INDONESIA BAHAN BUKTI AUDIT DALAM MENILAI KEWAJARAN PROPERTI INVESTASI DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN PT X LAPORAN MAGANG GERALD DE BRITTO 0906532276 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16 Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan tedi last 09/16 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat: 1. Memudahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSES AUDIT

TINJAUAN PROSES AUDIT TINJAUAN PROSES AUDIT Review Proses Audit Pemahaman Bisnis dan Industri Identifikasi Asersi Manajemen Materialitas Risiko Auidt Bukti Pertibangkan Jasa Pertambahan Nilai Komunikasi Temuan Proses Audit

Lebih terperinci

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI AUDITING Prepared by: Signature: Ahmad Try Handoko (15919043) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI AUDITING PENGANTAR Dra. Erna Hidayah., M.Si., Ak, CA. Take Home Exam Dikumpulkan paling lambat Hari : Minggu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Whittington, O. Ray dan Kurt Panny (2012:4) mendefinisikan auditing sebagai: In a financial statement audit, the auditors undertake to gather evidence and provide

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan perdagangan dunia saat ini banyak perusahaan melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya principal (pemilik

Lebih terperinci

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut

Lebih terperinci

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Audit risk and materiality Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI KONSEP MATERIALITAS Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan sistem informasi dewasa ini menuntut perusahaan-perusahaan kedalam persaingan yang semakin ketat dan kompetitif. Perusahaan berlomba-lomba

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1 Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA CAKUPAN PARAGRAF DALAM LAPORAN AUDITOR YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN MATERIALITAS DAN RISIKO Kami melaksanakan audit

Lebih terperinci

Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang

Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang Melengkapi Tes dalam Siklus Penjualan Dan Pengaihan : Rekening Piutang Menjelaskan Metodelogi Desain Rincian saldo menggunakan model audit resiko Tujuan Audit rekening Piutang Yang berkaitan dengan Saldo

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua

Lebih terperinci

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH LAPORAN MAGANG

UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH LAPORAN MAGANG UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS PENDAPATAN DAN PIUTANG PT SH LAPORAN MAGANG INDARNOTO KUNTO WIJOYO 0906643805 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK 2013 UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya

Lebih terperinci

Tugas Individu Kasus 10

Tugas Individu Kasus 10 Nama : Irene Nathasia Devi NIM : 115020307111013 Kelas : CE Tugas Individu Kasus 10 Pertanyaan Diskusi 1. PSA No. 39 SA Seksi 336 merupakan pengaturan auditor dalam menggunakan jasa profesional lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 (IAI,2015) persediaan adalah aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, dalam proses produksi dalam perjalanan,

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB IV Hasil Kegiatan Magang BAB IV Hasil Kegiatan Magang 4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 februari 1978.Drs. Bayudi

Lebih terperinci

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK

Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan ABSTRAK Judul : Prosedur Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha Oleh Kantor Akuntansi Publik Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan Nama : Ni Wayan Lestari Moni Nim : 1406013031 ABSTRAK Auditing adalah suatu proses

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya Definisi Risiko AR IR CR DR Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya Risiko bahwa suatu asersi rentan terhadap salah saji material dengan asumsi tidak ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing berikut : adalah : Menurut Arens dan Loebbecke (1997 : 2) pengertian dari auditing adalah : Auditing is the accumullation and evaluation of evidence about quantifiable

Lebih terperinci

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? oleh Daniel Pangaribuan e-mail: dpangaribuan58@gmail.com Widyaiswara STAN editor Ali Tafriji Biswan e-mail: al_tafz@stan.ac.id A b s t r a k Dalam audit laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II oleh: Cut Vifde Afriyani 115020301111017 Dita Rizky Prahayuningtyas 115020307111017 Gloria Patricia Rantetoding

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis yang global pada saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kinerja dan mampu menghasilkan laporan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA 0 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGEVALUASIAN ATAS KESALAHAN PENYAJIAN YANG DIIDENTIFIKASI SELAMA AUDIT (Berlaku efektif

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan :

BAB II PEMBAHASAN. Berikut klasifikasi dari transaksi pada siklus penjualan dan penagihan : BAB I PENDAHULUAN Salah satu cara yang dilakukan untuk mencapai laba adalah dengan melakukan penjualan. Penjualan merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mencapai tujuan perusahan, sebab penjualan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pada akhirnya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Materialitas dan Risiko Audit ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

Chapter 19 Audit terhadap Siklus Pembelian dan Pembayaran: Tests of Controls, Substantive Tests of Transactions, dan Hutang Usaha

Chapter 19 Audit terhadap Siklus Pembelian dan Pembayaran: Tests of Controls, Substantive Tests of Transactions, dan Hutang Usaha Chapter 19 Audit terhadap Siklus Pembelian dan Pembayaran: Tests of Controls, Substantive Tests of Transactions, dan Hutang Usaha 1 A. Transaksi dalam Siklus Pembelian dan Pembayaran 1. Pembelian (acquisitions)

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Arens, Beasley, & Elder (2010) menjelaskan: Auditing sebagai proses akumulasi dan evaluasi atas bukti-bukti informasi guna menentukan serta melaporkan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. perusahaan, visi dan misi perusahaan, strategi yang digunakan oleh perusahaan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. perusahaan, visi dan misi perusahaan, strategi yang digunakan oleh perusahaan, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum perusahaan berisi uraian yang terdiri dari sejarah pendirian perusahaan, visi dan misi perusahaan, strategi yang digunakan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT SEMINAR AUDITING TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT O L E H KELOMPOK I SUDIRMAN 0232090119 UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2013 1 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entitas yang berkembang dengan baik umumnya memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia yang semakin mengglobal telah mengubah iklim usaha dunia di berbagai negara, termasuk di

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk

ABSTRAK. : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Dhamar Yudho Aji : Diploma III Akuntansi : Audit atas Beban Dibayar Dimuka pada PT ACES Tbk Laporan magang ini berisi mengenai proses audit atas beban dibayar dimuka

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan.

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan. BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang, terlebih dahulu penulis mengajukan surat permohonan magang yang ditujukan kepada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit adalah jasa pelayanan yang dilakukan oleh seorang auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor dituntut untuk profesional dan independen

Lebih terperinci

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bukti Audit Bab IV Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN 1 Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Tujuan Audit Tujuan audit umum: memberikan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Standar Audit SA 530. Sampling Audit SA 0 Sampling Audit SA paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 SAMPLING AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN BUNGA PT ABC LAPORAN MAGANG

UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN BUNGA PT ABC LAPORAN MAGANG UNIVERSITAS INDONESIA AUDIT ATAS AKUN PENDAPATAN BUNGA PT ABC LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi NINDA ANDARIANTI 0906558855 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keandalan dalam memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. keandalan dalam memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dalam dunia bisnis yang berkembang sangat pesat dituntut keandalan dalam memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam suatu

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI UJI SUBSTANTIF PADA SIKLUS ASET TETAP (Studi Praktik Kerja pada KAP Buntaran & Lisawati) OLEH: YUNITHA RIZKY ARISANDY

IMPLEMENTASI UJI SUBSTANTIF PADA SIKLUS ASET TETAP (Studi Praktik Kerja pada KAP Buntaran & Lisawati) OLEH: YUNITHA RIZKY ARISANDY IMPLEMENTASI UJI SUBSTANTIF PADA SIKLUS ASET TETAP (Studi Praktik Kerja pada KAP Buntaran & Lisawati) OLEH: YUNITHA RIZKY ARISANDY 3203009322 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci