Pembiayaan Diagnostik PAK dan Pelayanan Penyakit Kronis Pasca Pensiun
|
|
- Yulia Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembiayaan Diagnostik PAK dan Pelayanan Penyakit Kronis Pasca Pensiun dr, Medianti Ellya Permatasari, AAK Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Disampaikan pada The 11 th Indonesian Occupational Medicine Update 2017 Jakarta, 30 September
2 OUTLINE 1. Overview Program JKN-KIS 2. Penjaminan Penyakit Akibat Kerja 3. Demografi dan Utilisasi Kelompok Umur Lansia 4. Program Pengelolaan Penyakit Kronis Pasca Pensiun 5. Penutup 2
3 Overview Program JKN-KIS
4 Pemerintah Telah Mencanangkan Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional Hingga Tahun * Hampir 70% dari penduduk Indonesia *) Per 22 September 2017 jumlah peserta JKN : jiwa. 4
5 Cakupan Efektif Cakupan Pelayanan Kesehatan Cakupan Semesta 2019 Cakupan Kepesertaan Akses Utilisasi Kualitas Efektif Mudah dicapai Bebas biaya Diterima Tidak ada Pembedaan Pelayanan Pengalaman peserta Persepsi +/- Sesuai Standar & Kaidah yang berlaku FKTP& FKRTL Peran Faskes Mampu Bayar Iuran (Ability To Pay) Status Sosial Latar Pendidikan Jenis Pekerjaan Program Pemerintah Mau Bayar Iuran (Willingness To Pay) Pendaftaran Peserta Keabsahan Data Identifikasi Peserta secara unik (NIK) Cara Pembayaran Pemahaman/Persepsi Kondisi kesehatan
6 Akses Masyarakat Terhadap Layanan Kesehatan Semakin Mudah Kunjungan di FKTP (Puskesmas/Dokter Praktik Perorangan/ Klinik Pratama) Kunjungan di Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Tahun 2014 (Laporan Audited) Tahun 2015 (Laporan Audited) Tahun 2016 (Laporan Audited) Tahun 2017 (Semester I) 66,8 Juta 100,6 Juta 120,9 Juta 72,8 Juta 21,3 Juta 39,8 Juta 49,3 Juta 29,2 Juta Kasus Rawat Inap Rumah Sakit 4,2 Juta 6,3 Juta 7,6 Juta 4,02 Juta KONTRIBUSI LANGSUNG KESEHATAN: Membantu pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan (+ upaya promotif dan preventif): Menjaga masyarakat agar tetap produktif secara sosial dan ekonomis Jumlah Kasus Penyakit Katastropik yang Ditanggung Program JKN-KIS sebanyak Kasus 51% 18% Mencegah Terjadinya Kemiskinan Baru TOTAL PEMANFAATAN Sumber data : LPP Jamsoskes 92,3 JUTA Total Peserta thn 2014: 133,4 Juta 146,7 JUTA 177,8 JUTA* Total Peserta thn Total Peserta thn 2015: 156,79 Juta 2016: 171,9 Juta 106,1 JUTA 2% 2% 3% Jantung Kanker 9% 15% Cirrhosis Hepatitis Leukaemia Sumber : Data BOA s.d. Bulan Pembebanan Juni 2017 Gagal Ginjal Stroke Thalassaemia Haemophilia 6
7 JKN-KIS DAN DAMPAKNYA PADA PEREKONOMIAN INDONESIA Sumber data : Kajian Kemiskinan & Perlindungan Sosial LPEM FEB UI PENERAPAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DAN
8 BIAYA MANFAAT PELAYANAN KESEHATAN * Year 2014 Year 2015 Year 2016 Est. Year 2017 Total Biaya pelayanan kesehatan dalam 3 tahun Rp. 166 T Dalam 3 tahun 132 T dibayarkan di FKRTL dan 34 T di FKTP 8
9 Pembiayaan JKN Untuk Penyakit Katastropik Belum Termasuk Biaya Obat Luar Paket Kapitasi/INA-CBG Rp Rp Rp 37,32 % 32,41 % 24,81 % Jumlah Biaya Pelayanan Kesehatan Penyakit Katastropik dari total biaya pelkes rujukan Sumber : Data BOA bulan Pelayanan Januari 2014 Juni
10 Perkembangan Fasilitas Kesehatan Bekerjasama * 2.201* 2016 Sumber data : LPP Jamsoskes *posisi 31 Agustus 2017 *Dari jumlah Rumah Sakit teregistrasi di Indonesia
11 Penjaminan Penyakit Akibat Kerja
12 *UU No 40 Thn 2013 **UU No 24 Tahun 2011 JAMINAN SOSIAL NASIONAL UU No 40 TAHUN 2004 UU NO 24 TAHUN 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial* BPJS KESEHATAN** BPJS KETENAGAKERJAAN** PT TASPEN ASABRI Jaminan Kesehatan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Pensiun Jaminan Hari Tua Jaminan Kematian Cakupan manfaat dan teknis operasional: UU No 40 Tahun 2004 UU No 24 Tahun 2011 Perpres 12/2013 beserta perubahannya Permenkes Nomor 71/2013 Permenkes Nomor 52/2016 dst Manfaat tidak beririsan Irisan manfaat COB Asuransi Kesehatan Tambahan Koordinasi Pelayanan PT Jasa Raharja (Pelkes KLL)
13 Pelayanan Kesehatan yang tidak dijamin Perpres 19/2016 pasal Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku 2. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; 3. pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; 4. pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; 5. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; 6. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; 7. pelayanan untuk mengatasi infertilitas; 8. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); 9. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; BPJS Kesehatan tidak menjamin biaya pelayanan kesehatan akibat KK dan PAK, termasuk biaya pemeriksaan diagnostiknya Koordinasi dengan institusi penjamin KK & PAK yaitu PT Taspen, BPJS TK dan ASABRI 13
14 Kerja Sama Antar Institusi Proses revisi
15 Dilakukan untuk peserta yang memiliki kepesertaan aktif kedua belah pihak. BPJS Kesehatan tidak menjamin pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan melakukan koordinasi pelayanan dan bukan koordinasi manfaat. BPJS Ketenagakerjaan menanggung : Biaya pelayanan kesehatan akibat KK PAK sesuai kebutuhan medis di Rumah Sakit Pemerintah dengan kelas perawatan kelas I atau Rumah sakit Swasta yang setara Biaya investigasi/prosedur pemeriksaan kesehatan dalam rangka penegakkan Penyakit Akibat Kerja 15
16 TANTANGAN PENJAMINAN PENYAKIT AKIBAT KERJA 1 Akses terhadap penjaminan PAK lebih kecil Penduduk yang memiliki JKK hanya sekitar 30 juta jiwa (dari target 110 juta*), sedangkan cakupan JKN sudah mencapai 180 juta jiwa. Jumlah fasilitas kesehatan rekanan Badan Penjamin JKK lebih sedikit daripada Faskes kerja sama BPJS Kesehatan 2 Tingginya jumlah kasus PAK yang tidak terdeteksi dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk penegakkan diagnose PAK lama karena kurang tersedianya SDM yang kompeten Jumlah dokter umum tersertifikasi Perdoki berjumlah ± 700 orang Jumlah dokter spesialis Okupasi hanya berjumlah ±200 orang *Peta Jalan Menuju Cakupan Semesta Membutuhkan dukungan PERDOKI dalam peningkatan jumlah dokter tersertifikasi serta panduan dan standardisasi penegakkan diagnosa PAK
17 Potensi PAK tidak terdeteksi Top 5 Diagnosis Kasus berkorelasi dengan PAK* Biaya Pelkes Kasus berkolerasi PAK ** Asumsi Prevalensi Potensi Biaya undetected PAK berdasar asumsi prevalensi Asthma Related Coding Rp 2,5 Triliun 15% Rp 380,8 Miliar Carpal Tunnel Syndrome Related Coding Rp 81 Miliar 19% Rp 15 Miliar Dermatitis Contact Related Coding Rp 61 Miliar 10% Rp 6,1 Miliar Hearing Loss Related Coding Rp 42,9 Miliar 21% Rp 9 Miliar Low Back Pain Related Coding Rp 1,2 Triliun 72% Rp 868,6 miliar Grand Total Rp 3,9 Triliun Rp 1,28 Triliun *Filtrasi : Usia Produktif > 16 Tahun - 64 Membutuhkan Penguatan Posisi dan Peran PERDOKI dalam penegakkan diagnose PAK Sumber asumsi prevalensi: Asma CTS Dermatitis Hearing Loss Low Back Pain Keterangan: sd bulan pelayanan Juli 2017 Sumber data: Data warehouse BPJS Kesehatan sd bulan pelayanan Juli 2017
18 Demografi dan Utilisasi Kelompok Umur Lansia
19 Usia Pensiun dan Lansia Batas Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil sesuai PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan; b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat fungsional ahli utama. Peraturan Pemerintah Nomor 43 thn 2004 tentang Pelaksaaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia Pasal 1: Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas 2. WHO: Kategori umur usia lanjut 60 (enam puluh) tahun ke atas*. WHO, (2017), Agind and Life, diakses tanggal 28 Sep 2017
20 Populasi peserta Lansia BPJS Kesehatan Sebaran peserta lansia program JKN- KIS Peserta JKN-KIS umur 60 tahun ke atas berjumlah 21,4 juta jiwa atau 12% dari total peserta Sumber: aplikasi BI tanggal 26 September 2017
21 Demografi Peserta Segmen Bukan Pekerja (BP) Proporsi terbesar: pensiunan Perpres 19/2016 pasal 4 ayat (4) Bukan Pekerja terdiri atas: a. investor; b. Pemberi Kerja; c. penerima pensiun; d. Veteran; e. Perintis Kemerdekaan; f. janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan g. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran. Sumber: aplikasi BI tanggal 26 September 2017
22 Kunjungan Per Kelompok Umur Tahun Pelayanan 2016 RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN 30% dari total kunjungan pada usia % dari total kunjungan pada usia 60+ Kunjungan laki-laki usia 60 tahun ke atas 8% lebih banyak dari peserta perempuan Kunjungan laki-laki usia 60 tahun ke atas 17% lebih banyak dari peserta perempuan
23 CMG Terbanyak per Kelompok Umur RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN Umur CMG Jumlah Kunjungan % Kunjungan 0-4 P 274,688 34% 5-9 A 176,332 46% A 129,496 45% A 116,841 30% O 163,957 31% O 260,460 43% O 250,424 39% O 159,045 28% K 70,057 15% K 78,983 16% K 87,197 16% I 96,521 18% I 91,176 19% I 70,222 20% I 54,473 20% 75++ I 64,159 20% Casemix Main Groups (CMGs) RJTL terbanyak pada usia 60 tahun ke atas: penyakit mukoskeletal tindakan rehabilitasi medis dan fisioterapi Casemix Main Groups (CMGs) RITL terbanyak pada usia 60 tahun ke atas: penyakit jantung!
24 *Permenkes 28 thn 2014 dan Permenkes 001 thn 2012 Diagnosa Primer Terbanyak kelompok umur 60 tahun ke atas tahun 2016 RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN Kode Dx Nama Dx Primer Kasus 1 Z098 Follow-up exam after other treatment for other conditions Z501 Other physical therapy Z491 Extracorporeal dialysis Z961 Presence of intraocular lens Z760 Issue of repeat prescription Z509 Care involving use of rehabilitation procedure, unspecified Z867 Personal history of diseases of the circulatory system Z09.0 Follow-up examination after surgery for other conditions I10 Essential (primary) hypertension H269 Cataract, unspecified RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN No Kode Dx Nama Dx Primer Jumlah Kasus 1 I500 Congestive heart failure 54,185 2 A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin 50,678 3 I10 Essential (primary) hypertension 46,992 4 I639 Cerebral infarction, unspecified 40,863 5 N40 Hyperplasia of prostate 34,015 6 I64 Stroke, not specified as haemorrhage or infarction 32,248 7 K30 Dyspepsia 32,127 8 Z511 Chemotherapy session for neoplasm 29,617 9 J189 Pneumonia, unspecified 28, J449 Chronic obstructive pulmonary disease, unspecified 27,237 Kewajiban dokter untuk merujuk balik pasien kronis yang sudah stabil * Efektivitas rehabilitasi medis dan fisioterapi? Dx primer terbanyak di RITL adalah penyakit Jantung
25 OBAT KRONIS LUAR PAKET INA-CBG/KAPITASI TAHUN JENIS OBAT OBAT DM OBAT HIPERTENSI OBAT KRONIS TOTAL BIAYA (Rp) Rp 899 Miliar Rp 1,05 Triliun Rp 2,5 Triliun Tahun 2016, pada kelompok usia 60 tahun ke atas: jumlah kasus diabetes RJTL mencapai 80 ribu dan kasus hipertensi 47 ribu 10 BESAR OBAT KRONIS BERBIAYA TERBESAR NAMA OBAT KASUS JUMLAH OBAT BIAYA (Rp) 1 Candesartan Cilexetil Valsartan Telmisartan Mix Insulin Analog Analog Insulin Rapid Acting Analog insulin mix acting Rapid Insulin Analog Clopidogrel Analog insulin long acting Nifedipin Obat kronis berbiaya terbesar didominasi oleh obat-obat Diabetes dan Hipertensi Biaya obat hipertensi/diabetes mencapai Rp 1,95 T atau 78% dari total biaya obat kronis luar paket kapitasi/ina-cbg Harusnya eligible untuk PRB dan PROLANIS
26 Katastrofik Per Kelompok Umur tahun layanan 2016 RAWAT JALAN TINGKAT LANJUTAN RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN 27% dari total pada kelompok umur % dari total pada kelompok umur 65++ Persentase penyakit katastrofik pada kelompok umur 65 tahun ke atas:
27 Biaya Pelkes Kelompok Umur 60 tahun ke atas RangeUmur TAHUN PELAYANAN Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Rp Biaya pelkes kelompok umur 61> 24% dari total biaya pelkes FKRTL Ket: Data tahun 2017 sd pelayanan Juli 2017 Sumber: data warehouse tanggal 26 September 2017
28 Program Pengelolaan Penyakit Kronis Pasca Pensiun
29 Tantangan Penuaan Populasi WHO: Tantangan Penuaan Penduduk Dunia 1 1. Peningkatan demand pelayanan kesehatan primer dan perawatan jangka panjang (long term care) 2. Membutuhkan tenaga pemberi pelayanan kesehatan terlatih dalam jumlah banyak 3. Meningkatnya kebutuhan akan lingkungan yang lebih ramah lansia 4. Perlu prioritas pengembangan sistem pelayanan primer yang terkoordinasi dan terintegrasi untuk mencegah dan memperlambat berkurangnya kapasitas lansia Fokus pada promotif preventif Peningkatan peran dan kualitas pelayanan kesehatan di FKTP (primary care oriented) 1 WHO, (2017), Agind and Life, diakses tanggal 27 Sep 2017
30 Koordinasi untuk peningkatan kualitas layanan dan efektivitas sistem pembayaran FKTP FKRTL Rujukan berbasis Kompetensi PRB PROLANIS Rujuk Balik Dokter umum Dokter gigi Program PRB dan Prolanis meningkatkan akses peserta Lansia pada pelayanan kesehatan dengan mengurangi jarak dan waktu tempuh ke Faskes Kualitas pelayanan dan pembayaran efisien Mentoring spesialis Dokter Spesialis/ Sub Spesialis 30
31 Program Promotif dan Preventif BPJS Kesehatan Pengendalian 1. Skrining Riwayat Kesehatan Mobile Screening Pengisian Form Mengetahui 4 potensi risiko penyakit, yaitu: - Diabetes Mellitus - Hipertensi - Ginjal Kronik - Jantung Koroner 2. Skrining Preventif Sekunder (Pemeriksaan GDP/GDPP) Dilakukan kepada peserta yang telah melakukan Skrining Riwayat Kesehatan dengan hasil Risiko Sedang/ Tinggi Diabetes Mellitus. Pengelolaan 1. Program Rujuk Balik (PRB) Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di FKTP atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub spesialis yang merawat. 9 Penyakit Kronis yang masuk dalam PRB: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung, Asma, PPOK, Epilepsy, Schizophrenia, Stroke, Systemic Lupus Erythematosus (SLE). 2. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan bagi peserta yang menyandang penyakit kronis (Diabetes Mellitus/ Hipertensi) untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya 31 pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
32 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis : 1. Diabetes mellitus 2. Hipertensi 3. Jantung 4. Asma 5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 6. Epilepsy 7. Skizofren 8. Stroke 9. Sindroma Lupus Eritematosus Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis. 32
33 PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS BPJS KESEHATAN Tujuan Program Pelaksanaan Indikator Meningkatkan awareness Pendataan potensi risiko Meningkatkan pengetahuan dan selfcare Perubahan gaya hidup Kepatuhan peserta akan pengobatan Peningkatan engagement peserta Komitmen peserta Screening Klub Prolanis Individual Feedback Prolanis = PPDM+ PPHT) Awal Untuk semua peserta Lanjutan Untuk peserta risiko tinggi FKTP Wajib untuk Puskesmas Mentoring spesialis Individual Feedback* Survey risiko dan gaya hidup offline/online Pemeriksaan GDP/GDPP Pemeriksaan TD dan BMI Pemeriksaan GDP/GDPP Profil lipid dan fungsi ginjal Basal Insulin (HBA1c) Setiap kunjungan 1x sebulan 1x per semester Tiap 3-6 bulan
34 PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) PROLANIS sebagai upaya manajemen risiko CMD melalui: 1. edukasi/konsultasi medis 2. Pemantauan kesehatan 3. Aktivitas Klub 4. Home visit 5. Reminder pemberian obat dan pola hidup sehat 6. Mentoring FKTP oleh dokter Spesialis
35 Trend Peserta PROLANIS No Jenis Pemeriksaan Periode Pemeriksaan Biaya* 1 Tekanan Darah Kapitasi 2 Tinggi Badan Setiap kunjungan ke FKTP Kapitasi 3 Berat Badan Kapitasi 4 Gula Darah Puasa (GDP) 10,000-20,000 1x dalam 1 bulan 5 Gula Darah Post Prandial (GDPP) 10,000-20,000 6 Microalbuminuria 120,000 7 Ureum 30,000 8 Kreatinin 30,000 9 Kolesterol Total 2x dalam 1 tahun 45, Kolesterol LDL 60, Kolesterol HDL 45, Trigliserida 50, HbA1c 3-6 bulan 1x 160, ,000
36 Benchmark keberhasilan Disease Management Program Jerman* Tingkat survival pasien DMP 89% vs non DMP 86% tingkat mortalitas pasien turun tingkat hospitalisasi akibat stroke, serangan jantung, amputasi, kebutaan, nefropati, dll turun Mendorong perubahan gaya hidup pasien dan kepatuhan terhadap pengobatan Hari (t)
37 Benchmark keberhasilan Disease Management Program Jerman* Dampak Ekonomi Age group Age group Penurunan biaya pelkes hingga 5% per tahun atau 210 juta (Rp 3,9 T)* per tahun untuk program PPDM. ELSID, Evaluation of large scale implementation of disease management Programs for patients with type 2 diabetes, *kurs 1 Euro = Rp 15,823
38 Potensi pengembangan pelayanan untuk Geriatri di Indonesia Demografi peserta geratri sebagian besar di daerah rural : peningkatan koordinasi dan kualitas layanan FKTP-FKRTL melalui program mentoring spesialis dan telemedicine program PRB dan Prolanis untuk mendekatkan peserta dengan pelayanan Faskes (mengurangi jarak dan waktu tempuh) Potensi implementasi home care dan long term care (LTC) dalam program JKN Kontinuitas pelayanan kesehatan untuk pasien geriatri Potensi koordinasi antar Faskes untuk meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan tingkat independensi dan pelayanan kesehatan jangka panjang pasien geriatric.
39 Penutup
40 HARAPAN Dukungan PERDOKI untuk : 1. Turut aktif meningkatkan kompetensi dokter di Faskes kerja sama untuk penegakkan diagnosa kasus diduga PAK 2. Mengembangkan standardisasi dan panduan penegakkan diagnose kasus diduga PAK 3. Secara konsisten menerapkan pelayanan yang efisien, efektif dan berkualitas melalui penerapan kaidah-kaidah evidence based 4. Memberikan rekomendasi perbaikan program JKN kepada Pemerintah, BPJS Kesehatan dan Faskes 5. Turut aktif dalam implementasi clinical governance untuk menerapkan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien 40
41 Terima Kasih Kartu Indonesia Sehat Dengan Gotong Royong, Semua Tertolong Fanpage: BPJS Kesehatan BPJS Kesehatan BPJS bpjskesehatan
IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK
IMPLEMENTASI PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM SISTEM PEMBAYARAN E KLAIM BPJS KESEHATAN DR BIMANTORO R, AAK 1 Januari 2014 Badan Hukum Persero Koordinasi dibawah Kementerian BUMN Hanya untuk Jaminan Kesehatan
Lebih terperinciBEBAN PENYAKIT TERKAIT ROKOK TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BEBAN PENYAKIT TERKAIT ROKOK TERHADAP JAMINAN KESEHATAN NASIONAL dr. Dwi Martiningsih, M.Kes, AAK Deputi Direksi Bidang Riset dan Pengembangan 18 Oktober 2017 Simposium Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli
Lebih terperinciJKN dan BPJS Kesehatan. Dr. Greisthy E.L. Borotoding Kepala BPJS Kesehatan Cabang Manado
JKN dan BPJS Kesehatan Dr. Greisthy E.L. Borotoding Kepala BPJS Kesehatan Cabang Manado 1. Overview 2. Program JKN 3. Sistem Pembayaran 4. Penutup Outline VISI JOKOWI-JK BERDAULAT TRISAKTI UU Nomor 24
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis, epilepsy, stroke,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan dan mempermudah akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka BPJS Kesehatan
Lebih terperincihipertensi sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi hipertensi dan mencegah komplikasinya di masyarakat (Rahajeng & Tuminah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi masih menjadi salah satu penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan masih menjadi masalah serius di dunia terkait dengan efek jangka panjang yang
Lebih terperinciAGENDA. PERAN MAHASISWA pada PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL- KARTU INDONESIA SEHAT 1/4/2018. Dr. Bimantoro R, AAK Kepala Cabang Semarang
PERAN MAHASISWA pada PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL- KARTU INDONESIA SEHAT Dr. Bimantoro R, AAK Kepala Cabang Semarang Semarang, 04 Januari 2018 1 AGENDA 1. PENDAHULUAN 2. MENGENAL PROGRAM JKN - KIS
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN
DAFTAR RIWAYAT PEKERJAAN 3 Pembiayaan pelayanan kesehatan penyakit kronis dan Katastropik Era JKN di Rumah Sakit Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Direktur Utama BPJS Kesehatan Disampaikan pada SEMINAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. WHO (2005) melaporkan penyakit kronis telah mengambil nyawa lebih dari 35 juta orang
Lebih terperinciKasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya
Kasus-kasus Perselisihan antara Hak Pasien dan Standar Biaya dr. Aris Jatmiko, MM, AAK Deputi Direksi BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta, 8 Maret 2018 OUTLINE 1. Overview
Lebih terperinciUpah Minimum atau Iuran PBI
Upah Minimum atau Iuran PBI Disampaikan oleh: Mundiharno Direktur Perencanaan Pengembangan & MR BPJS Kesehatan Forum Diskusi Publik Nasional Penguatan Jaminan Sosial Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Layak
Lebih terperinciProgram Rujuk Balik Bagi Peserta JKN
panduan praktis Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN 07 02 panduan praktis Program Rujuk Balik Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperincidr. Mohammad Edison, MM., AAK
dr. Mohammad Edison, MM., AAK Alamat kantor : Jl. Dr. Djunjunan No 144 Tlp / Fax : 022 2013174 Alamat Rumah : Perum Candra Kirana T-3 RT 037/008 No HP : (0354) 778861 Email : Mohammad.Edison@bpjs-kesehatan.go.id
Lebih terperinciEvaluasi Pelayanan JKN-KIS Tahun 2017 Wilayah DKI Jakarta Dan Implementasi Vedika. BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek
Evaluasi Pelayanan JKN-KIS Tahun 2017 Wilayah DKI Jakarta Dan Implementasi Vedika BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jabodetabek 1 I PENGANTAR PEMENUHAN AMANAT UU SJSN DAN UU BPJS 3 ACUAN KINERJA Pemerintah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
KEMENKES PERKEMBANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN NASIONAL PUSAT PEMBIAYAAN DAN JAMINAN JAKARTA, 2016 JAMINAN NASIONAL Perkembangan penyelenggaraan JKN Jaminan Kesehatan Nasional UU NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan Rujuk Balik adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan (Faskes) atas rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub
Lebih terperinciPEND PEN AH D UL AH U UL AN U 2
KOMITMEN BPJS KESEHATAN DALAM UPAYA PENGUATAN PROMOTIF PREVENTIF ERA JKN-KIS Prof.Dr.dr. Fachmi Idris, M.Kes Direktur Utama Makassar, 05 November 2016 PENDAHULUAN 2 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KESEHATAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN MEGA YUDHA RATNA PUTRA, SE,MM,AAAK Kepala Dep. Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah Kantor Pusat BPJS Kesehatan Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Indonesia mengalami transisi epidemiologi, dimana terjadi penurunan prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular
Lebih terperinciPROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
panduan praktis PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) 06 02 panduan praktis PROLANIS Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Lebih terperinciPERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR HK.02.05/III/SK/089/2016 NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage), Indonesia melalui penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah menyepakati strategi-strategi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA KLAIM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN TINGKAT LANJUTAN PADA RUMAH SAKIT
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Ged. RSCM Kirana 23 Juli 2014 Sosialisasi Pelayanan Rujuk Balik dan Administrasi Pengajuan dan Verifikasi Klaim RSUPN Cipto Mangunkusumo 23
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KESEHATAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN MEGA YUDHA RATNA PUTRA, SE,MM,AAAK. Kepala Departemen Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah Kantor Pusat BPJS Kesehatan Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN MEGA YUDHA RATNA PUTRA, SE,MM,AAAK Kepala Dep. Rekrutmen Peserta Pekerja Penerima Upah Kantor Pusat BPJS Kesehatan Jl. Letjen. Soeprapto - Cempaka Putih Jakarta
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:
PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia Disusun Oleh: dr. DIMAS MUHAMMAD AKBAR PUSKESMAS MLATI II SLEMAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciMATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun
MATERI DJSN PELAKSANAAN PROGRAM JKN PROPINSI KALSEL Tahun 204-205 Divisi Regional VIII Banjarmasin, 4 Agustus 205 Desiminasi/Komunikasi Publik Kepada Pemimpin Redaksi dan Pra Jurnalis Sistem Jaminan Sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia dari tahun ke tahun berupaya untuk memberikan kemudahan kepada setiap warganya tanpa terkecuali untuk akses ke pelayanan kesehatan dengan memperbaiki
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.29, 2013 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World Health Organizatiaon (WHO) pada tahun 2014 merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 200
No.1217, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS Kesehatan. Pengelolaan Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciThere are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS
There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS 1. Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya? JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN. dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PENGGUNAAN DATA DALAM MENDUKUNG PELAYANAN KESEHATAN dr. TOGAR SIALLAGAN, MM KEPALA GRUP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Latar Belakang PT Askes menjadi BPJS Kesehatan: UU No. 24 BPJS tahun 2011, pasal 12 tentang
Lebih terperinciMANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
MANFAAT DALAM PENGATURAN PERPRES NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN Oleh dr. Kalsum Komaryani, MPPM Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 1.
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak adalah kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah keadaan sehat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan 2.1.1.1 Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi akibat adanya pengindraan terhadap objek tertentu
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SE-KABUPATEN BADUNG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 416/MENKES/PER/II/2011 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciINTISARI. Mahrita Sauriah 1 ; Yugo Susanto 2 ; Dita Ayulia 3
INTISARI PENGARUH PEMANFAATAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS BPJS PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) DI APOTEK APPO FARMA I BANJARBARU Mahrita Sauriah
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinciKONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN UUS SUKMARA, SKM, M.Epid. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bandung, 24 Agustus 2015 DASAR HUKUM UU 40/ 2004 UU 24 Tahun 2011 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciReformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia
Reformasi Sistem Jaminan Sosial Nasional di Indonesia AHMAD ANSYORI Dewan Jaminan Sosial Nasional Padang, 26 Juni 2015 1 SJSN SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial untuk kepastian
Lebih terperinciSISTEM RUJUKAN BERJENJANG, Program Rujuk Balik & PROLANIS
SISTEM RUJUKAN BERJENJANG, Program Rujuk Balik & PROLANIS DALAM ACARA SOSIALISASI PERTEMUAN CONTACT PERSON INSTANSI VERTIKAL 2 JULI 2013 1 1 Temp. 18 0 C 23 0 C Ketinggian 800 2000 DPL 2 GAMBARAN UMUM
Lebih terperinciTonang Dwi Ardyanto. Afiliasi/Pekerjaan: Direktur Pelayanan dan Diklit RS UNS
Tonang Dwi Ardyanto Pendidikan: Dokter : S1 (UNS - 1999) PhD : S2 leading to S3 (Tottori Univ Japan - 2006) SpPK : PPDS PK UNS (2011) Luar Negeri: Singapore 2010, Australia (2011), Thailand(2012) Afiliasi/Pekerjaan:
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman i ii iii v viii ix x xi xii xiii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN SURAT PENYATAAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN INTISARI ABSTRACT Halaman i ii iii v viii ix x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
Lebih terperinciTENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
PERATURAN BERSAMA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR HK.01.08/III/980/2017 TAHUN 2017 NOMOR 2 TAHUN 2017
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER. Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan
KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PRIMER Dr. Maya A.Rusady,M.Kes,AAK Direktur Pelayanan Jakarta, 23 April 2016 1 AGENDA 1. PENDAHULUAN 2. EVALUASI 2 TAHUN JKN 3. KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU LAYANAN
Lebih terperinciImplementasi Kebijakan Untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru lahir Pada Era Jaminan Kesehatan Nasional
Implementasi Kebijakan Untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru lahir Pada Era Jaminan Kesehatan Nasional Disampaikan oleh: Mundiharno Direktur Perencanaan, Pengembangan dan MR BPJS Kesehatan Pertemuan Evidence
Lebih terperinciMATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam hal mewujudkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.42, 2016 KESRA. Sosial. Jaminan Kesehatan. Pelaksanaan.Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan penyebab kematian ketiga (10%) di dunia setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miskin (JPKMM) atau lebih dikenal dengan program Askeskin ( ) yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
Lebih terperinciMEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung
Majalah Bisnis dan Iptek Vol.8, No. 2, Oktober 2015, 67-84 Yusup, Mekanisme Kapitalisasi 2015 MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung Email: yusup@stiepas.ac.id
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014
ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014 Febrina Eky Paramitawati 1 ; Noor Aisyah, S.Farm, Apt
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara ekonomis (Ps. 1 point (1) UU Nomor 23/1992 tentang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciANALISIS BPJS KESEHATAN
ANALISIS BPJS KESEHATAN ANALISIS MENGENAI BPJS KESEHATAN Memiliki asuransi kesehatan mutlak perlunya. Karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan jatuh sakit, seberapa parah kesakitan yang diderita, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROLANIS 1. Pengertian Prolanis PROLANIS merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegratif yang melibatkan peserta, Fasilitas
Lebih terperinciPERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT
PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT Senin, 2 Januari 2014. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian karena hipertensi merupakan penyakit kronik utama yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Selain
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat (2) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
Lebih terperinciSOSIALISASI PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016
SOSIALISASI PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016 Surabaya, April 2016 Disampaikan oleh: Arif Sugiharto Kepala Unit MK & UPMP4 PT. Askes (Persero) PERPRES NO 19 & 28 TAHUN 2016 KRONOLOGIS PERUBAHAN PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal kronis, penurunan kognitif
Lebih terperinciPelaksanaan Ujicoba Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan. Oleh: Kartika Widyastuti Kepala Unit MPKP
Pelaksanaan Ujicoba Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan Oleh: Kartika Widyastuti Kepala Unit MPKP 1 DASAR PELAKSANAAN KBKP LATAR BELAKANG KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) 2.1.1 Konsep Prolanis Prolanis merupakan upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh BPJS kesehatan pada era JKN. Pada buku
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR SERI F NOMOR PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
Lebih terperincidrg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional
Pencapaian dan Tantangan Program Jaminan Kesehatan Nasional drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional Jakarta, 28 Desember 2017 1. Pendahuluan 2. Asas Dan Prinsip 3. Pencapaian JKN 4. Tantangan
Lebih terperinciPelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN
panduan praktis Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Bagi Peserta JKN 09 02 panduan praktis Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN
PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA BPJS KESEHATAN Madiun, 11 Maret 2014 KARTU YANG BERLAKU 1. Kartu Askes eksisting ( eks Askes Sosial ) 2. Kartu JPK Jamsostek ( eks Jamsostek ) 3. Kartu Jamkesmas
Lebih terperinciAkses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS. Dr. E. Garianto, M.Kes
Akses Pelayanan Kesehatan di Era BPJS Dr. E. Garianto, M.Kes Sistem Jaminan Sosial Nasional Hak konstitusional setiap orang + Wujud tanggung jawab negara Konvensi ILO 102 tahun 1952 Standar minimal Jaminan
Lebih terperinciInovasi BPJS Kesehatan untuk Memperkuat Upaya Promotif Preventif yang Bersifat Perseorangan Menuju Gaya Hidup Sehat
Inovasi BPJS Kesehatan untuk Memperkuat Upaya Promotif Preventif yang Bersifat Perseorangan Menuju Gaya Hidup Sehat Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Direktur Utama Bandung, 22 Oktober 2015 2 OUTLINE 1 PENDAHULUAN
Lebih terperinciVI. PENUTUP A. Kesimpulan
VI. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Secara umum peran Dokter Puskesmas sebagai gatekeeper belum berjalan optimal karena berbagai kendala, yaitu : a. Aspek Input :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada tahap ini ditandai dengan menurunnya kemampuan kerja tubuh (Nugroho, 2007). Semakin bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Lebih terperinciSosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan
Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun 2016 RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN LENGKAP DAN SPESIFIK KETEPATAN KODING INA-CBG YANG
Lebih terperinciSOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015
SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) - BPJS KESEHATAN KOMUNITAS 2015 Benarkah? Apa yang Terjadi di Sekitar Kita? Jika ada sanakfamili, tetangga, lingkungan anda yang terkena serangan jantung/perlu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
KEBIJAKAN PENERAPAN FORMULARIUM NASIONAL DALAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI LAY OUT LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia, pada pasal 25 Ayat (1) dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ekonomis (Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009) (1). Pada saat ini telah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciCurriculum Vitae. Nama: Dr. Mawari Edy, M.Epid Alamat: Bella Cassa Residence, Depok Jawa Barat Pendidikan:
Curriculum Vitae Nama: Dr. Mawari Edy, M.Epid Alamat: Bella Cassa Residence, Depok Jawa Barat Pendidikan: Pekerjaan: Dokter, FK Undip, 1998 M.Epid, FKM UI, 2009 Pusat Kesehatan Haji, Sekretaris Jendral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan diwajibkan melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatannya dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen
Lebih terperinci