APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?"

Transkripsi

1 APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? oleh Daniel Pangaribuan Widyaiswara STAN editor Ali Tafriji Biswan A b s t r a k Dalam audit laporan keuangan tersebut, tugas utama auditor adalah memastikan terdapatnya bukti audit yang lengkap dan berkualitas. Jenis bukti audit dapat ditinjau dari segi objeknya yakni berwujud informasi dan laporan keuangan dan informasi lainnya (pendukung), segi cara memperolehnya, dan segi input-prosesoutput. Apapun jenis bukti yang didapat, auditor mengevaluasi bukti tersebut sebagai dasar dalam memberikan opini. Di samping memahami jenis bukti audit, auditor juga harus memahami dengan baik kualitas bukti audit. Kualitas bukti audit tersebut dipengaruhi oleh faktor relevansi dan reliabilitasnya. Pada akhirnya, untuk memperbaiki kualitas opini audit, pendekatan audit terkait bahan bukti harus mencerminkan pemahaman yang menyeluruh, seperti pemahaman pengendalian internal, pengujian pengendalian, pengujian transaksi, pengujian analisis, dan pengujian atas saldo akhir pada akun laporan keuangan. Kata kunci: laporan keuangan, auditor, jenis bukti audit, kualitas bukti audit, relevan, reliabilitas. O000O Pendahuluan Pentingnya bukti dalam audit laporan keuangan dapat dilihat dari pengertian audit menurut Arens (2012) yakni:... the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria... Definisi ini dengan jelas menyebutkan bahwa objek yang dipakai auditing dalam mengukur kewajaran laporan keuangan adalah bukti (lihat Peraga 1). Oleh karenanya, profesi auditor menetapkan standar audit lapangan (field work) dalam rangka mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Standar tersebut mencakup tiga standar yaitu standar perencanaan, standar evaluasi pengendalian intern, dan standar kecukupan dan kompetensi bukti yang harus dikumpulkan. Peraga 1 Kata Kunci Pengertian Audit Bahan bukti (evidence) Kriteria yang dibangun Tingkat keyakinan berpendapat 1

2 Permasalahan yang mengemuka terkait bukti audit adalah kualitas bukti. Kenyataan adanya bukti transaksi fiktif, bukti transaksi asli dengan nilai yang diperbesar (mark-up), dan bukti dokumen transaksi asli tetapi nilai barang atau jasa yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya, menunjukkan betapa pentingnya kualitas bukti audit untuk mendukung opini audit. Secara mendasar, kualitas bukti audit terkait dengan relevansi serta reliabilitas bukti audit. Jenis Bukti Audit Secara sederhana, bukti audit menunjukkan aneka informasi yang dimanfaatkan auditor dalam rangka memperoleh keyakinan yang memadai untuk memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Boynton dan Johnson (2012) mengelompokkan bukti audit ke dalam dua kelompok besar yakni catatan akuntansi dan informasi lainnya (lihat Peraga 2). Peraga 2 Jenis Bukti Audit Bukti dalam pencatatan akuntansi tersebut adalah bukti yang tersedia dalam sistem akuntansi dalam melaksanakan proses bisnis dari awal siklus bisnis dimulai sampai dengan diakhirinya siklus bisnis tersebut. Misalnya, pada siklus akuntansi penjualan dan penerimaan kas, bukti diselusuri mulai dari adanya dokumen pesanan penjualan sampai dengan dokumen penerimaan kas oleh perusahaan. Contoh lainnya adalah bukti permintaan penjualan dari pelanggan, pesanan penjualan, dan bukti pengiriman barang. Kompetensi bukti akuntansi sebagai bukti audit yang dapat meyakinkan auditor tergantung pada efektivitas pengendalian intern pada siklus tersebut. Bukti akuntansi ini pada umumnya digunakan oleh auditor pada tahap pengujian transaksi atas asersi manajemen. Misalnya, untuk membuktikan asersi keterjadian transaksi penjualan pada catatan akuntansi digunakan dokumen faktur penjualan. Bukti audit yang termasuk informasi lainnya adalah bukti yang tidak dihasilkan dari sistem akuntansi. Informasi ini antara lain dihasilkan sendiri oleh auditor untuk membuktikan kewajaran atas saldo pada akun neraca. Misalnya, nilai persediaan di neraca ditelusuri dengan cara inventarisasi fisik persediaan. Agak berbeda dengan Boynton, Arens (2006) mengidentifikasi tipe bukti yakni physical eamination, confirmation, documentation, analytical procedures, inquires of the client, recalculation, reperformace, dan observation. Dengan pengelompokan jenis bukti ini, Arens lebih menekankan pada prosedur mengumpulkan bukti, sedangkan Boynton dan Johnson menekankan pada objek dari bukti itu sendiri. 2

3 Bukti audit tersebut dapat juga diklasifikasikan sebagai bukti input/masukan, bukti proses, dan bukti output/keluaran. Bukti masukan adalah bukti/dokumen sumber yang akan diproses menjadi laporan keuangan, seperti faktur, dokumen transaksi lainnya termasuk catatan pengendalian intern. Bukti proses adalah bukti hasil dari proses pencatatan, seperti jurnal, buku pembantu, dan buku besar. Bukti keluaran adalah bukti yang berhubungan dengan laporan keuangan. Perlu dipahami bahwa auditor memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan sebagai keluaran dan bukan memberikan pendapat terhadap masukan dan proses (meskipun penting bagi audtior menilai pengendalian internal). Tampaknya, bukti keluaran lebih penting daripada bukti masukan dan bukti proses. Namun demikian, pendekatan yang dilakukan auditor adalah pendekatan sistem dengan terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap masukan dan proses dan dilanjutkan dengan pengujian keluaran. Dengan pendekatan ini, audit dapat dilakukan lebih efektif dan efisien yakni mencakup pemahaman pengendalian internal, pengujian pengendalian, pengujian transaksi, pengujian analisis, dan pengujian atas saldo akhir pada akun laporan keuangan. Kualitas Bukti Audit Standar audit ketiga dalam standar audit lapangan menyebutkan bahwa bukti yang cukup dan kompeten harus dikumpulkan oleh auditor agar menumbuhkan keyakinan untuk memberikan pendapat. Arens (2010) menyatakan: The two determinants of the persuasiveness of evidence are appropriateness and sufficiency Bukti meyakinkan harus memenuhi unsur kualitas (appropriateness) dan kuantitas (sufficiency), sedangkan kualitas bukti audit harus memenuhi relevansi dan reliabilitas. Ini senada dengan AU Section 26 Audit Evidence yang menyebutkan bahwa: "The auditor must obtain sufficient appropriate audit evidence by performing audit procedures to afford a reasonable basis for an opinion regarding the financial statements under audit." Kriteria bukti audit dapat ditunjukkan pada Peraga 3. Peraga 3 Kriteria Bukti Audit yang Meyakinkan bukti yang meyakinkan berkualitas kecukupan relevansi kuantitas reliabilitas Kriteria Bukti Audit: Relevansi Relevansi atau kesesuaian bukti audit artinya adalah bahwa bukti audit yang dikumpulkan relevan dengan yang akan dibuktikan yaitu kewajaran laporan keuangan. Suatu laporan keuangan dikatakan wajar apabila memenuhi syarat yaitu elemen laporan keuangan sudah disusun lengkap, laporan keuangan didukung oleh bukti yang lengkap, dan laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. 3

4 Kewajaran laporan keuangan tersebut dinyatakan oleh manajemen dalam bentuk asersi manajemen tentang laporan keuangan. Asersi manajemen meliputi lima aspek eistence or occurance, completeness, rights and obligations, valuation or allocation, presentation and disclosure (Boynton dan Johnson (2006)). Auditor akan menentukan tujuan audit dari asersi manajemen tersebut, yakni tujuan audit transaksi, tujuan audit saldo akhir, dan tujuan audit pengungkapan. Bukti audit yang relevan terkait dengan ketiga kategori tujuan audit tersebut. Bukti faktur penjualan bisa sesuai untuk pembuktian keterjadian (occurrance), tetapi tidak sesuai untuk pembuktian kelengkapan (completeness). Sebaliknya bukti jurnal sesuai untuk pembuktian kelengkapan, tetapi tidak sesuai untuk pembuktian keterjadian. Masing-masing bukti juga memiliki tingkat kesesuaian yang berbeda untuk setiap tujuan audit yang akan dibuktikan. Dengan memahami tujuan audit dan sifat masing-masing bukti dapat disusun kesesuaian jenis bukti dengan tujuan audit (lihat Peraga 4). Peraga 4 Kesesuaian Jenis Bukti dengan Tujuan Audit Tujuan audit Jenis bukti Detail Keter Keleng Pisah Nilai Hak dan Akurasi Klasifikasi tie-in jadian kapan Batas Realisasi Kewajiban Pemeriksaan fisik Konfirmasi Dokumentasi Observasi Wawancara Analitis Rekalkulasi Dalam penerapan audit, satu tujuan dapat menggunakan jenis bukti yang berbeda. Jenis bukti yang berbeda ini memiliki kualitas yang berbeda pula. Misalnya, untuk tujuan keterjadian piutang usaha, bukti audit yang memiliki kualitas paling tinggi adalah konfirmasi. Bukti audit lainnya yang sesuai, namun memiliki kualitas yang lebih rendah adalah dokumentasi. Kesesuaian jenis bukti audit dengan jenis pengujian dapat ditunjukkan pada Peraga 5. Peraga 5 Kesesuaian Jenis Bukti dengan Jenis Pengujian Jenis Pengujian Jenis bukti Pemahaman Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengendalian Pengendalian Transaksi Analitis Saldo Intern Intern Pemeriksaan fisik Konfirmasi Dokumentasi Observasi Wawancara Analitis Rekalkulasi 4

5 Reliabilitas Kriteria Bukti Audit: Reliabilitas Reliabilitas bukti audit meningkatkan tingkat keyakinan auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Reliabilitas dipengaruhi oleh enam faktor yaitu independensi penyedia data, efektivitas pengendalian intern, data yang langsung diperoleh auditor, kualifikasi penyedia data, tingkat objektivitas, dan saat pembuktian (lihat Peraga 6). Peraga 6 Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas independensi penyedia data efektivitas pengendalian intern data yang langsung diperoleh auditor kualifikasi penyedia data tingkat objektivitas saat pembuktian Independensi penyedia data adalah penyedia data tidak bisa dipengaruhi oleh pihak manajemen. Bukti yang berasal dari luar perusahaan, seperti faktur pembelian, lebih tinggi reliabilitasnya karena menyangkut dua entitas yang memiliki kepentingan yang berbeda terhadap dokumen tersebut. Kesalahan dalam dokumen yang menguntungkan satu pihak akan merugikan pihak lainnya, oleh karenanya dokumen itu direviu mereka. Berbeda halnya dengan dokumen internal, oleh sepihak, atau tidak melibatkan dua pihak yang independen. Contohnya faktur penjualan. Manajemen dapat saja memperbesar nilai penjualan dalam faktur tersebut. Dalam hal ini, manajemen tidak independen dalam membuat dokumen tersebut. Informasi yang berasal dari internal perusahaan memiliki tingkat reliabilitas yang berbeda. Informasi/bukti internal yang dihasilkan dari sistem yang memiliki pengendalian intern kuat memiliki tingkat reliabilitas yang relatif lebih tinggi daripada yang pengendalian internnya lemah. Implikasinya, efektivitas pengendalian intern akan menjaga reliabilitas data internal karena sudah melalui prosedur yang teruji. Data yang langsung diperoleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, rekalkulasi, dan inspeksi memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari pihak lain. 5

6 Data yang diperoleh langsung dari sumbernya disebut sebagai data primer. Data yang diperoleh secara tidak langsung, seperti laporan, merupakan data sekunder yang mungkin saja disajikan secara bias. Data yang diperoleh dari pihak yang memiliki kualifikasi yang tinggi, seperti data profesi dokter, arsitek, dan bank lebih dapat dipercaya. Alasan yang melatarbelakanginya adalah bahwa pihak berkualifikasi tinggi memiliki akurasi informasi yang lebih baik dan dapat diterima oleh pihak lain. Para profesional ini biasanya tergabung pada organisasi profesi yang memiliki standar kerja, etika kerja, dan tanggung jawab kepada publik. Reliabilitas data juga dipengaruhi oleh tingkat objektivitas, seperti hasil konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan saldo bank dari rekening koran. Beda halnya dengan data subjektif, misalnya hasil wawancara, yang dapat memiliki makna berbeda. Saat pembuktian (timing) juga mempengaruhi tingkat reliabilitas data. Data untuk membuktikan saldo dalam neraca akan lebih tinggi reliabilitasnya bila diperoleh mendekati tanggal neraca. Contoh, pelaksanaan audit persediaan di neraca per 31 Desember dilakukan mendekati tanggal 31 Desember akan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Jenis bukti dikaitkan dengan kriteria reliabilitas dapat diikhtisarkan sebagai berikut (Peraga 7). Peraga 7 Tingkat Reliabilitas Bukti Berdasarkan Jenis Bukti Audit Kriteria Reliabilitas Jenis bukti Efektivitas Independensi Diperoleh Kualifikasi Pengendalian Penyedia Bukti Langsung Auditor Penyedia Data Intern Objektivitas Pemeriksaan fisik Tinggi Variasi Tinggi Tinggi Tinggi Konfirmasi Tinggi N/A Rendah Tinggi Tinggi Dokumentasi Variasi Variasi Rendah Variasi Tinggi Analitis Tinggi/rendah Variasi Rendah Tinggi Rendah Wawancara rendah N/A Rendah Variasi Variasi Rekalkulasi Tinggi Variasi Tinggi Tinggi Tinggi Pelaksanaan kembali Tinggi variasi Tinggi Tinggi Tinggi Observasi tinggi Variasi Tinggi Tinggi Sedang Sumber: Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Fourteenth Edition. England: Pearson Education Limited. Hal Akhir Pemahaman auditor atas kualitas berbagai bukti audit sangat penting dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit. Dengan pemahaman ini auditor dapat memilih jenis bukti yang meyakinkan dirinya dapat mengambil simpulan agar opininya tepat. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas bukti audit yaitu relevansi dan reliabilitas. Relevansi dapat dihubungkan dengan tujuan audit dan jenis pengujian, sedangkan reliabilitas bukti audit ditunjukkan oleh independensi penyedia data, efektivitas pengendalian intern, data yang 6

7 langsung diperoleh auditor, kualifikasi penyedia data, tingkat objektivitas, dan saat pembuktian yang tepat. Sudah sewajarnya, auditor memperoleh bukti kuat untuk meyakinkan dirinya memberikan opini yang tepat. Hal ini senada International Standard on Auditing 500 Audit Evidence bahwa The auditor shall design and perform audit procedures that are appropriate in the circumstances for the purpose of obtaining sufficient appropriate audit evidence. Dalam rangka meyakinkan dirinya akan bukti audit yang memadai ia harus mendesain dan melaksanakan rangkaian prosedur audit yang sesuai. Dengan dukungan bukti audit yang berkualitas dan memadai itulah opini menjadi lebih bersinar. Bahan Bacaan 1) Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Edisi ke-14. England: Pearson Education Limited. 2) Boynton, William C. & Johnson Raymond Modern Auditing. Edisi ke-8. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 3) Audit Evidence. (diambil September 2014). 4) Audit Evidence. (diambil September 2014). 5) Elder, J. Randal, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Edisi ke-13. New Jersey: Pearson Education Limited. O000O 7

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1. Definisi Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Adapun pengertian auditing dirinci oleh beberapa pakar sebagai berikut: Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4) Auditing is the accumulation and evaluation

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan Negara 1. Pengertian pemeriksaan Mulyadi (2002 : 40) mendefinisikan pemeriksaan adalah sebagai berikut: Pemeriksaan adalah suatu proses sistematis

Lebih terperinci

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan 1. Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di PT.MS dan didukung dengan landasan teori ada, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tujuan Umum Untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan PABU Tujuan Khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity. Dibuat Oleh : PPJM Diperiksa Oleh: WM Halaman 1 dari 8

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity. Dibuat Oleh : PPJM Diperiksa Oleh: WM Halaman 1 dari 8 : PK-FEB-10 PROSEDUR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Tanggal Terbit : 01/08/11 SATUAN ACARA PERKULIAHAN 1. Mata Kuliah : Pengauditan 1 2. Bobot : 3 SKS 3. Semester : 4 (Empat) 4. Mata Kuliah Prasyarat

Lebih terperinci

Audit 2 - Sururi Halaman 1

Audit 2 - Sururi Halaman 1 Halaman 1 Auditing adalah proses pengujian kesesuaian asersi/pernyataan atau kegiatan dengan standar yang berlaku dan kemudian mengkomunikasikan hasil pengujiannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Bukti Audit REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Bukti Audit 17-2 Bukti Audit informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

BAB 1 PENGANTAR AUDITING BAB 1 PENGANTAR AUDITING 1.1 PENDAHULUAN AUDITING 1.1.1 PENGERTIAN AUDITING Menurut Soekrisno Agoes, (2004:3): Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistimatis, oleh pihak yang rofessiona,

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA 1 PERBANAS INSTITUTE JAKARTA SATUAN ACARA PANGAJARAN (SAP) MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : AUDITING : DA40-061 SKS : 3 SKS WAKTU PERTEMUAN : 3 X 50 PERTEMUAN KE : 1 (Pertama) A. TUJUAN 1. Instruksional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut Alvin A. arens dan james K. Loebbecke (2003,1) pengertian auditing adalah sebagai berikut : Auditing adalah merupakan akumulasi dan evaluasi bukti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas BAB II LANDASAN TEORI II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Arens (2003:1) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING. Agustinus Harries

PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING. Agustinus Harries PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING Agustinus Harries 2011130139 PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT Audit Menurut Alvin A. Arens Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine

Lebih terperinci

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING Penyebab Resiko Informasi Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya Jauhnya sumber informasi Bias dan motif penyedia informasi Jumlah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua

Lebih terperinci

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Audit risk and materiality Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI KONSEP MATERIALITAS Financial Accounting Standards Board mendefinisikan materialitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian pada PD. Asia Jaya dalam ruang lingkup persediaan, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian internal perusahaan dagang ini masih

Lebih terperinci

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak. Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam menghadapi era globalisasi yang menuju pada era perdagangan bebas, perusahaan kecil dituntut untuk terus berkembang. Namun dalam mengembangkan usahanya tersebut,

Lebih terperinci

Pertemuan 1 AUDITING

Pertemuan 1 AUDITING Pertemuan 1 AUDITING PENGERTIAN AUDITING (SUKRISNO AGUS) Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis 2), oleh pihak yang independen 3), terhadap laporan keuangan 1) yang telah disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing berikut : adalah : Menurut Arens dan Loebbecke (1997 : 2) pengertian dari auditing adalah : Auditing is the accumullation and evaluation of evidence about quantifiable

Lebih terperinci

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1 LITERATUR: AUDITING ) 1. Auditing and Assurance Service 14 th By. Arens, Elder, and Beasley 2. Modern Auditing, 8 ed Boynton & Kell 3. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Per 1 Maret 2011 Ikatan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi atas pengendalian internal yang telah dilakukan atas PT. T maka dapat ditarik

Lebih terperinci

Silabus. EKA 4162 Auditing II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 4162 Auditing II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 4162 Auditing II Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya

Lebih terperinci

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Tujuan Auditing REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Menjelaskan tujuan dari pelaksanaan audit

Lebih terperinci

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Tujuan Auditing REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Menjelaskan tujuan dari pelaksanaan audit

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Prosedur yang diterapkan dalam siklus pendapatan sudah cukup baik.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil dari penelitian yang berhubungan dengan penerapan prosedur pemeriksaan atas persediaan, maka pemagang

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit :

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit : PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT Laporan Keuangan Tujuan audit atas laporan keuangan : Menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material, sesuai dengan

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA BUKTI AUDIT Akuntansi Pemeriksan I Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Perbedaan Bukti audit dengan Bukti Hukum dan Ilmiah Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. independen yang bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. independen yang bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing Pada umumnya audit merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang dilakukan seseorang atau

Lebih terperinci

Audit Evidence (bukti audit)

Audit Evidence (bukti audit) Audit Evidence (bukti audit) Universitas Indonusa Esa Unggul Yulazri SE. M.Ak. Akt.CPA bukti audit Pertimbangan yang utama yang dihadapi oleh auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi auditor saat ini memiliki peran yang penting dalam sebuah siklus bisnis. Sebuah entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada siklus pembelian di bagian supermarket Asia Toserba terkait hubungan aktivitas pengendalian dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas penjualan di PT KKM maka peneliti dapat menyimpulkan : 1. Kebijakan dan prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Auditing 1. Pengertian Auditing Definisi audit yang dikemukakan oleh Arens, Elder dan Beasley (2003: 11) menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah perusahaan dagang dimana aktivitas penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Auditing

1.1 Pengertian Auditing 1.1 Pengertian Auditing Secara umum Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan - pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

Lebih terperinci

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011, Guidelines for auditing management systems. Standar ISO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka menuntut auditor untuk semakin teliti dan memiliki pemikiran kritis dalam pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Audit merupakan suatu proses yang sistematis untuk menghimpun bukti secara obyektif mengenai asersi dari tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat

Lebih terperinci

AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang)

AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang) AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang) Etika Dwi Lestari JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemeriksaan operasional dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi aktivitas bisnis suatu perusahaan dari sudut efektivitas dan efisiensi. Pada penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: 15Fakultas Afly EKONOMI DAN BISNIS Developing the overhall audit plan and audit program Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI JENIS JENIS PENGUJIAN Dalam mengembangkan suatu

Lebih terperinci

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia 1 Materi Perkuliahan 1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik 2 Audit Laporan Keuangan dan Tanggungjawab Auditor 3 Etika Profesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Audit Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan. Pada akhir pemeriksaan, auditor independen akan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

Dengan sangat marah ia segera memanggil Manajer Keuangan. Sang manajer hanya tersenyum...

Dengan sangat marah ia segera memanggil Manajer Keuangan. Sang manajer hanya tersenyum... Hasil Audit: UNQUALIFIED! Seorang direktur mendapat kabar dari auditor lembaganya, bahwa hasil audit mereka adalah UNQUALIFIED. Dengan sangat marah ia segera memanggil Manajer Keuangan. Sang manajer hanya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah : Auditing 2 SKS : 3 Semester : 5 Kode MK : EBA512061 I. DESKRIPSI Mata Kuliah ini merupakan kelanjutan dari Mata Kuliah Auditing 1 yang secara garis besar memberikan wawasan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pengguna laporan keuangan pemerintah daerah menuntut adanya transparansi atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Auditor adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap

Lebih terperinci

Standar Pemeriksaan Tipe Pengujian Pendekatan Pengujian. tedi last 10/16

Standar Pemeriksaan Tipe Pengujian Pendekatan Pengujian. tedi last 10/16 Standar Pemeriksaan Tipe Pengujian Pendekatan Pengujian tedi last 10/16 STANDAR PEMERIKSAAN NO 02 STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEUANGAN Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PERENCANAAN AUDIT YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PADA INSTANSI

EVALUASI PROSES PERENCANAAN AUDIT YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PADA INSTANSI EVALUASI PROSES PERENCANAAN AUDIT YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PADA INSTANSI PEMERINTAH DAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) RINGKASAN SKRIPSI Oleh Kartika Universitas

Lebih terperinci

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA PERBANAS INSTITUTE JAKARTA SATUAN ACARA PANGAJARAN (SAP) MATA KULIAH : AUDITING II KODE MATA KULIAH : SA40-162 SKS : 3 SKS WAKTU PERTEMUAN : 3 X 50 PERTEMUAN KE : 1 (Pertama) A.TUJUAN 1. Instruksional

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada perusahaan Mansion28, penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Perusahaan Mansion28 membedakan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan hasil fraud risk assessment,

Lebih terperinci

METODE ARUS DALAM PEMERIKSAAN PAJAK

METODE ARUS DALAM PEMERIKSAAN PAJAK METODE ARUS DALAM PEMERIKSAAN PAJAK Lusy Suprajadi Fakultas Ekonomi, Universitas Katolik Parahyangan Abstract Self assessment system is implemented in fulfilling income tax obligation, especially in preparing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasly dan Randal J.Elder

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasly dan Randal J.Elder BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengauditan 2.1.1 Pengertian Audit (2012:24): Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasly dan Randal J.Elder Auditing is the accumulation and evaluatin of evidence about information

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan oleh ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Arens dan Loebbecke (2000;2) adalah sebagai berikut: Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh antara pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Suatu pengendalian intern yang memadai diperlukan bagi manajemen dalam perusahaan agar tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengendalian intern tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempunyai risiko-risiko yang dapat terjadi di siklus penjualan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditing merupakan proses pengumpulan data dan evaluasi bukti dari informasi perusahaan untuk menentukan tingkat kesesuaian antara informasi yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Peneliti melakukan pemeriksaan operasional pada CV. PSA selama dua bulan yaitu periode 1 September 2016 hingga 31 Oktober 2016. Pemeriksaan operasional dilakukan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa negara berkembang saat ini termasuk Indonesia banyak bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada public, seiring dengan

Lebih terperinci

AUDITING PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA IAIN SURAKARTA)

AUDITING PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA IAIN SURAKARTA) AUDITING PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA IAIN SURAKARTA) Disusun Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Auditing Dosen Pengampu: Agung Nur Probohudono,

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Kelompok Mata Kuliah : Mata Keahlian Berkarya (MKB) Nama / Kode Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi / EKO542 Bobot : 3 (dua) SKS 4 jam Program Studi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

BAHAN AJAR METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK BAHAN AJAR METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN Oleh: Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis. BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini menjelaskan mengenai dasar pemilihan topik, masalah yang diangkat, tujuan melakukan penulisan, serta kerangka pikir penulisan secara umum yang akan ditulis. 1.1.

Lebih terperinci

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT AU 350.01

Lebih terperinci

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste AUDIT OPERASIONAL TERHADAPA PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT TRIA DIPA MEDIKA Ridwan Zulpi Agha 1405010667 Rz.agha@student.gunadarma.ac.id Program Studi Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Menurut William C.Boynton, Raymon N.Johnson dan Welter G.Kell yang diterjemahkan oleh Budi. 8.1(2007:5) memberikan definisi : "Auditing sebagai suatu proses sistematis

Lebih terperinci

BUKTI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SEBAGAI SUATU CARA PENGUMPULAN BUKTI M. UTAMA NASUTION

BUKTI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SEBAGAI SUATU CARA PENGUMPULAN BUKTI M. UTAMA NASUTION BUKTI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SEBAGAI SUATU CARA PENGUMPULAN BUKTI M. UTAMA NASUTION Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. PENDAHULAN Pemeriksaan adalah suatu proses sistematik

Lebih terperinci

Pengujian Substantif Atas Transaksi Prosedur Review Analitis Pengujian Rinci Atas Saldo Pengujian Kepatuhan Penyelesaian Penugasan Audit

Pengujian Substantif Atas Transaksi Prosedur Review Analitis Pengujian Rinci Atas Saldo Pengujian Kepatuhan Penyelesaian Penugasan Audit Pengujian Substantif Atas Transaksi Prosedur Review Analitis Pengujian Rinci Atas Saldo Pengujian Kepatuhan Penyelesaian Penugasan Audit Tedi last 11/16 Review : PROSES AUDIT Proses audit sektor publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam bidang auditing, jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik (AP) adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan pendapat (opini)

Lebih terperinci

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI AUDIT I Modul ke: The Assurance Service Market Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA Program Studi AKUNTANSI TIMBUL DAN BERKEMBANGNYA PROFESI AKUNTAN PUBLIK Pada masa di mana jumlah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan

BAB V PENUTUP. menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan 61 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Semua perusahaan pasti akan memiliki tujuan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan pasti akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Auditing dan Profesi Akuntan Publik 2.1.1.1 Pengertian Auditing Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Auditing 1. Definisi Auditing Kata auditing diambil dari bahasa latin yaitu Audit yang berarti mendengar dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah pemeriksaan akuntan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci